brand audit dan repositioning roko ... - universitas kristen petra
TRANSCRIPT
27 Universitas Kristen Petra
3. AUDIT EKSTERNAL
3.1 Profil Target Eksternal
3.1.1 Profil Pelanggan (Customer)
Berdasarkan hasil survei terhadap 80 orang responden, akhirnya kami
memperoleh data mengenai profil pelanggan dari rokok “Kapal Api Super”.
Sebanyak 86% dari seluruh responden berjenis kelamin laki-laki, di mana 44%
dari total 80 orang responden berusia antara 15-22 tahun, 32% berusia antara 23-
30 tahun, dan sisanya berusia 31 tahun ke atas. Jenis pekerjaan mereka juga
bermacam-macam, mulai dari pelajar/ mahasiswa (44%), pegawai kantor (24%),
buruh/ karyawan (19%), dan 13% sisanya berprofesi sebagai pemilik toko, penjual
buah, satpam, tukang becak, dsb. Sebesar 63% dari seluruh responden
menyatakan bahwa pendapatan mereka per bulan mereka berkisar antara Rp
500.000,00 hingga Rp 2.000.000,00, 25% berpendapatan di bawah Rp
500.000,00, dan sisanya berpendapatan di atas Rp 2.000.000,00. Seperti yang
telah diketahui, seluruh rokok produksi PT Kolang Citra Abadi dipasarkan di
daerah Sidoarjo dan di luar pulau Jawa. Karena survei kami adakan di Sidoarjo,
maka seluruh pelanggan juga berdomisili di Sidoarjo.
Dari beberapa orang yang berhasil kami wawancarai, kami mengetahui
bahwa sebagian besar pelanggan sudah sejak lama mengkonsumsi rokok yang
diproduksi oleh PT Kolang Citra Abadi. Namun sejak diluncurkannya merek
“Kapal Api Super” pada tahun 2002, mereka kemudian beralih ke merek ini.
3.1.2. Profil Konsumen (Consumer)
Konsumen didefinisikan sebagai pemakai barang-barang hasil industri,
misalnya bahan pakaian, makanan, dsb. (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 1988). Pada umumnya, konsumen dari produk rokok
juga merangkap sebagai pelanggan. Karena kebanyakan perokok merupakan
orang dewasa atau telah berusia 17 tahun ke atas, maka mereka biasanya membeli
rokok dengan uang mereka sendiri. Tidak seperti kebutuhan akan produk-produk
lain seperti misalnya makanan dan pakaian, rokok biasanya langsung dibeli
Universitas Kristen Petra
28
sendiri oleh pemakainya. Jadi, konsumen dari rokok “Kapal Api Super” adalah
orang-orang yang membeli rokok merek tersebut.
3.1.3. Profil Influencer
“Influencer atau pemberi pengaruh adalah orang yang pendapatnya atau
nasihatnya memberi bobot untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
akhir” (Kotler, 1987). Dari hasil survei, kami menemukan bahwa terdapat cukup
banyak responden yang membeli rokok “Kapal Api Super” atas inisiatifnya
sendiri, sementara sisanya membeli karena pengaruh dari pihak lain. Pihak yang
paling banyak berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian rokok
“Kapal Api Super” adalah agen dan pemilik toko/ warung yang menjual rokok
merek tersebut. Selain itu, teman dan keluarga dari pelanggan yang sudah pernah
mencoba rokok “Kapal Api Super” dan kemudian merekomendasikannya kepada
pelanggan, juga memiliki andil yang cukup besar dalam mempromosikan merek
ini.
Tabel 3.1. Pihak yang Mempengaruhi Responden dalam Membeli Rokok “Kapal
Api Super”
Pilihan jawaban Jumlah responden Persentase
Membeli atas inisiatif sendiri 34 43%
Pengaruh dari teman/ keluarga yang pernah mencoba 25 31%
Pengaruh dari agen, pemilik toko/ warung 21 26%
3.2. Analisis Pelanggan
3.2.1. Persepsi Umum Pelanggan
Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan, sebagian besar
pelanggan memutuskan untuk membeli rokok “Kapal Api Super” karena menurut
mereka rokok ini memiliki rasa yang mantap, harganya murah dan mudah
didapatkan sehingga mereka tidak kesulitan dalam mencarinya. Namun, ada
banyak konsumen yang pada awalnya memutuskan membeli rokok ini hanya
untuk sekedar coba-coba saja. Jika mereka merasa cocok dengan rokok tersebut,
Universitas Kristen Petra
29
barulah mereka akan melakukan pembelian ulang. Dan jika tidak, mereka tidak
akan membeli rokok merek itu lagi.
Tabel 3.2. Alasan Pemilihan Rokok “Kapal Api Super”
Pilihan jawaban Jumlah responden Persentase
Rasa yang mantap 39 49%
Sekedar coba-coba 19 24%
Harga terjangkau 15 19%
Mudah didapatkan 7 8%
3.2.2. Perilaku Beli Pelanggan
Pelanggan yang berbeda memiliki pola pembelian yang berbeda pula satu
sama lain. Dari hasil wawancara kami, kebanyakan pelanggan biasa membeli satu
pak rokok merek “Kapal Api Super” dalam satu kali transaksi, sisanya membeli
rokok secara eceran yang umumnya dijual di warung-warung. Jarang sekali ada
yang pelanggan membeli lebih dari satu pak, maupun satu slop setiap kali ia
membeli rokok. Jangka waktu pembeliannya pun bermacam-macam. Ada yang
membeli setiap hari, ada yang membeli beberapa kali dalam seminggu. Namun,
ada pula yang tidak punya jadwal pembelian tertentu, tergantung persediaan dan
kebutuhan mereka. Beberapa pelanggan menambahkan bahwa hanya jika mereka
memiliki uang lebih saja mereka baru membeli rokok. Hampir seluruh konsumen
menyatakan bahwa untuk membeli rokok, setiap bulan mereka mengeluarkan
uang yang jumlahnya di bawah Rp 100.000,00. Sementara itu, sebanyak 85% dari
jumlah pelanggan menyatakan juga pernah membeli rokok yang bukan diproduksi
oleh PT Kolang Citra Abadi, karena merek pesaing itu menawarkan berbagai
keuntungan yang membuat mereka tertarik, seperti rasa yang mantap, harga yang
terjangkau, dsb.
