asuhan keperawatan ca nasofaring

41
ASUHAN KEPERAWATAN CA NASOFARING Nama: Aditya ramanda Dewi lestari tampubolon Fachrur razi Murdianto Ramadhan Siti rahayu Susi susanti Tomy putera Kelas :1A Keperawatan

Upload: poltekkeskemenkesriau

Post on 06-Feb-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN

CA NASOFARING

Nama: Aditya ramanda

Dewi lestari tampubolon

Fachrur razi

Murdianto

Ramadhan

Siti rahayu

Susi susanti

Tomy putera

Kelas :1A Keperawatan

Politeknik kesehatan Kemenkes

Tanjungpinang

Jl. A.R Hakim No.1 TanjungpinangASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SYSTEM

CA NASOFARING

A.anatomi fisiologi

Nasofaring letaknya tertinggi di antara bagian-bagian lain dari

faring, tepatnya di sebelah do sal dari cavum nasi dan dihubungkan

dengan cavum nasi oleh koane. Nasofaring tidak bergerak, berfungsi

dalam proses pernafasan dan ikut menentukan kualitas suara yang

dihasilkan oleh laring. Nasofaring merupakan rongga yang mempunyai

batas-batas sebagai berikut :

Atas : Basis

kranii.                                                                

                 

Bawah : Palatum mole

Belakang : Vertebra servikalis

Depan : Koane

Lateral : Ostium tubae Eustachii, torus tubarius, fossa rosenmuler

(resesus faringeus).

Pada atap dan dinding belakang Nasofaring terdapat adenoid atau

tonsila faringika.

B.konsep penyakit

Pengertian ca nasofaring

Karsinoma nasofaring adalah keganasan pada nasofaring yang

berasal dari epitel mukosa nasofaring atau kelenjar yang terdapat di

nasofaring.

Carsinoma Nasofaring merupakan karsinoma yang paling banyak di

THT. Sebagian besar klien datang ke THT dalam keadaan terlambat atau

stadium lanjut.

Etiologi ca nasofaring

Kaitan Virus Epstein Barr dengan ikan asin dikatakan sebagai

penyebab utama timbulnya penyakit ini. Virus ini dapat masuk dalam

tubuh dan tetap tinggal disana tanpa menyebabkan suatu kelainan

dalam jangka waktu yang lama.

Untuk mengaktifkan virus ini dibutuhkan suatu mediator

kebiasaan untuk mengkonsumsi ikan asin secara terus menerus mulai

dari masa kanak-kanak, merupakan mediator utama yang dapat

mengaktifkan virus ini sehingga menimbulkan Ca Nasofaring. Mediator

yang berpengaruh untuk timbulnya Ca Nasofaring :

1. Ikan asin, makanan yang diawetkan dan nitrosamine.

2. Keadaan social ekonomi yang rendah, lingkungan dan kebiasaan

hidup.

3. Sering kontak dengan Zat karsinogen ( benzopyrenen,

benzoantrance, gas kimia, asap industri, asap kayu, beberapa

ekstrak tumbuhan).

4. Ras dan keturunan (Malaysia, Indonesia)

5. Radang kronis nasofaring

Tanda dan gejala ca nasofaring

Gejala dini

Gejala pada telinga dapat dijumpai sumbatan Tuba Eutachius.

Pasien mengeluh rasa penuh di telinga, rasa dengung kadang-kadang

disertai dengan gangguan pendengaran. Gejala ini merupakan gejala

yang sangat dini. Radang telinga tengah sampai pecahnya gendang

telinga. Keadaan ini merupakan kelainan lanjut yang terjadi akibat

penyumbatan muara tuba, dimana rongga telinga tengah akan terisi

cairan. Cairan yang diproduksi makin lama makin banyak, sehingga

akhirnya terjadi kebocoran gendang telinga dengan akibat gangguan

pendengaran

Gejala pada hidung adalah epistaksis akibat dinding tumor

biasanya rapuh sehingga oleh rangsangan dan sentuhan dapat terjadi

pendarahan hidung atau mimisan. Keluarnya darah ini biasanya

berulang-ulang, jumlahnya sedikit dan seringkali bercampur dengan

ingus, sehingga berwarna merah muda. Selain itu,sumbatan hidung

yang menetap terjadi akibat pertumbuhan tumor ke dalam rongga

hidung dan menutupi koana. Gejala menyerupai pilek kronis, kadang-

kadang disertai dengan gangguan penciuman dan adanya ingus kental.

