bentuk sediaan obat

75
BENTUK SEDIAAN OBAT PROGRAM TRAINING PERSONEL TAHUNAN Agustus 2016

Upload: independent

Post on 10-Dec-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BENTUK SEDIAAN OBAT

PROGRAM TRAINING PERSONEL TAHUNAN

Agustus 2016

Definisi

• obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia (Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009)

Penggolongan sediaan Obat

• Bentuk sediaan obat terdiri dari :– Bentuk sediaan Padat (solid)– Bentuk sediaan setengah padat (semisolid)– Bentuk sediaan Liquid– Bentuk sediaan steril

A. Bentuk Sediaan Padat• Tablet Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Penggolongan Tablet :

– Berdasarkan tujuan penggunaan : tujuan saluran cerna, tujuan dalam rongga mulut, tablet penggunaan lain

– Berdasarkan Penyalutan : tablet polos/core, tablet salut gula, tablet salut selaput/film coating

– Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif : pelepasan biasa, pelepasan lambat atau terkendali, lepas tunda

• KapsulSediaan padat, bahan aktifnya berbentuk padat atau setengah padat dengan/tanpa bahan tambahan dan terbungkus suatu cangkang yang keras atau lunak yang dapat larut. • SerbukSerbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Ada tiga jenis sediaan serbuk yaitu serbuk terbagi (pulveres), serbuk tak terbagi (pulvis), serbuk tabur (pulvis advesorius).

Tablet dengan Tujuan Saluran Cerna

Tablet konvensional biasa : Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien.

Tablet multikempa : Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis.

Tablet lepas terkendali/lepas lambat : Tablet yang pelepasan zat aktifnya dikendalikan atau dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu.

Tablet lepas tunda (enterik) : Tablet yang pelepasan zat aktifnya ditunda pada daerah tertentu. Contoh yang paling umum adalah tablet salut enterik yaitu tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus.

Tablet dengan Tujuan Saluran Cerna

Tablet salut selaput/salut film : Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna.

Tablet salut gula : tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, lembab), menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.

Tablet effervecent : Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.

Tablet kunyah/ chewable : Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah di mulut sebelum ditelan. Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah kepada anak-anak atau orang tua, yang mungkin sukar menelan obat utuh.

Tujuan penggunaan di Rongga Mulut

Tablet Bukal : Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi.

Tablet sublingual : Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah.

Throces / lozenges : bentuk lain dari tablet yang digunakan dalam rongga mulut. Digunakan untuk memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan. Tablet jenis ini dirancang agar tidak hancur di dalam mulut tetapi larut perlahan dalam jangka waktu 30 menit atau kurang.

Tablet penggunaan Lain

Tablet Hipodermik : Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril .

Tablet berdasarkan Penyalutan• Tablet inti/core : tablet yang dibuat tanpa proses penyalutan.• Tablet Film coating : Tablet yang disalut dengan salut tipis,

bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Bahan polimer yang umum digunakan untuk film coating : hidroxypropyl methyl cellulose, polyvinyl alcohol, methyl cellulose.

• Tablet Sugar Coat : tablet dimana bahan penyalut utamanya adalah gula.

• Tablet Sugar film coat : tablet yang bahan penyalutnya terdiri dari lapisan film dan sedikit gula.

• Tablet enteric coat : tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus.

Tablet Salut

Tujuan penyalutan tablet : 1. Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban,

atau cahaya 2. Menutupi rasa dan bau tidak enak 3. Membuat penampilan lebih baik dan

mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.

Sediaan Solid

• Berdasarkan cara pelepasannya :– immediate released : Bentuk sediaan yang dirancang untuk

melepaskan obatnya segera setelah digunakan.– Modified released : tablet yang bersalut atau tidak bersalut

yang mengandung bahan tambahan tertentu atau disediakan melalui proses tetentu dengan cara terpisah atau bersamaan yang pelepasan terkendali bertujuan untukmengendalikan konsentrasi pelepasan bahan obat untuk memperpanjang secara teratur dan mengefisienkan efek obat. Ada beberapa jenis pelepasan obat termodifikasi, diantaranya : extended released, delayed released, targeted-released, orally disintegrating tablet (ODT).

