lap tahunan btnkj 2010

163
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa 1

Upload: independent

Post on 11-Jan-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

1

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

2

KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR

Puji syukur kami panjatkan atas karunia Tuhan Yang Maha Esa setelah usai satu

tahun kami jalani untuk mengemban amanat mengelola Taman Nasional Karimunjawa.

Perjalanan kami selama satu tahun tidaklah semulus yang kami harapkan, namun semua itu

tidaklah menjadikan kami patah semangat untuk terus berupaya yang terbaik bagi Taman

Nasional Karimunjawa.

Bentuk pertanggungjawaban kami di dalam melaksanakan pengelolaan kawasan

selama tahun 2010, adalah laporan kegiatan yang pernah dilaksanakan oleh Balai Taman

Nasional Karimunjawa pada tahun 2010. Ringkasan laporan tersebut kami wujudkan ke

dalam bentuk Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2010.

Laporan ini menyajikan seluruh aspek pengelolaan mulai dari sistem kelembagaan

kegiatan kesekretariatan, kegiatan teknis selama tahun 2010, permasalahan dan langkah

strategis serta rencana kegiatan untuk tahun 2011.

Ucapan terima kasih kepada seluruh pegawai Balai Taman Nasional Karimunjawa

atas kerjasama dan kerja kerasnya selama tahun 2010 hingga kegiatan dapat berjalan

sesuai yang direncanakan untuk mewujudkan pengelolaan yang lestari di Taman Nasional

Karimunjawa. Harapan kami semoga untuk tahun yang akan datang prestasi yang telah

dicapai dapat ditingkatkan.

Akhirnya semoga laporan ini dapat menjadi masukan bagi pengelolaan Taman

Nasional Karimunjawa selanjutnya, segala kekurangan yang ada semoga dapat diperbaiki

di masa yang akan datang.

Semarang, Desember 2010

Kepala Balai,

Ir. M.G.NABABAN

NIP. 19570409 198703 1 001

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

3

DDAAFFTTAARR IISSII Hal KATA PENGANTAR ………………………………………....... i DAFTAR ISI …………................................................... ii DAFTAR TABEL …………………………........................... iii DAFTAR GAMBAR ................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN... ………………………………..... 1 A. LATAR BELAKANG ………………………………..... 1 B. MAKSUD DAN TUJUAN …………………………………. 2 C. RUANG LINGKUP …………………………………. 2 D. SISTEMATIKA ..................................................... 2 BAB II KONDISI ………………………. 4 A. UMUM ……………………..... 4 B. KEPEGAWAIAN ……………………..... 5 C. SARANA DAN PRASARANA ……………................. 7 D. ANGGARAN …………………......... 10 E. ORGANISASI DAN TATA LAKSANA .................................. 10 1. Struktur Organisasi ..................................... 10 2. Tugas Pokok dan Fungsi ..................................... 11 F. PERUNDANG-UNDANGAN ..................................... 11 BAB III RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2010 ............. 14 A. RENCANA KEGIATAN TAHUN 2010 ………………….... 14 B. RENCANA ANGGARAN TAHUN 2010 ………………….... 19 BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2010 .. 20 A. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2010 ………….... 20 B. PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2010 ………….... 145 BAB V ANALISA PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN ......... 146 BAB VI RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2011 ............. 150 A. RENCANA KEGIATAN 2011 ………………….... 150 B. RENCANA ANGGARAN TAHUN 2011 ………………….... 152 BAB VII SARAN/REKOMENDASI ……………………………………....... 153 LAMPIRAN

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

4

DDAAFFTTAARR TTAABBEELL

Hal Tabel 1 Rekapitulasi surat menyurat Balai Taman Nasional Karimunjawa

tahun 2010 4

Tabel 2 Keadaan SDM Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun

2010 5

Tabel 3 Jenis dan jumlah peserta pendidikan dan pelatihan tahun 2010 6 Tabel 4 Posisi Barang Milik Negara (BMN) tahun 2010 8 Table 5 Penambahan sarana prasarana pada tahun 2010 8 Table 6 Alokasi Anggaran DIPA – 29 tahun 2010 10 Table 7 Rencana Program Kegiatan tahun 2010 19 Table 8 Matrik Ringkasan Laporan Program Pemantapan Keamanan

Dalam Negeri Tahun 2010 20

Table 9 Matrik Ringkasan Laporan Program Kegiatan Perlindungan

Konservasi Sumber Daya Alam

52

Table 10 Tabel 11 Tabel 12.

Pelaksanaan ”One Billion Indonesia Trees” di Taman Nasional Karimunjawa Program dan Kegiatan WCS-IP di Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010 Realisasi anggaran DIPA 29 Tahun 2010 Balai Taman

Nasional Karimunjawa

142

144

145

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

5

DAFTAR GAMBAR HASIL KEGIATAN

Hal Dokumentasi Kegiatan Balai Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2010................. 157

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

6

BAB I.

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang

Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan kepulauan berjumlah 22 pulau

yang terletak di Laut Jawa, mempunyai luas 111.625 Ha (SK Menhut No. 78/Kpts-II/1999

tanggal 22 Februari 1999). Secara geografis terletak antara 5º40’ - 5º57’ LS dan 110º04’ -

110º40’BT dan secara administratif masuk wilayah Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten

Jepara Jawa Tengah. Letak Taman Nasional Karimunjawa berjarak 45 mil laut dari kota

Jepara atau 60 mil laut dari Semarang. Kawasan ini terdiri dari tiga pulau utama yaitu

Karimunjawa, Kemujan dan Parang serta beberapa pulau kecil lainnya. Taman Nasional

Karimunjawa mempunyai lima ekosistem utama dengan keanekaragaman hayati yang

tinggi yaitu ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah, hutan pantai, mangrove, lamun

dan terumbu karang.

Pada awalnya Taman Nasional Karimunjawa ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut

pada tanggal 9 April 1986 melalui SK Menteri Kehutanan no. 123/Kpts-II/1986, dalam

perkembangan lebih lanjut dinyatakan sebagai Taman Nasional melalui SK Menhut no.

78/Kpts-II/1999 tanggal 22 Februari 1999 seluas 111.625 Ha. Oleh karena itu sesuai

dengan UU no. 5 tahun 1990, Taman Nasional Karimunjawa mempunyai fungsi sebagai

kawasan konservasi yaitu sebagai sistem penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman flora dan fauna beserta ekosistemnya serta pemanfaatan secara lestari

sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

Seiring dengan semakin berkembangnya dinamika kawasan, Balai Taman Nasional

Karimunjawa sebagai pengelola dihadapkan pada berbagai permasalahan yang

menyangkut faktor lingkungan, kelembagaan dan masyarakat. Permasalahan tersebut

diantaranya adalah pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan sehingga mengarah

pada terjadinya penurunan fungsi ekologis, degradasi lingkungan, penurunan hasil

tangkapan nelayan serta kurangnya dukungan dan peran serta masyarakat dalam

pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa.

Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, Balai Taman Nasional berupaya

semaksimal mungkin untuk melakukan upaya-upaya pengelolaan yang bersifat strategis

yang dituangkan dalam rencana kerja tahunan. Adapun Laporan Tahunan disusun untuk

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

7

mengetahui sejauh mana program yang telah ditetapkan dalam rencana kerja tahunan dapat

dilaksanakan.

B. Maksud dan Tujuan

Laporan Tahunan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Balai Taman

Nasional Karimunjawa dalam pelaksanaan kegiatan selama satu tahun dengan menyajikan

data-data dan hasil yang telah dicapai secara lengkap sehingga diharapkan dengan data

tersebut dapat diketahui efektifititas pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa sampai

dengan tahun 2010 dan untuk menunjang rencana pengelolaan tahun yang akan datang.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Karimunjawa adalah

sebagai pertanggungjawaban kegiatan pengelolaan selama satu tahun anggaran baik yang

didanai APBN maupun tugas-tugas lainnya sesuai dengan visi Taman Nasional

Karimunjawa yaitu mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya

melalui perlindungan hutan dan penegakan hukum, pengawetan keanekaragaman hayati

dan ekosistemnya serta optimalisasi pemanfaatan berdasarkan prinsip kelestarian yang

dilaksanakan selama tahun 2010.

D. Sistematika

Sistematika Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010 adalah

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, yang memuat secara garis besar latar belakang, maksud dan

tujuan disusunnya laporan tahunan serta ruang lingkup yang berisi hasil kegiatan

pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa selama satu tahun baik yang didukung

oleh anggaran pemerintah maupun tugas lainnya serta sistematika laporan yang

disampaikan.

BAB II. KONDISI, merupakan gambaran sumber daya manusia yang melaksanakan

tugas pengelolaan, sarana prasarana pendukung yang tersedia, tata kelola

persuratan sebagai rekaman informasi, anggaran pendapatan dan realisasi belanja

pelaksanaan kegiatan, susunan organisasi dan tata kerja Balai Taman Nasional

Karimunjawa, serta perundang-undangan yang merupakan perangkat lunak

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

8

kebijakan dasar dan landasan hukum pelaksanaan tugas pokok fungsi Balai

Taman Nasional Karimunjawa

BAB III. RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2010, menguraikan

hasil-hasil yang ingin dicapai oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa pada

tahun 2010 dengan dukungan pembiayaan yang bersumber dari DIPA Tahun 2010

.

BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2010, berupa

ringkasan kegiatan yang menggambarkan realisasi kegiatan yang telah

dilaksanakan oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa selama tahun 2010.

BAB V. ANALISA PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN, menguraikan

berbagai permasalahan pengelolaan yang dihadapi serta upaya tindaklanjut yang

dilakukan oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa ke depan

BAB VI. RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2011, menguraikan

hasil-hasil yang ingin dicapai oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa pada

tahun 2011. Bab ini secara rinci menguraikan kegiatan dari rencana yang ingin

dilaksanakan, serta gambaran umum mengenai dukungan pembiayaan yang

bersumber dari DIPA Tahun 2011.

BAB VII. SARAN DAN REKOMENDASI, menguraikan saran dan rekomendasi bagi

optimalisasi tugas pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa pada waktu yang

akan datang.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

9

BAB II

K O N D I S I

A. Umum

Selama tahun 2010 tercatat sebanyak 1303 surat masuk, 840 surat keluar, 119

surat pengantar, 640 surat perintah tugas (SPT), 37 Kenaikan Gaji Berkala (KGB) dan

41 surat keputusan (SK). Adapun perincian surat menyurat Balai Taman Nasional

Karimunjawa selama tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 1.

Tata persuratan di Balai Taman Nasional Karimunjawa selama ini meliputi:

� Pembukuan masuk dan keluar surat serta pengirimannya

� Distribusi surat sesuai disposisi Kepala Balai/KSBTU

� Pemantauan surat-surat yang perlu ditindaklanjuti

Kondisi arsip Balai Taman Nasional Karimunjawa selama ini masih belum tertata

dengan baik dan benar dengan keikutsertaan pelatihan arsip dan penambahan gedung

arsip yang telah di bangun di tahun 2010 diharapkan arsip Balai Taman Nasional

Karimunjawa dapat ditata kembali dengan lebih baik.

Tabel 1. Rekapitulasi surat menyurat Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010

Bulan No. Jenis Surat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Jumlah

Total

1. Surat Masuk

- dari Pusat 24 21 36 30 35 24 27 19 34 31 27 22 330

-

dari Instansi

Kehutanan 71 29 32 23 25 54 32 20 48 39 29 24 426

- dari Instansi Terkait 15 8 32 34 10 18 25 20 16 25 17 18 238

- lain-lain 20 15 24 24 27 35 31 25 26 22 32 18 299

Total Surat

Masuk/bulan 130 73 124 111 107 131 115 84 124 117 105 82 1303

2. Surat Keluar

- ke Pusat 16 38 8 19 12 7 30 34 9 6 8 10 197

-

ke Instansi

Kehutanan 4 6 8 2 5 5 2 3 8 5 2 7 57

- ke Instansi Terkait 20 20 10 10 10 6 9 10 2 4 5 14 120

- lain-lain 23 36 23 23 40 39 53 57 59 36 33 44 466

Total Surat

Keluar/bulan 63 100 49 54 67 57 94 104 78 51 48 75 840

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

3. Surat Pengantar

- SP ke Kasi 6 5 2 4 3 2 2 3 3 9 4 2 45

- SP ke Pusat 9 3 5 3 6 5 3 3 2 3 2 1 45

- SP ke lain-lain 5 3 3 2 3 4 3 2 3 0 2 1 31

Total SP/bulan 20 11 10 9 12 11 8 8 7 11 8 4 119

4. SPT

- Anggaran DIPA 29 22 25 36 38 33 41 28 28 27 38 49 10 375

-

Anggaran

Kepegawaian 20 32 32 26 24 40 13 10 14 20 20 14 265

Total SPT/bulan 42 57 68 64 57 81 41 38 41 58 69 24 640

5. KGB 13 2 7 - - 1 - 1 2 - 3 8 37

6. SK 16 1 4 4 - 4 4 1 1 1 1 4 41

B. Kepegawaian

Guna optimalisasi pengelolaan kawasan diperlukan dukungan sumber daya manusia

yang profesional di bidangnya dengan jumlah yang memadai. Sampai dengan akhir tahun

2010 jumlah pegawai Balai Taman Nasional Karimunjawa tercatat secara keseluruhan

sebanyak 82 orang yang terbagi di 2 (dua) Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN)

yaitu SPTN I Kemujan, SPTN II Karimunjawa dan di Kantor Balai Semarang. Keadaan

sumber daya manusia Balai Taman Nasional Karimunjawa secara rinci dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 2. Keadaan SDM Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010

Struktural Fungsional

No Unit organisasi III A IV A

Non

struktural Polhut PEH Penyu

luh

Jml

1 Balai TN

Karimunjawa 1 1 17 3 5

- 27

2 SPTN I

Kemujan 0 1 1 15 9

1 27

3 SPTN II

Karimunjawa 0 1 4 15 7

1 28

J u m l a h 1 3 22 33 21 2 82

Pada tahun 2010 Balai Taman Nasional Karimunjawa mengikutsertakan sebagian

pegawai dalam berbagai pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

11

kemampuan dan profesionalismenya. Adapun beberapa kegiatan pendidikan dan pelatihan

yang diikuti adaah sebagai berikut :

Tabel 3. Jenis dan jumlah peserta pendidikan dan pelatihan tahun 2010

No. Jenis pendidikan dan pelatihan

Jumlah

peserta

(orang)

Keterangan

1 Penjenjangan PEH Pelaksana Lanjutan 1

2 Pengelolaan Hutan Mangrove 2

3 Aplikasi Simpeg 2010 1

4 Relawan WCS GHP (Global Health Program) 1

5 Diklat Pembentukan Polisi Hutan 5

6 Pengadaan Barang dan Jasa 2

7 Prajabatan Gol.II pola Reguler 1

8 Prajabatan Gol.II pola Reguler 5

9 Inter preter Konservasi Flora dan Fauna Angk. II 1

10 Penyegaran Pengadaan Barang/Jasa 1

11 Diklatpim Tk. IV Kementrian Kehutanan 1

12 Penggunaan GPS dan Aplikasinya 1

Tata Kearsipan Dinamis 1

13 Assesor Kopentensi 2

14 Pelatihan Petugas Penatausahaan BMN 1

15 Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG)

tingkat Dasar

2

16 Prajabatan Gol.I & II pola Honorer 3

17 Prajabatan Gol.III pola Reguler 1

18 Pelatihan./ Pembinaan Integrasi Penguji

Pengelolaan Keuangan Negara & Perintah

Pembayaran Tk.Daerah

1

19 Diklatpin Tk.IV Kementrian Kehutanan 1

20 Pembentukan PEH Tk. Ahli 1

21 Pelatihan Promosi Pariwisata Alam Dikawasan

Konservasi

1

22 Operator Radio Komunikasi 2

23 Asistensi Sistem Informasi Manajememen &

Akun. & Rekon BNM Regional Jawa, Bali

1

24 Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan Rigonal

Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimatan

1

25 Pembinaan Bendahara Penerimaan PNBP Non

Kayu Lingkup Kementerian Kehutanan.

1

26 Pelatihan Kemampuan Pengelola dan 1

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

12

Penyenggara Pariwisata Alam di kawasan

Pelestarisn Alam.

27 Pelatihan. Kelas Reguler PPAKP Anggakatan III 1

28 Diklat Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam 1

29 Diklat Menajemen Pengadaan Barang dan Jasa

Pemerintahan

1

J u m l a h 45

Dalam rangka meningkatkan kapasitas staf Balai Taman Nasional Karimunjawa,

pada tahun 2010 juga dilaksanakan Safari Pengelolaan ke TN. Bromo Tengger, TN Meru

Betiri, TN. Alas Purwo, TN Bali Barat, BKSDA Bali, CV. Darum Lestari (penangkar

karang dan ikan) dan Pusat Informasi Mangrove (MIC). Kegiatan ini diikuti oleh 16 orang

perwakilan pegawai Balai Taman Nasional Karimunjawa.

Selama tahun 2010, tugas kepegawaian yang sudah dilaksanakan secara rutin

antara lain pada awal tahun 2010 pembuatan DP3 masing-masing pegawai Taman

Nasional Karimunjawa, pembuatan KP4 dan SPMT untuk ke KPPN Kudus beserta

kelengkapan gaji bulanan bagi pejabat fungsional dan struktural serta pembuatan DUK.

Pada tahun 2010 terdapat 1 (satu) orang staf Balai Taman Nasional Karimunjawa

yang di mutasi ke Balai TN. Gunung Merapi, dan mendapat pindahan/mutasi 1 (satu)

orang fungsional PEH dari Taman Nasional Wasur serta terdapat 1 (satu) orang staf yang

pensiun. Selain itu sampai dengan tahun 2010, tercatat 10 orang pegawai yang mempunyai

ijin belajar mandiri (S1) dengan catatan 1 orang diantaranya sudah lulus di tahun 2010 dan

ijin tugas belajar S2 sebanyak 4 orang dengan catatan 1 orang diantaranya sudah lulus S2

di akhir Tahun 2010.

Kenaikan pangkat (KP) periode April 2010 sebanyak 9 orang dengan perincian 2

(dua) orang kenaikan pangkat reguler dan 7 orang KP pilihan fungsional. Pada periode

Oktober sebanyak 18 orang, 2 KP reguler dan 16 KP pilihan fungsional. Sedangkan

Kenaikan jabatan (KJ) pada periode Agustus 2010 sebanyak 9 orang. Sedangkan kenaikan

gaji berkala (KGB) selama tahun 2010 sebanyak 36 orang.

C. Sarana dan Prasarana

Nilai barang inventaris Balai Taman Nasional Karimunjawa per 31 Desember 2010

sebesar Rp 7.753.607.370,-. Barang milik negara tersebut terdiri atas barang persediaan,

tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap

lainnya serta ases tak berwujud (Tabel 4).

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

13

Tabel 4. Posisi Barang Milik Negara (BMN) tahun 2010.

Akun Neraca No.

Uraian

Jumlah

1. Barang Persediaan 768.400

2. Tanah 1.479.417.500

3. Peralatan dan Mesin 3.301.658.820

4. Gedung dan bangunan 1.751.148.850

5. Jalan, Irigasi dan Jaringan 904.563.000

6. Aset tetap lainnya 50.634.000

7. Aset tak berwujud 265.416.500

Jumlah 7.753.607.370

Melalui penganggaran DIPA 29 Balai Taman Nasional Karimunjawa

melaksanakan penambahan barang yang diharapkan akan membantu kegiatan pengelolaan

kawasan TN Karimunjawa. Adapun jenis barang yang ditambahkan selengkapnya tersaji

pada tabel 5.

Tabel 5. Penambahan sarana prasarana pada tahun 2010

No Pekerjaan Jenis Barang Volume

1 Pengadaan peralatan dan

mesin

Lemari kaca sliding 4

Kursi rapat 18

Meja kantor 6

Single bed (lengkap) 8

Lemari besi 4

LCD Proyektor 1

Komputer 1

2 Pengadaan prasarana

perpustakaan

Lemari kaca sliding 4

Meja rapat 1

Kursi rapat 17

Meja kantor 2

Lemari kayu 2

3 Pengadaan bahan pusat

informasi

Laptop 1

Proyektor 1

Screen 1

DVD Player 1

TV 21 inch 1

Mixer amplfier 1

Speaket trypod 2

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

14

Speaker pasive 2

Wireless microphone 1

Genset 1

Accu 1

Solar cell 1

Inverter 1000 Watt 1

4 Pengadaan kendara

bermotor roda 2

Sepeda motor 1

Administrasi,BBN,BPKB 2

5 Pengadaan bangunan Shelter 3

Bangunan gedung kantor BTN

Karimunjawa

1

Kantor resort Parang 1

Pusat Informasi Mangrove 1

Tracking mangrove 1

Penataan halaman kantor Seksi

Kemujan

1

Jalan tracking Bukit Maming 1

6 Pengadaan Perlengkapan

Sarana Gedung

Meja ½ biro 3

Kursi rapat 1

Almari tanam kayu 1

White board 2 tahun 1

AC split 1

Ranjang susun dan kasur 6

Blower/exhaust 2

Printer deskjet 2

Sofa dan meja 1

Vacuum cleaner 1

Almari kayu jati 1

7 Pengadaan bahan

pameran wisata alam

Moving banner 1

Rumah moving banner 1

8 Pencetakan dan

penggandaan booklet dan

leaflet

Booklet 10.000

Leaflet 10.000

9 Pembuatan Film

Dokumenter

1 paket

10 Pengadaan jasa pekerjaan

Kajian Nilai Ekonomis

Pemanfaatan Sumber

Daya Air TN

Karimunjawa

Laporan pendahuluan

Laporan kemajuan

Laporan draft akhir

Laporan akhir

10

10

10

10

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

15

11 Percetakan dan

penggandaan Buku

Buletin Nautilus 3 edisi

500

12 Pengadaan jasa pekerjaan

Penyusunan Master Plan

Wisata Alam TN

Karimunjawa

Laporan pendahuluan

Laporan kemajuan

Laporan draft akhir

Laporan akhir

Peta master plan

Copy dokumen dan peta

5

5

5

10

10

10

13 Pengadaan jasa pekerjaan

Penyusuna Revisi Zonasi

TN Karimunjawa

Dokumentasi

Naskah Akademik Revisi Zonasi

Laporan Ringkasan Eksekutif

Buku Peta

Master copy dokumen dan peta

1 ls

10

10

5

10

D. Anggaran

Sumber pendanaan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai

Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010 berasal dari DIPA – BA 29 tahun 2010. Jumlah

alokasi anggaran DIPA – BA tahun 2010 sebesar Rp. 11.240.162.000.

Tabel 6. Alokasi Anggaran DIPA – 29 tahun 2010

No. PROGRAM PAGU

1 Penerapan Kepemerintahan Yang Baik 3.983.038.000

2 Pemantapan Keamanan Dalam Negeri 2.442.236.000

3 Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 4.814.888.000

Jumlah 11.240.162.000

E. Organisasi dan Tata Laksana

a. Struktur Organisasi

Organisasi Balai Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan Peraturan

Menteri Kehutanan No. P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, Balai Taman

Nasional Karimunjawa merupakan Balai Taman Nasional Tipe B yang terdiri dari

:

1. Kepala Balai

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

16

3. Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Kemujan

4. Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karimunjawa

5. Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan dan Polisi

Kehutanan

b. Tugas Pokok dan Fungsi

Adapun tugas pokok Balai Taman Nasional Karimunjawa adalah

melakukan penyelenggaraan konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya dan pengelolaan taman nasional berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas dimaksud Balai Taman

Nasional menyelenggarakan fungsi:

a. Penataan zonasi, penyusunan rencana kegiatan, pemantauan dan evaluasi

pengelolaan kawasan taman nasional.

b. Pengelolaan kawasan taman nasional

c. Penyidikan, perlindungan dan pengamanan kawasan taman nasional

d. Pengendalian kebakaran hutan

e. Promosi dan informasi konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

f. Pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi sumber daya alam

hayati dan ekosistemnya

g. Kerja sama pengembangan konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya serta pengembangan kemitraan

h. Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan taman nasional

i. Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata alam

j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

F. Perundang-undangan

Perangkat lunak sebagai kebijakan dasar yang merupakan landasan hukum

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Taman Nasional Karimunjawa, terdiri dari

berbagai peraturan perundang-undangan, sebagai berikut :

1. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya

Alam Hayati dan Ekosistemnya.

2. Undang-Undang RI. No.9 Tahun 1990, tentang Kepariwisataan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

17

3. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup

4. Undang-Undang RI No. 41 Tahun 1999, tentang Kehutanan

5. Undang-Undang RI No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah

6. Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

7. Peraturan Pemerintah RI No. 68 Tahun 1998, tentang Kawasan Suaka Alam

dan Kawasan Pelestarian Alam

8. Peraturan pemerintah RI No. 7 Tahun 1999, tentang Pengawetan Jenis

Tumbuhan dan Satwa

9. Peraturan Pemerintah RI No.8 Tahun 1999, tentang Pemanfaatan Jenis

Tumbuhan dan Satwa

10. Peraturan Pemerintah RI No. 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan pemerintah

dan Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah

Otonom

11. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.19/Menhut-II/2004 tentang pengelolaan

Kolaboratif

12. Peraturan Menteri Kehutanan No.P.03/menhut-II/2007 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional.

13. Peraturan Menteri Kehutanan RI No. P. 48/ Menhut – II/ 2010, tentang

Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman

Hutan Raya dan Taman Wisata Alam

Peraturan Berkaitan dengan Taman Nasional Karimunjawa

a. Keputusan Menteri Kehutanan No. 123/Kpts-II/1986 tentang Penetapan

Kepulauan Karimunjawa sebagai Cagar Alam Laut

b. Keputusan Menteri Kehutanan No.161/Menhut/II/1988 Tentang penetapan

Kepulauan Karimunjawa sebagai Taman Nasional Laut yang mencakup

daratan dan lautan seluas 111.625 ha dengan 27 pulau di dalamnya

c. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 78/Kpts-II/1999

tentang perubahan fungsi dari kawasan cagar alam karimunjawa dan

perairan laut disekitarnya, yang terletak di Kabupaten daerah tingkat II

jepara, Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah seluas ± 111.625 ha (

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

18

seratus sebelas enam ratus dua puluh lima hektar), menjadi Taman Nasional

dengan nama Taman Nasional Karimunjawa

d. Keputusan Menteri Kehutanan No. 74/Kpts-II/2001 tentang Penetapan

Kawasan Pelestarian Alam Perairan

e. Keputusan Menteri Kehutanan no. 447/Kpts-II/2003 tentang Tata usaha

Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar.

Peraturan Daerah

1. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No.10 Tahun 2001, tentang

Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (repetada) Propinsi Jawa Tengan

Tahun 2002

2. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 5 tahun 2001, tentang

Program Pembangunan Daerah (Propeda) Propinsi Jawa Tengah Tahun

2001-2005.

3. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No.21 tahun 2003, tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah.

4. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 22 tahun 2003, tentang

Pengelolaan Kawasan Lindung di Propinsi Jawa Tengah.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

19

BAB III

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2010

A. Rencana Kegiatan Tahun 2010

Balai Taman Nasional Karimunjawa sebagai unit pelaksana teknis (UPT)

Departemen Kehutanan, dituntut untuk dapat mengambil peran strategis dalam

mendukung pembangunan kehutanan, khususnya dalam bidang pelestarian hutan dan

konservasi sumberdaya alam, dengan rincian sebagai berikut:

1. Program penerapan kepemerintahan yang baik. Program ini bertujuan untuk

menyelenggarakan fungsi dan meningkatkan kualitas tata kelola tugas umum

pemerintahan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh Ditjen PHKA, dengan

indikator kinerja kunci berupa terselenggaranya administrasi kepemerintahan pada

Balai Taman Nasional Karimunjawa dengan kegiatan-kegiatan utama pelaksanaan

program ini antara lain Pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan pegawai;

Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran; serta pelayanan publik

dan birokrasi.

2. Program Pemantapan Keamanan Dalam Negeri, dengan tujuan untuk menanggulangi

kejahatan kehutanan dan meningkatkan koordinasi aparatur pemerintah dan

masyarakat dalam mengurangi kerugian negara atas tindakan pidana kehutanan.

Kegiatan dalam program ini adalah pengamanan kawasan hutan berupa upaya pre-

emptif, preventif dan represif pengamanan hutan, penguatan kapasitas kelembagaan

perlindungan hutan , serta penyelesaian kasus TIPIHUT.

3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam. Program ini bertujuan untuk

meningkatkan efektifitas pengelolaan kawasan konservasi guna menjaga kualitas

sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman dan pemanfaatan

sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan

adalah Pengendalian Pengelolaan Taman Nasional dan kawasan konservasi lainnya,

Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya, Pengembangan jasa

lingkungan dan wisata alam serta Perencanaan dan Pengendalian

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

20

Sesuai dengan sasaran dan program yang telah ditetapkan di atas, Rencana Kerja

Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010 memuat kegiatan-kegiatan sebagai

berikut :

1. Penerapan kepemerintahan yang baik, melalui:

a. Pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan:

a) Pembayaran gaji, lembur, honorarium dan vakasi

b) Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran:

a) Perawatan gedung kantor

b) Perbaikan peralatan kantor

c) Pengadaan peralatan/perlengkapan kantor

d) Perawatan kendaraan bermotor roda 4/6/10

e) Sewa gedung kantor/peralatan/kendaraan

f) Perawatan kendaraan bermotor roda 2

g) Langganan daya dan jasa

h) Jasa pos/giro/sertifikat

i) Operasional perkantoran dan pimpinan

c) Pelayanan publik atau birokrasi

a) Perawatan angkutan air

2. Program Pemantapan Keamanan Dalam Negeri

Program ini berupa Perlindungan dan Pengamanan Hutan yang meliputi kegiatan

sebagai berikut:

a. Operasi pengamanan hutan:

a) Pengamanan fungsional darat (8 kali)

b) Pengamanan fungsional perairan (8 kali)

c) Operasi pengamanan gabungan (2 kali)

b. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Perlindungan Hutan

a) Pam swakarsa

b) Pemantapan administrasi sarpras Polhut

c) Penyegaran Polhut

d) Kesamaptaan Polhut (2 kali)

e) Dana operasional SPTN

f) Penyusunan juklak PAM Swakarsa

g) Pembinaan PAM Swakarsa

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

21

h) Pengembangan sarana prasarana (APBN-P)

c. Penyelesaian kasus hukum pelanggaran / kejahatan kehutanan

a) Koordinasi dan kerjasama dengan instansi penegak hukum

b) Penyelidikan, penyidikan dan pemberkasan tindak pidana

c) Pengamanan barang bukti

3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Program ini diwujudkan dalam Pengelolaan Taman Nasional dan Kawasan Konservasi

Lainnya, yang terdiri dari:

a. Pengelolaan Taman Nasional dan Kawasan Konservasi Lainnya (KSA/KPA/TB)

dan Hutan Lindung

a. Pengelolaan Taman Nasional

a) Penyusunan buku panduan identifikasi jenis ikan karang

b) Penyusunan buku panduan konservasi penyu

c) Penyusunan buku panduan identifikasi jenis terumbu karang

d) Analisis dampak budidaya rumput laut terhadap kawasan

e) Kajian pedesaan secara partisipatif

f) Pemeliharaan jalur patroli

g) Pemeliharaan sekat bakar

h) Sosialisasi zonasi

i) Pengadaan sarana dan prasarana kantor

j) Penyusunan master plan prasarana kantor

k) Penyusunan revisi zonasi

l) Pemeliharaan titik referensi

m) Pemeliharaan rambu suar

n) Rehabilitasi pondok kerja Kemujan

o) Penambahan Gedung Kantor Balai TN Karimunjawa

p) Pengembangan infrastruktur wisata alam

q) Identifikasi jenis alga dan rumput laut

r) Identifikasi jenis jamur/lumut

b. Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 2

c. Penguatan Kelembagaan

a) Pengajaran mulok SLTP

b) Pengelolaan data base

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

22

c) Rapat kerja kantor balai

d) Konsinyasi penilaian dupak (2 kali)

e) Pelatihan interpreter

f) Pemasangan tanda batas dive site

g) Pembuatan persemaian dewadaru

h) Study banding pemberdayaan masyarakat

i) Safari pengelolaan taman nasional

j) Kajian nilai ekonomis pemanfaatan sumberdaya air

k) Pengembangan prasarana wisata

l) Penataan halaman kantor seksi

m) Pembuatan prasarana Kantor Seksi Karimunjawa

n) Pembuatan film dokumenter

o) Rekonstruksi batas kawasan darat (42 km)

p) Monitoring barang milik negara

d. Pembinaan Habitat

a) Studi habitat kupu-kupu

b) Pembuatan demplot budidaya tanaman obat

c) Pembuatan demplot budidaya lebah madu

d) Pembuatan arboretum lamun

e) Translokasi kima

f) Pelestarian penyu (2 lokasi)

g) Rehabilitasi terumbu karang (2 lokasi)

h) Rehabilitasi mangrove

i) Monitoring populasi ikan kerapu

j) Monitoring terumbu karang dan ikan (2 lokasi)

k) Monitoring burung Elang Laut

l) Monitoring SPAGS Kerapu (2 lokasi)

m) Monitoring teripang (2 lokasi)

n) Monitoring sebaran dan pola distribusi kima

o) Identifikasi reptilia (2 lokasi)

b. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya

a. Pengelolaan jenis dan genetik

a) Identifikasi jenis dan potensi tanaman hias (2 lokasi)

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

23

b) Identifikasi jenis burung migran

b. Inventarisasi Flora dan Fauna

a) Inventarisasi porifera/sponge

b) Inventarisasi populasi Junai Emas dan Betet

c. Pengembangan jasa Lingkungan dan Wisata Alam

a. Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Kawasan

a) Pengembangan usaha ekonomi (2 SPTN)

b) Penyempurnaan master plan desa model

c) Ekspose hasil pembelajaran sekolah lapang pedesaan

d) Monitoring dan evaluasi program pemberdayaan masyarakat (2 lokasi)

e) Pelatihan pengelolaan lembaga pedesaan

f) Pendampingan lembaga SPKP

g) ToT metode pengkajian tataguna lahan secara partisipatif

h) Pemetaan tataguna lahan secara partisipatif

i) Pembuatan plot percontohan agro silvo pastur (4 model)

j) ToT sekolah lapang pedesaan

k) Implementasi sekolah lapang pembelajaran konservasi

l) Konsultasi publik masterplan desa model

b. Pengembangan Pemanfaatan Wisata Alam

a) Penyusunan buku panduan wisata TN Karimunjawa

b) Pameran wisata alam (4 paket)

c) Pembuatan Booklet dan Leaflet (2 paket)

c. Pengembangan Bina Cinta Alam

a) Pembuatan buletin nautilus

b) Pembinaan kader konservasi

c) Lomba lukis konservasi tingkat SD dan SMP

d) Sosialisasi kebijakan pengelolaan TN Karimunjawa (2 lokasi)

e) Pelatihan selam

f) Pengadaan prasarana perpustakaan

g) Pengadaan bahan pusat informasi

d. Perencanaan dan Pengendalian Pengelolaan Kawasan Konservasi

a. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program

a) Penyempurnaan renstra TN Karimunjawa

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

24

b) Penyusunan Renja TN Karimunjawa

c) Penyusunan rencana pengembangan infrastruktur TN Karimunjawa

b. Monitoring dan Evaluasi

a) Penyusunan lakip dan statistik

b) Monitoring dan evaluasi kegiatan

c) Penyusunan laporan tahunan

B. Rencana Anggaran Tahun 2010

Sesuai dengan Rencana Kerja Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010,

maka pada tahun 2010 alokasi anggaran pengelolaan melalui DIPA 29 adalah sejumlah Rp

11.240.162.000,00 yang terbagi dalam 3 program utama yaitu penerapan kepemerintahan

yang baik, program pemantapan keamanan dalam negeri dan program perlindungan dan

konservasi sumber daya alam. Adapun rencana selengkapnya tersaji pada Tabel 7.

Tabel 7. Rencana Program Kegiatan tahun 2010

No Program Rencana

Belanja

1. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik

a. Pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan 3.035.149.000

b. Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran 911.139.000

c. Pelayanan Publik atau Birokrasi 36.750.000 2. Program Pemantapan Keamanan Dalam Negeri

Perlindungan dan pengamanan hutan a.

