kawasan industri manado
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sektor industri pada umumnya, pertumbuhannya jauh lebih
pesat dari sektor pertanian. Oleh karena itu juga tidak
mengherankan bahwa peranan sektor industri dalam perekonomian
dalam suatu negara lambat laun menjadi semakin penting. Hal
ini tercermin pada sumbangan sektor industri pada Produk
Nasional Bruto yang semakin meningkat. Pembangunan dan
pengembangan industri di Indonesia tidak hanya cukup
menanamkan modal yang besar begitu saja. Hal ini disebabkan
latar belakang budaya dan kehidupan sebagian besar penduduk
Indonesia yang masih tergantung pada sektor pertanian. Agar
tidak terjadi masalah antara proses industrialisasi dan
pembangunan pertanian, maka kedua sektor tersebut diusahakan
agar tumbuh secara seimbang. Untuk pengembangan suatu kawasan
industri diperlukan perencanaan yang tepat dan matang
sebagai penentuan lokasi industri, dengan demikian untuk
menentukan suatu lokasi yang cocok bagi kawasan industri,
diperlukan identifikasi lokasi yang sesuai agar dapat
dijadikan sebagai kawasan industri dengan memperhatikan
variabel-variabel penentuan lokasi industri. (dalam Tono
Junaedi dan Harry Nugroho, 1996).
Dalam pengembangan kawasan industri sebenarnya cukup
banyak permasalahan yang ada, baik permasalahan yang bersifat
strategik, manajerial dan teknikal. Misalnya yang bersifat
strategik berkaitan dengan aspek-aspek untuk menjawab perlunya
Kawasan Industri Halaman | 1
dibangunnya kawasan industri, peran maupun fungsinya yang
diharapkan dari kawasan industri dimasa yang akan datang
sekaligus dampak jangka panjang terhadap pengembangan kawasan
industri. Permasalahan yang bersifat manajerial berkaitan
dengan aspek penataan ruang dan pengarahan lokasi industri
yang berkaitan dengan perencanaan wilayah suatu daerah dan
penyediaan sarana internal (listrik, air, sarana
telekomunikasi, jalan, saluran pembuangan) Sementara masalah-
masalah yang bersifat teknikal seperti bagaimana tata
letaknya, luas lahan yang disediakan untuk industri besar,
sedang maupun industri kecil (Mardihartanto dalam Harry
Nugroho, 1996).
Berdasarkan perencanaan provinsi Sulawesi Utara yang
tertuang dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTRK) Sulawesi
Utara, dijelaskan bahwa untuk mengatasi kesimpangsiuran
penggunaan tata ruang kawasan industri, Pemerintah Provinsi
Sulawesi Utara telah menetapkan Beberapa kawasan industri
pada Kota-Kota kabupaten. Salah satunya Kota Bitung, yang
merupakan salah satu dari beberapa daerah yang termasuk
dalam ketetapan tersebut. Sedang kawasan industri yang
dimaksud disini sesuai dengan Keppres No. 59 tahun 1989 adalah
tempat pemusatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana dan fasilitas penunjang lainnya yang
disediakan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri.
Pembangunan kawasan industri dimaksudkan sebagai upaya
pemerintah untuk menciptakan suatu iklim yang lebih baik
melalui penyediaan lokasi industri yang didukung oleh
fasilitas dan prasarana yang lengkap dan berorientasi pula
Kawasan Industri Halaman | 2
kepada kemudahan untuk mengatasi masalah pengelolaan dampak
lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah industri.
(Diperindagkop Kota Bitung, 2007).
Sedangkan menurut Keppres No. 59 Tahun 1989
tentang penempatan lokasi kawasan industri pengolahan
dilengkapi dengan prasarana, sarana dan fasilitas
penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh kawasan
industri. Kriteria untuk penggolongan industri
berdasarkan jumlah tenaga kerja (BPS, 1990) sebagai
berikut :
a. Industri Rumah Tangga : 1 – 4 orang
b. Industri Kecil : 5 – 9 orang
c. Industri Menengah : 10 – 99 orang
d. Industri Besar : > 99 orang
Namun demikian, Keberadaan sektor industri tersebut salah
satunya dalam penempatan lokasi industri pada suatu wilayah
atau kawasan tertentu yang belum tentu sesuai dengan aturan
atau kaidah yang telah ditetapkan, terutama untuk
industri besar. Hal ini mengingat bahwa peletakan suatu lokasi
industri yang tidak tepat akan menyebabkan banyak gangguan
maupun tantangan yang akan dihadapi nantinya. Baik itu
menyalahi aturan penataan tata ruang yang telah
ditentukan, ketersedian listrik, air, sarana
telekomunikasi, sarana dan prasarana serta daya dukung
lingkungan. Hal ini mengingat pula bahwa secara umum
wilayah Kota Bitung berada pada daerah yang mempunyai
topografi relatif bergelombang. Tentunya hal ini akan
Kawasan Industri Halaman | 3
membawa konsekuensi terhadap letak dari suatu kawasan industri
di Kota Bitung.
Oleh karena itu, kiranya diperlukan adanya suatu kajian
ataupun penelitian untuk lokasi kawasan industri besar yang
ada sekarang ini sudah sesuai dengan ketentuan atau aturan
yang ada atau belum. Karena kalau dilihat di lapangan pada
kawasan industri besar tersebut juga menunjukan adanya
perkembangan fasilitas sosial ekonomi lainnya seperti pasar,
toko-toko maupun swalayan maupun untuk daerah permukiman
penduduk, sehingga apakah kawasan tersebut benar-benar
merupakan kawasan industri besar atau hanya sebagai akibat
dari perkembangan central bussiness distric. Selain
itu, berada diwilayah atau lokasi mana saja
industri besar tersebut dan berapa luas wilayahnya.
1.2. Tujuan
Mengidentifikasi kawasan industri yang ada di kelurahan
kadoodan dan kelurahan madidir weru dan merencanakan kawasan
tersebut sebagai kawasan industri sesuai standard dan
peraturan.
1.3. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yaitu : mahasiswa dapat
mengidentifikasi lokasi industri dan dapat merencanakan suatu
kawasan industri.
Kawasan Industri Halaman | 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi industri
Schneider (1993), mendefinisikan industri sebagaai
jaringan yang helaiannya menjangkau hamper setiap aspek
masyarakat, kebudayaan, dan kepribadian. Di kemukakan juga
bahwa indutri merupakan sebuah fakator yang penting dalam
membentuk masalah-masalah sosial yang kompleks pada zaman
kita. Industri mempunyai pengaruh langsung dan tidak
langsung,kadang-kadang terdapat beragam industri, mulai dari
industri rumah tangga, industri kecil sampai industri besar.
Tipe khusus organisasi industrial bisa terorganisasi ketika
industri di definisikan sebagai jenis keberadaan manusia yang
terorganisasi (sebagai kelompok kecil dalam masyarakat besar
dimana terdapat saling hubungan keduanya) dan menggambungkan
tingkah laku serta nilai tertentu. Organisasi membutuhkan
“prasarat”, yaitu tugas yang dilakukan organisasi sebelum
organisasi ini berjalan. Hal ini mencakup beberapa hal.
Pertama, tujuan organisasi industri unutk memproduksi suatu
Kawasan Industri Halaman | 5
barang dan jasa efisien serta memperoleh keuntungan , jika
tidak memperoleh keuntungan dalam batas standar minimal maka
organisasi industri akan hilang. Kedua , unutk mencapai
tujuan-tujuannya, industri melakukan proses produksi yang
efisien. Ketiga, organisasi memobilisasi dan mengendalikan
manusia . keempat, organisasi beradaptasi dengan lingkungan
pada organisasi tersebut.
