askep hemoroid s1

21
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hemoroid / wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di mana bibir anus mengalami bengkak yang kadang disertai pendarahan. Setiap orang pasti memiliki hemoroid, cuma karena ukurannya kecil hemoroid ini sering diabaikan. Hemoroid akan menimbulkan masalah bila ia membesar dan berdarah. Meskipun hemoroid dapat dijumpai pada setiap orang, namun yang membesar dan menimbulkan masalah hanya 4% dari total populasi. Kejadian hemoroid tidak memandang jenis kelamin dan umumnya meningkat pada usia 45 sampai 65 tahun. Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang berarti mengalir, sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah yang mengalir. Namun secara klinis diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. tetapi akan menjadi patologik apabila tidak mendapat penanganan/pengobatan yang baik. Hemoroid tidak hanya sekedar pelebaran vasa saja, tetapi juga diikuti oleh penambahan jaringan disekitar vasa atau vena. Pada penderita hemoroid umumnya sulit untuk duduk dan buang air besar karena terasa sakit apabila bibir anus atau sphinchter anus mendapat tekanan. Pada penderita hemoroid parah terkadang sulit diobati sehingga bisa diberi tindakan operasi pengangkatan wasir yang bisa memberi efek samping yang terkadang tidak baik. Oleh sebab itu wasir perlu diwaspadai dan ditangani dengan baik agar mudah diobati.

Upload: independent

Post on 20-Feb-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG

Hemoroid / wasir adalah suatu penyakit yang terjadi

pada anus di mana bibir anus mengalami bengkak yang kadang

disertai pendarahan. Setiap orang pasti memiliki hemoroid,

cuma karena ukurannya kecil hemoroid ini sering diabaikan.

Hemoroid akan menimbulkan masalah bila ia membesar dan

berdarah. Meskipun hemoroid dapat dijumpai pada setiap orang,

namun yang membesar dan menimbulkan masalah hanya 4% dari

total populasi. Kejadian hemoroid tidak memandang jenis

kelamin dan umumnya meningkat pada usia 45 sampai 65 tahun.

Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah

dan rheo yang berarti mengalir, sehingga pengertian hemoroid

secara harfiah adalah darah yang mengalir. Namun secara klinis

diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam pleksus

hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. tetapi

akan menjadi patologik apabila tidak mendapat

penanganan/pengobatan yang baik. Hemoroid tidak hanya sekedar

pelebaran vasa saja, tetapi juga diikuti oleh penambahan

jaringan disekitar vasa atau vena.

Pada penderita hemoroid umumnya sulit untuk duduk dan

buang air besar karena terasa sakit apabila bibir anus atau

sphinchter anus mendapat tekanan. Pada penderita hemoroid

parah terkadang sulit diobati sehingga bisa diberi tindakan

operasi pengangkatan wasir yang bisa memberi efek samping yang

terkadang tidak baik. Oleh sebab itu wasir perlu diwaspadai

dan ditangani dengan baik agar mudah diobati.

2.      TUJUAN

1.      Mahasiswa mampu memahami penyakit hemoroid

2.      Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penyebab hemoroid

3.      Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tanda dan gejala

hemoroid

4.      Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui patofiologi

hemoroid

5.      Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui penatalaksanaan

hemoroid

6.      Mahasiswa mampu memehami dan mengetahui klasifikasi

hemoroid

7.      Mahasiswa mampu memahami komplikasi hemoroid

8.      Mahsiswa mampu memahami diagnosa hemoroid

3.      MANFAAT

Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami

tentang penyakit hemoroid, sehingga dapat memberikan informasi

kepada masyarakat dan bisa menjadi acuan serta pedoman bagi

dalam memberikan asuhan keperawatan di Rumah Sakit nantinya.

BAB II

ISI

1.      Pengertian hemoroid

Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo

yang berarti mengalir, sehingga pengertian hemoroid secara

harfiah adalah darah yang mengalir. Namun secara klinis

diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam pleksus

hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. tetapi

akan menjadi patologik apabila tidak mendapat

penanganan/pengobatan yang baik. Hemoroid tidak hanya sekedar

pelebaran vasa saja, tetapi juga diikuti oleh penambahan

jaringan disekitar vasa atau vena. Hemoroid adalah bagian vena

yang berdilatasi dalam kanal anal.