Tabel 3.3. Jumlah Rokok “Kapal Api Super” yang Biasa Dibeli Per Satu Kali
Transaksi
Pilihan jawaban Jumlah responden Persentase
Satu pak 54 67%
Universitas Kristen Petra
30
Beli batangan (eceran) 12 15%
Lebih dari satu pak 11 14%
Satu slop 3 4%
Tabel 3.4. Jangka Waktu Pembelian Rokok “Kapal Api Super”
Pilihan jawaban Jumlah responden Persentase
Tidak tentu 45 56%
Beberapa kali dalam seminggu 27 34%
Setiap hari 8 10%
Tabel 3.5. Rata-rata Jumlah Uang yang Dihabiskan Setiap Bulan untuk Membeli
Rokok “Kapal Api Super”
Pilihan jawaban Jumlah responden Persentase
Rp 50.000,00-Rp 100.000,00 37 46%
Di bawah Rp 50.000,00 33 41%
Di atas Rp 100.000,00 10 13%
Tabel 3.6. Rokok Merek Lain yang Paling Sering Dibeli oleh Pelanggan Rokok
“Kapal Api Super”
Pilihan jawaban Jumlah responden Persentase
Gudang Garam “Surya” 32 47%
Marlboro 10 15%
Dji Sam Soe 9 13%
Sampoerna Hijau 5 8%
Star Mild 4 6%
Djarum 3 4%
Inter 2 3%
Marcopollo 2 3%
Sampoerna A-Mild 1 1%
Universitas Kristen Petra
31
Tabel 3.7. Alasan Membeli Rokok Selain “Kapal Api Super”
Pilihan jawaban Jumlah responden Persentase
Rasanya mantap 31 46%
Sekedar coba-coba 16 24%
Harga terjangkau 12 17%
Mudah didapat 7 10%
Kemasan menarik 2 3%
3.2.3. Pengalaman Pelanggan
Dari sekian banyak responden yang kami wawancarai, 61% responden
mengaku kalau mereka sudah puas dengan produk rokok “Kapal Api Super” yang
sekarang. Sisanya sebanyak 39% mengaku belum puas dengan berbagai alasan,
seperti kemasan rokok yang dirasa kurang menarik atau cenderung tidak berbeda
dengan kemasan rokok kebanyakan, promosi yang dianggap masih kurang
sehingga kurang menimbulkan minat beli, dan ada pula yang menganggap rasa
dari rokok “Kapal Api Super” masih kurang mantap.
Tabel 3.8. Alasan Ketidakpuasan Responden Terhadap Rokok “Kapal Api Super”
Pilihan jawaban Jumlah responden Persentase
Kemasan kurang menarik 13 42%
Promosi masih kurang 12 38%
Rasa kurang mantap 6 20%
3.2.4. Harapan Pelanggan
Dari hasil wawancara kami, karena pelanggan rokok ini mayoritas adalah
golongan menengah ke bawah, maka sebagian besar pelanggan berharap agar
harga dari rokok merek “Kapal Api Super” ini bisa tetap dipertahankan seperti
sekarang (jangan sampai harganya dinaikkan), dan rasanya juga dibuat semakin
mantap. Selain itu, pelanggan juga berharap agar kemasan dari rokok ini bisa
dibuat lebih kreatif sehingga dapat meningkatkan minat beli mereka. Hal yang tak
kalah pentingnya adalah mengenai promosi. Pelanggan berharap agar perusahaan
Universitas Kristen Petra
32
dapat lebih menggencarkan promosi produk ini, misalnya dengan memberikan
merchandise-merchandise yang lebih banyak dan lebih bervariasi.
Tabel 3.9. Harapan Responden Terhadap Rokok “Kapal Api Super” di Masa yang
Akan Datang
Pilihan jawaban Jumlah responden Persentase
Harga tetap 38 48%
Rasa lebih mantap 24 30%
Kemasan lebih menarik 10 12%
Promosi ditingkatkan 8 10%
3.3. Analisis Konsumen
3.3.1. Persepsi Umum Konsumen
Berdasarkan hasil wawancara yang kami peroleh, anggapan konsumen
tentang rokok merek “Kapal Api Super” adalah rokok yang rasanya mantap dan
dapat menimbulkan kepuasan tersendiri bagi pengkonsumsinya. Saat disinggung
mengenai bahayanya merokok bagi kesehatan mereka, ternyata 90% dari total
responden sadar akan bahayanya mengkonsumsi produk ini bagi tubuh mereka.
Sebesar 69% pernah berniat untuk berhenti merokok dengan berbagai cara, namun
dari responden yang pernah berniat untuk berhenti merokok itu hanya ada 12%
yang berhasil melakukannya. Hal ini dapat dimaklumi karena memang pada
kenyataannya, seseorang yang semula hanya coba-coba merokok, ujung-ujungnya
pasti menjadi kecanduan dan sangat susah melepaskan diri dari ketergantungan
mereka terhadap rokok.