Definisi lain tentang industri di kemukakan oleh
Kuswartojo (1990), industri merupakan kegiatan untuk
menghasilkan barang-barang secara massal. Degan mutu yang
baik, unutk kemudian di jual dan di perdagangkan, guna
mencapai kemassalan dan keabaikannya, digunakan sejumlah
tenaga kerja dengan peralatan teknik dan cara serta pola kerja
tertentu, sehingga timbul perbedaan industri berdasarkan besar
kecilnya, modern-tradisional.
Industri menurut skala usahanya yaitu :
1. Industri besar adalah usaha industri pengolahan yang
mempunyai pekerja atau karyawan 100 orang atau
lebih.
Kawasan Industri Halaman | 6
2. Industri sedang adalah industri pengolahan yang
mempunyai pekerja atau karyawan 20 sampai dengan 99
orang.
3. Industri kecil adalah usaha industri pengolahan yang
mempunyai pekerja atau karyawan 5 sampai 19 orang.
4. Industri rumah tangga adalah usaha industri
pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 1
sampai dengan 4 orang.
Industri pengolahan didefinisikan sebagai suatu unit
(kesatuan) produksi yang terletak pada suatu tempat yang
melakukan kegiatan mengubah barang dasar (bahan mentah)
menjadi barang jadi atau barang setengah jadi dan barang yang
kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Dan
yang termasuk dalam sector industri adalah perusahan yang
melakukan kegiatan jasa industri, rancang bangun, perakayasaan
serta pekerja perakitan dari bagian-bagian suatu barang.
Dalam konteks pertumbuhan ekonomi, perkembangan industri
sekarang ini secaa struktural kurang memiliki kaitan-pengaruh
(diukur dengan pendapatan dan tenaga kerja) ke hulu dank ke
hilir. Pola pertumbuhan ekonomi yang demikian disamping
bersifat tidak lenggang dan memperbesar jarang kesenjangan
social-ekonomi. Untuk menutupi dan mencegah pelebaran
kesenjangan tersebut, perlu di upayakan jembatan yang
menghubungkan industri besar padat modal dan modern dengan
industri yang menggunakan bahan baku local dan bersifat padat
kerja. Dalam hal ini pengembangan agro indutri dapat menjadi
sector penggerak sehingga perlu ditangani Negara.
Kawasan Industri Halaman | 7
Di kutip dari : Harbani, Kiki Solayman, Dampak
industrialisasi terhadap kondisi sosial budaya
masyarakat desa (Institut Pertanian Bogor, 1998).
2.2. Tujuan Pengembangan Kawasan Industri
1. Pengembangan Kawasan Industri dimaksudkan untuk mendorong
pertumbuhan sektor industri lebih terarah, terpadu dan
memberikan hasil guna yang lebih optimal bagi daerah
dimana kawasan industri berlokasi. Beberapa aspek penting
yang menjadi dasar konsep pengembangan kawasan industri
antara lain adalah efisiensi, tata ruang dan lingkungan
hidup.
2. Aspek efisiensi merupakan satu dasar pokok yang menjadi
landasan pengembangan kawasan industri. Melalui
pembangunan kawasan industri maka bagi investor pengguna
kapling industri (user) akan mendapatkan lokasi kegiatan
industri yang sudah baik dimana terdapat beberapa
keuntungan seperti bantuan proses perijinan, ketersediaan
infrastruktur yang lengkap, keamanan dan kepastian
tempat usaha yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Daerah. Sedangkan dari sisi pemerintah daerah, dengan
konsep pengembangan kawasan industri, berbagai jaringan
infrastruktur yang disediakan ke kawasan industri akan
menjadi lebih efisien karena dalam perencanaan
Kawasan Industri Halaman | 8
infrastruktur kapasitasnya sudah disesuaikan dengan
kegiatan industri yang berada di kawasan
industri.Bilamana ada jaminan permintaan penyediaan
infrastruktur yang pasti, jelas akan meyakinkan bagi
penyedia infrastruktur membangun dan menyediakannya.
3. Dari aspek tata ruang, dengan adanya kawasan industri
maka masalah-masalah konflik penggunaan lahan akan dapat
dihindari. Demikian pula, bilamana kegiatan industri
telah dapat diarahkan pada lokasi peruntukannya, maka
akan lebih mudah bagi penataan ruang daerah, khususnya
pada daerah sekitar lokasi kawasan industri.
4. Dari aspek lingkungan hidup, konsep pengembangan kawasan
industri jelas mendukung peningkatan kualitas lingkungan,
daerah secara menyeluruh. Dengan dikelompokkan kegiatan
industri pada satu lokasi pengelolaan maka akan lebih
mudah menyediakan fasilitas pengolahan limbah dan juga
pengendalian limbahnya. Sudah menjadi kenyataan bahwa
pertumbuhan industri secara individual memberikan
pengaruh besar terhadap kelestarian lingkungan karena
tidak mudah untuk melakukan pengendalian pencemaran yang
dilakukan oleh industri-industri yang tumbuh secara
individu.
5. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa fungsi Kawasan Industri ditinjau dari
segi karakteristik daerah secara garis besar dapat dibagi
atas 2 kategori, yaitu :
Kawasan Industri Halaman | 9
Bagi daerah Kabupaten/Kota yang tingkat pertumbuhan
industrinya besar, maka Kawasan Industri sebagai alat
pengaturan tata ruang dan pengendalian pencemaran.
Bagi daerah Kabupaten/Kota yang tingkat pertumbuhan
industrinya rendah atau relatif belum berkembang, maka
Kawasan Industri berfungsi untuk menciptakan iklim
usaha yang kondusif dalam arti membantu investor untuk
memperoleh kapling siap bangun yang telah dilengkapi
berbagai prasarana dan sarana penunjang
Di kutip dari : Di kutip dari : Harbani, Kiki Solayman,
Dampak industrialisasi terhadap kondisi sosial budaya
masyarakat desa (Institut Pertanian Bogor, 1998).
2.3. Izin Usaha Kawasan Industri Dan Izin Perluasan Kawasan
Industri
1. Setiap kegiatan usaha Kawasan Industri wajib memiliki
Izin Usaha Kawasan Industri.
2. Untuk memperoleh Izin Usaha Kawasan Industri, Perusahaan
Kawasan Industri wajib memperoleh Persetujuan Prinsip
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kawasan Industri yang telah memperoleh Persetujuan
Prinsip dalam batas waktu 2 (dua) tahun wajib
melaksanakan:
a) penyediaan/penguasaan tanah;
b) penyusunan rencana tapak tanah;
c) pematangan tanah;
Kawasan Industri Halaman | 10
d) penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan
mendapatkan pengesahan;
e) perencanaan dan pembangunan prasarana dan sarana
penunjang termasuk pemasangan instalasi/peralatan yang
diperlukan;
f) penyusunan Tata Tertib Kawasan Industri;
g) pemasaran kaveling Industri; dan
h) penyediaan, pengoperasian, dan/atau pemeliharaan
pelayanan jasa bagi Perusahaan Industri di dalam
Kawasan Industri.
4. Perusahaan Kawasan Industri yang telah memperoleh
Persetujuan Prinsip wajib memperoleh Izin Lokasi Kawasan
Industri dengan mengajukan permohonan kepada:
a. Bupati/walikota untuk Kawasan Industri yang lokasinya
di wilayah satu kabupaten/kota;
b. Gubernur untuk Kawasan Industri yang lokasinya lintas
kabupaten/kota; atau
c. Kepala Badan Pertanahan Nasional untuk Kawasan
Industri yang lokasinya lintas provinsi.