Gejala telinga dan hidung ini bukan merupakan gejala yang khas

untuk penyakit ini, karena juga dijumpai pada infeksi biasa,

misalnya pilek kronis, sinusitis dan lain-lainnya. Mimisan juga

sering terjadi pada anak yang sedang menderita radang

Gejala lanjutan

Pembesaran kelenjar limfe leher yang timbul di daerah samping

leher, 3-5 sentimeter di bawah daun telinga dan tidak nyeri.

Benjolan ini merupakan pembesaran kelenjar limfe, sebagai

pertahanan pertama sebelum tumor meluas ke bagian tubuh yang lebih

jauh. Benjolan ini tidak dirasakan nyeri, sehingga sering diabaikan

oleh pasien. Selanjutnya sel-sel kanker dapat berkembang terus,

menembus kelenjar dan mengenai otot di bawahnya. Kelenjarnya

menjadi melekat pada otot dan sulit digerakan. Keadaan ini

merupakan gejala yang lebih lanjut lagi. Pembesaran kelenjar limfe

leher merupakan gejala utama yang mendorong pasien datang ke dokter

Gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitar. Perluasan

ke atas ke arah rongga tengkorak dan kebelakang melalui sela-sela

otot dapat mengenai saraf otak dan menyebabkan ialah penglihatan

ganda (diplopia), rasa baal (mati rasa) didaerah wajah sampai

akhirnya timbul kelumpuhan lidah, leher dan gangguan pendengaran

serta gangguan penciuman. Keluhan lainnya dapat berupa sakit kepala

hebat akibat penekanan tumor ke selaput otak rahang tidak dapat

dibuka akibat kekakuan otot-otot rahang yang terkena tumor.

Biasanya kelumpuhan hanya mengenai salah satu sisi tubuh saja

(unilateral) tetapi pada beberapa kasus pernah ditemukan mengenai

ke dua sisi tubuh

Gejala akibat metastasis apabila sel-sel kanker dapat ikut

mengalir bersama aliran limfe atau darah, mengenai organ tubuh yang

letaknya jauh dari nasofaring, hal ini yang disebut metastasis

jauh. Yang sering ialah pada tulang, hati dan paru. Jika ini

terjadi, menandakan suatu stadium dengan prognosis sangat buruk

Patofisiologi

Penatalaksanaan ca nasofaring

a. Radioterapi : hal yang perlu dipersiapkan adalah KU pasien

baik, hygiene mulut, bila ada infeksi mulut diperbaiki dulu.

b. Kemoterapi

c. Pembedahan

woc

terlampir

C.konsep dasar keperawatan pada ca nasofaring

Pengkajian

a. Identitas/ biodata klien

1. Nama                                         

2. Tempat tanggal lahir                 

3. Umur                                         

4. Jenis Kelamin                            

5. Agama                                       

6. Warga Negara                           

7. Bahasa yang digunakan                        

Penanggung Jawab             

1. Nama                                         

2. Alamat                                     

10.  Hubungan dengan klien            

b. Keluhan Utama

            Leher terasa nyeri, semakin lama semakin membesar, susah

menelan, badan merasa lemas, serta BB turun drastis dalam waktu

singkat.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu      

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

g. Keadaan Lingkungan

Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi berlebihan

2. Nyeri kronik b/d agen injuri fisik (pembedahan).

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

ketidakmampuan pemasukan nutrisi..

4. Risiko infeksi b/d tindakan infasive, imunitas tubuh menurun

5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d

misintepretasi informasi, ketidak familiernya sumber informasi.

6. Harga diri Rendah b/d perubahan perkembangan penyakit, pengobatan

penyakit.

Gangguan  sensori  persepsi (pendengaran )  berubungan  dengan 

gangguan  status  organ sekunder metastase tumor

Intervensi

No Diagnosis Tujuan dan hasil Intervensi Rasional

kriteria1 Bersihan jalan

nafas tidak

efektif b.d

sekresi

berlebihan

Definisi:

Ketidakmampuan

untuk

membersihkan

sekresi atau

obstruksi dari

saluran

pernafasan

untuk

mempertahankan

kebersihan

jalan nafas.

