budidaya tanaman anggrek

22
TUGAS MATA KULIAH TBT HIAS TANAMAN INDOOR “ANGGREK BULAN” Disusun Oleh : 1. Ratih Surya ( H0711082 ) 2. Rizqi Ainun J ( H0711091 ) 3. Shufiyati Muniroh ( H0711098) Kelas : AGT A UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Upload: uns-id

Post on 30-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAH

TBT HIAS TANAMAN INDOOR

“ANGGREK BULAN”

Disusun Oleh :

1. Ratih Surya ( H0711082 )

2. Rizqi Ainun J ( H0711091 )

3. Shufiyati Muniroh ( H0711098)

Kelas : AGT A

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I

PENDAHULLUAN

A. Latar Belakang

Anggrek bulan merupakan salah satu bunga nasional Indonesia yang

ditetapkan sebagai puspa pesona Indonesia. Tanaman yang dijuluki dengan

julukan butterfly orchid ini berada menyebar di hutan tropis Indonesia. Anggek

bulan merupakan salah satu anggota genus phalaenopsis. Anggrek bulan

(Phalaenopsis amabilis) pertama kali ditemukan di Maluku. Anggrek bulan

memiliki beberapa nama daerah seperti anggrek wulan (Jawa dan Bali), anggrek

terbang (Maluku), dan anggrek menur (Jawa). Pemerintah menetapkan anggrek

bulan sebagai puspa pesona mendampingi melati (puspa bangsa), dan padma

raksasa (puspa langka) berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia

Nomor 4 Tahun 1993.

Anggrek bulan adalah anggrek yang sangat menawan, Daunnya berwarna

hijau dengan bentuk memanjang. Akar anggrek bulan berwarna putih berbentuk

bulat memanjang dan terasa berdaging. Bunga anggrek bulan memiliki sedikit

keharuman dan waktu mekar yang lama serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm

lebih. Memiliki kelopak bunga yang lebar dan anggun berwarna putih (saat ini

sudah banyak anggrek bulan hasil persilangan (anggrek bulan hibrida) yang

memiliki corak dan warna beragam jenis).Karena keanggunannya tak jarang

anggrek jenis ini dijadikan sebagai tanaman hias indoor. Merupakan jenis anggrek

epifit yang mudah dirawat dan sering berbunga. Anggrek bulan termasuk dalam

golongan anggrek monopodial yang artinya anggrek tersebut tumbuh ke atas dari

satu batang pada sisi batang dari arah bawah. Anggrek bulan merupakan anggrek

yang tidak cepat layu dan bahkan batang bunga yang sudah rontok bisa

menghasilkan cabang bunga baru asalkan perawatan yang dilakukan sesuai dengan

kebutuhannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa klasifikasi dan seperti apa morfologi anggrek bulan?

2. Bagaimana cara budidaya anggrek bulan?

3. Apa saja jenis-jenis angrek bulan?

4. Bagaimana prospek angrek bulan di pasaran?

C. Tujuan

1. Mengetahui klasifikasi dan morfologi anggrek bulan.

2. Mengetahui cara budidaya anggrek bulan.

3. Mengetahui jenis-jenis angrek bulan.

4. Mengetahui prospek anggrek bulan sebagai tanaman hias indoor di pasaran.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Taksanomi dan Morfologi

Phalaenopsis amabilis merupakan species dari genus Phalaenopsis. Species

ini pertama kali ditemukan di Ambon pada tahun 1750, Rumphius member nama

Angraecum album-majus yang diterbitkan dalam “Herbarium Amboinese”. Dalam

waktu yang hampir bersamaan pada tahun 1752 Peter Osbeck membawa specimen

jenis ini dari Jawa Barat dan diidentifikasi oleh Linnaeus sebagai Epidendrum

amabile yang diterbitkan dalam “Spesies Plantarum”, tanpa mengetahui publikasi

terdahulu oleh Rumphius. Tahun 1814 Roxburgh juga mengidentifikasi jenis ini

sebagai Cymbidium amabile, dan pada tahun 1825 Blume memasukkan tumbuhan

ini ke dalam marga Phalaenopsis dan diberi naman Phalaenopsis amabilis (L.)

