makalah menu untuk pjk
TRANSCRIPT
MAKALAH
BERBAGAI JENIS MENU UNTUK PENYAKIT JANTUNG KORONER
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6 (DIV):
DANIEL NUGRAHA
NILA AFRIANI
NENO CHANDRA PRAWIRO
RISNA ZAIFA
SYIFA AULIA
WENI ASMARA
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM
JURUSAN GIZI
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga tugas mata kuliah
patologi lanjut yaitu “Menyusun makalah tentang berbagai jenis
menu yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner” bisa
diselesaikan tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada dosen
pembimbing mata kuliah patologi lanjut yang telah membimbing
serta mengarahkan kami dalam memahami berbagai hal yang
berkaitan dengan penyakit pada manusia.
Pada makalah ini akan dibahas tentang hal-hal yang
berkaitan dengan penyakit jantung koroner baik itu jenis diet
yang diberikan maupun menu untuk penderita penyakit jantung
koroner.
Semoga makalah ini memberikan manfaat kepada para pembaca,
terutama dalam memahami dan mengetahui tentang pengertian
serta menu untuk penyakit jantung koroner. Penyusun makalah
ini sadar bahwa makalah ini mempunyai banyak kekurangan
sehingga kritik serta saran dari pembaca sangat diharapkan
demi kesempurnaan susunan dan isi makalah.
Rabu, 03 Desember 2014
Tertanda
Penyusun Makalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan
BAB II PEBAHASAN
A. Definisi Penyakit Jantung Koroner
B. Faktor-faktor Resiko Penyebab PJK
1. Faktor Resiko yang Tidak Dapat Diubah (Unchangeable
Risk Factors)
2.Faktor Resiko yang Dapat Diubah (Changeable Risk Factors)
C. Pengaturan Diet pada penderita jantung Koroner
D. Makanan yang Boleh dan tidak Boleh Diberikan Bagi Penderita
Penyakit Jantung Koroner
E. Berbagai jenis menu untuk penyakit jantung koroner
1. Menu sehari Diet Jantung II
2. Menu sehari Diet Jantung III
3. Menu sehari Diet Jantung IV
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Jantung merupakan mesin pompa darah yang berukuran kira-
kira sebesar kepalan tangan kanan, dan berbentuk seperti
kerucut. Jantung terbagi menjadi empat ruangan yaitu dua
ruangan atas yang disebut atrium (serambi) dan dua ruang bawah
yang disebut ventrikel (bilik), (Irawan, 1998). Menurut WHO
Coronary Heart Desease (PJK) adalah ketidaksanggupan jantung, akut
maupun kronik yang timbul karena kekurangan suplai darah pada
miokardium sehubungan dengan proses penyakit pada sistem nadi
koroner dan menurut American Heart Organitation (AHA), PJK merupakan
kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner
dimana terdapat penebalan dinding dalam pembuluh darah
disertai adanya plak yang akan mengganggu aliran darah ke otot
jantung. Kemudian terjadi kerusakan otot jantung yang
akibatnya dapat menggangu fungsi jantung, (Fahmi, 2004).
Penderita penyakit jantung mempunyai resiko mengalami
kematian mendadak, sehingga penyakit ini tergolong berbahaya.
Upaya menurunkan resiko terjadinya panyakit jantung,
terjadinya kematian akibat penyakit jantung, serta upaya
penyembuhan penyakit jantung secara bertahap dapat dilakukan
melalui beberapa cara, salah satunya yaitu dengan cara
mengatur diet pasien. Untuk pengaturan diet diperlukan
pengetahuan tentang berbagai menu yang cocok diberikan pada
penderita penyakit jantung koroner. Sehingga penulis pada
makalah ini akan membahas berbagai menu tentang penyakit
jantung koroner.
1.2. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Jantung Koroner?
b. Faktor resiko apa saja yang menjadi penyebab timbulnya
Penyakit Jantung Koroner?
c. Bagaimanakah pengaturan diet pada penderita jantung
Koroner?
d. Makanan apa sajakah yang boleh dan tidak boleh diberikan
bagi penderita Penyakit Jantung Koroner?
e. Apa sajakah jenis menu untuk penyakit jantung koroner?