2.      Penyebab hemoroid

Berbagai penyebab yang dipercaya menimbulkan terjadinya

hemoroid, antara lain sebagai berikut :

a.       BAB dengan posisi jongkok yang terlalu lama. Hal ini akan

meningkatkan tekanan vena yang akhirnya mengakibatkan

pelebaran vena. Sedangkan BAB dengan posisi duduk yang terlalu

lama merupakan factor resiko hernia, karena saat duduk pintu

hernia dapat menekan.

b.      Obtipasi atau konstipasi kronis, konstipasi adalah suatu

keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan saat Buang Air

Besar (BAB) sehingga terkadang harus mengejan dikarenakan

feses yang mengeras, berbau lebih busuk dan berwarna lebih

gelap dari biasanya dan frekwensi BAB lebih dari 3 hari

sekali. Pada obstipasi atau konstipasi kronis diperlukan waktu

mengejan yang lama. Hal ini mengakibatkan peregangan muskulus

sphincter ani terjadi berulang kali, dan semakin lama

penderita mengejan maka akan membuat peregangannya bertambah

buruk.

c.       Tekanan darah (Aliran balik venosa), seperti pada

hipertensi portal akibat sirosis hepatis. Terdapat anastomosis

antara vena hemoroidalis superior,media dan inferior, sehingga

peningkatan tekanan portal dapat mengakibatkan aliran balik ke

vena-vena ini dan mengakibatkan hemoroid.

d.      Faktor pekerjaan. Orang yang harus berdiri,duduk lama, atau

harus menggangkat barang berat mempunyai predisposisi untuk

terkena hemoroid.

e.       Olah raga berat adalah olahraga yang mengandalkan kekuatan

fisik. Yang termasuk olahraga berat antara lain mengangkat

beban berat/angkat besi, bersepeda, berkuda, latihan

pernapasan, memanah, dan berenang. Seseorang dengan kegiatan

berolahraga yang terlalu berat seperti mengangkat beban

berat/angkat besi, bersepeda, berkuda, latihan pernapasan

lebih dari 3 kali seminggu dengan waktu lebih dari 30 menit

akan menyebabkan peregangan . sphincter ani terjadi berulang

kali, dan semakin lama penderita mengejan maka akan membuat

peregangannya

bertambah buruk.

f.       Diet rendah serat sehingga menimbulkan obstipasi.

3.      Manifestasi klinis

1.      Pembengkakan pada area anus

2.      Timbulnya rasa gatal dan nyeri

3.      Perdarahan pada faeces berwarna merah terang.

4.       Keluar selaput lendir

5.      Prolaps

6.       Duduk berjam-jam di WC.

4.      Klasifikasi hemoroid

Secara garis besar hemoroid bisa dibedakan menjadi 2 macam,

yaitu :

a)    Hemoroid ekternal merupakan varies vena hemoroidalis

inferior.

b)   Hemoroid internal merupakan varies vena hemoroidalis

superior dan media.

Sedangkan hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat, yaitu:

a.       Derajat I

Terjadi varises / pelebaran vena tetapi belum ada benjolan /

prolaps saat defekasi, walaupun defekasi dengan sekuat tenaga.

Derajat I dapat diketahui melalui adanya perdarahan melalui

sigmiodoskopi.

b.      Derajat II Adanya perdarahan dan prolaps jaringan diluar anus saat

mengejan selama defekasi berlangsung, tapi prolaps ini dapat

kembali secara spontan.

c.       Derajat III

Sama dengan derajat II, hanya saja prolapsus tidak dapat

kembali secara spontan dan harus didorong (reposisi manual).

d.      Derajat IV

Prolapsus tidak dapat direduksi / inkarserasi. Benjolan /

prolapsus dapat terjepit diluar, dapat mengalami

iritasi, inflamasi, oedema, dan ulserasi, sehingga saat hal

ini terjadi baru timbul rasa

5.      Patofisiologi

Hemoroid adalah bagian normal dari anorektal manusia dan

berasal dari bantalan jaringan ikat subepitelial di dalam

kanalis analis. Sejak berada didalam kandungan, bantalan

tersebut mengelilingi mengelilingi dan mendukung anastomosis

distal antara a. rectalis superiordenganv.rectalis superior,

media, dan inferior. Bantalan tersebut sebagian besar disusun

oleh lapisan otot halus subepitelial. Jaringan hemoroid

normalmenimbulkan tekanan didalam anus sebesar 15-20 % dari

keseluruhan tekanan anus pada saat istirahat (tidak ada

aktivitas apapun) dan memberikan informasi sensoris penting

yang memungkinkan anus untuk dapat memberikan presepsi berbeda

antara zat padat, cair, dan gas.Pada umumnya, setiap orang

memiliki 3 bantalan jaringan ikat subepitelial pada anus.