Batasan

Karakteristik

:

Dispneu,

Penurunan

suara nafas

NOC :

Respiratory status :

Ventilation

Respiratory status :

Airway patency

Aspiration Control

Kriteria Hasil :

Mendemonstrasikan

batuk efektif dan

suara nafas yang

bersih, tidak ada

sianosis dan

dyspneu (mampu

mengeluarkan

sputum, mampu

bernafas dengan

mudah, tidak ada

pursed lips)

Menunjukkan jalan

nafas yang paten

(klien tidak

merasa tercekik,

irama nafas,

frekuensi

pernafasan dalam

rentang normal,

tidak ada suara

NIC :

Airway suction

Pastikan

kebutuhan oral /

tracheal

suctioning

Auskultasi suara

nafas sebelum

dan sesudah

suctioning.

Informasikan

pada klien dan

keluarga tentang

suctioning

Minta klien

nafas dalam

sebelum suction

dilakukan.

Berikan O2

dengan

menggunakan

nasal untuk

memfasilitasi

suksion

nasotrakeal

Gunakan alat

yang steril

sitiap melakukan

Orthopneu

Cyanosis

Kelainan

suara nafas

(rales,

wheezing)

Kesulitan

berbicara

Batuk,

tidak

efekotif

atau tidak

ada

Mata

melebar

Produksi

sputum

Gelisah

Perubahan

frekuensi

dan irama

nafas

Faktor-faktor

yang

berhubungan:

Lingkungan

: merokok,

menghirup

nafas abnormal)

Mampu

mengidentifikasika

n dan mencegah

factor yang dapat

menghambat jalan

nafas

tindakan

Anjurkan pasien

untuk istirahat

dan napas dalam

setelah kateter

dikeluarkan dari

nasotrakeal

Monitor status

oksigen pasien

Ajarkan keluarga

bagaimana cara

melakukan

suksion

Hentikan suksion

dan berikan

oksigen apabila

pasien

menunjukkan

bradikardi,

peningkatan

saturasi O2,

dll.

Airway Management

Buka jalan

nafas, guanakan

teknik chin lift

atau jaw thrust

1.Mempermudah

fungsi

pernapasan.

asap rokok,

perokok

pasif-POK,

infeksi

Fisiologis

: disfungsi

neuromuskul

ar,

hiperplasia

dinding

bronkus,

alergi

jalan

nafas,

asma.

Obstruksi

jalan nafas

: spasme

jalan

nafas,

sekresi

tertahan,

banyaknya

mukus,

adanya

jalan nafas

buatan,

sekresi

bronkus,

bila perlu

Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi

Identifikasi

pasien perlunya

pemasangan alat

jalan nafas

buatan

Pasang mayo bila

perlu

Lakukan

fisioterapi dada

jika perlu

Keluarkan sekret

dengan batuk

atau suction

Auskultasi suara

nafas, catat

adanya suara

tambahan

Lakukan suction

pada mayo

Berikan

bronkodilator

bila perlu

Berikan pelembab

udara Kassa

adanya

eksudat di

alveolus,

adanya

benda asing

di jalan

nafas.

basah NaCl

Lembab

Atur intake

untuk cairan

mengoptimalkan

keseimbangan.

Monitor

respirasi dan

status O2

2 Nyeri akut b/d

agen injuri

fisik(pembedah

an).

Definisi :

Sensori yang

tidak

menyenangkan

dan pengalaman

emosional yang

muncul secara

aktual atau

potensial

kerusakan

jaringan atau

menggambarkan

adanya

kerusakan

NOC :

Pain Level,

Pain control,

Comfort level

Kriteria Hasil :

Mampu mengontrol

nyeri (tahu

penyebab nyeri,

mampu menggunakan

tehnik

nonfarmakologi

untuk mengurangi

nyeri, mencari

bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

NIC :

Pain Management

Lakukan

pengkajian nyeri

secara

komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik,

durasi,

frekuensi,

kualitas dan

faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

1.Memungkinkan

pasien untuk

berpartisipasi

secara aktif

dan

meningkatkan

rasa control

(Asosiasi

Studi Nyeri

Internasional)

: serangan

mendadak atau

pelan

intensitasnya

dari ringan

sampai berat

yang dapat

diantisipasi

dengan akhir

yang dapat

diprediksi dan

dengan durasi

kurang dari 6

bulan.

