kawasan industri manado

54
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri pada umumnya, pertumbuhannya jauh lebih pesat dari sektor pertanian. Oleh karena itu juga tidak mengherankan bahwa peranan sektor industri dalam perekonomian dalam suatu negara lambat laun menjadi semakin penting. Hal ini tercermin pada sumbangan sektor industri pada Produk Nasional Bruto yang semakin meningkat. Pembangunan dan pengembangan industri di Indonesia tidak hanya cukup menanamkan modal yang besar begitu saja. Hal ini disebabkan latar belakang budaya dan kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia yang masih tergantung pada sektor pertanian. Agar tidak terjadi masalah antara proses industrialisasi dan pembangunan pertanian, maka kedua sektor tersebut diusahakan agar tumbuh secara seimbang. Untuk pengembangan suatu kawasan industri diperlukan perencanaan yang tepat dan matang sebagai penentuan lokasi industri, dengan demikian untuk menentukan suatu lokasi yang cocok bagi kawasan industri, diperlukan identifikasi lokasi yang sesuai agar dapat dijadikan sebagai kawasan industri dengan memperhatikan variabel-variabel penentuan lokasi industri. (dalam Tono Junaedi dan Harry Nugroho, 1996). Dalam pengembangan kawasan industri sebenarnya cukup banyak permasalahan yang ada, baik permasalahan yang bersifat strategik, manajerial dan teknikal. Misalnya yang bersifat strategik berkaitan dengan aspek-aspek untuk menjawab perlunya Kawasan Industri Halaman | 1

Upload: samratulangi

Post on 05-Feb-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sektor industri pada umumnya, pertumbuhannya jauh lebih

pesat dari sektor pertanian. Oleh karena itu juga tidak

mengherankan bahwa peranan sektor industri dalam perekonomian

dalam suatu negara lambat laun menjadi semakin penting. Hal

ini tercermin pada sumbangan sektor industri pada Produk

Nasional Bruto yang semakin meningkat. Pembangunan dan

pengembangan industri di Indonesia tidak hanya cukup

menanamkan modal yang besar begitu saja. Hal ini disebabkan

latar belakang budaya dan kehidupan sebagian besar penduduk

Indonesia yang masih tergantung pada sektor pertanian. Agar

tidak terjadi masalah antara proses industrialisasi dan

pembangunan pertanian, maka kedua sektor tersebut diusahakan

agar tumbuh secara seimbang. Untuk pengembangan suatu kawasan

industri diperlukan perencanaan yang tepat dan matang

sebagai penentuan lokasi industri, dengan demikian untuk

menentukan suatu lokasi yang cocok bagi kawasan industri,

diperlukan identifikasi lokasi yang sesuai agar dapat

dijadikan sebagai kawasan industri dengan memperhatikan

variabel-variabel penentuan lokasi industri. (dalam Tono

Junaedi dan Harry Nugroho, 1996).

Dalam pengembangan kawasan industri sebenarnya cukup

banyak permasalahan yang ada, baik permasalahan yang bersifat

strategik, manajerial dan teknikal. Misalnya yang bersifat

strategik berkaitan dengan aspek-aspek untuk menjawab perlunya

Kawasan Industri Halaman | 1

dibangunnya kawasan industri, peran maupun fungsinya yang

diharapkan dari kawasan industri dimasa yang akan datang

sekaligus dampak jangka panjang terhadap pengembangan kawasan

industri. Permasalahan yang bersifat manajerial berkaitan

dengan aspek penataan ruang dan pengarahan lokasi industri

yang berkaitan dengan perencanaan wilayah suatu daerah dan

penyediaan sarana internal (listrik, air, sarana

telekomunikasi, jalan, saluran pembuangan) Sementara masalah-

masalah yang bersifat teknikal seperti bagaimana tata

letaknya, luas lahan yang disediakan untuk industri besar,

sedang maupun industri kecil (Mardihartanto dalam Harry

Nugroho, 1996).

Berdasarkan perencanaan provinsi Sulawesi Utara yang

tertuang dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTRK) Sulawesi

Utara, dijelaskan bahwa untuk mengatasi kesimpangsiuran

penggunaan tata ruang kawasan industri, Pemerintah Provinsi

Sulawesi Utara telah menetapkan Beberapa kawasan industri

pada Kota-Kota kabupaten. Salah satunya Kota Bitung, yang

merupakan salah satu dari beberapa daerah yang termasuk

dalam ketetapan tersebut. Sedang kawasan industri yang

dimaksud disini sesuai dengan Keppres No. 59 tahun 1989 adalah

tempat pemusatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan

prasarana, sarana dan fasilitas penunjang lainnya yang

disediakan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri.

Pembangunan kawasan industri dimaksudkan sebagai upaya

pemerintah untuk menciptakan suatu iklim yang lebih baik

melalui penyediaan lokasi industri yang didukung oleh

fasilitas dan prasarana yang lengkap dan berorientasi pula

Kawasan Industri Halaman | 2

kepada kemudahan untuk mengatasi masalah pengelolaan dampak

lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah industri.

(Diperindagkop Kota Bitung, 2007).

Sedangkan menurut Keppres No. 59 Tahun 1989

tentang penempatan lokasi kawasan industri pengolahan

dilengkapi dengan prasarana, sarana dan fasilitas

penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh kawasan

industri. Kriteria untuk penggolongan industri

berdasarkan jumlah tenaga kerja (BPS, 1990) sebagai

berikut :

a. Industri Rumah Tangga : 1 – 4 orang

b. Industri Kecil : 5 – 9 orang

c. Industri Menengah : 10 – 99 orang

d. Industri Besar : > 99 orang

Namun demikian, Keberadaan sektor industri tersebut salah

satunya dalam penempatan lokasi industri pada suatu wilayah

atau kawasan tertentu yang belum tentu sesuai dengan aturan

atau kaidah yang telah ditetapkan, terutama untuk

industri besar. Hal ini mengingat bahwa peletakan suatu lokasi

industri yang tidak tepat akan menyebabkan banyak gangguan

maupun tantangan yang akan dihadapi nantinya. Baik itu

menyalahi aturan penataan tata ruang yang telah

ditentukan, ketersedian listrik, air, sarana

telekomunikasi, sarana dan prasarana serta daya dukung

lingkungan. Hal ini mengingat pula bahwa secara umum

wilayah Kota Bitung berada pada daerah yang mempunyai

topografi relatif bergelombang. Tentunya hal ini akan

Kawasan Industri Halaman | 3

membawa konsekuensi terhadap letak dari suatu kawasan industri

di Kota Bitung.

Oleh karena itu, kiranya diperlukan adanya suatu kajian

ataupun penelitian untuk lokasi kawasan industri besar yang

ada sekarang ini sudah sesuai dengan ketentuan atau aturan

yang ada atau belum. Karena kalau dilihat di lapangan pada

kawasan industri besar tersebut juga menunjukan adanya

perkembangan fasilitas sosial ekonomi lainnya seperti pasar,

toko-toko maupun swalayan maupun untuk daerah permukiman

penduduk, sehingga apakah kawasan tersebut benar-benar

merupakan kawasan industri besar atau hanya sebagai akibat

dari perkembangan central bussiness distric. Selain

itu, berada diwilayah atau lokasi mana saja

industri besar tersebut dan berapa luas wilayahnya.

1.2. Tujuan

Mengidentifikasi kawasan industri yang ada di kelurahan

kadoodan dan kelurahan madidir weru dan merencanakan kawasan

tersebut sebagai kawasan industri sesuai standard dan

peraturan.

1.3. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini yaitu : mahasiswa dapat

mengidentifikasi lokasi industri dan dapat merencanakan suatu

kawasan industri.