5. Pemberian Izin Lokasi Kawasan Industri kepada Perusahaan
Kawasan Industri dilakukan berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah yang ditetapkan pemerintah daerah setempat.
6. Izin Usaha Kawasan Industri diberikan kepada Perusahaan
Kawasan berdasarkan Hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia.
7. Perusahaan Kawasan Industri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dalam Peraturan Pemerintah no. 5 dapat
berbentuk:
Kawasan Industri Halaman | 11
a. Badan usaha milik negara atau badan usaha milik
daerah;
b. Koperasi; atau
c. Badan usaha swasta.
8. Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin
Usaha Kawasan Industri dapat menunjuk pihak lain untuk
melakukan pengelolaan Kawasan Industri.
9. Penunjukan pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam Peraturan Pemerintah No 5 yaitu diberitahukan
kepada pemberi Izin Usaha Kawasan Industri.
10. Penunjukkan pengelolaan Kawasan Industri kepada
pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
Peraturan Pemerintah No 5 yaitu tidak mengurangi
tanggung jawab Perusahaan Kawasan Industri yang
bersangkutan.
11. Perusahaan Kawasan Industri yang telah memperoleh
Izin Usaha Kawasan Industri dan telah beroperasi, serta
akan melakukan perluasan Kawasan Industri wajib
memperoleh Izin Perluasan Kawasan Industri terlebih
dahulu.
12. Izin Usaha Kawasan Industri dan Izin Perluasan
Kawasan Industri diberikan oleh pejabat yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
13. Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Kawasan
Industri dan Izin Perluasan Kawasan Industri diatur
dengan Peraturan Menteri.
2.4. Spesifikasi Dan Fasilitas Kawasan Industri
Kawasan Industri Halaman | 12
1. Luas lahan Kawasan Industri paling rendah 50 (lima puluh)
hektar dalam satu hamparan.
2. Luas lahan Kawasan Industri Tertentu untuk Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah paling rendah 5 (lima) hektar dalam
satu hamparan.
2.5. Kewajiban Perusahaan Industri Di Kawasan Industri
1. Perusahaan Industri di dalam Kawasan industri wajib
memiliki:
a. Upaya Pengelolaan Lingkungan; dan
b. Upaya Pemantauan Lingkungan.
2. Perusahaan Industri di dalam Kawasan Industri yang
mengelola atau memanfaatkan limbah bahan berbahaya dan
beracun wajib menyusun Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan dan mendapat pengesahan.
3. Perusahaan Industri di dalam Kawasan Industri
dikecualikan dan perizinan yang menyangkut Gangguan,
Lokasi, dan pengesahan rencana tapak tanah.
4. Setiap Perusahaan Industri di kawasan Industri wajib:
a) Memenuhi semua ketentuan perizinan dan Tata Tertib
Kawasan Industri yang berlaku;
b) Memelihara daya dukung lingkungan di sekitar kawasan
termasuk tidak melakukan pengambilan air tanah;
c) Melakukan pembangunan pabrik dalam batas waktu paling
lama 4 (empat) tahun sejak pembelian lahan; dan
Kawasan Industri Halaman | 13
d) Mengembalikan kaveling Industri kepada Perusahaan
Kawasan Industri apabila dalam batas waktu yang
ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan yang
terkait (Peraturan Pemerintah No 5).
Dikutip dari : PP NO : 24-2009
2.6. Standar Teknis Sarana dan Prasarana Penunjang Dalam
Kawasan Industri
Perusahaan kawasan industri wajib membangun/menyediakan
sarana dan prasarana teknis untuk menunjang kegiatan
industri, sebagai berikut :
a. Jaringan jalan lingkungan dalam kawasan industri.
Jalan satu jalur dengan dua arah, lebar perkerasanminimum 8 meter atau Jalan dua jalur dengan satu arah, lebarperkerasan minimum 2x7 meter.Dalam pengembangan sistemjaringan jalan di dalam KI, juga perlu dipertimbangkan untukadanya jalan akses dari KI ke tempat permukiman disekitarnyadan juga ke tempat fasilitas umum di luar KI.
b. Drainase.
Saluran buangan air hujan (drainase) yang bermuarakepada saluran pembuangan sesuai dengan ketentuan teknispemerintah daerah setempat.Saluran pembuangan air kotor(sewerage), merupakan saluran tertutup yang dipersiapkanuntuk melayani kapling-kapling industri menyalurkan limbahnyayang telah memenuhi standar influent ke IPAL terpadu.
c. Air bersih
Instalasi penyedia air bersih termasuk salurandistribusi ke setiap kapling industri, yang kapasitasnyadapat memenuhi permintaan. Sumber airnya dapat berasal dari
Kawasan Industri Halaman | 14
Perusahaan Daerah Air Minum atau dari sistem yang diusahakansendiri oleh perusahaan kawasan industri.
d. Instalasi listrik
instalasi penyediaan dan jaringan distribusi tenagalistrik sesuai denganketentuan PLN. Sumber tenaga listrikdapat disediakan oleh PLN maupun pengelola kawasan industri(perusahaan listrik swasta).Penerangan jalan pada tiap jalurjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Jaringan telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi yang dipersiapkan untuk melayanikapling-kapling industri dengan sistim kabel atas ataupunkabel bawah tanah.
f. Unit Perkantoran
Unit perkantoran merupakan fasiltas utama bagi suatukawasan industri karena dari perkantoran ini berbaai programkagiatan industry di komandokan. Unit perkantoran harusditata sedemikian rupa sehingga memberikan kenyamanan tinggaldan bekerja bagi para karyawan.
i. Fasilitas pemadam kebakaran
Fasilitas pemdam kebakaran harus disediakan dalam suatukawasan. Hal ini bertujuan untuk menanggulangi secara dinibila terjadi kebakaran di kawasan tersebut, meskipun masing-masing pabrik dilengkapi dengan fasiltas pemadam kebakaransesuai dengn kebutuhannya.
g. Fasilitas Komersial, sosial dan umum
Kawasan Industri Halaman | 15
Membangun kawasan industry suatu kawasan, artinya denganmembangun suatu kota meskipun lebih spesifik jeniskegiatannya. Oleh karena itu dalam membangun suatu kawasanindustry harus disediakan sarana-sarana umum lainnya, sepertiperumahan, saran komersial (pasar, perkotaan, hotel, danlain-lain), sarana social seperti rumah sakit dan tempatperibadatan (mesjid, gereja) sarana rekreasi seperti lapanganolahraga dan lainnya.
H. lansekap ( Pertamanan)
Bagi sebuah kawasan industry, fasilitas lansekap(pertamanan) merupakan salah satu persyaratan yang harusdipenuhi oleh pengembangan, karena pertamanan merupakanpenghijauan kawasan yang berguna sebagai penyaring polusi.Baik polusi udara maupun suara, disamping itu tentunya sebagadaya tarik kawasan.
Luas lahan dapat dijual (maksimal 70%)
Luas
kawasan
industri
(Ha)
Kavling
Industri
(%)
Kavling
Komersial
(%)
Kavling
Perumahan
(%)
Jalan dan
sarana
penunjang
Ruang
terbuka
hijau (%)
10-20 65-70 Maks.10 Maks.10 Sesuai Min. 10
> 20-50 65-70 Maks.10 Maks.10 Kebutuhan Min. 10
>50-100 60-70 Maks.12,5 Maks.15 Idem Min. 10
>100-200 50-70 Maks.15 Maks.20 Idem Min. 10
Kawasan Industri Halaman | 16
>200-500 45-70 Maks.17,5 10-15 Idem Min. 10
>500 40-70 Maks.20 10-30 Idem Min. 10
Tabel 1. Alokasi kawasan peruntukan lahan di kawasan
industri Sumber: Depperindag (2001)
Keterangan :
1. Kavling komersial adalah kavling yang disediakan oleh
perusahaan kawassan industri untuk sarana penunjang
seperti perkantoran,bank, pertokoan/tempat ibadah.