- operasi pengamanan hutan 360.872.000

- penguatan kapasitas kelembagaan perlindungan hutan 2.004.721.000

- Penyelesaian kasus hukum pelanggaran/kejahatan kehutanan 76.643.000

3. Program Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam a. Pengelolaan taman nasional dan kawasan konservasi lainnya

(KSA/KPA/TB) dan hutan lindung 3.710.765.000

b. Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya 120.849.000

c. Pengembangan jasa lingkungan dan wisata alam 835.960.000

d. Perencanaan dan pengendalian pengelolaan kawasan konservasi 147.314.000

Total 11.240.162.000

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

25

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2010

A. Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2010

1) Penerapan Kepemerintahan Yang Baik

Merupakan kegiatan yang berfungsi mendukung keterjaminan pelaksanaan

program-program pembangunan kehutanan di Taman Nasional Karimunjawa.

Program pemerintahan yang baik ini terbagi menjadi tiga kegiatan utama yaitu :

a. Pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan

b. Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran

c. Pelayanan publik atau birokrasi

2) Pemantapan Keamanan Dalam Negeri

Kegiatan pengamanan kawasan hutan yang terlaksana pada tahun 2010

berupa pengamanan fungsional darat, pengamanan fungsional perairan dan operasi

gabungan di masing-masing Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN).

Pelaksanaan program kegiatan Pemantapan Keamanan Dalam Negeri tahun 2010

dapat dilihat pada matrik ringkasan laporan kegiatan sebagai berikut :

Tabel 8. Matrik Ringkasan Laporan Program Pemantapan Keamanan Dalam

Negeri Tahun 2010

1. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 1 SPTN I Kemujan

Lokasi : Operasi pengamanan fungsional darat 1 SPTN Wilayah I

Kemujan dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 15 Januari 2010,

dengan wilayah operasi mencakup kawasan zona

perlindungan darat hutan mangrove dan zona pemukiman

SPTN wilayah I Kemujan.

Hasil : � Penindakan terhadap pelaku pencurian kayu telah

dilakukan sebanyak 1 kali, yaitu Sdr. Yubaidi bin Sudiro.

� Penindakan terhadap pelaku pemasangan jerat di zona

perlindungan darat belum dapat dilakukan karena dalam

operasi kali ini hanya sampai pada pemusnahan 2 (dua)

buah jerat yang ditemukan, sedangkan pelakunya masih

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

26

dalam penyelidikan.

� Pelaku pencurian kayu telah menyatakan menyesal dan

tidak akan mengulangi perbuatan yang dimaksud yang

dibuktikan dengan menandatangani surat pernyataan

Dampak

yang

diharapkan

: Hasil yang diharapkan dari kegiatan operasi pengamanan

fungsional darat 1 SPTN Wilayah I Kemujan antara lain:

� Penertiban terhadap 1 (satu) orang pelaku pelanggaran

pencurian kayu di dalam kawasan zona perlindungan

darat hutan mangrove.

� Penertiban terhadap 2 (dua) orang pelaku pemasangan

jerat yang dipasang di zona perlindungan darat hutan

mangrove/perbatasan dengan lahan masyarakat.

� Sebanyak 3 (tiga) orang pelaku pelanggaran menjadi jera

dan sadar untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatannya

Rekomendasi : � Adanya bantuan bibit tanaman tahunan/tanaman yang

dapat memenuhi kebutuhan kayu bagi masyarakat sekitar

kawasan hutan.

� Pemantauan kegiatan pemasangan jerat di sekitar

kawasan zona perlindungan hutan mangrove dan zona

pemukiman.

� Segera dilakukan rekonstruksi pal batas cagar alam.

2. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 2 SPTN I Kemujan

Lokasi : Operasi pengamanan fungsional darat II dilaksanakan pada

tanggal 5 s/d 11 April 2010, dengan wilayah operasi zona

perlindungan darat hutan mangrove blok Kemujan, Legon

Tengah, Legon Pinggir dan Mrican serta zona pemukiman

yang berbatasan dengan zona perlindungan darat hutan

Hasil : � Tindak pidana yang terjadi di wilayah zona perlindungan

darat blok Kemujan dan blok Legon Pinggir berupa

pemanfaatan hasil hutan jenis kayu secara melawan

hukum atau kegiatan yang dapat merubah fungsi

kawasan masih ditemukan dan dapat diselesaikan dengan

baik namun pelaku belum dapt ditemukan.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

27

� Penindakan dan pemantauan terhadap tindak pidana yang

terjadi di blok Kemujan berupa pemanfaatan satwa liar

dari kawasan zona perlindungan darat hutan mangrove

dapat dilaksanakan dengan baik tanpa menimbulkan

dampak yang berarti.

� Pada dasarnya kesadaran masyarakat di sekitar kawasan

hutan untuk turut serta menjaga keutuhan dan kelestarian

sumber daya alam akan meningkat apabila dilakukan

pendekatan, pembinaan dan penyuluhan secara rutin. Hal

ini terbukti setelah dilakukan pembinaan terhadap warga

yang mempunyai lahan berbatasan dengan kawasan

hutan tentang arti pentingnya hutan. Sebagaimana

dilakukan oleh saudara Sugiyono yang membuat

pernyataan untuk melaporkan apabila melakukan

penebangan kayu diluar kawasan kepada pihak BTNKJ.

Dampak

yang

diharapkan

: � Pencurian kayu pada kawasan hutan mangrove SPTN

Wilayah I Kemujan dapat ditangani dengan baik sesuai

peraturan hukun yang berlaku.

� Tindak pelanggaran pemburuan satwa liar yang terjadi

pada kawasan hutan mangrove SPTN Wil. I Kemujan

dapat ditangani dengan baik.

� Meningkatnya kesadaran masyarakat dan pelaku tindak

pelanggaran bidang kehutanan menjadi jera.

Rekomendasi : � Perlu segera dilaksanakan rekonstruksi tata batas seiring

dengan sebagian besar pal batas CA telah mengalami

kerusakan dan posisi diperkirakan sudah mengalami

pergeseran dimana banyak warga masyarakat yang

merasa bahwa pal berada di tanah milik.

� Pemantauan terhadap aktifitas pemasangan jerat satwa

pada perbatasan zona pemukiman dengan zona

perlindungan.

� Upaya penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat sekitar

hutan terus dilakukan secara intensif oleh petugas TNKJ.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

28

3. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 3 SPTN I Kemujan

Lokasi : Operasi Pengamanan Darat dilaksanakan pada tanggal 3 s/d

9 Juli 2010. Wilayah Operasi meliputi seluruh zona

perlindungan hutan mangrove dan sekitarnya di kawasan

Seksi Pengelolaan Taman Nasional I Wilayah Kemujan.

Hasil : � Dijumpai tunggak bekas tebangan di kawasan zona

perlindungan darat hutan mangrove blok Legon Pinggir

di sekitar pal CA. 1 /E. 72, kawasan zona perlindungan

darat hutan mangrove blok Kemujan di sekitar pal CA.

2/E. 2 s/d CA.4/E.4, dan kawasan zona perlindungan

darat hutan mangrove blok Legon Jelamun Kemujan di

sekitar pal CA. 52 / E.52 s/d CA.53/E.53, melanggar

pasal 50 ayat (3) hurup c juncto pasal 78 ayat (5) UU No.

41 Tahun 1999 dan pelanggaran pasal 33 ayat (3) juncto

pasal 40 ayat (4) UU No. 5 Tahun 1990.

� Dijumpai jerat satwa di zona perlindungan antara Pal

CA.13/E.75 s/d CA.14/E.75 Blok Mrican Kemujan,

melanggar pasal Pasal 21 ayat (2) juncto pasal 40 ayat (2)

UU No. 5 Tahun 1990.

Dampak

yang

diharapkan

: Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengamanan kawasan,

antara lain:

� Tertanganinya tindak pidana penebangan dan

pengambilan kulit kayu yang terjadi pada kawasan hutan

mangrove di wilayah SPTN I Kemujan dari pal

CA.52/E.52 sampai dengan CA.53/53 dan CA.13/75 di

Legon Jlamun sampai dengan CA.14/E.75 di blok

Mrican.

� Tertanganinya tindak pidana perburuan satwa yang

dilindungi atau tidak dilindungi di wilayah SPTN I

Kemujan.

Rekomendasi : � Dengan ditemukan pelanggaran yang terjadi baik berupa

penebangan kayu, pengambilan kulit kayu, dan

penangkapan satwa, maka pengamanan perlu untuk lebih

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

29

ditingkatkan.

� Sosialisasi perundangan-perundangan mengenai kegiatan

yang melanggar beserta sanksinya.

4. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 4 SPTN I Kemujan

Lokasi : Operasi pengamanan fungsional darat 4 SPTN Wilayah I

Kemujan dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus s/d 5

September 2010, dengan wilayah operasi mencakup

kawasan zona perlindungan darat hutan mangrove dan zona

pemukiman Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I

Kemujan

Hasil : � Aktifitas pencurian hasil hutan/kayu dari zona

perlindungan darat hutan mangrove masih terjadi

dengan ditemukannya 6 (enam) tonggak dengan lokasi

berbeda.

� Penangkapan satwa liar yang ada di perbatasan zona

perlindungan darat hutan mangrove dan lahan

masyarakat ancamannya dengan mengunakan jerat,

telah dilakukan penertiban. Barang bukti berupa 3 (tiga)

buah jerat telah dimusnahkan.

� Tidak terjadinya perambahan kawasan pemindahan dan

perusakan pal batas di zona perlindungan darat hutan

mangrove

Dampak

yang

diharapkan

: Hasil yang diharapkan dari kegiatan operasi pengamanan

fungsional darat 4 SPTN Wilayah I Kemujan antara lain:

� Penanganan terhadap terjadinya 3 (tiga) kasus

pelanggaran pencurian kayu di Blok Kemujan dan

Mrican dalam kawasan zona perlindungan darat hutan

mangrove.

� Penanganan terhadap 2 (dua) kasus pelanggaran

pemasangan jerat satwa liar di perbatasan zona

perlindungan darat dan lahan masyarakat.

Rekomendasi : � Memberikan bantuan bibit tanaman tahunan/tanaman

yang dapat memenuhi kebutuhan kayu masyarakat

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

30

sekitar kawasan hutan dengan gerakan rehabilitasi hutan

dan lahan

� Memantau kegiatan pemasangan jerat di sekitar kawasan

zona perlindungan hutan mangrove dan zona pemukiman

dengan meningkatkan patroli secara rutin.

� Melakukan rekonstruksi pal batas cagar alam pada tahun

2010

5. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 1 SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Pelaksanaan operasi pengamanan fungsional darat 1

dilakukan tanggal 9 – 15 Januari 2010 dengan wilayah

operasi mencakup kawasan zona perlindungan darat hutan

hujan tropis dataran rendah, hutan mangrove serta kawasan

sekitar hutan SPTN II Karimunjawa

Hasil : � Telah terjadi pelanggaran berupa tindak pidana

kehutanan berupa menyimpan, memiliki hasil hutan

berupa kayu yang diambil dari kawasan hutan Taman

Nasional Karimunjawa di daerah blok Legon Moto yang

melanggar pasal 50 ayat (3) huruf (f) juncto pasal 78 ayat

(5) Undang – undang No. 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan.

� Pelaku pelanggaran pada pasal diatas dapat diancam

dengan pidana berupa penjara dan denda yaitu pidana

penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak

Rp. 5.000.000.000,00

� Salah satu penyebab pelanggaran terjadi adanya

kelangkaan kayu Kalimantan yang menimbulkan tekanan

terhadap kawasan hutan milik negara baik itu hutan

mangrove maupun hutan tropis dataran rendah.

� Adapun salah satu pelaku bernama Asrori bin Nuri

berhasil tertangkap dan untuk kasusnya di proses hukum

lebih lanjut sampai P 21.

� Jumlah barang bukti yang berhasil diamankan oleh tim

operasi sebanyak 90 potong kayu yang sudah diolah

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

31

dengan berbagai ukuran dari jenis adem ati dan sentul.

� Penjualan lahan pada investor menjadi salah satu sebab

terjadinya peningkatan pencurian kayu dalam kawasan

hutan karena masyarakat tidak lagi memiliki lahan untuk

menanam pohon guna memenuhi kebutuhan kayu.

� Perburuan satwa liar di kawasan semakin jarang baik

ituyang dilakukan oknum aparat maupun masyarakat

baik lokal maupun luar karimunjawa. Hal ini terjadi

karena ketatnya pengawasan oleh polhut dan PAM

Partisipatif.

� Kegiatan perambahan kawasan di kawasan tidak ada

yang baru hanya permasalahan lama yang diharapkan

bisa terselesaikan dengan kegiatan rekonstruksi pal batas

tahun depan.

� Diperlukan adanya pembinaan lagi pada para pengepul

kayu Kalimantan dengan melibatkan seluruh instansi

agar mereka memahami prosedur tata usaha kayu.

Disamping itu hendaknya para pihak ikut mengawasi

peredaran kayu yang ada di Karimunjawa untuk menjaga

kelestarian hutan yang ada di Karimunjawa.

� Pelaksanaan Operasi Operasional Darat telah berjalan

sesuai dengan rencana yang dibuat oleh tim operasi.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terciptanya kondisi keamanan kawasan zona

perlindungan darat hutan hujan tropis dataran rendah dan

hutan mangrove Taman Nasional Karimunjawa.

� Terjaganya keutuhan kawasan dan kelestarian sumber

daya alam hayati dan ekosistemnya.

� Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat

lokal maupun pendatang dalam menjaga , mengamankan,

dan melestarikan sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya yang ada di Taman Nasional

Karimunjawa.

Rekomendasi : � Gerakan menanam pohon oleh masyarakat di

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

32

Karimunjawa yang difasilitasi oleh instansi pemerintah

harus terus digalakkan untuk menjawab penyediaan

bahan baku kayu di tahun – tahun mendatang.

� Penyediaan kayu sebagai bahan bangunan di

Karimunjawa saat ini perlu dibicarakan oleh Balai

Taman Nasional Karimunjawa dengan Muspida Jepara

dan Instansi terkait, agar kebutuhan masyarakat terhadap

bahan baku kayu dapat terpenuhi, sehingga pengambilan

kayu di Taman Nasional Karimunjawa dapat dihindari.

� Perlu dilakukan sosialisasi melalui papan

himbauan/informasi tentang sawa liar dilindungi dan

peraturan perundangan yang mengatur termasuk sanksi

hukumnya kepada masyarakat ditempat–tempat

starategis.

� Adanya alternatif bahan pengganti kayu untuk

masyarakat sehingga dalam membangun rumah ataupun

membuat kapal tidak semua tergantung dari kayu.

Semisal : rangka rumah dari baja ringan, kapal dari fiber

dan memasak dengan menggunakan kompor gas.

� Dibangunnya TPK (Tempat Penjual Kayu) resmi

sehingga bisa memenuhi kebutuhan kayu masyarakat, hal

ini juga bisa menekan peredaran kayu yang tidak resmi

di Karimunjawa.

� Untuk polhut perlu dikirim mengikuti pelatihan intelejen

supaya bisa melakukan kegiatan intelejen dengan baik

dan bisa menyusun laporan intelejen yang benar.

� Jumlah dan volume patroli dan operasi perlu

ditingkatkan untuk menekan terhadap pelanggaran yang

terjadi di Kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

� Setiap kegiatan operasi harus dilakukan secara teliti,

cermat dan tepat sasaran, sehingga efisien untuk

menekan tindak pidana pelanggaran di bidang

konservasi.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

33

6. Pengamanan Fungsional Darat 2 SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Dilaksanakan selama 7 hari mulai tanggal 3 – 9 April 2010

dengan wilayah operasi meliputi seluruh zona perlindungan

hutan hujan tropis dataran rendah di SPTN Wilayah II

Karimunjawa.

Hasil : � Hanya 2 blok dari 5 blok yang menjadi target operasi,

yaitu Blok Nyamplungan dan Blok Legon Moto yang

masih rawan, hal ini ditunjukan dengan masih ditemukan

tindak pelanggaran penebangan / pencurian kayu.

� Telah dilakukan pemeriksaan terhadap pelaku pelangaran

memanen dan atau memungut hasil hutan berupa kayu

yang berasal dari kawasan konservasi, yaitu saudara

SUPARMAN dan saudara SATROLI. Terhadap

keduanya diberikan peringatan dan pembinaan dengan

membuat pernyataan bermaterai untuk tidak mengulangi

lagi perbuatan tersebut.

� Kegiatan perburuan satwa liar masih berlangsung,

dengan ditemukannya alat jerat rusa di Blok

Nyamplungan.

� Kegiatan perambahan di kawasan zona perlindungan

hutan hujan tropis dataran rendah di Blok Legon Moto

sudah berhenti.

� Sesuai dengan indikator, pelaksanaan kegiatan operasi

Pengamanan Fungsional Darat dapat mencapai 100 %

karena dalam operasi 5 blok dari total blok kawasan zona

perlindungan hutan hujan tropis dataran rendah di SPTN

II Karimunjawa dapat termonitor, terhadap pelanggaran

yang terjadi dapat ditangani dan kawasan dalam keadaan

utuh (tidak terjadi perambahan kawasan, klaim

kepemilikan lahan).

Dampak

yang

diharapkan

: � Terciptanya kondisi keamanan dan kelestarian kawasan

zona perlindungan darat hutan hujan tropis dataran

rendah di SPTN Wilayah II Kariunjawa di Blok Cikmas,

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

34

Nyamplungan, Kemloko, Legon Lele dan Blok Legon

Moto.

� Terjaganya keutuhan kawasan dari klaim kepemilikan

lahan di Blok Legon Moto

Rekomendasi : � Gerakan menanam pohon oleh masyarakat di

Karimunjawa yang difasilitasi oleh instansi pemerintah

harus terus digalakan untuk menjawab penyediaan bahan

baku kayu di tahun – tahun mendatang.

� Pelu dilakukan rapat koordinasi antara balai TN.

Karimunjawa dengan Muspida Jepara dan instansi terkait

sehubungan dengan penyediaan kayu sebagai bahan

bangunan di Karimunjawa, agar kebutuhan masyarakat

terhadap bahan baku kayu dapat terpenuhi, sehingga

pengambilan kayu di kawasan Taman Nasional

Karimunjawa dapat dihindari.

� Perlu dilakukan sosialisasi melalui papan

himbauan/informasi tentang satwa liar dilindungi dan

peraturan perundangan yang mengatur termasuk sanksi

hukumnya terhadap masyarakat di tempat – tempat

strategis.

7. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 3 SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Dilaksanakan selama 7 hari mulai tanggal 3 – 9 Juli 2010

dengan lokasi kawasan zona perlindungan meliputi Blok

Jati Kerep sampai dengan blok Legon Lele, Blok Kemloko,

dan Nyamplungan

Hasil : � Telah dilakukan pendataan lahan milik masyarakat yang

berbatasan langsung dengan kawasan CA.

� Telah dilepas seekor penyu sisik kehabitatnya dan telah

diberi surat peringatan kepada pelaku / penangkap Penyu

Sisik (Erretmochellys imbricate)

Dampak

yang

diharapkan

: � Dalam pelaksanaan kegiatan Operasi Pengamanan

Fungsional darat 3 di SPTN II Karimunjawa adalah

menindak lanjuti hasil laporan intelejen tentang

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

35

penangkapan satwa liar dilindungi undang – undang

oleh masyarakat

Rekomendasi : � Perlunya peningkatan kerjasama antara Balai Taman

Nasional Karimunjawa dengan aparat desa, kecamatan

serta Badan Pertanahan Negara Kabupaten Jepara, untuk

mendapatkan kepastian data kepemilikan lahan

perkebunan yang ada di Karimunjawa agar tidak terjadi

tumpang tindih dengan kawasan CA.

� Perlu adanya sosialisasi Perundang – undangan tentang

kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Alam, agar

masyarakat sadar dan ikut berperan serta dalam menjaga

kelestarian alam.

8. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 4 SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Operasi Pengamanan Fungsional Darat 4 SPTN Wilayah II

Karimunjawa dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 15 Oktober

2010. Wilayah operasi mencakup kawasan zona

perlindungan hutan tropis dataran rendah Blok Legon Lele

pal batas CA 278/E 279 - CA 271/E 272, Blok Cikmas pal

batas CA 119/E 120 - CA 123/E 124, Blok Kemloko CA 97

E 98 - CA 85 E 86 dan zona pemukiman Seksi Pengelolaan

Taman Nasional Wilayah II Karimunjawa.

Hasil : � Telah dilakukan penertiban terhadap 1 (satu) orang

pelaku pencurian kayu di dalam zona perlindungan hutan

tropis dataran rendah, yaitu Sdr. MALI (39 tahun) warga

Legon Lele – Karimunjawa.

� Telah dilakukan penertiban terhadap 3 (tiga) orang

pelaku kepemilikan satwa liar jenis monyet ekor panjang

(Macaca fascicularis var karimoenjawae) berasal dari

kawasan tanpa izin yang berwenang, yaitu Sdr. WAHIB

(25 tahun) warga Legon Lele RT 04 RW 04. Sdr. TEMU

(59 tahun) warga Jatikerep dan Sdr. DARTO (43 tahun)

warga Cikmas RT 03 RW 05.

� Pemeriksaan dan pemeliharaan pal batas di. zona

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

36

perlindungan hutan tropis dataran rendah Blok Legon

Lele pal batas CA 278/E 279 - CA 271/E 272, Blok

Cikmas pal batas CA 119/E 120 - CA 123/E 124, Blok

Kemloko CA 97 E 98 - CA 85 E 86 telah dilakukan

sesuai rencana.

Dampak

yang

diharapkan

: � Penertiban terhadap 1 (satu) orang pelaku pelanggaran

pencurian kayu di dalam kawasan zona perlindungan

hutan tropis dataran rendah.

� Penertiban terhadap 1 (satu) orang pelaku kepemilikan

satwa liar khususnya jenis monyet ekor panjang (Macaca

fascicularis var karimoenjawae) yang berasal dari

kawasan zona perlindungan hutan tropis dataran rendah.

� Data kondisi terkini dari pal batas di Blok Legon Lele pal

batas CA 278/E 279 - CA 271/E 272, Blok Cikmas pal

batas CA 119/E 120 - CA 123/E 124, Blok Kemloko CA

97 E 98 - CA 85 E 86

Rekomendasi : � Perlu dibuat jalur batas yang dapat memperjelas batas

antara lahan milik masyarakat dengan kawasan.

� Perlu dilakukan sosialisasi tentang aturan kepemilikan

satwa liar di Taman Nasional Karimunjawa.

9. Pengamanan Fungsional Perairan 1 SPTN I Kemujan

Lokasi : Operasi pengamanan fungsional perairan I dilaksanakan

pada Bulan Februari 2010, dengan wilayah operasi di

wilayah kerja Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I

Kemujan

Hasil : � Kapal cantrang masih dijumpai beroperasi di wilayah

perairan Taman Nasional Karimunjawa.

� Ada beberapa awak kapal cantrang yang dinyatakan

sebagai tersangka, namun mengaku tidak mengetahui

kalau wilayah perairan Karimunjawa merupakan

kawasan Taman Nasional yang dilindungi.

Rekomendasi : � Perlu dilakukan patroli yang lebih intensif guna

mencegah masuknya kapal cantrang ke wilayah Taman

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

37

Nasional Karimunjawa.

� Perlu dilakukan sosialisasi melalui penyuluhan maupun

penyebaran leaflet/sticker tentang peta Taman Nasional

Karimunjawa kepada masyarakat dan koordinasi antara

pihak Taman Nasional Karimunjawa dan Dinas

Perikanan di luar dan di dalam Propinsi Jawa Tengah

mengenai wilayah tangkap perikanan, larangan tangkap

dan zonasi Taman Nasional Karimunjawa.

10. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 2 SPTN I Kemujan

Lokasi : Kegiatan operasi dilakukan di kawasan perairan Seksi

Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Kemujan pada

tanggal 8 s/d 14 Mei 2010 dengan menerapkan strategi

operasi represif maupun proses hukum terhadap tersangka

sesuai tingkat pelanggaran yang dilakukan. Adapun

langkah-langkah operasi meliputi pengumpulan bahan

keterangan, penentuan strategi penindakan, pelaksanaan

operasi dan tindakan setelah kegiatan operasi.

Hasil : � Kepemilikan biota laut dilindungi undang-undang masih

ditemukan di perairan blok Ujung Lemu dan perairan

blok Legon Jlamun yang melibatkan 2 (dua) pelaku .

Selanjutnya pelaku dibina dan mengaku jera, sadar dan

menyatakan untuk tidak mengulangi lagi perbuatan

tindak pidana kehutanan.

� Aktivitas nelayan yang tidak sesuai dengan fungsi zona

juga masih ditemukan yang melibatkan 1 (satu) pelaku

budidaya rumput laut dan 1 (satu) pelaku yang

beraktivitas mincing di zona inti perairan Pulau

Kumbang yang selanjutnya kedua pelaku dibina dan

mengaku sadar dan menyatakan tidak mengulangi lagi

perbuatan tindak pidada kehutanan.

� Aktivitas kapal nelayan dengan menggunakan jaring

cantrang pada saat operasi tidak dijumpai. Hal ini besar

kemungkinan disebabkan pada kegiatan operasi

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

38

pengamanan sebelumnya berhasil menangkap dan

memproses pelaku jaring cantrang sampai P-21.

Dampak

yang

diharapkan

: � Hasil yang diharapkan pada kegiatan Pengamanan

Fungsional II ini adalah pemilik biota dilindungi

Undang-undang di blok Legon Jlamun menjadi jera dan

sadar untuk tidak lagi melakukan tindak pidana

kehutanan, nelayan yang beraktivitas di zona inti

Perairan Pulau Kumbang menjadi jera dan sadar untuk

tidak lagi melakukan tindak pidana kehutanan, nelayan

dengan menggunakan jaring cantrang yang beraktivitas

di Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I

Kemujan menjadi jera dan sadar untuk tidak lagi

melakukan tindak pidana kehutanan

Rekomendasi : � Perlu adanya pengawasan yang intensif terhadap aktivitas

penangkapan biota laut dilindungi Undang-undang

terutama jenis penyu karena masyarakat beranggapan

bahwa penyu mengganggu rumput laut.

� Perlu adanya pengawasan yang intensif terhadap

aktivitas budidaya rumput laut yang sedang marak.

11. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 3 SPTN I Kemujan

Lokasi : Operasi pengamanan fungsional perairan 3 di SPTN

Wilayah I Kemujan dilaksanakan selama 7 hari mulai

tanggal 2 s/d 8 Agustus 2010. Adapun wilayah operasi

seluruh wilayah perairan SPTN Wilayah I Kemujan.

Hasil : � Penertiban telah dilakukan terhadap pemasangan jaring

ikan dan karamba yang diindikasikan menyimpan biota

laut dilindungi. Namun pada operasi ini tidak dijumpai

tindak pidana pelanggaran tersebut. Artinya, operasi

pengamanan perairan kali ini dan sebelumnya telah

memberikan dampak positif dalam mengurangi

penyimpanan biota laut dilindungi.

� Penertiban dilakukan terhadap 1 (satu) orang pelaku

pengambilan/penambangan pasir laut.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

39

� Satu orang pelaku pelanggaran telah menyatakan

menyesal dan tidak akan mengulangi perbuatan

dimaksud dengan menandatangani surat pernyataan.

Dampak

yang

diharapkan

: � Dapat dilakukan penertiban (tindakan hukum) terhadap 1

(satu) pelaku penangkapn biota laut dilindungi UU.

� Dapat dilakukan penertiban (tindakan hukum) terhadap 1

(satu) pelaku pengambilan/penambangan pasir laut.

� Sebanyak 3 (tiga) orang pelaku pelanggaran menjadi jera

dan sadar untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatannya

Rekomendasi : � Kegiatan pemeriksaan keramba dapat dilakukan secara

berkalam agar tidak dipergunakan untuk

menyimpan/memelihara biota laut yang dilindungi

Undang-undang.

� Pemantauan kegiatan pengambilan/penambangan pasir

laut di perairan Pulau Parang perlu diintensifkan.

� Pemasangan kembali batas-batas zonasi perairan

12. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 4 SPTN I Kemujan

Lokasi : Operasi pengamana fungsional perairan 4 di SPTN Wilayah

I Kemujan dilaksanakan selama 7 hari mulai tanggal 9

sampai dengan 15 Oktober 2010. Adapun wilayah

operasinya meliputi seluruh wilayah perairan SPTN.

Wilayah I Kemujan.

Hasil : � Aktifitas penangkapan, menyimpan, memiliki dan

mengangkut biota laut dilindungi UU yang terjadi di

kawasan perairan SPTN. Wilayah I Kemujan dapat

ditindak. Satu orang pelaku berhasil ditangkap dan

ditindak dengan pembinaan.berupa penandatanganan

Surat Pernyataan bermaterai.

� Aktifitas pengambilan/penambangan pasir yang berasal

dari laut/kawasan perairan SPTN Wilayah I Kemujan

sudah tidak terjadi khususnya di sekitar perairan Pulau

Parang. Oleh sebab itu penindakan hukum tidak

dilakukan.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

40

Dampak

yang

diharapkan

: � Dapat dilakukan penertiban (tindakan hukum) terhadap 1

(satu) pelaku pengambilan biota laut dilindungi undang-

undang.

� Dapat menindak pelaku penambangan/pengambilan pasir

laut dari kawasan Perairan Taman Nasional

Karimunjawa, khususnya SPTN Wilayah I Kemujan

Rekomendasi : � Kegiatan pemeriksaan karamba harus tetap dilakukan

secara periodik agar tidak dipergunakan untuk

menyimpan/memelihara biota laut yang dilindungi UU.

� Pemantauan terhadap kapal nelayan dari luar yang

beraktivitas di dalam kawasan Taman Nasional

Karimunjawa harus dilakukan secara rutin dalam rangka

penerapan zona pemanfaatan perikanan tradisional.

� Kegiatan penyuluhan tentang biota laut dilindungi

undang-undang hendaknya tetap dilakukan secara

periodik kepada nelayan yang beraktivitas di dalam

kawasan Taman Nasional Karimunjawa

13. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 1 SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Dilaksanakan pada tanggal 13 – 19 Pebruari 2010 dengan

wilayah operasi mencakup seluruh kawasan perairan yang

masuk wilayah seksi PTN II Karimunjawa.

Hasil : � Telah terjadi pelanggaran berupa tindak pidana bidang

konservasi berupa penangkapan ikan dengan

menggunakan alat tangkap jaring cantrang di zona

pemanfaatan perikanan tradisional kawasan Taman

Nasional Karimunjawa yang memenuhi unsur pasal 33

ayat (3) juncto pasal 40 ayat (2) UU No. 5 tahun 1990

tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya.

� Pelaku pelanggaran pada pasal diatas dapat diancam

dengan pidana berupa penjara dan denda yaitu Pidana

Penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling

banyak Rp. 100.000.000,00

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

41

� Adapun pelaku bernama SUNARI bin SARWI selaku

nahkoda berhasil tertangkap dan untuk kasusnya di

proses hukum lebih lanjut sampai P 21.

� Jumlah barang bukti yang berhasil diamankan oleh tim

operasi sebanyak 350 kg ikan berbagai jenis hasil

tangkapan dalam kawasan Taman Nasional

Karimunjawa, 1 buah kapal dengan nama KM. HASIL

KARYA dan tali sepanjang 150m.

� Pelaku pengambilan akar cemara tidak dfapat tertangkap

akibat lemahnya intelijen dalam mengolah informasi

yang masuk.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terciptanya kondisi keamanan kawasan zona inti, zona

perlindungan dan zona lainnya Taman Nasional

Karimunjawa. Terjaganya keutuhan kawasan dan

kelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

� Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat

lokal maupun pendatang, dalam menjaga, mengamankan

dan melestarikan sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya yang ada di Taman Nasional Karimunjawa

Rekomendasi : • Kegiatan patroli rutin, patroli mendadak, operasi

fungsional dan operasi gabungan harus lebih

ditingkatkan frekuensinya.

• Anggaran BBM untuk kapal speed agar lebih

ditingkatkan guna menunjang kegiatan patroli polhut

dilapangan.

• Perlu dilakukan sosialisai melalui papan himbauan/

informasi tentang satwa liar dilindungi dan peraturan

perundangan yang mengatur termasuk snksi hukumnya

kepada masyarakat di tempat – tempat strategis.

• Untuk polhut perlu dikirim mengikuti pelatihan intelejen

supaya bisa melakukan kegiatan intelejen dengan baik

dan bisa menyusun laporan intelijen dengan benar.

� Setiap kegiatan operasi harus dilakukan secara teliti,

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

42

cermat, tepat sasaran sehingga efisien untuk menekan

tindak pidana pelanggaran di bidang konservasi.

14. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 2 SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Operasi pengamanan fungsional perairan-2 di SPTN

Wilayah II Karimunjawa akan dilaksanakan selama 7 hari

mulai tanggal 10 sampai dengan 16 Juni 2010. Adapun

wilayah operasi seluruh wilayah perairan SPTN. Wilayah II

Karimunjawa.

Hasil : � Mata rantai peredaran satwa liar dilindungi UU telah

diputus dengan dilakukan tindakan penertiban terhadap 5

(lima) pemilik karamba yaitu Sdr. Muhamad Eni,

Sumoko, Guntoro, Suranto dan Sdri. Nurul Aini,

yang terbukti menyimpan, memelihara dan memiliki

satwa liar dilindungi undang-undang. Adapun satwa liar

tersebut jenis Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu

Sisik (Eretmochelys imbricata) dan Kima Sisik

(Tridacna).

� Kelima pelaku pelanggaran tersebut telah menyatakan

menyesal dan tidak akan mengulangi perbuatan

dimaksud. Dibuktikan dengan menandatangani surat

pernyataan bermaterai

Dampak

yang

diharapkan

: � Dapat dilakukan penertiban (tindakan hukum) kepada 2

(dua) pelaku pelanggaran terhadap biota laut dilindungi

undang-undang.

� Sebanyak 2 (dua) pelaku pelanggaran menjadi jera dan

sadar untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.

Rekomendasi : � Pemanfaatan biota laut dilindungi undang-undang

sebagai salah satu atraksi wisata yang menjadi tuntutan

perkembangan pariwisata di Karimunjawa memerlukan

kebijakan dari Balai Taman Nasional Karimunjawa,

sehingga akan mengurangi terjadinya tindakan

pelanggaran dalam pemanfaatannya.

15. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 3 SPTN II Karimunjawa

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

43

Lokasi : Operasi pengamanan fungsional perairan-3 di SPTN

Wilayah II Karimunjawa dilaksanakan selama 7 hari mulai

tanggal 1-7 September 2010. Adapun wilayah operasinya

meliputi seluruh wilayah perairan SPTN. Wilayah II

Karimunjawa.

Hasil : � Telah ditertibkan 1 (satu) kapal nelayan Raas Madura di

kawasan konservasi SPTN. Wilayah II Karimunjawa

yaitu menghentikan aktivitasnya dengan mengembalikan

kapal yang disewa dari masyarakat setempat sebelum

waktu sewanya selesai.

� Telah ditertibkan 9 (sembilan) petani rumput laut yang

melakukan aktivitas budidaya di zona perlindungan Blok

Ujung Gelam SPTN. Wilayah II Karimunjawa dengan

memindahkan ke lokasi lain.

� 1 (satu) nelayan kapal Raas Madura merasa jera dan

tidak akan mengulangi perbuatannya dengan

menandatangani surat pernyataan. Selain itu 9 (sembilan)

petani rumput laut yang melakukan aktivitas budidaya di

zona perlindungan Blok Ujung Gelam dengan sadar

memindahkan aktivitas budidaya rumput laut ke tempat

lain

Dampak

yang

diharapkan

: � Dapat dilakukan penertiban kepada 1 (satu) kapal Raas

Madura yang melakukan aktivitas penangkapan biota

laut jenis Teripang di kawasan konservasi Taman

Nasional Karimunjawa.

� Dapat ditertibkan para petani yang melakukan aktivitas

budidaya rumput laut di zona perlindungan Blok Ujung

Gelam SPTN. Wilayah II Karimunjawa.

� Sebanyak 2 (dua) pelaku pelanggaran menjadi jera dan

sadar untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.

Rekomendasi : � Kegiatan budidaya rumput laut di Karimunjawa

merupakan salah satu mata pencaharian pokok

masyarakat Karimunjawa yang memerlukan lokasi

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

44

yang luas dalam penanamanannya, sehingga dalam

menentukan zonasi perlu memperhatikan keperluan

budidaya yang cukup.

� Perlu dibuat tanda batas zonasi untuk mencegah

terjadinya pelanggaran terhadap fungsi zona di Taman

Nasional Karimunjawa.

16. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 4 SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Operasi pengamanan fungsional perairan-4 di SPTN

Wilayah II Karimunjawa dilaksanakan selama 7 hari mulai

tanggal 1-7 November 2010. Adapun wilayah operasinya

meliputi seluruh wilayah perairan SPTN. Wilayah II

Karimunjawa

Hasil : � Telah ditertibkan 1 (satu) kapal nelayan dari Raas

Madura di kawasan konservasi SPTN. Wilayah II

Karimunjawa yaitu menghentikan aktivitasnya dengan

mengembalikan kapal yang disewa dari masyarakat

setempat sebelum waktu sewanya selesai.

� Satu nelayan kapal Raas Madura merasa jera dan tidak

akan mengulangi perbuatannya dengan menandatangani

surat pernyataan

Dampak

yang

diharapkan

: � Dapat dilakukan penertiban kepada 1 (satu) kapal Raas

Madura yang melakukan aktivitas penangkapan biota

laut jenis Teripang di kawasan konservasi Taman

Nasional Karimunjawa.

� Sebanyak 1 (satu) pelaku pelanggaran menjadi jera dan

sadar untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.

Rekomendasi : � Perlu dilakukan sosialisasi tentang aturan aktivitas kapal

di kawasan Taman Nasional Karimunjawa kepada

nelayan-nelayan luar Karimunjawa.

17. Operasi Pengamanan Gabungan 1

Lokasi : Operasi Gabungan dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 16

Agustus 2010, dengan wilayah operasi mencakup kawasan

seluruh kawasan darat dan kawasan perairan Taman

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

45

Nasional Karimunjawa.

Hasil : � Masih terjadi kegiatan yang melanggar zonasi yaitu

berupa budidaya rumput laut di zona perlindungan.

� Masih terjadi kegiatan yang dapat merusak kelestarian

sumber daya alam dan ekosistemnya yaitu penangkapan

ikan menggunakan jaring cakalan.

� Masyarakat Karimunjawa untuk sekarang ini bisa lebih

kooperatif dan partisipatif serta meningkatnya kesadaran

dalam menjaga kelestarian sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya.

Dampak

yang

diharapkan

: � Volume kegiatan penangkapan ikan di zona terlarang dan

menggunakan peralatan tidak ramah lingkungan menurun

25 % dari jumlah pelanggaran selama bulan Januari

sampai Juli Tahun 2010.

� Tertibnya petani rumput laut dalam aktifitas

pengelolaannya

� Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat

dalam menjaga kelestarian sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya

Rekomendasi : � Untuk menambah motivasi dan semangat masyarakat

dalam menjaga keamanan dan kelestarian kawasan

konservasi dalam PAM Partisipatif perlu diadakannya

semacam reward atau penghargaan kepada masyarakat

yang dipandang berprestasi dalam menjaga keamanan

dan kelestarian kawasan.

� Perlu sosialisasi lebih lanjut terkait budidaya rumput laut

yang baik tanpa melanggar zona perlindungan serta

sosialisasi satwa yang dilindungi.

� Pembinaan kepada masyarakat tentang berbahayanya

aktifitas kapal nelayan yang berasal dari luar terhadap

keutuhan dan kelestarian ekosistem laut.

� Lemahnya informasi intelijen yang diperoleh, sehingga

perlunya peningkatan pengetahuan dan pembinaan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

46

kepada Petugas Intelijen

18. Operasi Pengamanan Gabungan 2

Lokasi : Kegiatan Operasi Pengamanan Gabungan II dilaksanakan

pada tanggal 18 - 24 November 2010 dengan wilayah

operasi mencakup kawasan yang disinyalir rawan tindak

pelanggaran pada kawasan konservasi Taman Nasional

Karimunjawa.

Hasil : � Masih dijumpai nelayan di Dermaga Barat Pulau

Karimunjawa yang disinyalir beroperasi di perairan

kawasan Taman Nasional Karimunjawa dengan

menggunakan alat bantu berupa mesin kompresor yang

dapat merusak kesehatan pemakai dan ekosistem yang

ada karena bisa menurunkan biomassa ikan. Nelayan

tersebut adalah Saudara Ismanto warga Dusun Lego,

Desa Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa,

Kabupaten Jepara.

� Masih terjadi aktifitas pencurian kayu (illegal loging) di

kawasan konservasi Taman Nasional Karimunjawa yaitu

di Blok Legon Lele Pulau Karimunjawa dengan

tersangka Saudara Subur Bin Hashim dengan barang

bukti 6 (enam) batang kayu jenis Bintangur

(Callophyllum inophyllum) dengan ukuran panjang 4

meter dan diameter 10 sentimeter. Hal tersebut

merupakan suatu pelanggaran dari pasal 50 ayat (3)

huruf c juncto pasal 78 ayat (5) UU No. 41 Tahun 1999

tentang Kehutanan dan pasal 33 ayat (3) juncto pasal 40

ayat (4) UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

� Tim Operasi Pengamanan Gabungan menemukan

masyarakat Pulau Nyamuk yang memiliki satwa

dilindungi Undang-undang tanpa bukti kepemilikan yang

sah yaitu Saudara Budidoyo Bin Suwandi. Selanjutnya

Tim menyita barang bukti berupa burung Nuri

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

47

Halmahera (Lorius garrulus). Dan pelaku tindak pidana

membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi lagi

perbuatannya

Dampak

yang

diharapkan

: � Menindak 1 (satu) nelayan penangkap ikan dengan alat

bantu kompresor di perairan Taman Nasional

Karimunjawa.

� Menindak 1 (satu) pelaku penebangan kayu tanpa ijin di

zona perlindungan hutan hujan tropis dataran rendah

Taman Nasional Karimunjawa.

� Menindak 1 (satu) pemilik satwa dilindungi tanpa ijin di

Taman Nasional Karimunjawa

Rekomendasi : � Menindak 1 (satu) nelayan penangkap ikan dengan alat

bantu kompresor di perairan Taman Nasional

Karimunjawa.

� Menindak 1 (satu) pelaku penebangan kayu tanpa ijin di

zona perlindungan hutan hujan tropis dataran rendah

Taman Nasional Karimunjawa.

� Menindak 1 (satu) pemilik satwa dilindungi tanpa ijin di

Taman Nasional Karimunjawa

19. PAM Swakarsa 1 SPTN I Kemujan

Lokasi : Kegiatan Pengamanan Partisipatif di SPTN Wilayah I

Kemujan dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 12 Juni 2010,

yang diawali dengan bimbingan teknis dan penyerahan

bantuan sarpras kepada Kelompok Pengamanan partisipatif

yang bertempat di Kantor SPTN Wilayah I Kemujan

Hasil : Pengamanan sumber daya alam di dalam kawasan yang

dilakukan oleh anggota kelompok Pam Partisipatif Desa

Kemujan yang telah berjalan selama kurang lebih 6 (enam)

tahun, menghadapi beberapa masalah sebagai berikut:

� Seluruh anggota kelompok belum berperan secara aktif

dalam menjalankan tugasnya.

� Anggota kelompok belum dapat memberikan data

(sesuai format yang disediakan) secara benar.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

48

� Belum adanya sarpras pengamanan anggota kelompok

Pam Partisipatif yang mendukung kegiatan dimaksud.

� Masih adanya penangkapan ikan yang tidak ramah

lingkungan, pengambilan/pemanfaatan satwa atau biota

laut dilindungi dan kegiatan yang tidak sesuai dengan

peruntukan zonasi terutama kegiatan budidaya rumput

laut

Dampak

yang

diharapkan

: � Seluruh anggota kelompok pam partisipatif dapat

mengoptimalkan perannya secara aktif dalam melakukan

pengamanan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

di Taman Nasional Karimunjawa.

� Kelompok pam partisipatif dapat memberikan data

(sesuai format yang disediakan) secara benar.

� Dapat diberikan bantuan sarpras kepada 10 (sepuluh)

anggota kelompok pam partisipatif.

� Menekan tingkat pelanggaran bidang konservasi

kehutanan di Taman Nasional Karimunjawa semaksimal

mungkin.

Rekomendasi : � Semua anggota kelompok Pam Partisipatif Desa

Kemujan harus berperan aktif dalam setiap kegiatan yang

dilakukan sehingga hasilnya optimal.

� Meningkatkan pendampingan secara kontinyu/berkala

kepada Kelompok Pam Partisipatif Desa Kemujan

melalui bimbingan teknis dan administrasi sehingga

semua anggota kelompoknya dapat mencatat data

kegiatan sesuai dengan format yang telah disediakan oleh

TN Karimunjawa.

� Kelompok Pengamanan Partisipatif Desa Kemujan wajib

memelihara/merawat bantuan berupa personal use agar

dapat dipergunakan secara berkelanjutan.

20. Pam Swakarsa 2 SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Dilaksnakan tanggal 30 Juni 2010 yang diawali dengan

bimbingan teknis dan penyerahan bantuan sarpras kepada

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

49

kelompok pengamanan partisipatif yang bertempat di

Kantor SPTN Wilayah II Karimunjawa

Hasil : � Telah dilakukan perubahan anggota pengurus kelompok

PAM Partisipatif Desa Karimunjawa di SPTN Wilayah II

Karimunjawa sebagai upaya pengoptimalan peran aktif

seluruh anggota dalam melakukan pengamanan sumber

daya alam yang ada di kawasan TN Karimunjawa.

� Selama melakukan pengamanan kawasan yang

didampingi oleh petugas polhut seluruh anggota ikut

berperan dan dapat mencatat data kegiatan sesuai

dengan format yang telah disediakan oleh TN

Karimunjawa.

� Sebanyak 10 set sarpras telah diberikan kepada anggota

kelompok PAM Partisipatif desa Karimunjawa.

Dampak

yang

diharapkan

: � Seluruh anggota kelompok PAM Partisipatif dapat

mengoptimalkan perannya dalam melakukan

pengamanan sumber daya alam dikawasan Karimunjawa.

� Kelompok PAM Partisipatif dapat memberikan data

(sesuai format yang disediakan) secara benar.

� Dapat diberikan bantuan sarpras kepada 10 anggota

PAM Partisipatif

Rekomendasi : � Partisipasi masyarakat dalam kegiatan perlindungan dan

pengamanan kawasan Taman Nasional Karimunjawa

melalui kelompok pengamanan partisipatif perlu

dukungan dari balai TN Karimunjawa untuk

mengembangkan pengamanan partisipatif ini sampai

ketingkat dusun disetiap desa.

21. Pemantapan Administrasi Sarpras Polhut

Lokasi : Waktu kegiatan disesuaikan dengan masa aktif dari setiap

sarana prasarana administrasi yang menjadi penunjang

tugas bagi polisi kehutanan Balai Taman Nasional

Karimunjawa, lokasi pelaksanaan kegiatan pemantapan

administrasi polhut dilakukan pada mitra instansi yang

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

50

berwenang dalam hal ini Polda Jawa Tengah.

Hasil : � Kesimpulan dari hasil kegiatan ini adalah dapat

terselesaikannya kepengurusan administrasi sarpras

polisi kehutanan baik dari perpanjangan masa aktif kartu

tanda anggota, kartu pinjam pakai senjata, buku pas

senjat api, uji psikotes dan pemeliharaan dan perawatan

senjata api yang dilakukan melalui konsulatsi dan

koordinasi dengan mitra instansi terkait.

Dampak

yang

diharapkan

: � Semua polisi kehutanan Balai TamanNasional

Karimunjawa memiliki kartu tanda anggota polhut.

� 80 % Polisi kehutanan Balai Taman Nasional

Karimunjawa memiliki kartu ijin pinjam pakai senjata,

� 80 % polisi kehutanan lulus uji psikotes.

� 20 buku pas senjata memiliki masa berlaku aktif

� 20 senjata api PM1A1 terawat dengan baik sehingga

dapat digunakan dalam menjalankan tugas ataupun

digunakan pada kegiatan pelatihan menembak.

Rekomendasi : � Saran yang dapat disampaikan dari hasil kegiatan ini

adalah pemantapan administrasi polisi kehutanan dapat

didukung setiap tahun dari anggaran Taman Nasional

Karimunjawa mengingat masa berlaku administrasi

sarana pendukung polisi kehutanan berlaku dalam kurun

waktu satu tahun masa aktif.

22. Penyegaran Polhut

Lokasi : Waktu pelaksanaan kegiatan penyegaran Polisi Kehutanan

dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 4 Oktober 2010 bertempat

di Kompi 2 Detasemen Pelopor A Sat Brimob Simongan,

Semarang, Jawa Tengah

Hasil : � Setelah pelaksanaan Penyegaran Polhut Tahun 2010,

kemampuan dan keterampilan peserta dalam menembak

belum sesuai harapan.

� Pemahaman peserta Penyegaran Polhut 2010 tentang

Peraturan Perundangan terkait kawasan konservasi sudah

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

51

meningkat.

Dampak

yang

diharapkan

: � Meningkatnya kemampuan, keterampilan dan keahlian

yang dimiliki oleh petugas Polisi Kehutanan dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsi dibidang

perlindungan dan pengamanan di kawasan konservasi

Taman Nasional Karimunjawa

Rekomendasi : � Perlu kegiatan serupa agar keterampilan dan kemampuan

menembak peserta meningkat.

� Perlu kegiatan kesamaptaan agar fisik dan mental peserta

meningkat untuk mendukung kegiatan di lapangan.

23. Kesamaptaan Polhut (1)

Lokasi : Kesamaptaan Polhut dilaksanakan pada tanggal 3 maret s/d

6 maret 2010 yang berlokasi di Kompi 2 Detasemen

Pelopor A Sat Brimob Simongan Polda Jawa Tengah

Hasil : • Kegiatan Pelatihan Kesamaptaan Polisi Kehutanan yang

telah dilaksanakan cukup sesuai dengan tugas dan fungsi

sebagai Polisi kehutanan dalam pelaksanaan tugas

dibidang perlindungan dan pengamanan hutan.

• Kegiatan Pelatihan kesamaptaan I Polisi kehutanan Balai

Taman Nasional Karimunjawa diikuti oleh 30 peserta

pelatihan dan hal ini sesuai dengan rencana pelaksanaan

kegiatan yang telah disusun.

• Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Kesamaptaan I bagi

Polisi Kehutanan telah dapat memelihara dan

meningkatkan kemampuan fisik dan mental peserta

pelatihan, serta meningkatkan keterampilan yang dapat

menunjang dalam pelaksanaan tugas dilapangan seperti

keterampilan dalam Mountaineering dan Beladiri

Dampak

yang

diharapkan

: • Adapun hasil yang diharapkan setelah mengikuti

kegiatan pelatihan Kesamaptaan 1 bagi Polisi Kehutanan

Balai Taman Nasional Karimunjawa adalah Terlatihnya

30 orang Polisi kehutanan, memiliki ketahanan fisik dan

mental yang kuat guna mendukung dalam pelaksanaan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

52

tugas pokok dan fungsi dibidang perlindungan dan

pengamanan hutan.

Rekomendasi : • Kegiatan kesamapataan Polisi Kehutanan Balai Taman

Nasional Karimunjawa untuk yang ke 2 diharapkan

dapat diarahkan pada kegiatan serupa guna

mengevaluasi/mengulangi materi-materi yang telah

disampaikan dari kegiatan kesamaptaan I sehingga

kemampuan dan keterampilan peserta dapat terasah

dengan baik.

• Guna memelihara kondisi fisik agar tetap prima sehingga

dapat menunjang dalam pelaksanaan tugas, diharapkan

para personil POLHUT dapat melaksanakan kegiatan

berupa olah raga bersama di wilayah kerja masing-

masing.

24. Kesamaptaan Polhut (2)

Lokasi : Pelaksanaan kegiatan Kesamaptaan 2 Polisi Kehutanan

Balai Taman Nasional Karimunjawa dilaksanakan pada

tanggal 4 s/d 7 Desember 2010, selama 4 (empat) hari yang

berlokasi di Kompi 2 Detasemen Pelopor A Sat Brimob

Polda Jawa-Tengah

Hasil : � Kegiatan Kesamaptaan Polisi Kehutanan yang telah

dilaksanakan sangat relevan guna menunjang tugas

sebagai Polisi kehutanan dalam menjalankan Tugas

Pokok dan Fungsi yang di amanatkan.

� Kegiatan Kesamaptaan bagi Polisi Kehutanan telah dapat

memelihara kemampuan fisik dan mental serta dapat

meningkatkan kedisiplinan para peserta.

� Kegiatan Kesamaptaan Polisi kehutanan dapat

meningkatkan kepatuhan dan ketaatan sebagai Polisi

Kehutanan dalam menjalankan tugas pada masing-

masing seksi wilayah dimana pejabat Polhut tersebut

ditempatkan.

� Kegiatan kesamaptaan telah dapat meningkatkan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

53

kemampuan dan keterampilan peserta dalam bidang

Repling (turun tebing) seperti yang di sampaikan dalam

materi praktek mountenering.

� Kegiatan kesamaptaan telah dapat meningkatkan

keterampilan peserta dalam bidang bela diri yang

meliputi teknik pelumpuhan dengan tangan kosong,

pelumpuhan dengan menggunakan alat berupa tongkat

sambung serta pelumpuhan yang ditujukan bagi pelaku

yang menggunakan senjata tajam

Dampak

yang

diharapkan

: � Adapun hasil yang diharapkan setelah mengikuti

kegiatan Pelatihan Kesamaptaan 2 bagi Polisi Kehutanan

Balai Taman Nasional Karimunjawa adalah Terlatihnya

30 orang Polisi kehutanan Balai Taman Nasional

Karimunjawa, memiliki ketahanana fisik dan mental

yang prima guna menunjang tugas pokok dan fungsi

dibidang perlindungan dan pengamanan hutan.

Rekomendasi : � Kegiatan kesamaptaan Polisi Kehutanan Balai Taman

Nasional Karimunjawa untuk ke depan dapat disatukan

dalam kegiatan Pelatihan menembak bagi Polisi

Kehutanan hal ini bertujuan guna efektifitas dan efisiensi

waktu pelaksanaan kegiatan.

� Guna memelihara kondisi fisik agar tetap prima sehingga

dapat menunjang dalam pelaksanaan tugas, diharapkan

para personil POLHUT dapat melaksanakan kegiatan

berupa olah raga bersama di wilayah kerja masing-

masing.

25. Penyusunan Juklak PAM Swakarsa

Lokasi : Kegiatan penyusunan buku Petunjuk Pelaksanaan

Pengamanan Swakarsa Balai Taman Nasional Karimunjawa

dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 19 April 2010. Lokasi

kegiatan dilakukan di 2 (dua) tempat yaitu Kantor Balai

Taman Nasional Karimunjawa dan Seksi Pengelolaan

Taman Nasional I Kemujan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

54

Hasil : � Telah tersusunnya satu buku Petunjuk Pelaksanaan

Pengamanan Swakarsa Taman Nasional Karimunjawa.

Buku ini berhasil disusun oleh semua pihak yang terlibat

dalam program Pengamanan Swakarsa serta

didistribusikan kepada semua instansi yang terkait dalam

buku tersebut.

Dampak

yang

diharapkan

: � Hasil yang diharapkan adalah tersusunya suatu bentuk

Buku Petunjuk Pelaksanaan Pengamanan Swakarsa di

kawasan Taman Nasional Karimunjawa dan dapat

dijadikan satu acuan khususnya bagi anggota

Pengamanan swakarsa dalam pelaksanaan kegiatan.

Rekomendasi : � Pelaksanaan Program Pengamanan Swakarsa untuk masa

mendatang wajib berpedoman pada Juklak Pengamanan

Swakarsa TN Karimunjawa. Apabila ada ketidaksesuaian

pada saat ini dapat segera disesuaikan oleh semua pihak

setelah habis batas waktu MOU yang terakhir

ditandatangani.

� Guna menindaklanjuti penyelesaian pelanggaran yang

ditangani kelompok Pengamanan Swakarsa, maka perlu

difasilitasi penyusunan peraturan desa tentang

Pengamanan Swakarsa sehingga keputusan yang diambil

dalam menyelesaikan pelanggaran tersebut tidak keluar

dari jalur peraturan perundangan.

� Kelompok Pengamanan Swakarsa yang ada di tiap desa

diharapkan segera mengembangkan kelompoknya

sampai tingkat dusun hal ini untuk mempermudah dalam

penggalian data permasalahan serta perencanaan guna

menindaklanjuti permasalah yang terjadi.

26. Pembinaan PAM Swakarsa

Lokasi : Waktu pelaksanaan kegiatan Pembinaan Pengamanan

Swakarsa dilaksanakan pada tanggal 5 s/d 9 Juni tahun

2010 adapun lokasi pelaksanaan kegiatan dilakukan di

Karimunjawa.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

55

Hasil : � Bertambahnya wawasan dan pengetahuan anggota

kelompok pengamanan swakarsa dalam pelaksanaan

pengelolaan organisasi, peraturan perundangan yang ada

di kawasan konservasi, serta penanganan pertama pada

kecelakan dan penggunaan alat navigasi.

� Pada umumnya anggota kelompok pengamanan

swakarsa cukup mendukung dalam upaya peneggakan

aturan yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional

Karimunjawa serta siap membantu dalam pelaksanaan

kegiatan pengamanan kawasan.

� Anggota kelompok pengamanan swakarsa berharap

mendapatakan sarana pendukung dalam pelaksanaan

kegiatan seperti adanya kartu tanda anggota kelompok

pengamanan swakarsa, sehingga dapat memberikan rasa

percaya diri, buku saku peraturan perundangan serta

adanya bantuan jaket pelampung untuk keselamatan

dalam pelaksanaan kegiatan.

Dampak

yang

diharapkan

: � Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan kesadaran

30 puluh orang anggota kelompok pengamanan

swakarsa yang mengikuti kegiatan pembinaan guna

menunjang pelaksanaan Pengamanan di wilayah Taman

Nasional Karimunjawa

Rekomendasi : � Diharapakan kelompok pengamanan swakarsa dalam

melaksanakan kegiatan pengamanan berpedoman pada

juklak pengamanan swakarsa yang telah disusun.

� Perlu keterlibatan langsung kelompok pengamanan

swakarsa dalam pelaksanaan kegiatan patroli rutin dan

operasi yang dilakukan oleh polisi kehutanan Balai

Taman Nasional Karimunjawa pada wilayah tugas

masing-masing dimana kelompok pengamanan

swakarsa berada.

� Perlu penambahan jumlah anggota kelompok

pengamanan swakarsa sampai ketingkat dusun

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

56

mengingat jumlah anggota kelompok yang ada saat ini

masih kurang,

27. Koordinasi dan Kerjasama dengan Instansi penegak Hukum

Lokasi : � Korwas PPNS

� POLDA Jateng

� Kejaksaan Tinggi Jateng

� Polres Jepara

� Kejaksaan Tinggi Negeri Jepara

� Pengadilan Negeri Jepara

Hasil : 1. Proses penyidikan dan pemberkasan perkara tipihut

yang terjadi di TNKJ tahun 2010 telah selesai

dilaksanakan sebanyak 2 perkara dengan tersangka an.

Wanding dan Jarum bin Kasmono.

2. Proses berkas perkara telah sampai tahap P.21

3. Proses penyidikan dan pemberkasan dilaksanakan yang

terjadi di TN Karimunjawa dilaksanakan oleh PPNS

Balai TN Karimunjawa

Dampak

yang

diharapkan

: � Terselseaikannya Proses penyidikan dan pemberkasan

perkara tipihut yang terjadi di TNKJ sampai tahap P.21

Rekomendasi : 1. Koordinasi dan kerjasama dengan intansi penegak

hukum dalam proses penyidikan di bidang Tipihut perlu

dilaksanakan mengingat tugas dan kewenangan PPNS

kehutanan yang terbatas

2. Pelaksanaan Koordinasi dan kerjasama dilaksanakan

secara rutin, hal ini bertujuan untuk membina hubungan

yang harmonis dengan instansi penegak hukum.

3. Pelaksanaan Koordiansi dan kerjasama dengan instansi

penegak hukum agar dapat dianggarkan dari Dipa 29

BTNKJ

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

57

3). Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam

Tabel 9. Matrik Ringkasan Laporan Program Kegiatan Perlindungan Konservasi

Sumber Daya Alam

Pengelolaan Taman Nasional dan Kawasan Konservasi Lainnya

(KSA/KPA/TB) dan hutan Lindung

1. Penyusunan Buku Panduan Identifikasi Jenis Ikan Karang

Hasil : � Tersusunnya/terbitnya buku panduan identifikasi jenis

ikan karang di Taman Nasional Karimunjawa

2. Penyusunan Buku Panduan Konservasi Penyu

Hasil : � Tersusunnya/terbitnya buku panduan konservasi penyu

di Taman Nasional karimunjawa

3. Penyusunan Buku Panduan Identifikasi Jenis Terumbu Karang

Hasil : � Tersusunnya/terbitnya buku panduan dentifikasi jenis

terumbu karang di Taman Nasional Karimunjawa

4. Analisis Dampak Budidaya Rumput Laut Terhadap Kawasan

Lokasi : � Pelaksanaan kegiatan analisis dampak budidaya rumput

laut terhadap kawasan berlokasi di wilayah Taman

Nasional Karimunjawa (Pulau Karimunjawa, Pulau

Kemujan, Pulau Parang dan Pulau Nyamuk) pada

tanggal 3-12 April 2010

Hasil : � Budidaya rumput laut secara teori tidak berdampak

negatif pada kondisi ekologis. Tetapi kenyataannya

berkembangnya budidaya rumput laut di Karimunjawa

secara ekologi menimbulkan dampak positif dan negatif.

� Dampak positif secara ekologi diantaranya berkurangnya

aktivitas penangkapan ikan dan kemungkinan

berkurangnya penangkapan ikan yang tidak berwawasan

lingkungan seperti penggunaan racun/bom untuk

menangkap ikan karena nelayan ikan banyak yang

beralih menjadi petani rumput laut, selain itu petani

rumput laut mulai ikut peduli terhadap wilayah

pesisir/perairan.

� Dampak negatif budidaya rumput laut secara ekologi

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

58

terhadap perairan adalah sampah (tali) yang dibiarkan

didasar laut dapat mengganggu pertumbuhan karang,

penambatan tali jangkar pada karang – karang hidup

dapat merusak karang dan kemungkinan ternaunginya

habitat yang berada di bawahnya. Sedangkan dampak

ekologi terhadap kawasan diantaranya ketidaksesuaian

lokasi budidaya rumput laut terhadap zonasi yang telah

ditetapkan oleh Taman Nasional Karimunjawa.

� Dampak budidaya rumput laut secara sosial ekonomi

adalah peningkatan penghasilan masyarakat, yaitu

hampir mencapai 100 %, peningkatan kesejahteraan

masyarakat, membuka lapangan kerja sehingga

berkurangnya jumlah pengangguran, bertambahnya

pendapatan asli daerah (PAD), persaingan usaha semakin

ketat sehingga roda perekonomian akan terus berjalan

dan terciptanya iklim usaha yang kondusif dan pada

akhirnya akan tercipta kesejahteraan hidup masyarakat.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terkumpulnya data dampak ekologi dan sosial ekonomi

masyarakat akibat budidaya rumput laut

Rekomendasi : � Perlu adanya koordinasi dan kerjasama antara

pemerintah dalam hal ini adalah Balai Taman Nasional

Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, akademisi dan

juga masyarakat setempat untuk menciptakan dan

menjaga iklim usaha yang kondusif.

� Perlu dikembangkan penggunaan teknologi/penanganan

rumput laut pasca panen yang lebih baik di

Karimunjawa.

� Perlu dilakukan penyuluhan, sosialisasi dan patroli

penertiban lokasi budidaya rumput laut yang melanggar

zonasi Taman Nasional Karimunjawa.

5. Kajian Pedesaan Secara Partisipatif

Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 s/d 31 Mei 2010

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

59

bertempat di 4 Dukuh Batulawang, Mrican, Tlaga, dan

Kemujan

Hasil : Kegiatan Kajian Pedesaan Pasrtispatif menghasilkan

beberapa kesimpulan yaitu:

1. Permasalahan yang ada di lingkup Desa Kemujan antara

lain: Hasil tangkapan ikan nelayan dalam satu dekade

terakhir menurun tajam, alternatif pekerjaan di Desa

Kemujan masih sangat terbatas, Kebutuhan kayu

masyarakat tinggi namun cadangan di lahan masyarakat

sangat kurang, Mulai maraknya hama dan penyakit

tanaman budidaya rumput laut, Masih adanya

masyarakat yang menggunakan alat tangkap yang tidak

ramah lingkungan, Kebutuhan bahan pangan (khusunya

hasil dari budidaya pertanian) belum tercukupi sehingga

mencadangkan dari jawa, Masyarakat kurang memahami

dasar hukum pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa,

sarana dan prasarana publik seprti jalan dan listrik masih

belum memadai, masih minimnya pengetahuan

masyarakat dalam bidang pengelolaan wisata alam,

Pengusahaan pariwisata hanya terkonsentrasi di P.

Karimunjawa.

2. Berdasarkan data yang dihasilkan melalui Focus group

Discussion (FGD), dapat disimpulkan bahwa masyarakat

menilai para pihak yang yang bersentuhan dengan

kehidupan masyarakat di Desa Kemujan memiliki

signifikansi peran yang berbeda beda. Masyarakat Desa

Kemujan mengkategorikan peran para pihak tersebut

dalam beberapa kelas yaitu sangat kurang signifikan,

kurang signifikan, cukup, signifikan, dan sangat

siginifikan.

3. Ditinjau dari penelusuran sejaran yang dilakukan melalui

FGD, dapat disimpulkan bahwa:

a) sumberdaya perikanan di Karimunjawa telah

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

60

mengalami penurunan, yang diindikasikan dengan

semakin menurunnya hasil tangkapan ikan dari tahun

ke tahun.

b) Perubahan alat yang digunakan oleh masyarakat

karimunjawa dalam memanfaatkan sumberdaya

perikanan semakin beragam dan modern.

c) Mata Pencaharian masyarakat Desa Kemujan telah

bergeser dari masyarakat agraris menjadi nelayan.

d) Tata guna lahan Desa Kemujan telah mengalami

perubahan drastis, dari penggunanaan untuk lahan

pertanian dan kebun berubah menjadi tambak dan

kini sebagian besar tidak terkelola dengan baik.

e) Pemanfaatan buah Kelapa pernah mengalami masa

kejayaan ketika masyarakat Desa Kemujan

mengolahnya menjai kopra untuk dijual ke

Semarang. Namun saat ini pembuatan kopra sudah

hampir tidak lagiditemukan di Desa Kemujan.

4. Penggunaan alat transportasi air (perahu) mengalami

perubahan dari jukung berkembang menjadi perahu

layar, kemudian berkembang menggunakan perahu

mesin sampai sekarang.

5. Rantai pemasaran berbagai produk yang dihasilkan

masyarakat Desa Kemujan secara umum terdiri dari 4

(empat) mata ranrai yaitu dari masyarakat dijual ke

tengkulak lokal. Barang kemudian mengalir ke pengepul

di Karimunjawa untuk kemudian dijual ke luar daerah

seperti Semarang, Jepara, Kudus, Surabaya dan bahkan

Jakarta.

6. Didasarkan pada hasil dept interview terhadap sampel,

dapat disimpulkan hala-hal sebagai berikut:

a. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan Desa

Kemujan relatif seimbang.

b. Strata umur masyarakat Desa Kemujan secara umum

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

61

terbagai menjadi 6 (enam) strata, yaitu usia 0 s/d 10

tahun dengan prosentase 17,94%, 11 s/d 20 tahun

dengan prosentase 24,54%, usia 21 s/d 3o tahun

dengan prosentase 17,21%, usia 31 s/d 40 tahun

dengan prosentase 18,68%, usia 41 s/d 50 tahun

dengan prosentase 7,69% dan usia 51 s/d 60 tahun

dengan prosentase mencapai 1,46%.

c. Status pendidikan masyarakat Desa Kemujan

mayoritas tamat SD dengan jumlah 24,48%, disusul

tamat SMP sebesar 9,79%, Tamat SMA 5,3%, Tamat

Diploma 0,81% dan Tamat sarjana 0,4%.

d. Tingkat keikutsertaan masyarakat Desa Kemujan

dalam pelatihan yang pernah dilakukan diantaranya

bidang Kehutanan dengan prosentase 10,86%, bidang

Kelautan 2,17% , bidang Pertanian 2,89%, bidang

Kehutanan dan Kelautan 1,44%, bidang Kehutanan,

Kelautan dan Pertanian 2,17%, Kelautan dan

Pertanian 1,44%, Bidang Kehutanan dan Kelautan

Lainnya masing-masing sebesar 1,44% dan 0,36%.

Sedangkan masyarakat yang tidak pernah ikut serta

dalam kegiatan pelatihan dengan prosentase sebesar

70,65%.

e. Mayoritas masyarakat Desa kemujan mempunyai

pekerjaan utama sebagai Nelayan dengan prosentase

sebesar 22,65%, Pedagang 7,03%,PNS 1,56%, Petani

8,20%, Karyawan 1,56%, Buruh Lepas 5,46%,

Pelajar 28,51%, Pengangguran 5,46%, Pensiun

9,76%, Tidak bekerja karena cacat 0,39% dan

Lainnya 9,37%.

f. Status kepemilikan rumah sebagian besar masyarakat

Desa Kemujan adalah rumah tanpa bukti kepemilikan

yaitu dengn prosentase sebesar 21,42%, izin

menempati 3,96%, untuk kualitas bangunan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

62

mayoritas permanen dengan prosentase 30,15%,

sedangakan tidak permanen dan semi permanen

masing-masing 11,11% dan 9,52%.

g. Dalam memenuhi kebutuhan air untuk keperluan

sehari-hari sebagian besar masyarakat Desa Kemujan

menggunakan sumur sendiri dengan prosentase

88,75%, sumur tetangga 20,31%, sumur umum

9,37%. Sedangkan prosentase untuk jaringan PAM

milik sendiri yaitu 1,56%.

h. Untuk fasilitas pembuangan (WC) masyarakat Desa

kemujan yang tidak memiliki kakus dengan

prosentase 1,25%, kakus sederhana milik umum

4,60%, WC milik sendiri 54,68%, WC milik

umum/milik tetangga 9,37%, dan kakus sederhana

milik sendiri 1,87%.

i. Berdasarkan data yang diperoleh untuk sarana aliran

listrik, masyarakat Desa Kemujan memiliki jaringan

sendiri (langganan) dengan prosentase sebesar

87,5%, diikuti dengan masyarakat yang tidak

mempunya jaringan listrik sebesar 9,37%, aliran

listrik dari tetangga dan memiliki generator masing-

masing sebesar 1,56%.

j. Sumber energi utama yang biasa dipakai masyarakat

Desa Kemujan adalah kayu bakar yang dicari sendiri

dengan prosentase sebesar 53,84%, membeli kayu

bakar dan minyak tanah masing-masing 3,07% serta

gas elpiji 4%.

k. Usaha peternakan dengan 1 jenis hewan didominasi

golongan unggas yaitu ayam yang diusahakan oleh

42,22% peternak kemudian diikuti oleh kambing dan

sapi dengan persentase peternak masing-masing

sebesar 17,78% dan 13,33%, sedangkan 26,67%

peternak mengembangbiakkan jenis hewan campuran

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

63

antara ayam, kambing,sapi, domba, atau kerapu.

l. Mayoritas lahan di Desa Kemujan termasuk ke dalam

tipe pekarangan yang dimiliki oleh 37,5%

warga,diikuti kebun sebesar 23,44%,kitren 14,06%,

tegalan 10,94% dan tambak 4,69%, sedangkan sawah

hanya diusahakan oleh 3,12% warga.

m. Lebih dari setengah warga Desa Kemujan memiliki

luas lahan di bawah 5000m2 dan yang mempunyai

lahan dengan luas antara 5000 s/d 10.000m2 hanya

11,29% warga, sedangkan 24,19% warga memiliki

lahan di atas 10.000m2.

n. Pohon yang dibudidayakan oleh 50,62% Warga

Kemujan merupakan jenis pohon serbaguna. Untuk

jenis yang dimanfaatkan kayunya, jati merupakan

pohon yang paling banyak dipelihara oleh 22,22%

warga, sedangkan persentase warga yang

membudidayakan mahoni dan sengon masing-masing

sebesar 3,70% dan 1,23% dan sisanya memelihara

jenis lainnya.

o. Profesi yang digeluti oleh 51,56% Warga Kemujan

adalah nelayan dan diikuti oleh petani dan pedagang

sebanyak 12,5% warga. Persentase warga yang

menjadi buruh harian yaitu sebesar 7,81% lebih besar

dibandingkan buruh tetap dan usaha jasa yaitu

6,25%, sedangkan yang paling sedikit adalah jenis

usaha ternak dan home industry yaitu hanya 1,56%

warga yang menggelutinya.

p. Tingkat pendapatan 30,16% Warga Kemujan berada

di atas angka Rp 9.000.000, diikuti oleh warga

berpendapatan di bawah Rp 2.000.000 yaitu sebesar

26,98%. Warga dengan pendapatan antara 2.000.000

s/d 3.000.000 yaitu sebesar 19,05%,diikuti oleh

warga berpenghasilan 4.000.000 s/d 6.000.000

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

64

sebesar 15,87%. Sebanyak 4,76% warga memiliki

pendapatan 3.000.000 s/d 4.000.000 dan 3,17%

warga berpenghasilan antara 6.000.000 s/d 9.000.000

q. Tingkat pengeluaran per bulan masyarakat Desa

Kemujan dapat dikelompokkan menjadi 5 strata,

yaitu pengeluaran < Rp500.000 dengan prosentase

11,11%, Rp500.000 s/d 1.000.000 dengan prosentase

28,57%, pengeluaran 1.000.000 s/d 1.500.000 dengan

prosentase 19,04%, pengeluaran 1.500.000 s/d

2.000.000 dengan prosentase 12,70%, pengeluaran di

atas 2.000.000 dengan prosentase 28,57%.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terdokumentasinya hasil analisis kondisi wilyah dan

kehidupan masyarakat Desa Kemujan yang dihasilkan

dengan melibatkan masyarakat.

