laporan pembuatan hard candy
TRANSCRIPT
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang
Percobaan , (2) Tujuan Percobaan dan (3) Prinsip
Percobaan.
1.1 Latar Belakang
Buah merupakan sebagian kecil bahan pangan yang
dapat dimakan. Di Asia Tenggara, buah-buahan berlimpah
sepanjang tahun (Suhardjo, 1986).
Buah mudah sekali mengalami perubahan, baik
perubahan secara fisiologis, kimia, maupun secara fisik
bila tidak ditangani secara tepat yang akan
mengakibatkan penurunan mutu. Buah dapat menjadi tidak
segar lagi dalam waktu yang sangat singkat (Satuhu,
2003).
Sebagian besar buah-buahan dikonsumsi dalam
keadaan segar. Oleh karena itu diupayakan berbagai cara
untuk mempertahankan kesegaran dari buah tersebut agar
dapat bertahan lebih lama setelah masa panen (Satuhu,
2003).
Pengolahan buah-buahan menjadi salah satu
alternatif untuk mengantisipasi hasil produksi
berlimpah yang tidak dapat dipasarkan karena mutunya
rendah. Buah yang ukuran dan bentuknya tidak memenuhi
standar mutu dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam
hasil olahan seperti permen (candy), sari buah, jam,
jelly, buah kering, acar, dan sebagainya. Dengan diolah
menjadi berbagai macam produk, maka buah-buahan
tersebut akan mendapatkan nilai tambah. Teknologi
pengolahan yang digunakan pun sederhana sehingga dapat
diterapkan di pedesaan, tempat kebanyakan sentral
produksi buah (Satuhu, 2003).
Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga
disebut jambu biji, jambu siki dan jambu klutuk adalah
tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke
Indonesia melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah
yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih
atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu
dikenal mengandung banyak vitamin C (Denny, 2008).
Jambu biji dapat diolah menjadi kembang gula/ hard
candy. Menurut SNI 3457.01:1998 Kembang gula adalah jenis
makana selingan yang mengandung gula atau campuran gula
dengan pemanis lain dengan atau tanpa penambahan bahan
tambahan pangan yang diizinkan kemudian jika dikunyah
tidak akan menjadi lunak.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari pembuatan hard candy adalah untuk
mengetahui proses pembuatan hard candy dan untuk
diversifikasi produk.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip pembuatan hard candy adalah berdasarkan
peristiwa kristalisasi antara sari buah, sukrosa dan
glukosa maka bahan benjadi keras dan padat.
II BAHAN, ALAT DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan Percobaan
yang Digunakan, (2) Alat Percobaan yang digunakan dan
(3) Metode Percobaan.
2.1 Bahan-bahan Percobaan yang Digunakan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah
buah jambu biji, gula pasir, glukosa dan margarin.
2.2 Alat-alat Percobaan yang Digunakan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah
pisau, timbangan, penghancur, pH meter, panci, pemanas,
cetakan, freezer dan kompor.
III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Hasil Pengamatan
dan (2) Pembahasan.
3.1 Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembuatan
hard candy yang telah dilakukan maka diperoleh hasil
pengamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Mie Basah
No Analisa Hasil1 Basis dan Berat Awal 200 gram2 Bahan Utama Sari buah jambu biji3 Bahan Tambahan Sukrosa dan glukosa4 Berat Produk 182,2gram5 % Produk 91,1 %
6
Organoleptik
- Warna
- Rasa
- Aroma
- Tekstur
- Kenampakan
Merah muda kecoklatan
Manis khas gula pasir
Khas jambu biji
Lembek
Kurang baik
No Analisa Hasil
7Gambar Produk
(Sumber: Meja 2, Kelompok E, 2014)
3.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan pembuatan hard candy dapat
disimpulkan bahwa berat produk 182,2 gram atau 91,1 %
dari berat basis. Produk memiliki warna merahmuda
kecoklatan, rasa manis khas gula pasir, aroma khas
jambu biji, tektur lebek dan kenampakkan yang kurang
baik.
Hasil pengamatan hasil produk tidak sesuai dengan
SNI karena memiliki bentuk yang tidak menarik juga
mudah lumer. yaitu memiliki bentuk, bau, dan rasa yang
normal. Hal ini dimaksudkan normal dalam arti produk
hard candy memiliki hasil organoleptik seperti bentuk,
rasa, dan bau yang sesuai dengan bahan baku utama dan
tidak menyimpang seperti bau amis, rasa pahit, dan
bentuk yang tidak menarik atau mudah lumer (Sumber :
SNI, 1992-1994).
Fungsi bahan-bahan dalam pembuatan hard candy
seperti sukrosa adalah untuk sedikit mengeraskan permen
agar mudah dibentuk, fungsi glukosa adalah untuk
membuat permen menjadi hard agar mudah digigit.
Berdasarkan hasil pengamatan permen hard candy
bertekstur lembek hal ini mungkin dikarenakan glukosa
yang digunakan banyak atau karena spoon test yang kurang
benar sehingga permen tidak membeku.