3.3.2. Perilaku Beli Konsumen
Dari hasil wawancara, kami mengetahui bahwa kebanyakan konsumen
rokok merek “Kapal Api Super” adalah tergolong perokok ringan dan perokok
menengah yang dalam satu hari tidak merokok lebih dari selusin batang rokok,
meskipun ada juga beberapa yang merokok lebih dari selusin batang setiap
harinya. Mereka biasa mengkonsumsi rokok sesaat setelah makan, dan juga pada
saat mereka sedang merasa stress (tertekan), bosan, maupun ketika ada waktu
Universitas Kristen Petra
33
senggang. Waktu ditanya mengenai pola pembelian mereka, mereka mengatakan
bahwa mereka membeli rokok apabila mereka sudah kehabisan rokok, atau ketika
mereka merasa sedang membutuhkan rokok.
Tabel 3.10. Rata-rata Jumlah Rokok yang Dihabiskan dalam Satu Hari
Pilihan jawaban Jumlah responden Persentase
6-10 batang 40 50%
1-5 batang 34 43%
Di atas 10 batang 6 7%
Tabel 3.11. Saat-saat di mana Responden Biasa Merokok
Pilihan jawaban Jumlah responden Persentase
Setelah makan 41 51%
Saat sedang stress, bosan, atau saat senggang 39 49%
3.3.3. Pengalaman Konsumen
Pada umumnya, elemen utama yang dipandang paling penting oleh seluruh
konsumen rokok adalah rasa atau aroma dari suatu rokok. Demikian pula
konsumen dari rokok ”Kapal Api Super”. Seperti yang telah tercantum pada tabel
3.2., dapat dilihat bahwa mereka lebih memilih merek ini dibandingkan merek-
merek lainnya karena rasanya yang mantap, sehingga mereka merasa tidak
percuma mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli rokok ini. Berdasarkan
keterangan yang kami peroleh dari responden, kami menemukan bahwa sebanyak
31% dari seluruh responden baru mulai mengkonsumsi rokok “Kapal Api Super”
sejak setahun terakhir, sementara sisanya sudah menjadi konsumen rokok ini
sejak tahun 2002.
3.3.4. Harapan Konsumen
Seperti yang terlihat pada tabel 3.9, diketahui bahwa harapan dari sebagian
besar konsumen ialah agar di masa mendatang, rokok merek “Kapal Api Super”
dapat lebih ditingkatkan lagi kualitas rasanya, namun tetap dijual dengan harga
yang sama. Selain itu, konsumen juga berharap agar perusahaan dapat
Universitas Kristen Petra
34
meningkatkan jumlah saluran distribusi dari rokok “Kapal Api Super” sehingga
sewaktu-waktu konsumen membutuhkan rokok, mereka dapat menemukan produk
ini dengan mudah.
3.4. Analisis Influencer
3.4.1. Persepsi Umum Influencer
Dari hasil wawancara, diketahui bahwa hampir semua influencer
beranggapan bahwa rokok “Kapal Api Super” adalah rokok yang rasanya mantap
dan memiliki kualitas yang terjamin. Influencer percaya bahwa PT Kolang Citra
Abadi selalu menjaga kualitas rasa dari produk-produk mereka, sehingga mereka
tidak segan-segan untuk menginformasikan keberadaan rokok “Kapal Api Super”
kepada orang lain.
Tabel 3.12. Pendapat Influencer Mengenai Rokok “Kapal Api Super”
Pilihan jawaban Jumlah responden Persentase
Rasanya mantap 30 65%
Harganya terjangkau 10 22%
Tidak ada, influencer hanya sekedar coba-coba 6 13%
3.4.2. Perilaku Beli Influencer
Para influencer kebanyakan merupakan pelanggan setia dari PT Kolang
Citra Abadi yang sudah belasan bahkan puluhan tahun mengkonsumsi rokok-
rokok yang diproduksi oleh perusahaan ini. Hampir seluruh influencer merupakan
jenis perokok menengah dan perokok berat, yang berdasarkan asumsi penulis
mereka biasanya mengkonsumsi lebih dari enam batang rokok setiap harinya.
Umumnya, mereka membeli rokok sesuai dengan kebutuhan mereka.
Tabel 3.13. Pendapat Responden Mengenai Influencer Berdasarkan Kategori
Perokok
Pilihan jawaban Jumlah responden Persentase
Perokok menengah 19 41%
Perokok berat 16 35%
Universitas Kristen Petra
35
Perokok ringan 11 24%
3.4.3. Pengalaman Influencer
Selama mengkonsumsi rokok “Kapal Api Super”, kebanyakan influencer
memperoleh pengalaman yang baik. Mereka memiliki pandangan yang baik
terhadap produsen dari rokok ini, yang dianggap selalu menjaga kualitas dari
rokok-rokok yang diproduksinya. Hal ini terbukti dari kesediaan mereka untuk
merekomendasikan rokok “Kapal Api Super” kepada orang-orang di
sekelilingnya. Di samping itu, perusahaan juga menjaga hubungan yang baik
dengan para distributornya, seperti agen-agen, pemilik warung/ toko yang menjual
rokok ini, sehingga para distributor tersebut memiliki kesan yang baik terhadap
perusahaan, dan kemudian mempromosikan rokok “Kapal Api Super” ini kepada
orang lain.