Kawasan Industri Halaman | 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi industri

Schneider (1993), mendefinisikan industri sebagaai

jaringan yang helaiannya menjangkau hamper setiap aspek

masyarakat, kebudayaan, dan kepribadian. Di kemukakan juga

bahwa indutri merupakan sebuah fakator yang penting dalam

membentuk masalah-masalah sosial yang kompleks pada zaman

kita. Industri mempunyai pengaruh langsung dan tidak

langsung,kadang-kadang terdapat beragam industri, mulai dari

industri rumah tangga, industri kecil sampai industri besar.

Tipe khusus organisasi industrial bisa terorganisasi ketika

industri di definisikan sebagai jenis keberadaan manusia yang

terorganisasi (sebagai kelompok kecil dalam masyarakat besar

dimana terdapat saling hubungan keduanya) dan menggambungkan

tingkah laku serta nilai tertentu. Organisasi membutuhkan

“prasarat”, yaitu tugas yang dilakukan organisasi sebelum

organisasi ini berjalan. Hal ini mencakup beberapa hal.

Pertama, tujuan organisasi industri unutk memproduksi suatu

Kawasan Industri Halaman | 5

barang dan jasa efisien serta memperoleh keuntungan , jika

tidak memperoleh keuntungan dalam batas standar minimal maka

organisasi industri akan hilang. Kedua , unutk mencapai

tujuan-tujuannya, industri melakukan proses produksi yang

efisien. Ketiga, organisasi memobilisasi dan mengendalikan

manusia . keempat, organisasi beradaptasi dengan lingkungan

pada organisasi tersebut.

Definisi lain tentang industri di kemukakan oleh

Kuswartojo (1990), industri merupakan kegiatan untuk

menghasilkan barang-barang secara massal. Degan mutu yang

baik, unutk kemudian di jual dan di perdagangkan, guna

mencapai kemassalan dan keabaikannya, digunakan sejumlah

tenaga kerja dengan peralatan teknik dan cara serta pola kerja

tertentu, sehingga timbul perbedaan industri berdasarkan besar

kecilnya, modern-tradisional.

Industri menurut skala usahanya yaitu :

1. Industri besar adalah usaha industri pengolahan yang

mempunyai pekerja atau karyawan 100 orang atau

lebih.

Kawasan Industri Halaman | 6

2. Industri sedang adalah industri pengolahan yang

mempunyai pekerja atau karyawan 20 sampai dengan 99

orang.

3. Industri kecil adalah usaha industri pengolahan yang

mempunyai pekerja atau karyawan 5 sampai 19 orang.

4. Industri rumah tangga adalah usaha industri

pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 1

sampai dengan 4 orang.

Industri pengolahan didefinisikan sebagai suatu unit

(kesatuan) produksi yang terletak pada suatu tempat yang

melakukan kegiatan mengubah barang dasar (bahan mentah)

menjadi barang jadi atau barang setengah jadi dan barang yang

kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Dan

yang termasuk dalam sector industri adalah perusahan yang

melakukan kegiatan jasa industri, rancang bangun, perakayasaan

serta pekerja perakitan dari bagian-bagian suatu barang.

Dalam konteks pertumbuhan ekonomi, perkembangan industri

sekarang ini secaa struktural kurang memiliki kaitan-pengaruh

(diukur dengan pendapatan dan tenaga kerja) ke hulu dank ke

hilir. Pola pertumbuhan ekonomi yang demikian disamping

bersifat tidak lenggang dan memperbesar jarang kesenjangan

social-ekonomi. Untuk menutupi dan mencegah pelebaran

kesenjangan tersebut, perlu di upayakan jembatan yang

menghubungkan industri besar padat modal dan modern dengan

industri yang menggunakan bahan baku local dan bersifat padat

kerja. Dalam hal ini pengembangan agro indutri dapat menjadi

sector penggerak sehingga perlu ditangani Negara.

Kawasan Industri Halaman | 7

Di kutip dari : Harbani, Kiki Solayman, Dampak

industrialisasi terhadap kondisi sosial budaya

masyarakat desa (Institut Pertanian Bogor, 1998).

2.2. Tujuan Pengembangan Kawasan Industri

1. Pengembangan Kawasan Industri dimaksudkan untuk mendorong

pertumbuhan sektor industri lebih terarah, terpadu dan

memberikan hasil guna yang lebih optimal bagi daerah

dimana kawasan industri berlokasi. Beberapa aspek penting

yang menjadi dasar konsep pengembangan kawasan industri

antara lain adalah efisiensi, tata ruang dan lingkungan

hidup.

2. Aspek efisiensi merupakan satu dasar pokok yang menjadi

landasan pengembangan kawasan industri. Melalui

pembangunan kawasan industri maka bagi investor pengguna

kapling industri (user) akan mendapatkan lokasi kegiatan

industri yang sudah baik dimana terdapat beberapa

keuntungan seperti bantuan proses perijinan, ketersediaan

infrastruktur yang lengkap, keamanan dan kepastian

tempat usaha yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang

Daerah. Sedangkan dari sisi pemerintah daerah, dengan

konsep pengembangan kawasan industri, berbagai jaringan

infrastruktur yang disediakan ke kawasan industri akan

menjadi lebih efisien karena dalam perencanaan

Kawasan Industri Halaman | 8

infrastruktur kapasitasnya sudah disesuaikan dengan

kegiatan industri yang berada di kawasan

industri.Bilamana ada jaminan permintaan penyediaan

infrastruktur yang pasti, jelas akan meyakinkan bagi

penyedia infrastruktur membangun dan menyediakannya.

3. Dari aspek tata ruang, dengan adanya kawasan industri

maka masalah-masalah konflik penggunaan lahan akan dapat

dihindari. Demikian pula, bilamana kegiatan industri

telah dapat diarahkan pada lokasi peruntukannya, maka

akan lebih mudah bagi penataan ruang daerah, khususnya

pada daerah sekitar lokasi kawasan industri.

4. Dari aspek lingkungan hidup, konsep pengembangan kawasan

industri jelas mendukung peningkatan kualitas lingkungan,

daerah secara menyeluruh. Dengan dikelompokkan kegiatan

industri pada satu lokasi pengelolaan maka akan lebih

mudah menyediakan fasilitas pengolahan limbah dan juga

pengendalian limbahnya. Sudah menjadi kenyataan bahwa

pertumbuhan industri secara individual memberikan

pengaruh besar terhadap kelestarian lingkungan karena

tidak mudah untuk melakukan pengendalian pencemaran yang

dilakukan oleh industri-industri yang tumbuh secara

individu.

5. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa fungsi Kawasan Industri ditinjau dari

segi karakteristik daerah secara garis besar dapat dibagi

atas 2 kategori, yaitu :

Kawasan Industri Halaman | 9

Bagi daerah Kabupaten/Kota yang tingkat pertumbuhan

industrinya besar, maka Kawasan Industri sebagai alat

pengaturan tata ruang dan pengendalian pencemaran.

Bagi daerah Kabupaten/Kota yang tingkat pertumbuhan

industrinya rendah atau relatif belum berkembang, maka

Kawasan Industri berfungsi untuk menciptakan iklim

usaha yang kondusif dalam arti membantu investor untuk

memperoleh kapling siap bangun yang telah dilengkapi

berbagai prasarana dan sarana penunjang

Di kutip dari : Di kutip dari : Harbani, Kiki Solayman,

Dampak industrialisasi terhadap kondisi sosial budaya

masyarakat desa (Institut Pertanian Bogor, 1998).

2.3. Izin Usaha Kawasan Industri Dan Izin Perluasan Kawasan

Industri

1. Setiap kegiatan usaha Kawasan Industri wajib memiliki

Izin Usaha Kawasan Industri.