Bantalan – bantalan tersebut merupakan posisi-posisi dimana

hemoroid bias terjadi. Ada 3 posisi utama, yaitu: jam 3

(lateral kiri), jam 7 (posterior kanan), dan jam 11 (anterior

kanan). Sebenarnya hemoroid dapat juga menunjuk pada posisi

lain, atau bahkan dapat sirkuler, namun hal ini jarang

terjadi. Mengenai jam tersebut, pemberian angka angka

berdasarkan kesepakatan: angka 6 (jam 6) menunjukan arah

posterior / belakang, angka 12 (jam 12) menunjukan arah

anterior / depan, angka 3 (jam 3) menunjukan arah kiri, angka

9 (jam 9) menunjukan arah kanan. Dengan pedoman tersebut kita

bisa tentukan arah jam lainnya. Secara umum gejala hemoroid

timbul ketika hemoroid tersebut menjadi besar, inflamasi,

trombosis, atau bahkan prolaps. Adanya pembengkakan abnormal

pada bantalan anus menyebabkan dilatasi dan pembengkakan

pleksus arterivenous. Hal ini mengakibatkan peregangan otot

suspensorium dan terjadi prolaps jaringan rectum melalui

kanalis analis. Mukosa anus yang berwarna merah terang karena

kaya akan oksigen yang terkandung di dalam anastomosis

arterivenous.

6.      Penatalaksanaan

1.    Terapi konservatif

a)      Pengelolaan dan modifikasi diet Diet berserat, buah-buahan

dan sayuran, dan intake air ditingkatkan. Diet serat yang

dimaksud adalah diet dengan kandungan selulosa yang tinggi.

Selulosa tidak mampu dicerna oleh tubuh tetapi selulosa

bersifat menyerap air sehingga feses menjadi lunak. Makanan-

makanan tersebut menyebabkan gumpalan isi usus menjadi besar

namun lunak sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi

keharusan mengejan secara berlebihan.

b)      Medikamentosa

Terapi medikamentosa ditujukan bagi pasien dengan hemoroid

derajat awal. Obat-obatan yang sering digunakan adalah:

a.       Stool Softener, untuk mencegahkonstipasi sehingga

mengurangi kebiasaan mengejan, misalnya Docusate Sodium.

b.      Anestetik topikal, untuk mengurangi rasa nyeri, misalnya

Liidocaine ointmenti 5% (Lidoderm, Dermaflex). Yang penting

untuk diperhatikan adalah penggunaan obat-obatan topikal per

rectal dapat menimbulkan efek samping sistematik.

c.       Mild astringent, untuk mengurangi rasa gatal pada daerah

perianal yang timbul akibat iritasi karena kelembaban yang

terus-menerus dan rangsangan usus, misalnya Hamamelis water

(Witch Hazel)

d.      Analgesik, untuk mengatasi rasanyeri, misalnya

Acetaminophen (Tylenol, Aspirin Free Anacin dan Feverall) yang

merupakan obat anti nyeri pilihan bagi pasien yang memiliki

hiperensitifitas terhadap aspirin atau NSAID, atau pasien

dengan penyakit saluran pencernaan bagian atas atau pasien

yang sedang mengkonsumsi antikoagulan oral.

e.       Laxantina ringan atau berak darah (hematoscezia). Obat

supositorial anti hemoroid masih diragukan khasiatnya karena

hasil yang mampu dicapai hanya sedikit. Obat terbaru di

pasaran adalah Ardium. Obat ini mampu mengecilkan hemoroid

setelah dikonsumsi beberapa bulan. Namun bila konsumsi

berhenti maka hemoroid tersebut akan kambuh lagi.

2.      Terapi Tindakan Non Operatif Elektif

a)      Skleroterapi

Vasa darah yang mengalami varises disuntik Phenol 5 % dalam

minyak nabati sehingga terjadi nekrosis lalu fibrosis.