3.4.4. Harapan Influencer
Secara umum, harapan dari influencer sama dengan pelanggan dan
konsumen dari rokok “Kapal Api Super” ini (tabel 3.9.), yaitu agar di kemudian
hari, perusahaan dapat meningkatkan kualitas rasa atau aroma dari rokok “Kapal
Api Super”, namun dengan tetap mematok harga yang sama seperti saat ini. Selain
masalah harga dan kualitas rasa, yang tak kalah pentingnya adalah mengenai
kegiatan promosi yang selama ini dirasa masih kurang.
3.5. Analisis Brand Equity
Menurut penulis, ekuitas merek dari “Kapal Api Super” sudah cukup
tinggi. Dari para responden yang berhasil kami wawancarai, seluruhnya
menyatakan bahwa sudah sejak lama mereka mengkonsumsi produk-produk dari
PT Kolang Citra Abadi. Namun, sejak beredarnya merek “Kapal Api Super” di
pasar beberapa tahun lalu, mereka kemudian beralih ke merek ini. Mereka merasa
yakin bahwa perusahaan ini selalu menjaga kualitas produknya, sehingga pada
saat merek “Kapal Api Super” muncul di pasaran, mereka mau mencobanya. Dan
ternyata sebagian besar merasa cocok dengan merek tersebut, sehingga sampai
saat ini mereka masih mengkonsumsinya. Konsumen merasa bahwa uang yang
Universitas Kristen Petra
36
mereka keluarkan untuk membeli rokok “Kapal Api Super” sesuai dengan kualitas
produk yang mereka nikmati. Salah satu bukti tingginya tingkat keminatan
konsumen terhadap merek ini yaitu hanya dalam waktu beberapa tahun saja sejak
beredarnya merek ini di pasaran, “Kapal Api Super” sudah berhasil mencetak
angka penjualan yang paling tinggi bagi perusahaan. Bahkan seperti yang
dicantumkan pada tabel 1.3., proporsi penjualannya mendekati angka 50% dari
total penjualan produk rokok jenis filter yang diproduksi PT Kolang Citra Abadi.
3.6. Gambaran Pasar dan Persaingan
3.6.1. Deskriptif Pasar
Rokok merupakan produk yang seolah telah menjadi kebutuhan pokok
bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Di mana-mana, pemandangan orang
yang sedang merokok, kepulan asap rokok, putung rokok yang berceceran seolah
sudah menjadi pemandangan umum bagi kita. Rokok yang digemari adalah rokok
yang rasanya mantap, yang kandungan bahan-bahannya seperti tembakau,
cengkeh, dan saosnya rasanya pekat. Selain itu, soal harga dan ketersediaannya di
pasar juga memegang peranan penting. Mengingat tingginya tingkat
ketergantungan rokok oleh para pengkonsumsinya, maka di masa mendatang
produk ini sangat besar kemungkinannya untuk tetap bisa eksis di pasaran.
Namun, seperti kata pepatah yang berbunyi “Ada gula, ada semut”, demikian pula
yang terjadi di industri rokok ini. Semakin menjanjikan prospek bisnisnya di
kemudian hari, semakin banyak pula orang yang tertarik untuk terjun ke bisnis ini.
Oleh karena itu, produsen rokok saat ini harus bekerja ekstra keras agar
produknya tidak kalah dari produk-produk pesaingnya. Mereka harus memiliki
strategi-strategi yang tepat untuk bisa membidik konsumen secara tepat, misalnya
lewat diferensiasi produknya, kebijaksanaan harga, strategi promosi, dan
sebagainya.
3.6.2. Peta Persaingan
Persaingan bisnis di industri rokok saat ini telah menjadi semakin ketat.
Hal ini terlihat dari semakin banyaknya industri rokok baru yang bermunculan,
dari yang hanya sekedar pabrik kecil dengan jumlah pekerja di bawah 50 orang,
Universitas Kristen Petra
37
hingga pabrik-pabrik besar yang namanya sudah sangat terkenal bahkan go
international. Dari sekian banyak perusahaan rokok yang ada saat ini, beberapa
namanya sudah sangat menonjol dan dikenal oleh masyarakat, seperti PT Gudang
Garam Tbk, PT HM Sampoerna, PT Phillip Morris, PT Djarum, PT Dunhill, dan
lain-lain. Rokok yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tersebut hampir
selalu mendapat respon yang baik dari masyarakat. Ada beberapa faktor di balik
kesuksesan mereka. Faktor yang pertama tentu saja kualitas produk yang terjamin.
Kedua, kuatnya modal yang mereka miliki sehingga mereka tidak segan-segan
mengeluarkan biaya yang besar untuk kegiatan advertising, membina public
relation, bahkan untuk go international. Dan yang terakhir, tentu saja karena
adanya manajemen yang sangat baik oleh perusahaan, sehingga setiap langkah
yang diambil sudah terencana dengan baik dan akhirnya dapat terealisasi sesuai
yang dijadwalkan. Seperti yang tampak pada tabel 3.6., rokok yang paling sering
dibeli oleh pelanggan “Kapal Api Super” adalah rokok “Gudang Garam”.
Perusahaan ini terkenal karena produk-produk rokoknya yang memiliki rasa dan
aroma yang sangat digemari oleh para konsumennya. Dalam mengkomunikasikan
produknya, mereka berani menyediakan budget yang besar untuk mengiklankan
produknya secara besar-besaran, baik lewat media cetak maupun media siar. Akan
tetapi, bila mereka tidak kunjung melakukan inovasi terhadap produk-produknya,
maka cepat atau lambat mereka akan kalah telak dari kompetitor-kompetitor baru
yang saat ini semakin kreatif.