2. Untuk memperoleh Izin Usaha Kawasan Industri, Perusahaan

Kawasan Industri wajib memperoleh Persetujuan Prinsip

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kawasan Industri yang telah memperoleh Persetujuan

Prinsip dalam batas waktu 2 (dua) tahun wajib

melaksanakan:

a) penyediaan/penguasaan tanah;

b) penyusunan rencana tapak tanah;

c) pematangan tanah;

Kawasan Industri Halaman | 10

d) penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan

mendapatkan pengesahan;

e) perencanaan dan pembangunan prasarana dan sarana

penunjang termasuk pemasangan instalasi/peralatan yang

diperlukan;

f) penyusunan Tata Tertib Kawasan Industri;

g) pemasaran kaveling Industri; dan

h) penyediaan, pengoperasian, dan/atau pemeliharaan

pelayanan jasa bagi Perusahaan Industri di dalam

Kawasan Industri.

4. Perusahaan Kawasan Industri yang telah memperoleh

Persetujuan Prinsip wajib memperoleh Izin Lokasi Kawasan

Industri dengan mengajukan permohonan kepada:

a. Bupati/walikota untuk Kawasan Industri yang lokasinya

di wilayah satu kabupaten/kota;

b. Gubernur untuk Kawasan Industri yang lokasinya lintas

kabupaten/kota; atau

c. Kepala Badan Pertanahan Nasional untuk Kawasan

Industri yang lokasinya lintas provinsi.

5. Pemberian Izin Lokasi Kawasan Industri kepada Perusahaan

Kawasan Industri dilakukan berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah yang ditetapkan pemerintah daerah setempat.

6. Izin Usaha Kawasan Industri diberikan kepada Perusahaan

Kawasan berdasarkan Hukum Indonesia dan berkedudukan di

Indonesia.

7. Perusahaan Kawasan Industri sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dalam Peraturan Pemerintah no. 5 dapat

berbentuk:

Kawasan Industri Halaman | 11

a. Badan usaha milik negara atau badan usaha milik

daerah;

b. Koperasi; atau

c. Badan usaha swasta.

8. Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin

Usaha Kawasan Industri dapat menunjuk pihak lain untuk

melakukan pengelolaan Kawasan Industri.

9. Penunjukan pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dalam Peraturan Pemerintah No 5 yaitu diberitahukan

kepada pemberi Izin Usaha Kawasan Industri.

10. Penunjukkan pengelolaan Kawasan Industri kepada

pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam

Peraturan Pemerintah No 5 yaitu tidak mengurangi

tanggung jawab Perusahaan Kawasan Industri yang

bersangkutan.

11. Perusahaan Kawasan Industri yang telah memperoleh

Izin Usaha Kawasan Industri dan telah beroperasi, serta

akan melakukan perluasan Kawasan Industri wajib

memperoleh Izin Perluasan Kawasan Industri terlebih

dahulu.

12. Izin Usaha Kawasan Industri dan Izin Perluasan

Kawasan Industri diberikan oleh pejabat yang berwenang

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

13. Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Kawasan

Industri dan Izin Perluasan Kawasan Industri diatur

dengan Peraturan Menteri.

2.4. Spesifikasi Dan Fasilitas Kawasan Industri

Kawasan Industri Halaman | 12

1. Luas lahan Kawasan Industri paling rendah 50 (lima puluh)

hektar dalam satu hamparan.

2. Luas lahan Kawasan Industri Tertentu untuk Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah paling rendah 5 (lima) hektar dalam

satu hamparan.

2.5. Kewajiban Perusahaan Industri Di Kawasan Industri

1. Perusahaan Industri di dalam Kawasan industri wajib

memiliki:

a. Upaya Pengelolaan Lingkungan; dan

b. Upaya Pemantauan Lingkungan.

2. Perusahaan Industri di dalam Kawasan Industri yang

mengelola atau memanfaatkan limbah bahan berbahaya dan

beracun wajib menyusun Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan dan mendapat pengesahan.

3. Perusahaan Industri di dalam Kawasan Industri

dikecualikan dan perizinan yang menyangkut Gangguan,

Lokasi, dan pengesahan rencana tapak tanah.

4. Setiap Perusahaan Industri di kawasan Industri wajib:

a) Memenuhi semua ketentuan perizinan dan Tata Tertib

Kawasan Industri yang berlaku;

b) Memelihara daya dukung lingkungan di sekitar kawasan

termasuk tidak melakukan pengambilan air tanah;

c) Melakukan pembangunan pabrik dalam batas waktu paling

lama 4 (empat) tahun sejak pembelian lahan; dan

Kawasan Industri Halaman | 13

d) Mengembalikan kaveling Industri kepada Perusahaan

Kawasan Industri apabila dalam batas waktu yang

ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan yang

terkait (Peraturan Pemerintah No 5).

Dikutip dari : PP NO : 24-2009

2.6. Standar Teknis Sarana dan Prasarana Penunjang Dalam

Kawasan Industri

Perusahaan kawasan industri wajib membangun/menyediakan

sarana dan prasarana teknis untuk menunjang kegiatan

industri, sebagai berikut :

a. Jaringan jalan lingkungan dalam kawasan industri.

Jalan satu jalur dengan dua arah, lebar perkerasanminimum 8 meter atau Jalan dua jalur dengan satu arah, lebarperkerasan minimum 2x7 meter.Dalam pengembangan sistemjaringan jalan di dalam KI, juga perlu dipertimbangkan untukadanya jalan akses dari KI ke tempat permukiman disekitarnyadan juga ke tempat fasilitas umum di luar KI.

b. Drainase.

Saluran buangan air hujan (drainase) yang bermuarakepada saluran pembuangan sesuai dengan ketentuan teknispemerintah daerah setempat.Saluran pembuangan air kotor(sewerage), merupakan saluran tertutup yang dipersiapkanuntuk melayani kapling-kapling industri menyalurkan limbahnyayang telah memenuhi standar influent ke IPAL terpadu.

c. Air bersih

Instalasi penyedia air bersih termasuk salurandistribusi ke setiap kapling industri, yang kapasitasnyadapat memenuhi permintaan. Sumber airnya dapat berasal dari

Kawasan Industri Halaman | 14

Perusahaan Daerah Air Minum atau dari sistem yang diusahakansendiri oleh perusahaan kawasan industri.

d. Instalasi listrik

instalasi penyediaan dan jaringan distribusi tenagalistrik sesuai denganketentuan PLN. Sumber tenaga listrikdapat disediakan oleh PLN maupun pengelola kawasan industri(perusahaan listrik swasta).Penerangan jalan pada tiap jalurjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Jaringan telekomunikasi

Jaringan telekomunikasi yang dipersiapkan untuk melayanikapling-kapling industri dengan sistim kabel atas ataupunkabel bawah tanah.

f. Unit Perkantoran

Unit perkantoran merupakan fasiltas utama bagi suatukawasan industri karena dari perkantoran ini berbaai programkagiatan industry di komandokan. Unit perkantoran harusditata sedemikian rupa sehingga memberikan kenyamanan tinggaldan bekerja bagi para karyawan.

i. Fasilitas pemadam kebakaran

Fasilitas pemdam kebakaran harus disediakan dalam suatukawasan. Hal ini bertujuan untuk menanggulangi secara dinibila terjadi kebakaran di kawasan tersebut, meskipun masing-masing pabrik dilengkapi dengan fasiltas pemadam kebakaransesuai dengn kebutuhannya.

g. Fasilitas Komersial, sosial dan umum

Kawasan Industri Halaman | 15

Membangun kawasan industry suatu kawasan, artinya denganmembangun suatu kota meskipun lebih spesifik jeniskegiatannya. Oleh karena itu dalam membangun suatu kawasanindustry harus disediakan sarana-sarana umum lainnya, sepertiperumahan, saran komersial (pasar, perkotaan, hotel, danlain-lain), sarana social seperti rumah sakit dan tempatperibadatan (mesjid, gereja) sarana rekreasi seperti lapanganolahraga dan lainnya.