Blume (Sweet 1980).

Kingdom : Plantae

Ordo : Angiospermae

Family : Orhidaceae

Subfamily : Epidendroideae

Genus : Phalaenopsis

Species : P. Amabilis

Anggrek memiliki organ-organ yang sukulen atau berdaging tebal dengan

kandungan air yang tinggi sering disebut juga tanaman lunak. Dengan demikian ia

dapat hidup pada kondisi ketersediaan air yang rendah.. Anggrek menyukai cahaya

matahari tetapi tidak langsung sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai

tumbuhan lantai hutan atau di bawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek

tahan di dalam ruang.

Anggrek memiliki akar serabut dan tidak dalam. Pada anggrek jenis-jenis

epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon

tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang tumbuh

geofitis, dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di

dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun

kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada

permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis

dengan anggrek.

Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah memiliki batang

pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya

tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah

penguapan berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat memanjang

(monopodial) atau melebar (simpodial), tergantung genusnya.

Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang

pula, khas daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai

penyimpan air. Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang

membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk,

muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya

simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan

mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi

membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang

membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek

dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung

oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia

untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme

penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.

Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak

mengering dan terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga

mudah terbawa angin. Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan

makanan; bahkan embrionya belum mencapai kematangan sempurna.

Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium yang sesuai dan

melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan. Tinggi tanaman anggrek

berbeda beda, maksimum mencapai 2,5 meter namun pada umumnya 60

centimeter dan diameter batang 3-10 cm.

Menurut Jeanne Rose (2008) anggrek merupakan tumbuhan yang

membutuhkan suhu sekitar 600-850 F. Kelembapan optimum 40-70 persen dan

cahaya sinar matahari yang tidak langsung. Akar yang berdaging dan licin

menggambarkan anggrek menempel teguh pada tanaman induk dengan

mengeluarkan cairan seperti perekat.

B. Budidaya Anggrek Bulan

Teknik budidaya anggrek bulan menurut Gunawan (2008) adalah sebagai

berikut:

1. Media Tanam

Secara umum, media tumbuh harus dapat menjaga kelembaban di sekitar

akar, menyediakan cukup udara dan dapat menahan hara yang diberikan. Jenis

media yang digunakan tidaklah sama di setiap daerah. Di Asia Tenggara,

misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tumbuh berupa pecahan batu

bata, moss, arang, sabut kelapa, atau batang pakis. Selain itu ada juga yang

menggunakan serutan kayu (Redaksi Agromedia, 2007)

a. Rockwool

Rockwool adalah olahan dari batu gunung vulkanik diproses menjadi

serat dengan ukuran 0,006 – 0,01 mm. Biasanya dalam bentuk lembaran

rockwool dan mempunyai fungsi untuk isolator panas di pabrik. Rockwool

sebagai media tanam anggrek sudah digunakan di Denmark dan Belanda.

Rockwool mempunyai pori yang seragam, sehingga baik digunakan untuk

media tanam anggrek. Sebagai media tanam tidak mudah lapuk, mampu

menyimpan air, hara dan udara dengan merata. Memang rockwool tidak

mengandung hara, tapi mampu menyimpan pupuk dari penyiraman.

Mungkin ketersediaannya yang masih belum merata dan agak sulit. Media

tanam ini bisa digunakan untuk semua jenis tanaman anggrek, namun sangat

cocok untuk tanaman angrek Phalaenopsis.

b. Sphagnum Moss

Sphagnum moss mempunyai daya pengikat air yang sangat baik.

Sebagai media tanam sphagnum moss juga mempunyai aerasi dan draenase

yang cukup baik. Sphagnum moss mengandung unsur N (Nitrogen) 2 – 3%.

Ketersediaan moss dialam sudah mulai berkurang dan harga juga mulai naik.