Akibatnya, vasa darah yang menggelembung akan berkontraksi /

mengecil. Untuk itu injeksi dilakukan ke dalam submukosa pada

jaringan ikat longgar di atas hemoroid interna agar terjadi

inflamasi dan berakhir dengan fibrosis. Untuk menghindari

nyeri yang hebat, suntikan harus di atas mucocutaneus juction

(1-2 ml bahan diinjeksikankekuadran simptomatik dengan alat

hemoroid panjang dengan bantuan anoskopi). Komplikasi :

infeksi, prostitis akut dan reaksi hipersensitifitas terhadap

bahan yang disuntikan. Skleroterapi dan diet serat merupakan

terapi baik untuk derajat 1 dan 4.

b)      Ligasi dengan cincin karet (Rubber band Ligation) Teknik

ini diperkenalkan oleh Baron pada tahun 1963 dan biasa

dilakukan untuk hemoroid yang besar atau yang mengalami

prolaps. Tonjolan ditarik dan pangkalnya (mukosa pleksus

hemoroidalis) diikat denga cincin karet. Akibatnya timbul

iskemik yang menjadi nekrosis dan akhirnya terlepas. Pada

bekasnya akanmengalami fibrosis dalam beberapa hari. Pada satu

kali terapi hanya diikat satu kompleks hemoroid sedangkan

ligasi selanjutnya dilakukan dalam jangka waktu dua sampai

empat minggu. Komplikasi yang mungkin timbul adalah nyeri yang

hebat terutama pada ligasi mucocutaneus junction yang kaya

reseptor sensorik dan terjadi perdarahan saat polip lepas atau

nekrosis (7 sampai 10 hari) setelah ligasi.

c)      Bedah Beku (Cryosurgery) Tonjolan hemoroid dibekukan dengan

CO2 atu NO2 sehingga terjadi nekrosis dan akhirnya fibrosis.

Terapi ini jarang dipakai karena mukosa yang akan dibekukan

(dibuat nekrosis) sukar untuk ditentukan luasnya. Cara ini

cocok untuk terapi paliatif pada karsinoma recti inoperabel.

d)     IRC (Infra Red Cauter)

Tonjolan hemoroid dicauter / dilelehkan dengan infra merah.

Sehingga terjadilah nekrosis dan akhirnya fibrosisTerapi ini

diulang tiap seminggu sekali.

3.      Terapi Operatif

1)      Hemoroidektomi Banyak pasien yang sebenarnya belum

memerlukan operasi minta untuk dilakukan hemoroidektomi.

Biasanya jika ingin masuk militer, pasien meminta dokter untuk

menjalankan operasi ini. Indikasi operasi untuk hemoroid

adalah sebagai berikut:

a)      Gejala kronik derajat 3 atau 4.

b)      Perdarahan kronik yang tidak berhasil dengan terapi

sederhana.

c)      Hemoroid derajat 4 dengan nyeri akut dan trombosis serta

gangren.

prinsip hemoroidektomi :

a.Eksisi hanya pada jaringanyang benar-benar berlebih.

b.Eksisi sehemat mungkin dilakukan sehingga anoedema dan

kulit normal tidak terganggu Spinchter ani.

2)      Stapled Hermorrhoid Surgery (Procedure for prolapse and

hemorrhoids/ PPH)

Prosedur penanganan hemoroid ini terhitung baru karena baru

dikembangkan sekitar tahun 1990-an. Prinsip dari PPH adalah

mempertahankan fungsi jaringan hemoroid serta mengembalikan

jaringan ke posisi semula. Jaringan hemoroid ini sebenarnya

masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB sehingga tidak

perlu dibuang semua. Prosedur tidak bisa diterapi secara

konservatif maupun terapi nonoperatif

7.      Pemeriksaan penunjang

1.    Hemoglobin, mengalami penurunan < 12 mg%.

2.     Anoscopy, pemeriksaan dalam rektal dengan menggunakan

alat, untuk mendeteksi ada atau tidaknya hemoroid.

3.    Digital rectal examination, pemeriksaan dalam rektal

secara digital.

4.    Sigmoidoscopy dan barium enema, pemeriksaan untuk

hemoroid yang disertai karsinoma.

5.    Inspeksi Hemoroid eksterna mudah terlihat, terutama bila

sudah menjadi thrombus. Hemoroid interna yang menjadi prolaps

dapat terlihat dengan cara menyuruh pasien mengejan. Prolaps

dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa.

6.    Rectal Toucher (RT)

Hemoroid interna stadium awal biasanya tidak

teraba dan tidak nyeri, hemoroid ini dapat teraba bila sudah

ada thrombus atau fibrosis. Apabila hemoroid sering prolaps,

selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada

perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Rectal toucher

(RT) diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya

karsinoma recti.