H. lansekap ( Pertamanan)

Bagi sebuah kawasan industry, fasilitas lansekap(pertamanan) merupakan salah satu persyaratan yang harusdipenuhi oleh pengembangan, karena pertamanan merupakanpenghijauan kawasan yang berguna sebagai penyaring polusi.Baik polusi udara maupun suara, disamping itu tentunya sebagadaya tarik kawasan.

Luas lahan dapat dijual (maksimal 70%)

Luas

kawasan

industri

(Ha)

Kavling

Industri

(%)

Kavling

Komersial

(%)

Kavling

Perumahan

(%)

Jalan dan

sarana

penunjang

Ruang

terbuka

hijau (%)

10-20 65-70 Maks.10 Maks.10 Sesuai Min. 10

> 20-50 65-70 Maks.10 Maks.10 Kebutuhan Min. 10

>50-100 60-70 Maks.12,5 Maks.15 Idem Min. 10

>100-200 50-70 Maks.15 Maks.20 Idem Min. 10

Kawasan Industri Halaman | 16

>200-500 45-70 Maks.17,5 10-15 Idem Min. 10

>500 40-70 Maks.20 10-30 Idem Min. 10

Tabel 1. Alokasi kawasan peruntukan lahan di kawasan

industri Sumber: Depperindag (2001)

Keterangan :

1. Kavling komersial adalah kavling yang disediakan oleh

perusahaan kawassan industri untuk sarana penunjang

seperti perkantoran,bank, pertokoan/tempat ibadah.

2. Kapling perumahan adalah kapling yang disediakan olehperusahaan kawasan industri untuk perumahan pekerjatermasuk fasilitas penunjangnya, seperti tempat olahragadan sarana ibadah.

3. Fasilitas yang termasuk sarana penunjang lainnya, antaralain pusat kesegaran jasmani (fitnesscenter), pospelayanan telekomunikasi, saluran pembuangan air hujan,instalasi pengolahan air limbah industri, instalasipenyediaan air bersih, instalasi penyediaan tenagalistrik, instalasi telekomunikasi, unit pemadamkebakaran.

4. Persentase mengenai penggunaan tanah untuk jalan dansarana penunjang lainnya disesuaikan menurut kebutuhanberdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh PemerintahKabupaten/Kota yang bersangkutan.

5. Persentase ruang terbuka hijau ditetapkan minimal 10%sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yangditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota bersangkutan.

Di kutip dari : Roestanto WD: Kawasan industri

2.6. Konsep pengaruh kawasan industri

Pembangunan sector industri yang maju, selain

mendatangkan pengaruh kemakmuran bagi masyarakat, juga member

pengaruh terhadap berbagai aspek seperti lingkungan hidup di

Kawasan Industri Halaman | 17

sekitar kawasan industri tersebut. Mengingat hal tersebut

tiap usaha untuk meningkatkan pembangunan termasuk pembangunan

indutri harus memperhatikan dampak yang mungkin terjadi

sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Dampak pembangunan

kawasan industri berlangsung dengan pekat. Selain mendatangkan

pengaruh terhadap perilaku dan peningkatan pendapatan juga

terhadap lingkungan setempat. Dampak tersebut ada yang

bersifat positif dan adda juga yang bersifa negatif. Masuknya

kawasan undustri di pedesaan tentunya akan merubah lingkungan

yang pada awalnya bercorak agraris, menjadi bercorak industri.

Demikian pula dalam hal perilaku dan peningkatan perdagangan

masyarakat tentunya akan mengalami pergeseran pula.

Menurut Kristiono (1997) , kawasan industri di maksudkan

adalah sebagai kawasan yang pada dasarnya menerima atau

mengalami perubahan-perubahan di bidang sosial ekonomi dan

sosial budaya, baik secara langsung maupun tidak langsung

akibat adanya aktivitas industri. Akibat industri secara

langsung menimbulkan perubahan di bidang sosial ekonomi

dikalangan masyarakat di sekitar pabrik, misalnya mobilitas

masyarakat, penyerapan tenaga kerja, dan sebagainya. Sedangkan

perubahan yang bersifat tidak langsung diantaranya adalah

pertumbuhan sector informal, yang pada dasarnya merupakan

turunan dari dampak yang bersifat langsung. Pembangunan

ekonomi dewasa ini dicirikan oleh semakin besarnya peranan

sector pertanian. Beralihnya tenaga kerja dari sector

pertanian ke sector non pertanian, yang padda umunya

disebabkan pekerjaan-pekerjaan di sector pertanian memberikan

penghasilan atau pendapatan waktu yang relative cepat dan

Kawasan Industri Halaman | 18

dalam bentuk uang tunai. Hal ini menunjukan bahwa kesempatan

kerja dan berusaha di sektor industri dan pertanian berbeda,

dimana petani biasanya harus menunggu waktu panen atau saat

menjual produksi yang diperoleh dan tidak secara langsung

diperoleh hasil dalam bentuk uang tunai.

Pembangunan industri akan mempengruhi corak perekonomian

masyarakatnya, yaitu perekonomian yang semula bercorak agraris

berubah menjadi bercorak industri. Kehadiran industri

berakibat pada peningkatan kesejateraan masyarakat atau kata

lain keiskinan akan berkurang. Dengan kehadiran industri,

kawasan industri di suatu wilayah, kelompok miskin dapat

dikurangi atau dihilangkan sama sekali mengingat penduduk

masyarakat di sekitar wilayah industri semakin meningkat.

Peningkatan pendapatan ini terjadi karena adanya variasi

sumber pendapatan, yang semula primer seperti bidang pertanian

atau perikanan saja kemudian berkembang menjadi sektor

perdagangan jasa dan sebagainya.

2.7 Alokasi Peruntukan Lahan Kawasan Industri

Tabel di bawah merupakan standar alokasi peruntukan lahankawasan industri untuk lahan industri >50 – 100 Ha (dengan luas lahan yang dapat di jual 70% dari luas kawasan industri), berdasarkan pedoman teknis pengembangan kawasan industri (industrial estate) di daerah.

Tabel. 2 Standar Alokasi Peruntukan lahan Kawasan Industri

No.

Peruntukan Lahan Standar (%)

1 Kavling Industri 60% – 70%2 Kavling Perumahan Maks. 15%3 Kavling. Komersial/

Fasilitas PenunjangMaks. 12,5%

Kawasan Industri Halaman | 19

Lainnya4 Jalan dan Sarana

LainnyaSesuai Kebutuhan

5 RTH Min. 10 %

Keterangan :

1. Kapling komersial adalah kapling yang disediakan olehperusahaan kawasan industri untuk sarana penunjang sepertiperkantoran, bank, pertokoan/tempat belanja, tempat tinggalsementara, kantin, dan sebagainya

2. Kapling perumahan adalah kapling yang disediakan olehperusahaan kawasan industri untuk perumahan pekerjatermasuk fasilitas penunjangnya, seperti tempat olahragadan sarana ibadah.

3. Fasilitas yang termasuk sarana penunjang lainnya, antaralain pusat kesegaran jasmani (fitnesscenter), pos pelayanantelekomunikasi, saluran pembuangan air hujan, instalasipengolahan air limbah industri, instalasi penyediaan airbersih, instalasi penyediaan tenaga listrik, instalasitelekomunikasi, unit pemadam kebakaran.

4. Persentase mengenai penggunaan tanah untuk jalan dansarana penunjang lainnya disesuaikan menurut kebutuhanberdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh PemerintahKabupaten/Kota yang bersangkutan.

5. Persentase ruang terbuka hijau ditetapkan minimal 10%sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yangditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota bersangkutan.

BAB III

IDENTIFIKASI LOKASI

Kawasan Industri Halaman | 20

3.1. Daerah Penelitian

Lokasi penelitian kami teletak didua kelurahan, yaitukelurahan Kadoodan dan kelurahan Madidir weru. Kelurahankadoodan terdapat kawasan industri PT Bimoli, dan untukkelurahan madidir weru terdapat kawasan industri PT Witickomakmur, PT sari cakalang, dan PT indofood.