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi Penyakit Jantung Koroner.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor resiko penyebab Penyakit
Jantung Koroner.
c. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan diet pada penderita
Jantung Koroner.
d. Untuk mengetahui makanan yang boleh dan tidak boleh
diberikan bagi penderita Penyakit Jantung Koroner.
e. Untuk mengetahui berbagai jenis menu untuk penyakit
jantung koroner.
BAB II
PEBAHASAN
A. Definisi Penyakit Jantung Koroner
Jantung merupakan mesin pompa darah yang berukuran kira-
kira sebesar kepalan tangan kanan, dan berbentuk seperti
kerucut. Jantung terbagi menjadi empat ruangan yaitu dua
ruangan atas yang disebut atrium (serambi) dan dua ruang bawah
yang disebut ventrikel (bilik), (Irawan, 1998).
Menurut WHO Coronary Heart Desease (PJK) adalah ketidaksanggupan
jantung, akut maupun kronik yang timbul karena kekurangan
suplai darah pada miokardium sehubungan dengan proses penyakit
pada sistem nadi koroner dan menurut American Heart Organitation
(AHA), PJK merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh
darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding dalam
pembuluh darah disertai adanya plak yang akan mengganggu
aliran darah ke otot jantung. Kemudian terjadi kerusakan otot
jantung yang akibatnya dapat menggangu fungsi jantung, (Fahmi,
2004).
Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang diakibatkan
oleh penyempitan pembuluh darah arteri koroner yang memeberi
pasokan zat makanan dan O2 ke otot-otot jantung terutama bilik
kiri yang memompa darah ke seluruh tubuh, (Sani, 2001).
Penyakit jantung koroner dapat memberikan manifestasi
klinis yang berbeda-beda. Untuk menentukan manifestasi
klinisnya, perlu dilakukan pemeriksaan yang seksama. Dengan
memperhatikan klinis penderita, riwayat perjalanan penyakit,
pemeriksaan fisik, elektrokardiografi saat istirahat, foto
dada, dan pemeriksaan enzim jantung dapat membedakan subset
klinis PJK, (Joewono, 2003).
Gambaran klinik adanya PJK dapat berupa angina pectoris,
infark miokardium (akut miokard infark), payah jantung (iskemic
heart diseases) dan mati mendadak (sudden death). Pada umumnya
gangguan suplai darah arteri koronaria dianggap berbahaya bila
terjadi penyempitan sebesar 70% atau lebih pada pangkal atau
cabang utama arteri koronaria. Penyempitan yang kurang dari
50% kemungkinan belum menampakkan gangguan yang berarti.
Keadaan ini tergantung kepada beratnya arterisklerosis dan
luasnya gangguan dan apakah serangan itu lama atau masih baru,
(Bustan, 2000).
1. Angina Pectoris
Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan
sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau rasa berat di
dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Hal ini sering
timbul saat pasien melakukan aktifitas dan segera hilang saat
aktifitas dihentikan.
Angina pectoris biasanya berkaitan dengan PJK aterosklerotik
tetapi dalam beberapa kasus dapat merupakan kelanjutan dari
aterosklerosis aorta berat, insufiensi atau hipertropi
kardiomiopati tanpa disertai obstruksi, aortitis sifilitika,
peningkatan kebutuhan metabolik (seperti hipertiroidisme atau
pasca pengobatan tiroid), anemia yang jelas takikardia
proksimal dengan frekuensi ventrikuler cepat, emboli atau
spasme koroner), (Mansjoer, 2001).