2. Kapling perumahan adalah kapling yang disediakan olehperusahaan kawasan industri untuk perumahan pekerjatermasuk fasilitas penunjangnya, seperti tempat olahragadan sarana ibadah.
3. Fasilitas yang termasuk sarana penunjang lainnya, antaralain pusat kesegaran jasmani (fitnesscenter), pospelayanan telekomunikasi, saluran pembuangan air hujan,instalasi pengolahan air limbah industri, instalasipenyediaan air bersih, instalasi penyediaan tenagalistrik, instalasi telekomunikasi, unit pemadamkebakaran.
4. Persentase mengenai penggunaan tanah untuk jalan dansarana penunjang lainnya disesuaikan menurut kebutuhanberdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh PemerintahKabupaten/Kota yang bersangkutan.
5. Persentase ruang terbuka hijau ditetapkan minimal 10%sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yangditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota bersangkutan.
Di kutip dari : Roestanto WD: Kawasan industri
2.6. Konsep pengaruh kawasan industri
Pembangunan sector industri yang maju, selain
mendatangkan pengaruh kemakmuran bagi masyarakat, juga member
pengaruh terhadap berbagai aspek seperti lingkungan hidup di
Kawasan Industri Halaman | 17
sekitar kawasan industri tersebut. Mengingat hal tersebut
tiap usaha untuk meningkatkan pembangunan termasuk pembangunan
indutri harus memperhatikan dampak yang mungkin terjadi
sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Dampak pembangunan
kawasan industri berlangsung dengan pekat. Selain mendatangkan
pengaruh terhadap perilaku dan peningkatan pendapatan juga
terhadap lingkungan setempat. Dampak tersebut ada yang
bersifat positif dan adda juga yang bersifa negatif. Masuknya
kawasan undustri di pedesaan tentunya akan merubah lingkungan
yang pada awalnya bercorak agraris, menjadi bercorak industri.
Demikian pula dalam hal perilaku dan peningkatan perdagangan
masyarakat tentunya akan mengalami pergeseran pula.
Menurut Kristiono (1997) , kawasan industri di maksudkan
adalah sebagai kawasan yang pada dasarnya menerima atau
mengalami perubahan-perubahan di bidang sosial ekonomi dan
sosial budaya, baik secara langsung maupun tidak langsung
akibat adanya aktivitas industri. Akibat industri secara
langsung menimbulkan perubahan di bidang sosial ekonomi
dikalangan masyarakat di sekitar pabrik, misalnya mobilitas
masyarakat, penyerapan tenaga kerja, dan sebagainya. Sedangkan
perubahan yang bersifat tidak langsung diantaranya adalah
pertumbuhan sector informal, yang pada dasarnya merupakan
turunan dari dampak yang bersifat langsung. Pembangunan
ekonomi dewasa ini dicirikan oleh semakin besarnya peranan
sector pertanian. Beralihnya tenaga kerja dari sector
pertanian ke sector non pertanian, yang padda umunya
disebabkan pekerjaan-pekerjaan di sector pertanian memberikan
penghasilan atau pendapatan waktu yang relative cepat dan
Kawasan Industri Halaman | 18
dalam bentuk uang tunai. Hal ini menunjukan bahwa kesempatan
kerja dan berusaha di sektor industri dan pertanian berbeda,
dimana petani biasanya harus menunggu waktu panen atau saat
menjual produksi yang diperoleh dan tidak secara langsung
diperoleh hasil dalam bentuk uang tunai.
Pembangunan industri akan mempengruhi corak perekonomian
masyarakatnya, yaitu perekonomian yang semula bercorak agraris
berubah menjadi bercorak industri. Kehadiran industri
berakibat pada peningkatan kesejateraan masyarakat atau kata
lain keiskinan akan berkurang. Dengan kehadiran industri,
kawasan industri di suatu wilayah, kelompok miskin dapat
dikurangi atau dihilangkan sama sekali mengingat penduduk
masyarakat di sekitar wilayah industri semakin meningkat.
Peningkatan pendapatan ini terjadi karena adanya variasi
sumber pendapatan, yang semula primer seperti bidang pertanian
atau perikanan saja kemudian berkembang menjadi sektor
perdagangan jasa dan sebagainya.
2.7 Alokasi Peruntukan Lahan Kawasan Industri
Tabel di bawah merupakan standar alokasi peruntukan lahankawasan industri untuk lahan industri >50 – 100 Ha (dengan luas lahan yang dapat di jual 70% dari luas kawasan industri), berdasarkan pedoman teknis pengembangan kawasan industri (industrial estate) di daerah.
Tabel. 2 Standar Alokasi Peruntukan lahan Kawasan Industri
No.
Peruntukan Lahan Standar (%)
1 Kavling Industri 60% – 70%2 Kavling Perumahan Maks. 15%3 Kavling. Komersial/
Fasilitas PenunjangMaks. 12,5%
Kawasan Industri Halaman | 19
Lainnya4 Jalan dan Sarana
LainnyaSesuai Kebutuhan
5 RTH Min. 10 %
Keterangan :
1. Kapling komersial adalah kapling yang disediakan olehperusahaan kawasan industri untuk sarana penunjang sepertiperkantoran, bank, pertokoan/tempat belanja, tempat tinggalsementara, kantin, dan sebagainya
2. Kapling perumahan adalah kapling yang disediakan olehperusahaan kawasan industri untuk perumahan pekerjatermasuk fasilitas penunjangnya, seperti tempat olahragadan sarana ibadah.
3. Fasilitas yang termasuk sarana penunjang lainnya, antaralain pusat kesegaran jasmani (fitnesscenter), pos pelayanantelekomunikasi, saluran pembuangan air hujan, instalasipengolahan air limbah industri, instalasi penyediaan airbersih, instalasi penyediaan tenaga listrik, instalasitelekomunikasi, unit pemadam kebakaran.
4. Persentase mengenai penggunaan tanah untuk jalan dansarana penunjang lainnya disesuaikan menurut kebutuhanberdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh PemerintahKabupaten/Kota yang bersangkutan.
5. Persentase ruang terbuka hijau ditetapkan minimal 10%sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yangditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota bersangkutan.
BAB III
IDENTIFIKASI LOKASI
Kawasan Industri Halaman | 20
3.1. Daerah Penelitian
Lokasi penelitian kami teletak didua kelurahan, yaitukelurahan Kadoodan dan kelurahan Madidir weru. Kelurahankadoodan terdapat kawasan industri PT Bimoli, dan untukkelurahan madidir weru terdapat kawasan industri PT Witickomakmur, PT sari cakalang, dan PT indofood.
3.1.1. Kelurahan Kadoodan
Kelurahan Kadoodan adalah kelurahan yang terletak di
kecamatan madidir. Kelurahan kadoodan mempunyai luas 38 Ha.
Dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan gunung
dua bersaudara, sebelah timur berbatasan dengan kelurahan
pakadaodan kecamatan maesa, sebelah barat berbatasan dengan
madidir weru dan sebelah selatan berbatasan dengan pantai.