3.1.1. Kelurahan Kadoodan

Kelurahan Kadoodan adalah kelurahan yang terletak di

kecamatan madidir. Kelurahan kadoodan mempunyai luas 38 Ha.

Dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan gunung

dua bersaudara, sebelah timur berbatasan dengan kelurahan

pakadaodan kecamatan maesa, sebelah barat berbatasan dengan

madidir weru dan sebelah selatan berbatasan dengan pantai.

Kawasan Industri Halaman | 21

Tabel 3 : Jumlah penduduk di kelurahan kadoodan, kecamatan

madidir

NoLingkunga

n

Penduduk bulan April Penduduk Bulan ini MeiWNI WNA Jumlah WNI WNA Jumlah

L P L P L P L P L P L P1 I 428 458 428 458 428 458 428 4582 II 415 252 415 252 414 249 418 2493 III 439 181 439 181 439 181 439 1814 IV 328 305 320 305 329 307 320 3075 V 429 442 429 442 430 442 430 442

Jumlah 2031 1638 2031 1638 2031 1637203

11637

Sumber : kelurahan kadoodan

Tabel 4 Keadaan penduduk kelurahan kadoodan menurut

pemeluk agama :

Sumber : kelurahan kadoodan

Kawasan Industri Halaman | 22

No Pemeluk Agama Jumlah1 Islam 8132 Kristen Protestan 20433 Kristen Katholik 3014 Hindu 185 Budha 3

Tabel 5 : Keadaan penduduk menurut mata pencaharian kelurahan

kadoodan :

Sumber : kelurahan kadoodan

3.1.2 Industri yang terdapat di kelurahan kadoodan :

PT Bimoli :

Kawasan Industri Halaman | 23

No Jenis Pekerjaan Jumlah1 PNS 1652 TNI 53 Polri 94 Karyawan 1745 Tukang 396 Pendeta 127 Imam 18 Buruh 759 Tani 6410 Nelayan 1211 Sopir 4212 Pensiunan 71

Gambar. Industri PT Bimoli

3.1.3 Kelurahan Madidir weru

Adalah kelurahan yang terletak di kecamatan madidir

dengan luas wilayah kelurahan 1125 Ha. Dengan batas wilayah

sebelah utara berbatasan dengan gunung dua bersudara, sebelah

timur berbatasan dengan kelurahan kadoodan, sebelah selatan

berbatasan dengan laut, dan sebelah barat berbatasan dengan

kelurahan madidir ure.

Tabel 6 : Jumlah penduduk di kelurahan madidir weru

P E N D U

D U KJumlah

KK

Jenis

kelamin

Warga

Negara600 P L WNI WNA1202 1367 1202 2641 8

Sumber: kelurahan kadoodan

Kawasan Industri Halaman | 24

Tabel 7 Keadaan penduduk menurut pekerjaan di kelurahan

madidir weru

Tabel 8 Keadaan penduduk menurut pemeluk agama di kelurahan

madidir weru :

Kawasan Industri Halaman | 25

No Pekerjaan Jumlah1 Tani 292 Karyawan 1313 Nelayan 344 Jasa 305 Swasta -6 Tukang 487 Buruh tani 18

3.1.4 Jenis-jenis industri di kelurahan madidir weru

1. PT sari cakalang

Gambar. PT sari cakalang tampak dari depan (kiri),tampak dari samping (kanan)

Kawasan Industri Halaman | 26

No Agama Jumlah1 Islam 2602 Kristen Protestan 19423 Kristen Katholik 143 4 Hindu -5 Budha 53

2.

2. PT Indofood

Gambar.industri PT Indofood tampak dari depan(kiri), pintu masuk lokasi industri (kanan)

3. PT Witicko

Kawasan Industri Halaman | 27

Gambar. Industri PTwiticko tampak daridepan (kiri), hasil

produksi PTWiticko(kanan)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. PT. KERISMAS WITIKCO MAKMUR

Kawasan Industri Halaman | 28

PT kerismas witicko makmur adalah industry logam danelektronik. Industri ini memproduksi baja gulvanis koil danlembaran baik gulvanis polos maupun berwarna. Bahan bakuindustry ini di import dari jepang dan cina. Tenaga kerja 1200yang terbagi dalam tiga shift. Industri ini adalah termasukdalam industri besar.Selain itu luas bangunan berkisar ±2-3ha. Dalam hal pemasaran perusahan ini hanya dilakukan dalamwilayah Indonesia timur, seperti Maluku,Maluku utara danwilayah Sulawesi, seperti gorontalo

Kondisi sekitar kawasan industri PT Kerismas Witicko makmur

no

Gambar Keterangan gambar

1 Jalan utama menujukawasan PT Witicko,

2 Jalan masuk kawasanindustry

Kawasan Industri Halaman | 29

3 Patung ikan di pusatkota bitung, yangmenjadikan lambang

kota bitung

4.2. PT INDOFOOD

PT INDOFOOD adalah industry pangan. PT Indofood Sukses

Makmur Tbk adalah industry mie instan serta usaha di bidang

penggilingan gandum menjadi tepung terigu dan penyertaan modal

pada anak perusahaan yang bergerak di bidang industry makanan

olahan terpadu, perkebunan , pengolahan minyak dan lemak

nabati. Jumlah produksi PT Indofood ± 197.000.000 pak. dengan

tenaga kerja ±956 orang. Industri ini termasuk industri besar.

“Ekspor produk mi instan dari PT Indofood ke berbagai negara,

yakni Taiwan,Cina, hingga ke Amerika serikat melalui Pelabuhan

Bitung.

Kawasan Industri Halaman | 30

Industri PT indofood

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menyatakan pembuatan

produk Indomie dalam negeri tidak bisa lepas dari bahan

pengawet. Pasalnya, Indonesia merupakan negara kepulauan yang

sangat luas sehingga pendistribusian Indomie memerlukan waktu

yang cukup lama. bahan pengawet itulah yang menahan produk

Indomie bisa bertahan lama dalam pengirimannya ke berbagai

daerah ke Indonesia. Untuk Indomie yang tidak menggunakan

bahan pengawet, seperti yang selama ini diekspor ke Taiwan

harganya menjadi jauh lebih tinggi. Bahan pengawet dengan

jenis Methyl P-Hydroxybenzoate merupakan bahan yang sudah

standar Badan Pengawas Obat dan Makanan. Bahan pengawet yang

sama juga dipakai oleh semua kecap yang beredar di Indonesia

(BPOM).

Kawasan Industri Halaman | 31

Sistem pengolahan bahan baku indomie Pemasaran berbagai jenis indomie

http://lifestyle.okezone.com/read/2008/07/24/21/130763/search.html

Kondisi sekitar kawasan industri PT Indofood

no

Gambar Keterangan gambar

1 Jalan utama menujukawasan

PT Indofood

2 Jalan masuk kawasanindustri

3 Mushollah ±50 M daridalam lokasi pabrik

Kawasan Industri Halaman | 32

Telepon umum yangterletak di depan

industri PT Indofood

4.3. PT Sari Cakalang

PT Sari Cakalang adalah industry perikanan. PT SariCakalang adalah industry yang di miliki oleh Hanny Sondakhyang tak lain adalah walikota bitung. Industri ini berdiri

Kawasan Industri Halaman | 33

sejak tahun 1993 yang produksi hasil utamanya adalah ikancakalang fufu atau yang lebih di kenal dengan ikan kayu,dengan tenaga kerja ±2000 org dan jumlah produksi yangdihasilkan 576 ton. Industri ini termasuk industri besar. PTsari cakalang ini mengeksport produk ikan kayu sampai kejepang. Berdasarkan data Disperindag Bitung pada Desembertahun 2010, realisasi ekspor ke Jepang mencapai 542,921.69Kilogram dan nilai mencapai 1,743,470.74 dollar Amerika.Terdiri dari ikan beku 201.000 Kg dan nilai 137,966 dollaramerika, ikan kayu 277,057 kg dengan nilai 1,519,359.82 dollaramerika, fish meal 49,082 Kg dengan nilai 37,459.47 dollaramerika, dan ikan kaleng 15,782.49 kg dengan nilai 39,685.45dollar amerika. ekspor ikan kayu kedua industry ini memilikikualitas yang baik dan telah diakui karena sudah melaluilaboratorium uji kelayakan yang menyatakan produksi ikan kayuyang diproduksi sangat layak.