Nyeri dada yang khas dari angina pectoris ialah rasa
tertekan, seperti merasa terpilin, sperti terbakar (panas yang
berpusat di daerah retrostenal (dibalik tulangsternum yang berada
ditengah-tengah dada) yang bisa menjalar kelengan kiri, leher,
bahu dan punggung. Dalam hal ini angina pectoris bisa digolongkan
menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
a. Angina pectoris stabil, yaitu gejala yang timbul frekuensinya
tetap, baik lamanya maupun kadar pencetusnya.
b. Angina pectoris tidak stabil, yaitu pola gejala yang timbul
berubah-ubah, baik frekuensinya, lamanya, maupun kenyerian
yang dirasakan.
c. Angina prinzmental, yang biasanya timbul sewaktu sedang
beristirahat. Biasanya disebabkan oleh spasme pembuluh darah
koroner.
Secara elektrokardiografi (EKG), timbulnya angina pectoris
sering pula dibarengi dengan depresi segmen ST dan inversi
gelombang T. Kelainan segmen ST (depresi segmen ST) sangat
nyata pada pemeriksaan uji beban masuk (Irawan, 1998).
2. Infark Miokard Akut/Acute Myocardial Infraction (serangan jantung)
Acute myocard infraction atau serangan jantung akut umumnya
disebabkan oleh penyumbatan pembuluh arteri koroner secara
tiba-tiba, karena pecahnya plak lemak ateroskeloris pada
arteri koroner. Plak lemak tersebut menjadi titik-titik lemah
dari arteri itu dan cenderung untuk pecah. Pada waktu pecah,
gumpalan cepat terbentuk dan mengakibtkan penghambatan
(okulasi) arteri yang menyeluruh, serta memutuskan aliran
darah ke otot jantung. Ini mengakibatkan rasa sakit dada yang
hebat pada pusat dada dan menyebar sampai lengan atau leher
(Joewono, 2003).
3. Ischemic Heart Disease (payah jantung)
Ischemic Heart Disease adalah suatu keadaan dimana terjadi
pengurangan oksigen secara temporer pada jantung yang
disebabkan oleh penyempitan pembuluhdarah atau karena penyakit
tertentu. Ischemic ini ada yang disebut sebagai silent ischemic
dimana penderitanya tidak merasakan gejala yang timbul
(Andari, 2001).
Payah jantung terjadi karena denyut jantung sudah
sedemikian lemahnya sehingga jantung tidak lagi dapat memompa
darah dengan baik. Rasa sakit akibat payah jantung bertahan
berjam-jam. Gejala yang timbul ialah gelisah, pusing, keringat
dingin, gangguan gastro intestinal (muntah, diare, mual) dan
shock yang menyebabkan tensi turun serta nadi cepat, (Bustan,
2000).
4. Kematian Mendadak (sudden death)
Kematian mendadak (sudden death) terjadi pada 50% penderita
yang tanpa keluhan sebelumnya. Sedangkan selebihnya disertai
keluhan yang mati mendadak 6 jam setelah keluhan. Proses mati
mendadak ini dimulai dengan trombosis pembuluh darah koroner
yang disusul dengan nekrosis yang disertai aritmia ventrikel
(Bustan, 2000).
Salah satu unsur dalam makanan adalah lemak. Lemak tidak dapat
larut dalam darah kecuali terikat oleh protein tertentu. Lemak
akan mengalami pemecahan asam lemak bebas, trigliserida dan
kolesterol.
Selama dalam peredaran darah ada kecenderungan kolesterol
menempel pada dinding pembuluh darah sehingga mempersempit
pembuluh darah, menjadi tidak lancar dan lemak terlarut dalam
darah sehingga tidak mencukupi proses metabolisme dan
mengganggu keseimbangan kebutuhan oksigen dan penyediaan
oksigen. Penyempitan ini dapat menyebabkan penyumbatan
pembuluh darah. Bila penyumbatan ini terjadi di pembuluh
koronaria dinamakan penyakit jantung koroner.
B. Faktor-faktor Resiko Penyebab PJK
Faktor resiko adalah semua faktor penyebab (etiologi)
ditambah dengan faktor epidemiologi yang berhubungan dengan
terjadinya suatu penyakit. Secara garis besar faktor resiko
dapat dibagi 2 (dua) yaitu, faktor resiko yang tidak dapat
diubah dan faktor resiko yang dapat diubah.
