makalah pancasila sebagai filsafat

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara harus mempunyai dasar negara. Dasar negara merupakan fundamen atau pondasi dari bangunan negara. Kuatnya fundamen negara akan menguatkan berdirinya negara itu. Kerapuhan fundamen suatu negara, beraikbat lemahnya negara tersebut. Sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara (filosofische gronslag dari negara), Staats fundamentele norm, weltanschauung dan juga diartikan sebagai ideologi negara (staatsidee). Negara kita Indonesia. Dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegara ini dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideology berarti mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya. Namun, pada era globalisasi sekarang iini tidak sedikit masyarakat yang mengetahui bahkan memaknai apa kedudukan pancasila sebagai dasar dan idiologi negara. Masyarakat sekarang seperti kehilangan pandangan hidup yang sesungguhnya. B. Rumusan Masalah

Upload: bayumu

Post on 04-Mar-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Setiap negara harus mempunyai dasar negara. Dasar negara merupakan fundamen atau pondasi dari bangunan negara. Kuatnya fundamen negara akan menguatkan berdirinya negara itu. Kerapuhan fundamen suatu negara, beraikbat lemahnya negara tersebut. Sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara (filosofische gronslag dari negara), Staats fundamentele norm, weltanschauung dan juga diartikan sebagai ideologi negara (staatsidee).

Negara kita Indonesia. Dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegara ini dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara iniharus tetap kuat dan kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideology berarti mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.

Namun, pada era globalisasi sekarang iini tidak sedikit masyarakat yang mengetahui bahkan memaknai apa kedudukan pancasila sebagai dasar dan idiologi negara. Masyarakat sekarang seperti kehilangan pandangan hidup yang sesungguhnya.

B.Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan rimusan masalah sebagai berikut;1.Apa penngertian filsafat pancasila?2. Apa dan bagamaina kedudukan pancasila sebagai

dasar dan idiologi negara?3.Apa dan bagamaina pengamalan nilai-nilai

pancasila dalam kehidupan sehari-hari?

C.Tujuan1.Menngetahui apa yang dimaksud dengan filsafat

pancasila.2.Megetahui kedudukan pancasila sebagai idiologi

negara.3.Menngetahui bagaimana pengamalan nilai-nilai

pancaila dalam kehidupan sehari-hariBAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Filsafat Pancasila

Pengertian Filsafat Pancasila Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannya definisifilsafat dalam filsafat Pancasila telah diubah dan diinterpretasi berbeda oleh beberapa filsuf Indonesia. Pancasila dijadikan wacana sejak 1945.Filsafat Pancasila senantiasa diperbarui sesuai dengan “permintaan” rezim yang berkuasa, sehinggaPancasila berbeda dari waktu ke waktu.

Filsafat Pancasila AsliPancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat. Hal ini merujuk pidato Sukarno di BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni Universitas di Eropa, di mana filsafat barat

merupakan salah satu materi kuliah mereka. Pancasila terinspirasi konsep humanisme, rasionalisme, universalisme, sosiodemokrasi, sosialisme Jerman, demokrasi parlementer, dan nasionalisme

Filsafat Pancasila versi Soekarno Filsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh Sukarno sejak 1955 sampai berakhirnya kekuasaannya (1965). Pada saat itu Sukarno selalumenyatakan bahwa Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam).Menurut Sukarno “Ketuhanan” adalah asli berasal dari Indonesia, “Keadilan Soasial” terinspirasi dari konsep Ratu Adil. Sukarno tidak pernah menyinggung atau mempropagandakan “Persatuan”.

Filsafat Pancasila versi SoehartoOleh Suharto filsafat Pancasila mengalami Indonesiasi. Melalui filsuf-filsuf yang disponsori Depdikbud, semua elemen Barat disingkirkan dan diganti interpretasinya dalam budaya Indonesia, sehingga menghasilkan “Pancasila truly Indonesia”. Semua sila dalam Pancasila adalah asli Indonesia dan Pancasila dijabarkan menjadi lebih rinci (butir-butir Pancasila). Filsuf Indonesia yang bekerja dan mempromosikan bahwa filsafat Pancasila adalah truly Indonesia antara lain Sunoto, R. Parmono, Gerson W. Bawengan, Wasito Poespoprodjo, Burhanuddin Salam, Bambang Daroeso, Paulus Wahana, Azhary, Suhadi, Kaelan, Moertono, Soerjanto Poespowardojo, dan Moerdiono.