Media tanam sphagnum moss cukup baik untuk menanam anggrek

Phalaenopsis.

c. Pakis

Pakis sebagai media tanam cukup baik, mempunyai daya ikat air,

aerasi dan drainase yang baik. Daya lapuk pakis secara berlahan-lahan. Dan

mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman anggrek. Sayangnya

pemakaian pakis sebagai media tanam mempunyai saingan dengan tanaman

hias lainnya. Semakin hari ketersediaan pakis juga semakin berkurang.

Karena tergantung dari tanaman pakis dialam dan belum dibudidayakan.

Pakis cacahan biasa digunakan untuk media saat pembibitan tanaman

anggrek, yaitu saat kompot.

d. Sabut kelapa

Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam cukup baik, karena

sabut kelapa mempunyai daya simpan air yang baik. Sabut kelapa mudah

didapatkan dan harganya murah. Sayangnya sabut kelapa mudah lapuk dan

busuk, sehingga dapat menjadi sumber penyakit. Jadi bila ingin memakai

sabut kelapa sebagai media tanam angrek, pilih sabut kelapa yang sudah tua.

Dan cepat diganti bila sudah lapuk. Baik untuk media tanam anggrek

phalaenopsis.

e. Arang kayu

Arang kayu biasa dipakai sebagai bahan bakar, untuk membakar sate

atau yang lainnya. Juga bisa dipakai sebagai media tanam untuk anggrek

yang cukup baik. Melihat cara pembuatannya yang dibakar, arang kayu

merupakan media tanam yang steril, tidak mudah ditumbuhi oleh jamur dan

bakteri. Arang kayu juga tidak mudah lapuk, dan mudah didapatkan. Namun

arang kayu sukar mengikat air dan miskin zat hara. Arang kayu bisa

digunakan untuk media tanam semua jenis tanaman anggrek. Tapi paling

baik digunakan sebagai media tanam anggrek Dendrobium dan Cattleya.

2. Sarana Prasarana

Sarana penanaman untuk menanam anggrek berupa pot dan penopang.

Dalam hal ini, penopang sangat diperlukan agar anggrek tidak mudah rebah.

Pot yang digunakan adalah pot tanah, pot plastik atau kotak kayu, sedangkan

untuk penopang yang digunakan biasanya kawat atau bambu.

3. Perkembangbiakan

a. Perbanyakan dengan Biji

Biji diperoleh dari buah anggrek yang sudah cukup masak. Masaknya

buah anggrek berbeda menurut jenisnya. Dendrobium masak buahnya 4

bulan tetapi dapat dipetik dan biji ditabur pada umur buah 3 bulan.

Phaleonopsis : masak buahnya 4 bulan tetapi dapat dipetik dan biji ditabur

pada umur buah 3 bulan. Vanda : masak buahnya 8 bulan tetapi dapat dipetik

dan biji ditabur pada umur buah 6 bulan. Cattleya : masak buahnya 9 – 10

bulan juga dapat dipetik dan biji ditabur pada umur buah 8 bulan. Kemudian,

biji disemai dipersemaian. Persemaian dapat dilakukan dalam botol, toples

atau gelas yang khusus atau bisa juga dalam lemari kaca. Tetapi biasanya

persemaian dilakukan dalam botol bening seperti yang banyak kita jumpai di

toko dan penjual anggrek, karena lebih praktis. Sebagai media persemaian,

di gunakan agar-agar yang telah diberi unsur hara dan vitamin secukupnya.

Beberapa media semai dapat digunakan, diantaranya sebagai berikut

1) Resep Chang

a) Minyak ikan 1,5 sendok teh

b) Pepton 1 sendok teh

c) Gula pasir 5,5 g

d) Agar-agar 15 g

e) Air bersih 1000 cc

Media ini cocok untuk persemaian Dendrobium, Arachnis, dan Vanda

2) Resep Alami

a) Air tomat segar 10 g

b) Air kelapa 1000 cc

c) Agar-agar 15 g

Biji anggrek tidak dapat ditanam pada media biasa karena biji anggrek

tidak mempunyai lembaga atau cadangan makanan.   Oleh karena itu, biji

anggrek harus disemai pada media yang mengandung unsur hara yang bisa

segera digunakan oleh benih anggrek yang akan tumbuh.  Pada anggrek

terdapat protocorm, yaitu suatu jaringan yang terdapat pada biji anggrek,

dimana akar, tunas, dan batang tidak dapat dibedakan.   Protocorm ini dapat

tumbuh menjadi kecambah asal tersedia cukup unsur hara untuk

kebutuhannya.

b. Perbanyakan dengan organ Vegetatif

Perbanyakan anggrek secara vegetatif dapat dilakukan dengan empat cara

yaitu stek, pemecahan rumpun, pemotongan keiki, dan pemotongan anakan.