3. Faktor Resiko yang Tidak Dapat Diubah (Unchangeable Risk
Factors)
Faktor-faktor resiko yang tidak dapat diubah terdiri dari
keturunan, jenis kelamin, umur dan stress.
a. Keturunan
Keturunan mengambil peranan penting dalam menentukan resiko
alamiah dari PJK. Penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang
mempunyai anggota keluarga menderita PJK di bawah umur 55
tahun menunjukkan bahwa ada anggota lain dari keluarga
tersebut yang mempunyai penyakit jantung yang bersifat
premature.
Beberapa kelompok keluarga yang mempunyai predisposisi PJK
adalah ayah (37%), ibu (9,98%), saudara sekandung (27,6%),
saudara kembar laki-laki ( 43%) dan saudara kembar perempuan
21%, (Bustan, 2000).
b. Jenis Kelamin
Pria lebih sering terkena serangan jantung dibandingkan
wanita, setelah manopause frekuensinya sama antara pria dan
wanita. Pria beresiko terkena PJK setelah berusia 40 tahun,
sedangkan wanita setelah berusia 50 tahun. Wanita lebih
terlindungi dari PJK mungkin karena hormon estrogen pada
wanita (Soeharto, 200)
Pravalensi PJK lebih tinggi pada laki-laki dari pada
wanita. Pada umur 45-54 tahun rasio terkena PJK pada laki-laki
6 kali dari pada wanita. Pada umur 50 tahun ASDR laki-laki dan
wanita akibat PJK tidak berbeda, dan pada umur 80 tahun ASDR
pada kedua jenis kelamin sama (Sitepu, M, 1997).
c. Umur
Jelas sekali umur merupakan faktor yang amat berpengaruh
terhadap terjadinya PJK, terutama terhadap terjadinya
pengendapan aterosklerosis pada arteri koroner. Saluran arteri
koroner ini dapat dibandingkan dengan saluran pipa ledeng,
makin tua umurnya makin besar kemungkinan timbulnya ”kerak” di
dindingnya, yang menyebabkan terganggunya aliran dalam pipa
(Soeharto,2000).
d. Stress
Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan
katekolamin yang tinggi dan dapat berakibat mempercepat
kekejangan arteri koroner, sehingga suplai darah ke otot
jantung terganggu. Dalam jangka panjang, terlalu banyak
peristiwa yang menegangkan dalam satu tahun dapat menjadi awal
serangan jantung (Payne, 1995).
4. Faktor Resiko yang Dapat Diubah (Changeable Risk Factors)
a. Hipertensi
Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus beban
pembuluh arteri perlahan-lahan. Arteri mengalami proses
pengerasan, menjadi tebal dan kaku, sehingga mengurangi
elastisitasnya. Tekanan darah yang terus menerus tinggi dapat
pula menyebabkan dinding arteri rusak atau luka dan mendorong
proses terbentuknya pengendapan plak pada arteri koroner
(aterosklerosis). Proses ini menyempitkan lumen yang terdapat
pada pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi terhalang.
Dengan demikian hipertensi merupakan salah satu resiko PJK
(Soeharto, 2000).
b. Kolesterol
Kolesterol dalam zat makanan yang kita makan meningkatkan
kadar kolesterol dalam darah. Sejauh pemasukan ini masih
seimbang dengan kebutuhan, tubuh akan tetap sehat, tetapi
kelebihan kolesterol dapat mengendap di dalam pembuluh darah
arteri, sehingga menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang
dikenal aterosklerosis, sehingga menyebabkan suplai darah ke
otot jantung tidak cukup jumlahnya sehingga timbul sakit atau
nyeri dada yang disebut angina, bahkan dapat menjurus ke
serangan jantung (Soeharto, 2000).
c. Pola Makan
Pola makan adalah frekuensi jumlah serta jenis makanan yang
dikonsumsi. Tujuannya untuk mencapai serta memelihara
kesehatan dan status gizi optimal, untuk itu tubuh perlu
mengkonsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
yang seimbang sesuai Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
Yang dimaksud dengan PUGS adalah pedoman dasar tentang gizi
seimbang yang disusun sebagai penuntun pada perilaku konsumsi
makanan di masyarakat secara baik dan benar.