Berdasarkan penjelasan diatas maka pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma,nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.

B.Kedudukan dan Fungsi Pancasila sebagai Dasar dan Idiologi Negaraa.Kedudukan pancasila sebagai dasar negara

dapat dirinci sebagai berikut:1.Pancasila sebagai dasra negara

merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian pancasilamerupakan asas kerokhanian tertib hukum Indonesia yang dalam pembukaanUUD 1945 dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran.

2.Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945

3.Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasartertulis maupun tidak tertulis).

4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD menngandung isi yang mewajibkan pemerintah dll penyelenggara negara (termasuk para penyelenggara partai

dan gollongan fungsional) memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantumdalam pokok pikiran keempat yang bunyinya “....Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.”

5. Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi penyelenggara negara, parapelaksana pemerintahan (juga para penyelennggara [artai dan golongan fungsional). Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggara an negara, karena masyarakat dan negara Indonesia senantiasa tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat. Dengan ssemangat yang bersumber pada asas kerokhanian negara sebagai pandanganhidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan asas kerokhanian negara.

Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentuk negara bahwa tujuan utama dirumuskannya pancasila adalah sebagaidasar negara Republik Indonesia. Oleh karena itu fungsi pokok pancasila adalah sebagai dasar negara RI. Hal

ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, pernah ditetapkan dalam ketetapan No.XX/MPRS/1996 demikian juga dalam ketetapan No. V/MPR/1973. Dijelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kebatinan serta watak dari bangsa Indonesia. Selanjutnya dikatakan bahwatersebut meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawantahan dari budi nurani manusia. Dalam proses reformasi dewasaini MPR melalui sidang istimewa tahun 1998, mengembalikan kedudukan pancasila sebagai dasar negara RI yangtertuang dalam Tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segalaagenda dalam proses reformasi, meliputi berbagai bidang selain mendasarkan pada kenyataan aspirasi rakyat (sila IV) juga harus mendasar pada nilai-nilai yanng terkandung dalam pancasila. Reformasi tidak

mungkin menyimpang dari nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, Kerakyatan serta keadilan, bahkan bersumber kepadanya.

b.Pancasila sebagai idiologi bangsa dan negaraManusia dalam mewujudkan tujuannya untukmeningkatkan harkat dan martabatnya, dalam kenyataannya senantiasa membutuhkan orang lain. Oleh karena itu,manusia membutuhkan suatu lembaga bersama untuk melindungi haknya, dan dalam pengertian ilmiah manusia membentuk suatu negara. Negara sebagai lembaga kemasyarakatan, sebagai organisasi hidup manusia senantiasa memiliki cita-cita harapan, ide-ide serta pemikiran-pemikiran yang secara bersama merupakan suatu orientasi yang bersifat dasariah bagi semua tindakan dalam hidup kenegaraan. Kompleks pengetahuan yang berupa idde-ide, pemikiran-pemikiran, gagasan-gagasan, harapan serta cita-cita tersebut merupakan suatu nilai yang dianggap benar dan memiliki derajad yang tertinggi dalam suatu negara. Hal ini merupakan suatu landasan bagi seluruh

warga negara unuk memahami alam serta menentukan sikap dasar untuk bertindak dalam hidupnya. Pada hakikatnya idiologimerupakan hasil refleksi manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat dialektis antara idiologi denngan masyarakat negara. Di satu pihak membuat idiologi semakin reallistis dan di pihak lain mendorong masyarakat makin mendekati bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkancara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya (Poespowardojo, 1991).Dengan demikian idiologi sangat menentukan eksistensi suatu bangsa dan negara untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembangunan. Hal ini disebabkan dalam idiologi terkandung suatu orientasi praksis. Selain sebagai sumber motivasi idiologi juga merupakan sumber semangat dalam berbagai kehidupanbernegara. Idiologi akan menjadi realistis manakala terjadi orientasi yang bersifat dinamis antara masyarakat bangsa dengan idiologi, dengan demikian idiologi akan bersifat terbuka antisipatif bahkan bersifat reformatif dalam arti senantiasa mampu mengadaptasi

