asuhan keperawatan post partum spontan pada
TRANSCRIPT
i
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SPONTAN PADA Ny.I DI
RUANG NIFAS BAITUNNISA 2 RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan
Disusun Oleh :
Nama : Anita Navilia
NIM : 40901800007
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2021
ii
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SPONTAN PADA Ny.I DI
RUANG NIFAS BAITUNNISA 2 RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Nama : Anita Navilia
NIM : 40901800007
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2021
iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa Karya Tulis
Ilmiah ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Jika kemudian hari ternyata saya
melakukan tindakan plagiarisme, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang
dijatuhkan oleh Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Semarang,2 Maret 2021
Anita Navilia
40901800007
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah Berjudul :
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SPONTAN PADA Ny.I DI RUANG NIFAS
BAITUNNISA 2 RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
Disusun Oleh :
Nama : Anita Navilia
NIM : 40901800007
Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi D-III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang Pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 2 Maret 2021
Semarang,2 Maret 2021
Pembimbing
Ns.Hj. Sri Wahyuni, M.Kep.,Sp.Kep.Mat
NIDN:06-0906-7504
v
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan Tim penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D-III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Unissula Semarang pada hari Kamis tanggal
27 Mei 2021 dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Tim penguji.
Semarang,27 Mei 2021
Penguji I
Ns. Apriliani Yulianti Wuriningsih, M.Kep, Sp.Kep.Mat
NIDN : 06-1804-8901
Penguji II
Ns. Hernandia Distinarista, M.Kep
NIDN : 06-0209-8901
Penguji III
Ns.Hj. Sri Wahyuni, M.Kep.,Sp.Kep.Mat
NIDN:06-0906-7504
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Iwan Ardian, SKM., M.Kep.
NIDN. 062.208.7403
vi
MOTTO
Genggamlah dunia sebelum dunia menggenggammu
Hidup adalah pelajaran tentang kerendahan hati
Kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana tapi sedikit berfikir
Jika orang lain bisa, maka aku juga termasuk bisa
Belajar dari kegagalan adalah hal yang bijak
Kesuksesan tidak akan bertahan jika dicapai dengan jalan pintas
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah segala puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga penyusun Karya Tulis Ilmiah dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu dinantikan
syafaatnya.
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis mempersembahkan untuk :
1. Kedua orang tua saya Bapak Drs.Asrori Anwar, Ibu Titik rofiati, kakakku Anang Chunaifi,
S.pd, adikku Antik Najibah, serta keluarga yang selalu mendoakan, memberi support, dan
selalu mengingatkan ibadah agar semuanya berjalan dengan lancar.
2. Fakultas Ilmu Keperawatan Unissula Semarang tempat selama penulis menempuh studi.
3. Dosen pembimbing Ibu Ns.Hj.Sri Wahyuni, M,.Kep.,Sp.Kep.Mat yang telah memberikan
bimbingan hingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
4. Alfian Risyadi Arif yang selalu memberi motivasi dan membantu hingga terselesaikannya
Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Teman-teman SixAsix Anisah Rahayu, Febrina Noor K, Cintianova Q, Zaidah Taris F, Siti
Akhidatunnisa, sahabatku Widya Putri A, Nadiyah Ilanajjah, Haritsah Awal M, Indy Ayu,
Nadhifatur rokhayanti, Elisa Febri Mania, yang selalu menasehati dan menyemangati
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-
Nya, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma-III Keperaatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang dengan judul “Asuhan keperawatan Post
Partum Spontan Pada Ny.I Di Ruang Nifas Baitunnisa 2 RSI Sultan Agung Semarang”.
Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga
atas izin Allah SWT penulis dan teman-teman seperjuangan mendapat syafa’atnya. Amin Ya
Rabbal Alamin.
Penyusun Karya tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat dukungan, dorongan, motivasi,
bimbingan, dan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan, serta kemudahan dalam
mengerjakan tugas, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Bapak Ir.Prabowo Setiawan MT., Ph.D, selaku Rektor Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
3. Bapak Iwan Ardian, SKM.,M.Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Islam Sultan Agung Semarang.
4. Bapak Ns. Muh. Abdurrouf, M.Kep, Selaku Kaprodi D-III Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
5. Ibu Ns.Hj.Sri Wahyuni, M,.Kep.,Sp.Kep.Mat selaku dosen pembimbing yang selalu
membimbing penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Bapak dan ibu dosen serta staf Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung
Semarang yang selalu membantu penulis dalam aktivitas akademik.
7. Bapak dan ibu tersayang yang tak pernah lelah untuk memberikan support, mendo’akan
dengan ikhlas dan kasih sayang dalam merawat, mendidik serta memberikan dukungan
penuh untuk saya.
8. Semua pihak yang telah membantu baik lahir maupun batin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kata sempurna, baik dari segi materi maupun teknik penulisan karena keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu besar harapan penulis agar Karya Tulis Ilmiah ini
menjadi lebih baik.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya pembaca yang
budiman pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Semarang,2 Maret 2021
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................................... v
MOTTO .....................................................................................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 3
1. Tujuan umum ................................................................................................................ 3
2. Tujuan khusus ............................................................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan ............................................................................................................ 3
BAB II ........................................................................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................................. 4
A. Konsep Dasar Post Partum ............................................................................................... 4
1. Definisi ......................................................................................................................... 4
2. Tujuan asuhan keperawatan post partum ....................................................................... 4
3. Perawatan post partum .................................................................................................. 5
4. Tahapan post partum ..................................................................................................... 6
5. Perubahan Fisiologis Pada Post Partum Spontan ........................................................... 6
6. Perubahan Adaptasi Psikologis Pada Post Partum ......................................................... 9
7. Pathway ...................................................................................................................... 10
B. Asuhan keperawatan post partum spontan ...................................................................... 10
BAB III ..................................................................................................................................... 13
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................................ 13
A. Pengkajian Keperawatan ................................................................................................ 13
xi
1. Identitas ...................................................................................................................... 13
B. Analisa Data ................................................................................................................... 17
C. Diagnosa keperawatan .................................................................................................... 17
D. Intervensi ....................................................................................................................... 17
E. Implementasi .................................................................................................................. 18
F. Evaluasi.......................................................................................................................... 19
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................................... 21
BAB V ...................................................................................................................................... 22
PENUTUP ................................................................................................................................ 22
A. Simpulan ........................................................................................................................ 23
1. Persalinan normal ....................................................................................................... 23
2. Pengkajian .................................................................................................................. 23
3. Diagnosa ..................................................................................................................... 23
4. Intervensi .................................................................................................................... 23
5. Implementasi .............................................................................................................. 23
6. Evaluasi ...................................................................................................................... 23
B. Saran .............................................................................................................................. 23
1. Institusi Pelayanan Kesehatan ..................................................................................... 23
2. Ilmu Keperawatan ....................................................................................................... 23
3. Institusi Pendidikan ..................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 25
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 – Uterus............................................................................................................................ 7
Tabel 2 - Pemeriksaan Penunjang................................................................................................. 16
Tabel 3 - Apgar Score................................................................................................................... 17
Tabel 4 - Bilirubin Direk-Indirek.................................................................................................. 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Post partum adalah masa atau periode yang dimulai sejak bayi lahir dan plasenta
dilahirkan hingga pulihnya organ-organ reproduksi seperti sebelum hamil yang
membutuhkan waktu 6 minggu. Post partum merupakan masa nifas (peurperium) yaitu
periode sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kandungan ke keadaan tidak
hamil, biasanya membutuhkan waktu lamanya sekitar 6 minggu (Indraswuri, 2017).
Masa nifas merupakan masa pemulihan pasca persalinan yang dimulai sejak
lahirnya bayi sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Asuhan ibu nifas adalah asuhan
sesuai standar ibu nifas yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang
dianjurkan, yaitu setelah 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke 4
hingga hari ke 28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca
persalinan (Jaelani, 2017).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015, AKI di
Indonesia masih tinggi yaitu sebanyak 309 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut
turun dibandingkan pada tahun 2012 yaitu sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Target global Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 yaitu menurunkan AKI
menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup. Beberapa penyebab utama kematian ibu
persalinan adalah perdarahan (28%), Eklamsia (24%), dan infeksi (11%). Dan pada tahun
2013 penyebab kematian ibu dengan perdarahan (30,3%) (Qonitun & Novitasari, 2018).