Berdasarkan fungsi utama zat gizi makanan harus mengandung
sumber energi, sumber protein dan sumber zat pengatur. Untuk
memudahkan penyusunan menu sehari-hari yang bervariasi dan
bergizi dapat digunakan daftar bahan makanan penukar. Penukar
ini dapat digunakan dalam keadaan sehat maupun sakit
(Almatsier, 2004).
d. Merokok
Asap merokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran
zat-zat seperti adrenalin, zat ini merangsang denyutan jantung
dan tekanan darah. Asap rokok mengandung karbon monoksida
(CO2) yang memiliki kemampuan jauh lebih kuat dari pada sel
darah merah untuk menyerap oksigen, sehingga menurunkan
kapasitas darah merah tersebut untuk membawa oksigen ke
jaringan-jaringan termasuk jantung (Irawan, 1998).
e. Diabetes melitus
Diabetes menyebabkan faktor resiko PJK yaitu bila kadar
glukosa darah naik, terutama bila berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, gula darah tersebut dapat mendorong terjadinya
pengendapan (arterosklerosis) pada arteri koroner. Diabetes
yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam
darah cenderung menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida.
Kadar glukosa darah stabil berkisar antara 70-140 mg/dl. Jika
kadar glukosa darah melebihi angka tadi maka dapat dipastikan
jika seseorang telah positif menderita diabetes melitus
(Vitahealth, 2004).
f. Kegemukan dan kurang aktivitas
Kegemukan dan kurang aktivitas merupakan salah satu faktor
risiko PJK, namun berbeda dengan faktor risiko yang lain,
kegemukan mendorong timbulnya faktor risiko yang lain seperti
diabetes melitus, hipertensi yang pada taraf selanjutnya
meningkatkan risiko PJK. Tekanan darah tinggi tidak jarang
terjadi pada penderita obesitas. Kelebihan berat badan memaksa
jantung bekerja lebih keras. Adanya beban ekstra bagi jantung
itu, ditambah dengan terjadinya pengerasan pembuluh darah
arteri koroner, cenderung mendorong terjadinya kegagalan
jantung (Soeharto, 2000).
C. Pengaturan Diet pada penderita jantung Koroner
Pengaturan diet merupakan salah satu upaya strategis untuk
memperkecil resiko penyakit jantung koroner. Dengan
memperhatikan faktor resiko penyakit jantung koroner dan
peranan gizi dapat mengurangi resiko tersebut. Syarat diet
yang dapat diterapkan untuk penderita penyakit jantung adalah
sebagai berikut:
1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat
badan normal.
2. Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB
3. Lemak sedang yaitu 25-30% ari kebutuhan energi total, 10%
berasal dari lemak jenuh, dan 10-15% dari lemak tidak
jenuh
4. Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan
dislipidemia.
5. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan sulemen
kalium, kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
6. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi dan
edema.
7. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
Sedangkan syarat diet yang dianjurkan untuk penderita
jantung koroner menurut Krisnatuti adalah sebagai berikut :
rendah kalori (terutama bagi penderita yang terlalu gemuk),
protein dan lemak sedang, cukup vitamin dan mineral, rendah
garam bila ada tekanan darah tinggi, mudah dicerna, tidak
merangsang dan tidak menimbulkan gas, porsi kecil dan
frekuensi pemberian tergolong sering (Krisnatuti dan Yenrina,
1999).
Jenis diet yang diberikan untuk penyakit jantung adalah
sebagai berikut:
1. Diet jantung I
Diet jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung
akut seperti Miokard Infark (MCI) atau Decompensasio Kordis
berat. Diet yang diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari
selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet
ini sangat rendah energi dan semua zat gizi, sehingga
sebaiknya hanya diberikan selama 1-3 hari.