3.7. Analisis Pesaing Kunci
3.7.1. Profil Singkat Pesaing
PT Gudang Garam Tbk. merupakan salah satu produsen rokok kretek
terkemuka yang menguasai pangsa pasar terbesar di Indonesia, memproduksi
lebih dari 70 miliar batang rokok pada tahun 2001 dan dikenal sebagai produsen
rokok kretek yang bermutu tinggi. Dilihat dari asset yang dimiliki, nilai penjualan,
pembayaran pita cukai dan pajak kepada Pemerintah Indonesia serta jumlah
karyawan, PT Gudang Garam Tbk merupakan perusahaan terbesar dalam industri
rokok kretek di Indonesia. PT Gudang Garam Tbk telah mencatatkan sebagian
saham-sahamnya di lantai bursa.
Universitas Kristen Petra
38
Perjuangan PT Gudang Garam Tbk hingga mencapai sukses seperti
sekarang ini dimulai sejak tahun 1958. Pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak Surya
Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan merek dagang
"Gudang Garam" dengan bercirikan industri rumah tangga yang hanya
menggunakan alat tradisional sederhana. Pada saat itu jumlah tenaga kerjanya
hanya sekitar 50 orang dan menempati lahan sewaan seluas 1000 m2 yang
berlokasi di jalan Semampir II/1 Kediri. Gudang Garam memulai produksi
perdananya, berupa Sigaret kretek Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan
(SKT), dengan hasil produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada
mulanya pemasaran hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri
(Karesidenan Kediri). Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang Garam
menjadi semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan untuk
memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi sebuah
Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang Garam juga mendapat
dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang berawal
dari hanya jumlah jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah. Kemudian pada
tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan
mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan status Perseroan Terbatas, PT Perusahaan
Rokok Tjap Gudang Garam semakin berkembang, baik dari segi kualitas
produksi, menejemen maupun teknologi, sehingga pada tahun 1979 mulai
memproduksi Sigaret Kretek Mesin (SKM). Produksi sigaret kretek mesin ini
tidak mengubah sifat PT. Gudang Garam sebagai perusahaan yang menganut
sistem padat karya, bahkan semakin memperluas kesempatan kerja. Pada tahun
1985, Bapak Surya Wonowidjojo wafat dengan meninggalkan kenangan indah
kepada seluruh karyawan. Saat itu justru persaingan di industri rokok semakin
ketat, dengan kondisi demikian, perusahaan harus berjuang demi kelestarian
perusahaan dan kesejahteraan karyawan yang merupakan cita-cita beliau.
Untuk memperkuat struktur permodalan dan posisi keuangan
perusahaan, maka pada tahun 1990 PT Gudang Garam melakukan penawaran
umum untuk menjual sebagian saham perusahaan kepada masyarakat melalui
bursa efek. Pada tahun 1991, perusahaan mengembangkan usaha di bidang kertas
industri melalui PT Surya Pamenang, berkedudukan di Kediri. Prosentase
Universitas Kristen Petra
39
pemilikan saham PT Gudang Garam Tbk. pada PT Surya Pamenang saat ini
adalah 100% kurang 1 (satu) saham. Salah satu tujuan pengembangan bidang
usaha ini adalah untuk menjamin kesinambungan akan pasok bahan pengepakan
bermutu tinggi, yang sebelumnya kebutuhan bahan pengepakan berkualitas
tertentu masih harus diimpor. PT Surya Pamenang akan ikut serta memenuhi
kebutuhan pasar di Indonesia dan di luar negeri di samping juga untuk memenuhi
kebutuhan kertas kemasan PT Gudang Garam Tbk. sendiri. Produksi PT Surya
Pamenang saat ini adalah:
- Coated Folding Boxboard
- Coated Solid Bleached Board
- Coated Duplex Board
3.7.2. Strategi Manajemen Merek Pesaing
Dalam PT Gudang Garam Tbk., manajemen merek mendapat perhatian
yang sangat besar dari pemilik, mengingat perusahaan ini merupakan perusahaan
yang sangat besar. Perusahaan yang saat ini mempekerjakan hampir 41.000 orang
karyawan ini mempercayai bahwa merek adalah aset terbesar perusahaan yang
harus benar-benar dijaga. Oleh karena itu, setiap aspek bisnisnya juga disusun
dengan baik. Dalam perusahaan ini, jenjang organisasi tertinggi adalah Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), yang diwakili oleh Dewan Komisaris sebagai
wakil mereka dalam perusahaan, kemudian ada Dewan Direktur, dan lantas
terbagi atas divisi-divisi yang berbeda, di mana masing-masing divisi tersebut
dikepalai oleh beberapa orang manajer. Di perusahaan ini juga ada manajer merek
yang bertugas untuk mengawasi, mengembangkan, dan memajukan segala hal
yang terkait dengan semua merek yang diproduksi oleh PT Gudang Garam Tbk.
Hingga saat ini, PT Gudang Garam Tbk belum menyediakan pelayanan
konsumen secara khusus (hotline). Konsumen yang ingin menyampaikan keluhan,
kritik maupun saran terhadap seluruh merek rokok yang diproduksi oleh PT
Gudang Garam Tbk. biasanya langsung datang ke kantor perwakilan perusahaan
di kota tempat mereka berdomisili. Sementara itu, perusahaan ini menyediakan
anggaran khusus untuk mengembangkan mereknya baik lewat iklan di media
cetak ataupun media siar, maupun lewat sejumlah kegiatan pensponsoran di
Universitas Kristen Petra
40
berbagai event, dalam rangka memperkuat brand image masyarakat terhadap
merek ini.