� Terumuskannya rencana dan tindakan yang harus

dilakukan guna mengatasi permasalahan di desa

Kemujan

Rekomendasi : � Data yang dihasilkan dari kajian pedesaan dengan

pendekatan partisipatif Pasticipatory Rural appraisal

(PRA) dapat segera ditindaklanjuti dengan memfasilitasi

masyarakat untuk menyusun rencana kommunitas

(community Planing), yang dimaksudkan untuk

menyelesaikan permasalahan secara komunal dan

mengelolaa segala potensi desa kemujan secara optimal

6. Pembuatan Jalur Patroli

Lokasi : Lokasi pembuatan jalur patroli di zona perlindungan hutan

mangrove dari pal CA.44/E.44 blok Kemujan sampai

dengan pal CA.5/E.5 blok Legon Jlamun. Waktu kegiatan

pada bulan Juni 2010

Hasil : � Jalur Patroli yang dibuat pada kegiatan ini sepanjang

3.350 meter yaitu dari pal CA.44/E.44 di blok Kemujan

sampai dengan pal CA.5/E.28 di blok Legon Jlamun

atau dari KM.2,2 sampai dengan KM. 5,55 zona

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

65

perlindungan hutan mangrove Seksi Pengelolaan

Taman Nasional Wilayah I Kemujan, Taman Nasional

Karimunjawa.

� Lebar Jalur Patroli yang telah dibuat berkisar antara 1,5

- 2 meter dengan mempertimbangkan kondisi medan

yang ada.

� Sampai saat ini panjang jalur patroli yang ada di Zona

Perlindungan Hutan Mangrove Seksi Pengelolaan

Taman Nasional Wilayah I Kemujan menjadi 6.470

meter yaitu dari blok Gunung Walangan sampai dengan

blok Legon Jlamun. Jalur patroli tersebut dibuat dalam

2 (dua) tahap yaitu tahun 2007 sepanjang 3.120 meter

dari Blok Gunung Walangan sampai dengan Blok

Kemujan dan kegiatan saat ini (tahun 2010) sepanjang

3.350 meter dari Blok Kemujan sampai dengan Blok

Legon Jlamun.

Dampak

yang

diharapkan

: � Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini

bahwa jalur patroli di zona perlindungan hutan

mangrove dari blok Kemujan sampai dengan blok

Legon Jlamun sepanjang ± 3 km selesai dibuat

Rekomendasi : � Dengan dibuatnya Jalur Patroli ini dimungkinkan

masyarakat akan lebih mudah melakukan aktivitas dan

keluar masuk kawasan zona perlindungan hutan

mangrove. Untuk itu kegiatan pengamanan rutin harus

dilakukan pada jalur patroli yang sudah ada.

7. Pemeliharaan Sekat Bakar

Lokasi : Berlangsung selama 10 hari mulai tanggal 21 – 30 Juni

2010 dengan lokasi Blok Jatikerep dari CA 222 / E 223

sampai Blok Legon Lele CA 257 / E 258

Hasil : � Kondisi sekat bakar telah menyatu dengan areal hutan

disekitarnya sehingga batas antara zona perlindungan

dengan lahan masyarakat tidak jelas. Rata-rata semak-

semak yang tumbuh disepanjang sekat bakar telah

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

66

mencapai ketinggian 0,5-1 m dan serasah kering.

� Selain untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan

yang berasal dari lahan penduduk, sekat bakar juga

berfungsi sebagai batas kawasan hutan zona

perlindungan dengan lahan milik, sebagai jalur patroli

untuk mencegah terjadinya pelanggaran tindak pidana

berupa pencurian hasil hutan .

Dampak

yang

diharapkan

: � Terpeliharanya sekat bakar sepanjang 4,6 km dan lebar

6 m dari pal ca 222 s/d pal ca 257 (blok Jatikerep s/d

Legonlele) secara berkala dan untuk mencegah

terjadinya kebakaran zona perlindungan yang berasal

dari lahan penduduk yang berbatasan dengan hutan

zona perlindungan Taman Nasional Karimunjawa.

Rekomendasi : � Pemeliharaan sekat bakar sebaiknya dilakukan setiap

satu tahun sekali.

� Pemeliharaan sekat bakar sebaiknya dilakukan pada

saat menjelang musim kemarau.

� Dilakukan juga pembuatan sekat bakar pada blok

Jatikerep sampai Blok Nyamplungan yang rawan

terjadi kebakaran hutan yang berasal dari lahan

penduduk.

8. Sosialisasi Zonasi

Lokasi : Kegiatan Sosialisasi Zonasi Taman Nasional Karimunjawa

Tahun 2010 dilaksanakan pada tanggal 13 s/d 22 Nopember

2010 di desa Karimunjawa, Kemujan dan Parang

Hasil : � Hasil evaluasi zonasi Taman Nasional Karimunjawa

menunjukkan adanya berbagai dinamika yang terjadi

dalam kawasan baik dinamika perubahan ekologi,

dinamika sosial ekonomi serta dinamika pengelolaan

Taman Nasional Karimunjawa yang berkontribusi

dalam permasalahan pengelolaan.

� Dari hasil evaluasi tersebut masyarakat mendukung

adanya upaya revisi zonasi guna optimalisasi

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

67

pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa kedepan.

Masyarakat menghendaki dalam penentuan zonasi

harus sejalan dengan kepentingan ekonomi dan sosial

budaya masyarakat. Tidak perlu penambahan zona inti

dan perlindungan karena karena akan mempersempit

ruang gerak nelayan mencari ikan. Dibutuhkannya

optimalisasi pengamanan kawasan untuk

mengantisipasi masuknya nelayan yang tidak ramah

lingkungan.

� Masih adanya masyarakat yang belum mengetahui

batas zonasi yang ada serta memahami fungsi dan

peruntukan juga kegiatan yang dapat dilakukan di

masing- masing zona.

Dampak

yang

diharapkan

: Terlaksananya kegiatan Sosialisasi Zonasi Taman Nasional

Karimunjawa Tahun 2010 di Desa Karimunjawa, Kemujan

& Parang.

Rekomendasi : � Implementasi zonasi perlu diikuti dengan kesepakatan

pengaturan pemanfaatan dengan tetap mengacu pada

kebijakan pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa

� Sosialisai perlu terus ditingkatkan ke semua lapisan

masyarakat guna meningkatkan pemahaman dan

kesadaran untuk mematuhi zonasi yang ada

9. Penyusunan Master Plan Wisata Alam

Lokasi : Taman Nasional Karimunjawa, Agustus – November 2010

Hasil : � IdeA Bogor selaku pihak ketiga yang terpilih dalam

proses pemilihan langsung jasa konsultansi

mengadakan pertemuan dengan pihak TNKJ di Bogor.

� TNKJ membentuk tim teknis untuk mendampingi pihak

ketiga dalam menyusun buku masterplan wisata alam

TNKJ.

� Melakukan survey lapangan dan penggalian data

sekunder.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

68

� Melakukan konsultasi dengan seluruh staf TNKJ di

Semarang.

� Penyusunan buku masterplan oleh IdeA di Bogor dan

menghasilkan sebuah buku yang menjadi pedoman

dalam pengembangan wisata alam di TNKJ.

Dampak

yang

diharapkan

: � Tersusunnya 1 buku masterplan wisata alam TN

Karimunjawa

Rekomendasi : � Setelah tersusunnya masterplan wisata alam, TNKJ

masih harus melengkapinya dengan detil engineering

design (DED) pengembangan wisata alam. Untuk itu

perlu dilanjutkan dengan Penyusunan Rencana Tapak

dan Desain Arsitektur Wisata Alam pada tahun anggaran

2012.

10. Penyusunan Revisi Zonasi

Lokasi : Taman Nasional Karimunjawa

Hasil : � Tersusunnya naskah akademik revizi zonasi

Dampak

yang

diharapkan

: � Optimalisasi pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa

di waktu yang akan datang

Rekomendasi : � Konsultasi publik, pengiriman dokumen dan pengesahan

11. Pemeliharaan Titik Referensi

Lokasi : Dilaksanakan pada tanggal 10 – 20 Mei 2010 dengan lokasi

kegiatan Pulau Bengkoang, Pulau Kembar, Pulau Nyamuk

dan Tanjung Pudak (Pulau Karimunjawa)

Hasil : � Ada 2 titik referensi yang tulisan dari bahan kuningan

hilang dan telah dibuatkan laporan kejadian (LK) yaitu

di Pulau Bengkoang dan Pulau Kembar.

� Empat titik referensi yang terdapat di Taman Nasional

Karimunjawa dalam kondisi rusak, tidak terawat.

Terhadap keempat titik referensi tersebut telah

dilakukan pemeliharaan dan sudah dalam kondisi baik.

Dampak : � Terpeliharanya 4 buah Titik Referensi dengan baik.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

69

yang

diharapkan

Rekomendasi : � Pemeliharaan titik referensi yang ada di Taman Nasional

Krimunjawa perlu dilakukan secara berkala guna

mempertahankan kondisi titik referensi tersebut

12. Pemeliharaan Rambu Suar

Lokasi : Tanggal 18 s/d 27 Oktober 2010 dengan lokasi di Pulau

Sintok dan Pulau Bengkoang

Hasil : 1. Telah dilakukan pemeliraan sebanyak 2 (dua) unit

Rambu Suar dengan baik berupa :

a. Solar cell Model Solar Power 100 W 24 volt

b. Accu kapasitas 100 AH, Cell per unit 6, system

tegangan 12 volt

c. Marine lantern (lampu suar) jenis SBNP warna

cahaya kuning, irama lampu : Fl.y.4 sec (FI 1,0 ;

Ecl 3,0) Jarak tampak 5 NM dengan sumber tenaga

surya

d. Sensor otomatis lampu (selcon) spesifikasi 3 A dan

6 A

e. Kabel : NYMHW 1 roll 50 meter (3 x 3,5 MMZ)

f. Pagar BRC

1. Bagian Utama,Tinggi 180 cm x dia.2’’

2. Panel BRC, Lebar: 2400 mm, Tinggi:1900 mm

2. Telah dilakukan pemeriksaan 2 (dua) rambu suar kondisi

baik dengan disaksikan oleh Dephubla/navigasi

Kecamatan Karimunjawa

Dampak

yang

diharapkan

: Dapat dilakukan pemeliharaan sebanyak 2 (dua) rambu

Suar sehingga dapat bermanfaat secara optimal

Rekomendasi : 1. Peningkatan pengawasan melalui patroli secara rutin

2. Sosilalisasi terhadap keberadaan rambu suar kepada

nelayan baik lokal dan pendatang terus dilakukan

3. Mengoptimalkan peran stake holder dan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

70

organisasi/lembaga yang terkait untuk bersama-sama

ikut menjaga rambu suar, sebab sangat bermanfaat

bagi semua fihak

13. Identifikasi Jenis Alga Dan Rumput Laut

Lokasi : Kegiatan Identifikasi Alga dan Rumput Laut di Taman

Nasional Karimunjawa dilakukan pada tanggal 08 s/d 17

Februari 2010.

Lokasi : Zona Inti (Taka Menyawakan, Tanjung Bomang,

Gosong Kumbang), Zona Pemanfaatan Wisata Bahari (P.

Menjangan Besar, P. Menjangan Kecil, P. Menyawakan),

Zona Budidaya (P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Parang)

Hasil : � Berdasarkan Identifikasi Makroalga dan Rumput Laut

dapat diketahui bahwa jumlah jenis makroalga di 9 titik

pengamatan di wilayah perairan Taman Nasional

Karimunjawa adalah 21 jenis, yang terdiri dari Divisi

Chlorophyta ( 13 jenis), Phaetophyta ( 5 jenis), dan

Rhodophyta ( 3 jenis) . Keragaman jenis makroalga

paling banyak terdapat di perairan Tanjung Bomang,

terdapat 15 jenis makroalga di perairan ini.

Dampak

yang

diharapkan

: � Teridentifikasinya jenis – jenis makroalga di 9 lokasi

pengamatan di Taman Nasional Karimunjawa

Rekomendasi : � Penelitian manfaat makroalga dilaksanakan bekerjasama

dengan institusi penelitian untuk upaya pengelolaan

pemanfaatan sumber daya alam hayati di kawasan

Taman Nasional Karimunjawa

14. Identifikasi Jenis Jamur/Lumut

Lokasi : Dilaksanakan selama 10 hari mulai tanggal 31 Januari s.d. 9

Februari 2010 dengan lokasi antara lain : Nyamplungan,

Alang – alang (Bukit Maming), Legon Pinggir, Legon Lele,

Cikmas, Jati Kerep, Legon Boyo, Hutan Mangrove, blok

terusan, Kapuran, Legon Njlamun, dan Legon Waru

Hasil : � Jumlah jamur yang ditemukan sebanyak 35 jenis

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

71

dengan 32 jenis berhasil diidentifikasi.

� Jumlah lumut yang ditemukan dan berhasil

diidentifikasi sebanyak 9 jenis

Dampak

yang

diharapkan

: � Terdokumentasinya dan teridentifikasinya jenis –jenis

jamur di 11 lokasi survey dalam lingkup wilayah

pengelolaan SPTN II Karimunjawa

Rekomendasi : � Perlu pengadaan buku identifikasi jamur dan lumut

sebagai sumber pustaka bagi kegiatan selanjutnya.

� Perlu disusun buku identifikasi jamur dan lumut Taman

Nasional Karimunjawa untuk publikasi potensi dan

sumber pustaka.

� Perlu penelitian lebih lanjut tentang jenis jamur yang

dapat dikonsumsi dan jamur yang bermanfaat sebagai

obat

15. Pengajaran Mulok SLTP

Lokasi : Ruang lingkup pengajaran Muatan Lokal Pendidikan

Lingkungan Kelautan lebih terkosentrasi pada Sekolah

Menengah Pertama yang ada di Pulau Karimunjawa dan

Kemujan, yaitu SMP Negeri 1 Karimunjawa dan MTs.

Safinatul Huda 2 Kemujan

Hasil : � Proses belajar mengajar berjalan dengan baik.

� Tingkat partisipasi siswa cukup tinggi, ini dilihat dari

presensi siswa yang hadir/mengikuti pengajaran mulok

Pendidikan Lingkungan Kelautan.

� Daya serap siswa akan penerimaan materi cukup tinggi,

ini tidak saja didasarkan akan nilai teori saja tetapi juga

pelaksanaan Visit School dan School Visit yang

dilakukan oleh tim pengajar dari Balai Taman Nasional

Karimunjawa. Animo mereka sangat tinggi akan

kegiatan tersebut.

� Hasil dari kegiatan praktek lapangan (School Visit)

salah satunya pembuatan persemaian tanaman mahoni

dan nyamplung. Mereka mampu melaksanakan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

72

pembuatan persemaian dengan tingkat kegagalan 10%,

sampai sekarang bibit yang mereka hasilkan cukup

baik.

� Dengan adanya pembelajaran mulok Pendidikan

Lingkungan Kelautan diharapkan sejak dini masyarakat

karimunjawa mengetahui, memahami, menghayati, dan

menerapkan arti penting konservasi bagi diri sendiri,

masyarakat, dan lingkungan.

� Pendidikan Lingkungan Kelautan mengajarkan Balai

Taman Nasional Karimunjawa adalah suatu instansi

pemerintah dalam naungan Kementerian Kehutanan

yang sangat intens/komit terhadap kelestarian alam/

lingkungan Karimunjawa.

Dampak

yang

diharapkan

: � Peningkatan pemahaman siswa terhadap kelestarian

sumber daya alam hayati dan ekosistem TN.

Karimunjawa

Rekomendasi : � Modul segera direvisi, salah satunya bab Taman

Nasional, sub bab sistem pengelolaan taman nasional

meliputi struktur organisasi Taman Nasional dan sistem

zonasi terbaru.

� Perlu diadakan Training of trainer (ToT) pada semua

pengajar baik tingkat SD ataupun SMP. Untuk

meningkatkan kemampuan mengajar dan penyegaran.

� Perlu diadakan alat peraga untuk menunjang proses

belajar.

16. Pengelolaan Data Base

Lokasi : Kegiatan Pengelolaan Data Base Taman Nasional

Karimunjawa dilaksanakan selama lima hari mulai tanggal

6-10 November 2010 (PT.344/IVT.14./DIPA/2010)

bertempat di kantor Balai Taman Nasional Karimunjawa di

Semarang.

Hasil : � Kegiatan Pengelolaan Data Base Taman Nasional

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

73

Karimunjawa telah terselenggara dengan baik pada

tanggal 6-10 November 2010 di kantor Balai Taman

Nasional Karimunjawa.

� Kegiatan ini berfokus pada dua aktivitas utama yaitu

updating data ke dalam sistem data base dan pembuatan

aplikasi MDI (Sistem Manajemen Data Informasi).

� Secara umum berbagai tambahan informasi baru yang

merupakan hasil kegiatan pengelolaan Balai Taman

Nasional Karimunjawa selama tahun 2010 telah

ditambahkan ke dalam sistem data base Taman

Nasional Karimunjawa.

� Secara khusus MDI bertujuan untuk meningkatkan

efektifitas penggunaan sistem data base yaitu dengan

mengubah sistem dari sistem data base berbasis aplikasi

menjadi sistem data base berbasis web.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terkelolanya sistem data Base Balai Taman Nasional

Karimunjawa terutama dengan ter-update-nya system

data base dan terinstalnya program aplikasi Sistem

Manajemen Database (MDI) pada server sehingga

dapat diakses seluruh client/pengguna informasi.

Rekomendasi : � Kegiatan pengelolaan data base Taman Nasional

Karimunjawa perlu terus dilaksanakan di masa yang

akan datang sehingga tersedia sistem data yang mampu

menunjang pengelolaan kawasan Taman Nasional

Karimunjawa.

� Untuk meningkatkan akses terhadap MDI Balai Taman

Nasional Karimunjawa diperlukan ketersediaan sarana

prasaran pendukung yang memadai.

17. Rapat Kerja Kantor Balai

Lokasi : � Villa Citra Asri , Nglimut , Boja, Kendal

Hasil : � Kegiatan Rapat Kerja dilaksanakan pada tanggal 14 s/d

15 Januari 2010 telah terselenggara dengan baik.

Dampak : � Optimalisasi pelaksanaan kegiatan tahun 2010

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

74

yang

diharapkan

Rekomendasi : • Untuk mendukung kinerja oraganisasi BTNKJ, perlu

adanya optimalisasi peranan pejabat fungsional lingkup

BTNKJ.

• Menyongsong perencanaan 2011 maka masing-masing

seksi dan sub bag TU melakukan persiapan untuk

perencanaan kegiatan tahun 2011 pada bulan Juni 2010.

18. Konsinyasi Penilaian Dupak (2x)

Lokasi : Kegiatan konsinyasi DUPAK dilaksanakan di Hotel Kediri,

Bandungan, Semarang. selama 2 hari tanggal 30 – 31 Juli

2010.

Hasil : � Kegiatan Konsinyasi Dupak Balai Taman Nasional

Karimunjawa telah terselenggara dengan baik pada

tanggal 30 - 31 Juli 2010 di Ruang pertemuan Hotel

Kediri Bandungan Semarang dengan dihadiri 10 Orang

yang terdiri dari Kepala Balai, 3 orang tim sekretariat

dan 6 orang tim penilai.

� Kegiatan konsinyasi diisi beberapa paparan mengenai

permasalahan dari hasil temuan penilaian oleh masing-

masing tim penilai pendahuluan maupun tim sekretariat

dan hal ini telah terselesaikan melalui satu persepsi dan

kesepahaman.

� Secara umum kegiatan ini sangat positif sebagai

wacana sosialisasi ke pejabat fungsional, agar usulan

Dupak periode berikutnya sudah sesuai juklak juknis

yang ada

Dampak

yang

diharapkan

: � Kegiatan konsinyasi dilaksanakan dengan harapan agar

proses penilaian berkas Dupak yang dilakukan oleh tim

penilai pendahuluan Balai Taman Nasional

Karimunjawa dapat menjadi satu persepsi dengan tim

penilai pusat. Dengan kesamaan persepsi tersebut

penilaian yang dilakukan dapat mempercepat proses

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

75

kenaikan pangkat pilihan para pejabat fungsional di

Balai Taman Nasional Karimunjawa, yaitu :

1. Masalah yang teridentifikasi dapat diselesaikan.

2. Kesamaan persepsi dari tim penilai pendahuluan.

3. Ternilainya 26 dupak Polhut dan 16 dupak PEH

Rekomendasi : � Perlunya kegiatan sosialisasi kepada para pejabat PEH

dan Polhut baik dari perwakilan tim sekretariat maupun

tim penilai dalam segi Administrsi dan teknis sehingga

terbentuk satu kesepahaman sinergitas dalam

penyusunan dan pengumpulan Dupak.

� Perlunya penyusunan pedoman format penulisan

laporan angka kredit bagi polhut berdasarkan juklak

juknis dan perubahannya. Hal itu untuk menjamin

keseragaman format pembuatan laporan kegiatan

DUPAK, sehingga apa yang disusun dapat dipastikan

sesuai dengan aturan yang ada. Untuk itu penyusunan

pedoman format penulisan laporan DUPAK bagi polhut

disemua jenjang akan dimintakan rekomendasi dari tim

penilai pusat.

� Kegiatan Konsinyasi perlu terus dilaksanakan di masa

yang akan datang karena sebagai sarana penentuan

hasil akhir penilaian, dari tim penilai pendahuluan

sebagai acuan penilaian selanjutnya oleh tim penilai

pusat. Sehingga diharapkan kegiatan konsinyasi akan

diusulkan dalam tahun anggaran 2011.

19. Pelatihan Interpreter

Lokasi : � Pelaksanaan 15 - 19 Agustus 2010

� Ruang Kantor SPTN Wilayah II Karimunjawa sebagai

ruangan kelas dalam pelaksanaan belajar dan simulasi

kelompok

� Tracking Mangrove di Kemujan sebagai lokasi praktek

interpretasi dan pengenalan mangrove Karimunjawa

sementara Makam Sunan Nyamplungan sebagai lokasi

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

76

praktek pengenalan teknik guiding dan interpretasi

wisata.

Hasil : � Pelatihan interpreter Balai Taman Nasional

Karimunjawa diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri

dari 20 orang masyarakat setempat serta 10 orang staf

Balai Taman Nasional Karimunjawa yang dipersiapkan

sebagai interpreter.

� Peserta yang telah mengikuti pelatihan lebih terbuka

wawasan dalam teknis pemanduan serta telah dibekali

dengan kemampuan dan ketrampilan melayani

pengunjung

Dampak

yang

diharapkan

: � 30 orang yang terdiri dari 10 orang staf Balai Taman

Nasional Karimunjawa dan 20 orang masyarakat sekitar

kawasan dapat menerapkan hasil pelatihan sebagai

interpreter di Taman Nasional Karimunjawa

Rekomendasi : � Peserta pelatihan agar lebih meningkatkan kapasitas/

kemampuan diri sendiri melalui latihan mandiri dalam

melayani pengunjung serta membekali diri sendiri

dengan pengetahuan dan ketrampilan yang memadai

tentang obyek wisata yang ada di Taman Nasional

Karimunjawa.

� Peserta pelatihan interpreter dapat menerapkan ilmu

yang didapat untuk melayani pengunjung.

� Peserta pelatihan menjadi anggota organisasi pemandu

wisata yang telah ada di Karimunjawa.

20. Pemasangan Tanda Batas Dive Site

Lokasi : � 12 lokasi penyelaman (dive site) yg terdiri dari P.

Menjangan Kecil (2 lokasi), Cemara Kecil (1 lokasi),

Cemara Besar (1 lokasi), Tanjung Gelam (1 lokasi),

Indonoor (1 lokasi), Pantai Nirwana (1 lokasi), P.

Tengah (1 lokasi), P. Cilik (1 lokasi), P. Parang (1

lokasi), P. Kumbang (1 lokasi).

Hasil : � Terpasangnya tanda batas dive site di 12 lokasi

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

77

Dampak

yang

diharapkan

: • Terpasangannya tanda batas dive site di 12 lokasi yang

ditetapkan menurut potensi lokasi penyelaman dan

zonasi.

• Diketahuinya karakteristik lokasi dan obyek penyelaman

di lokasi yang ditetapkan sebagai lokasi penyelaman

(dive site).

Rekomendasi : � Pengawasan & pemeliharaan tanda batas dive site yang

telah terpasang

� Masih diperlukan pemasangan tanda batas dive site di

lokasi-lokasi lain

21. Pembuatan Persemaian Dewadaru

Lokasi : Dilaksanakan mulai tanggal 24 Mei sampai 2 Juni 2010 di

halaman kantor SPTN II Karimunjawa.

Hasil : � Pada jenis Dewadaru yang kita buat pembibitan berasal

dari puteran yang tingkat kerberhasilanya lebih banyak

dan ada juga yang berasal dari stek akar namun kurang

berhasil dan untuk cangkok juga ada.

� Untuk setigi berasal dari biji yang kita semai dulu baru

kita pindah ke polybag tingkat kerberhasilan 80 %..

� Untuk bibit Kalimosodo berasal dari biji dan steks

cabang yang tingkat kerberhasilanya 80 %.

Dampak

yang

diharapkan

: � Bertambahnya populasi jenis tanaman khas

Karimunjawa di zona Perlindungan Taman Nasional

Karimunjawa dan tanah milik sebanyak 1500 tanaman.

Rekomendasi : � Untuk pembuatan pembibitan tanaman khas

Karimunjawa seyogyanya dilakukan pada menjelang

musim penghujan agar tingkat kerberhasilnya bisa

maksimal

� Untuk Dewadaru perlunya kerjasama dengan

masyarakat karena untuk pohon dewadaru dihutan

sudah tidak ada sehingga bibit harus beli dari

masyarakat

22. Study Banding Pemberdayaan Masyarakat

Lokasi : Studi Banding Pemberdayaan Masyarakat Balai Taman

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

78

Nasional Karimunjawa dilaksanakan pada tanggal 12 – 19

Oktober 2010 ke Pulau Bali, dengan obyek lokasi studi

banding di Taman Nasional Bali Barat, Yayasan Alam

Lestari Indonesia (LINI), Mangrove Information Center,

Garuda Wisnu Kencana, Pantai Kuta dan Pusat oleh-oleh

Bali serta Pantai Pasir Putih Situbondo di Jawa Timur.

Hasil : Dari hasil diskusi yang dilakukan secara mandiri oleh

masing-masing kelompok peserta studi banding

pemberdayaan masyarakat Taman Nasional Karimunjawa

Tahun 2010 dapat disimpulkan sebagai berikut:

� Kondisi alam masing-masing obyek studi banding tidak

seindah Karimunjawa namun bisa lebih maju dalam

pengelolaan pariwisata

� Perlunya hubungan sinergi antara tokoh masyarakat –

Balai TN Karimunjawa dan Pemda sehingga bila

muncul masalah maka dapat diselesaikan secara

kearifan local

� Perlu penataan sarpras pariwisata yang ada di

Karimunjawa terutama sarana dasar seperti kapal

� Penyiapan sumber daya manusia terutama pelaku

wisata dalam menjalin hubungan baik antarelemen

� Souvernir biota seperti di Situbondo tidak boleh

diadopsi di Karimunjawa

� Pengelolaan oleh kelompok dan individu bisa

diterapkan di Karimunjawa

� Perlunya kesadaran untuk merubah karakter orang

Karimunjawa yang egois menjadi teroganisir

Dampak

yang

diharapkan

: 1. TNKJ hendaknya mengadopsi, mengadaptasi, dan

menerapkan aspek - aspek pengelolaan yang sesuai

dengan kondisi di Taman Nasional Karimunjawa,

khususnya pengelolaan taman nasional berbasis resort.

2. Untuk mengoptimalisasikan pelaksanaan tugas di

lapangan, hendaknya setiap tenaga fungsional

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

79

melaksanakan tugas minimal dan melaporkan semua

hasilnya berupa data-data potensi dan permasalahan di

tingkat tapak.

� Pemilihan lokasi safari pengelolaan taman nasional lebih

disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi TNKJ.

Rekomendasi : � Keindahan alam Kepulauan Karimunjawa ternyata

lebih mempesona dibandingkan dengan lokasi obyek

studi banding di Pulau Bali. Namun sayangnya

pengelolaan pariwisata di Karimunjawa belum digarap

secara serius oleh masyarakat Karimunjawa sendiri.

Sebenarnya berbagai macam organisasi telah terbentuk

namun belum diberdayakan dan dioptimalkan

kapasitasnya. Yang diperlukan oleh masyarakat

sekarang adalah kesepahaman dari masing-masing

organisasi yang ada di masyarakat agar tidak berjalan

sendiri-sendiri.

23. Safari Pengelolaan Taman Nasional

Lokasi : Kegiatan safari pengelolaan SDAH & E akan dilaksanakan

selama sepuluh hari pada tanggal 11 – 20 Juli 2010.

Kegiatan ini akan dilaksanakan di 7 lokasi, meliputi 5

lokasi kawasan pelestarian alam (KPA), 1 lokasi

pengelolaan mangrove dan 1 lokasi pengelolaan milik

swasta

Hasil : Berdasarkan hasil diskusi selama safari pengelolaan Taman

Nasional Karimunjawa dibeberapa instansi, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Safari pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa ini

menambah wawasan 16 staf Taman Nasional

Karimunjawa mengenai tiga aspek pengelolaan yakni

perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan di kawasan

pelestarian alam.

2. Staf TN Karimunjawa yang ikut safari pengelolaan ini

sebanyak 16 orang meningkat kapasitasnya setelah

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

80

melihat langsung model pengelolaan kawasan

pelestarian alam di TNBS, TNMB, TNAP, TNBB, dan

BKSDA Bali.

3. Strategi aplikatif yang dapat diadopsi dan diterapkan di

Taman Nasional Karimunjawa dengan beberapa

adaptasi diantaranya:

a. Pemanfaatan dan pengelolaan jasa lingkungan:

� Kerjasama dengan pihak ketiga dalam

mengembangkan potensi wisata dan membangun

sarana prasarana penunjang wisata alam.

� Koordinasi dan kerjasama dengan Pemda dalam hal

retribusi sebagai penerimaan PNBP dan PAD dapat

dilakukan dalam bentuk sumbangan wisatawan ke

pihak ketiga.

� Peningkatan pemberdayaan masyarakat dengan

melakukan pendampingan dan pembinaan secara

rutin dan berkesinambungan.

� Menciptakan kondisi masyarakat setempat agar

menjadi bagian dalam pengelolaan ODTWA

sehingga mempunyai inisiatif untuk ikut menjaga

dan mengelola kawasan agar tetap lestari

b. Pembinaan populasi dan habitat:

� TNKJ dapat membuat padang penggembalaan semi

alami untuk rusa atau satwa – satwa lainnya di lokasi

yang menjadi prioritas pengembangan di TNKJ.

� TNKJ hendaknya memiliki jenis tumbuhan dan

satwa liar (TSL) yang menjadi satwa kunci agar

dapat dikenal oleh pihak luar

� Upaya konservasi jenis TSL tersebut lebih

diprioritaskan dan dibuatkan sebagai salah satu

program yang bisa “dijual” ke wisatawan dengan

melibatkan masyarakat setempat

c. Pelestarian dan pemanfaatan hutan mangrove:

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

81

� Pengelolaan tracking mangrove di SPTNW I

Kemujan melibatkan masyarakat setempat.

� Pemasangan papan - papan informasi yang memuat

semua keterangan tentang hutan mangrove.

� Pengelolaan sampah di dalam kawasan yang

menjadi obyek wisata alam dapat diterapkan

konsepnya, seperti penyediaan tempat sampah dan

sistem pembuangan sampah dan MCK.

� Menyediakan sarana khusus untuk vandalisme. Hal

ini dapat mengurangi kerusakan sarpras ODTWA

sekaligus dapat menyalurkan bakat dan hobi

wisatawan.

d. Optimalisasi pengamanan:

� Pengelolaan berbasis resort merupakan salah satu

upaya peningkatan efektifitas pengelolaan dengan

pelaksanaan tugas minimal yang dituangkan dalam

register sehingga data yang dimiliki dapat lebih valid

dan up todate.

� Kegiatan pengamanan dan monitoring sumber daya

hutan dan ekosistemnya (SDHE) yang bersifat rutin

serta sesuai dengan tupoksinya tidak lagi menjadi

kegiatan tersendiri yang membutuhkan biaya besar.

� Penggunaan rumus constanza sebagai bahan

pembuktian tentang tingkat kerugian dari suatu

tindak pidana kehutanan.

e. Budidaya biota laut yang mempunyai nilai ekonomis

penting:

� Rangkaian transplantasi terumbu karang dari

pemilihan lokasi sampai pemanenan yang tidak

begitu rumit bisa menjadi salah satu alternatif

transplantasi terumbu karang disamping

transplantasi yang telah dilakukan di TNKJ.

� Mengajak masyarakat dalam transplantasi karang

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

82

sehingga masyarakat berperan aktif dalam

melestarikan kawasan terumbu karang dalam 1

konsep pengelolaan yang layak jual dari sudut

pandang ekowisata

Dampak

yang

diharapkan

: Tersedianya sumber daya manusia Balai Taman Nasional

Karimunjawa yang mempunyai kapasitas dan memiliki

wawasan luas serta didukung kemampuan teknis dan non

teknis dalam pengelolaan kawasan Taman Nasional

Karimunjawa.

1. Wawasan 16 orang staf TN Karimunjawa terkait dengan

tiga aspek pengelolaan yakni perlindungan, pengawetan

dan pemanfaatan di kawasan pelestarian alam mengalami

peningkatan.

2. Kapasitas 16 orang staf TN Karimunjawa dalam

pengelolaan kawasan pelestarian alam mengalami

peningkatan, khususnya mengenai:

a. pemanfaatan dan pengelolaan jasa lingkungan;

b. pembinaan habitat dan populasi satwa;

c. pelestarian dan pemanfaatan hutan mangrove;

d. optimalisasi pengamanan;

e. budidaya biota laut yang mempunyai nilai ekonomis

penting.

3. Ada 1 strategi aplikatif untuk pengelolaan TNKJ yang

diperoleh dari sharing pengelolaan yang dilakukan dalam

kegiatan ini.

Rekomendasi : 3. TNKJ hendaknya mengadopsi, mengadaptasi, dan

menerapkan aspek - aspek pengelolaan yang sesuai

dengan kondisi di Taman Nasional Karimunjawa,

khususnya pengelolaan taman nasional berbasis resort.

4. Untuk mengoptimalisasikan pelaksanaan tugas di

lapangan, hendaknya setiap tenaga fungsional

melaksanakan tugas minimal dan melaporkan semua

hasilnya berupa data-data potensi dan permasalahan di

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

83

tingkat tapak.

5. Pemilihan lokasi safari pengelolaan taman nasional

lebih disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi TNKJ.