Modified released drug product :• Extended-released : satuan dosis dimana pemberiannya paling sedikit

berkurang dua kalinya dari frekuensi pemberian dosis dibandingkan dengan obat yang pelepasannya immediate-released. Contoh pelepasan obat : controlled-release, sustained-release, and long-acting drug products.

• Delayed-released : satuan dosis dimana pelepasannya memiliki porsi

tersendiri dalam pelepasan obat ada satu waktu atau pada waktu lain selain pelepasan obat segera setelah administrasi. Contoh pelepasan obat golonagn ini adalah enteric coated dosage.

• Targeted-released drug product : suatu satuan dosis dimana melepaskan obat tepat pada atau di sekitar active site obat tersebut. Pelepasan ini bisa berupa immediate released atau extended-released.

Komposisi umum dalam sediaan tablet• Zat aktif (Active Pharmaceutical Ingredients) : acetosal, paracetamol, metformin HCl,

bisoprolol, warfarin, dll• Pengisi (filler/diluent) : microcrystalline cellulose, starch derivatives, lactose, calcium

phosphate, hydroxypropylmethyl cellulose, calcium silicate, compressible sugar, fructose, glucose, maltose, magnesium oxide, calcium carbonate, sorbitol, dll.

• Pengikat (Binder) : polyvinylpirrolidone, xanthan gum, amylum, hydroxypropylcellulose, gum acasia, HPMC, hydroxypropyl starch, dll.

• Penghancur (Disintegrant) : crospovidone, croscarmellose sodium, microcrystalline cellulose, low subtituted hydroxypropyl cellulose, sodium starch glycolate, pregelatinized starch, calcium alginate, CMC sodium, CMC calcium, dll

• Antifriction agent (lubricant, Glidant, Antiadherent) :– Lubricant : polywax 4000, polywax 6000, PEG 8000, Sodium lauryl sulfate, sodium stearyl

fumarate, magnesium stearate, calcium stearate, asam stearate, talc– Glidant : Colloidal silicon dioxide, magnesium trisilicate, hydrophobic colloidal silica, magnesium

silicate, talcum– Antiadherent : talcum, maize starch, silicon dioxide, d-l-leucine, sodium lauryl sulfate

• Coloring agent : iron oxides, lakes• Coating agent : film forming, plasticizer, opacifier, polishing agent, pigment.

• Film forming : polyvinylalcohol, methyl cellulose, hydroxypropyl cellulose, sucrose, polyvinyl acetate phtalate

• Opacifier : talcum, titanium dioxide, aluminum stearate, zinc stearate.

• Coloring agent : Iron Oxide Black, Iron Oxide Yellow, Iron Oxide Red, FDC. Yellow 5 allake, Yellow 6 allake, Edicol brown, Tartazine, Carmoisine, dll

• Plasticizer : triethyl citrate, glycerin, propylene glycol, polyethylene glycol, pyrrolidone, triacetin, tributyl citrate, triethanolamine.

• Polishing agent : canrauba wax• Matrix agent untuk modified release tablet : glyceryl

monostearate, cetyl ester wax, glyceryl mono oleate, guar gum, HPMC, paraffin, ethyl cellulose, xanthan gum, cetyl alcohol, dll

SEDIAAN KAPSUL

Kapsul

• Kapsul dapat didefinisiakn sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam obat atau lebih dan atau bahan innert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai (Howard C. Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi)

• The European Pharmacopoeia (Eur. Ph.) describes capsules as follows: 'Capsules are solid preparations with hard or soft shells of various shapes and capacities, usually containing a single dose of active ingredient.

• Ada dua bentuk :– Hard Gelatin Capsule (HGC)– Soft Gelatin Capsule (SGC)

Hard Gelatin Capsule (HGC)

• The hard capsule is also called “two piece” as it consists of two pieces in the form of small cylinders closed at one end, the shorter piece is called the “cap” which fits over the open end of the longer piece, called the “body”.

• Composition of HGC :– Gelatin : the major component of the capsules and has been the

material from which they have traditionally been made.– Colorant : Color is used principally to identify a product in all

stages of its manufacture and use.– Wetting Agent : Sodium Lauryl sulfate.– Preservatives : sodium bisulfite or metabisulfite, sorbic acid or

the methyl propyl esters of para hydroxy-benzoic acid, and the organic acids, benzoic and propanoic acids.