Batasan

karakteristik

:

Laporan

secara

verbal atau

non verbal

Fakta dari

observasi

Posisi

nyeri (skala,

intensitas,

frekuensi dan

tanda nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah

nyeri berkurang

Tanda vital dalam

rentang normal

komunikasi

terapeutik untuk

mengetahui

pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi

respon nyeri

Evaluasi

pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama

pasien dan tim

kesehatan lain

tentang

ketidakefektifan

kontrol nyeri

masa lampau

Bantu pasien dan

keluarga untuk

mencari dan

menemukan

dukungan

Kontrol

lingkungan yang

dapat

mempengaruhi

nyeri seperti

suhu ruangan,

antalgic

untuk

menghindari

nyeri

Gerakan

melindungi

Tingkah

laku

berhati-

hati

Muka topeng

Gangguan

tidur (mata

sayu,

tampak

capek,

sulit atau

gerakan

kacau,

menyeringai

)

Terfokus

pada diri

sendiri

Fokus

menyempit

(penurunan

persepsi

waktu,

pencahayaan dan

kebisingan

Kurangi faktor

presipitasi

nyeri

Pilih dan

lakukan

penanganan nyeri

(farmakologi,

non farmakologi

dan inter

personal)

Kaji tipe dan

sumber nyeri

untuk menentukan

intervensi

Ajarkan tentang

teknik non

farmakologi

1.Informasi

memberikan

data dasar

untuk

mengevaluasi

kebutuhan/keef

ektivan

intervensi

2.Meningkatkan

relaksasi dan

membantu

memfokuskan

kembali

perhatian

Nyeri adalah

komplikasi

sering dari

kanker,

meskipun

respon

individual

berbeda. Saat

perubahan

kerusakan

proses

berpikir,

penurunan

interaksi

dengan

orang dan

lingkungan)

Tingkah

laku

distraksi,

contoh :

jalan-

jalan,

menemui

orang lain

dan/atau

aktivitas,

aktivitas

berulang-

ulang)

Respon

autonom

(seperti

diaphoresis

, perubahan

tekanan

darah,

perubahan

Berikan

analgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi

keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan

istirahat

Kolaborasikan

dengan dokter

jika ada keluhan

dan tindakan

nyeri tidak

berhasil

Monitor

penerimaan

pasien tentang

manajemen nyeri

Analgesic

penyakit atau

pengobatan

terjadi,

penilaian

dosis dan

pemberian akan

diperlukan

nafas, nadi

dan

dilatasi

pupil)

Perubahan

autonomic

dalam tonus

otot

(mungkin

dalam

rentang

dari lemah

ke kaku)

Tingkah

laku

ekspresif

(contoh :

gelisah,

merintih,

menangis,

waspada,

iritabel,

nafas

panjang/ber

keluh

kesah)

Perubahan

dalam nafsu

makan dan

Administration

Tentukan lokasi,

karakteristik,

kualitas, dan

derajat nyeri

sebelum

pemberian obat

Cek instruksi

dokter tentang

jenis obat,

dosis, dan

frekuensi

Cek riwayat

alergi

Pilih analgesik

yang diperlukan

atau kombinasi

dari analgesik

ketika pemberian

lebih dari satu

Tentukan pilihan

analgesik

tergantung tipe

dan beratnya

nyeri

Tentukan

analgesik

pilihan, rute

pemberian, dan

minum

Faktor yang

berhubungan :

Agen injuri

(biologi,

kimia, fisik,

psikologis)

dosis optimal

Pilih rute

pemberian secara

IV, IM untuk

pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital

sign sebelum dan

sesudah

pemberian

analgesik

pertama kali

Berikan

analgesik tepat

waktu terutama

saat nyeri hebat

Evaluasi

efektivitas

analgesik, tanda

dan gejala (efek

samping)

3 Ketidakseimban

gan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh b/d

ketidakmampuan

pemasukan

NOC :

  Nutritional Status :

food and Fluid Intake

Kriteria Hasil :

Adanya peningkatan

berat badan sesuai

NIC :

Nutrition

Management

Kaji adanya

alergi makanan

Kolaborasi

dengan ahli gizi

 Untuk

mengetahui

tentang

nutrisi..

Definisi :

Intake nutrisi

tidak cukup

untuk

keperluan

metabolisme

tubuh.