Kawasan Industri Halaman | 21
Tabel 3 : Jumlah penduduk di kelurahan kadoodan, kecamatan
madidir
NoLingkunga
n
Penduduk bulan April Penduduk Bulan ini MeiWNI WNA Jumlah WNI WNA Jumlah
L P L P L P L P L P L P1 I 428 458 428 458 428 458 428 4582 II 415 252 415 252 414 249 418 2493 III 439 181 439 181 439 181 439 1814 IV 328 305 320 305 329 307 320 3075 V 429 442 429 442 430 442 430 442
Jumlah 2031 1638 2031 1638 2031 1637203
11637
Sumber : kelurahan kadoodan
Tabel 4 Keadaan penduduk kelurahan kadoodan menurut
pemeluk agama :
Sumber : kelurahan kadoodan
Kawasan Industri Halaman | 22
No Pemeluk Agama Jumlah1 Islam 8132 Kristen Protestan 20433 Kristen Katholik 3014 Hindu 185 Budha 3
Tabel 5 : Keadaan penduduk menurut mata pencaharian kelurahan
kadoodan :
Sumber : kelurahan kadoodan
3.1.2 Industri yang terdapat di kelurahan kadoodan :
PT Bimoli :
Kawasan Industri Halaman | 23
No Jenis Pekerjaan Jumlah1 PNS 1652 TNI 53 Polri 94 Karyawan 1745 Tukang 396 Pendeta 127 Imam 18 Buruh 759 Tani 6410 Nelayan 1211 Sopir 4212 Pensiunan 71
Gambar. Industri PT Bimoli
3.1.3 Kelurahan Madidir weru
Adalah kelurahan yang terletak di kecamatan madidir
dengan luas wilayah kelurahan 1125 Ha. Dengan batas wilayah
sebelah utara berbatasan dengan gunung dua bersudara, sebelah
timur berbatasan dengan kelurahan kadoodan, sebelah selatan
berbatasan dengan laut, dan sebelah barat berbatasan dengan
kelurahan madidir ure.
Tabel 6 : Jumlah penduduk di kelurahan madidir weru
P E N D U
D U KJumlah
KK
Jenis
kelamin
Warga
Negara600 P L WNI WNA1202 1367 1202 2641 8
Sumber: kelurahan kadoodan
Kawasan Industri Halaman | 24
Tabel 7 Keadaan penduduk menurut pekerjaan di kelurahan
madidir weru
Tabel 8 Keadaan penduduk menurut pemeluk agama di kelurahan
madidir weru :
Kawasan Industri Halaman | 25
No Pekerjaan Jumlah1 Tani 292 Karyawan 1313 Nelayan 344 Jasa 305 Swasta -6 Tukang 487 Buruh tani 18
3.1.4 Jenis-jenis industri di kelurahan madidir weru
1. PT sari cakalang
Gambar. PT sari cakalang tampak dari depan (kiri),tampak dari samping (kanan)
Kawasan Industri Halaman | 26
No Agama Jumlah1 Islam 2602 Kristen Protestan 19423 Kristen Katholik 143 4 Hindu -5 Budha 53
2.
2. PT Indofood
Gambar.industri PT Indofood tampak dari depan(kiri), pintu masuk lokasi industri (kanan)
3. PT Witicko
Kawasan Industri Halaman | 27
Gambar. Industri PTwiticko tampak daridepan (kiri), hasil
produksi PTWiticko(kanan)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. PT. KERISMAS WITIKCO MAKMUR
Kawasan Industri Halaman | 28
PT kerismas witicko makmur adalah industry logam danelektronik. Industri ini memproduksi baja gulvanis koil danlembaran baik gulvanis polos maupun berwarna. Bahan bakuindustry ini di import dari jepang dan cina. Tenaga kerja 1200yang terbagi dalam tiga shift. Industri ini adalah termasukdalam industri besar.Selain itu luas bangunan berkisar ±2-3ha. Dalam hal pemasaran perusahan ini hanya dilakukan dalamwilayah Indonesia timur, seperti Maluku,Maluku utara danwilayah Sulawesi, seperti gorontalo
Kondisi sekitar kawasan industri PT Kerismas Witicko makmur
no
Gambar Keterangan gambar
1 Jalan utama menujukawasan PT Witicko,
2 Jalan masuk kawasanindustry
Kawasan Industri Halaman | 29
3 Patung ikan di pusatkota bitung, yangmenjadikan lambang
kota bitung
4.2. PT INDOFOOD
PT INDOFOOD adalah industry pangan. PT Indofood Sukses
Makmur Tbk adalah industry mie instan serta usaha di bidang
penggilingan gandum menjadi tepung terigu dan penyertaan modal
pada anak perusahaan yang bergerak di bidang industry makanan
olahan terpadu, perkebunan , pengolahan minyak dan lemak
nabati. Jumlah produksi PT Indofood ± 197.000.000 pak. dengan
tenaga kerja ±956 orang. Industri ini termasuk industri besar.
“Ekspor produk mi instan dari PT Indofood ke berbagai negara,
yakni Taiwan,Cina, hingga ke Amerika serikat melalui Pelabuhan
Bitung.
Kawasan Industri Halaman | 30
Industri PT indofood
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menyatakan pembuatan
produk Indomie dalam negeri tidak bisa lepas dari bahan
pengawet. Pasalnya, Indonesia merupakan negara kepulauan yang
sangat luas sehingga pendistribusian Indomie memerlukan waktu
yang cukup lama. bahan pengawet itulah yang menahan produk
Indomie bisa bertahan lama dalam pengirimannya ke berbagai
daerah ke Indonesia. Untuk Indomie yang tidak menggunakan
bahan pengawet, seperti yang selama ini diekspor ke Taiwan
harganya menjadi jauh lebih tinggi. Bahan pengawet dengan
jenis Methyl P-Hydroxybenzoate merupakan bahan yang sudah
standar Badan Pengawas Obat dan Makanan. Bahan pengawet yang
sama juga dipakai oleh semua kecap yang beredar di Indonesia
(BPOM).
Kawasan Industri Halaman | 31
Sistem pengolahan bahan baku indomie Pemasaran berbagai jenis indomie
http://lifestyle.okezone.com/read/2008/07/24/21/130763/search.html
Kondisi sekitar kawasan industri PT Indofood
no
Gambar Keterangan gambar
1 Jalan utama menujukawasan
PT Indofood
2 Jalan masuk kawasanindustri
3 Mushollah ±50 M daridalam lokasi pabrik
Kawasan Industri Halaman | 32
Telepon umum yangterletak di depan
industri PT Indofood
4.3. PT Sari Cakalang
PT Sari Cakalang adalah industry perikanan. PT SariCakalang adalah industry yang di miliki oleh Hanny Sondakhyang tak lain adalah walikota bitung. Industri ini berdiri
Kawasan Industri Halaman | 33
sejak tahun 1993 yang produksi hasil utamanya adalah ikancakalang fufu atau yang lebih di kenal dengan ikan kayu,dengan tenaga kerja ±2000 org dan jumlah produksi yangdihasilkan 576 ton. Industri ini termasuk industri besar. PTsari cakalang ini mengeksport produk ikan kayu sampai kejepang. Berdasarkan data Disperindag Bitung pada Desembertahun 2010, realisasi ekspor ke Jepang mencapai 542,921.69Kilogram dan nilai mencapai 1,743,470.74 dollar Amerika.Terdiri dari ikan beku 201.000 Kg dan nilai 137,966 dollaramerika, ikan kayu 277,057 kg dengan nilai 1,519,359.82 dollaramerika, fish meal 49,082 Kg dengan nilai 37,459.47 dollaramerika, dan ikan kaleng 15,782.49 kg dengan nilai 39,685.45dollar amerika. ekspor ikan kayu kedua industry ini memilikikualitas yang baik dan telah diakui karena sudah melaluilaboratorium uji kelayakan yang menyatakan produksi ikan kayuyang diproduksi sangat layak.