7.        Pemeriksaan diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang

belum prolaps. Anaskopi dimasukan untuk mengamati keempat

kuadran dan akan terlihat sebagai struktur vaskuler yang

menonjol kedalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan

sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau

prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,

letak, besarnya, dan keadaan lain seperti polip, fissure ani,

dan tumor ganas harus diperhatikan

8.      Komplikasi

Perdarahan akut pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila

yang pecah adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat

membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal dan

apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah

dapat sangat banyak. Perdarahan akut semacam ini dapat

menyebabkan syok hipovolemik. Sedangkan perdarahan kronis

menyebabkan terjadinya anemia, karena jumlah eritrosit yang

diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yangkeluar. Sering

pasien datang dengan Hb 3-4. pada pasien ini penanganannya

tidak langsung operasi tetapi ditunggu sampai Hb pasien

menjadi 10. prolaps hemoroid interna dapat menjadi ireponibel,

terjadi inkarserasi ( prolaps & terjepit diluar ) kemudian

diikuti infeksi sampai terjadi sepsis. Sebelum terjadi iskemik

dapat terjadi gangren dulu dengan bau yang menyengat.

9.      Prognosis

Dengan terapi yang sesuai, pasien yang simptomatik akan

menjadi asimptomatik. Dengan melakukan terapi operatif dengan

hemoroidektomi hasilnya sangat baik, namun bisa muncul kembali

(rekuren) dengan angka kejadian rekuren sekitar 2-5%. Terapi

nonoperatif seperti ligasi cincin karet (rubber band

ligation) menimbulkan kejadian rekuren sekitar 30-50% antara

kurun waktu 5-10 tahun kedepan. Akan tetapi, hemoroid rekuren

ini biasanya dapat ditangani dengan terapi non operatif.

Hingga saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan

keberhasilan terapi dengan PPH. Setelah sembuh, penderita

tidak boleh sering mengejan dan dianjurkan makan makanan yang

berserat tinggi.

10.  Diagnosa keperawatan

a.    Pre operasi

                                                              i.           Nyeri b.d adanya

pembengkakan, trombus pembuluh darah pada anus.

                                                            ii.          Konstipasi b.d

mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri selama

defekasi.

                                                          iii.          Cemas b.d rencana

pembedahan dan rasa malu.

b.    Post operasi

                                                              i.          Nyeri b.d adanya

luka operasi

                                                            ii.          Resiko tinggi

perdarahan b.d hemoroidectomi

                                                          iii.          Resiko tinggi

infeksi b.d adanya luka operasi di daerah anorektal.

11.  Perencanaan keperawatan

1.      Pre operasi

NO

Diagnosakeperawata

n

NOC NIC

1.

Nyeri b.d

adanya

pembengkak

an,

    

Setelahdilakukantindakankep

erawatan

      3x24jam dengan kriteria

1.      Kaji skala

nyeri pasien.

2.      Anjurkan

untuk menarik

trombus

pembuluh

darah pada

anus

hasil:

         Skala nyeri 0-1

         Wajah pasien tampak

rileks.

nafas dalam

setiap kali

timbul nyeri.

3.      Berikan

posisi yang

nyaman sesuain

keinginan

pasien

4.      Observasi

tanda-tanda

vital

5.      Berikan

bantal/alas

pantat

6.      Anjurkan

tidak

mengejanyang

berlebihan saat

defekasi.

7.      Kolaborasi

untuk pemberian

terapi

analgetik.

2.

Konstipasi

b.d

mengabaika

n dorongan

Setelah dilakukan perawatan

selama3x24Jam dengan kriteria

hasil:

         Buang air besar 1 kali

1.      Kaji pola

eliminasi dan

konsistensi

untuk

defekasi

akibat

nyeri

selama

defekasi.

perhari.         Konsistensi faeces

lembek, tidak ada darah dan

pus

         Buang air besar tidak

nyeri dan tidak perlu

mengejan lama.

feces.

2.      berikan

minum air putih

2-3 liter

perhari (bila

tidak ada

kontraindikasi)

3.      Berikan

banyak makan

sayur dan buah.

4.      Anjurkan

untuk segera

berespon bila

ada rangsangan

buang air besar

5.      Anjurkan

untuk melakukan

latihan

relaksasi

sebelum

defekasi.

6.       Anjurkanuntuk olahragaringan secarateratur.

7.       kolaborasiuntuk pemberianterapi laxantiadan analgetik

3.

Cemas b.d rencana

Setelah dilakukuan perawatan1.      Kaji tingkat

pembedahan selama 3x24 jam dengan

krteria hasil:

         Pasien mengatakankecemasan berkurang.