Dengan cara vegetatif ini, kita akan memperoleh bibit tanaman yang

mempunyai sifat yang sama seperti induknya.  Berikut akan diterangkan

cara-cara melakukan perbanyakan secara vegetatif:

1) Stek pucuk

Perbanyakan dengan cara setek cocok dilakukan pada anggrek

berbatang satu (monopodial). Contohnya Arachnis, Aranthera,

Renanthera, dan Vanda. Perbanyakan anggrek monopodial dilakukan

dengan memotong setek pucuk atau setek ujung batang. Bagian yang

terpotong minimal mempunyai dua akar, tanpa mengurangi jumlah daun.

Sisa batang bawah tetap dipelihara karena dapat mengeluarkan beberapa

tunas baru. Bila tunas baru sudah membentuk daun dan mengeluarkan

minimal 2 akar maka tunas anakan dapat dipotong dan digunakan sebagai

bibit.

Sebelum ditanami, dasar pot lebih dahulu diisi pecahan batu bata

atau genting setinggi sepertiga bagian. Pecahan batu-bata atau genting

berfungsi untuk menjaga kelembapan agar tetap tinggi. Juga sebagai

pemberat agar pot tidak mudah rebah. Selanjutnya, pot tersebut diisi

media tumbuh sabut kelapa, arang, pakis, atau sejenisnya. Setek ditanam

tepat dibagian tengah. Penanaman dalam pot umumnya dilakukan pada

anggrek monopodial yang bersifat epifit seperti Vanda berdaun lebar

(Vanda daun).

2) Pemisahan rumpun

Pemecahan atau pemisahan rumpun dilakukan pada anggrek

berbatang banyak (simpodial). Contohnya Cattleya, Cymbidium,

Dendrobium, dan Oncidium. Perbanyakan anggrek simpodial dilakukan

melalui pemisahan atau pemecahan rumpun. Pemisahan rumpun dapat

dilakukan bila pot telah penuh dan padat oleh tunas anakan. Tunas anakan

itu kemudian dipisahkan dari tanaman induknya. Anakan yang dipisah

sebaiknya memiliki 3 anakan dan bagian dasar dari anakan (rhizome)

harus tetap saling berhubungan antara yang satu dengan lainnya. Semua

akar yang tidak aktif atau akar tua dibuang sehingga anakan tampak

seperti tidak berakar.

Cara penanamannya, dasar pot diisi dengan pecahan batu-bata atau

genting setinggi sepertiga bagian. Di atasnya diisi lagi dengan media

tumbuh setinggi sepertiga bagian. Selanjutnya anakan tersebut ditanam

dengan mengatur posisi. Anakan yang paling tua diletakkan di dekat atau

menempel pada bibir pot bagian pinggir atas. Dengan cara ini

pertumbuhan tunas anakan dapat mengisi seluruh permukaan bagian pot.

Apabila anakan yang tua diletakkan di bagian tengah pot maka

pertumbuhannya akan tidak seimbang. Sebelum anakan ditanam,

pangkalnya terutama luka bekas potong dicelup sekilas dalam larutan

fungisida atau bakterisida. Apabila kesulitan mengeluarkan anakan karena

sangat keras melekat erat di pot dan media maka pot sebaiknya

dipecahkan. Hati-hati untuk menghindari kerusakan atau putusnya

anakan. Penyiraman dilakukan kurang lebih 3-4 hari setelah penanaman.

Adapun pemupukan dilakukan kurang lebih seminggu setelah

penanaman.

3) Pemotongan keiki

Keiki adalah anakan yang keluar dari batang atau pseudobulb.