Buah yang digunakan dalam pembuatan hard candy ini
adalah jambu biji. Buah yang digunakan dalam pembuatan
hard candy biasanya memiliki warna dan aroma yang menarik
sehingga dapat memberikan warna yang menarik pada
permen. Selain itu buah yang digunakan juga memiliki
kandungan gula yang tinggi.
Secara organoleptik perbedaan antara hard candy dan
soft candy adalah dari tekstur, untuk permen hard candy
akan sulit untuk digigit karena teksturnya keras
sedangkan soft candy bertekstur lembut dan mudah digigit.
Hard candy merupakan permen non kristalin yang memiliki
tekstur keras, penampakan mengkilat, dan bening. Bahan
utama dalam pembuatan jenis ini adalah sukrosa, air,
dan sirup glukosa. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaaan sukrosa adalah kelarutannya, karena permen
yang menggunakan sukrosa murni mudah mengalami
kristalisasi. Pada suhu 20oC hanya 66,7 % sukrosa rni
yang dapat larut. Bila larutan sukrosa yang dilarutkan
80% pada suhu 109,6oC dan kemudian didinginkan hingga
20oC 66,7% sukrosa akan terlarut dan 13,3% terdispersi.
Bagian sukrosa yang terdispersi ini akan menyebabkan
kristalisasi pada produk akhir. Oleh karena itu perlu
digunakan bahan lain yang dapat menghambat kristalisasi
dan menigkatkan kelarutan seperti glukosa (Warintek,
2011).
Penyimpangan pada produk hard candy adalah stickness
dan graining. Stickness terjadi karena meningkatnya kadar
air pada permen karena sifat higroskopis. Masalah ini
dapat diatasi dengan penambahan sukrosa dan glukosa
yang rasionya harus disesuaikan karena kesalahan rasio
bahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya grainning
(mengkristal). Pada kesalahan akibat pH dan kelembaban
yang tinggi juga dapat menimbulkan masalah kelengketan
dan grainning karena permen menyerap air. Kelembaban
yang harus dijaga jangan sampai lebih dari 45%. Sineresis
adalah kerusakan pada produk karena merembesnya gel
dari pati karena pH permen terlalu rendah. Hal yang
harus diperhatikan dalam pembuatan hard candy adalah
ketepatan formulasi dan pengontrolan proses.
Penyimpanan pada suhu dan RH yang tinggi juga dapat
menimbulkan masalah kelengketan dan graining, karena
permen menyerap air, sehingga RH penyimpanan harus
dijaga agar tidak lebih dari 45%. Hard candy diharapkan
tidak lengket atau mengkristal ketika diterima oleh
konsumen, maka ketepatan formula dan pengontrolan
proses sangat penting. Masa simpan permen dapat
mencapai 12 bulan, sehingga pemasarannya dapat
dilakukan secara meluas dengan mutu permen yang tinggi
dan harganya relatif murah (Faridah,2008).
Produk ini menggunakan sari buah karena agar produk
terlihat lebih menarik dan terasa halus tanpa bulir-
bulir buah dan mencegah terjadinya perubahan warna
karena enzim yang dapat merubah warna terdapat banyak
pada buahnya sehingga proses pembuatannya harus
menggunakan teflon dan api yang kecil.
Produk hard candy yang sudah beredar dipasaran banyak
sekali jenis dan berbagai merk dengan berbagai rasa ada
rasa manis, asam, mint dan lain-lain. Akan tetapi tentu
saja produk dipasaran menggunakan bahan tambahan
makanan agar dapat jauh tahan lama penyimpanannya
sedangkan yang kita buat dalam praktikum ini tanpa
penambah bahan tambahan lain tentu saja tekstur dan
kenampakannya alami serta daya simpannya tidak selama
produk buatan pabrik.
Dalam proses pembuatannya harus diterapkan CCP
yaitu penggunaan hair net, masker dan sarung tangan bagi
yang membuat dan peralatan yang bersih serta tempat
yang higienis tidak boleh dilakukan disembarang tempat
dan sembarang alat.
Mekanisme perubahan hard candy ini adalah karena
pemanasan maka kadar air dalam bahan akan berkurang
serta dengan adanya glukosa yang membuat permen menjadi
lunak tetapi dijaga dengan adanya sukrosa yang
menjadikan permen sedikit keras agar permen mudah
dibentuk.
Permen lunak ditandai dengan teksturnya yang lunak.
Jenis permen ini bukan untuk dihisap melainkan dikunyah
sedangkan permen keras berfungsi untuk dihisap.
Berdasarkan bahan campurannya, permen lunak terbagi
menjadi tiga jenis. Ketiga bahan tersebut adalah gum,
carragenan (rumput laut) dan gelatin. Gum merupakan
produk turunan dari tanaman. (Artikel Islam, 2008).
Pembuatan permen hard candy ini harus dilakukan
dalam teflon atau peralatan stainless steel jangan
menggunakan peralatan yang dapat merusak asam atau
vitamin dari buah yang digunakan karena buah mengandung
vitamin C yang mudah larut dalam air tapi mudah rusak
dan teroksidasi yang dipercepat oleh panas, sinar,
alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis tembaga
dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C
dibiarkan dalam keadaan asam, atau pada suhu rendah.