Pengolahan ikan cakalang Pemasaran ikancakalang

Sumber : indonetwork.co.id

Kawasan di sekitar industri PT Sari Cakalang

no

Gambar Keterangan gambar

Kawasan Industri Halaman | 34

1 Jalan utama menujukawasan industri

2 Jalan masuk kawasanindustry

3 Rumah makan Triple sariyang buka setiaphari,menyediakan

berbagai macam masakanseefood

Lapangan sari cakalangyang di gunakan

masyarakat sekitarsebagai fasilitas

olahraga.

4.4. PT BIMOLI

Kawasan Industri Halaman | 35

PT Bimoli adalah industri yang bergerak di

perkebunan kelapa sawit. Industri yang tertua di kota

bitung ini mempunyai jumlah produksi sebanyak 12000

liter. Dan dengan tenaga kerja ±1500 orang, industri

termasuk dalam industri besar. Kebutuhan pabrik minyak

goreng sangat tinggi, karena permintaan pasar luar negeri

atas kopra sangat tinggi yakni menembus level tertinggi

di atas Rp. 9,000 per kilogram. PT. Bimoli atau dikenal

dengan PT. Salim Ivomas mematok harga kopra senilai

Rp.9600 per Kilogram (Kg). Produsen asal Salim grup

berani mematok harga selangit, mengingat kebutuhan baku

begitu tinggi. Mereka bersedia membayar dengan harga Rp.

9600/kg. Karena kebutuhan CCO sangat tinggi, tapi suplai

bahan baku terbatas. permintaan kopra Bimoli sangat

tinggi, tapi yang terpenuhi tidak sesuai kapasitas

produksi. Untuk menutupi kekurangan bahan baku, Bimoli

Kawasan Industri Halaman | 36

Industri PTBimoli

terpaksa harus mengambil dari Palu, Ternate dan

Gorontalo, , harga kopra yang dibeli pedagang pengumpul

di dekat terminal Karombasan dan pedagang pengumpul di

Kelurahan Calaca, dipatok sekitar Rp. 8500 – 8600 per Kg.

4.4.1 Pengolahan industri Bimoli.

Industri pengolahan kelapa sawit pada perusahaan ini

masih tetap dipegang oleh IndoAgri. Pada pengolahan ini,

IndoAgri menggunakan teknologi mutakhir yang higienis dan

dapat menghasilkan produk dengan waktu yang singkat namun

menghasilkan kuantitas yang banyak. Bahan-bahan yang

digunakan dalam pembuatan minyak kelapa sawit adalah :

Bahan dan Spesifikasi

- 100% minyak sawit, antioxidant TBHQ- Color Lov. 5 ¼ :1.6 R max. (for bottles)- Color Lov. 5 ¼ :2.7 R max. (for jerry cans)- FFA :0.08% max.- Kelembaban :0.1% max.- Nilai Iodine :58.5 min.

- Cloud Point :8.0ºC max.

Pada pengolahannya, minyak goreng Bimoli

menyempurnakan proses produksinya dengan tahap Pemurnian

Multi Proses (PMP). Melalui enam tahap pemrosesan, PMP

dapat mempertahankan secara optimum zat-zat yang

bermanfaat bagi kesehatan. Tujuannya adalah untuk

mendapatkan minyak goreng yang unggul sehingga dapat

memuaskan kebutuhan konsumen dari segala segi.

Kawasan Industri Halaman | 37

Para ahli yang menggunakan Bimoli dalam penelitian

mereka, menemukan adanya kandungan Omega 9 sebanyak 40%-

45% dalam minyak goreng Bimoli. Dikenal sebagai asam

oleat, Omega 9 umumnya terdapat pada minyak sawit namun

berangsur hilang saat proses pembuatan minyak goreng.

Proses pemurnian Bimoli terbukti dapat mempertahankan

kebaikan dari Omega 9 ini. Bagusnya lagi, Omega 9 juga

tahan terhadap panas tinggi. Saat dilakukan pengujian

pada suhu 180ºC, masih ada sekitar 30% Omega 9 dalam

Bimoli. Omega 9 merupakan bagian dari keluarga Omega yang

memiliki asam lemak tak jenuh tunggal atau Mono

Unsaturated Fatty Acid (MUFA). Menurut para ahli

internasional, MUFA memiliki khasiat untuk menurunkan

kolesterol LDL dan menaikkan kolesterol HDL.

Kini Omega 9 telah menjadi paradigma baru dalam

pengaturan diet penderita jantung koroner akibat

kolesterol berlebih. Menurut ahli jantung dan pembuluh

darah RSCM/Fakultas Kedokteran UI, Dr Fadilah Supari,

tingkat penderita penyakit jantung koroner dan tingkat

kematian akibat jantung koroner akan turun drastis jika

penderita mengkonsumsi banyak Omega 9 dan Omega 3.

Pada proses pengemasannya, kemasan minyak goreng

Bimoli dibuat dan dikemas di bawah pengawasan ketat

sesuai standar international guna untuk kebersihan dan

kualitas produk.

Kawasan Industri Halaman | 38

Produk minyak goreng Bimoli

terdiri dari 2 jenis yaitu:

a. Bimoli Spesial,

dikemas dalam botol

dan wadah transparan,

kejernihan Bimoli

Spesial menjadi bukti

khasiat dan manfaatnya

bagi kesehatan.

b. Bimoli Klasik, minyak goreng Bimoli yang lezat ini

hadir dalam banyak ukuran dan wadah untuk

mengakomodasi segala keperluan mulai dari rumah

tangga sampai rumah makan.Sumber : waytodeal.com

4.4.2 Pemasaran

Untuk mempertahankan market leadership, Bimoli terus

melakukan aktifitas promosi baik berupa advertising,

brand activation maupun sales promotion. Tema komunikasi

Bimoli adalah ‘Simbol Kesempurnaan Minyak Goreng’ (symbol

of cooking oil perfection). Bimoli menggunakan TV

commercial, print ad, editorial dan event-event untuk

mengedukasi konsumen mengenai teknologi pemrosesan PMP

(Pemurnian Multi Proses), kandungan Omega 9 dan benefit

lain dari Bimoli.Event yang rutin dilakukan sebagai brand

activation Bimoli seperti lomba masak, demo masak, bazaar

dan sponsorship. Beberapa kegiatan ini dilakukan melalui

Kawasan Industri Halaman | 39

kerjasama dengan berbagai media, baik off air maupun on

air.

Penghargaan-penghargaan yang berhasil diraih dan

terus dipertahankan oleh Bimoli sampai tahun 2008 ini,

antara lain:

- Diamond ICSA (Indonesian Customer Satisfaction

Award), untuk tahun yang ke-9.

- Platinum Brand Award – IBBA (Indonesia Best Brand

Award), untuk tahun yang ke-6.

- Top Brand Award untuk tahun yang ke-2.Superbrand

Award.

Untuk minyak goreng Bimoli dalam kemasan, Bimoli

Bitung bisa memproduksi hingga 32 ribu kartun perbulan.

Sedangkan untuk minyak curah, pabrik migor terbesar di

Sulut mampu menghasilkan 750 ton per bulan. Produksi

pabrik Bitung bisa menghasilkan sekira 400 ton sisanya

dari propinsi lain di Sulawesi. Untuk ukuran minyak curah

sekira 20 kilogram, dengan harga eceran Rp8600 per kg.