Hard Gelatin Capsule (HGC)

• Content : Gelatin and Hydroxypropyl methyl cellulose (alternative), colorant (water soluble dyes or insoluble pigment), Preservatives (sodium bisulfite, sodium metabisulfite, benzoic acid, sorbic acid), Surfactant (sodium lauryl sulfate)

• Properties : a significant amount of water that acts as a plasticizer for the gelatin film and is essential for their function. The standard moisture content is between 13 % w/w and 16 % w/w.

• Capsules are readily soluble in water at 37○ C. The most Pharmacopoeia have set a limit of 37○C ± 1○C for the media for carrying out disintegration test.

• Types of materials for filling into hard gelatin capsules: – Dry solids – powders, pellets, granules or tablets – Semisolids – suspensions or pastes – Liquids – non-aqueous liquids

Hard Gelatin Capsule

Hard Gelatin Capsule

Hard Gelatin Capsule

Hard Gelatin CapsuleAdvantages and Disadvantages

Advantages :• Capsules mask the taste and odor of unpleasant drugs and can be easily

administered.• They are attractive in appearance• They are slippery when moist and, hence, easy to swallow with a draught of water.• As compared to tablets less adjuncts are required.• The shells are physiologically inert and easily and quickly digested in the

gastrointestinal tract.• They are economical• They are easy to handle and carry.• The shells can be opacified (with titanium dioxide) or colored, to give protection

from light.Disadvantages :• The drugs which are hygroscopic absorb water from the capsule shell making it

brittle and hence are not suitable for filling into capsules.• The concentrated solutions which require previous dilution are unsuitable for

capsules because if administered as such lead to irritation of stomach.

Soft Gelatin Capsule

• A soft gel (a soft gelatin capsule) is a solid capsule (outer shell) surrounding a liquid or semisolid center (inner fill). An active ingredient can be incorporated into the outer shell, the inner fill, or both.

• Gelatin soft capsules are made from gelatin and water but with the addition of a polyhydic alcohol, such as glycerol or sorbitol, to make them flexible. Sorbitol is less hygroscopic than glycerol. They usually contain a preservative, such as beta-naphthol.

• Shapes of soft gelatin capsules :– Spherical – 0.05 -5 ml– Ovoid – 0.05 - 7 ml – Cylindrical – 0.15- 25 ml– Tubes – 0.5 - 0 ml– Pear shaped – 0.3 - 5ml

Soft Gelatin CapsuleAdvantages and Disadvantages

Advantages of soft gel capsules: – Ease of use - easy to swallow, no taste, unit dose delivery, temper proof. – Versatile, Accommodates a wide variety of compounds filled as a

semisolid, liquid, gel or paste.– Wide variety of colors, shapes and sizes– Immediate or delayed drug delivery-can be used to improve bioavailability

by delivering drug in solution or other absorption enhancing media.Disadvantages of soft gel capsules:

– Requires special manufacturing equipment– Stability concerns with highly water soluble compounds, and compounds

susceptible to hydrolysis– Limited choices of excipients/carriers compatible with the gelatin

Komponen Sediaan Kapsul

• Komponen kapsul– Zat aktif obat– Cangkang kapsul– Zat tambahan

• Bahan pengisi contohnya laktosa, microcrystalline cellulose, starch.

• Bahan pelicin (magnesium stearat, silicon dioxide, talcum)• Surfaktan/zat pembasah : sodium stearyl fumarate, sodium

lauryl sulfate.• Disintegrant : croscarmellose sodium, crospovidone, starch

derivatives.

31

SEDIAAN CAIR

1. Solutiones (larutan)

2. Suspensiones (suspensi)

3. Emulsa (emulsi).

32

KEUNTUNGAN SEDIAAN CAIR:

1. Cocok untuk penderita yang sukar menelan2. Absorpsi > cepat dibandingkan sediaan oral lain.3. Homogenitas lebih terjamin.4. Dosis/takaran dapat disesuaikan5. Dosis obat lebih seragam dibandingkan sediaan padat, terutama bentuk larutan. Untuk suspensi dan emulsi, keseragaman dosis tergantung pada pengocokan6. Cocok untuk obat yg mengiritasi mukosa lambung atau dirusak cairan lambung karena faktor pengenceran. Hal ini biasanya terjadi pada obat bentuk sediaan padat

33

KERUGIAAN SEDIAAN CAIR:

Tidak untuk obat yang tidak stabil dalam airobat pahit/baunya tidak enak sukar ditutupi.Sediaan tidak praktis dibawaTakaran obat tidak dalam dosis terbagi kecuali sediaan dosis tunggal, dan harus menggunakan alat khusus.Air merupakan media pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis reaksi.Pemberian obat menggunakan alat khusus/orang khusus (sediaan parenteral).