Pengolahan ikan cakalang Pemasaran ikancakalang
Sumber : indonetwork.co.id
Kawasan di sekitar industri PT Sari Cakalang
no
Gambar Keterangan gambar
Kawasan Industri Halaman | 34
1 Jalan utama menujukawasan industri
2 Jalan masuk kawasanindustry
3 Rumah makan Triple sariyang buka setiaphari,menyediakan
berbagai macam masakanseefood
Lapangan sari cakalangyang di gunakan
masyarakat sekitarsebagai fasilitas
olahraga.
4.4. PT BIMOLI
Kawasan Industri Halaman | 35
PT Bimoli adalah industri yang bergerak di
perkebunan kelapa sawit. Industri yang tertua di kota
bitung ini mempunyai jumlah produksi sebanyak 12000
liter. Dan dengan tenaga kerja ±1500 orang, industri
termasuk dalam industri besar. Kebutuhan pabrik minyak
goreng sangat tinggi, karena permintaan pasar luar negeri
atas kopra sangat tinggi yakni menembus level tertinggi
di atas Rp. 9,000 per kilogram. PT. Bimoli atau dikenal
dengan PT. Salim Ivomas mematok harga kopra senilai
Rp.9600 per Kilogram (Kg). Produsen asal Salim grup
berani mematok harga selangit, mengingat kebutuhan baku
begitu tinggi. Mereka bersedia membayar dengan harga Rp.
9600/kg. Karena kebutuhan CCO sangat tinggi, tapi suplai
bahan baku terbatas. permintaan kopra Bimoli sangat
tinggi, tapi yang terpenuhi tidak sesuai kapasitas
produksi. Untuk menutupi kekurangan bahan baku, Bimoli
Kawasan Industri Halaman | 36
Industri PTBimoli
terpaksa harus mengambil dari Palu, Ternate dan
Gorontalo, , harga kopra yang dibeli pedagang pengumpul
di dekat terminal Karombasan dan pedagang pengumpul di
Kelurahan Calaca, dipatok sekitar Rp. 8500 – 8600 per Kg.
4.4.1 Pengolahan industri Bimoli.
Industri pengolahan kelapa sawit pada perusahaan ini
masih tetap dipegang oleh IndoAgri. Pada pengolahan ini,
IndoAgri menggunakan teknologi mutakhir yang higienis dan
dapat menghasilkan produk dengan waktu yang singkat namun
menghasilkan kuantitas yang banyak. Bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatan minyak kelapa sawit adalah :
Bahan dan Spesifikasi
- 100% minyak sawit, antioxidant TBHQ- Color Lov. 5 ¼ :1.6 R max. (for bottles)- Color Lov. 5 ¼ :2.7 R max. (for jerry cans)- FFA :0.08% max.- Kelembaban :0.1% max.- Nilai Iodine :58.5 min.
- Cloud Point :8.0ºC max.
Pada pengolahannya, minyak goreng Bimoli
menyempurnakan proses produksinya dengan tahap Pemurnian
Multi Proses (PMP). Melalui enam tahap pemrosesan, PMP
dapat mempertahankan secara optimum zat-zat yang
bermanfaat bagi kesehatan. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan minyak goreng yang unggul sehingga dapat
memuaskan kebutuhan konsumen dari segala segi.
Kawasan Industri Halaman | 37
Para ahli yang menggunakan Bimoli dalam penelitian
mereka, menemukan adanya kandungan Omega 9 sebanyak 40%-
45% dalam minyak goreng Bimoli. Dikenal sebagai asam
oleat, Omega 9 umumnya terdapat pada minyak sawit namun
berangsur hilang saat proses pembuatan minyak goreng.
Proses pemurnian Bimoli terbukti dapat mempertahankan
kebaikan dari Omega 9 ini. Bagusnya lagi, Omega 9 juga
tahan terhadap panas tinggi. Saat dilakukan pengujian
pada suhu 180ºC, masih ada sekitar 30% Omega 9 dalam
Bimoli. Omega 9 merupakan bagian dari keluarga Omega yang
memiliki asam lemak tak jenuh tunggal atau Mono
Unsaturated Fatty Acid (MUFA). Menurut para ahli
internasional, MUFA memiliki khasiat untuk menurunkan
kolesterol LDL dan menaikkan kolesterol HDL.
Kini Omega 9 telah menjadi paradigma baru dalam
pengaturan diet penderita jantung koroner akibat
kolesterol berlebih. Menurut ahli jantung dan pembuluh
darah RSCM/Fakultas Kedokteran UI, Dr Fadilah Supari,
tingkat penderita penyakit jantung koroner dan tingkat
kematian akibat jantung koroner akan turun drastis jika
penderita mengkonsumsi banyak Omega 9 dan Omega 3.
Pada proses pengemasannya, kemasan minyak goreng
Bimoli dibuat dan dikemas di bawah pengawasan ketat
sesuai standar international guna untuk kebersihan dan
kualitas produk.
Kawasan Industri Halaman | 38
Produk minyak goreng Bimoli
terdiri dari 2 jenis yaitu:
a. Bimoli Spesial,
dikemas dalam botol
dan wadah transparan,
kejernihan Bimoli
Spesial menjadi bukti
khasiat dan manfaatnya
bagi kesehatan.
b. Bimoli Klasik, minyak goreng Bimoli yang lezat ini
hadir dalam banyak ukuran dan wadah untuk
mengakomodasi segala keperluan mulai dari rumah
tangga sampai rumah makan.Sumber : waytodeal.com
4.4.2 Pemasaran
Untuk mempertahankan market leadership, Bimoli terus
melakukan aktifitas promosi baik berupa advertising,
brand activation maupun sales promotion. Tema komunikasi
Bimoli adalah ‘Simbol Kesempurnaan Minyak Goreng’ (symbol
of cooking oil perfection). Bimoli menggunakan TV
commercial, print ad, editorial dan event-event untuk
mengedukasi konsumen mengenai teknologi pemrosesan PMP
(Pemurnian Multi Proses), kandungan Omega 9 dan benefit
lain dari Bimoli.Event yang rutin dilakukan sebagai brand
activation Bimoli seperti lomba masak, demo masak, bazaar
dan sponsorship. Beberapa kegiatan ini dilakukan melalui
Kawasan Industri Halaman | 39
kerjasama dengan berbagai media, baik off air maupun on
air.
Penghargaan-penghargaan yang berhasil diraih dan
terus dipertahankan oleh Bimoli sampai tahun 2008 ini,
antara lain:
- Diamond ICSA (Indonesian Customer Satisfaction
Award), untuk tahun yang ke-9.
- Platinum Brand Award – IBBA (Indonesia Best Brand
Award), untuk tahun yang ke-6.
- Top Brand Award untuk tahun yang ke-2.Superbrand
Award.
Untuk minyak goreng Bimoli dalam kemasan, Bimoli
Bitung bisa memproduksi hingga 32 ribu kartun perbulan.
Sedangkan untuk minyak curah, pabrik migor terbesar di
Sulut mampu menghasilkan 750 ton per bulan. Produksi
pabrik Bitung bisa menghasilkan sekira 400 ton sisanya
dari propinsi lain di Sulawesi. Untuk ukuran minyak curah
sekira 20 kilogram, dengan harga eceran Rp8600 per kg.