Mengingat ukuran dan sifat geografis pasar

Indonesia, IndoAgri mendistribusikan produk-produknya

terutama melalui distributor eksternal. IndoAgri saat ini

memiliki sekitar 120 distributor yang bersama-sama dan

langsung melayani sekitar 255.000 gerai ritel di seluruh

Indonesia. Ini termasuk jaringan penjualan distribusi

yang luas yang ditetapkan oleh pemegang saham pengendali,

Kawasan Industri Halaman | 40

PT Indofood Sukses Makmur (“ISM”).IndoAgri mendukung

jaringan distribusi dengan memberikan, antara lain :

- pasokan dapat diandalkan produk;

- suara penjualan komersial, kredit dan kebijakan

kembali; dan

- strategi pemasaran yang luas yang melibatkan

konsumen dan promosi periklanan serta bertanggung

jawab dan ikut terlibat dengan masyarakat.

Penjualan dan jaringan distribusi yang luas

memungkinkan IndoAgri untuk melayani pasar konsumen

Indonesia di hampir semua lokasi dan segmen secara

efisien dan efektif.Hal ini juga memungkinkan IndoAgri

untuk menunjang tingkat produksi yang tinggi dan kurang

bergantung pada setiap provinsi tunggal atau wilayah

geografis di Indonesia.

4.4.3 Persaingan

Persaingan yang terjadi dalam pemasaran Bimoli

semakin kuat. Pesaing-pesaing Bimoli antara lain Filma,

Sunco, dan Sania. Kedua pesaing tersebut muncul dengan

berbagai macam bentuk dan ukuran. Kedua pesaing tersebut

mengunggulkan banyak hal, mulai dari minyak yang dapat

diminum, minyak goreng yang irit dan sebagainya.

Kawasan Industri Halaman | 41

Namun Bimoli tetap memiliki konsumen setia sendiri.

Sasaran bimoli adalah konsumen ibu rumah tangga dan

industri rumah tangga. Bimoli menggunakan strategi mulai

dari ukuran dan iklan-iklan yang menggiurkan bagi

konsumennya.

Kawasan di sekitar industri PT Bimoli :

no

Gambar Keterangan gambar

1 Jalan utama masukkawasan industri,

tampak jalur hijau yangmenghiasi di sepanjang

jalan

2 Jalan masuk kawasanindustri

3 Lapangan PT Bimoli digunakan sebagai

fasilitas olahraga

Kawasan Industri Halaman | 42

4 ATM . terdapat di depanpintu masuk Bimoli.

BAB V

ANALISIS DAN PERENCANAAN

Kawasan Industri Halaman | 43

5.1. Kriteria lokasi

Kriteria lokasi studi di rencanakan dikaitkan dengan dua

teori perencanaan kawasan industri yang dominan yaitu teori

perencanaan yang menitkberatkan pada sektor infrastruktur dan

bahan baku, yang dijabarkan oleh Webber dan Louch. Dua teori

ini dipadukan untuk mencapai tujuan kawasan yang ideal sesuai

kebutuhan. Penetapan kawasan tersebut didukung oleh kebijakan

rencana umum tata ruang (RUTRK) yang dijelaskan oleh

pemerintah Sulawesi utara telah menetapkan beberapa kawasan

industri pada kota-kota/kabupaten, salah satunya kota bitung.

Yang kemudian lokasi kawasan industri yang kami

rencanakan berdasarnkan teori Webber dan Louch, didukung oleh

Kepres No. 59 adalah tempat pemusatan industri harus di

lengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang

lainnya.

Kawasan Industri Halaman | 44

5.1.1 Kriteria-Kriteria :

1. Jaringan jalan yang melayani/transportasi

Kawasan industri yang dipilih lokasinya berada tepi

dijalan arteri primer Manado-Bitung antara PKN dan PKN

( pusat kegiatan nasional Manado-Bitung)

2. Jaringan jalan yang melayani

Lokasi industri berada didaerah perkotaan kota bitung

sehingga ketersediaan jaringan listrik dan komunikasi

menunjang. Standar daya listrik untuk kawasan industry

paling baik 15 KVA/100 m2 luas lantai.

3. Air bersih

Tabel 9 Sumber daya air

Untuk air bersih standar kebutuhan air bersih per 1

Ha = 3750 galon/hari.

4. Prasarana angkutan

Untuk prasarana angkutan kawasan perencanaan sangat

dekat dengan pelabuhan internasional bitung yang hanya

sekitar 3 m.

5. Topografi/kemiringan :

Kawasan Industri Halaman | 45

No Jenis instalasi Jumlah volume air1 PDAM Sesuai Kebutuhan

Untuk topografi kawasan perencanaan sesuai standar

yang lebih dari 45 ˚ (derajat).

Orientasi lokasi :

a) Pasar Lokasi

pasar dari kawasan sangat dekat karena berada

dekat dengan kotakota di Sulawesi utara.

b) Bahan baku

Untuk bahan baku terutama untuk industri makanan

(cakalang)sangat tersedia karena bitung merupakan

salah satu penghasil perikanan tebesar di

Indonesia.

c) Tenaga Kerja

Untuk tenaga kerja dapat menggunakan masyarakat

sekitar untuk membantu perekonomian, dan

ketersediaannya cukup dengan SDM (suber daya

manusia )yang standart.

d) Ketersediaan lahan

Ketersedian lahan digunakan cukup sesuai

standart yaitu ±100 Ha dan lahan yang tersedia

menggunakan lahan belum terbangun di sekitar

pabrik yang telah ada.

6. Jaringan telekomunikasi :

Untuk standar telekomunikasi 4 – 5 SST/Ha, Termasukfaximile/telex Telepon umum 1 SST/10 Ha

5.1.2 Dampak Sosial,Ekologi,dan Ekonomi :

1. Dampak Sosial :

Kawasan Industri Halaman | 46

a) Tersedianya lapangan pekerjaan terhadap masyarakt disekitar kawasan industri.

b) Meningkatnya status sosial masyarakat.c) Tersedianya fasilitas sosial dan interaksi di kawasan

industri seperti Masjid, dan Gereja.d) Tersedianya fasilitas olahraga didalam kawasan

industri,memudahkan masyarakat untuk melakukanaktivitas olahraga.

2. Dampak Ekologi :a) Permintaan akan sumber daya alam semakin bertambahb) Bertambanhnya jumlah limbah dalam semua bentuk

(padat, cair, gas /pencemaran udara ) disekitarkawasan industri.

c) Lingkungan menjadi tercemar akibat limbah daripabrik-pabrik tersebut terutama pada ekosistem laut.

d) Terjadinya kebisingan serta tergangunya masyarakat disekitar kawasan industri.

3. Dampak Ekonomi :

a) Meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat sekitarkawasan industri dengan tersedinya lapanganpekerjaan.

b) Penignkatan pendapatan regional masyrakat.c) Meningkatnya pendapatan asli daerah.