Batasan

karakteristik

:

Berat

badan 20

% atau

lebih di

bawah

ideal

Dilaporka

n adanya

intake

makanan

yang

kurang

dari RDA

(Recomend

dengan tujuan

Berat badan ideal

sesuai dengan tinggi

badan

Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

Tidak ada tanda tanda

malnutrisi

Tidak terjadi

penurunan berat badan

yang berarti

untuk menentukan

jumlah kalori

dan nutrisi yang

dibutuhkan

pasien.

Anjurkan pasien

untuk

meningkatkan

intake Fe

Anjurkan pasien

untuk

meningkatkan

protein dan

vitamin C

Berikan

substansi gula

Yakinkan diet

yang dimakan

mengandung

tinggi serat

untuk mencegah

konstipasi

Berikan makanan

yang terpilih

( sudah

dikonsultasikan

dengan ahli

keadaan dan

kebutuhan

nutrisi pasien

sehingga dapat

diberikan

tindakan dan

pengaturan

diet yang

adekuat.

ed Daily

Allowance

)

Membran

mukosa

dan

konjungti

va pucat

Kelemahan

otot yang

digunakan

untuk

menelan/m

engunyah

Luka,

inflamasi

pada

rongga

mulut

Mudah

merasa

kenyang,

sesaat

setelah

mengunyah

makanan

Dilaporka

n atau

fakta

gizi)

Ajarkan pasien

bagaimana

membuat catatan

makanan harian.

Monitor jumlah

nutrisi dan

kandungan kalori

Berikan

informasi

tentang

kebutuhan

nutrisi

Kaji kemampuan

pasien untuk

mendapatkan

nutrisi yang

dibutuhkan

Nutrition

Monitoring

BB pasien dalam

batas normal

Monitor adanya

penurunan berat

1.Kepatuhan

terhadap diet

dapat mencegah

komplikasi

terjadinya

hipoglikemia/h

iperglikemia.

adanya

kekuranga

n makanan

Dilaporka

n adanya

perubahan

sensasi

rasa

Perasaan

ketidakma

mpuan

untuk

mengunyah

makanan

Miskonsep

si

Kehilanga

n BB

dengan

makanan

cukup

Keenggana

n untuk

makan

Kram pada

abdomen

Tonus

otot

jelek

badan

Monitor tipe dan

jumlah aktivitas

yang biasa

dilakukan

Monitor

interaksi anak

atau orangtua

selama makan

Monitor

lingkungan

selama makan

Jadwalkan

pengobatan  dan

tindakan tidak

selama jam makan

Monitor kulit

kering dan

perubahan

pigmentasi

Monitor turgor

kulit

Monitor

kekeringan,

rambut kusam,

dan mudah patah

Monitor mual dan

muntah

Monitor kadar

Nyeri

abdominal

dengan

atau

tanpa

patologi

Kurang

berminat

terhadap

makanan

Pembuluh

darah

kapiler

mulai

rapuh

Diare dan

atau

steatorrh

ea

Kehilanga

n rambut

yang

cukup

banyak

(rontok)

Suara

usus

hiperakti

albumin, total

protein, Hb, dan

kadar Ht

Monitor

pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat,

kemerahan, dan

kekeringan

jaringan

konjungtiva

Monitor kalori

dan intake

nuntrisi

Catat adanya

edema,

hiperemik,

hipertonik

papila lidah dan

cavitas oral.

Catat jika lidah

berwarna

magenta, scarlet

f

Kurangnya

informasi

,

misinform

asi

Faktor-faktor

yang

berhubungan :

Ketidakmampuan

pemasukan atau

mencerna

makanan atau

mengabsorpsi

zat-zat gizi

berhubungan

dengan faktor

biologis,

psikologis

atau ekonomi.4 Risiko infeksi

b/d tindakan

infasive,

imunitas tubuh

menurun

Definisi :

Peningkatan

NOC :

Immune Status

Knowledge : Infection

control

Risk control

Kriteria Hasil :

Klien bebas dari

tanda dan gejala

NIC :

Infection Control

(Kontrol infeksi)

Bersihkan

lingkungan

setelah dipakai

pasien lain

Pertahankan

resiko

masuknya

organisme

patogen

Faktor-faktor

resiko :