Contohnya Dendrobium. Keiki ini bila telah membentuk tanaman

seutuhnya lengkap dengan akarnya, maka keiki terse¬but dapat

dipisahkan dari induknya dengan cara memotongnya dengan pisau yang

tajam.  Penanamannya sama seperti anggrek epifit umumnya.

4) Pemotongan tunas anakan

Walaupun jarang terjadi, tetapi adakalanya ujung akar atau tangkai

bunga Phalaenopsis muncul tunas anakan. Tunas anakan tersebut dapat

dipotong dan ditanam. Nantinya, tunas akan berkembang menjadi

tanaman dewasa.

5) Kultur Jaringan

Perbanyakan dengan sistem kultur jaringan hanya memerlukan sedikit

jaringan tanaman yang akan di kultur. Dengan sedikit jaringan itu bisa di

peroleh bibit anggrek yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan.

Kelemahannya hanyalah perlu modal besar untuk menggunakan sistem

ini. Sehingga tak heran cara ini hanya di lakukan oleh nursery besar yang

benar-benar2 serius memproduksi anggrek.

4. Penanaman

Bibit anggrek botolan yang telah berusia 1 tahun atau daunnya sudah

mencapai 1 cm dan sudah muncul 2-3 helai akar. Anggrek dikeluarkan dari

botol menggunakan kawat yang dibengkokkan pada bagian ujungnya. Anggrek

yang baru dikeluarkan di tanam dalam pot plastik. Tiga bulan kemudian,

tanaman dipindahkan ke pot yang lebih kecil yaitu ukuran 8 cm atau 10 cm dan

ditanami 3-5 tanaman. Pot diisi media 2/3 bagian, kemudian dimasukkan

larutan fungisida 2 ml/l dan larutan pupuk organik suburi 2 ml/l. Setelah 3

bulan dilakukan pemindahan tanaman (repotting), ke dalam pot yang lebih

besar yaitu ukuran 18 cm dan ditanami 1 tanaman saja. Setiap 6-8 bulan sekali

media diganti dengan yang baru (mospagebreak) (Risa, 2007).

5. Pemeliharan

Pemeliharaan meliputi pemupukan, penyiraman dan pengendalian hama

penyakit. Selain itu, agar anggrek dapat tumbuh dan berbunga memuaskan,

cahaya dan lingkungannya juga harus diperhatikan.

a. Cahaya

Cahaya optimum yang diperlukan oleh tiap tanaman harus

dipertahankan untuk menghasilkan tanaman yang mempunyai masa

penampilan yang lebih baik, jumlah bunga maksimum, pembentukan daun

yang sempurna, warna bunga indah, dan tinggi tanaman yang memadai.

Umumnya tanaman pot berbunga indah akan membentuk bunga dalam

jumlah maksimum dengan warna yang indah pada kondisi ruang bercahaya

tinggi, meskipun cahaya matahari langsung dihindari.

b. Pemupukan

Unsur-unsur hara yang dibutuhkan tersebut di atas diambil dari media

tumbuh dan dari pemberian pupuk. Campuran pupuk yang lengkap telah

disusun oleh Post pada tahun 1952. Campuran itu terdiri dari unsur makro :

Tabel 1. Campuran Unsur Makro dan Dosis

Unsur makro DosisKalium nitrat 100 gMagnesium sulfat 100 gMonobosic potasium fosfat 100 gAmonium sulfat 100 gFerry fosfat 25 g

(Sumber: Gunawan, 2008)

Semua bahan di atas dilarutkan ke dalam 1 liter air kemudian diambil

400 ml untuk campuran 100 liter larutan bahan makro. Larutan pupuk

diberikan seminggu sekali pada tanaman anggrek. Karena campuran ini sulit

dibuat, maka banyak peneliti menganjurkan pemberian pupuk majemuk.

Pupuk majemuk untuk anggrek dianjurkan yang mengandung 10% N, 4% P,

6% K, 15% S, dan 7% Ca. Pupuk umumnya diberikan dalam larutan,

jumlahnya 1 g/10 liter air dan digunakan untuk penyiraman seminggu sekali.

c. Penyiraman

Penyiraman merupakan salah satu faktor pemeliharaan yang kritis.