Di RSI Sultan Agung Semarang pada tahun 2016-2017 jumlah persalinan yaitu 3217
persalinan dengan kejadian perdarahan post partum sebanyak 73 (50%) (Surani &
Wahyuni, 2019).
Di negara berkembang seperti Indonesia, infeksi masa nifas hingga saat ini masih
menjadi faktor utama kematian ibu. Faktor utama penyebab infeksi masa nifas adalah
adanya luka perlukaan pada perineum. Faktor lain penyebab terjadinya infeksi masa nifas
yaitu akibat perawatan nifas yang kurang maksimal, hygiene yang kurang baik, daya tahan
tubuh yang rendah, dan kurangnya gizi/ mal nutrisi (Dwijayanti & Puspitasari, 2019).
Setiap melakukan tindakan persalinan dengan mendapatkan luka perineum akan
menimbulkan rasa nyeri. Nyeri yang dirasakan dengan adanya luka perineum akan
memunculkan dampak yang dapat mengurangi rasa nyaman seperti kesakitan, dan rasa
takut untuk bergerak sehingga banyak ibu melahirkan yang terdapat luka perineum jarang
mau bergerak karena merasa takut yang bisa mengakibatkan timbulnya masalah seperti sub
involusi uterus, pengeluaran lokhea yang kurang lancar dan perdarahan post partum
(Rahmawati, 2013).
2
Perlukaan jalan lahir merupakan tindakan yang dapat membuat bekembangnya
kuman dengan baik. Luka perineum pada ibu post partum yang tidak terjaga dengan baik
akan menyebabkan timbulnya banyak masalah atau penyakit yang sangat berpengaruh
pada proses penyembuhan luka perineum. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan hygiene
yang kurang terjaga,perawatan luka perineum yang tidak maksimal, dan daya tahan tubuh
ibu yang rendah pasca persalinan (Amiatin, 2019).
Hampir semua persalinan pertama mendapatkan perlukaan jalan lahir. Robekan pada
perineum biasanya terjadi di garis tengah dan menjadi lebar apabila kepala janin lahir lebih
cepat, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada
sirkum ferensia, dan sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasanya (Amiatin, 2019).
Luka perineum yang tidak di rawat dengan benar akan menjadikan kondisi perineum
lembab dan terkena lokhea sehingga sangat mudah adanya penyebaran bakteri yang
mengakibatkan infeksi perineum. Infeksi luka perineum bisa merambat pada saluran
kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat memunculkan adanya komplikasi
infeksi kandung kemih ataupun pada jalan lahir. Penanganan yang lambat pada saat terjadi
komplikasi dapat menyebabkan kematian ibu post partum dikarenakan kondisi ibu masih
lemah (Dwijayanti & Puspitasari, 2019).
Menurut peneliti Perawatan sangat berkaitan dengan penyembuhan luka perineum
karena semakin bak perawatan luka yang diberikan maka semakin cepat penyembuhan luka
perineum tersebut. Peran petugas kesehatan disini sangat penting dalam perawatan luka
perineum untuk memberikan cara dan perawatan luka perineum yang baik dan benar agar
tidak terjadi infeksi. Dari yang sebelumnya ibu nifas tidak mengerti cara dan perawatan
luka perineum yang baik dan benar menjadi mengerti dan memahami dengan informasi
dan evaluasi yang diberikan petugas kesehatan, sehingga ibu nifas mampu menjalankan
perawatan sesuai dengan anjuran yang telah diberikan peneliti agar penyembuhan luka
lebih normal dan cepat dan terhindar dari penyembuhan yang lambat apalagi infeksi
(Azlina, 2019).
Infeksi nifas dapat terjadi pada hari ke 2-10 ditandai dengan suhu 38⁰C atau lebih.
Kenaikan suhu tubuh dianggap sebagai infeksi nifas yang terjadi di dalam masa nifas,
apabila tidak ditemukan adanya tanda-tanda ekstra genetalia (Ratih, 2020).
Peran perawat disini sangat penting untuk mencegah agar tidak terjadi masalah
infeksi pada ibu post partum. Dengan memberikan perawatan pada perineum dan
memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara dan perawatan yang benar pada luka
perineum untuk mencegah terjadinya infeksi. Peran perawat disini juga melakukan
pengawasan selama persalinan dan masa nifas yaitu memantau betul TTV dan memantau
adanya tanda dan gejala infeksi. Perawat dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang maksimal baik secara komprehensif, berkesinambungan teliti dan penuh kesabaran.
Dilihat dari berbagai fakta masalah tingginya angka kematian di Indonesia dengan
infeksi nifas pada ibu post partum, perawat berperan penting salah satunya berupa
memberikan pendidikan kesehatan terkait pencegahan infeksi pada luka perineum. Dengan
3
ini penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini dijadikan sebagai Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “ Asuhan keperawatan post partum spontan pada Ny. I di ruang nifas
Baitunnisa 2 RSI Sultan Agung Semarang” dengan masalah keperawatan Resiko infeksi
berhubungan dengan trauma jaringan ( luka perineum).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan yang ingin dicapai adalah mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan pada pasien pada masalah post partum spontan.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu memahami konsep dasar pada pasien post partum spontan
yaitu : pengertian, tujuan asuhan keperawatan post partum, adaptasi
fisiologis dan psikologis post partum, konsep asuhan keperawatan (
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi),
fisiologisways.
b. Penulis mampu mengetahui pengkajian keperawatan dengan pasien post
partum spontan.
c. Penulis mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien post partum
spontan.
d. Penulis mampu menentukan prioritas diagnosa keperawatan untuk
menyusun intervensi keperawatan dengan pasien post partum spontan.
e. Penulis mampu menyusun dan memberikan intervensi keperawatan yang
sesuai pada pasien post partum spontan.
f. Penulis mampu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan pada
pasien dengan masalah post partum spontan.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat bermanfaat dalam memajukan serta memberikan konstribusi terhadap
perkembangan dan kemajuan institusi kesehatan pada umumnya dan institusi
keperawatan pada khususnya.
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Dapat bermanfaat untuk memberikan pedoman pada perawat serta tim kesehatan yang
lain dalam memberikan penanganan, intervensi, implementasi, dan evaluasi pada
pasien dengan masalah post partum spontan.
3. Bagi Profesi Keperawatan
Dapat menambah pengetahuan tentang ilmu dan pembaharuan ilmu dalam penerapan
Asuhan Keperawatan Post Partum Spontan.
4. Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan tentang perawatan dan pencegahan infeksi pada ibu post
partum.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Post Partum
1. Definisi
Post partum merupakan periode waktu yang diperlukan untuk pulihnya organ-
organ reproduksi kembali pada keadaan semula (tidak hamil) yang lamanya 6 minggu
setelah bayi dilahirkan dapat juga disebut dengan masa nifas (peurperium) (Rahmi,
2019).
Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), keluar secara spontan dengan presentasi kepala, tanpa
komplikasi baik pada ibu ataupun pada bayi (Armini et al., 2016).
Masa nifas (peurperium) adalah periode minggu-minggu pertama setelah
keluarnya bayi hingga alat-alat kandungan kembali ke keadaan tidak hamil yang
membutuhkan waktu sekitar enam minggu.Pada periode ini ditandai dengan banyaknya
perubahan fisiologi (Seniorita, 2017).