Perusahaan ini memiliki kebijakan mengenai seragam para pekerjanya, di
mana setiap jenjang organisasi memakai seragam yang berbeda pula. Dalam
seminggu, seragam yang dikenakan berbeda-beda setiap hari. PT Gudang Garam
Tbk. memberikan seragam yang bertuliskan merek produk mereka yang berbeda
pada setiap seragamnya, seperti misalnya merek “Surya”. Hal ini bertujuan untuk
membawa jiwa merek kepada masyarakat luar yang ditampakkan lewat seragam
para pekerjanya.
Di samping itu, PT Gudang Garam Tbk. juga secara kontinu berusaha
mengembangkan merek “Surya”. Perusahaan dapat dikatakan sangat konsisten
dalam mempertahankan keberadaan merek ini, yang dibuktikan dengan tetap
eksisnya merek sampai sekarang.
Perusahaan memiliki ketentuan khusus mengenai standar merek dalam
menempatkan merek “Surya” yang dikomunikasikan baik lewat merchandise,
iklan televisi, iklan di media cetak, poster, spanduk, billboard, dan sejenisnya.
Sementara dalam rangka mengedukasi konsumen mengenai merek “Gudang
Garam”, perusahaan mengandalkan kreativitas iklan yang diharapkan dapat
memperkuat ikatan emosional konsumen terhadap merek ini, serta lewat
pemberian merchandise yang berupa asbak, korek api, payung, gelas, dan jam
digital.
3.7.3. Strategi Positioning Merek Pesaing
Positioning dari merek “Surya” adalah rokok jenis filter yang rasanya
mantap dan ditujukan untuk mereka yang berjiwa pemberani, suka berpetualang
yang identik dengan usia muda, dan sekaligus menyukai keekslusifan, yang
ditawarkan dengan harga yang relatif terjangkau. Namun menurut penulis, strategi
positioning produk ini tidak tepat sasaran, karena pada kenyataannya justru rokok
ini kebanyakan dikonsumsi oleh orang-orang yang usianya sudah matang dari
gologan masyarakat menengah ke bawah.
Universitas Kristen Petra
41
3.7.4. Struktur Merek Pesaing
Gambar 3.1. Diagram Struktur Merek P T Gudang Garam Tbk.
3.7.5. Kepribadian Merek
Nama : Gudang Garam “Surya”
Logo :
Gambar 3.2. Logo Gudang Garam “Surya” pada Kemasannya
Slogan : Selera Pemberani
Slogan ini diciptakan untuk mendukung positioning dari merek ini yakni
sebagai rokok bagi orang-orang yang berjiwa pemberani dan suka
berpetualang.
Universitas Kristen Petra
42
Style : kuno, kaku
Karena gaya merek yang cenderung kuno tidak sesuai dengan kepribadian
dari target konsumen yang ingin diraih, maka akhirnya pasar yang dituju
pun meleset.
3.7.6. Strategi Komunikasi Merek Pesaing
Komunikasi internal yang dilakukan oleh PT. Gudang Garam.Tbk antara
lain dengan pemberian seragam untuk semua karyawan PT. Gudang Garam.Tbk,
penetapan aturan mengenai jam masuk kerja, penerapan nilai kedisiplinan, serta
nilai kebersihan di area perusahaan maupun kebersihan diri para karyawannya.
Sementara itu, komunikasi eksternal perusahaan antara lain berupa
pelaksanaan kegiatan rutin setiap tahun dalam rangka memperingati HUT PT
Gudang Garam.Tbk seperti:
- Kerja bakti bersih-bersih kota
- Khitanan massal
- Bakti sosial
- Jalan santai
- Sepeda santai
- Turnamen golf, dll.
Kegiatan- kegiatan di atas selain diikuti oleh karyawan atau orang dalam dari PT
Gudang Garam Tbk, juga diikuti oleh peserta umum animo yang besar dari
masyarakat. Hal tersebut tentunya juga didukung dengan pemberian berbagai
macam hadiah menarik bagi para pemenangnya. Selain itu, komunikasi eksternal
juga dilakukan lewat pensponsoran event-event olahraga, seperti misalnya event
Motorcross Championship yang hampir dilakukan di semua seri pulau Jawa, lalu
mulai disebarkan ke luar pulau Jawa seperti misalnya Sumatra, Sulawesi, Timor-
Timor, dan Bali sehingga nama PT Gudang Garam.Tbk ini semakin terkenal di
seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, karena kiprah event Motorcross
Championship di Indonesia mulai mengalami kevakuman maka PT Gudang
Garam.Tbk mulai terjun ke arena balap motor jalanan atau yang lebih sering
dikenal Road Race.
Universitas Kristen Petra
43
3.8. Analisis Lingkungan Makro
Analisis lingkungan makro dari sebuah perusahaan dapat terdiri dari
beberapa aspek lingkungan, antara lain:
1. Lingkungan Ekonomi
Ketidakstabilan sistem dan kegiatan ekonomi di Indonesia saat ini tidak
berpengaruh terhadap perilaku pembelian dan permintaan konsumen atas rokok.
Hal ini dapat dilihat dari kondisi di mana walaupun harga rokok naik, konsumen
tidak akan berhenti mengkonsumsinya. Mereka yang sudah biasa merokok satu
merek rokok pasti akan kecanduan akan rokok tersebut. Hanya saja mungkin
sebagian dari mereka yang merupakan price buyer ada yang berpindah ke merek
yang lebih murah. Namun demikian, hal ini jarang terjadi karena bila seseorang
sudah terlanjur cocok atau suka dengan rasa dari suatu rokok, mereka tidak akan
beralih ke merek yang lain.