5.1.3 Perencanaan kawasan industri

5.1.3.1 Peruntukan Lahan Kawasan Industri

Tabel. 10 Perencanaan Peruntukan Lahan Kawasan Industri

( Luas Kawasan industri 96,5 Ha):

No Jenis penggunaaan

lahan

Luas (%) Keterangan

1 Kawasan industri 62 %

60 Ha

60 % luas lahan =

12 kapling = 60

Kawasan Industri Halaman | 47

Ha2 RTH 10,5 %

10,72 Ha

Luas minimal 10%

dari luas total

area3 Jalan dan saluran Sesuai

kebutuhan

9,5%

9,368 Ha

- perkerasan

jalan

- sempadan

jalan

- saluran

drainase4 Perumahan 10 %

9,72 Ha

Rumah 7 %

Tempat ibadah 1 %

Open space 2 %5 Fasilitas penunjang 10 %

6,686Ha

- Ipal

- Air bersih

- Gardu

- Bank

- Pertokokaan

- Kantor

pemasaran

- Pemadam

kebakaran

- Rumah sakit

Kawasan Industri Halaman | 48

Tabel 11 Luas Kavling Industri :

No Kavling industri Luas (Ha) Luas (m2) Unit Ukuran

1 Tipe I 5 Ha 50.000 m2 2 330 x

1502 Tipe II 5 Ha 50.000

m2

2 175 x

2853 Tipe

III

10 Ha 100.000

m2

4 240 x

420

Pembahasan :

Kawasan industri yang di rencanakan 62 % dari standar yang di

tetapkan yaitu 60-70 %, terbagi dalam 12 kapling dengan 3 tipe

yaitu tipe I , tipe II, tipe II,dengan luas masing-masing

untuk tipe I dan II memiliki luas 5 Ha ( I = 330 x 150, II

=175 x 285 ) untuk tipe III dengan luas 10 Ha ( 240 x 420 ).

Tabel 12 Luas Fasilitas Penunjang :

No Fasilitas penunjang Luas (Ha) Luas (m2) Ukuran

1 IPAL 0.96 Ha 9600 m2 240 x 402 Gardu Listrik 0.54 Ha 5400 m2 40 x 1353 Pertokoan 2.0460 Ha 20460 m2 (70 +150)x186 x

1/2

4 Kantor Pemasaran 0.3465 Ha 3465 m2 (165 x 45)1/25 Rumah Sakit 0.9222 Ha 9222 m2 (36 + 70)x 174

x 1/26 Air Bersih 0.768 Ha 7680 m2 192 x 40

Kawasan Industri Halaman | 49

7 Pemadam kebakaran 0.16 Ha 1600 m2 40 x 408 Bank 0.5 Ha 5000 m2 10 x 509 Pusat Komunikasi 0.4 Ha 4500 m2 50 x 90

Pembahasan :

Fasilitas penunjang yang di rencanakan 6.5 % atau 6.2427

Ha dari standar yang di tetapkan maksimal 12,5 %, yang

terdiri dari IPAL, Air bersih, Gardu listrik, bank, pertokoan,

kantor pemasaran, pemadam kebakaran, rumah sakit.

Tabel 13 Luas Fasilitas Sosial :

No Fasilitas social Luas (m2) Luas (Ha)

1 Perumahan 67,200 m2 6,72 Ha2 Fasilitas Peribadatan 9600 m2 0,96 Ha3 Fasilitas Olahraga 20400 m2 2,04 Ha

Pembahasan :

Untuk fasilitas sosial yang di rencanakan 10 % dari standar

yang di tentukan maksimal 15 %, masing – masing untuk rumah 7

% tempat ibadah 1%, dan open space 2 %

Tabel 14 Luas RTH dan Jalan :

No RTH dan Jalan Luas Ha Luas (m2) Keterangan

1 RTH 10.73 Ha 107.300 m2 RTH kawasan

termasuk

Kawasan Industri Halaman | 50

pedestrian

kecuali dalam

kavling indutri2 Jalan 9.3681 Ha 93.3681 m2 Meliputi semua

jalan dalam

kawasan kecuali

dalam kavling

industri

Pembahasan :

Untuk RTH dan jalan yang di rencanakan ±20 %. Dengan luas

107.30 Ha untuk RTH dan jalan 19.3681 Ha. RTH meliputi kawasan

termasuk pedestrian dan jalan meliputi semua jalan dalam

kawasan kecuali dalam kavling.

5.1.3.2 Kebutuhan air Kawasan Industri

Tabel 15. Kebutuhan air bersih Kawasan Industri

No Luas (Ha) Kabutuhan Air

1 Industri (60 Ha) 225000 galon/hari2 Perumahan (9,72 Ha) 36450 galon/hari3 Pertokoan (2,04 Ha) 7650galon/hari4 Kantor pemasaran (0.3465 Ha) 1299.37 galon/hari5 Rumah sakit (0.9222 Ha) 3458.25 galon/hari

Kawasan Industri Halaman | 51

6 Bank (0.5 Ha) 1875 galon/hari7 Pemadam kebakaran (0.16 Ha) 600 galon/hari8 Pusat komunikasi (0.4 Ha) 1500 galon/hari

Jumlah = 279332.62 galon/hari

Pembahasan :

Untuk kebutuhan air pada kawasan industri dengan standar per 1

Ha = 3750 galon/hari. Dalam hal ini tersedia untuk industri,

perumahan, dan fasilitas penunjang kecuali untuk jalan dan

RTH.

5.1.3.3 Daya Listrik Kawasan Industri

Tabel 15 Sumber daya listrik

No Jenis instalasi Jumlah daya listrik (KVa/ m2)

1 Gardu Induk (PLN) 15 KVA/100 m2

2 Genset/Generator 5KVA/ 100 m2

Pembahasan:

Untuk daya listrik kawasan industri diasumsikan dari duasumber listrik yaitu dari PLN dan pembangkit listrikGenset/Geneator yang keseluruhan daya listriknya 20 KVA/100m2.Dibandingkan dengan standar yang ada yaitu 15KVA/100 m2 makadaya listrik pada kawasan industri bisa terpenuhi.

BAB VI

PENUTUP

Kawasan Industri Halaman | 52

6.1. Kesimpulan

Perencanaan dan perancangan kawasan industri kadoodanmadidir merupakan perencanaan yang mengembangkan suatu kawasanindustri yang ada dengan memanfaatkan lahan sekitar yang masihbelum dan sudah terpakai.

Perencanaan dan pengembangan kawasan industri kadoodanmadidir dilakukan secara komperensif dengan memperhatikanbeberapa pertimbangan utama yaitu pengaturan dan pemanfaatanlahan, sangat memperhatikan adanya fungsi kegiatan utamamaupun kegiatan pendukung sehingga peran kawasan sebagai pusatpertumbuhan baru yang berbasis industri dapat berjalan benganbaik, menjaga keseimbangan ekosistem dengan denganmempertahankan kawasan preservasi dan konservasi dengan tidakmelakukan proses perusakan kawasan bibir pantai yang tepatberada dalam kawasan perencanaan.

Kawasan industri ini dibagi dalam dua kelompok industriyaitu industri pangan dan industri metal yang di mana dipisahkan oleh ruang terbuka. Untuk sarana fasilitaspendukungdi sediakan pemukiman pekrja industri, sarana olahgara dan ruang terbuka yang dapat dijadikan sebagai saranainteraksi bagi para pengguna kawasan ini.

Letak lokasi industri ini sangat didukung oleh pelabuhaninternasional bitung yang dapat mempermudah akses untuktransportasi bahan baku dan penyaluran hasil produksi. Selainitu untuk industri pengelolaan ikan, kawasan ini sangatbermanfaat besar dikarekanan bitung terkenal dengan hasil dariperikanannya. Dan hasil produksi dari industri yang berada dikawasan ini dapat langsung dipasarkan di kota-kota sekitarnya.Selain itu dengan keeradaan kawasan industri ini diharapakandapat meningkatkan pendapatan dan mobilisasi penduduk sekitardan memaju pertunbuhan ekonomi daerah, dan meningkatkan dayasaing.

Kawasan Industri Halaman | 53

Daftar Pustaka

Biro Pusat Statistik, Analisis Perbandingan Industri Besar/Sedang, Kecil dan RumahTangga, (Jakarta, BPS, 1987)

Harbani, Kiki Solayman, Dampak industrialisasi terhadap kondisi sosial budaya

masyarakat desa (Institut Pertanian Bogor, 1998)

PP NO : 24-2009.

http://lifestyle.okezone.com/read/2008/07/24/21/130763/search.html

indonetwork.co.id

waytodeal.com

Kawasan Industri Halaman | 54