24. Kajian Nilai Ekonomis Pemanfaatan Sumber Daya Air

Lokasi : Kegiatan dilaksanakan di Taman Nasional Karimunjawa

pada bulan September – November 2010

Hasil : � Pihak ketiga melakukan proses konsultasi dengan

TNKJ untuk sinkronisasi dan rencana kegiatan.

� TNKJ membentuk tim untuk mendampingi pihak

ketiga dalam melakukan kajian.

� Melakukan survey dan penggalian data sekunder.

� Melakukan pengambilan sampel dan analisis kualitas

air.

� Melakukan presentasi draft hasil kajian di kantor

BTNKJ Semarang.

� Melakukan ekspose hasil kajian di Kabupaten Jepara.

� Tersusunlah hasil kajian yang berisi: 1) Kebutuhan air

di Karimunjawa tidak dapat dipenuhi secara rutin

karena di Karimunjawa tidak memiliki CAT, 2) Air

hujan merupakan sumber satu-satunya air bersih di

Karimunjawa sehingga perlu dibuatkan penampungan

pada sub DAS kecil yang ada, 3) Sumbangan untuk

konservasi hutan sebagai penyimpan cadangan air dapat

dilakukan setiap tahun sekali oleh masyarakat

Karimunjawa yang memanfaatkan airnya sebesar Rp.

125.000 per KK.

Dampak

yang

diharapkan

: � Mendapatkan data kebutuhan air bersih bagi

masyarakat Karimunjawa.

� Mendapatkan data mengenai potensi sumber daya air

yang ada di kepulauan Karimunjawa.

� Mendapatkan informasi dan hasil kajian dari nilai

provisi pemanfaatan sumberdaya air di TN

Karimunjawa.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

84

Rekomendasi : � Setelah mengetahui hasil kajiannya, maka TNKJ dapat

melakukan pendekatan, koordinasi, dan sinkronisasi

dengan instansi terkait agar pengaturan pemanfaatan air

dapat lestari dan program konservasinya dapat

dukungan semua pihak. Salah satunya dengan

melakukan lokakarya pemanfaatan jasa lingkungan.

25. Pengembangan Prasarana Wisata

Lokasi : � Bukit Maming, Taman Nasional Karimunjawa

Hasil : � Shelter di makam Nyamplungan Shelter Bukit maming

(2,5 m x 1,5 m) dan (2,5 m x 2,5 m)

Dampak

yang

diharapkan

: � Optimalisasi Kegiatan Wisata di Taman Nasional

Karimunjawa

26. Penataan Halaman Kantor Seksi

Lokasi : Kantor Seksi Wilayah, Taman Nasional Karimunjawa

Hasil : � 193 m² (penataan halaman) dan penataan jalur track

bukit maming (107 m²)

27. Pembuatan Prasarana Kantor Seksi Karimunjawa

Lokasi : � Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa

Hasil : � Rumah Genset

28. Pembuatan Film Dokumenter

Lokasi : Taman Nasional Karimunjawa

Hasil : � Terokumentasikannya

pengelolaan kawasan dan potensi wisata Taman

Nasional Karimunjawa dengan judul “Taman Nasional

Karimunjawa, Mutiara Laut Jawa”

29. Rekonstruksi Batas Kawasan Darat (42 Km)

Lokasi : Pelaksanaan rekontruksi batas kawasan dilaksnakan selam

21 hari yaitu mulai tanggal 8 s/d 28 November 2010 di

kawasan darat TN Karimunjawa

Hasil : � Sebanyak 164 pal batas kawasan darat di TN

Karimunjawa telah terpasang sesuai dengan tata batas

yang telah dilaksanakan dengan jarak sepanjang 42

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

85

KM.

� Rencana rekontruksi batas kawasan dilaksanakan

sepanjang 65 km dengan anggaran berasal dari Dipa 29

BTNKJ tahun 2010 akan tetapi dari hasil koordinasi

dan riveiw dari BPKH bahwa alokasi anggaran hanya

cukup untuk 42 km dan sisanya sepanjang 23 km akan

dialokasikan dari penggaran BPKH wil XI pada tahun

2011.

� Inisial pal batas saat ini sudah berubah dari CA menjadi

TN hal ini telah sesuai dengan Sk No. 78 tahun 1999

tentang perubahan fungsi kawasan.

� Pelaksanaan rekontruksi batas darat dilaksanakan

melibatkan tim teknis BPKH wil XI jawa Madura yang

memiliki tupoksi dibidang pengukuhan kawasan hutan

dengan jumlah tim teknis sebanyak 4 orang yang

terbagi kedalam 2 regu dengan rincian tiap regu 2 dari

BPKH dan 1 dari TNKJ.

� Laporan Hasil pelaksanaan kegiatan rekontruksi batas

diserahkan sepenuhnya kepada tim teknis BPKH wil XI

dengan laporan dan BA hasil pelaksanaan kegiatan

yang telah ditandatangani para fihak

Dampak

yang

diharapkan

: � Terpasangnya kembali batas kawasan berupa pal batas

sepanjang 42 km dengan Inisial Pal batas darat TN

lengkap dengan titik GPS yang tercatat akurat, guna

terjaganya keutuhan kawasan konservasi baik di hutan

tropis dataran rendah maupun kawasan hutan mangrove

di kawasan konservasi Taman Nasional Karimunjawa

Rekomendasi : � Pelaksanaan rekontruksi batas kawasan darat yang

dilaksanakan tahun 2010 terlaksana sepanjang 42 km

dengan jumlah pal yang terpasang sebanyak 164 pal,

diharapkan untuk tahun 2011 BPKH wil XI dapat

memfasilitasi anggaran untuk kekurangan sepanjang 23

km .

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

86

� Pemeliharaan batas kawasan agar dapat dianggarakan

dari dipa 29 BTNKJ secara periodik 1 th sekali.

30. Study Habitat Kupu-Kupu

Lokasi : Kegiatan Studi habitat kupu-kupu dilaksanakan selama 10

(sepuluh) hari mulai tanggal 6-15 Oktober 2010. Lokasi

kegiatan : Legon Lele dan Nyamplungan

Hasil : � Kupu-kupu Idea leuconoe Karimoendjawae merupakan

kupu-kupu yang memiliki bentuk tubuh paling besar di

Karimunjawa dengan corak sayap yang indah.

� Dari hasil pengamatan frekuensi pertemuan dengan

kupu-kupu dewasa lebih banyak di daerah Legon Lele

baik di zona pemukiman ataupun zona perlindungan

dibandingkan Nyamplungan.

� Kupu-kupu Idea leuconoe Karimoendjawae sangat

menyukai lingkungan cenderung lembab (ternaungi

kanopi pohon), suhu normal (antara 26˚C-30˚C),

sumber pakan melimpah.

Dampak

yang

diharapkan

: � Mengetahui jenis tumbuhan sebagai sumber pakan, data

lingkungan abiotik, dan jenis tumbuhan sebagai habitat

kupu-kupu endemik berkembang biak di Legon Lele dan

Nyamplungan yang masuk dalam Kawasan Pengelolaan

Wilayah II Karimunjawa

Rekomendasi : � Untuk menunjang pengelolaan kupu-kupu di masa yang

akan datang diperlukan upaya peningkatan kapasitas

sumber daya manusia pelaksana kegiatan terutama

terkait dengan upaya identifikasi, pengawetan, dan

penangkaran jenis kupu-kupu endemik di Taman

Nasional Karimunjawa mengingat masih terbatasnya

informasi tentang hal ini.

� Perlu dilaksanakan monitoring secara berkelanjutan

tentang keberadaan kupu-kupu endemik di Karimunjawa

31. Pembuatan Demplot Budidaya Tanaman Obat

Lokasi : � Pelaksanaan kegiatan pembuatan demplot budidaya

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

87

tanaman obat dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari dari

tanggal 8 – 17 Mei 2010. Lokasi pembuatan demplot

budidaya tanaman obat yakni halaman kantor Seksi

Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karimunjawa.

Hasil : � Tersedianya demplot budidaya tanaman obat di Taman

Nasional Karimunjawa. Dan Mengoptimalkan potensi

tanaman obat yang potensial untuk dibudidayakan dan

dikembangkan sehingga dapat memberikan manfaat yang

optimal.

� Jenis tanaman obat yang dibudidayakan dalam demplot

sejumlah 27 jenis, diantaranya : wijaya kusuma,

temulawak, tapak dara, sirih, sambung nyawa, sambiloto,

pegagan, lengkuas, kumis kucing, kencur, jahe, cocor

bebek, cabe jawa, brotowali, beluntas, bangle, jambu biji,

sangketan, patah tulang, kunyit putih, sirih merah,

mimba, mangkokan, pacar air, broco, sambang darah,

dan bilahong.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terbangunnya persemaian tanaman obat sebagai demplot

budidaya jenis-jenis tanaman obat yang potensial untuk

dikembangkan di Taman Nasional Karimunjawa.

Sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai

bahan obat alternatif atau untuk penggunaan dalam

keadaan darurat.

Rekomendasi : � Pemeliharaan demplot budidaya tanaman obat ini untuk

dilanjutkan kegiatannya ke lahan/pekarangan

masyarakat, sehingga masyarakat bisa mengembangkan

dan dimanfaatkan sebagai obat alternatif.

32. Pembuatan Demplot Budidaya Lebah Madu

Lokasi : Lokasi pelaksanaan kegiatan Pembuatan Demplot Lebah

Madu SPTN I Kemujan dilaksanakan di kebun masyarakat

di sekitar Masjid Dukuh Kemujan yang berdekatan dengan

sumber air bersih dan rumah penduduk yang terdapat

sarang lebah madu. Kegiatan Pembuatan Demplot

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

88

Budidaya Lebah Madu di Taman Nasional Karimunjawa

dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari yaitu pada tanggal

12-21 Juni 2010

Hasil : � Pembuatan demplot budidaya lebah madu di Taman

Nasional Karimunjawa menghasilkan 10 (sepuluh)

demplot lebah madu.

� Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pembuatan

demplot lebah madu antara lain 1) Habitat yang ideal

dimana dekat dengan sumber pakan dan sumber air; 2)

kondisi stup yang nyaman, tidak berbau dan tidak panas;

3) adanya lebah ratu yang ikut dipindahkan ke dalam

stup; 4) tidak adanya predator yang bisa mengganggu

lebah madu dan merusak madu; 5) teknik pemindahan

koloni lebah ke dalam stup yang tepat, yaitu ketika

malam hari dimana semua koloni lebah telah masuk ke

dalam sarang.

� Pemeliharaan demplot lebah madu yang intensif dan

berkelanjutan diperlukan guna memantau perkembangan

dan keberadaan lebah madu.

Dampak

yang

diharapkan

: � Keluaran yang diharapkan adalah adanya contoh

budidaya lebah madu lokal secara modern dan

pemanfaatan potensi lebah madu secara optimal di

kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

Rekomendasi : � Setelah berhasil dengan kegiatan pembuatan demplot

lebah madu diupayakan kegiatan pemanenan dan

pengolahan produk lebah madu. Produk lebah madu yang

bisa dipanen antara lain madu, royal jelly, pollen,

propolis, dan malam/lilin.

� Pemanenan madu hasil budidaya lebah madu yang baik

dapat menghasilkan madu yang memiliki kualitas yang

baik yang memerlukan persiapan dan peralatan yang

lengkap.

� Dalam memanen produk lebah madu diperlukan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

89

persiapan yang matang dan peralatan yang lengkap

seperti ekstraktor digunakan untuk mengeluarkan madu

tanpa merusak sarang, bejana penampung madu, alat

penyaring, mangkokan royal jelly untuk memproduksi

royal jelly atau mengembangbiakkan lebah ratu, alat

pengambil larva, alat pengambil royal jelly, pinset/supit,

alat penyaring royal jelly

33. Pembuatan Arboretum Lamun

Lokasi : Pelaksanaan pada tanggal 17 s/d 26 April 2010. Tempat

dibuatnya arboretum lamun adalah tempat yang memiliki

keanekaragaman jenis paling banyak dari Sembilan jenis

yang ada, tempat mudah dijangkau, aman dari tindakan

pengrusakan oleh masyarakat

Hasil : � Kegiatan pembuatan arboretum lamun ini berjalan

dengan baik, di kawasan SPTN II Karimunjawa.

Arboretum ini memuat jenis – jenis lamun yang ada di

kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Tiap jenis yang

ada di areal Arboretum Lamun diberi penamaan dengan

balok cor ukuran 30 x 30 x 20 cm, dan pembatas areal

arboretum lamun diberi penanda dengan pelampung,

selain penanda pelampung juga dibuat papan

pengumuman bahwa di lokasi tersebut terdapat

arboretum lamun.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terbangunnya arboretum lamun sebagai gambaran

ekosistem lamun.

� Dapat dimanfaatkanya arboretum lamun sebagai media

pendidikan dan penelitian.

Rekomendasi : � Semua elemen masyarakat untuk ikut menjaga,

umumnya ekosistem padang lamun, dan khususnya

arboretum lamun. Khususnya untuk Balai Taman

Nasional Karimunjawa untuk lebih baik lagi dalam

menjaga kelestarian ekosistem padang lamun.

34. Translokasi Kima

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

90

Lokasi : Kegiatan translokasi kima dilaksanakan pada tanggal 23

Oktober-10 November selama 10 hari di kawasan Taman

Nasional Karimunjawa, yang dipusatkan di perairan Pulau

Parang dan Pulau Kemujan serta pulau Kumbang dan pulau

Kemujan

Hasil : � Translokasi kima merupakan salah satu upaya

pembinaan populasi kima di kawasan Taman Nasional

Karimunjawa dimana diindikasikan populasi kima telah

mengalami penurunan. Translokasi bertujuan untuk

memindahkan sejumlah kima dari lokasi yang

mempunyai jumlah kima yang melimpah ke lokasi lain

dengan kelimpahan yang rendah untuk mengupayakan

terwujudnya agregasi populasi kima didalam suatu

kawasan.

� Kegiatan translokasi telah terlaksana dengan baik yang

ditandai dengan terlaksananya translokasi 10 Kima Sisik

dari perairan Pulau Parang ke perairan Pulau Kumbang

dan 10 Kima Lubang dari perairan Pulau Bengkoang ke

perairan Pulau Kemujan

� Hasil monitoring awal pasca translokasi menunjukan

bahwa kima yang ditranslokasi berada dalam kondisi

baik walaupun ditemui pergeseran posisi pada Kima

Sisik dan pemucatan pada Kima Lubang

Dampak

yang

diharapkan

: � Hasil yang diharapkan adalah terlaksananya translokasi

kima jenis T. squamosa dari perairan Pulau Parang ke

perairan Plau Kumbang dan terlaksananya translokasi

T.crocea dari perairan Pulau Bengkoang ke perairan

Pulau Kemujan sebanyak masin-masing 10 (sepuluh)

individu.

Rekomendasi : � Perlu dilakukan upaya monitoring keberhasilan kima

satu tahun pasca pelaksanaan kegiatan untuk mengethui

keberhasilan pembinaan populasi kima melalui upaya

translokasi ini.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

91

� Kima merupakan satwa dilindungi yang populasinya

semakin menurun dalam kawasan TN Karimunjawa

sehingga pembinaan populasinya perlu terus dilakukan

untuk melestarikan populasi kima di kawasan Taman

Nasional Karimunjawa.

35. Pelestarian Penyu SPTN I Kemujan

Lokasi : � Waktu pelaksanaan kegiatan Pelestarian Penyu berupa

pembangunan Karamba Pembesaran Tukik adalah

adalah 13 – 23 Maret 2010

� Kegiatan Pelestarian Penyu berupa pembangunan

Karamba Pembesaran Tuki dilaksanakan di Penetasan

Semi Alami SPTN I Kemujan yang berada di pantai

Barakuda, Desa Kemujan

Hasil : � Tujuan utama dari kegiatan pelestarian penyu berupa

pembuatan karamba pembesaran tukik adalah untuk

membesarkan tukik sampai ukuran tertentu sehingga

daya survival tukik terhadap ancaman dialam liar lebih

baik.

� Karamba pembesaran tukik adalah karamba tancap

apung, dengan ukuran 4x4 m, dengan jaring benang

plastik.

� Pantai Barakuda merupakan lokasi di letakannya

karamba, dikarenakan lokasi PSA berada di pantai

Barakuda, dengan jarak karamba dari pantai ± 50 m.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terbangunnya 1 (satu) unit karamba tempat pembesaran

tukik

� Karamba Pembesaran Tukik dapat dipergunakan secara

optimal

� Dapat dijadikan sebagai tempat penelitian atau

pendidikan

Rekomendasi : � Program Konservasi Penyu tidak hanya terbatas pada

Penetasan Semi Alami untuk itu perlunya melibatkan dan

dukungan dari berbagai pihak dalam pengembangan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

92

program selanjutnya, contohnya adalah PSA dijadikan

sebagai obyek wisata bagi pemilik resort wisata .

� Hingga saat ini lahan lokasi PSA merupakan lahan

pinjaman, oleh karena itu untuk segera dilakukan

pembebasan lahan.

� Dalam perkembangan Program Konservasi Penyu perlu

dibangun pagar keliling lokasi PSA dan pembangunan

sarana jembatan menuju ke karamba pembesaran tukik.

� Peningkatan keterampilan petugas dalam pengelolaan

penetasan semi alami sangat diperlukan, salah satunya

dengan bimbingan teknis,pelatihan, atau studi banding di

daerah lain yang sudah berhasil dalam pengembangan

penetasan semi alami.

36. Pelestarian Penyu SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Kegiatan pelestarian penyu dilingkup wilayah SPTN II

dilaksanakan pada tanggal 16-25 Januari 2010. Adapun

kegiatan pelestarian penyu pada tahun ini adalah pembuatan

sarana tempat pembesaran tukik penyu sebelum dirilis di

alam yang berupa kolam keramba jaring dasar laut

Hasil : � Dengan adanya pengadaan pembuatan keramba sarana

tempat pembesaran tukik berupa keramba jaring dasar

sangat mendukung sekali penetasan semi alami di Pulau

Menjangan Besar. Hal ini sesuai dengan hasil translokasi

dan penetasan semi alami dari tahun 2003 – 2010 dimana

tahun 2009 jumlah telur yang ditetaskan mencapai rekor

tertinggi sebanyak 6.485 butir dan berhasil menetas

hidup sebanyak 4.472 ekor/butir dengan tingkat

presentasi keberhasilan penetasan semi alami 69 persen.

Sehingga jumlah telur yang menetas atau tukik yang

banyak ini tidak langsung dilepasliarkan.

� Tingkat presentasi keberhasilan Penetasan Semi Alami

Telur Penyu Taman Nasional Karimunjawa mengalami

peningkatan 7 persen dari tahun 2008 – 2009 dimana

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

93

tahun 2008 (62%) dan pada tahun 2009 (69%).

� Program Konservasi Penyu Taman Nasional

Karimunjawa yang berupa translokasi dan penetasan

semi alami telur penyu mempunyai peluang untuk

dikembangkan sebagai model ekoturisme dengan

peningkatan pemberdayaan masyarakat lokal

Karimunjawa.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terbangunnya tempat pembesaran tukik

� Terjaminnya kelangsungan hidup tukik

� Terpromosikannya ekowisata berbasis pelestarian penyu

Rekomendasi : � Dengan adanya peningkatan jumlah tukik dan telur yang

menetas pada Penetasan Semi Alami Telur Penyu Taman

Nasional Karimunjawa dari tahun ke tahun dan

pertumbuhan tukik yang semakin besar juga maka sangat

diperlukan sekali penambahan jumlah pakan tukik untuk

menjaga kelangsungan hidup sebelum dilepasliarkan di

alam.

� Melakukan tindakan antisipasi terhadap predator sarang

telur penyu dan cuaca yang buruk pada saat musim

puncak peneluran penyu dan mengintensifkan

pendampingan kepada masyarakat nelayan penemu telur.

� Adanya sarana pendukung untuk pengembangan

ekoturisme berbasis penyu yang melibatkan

pemberdayaan masyarakat lokal Karimunjawa dengan

perlunya pengadaan Pusat Informasi Penyu Karimunjawa

37. Rehabilitasi Terumbu Karang SPTN I Kemujan

Lokasi : Dilaksanakan tanggal 19-28 April 2010 di Pantai Batu Putih

dan Pantai timur Ujung Batu lawang

Hasil : � Jenis Karang yang di tranplantasikana adalah acropora

formosa dan Acropora grandis dengan substrat

artificialreef bentuk piramid, kotak dan selinder dengan

jumlah substrat masing-masing 421 unit. Fragmen karang

yang ditranpalantasikan adalah 3.789 fragmen.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

94

Dampak

yang

diharapkan

: � Terlaksananya rehabilitasi terumbu karang di 2 lokasi

Rekomendasi : � Pemantauan dilakukan 6 bulan sekali untuk mengetahuai

tingkat pertumbuhan karang

� Peningkatan dan pengaman di lokasi rehabilitasi

� Melakukan rehabilitasi dilokasi lain berdasarkan hasil

monitoring.

38. Rehabilitasi Terumbu Karang SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Selama 10 hari mulai tanggal 8 – 17 September 2009 di

zona perlindungan Tanjung Gelam pada titik koordinat S

05º50’27,5” dan E 110º24’19,6” dan sebelah Barat P.

Menjangan Kecil pada titik koordinat S 05º53’31,6” dan E

110º24’04,1”

Hasil : � Rehabilitasi Terumbu Karang dengan teknik

Transplantasi karang merupakan suatu upaya

pencangkokan atau pemotongan karang hidup untuk

ditanam pada tempat lain atau lokasi karang yang

mengalami kerusakan, bertujuan untuk pemulihan atau

pembentukan terumbu karang secara alami.

� Jenis karang yang di transplantasi terdiri dari 6 jenis

yaitu Acropora grandis, Acropora sp, Acropora

digitivera, Acropora formosa dan Montipora kaktus dan

Porites nigrescens, dengan jumlah 4.221 fragmen

karang.

� Secara umum, kondisi lingkungan terumbu karang

merupakan daerah yang mendukung untuk kelangsungan

hidup karang yang di transplantasi.

� Artificialreef dari bahan beton semen berbentuk beton

piramid, blok beton persegi dan blok beton silinder

sebagai kontruksi karang buatan yang merupakan subtrat

dalam mendukung percepatan pertumbuhan karang yang

di transplantasi. Artificialreef yang di pasang sebanyak

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

95

1.407 unit dengan luasan mencakup 6,5 ha.

� Lokasi pemasangan transplantasi karang berada di

perairan sebelah Barat Pulau Menjangan Kecil dan pada

zona Perlindungan Tanjung Gelam Taman Nasional

Karimunjawa.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terlaksananya rehabilitasi terumbu karang di 2 lokasi

Rekomendasi : � Pemantauan minimal 6 bulan sekali, untuk mengetahui

tingkat pertumbuhan karang, perubahan sumberdaya

hayati perikanan dan stabilitas fisik rakitan piramid itu

sendiri. Parameter fisika-kimia lingkungan sebagai

faktor pendukung pelaksanaan pemantauan.

� Peningkatan patroli rutin dalam rangka pengawasan dan

pengamanan pada perairan Taman Nasional

Karimunjawa khususnya daerah-daerah yang

direhabilitasi untuk menghindari gangguan-gangguan

yang diakibatkan oleh aktifitas nelayan dan pencemaran

lokasi tersebut.

� Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait,

perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan

masyarakat dalam rangka kelestarian terumbu karang.

39. Rehabilitasi Mangrove

Lokasi : � Kegiatan rehabilitasi mangrove dilaksanakan selama 10

hari mulai tanggal 14 s/d 23 September 2010.

� Lokasi kegiatan rehabilitasi mangrove di areal lahan

kritis milik masyarakat berupa bekas tambak di blok

Gelaman Desa Kemujan.

Hasil : � Kegiatan rehabilitasi mangrove dilaksanakan pada lahan

kritis milik masyarakat berupa bekas tambak di blok

Gelaman Desa Kemujan.

� Areal bekas tambak yang direhabilitasi terdiri dari 3

petak tambak seluas 1,05 Ha dengan pola empang parit

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

96

tradisional, bibit mangrove yang ditanam jenis bakau

(Rhizopora sp) sejumlah 9.400 batang dengan jarak

tanam 1 meter x 1 meter. Sedangkan saluran air/kolam

untuk memelihara ikan dengan ukuran lebar 3 meter

dibuat mengelilingi tambak

� Dengan menggunakan sistem empang parit ini, maka

areal bekas tambak yang direhabilitasi mencapai 89%

dari luasan tambak, sedangkan saluran air/kolam yang

dipergunakan untuk memelihara ikan mencapai 11%.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terehabilitasnya lahan kritis lahan kritis masyarakat

Gelaman Desa Kemujan berupa 1,05 Ha areal bekas

tambak dengan pola empang parit tradisional.

Rekomendasi : � Melakukan monitoring kegiatan rehabilitasi mangrove

dalam waktu 15 s/d 30 hari dengan kegiatan penyulaman.

� Lahan kritis berupa areal bekas tambak di SPTN I

Kemujan masih luas, diharapkan kegiatan rehabilitasi

mangrove dapt diprogramkan kembali pada tahun yang

akan datang.

40. Monitoring Populasi Ikan Kerapu

Lokasi : � Kegiatan monitoring populasi ikan kerapu dilaksanakan

selama 10 (sepuluh) hari dari tanggal 20 s/d 29

September 2010

� Sedangkan lokasi selam dilakukan monitoring di 12

lokasi yaitu : barat P. Menjangan Kecil, P. Cemara

Kecil, Taka Mrican, Tanjung Gelam, P. Batu, Tanjung

Bomang, P. Sintok, Pantai Batu Putih, Tanjung Pudak,

Karang besi, selatan pulau Parang, dan pancang batu

Lawang

Hasil : � Selama pelaksanakan monitoring populasi ikan kerapu

didapatkan/ditemukan 12 jenis ikan kerapu dari famili

Serranidae dan sub famili Epinephelinae. untuk jenis

Cephalopholis cyanostigma tertinggi dengan jumlah 23

ekor (lokasi pulau Sintok) dan terendah 1 ekor yaitu

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

97

jenis Cromileptes altivelis (pancang Batu Lawang).

� Rata-rata panjang ukuran ikan kerapu selama

melaksanakan monitoring menunjukan kisaran 15 – 30

cm.

� Dari kegiatan ini dilaksanakan di dua belas (12) lokasi

monitoring, yaitu barat pulau Menjangan Kecil, pulau

Cemara Kecil, Taka Mrican, Tanjung Gelam, pulau Batu,

Tanjung Bomang, pulau Sintik, Pantai Batu Putih,

Tanjung Pudak, Karang Besi, Selatan pulau Parang, dan

Pancang Batu Lawang.

Dampak

yang

diharapkan

: � Hasil yang diharapkan adanya kegiatan ini adalah dapat

memberikan informasi mengenai kondisi ikan kerapu

saat ini dan masukan bagi Taman Nasional guna

menentukan arah dan tujuan pengelolaan Taman

Nasional.

Rekomendasi : � Merehabilitasi ikan kerapu di lokasi-lokasi yang minim

ikan sesuai dengan jenis yang dimonitoring sehingga

diharapkan membantu reproduksi populasi ikan kerapu

di perairan kawasan Taman Nasional Karimunjawa

41. Monitoring Terumbu Karang Dan Ikan SPTN I Kemujan

Lokasi : Dilaksanakan selama 10 hari tanggal 02-11 Oktober 2010 di

lokasi Karang Besi 2 titik, P. Parang 4 titik, Pantai Batu

Putih, Pantai Mrican, Pantai Batulawang, Pantai Baracuda,

dan Ujung Batulawang dan Pantai Telaga

Hasil : � Kisaran tutupan karang di 10 mter berada pada kisaran

buruk hingga baik sekali sedang pada kedalamn 10 meter

pada kisaran sedang hingga baik sekali.

� Kenakeragamn jenis karang tertinggi berada di stasiun

parang 3 (tiga) dan terendah di parang 1(satu) jenis.

� Biomassa ikan tertinggi terdapat di stasiun Karang Besi

2(dua) dan terendah adalah di Pantai Telaga

Dampak

yang

: � Data persentase tutupan karang dan biomasa ikan karang

di kawasan TN Karimunjawa periode 2010 di 12 titik

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

98

diharapkan pengamtatan

� Kompilasi data dari tahun 2008 sampai 2010

Rekomendasi : � Monitoring dilakukan secara berkala dan berkelanjutan

dengan waktu dan lokasi yang telah ditetapkan.

� Pengkajian potensi sumberdaya ikan yang mempunyai

nilai ekonomis tinggi dan ikan herbivore di TN

Karimunjawa.

� Pemantauan dampak aktifitas manusi terhadap

perkembangan terumbu karang dalam waktu yang

panjang melalaui monitoring rutin pada kawasan TN

Karimunjawa.

42. Monitoring Terumbu Karang Dan Ikan SPTN II Karimunjawa

Lokasi : � Cemara Besar (2 lokasi), P. Geleang (2 lokasi), Gosong

Seloka (2 lokasi), Gosong Kumbang (2 lokasi),

Menjangan Besar (2 Lokasi), Nirwana (1 lokasi), Pulau

Batu (1 lokasi)

Hasil : � Berdasarkan hasil monitoring di 12 lokasi pengamatan

persentase penutupan karang keras di kedalaman 10

meter masuk dalam katagori sedang hingga baik dengan

rata-rata penutupan masuk katagori sedang. Sedangkan

pada kedalaman 3 meter masuk dalam katagori sedang

hingga baik sekali dengan rata-rata penutupan masuk

katagori baik. Rata-rata persentese penutupan pada

kedalaman tiga dan sepuluh meter di 12 stasiun

pengamatan masuk dalam katagori baik.

� Keanekaragaman jenis karang tertinggi adalah pada

stasiun pengamatan P. Geleang (lokasi ke-2) dengan

indeks keanekaragaman 4.17 dengan indek keseragaman

0.92 dan indeks dominasi 0.07. Keanekaragaman

terendah pada stasiun pengmatan Gosong Seloka (lokasi

ke-2) dengan nilai indeks keanekaragaman 1.92 dengan

nilai indek keseragaman 0.96 dan indeks dominasi 0.28.

� Biomassa ikan karang yang tertinggi adalah 290.58 kg/ha

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

99

terdapat di stasiun Gosong Seloka dan terendah adalah

81.83 kg/ha di Pulau Menjangan Besar 1. Tidak ada

perbedaan biomassa ikan yang signifikan antara daerah

dangkal (shallow) dan daerah dalam (deep). Di satu

stasiun pengmatan biomassa ikan di daerah dangkal

(shallow) lebih tinggi dibandingkan daerah dalam (deep),

namun dilokasi lain kebalikannya.

� Rata-rata biomassa ikan disetiap lokasi berkisar antara

81.83 kg/ha sampai dengan 290.58 kg/ha. Persentasi

Biomassa ikan karang terbanyak dari famili

Pomacentridae (19%), selanjutnya dari famili scaridae

(17%), dan dari family Caesionidae yaitu 15%.

� Biomassa diseluruh lokasi pengamatan, menunjukkan

bahwa stok ikan wilayah Karimunjawa terdapat

perbedaan yang cukup tinggi antara lokasi yang satu

dengan yang lainnya. Meskipun demikian, masih ada

keragaman dan kelimpahan ikan karang yang relatif

tinggi dibeberapa lokasi.

� Berdasarkan hasil pengamatan ada indikasi ikan

harbivore (pemakan alga) mulai menurun biomassanya

ditandai dijumpai tutupan alga yang cukup tinggi

biomasa ikan herbivore (scaridae) yang tergolong kecil.

� Kondisi kesehatan karang bisa dikatakan dalam kondisi

baik, hal ini dibuktikan dengan tidak dijumpainnya

penyakit karang atau pemangsaan karang oleh predator

bleaching dijumpai tapi masih dalan intensitas sangat

rendah dan masih bersifat sporadis.

Dampak

yang

diharapkan

: � Data persentase tutupan karang dan biomasa ikan karang

di kawasan TN Karimunjawa periode 2010 di 12 titik

pengamtatan

� Kompilasi data dari tahun 2008 sampai 2010

Rekomendasi : � Monitoring terumbu karang perlu dilakukan secara

berkala sesuai waktu dan tempat yang telah ditetapkan.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

100

� Pemantauan dampak akibat dari aktivitas manusia dan

alam terhadap perkembangan terumbu karang

dilaksanakan secara berkesinambungan dalam jangka

waktu yang panjang, melalui monitoring rutin pada

kawasan perairan untuk mencegah/mengurangi dampak

akibat aktivitas manusia.

� Pengkajian potensi sumber daya alam khususnya ikan

karang yang memiliki nilai ekonomis penting dan ikan

herbovore untuk pengkayaan ikan karang di

Karimunjawa.

43. Monitoring Burung Elang Laut

Lokasi : Kegiatan dilakukan pada tanggal 29 Juni – 8 Juli 2010 di

Cikmas, Legon Lele, Nyamplungan, Pulau Burung, Pulau

Geleang, Kemloko, Legon Boyo, Pulau Kemujan (Legon

Nipah, Gunung Walangan, Batu Lawang)

Hasil : � Dari 10 titik pengamatan, Elang laut perut putih dijumpai

pada 7 lokasi yaitu, Pulau Burung, Pulau Geleang,

Legon Lele, Cikmas, Kemloko, Nyamplung Ragas dan

Legon Nipah/Gunung Walangan. Dari 7 lokasi tersebut,

diperkirakan terdapat 5 – 8 ekor (4 pasang) dan 2 (dua)

sarang Elang-laut perut-putih.

Dampak

yang

diharapkan

: � Dapat diketahuinya jumlah individu dan sarang Elang-

laut perut- putih di 10 titik lokasi pengamatan

Rekomendasi : � Perlu dilakukan monitoring Elang Laut Perut Putih

secara berkala yaitu setiap setahun atau dua tahun sekali

44. Monitoring SPAGS Kerapu SPTN I Kemujan

Lokasi : Dalam pengamatan daerah pemijahan ikan didasarkan pada

biologi hidup ikan, dimana ikan melakukan aktifitas

memijah pada waktu-waktu tertentu. Pelaksanaan kegiatan

monitoring daerah pemijahan ikan kerapu dilaksanakan

mengikuti fase bulan baru (newmoon/bulan mati) dengan

waktu pengamatan pada bulan Mei 2010. Kegiatan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

101

monitoring daerah pemijahan ikan kerapu ini dilakukan di 6

(enam) lokasi yaitu P. Burung, P. Kumbang, Taka

Menyawakan, Tanjung Gelam, Karang Tengah dan Taka

Malang-Mrican

Hasil : � Data yang diambil pada monitoring spags ikan kerapu di

SPTN Wilayah I Kemujan adalah satu kali periode bulan

baru Mei 2010 dengan hasil pengamatan dijumpai 5

species ikan target yaitu P. areolatus, P. oligocanthus, P.

leopardus, P. maculatus dan E. Fuscoguttatus.

� Tanda pemijahan ditemukan pada ikan target P.

aerolatus dan E. Fuscoguttatus dengan tanda berupa

courship dan gravid. Sementara distribusi frekuensi

panjang ikan (DFP) selama dilakukan monitoring

menunjukkan kisaran panjang ikan yang dijumpai lebih

bervariasi antara 22 cm – 70 cm, namun ada rentang

ukuran ikan target diatas ukuran 40 cm yang semakin

jarang dijumpai.

� Dari hasil monitoring sementara perjumpaan ikan target

lebih sering terjadi di lokasi yang termasuk zona inti (P.

Kumbang, Taka Menyawakan dan Taka Malang)

dibandingkan dengan lokasi di zona perlindungan (P.

Burung, Tanjung Gelam dan Karang Tengah).

Dampak

yang

diharapkan

: � Terpantaunya 6 lokasi daerah pemijahan ikan kerapu di

Taman Nasional Karimunjawa

� Musim pemijahan ikan kerapu dan kemungkinan

ditetapkannya zona open close pada lokasi pemijahan

pada saat musim pemijahan ikan kerapu.

� Adanya grafik jenis jumlah dan ukuran ikan kerapu

yang mengalami pemijahan dari tahun ke tahun.

Rekomendasi : � Dalam satu kali monitoring belum dapat menunjukkan

puncak pemijahan sehingga diperlukan monitoring

selama paling tidak selama 6 bulan berturut-turut agar

dapat diketahui secara pasti puncak musim pemijahan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

102

ikan kerapu.