34

SEDIAAN CAIR ORAL

Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,mengandung satu atau lebih zat dengan atau

tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarnayang larut dalam air atau campuran kosolven-air.

Macam: 1. Potiones (obat minum) 2. Elixir : Sediaan larutan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan yang memiliki bau dan rasa yang sedap dan pelarut digunakan campuran air-etanol. Etanol yang digunakan etanol 90% dengan kadar 5–15%

SEDIAAN CAIR ORAL• 3. Sirup Suatu larutan obat yang mengandung satu atau

lebih jenis obat dengan zat tambahan dan sukrosa sebagai

pemanis. Sukrosa yang digunakan dalam bentuk sirup

simplex yang mengandung 65% sukrosa dalam larutan nipagin

0,25%.

• 4. Guttae (drop) Sediaan cair (umumnya larutan), apabila tidak

dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam. Digunakan

dengan cara meneteskan

35

SEDIAAN CAIR TOPIKAL

Sediaan cair yang biasanyamengandung air, tetapi seringkalijuga pelarut lain, misalnya etanoluntuk penggunaan topikal pada

kulit dan untuk penggunaan topikalpada mukosa mulut.

SEDIAAN CAIR TOPIKAL 1. Guttae ophthalmicae (tetes mata)

* Larutan steril bebas partikel asing dan digunakan pada mata.* Digunakan dengan cara meneteskan ke dalam lekuk atau ke permukaan selaput bening mata.

2. Guttae Nasales (Tetes Hidung) * Obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke

dalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.

* Minyak lemak dan minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa.

* Pada umumnya zat aktif berkhasiat dekongestan, anestetik lokal atau antiseptik.

3. Guttae Auricuralis (Tetes Telinga) * Sediaan cair yang digunakan untuk telinga yang berupa larutan/ suspensi

yang digunakan dengan meneteskan ke dalam telinga. * Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang

mempunyai kekentalan yang cocok sehingga dapat menempel pada liang telinga.

SEDIAAN CAIR TOPIKAL

• 3. Gargarisma (Gargle) * Sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat dan harus diencerkan sebelum digunakan, mengandung

antiseptik * Digunakan untuk pencegahan atau pengobataninfeksi tenggorokan, juga digunakan untuk merawat atau mengubah faring dan nasofaring dengan menekan udara dari paru-paru akibat dari penahanan sediaan dalam tenggorokan

• 4. Mouthwash (Pencuci mulut) * Larutan yang digunakan dengan cara dikumur-kumur dalam mulut tetapi tidak sampai tenggorokan. * Biasanya hanya mengandung zat-zat untuk membersihkan mulut dan memperbaiki bau.

SEDIAAN CAIR TOPIKAL

• 5. Guttae Nasales (Tetes Hidung) * Obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. * Minyak lemak dan minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa. * Pada umumnya zat aktif berkhasiat dekongestan, anestetik lokal atau antiseptik.

• 6. Guttae Auricuralis (Tetes Telinga) * Sediaan cair yang digunakan untuk telinga yang berupa larutan/ suspensi yang digunakan dengan meneteskan ke dalam telinga. * Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang mempunyai kekentalan yang cocok sehingga dapat menempel pada liang telinga.

39

SEDIAAN CAIR TOPIKAL

• 7. irigationes (irigasi) * Larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau rongga-rongga tubuh. * Pemakaiannya secara topikal, tidak boleh digunakan

parenteral.

• 8. Inhalatoines (Inhalasi) * Sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas

satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas

hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal atau sistemik. * Sediaan dimaksudkan untuk disedot hidung atau

mulut, atau disemprotkan ke dalam saluran pernapasan. * Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus

sehingga dapat mencapai bronkioli. * Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas.

40

SEDIAAN CAIR TOPIKAL

• 9. Epithema (Obat Kompres) * Cairan yang dipakai untuk endapatkan rasa dingin pada

tempat- tempat yang sakit dan panas karena radang atau

berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose * Digunakan untuk luka bernanah.