Maka pembuatan hard candy dilakukan pemanasan dengan api
kecil (Winarno, 1982).
Pada proses pemanasan akan terjadi peristiwa
karamelisasi. Karamelisasi terjadi bila suatu larutan
sukrosa diuapkan maka konsentrasinya akan meningkat,
demikian juga titik didihnya. Keadaan ini akan terus
berlangsung sehingga seluruh air menguap semua. Bila
keadaan tersebut telah tercapai dan pemanasan
diteruskan, maka cairan yang ada bukan lagi terdiri
dari air tetapi cairan sukrosa yang lebur. Titik lebur
sukrosa adalah 160°C. Bila gula yang telah mencair
tersebut dipanaskan terus sehingga suhunya melampaui
titik leburnya, misalnya pada suhu 170°C, maka mulailah
terjadi karamelisasi sukrosa. Reaksi yang terjadi bila
gula mulai hancur atau terpecah-pecah tidak diketahui
pasti, tetapi paling sedikit melalui tahap-tahap
seperti berikut: Mula-mula setiap molekul sukrosa
dipecah menjadi sebuah molekul glukosa dan sebuah
fruktosan (Fruktosa yang kekurangan satu molekul air).
Suhu yang tinggi mampu mengeluarkan sebuah molekul air
dari setiap molekul gula sehingga terjadilah glukosan,
suatu molekul yang analog dengan fruktosan. Proses
pemecahan dan dehidrasi diikuti dengan polimerisasi,
dan beberapa jenis asam timbul dalam campuran tersebut
(Fitriani, 2012).
Spoon test adalah tes yang dilakukan menggunakan
sendok. Adonan permen diambil oleh ujung sendok lalu
dimasukkan kedalam air. Jika adonan tetap beku dan
keras maka adonan dapat dicetak.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Keimpulan
dan (2) Saran.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan pembuatan hard candy dapat
disimpulkan bahwa berat produk 182,2 gram atau 91,1 %
dari berat basis. Produk memiliki warna merahmuda
kecoklatan, rasa manis khas gula pasir, aroma khas
jambu biji, tektur lebek dan kenampakkan yang kurang
baik.
4.2 Saran
Penulis menyarankan agar spoon test dilakukan sebaik
mungkin karena akan berpengaruh pada permen yang
dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel islam, (2008), Permen Keras dan Permen Lunak,http://artikelislami.wordpress.com/2008/03/09/permen-keras-dan-permen-lunak/, Akses : 8 Mei 2014.
Denny, (2008), Keanekaragaman Kutukebul di Daerah Bogor,
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1603,akses: 8 Mei 2014.
Faridah,Anni dkk. 2008. Patiseri Jilid 3. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta
Fitriani, (2012), Biokimia Pangan Reaksi Pencoklatan, http://apriliaitp.blogspot.com/2012/08/biokimia-pangan-reaksi-pencokelatan.html, akses: 8 Mei 2014.
Warintek, (2011), Permen Keras,http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/pangan/ipb/Permen%20keras.pdf, Akses : 8 Mei 2014.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Basis = 200 gram
Sari buah jambu biji = 40100
x200=80gram
Sukrosa:glukosa =60%100x200=120gram
Sukrosa =34x120=90gram
Glukosa =14x120=30gram
% produk =182,2200x100=91,1%
LAPORAN PRAKTIKUMTEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAYUR DAN BUAH
Hard Candy(Psidium guava)
Oleh :Nama : Kintan Pradita PutriNRP : 113020120No. Meja : 2Kelompok : ETanggal Praktikum : 2 Mei 2014Asisten :Ratna Robiatul Adawiyah
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGANJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2014
LAMPIRAN
1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penting yang mempengaruhi stabilitas mikroorganisme dalam produk candy!
Tabel. Syarat Mutu Kembang Gula (SNI 3547.1:2008)
Kriteria Uji Satuan Persyaratan
Keadaan Bentuk NormalRasa NormalBau NormalAir %(b/b) Maks. 3,5Abu %(b/b) Maks. 2,0Gula Reduksi (Sebagai GulaInvert) %(b/b) Maks. 22
Sakarosa %(b/b) Min. 40Bahan Tambahan MakananPemanis BuatanPewarna Tambahan
NegatifSesuai dengan SNI 01-0222-1987
Getah (gum) %(b/b)Cemaran Logam :Timbal (Pb)Tembaga (Cu)Seng (Zn)Timah (Sn)Raksa (Hg)
mg/kgmg/kgmg/kgmg/kgmg/kg
Maks. 1,5Maks. 10,0Maks. 10,0Maks. 40Maks. 0,03
Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks. 1,0Cemaran Mikroba:Angka Lempeng Total Koloni/ Maks. 5 x 102
Bakteri ColiformE.coliSalmonella Staphilococcus aureusKapang dan Khamir
gramAPM/gramAPM/gramKoloni/gramKoloni/gram
Maks. 20 <3Negatif/25 grMaks. 102
Maks. 102