2. Tujuan asuhan keperawatan post partum
Tujuan asuhan keperawatan post partum menurut Azlina (2019) yaitu :
a. Mendeteksi adanya perdarahan nifas
Perdarahan post partum merupakan keluarnya darah dari jalan lahir segera
setelah melahirkan. Kondisi ini terjadi jika kehilangan darah yang sangat banyak
sampai 500 ml atau lebih.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayi
Kesehatan ibu dan bayi sangat penting untuk dijaga, baik kesehatan fisik
maupun psikologis. Kesehatan fisik yang dimaksud adakah memulihkan kesehatan
umum ibu.
c. Menjaga kesehatan diri
Pada umumnya ibu dengan persalinan normal akan mempunyai luka
perineum yang sangat rentan terjadi infeksi, oleh karena itu menjaga kesehatan diri
sangat penting. Berikut cara merawat perineum ibu dengan persalinan normal :
1) Ganti pembalut setiap 3-4 jam sekali atau setiap pembalut sudah penuh, agar
tidak terjadi perkembangbiakan bakteri.
2) Lepas pembalut dengan hati-hati mulai dari depan ke belakang untuk
mencegah pindahnya bakteri dari anus ke vagina
3) Bersihkan perineum menggunakan larutan antiseptik setelah buang air kecil
atau saat mengganti pembalut. Keringkan dengan tissue atau handuk, di
tepuk-tepuk secara halus.
4) Jangan pegang area luka perineum sampai benar-benar pulih
5
5) Sarankan ibu nifas untuk duduk diatas bantal untuk mendukung otot-otot
disekitar perineum, jangan duduk terlalu lama untuk menghindari tekanan
lama pada perineum.
6) Jika luka perineum terasa gatal tandanya luka hmpir sembuh. Rasa gatal
dapat diredakan dengan mandi air hangat atau kompres dengan air panas.
7) Ibu nifas disarankan melakukan latihan kegel supaya merangsang peredaran
darah pada perineum.
d. Melaksanakan screening secara komprehensif
Tujuan dilakukan sreening adalah untuk mendeteksi apabila terjadi
masalah, kemudian mengobati dan merujuk apabila terdapat komplikasi pada ibu
nifas maupun bayinya. Jika terdapat permasalahan, maka harus segera dilakukan
tindakan sesuai dengan standar pelayanan penatalaksanaan masa nifas.
e. Pendidikan laktasi dan perawatan payudara
Ada beberapa hal yang perlu disampaikan kepada ibu bersalin untuk
menyiapkan diri menyusui bayinya yaitu :
1) Merawat agar payudara tetap bersih dan kering
2) Memakai bra yang bisa untuk menyusui agar nyaman melaksanakan peran
sebagai ibu menyusui
3) Menjelaskan tentang teknik menyusui dan pelekatan yang benar
4) Apabila terdapat permasalahan puting yang lecet, disarankan untuk
mengolesi kolostrum ataupun ASI di sekitar puting susu setelah selesai
menyusui.
f. Konseling Keluarga Berencana (KB)
Konseling KB adalah percakapan antara konselor dengan ibu bersalin yang
bertujuan untuk membantu ibu menentukan keputusan sesuai kondisi dan
pilihannya berdasarkan informasi yang lengkap mengenai alat kontrasepsi.
3. Perawatan post partum
1. Mobilisasi
Akibat kelelahan pasca persalinan, ibu bersalin harus istirahat dan tidur
terentang selama 8 jam pasca melahirkan. Kemudian diperbolehkan miring kiri atau
kanan agar tidak terjadi trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2 boleh duduk,
hari ke-3 boleh jalan-jalan, dan hari ke-4 atau ke-5 boleh pulang. Mobilisasi diatas
berbeda-beda tergantung komplikasi nifas dan sembuhnya luka (Rahmadenti,
2020).
2. Diet
Nutrisi yang baik harus diperhatikan dengan mengonsumsi makanan bergizi
tinggi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral untuk meningkatkan
produksi ASI dan pemulihan kesehatan ibu (Anggrahini, 2016).
3. Miksi
6
Buang air kecil harus dilakukan ibu nifas setelah enam jam pasca
persalinan. Kadang ibu nifas mengalami kesulitan berkemih disebabkan karena
kurangnya tekanan intra abdominal, otot-otot perut yang lemah, edema uretra, dan
dinding kandung kemih kurang sensitif (Nurvita, 2014).
4. Defekasi
Jika belum terjadi buang air besar dan konstipasi setelah 2-3 hari pasca
melahirkan, kontrol diet jika perlu menggunakan obat atau lakukan klisma
(Rahmadenti, 2020).
5. Perawatan payudara
Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk merawat payudara
terutama pada masa nifas untuk melancarkan keluarnya ASI dan supaya puting susu
tidak keras dan tidak kering, untuk persiapan menyusui bayinya (Fatmawati et al.,
2019).
6. Perawatan vulva
Perawatan vulva dilakukan supaya kebersihan vulva dan sekitarnya terjaga
dengan baik untuk mempercepat penyembuhan luka dan menghindari resiko
infeksi. Perawatan vulva bisa dilakukan pada pagi dan sore sebelum mandi ataupun
setelah BAK dan BAB minimal 2x dalam sehari. (Hesty, 2019).
4. Tahapan post partum
Menurut Azlina (2019) ada 3 tahap post partum yaitu :
a. Immediate postpartum : 24 jam pertama, waktu 0-24 jam post partum. Pada
tahap ini dilakukan pemeriksaan uterus, pengeluaran lochea, suhu dan tekanan
darah.
b. Early postpartum : 1 minggu pertama, waktu 1-7 hari post partum. Pada periode
ini memastikan tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, dan ibu nifas
dapat menyusui bayi dengan baik.
c. Late postpartum 1 minggu- minggu ke-6, waktu 1-6 minggu. Pada masa ini
tetap dilakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.
5. Perubahan Fisiologis Pada Post Partum Spontan
Beberapa perubahan fisoiologis post partum sebagai berikut :
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
Setelah plasenta keluar, secara bertahap uterus akan kembali ke keadaan
sebelum hamil yang disebut involusi uterus. Involusi dapat terjadi akibat
adanya kontraksi uterus (Armini et al., 2016).
Berikut adalah tabel uterus :
Tabel 1 - Uterus
No. Waktu
Involusi
Tinggi Fundus
Uteri
Berat
Uterus
Diameter
Uterus
Palpasi
Serviks
7
1. Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm Lunak
2. Uri/ plasenta
lahir
Dua jari bawah
pusat
750 gram 12,5 cm Lunak
3. 1 Minggu Pertengahan
pusat simfisis
500 gram 7,5 cm 2 cm
4. 2 Minggu Tidak teraba
diatas simfisis
300 gram 5 cm 1 cm
5. 6 Minggu Bertambah kecil 60 gram 2,5 cm Menyem
pit
Sumber : (Sulityawati, 2019).
2) Lochea
Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea
juga mengalami proses involusi. Perubahan lochea menurut W. L. S. Putri
(2020) sebagai berikut :
a) Lochea Rubra
Terjadi pada hari 1-3 post partum, berwarna merah kehitaman
karena berisi darah dan sisa-sisa selaput ketuban.
b) Lochea Sanguilenta
Warnanya putih bercampur merah, berisi sisa darah bercampur
lendir, waktunya 3 sampai 7 hari pasca persalinan.
c) Lochea Serosa
Terjadi hari ke-7 sampai hari ke-14, warna kekuningan,
mengandung lebih sedikit darah.
d) Lochea Alba
Muncul setelah minggu ke-2 sampai minggu ke-6, warnanya putih,
terdiri dari leukosit.
3) Tempat Tertanamnya Plasenta
Saat plasenta keluar uterus akan berkontraksi sehingga volume atau
ruang tempat plasenta akan berubah sepat. 1 hari pasca persalinan berkerut
sampai diameter 7,5 cm. Kira-kira 10 hari setelah persalinan, diameter
plasenta kurang lebih 2,5 cm (Sulityawati, 2019).
4) Perineum, Vagina, Vulva, dan Anus
Berkurangnya sirkulasi progesteron dapat membantu pemulihan
otot panngul, perineum, vagina, dan vulva ke arah elastisitas dari
ligamentum otot rahim. Pada awal masa nifas, vagina dan muara vagina
membentuk suatu lorong luas berdinding licin yang akan berangsur-angsur
mengecil ukurannya tapi jarang kembali ke bentuk nulipara.