2. Diet jantung II
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau
lunak. Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung I
atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika disertai hipertensi
dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung II garam
rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium dan tiamin.
3. Diet jantung III
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan lunak atau
biasa. Diet diberikan sbagai perpindahan dari diet jantung II
atau kepada pasien jantung dengan kondisi penyakit jantung
yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan/atau
edema, diberikan sebagai diet jantung III garam rendah. Diet
ini rendah energi dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain.
4. Diet jantung IV
Diet jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet
diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung III atau
kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat.
Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai
diet jantung IV garam rendah. Diet ini cukup energi dan zat
gizi lain kecuali kalsium.
D. Makanan yang Boleh dan tidak Boleh Diberikan Bagi Penderita
Penyakit Jantung Koroner
Bahan makanan Dianjurkan Tidak DianjurkanSumber karbohidrat Beras ditim ata
disaring; roti,
mie, kentang,
makaroni, biskuit,
tepung beras/
terigu/ sagu/ aren/
sagu ambon,
kentang, gula
pasir, gula merah,
madu dan sirup.
Makanan yang
mengandung gas atau
alkohol, seperti:
ubi, singkong, tape
singkong, dan tape
ketan.
Sumber protein
hewani
Daging sapi, ayam
dengan lemak
rendah; ikan,
telur, susu rendah
lemak dalam jumlah
yang sudah
ditentukan.
Daging sapi dan
ayam yang berlemak,
gajih, sosis, ham,
hati, limpa, babat,
otak, kepiting dan
karang-karagan,
keju dan susu
penuh.Sumber protin
nabati
Kacang-kacangan
kering, seperti:
kacang kedelai dan
hasil olahannya,
seperti tahu dan
tempe.
Kacang-kacangan
kering yang
mengandung lemak
cukup tinggi
seperti kacang
tanah, kacang mete,
dan kacang bogot.Sayuran Sayurn yang tidak
mengandung gas,
Semua sayuran yang
mengandung gas,
seperti: bayam,
kangkung, kacang
buncis, kacang
panang, wortel,
tomat, labu siam
dan tauge.
seperti: kol,
kembang kol, lobak,
sawi, dan nangka
muda.
Buah-buahan Semua buah-buahan
segar seperti:
pisang, pepaya,
jeruk, semangka,
apel, melon dan
sawo.
Buah-buhan segar
yang mengndung
alkohol dan gas
seperti: durian dan
nangka matang.
Lemak Minyak jagung,
minyak kedelai,
margarine, mentega
dalam jumlah
terbatas dan tidak
untuk menggoreng
tetapi untuk
menumis. Kelapa
atau santan encer
dalam jumlah
terbatas.
Minyak kelapa dan
minyak kelapa
sawit, santan
kental
Minuman Teh encer, cokelat,
sirup
Teh/kopi kental,
minuman yang
mengandung soda dan
alkohol seperti bir
dan wiski
Bumbu Semua bumbu selain
bumbu tajam dalam
jumlah terbatas
Lombok, cabai
rawit, dan bumbu
lai yang tajam.
Makanan yang menolong bagi penderita penyakit jantung koroner
adalah sebagai berikut (Wirakusumah, 2001) :
1. Sumber antioksidan, meliputi : a. Sumber B-Karoten, yaitu
ubi jalar, wortel, labu kuning, mangga bayam dan kailan
b. Sumber vitamin E, yaitu asparagus, taoge, minyak sayur dan
kacang-kacangan
c. Sumber vitamin C, yaitu daun singkong, mangga, jeruk,
brokoli, sawi dan jambu biji.
2. Sumber asam lemak omega 3, yaitu jenis ikan laut (teri,
sarden, tenggiri dan tembang), serta minyak ikan.
3. Sumber asam folat, yaitu kacang-kacangan (kacang hijau,
kacang merah dan kacang polong), sari jeruk asli, bayam dan
hati ayam.