perubahan-perubahan sesuai dengan aspirasi bangsanya. Namun jika idiologi diletakkan sebagai nilai yang sakral bahkan diletakkan sebagai alat legitimasi kekuasaan maka dapat dipastikan idiologi akan menjadi tertutup, kaku, beku, dogmatis, dan menguasai kehidupan bangsanya. Oleh karena itu agar idiologi benar-benarmampu menampung aspirasi para pendukungnya untuk mencapai tujuan dalambermasyarakat dan bernegara maka idiologi haruslah bersifat dinamis, terbuka, antisipatif yang senantiasa mampu mengadaptasikan dirinya dengan perkembangan zaman. Inilah peran pentingidiologi bagi banga dan negara agar bangsa dapat mempertahankan eksistensinya.

C.Pengamalan Nilia-nilai Pancasila dalam Kehidupan sehari-hari

Pancasila tidak akan memiliki makna tanpa pengamalan. Pancasila bukan sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa. Tetapi, Pancasila adalah acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Olehkarena itu, kita wajib mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Tingkah laku sehari-hari kita harus mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila.

Untuk mengamalkan Pancasila kita tidak harus menjadi aparat negara. Kita juga tidak harus menjadi tentara dan mengangkat senjata. Kita dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.Kita dapat memulai dari hal-hal kecil dalam keluarga. Misalnya melakukan musyawarah keluarga. Setiap keluarga pasti mempunyai masalah. Nah, masalah dalam keluarga akan terselesaikan dengan baik melalui musyawarah.Kalian dapat belajar menyatukan pendapat dan menghargai perbedaan dalam keluarga. Biasakanlah melakukannya dalam keluarga.Dalam lingkungan sekolah pun kita harus membiasakan bermusyawarah. Hal ini penting karena teman-teman kita berbeda-beda. Berbagai perbedaan akan lebih mudah disatukanbermusyawarah. Permasalahan yang berat pun akan terasa ringan. Keputusan yang diambil pun menjadi keputusan bersama. Hal itu akan mempererat semangat kebersamaan di sekolah. Tanpa musyawarah, perbedaan bukannya saling melengkapi. Tetapi, justru akan saling bertentangan. Oleh karena itu, kita harus terbiasa bermusyawarah di sekolah. Kerukunan hidup di lingkungan sekolah akan terjaga. Dengan demikian, kalian tidak akan kesulitan menghadapi dalam lingkungan yang lebih luas. Berawal dari keluarga kemudian meningkat dalam sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.

1. Pengamalan Pancasila dalam Rangka Menghargai Perbedaan Pancasila dirumuskan dalam semangat kebersamaan. Salah satunya terwujud dalam sikap menghargai perbedaan. Perbedaan pendapat tidak menjadi hambatan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Hal itumerupakan sikap yang harus kita tiru. Pada waktu itu bangsa Indonesia belum memiliki dasar negara. Tetapi, sikap para tokoh telah mencerminkan semangat kebersamaan dan jiwa ksatria. Mereka bersedia menerima perbedaaan apa pun ketika proses perumusan dasar negara berlangsung. Nah, sekarang kita telah memiliki Pancasila sebagai dasar negara yang kuat. Kekuatan Pancasila telah terbukti selama berdirinya negara Indonesia. Pancasilamampu menyatukan seluruh bangsa Indonesia. Pancasila juga mampu bertahan menghadapi rongrongan pemberontak. Oleh karena itu, kitaharus bangga memiliki dasar negara yang kuat.Kita harus dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah menghargai perbedaan. Kita harus memiliki sikap menghargai perbedaan seperti dalam perumusan Pancasila. Kita harusmenyadari bahwa negara kita terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku Bangsa memiliki ragam budaya yang berbeda. Perbedaansuku bangsa dan budaya bukan menjadi penghalang untuk bersatu. Tetapi, justru

perbedaan itu akan menjadikan persatuan negara kita kuat seperti Pancasila.

2. Pengamalan Pancasila dalam Wujud Sikap Toleransi Mengamalkan pancasila sebagai pandangan hidupbangsa (falsafah hidup bangsa) berarti melaksanakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari , menggunakan pancasila sebagai petunjuk hidup sehari-hari , agar hidup kita dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahir dan batin.

Pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari ini adalah sangat penting karena dengan demikian diharapkan adanya tata kehidupan yang serasi (harmonis).Bahwa pengamalan pancasila secara utuh (5 sila) tersebut adalah merupakan menjadi syarat penting bagi terwujudnya cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pedoman pelaksanaan pengamalan pancasila dilakukan agar Pancasila sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh segenap warga negara, baik dalam kehidupan orang seorang maupun dalam kehidupan kemasyarakatan. Oleh sebab itu, diharapkan lebih terarah usaha-usaha pembinaan manusia Indonesia agar menjadi insan Pancasila dan pembangunan bangsa untuk mewujudkan masyarakat Pancasila.

1. Jalur-jalur yang digunakan1) Jalur pendidikanPendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pengamalan Pancasila, baik pendidikan formal (sekolah-sekolah) mapun pendidikan nonformal (di keluarga dan lingkungan masyarakat), keduanya sangat erat kaitanya dengan kehidupan manusia.Dalam pendidikan formal semua tindak-perbuatannya haruslah mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam pendidikan keluarga pengamalan Pancasila harus ditanamkan dan dikembangkan sejak anak-anak masih kecil, sehingga proses pendarah-dagingan nilai-nilai Pancasila dengan baik dan menuntut suasana keluarga yang mendukung.Lingkungan masyarakat juga turut menentukansehingga harus dibina dengan sungguh-sungguh supaya menjadi tempat yang subur bagi pelaksanaan pengamalan Pancasila.Melalui pendidikan inilah anak-anak didik menyerap nilai-nilai moral Pancasila. Penyerapan nilai-nilai moral Pacasila diarahkan berjalan melalui pemahaman dari pemikiran dan dan pengamalan secara pribadi. Sasaran pelaksanaan pedomaan pengamalan Pancasila adalah perorangan, keluarga, masyarakat, baik dilingkungan tempat tinggal masing-masing, maupun di lingkungan tempat bekerja.2) Jalur media massa

Peranan media massa sangat menjanjikan karenapengaruh media massa dari dahulu sampai sekarang sangat kuat, baik dalam pembentukan karakter yang positif maupun karakter yang negatif, sasaran media massa sangat luas mulai dari anak-anak hingga orang tua. Sosialisasi melalui media massa begitu cepat dan menarik sehingga semua kalangan bisa menikmati baik melalui pers, radio, televisi dan internet. Hal itu membuka peluang besar golongan tertentu menerima sosialisasi yang seharusnya belum saatnya mereka terima dan juga masuknya sosialisasi yang tidak bersifatmembangun. Media massa adalah jalur pendidikan dalam arti luas dan peranannya begitu penting sehingga perlu mendapat penonjolan tersendiri sebagai pola pedoman pengamalan Pancasila. Sehingga dalam menggunakan media massa tersebut harus dijagaagar tidak merusak mental bangsa dan harus seoptimal mungkin penggunaannya untuk sosialisasi pembentukan kepribadian bangsa yang pancasilais. Jadi, untuk sosialisasi-sosialisasi yang mengancam penanaman pengamalan Pancasila harus disensor.3) Jalur organisasi sosial politikPengamalan Pacansila harus diterapkan dalam setiap elemen bangsa dan negara Indonesia. Organisasi sosial politik adalah wadah pemimpin-pemimpin bangsa dalam bidangnya masing-masing sesuai dengan keahliannya,

peran dan tanggung jawabnya. Sehingga segala unsur-unsur dalam organisasi sosial politik seperti para pegawai Republik Indonesia harusmengikuti pedoman pengmalan Pancasial agar berkepribadian Pancasila karena mereka selainwarga negara Indonesia, abdi masyarakat juga sebagai abdi masyarakat, dengan begitu maka segala kendala akan mudah dihadapi dan tujuanserta cita-cita hidup bangsa Indonesia akan terwujud. 2. Penciptaan suasana yang menunjang1) Kebijaksanaan pemerintah dan peraturan perundang-undanganPenjabaran kebijaksanaan pemerintah dan perundang-undangan merupakan salah satu jaluryang dapat memperlancar pelaksanaan pedoman pengamalan pancasila dimana aspek sanksi ataupenegakan hukm mendpat penekanan khusus.2) Aparatur negaraRakyat hendaklah berpartisipasi aktif di dalam menciptakan suasana dan keadaan yang mendorong pelaksanaan pedoman pengamalan Pancasila. Dan aparatur pemerintah sebagai pelaksana dan pengabdi kepentingan rakyat harus memahami dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pengamalan Pacasila perlu disediakan dan memfungsikan lembaga-lembaga kenegaraan, khususnya lembaga penegak hukum dalam menjamin hak-hak warga negaranya dan