� Adanya rentang ukuran ikan target dari ikan ukuran kecil

(22 cm – 35 cm) dengan ikan ukuran besar (> 60 cm)

menunjukkan ikan ukuran tertentu (ukuran ikan 40 cm –

50 cm) diperkirakan merupakan target penangkapan

nelayan. Ada kemungkinan bahwa masih terdapatnya

penangkapan ikan di zonasi yang bukan zona

pemanfaatan terbukti pada saat monitoring Mei 2010

masih dijumpai jaring muroami yang beroperasi di Pulau

Burung. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem

pengamanan khusus terutama di lokasi-lokasi yang

menjadi lokasi pemijahan, terutama pada bulan-bulan

tertentu.

45. Monitoring SPAGS Kerapu SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Dalam pengamatan daerah pemijahan ikan didasarkan pada

biologi hidup ikan, dimana ikan melakukan aktifitas

memijah pada waktu-waktu tertentu. Pelaksanaan kegiatan

monitoring daerah pemijahan ikan kerapu dilaksanakan

mengikuti fase bulan baru (newmoon/bulan mati) dengan

waktu pengamatan pada bulan April 2010. Kegiatan

monitoring daerah pemijahan ikan kerapu ini dilakukan di

6 (enam) lokasi yaitu P. Burung, P. Kumbang, Taka

Menyawakan, Tanjung Gelam, Karang Tengah dan Taka

Malang-Mrican

Hasil : � Dari hasil monitoring di 6 lokasi pengamatan (P. Burung,

Taka Menyawakan, P. Kumbang, Tanjung Gelam,

Karang Tengah dan Taka Malang Mrican) dapat

dijumpai species ikan target yaitu P. areolatus, P.

oligocanthus, P. leopardus, P. maculatus, E.

Fuscoguttatus dan Cheilinus undulatus di semua lokasi

pengamatan kecuali di Tanjung Gelam tidak dijumpai

ikan target.

� Monitoring pada periode April 2010 menunjukkan tanda

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

103

pemijahan ditemukan pada semua ikan target, namun

jumlah ikan paling banyak dengan tanda pemijahan

dijumpai jenis P. maculatus. Tanda pemijahan yang

dijumpai meliputi coloring, courship dan gravid.

Perjumpaan species ikan target paling tinggi dan paling

banyak dijumpai tanda-tanda pemijahan adalah di lokasi

pengamatan Pulau Kumbang.

� Dari hasil monitoring sementara perjumpaan ikan target

lebih sering terjadi di lokasi yang termasuk zona inti (P.

Kumbang, Taka Menyawakan dan Taka Malang)

dibandingkan dengan lokasi di zona perlindungan (P.

Burung, Tanjung Gelam dan Karang Tengah).

Dampak

yang

diharapkan

: � Terpantaunya 6 lokasi daerah pemijahan ikan kerapu di

Taman Nasional Karimunjawa

� Musim pemijahan ikan kerapu dan kemungkinan

ditetapkannya zona open close pada lokasi pemijahan

pada saat musim pemijahan ikan kerapu.

� Adanya grafik jenis jumlah dan ukuran ikan kerapu yang

mengalami pemijahan dari tahun ke tahun.

Rekomendasi : � Perlunya dilakukan monitoring ikan kerapu paling tidak

selama 6 bulan berturut-turut pada periode bulan yang

sama untuk mengetahui puncak musim pemijahan,

karena dalam satu kali monitoring belum dapat diketahui

puncak musim pemijahan.

� Masih ditemukannya salah satu ikan target Cheilinus

undulatus dengan ukuran relatif besar (92 cm) di lokasi

zona inti Taka Menyawakan, menunjukkan bahwa pada

lokasi tersebut memang seharusnya menjadi strict area

dan menjadi lokasi penting untuk tetap mempertahankan

keberadaan jenis ikan tersebut. Demikian pula di Pulau

Kumbang, dari hasil monitoring yang dilakukan di tahun

2009 dan 2010 menunjukkan konsistensi lokasi ini

sebagai tempat pemijahan agregasi ikan kerapu. Oleh

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

104

karena itu diperlukan suatu sistem pengamanan khusus

terutama di kedua lokasi tersebut, terutama pada bulan-

bulan tertentu

46. Monitoring Teripang SPTN I Kemujan

Lokasi : Kegiatan Monitoring Teripang dilaksanakan selama 10

(sepuluh) hari pada tanggal 7 - 16 Agustus 2010. Kegiatan

monitoring teripang dilakukan di 6 (enam) lokasi pada

wilayah SPTN I Kemujan. (Pantai Barakuda, Pantai

Jlamun, Taka Malang, Perairan P.Sintok, Perairan Legon

Nipah, Pantai Hadirin)

Hasil : � Jenis teripang dari hasil pengamatan dijumpai 14 jenis,

dan 8 jenis diantaranya memiliki nilai ekonomis yaitu :

Holothuria leucospilota, Holothuria scabra, Holothuria

nobilis, Sticopus impatiens, Sticopus variegates,

Stichopus horrens, Bohadschia sp. dan Bohadschia

vitiensis.

� Perjumpaan jenis teripang di lokasi pembinaan

habitat/populasi (tahun 2009) mengalami peningkatan

jumlah jenis, seperti di pantai Barakuda (8 jenis menjadi

13 jenis) dan pantai Batu putih (8 jenis menjadi 9 jenis).

� Namun demikian jumlah populasi mengalami penurunan

di semua lokasi pembinaan, hal ini dikarenakan

pengambilan teripang tidak hanya di perairan dangkal

(Gleaning) melainkan juga di perairan dalam dengan

menggunakan kompresor.

� Diketahui kerapatan relatif tertinggi individu teripang

adalah Holothuria atra di Pantai Hadirin sebesar 48%.

� Jenis yang ditemukan di didominasi terjadi di setiap

lokasi dari jenis Holothuria atra, dan Holothuria edulis,

sedangkan jenis teripang yang bernilai ekonomi tinggi

dengan harga kering mencapai Rp.1.000.000,- yaitu

Holothuria scabra (Teripang Pasir/Gosok) hanya

ditemukan di lokasi yang telah dilakukan penambahan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

105

populasi dari jenis tersebut pada tahun 2009.

� Pola distribusi teripang yang cenderung mengelompok

memudahkan proses eksploitasi dan mempercepat

penurunan populasi teripang.

� Nilai ekonomi teripang yang bernilai jual untuk local

Karimunjawa mencapai harga Rp. 20.000,- per-ekor

kondisi basah, sedangkan kondisi kering mencapai harga

Rp.1.000.000,- menurut kriteria panjang dan jenis

teripang

Dampak

yang

diharapkan

: Terpantaunya/diketahuinya data perkembangan populasi

teripang di 6 lokasi pengamatan dan diketahuinya jenis-

jenis teripang yang memiliki nilai ekonomis.

Rekomendasi : � Pemantauan terhadap habitat dan populasi teripang perlu

dilakukan setiap 2 tahun sekali untuk mengetahui

perkembangannya.

� Intensitas eksploitasi teripang oleh masyarakat cukup

tinggi, maka untuk meningkatkan pendapatan ekonomi

masyarakat perlu diselenggarakan pelatihan budidaya

teripang yang bernilai ekonomi tinggi sebagai alternatif

usaha melalui budidaya.

� Restocking merupakan alternatif yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan atau menambah populasi jenis

teripang khususnya jenis-jenis yang bernilai ekonomi.

47. Monitoring Teripang SPTN II Karimunjawa

Lokasi : � Kegiatan Monitoring Teripang dilaksanakan selama 10

(sepuluh) hari pada tanggal 24 Juli-2 Agustus 2010 di

SPTN Wilayah II Karimunjawa

� Kegiatan monitoring teripang ini dilakukan di 6 (enam)

lokasi yaitu P. Geleang, P. Menjangan Kecil, P.

Menjangan Besar, Alang-alang, Ujung Gelam, dan

Legon lele. Tiga dari enam lokasi tersebut (P.Menjangan

Kecil, P.Menjangan Besar dan Lagon Lele) merupakan

lokasi pembinaan habitat/populasi tahun 2009, dan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

106

3(tiga) lokasi lainya merupakan lokasi inventarisasi dan

identifikasi populasi teripang tahun 2008

Hasil : � Jenis teripang yang dijumpai di stasiun pengamatan

adalah 14 jenis, dan 9 jenis diantaranya memiliki nilai

ekonomi yang cukup tinggi, yaitu : Holothuria

leucospilota, Holothuria scabra, Holothuria impatiens,

Stichopus Sp, Stychopus.Sp.B, Stichopus. Sp.C,

Bohadschia Sp.1, Bohadschia Sp.2 dan Bohadschia

vitiensis.

� Didominasi oleh jenis Holothuria atra, yang merupakan

jenis yang murah dan hanya satu jenis teripang yang

bernilai ekonomi tinggi yaitu Holothuria scabra

dijumpai di stasiun Pulau Menjangan Besar yang

merupakan lokasi pembinaan habitat/populasi tahun

2009.

� Pola distribusi teripang yang cenderung mengelompok

memudahkan proses eksploitasi yang mempercepat

penurunan populasi teripang.

� Nilai ekonomi teripang yang bernilai jual mencapai

harga Rp. 20.000,- per-ekor kondisi basah, sedangkan

kondisi kering mencapai harga Rp.1.000.000,

Dampak

yang

diharapkan

: � Diharapkan kegiatan inventarisasi habitat dan populasi

teripang ini dapat memberikan informasi mengenai

kondisi teripang saat ini dan memberikan masukan bagi

taman nasional guna menentukan arah dan tujuan

pengelolaan taman nasional

Rekomendasi : � Kegiatan monitoring teripang perlu dilakukan setiap 2

tahun sekali untuk mengetahui perkembangannya.

� Intensitas eksploitasi teripang oleh masyarakat cukup

tinggi, sehingga perlu diselenggarakan pelatihan

budidaya teripang yang bernilai ekonomi tinggi sebagai

alternatif usaha dan pengurangan tekanan populasi di

alam bagi masyarakat daerah penyangga.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

107

� Restocking merupakan alternatif yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan atau menambah populasi jenis

teripang khususnya jenis-jenis yang bernilai ekonomi.

48. Monitoring Sebaran Dan Pola Distribusi Kima

Lokasi : Kegiatan Monitoring Sebaran dan Pola Distribusi Kima

dilaksanakan pada tanggal 22-31 Juli 2010 di kawasan

Taman Nasional Karimunjawa. Mengingat keberadaan

kawasan perairan Taman Nasional Karimunjawa yang

relatif luas, pengamatan dibagi ke dalam 10 titik

pengamatan. Di P. Bengkoang, P.Cemara Besar, P.Geleang,

P.Nyamuk, P.Kembar, P.Parang, P.Kumbang, P.Krakal

Besar, P.Menyawakan, P.Menjangan Besar

Hasil : � Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu

ekosistem esensial di kawasan Taman Nasional

Karimunjawa. Ekosistem ini merupakan habitat bagi

berbagi jenis satwa yang salah satunya adalah kima yang

merupakan satwa dilindungi.

� Kegiatan Monitoring Sebaran dan Pola Distribusi Kima

menemukan 4 jenis kima yaitu T. crocea, T.squamosa,

T.maxima dan T.derasa yang tidak ditemukan dalam

survey tahun 2003.

� Secara umum ditemukan adanya penurunan populasi

kima di kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

Berdasarkan lokasi pengamatan diketahui bahwa

kelimpahan kima tertinggi ditemukan di perairan Pulau

Bengkoang dan Pulau Parang. Sedangkan berdasarkan

jenisnya, T. crocea dan T. squamosa mempunyai

kelimpahan tertinggi dibandingkan T.maxima dan T.

derasa.

� Pola distribusi keempat jenis kima di kawasan TN

Karimunjawa berbeda berdasarkan jenisnya dimana T.

crocea dan T.squamosa mempunyai pola distribusi

mengelompok, T. maxima terdistribusi secara seragam

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

108

dan T. derasa mempunyai pola distribusi acak.

� Berdasarkan ukuran, hanya T.squamosa yang

mempunyai distribusi ukuran yang merata dari juvenil

hingga dewasa,

Dampak

yang

diharapkan

: � Terpantaunya sebaran populasi kima dan diketahuinya

pola distribusi kima di 10 (sepuluh) lokasi dalam

kawasan Taman Nasional Karimunjawa

Rekomendasi : � Kima merupakan satwa dilindungi yang hidup di

perairan TN Karimunjawa sehingga keberadaan

populasinya perlu terus dipantau.

� Upaya pembinaan populasi kima perlu dilakukan untuk

melestarikan populasi kima di kawasan Taman Nasional

Karimunjawa.

49. Identifikasi Reptilia SPTN I Kemujan

Lokasi : Kegiatan Identifikasi Reptilia di SPTN Wilayah I Kemujan

dilaksanakan di 5 lokasi meliputi : Blok Kemujan, Legon

Nipah, Mrican, P. Sintok, Batu Lawang.

Hasil : � Jenis ular yang diketemukan 8 jenis dari 5 famili, 1 jenis

dari famili Viperidae, 1 jenis dari famili Elapidae, 1 jenis

dari famili Phytonidae, 1 jenis dari famili Hydropidae,

dan 4 jenis dari famili Colubri

� Jenis reptil dari sub-ordo Lacertilia terdiri dari 4 famili

meliputi 1 jenis dari famili Agamidae, 1 jenis dari famili

Scincidae, 1 jenis dari famili Varanidae, dan 3 jenis dari

famili Gekkonidae.

� Jenis reptil dari ordo Testudinata terdiri 2 jenis berasal

dari famili Chelonidae.

Dampak

yang

diharapkan

: � Tersedianya data jenis reptilia darat di kawasan SPTN I

Kemujan.

Rekomendasi : � Penyuluhan/pelatihan penanganan gigitan ular berbisa

bagi masyarakat dan staf Balai Taman Nasional

Karimunjawa dan penelitian manfaat jenis reptil lainnya

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

109

yang dilaksanakan bekerjasama dengan institusi

penelitian untuk upaya pengelolaan pemanfaatan sumber

daya alam hayati di Taman Nasional Karimunjawa.

50. Identifikasi Reptilia SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Kegiatan Identifikasi Reptilia dilaksanakan selama 10

(sepuluh) hari mulai tanggal 12 Juli sampai dengan 21 Juli

2010. Lokasi kegiatan : P. Menjangan Besar , Legon Lele,

Nyamplungan, Jati Kerep, dan Cikmas.

Hasil : � Jenis ular yang diketemukan 8 jenis dari 5 famili, 1 jenis

dari famili Viperidae, 1 jenis dari famili Elapidae, 1 jenis

dari famili Phytonidae, 1 jenis dari famili Hydropidae,

dan 4 jenis dari famili Colubridae.

� Jenis reptil dari sub-ordo Lacertilia terdiri dari 4 famili

meliputi 1 jenis dari famili Agamidae, 1 jenis dari famili

Scincidae, 1 jenis dari famili Varanidae, dan 3 jenis dari

famili Gekkonidae.

� Jenis reptil dari ordo Testudinata terdiri 2 jenis berasal

dari famili Chelonidae.

Dampak

yang

diharapkan

: � Diharapkan kegiatan Identifikasi Reptilia ini dapat

memberikan masukan data mengenai jenis-jenis reptilia

terutama jenis-jenis reptil terutama yang hidup didarat di

lingkup wilayah pengelolaan SPTN II Karimunjawa.

� Mengklasifikasikan masing-masing spesies sampai ke

tingkat Ordo dan diketahui ciri-ciri/bentuk morfologi

dan fisiologinya.

Rekomendasi : � Perlu penyuluhan/pelatihan penanganan gigitan ular

berbisa bagi masyarakat dan staf Balai Taman Nasional

Karimunjawa.

� Perlu disusunnya buku jenis-jenis reptil di Taman

Nasional Karimunjawa.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

110

Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya

1. Identifikasi Jenis Dan Potensi Tanaman Hias SPTN I Kemujan

Lokasi : Kegiatan Identifikasi Tanaman Hias darat dilaksanakan di

SPTN I Kemujan dilaksanakan di 6 lokasi meliputi : Blok

Mrican, Blok Telaga, Batu Lawang, Blok Kemujan, Blok

Terusan dan Pulau Parang.

Hasil : � Kegiatan identifikasi ini menemukan dan berhasil

mengidentifikasi 24 flora yang dapat berpotensi dijadikan

sebagai tanaman hias dari 17 famili, yaitu Famili

Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan), Araceae (suku

talas-talasan), Arecaceae (suku palem-paleman),

Verbenaceae, Asteraceae, Drynariaceae,

Lomariopsidaceae, Aspleniaceae, Lygodiaceae,

Adiantaceae, Gleicheniaceae, Pandanaceae, Lithraceae,

Moraceae, Casuarinaceae dan Liliaceae.

Dampak

yang

diharapkan

: � Tersedianya data mengenai jenis, ciri-ciri dan tingkat

klasifikasi flora yang berpotensi sebagai tanaman hias di

kawasan SPTN I Kemujan.

Rekomendasi : � Kedepannya mengharapkan dapat tersusunnya buku

pengenalan jenis-jenis tanaman hias di Karimunjawa dan

adanya sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat

mengenai kelestarian jenis flora yang berpotensi sebagai

tanaman hias.

2. Identifikasi Jenis Dan Potensi Tanaman Hias SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Pelaksanaan kegiatan identifikasi potensi tanaman hias

SPTN Wilayah II Karimunjawa di dilaksanakan pada tanggal

4 s/d 13 Oktobber 2010. di Zona perlindungan hutan hujan

tropis dataran rendah yang meliputi 5 blok pengamatan,

Legon lele, Jati kerep, Alang-alang, Nyamplungan, Kemloko

dan 3 pulau lainya meliputi : Pulau Geleang, Pulau

Menjangan besar dan Pulau Cemara Besar.

Hasil : � Dari pengamatan di lapangan jenis flora yang berpotensi

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

111

sebagai tanaman hias di SPTN Wilayah II Karimunjawa

yang meliputi wilayah hutan tropis dataran rendah dan

pulau-pulau kecil di sekitarnya terdapat sedikitnya 24

jenis dari 17 family.

� Tempat yang paling banyak ditemukan jenis yang

berpotensi sebagai tanaman hias adalah di hutan tropis

dataran rendah tetapi di pulau-pulau kecil ada beberapa

jenis yang hanya dapat ditemukan di pulau tersebut seperti

Amorpophalus sp. dan Pemphis acidula

Dampak

yang

diharapkan

: � Dengan kegiatan Identifikasi Potensi Tanaman Hias ini

diharapkan dapat memperoleh data jenis-jenis flora yang

berpotensi sebagai tanaman hias di SPTN II Karimunjawa

dan dapat memberikan masukan guna menentukan arah

dan tujuan pengelolaan Taman Naional

Rekomendasi : � Beberapa jenis yang ada sudah sedikit/jarang ditemukan

seperti Bulbophylum medusa, Asplenium nidus Spagottis

plicata dan Pemphis acidula. Untuk itu pada jenis-jenis

tersebut perlu diperhatikan kelangsungan hidupnya agar

tidak cepat punah dengan meningkatkan pengawasan

terhadap peredaran TSL di Karimunjawa.

� Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai jenis-jenis

yang bisa dikembangkan di Karimunjawa dan cara-cara

budidayanya sehingga dapat dibuat demplot pada jenis-

jenis tersebut.

3. Identifikasi Jenis Burung Migran

Lokasi : � Identifikasi Burung Migran di Taman Nasional

Karimunjawa dilakukan pada tanggal 14 s.d. 24 Januari

2010, dimana menurut ilustrasi ringkas alur migrasi,

menunjukkan bahwa keberadaan burung air migran

singgah di Indonesia pada waktu non-breeding atau pada

waktu belahan bumi bagian Utara mengalami musim

dingin yang ekstrim, yaitu pada Bulan September –

Nopember (perjalanan migrasi) dan Bulan November –

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

112

Maret (saat mencari makan).

� Lokasi pengamatan berupa areal lahan basah, seperti areal

pasang surut, sawah, tambak yang berada di Pulau Parang,

Pulau Karimunjawa (Legon Lele, Cikmas, Jati Kerep),

Pulau Kemujan ( Terusan, Legon Nipah, Jati Kerep,

Bandara), Pulau Bengkoang dan Pulau Menjangan Besar.

Hasil : � Teridentifikasi 18 jenis burung migran, 13 jenis burung

air migran, 1(satu) raptor migran dan 4(satu) burung

migran lainnya.

� Jumlah jenis burung migran yang paling banyak terhitung

adalah Bambangan kuning.

� Terusan merupakan lokasi singgah atau mencari makan

bagi burung pantai migran

Dampak

yang

diharapkan

� Teridentifikasinya burung migran berupa nama jenis,

deskripsi burung, jumlah dan lokasi singgah/tempat

ditemukan di Taman Nasional Karimunjawa di 8 lokasi

pengamatan

Rekomendasi : � Pengamatan burung migran dilakukan tiap bulan setiap

musim migrasinya.

4. Inventarisasi Porifera/Sponge

Lokasi : Kegiatan Identifikasi Porifera/Sponge dilaksanakan pada

tanggal 6-15 Maret 2010 di kawasan Taman Nasional

Karimunjawa. Mengingat keberadaan kawasan perairan

Taman Nasional Karimunjawa yang relatif luas, pengamatan

dibagi ke dalam 3 bagian pengamatan yaitu bagian timur,

tengah, dan barat yang secara keseluruhan mencakup 11 titik

pengamatan.

Hasil : � Porifera/ sponge merupakan salah satu potensi

keanakaragaman hayati yang dijumpai di dalam kawasan

Taman Nasional Karimunjawa. Namun demikian, sampai

saat ini belum terdapat data jenis dan perkiraan jumlahnya

di dalam kawasan. Berbagai pihak saat ini tengah menguji

kemungkinan kandungan bahan aktif yang mampu

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

113

menyembuhkan berbagai penyakit dalam porifera/sponge.

Tercatat beberapa peneliti yang berasal dari mahasiswa

maupun lembaga penelitian telah melakukan penelitian

porifera/sponge di kawasan Taman Nasional Karimunjawa

sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa kawasan

Taman Nasional Karimunjawa merupakan sumber

kekayaan genetic porifera/sponge di Indonesia bahkan

dunia. Balai Taman Nasional Karimunjawa sebagai

pengelola kawasan Taman Nasional hendaknya

mengetahui ragam kekayaan sumber daya alam hayati

yang ada di dalam kawasannya sehingga mengoptimalkan

upaya perlindungan dan pengelolaannya di masa yang

akan datang.

Dampak

yang

diharapkan

: � Hasil yang diharapkan adalah terinventarisirnya sekaligus

teridentifikasinya potensi porifera/sponge di 11 titik dalam

kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Sedangkan

indikator pelaksanaan kegiatan adalah terdatanya

frekwensi perjumpaan porifera/sponge di 11 titik dalam

kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

Rekomendasi : � Tim pelaksana akan terus berusaha untuk mengidentifikasi

beberapa jenis porifera/sponge yang belum teridentifikasi

dalam kegiatan ini.

� Ekosistem terumbu karang sebagai salah satu ekosistem

esensial di kawasan Taman Nasional Karimunjawa

mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi. Namun

demikian hingga saat ini belum semua potensi

keanekaragaman hayati yang ada telah teridentifikasi dan

terinventarisasi dengan baik. Di tahun mendatang untuk

dilakukan upaya pengenalan jenis keanekaragaman hayati

yang ada di ekosistem terumbu karang kawasan Taman

Nasional Karimunjawa.

5. Inventarisasi Populasi Junai Emas Dan Betet

Lokasi : Dalam pengamatan lokasi daerah teritorial jenis burung

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

114

Junai Mas dan Betet didasarkan pada data survey

perjumpaan pengamatan tahun sebelumnya. Untuk jenis

burung Junai Mas bulan Januari – April merupakan masa

berkembangbiak (breeding) dan bersarang. Sedangkan

pengamatan burung Betet difokuskan pada wilayah pulau

Karimunjawa dimana burung Betet melakukan aktifitas

breeding, mencari makan dan aktifitas lainnya.

Pengamatan dilakukan di P.Karimunjawa, P.Menjangan

Besar, P.Geleang, P.Burung, P.Bengkoang, P.Cemara Besar

dan P.Menyawakan.

Hasil : 1) Junai Mas

Burung junai mas ditemukan bersarang di pulau Burung

sedangkan di pulau-pulau lain yang menjadi lokasi

pengamatan tidak dijumpai. Sarang yang ditemukan

berjumlah 5 sarang yang merupakan sarang aktif dimana 3

buah sarang berisi telur dan 2 buah sarang berisi

anakan.Masing-masing sarang yang ditemukan masih

terdapat indukannya. Untuk perkiraan populasi Junai Mas

yang ditemukan dalam kegiatan ini adalah 10-12 ekor.

Sawo kecik (Manilkara kauki) merupakan pohon yang

paling disukai burung Junai Mas karena selain teduh dan

tertutup rapat juga terlindung dari serangan predator

pemangsa lainnya. Pohon sawo kecik di Karimunjawa hanya

ditemukan di pulau Burung dan pulau Krakal Besar. Adalah

pulau Burung yang merupakan tempat populasi burung junai

mas dimana spesies ini menjadikan tempat untuk breeding

dan berkembang biak dengan kondisi fisik lapangan rimbun

dan gelap didasar tajuk rerimbunan semak dan pohon yang

masih alami serta jauh dari gangguan aktifitas manusia.

Keberadaan sarang, telur, anakan dan induk Junai Mas

terdokumentasi oleh tim monitoring.

Untuk pulau-pulau lain yeng menjadi lokasi pengamatan

merupakan home range atau wilayah untuk mencari makan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

115

serta bermain.Melihat kondisi fisik yang hampir sama dan

mirip dengan kondisi p.burung yang cocok untuk tempat

breeding dan berkembangbiak Junai Mas adalah pulau

Geleang namun sayang ada satu yang kurang yaitu tidak

adanya pohon Sawo Kecik. Padahal dari hasil pengamatan

hampir seluruh letak sarang berada di pohon sawo kecik.

2) Betet

Dari lokasi hasil pengamatan yang dilakukan untuk jenis

Betet terkonsentrasi di blok pengamatan Legon Lele,

Tanjung Bomang, Tanjung Sekoci, Nyamplungan, dan

Cikmas dimana di masing-masing lokasi terdapat

perjumpaan langsung dan tidak langsung. Dari masing-

masing pengamatan hanya dijumpai perkiraan jumlah

populasi antara 2-3 ekor yang sedang bersuara dan mencari

makan di kebun penduduk.

Di blok Legon sekoci dijumpai langsung 3 ekor Betet yang

sedang memakan buah palem-paleman dan tidak sempat

terdokumentasi burung terbang setelah tahu ada yang

mengamati. Blok Nyamplungan dijumpai langsung 2 ekor

Betet yang sedang mencari makan di pohon Belimbing dan

terdokumentasi dengan baik. Dari hasil pengamatan dari 5

lokasi blok pengamatan maka perkiraan populasi Betet antara

9-10 ekor atau lebih. Hal berdasarkan wilayah pembagian

wilayah blok pengamatan dan daya jelajah tiap-tiap koloni

atau kelompok mencari makan.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terdatanya jumlah lokasi penyebaran dan populasi Junai

Mas dan Betet

� Tersusunnya peta penyebaran jenis burung burung Junai

Mas dan Betet.

� Terdokumentasinya keadaan kondisi habitat Junai Mas

dan Betet

Rekomendasi : � Perlunya dilakukan monitoring dan kajian habitat pulau

Burung sebagai tempat habitat breeding dan berkembang

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

116

biak burung Junai Mas untuk mengetahui dan perilaku

proses perkembangan biakan mulai dari bersarang,

bertelur, menetas, dan anakan, karena dalam satu kali

monitoring belum dapat diketahui puncak musim

pemijahan.

� Perlunya dilakukan pembinaan habitat terhadap jenis

burung Betet dengan menambah tumbuhan sumber bahan

pakan karena setiap perjumpaan hanya menjumpai 2 – 3

ekor pada blok pengamatan.

Pengembangan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam

1. Pengembangan Usaha Ekonomi SPTN I Kemujan

Lokasi : Kegiatan bantuan Pengembangan usaha ekonomi Balai

Taman Nasional Karimunjawa dilaksanakan dari tanggal

27 s/d 31 Maret 2010, bertempat di Pantai Bara Kuda, Desa

Kemujan, Kecamatan Karimujawa

Hasil : Pengembangan Usaha Ekonomi (PUE) Berupa bantuan

bahan pembuat keramba apung dan bibit ikan Balai Taman

Nasional Karimunjawa tahun 2010 dapat disimpulkan

antara lain :

� Mendorong penciptaan alternatif sumber mata

pencaharian masyarakat melalui usaha pembersaran

ikan kerapu kertang.

� Meningkatkan kemampuan membesarkan Ikan, sebagai

usaha kelompok masyarakat atau anggota kelompok

Nelayan “Mangga Delima” Desa Kemujan.

� Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat

atau anggota kelompok Nelayan “Mangga Delima” Desa

Kemujan terhadap nilai penting kawasan Taman

Nasional Karimujawa terhadap kelangsungan hidup

masyarakat yang lainya.

Dampak : � Terciptanya alternatif sumber mata pencaharian yang

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

117

yang

dilakukan

dapat mendorong masyarakat untuk tidak bergantung

pada sumber daya alam Taman Nasional Karimunjawa

� Dapat meningkatkan kemampuan membesarkan Ikan,

sebagai usaha kelompok masyarakat atau anggota

kelompok Nelayan “Mangga Delima” Desa Kemujan.

� Terbangunnya pemahaman dan kesadaran masyarakat

atau anggota kelompok Nelayan “Mangga Delima” Desa

Kemujan terhadap kelestarian Taman Nasional

Karimunjawa

Rekomendasi : � Program Bantuan Pengembangan Usaha Ekonomi terus

berlanjut dan berkesinambungan.

� Pemberian Bantuan Pengembangan Usaha Ekonomi

diberikan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat

penerima.

� Masyarakat penerima Bantuan Pengembangan Usaha

Ekonomi harus bisa mengelola

secara intensif dan mengembangkan usahanya.

2. Pengembangan Usaha Ekonomi SPTN II Karimunjawa

Lokasi : Dilaksanakan tanggal 18 April 2010 di Pulau Nyamuk

Hasil : � Pemberian bantuan merupakan salah satu bukti konkrit

dari Balai Taman Nasional Karimunjawa untuk

memberikan solusi kepada masyarakat sebagai alternatif

usaha yang ramah lingkungan guna mengurangi tekanan

terhadap kawasan konservasi.

� Pemberian bantuan kali ini mendapat sambutan yang

positif dari semua pihak baik dari masyarakat khususnya

kelompok petani rumput laut Dusun Nyamuk sebagai

penerima dan pengelola bantuan, pihak Desa Parang

maupun Muspika Karimunjawa dengan disertai harapan

agar bantuan tersebut dapat dikelola dengan baik serta

memberikan hasil yang signifikan dan dapat

berkelanjutan.

� Pengelolaan bantuan itu oleh kelompok penerima akan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

118

didampingi petugas lapangan Balai Taman Nasional

Karimunjawa. Adapun monitoring dan evaluasinya akan

dilaporkan melalui laporan seksi, yang pelaksanaannya

di lapangan dibantu oleh instansi terkait.

Rekomendasi : � Kegiatan ini hendaknya ditindaklanjuti dengan kegiatan

yang saling berkesinambungan sehingga hasil yang

diperoleh lebih nyata.

� Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilimpahkan

sebagai kegiatan rutin seksi hendaknya dapat berjalan

baik dengan mengikutsertakan instansi yang sejak awal

kegiatan ini terlibat, sehingga hasilnya dapat lebih akurat

dan dapat dijadikan acuan yang baik untuk kegiatan

selanjutnya.

� Balai Taman Nasional Karimunjawa sebagai salah satu

pengelola kawasan hendaknya dapat melakukan

koordinasi dengan seluruh stakeholder yang sering

memberikan bantuan kepada masyarakat beserta hal – hal

yang mendasari dan melatarbelakangi kegiatan tersebut

setaip bantuan dapat tepat sasaran dan tepat guna

khususnya di wilayah konservasi yang memiliki aturan

dan keterbatasan.

3. Penyempurnaan Master Plan Desa Model

Lokasi : � Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 15 s/d 24 Nopember

2010, dengan cakupan wilayah meliputi SPTN I

Kemujan

Hasil : 1. Masterplan Model Desa Konservasi ini merupakan

kerangka acuan pelaksanaan program pengembangan

desa berbasis konservasi yang berlaku selama 15 tahun.

2. Dokumen Masterlan Model Desa Konservasi ini telah

disusun berdasarkan tahapan dan petunjuk yang

diamanahkan oleh Kementerian Kehutanan.

3. Data-data yang termuat dalam masterplan ini telah

diperbarui sesuai dengan kondisi terkini Desa Model.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

119

4. Model Desa Konservasi Kemujan memiliki 5 program

utama yaitu Penyebarluasan kaidah konservasi, Tata

guna lahan berbasis konservasi, pengembangan

masyarakat berbasis konservasi, Pengembangan wisata

berbasis konservasi dan Pengembangan kelembagaan

masyarakat penggerak konservasi.

Dampak

yang

diharapkan

: � Adanya dokumen masterplan yang sesuai dengan kriteria

dan indikator penyusunnya.

Rekomendasi : � Sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan Model

Desa Konservasi yang mendapatkan legitimasi dan

dukungan secara luas dari para pihak maka diperlukan

sebuah ajang konsultasi publik penyempurnaan

masterplan model desa konservasi.

4. Ekspose Hasil Pembelajaran Sekolah Lapang Pedesaan

Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 5 Nopember

2010

Hasil : � Kegiatan Expose Sekolah Lapang Pembelajaran

Konservasi telah dilaksanakan sesuai dengan Rencana.

� Kegiatan ekspose Hasil Pembelajaran Sekolah Lapang

Pedesaan dihadiri oleh 30 orang peserta sekolah lapang.

� Kegiatan ini mendapat tanggapan yang positif dari para

pengunjung yang hadir dalam ekspose.

Dampak

yang

diharapkan

: � Sebanyak 30 orang warga Kemujan yang tergabung

dalam Sekolah Lapang Pembelajaran Konservasi mampu

berinteraksi dengan masyarakat dan Staf Balai Taman

Nasional Karimunjawa dalam rangka transfer

pengetahuan dan pengalaman di bidang konservasi.

� Tersusunnya rencana aksi Konservasi Kelompok Sekolah

lapang dalam jangka waktu satu tahun.

Rekomendasi : � Kegiatan yang sifatnya meningkatkan pengetahuan

masyrakat mengenai konsep dasar dan teknis konservasi

hendaknya ditingkatkan, baik dari segi volume maupun

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

120

instensitasnya.

� Rencana aksi yang telah tersusun dapat segera

ditindaklanjuti dengan pendampingan dari para pemandu

sekolah lapang.

5. Monitoring Dan Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat (SPTN I

Kemujan)

Lokasi : Kegiatan dilaksanakan pada Januari 2010 di Desa Kemujan

dan Desa parang

Hasil : � Program pemberdayaan masyarakat di Desa Kemujan

dan Desa Parang lebih diarahkan kepada pemberdayaan

di bidang ekonomi melalui upaya bantuan yang diberikan

kepada masyarakat.

� Sampai dengan saat ini, beberapa bantuan yang diberikan

oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa telah cukup

baik dampaknya dalam mengembangkan perekonomian

masyarakat. Namun demikian masih ada beberapa

bantuan yang kurang tepat sehingga tidak berdampak

terhadap keberlanjutan program.

� Kelembagaan SPKP sampai dengan saat ini masih berada

pada tahap permulaan. Kesimpulan ini didasarkan pada

indeks IDF yang hanya mencapai 1,136.

� Kelembagaan SPKP memiliki banyak prioritas yang

harus segera diselesaikan, tetapi belum didukung oleh

kinerja yang memadai. Hal ini sesuai dengan analisis

terhadap matrik IDF yang hampir sekitar 80% prioritas

utama dari komponen nilai penting organisasi tetapi

hanya didukung 20 % kinerja.

Dampak

yang

diharapkan

: � Kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan

rencana dan mendapatkan feedback untuk dapat

berlangsung lebih baik di waktu mendatang

Rekomendasi : � Mempertimbangkan peran penting SPKP dalam program

pemberdayaan masyarakat maka perlu segera dilakukan

revitalisasi peran yang dapat dimulai dari upaya

perbaikan internal kepenguirusan SPKP.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

121

� Masyarakat menyarankan agar program bantuan

masyarakat khususnya yang terkait dengan

pengembangan perekonomian didiskusikan di tingkatan

masyarakat, untuk lebih mempertegas fungsi dari

bantuan tersebut.