4. Sumber vitamin B6, yaitu pisang, daging ayam tanpa lemak,
beras merah, oatmeal dan tuna putih dalam kaleng.
5. Sumber flavonoid, yaitu melon, anggur, jeruk, pepaya,
mangga, kesemek dan jambu biji.
6. Makanan tinggi serat, yaitu serealia, kacang-kacangan,
labu, jagung, apel dan sayuran.
7. Bawang putih
8. Sumberlycopene, yaitu tomat masak
9. Minyak zaitun.
Makanan yang harus dikurangi oleh penderita penyakit
jantung koroner adalah sebagai berikut : daging berlemak,
telur, susu penuh (whole milk), jeroan, makanan tinggi
kolesterol dan lemak jenuh (Wirakusumah, 2001).
Banyak mengkonsumsi lemak hewani (lemak jenuh) akan
meningkatkan kolesterol dalam darah, dalam proses jangka
panjang akan mengakibatkan penimbunan (flak) di pembuluh darah
sehingga aliran darah ke seluruh tubuh dapat terganggu.
Apabila perubahan ini terjadi pada pembuluh darah koronaria
menyebabkan PJK (Krisnatuti dan Yenrina, 2000).
E. Berbagai jenis menu untuk penyakit jantung koroner
4. Menu sehari Diet Jantung II
Waktu Menu
Pagi Bubur nasi
Telur dadar
Sup wortel
Susu skim
Pukul 10.00 Selada buah
Siang Bubur nasi
Daging semur
Sayur bening bayam
Jeruk
Pukul 16.00 Apel
Malam Bubur nasi
Ayam panggang
Tumis kacang panjang
PepayaSumber: (Almatsier, 2010)
5. Menu sehari Diet Jantung III
Waktu Menu
Pagi Nasi tim
Telur rebus
Tahu ungkep
Sayur bening labu siam
Teh encer
Pukul 10.00 Selada buah
Siang Nasi tim
Ikan panggang
Tempe bumbu kuning
Sup oyong
Apel
Pukul 16.00 Agar-agar buah
Malam Nasi tim
Daging rolade
Tahu bacem
Tumis wortel
PepayaSumber: (Almatsier, 2010)
6. Menu sehari Diet Jantung IV
Menu yang diberikan sama dengan menu diet jantung III, yang
diubah hanya nasi tim menjadi nasi.
Sumber: (Almatsier, 2010)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menurut WHO Coronary Heart Desease (PJK) adalah
ketidaksanggupan jantung, akut maupun kronik yang timbul
karena kekurangan suplai darah pada miokardium sehubungan
dengan proses penyakit pada sistem nadi. (Fahmi, 2004).
Faktor resiko penyebab Penyakit Jantung Koroner terdiri
dari 2 faktor yaitu: tidak dapat diubah (Unchangeable Risk
Factors) dan yang dapat diubah (Changeable Risk Factors)
Syarat diet yang dianjurkan untuk penderita jantung
koroner menurut Krisnatuti adalah sebagai berikut : rendah
kalori (terutama bagi penderita yang terlalu gemuk),
protein dan lemak sedang, cukup vitamin dan mineral,
rendah garam bila ada tekanan darah tinggi, mudah dicerna,
tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, porsi kecil
dan frekuensi pemberian tergolong sering (Krisnatuti dan
Yenrina, 1999).
Jenis diet yang diberikan untuk penyakit jantung adalah
Diet Jantung I, Diet Jantung II, Diet Jantung III, dan
Diet Jantung IV.
3.2. Saran
Apabila belum terkena penyakit Jantung Koroner, sebaiknya
pola makan diatur dengan tidak mengonsumsi makanan yang
berisiko menyebabkan Penyakit Jantung Koroner secara
berlebihan.
Apabila telah terkena Penyakit Jantung Koroner, sebaiknya
mengikuti prinsip dan syarat pemberian makan untuk
penyakit Jantung Koroner, serta tidak mengonsumsi makanan
yang berisiko memperparah penyakit Jantung tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23958/3/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/705/1/08E00124.pdf?origin=publication_detail