Kebutuhan air sangat tergantung pada jenis tanaman, ukuran tanaman, jenis

media, jenis pot, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin.

Pemberian air yang berlebihan sering merugikan anggrek. terutama di daerah

yang lembab, kelebihan air adalah faktor utama penyebab kematian. Cara

pemberian yang baik adalah melalui nozzle penyemprot. Dengan alat ini,

butiran air dapat diatur sehingga tidak menghanyutkan media tumbuh atau

merusak batang dan bunga.

d. Pengendalian Hama Penyakit (Deptan, 2005)

1) Hama

a) Tungau/kutu perisai

Gejala: menempel pada pelepah daun, berwarna kemerahan jumlahnya

banyak, bekas serangan berupa bercak hitam dan juga merusak daun.

Pengendalian: digosok dengan kapas dan air sabun, apabila serangan

sudah parah, harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter.

b) Semut

Gejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan.

Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih

di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.

c) Belalang

Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan.

Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat.

Pengendalian: segera semprotkan insektisida yang bersifat racun

kontak atau yang sistemik,bila jumlahnya sedikit bisa langsung

dimusnahkan atau dibunuh.

d) Trips

Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun

muda, menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak

bunga hingga bentuk bunga tidak menarik. Pengendalian: secara

periodik dan teratur pot anggrek disemprot insektisida.

e) Kutu babi

Gejala: kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat semut, tapi tidak

menyerang tunas daun. Pengendalian: perendaman dapat mengusir

kutu babi dari pot anggrek.

f) Keong

Gejala: menyerang lembaran daun anggrek. Pengendalian: dalam

jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh, bila jumlah banyak perlu

memakai insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.

g) Red Spinder

Gejala: bercak putih di bagian bawah daun, permukaan atas menjadi

kuning dan lama kelamaan daun mati. Pengendalian: bila sedikit cukup

diambil dengan menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun

dengan alkohol, apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida

dengan bahan aktif diazinon, dicofol.

h) Kumbang

Gejala: yang terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang

penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan

tidak nampak dari luar, larvanya yang menetas dari telur merusak daun

anggrek. Pengendalian: menyemprotkan tanaman yang diserang

dengan meng-gunakan insektisida sistemik secara rutin, bersihkan pot

dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke

pot baru dan media tanam yang baru pula.

i) Ulat daun

Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga

yang sedang mekar. Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor)

dapat dibunuh dengan tangan, bila banyak dapat menggunakan

insektisida sistemik, tanaman yang telah diserang sebaiknya

dipisahkan dengan tanaman yang masih sehat.

j) Kepik

Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga

menyebabkan bintik putih/kuning,tanaman yang diserang lama

kelamaan akan gundul dan tidak berhijau daun lagi. Pengendalian:

semprotkan insektisida yang sama seperti untuk membasmi serangga

lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips.

k) Kutu tudung

Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat dan

mati. Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang dan trips.

2) Penyakit

a) Penyakit buluk

Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini

terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril. Gejala: biji

anggrek tidak mampu berkecambah dan persemaian dalam botol akan

gagal, kecambah yang telah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan

mati/layu. Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan

dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dengan steril, kalau

kecambah anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan dari botol dan

dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot.

b) Penyakit rebah kecambah

Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian.

Penyebaran penyakit ini lewat air. Gejala: semula berupa bercak kecil

bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai

pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar,

kecambah anggrek akan membusuk dan mati. Pengendalian: bibit yang

sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Pot dan

kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot dengan fungisida.

c) Penyakit bercak coklat

Kecambah jenis Phalaenopsis sangat peka terhadap bakteri ini,

terutama pada cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di

bekas luka pada daun. Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat

menularkan penyakit ini. Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun.