Mengingat ukuran dan sifat geografis pasar
Indonesia, IndoAgri mendistribusikan produk-produknya
terutama melalui distributor eksternal. IndoAgri saat ini
memiliki sekitar 120 distributor yang bersama-sama dan
langsung melayani sekitar 255.000 gerai ritel di seluruh
Indonesia. Ini termasuk jaringan penjualan distribusi
yang luas yang ditetapkan oleh pemegang saham pengendali,
Kawasan Industri Halaman | 40
PT Indofood Sukses Makmur (“ISM”).IndoAgri mendukung
jaringan distribusi dengan memberikan, antara lain :
- pasokan dapat diandalkan produk;
- suara penjualan komersial, kredit dan kebijakan
kembali; dan
- strategi pemasaran yang luas yang melibatkan
konsumen dan promosi periklanan serta bertanggung
jawab dan ikut terlibat dengan masyarakat.
Penjualan dan jaringan distribusi yang luas
memungkinkan IndoAgri untuk melayani pasar konsumen
Indonesia di hampir semua lokasi dan segmen secara
efisien dan efektif.Hal ini juga memungkinkan IndoAgri
untuk menunjang tingkat produksi yang tinggi dan kurang
bergantung pada setiap provinsi tunggal atau wilayah
geografis di Indonesia.
4.4.3 Persaingan
Persaingan yang terjadi dalam pemasaran Bimoli
semakin kuat. Pesaing-pesaing Bimoli antara lain Filma,
Sunco, dan Sania. Kedua pesaing tersebut muncul dengan
berbagai macam bentuk dan ukuran. Kedua pesaing tersebut
mengunggulkan banyak hal, mulai dari minyak yang dapat
diminum, minyak goreng yang irit dan sebagainya.
Kawasan Industri Halaman | 41
Namun Bimoli tetap memiliki konsumen setia sendiri.
Sasaran bimoli adalah konsumen ibu rumah tangga dan
industri rumah tangga. Bimoli menggunakan strategi mulai
dari ukuran dan iklan-iklan yang menggiurkan bagi
konsumennya.
Kawasan di sekitar industri PT Bimoli :
no
Gambar Keterangan gambar
1 Jalan utama masukkawasan industri,
tampak jalur hijau yangmenghiasi di sepanjang
jalan
2 Jalan masuk kawasanindustri
3 Lapangan PT Bimoli digunakan sebagai
fasilitas olahraga
Kawasan Industri Halaman | 42
4 ATM . terdapat di depanpintu masuk Bimoli.
BAB V
ANALISIS DAN PERENCANAAN
Kawasan Industri Halaman | 43
5.1. Kriteria lokasi
Kriteria lokasi studi di rencanakan dikaitkan dengan dua
teori perencanaan kawasan industri yang dominan yaitu teori
perencanaan yang menitkberatkan pada sektor infrastruktur dan
bahan baku, yang dijabarkan oleh Webber dan Louch. Dua teori
ini dipadukan untuk mencapai tujuan kawasan yang ideal sesuai
kebutuhan. Penetapan kawasan tersebut didukung oleh kebijakan
rencana umum tata ruang (RUTRK) yang dijelaskan oleh
pemerintah Sulawesi utara telah menetapkan beberapa kawasan
industri pada kota-kota/kabupaten, salah satunya kota bitung.
Yang kemudian lokasi kawasan industri yang kami
rencanakan berdasarnkan teori Webber dan Louch, didukung oleh
Kepres No. 59 adalah tempat pemusatan industri harus di
lengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang
lainnya.
Kawasan Industri Halaman | 44
5.1.1 Kriteria-Kriteria :
1. Jaringan jalan yang melayani/transportasi
Kawasan industri yang dipilih lokasinya berada tepi
dijalan arteri primer Manado-Bitung antara PKN dan PKN
( pusat kegiatan nasional Manado-Bitung)
2. Jaringan jalan yang melayani
Lokasi industri berada didaerah perkotaan kota bitung
sehingga ketersediaan jaringan listrik dan komunikasi
menunjang. Standar daya listrik untuk kawasan industry
paling baik 15 KVA/100 m2 luas lantai.
3. Air bersih
Tabel 9 Sumber daya air
Untuk air bersih standar kebutuhan air bersih per 1
Ha = 3750 galon/hari.
4. Prasarana angkutan
Untuk prasarana angkutan kawasan perencanaan sangat
dekat dengan pelabuhan internasional bitung yang hanya
sekitar 3 m.
5. Topografi/kemiringan :
Kawasan Industri Halaman | 45
No Jenis instalasi Jumlah volume air1 PDAM Sesuai Kebutuhan
Untuk topografi kawasan perencanaan sesuai standar
yang lebih dari 45 ˚ (derajat).
Orientasi lokasi :
a) Pasar Lokasi
pasar dari kawasan sangat dekat karena berada
dekat dengan kotakota di Sulawesi utara.
b) Bahan baku
Untuk bahan baku terutama untuk industri makanan
(cakalang)sangat tersedia karena bitung merupakan
salah satu penghasil perikanan tebesar di
Indonesia.
c) Tenaga Kerja
Untuk tenaga kerja dapat menggunakan masyarakat
sekitar untuk membantu perekonomian, dan
ketersediaannya cukup dengan SDM (suber daya
manusia )yang standart.
d) Ketersediaan lahan
Ketersedian lahan digunakan cukup sesuai
standart yaitu ±100 Ha dan lahan yang tersedia
menggunakan lahan belum terbangun di sekitar
pabrik yang telah ada.
6. Jaringan telekomunikasi :
Untuk standar telekomunikasi 4 – 5 SST/Ha, Termasukfaximile/telex Telepon umum 1 SST/10 Ha
5.1.2 Dampak Sosial,Ekologi,dan Ekonomi :
1. Dampak Sosial :
Kawasan Industri Halaman | 46
a) Tersedianya lapangan pekerjaan terhadap masyarakt disekitar kawasan industri.
b) Meningkatnya status sosial masyarakat.c) Tersedianya fasilitas sosial dan interaksi di kawasan
industri seperti Masjid, dan Gereja.d) Tersedianya fasilitas olahraga didalam kawasan
industri,memudahkan masyarakat untuk melakukanaktivitas olahraga.
2. Dampak Ekologi :a) Permintaan akan sumber daya alam semakin bertambahb) Bertambanhnya jumlah limbah dalam semua bentuk
(padat, cair, gas /pencemaran udara ) disekitarkawasan industri.
c) Lingkungan menjadi tercemar akibat limbah daripabrik-pabrik tersebut terutama pada ekosistem laut.
d) Terjadinya kebisingan serta tergangunya masyarakat disekitar kawasan industri.
3. Dampak Ekonomi :
a) Meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat sekitarkawasan industri dengan tersedinya lapanganpekerjaan.
b) Penignkatan pendapatan regional masyrakat.c) Meningkatnya pendapatan asli daerah.
5.1.3 Perencanaan kawasan industri
5.1.3.1 Peruntukan Lahan Kawasan Industri
Tabel. 10 Perencanaan Peruntukan Lahan Kawasan Industri
( Luas Kawasan industri 96,5 Ha):
No Jenis penggunaaan
lahan
Luas (%) Keterangan
1 Kawasan industri 62 %
60 Ha
60 % luas lahan =
12 kapling = 60
Kawasan Industri Halaman | 47
Ha2 RTH 10,5 %
10,72 Ha
Luas minimal 10%
dari luas total
area3 Jalan dan saluran Sesuai
kebutuhan
9,5%
9,368 Ha
- perkerasan
jalan
- sempadan
jalan
- saluran
drainase4 Perumahan 10 %
9,72 Ha
Rumah 7 %
Tempat ibadah 1 %
Open space 2 %5 Fasilitas penunjang 10 %
6,686Ha
- Ipal
- Air bersih
- Gardu
- Bank
- Pertokokaan
- Kantor
pemasaran
- Pemadam
kebakaran
- Rumah sakit
Kawasan Industri Halaman | 48
Tabel 11 Luas Kavling Industri :
No Kavling industri Luas (Ha) Luas (m2) Unit Ukuran
1 Tipe I 5 Ha 50.000 m2 2 330 x
1502 Tipe II 5 Ha 50.000
m2
2 175 x
2853 Tipe
III
10 Ha 100.000
m2
4 240 x
420
Pembahasan :
Kawasan industri yang di rencanakan 62 % dari standar yang di
tetapkan yaitu 60-70 %, terbagi dalam 12 kapling dengan 3 tipe
yaitu tipe I , tipe II, tipe II,dengan luas masing-masing
untuk tipe I dan II memiliki luas 5 Ha ( I = 330 x 150, II
=175 x 285 ) untuk tipe III dengan luas 10 Ha ( 240 x 420 ).