Mukosa vagina tetap atrofi pada ibu menyusui sekurang-kurangnya
sampai kembali dimulainya masa menstruasi. Mukosa vagina
8
membutuhkan waktu sekitar 2-3 minggu untuk kembali sembuh, tetapi
pemulihan luka sub-mukosa akan membutuhkan waktu lebih lama yaitu 4-
6 minggu. Luka perineum akan sembuh setelah 7 hari dan otot perineum
akan pulih pada hari ke 5 sampai 6.
Pada anus biasanya akan terlihat hemoroid, dan ditambah adanya
gejala gatal, kurang nyaman, dan perdarahan pada saat defekasi yang
berwarna merah terang. Ukuran hemoroid akan mengecil beberapa minggu
masa nifas (Sulityawati, 2019).
b. Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan
karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang
menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan waktu
persalinan, kurang asupan makanan, dan kurangnya aktivitas tubuh (F. A. Putri,
2019).
c. Sistem Perkemihan
Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-hari pertama pasca
persalinan. Diuresis fisiologis terjadi akibat pengurangan volume darah dan
peningkatan produk sisa yang dimulai pasca persalinan sampai 5 hari post partum
(Aprilianti, 2019).
d. Sistem Musculosceletal
Pada saat persalinan, ligamen, fasia, dan diafragma pelvis akan meregang
dan setelah bayi lahir berangsur-angsur akan akan menciut dan pulih kembali,
sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, dikarenakan
rotundum yang menjadi kendor. Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu
ke-6 sampai ke-8 pasca persalinan (Womakal, 2018).
e. Sistem Endokrin
1) Hormon Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh glandula pituitari posterior dan bekerja
terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Pada ibu menyusui isapan bayi
merangsang keluarnya oksitosin lagi yang dapat membantu pengeluaran ASI
dan kembalinya uterus kebentuk normal.
2) Hormon Hipofisis
Pada ibu menyusui kadar prolaktin tetap tinggi dan merupakan
permulaan stimulasi folikel di dalam ovarium ditekan. Kadar prolaktin
meningkat secara progresif sepanjang masa hamil dan akan tetap meningkat
sampai minggu ke 6 pasca persalinan.
3) Hormon Plasenta
Ketika plasenta keluar dari dinding uterus, tingkat hormone HCG, HPL,
estrogen, dan progesterone di dalam darah ibu akan menurun cepat, normalnya
setelah 7 hari post partum (Aprilianti, 2019).
9
f. Tanda-Tanda Vital
Pada ibu post partum, perubahan tanda-tanda vital menurut (Amiatin, 2019) yaitu :
1) Temperatur : Selama 24 jam pasca persalinan, suhu badan akan meningkat
sampai 38 derajat celsius sebagai akibat efek dehidrasi persalinan.
2) Nadi : Setelah melahirkan biasanya denyut nadi akan meningkat lebih cepat.
Setelah minggu ke-8 sampai ke-10 pasca persalinan, denyut nadi akan kembali
ke frekuensi sebelum hamil yaitu 60-80 kali per menit.
3) Pernafasan : Pernafasan selalu berkaitan dengan suhu tubuh dan denyut nadi,
jika suhu badan tidak normal, maka pernafasan akan mengikutinya. Bila
pernafasan pada masa nifas menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda
syok.
4) Tekanan Darah : Biasanya tekanan darah tidak berubah. Bila tekanan darah
lebih rendah pasca persalinan, dikarenakan ada perdarahan (Amiatin, 2019).
g. Sistem kardiovaskuler
Setelah bayi dilahirkan, jantung akan bekerja mengalami peningkatan 80%
lebih tinggi dibanding sebelum melahirkan, dikarenakan auto transfusi dari
uteroplasenter dan akan kembali normal pada akhir minggu ketiga (Rahmadenti,
2020).
6. Perubahan Adaptasi Psikologis Pada Post Partum
Menurut Sulityawati (2019) perubahan adaptasi psikologis ibu post partum yaitu :
a. Fase Taking In
Merupakan periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama
sampai hari kedua pasca persalinan. Pada fase ini ibu nifas akan terfokus pada
dirinya sendiri dan bayinya, lebih tertarik untuk menceritakan pengalaman
persalinan yang telah dilaluinya sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya.
Pasca persalinan ibu nifas akan merasakan kelelahan yang membuat ibu harus
cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung.
b. Fase Taking Hold
Periode ini berlangsung pada hari ke 3-10 pasca persalinan. Pada fase ini
ibu merasa khawatir dengan tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Peran
pendampingndan keluarga adalah memberikan dukungan dan komunikasi yang
baik agar ibu merasa mampu melewati fase ini. Pada fase ini juga ibu akan belajar
untuk melakukan perawatan bayinya.
c. Fase Letting Go
Fase ini terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada fase ini seorang ibu nifas
harus mampu menerima tanggung jawab dan peran barunya dalam merawat
bayinya yang dapat menyebabkan berkurangnya hak ibu dalam kebebasan dan
berhubungan sosial. Umumnya di fase ini terjadi depresi post partum.
d. Depresi Post Partum
10
Depresi post partum membuat ibu mengalami rasa putus harapan, keraguan
dan merasa tidak menjadi ibu yang baik dalam membesarkan anak. Ibu yang
mengalami depresi post partum biasanya mengalami rasa sulit tidur, tidak nafsu
makan dan cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.
e. Post Partum Blues
Post partum blues dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 2 minggu pasca
persalinan. Ibu post partum blues akan mengalami perubahan perasaan, cemas,
khawatir yang berlebihan mengenai sang bayi, dan mudah tersinggung.Apabila
post partum blues tidak segera ditangani secara tepat akan menjadi lebih buruk dan
menyebabkan terjadinya depresi post patum.
7. Pathway
(Oktarina, 2020)
B. Konsep Asuhan Keperawatan Post Partum
A. Pengkajian
Pengkajian pada ibu post partum menurut Ilma (2017) yaitu :
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan?
a. Bagaimana keadaan ibu saat ini?
b. Bagaimana perasaan ibu pasca persalinan?
b. Pola nutrisi dan metabolik
a. Apakah ibu merasa haus pasca persalinan?
Post partum spontan
Pengeluaran janin Pengeluaran plasenta
Robekan dinding vagina
Psikologis Luka
Trauma Kuman
Takut
Ansietas
Penurunan produksi hormone
estrogen dan progesteron
Hipofise posterior Hipofise anterior
Prolaktin Oksitosin
Peningkatan
produksi ASI
Pengeluaran
ASI
Kontraksi
uterus
Pembengkakan
payudara
Lemah Nyeri
Kuat
Involusi
uteri
Resiko
perdarahan
Resiko infeksi
11
b. Apakah klien merasa lapar setelah melahirkan?
c. Apakah ibu tidak nafsu makan dan merasa mual muntah?
d. Apakah terjadi penurunan berat badan?
c. Pola aktivitas
a. Apakah klien merasa lelah setelah melahirkan?
b. Apakah klien toleransi terhadap aktivitas ringan atau sedang?
c. Apakah klien terlihat mengantuk?
d. Pola eliminasi
a. Apakah ada deuresis pasca persalinan?
b. Apakah klien perlu bantuan saat BAK atau BAB?
e. Pola istirahat dan tidur
a. Apakah ada ketidaknyamanan yang menggangu istirahat?
b. Seberapa lamanya klien saat tidur?
f. Pola persepsi dan konsep diri
a. Bagaimana pandangan klien terhadap dirinya saat ini?
b. Apakah ada permasalahan perubahan penampilan tubuhnya yang dialami saat
ini?
B. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1) Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
2) Pengkajian edema
3) Pemeriksaan reflek
4) Kaji adanya varises
5) Kaji Cortical Vertebra Area Tenderness (CVAT)
b. Payudara
1) Pengkajian area areola ( pecah, pendek, rata)
2) Kaji adanya abses
3) Kaji adanya nyeri tekan
4) Observasi adanya pembengkakan atau ASI terhenti
5) Kaji pengeluaran ASI
c. Uterus
1) Observasi posisi uterus atau TFU
2) Kaji adanya kontraksi uterus
3) Observasi ukuran kandung kemih
d. Vulva atau perineum
1) Kaji pengeluaran lokhea
2) Observasi penjahitan laserasi atau luka episiotomi
3) Kaji adanya pembengkakan
4) Kaji adanya luka
5) Kaji adanya hemoroid
12
C. Diagnosa keperawatan
Menurut SDKI PPNI (2016)
a. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
b. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
D. Intervensi
a. Resiko infeksi b.d trauma jaringan
Tujuan dan kriteria hasil SLKI PPNI (2018):
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi
2) klien mampu mengenali tanda gejala infeksi
Planning SIKI PPNI (2018) :
1) Kaji tanda infeksi
2) Edukasi pencegahan infeksi
b. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
Tujuan dan kriteria hasil SLKI PPNI (2018) :
1) Tingkat ansietas menurun
2) Klien menunjukkan pengendalian diri terhadap kecemasan
Planning SIKI PPNI (2018) :
1) Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaan ketakutannya
2) Berikan informasi tentang perawatan perineum
13
BAB III
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian asuhan keperawatan ini dilakukan pada tanggal 30 Januari 2021 pukul
07.00 WIB. Penulis melakukan asuhan keperawatan post partum spontan pada Ny. I
dengan nifas hari 1 P1A0 (36 minggu), Di ruang Baitunnisa 2 RSI Sultan Agung Semarang.
Diperoleh data/ gambaran pengkajian kasus sebagai berikut :
Data umum :
1. Identitas
a. Identitas klien
Klien bernama Ny. I berusia 22 tahun, jenis kelamin perempuan, pekerjaan
ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMA, agama Islam, alamat rumah Bulusan
Rt 01 Rw 04 Sayung, Demak. Identitas penanggung jawab Tn.A umur 25 tahun,
pekerjaan wiraswasta, pendidikan terakhir SD, alamat rumah Bulusan Rt 01 Rw 04
Sayung Demak.
b. Status obstetri
Pada tanggal 30 Januari 2021 pukul 07.00 WIB yaitu 6 jam setelah
persalinan, klien dengan nifas hari 1 P1A0 (36 minggu). Tipe persalinan yaitu post
partum spontan, berat badan bayi waktu lahir 2.500 gram, tidak terdapat komplikasi
nifas, umur sekarang adalah 22 tahun.
c. Keluhan utama
Klien mengatakan merasa kurang nyaman karena luka jahitan perineumnya
terasa panas dan sakit, klien juga mengatakan khawatir dan takut jika jahitan luka
perineumnya terbuka atau robek.
d. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan perutnya mulai kencang dan mengeluarkan lendir,
kemudian dibawa ke IGD jum’at 29 januari 2021 pukul 20.00 WIB. Dan bayi lahir
secara spontan hari sabtu tanggal 30 januari 2021 pukul 01.15 WIB di ruang VK
(bersalin) dengan berat badan bayi 2.500 gram.
e. Riwayat kehamilan
Klien mengatakan ini kehamilan pertama,saat awal kehamilan sering
merasa mual dan muntah, klien memeriksakan kehamilannya di bidan atau
puskesmas terdekat.
f. Riwayat menstruasi
Klien mengatakan pertama kali menstruasi umur 14 tahun,perutnya sakit
dan nyeri saat hari pertama menstruasi, siklus menstruasinya teratur, lama
menstruasi sekitar 6-7 hari.
14
g. Riwayat Keluarga Berencana
Klien mengatakan belum pernah melakukan KB, dan ada rencana KB suntik
setelah kelahiran anak pertama.
h. Pemeriksaan fisik (Head To Toe)
Keadaan umum klien tampak masih lemah, kesadaran composmentis,
tanda-tanda vital klien : tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 77 x/menit, suhu 36,3 ,
RR 24 x/menit. Rambut berwarna hitam, bersih, tidak rontpok dan tidak ada
ketombe. Kulit berwarna sawo matang, bersih, tugor kulit normal. Hidung bersih,
tidak ada sekret, tidak ada epistaksi, tidak ada pembesaran polip, dan tidak
terpasang O2. Telinga simetris, bersih, tidak ada penumpukan serum, tidak ada
infeksi dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran. Mata tidak ada secret,
konjungtiva tidak anemis, seklera tidak ikterik, kemampuan penglihatan normal.
Pemeriksaan gigi normal, warna mulut normal, tidak ada kesulitan mengunyah atau
menelan. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis. Dada
simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi. Paru-paru simetris tidak ada edema,
bunyi vesikuler. Payudara simetris, areola berwarna coklat, puting menonjol, tidak
terdapat benjolan abnormal, tidak ada bendungan ASI. Colostrum berwarna kuning.
Abdomen teraba keras, diastasis rectus abdominis selebar 3 jari, fundus uteri 3 jari
dibawah pusat. Lokhea berwarna merah muda, terdiri dari lendir dan darah, bau
anyir. Perineum rupture tingkat ll, eliminasi klien mengatakan BAK di pispot
setelah persalinan, klien belum bisa BAB. Ekstremitas atas dan bawah tidak ada
edema, ekstremitas atas tangan kiri terpasang infus dan ekstremitas bawah tidak
ada varises.
i. Pengkajian kebutuhan khusus
1) Oksigenasi
Klien mengatakan tidak ada sesak nafas, klien tidak terpasang O2 (canul
oksigen)
2) Nutrisi
Klien makan sekitar 2 sampai 3 kali sehari dengan porsi banyak selama
kehamilan, setelah melahirkan porsi makan biasa, tidak ada penurunan nafsu
makan, dan tidak ada pantangan makanan.
3) Cairan
Klien mengatakan tidak ada pembatasan asupan cairan
4) Eliminasi
a) Adakah keluhan keringat berlebih?
Klien mengatakan tidak ada keringat berlebih
b) BAK pertama setelah melahhirkan
Klien mengatakan baru 1x BAK setelah melahirkan, klien mengatakan
BAK campur darah nifas
c) Adakah keluhan BAK
15
Klien mengatakan tidak ada keluhan BAK
d) BAB pertama pasca persalinan
Klien mengatakan belum BAB setelah melahirkan
e) Adakah keluhan BAB?
Klien mengatakan tidak ada gangguan BAB, tetapi setelah melahirkan klien
belum BAB
5) Kenyamanan
Klien mengatakan kurang nyaman di daerah jahitan perineumnya, kalau dibuat
jalan terasa nyeri.
j. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan Keterangan
Hematologi
Darah rutin 1
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Golongan darah
PPT
PT
PT (kontrol)
APTT
APTT
APTT (kontrol)
KIMIA
KLINIK
L 11.3
33.8
H 16.51
287
O/ Positif
9.3
10.5
27.0
25.5
11.7-15.5
33.0-45.0
3.60-11.00
150-440
9.3-11.4
9.1-12.3
21.8-28.4
21.0-28.4
g/dl
%
ribu
ribu
Detik
Detik
Detik
Detik
Low
High
16
Glukosa darah
sewaktu
IMUNOLOGI
BsAg
(kualitatif)
URINALISA
Urin lengkap
95
Non
reaktif
75-110
Non reaktif
mg/dl
Tabel 2 - Pemeriksaan Penunjang
Terapi Farmakologi
1. Cefadroxil 3x1
2. Methylergometria 3x1
3. Fermia 1x1
4. Asam Mefenamat 3x1
5. Donperidon 3x2
k. Pemeriksaan fisik bayi (Head To Toe)
Tingkat kesadaran : Berespon terhadap nyeri
Tangisan : Merintih
Lingkar kepala : 33cm
Kelainan : Tidak ada
Gerakan : Lemah
Warna kulit : Kemerahan
Suhu : Hangat
Kepala : Bersih
Kuku : Panjang
Mata : Tidak ada secret
Tali pusat : Ada
Putung umbilical : Basah
Vagina : Bersih
Anus : Ada
Nilai Apgar : 4-5-6
Ketuban : pecah sendiri
BB : Tidak berubah
Rambut : Tipis
Abdomen : Supel
Lidah : Lembab
Selaput lendir : Lembab
17
Tugor : Sedang
Dextrosit : Normal
Apgar score
Apgar Score 1 menit 5 menit 10 menit
Denyut jantung 1 1 1
Pernafasan 1 1 1
Tonus otot 1 1 1
Pola rangsang 0 1 1
Warna 1 1 2
Jumlah 4 5 6
Tabel 3 - Apgar Score
Bilirubin Direk-Indirek
Direk H 0.52 <0.2 mg/dl
Indirek H 18.43 1.01-1.75 g/dl
Tabel 4 - Bilirubin Direk-Indirek
B. Analisa Data
Pada tangagal 30 januari 2021 pukul 08.00 WIB didapatkan data subyektif yang
pertama yaitu klien mengatakan luka di jahitan perineum terasa sakit dan panas, sedangkan
data obyektifnya klien tampak merintih, luka jahitan perineum tampak kemerahan, tanda-
tanda vital klien tekanan darah : 90/60 mmHg, nadi : 77x/ menit, suhu : 36,3, RR : 24x/
menit, penulis menegakkan diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
Kemudian data fokus yang kedua didapatkan data subyektif yaitu klien mengatakan
khawatair dengan jahitan perineumnya, takut jika jahitan perineumnya robek dan tidak tahu
cara perawatan lukanya, data obyektifnya klien tampak cemas, gelisah, dan kebingungan,
penulis menegakkan diagnosa ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
C. Diagnosa keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
D. Intervensi
Pada tanggal 30 januari 2021 disusun intervensi keperawatan berdasarkan
intervensi yang sudah dilakukan. Diagnosa yang pertama yaitu resiko nfeksi berhubungan
dengan trauma jaringan. Tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan yaitu setelah dilakukan
tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan masalah resiko infeksi dapat teratasi dengan
kriteria hasil TTV dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, klien mampu
mengetahui tanda-tanda infeksi. Intervensi yang diterapkan pada diagonsa pertama yaitu
pantau tanda-tanda vital, kaji tanda-tanda infeksi, edukasi pencegahan infeksi.
18
Diagnosa yang kedua yaitu ansietas berhubungan dengan kurang terpapar
informasi. Tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam diharapkan tingkat ansietas berkurang dengan kriteria hasil : tingkat
ansietas menurun, klen menunjukkan pengendalian diri terhadap kecemasan, tingkat
informasi meningkat. Intervensi yang diterapkan pada diagnosa kedua yaitu beri
kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan ketakutannya, berikan informasi tentang
perawatan perineum, ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
E. Implementasi
Pada tanggal 30 januari 2021 pukul 13.15 WIB dilakukan intervensi diagnosa
pertama resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, implementasinya yaitu 1.
mengobservasi TTV, respon pasien data subyektif klien mengatakan bersedia di cek tanda-
tanda vitalnya, data obyektif TD 90/60 mmHg, nadi 77x/menit, suhu 36,3 c, RR 24x/ menit,
2. Memonitor tanda-tanda infeksi, respon pasien data subyektifnya klien mengatakan luka
perineum terasa panas dan sakit, data obyektifnya luka jahitan di perineum tampak
kemerahan, 3. Mengedukasi pencegahan infeksi, respon pasien data subyektif klien
mengatakan bersedia diberikan edukasi tentang pencegahan infeksi, data obyektif klien
tampak kooperatif.
Pada tanggal 30 januari 2021 pukul 13.15 WIB dilakukan intervensi diagnosa
kedua ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi dengan implementasi 1.
Memberikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan ketakutannya, respon
pasien data subyektif klien mengatakan takut jika jahitannya luka perineumnya robek, data
obyektif klien tampak cemas dan gelisah. 2. Memberikan informasi tentang perawatan luka
perineum, respon pasien data subyektif klien mengatakan khawatir karena tidak tahu
peerawatan luka perineumnya, data obyektif klien tampak kebingungan. 3. Mengajarkan
teknik distraksi-relaksasi, respon pasien data subyektif klien mengatakan bersedia
melakukan teknik tarik nafas dalam, data obyektif klien mampu melakukan teknik tarik
nafas dalam.
Pada tanggal 31 januari 2021 pukul 15.00 WIB dilakukan intervensi diagnosa
pertama resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, implementasinya yaitu 1.
Mengobservasi tanda-tanda vital, respon pasien data subyektif klien mengatakan bersedia
di TTV, data obyektif tekanan darah 93/57 mmHg, nadi 66x/ menit, suhu 36,3, RR
20x/menit. 2. Memonitor tanda-tanda infeksi data subyektif klien mengatakan luka
perineum masih terasa sakit, data obyektif luka perineum tampak bersih tidak ada tanda
infeksi. 3. Mengedukasi pencegahan infeksi, respon pasien data subyektif klien
mengatakan mulai mengerti tentang pencegahan infeksi, data obyektif klien tampak
kooperatif saat dijelaskan tentang pencegahan infeksi.
Pada tanggal 31 januari 2021 pukul 15.00 WIB dilakukan intervensi diagnosa
kedua yaitu ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi, implementasi 1.
Memberikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan ketakutannya, respon
pasien data subyektif klien mengatakan merasa lebih tenang setelah mengungkapkan
19
perasaannya, data obyektif klien tampak rileks, 2. Memberikan informasi tentang
perawatan luka perineum, respon pasien data subyektif klien mengatakan mulai mengerti
tentang perawatan luka perineum, data obyektif klien tampak mengerti cara perawatan luka
perineum. 3. Mengajarkan teknik tarik nafas dalam, respon pasien data subyektif klien
mengatakan bersedia melakukan teknik tarik nafas dalam, data obyektif klien tampak
memahami saat diajarkan teknk tarik nafas dalam.
Pada tanggal 1 februari 2021 pukul 08.00 WIB dilakukan intervensi diagnosa
pertama resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dengan implementasi 1.
Mengobservasi tanda-tanda vital, respon pasien data subyektif klien mengatakan bersedia
di TTV, data obyektif tekanan darah 158/49 mmHg, nadi 80x/ menit, suhu 37,5, RR 20x/
menit, 2. Memonitor tanda-tanda infeksi respon pasien data subyektif klien mengatakan
bekas jahitan masih sakit, data obyektif jahitan di perineum tampak sudah bagus dan bersih,
3. Mengedukasi pencegahan infeksi respon pasien data subyektif klien mengatakan sudah
mengerti cara pencegahan infeksi, data obyektif klien tampak kooperatif.
Pada tanggal 1 februari 2021 pukul 08.00 WIB dilakukan ntervensi diagnosa kedua
ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi, implementasi 1. Memberi
kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan ketakutannya, respon pasien data
subyektif klien mengatakan tidak merasa cemas lagi, data obyektif klien tampak tenang
dan rileks, 2. Memberikan informasi tentang cara perawatan luka perineum, respon pasien
data subyektif klien mengatakan mengerti tentang perawatan perineum, data obyektif klien
sudah memahami tentang perawatan perineum, 3. Mengevaluasi teknik tarik nafas dalam
yang sudah diajarkan, respon pasien data subyektif klien mengatakan mampu melakukan
relaksasi nafas dalam sendiri, data obyektif klien tampak lebih rileks setelah diajarkan
relaksasi nafas dalam.
F. Evaluasi
Pada tanggal 30 januari 2021 pukul 13.15 WIB hasil evaluasi diagnosa keperawatan
resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan yaitu S : klien mengatakan luka jahitan
di perineum terasa panas dan sakit, O : klien tampak merintih, luka di jahitan perineum
tampak kemerahan, TD 90/60 mmHg, nadi 77x/ menit, suhu 36,3, RR 24x/menit, A :
masalah belum teratasi, P : lanjutkan intervensi
Pada tanggal 30 januari 2021 pukul 13.15 WIB hasil evaluasi diagnosa keperawatan
ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi yaitu S : klien mengatakan
khawatir dengan jahitan perineumnya, dan takut jika jahitannya robek, dan tidak tahu cara
perawatan lukanya, O: klien tampak cemas, gelisah dan kebingungan, A : masalah belum
teratasi, P : lanjutkan intervensi.