Prosedur

Infasif

Ketidakc

ukupan

pengetah

uan

untuk

menghind

ari

paparan

patogen

Trauma

Kerusaka

n

jaringan

dan

peningka

tan

paparan

lingkung

an

infeksi

Mendeskripsikan

proses penularan

penyakit, factor yang

mempengaruhi

penularan serta

penatalaksanaannya,

Menunjukkan kemampuan

untuk mencegah

timbulnya infeksi

Jumlah leukosit dalam

batas normal

Menunjukkan perilaku

hidup sehat

teknik isolasi

Batasi

pengunjung bila

perlu

Instruksikan

pada pengunjung

untuk mencuci

tangan saat

berkunjung dan

setelah

berkunjung

meninggalkan

pasien

Gunakan sabun

antimikrobia

untuk cuci

tangan

Cuci tangan

setiap sebelum

dan sesudah

tindakan

kperawtan

Gunakan baju,

sarung tangan

sebagai alat

pelindung

Pertahankan

lingkungan

aseptik selama

Untuk

mengurangi

resiko infeksi

nasokomial.

Ruptur

membran

amnion

Agen

farmasi

(imunosu

presan)

Malnutri

si

Peningka

tan

paparan

lingkung

an

patogen

Imonusup

resi

Ketidaka

dekuatan

imum

buatan

Tidak

adekuat

pertahan

an

sekunder

(penurun

an Hb,

Leukopen

pemasangan alat

Ganti letak IV

perifer dan line

central dan

dressing sesuai

dengan petunjuk

umum

Gunakan kateter

intermiten untuk

menurunkan

infeksi kandung

kencing

Tingktkan intake

nutrisi

Berikan terapi

antibiotik bila

perlu

Infection

Protection

(proteksi terhadap

infeksi)

Monitor tanda

dan gejala

infeksi sistemik

dan lokal

Monitor hitung

granulosit, WBC

Monitor

ia,

penekana

n respon

inflamas

i)

Tidak

adekuat

pertahan

an tubuh

primer

(kulit

tidak

utuh,

trauma

jaringan

,

penuruna

n kerja

silia,

cairan

tubuh

statis,

perubaha

n

sekresi

pH,

perubaha

n

peristal

kerentanan

terhadap infeksi

Batasi

pengunjung

Saring

pengunjung

terhadap

penyakit menular

Partahankan

teknik aspesis

pada pasien yang

beresiko

Pertahankan

teknik isolasi

k/p

Berikan

perawatan kuliat

pada area

epidema

Inspeksi kulit

dan membran

mukosa terhadap

kemerahan,

panas, drainase

Ispeksi kondisi

luka / insisi

bedah

Dorong masukkan

nutrisi yang

tik)

Penyakit

kronik

cukup

Dorong masukan

cairan

Dorong istirahat

Instruksikan

pasien untuk

minum antibiotik

sesuai resep

Ajarkan pasien

dan keluarga

tanda dan gejala

infeksi

Ajarkan cara

menghindari

infeksi

Laporkan

kecurigaan

infeksi

Laporkan kultur

positif

5 Kurang

pengetahuan

tentang

penyakit dan

perawatannya

b/d

misintepretasi

informasi,

NOC :

Kowlwdge : disease

process

Kowledge : health

Behavior

Kriteria Hasil :

Pasien dan keluarga

menyatakan pemahaman

NIC :

Teaching : disease

Process

Berikan

penilaian

tentang tingkat

pengetahuan

pasien tentang

1.Untuk

memberikan

informasi pada

pasien/keluarg

a, perawat

ketidak

familiernya

sumber

informasi.

Definisi :

Tidak adanya

atau kurangnya

informasi

kognitif

sehubungan

dengan topic

spesifik.

Batasan

karakteristik

:

memverbalisasi

kan adanya

masalah,

ketidakakurata

n mengikuti

instruksi,

perilaku tidak

sesuai.

Faktor yang

berhubungan :

tentang penyakit,

kondisi, prognosis

dan program

pengobatan

Pasien dan keluarga

mampu melaksanakan

prosedur yang

dijelaskan secara

benar

  Pasien dan

keluarga mampu

menjelaskan kembali

apa yang dijelaskan

perawat/tim kesehatan

lainnya

proses penyakit

yang spesifik

Jelaskan

patofisiologi

dari penyakit

dan bagaimana

hal ini

berhubungan

dengan anatomi

dan fisiologi,

dengan cara yang

tepat.