Dalam beberapa hari dapat meluas ke seluruh kompot, daun kecambah

anggrek menjadi rusak dan mati. Penyakit ini sangat ganas, karena

mematikan dan cepat menular. Pengendalian: sangat sulit penyakit ini

pada awal serangan. Pada serangan yang parah, tidak ada jalan lain

kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.

d) Penyakit bercak hitam

Pada tanaman anggrek penyakit ini cepat menular malalui akar dan alat

yang tidak sterill. Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian

tanaman yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan

ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan

mengakibatkan kematian. Pengendalian: bagian yang terserang

dipotong dan dibuang atau disemprotkan fungisida, alat-alat potong

disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.

e) Penyakit busuk akar

Penyebab: cendawan Rhizoctonia solani. Gejala: akar leher membusuk

mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang

menguning, berkeriput, tipis dan bengkok, tanaman kerdil dan tidak

sehat. Pengendalian: semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan

dibuang,bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).

f) Penyakit layu

Penyebab: cendawan Fusarium oxyporium. Gejala: mirip serangan

penyakit busuk akar, namun pada rhizoma terdapat garis-garis, atau

lingkaran berwarna ungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma

menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang, tanaman sangat

tidak sehat. Pengendalian: bagian yang terserang dibuang lalu

bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke

media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat

aliran udara yang lancar di sekitar tanaman.

g) Penyakit busuk

Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsi. Gejala: terdapat bintil-bintil

kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yang terkena penyakit.

Pengendalian: bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang.

Media tanaman dan seluruh pot didesinfektan dengan larutan formalin

4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.

h) Penyakit bercak coklat

Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh

bagian tanaman. Pengendalian: membuang semua bagian yang sakit,

lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.

i) Penyakit busuk lunak

Penyebab: bakteri Erwinia carotovora. Gejala: daun dan akar

membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun

khusus pada rhizoma dan umbi batang, penyebarannya agak lambat.

Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, bagian yang sakit

dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot

dengan formalin 4 %. Selain itu pengendaliannya bisa menggunakan

fungisida Benlate atau Dithane (Santoso, 2006).

j) Penyakit bercak bercincin

Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum).

Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan

daun. Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang

bagian tanaman yang sakit serta menstrerilkan semua alat potong.

k) Penyakit Cymbidium

Penyebab: virus Mozaic cymbidium. Gejala: semula berupa bercak

kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau

lingkaran. Khusus pada Cattleya, bercak tadi berwarna coklat atau

hitam cekung. Kadang ada gejala kematian jaringan di tengah daun

yang dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak sekali menunjukkan

adanya bintik jaringan yang mati. Pengendalian: hanya bersifat

pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yang sakit, serta

mensterilkan segala alat yang dipakai.

l) Penyakit busuk hitam

Penyebab: cendawan Phytopytora omnivora. Gejala: muncul warna

kehitaman pada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya daun

mati. Pengendalian: semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-

45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot. Untuk yang

berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.

e. Panen dan Pasca panen (Deptan, 2005)

Keistimewaan tanaman anggrek terletak pada penampilannya saat

konsumsi, sehingga usaha untuk mempertahankan mutu penampilan selama

mungkin menjadi tujuan utama penanganan pasca panen dan pasca produksi.

Untuk melaksanakan upaya tersebut perlu dipahami berbagai faktor yang

dapat mempengaruhi mutu pasca panen atau pasca produksi tanaman

anggrek. Faktor yang mempengaruhi mutu pasca panen anggrek bunga

potong adalah tingkat ketuaan bunga, suhu, pasokan air dan makanan, etilen

dan kerusakan mekanis dan penyakit. Sedangkan yang mempengaruhi

anggrek pot antara lain kultivar, stadia pertumbuhan, cahaya, medium,

pemupukan, temperatur dan lama pengangkutan.

C. Jenis warna dari tanaman anggrek bulan 

a. Anggek bulan bunga warna putih dengan tangkai pendek dan pohon ukuran

pendek

b. Anggrek bulan bunga putih totol merah dengan tangkai pendek dan pohon

ukuran pendek

c. Anggrek bulan bunga putih denga tangkai bunga panjang dan bunga berukurn

lebih besar

d. Anggrek bulan bunga merah dengan tangkai bunga panjang dan bunga

berukuran lebih besar

e. Anggek bulan dengan bunga putih totol merah tangkai panjang

D. Prospek Angrek Bulan

Anggrek Bulan Lokal (Phalaenopsis  amabilis) merupakan salah satu jenis

anggrek yang memiliki bunga yang sangat indah sekali, masih merupakan anggrek

spesies atau dikenal dengan anggrek alam (lokal), karena mengingat penyebaran

terbanyak ditemukan di Pulau Jawa dan Sumatera. Anggrek Bulan ini juga

bermanfaat sebagai hiasan taman dan rumah yang dinikmati keindahannya.