6. Monitoring Dan Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat (SPTN II

Karimunjawa)

Lokasi : Kegatan ini dilaksanakan pada bulan September 2010 di

wilayah SPTN II Karimunjawa

Hasil : � Sebagian besar bantuan yang diberikan oleh Balai Taman

Nasional Karimunjawa masih terpakai oleh kelompok

penerima bantuan.

� Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk

menilai keberhasilan pengelolaan pemberdayaan

masyarakat yaitu “dari kelangsungan kegiatan kelompok

setelah program pemberdayaan dihentikan”. Dari

pendekatan tersebut dapat dinilai bahwa pengelolaan

bantuan yang dilakukan oleh kelompok penerima

bantuan kurang berhasil karena tidak ada kegiatan

kelompok setelah serah terima bantuan.

Dampak

yang

diharapkan

: � Mendapatkan umpan balik agar pengelolaan bantuan

yang akan diberikan oleh Balai TN Karimunjawa di

waktu mendatang dapat berlangsung lebih baik.

Rekomendasi : � Kelompok penerima bantuan akan didampingi oleh

petugas lapangan Balai Taman Nasional Karimunjawa

dalam pengelolaan bantuan pasca serah terima.

� Memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap

pentingnya pengelolaan, perawatan serta pemerataan

terhadap hasil yang diperoleh dari usaha atas bantuan

yang diberikan. Menekankan kepada masyarakat bahwa

bantuan tersebut hanya sebagai stimulan yang harus

dikelola secara berkelanjutan.

7. Pelatihan Pengelolaan Lembaga Pedesaan

Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan Januari 2010, bertempat di Balai

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

122

Desa Kemujan

Hasil : � Pelatihan tentang pengelolaan lembaga pedesaan ini

berlangsung selama 4 hari dan dihadiri oleh 30 orang

peserta yang sebagian besar merupakan anggota SPKP

serta perwakilan masyarakat yang dianggap representatif

di Desa Kemujan.

� Proses pembelajaran selama pelatihan dapat diikuti oleh

peserta dengan baik, yang dapat terlihat dari

antusiasisme peserta dalam berdiskusi dengan

narasumber.

� Animo peserta pelatihan yang tinggi merupakan sebuah

indikasi yang mencerminkan bahwa anggota SPKP dan

masyarakat Desa Kemujan memiliki ekspektasi yang

tinggi terhadap peran lembaga tersebut dalam

mengembangkan skema pemberdayaan masyarakat

Dampak

yang

diharapkan

: � Meningkatnya wawasan dan kemampuan anggota dalam

menjalankan kepengurusan dan program-program SPKP

Rekomendasi : � Para peserta pelatihan menyarankan untuk melakukan

restrukturisasi SPKP dalam waktu dekat

8. Pendampingan Lembaga SPKP (1)

Lokasi : SPTN I Kemujan

Hasil : Berdasarkan hasil pembahasan pada acara prakondisi

pendampingan, disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Sejak dibentuk tahun 2006 SPKP belum menunjukkan

kinerja yang memadai

2. Struktur organisasi SPKP tidak berjalan optimal.

3. Selama kurun waktu 4 (empat) tahun, keberadaan SPKP

belum dirasakan kehadirannya oleh Masyarakat Desa

Kemujan

Dampak

yang

diharapkan

: � Terumuskannya permasalahan dan startegi pemecahan

dalam pengembangan kelembagaan SPKP

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

123

Rekomendasi : � Segera menyelenggarakan musyawarah keanggotaan

SPKP guna mendiskusikan rencana tindak lanjut dari

pendampingan pertama.

� Perlu segera dibentuk struktur baru SPKP, mengingat

struktur yang ada saat ini tidak berjalan optimal. Selain

itu figur kepemimpinan dari ketua SPKP belum muncul

sehingga berdampak pada terhambatnya mekanisme

distribusi peran dalam membangun lembaga.

9. Pendampingan Lembaga SPKP (2)

Lokasi : Taman Nasional Karimunjawa

Hasil : Musyawarah keanggoataan SPKP telah berjalan dengan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Belum adanya kejelasan tugas masing-masing anggota

berdampak pada pembebanan tugas pada beberapa

anggota saja.

2. Kegiatan SPKP hanya didasarkan pada pelaksanaan

program Balai Taman Nasional karimunjawa. Fakta ini

menyebabkan SPKP tidak memiliki kemandirian

kinerja.

3. Struktur SPKP yang baru hendaknya mengutamakan

anggota yang memiliki komitmen dan kesadaran yang

memadai.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terlaksanaya Musyawarh keanggoataan SPKP dalam hal

monitoring dan evaluasi efektifitas kelembagaan

Rekomendasi : � Perlu segera dirumuskan deskripsi pekerjaan dari

masing-masing anggota SPKP.

� Perencanaan kegiatan SPKP harus segera dilaksanakan,

sehingga SPKP tidak hanya mengandalkan kegiatan dari

Balai Taman Nasional Karimunjawa.

� Pembentukan struktur baru SPKP sesegera mungkin

dilaksanakan, selambat-lambatnya bulan depan, dengan

mengundang perwakilan masyarakat yang memiliki

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

124

komitmen dan kesadaran yang tinggi dalam

berorganisasi.

10. Pendampingan Lembaga SPKP (3)

Lokasi : Pelaksanaan kegiatan pada 17 s/d 18 Mei 2010 bertempat di

SPTN I Kemujan

Hasil : � Berdasarkan hasil kesepakatan musyawarh keanggotaan

SPKP, maka diputuskan bahwa struktur SPKP

mengalami perubahan, dimana struktur yang baru

merupakan perpaduan antara anggoata lama dan baru.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terbentuknya struktur organisasi SPKP yang mantap

Rekomendasi : � Struktur anggota SPKP yang baru hendaknya segera

dilegitimasi secara tertulis.

� Sesegera mungkin dirumuskan AD/ART SPKP guna

percepatan kinerja SPKP.

11. Pendampingan Lembaga SPKP (4)

Lokasi : Pelaksanaan kegiatan pada 26 s/d 28 Juni 2010 bertempat di

SPTN I Kemujan

Hasil : � AD/ART yang telah terumuskan merupakan hasil diskusi

dan kesepakatan bersama anggota SPKP yang baru.

� AD/ART yang telah terbentuk akan ditinjau tingkat

keadaptifannya terhadap kondisi kelembagaan selama

rentang satu tahun.

Dampak

yang

diharapkan

: � Tersusunnya AD/ART SPKP diakui oleh anggotanya

Rekomendasi : � AD/ART yang telah dibuat hendaknya mendapat

masukan dari pihak Balai Taman Nasional Karimunjawa.

12. Pendampingan lembaga SPKP (5)

Lokasi :

Hasil : Berdasarkan hasil diskusi anggoata SPKP yang difasilitasi

oleh pendamping (staf BTN Karimunjawa) dihasilkan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

125

beberapa rumusan program prioritas dan rutin SPKP

diantaranya:

1. SPKP adalah lembaga kemasyarakatan yang akan

bergerak untuk penyadaran masyarakat dalam

mendukung upaya konservasi di Taman Nasional

Karimunjawa.

2. SPKP akan berupaya megembangkan bisnis mandiri

untuk penguatan kelembagaan dan perbaikan

perekonomian anggotanya.

3. SPKP akan secara aktif melakukan jejaring dengan

lembaga/instansi di Desa Kemujan.

4. SPKP akan secara rutin melakukan pertemuan anggota.

Dampak

yang

diharapkan

: � Tersusunnya program prioritas dan rutin SPKP

Rekomendasi : � Untuk mendukung rencana kinerja SPKP dalam

melakukan upaya penyadaran masyarakat, maka

hendaknya sesegera mungkin rencana kinerja dijabarkan

secara detail disahkan oleh ketua SPKP, setelah terlebih

dahulu disepakati oleh seluruh anggota.

13. Pendampingan Lembaga SPKP (6)

Lokasi : Taman Nasional Karimunjawa

Hasil : Berdasarkan hasil rapat bulanan SPKP diputuskan

bebebrapa aturan pokok sebagai berikut:

� Setiap anggota bertanggung jawab terhadap tugas yang

dibebankan kepadanya.

� Setiap anggota bertanggung jawab terhadap pengelolaan

aset SPKP.

� Setiap anggota diharuskan menghadiri pertemuan rutin.

Jika berhalangan diharuskan memberitahukan secara

tertulis

Dampak

yang

: � Terumuskannya tata aturan kelembagaan internal SPKP

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

126

diharapkan

Rekomendasi : � Sebagai tindak lanjut dari hasil keputusan rapat rutin

SPKP, maka dibutuhkan kontrol dari para pendamping

untuk mengadaptasikan pola pengelolaan baru SPKP

14. Pendampingan Lembaga SPKP (7)

Lokasi : Pelaksanaan kegiatan pada 27 s/d 28 September 2010

bertempat di SPTN I Kemujan

Hasil : Berdasarkan hasil rapat rutin SPKP dise[akati bahwa hal-

hal rutin yang terakit dengan tata administrasi SPKP adalah

1. Buku hadir harus selalu terisi.

2. Buku Tamu harus selalu disodorkan kepada tamu yang

berkunjung ke SPKP.

3. Pembukuan keuangan secara rutin diupdate dan

dilaporkan pada rapat rutin anggota.

4. Setiap anggota menyerahkan uang sejumlah Rp. 5000

setiap kali pertemuan rutin anggota.

5. Surat masuk dan surat keluar harus diagendakan

Dampak

yang

diharapkan

: � Berlangsungnya tata administrasi kelembagaan SPKP

Rekomendasi : � Dalam melaksanakan tata administrasi kelembagaan

diperlukan pendampingan secara rutin dari para

pendamping.

� Dibutuhkan buku ataupun materi lain yang dapat

meningkatkan kemampuan anggota SPKP dalam

menjalankan tata administrasi dengan baik.

15. Pendampingan Lembaga SPKP (8)

Lokasi : Taman Nasional Karimunjawa

Hasil : Didasarkan pada hasil pertemuan dengan anggota SPKP,

disepakati bahwa rencana kinerja utama SPKP pada tahun

2011 adalah:

1. Berperan aktif dalam menjalankan kegiatan Sekolah

Lapang Pembelajaran Konservasi.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

127

2. Mengembangkan Usaha ekonomi Produktif

3. Melakukan penyuluhan mandiri melalui anjangsana,

siaran radio komunitas, dan media yang lain.

Dampak

yang

diharapkan

: � Tersusunnya Rencana Kinerja utama SPKP tahun 2011

Rekomendasi : � Jam pelajaran sekolah lapang pembelajaran konervasi

hendaknya ditingkatkan pada tahun 2011.

� Bantuan Pengembangan Usaha Ekonomi diserahkan

kepada SPKP untuk dapat dikelola dan dikembangkan

lebih lanjut bagi pemberdayaan masyarakat.

� Dapat diadakan sarana penyuluhan seperti radio

komunitas dan buletin penyuluhan.

16. Pendampingan Lembaga SPKP (9)

Lokasi : Pelaksanaan kegiatan pada 27 s/d 28 Nopember 2010

bertempat di SPTN I Kemujan

Hasil : Beberapa kebutuhan mendasar SPKP dalam pengembangan

kelembagaannya adalah:

1. Perlunya pengadaan sarana dan prasarana penunjang

kinerja SPKP.

2. Perlunya perpustakaan untuk peningkatan pengetahuan

anggota.

3. Perlunya insentif modal untuk merintis usaha mandiri

SPKP.

Dampak

yang

diharapkan

: � Teridentifikasinya kebutuhan pengembangan SPKP, baik

dari dalam hal pemenuhan sarana prasarana, referensi

dan jenis usaha mandiri.

Rekomendasi : � Diadakannya sarana prasarana penunjang kinerja berupa

i unit komputer, i unit printer, meja dan kursi.

� Dibuat perpustakan beserta dengan perlengkapannya

guna meningkatkan kinerja SPKP.

� Bantuan modal usaha untuk pengembangan usaha

budidaya rumput laut dan kedai pesisir.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

128

17. Pendampingan Lembaga SPKP (10)

Lokasi : • Pelaksanaan kegiatan pada 05 s/d 06 Desember 2010

bertempat di SPTN I Kemujan

Hasil : I. Selama masa satu tahun pendampingan, telah dilakukan

beberapa langkah mendasar dalam penguatan

kelembagaan SPKP diantaranya:

� Restrukrisasi pengurus SPKP

� Perumusan dan penyepakatan AD/ART.

� Penyepakatan aturan internal lembaga

� Penyusunan rencana program prioritas

� Identifikasi kebutuhan dalam pengembangan

kelembagaan SPKP.

II. Walaupun sudah mengalami peningkatan kinerja,

keorganisasian SPKP masih memerlukan banyak

perbaikan di waktu yang akan datang.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terlaksananya evaluasi tahunan SPKP

Rekomendasi : � Pendapingan petugas/staf BTN Karimunjawa harus tetap

berlanjut guna penguatan kelembagaan SPKP.

18. Tot Metode Pengkajian Tataguna Lahan Secara Partisipatif

Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 s/d 19 Juni 2010

bertempat di SPTN I Kemujan

Hasil : Secara umum kegiatan ini berlangsung dengan baik dan

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

� Pelaksanaan ToT tentang Metode Pengkajian tata guna

lahan secara partisipatif diikuti oleh 20 orang peserta.

� Pelaksanaan kegiatan ToT diikuti dengan penuh antusian

oleh para peserta. Hal ini dibuktikan dengan tingkat

kehadiran dan jalannya diskusi yang sangat aktif dalam

proses pembelajaran.

Dampak

yang

: � Sebanyak 20 orang peserta ToT memahami konsep dasar

dan tahapan-tahapan dalam melakukan pemetaan

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

129

diharapkan partisipatif.

Rekomendasi : � Selepas pelaksanaan ToT Metode pengkajian tata guna

lahan secara partisipatif, hendalnya dapat ditindaklanjuti

dengan proses nyata pengkajian lahan.

19. Pemetaan Tataguna Lahan Secara Partisipatif

Lokasi : Kegiatan in dilaksanakan pada tanggal 24 s/d 31 Juli 2010

bertempat di SPTN I Kemujan

Hasil : 1. Dalam kegiatan ini masyarakat telah terlibat secara aktif

dalam mengakji wilayahnya.

2. Kondisi lahan di pulau kemujan masih didominasi oleh

hamparan kebun dan tegalan.

3. Berdasarkan hasil survey lahan secara langsung, dapat

disimpulkan bahwa penyusun vegetasi lahan di Pulau

kemujan didominasi oleh Ingas, Klinu, Laban, Mete, dan

Kelapa.

4. Relief Desa Kemujan mayoritas masuk dalam kateri datar

(kelerengan < 3%) sampai dengan berombak/agak

melandai (kelerengan 3-8 %)

5. Tanah di Pulau Kemujan mimiliki sifat sebagai berikut

a. rata-rata memiliki PH 5,04 yang digolongkan dalam

kategori masam.

b. Memiliki kandungan C-organik dalam kategori rendah

(1,62 %)

c. Memiliki kandungan N-total dalam kategori yang

sangat rendah (0,009%)

d. Memiliki kandungan Ca dalam kategori sangat rendah

(1,9 cmol+/kg)

e. Memiliki kandungan Mg dalam kategori sangat sedang

dengan kadar 1,68 cmol+/kg

f. Memiliki kandungan K dalam kategori rendah (0,21

cmol+/kg)

g. Memiliki kandungan Na dalam kategori sedang (o,79

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

130

cmol+/kg)

h. Tekstur tanah di Pulau Kemujan sebagian besar

tersusun atas pasir dengan rerata 61,61% (terendah

1,85% dan tertinggi 89,24%)

Pola pemanfaatan lahan di Pulau kemujan masih belum

sepenuhnya mempertimbangkan faktor kesesuaian dan

kemampuan lahan.

Dampak

yang

diharapkan

: 1. Teridentifikasi dan terdokumentasinya tipologi lahan di

Pulau kemujan

2. Masyarakat terlibat dalam proses pengkajian wilayah.

3. Teridentifikasi dan terdokumentasinya pola pemanfaatan

lahan di Pulau Kemujan

Rekomendasi : Tataguna lahan di Pulau Kemujan secara umum masih

dalam batas kewajaran, namun demikiaan perlu segera

dibuat model pengelolaan lahan produktif berbasis

konservasi. Hal ini dimaskudkan untuk memberikan contoh

kepada masyarakat agar dapat mengadopsi teknik-teknik

pemanfaatan lahan yang berpegang pada kaidah konservasi

20. Pembuatan Plot Percontohan Agro Silvo Pastur (4 Model)

Lokasi : Tahap 1:

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 16 Agustus

2010 bertempat di SPTN Wilayah I Kemujan

Tahap 2:

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus s/d 6

September 2010 bertempat di Wilayah SPTN I Kemujan.

Tahap 3:

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 25

September 2010 bertempat di SPTN Wilayah I Kemujan.

Tahap 4:

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 s/d 30 Oktober

2010 bertempat di SPTN Wilayah I Kemujan.

Hasil : Hasil dan Kesimpulan yang didapat dari Kegiatan

pembuatan plot percontohan Agrosilvopastur yaitu:

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

131

1. Kegiatan ini telah berhasil mengubah lahan yang

awalnya tidak produkti menjadi lahan yang dapat

berproduksi secara periodik.

2. Pembuatan Plot Percontohan ini dikelompokkan menjadi

4 (empat) model, dengan hasil sebagai berikut:

a. Pada Model pertanaman agrisilvikultur, telah

tertanam kombinasi antara Sengon Laut

(Parasireanthes falcataria) sebanyak 512 batang

dan Jagung (Zea mays) sebanyak 3 kg.

b. Pada Model pertanaman, telah tertanam kombinasi

antara Sengon Laut (Parasireanthes falcataria),

Mahoni (Swietenia Macrophyla), Jati (Tectona

grandis), dan Jabon (Anthochepalus cadamba),

masing-masing sebanyak 550 batang.

c. Pada Model pertanaman, telah tertanam kombinasi

antara Mahoni (Swietenia Macrophyla) sebanyak

250 batang, Jati (Tectona grandis) sebanyak 250

batang, Jagung (Zea mays) sebanyak 3 kg Rumput

Gajah (Pennisetum purpureu) sebanyak 7.835

batang.

d. Pada Model pertanaman Silvopastoral, telah

tertanam kombinasi antara Sengon Laut

(Parasireanthes falcataria) sebanyak 1.536 dan

Rumput Gajah (Pennisetum purpureu) sebanyak

7.835 batang.

e. Tanaman pagar yang tertanam berupa Gamal

(Gliricedia speium) sebanyak 656 batang.

f. Tanaman tepi yang tertanam berupa mahoni

(Swietenia macrophyla) sebanyak 652 batang.

3. Model pertanaman yang diterapkan masih dalam kelas

agroforestry awal.

4. Kompetisi untuk mendapatkan hara dallam plot ini

diminimalisir dengan menmpatkan tanaman semusim

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

132

pada guludan, sedangkan tanaman tahunan ditanam

diantara guludan yang posisinya lebih rendah.

5. Gangguan yang muncul dalam proses penanaman adalah

adanya serangan hama tikus, ulat dan Burung Betet.

Dampak

yang

diharapkan

: Secara umum, hasil yang diharapakn dari kegiatan ini

adalah terbentuknya 4 (empat) model pertanaman berbasis

agroforestry pada lahan seluas 2 Ha di Desa Kemujan.

Secara spesifik hasil yang diharapkan dari kegiatan ini

yaitu:

1. Terbentuknya model pertanaman agrisilvikultur yang

tersusun dari kombinasi antara Sengon Laut

(Parasireanthes falcataria) sebanyak 512 batang dan

Jagung (Zea mays) sebanyak 3 kg.

2. Terbentuknya model pertanaman silvikultur yang

tersusun dari kombinasi antara Sengon Laut

(Parasireanthes falcataria), Mahoni (Swietenia

Macrophyla), Jati (Tectona grandis), dan Jabon

(Anthochepalus cadamba), masing-masing sebanyak 550

batang.

3. Terbentuknya model pertanaman Agrosilvopastoral

yang tersusun dari kombinasi antara Mahoni (Swietenia

Macrophyla) sebanyak 250 batang, Jati (Tectona grandis)

sebanyak 250 batang, Jagung (Zea mays) sebanyak 3 kg

Rumput Gajah (Pennisetum purpureu) sebanyak 7.835

batang.

4. Terbentuknya model pertanaman Silvopastoral yang

tersusun dari kombinasi antara Sengon Laut

(Parasireanthes falcataria) sebanyak 1.536 dan Rumput

Gajah (Pennisetum purpureu) sebanyak 7.835 batang.

5. Tertanamnya tanaman pagar berupa Gamal (Gliricedia

speium) sebanyak 656 batang.

6. Tertanamnya tanaman tepi berupa mahoni (Swietenia

macrophyla) sebanyak 652 batang.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

133

Rekomendasi : � Pembelajaran yang didapat dari Plot Percontohan

Agrosilvopastur tidak akan bisa dicapai hanya dalam satu

tahun periode penanaman, sehingga diperlukan upaya

perawatan secara periodik sampai dengan akhir daur dari

komponen penyusun vegetasi model pertanaman.

21. ToT Sekolah Lapang Pedesaan

Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22-25 Maret 2010

bertempat di SPTN I Kemujan

Hasil : � Selama 3 hari pelaksanaan Training of Trainers (ToT),

peserta disuguhi materi-materi pembelajaran yang secara

garis besar dapat dikelolmpokkan ke dalam 5 topik.

Kelima topic tersebut terdiri dari materi tentang sekolah

lapang, dasar-dasar konservasi, agroforestry, dasar-dasar

menjadi fasilitator, dan manajemen usaha kecil dan

menengah.

Dampak

yang

diharapkan

: � Terbangunnya skema pembelajaran masyarakat dalam

bentuk ”Sekolah Lapangan” yang memfasilitasi

masyarakat untuk belajar secara mandiri.

Rekomendasi : Berdasarkan tanggapan peserta terkait dengan jalannya

ToT, mereka menyarankan ada sebuah keberlanjutan

kegiatan yang dapat menjamin keberlangsungan sekolah

lapang di tahun 2010.

22. Implementasi Sekolah Lapang Pembelajaraan Konservasi

Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17 s/d 21 April

2010 bertempat di SPTN I Kemujan

Hasil : � Pelaksanaan sekolah sekolah lapang dilaksanakan dalam

waktu efektif 3 (tiga) hari.

� Pelaksanaan kegiatan Implementasi diikuti oleh 20 orang

peserta.

� Secara umum para peserta mengikuti jalannya sekolah

lapang pembelajaran konservasi dengan sangat antusias

dalam menerima materi, dan dapat dengan baik

menjalankan praktek lapangan.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

134

Dampak

yang

diharapkan

: � Sebanyak 20 orang warga Kemujan yang tergabung

dalam Sekolah Lapang Pembelajaran Konservasi mampu

untuk memahami dan menerapkan konsep pembelajaran

Sekolah lapang Pembelajaran konservasi secara mandiri

Rekomendasi : � Waktu pembelajaran sekolah lapang hendaknya

diperpanjang dan dilakukan secara periodik dalam

rentang waktu satu tahun

23. Konsultasi Publik Masterplan Desa Model

Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8 s/d 12 Nopember

2010 bertempat di SPTN I Kemujan

Hasil : � Konsultasi publik Masterplan Model Desa Konservasi

dihadiri oleh 30 orang peserta yang merupakan

representatif warga Desa kemujan.

� Forum dalam konsultasi publik secara umum

menyepakati draft Masterplan Model Desa konservasi,

dengan catatan dilakukan perbaikan pada beberapa

bagian yang terkait dengan strategi pencapain hasil.

� Forum konsultasi publlik menilai perlunya dilakukan

sosialisasi secara mendalam kepada masyarakat

mengenai konsep model desa konservasi.

� Sebanya 24 dari 30 orang peserta yang hadir

menyepakati Draft masterplan Model Desa Konservasi.

Dampak

yang

diharapkan

: � Sebanyak 30 orang peserta konsultasi publik terlibat

dalam pembahasan guna memberikan input dalam

rangka penyempurnaan masterplan model desa

konservasi.

� Setidaknya 2/3 dari peserta yang hadir menyepakati hasil

konsultasi publik masterplan model desa konservasi

Rekomendasi : • Berbagai saran dan kritik dari peserta konslutasi publik

dapat dituangkan dalam masterplan untuk selanjutnya

dapat dijpedomani dalam pelaksanaan program Model

Desa Koservasi.

24. Penyusunan Buku Panduan Wisata TN Karimunjawa

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

135

Hasil : Tersusunnya buku panduan wisata Taman Nasional

Karimunjawa

25. Pameran Wisata Alam 1 (Pameran Wisata Alam Gelar Promosi Agribinis

IV Soropadan Tahun 2010)

Lokasi : Kegiatan Pameran Pameran Gelar Promosi Agribisnis IV

Soropadan 2010 ini dilaksanakan di kawasan Agrowisata

&STA Soropadan Temanggung Jawa Tengah pada tanggal

24-28 Juni 2010.

Hasil : � Kegiatan promosi dan informasi pariwisata alam Taman

Nasional Karimunjawa melalui keikutsertaan dalam

Pameran Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010

pada tanggal 24-28 Juni 2010 telah terselenggara dengan

baik. Hal ini dapat terlihat dengan keikutsertaan Tim

Pameran Balai Taman Nasional Karimunjawa secara

penuh mulai dari pembukaan hingga penutupan pameran,

tersebarnya materi informasi yang dipersiapkan baik

berupa materi leaflet maupun terjualnya cendera mata

khas Karimunjawa serta relatif tingginya antusiasme

pengunjung di stand Provinsi Jawa Tengah dimana

Taman Nasional Karimunjawa ikut berkontribusi.

� Dalam pameran ini Balai TN. Karimunjawa

menampilkan berbagai materi promosi informasi berupa

Neon Box Peta Potensi Wisata Taman Nasional

Karimunjawa, foto potensi wisata TN Karimujawa,

Leaflet dan Cinderamata khas Karimunjawa, pohon

Dewadaru dan bahan informasi mengenai Pohon

Dewandaru.

� Secara umum pengunjung pameran memberikan respon

positif terhadap materi yang disampaikan,

Dampak

yang

diharapkan

: � Terselenggaranya penyebaran informasi upaya

pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa.

� Terlaksananya promosi potensi wisata alam Taman

Nasional Karimunjawa

Rekomendasi : � Upaya promosi dan informasi wisata alam di TN.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

136

Karimunjawa perlu dilakukan secara terus menerus

untuk menunjang optimalisasi pemanfaatan lestari di TN.

Karimunjawa.

� Persiapan secara matang materi yang akan ditampilkan di

pameran sangat menentukan keberhasilan penyampaian

informasi kepada pengunjung.

� Bentuk-bentuk penyampaian informasi melalui media

yang menarik dan bervariasi akan menarik pengunjung

sehingga perlu dilakukan pembuatan alat peraga yang

bervariasi.

26. Pameran Wisata Alam 2 (Pameran Indo Green Forestry Expo)

Lokasi : Kegiatan Pameran Indo Green Forestry Expo 2010

dilaksanakan di Assembly Hall, Jakrta Convention Center

(JCC) pada tanggal 15-18 April 2010

Hasil : � Kegiatan promosi dan informasi pariwisata alam TNKJ

melalui keikutsertaan dalam Pameran Indo Green

Forestry Expo 2010 pada tanggal 15-18 April 2010 telah

terselenggara dengan baik. Hal ini dapat terlihat dengan

keikutsertaan Tim Pameran BTNKJ secara penuh mulai

dari pembukaan hingga penutupan pameran, tersebarnya

materi informasi yang dipersiapkan baik berupa materi

leaflet maupun terjualnya cendera mata khas

Karimunjawa serta relatif tingginya antusiasme

pengunjungndi stand Provinsi Jateng dimana TNKJ ikut

berkonstribusi.

� Dalam pameran ini BTNKJ menampilkan berbagai

promosi dan informasi berupa Neon Box Peta Potensi

wisata TNKJ, foto potensi wisata TNKJ, leaflet dan

cinderamata khas Karimunjawa.

� Secara umum pengunjung pameran dan pengusaha

wisata Indogreen Forestry Expo 2010 memberikan

respon positif terhadap materi yang disampaikan.

Dampak : � Terselenggaranya penyebaran informasi upaya

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

137

yang

diharapkan

pengelolaan TNKJ.

� Terlaksananya promosi potensi wisata alam TNKJ.

� Tergalangnya kepedulian, pemahaman, kesadaran

masyarakat luar terhadap kawasan TNKJ.

Rekomendasi : � Upaya promosi dan informasi wisata alam di TNKJ perlu

dilakukan secara terus menerus untuk menunjang

optimalisasi pemanfaatan lestari TNKJ.

� Persiapan secara matang materi yang akan ditampilkan di

pameran sangat menentukan keberhasilan penyampaian

informasi kepada pengunjung.

� Bentuk-bentuk penyampaian informasi melalui media

yang menarik dan bervariasi akan menarik pengunjung

sehingga perlu dilaksanakan pembuatan alat peraga yang

bervariasi.

� Kerjasama dengan pihak ketiga (pengusaha pariwisata

dan biro perjalanan) sangat penting guna meningkatkan

kuantitas dan kualitas meteri promo wisata alam.

27. Pameran Wisata Alam 3 (Pameran Konservasi Alam Peringatan Puncak

Hari Menanam Indonesia Di Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo

Kabupaten Jepara Tahun 2010)

Lokasi : Kegiatan Pameran Jawa Tengah pada tanggal 26 – 30

Nopember 2010.

DiKabupaten Jepara

Hasil : Kegiatan pameran dalam rangka Puncak Hari Menanam

Pohon Indonesia Tingkat Propinsi Jawa Tengah Tahun

2010 pada tanggal 28-30 Nopember 2010 telah

terselenggara dengan baik. Hal ini dapat terlihat dengan

keikutsertaan Tim Pameran Balai Taman Nasional

Karimunjawa secara penuh mulai dari pembukaan hingga

penutupan pameran, tersebarnya materi informasi yang

dipersiapkan baik berupa leaflet, bulletin maupun buku

panduan yang diterbitkan oleh Balai Taman Nasional

Karimunjawa. Secara umum pengunjung pameran

memberikan respon positif terhadap materi yang

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

138

disampaikan.

Dampak

yang

diharapkan

: � Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan

lingkungan melalui cinta menanam dan memelihara

pohon.

� Terselenggaranya penyebaran informasi upaya

pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa

Rekomendasi : � Persiapan secara matang materi yang akan ditampilkan di

pameran sangat menentukan keberhasilan penyampaian

informasi kepada pengunjung.

� Bentuk-bentuk penyampaian informasi melalui media

yang menarik dan bervariasi akan menarik pengunjung

sehingga perlu dilakukan pembuatan alat peraga yang

bervariasi.

28. Pameran Wisata Alam 4 (Pameran Potensi Perikanan Dan Wisata Alam

Hari Pangan Sedunia Ke Xxx Dan Hari Nusantara Xi Tahun 2010)

Lokasi : Kegiatan Pameran Hari Pangan Sedunia Ke XXX dan Hari

Nusantara Ke XI tahun 2010 ini dilaksanakan di kawasan

wisata pantai Desa Widoro Payung Wetan Kecamatan

Binangun Kabupaten Cilacap Jawa Tengah pada tanggal

24-28 Nopember 2010.

Hasil : 1. Kegiatan diseminasi informasi kawasan pelestarian

alam, promosi dan informasi pariwisata alam Taman

Nasional Karimunjawa melalui keikutsertaan dalam

Pameran Hari Pangan Sedunia dan Hari Nusantara ke XI

Cilacap tahun 2010 pada tanggal 24-28 Nopember 2010

telah terselenggara dengan baik.

2. Dalam pameran ini Balai TN. Karimunjawa

menampilkan berbagai materi promosi informasi berupa

Neon Box Peta Potensi Wisata Taman Nasional

Karimunjawa, foto hasil perikanan di karimunjawa, foto

potensi wisata TN Karimujawa, Leaflet dan

Cinderamata khas Karimunjawa, pohon Dewadaru dan

bahan informasi mengenai Pohon Dewandaru.

3. Secara umum pengunjung pameran memberikan respon

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

139

positif terhadap materi yang disampaikan

Dampak

yang

diharapkan

: � Terselenggaranya penyebaran informasi upaya

pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa terutama

pengelolaan perlindungan kawasan lautnya,

� Terlaksananya promosi potensi wisata alam Taman

Nasional Karimunjawa

Rekomendasi : � Upaya promosi dan informasi wisata alam di TN.

Karimunjawa perlu dilakukan secara terus menerus

untuk menunjang optimalisasi perlindungan dan

pemanfaatan lestari di TN. Karimunjawa.

� Persiapan secara matang materi yang akan ditampilkan di

pameran sangat menentukan keberhasilan penyampaian

informasi kepada pengunjung.

� Bentuk-bentuk penyampaian informasi melalui media

yang menarik dan bervariasi akan menarik pengunjung

sehingga perlu dilakukan pembuatan alat peraga yang

bervariasi.

29. Pembuatan Booklet Dan Leaflet

Hasil : Tersusunnya Booklet dan Leaflet tentang Taman Nasional

Karimunjawa

30. Inventarisasi Dan Identifikasi Wreck Dive Site

Lokasi : Waktu pelaksanaan kegiatan identifikasi dilaksanakan pada

bulan Maret 2010, selama 10 hari. Lokasi identifikasi

adalah kawasan perairan Taman Nasional Karimunjawa

yang menurut informasi diperkirakan sebagai lokasi wreck.

Hasil : Dari hasil Identifikasi Wreck Dive Site di Taman Nasional

Karimunjawa dapat disimpulkan terdapat lokasi wreck yang

tersebar di hampir seluruh wilayah Taman Nasional

Karimunjawa, namun untuk lokasi wreck dive yang telah

teridentifikasi pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:

� Wreck dive Indonor terletak di perairan Pulau Kemujan,

terumbu karang telah terbentuk pada lokasi ini dengan

potensi biota yang beraneka ragam bahkan terdapat

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

140

karang masif jenis Porites sp.

� Wreck dive Masa Indah di Pulau Menjangan Kecil,

relatif masih baru terbentuk pelekatan / simbiosis karang

namun lokasi ini layak dijadikan wreck dive site

mengingat lokasi ini paling mudah dijangkau dari Pulau

Karimunjawa.

� Wreck dive Palipur di Batu Merah Pulau Parang, layak

menjadi wreck dive site karena karang yang menempel

pada substrat kapal tenggelam tersebut sebagian besar

mempunyai ukuran yang cukup besar terutama karang

dengan koloni bercabang atau meja selain itu banyak

dijumpai karang dengan koloni berbentuk masif dengan

ukuran yang cukup besar yang menandakan kondisi

perairan sekitar kapal masih cukup baik dan usia kapal

tersebut sudah cukup lama.

� Wreck dive Tongkang di Pulau Kumbang, layak

dijadikan wreck dive site karena kondisi kapal tersebut

relatif dalam kondisi utuh tidak dijumpai bekas

pemanfaatan dan hampir semua badan kapal telah

ditutupi oleh karang sehingga sulit dibedakan dengan

kondisi karang sekitarnya

Dampak

yang

diharapkan

: � Teridentifikasinya lokasi wreck di Taman Nasional

Karimunjawa

� Lokasi wreck yang memungkinkan dijadikan obyek daya

tarik wisata sebagai dive site di Taman Nasional

Karimunjawa

Rekomendasi : � Balai Taman Nasional Karimunjawa menjadikan 4 lokasi

wreck seperti tersebut diatas sebagai wreck dive site di

Taman Nasional Karimunjawa. Upaya yang bisa

dilakukan adalah sosialisasi wreck dive site sebagai

objek daya tarik wisata alam (ODTWA) dan melengkapi

sarana prasarana yang diperlukan sebagai suatu lokasi

dive site.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

141

31. Pembuatan Buletin Nautilus

Hasil : Tersusunnya buletin Nautilus Taman Nasional

Karimunjawa sebanyak 3 Edisi

32. Pembinaan Kader Konservasi

Lokasi : � Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Kader

Konservasi dan Kelompok Pecinta Alam dilaksanakan

selama 4 hari mulai dari tanggal 22 s.d. 25 Juni 2010.

� Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Kader Konservasi dan

Kelompok Pecinta Alam bertempat di Balai Desa

Kemujan untuk pelaksanaan kegiatan teori dan lokasi di

Legon Bajak untuk pelaksanaan kegiatan praktek

Hasil : � Dengan terbinanya Kader Konservasi dan Kelompok

Pecinta Alam Tingkat Pemula di Balai Taman Nasional

Karimunjawa Tahun 2010 sebanyak 30 orang generasi

muda dan tokoh masyarakat secara berkelanjutan dapat

membantu tugas–tugas Balai Taman Nasional

dilapangan, dan daftar nomor keanggotaan.

Dampak

yang

diharapkan

: � Telah terbinanya kader konservasi dan kelompok pecinta

alam yang terorganisir dan mandiri.

� Dapat mendorong masyarakat di sekitar kawasan untuk

mampu mengembangkan kepekaan dan kepedulian

terhadap kelestarian sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya di Kawasan Taman Nasinal Karimunjawa.

� Dapat menginterpretasi dengan baik dan benar akan

membantu masyarakat untuk lebih mengenal dan

mengerti kondisi kawasan Taman Nasional Karimunjawa

Rekomendasi : � Pembinaan Kader Konservasi dan Kelompok Pecinta

Alam Balai Taman Nasional Karimunjawa agar

dilaksanakan secara berkelanjutan dan berjenjang.

� Memfasilitasi dan mendukung kegiatan Kader

Konservasi dan Kelompok Pecinta Alam pada waktu

yang akan dating

� Memfasilitasi kegiatan Kader Konservasi dan kelompok

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

142

pecinta alam dari tingkat Pemula menjadi tingkat yang

lebih tinggi (Tingkat Madya dan selanjutnya

33. Lomba Lukis Konservasi Tingkat SD Dan SMP

Lokasi : Kegiatan lomba melukis konservasi ini dilaksanakan pada

hari Selasa tanggal 22 sampai dengan 26 Februari 2010, dan

mengambil tempat di Pantai Barakuda Kemujan

Karimunjawa.

Hasil : � Lomba melukis Konservasi adalah salah satu kegiatan

yang sangat diminati baik siswa maupun masyarakat di

Karimunjawa, terbukti dari jumlah peserta yang undang

semua hadir dalam acara tersebut dan masyarakat sangat

antusias menyaksikan perlombaan ini.

• Juara lomba pada tahun ini untuk kategori sekolah dasar

lebih merata, namun yang lebih mengejutkan untuk tahun

ini pemenang untuk kategori sekolah menengah pertama,

juara diraih seluruhnya oleh siswa SMPN I

Karimunjawa, di mana pada pelaksanaan lomba lukis

tahun sebelumnya juara diraih seluruhnya oleh siswa

MTs. Safinatul Huda 2 Karimunjawa.

� Dari poin 2 di atas dapat disimpulkan bahwa siswa

SMPN I Karimunjawa sudah bisa memahami akan visi

dan misi Taman Nasional Karimunjawa, yang

disampaikan melalui Muatan Lokal Pendidikan

Lingkungan Kelautan

Dampak

yang

diharapkan

: � Meningkatkan kepedulian dan pemahaman siswa

terhadap kelestarian sumber daya alam dan ekosistem

yang ada di Taman Nasional Karimunjawa

Rekomendasi : � Lomba melukis merupakan salah satu kegiatan yang

sangat diminati oleh siswa-siswi dan masyarakat di

Karimunjawa, maka perlu dipertahankan dan diadakan

setiap tahun.

� Perlu penambahan jumlah peserta lomba untuk tahun

berikutnya (100 peserta, SMP 60 dan SD 40) agar para

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

143

siswa yang mempunyai bakat melukis bisa ikut

berlomba.

� Perlu penambahan pos anggaran terutama untuk belanja

sewa seperti, sewa tenda dan sound system, dan

akomodasi untuk guru pembimbing (2 siswa 1 guru

pembimbing)

34. Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan TN Karimunjawa (2 Lokasi)

Lokasi : Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Taman

Nasional Karimunjawa dilaksanakan selama lima hari mulai

tanggal 1-5 Mei 2010 bertempat di Ruang Pertemuan Hotel

Karimunjawa Inn di Pulau Karimunjawa

Hasil : � Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Taman

Nasional Karimunjawa telah terselenggara dengan baik

pada tanggal 1-5 Mei 2010 di Ruang Pertemuan Hotel

Karimunjawa Inn di Pulau Karimunjawa.

� Kegiatan ini dihadiri 30 orang perwakilan anggota

masyarakat dari Desa Karimunjawa, Kemujan dan

Parang dan sejumlah undangan termasuk Kapolsek

Karimunjawa.

� Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Taman

Nasional Karimunjawa diisi beberapa paparan yaitu

paparan mengenai Pengelolaan Taman Nasional

Karimunjawa, UU No.5 tahun 1990 mengenai

KSDAH&E, dan PP No.59 tahun 1998 mengenai Tarif

Jasa PNBP yang Berlaku Pada Departemen Kehutanan

dan Perkebunan.

� Secara umum kegiatan ini mendapat sambutan baik dari

peserta. Para peserta bahkan menggunakan acara ini

untuk menanyakan berbagai aspek upaya pengelolaan

Taman Nasional Karimunjawa.

Dampak

yang

diharapkan

: � Tersosialisasikannya kebijakan pengelolaan kawasan

Taman Nasional Karimunjawa kepada perwakilan

masyarakat Desa Karimunjawa, Desa Kemujan dan Desa

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

144

Parang sejumlah 30 orang.

Rekomendasi : � Kegiatan sosialisasi upaya pengelolaan kawasan Taman

Nasional Karimunjawa perlu terus dilaksanakan di masa

yang akan datang karena merupakan media komunikasi

langsung antara pihak Balai Taman Nasional

Karimunjawa dengan masyarakat di sekitar kawasan

Taman Nasional Karimunjawa. Sehingga diharapkan

kegiatan sosialisasi akan diusulkan dalam tahun

anggaran 2011.

35. Pelatihan Selam

Lokasi : � Kegiatan pelatihan selam 2010 di laksanakan di Kantor

SPTN II Karimunjawa untuk penyampaian teori dan

praktek perairan terbuka dilaksanakan di Dermaga

Perintis Karimunjawa (Dermaga Muria).

� Pelaksanaan pelatihan selam Taman Nasional

Karimunjawa dilaksanakan pada tanggal 1-5 Juni 2010.

Hasil : � Kegiatan pelatihan selam 2010 Taman Nasional

Karimunjawa yang diselenggarakan pada tanggal 1-5

Juni 2010 telah terselenggara dengan baik. Hal ini dapat

terlihat dari hasil evaluasi peserta pelatihan selam baik

dalam hal teori maupun praktek selam di perairan

terbuka yang hasilnya cukup memuaskan.

� Dari seluruh peserta pelatihan selam yang berjumlah 30

orang dinyatakan lulus sertifikasi baik A1 maupun A2

dan telah memenuhi standart one star dan two star

SCUBA diver CMAS POSSI.

Dampak

yang

diharapkan

: � Manfaat/output yang ingin dicapai oleh Balai Taman

Nasional Karimunjawa adalah bertambahnya jumlah

tenaga profesional yang memiliki kemampuan selam dan

bersertifikat baik staf maupun masyarakat untuk

menunjang pengelolaan wisata di Taman Nasional

Karimunjawa terutama wisata bawah air

Rekomendasi : � Perlunya pembianaan berkelanjutan bagi peserta

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

145

pelatihan yang telah bersertifikasi agar kemampuan

selam peserta dapat bermanfaat untuk menunjang upaya

pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa.

� Bagi peserta pelatihan yang berminat di bidang pemandu

selam agar dapat diusulkan untuk peningkatan grade

sertifikasi spesialis pemandu selam CMAS POSSI.

36. Pengadaan Prasarana Perpustakaan

Lokasi : • Kantor Balai Taman Nasional Karimunjawa

Hasil : • Terpenuhinya prasarana perpustakaan

Dampak

yang

diharapkan

: • Optimalisasi fungsi dan kegiatan operasional

perpustakaan

Rekomendasi : • Segera dilakukan penataan kembali perpustakaan

37. Pengadaan Bahan Pusat Informasi

Lokasi : • Pusat Informasi Taman Nasional Karimunjawa

Hasil : • Terpenuhinya bahan pusat informasi mangrove

Dampak

yang

diharapkan

: • Optimalisasi fungsi dan kegiatan operasional pusat

informasi mangrove

Rekomendasi : • Operasionalisasi dengan penuh tanggung jawab dan

pemeliharaan yang baik.

Perencanaan dan Pengedalian Kawasan Konservasi

1. Penyempurnaan Rencana Strategis TN Karimunjawa

Lokasi : � Maret 2010

Hasil : � Tim melakukan kajian peraturan perundangan yang

baru.$

� Melakukan telah terhadap renstra Kemenhut dan renstra

PHKA.

� Melakukan analisa untuk menentukan komponen dan

detil kegiatan yang sesuai dengan tujuan pengelolaan

TNKJ serta program dari eselon I.

� Menyusun rentra TNKJ dengan penyempurnaannya.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

146

Dampak

yang

diharapkan

: � Renstra TNKJ sesuai dengan peraturan perundangan

yang baru

Rekomendasi : � Pemilihan komponen dan detil kegiatan pengelolaan

TNKJ mengacu pada renstra yang telah disempurnakan.

2. Penyusunan Rencana Kerja TN Karimunjawa

Lokasi : Balai Taman Nasional Karimunjawa

Hasil : • Tersusunnya Renja Balai Taman Nasional Karimunjawa

Tahun 2011

Dampak

yang

diharapkan

: • Menjadi pedoman dalam pelaksanaan pengelolaan Balai

Taman Nasional Karimunjawa pada tahun 2010

Rekomendasi : • Penyempurnaan renja di tahun yang akan datang sesuai

dengan tindak lanjut permasalahan yang ada dalam

pengelolaan kawasan.

Pada tahun 2010 Balai Taman Nasional Karimunjawa mendukung program

pemerintah melalui kegiatan penanaman satu milyar pohon (One Billion Indonesian

Trees). Sasaran kegiatan ini adalah untuk menjadikan seluruh lahan menjadi hijau (cukup

vegetasi) baik di dalam maupun diluar kawasan hutan, sehingga mampu memberikan

fungsi perlindungan, estetika, hasil ekonomi masyarakat dan sekaligus dapat berfungsi

untuk penyerapan karbon. Diharapkan kegiatan penanaman menjadi bagian dari budaya

dan sikap hidup masyarakat. Hal ini merupakan alternatif sumber ekonomi lain bagi

masyarakat sekitar sejalan dengan program Taman Nasional Karimunjawa untuk

mengalihkan tekanan masyarakat terhadap sumber daya perairan yang ada. Adapun

realisasi penanaman yang dilakukan dalam rangka mensukseskan program OBIT di Taman

Nasional Karimunjawa adalah sebagai berikut :

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

147

Tabel 10. Pelaksanaan ”One Billion Indonesia Trees” di Taman Nasional

Karimunjawa

No. Kegiatan Jenis Jumlah

Pohon

Luasan

(ha)

1. Penanaman Turus jalan bersama masyarakat

Mahoni 40 0,06

2. Penanaman pohon peduli lingkungan bersama Syahbandar

Rhizopora 500 0,5

3. HKAN bersama mahasiswa Rhizopora 950 0,5

4. Rehabilitasi mangrove bekas tambak

Rhizopora 9.400 2,50

5 Penanaman di plot Agrosilvopasture

Jati Mahoni Sengon Jabon

800 1.452 2.958

550

2,00

6 Penanaman batas kawasan Nyamplung 2.000

0,6

7 Rehabilitasi masyarakat di Karimunjawa

Jati Mahoni Sengon Mangga Rambutan Nyamplung

41.960 21.010

8.390 3.820 3.820 3.820

191,04

8 Rehabilitasi masyarakat di Kemujan

Jati Mahoni Sengon Mangga Rambutan Nyamplung

11.760 13.445

3.341 1.531 1.529 1.529

76,38

9 Rehabilitasi masyarakat di Parang

Jati Mahoni Mangga Nyamplung Rhizopora

53.305 20.505

3.730 3.730

27.500

186,36

25

10 Rehabilitasi masyarakat di Nyamuk

Jati Mahoni Mangga Nyamplung

8.215 11.735

2.125 1.060

53,08

Jumlah 266.150 538,04

Disamping dilaksanakan secara swadaya program penanaman tersebut juga berasal

dari dana Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL). Gerakan Nasional

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) adalah sebagai upaya percepatan rehabilitasi

hutan dan lahan secara terpadu dengan peran semua pihak (pemerintah, pemerintah daerah,

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

148

masyarakat dan lain-lain) melalui mobilisasi sumber daya. Dimana areal GNRHL di

Taman Nasional Karimunjawa merupakan lahan masyarakat yang berlokasi di Pulau

Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang dan Pulau Nyamuk dengan luasan total

506,88 ha. Bibit yang ditanam sejumlah 193.670 batang yang terdiri dari bibit kayu-

kayuan dan 26.685 batang bibit MPTS.

Pada tahun 2010 Balai Taman Nasional Karimunjawa juga memperoleh bantuan

penanganan kasus dari Direktorat Penyidikan dan Perlindungan Hutan guna menyelesaikan

penanganan 1 kasus pelanggaran hukum di kawasan perairan Taman Nasional

Karimunjawa hingga P.21. Kasus tersebut berupa penangkapan ikan dengan

menggunakan jaring cantrang yang dilakukan KM Hasil Karya di perairan Karimunjawa

tepatnya di sebelah selatan pulau Cilik

Dalam menjalankan pengelolaan kawasan Taman Nasional Karimunjawa,

dukungan dan kerjasama para pihak mutlak dibutuhkan. Pada tahun 2010 mitra Lembaga

Swadaya Masyarakat yang bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Karimunjawa yaitu

Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP), RARE dan Jakarta Animal

Aid Network (JAAN)

a. WCS-IP

WCS-IP merupakan mitra Kemeterian Kehutanan dalam upaya konservasi

sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kesepakatan Kerjasama kemitraan

tersebut tertuang dalam Nota Kesepakatan yang ditandatangani pada tanggal 18 Juli

1997 dan selanjutnya diperpanjang pada tanggal 1 Oktober 2004. Sampai dengan

tahun 2010 berbagai program kegiatan telah dijalankan Balai Taman Nasional

Karimunjawa dan WCS-IP. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan WCS-IP di

kawasan Taman Nasional karimunjawa pada tahun 2010, tersaji pada table 11.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

149

Tabel 11. Program dan Kegiatan WCS-IP di Taman Nasional Karimunjawa

tahun 2010

No Program dan Kegiatan Waktu

1 Rencana strategis desa Kemujan

-Fasilitasi pertemuan desa dan kabupaten Februari 2010

-Audiensi dengan Bupati 2 Maret 2010

- Pertemuan 3 desa Mei 2010

2 Monitoring dan evaluasi

-Ekologi April 2010

-Sosial ekonomi Februari 2010

-Habitat kritis (SPAGs)

Februari – Desember

2010

-Indikator evaluasi zonasi November 2010

3 Peningkatan kapasitas

-Pelatihan monitoring terumbu karang 13-15 Desember

-Pelatihan analisa data 15-16 Juni 2010

-Pelatihan pengelolaan pesisir dan lauatan

secara terpadu April 2010

4 Mata pencaharian alternatif Januari 2010 – sekarang

5 Pendaratan hasil tangkapan nelayan

November 2010 –

sekarang

6 Penjangkauan (outreach)

- Pembuatan fil dokumentar

April dan Desember

2010

7 Kelompok Pengawasan Masyarakat Januari – Mei 2010

b. RARE

Pada tahun 2010, kawasan TN Karimunjawa terpilih menjadi salah satu lokasi

pelaksanaan kampanye RARE Pride. RARE merupakan lembaga swadaya masyarakat

yang memfokuskan aktivitasnya untuk mengubah perilaku masyarakat di sekitar

kawasan konservasi menggunakan pendekatan sosial marketing. Dalam

pelaksanaannya, seorang staf fungsional Balai TN Karimunjawa lolos seleksi Manajer

Kampanye RARE Pride 2010. Perjanjian kampanye antara Balai Taman Nasional

Karimunjawa dengan RARE telah ditandatangani pada tanggal 27 April 2010. Saat ini

Nota Kesepahaman antara Direktorat PHKA dan RARE tengah menunggu tahap

penandatanganan. Sampai dengan bulan Desember 2010, Manajer kampanye dari TN

Karimunjawa telah menyelesaikan tahapan peren canaan kampanye dan perencanaan

strategi penyingkiran halangan.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

150

c. JAAN

Pada tanggal 20 Oktober 2010, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati

atas nama Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam dan Jakarta

Animal Aid Network telah menandatangani Nota Kerjasama Kemitraan Perlindungan,

Rehabilitasi dan Pelepasan Lumba-lumba (Delphinidae) di Indonesia. Sasaran

kemitraan ini adalah untuk meningkatkan kepedulian dan pemahaman masyarakat

terhadap upaya pelestarian jenis satwa dilindungi khususnya jenis lumba-lumba dan

habitatnya yang merupakan bagian dari upaya konservasi sumberdaya alam hayati

dan ekosistemnya.

B. PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2010

Dari alokasi anggaran DIPA 29 Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010

sebesar Rp. 11.240.162.000,- anggaran yang dapat direalisasikan adalah sebesar Rp.

9.416.104.494,- atau sebesar 83,77 % dari total anggaran. Perincian realisasi anggaran

adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Realisasi anggaran DIPA 29 Tahun 2010 Balai Taman Nasional

Karimunjawa

No Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

1. Penerapan kepemerintahan yang baik 3.983.038.000 3.942.883.244

2. Pemantapan keamanan dalam negeri 2.442.236.000 912.613.750

3. Perlindungan dan konservasi sumber

daya alam

4.814.888.000 4.560.607.500

Jumlah 11.240.162.000 9.416.104.494

Seperti kami sampaikan di atas bahwa pada tahun 2010 Balai Taman Nasional

Karimunjawa juga turut mendukung program pemerintah melalui kegiatan GNRHL.

Kegiatan tersebut dibiayai dengan dana sebesar Rp. 1.233.096.750,- .melalui DIPA BA 29

BPDAS Pemali Jratun Semarang. Dalam pelaksanaannya, anggaran tersebut telah

terealisasi sebesar 1.137.733.250 atau sebesar 97% namun secara fisik pelaksanaan

kegiatan terealisasi 100 %.

Sedangkan bantuan dana Direktorat Penyidikan dan Perlindungan Hutan di

Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010 sebesar Rp. 29.640.000,- . Dana bantuan

tersebut digunakan guna penanganan kasus hingga P21 dengan realisasi keuangan sebesar

100 %.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

151

BAB V

ANALISA PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN

1. Permasalahan

Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan Balai Taman Nasional Karimunjawa yang

terkait dengan penganggaran DIPA BA 29 tahun 2010 adalah sebagai berikut :

a. Terdapat alokasi anggaran APBN-P pada DIPA BA 29 tahun 2010 yang dibintang /

diblokir

b. Upaya yang telah dilakukan dengan menyampaikan daya dukung masih dinilai

belum memenuhi persyaratan sehingga pelaksanaan pekerjaan fisik bangunan

kantor SPTN, kantor resort sebagai sarana operasional perkantoran dalam

pengelolaan kawasan di lapangan serta pengadaan tanah kantor SPTN yang

dibiayai dana APBN-P tidak memungkinkan direalisasikan

c. Adanya kendala waktu turunnya dana APBN-P pada akhir masa anggaran

berpengaruh pada realisasi anggaran

Disamping itu permasalahan pengelolaan kawasan yang dihadapi Balai Taman

Nasional Karimunjawa selaku pengelola adalah :

Permasalahan eksternal

a. Degradasi fungsi kawasan sebagai akibat meningkatnya pemanfaatan sumber daya

alam hayati yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, diantaranya :

- Kerusakan ekosistem terumbu karang akibat eksploitasi sumber daya perikanan

dengan menggunakan potasium, pengeboman, jaring mourami, dan jaring

ambai.

- Perambahan dan perubahan fungsi ekosistem mangrove menjadi areal

pertambakan.

- Pengklaiman kawasan Taman Nasional Karimunjawa oleh masyarakat pada

ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah.

- Pengambilan batu karang untuk bahan bangunan.

- Penebangan vegetasi mangrove untuk rumpon buatan.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

152

- Tingginya animo membangun resort di pulau-pulau.

- Penjualan tanah/lahan masyarakat kepada pihak luar yang mengakibatkan

meningkatnya tekanan terhadap sumber daya perairan yang ada.

b. Pengambilan biota laut dilindungi undang-undang secara ilegal, meliputi:

- Perdagangan / pemanfaatan kima, penyu, telur penyu, ikan hias dan akar bahar.

- Eksploitasi sumberdaya perikanan yang berlebihan dengan alat tangkap

perikanan yang merusak lingkungan, seperti penggunaan potasium, jaring

muroami, cantrang dan purseseine, tanpa memperhatikan faktor waktu dan

tempat pemijahan ikan, jenis ikan, ukuran ikan dan lain-lain.

- Pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar secara illegal.

Permasalahan Internal

a. Belum selesainya penataan batas kawasan terkait dengan adanya revisi zonasi di

dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

b. Terbatasnya koordinasi dan kerjasama dengan para pihak terkait sehingga

pengelolaan kawasan belum terpadu.

c. Belum terwujudnya alternatif usaha ekonomi sebagai upaya untuk mengurangi

tekanan pemanfaatan sumber daya perairan.

d. Pembangunan sarana prasarana wisata oleh pihak ketiga belum sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

e. Belum optimalnya sosialisasi peraturan perundangan mengenai pengelolaan Taman

Nasional Karimunjawa.

f. Belum terakomodasinya status kepemilikan lahan pulau-pulau dalam kawasan TN

Karimunjawa di dalam sistem zonasi saat ini.

2. Langkah-langkah Antisipatif

Guna mengantisipasi permasalahan pada pelaksanaan kegiatan pada tahun 2011

dilakukan upaya sebagai berikut:

- Percepatan penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan tahun 2011

- Prioritas pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang dan jasa di awal tahun

- Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara cermat sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip efektif, efisien,

transparan dan akuntabel guna pencapaian kinerja yang lebih optimal.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

153

Tindak lanjut sebagai antisipasi permasalahan secara umum adalah menetapkan

sasaran kegiatan pembangunan Taman Nasional Karimunjawa sebagai berikut :

Ekologi

a. Tersosialisasikannya penataan ulang zonasi Taman Nasional Karimunjawa

b. Terjaganya keutuhan/kelestarian ekosistem yang ada dalam kawasan Taman

Nasional Karimunjawa dari kerusakan yang disebabkan oleh ulah manusia

berupa perambahan dan pengalih fungsian ekosistem maupun karena faktor

alam yang merusak.

c. Meningkatnya upaya pengelolaan keanekaragaman hayati di dalam kawasan

Taman Nasional Karimunjawa.

d. Tersusunnya data potensi keanekaragaman hayati di dalam kawasan Taman

Nasional Karimunjawa.

e. Terkelolanya pengembangan pariwisata alam di Taman Nasional

Karimunjawa.

Sosial Ekonomi

a. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar kawasan

Taman Nasional Karimunjawa melalui kegiatan pariwisata alam dan kegiatan

ekonomi lain yang berbasis konservasi.

b. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan Taman

Nasional Karimunjawa.

c. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap upaya KSDAH dan

Ekosistemnya yang ditandai dengan penurunan pelanggaran hukum.

Kelembagaan

a. Meningkatnya kualitas jalinan kerjasama dalam upaya pengelolaan Taman

Nasional Karimunjawa dengan instansi pemerintah di tingkat kabupaten,

tingkat propinsi, lingkup Deprtemen Kehutanan maupun lintas Kementerian.

b. Meningkatnya kualitas jalinan kemitraan antara Balai Taman Nasional

Karimunjawa dengan Lembaga Swadaya Masyarakat baik tingkat lokal,

nasional maupun internasional yang menaruh perhatian terhadap pengelolaan

Taman Nasional Karimunjawa.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

154

c. Meningkatnya kualitas jalinan kerjasama dengan berbagai sektor swasta yang

melakukan usaha di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

d. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia Balai Taman Nasional

Karimunjawa yang merupakan ujung tombak pengelolaan kawasan.

e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penunjang

pengelolaan kawasan Taman Nasional Karimunjawa baik yang berada di

kantor balai maupun yang berada di seksi pengelolaan wilayah.

f. Tersedianya anggaran yang memadai dalam upaya pengelolaan kawasan

Taman Naisonal Karimunjawa.

g. Peningkatan upaya penegakan hukum (pengadilan)

h. Peningkatan pelayanan publik (perijinan, penelitian dll)

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

155

BAB VI

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2011

A. Rencana Kegiatan 2011

Taman Nasional Karimunjawa merupakan salah satu bentuk protected area yang

pengelolaannya berdasarkan pada perlindungan ekosistem, pengawetan keanekaragaman

hayati dan pemanfaatan sumber daya alam hayati yang berkelanjutan. Kegiatan

perlindungan lebih mengedepankan pada pengamanan berbasis masyarakat melalui

pengamanan swakarsa. Perlindungan tersebut diharapkan dapat menjaga keutuhan

kawasan, mencegah terjadinya tindak pidana bidang kehutanan dan menuntaskan

penanganan kasus tindak pidana bidang kehutanan yang terjadi. Pengawetan

keanekaragaman hayati memiliki maksud untuk menjaga keanekaragaman hayati dari

kepunahan melalui identifikasi dan inventarisasi, pembinaan habitat, dan peningkatan

populasi. Adapun pemanfaatan yang lestari merupakan salah satu fungsi taman nasional

terhadap masyarakat di sekitar kawasan agar dapat meningkatkan kesejahteraannya tanpa

merusak sumber daya alam.

Bentuk implementasi dari pengelolaan kawasan TNKJ pada tahun anggaran 2011

maka sebagai arahan pengelolaan ditentukan komponen pelaksanaan kegiatannya sebagai

berikut:

1. Pengelolaan berbasis resort bidang pengamanan dengan sub komponen:

a. Pendampingan Masyarakat Mitra Polhut.

b. Pengamanan Fungsional Perairan.

c. Pembuatan Sekat Bakar.

d. Pemeliharaan Jalur Patroli.

e. Pembuatan Jalur Patroli.

f. Penyusunan Juklak MPA.

g. Penyusunan SOP Satgas Polhut.

h. Pemantapan Administrasi Sarpras Pohut.

i. Operasi Pengamanan Gabungan.

j. Operasi Penertiban TSL.

k. Patroli dan Penjagaan Resort.

l. Pengamanan Fungsional Darat.

m. Operasi Intelejen.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

156

n. Koordinasi dan Kerjasama dengan Instansi Penegak Hukum

2. Pengelolaan Berbasis Resort Bidang Peningkatan Populasi Spesies

a. Rehabilitasi Populasi Kerapu.

b. Rehabilitasi Populasi Teripang

c. Rehabilitasi Terumbu Karang

3. Pengelolaan Berbasis Resort Bidang Konservasi Keanekaragaman Hayati dan

Ekosistemnya.

a. Pelestarian Penyu.

b. Monitoring Burung Migran.

c. Pelestarian Burung Elang Laut.

d. Pembinaan Kelompok Pelestari Penyu.

e. Pemeliharaan Plot Percontohan Agrosilvopastural

4. Pengelolaan Berbasis Resort Bidang Informasi TSL

a. Identifikasi dan Inventarisasi Makrobentos Hutan Mangrove

b. Monitoring Habitat Rusa

c. Monitoring Terumbu Karang dan Ikan

d. Monitoring SPAGS Kerapu

e. Identifikasi Vegetasi Hutan Hujan Tropis

5. Pengelolaan Berbasis Resort Bidang Penyuluhan dan Kemitraan

a) Sosialisasi Peraturan Perundangan Konservasi

b) Pelatihan Transplantasi Karang bagi Masyarakat

c) Pengajaran Mulok SLTP

d) Pelatihan Interpretasi Mangrove

e) Pembuatan Papan Himbauan/Informasi

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

157

B. Rencana Anggaran 2011

Sesuai dengan Rencana Kerja Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2011,

jumlah anggaran belanja pada tahun 2011 sebesar Rp. 10.242.946.000,-. Adapun rincian

biaya masing-masing kegiatan seperti tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 11. Rencana Program Kegiatan tahun 2011

No Program Rencana Belanja

I. PROGRAM KONSERVASI KEANEKARAMAN HAYATI DAN PERLINDUNGAN

HUTAN

1. Pengembangan dan Pengelolaan Taman Nasional

Dokumen Kepegawaian Taman Nasional 19.600.000,-

Laporan Keuangan, Monitoring, dan Evaluasi Pengelolaan

Taman Nasional

261.606.000,-

Dokumen Perencanaan/Penataan Kawasan/ Data dan Informasi

(Peta SIG) Taman Nasional

815.878.000,-

Jumlah Penanganan Kasus Tindak Pidana Kehutanan 148.000.000,-

Model Desa Konservasi 442.380.000,-

Layanan Perkantoran 4.102.925.000,-

Tanah 736.675.000,-

Bangunan 1.209.813.000,-

Meubelair 342.755.000,-

Peralatan Elektronik 126.676.000,-

Latihan Rutin Menembak 47.452.000,-

Dokumen Program dan Penganngaran 89.410.000,-

Laporan Efektifitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis

Resort

1.899.776.000,-

Total 10.242.946.000,-

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

158

BAB VII

SARAN REKOMENDASI

Guna mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan Taman Nasional

Karimunjawa Tahun 2011 sebagai tindaklanjut dari permasalahan yang dihadapi pada

tahun 2010 direkomendasikan ha-hal sebagai berikut :

1. Memprioritaskan pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang dan jasa di awal tahun yang

didukung dengan perencanaan yang baik

2. Menyusun perencanaan baik dan benar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip efektif, efisien, transparan dan

akuntabel

3. Meningkatkan kecermatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian

pelaksanaan

4. Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme pegawai

5. Meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak baik internal maupun pihak terkait

dari luar.

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

159

DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Pengamanan Fungsional Darat SPTN I Kemujan dan SPTN II Karimunjawa

tahun 2010

2. Laporan Pengamanan Fungsional Perairan SPTN I Kemujan dan SPTN II

Karimunjawa Tahun 2010

3. Laporan Operasi Pengamanan Gabungan Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2010

4. Laporan PAM Swakarsa Tahun 2010

5. Laporan Pemantapan Administrasi Sarpras POLHUT Tahun 2010

6. Laporan Penyegaran POLHUT Tahun 2010

7. Laporan Kesamaptaan Polhut Tahun 2010

8. Laporan Penyusunan Juklak PAM Swakarsa Tahun 2010

9. Laporan Pembinaan PAM Swakarsa Tahun 2010

10. Laporan Koordinasi dan Kerjasama dengan Instansi Penegak Hukum Tahun 2010

11. Laporan Analisis Dampak Budidaya Rumput Laut Terhadap Kawasan Tahun 2010

12. Laporan Kajian Pedesaan Secara Partisipatif Tahun 2010

13. Laporan Pembuatan Jalur Patroli tahun 2010

14. Laporan Pemeliharaan Sekat Bakar Tahun 2010

15. Laporan Sosialisasi Zonasi Tahun 2010

16. Laporan Penyusunan Master Plan Wisata Alam Tahun 2010

17. Laporan Penyusunan Revisi Zonasi Tahun 2010

18. Laporan Pemeliharaan Titik Referensi Tahun 2010

19. Laporan Pemeliharaan Rambu Suar Tahun 2010

20. Laporan Identifikasi Jenis Alga dan Rumput Laut Tahun 2010

21. Laporan Identifikasi Jenis Jamur/Lumut Tahun 2010

22. Laporan Pengajaran Mulok SLTP Tahun 2010

23. Laporan Pengelolaan Data Base Tahun 2010

24. Laporan Pelatihan Interpreter Tahun 2010

25. Laporan Pemasangan Tanda Batas Dive Site Tahun 2010

26. Laporan Pembuatan Persemaian Dewadaru Tahun 2010

27. Laporan Study Banding Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2010

28. Laporan Safari Pengelolaan Taman Nasional Tahun 2010

29. Laporan Kajian Nilai Ekonomis Pemanfaatan Sumber Daya Air Tahun 2010

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

160

30. Laporan Pengembangan Prasarana Wisata Tahun 2010

31. Laporan Rekonstruksi Batas Kawasan Darat (42 km) Tahun 2010

32. Laporan Monitoring Barang Milik Negara Balai Taman Nasional Karimunjawa Tahun

2010

33. Laporan Study Habitat Kupu-Kupu Tahun 2010

34. Laporan Pembuatan Demplot Budidaya Tanaman Obat Tahun 2010

35. Laporan Pembuatan Demplot Budidaya Lebah Madu Tahun 2010

36. Laporan Pembuatan Arboretum Lamun Tahun 2010

37. Laporan Translokasi Kima Tahun 2010

38. Laporan Pelestarian Penyu SPTN I Kemujan dan SPTN II Karimunjawa Tahun 2010

39. Laporan Rehabilitasi Terumbu Karang SPTN I Kemujan dan SPTN II Karimunjawa

Tahun 2010

40. Laporan Rehabilitasi Mangrove Tahun 2010

41. Laporan Monitoring Populasi Ikan Kerapu Tahun 2010

42. Laporan Monitoring Terumbu Karang Dan Ikan SPTN I Kemujan dan SPTN II

Karimunjawa Tahun 2010

43. Laporan Monitoring Burung Elang Laut Tahun 2010

44. Laporan Monitoring SPAGS Kerapu SPTN I Kemujan Tahun 2010

45. Laporan Monitoring SPAGS Kerapu SPTN II Karimunjawa Tahun 2010

46. Laporan Monitoring Teripang Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2010

47. Laporan Monitoring Sebaran Dan Pola Distribusi Kima Tahun 2010

48. Laporan Identifikasi Reptilia Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2010

49. Laporan Identifikasi Jenis Dan Potensi Tanaman Hias Taman Nasional Karimunjawa

Tahun 2010

50. Laporan Identifikasi Jenis Burung Migran Tahun 2010

51. Laporan Inventarisasi Porifera/Sponge Tahun 2010

52. Laporan Inventarisasi Populasi Junai Emas Dan Betet Tahun 2010

53. Laporan Pengembangan Usaha Ekonomi Tahun 2010

54. Laporan Ekspose Hasil Pembelajaran Sekolah Lapang Pedesaan Tahun 2010

55. Laporan Monitoring Dan Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2010

56. Laporan Pelatihan Pengelolaan Lembaga Pedesaan Tahun 2010

57. Laporan Pendampingan Lembaga SPKP Tahun 2010

58. Laporan Tot Metode Pengkajian Tataguna Lahan Secara Partisipatif Tahun 2010

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

161

59. Laporan Pemetaan Tataguna Lahan Secara Partisipatif tahun 2010

60. Laporan Pembuatan Plot Percontohan Agro Silvo Pastur (4 model) tahun 2010

61. Laporan Tot Sekolah Lapang Pedesaan Tahun 2010

62. Laporan Implementasi Sekolah Lapang Pembelajaraan Konservasi tahun 2010

63. Laporan Konsultasi Publik Masterplan Desa Model tahun 2010

64. Laporan Pameran Wisata Alam Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010

65. Laporan Inventarisasi Dan Identifikasi Wreck Dive Site tahun 2010

66. Laporan Pembinaan Kader Konservasi Tahun 2010

67. Laporan Lomba Lukis Konservasi Tingkat SD Dan SMP Tahun 2010

68. Laporan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan TN Karimunjawa Tahun 2010

69. Laporan Pelatihan Selam Tahun 2010

70. Renstra Balai taman Nasional Karimunjawa tahun 2010-2014

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Monitoring dan Pola Distribusi Kima

Monitoring Karang dan Ikan

Monitoring Teripang

Monitoring SPAGs Identifikasi dan Inventarisasi Porifera

Rehabilitasi Terumbu Karang

Monitoring Burung Migran Analisa Dampak Budidaya

Rumput Laut Pelatihan Interpretasi

Identifikasi dan Inventarisasi Wreck Dive

Identifikasi Makroalga Lomba Lukis Konservasi

Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

2

Pembinaan Kader Konservasi

Pameran Tingkat Propinsi

Pengembangan Usaha Ekonomi

Pemeliharaan Jalur Patroli

Pengamanan Fungsional Perairan

Pengamanan Fungsional Perairan

Pengamanan Fungsional Darat

Safari Pengelolaan Sekolah Lapang Pedesaan

Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat

Pameran Tingkat Nasional

Pelatihan Lembaga Pedesaan