Akan tetapi, ketidakstabilan di bidang ekonomi mungkin saja
mempengaruhi pemilik perusahaan. Semakin hari, biaya yang diperlukan oleh
suatu perusahaan pasti akan semakin meningkat, baik itu untuk biaya produksi,
gaji pegawai, pembelian bahan-bahan baku dari rokok, pembelian pita cukai, dll.
2. Lingkungan Teknologi
Di jaman modern ini, sudah jarang sekali ada perusahaan yang tidak
menggunakan peralatan berteknologi dalam menjalankan kegiatan produksinya.
Begitu juga dengan perusahaan rokok, walaupun masih juga ada beberapa pabrik
yang peralatan mesinnya belum modern. Penggunaan teknologi ini juga sangat
membantu dalam mengadakan efisiensi waktu serta meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi yang dihasilkan perusahaan. Akan tetapi, biasanya dalam suatu
pabrik atau perusahaan rokok tidak semua kegiatan produksi dijalankan dengan
mesin karena untuk menghasilkan rokok kretek harus menggunakan tenaga
manusia.
Selain itu, untuk urusan keuangan, penjualan rokok, pembelian bahan-
bahan juga sangat dianjurkan untuk menggunakan sistem komputerisasi
dibandingkan sistem manual. Selain dapat menghemat waktu, hal ini juga berguna
untuk menyimpan data secara lebih aman, serta untuk menghindari atau
meminimalkan adanya tindak kecurangan.
Universitas Kristen Petra
44
3. Lingkungan Hukum
Dalam pendirian sebuah industri atau usaha dagang, diperlukan juga
peraturan hukum atau perijinan usaha dengan tujuan agar usaha yang didirikan itu
tidak disalahgunakan oleh pemiliknya. Dasar hukum yang mengatur tentang
pendirian sebuah industri rokok antara lain:
1. Surat ijin usaha perdagangan dan surat ijin pendirian industri, yang
mana kedua hukum tersebut tertulis dalam keputusan menteri
perindustrian dan perdagangan RI no. 408/MPP/10/1977. Pasal
tersebut mengatur tentang bukti atau ijin yang diberikan oleh negara
kepada suatu perusahaan atau instansi untuk dapat melaksanakan dan
mendirikan usaha dagang. Dalam surat ijin industri juga mengatur
perijinan atas penanaman modal baik asing maupun non asing atau
lokal.
2. Surat ijin produksi (Bea Cukai), yaitu surat ijin untuk memproduksi
dan mengeluarkan merek atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan atau instansi. Hal ini tercantum dalam UU no. 15
tahun 2001, yang menjelaskan tentang hak paten suatu merek barang
atau jasa. Untuk perusahaan rokok, di dalamnya juga mengatur tentang
pembelian pita cukai rokok.
3. Peraturan Perundang-Undangan mengenai industri rokok di Indonesia
yang tercantum pada Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999
nomor 186.
4. Surat IMB, NPWP, dan HO merupakan surat ijin yang mengatur
tentang pendirian bangunan, serta untuk hal-hal yang terkait dengan
perpajakan.
5. Lingkungan Sosial – Budaya
Saat ini, ada bermacam-macam merek rokok yang beredar di pasaran,
mulai dari yang harganya sangat murah hingga yang harganya melangit, seperti
rokok impor yang tidak sedikit jumlahnya. Namun berbagai jenis rokok itu
memiliki kelompok penggemar yang berbeda-beda pula. Misalnya untuk rokok
jenis kretek dari PT Kolang Citra Abadi biasanya disukai oleh para pekerja kasar
dari kalangan bawah (seperti sopir truk, tukang becak, dsb.). Jadi walaupun saat
Universitas Kristen Petra
45
ini semakin banyak merek-merek baru yang bermunculan di pasar, merek-merek
lama tetap bisa bertahan, apabila kualitas produk tetap terjaga dan pemasar jeli
dan peka terhadap kebutuhan pasar.
Di samping itu, rokok seakan sudah menjadi barang komoditi yang biasa
dikonsumsi sehari-hari oleh konsumen. Oleh beberapa golongan, rokok biasanya
dijadikan sebagai alat untuk bersosialisasi dengan sesama, seperti yang banyak
dilakukan oleh para pebisnis di kota-kota besar di Indonesia.
Melihat situasi ini, penulis menyimpulkan bahwa sampai kapan pun,
produk rokok tidak akan pernah hilang dari pasaran.
6. Lingkungan Kesehatan
Dalam setiap perindustrian, selalu ada polusi atau efek yang ditimbulkan
oleh perusahaan akibat dari proses produksi yang dijalankan. Segala jenis polusi
pasti berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat atau orang-orang yang ikut
terkena imbas dari polusi tersebut, seperti yang terjadi dalam perusahaan rokok, di
mana proses produksi yang menggunakan bahan baku tembakau, cengkeh dan
berbagai bahan lainnya dapat menimbulkan debu atau udara yang kotor bagi
kesehatan lingkungan hidup.
Sementara itu, merokok juga pasti berdampak negatif bagi kesehatan
perokok, yang mana dalam jangka panjang merokok dapat menimbulkan berbagai
jenis penyakit seperti gangguan pernapasan, penyakit paru-paru, impotensi, dan
sebagainya. Selain itu, asap rokok juga berdampak negatif bagi para perokok
pasif. Bahkan, bahaya yang mengancam perokok pasif jauh lebih besar daripada
perokok aktif.