• 10. Lotion * Sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemakaian luar

pada kulit (Ansel, 1989; Anonim, 1995). * Kebanyakan lotion mengandung bahan serbuk halus

yang tidak larut dalam media dispersi dan disuspensikan dengan menggunakan zat pensuspensi dan zat pendispersi. * Pada umumnya pembawa dari lotion adalah air

41

SEDIAAN CAIR TOPIKAL

• 11. Linimentum (Liniment) * Bentuk sediaan kental atau cair yang dioleskan pada

kulit. * Liniment dapat berupa larutan zat berkhasiat dalam minyak/lemak atau berupa emulsi, yaitu hasil proses penyabunan yang banyak mengandung air sehingga

bila dioleskan pada kulit memberikan perasaan sejuk

42

43

SEDIAAN CAIR REKTAL/VAGINAL 1. Lavament/Clysma/Enema

* Cairan yang pemakaiannya melalui rektum/ kolon berguna untuk membersihkan atau menghasilkan efek lokal atau sistemik * Digunakan untuk membersihkan atau penolong pada sembelit atau pembersih feces sebelum operasi. * Enema juga berfungsi sebagai karminativa, emollient, diagnostik, sedatif, antelmintik, dll. * Enema diberikan dalam jumlah bervariasi tergantung pada umur dan keadaan penderita.

2. Douche * Larutan zat dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat ke dalam vagina, baik untuk pengobatan maupun untuk membersihkan, karenanya larutan ini mengandung bahan obat atau antiseptik. * Biasanya berupa larutan kental yang diencerkan seperlunya sebelum digunakan.

44

SEDIAAN INJEKSI (INJECTIONES) Sediaan steril,

berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang

harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan

secara parenteral, disuntikkan dengan cara menembus atau

merobek jaringan ke dalam ataumelalui kulit atau selaput lendir.

SYARAT UTAMAObat tersebut harus steril dan

disimpan dalam wadah yang menjaminsterilitas.

45

KEUNTUNGAN INJEKSI:

1. Onset cepat.2. Efek dapat diramalkan dengan pasti.3. Bioavailabilitas sempurna atau hampir sempurna.4. Kerusakan obat dalam GE dihindarkan.5. Dapat diberikan pada penderita sakit keras atau koma.

46

KERUGIAN SEDIAAN BENTUKINJEKSI

1. Nyeri saat pemberian, bila sering diberikan.2. Efek psikologis bagi yang takut disuntik.3. Kekeliruan obat atau dosis tidak dapat diperbaiki.4. Obat hanya diberikan oleh tenaga ahli tertentu.

47

SEDIAAN SETENGAH PADAT

Sediaan setengah padat pada umumnya hanyadigunakan sebagai obat luar, dioleskan pada kulit

untukkeperluan terapi atau berfungsi sebagai pelindung

kulit. Keuntungan sediaan setengah padat dibandingkan sediaan cair:1. Dapat diatur daya penetrasi dari zat berkhasiat dengan memodifikasi basisnya.2. Kontak sediaan dengan kulit lebih lama.3. Lebih sedikit mengandung air sehingga lebih sulit ditumbuhi bakteri.4. Lebih mudah digunakan tanpa memerlukan alat bantu.

48

KERUSAKAN PADA SEDIAANSETENGAH PADAT:

Terjadi ketengik terutama untuk sediaan-sediaan dengan basis lemak tak jenuh. Terbentuk kristal atau keluarnya fase padat dari basisnya. Terjadinya perubahan warna.

49

CREMORES (KRIM)

Bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau

terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

Umumnya berbentuk emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air. Lebih mudah dibersihkan dari kulit dibandingkan dengan salep

50

JELLY (GEL)

Jernih & tembus cahaya yang mengandung zat-zat aktif dalam keadaan terlarut lebih encer dari salep, mengandung sedikit/tidak lilin, Digunakan pada membran mukosa dan untuk tujuan pelicin atau sebagai basis bahan obat, Umumnya adalah campuran sederhana dari minyak dan lemak dengan titik leleh rendah. Dapat dicuci karena mengandung mucilago, gum atau bahan pensuspensi sebagai basis.