         Pasien berpartisipasiaktif dalam perawatan.

kecemasan2.      Kaji tingkat

pengetahuanpasien tentangpembedahan.

3.      Berikankesempatanpasien untukmengungkapkanperasaannya

4.      Dampingi dandengarkanpasien

5.      Libatkankeluarga ataupasien lainyang menderitapenyakit yangsama untukmemberikandukungan

6.      Anjurkanpasien untukmengungkapkankecemasannya

7.      Kolaborasidengan dokteruntukpenjelasanproseduroperasi.

8.      Kolaborasiuntuk terapianti ansietas(bila perlu).

2.      Post operasiNO

Diagnosakeperawatan

NOC NIC

1.

Nyeri b.d

adanya

luka

operasi.

Setelah dilakukan perawatan

selama 3x24 jam dengan

kriteria hasil:

         Skala nyeri 0-1

          Wajah pasien tampak

rileks.

1.      Kaji skala

nyeri

2.      Anjurkan

teknik nafas

dalam dan

pengalihan

perhatian

3.      Berikan

posisi supine

4.      Observasi

tanda-tanda

vital

5.      Berikan

bantalan

flotasi di

bawah bokong

saat duduk

6.      Kolaborasi

pelunak feses

dan laksatif.

Beri masukan

oral setiap

hari sedikitnya

2-3 liter

cairan, makanan

berserat

7.      Kolaborasi

untuk pemberian

terapi

analgetik

2.

Resiko

tinggi

perdarahan

b.d

hemoroidec

tomi.

Setelah dilakukan perawatan

selama 3x24jam dengan

kriteria hasil:

         balutan luka operasi

tidak basah.

         Tanda-tanda vital dalam

batas normal

1.      Monitor

tanda-tanda

vital setiap 4

jam selama 24

jam pertama

2.      Monitor

tanda-tanda

hipovolemik.

3.      Periksa

daerah rectal

atau balutan

setiap dua jam

selama 24 jam

pertama.

4.      Berikan

kompres dingin

5.      Kolaborasi

untuk pemberian

terapi

astrigen.

3 Resiko Setelah dilakukan perawatan

. tinggi b.dadanya luka operasi didaerah anorektal

selama 3x24jam dengan

kriteria hasil:

         Luka sembuh dengan baik.

         tanda-tanda vital dalam

batas normal.

1.      Observasi

tanda-tanda

vital

2.      Kaji daerah

operasi

terhadap

pembengkakn dan

pengeluaran pus

3.       Ganti

tampon setiap

kali setelah

BAB

4.       Kolaborasi

untuk pemberian

terapi

antibiotika

BAB III

PENUTUP

1.      KESIMPULAN

Hemoroid / wasir adalah suatu penyakit yang terjadi

pada anus di mana bibir anus mengalami bengkak yang kadang

disertai pendarahan. Setiap orang pasti memiliki hemoroid,

cuma karena ukurannya kecil hemoroid ini sering diabaikan.

Yang disebabkan oleh BAB dengan posisi jongkok yang terlalu

lama , Obtipasi atau konstipasi kronis , Faktor pekerjaan

orang yang harus berdiri,duduk lama, atau harus menggangkat

barang berat mempunyai predisposisi untuk terkena hemoroid dan

Olah raga berat dengan tanda dan gejala seperti Pembengkakan

pada area anus Timbulnya rasa gatal dan nyeri,Perdarahan pada

faeces berwarna merah terang , Keluar selaput

lendir ,Prolaps dan Duduk berjam-jam di WC.

Pada pasien dengan hemoroid penatalaksanaan antara lain

Intervensi yang lazim dilakukan adalah Anaskopi , Rectal

Toucher (RT) dan Inspeksi.

2.      SARAN

Seharusnya kita perlu mengetahui tentang penyakit hemoroid

agar kita dapat mencegah hal itu timbul dalam lingkungan kita.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum

kesempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan penulisan

makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Smeltzer, Suzanne (2001). Brunner and Suddarth Medical Surgical

Nursing . Alih bahasa: Monica Ester. Edisi 8. Jakarta. EGC.

2.      Lewis, Sharon Mantik (2000). Medical Surgical Nursing: Assessment

and Management of Clinical Problems . Philadelphia. Mosby Company

3.      Aru W. Sudoyo. Buku ajar penyakit dalam.

4.      Sylvia & Lorraine. 2006. “Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit) Volume 1, Edisi 6”. Jakarta : EGC.