Gambarkan tanda

dan gejala yang

biasa muncul

pada penyakit,

dengan cara yang

tepat

Gambarkan proses

penyakit, dengan

cara yang tepat

perlu

mengetahui

sejauh mana

informasi atau

pengetahuan

yang diketahui

pasien/keluarg

a

1.Dengan

penjelasdan

yang ada dan

ikut secra

langsung dalam

tindakan yang

dilakukan,

pasien akan

lebih

kooperatif dan

cemasnya

berkurang

1.Gambar-

gambar dapat

membantu

mengingat

keterbatasan

kognitif,

interpretasi

terhadap

informasi yang

salah,

kurangnya

keinginan

untuk mencari

informasi,

tidak

mengetahui

sumber-sumber

informasi.

Identifikasi

kemungkinan

penyebab, dengna

cara yang tepat

Sediakan

informasi pada

pasien tentang

kondisi, dengan

cara yang tepat

Hindari harapan

yang kosong

Sediakan bagi

keluarga

informasi

tentang kemajuan

pasien dengan

cara yang tepat

Diskusikan

perubahan gaya

hidup yang

mungkin

diperlukan untuk

mencegah

komplikasi di

masa yang akan

datang dan atau

proses

pengontrolan

penjelasan

yang telah

diberikan.

penyakit

Diskusikan

pilihan terapi

atau penanganan

Dukung pasien

untuk

mengeksplorasi

atau mendapatkan

second opinion

dengan cara yang

tepat atau

diindikasikan

Eksplorasi

kemungkinan

sumber atau

dukungan, dengan

cara yang tepat

Rujuk pasien

pada grup atau

agensi di

komunitas lokal,

dengan cara yang

tepat

Instruksikan

pasien mengenai

tanda dan gejala

untuk melaporkan

pada pemberi

perawatan

kesehatan,

dengan cara yang

tepat

6 Harga diri

Rendah b/d

perubahan

perkembangan

penyakit,

pengobatan

penyakit.

Definisi :

Perasaan

gelisah yang

tak jelas dari

ketidaknyamana

n atau

ketakutan yang

disertai

respon autonom

(sumner tidak

spesifik atau

tidak

diketahui oleh

individu);

perasaan

keprihatinan

NOC :

Anxiety control

Coping

Kriteria Hasil :

Klien mampu

mengidentifikasi dan

mengungkapkan gejala

cemas

Mengidentifikasi,

mengungkapkan dan

menunjukkan tehnik

untuk mengontol cemas

Vital sign dalam

batas normal

Postur tubuh,

ekspresi wajah,

bahasa tubuh dan

tingkat aktivitas

menunjukkan

berkurangnya

kecemasan

NIC :

Anxiety Reduction

(penurunan

kecemasan)

Gunakan

pendekatan yang

menenangkan

Nyatakan dengan

jelas harapan

terhadap pelaku

pasien

Jelaskan semua

prosedur dan apa

yang dirasakan

selama prosedur

Temani pasien

untuk memberikan

keamanan dan

mengurangi takut

Berikan

informasi

faktual mengenai

diagnosis,

tindakan

1.Dapat

meringankan

beban pikiran

pasien.

Lingkung yang

tenang dan

nyaman dapat

membantu

mengurangi

disebabkan

dari

antisipasi

terhadap

bahaya. Sinyal

ini merupakan

peringatan

adanya ancaman

yang akan

datang dan

memungkinkan

individu untuk

mengambil

langkah untuk

menyetujui

terhadap

tindakan

Ditandai

dengan

Gelisah

Insomnia

Resah

Ketakutan

Sedih

Fokus pada

diri

Kekhawatira

n

prognosis

Dorong keluarga

untuk menemani

anak

Lakukan back /

neck rub

Dengarkan dengan

penuh perhatian

Identifikasi

tingkat

kecemasan

Bantu pasien

mengenal situasi

yang menimbulkan

kecemasan

Dorong pasien

untuk

mengungkapkan

perasaan,

ketakutan,

persepsi

Instruksikan

pasien

menggunakan

rasa cemas

1.Agar terbina

rasa saling

percaya antar

perawat-pasien

sehingga

pasien

kooperatif

dalam tindakan

keperawatan.