51

PASTAE (PASTA)

Sediaan yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum. Mengandung bahan serbuk (padat) antara 40 % - 50 %

Beberapa keuntungan bentuk sediaan pasta:a. Mengikat cairan sekret lebih baik dari unguentumb. Lebih melekat pada kulit

52

UNGUENTA (SALEP)

Sediaan setengah padat dengan konsistensi menyerupai lemak Mudah dioleskan tanpa perlu pemanasan, ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir Bahan obat harus larut/terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Secara umum salep dioleskan tipis-tipis pada daerah luka dan banyaknya salep yang digunakan tergantung dari luasnya luka/lesi.

SEDIAAN SEMISOLID

Sediaan Farmasi Steril• Sediaan farmasi steril adalah• Persyaratan sediaan steril

– Memeuhi persyaratan steril (bebas dari kontaminasi mikroorganisme (spora, vegetatif, patogen dan non patogen).

– Bebas partikulat asing– Bebas dari kontaminasi pirogenik (inc. endotoksin)– Stabil secara fisika, kimia dan mikrobiologi– Kompatibel jika dicampur dengan sediaan parenteral lain yang

diberikan secara intravena– Jernih (kecuali sediaan emulsi dan suspensi steril)– Tonisitas : isotonis, tidak selalu isotonis namun tidak boleh hipotonis

Parameter Tonisitas

Osmolaritas (mOsmol/L)

> 350 Hipertonis

329 – 350 Agak hipertonis

270 – 328 Isotonis

250 – 269 Agak hipotonis

0 – 249 Hipotonis

Sediaan Farmasi Steril

• Berdasarkan volume sediaan steril terbagi menjadi 2 : Large Volume Parenteral (LVP) dan Small Volume Parenteral (SVP), sediaan parenteral bentuk serbuk yang direkonstitusi (dry injection).

Small Volume Parenteral

• Sediaan parenteral yang berisi larutan injeksi dengan volume kurang dari 100 mL.

• Digunakan untuk penyuntikan secara intramuscular (IM), intravena (IV), subkutan (SC), intradermal.

• Spesifikasi produk jadi : sterilitas, pH, osmolaritas, volume pengisian, kejernihan

Large Volume Parenteral

• Sediaan injeksi dengan volume larutan injeksi diatas 100 mL, dan biasanya diberikan secara intravena (IV).

• Spesifikasi produk jadi : volume pengisian, pH, sterilitas, partikulat, osmolaritas, Pirogen, Endotoksin.

Steril

Steril merupakan syarat utama yang harus dipenuhi olehsuatu sediaan farmasi steril.

Steril adalah keadaan yang bebas dari mikroorganisme baikvegetatif maupun spora, baik patogen maupun apatogen.

Sterilitas adalah tingkat kesterilan setelah dilakukan prosessterilisasi

Sterilisasi adalah proses untuk pemusnahan mikroorganisme

Uji Sterilitas

• Tujuan uji sterilitas untuk menetapkan apakah bahan sesuai monografi farmakope yang harus steril memenuhi syarat yang berkenaan dengan uji sterilitas seperti masing-masing monografi.

• Jenis mikroba yang digunakan untuk uji sterilitas :– Bacillus subtilis (ATCC. No. 6633)– Candida albicans (ATCC No. 10321)– Bacteroides vulgatus (ATCC No. 8482)

Uji sterilitas

• Media yang digunakan mempunyai sifat merangsang pertumbuhan mikroba, yaitu Fluid Thioglycolate Medium dan/atau Alternative Thioglycolate Medium, Soybean-casein digest Medium.

• metode uji sterilitas : Inokulasi langsung ke dalam media uji dan Teknik penyaringan membran.

Penafsiran hasil uji Sterilitas• Tahap IAmati adanya pertumbuhan mikroba seperti kekeruhan dan atau pertumbuhan pada permukaan pada isi semua wadah dalam interval waktu tertentu dan pada akhir periode inkubasi. Jika tidak terjadi pertumbuhan, maka Bahan uji memenuhi syarat.

• Tahap IIjumlah spesimen yang diuji minimal 2 kali jumlah tahap I. jika tidak ditemukan pertumbuhan mikroba, bahan yang diuji memenuhi syarat.Jika ditemukan pertumbuhan mikroba, maka bahan yang diuji tidak memenuhi syarat.