melindungi dari perbutan-perbuatan tercela.3) Kepemimpinan dan pemimpin masyarakatPeranan kepemimpinan dan pemimpin masyarakat,baik pemimpinformal maupun informal sangat penting dalam pelaksanaan pedoman pengamalan. Mereka dapat menyampaikanbagaimana pola Dengan pelaksanaan pedoman pengamalan Pancasila dan menyuruh bawahan atau umatnya untuk mengikuti pola pedoman pelaksanaan Pancasila. begitu Pengamalan pancasila akan tetep les

A. Pedoman Pengamalan PancasilaPedoman dalam penghayatan dan pengamalan pancasila dituangkan dalam ketetapan No.II/MPR/1978. Penjabaran ketetapan MPR itu adalah (Noor Ms. Bakry: 1994, 183-185):1. Sila ketuhanan Yang Maha Esa1) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agamanya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.2) Mengembangkan sikap hormat menghormati danbekerjasama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.3) Mengembangkan saling hormat menghormati kemerdekaan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.4) Menghargai setiap bentuk ajaran agama, dantidak boleh memaksakan suatu agama dan

kepercayaan kepada orang lain.2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab1) Mengakui dan memperlakukan manusia dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.2) Memandang persamaan derajat, hak dan kewajiban antara sesama manusia tanpa membedakan suku, turunan dan kedudukan sosial.3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tepa selira dan tidak semena-mena terhadap orang lain.4) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,gemar melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaandan berani membela kebenaran dan keadilan.5) Merasa sebagai bagian dari seluruh umat manusia dan karena itu berkewajiban mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa-bangsa lain.3. Sila persatuan indonesia1) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negaradi atas kepentingan pribadi dan golongan.2) Cinta tanah air dan bangsa Indonesia, sehingga sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa, apabila diperlukan.3) Bangga sebagai bangsa Indonesia ber-Tanah air Indonesia dalam rangka memelihara ketertiban dunia.4) Mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan

atas dasar Bhinneka Tunggal Ika dalam memajukan pergaulan hidup bersama.4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan1) Sebagai warga negara dan warga-masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.2) Keputusan yang menyangkut kepentingan bersama terlabih dahulu diadakan musyawarah, dan keputusan musyawarah diusahakan secara mufakat, diliputi oleh semangat kekeluargaan.3) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap hasil keputusan musyawarah dan melaksanakannya dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab.4) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat danhati nurani yang luhur, dengan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, serta tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.5) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkatdan martabat manusia, serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.5. Sila keadilan bagi seluruh rakyat indonesia1) Menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat indonesia.2) Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang

luhur menceminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.3) Bersikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati ha-hak orang lain.4) Memupuk sikap suka memberi pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan agar dapatberdiri sendiri, tidak menggunakan hak milik untuk pemerasan, pemborosan, bergaya hidup mewah dan perbuatan lain yang bertentangan dan merugikan kepentingan umum.5) Memupuk sikap suka bekerja keras dan menghargai karya orang lain yang bermanfaat, serta bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan kesejahteraan bersama.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum, meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, mewujudkancita-cita hukum bagi hukum dasar negara, mengandung norma dan merupakan sumber semangat bagi UUD 1945. Sedangkan pancasilasebagai idiologi bangsa merupaka landasan bagi seluruh warga negara, menentukan eksistensi suatu bangsa dan negara, sumber motivasi, mampu menampung aspirasi para pendukungnya. Pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapatdilakukan dengan membiasakan diri bemusyawarah. Diawali dalam lingkup keluaarga kemudian menuju ke sekolah dan lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan.Pendidikan Pancasila.2010.paradigma:yogyakarta