Cemas teknik relaksasi

Berikan obat

untuk mengurangi

kecemasan

7. Gangguan 

sensori 

persepsi

(pendengaran

)  berubungan 

dengan 

gangguan 

status  organ

sekunder

metastase

tumor

Definsi :

Dalam risiko

cedera sebagai

hasil dari

interaksi

kondisi

lingkungan

dengan respon

adaptif

indifidu dan

sumber

NOC : Risk Kontrol

Kriteria Hasil :

Klien terbebas dari

cedera

Klien mampu

menjelaskan

cara/metode

untukmencegah

injury/cedera

Klien mampu

menjelaskan factor

resiko dari

lingkungan/perilaku

personal

Mampumemodifikasi

gaya hidup

untukmencegah injury

Menggunakan

fasilitas kesehatan

yang ada

Mampu mengenali

perubahan status

kesehatan

NIC : Environment

Management

(Manajemen

lingkungan)

Sediakan

lingkungan yang

aman untuk

pasien

Identifikasi

kebutuhan

keamanan pasien,

sesuai dengan

kondisi fisik

dan fungsi

kognitif  pasien

dan riwayat

penyakit

terdahulu pasien

Menghindarkan

lingkungan yang

berbahaya

1.Lingkungan

yang nyaman

dapat membantu

meningkatkan

proses

penyembuhan.

pertahanan.

Faktor

resiko :

Eksternal

Mode

transpor

atau

cara

perpinda

han

Manusia

atau

penyedia

pelayana

n

kesehata

n

(contoh

: agen

nosokomi

al)

Pola

kepegawa

ian :

kognitif

,

afektif,

dan

(misalnya

memindahkan

perabotan)

Memasang side

rail tempat

tidur

Menyediakan

tempat tidur

yang nyaman dan

bersih

Menempatkan

saklar lampu

ditempat yang

mudah dijangkau

pasien.

Membatasi

pengunjung

Memberikan

penerangan yang

cukup

Menganjurkan

keluarga untuk

menemani pasien.

Mengontrol

lingkungan dari

kebisingan

Memindahkan

barang-barang

yang dapat

faktor

psikomot

or

Fisik

(contoh

:

rancanga

n

struktur

dan

arahan

masyarak

at,

bangunan

dan atau

perlengk

apan)

Nutrisi

(contoh

:

vitamin

dan tipe

makanan)

Biologik

al

( contoh

:

tingkat

imunisas

membahayakan

Berikan

penjelasan pada

pasien dan

keluarga atau

pengunjung

adanya perubahan

status kesehatan

dan penyebab

penyakit.

i dalam

masyarak

at,

mikroorg

anisme)

Kimia

(polutan

, racun,

obat,

agen

farmasi,

alkohol,

kafein

nikotin,

bahan

pengawet

,

kosmetik

,

celupan

(zat

warna

kain))

Internal

Psikolgi

k

(orienta

si

afektif)

Mal

nutrisi

Bentuk

darah

abnormal

, contoh

:

leukosit

osis/leu

kopenia,

perubaha

n faktor

pembekua

n,

trombosi

topeni,

sickle

cell,

thalasse

mia,

penuruna

n Hb,

Imun-

autoimum

tidak

berfungs

i.

Biokimia

, fungsi

regulasi

(contoh

: tidak

berfungs

inya

sensoris

)

Disfugsi

gabungan

Disfungs

i

efektor

Hipoksia

jaringan

Perkemba

ngan

usia

(fisiolo

gik,

psikosos

ial)

Fisik

(contoh

:

kerusaka

n

kulit/ti

dak

utuh,

berhubun

gan

dengan

mobilita

s)

DAFTAR PUSTAKA

http://hidayat2.wordpress.com/2009/05/04/askep-ca-nasofaring/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21527/4/Chapter%20II.pdf

web.unair.ac.id/admin/.../f_13693_woc-askep-kanker-nasofaring.docx

http://retnasiska.wordpress.com/2012/12/08/askep-ca nasofaring/

http://bangeud.blogspot.com/2011/11/asuhan-keperawatan-ca-nasofaring.html

M.Wilkinson Judith dan R. Ahern Nancy.2011. Diagnnosis Keperawatan, (Ed 9). Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Kusuma Hardi dan Huda Nurarif Amin. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda Nic-Noc. Media Hardy,Yogyakarta.