Anggrek bulan ini tidak suka terlalu lembab atau bahkan kering, karena masih

tergolong anggrek alam, maka perlakuannya jika dikoleksi harus disesuaikan

dengan kondisi alam asli tempat hidupnya demi kelangsungan hidup dan

kecepatan berbunga. Phalaenopsis amabilis ini sekarang sangat langka, jarang

dijumpai karena plasma nutfahnya sudah banyak yang diambil untuk dijadikan

indukan persilangan dengan jenis anggrek alam lainnya.

Sebagai komoditas bisnis, Anggrek  Phalaenopsis  amabilis ini pernah

menduduki rangking atas dalam perdagangan tanaman anggrek, karena harganya

yang relatif terjangkau namun memiliki sosok bunga yang sangat indah dan

bahkan bunganya  tahan sampai kisaran hampir 6 bulan. Pada era sebelum

ditemukannya atau baru sedikit ditemukannya anggrek silangan, Phalaenopsis 

amabilis inilah yang mendominasi pasar anggrek nasional. Sampai sekarang pun

jenis  Phalaenopsis  amabilis ini masih banyak sekali peminatnya karena harganya

masih relatif terjangkau.

Untuk saat ini pasar anggrek Nasional masih tetap stabil dan akan terus

stabil sampai selamanya karena tanaman anggrek ini yang dinikmati adalah

bunganya dan para penyilang anggrek itu sendiri hampir setiap waktu membuat

silangan-silangan baru untuk mempertahankan kestabilan pasar dalam segi bisnis

anggrek itu sendiri. Di Indonesia sendiri juga terdapat “PAI“ (Perhimpunan

Anggrek Indonesia) dimana disitu merupakan ajang berkumbul, bertemu, berbisnis

para penyilang, petani, pembenih dan pedagang tanaman anggrek  itu sendiri dari

seluruh penjuru Indonesia, dan tidak menutup kemungkinan untuk Asia Tenggara,

khususnya Thailand. Maka dari itu dapat dilihat bahwa prospek bisnis anggrek

sangatlah menjanjikan untuk masa depan dan sangat menguntungkan untuk

dijadikan aset berharga bagi Negara Indonesia khususnya.

BAB III

PENUTUP

Tanaman Anggrek bulan merupakan tanaman yang epifit, dan bijinya tidak

memiliki endosperma sehingga tanaman anggrek bulan ini sulit diperbanyak melalui

proses generative. Syarat tumbuh tanaman ini adalah intensitas cahaya matahari yang

rendah sekitar 20%. Hal ini mengindikasikan bahwa tanaman anggrek bulan

merupakan tanaman hias indoor, apabila diletakkan di outdoor dibutuhkan naungan

untuk pertumbuhan optimal dari tanaman ini. Prospek tanaman anggrek bulan ini

cukup bagus, karena memiliki kelopak bunga yang sangat indah, dan pernah

menduduki peringkat 6 dalam perdagangan anggrek.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010. Memperbanyak Anggrek Aecara Vegetatif. http://indonesianorchids.wordpress.com/2010/06/02/memperbanyak-anggrek-secara-vegetatif/. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2013

Anonim 2013. Anggrek Bulan. http://gardenmaterial.blogspot.com/2013/01/anggrek-bulan.html. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2013

Hatta 2008. Cara Praktis Memperbanyak Anggrek Bulan. http://emhatta.wordpress.com/2008/09/24/cara-praktis-memperbanyak-anggrek/. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2013.

Virnanto. Budidaya Anggrek. http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/10/budidaya-anggrek-phalaenopsis-amabilis/. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2013.