Endotoksin dan Pirogen•Endotoksin adalah toksin yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif•Pirogen adalah senyawa yang menyebabkan kenaikan suhu tubuh akibat penggunaan produk farmasi yang diberikan secara intravena•Semua endotoksin bersifat pirogen, tetapi tidak semua senyawa pirogen itu merupakan endotoksin•Endotoksin bakteri terdiri dari Lipopolisakarida (LPS), umumnya terikat pada protein dan fosfolipid. LPS ini menyusun membran luar bakteri gram negatif.

Efek endotoksin bagi tubuh

••••

demamaktivasi sistem sitokin rusaknya sel-sel endotelial permeabilitas pembuluh darah berubah sehingga menyebabkan turunnya tekanan darahdll.•

Perkembangan regulasitentang uji pirogen � Bacterial endotoxin test (BET) merupakan

salah satu uji yang penting terhadap produk parenteral dan alat kesehatan

� 1912 : uji pirogen dilakukan dengan metode kelinci (Rabbit test)

� Digunakan dalam USP XII pada tahun 1942 sampai 40 tahun kemudian

� 1980 : metode baru diterapkan yaituLimulus amoebocyte lysate (LAL) test

LAL TEST

� Thetest dan

Limulus amebocyte lysate (LAL)adalah uji in vitro untuk deteksi analisis kuantitatif endotoksin

bakteri.� Metode analisis LAL yang dilakukan

mencakup teknik gel-clot dan turbidimetri kinetik dan kromogenik (kolorimetri)

Mengapa LAL test?

� Limulus amebocyte lysate (LAL) testadalah metode alternatif terhadap rabbit pyrogen test yang difokuskan pada deteksi senyawa pirogen dalam produk, untuk menghindari penggunaan hewan/binatang dalam percobaan

� Metode lebih akurat

LIMULUS AMEBOCYTE LYSATE

Lisat diperoleh dari amubosit(Limulus polyphemus)

kepiting landam kuda�

Penggunaan LAL untuk deteksi endotoksin berawaldari pengamatan Bang (1956) bahwa infeksi bakteri gram negatif pada Limulus polyphemus menyebabkan koagulasi intravaskular yang parah.

Th 1964, Levin and Bang kemudian menunjukkanbahwa penggumpalan itu merupakan hasil reaksi antara endotoksin dan protein yang dapat menggumpal dalam amubosit.

Limulus polyphemus(horseshoe crab)

Metode Gel-Clot : prinsip bahwa LAL menggumpal dengan adanya endotoksinMetode kinetik turbidimetri : menggunakan kecepatan pembentukan gel untuk menentukan kandungan endotoksinMetode Kromogenik : menggunakan substrat kromogenik sintetik, dengan adanya LAL dan endotoksin, menghasilkan warna kuning dan secara linier ekuivalen dengan konsentrasi endotoksin yang ada.

Metode LAL yang direkomendasi

Penetapan batas endotoksin

� 1983 : FDA menentukan batasendotoksin berdasarkan dosismaksimum sediaan obat untuk manusia atau kelinci

� dan penyesuaian batas endotoksin untuk semua obat (kecuali intratekal)kg-1 kg-1dari 2,5 EU sampai 5,0 EU

Unit � EU = Endotoxin

� Batas deteksi untuk beberapa produkdiperoleh dari monografi USP atau EP. Kalau tidak dinyatakan dalam farmakope, batas endotoksin harus dihitung dari dosis maksimum manusia

• Rumus menghitung Endotoxin Limit untuk sediaan LVP :

EL = K/M

EL = Endotoxin Limit (EU/mL) � K = konstanta = 5 EU atau IU per kg berat

badan, M = dosis maksimum untuk manusia per kg per jam.

� Umumnya dinyatakan sbb :Batas endotoksin untuk berat badan rata270 kg = 350 EU per jam (5 EU kg-1)

Contoh kasus Perhitungan Endotoksin

• Infus Levofloxacin 500 mg / 100 mL diberikan tidak kurang dari 60 menit (1jam). Sekali Vial sudah dibuka, larutan harus segera digunakan dalam waktu 3 jam untuk mencegah kontaminasi bakteri.

Perhitungan Endotoxin :Untuk pasien dewasa dg berat badan 70 kg. Maximum dosage 500 mg/jam = 100 mL/jam. Dimana K = 5 EU/kg