Pada tanggal 31 januari 2021 pukul 15.00 WIB hasil evaluasi diagnosa keperawatan
resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan yaitu S : klien mengatakan luka jahitan
di perineum masih terasa sakit, O : klien tampak masih kesakitan, TD 93/57 mmHg, nadi
66x/ menit, suhu 36,3, RR 20x/ menit, A : masalah teratasi sebagian, P : lanjutkan
intervensi.
20
Pada tanggal 31 januari 2021 pukul 15.00 WIB hasil evaluasi diagnosa keperawatan
ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi yaitu S : klien mengatakan mulai
mengerti cara perawatan luka perineum, O : klien tampak lebih tenang, A : masalah teratasi
sebagian, P : lanjutkan intervensi.
Pada tanggal 1 februari 2021 pukul 08.00 WIB hasil evaluasi diagnosa keperawatan
resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan yaitu S : klien mengatakan luka jahitan
perineum sudah tidak sakit lagi, O : klien tampak tenang, jahitan di perineum bersih dan
tidak ada tanda-tanda infeksi, TD 158/49 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 37,5, RR 20x/
menit, A : masalah teratasi, P : intervensi dihentikan.
Pada tanggal 1 februari 2021 pukul 08.00 WIB hasil evaluasi diagnosa keperawatan
ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi yaitu S : klien mengatakan tidak
cemas lagi, dan sudah mengerti cara perawatan luka perineumnya, O : klien tampak tenang
dan rileks, A : masalah teratasi, P : intervensi dihentikan.
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada BAB IV ini penulis membahas hasil analisa kasus mengenai asuhan keperawatan post
partum spontan pada Ny. I yang dikelola selama 3 hari pada tanggal 30 Januari 2021 sampai
dengan 1 Februari 2021 dan telah disesuaikan dengan teori yang didapat.
Pada BAB IV ini membahas masalah dan hambatan yang diperoleh oleh penulis selama
memberikan asuhan keperawatan pada Ny.I yaitu sebagai berikut :
1. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
Menurut SDKI (PPNI, 2016) Resiko infeksi adalah beresiko mengalami
peningkatan terserang organisme patogenik.
Adapun alasan penulis mengangkat diagnosa resiko infeksi ditandai dengan luka
perineum post partum spontan, dibuktikan dengan data subyektif klien mengeluh luka
jahitan perineum terasa panas dan sakit, data obyektif luka di jahitan perineum tampak
kemerahan, klien tampak merintih, TD : 90/60 mmHg, N : 77x/menit, S : 36,3, RR :
24x/menit.
Intervensi keperawatan yang penulis tetapkan untuk mengatasi resiko infeksi
adalah penulis menyusun intervensi yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan dan
kriteria hasil klien diharapkan selama 3x24 jam : tanda-tanda vital dalam batas normal,
tidak ada tanda-tanda infeksi, klien mampu mengetahui tanda-tanda infeksi. Dengan
intervensi : 1. Pantau tanda-tanda vital, untuk memantau adanya peningkatan nadi dan suhu
karena dapat dijadikan indikator terjadinya infeksi, 2. Kaji tanda-tanda infeksi, agar dapat
mengetahui tanda-tanda infeksi yang dapat menyebabkan komplikasi, 3. Edukasi
pencegahan infeksi, untuk meningkatkan pengetahuan klien dan dapat mencegah serta
mengurangi resiko terjadinya infeksi (Susanti & Fauziyah, 2018). Edukasi kesehatan
tentang pencegahan infeksi harus dilakukan langkah dasar dengan cara menjaga personal
hygiene agar tetap bersih supaya tidak memunculkan adanya infeksi, dan menjaga
kebersihan luka perineum agar tidak menjadi tempat masuk utama perkembangan bakteri
(Hayati, 2020). Cara pencegahan infeksi menurut Sulityawati (2019) yaitu : menggunakan
teknik aseptik untuk merawat luka perineum, peralatan yang digunakan pada daerah genital
harus steril, membatasi kunjungan tamu, mobilisasi dini.
Penulis dalam melakukan tindakan keperawatan sudah sesuai dengan intervensi
yang sudah ditetapkan karena saat dilakukan implementasi keperawatan klien sangat
kooperatif, aktif dan tampak mampu mengetahui tanda dan gejala infeksi.
Evaluasi keperawatan yang dilakukan penulis selama 3 hari pada masalah
resiko infeksi yaitu masalah teratasi dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada luka
perineum.
2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
22
Menurut SDKI (PPNI, 2016) Ansietas adalah kondisi emosi dan pengalaman
subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
Alasan penulis mengangkat diagnosa Ansietas berhubungan dengan kurang
terpapar informasi dibuktikan dengan data subyektif klien mengatakan khawatir dengan
jahitan luka perineumnya, takut jika jahitan luka perineumnya robek, klien mengatakan
tidak tahu cara perawatan luka perineum, data obyektif klien tampak cemas, gelisah dan
kebingungan. Batasan karakteristik dalam Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia
(SDKI) yaitu tampak gelisah,merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi
yang sedang dihadapi.
Intervensi yang ditetapkan oleh penulis untuk mengatasi Ansietas berhubungan
dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan klien mengatakan khawatir dengan
luka jahitan perineumnya, takut jika jahitannya robek, klien tampak cemas, gelisah, dan
kebingungan. Penulis menyusun keperawatan selama 3x24 jam klien diharapkan ansietas
berhubungan dengan kurang terpapar informasi dapat teratasi dengan kriteria hasil : tingkat
ansietas menurun, klien menunjukkan pengendalian diri terhadap kecemasan, tingkat
informasi meningkat. Intervensi yang ditetapkan penulis adalah 1. Beri kesempatan klien
untuk mengungkapkan perasaan ketakutannya, dengan memberi kesempatan tersebut dapat
mengetahui secara pasti penyebab kecemasan klien, 2. Berikan informasi tentang
perawatan perineum, dengan memberi informasi tentang perawatan perineum diharapkan
klien mengerti dan memahami sehingga dapat menambah lancarnya proses pemulihan, 3.
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi, dengan memberikan pijatan dapat memberikan rasa
rileks dan sirkulasi darah menjadi lancar sehingga cemas yang dialami dapat berkurang
(Sunirti, 2018). Teknik relaksasi nafas dalam adalah pernafasan abdomen dengan frekuensi
lambat, berirama, yang dilakukan dengan memejamkan mata dan menimbulkan rasa
nyaman. Relaksasi nafas dalam merupakan metode yang efektif untuk mengatasi ansietas
maupun menurunkan rasa nyeri (Tri & Niken, 2019). Saat penulis melakukan implementasi respon pasien sangat baik. Pasien kooperatif
dan melakukan apa yang dianjurkan. Pasien mampu melakukan teknik tarik nafas dalam
dan menciptakan perasaan yang menenangkan dan juga memberikan rasa aman dan
tentram bagi individu tersendiri. Evaluasi keperawatan yang dilaksanakan penulis selama 3 hari pada masalah
ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi masalah teratasi ditandai dengan
pasien tampak rileks, tenang dan tidak merasa cemas lagi.
BAB V
PENUTUP
Asuhan keperawatan dikelola selama 3 hari mulai tanggal 30 januari 2021 – tanggal
1 februari 2021. Langkah terakhir dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu membuat
23
simpulan dan saran yang dapat digunakan untuk bahan pertimbangan bagi pemberi asuhan
keperawatan pada Ny.I dengan asuhan keperawatan post partum spontan sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Post Partum
Post partum atau masa nifas (peurperium) adalah periode minggu-minggu
pertama setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali ke
keadaan tidak hamil yang membutuhkan waktu sekitar 6 minggu.Pada masa ini
ditandai dengan banyaknya perubahan fisiologi (Seniorita, 2017).
2. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada Ny.I diperoleh dengan baik, dan
didapatkan data Ny.I mengatakan luka jahitan perineum terasa panas dan sakit,
khawatir dan takut jika jahitan perineum robek, dan tidak tahu cara perawatan luka
perineumnya.
3. Diagnosa
Masalah keperawatan yang muncul berdasarkan keluhan klien dan hasil
pengkajian data yang didapatkan adalah resiko infeksi berhubungan dengan trauma
jaringan, diagnosa yang kedua yaitu ansietas berhubungan dengan kurang terpapar
informasi.
4. Intervensi
Rencana keperawatan yang telah ditetapkan dengan tujuan dan kriteria hasil
dengan rencana tindakan ini telah sesuai dengan Standart Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI) dan Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
5. Implementasi
Implementasi dilakukan 3 hari mulai tanggal 30 januari 2021 - 1 februari
2021 selama 3x24 jam sesuai dengan intervensi yang telah disusun pada masing-
masing diagnosa.
6. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari pada tanggal 30
januari 2021 sampai tanggal 1 februari 2021 selama 3x24 jam didapatkan evaluasi
hari ketiga tujuan tercapai dan masalah teratasi.
B. Saran
1. Institusi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan informasi dalam memberikan asuhan
keperawatan yang baik dan sesuai dengan standar asuhan keperawatan serta dapat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan .
2. Ilmu Keperawatan
Menjadikan salah satu contoh usaha yang dilakukan untuk merencanakan
tindakan keperawatan secara mandiri pada pasien post partum spontan.
24
3. Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam pengembangan mutu
pendidikan dan peningkatan pengetahuan dalam penyusunan asuhan keperawatan
dengan kasus post partum spontan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Amiatin, S. (2019). Aplikasi Rebusan Air Daun Sirih (Piper Betle) Untuk Mengatasi Resiko Infeksi
Perineum Pada Ibu Post Partum.
Anggrahini, L. (2016). Upaya Peningkatan Nutrisi Pada Pasien Post Sectio Caesarea Di RSU
Assalam Gemolong.
Aprilianti, A. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Ibu Post Partum Pada Ny. F Dan Ny. S
Dengan Masalah Keperawatan Kesiapan Meningkatkan Pemberian ASI Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rogotrunan Kabupaten Lumajang.
Armini, N. K. A., Yunitasari, E., Triharini, M., Kusumaningrum, T., Pradanie, R., & Nastiti, A. A.
(2016). Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2. In Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.
Azlina, N. (2019). Hubungan Perawatan Luka Perineum Dengan Proses Penyembuhan Luka Di
Klinik Lena Barus Binjai Tahun 2019.
Dwijayanti, N., & Puspitasari, E. (2019). Gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan luka perineum di rb amanda gamping sleman.
Fatmawati, L., Syaiful, Y., & Wulansari, N. A. (2019). Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap
Pengeluaran ASI Ibu Post Partum.
Hayati, F. (2020). Personal Hygiene Pada Masa Nifas. https://doi.org/10.36565/jak.v2i1.62
Hesty. (2019). Pentingnya Pengetahuan Tentang PEerawatan Vulva Dan Perineum Pasca
Persalinan.
Ilma, A. M. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny.M Dengan Haemoragic Post Partum Di
Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017.
Indraswuri, N. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Ny. Y Dan Ny. S Yang Mengalami Post Partum
Spontan Dengan Nyeri Akut Di Ruang Flamboyan 1 RSUD Salatiga.
Jaelani, A. K. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Makanan Gizi Seimbang Dengan
Penyembuhan Luka Perineum Diwilayah Kerja Puskesmas Sipayung Indragiri Hulu. Jurnal
Endurance.
Nurvita, N. (2014). Efektivitas Senam Nifas Terhadap Kelancaran Eliminasi Pada Ibu Nifas Di
Desa Pamoyanan Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014.
Oktarina, N. dwi. (2020). Asuhan keperawatan pada klien post partum spontan dengan nyeri akut
di ruang cempaka rumah sakit umum daerah dr soekardjo tasikmalaya.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
PPNI. (2018a). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
PPNI. (2018b). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.
Putri, F. A. (2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Post Partum Spontan
Di RSUD. Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Putri, W. L. S. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Partum Spontan Dengan Masalah
Ketidakefektifan Pemberian Asi Di Ruang Cempaka Rsud Dr. Soekardjo Tasikmalaya.
Qonitun, U., & Novitasari, F. (2018). Studi Persalinan Kala Iv Pada Ibu Bersalin Yang Melakukan
26
Inisiasi Menyusu Dini (Imd) Di Ruang Mina Rumah Sakit Muhammadiyah Tuban. Jurnal
Kesehatan, 11(1), 1–8.
Rahmadenti, K. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Partum Spontan Dengan Nyeri
Akut Atas Indikasi Episiotomi Di Ruang Cempaka RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya Karya.
Rahmawati, E. S. (2013). Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Pengurangan Nyeri Luka Perineum
Pada Ibu Nifas di BPS Siti Alfirdaus Kingking Kabupaten Tuban ( The Influence of Cold
Compress Towards Perineum Injury of Post-Partum. Jurnal Sain Med.
Rahmi, Y. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Post Partum Di Ruang Rawat Inap
Kebidanan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2019.
Ratih, H. R. (2020). Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum. 2(1).
Seniorita, D. (2017). Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Kebutuhan Dasar Selama
Masa Nifas Di Rumah Bersalin Srikaban Binjai Tahun 2016.
Sulityawati, nurun aryati khasanah dan W. (2019). Buku Ajar Nifas Dan Menyusui. 188.
Sunirti, N. K. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan Sistem
Cardiovaskuler :Hipertensi DIiruang Perawatan Puskesmas Landono Kabupaten Konawe
Selatan.
Surani, E., & Wahyuni, S. (2019). Hubungan Antara Umur, Polihidramnion Dengan Kejadian
Perdarahan Postpartum Di RSI Sultan Agung Semarang. Ilmiah Keperawatan.
Susanti, Y., & Fauziyah, N. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Ny. S P2A0 POost Partum Normal
Dengan Sisa Plasenta Hari Ke -1 Di Ruang Endang Geulis RSUD Gunung Jati Cirebon.
Tri, A. M., & Niken, S. (2019). Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Menurunkan Skala Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea. 3(2), 19–25.
https://doi.org/10.33655/mak.v3i2.70
Womakal, S. S. (2018). Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus Pada Ny.M.T Dengan Post Partum
Normal Di Ruang Flamboyan RSUD. Prof. DR.W.Z. Johannes Kupang.
27
LAMPIRAN
1. Berita Acara
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SPONTAN PADA Ny.I DI RUANG NIFAS
BAITUNNISA 2 RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
Nama : Anita Navilia
NIM : 40901800007
No Nama penguji Direvisi pada bagian Halaman Ya Tidak Tanda tangan
Ns. Apriliani
Yulianti
Wuriningsih,
M. Kep, Sp.
Kep. Mat
Perbaiki penulisan
sesuai buku
panduan tambahkan
referensi pada
pathway Bedakan keluhan
utama dengan
riwayat kesehatan
sekarang Tambahkan
pembahasan yang
memang
diperlukan pada
pembahasan Kesimpulan
disesuaikan
dengan tujuan
khusus Rapikan daftar
pustaka
1-32
14
18
28-30
31
33
ya
ya
ya
ya
ya
ya
-
- -
-
-
-
Ns. Hernandia
Distinarista,
M.kep
Lampirkan askep
asli Perbaiki rata
kanan kiri dan font
12
36
1-32
14
ya ya
ya
ya
-
-
-
28
Pathway disertai
sumber bedakan keluhan
utama dengan
riwayat kesehatan
sekarang Intervensi dibahas
dengan artikel
jurnal daftar pustaka
dirapikan
28-30 33
ya
-
-
Ns. Hj. Sri
Wahyuni,
M.kep.,
Sp.Kep.Mat
Pathway diberi
referensi Rapikan daftar
pustaka
14
33
ya
ya
-
-