Tabel 12 Luas Fasilitas Penunjang :
No Fasilitas penunjang Luas (Ha) Luas (m2) Ukuran
1 IPAL 0.96 Ha 9600 m2 240 x 402 Gardu Listrik 0.54 Ha 5400 m2 40 x 1353 Pertokoan 2.0460 Ha 20460 m2 (70 +150)x186 x
1/2
4 Kantor Pemasaran 0.3465 Ha 3465 m2 (165 x 45)1/25 Rumah Sakit 0.9222 Ha 9222 m2 (36 + 70)x 174
x 1/26 Air Bersih 0.768 Ha 7680 m2 192 x 40
Kawasan Industri Halaman | 49
7 Pemadam kebakaran 0.16 Ha 1600 m2 40 x 408 Bank 0.5 Ha 5000 m2 10 x 509 Pusat Komunikasi 0.4 Ha 4500 m2 50 x 90
Pembahasan :
Fasilitas penunjang yang di rencanakan 6.5 % atau 6.2427
Ha dari standar yang di tetapkan maksimal 12,5 %, yang
terdiri dari IPAL, Air bersih, Gardu listrik, bank, pertokoan,
kantor pemasaran, pemadam kebakaran, rumah sakit.
Tabel 13 Luas Fasilitas Sosial :
No Fasilitas social Luas (m2) Luas (Ha)
1 Perumahan 67,200 m2 6,72 Ha2 Fasilitas Peribadatan 9600 m2 0,96 Ha3 Fasilitas Olahraga 20400 m2 2,04 Ha
Pembahasan :
Untuk fasilitas sosial yang di rencanakan 10 % dari standar
yang di tentukan maksimal 15 %, masing – masing untuk rumah 7
% tempat ibadah 1%, dan open space 2 %
Tabel 14 Luas RTH dan Jalan :
No RTH dan Jalan Luas Ha Luas (m2) Keterangan
1 RTH 10.73 Ha 107.300 m2 RTH kawasan
termasuk
Kawasan Industri Halaman | 50
pedestrian
kecuali dalam
kavling indutri2 Jalan 9.3681 Ha 93.3681 m2 Meliputi semua
jalan dalam
kawasan kecuali
dalam kavling
industri
Pembahasan :
Untuk RTH dan jalan yang di rencanakan ±20 %. Dengan luas
107.30 Ha untuk RTH dan jalan 19.3681 Ha. RTH meliputi kawasan
termasuk pedestrian dan jalan meliputi semua jalan dalam
kawasan kecuali dalam kavling.
5.1.3.2 Kebutuhan air Kawasan Industri
Tabel 15. Kebutuhan air bersih Kawasan Industri
No Luas (Ha) Kabutuhan Air
1 Industri (60 Ha) 225000 galon/hari2 Perumahan (9,72 Ha) 36450 galon/hari3 Pertokoan (2,04 Ha) 7650galon/hari4 Kantor pemasaran (0.3465 Ha) 1299.37 galon/hari5 Rumah sakit (0.9222 Ha) 3458.25 galon/hari
Kawasan Industri Halaman | 51
6 Bank (0.5 Ha) 1875 galon/hari7 Pemadam kebakaran (0.16 Ha) 600 galon/hari8 Pusat komunikasi (0.4 Ha) 1500 galon/hari
Jumlah = 279332.62 galon/hari
Pembahasan :
Untuk kebutuhan air pada kawasan industri dengan standar per 1
Ha = 3750 galon/hari. Dalam hal ini tersedia untuk industri,
perumahan, dan fasilitas penunjang kecuali untuk jalan dan
RTH.
5.1.3.3 Daya Listrik Kawasan Industri
Tabel 15 Sumber daya listrik
No Jenis instalasi Jumlah daya listrik (KVa/ m2)
1 Gardu Induk (PLN) 15 KVA/100 m2
2 Genset/Generator 5KVA/ 100 m2
Pembahasan:
Untuk daya listrik kawasan industri diasumsikan dari duasumber listrik yaitu dari PLN dan pembangkit listrikGenset/Geneator yang keseluruhan daya listriknya 20 KVA/100m2.Dibandingkan dengan standar yang ada yaitu 15KVA/100 m2 makadaya listrik pada kawasan industri bisa terpenuhi.
BAB VI
PENUTUP
Kawasan Industri Halaman | 52
6.1. Kesimpulan
Perencanaan dan perancangan kawasan industri kadoodanmadidir merupakan perencanaan yang mengembangkan suatu kawasanindustri yang ada dengan memanfaatkan lahan sekitar yang masihbelum dan sudah terpakai.
Perencanaan dan pengembangan kawasan industri kadoodanmadidir dilakukan secara komperensif dengan memperhatikanbeberapa pertimbangan utama yaitu pengaturan dan pemanfaatanlahan, sangat memperhatikan adanya fungsi kegiatan utamamaupun kegiatan pendukung sehingga peran kawasan sebagai pusatpertumbuhan baru yang berbasis industri dapat berjalan benganbaik, menjaga keseimbangan ekosistem dengan denganmempertahankan kawasan preservasi dan konservasi dengan tidakmelakukan proses perusakan kawasan bibir pantai yang tepatberada dalam kawasan perencanaan.
Kawasan industri ini dibagi dalam dua kelompok industriyaitu industri pangan dan industri metal yang di mana dipisahkan oleh ruang terbuka. Untuk sarana fasilitaspendukungdi sediakan pemukiman pekrja industri, sarana olahgara dan ruang terbuka yang dapat dijadikan sebagai saranainteraksi bagi para pengguna kawasan ini.
Letak lokasi industri ini sangat didukung oleh pelabuhaninternasional bitung yang dapat mempermudah akses untuktransportasi bahan baku dan penyaluran hasil produksi. Selainitu untuk industri pengelolaan ikan, kawasan ini sangatbermanfaat besar dikarekanan bitung terkenal dengan hasil dariperikanannya. Dan hasil produksi dari industri yang berada dikawasan ini dapat langsung dipasarkan di kota-kota sekitarnya.Selain itu dengan keeradaan kawasan industri ini diharapakandapat meningkatkan pendapatan dan mobilisasi penduduk sekitardan memaju pertunbuhan ekonomi daerah, dan meningkatkan dayasaing.
Kawasan Industri Halaman | 53
Daftar Pustaka
Biro Pusat Statistik, Analisis Perbandingan Industri Besar/Sedang, Kecil dan RumahTangga, (Jakarta, BPS, 1987)
Harbani, Kiki Solayman, Dampak industrialisasi terhadap kondisi sosial budaya
masyarakat desa (Institut Pertanian Bogor, 1998)
PP NO : 24-2009.
http://lifestyle.okezone.com/read/2008/07/24/21/130763/search.html
indonetwork.co.id
waytodeal.com
Kawasan Industri Halaman | 54