3.9. Ringkasan Pasar, Pesaing, dan Lingkungan Makro
3.9.1. Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
Kekuatan yang dimiliki oleh PT Gudang Garam Tbk antara lain:
1. Merupakan perusahaan besar dengan jumlah karyawan hingga
puluhan ribu.
2. Saat ini, hampir semua orang Indonesia sudah tahu tentang
merek-merek rokok yang diproduksi oleh perusahaan ini.
3. Menguasai pangsa pasar terbesar di industri rokok Indonesia.
Universitas Kristen Petra
46
4. Memiliki modal yang sangat besar.
5. Sudah go public, di mana investornya juga banyak yang
merupakan investor asing.
6. Memiliki image positif di benak masyarakat, hasil dari
seringnya mereka mensponsori berbagai event/ kegiatan
masyarakat seperti event olahraga, event kesenian, dsb.
7. Sudah memiliki akses website, sehingga semua orang bisa
dengan mudah mengetahui lebih dalam mengenai perusahaan
ini.
Adapun kelemahannya antara lain:
1. Gudang Garam tidak memiliki layanan hotline untuk melayani
konsumen secara langsung, padahal PT Gudang Garam Tbk
merupakan perusahaan besar.
2. Kegagalan positioning di mana semula PT Gudang Garam
menginginkan rokoknya memiliki kesan eksklusif yang terlihat
dari iklan-iklan mereka. Namun pada kenyataannya, konsumen
rokok mereka kebanyakan justru berasal dari golongan
menengah ke bawah.
3. Kemasan rokok terlalu kaku dan terlihat kuno, sehingga kurang
bisa membidik anak muda yang saat ini semakin banyak yang
menjadi perokok.
3.9.2. Trend yang Terjadi di Pasar
1. Trend Perilaku Beli
Produk rokok merupakan salah satu produk yang tingkat penjualannya
tidak bersifat periodikal (tidak musiman). Produk ini seakan sudah menjadi
barang komoditi yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Bahkan oleh sebagian
besar perokok, merokok sudah menjadi gaya hidup mereka. Setiap hari
mereka selalu merokok. Ke manapun mereka pergi rokok merupakan barang
yang wajib dibawa. Setiap perokok biasanya memiliki selera yang berbeda
satu sama lain. Ada yang suka membeli rokok kretek, namun ada pula yang
suka membeli rokok filter.
Universitas Kristen Petra
47
Trend perilaku beli yang lain adalah besarnya pengaruh iklan terhadap
minat masyarakat, baik iklan di media cetak maupun iklan di media siar.
Semakin sering iklan itu dilihat dan didengar oleh masyarakat, maka semakin
familiar pula mereka dengan merek rokok tersebut yang pada akhirnya bisa
menjadi salah satu faktor pendukung pemilihan merek rokok oleh konsumen.
Sementara itu, pemberian merchandise tidak terlalu berpengaruh pada
keputusan pembelian rokok, mengingat kecenderungan sebagian besar orang
yang suka membeli barang apabila ia mendapatkan bonus ataupun potongan
harga.
Peran influencer dalam memilih merek rokok juga terbilang cukup besar.
Konsumen yang puas terhadap suatu produk cenderung menginformasikan
produk itu kepada rekan-rekannya. Rekomendasi ini tentu saja memberikan
pengaruh yang tidak sedikit bagi konsumen dalam memutuskan untuk
membeli rokok merek tertentu. Di samping itu, kemudahan konsumen untuk
mendapatkan suatu merek rokok pun ikut menentukan kelarisan merek
tersebut. Jika seseorang kesulitan dalam memperoleh merek yang biasa ia beli,
ia cenderung menjadi tidak loyal dan kemudian berpaling ke merek lainnya.
2. Trend Selera
Target pasar dari rokok “Kapal Api Super” adalah konsumen dari
kalangan menegah ke bawah. Pada umumnya, konsumen dari kalangan
menengah ke bawah merupakan price buyer yaitu orang yang membeli suatu
barang berdasarkan harganya. Namun demikian, bukan berarti mereka tidak
mempertimbangkan faktor-faktor lainnya seperti rasa, aroma, ketersediannya
di pasar, dsb.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, setiap perokok memiliki rokok
favoritnya sendiri-sendiri. Ada yang menyukai jenis rokok kretek, tetapi ada
pula yang menyukai jenis rokok filter. Rokok jenis kretek biasanya digemari
oleh kelompok konsumen yang sudah berumur, masyarakat desa, dan orang-
orang yang pekerjaannya berat seperti misalnya kuli, buruh, tukang becak, dll.
Sementara rokok jenis filter biasanya disukai oleh anak-anak muda, orang-
orang yang sudah modern, dan mayoritas masyarakat kota.
Universitas Kristen Petra
48
Berdasarkan pengamatan penulis, rokok yang digemari oleh konsumen
adalah yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Rasa tembakau dan cengkehnya terasa sekali (pekat).
• Aromanya cocok dengan selera konsumen tersebut.
• Harganya terjangkau.
Untuk beberapa tahun ke depan, menurut prediksi penulis, selera
masyarakat tidak akan berubah banyak sebab setiap perokok cenderung
fanatik terhadap satu merek rokok apabila ia sudah cocok dengan merek
tersebut. Begitu juga dengan jenis rokok yang dikonsumsi, apakah itu filter
maupun kretek. Orang yang menggemari rokok kretek cenderung akan
tetap mengkonsumsi jenis kretek, begitu pula sebaliknya dengan
pengkonsumsi rokok filter.