32 bab iii metodologi penelitian 3.1 tempat dan waktu
TRANSCRIPT
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 14 Majalengka yang beralamat di Jalan
Pangeran Muhammad No. 63A Desa Palabuan Kecamatan Sukahaji Kabupaten
Majalengka. Alasan penulis memilih sekolah ini adalah karena:
a. dekat dengan tempat tinggal peneliti;
b. pihak sekolah tersebut memberikan izin dan kemudahan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian;
c. keterbatasan yang dimiliki penulis baik dari segi waktu, biaya, dan kemampuan.
3.1.2 Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan selama lima bulan dimulai dari tahap persiapan,
pelaksanaan, pengolahan data, sampai penulisan laporan. Untuk lebih jelasnya,
rincian waktu penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Mei Juni Juli November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1. Analisis kinerja
2. Analisis
kebutuhan
3. Penyusunan
rancangan
produk RPP
berkarakter
4. Pembuatan
produk RPP
berkarakter
5. Penyusunan
instrumen
penelitian
6. Validasi produk
RPP berkarakter
dan instrumen
penelitian
7. Uji coba
8. Analisis data
hasil uji coba
33
No Kegiatan Mei Juni Juli November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
9. Penyusunan dan
penulisan
laporan
penelitian
10. Penyempurnaan
produk RPP
berkarakter
3.2 Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode penelitian
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (Qodratillah, 2011:952), tercantum bahwa
pengertian metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercipta sesuai dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
yang ditentukan. Sedangkan penelitian menurut pendapat Nasehuddien (2011:14)
adalah “suatu metode atau cara dalam melakukan kegiatan yang dilakukan secara
hati-hati untuk menemukan kebenaran, sehingga penelitian pun merupakan metode
berfikir secara kritis.”
Selanjutnya, Nasehuddien (2011:11) mengemukakan bahwa “Metode
penelitian (Reseach Method) adalah suatu cara untuk memperoleh ilmu
pengetahuan atau memecahkan masalah yang dihadapi dan dilakukan secara hati-
hati dan sistematis.” Pengertian lainnya dikemukakan oleh Sukmadinata (2006:52),
ia berpendapat bahwa metode penelitian merupakan “cara atau kegiatan
pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-
pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.” Pendapat
lain dikemukakan oleh Sugiyono (2014: 3) bahwa metode penelitian diartikan
sebagai “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah
suatu cara ilmiah, sistematis dan dilakukan secara hati-hati untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian dan
pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan (Research dan
Development) menurut Sugiyono (2014: 47) adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu, dan produk tersebut
34
kemudian diuji efektivitasnya. Metode tersebut digunakan karena penelitian ini
dilakukan untuk menghasilkan suatu produk berupa RPP Matematika berkarakter
berbasis metode tutor sebaya untuk meningkatkan karakter bersahabat/komunikatif
peserta didik.
3.2.2 Desain penelitian
Bungin (2006: 87) mengemukakan pendapat bahwa desain penelitian adalah
rancangan, pedoman, ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan. Sedangkan
menurut Nazir (2011: 21), desain penelitian adalah rancangan atau seluruh
rangkaian rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan, mulai dari tahap
persiapan, pengumpulan, pengolahan dan analisis data sampai dengan penulisan
laporannya. Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu metode
penelitian dan pengembangan, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan RPP Matematika berkarakter yang berbasis metode tutor sebaya.
Oleh karena itu, model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE,
singkatan dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation or
Delivery, and Evaluation. Model ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang
dikembangkan oleh Rosier dan Mollenda (Supriatna dan Mulyadi, 2009: 11).
Sumber: Anglada sebagaimana dikutip Tegeh dan Kirna (2013: 5)
Gambar 3.1
Tahapan Pengembangan Model ADDIE
Berikut ini adalah penjelasan setiap langkah pengembangan model ADDIE
(Supriatna dan Mulyadi, 2009: 11).
Analysis
Evaluation Design
Development
Implementation
35
a. Analysis (Analisis)
Langkah analisis terdiri dari dua tahap yaitu analisis kinerja (performance
analysis) dan analisis kebutuhan (need analysis).
1) Analisis kinerja
Analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui masalah dalam
pembelajaran yang memerlukan solusi.
2) Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk
menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari
oleh peserta didik untuk meningkatkan karakter peserta didik khususnya
karakter bersahabat/komunikatif.
b. Design (Desain/Perancangan)
Pada tahap ini pusat perhatian difokuskan pada upaya untuk menemukan
alternatif solusi yang akan ditempuh untuk mengatasi masalah pembelajaran
yang telah diidentifikasi pada tahap analisis. Tahap ini dikenal juga dengan
istilah membuat rancangan (blue-print). Pada tahap ini peneliti memilih format
RPP berkarakter yang akan dikembangkan dan membuat rancangan (blue-print).
Format RPP yang dipilih adalah format RPP Kurikulum 2006 dikarenakan
sekolah sasaran penelitian menggunakan Kurikulum 2006. Rancangan RPP
berkarakter dibuat oleh peneliti dengan tujuan untuk meningkatkan karakter
peserta didik yang dimulai dari menetapkan tujuan pembelajaran, skenario
pembelajaran, merancang materi, hingga evaluasi hasil belajar.
c. Development (Pengembangan)
Tahap pengembangan merupakan proses mewujudkan blue-print menjadi
kenyataan. Jika pada tahap desain, RPP hanya berupa garis besar, maka pada
tahap pengembangan RPP dibuat secara jelas dan terperinci. RPP yang
dikembangkan disebut RPP berkarakter karena di dalamnya memuat nilai-nilai
karakter yaitu karakter bersahabat/komunikatif. Nilai-nilai karakter tersebut
termuat secara eksplisit dalam tujuan pembelajaran dan dikembangkan dalam
kegiatan pembelajaran. Kemudian RPP yang dibuat divalidasi oleh validator
sehingga memungkinkan terjadinya revisi. Validasi RPP ini bertujuan untuk
mengetahui kelayakan RPP yang dibuat. Selain membuat RPP, peneliti juga
membuat instrumen untuk mengukur kinerja dan kualitas RPP tersebut.
36
d. Implementation (Implementasi)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan RPP yang sudah
dikembangkan. Pada tahap ini, peneliti mengimplementasikan atau menerapkan
RPP yang dikembangkan dalam proses pembelajaran di kelas. Implementasi ini
berupa kegiatan uji coba untuk mengetahui kualitas dan keterterapan RPP.
e. Evaluate (Evaluasi)
Evaluasi adalah proses untuk melihat RPP yang dikembangkan mencapai
tujuan yang diinginkan atau tidak. Tahap evaluasi ini bisa terjadi pada setiap
tahap di atas, yang disebut dengan evaluasi formatif. Evaluasi formatif bertujuan
untuk kebutuhan revisi. Hasil dari evaluasi dapat digunakan sebagai referensi
bagi peneliti dalam proses penyempurnaan RPP berkarakter.
3.3 Subyek dan Obyek Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan RPP matematika
berkarakter berbasis metode tutor sebaya untuk meningkatkan karakter
bersahabat/komunikatif peserta didik kelas VIII MTs Negeri 14 Majalengka, maka
subyek penelitian ini adalah peneliti, peserta didik kelas VIII tahun ajaran 2015/2016, dan
guru matematika. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah RPP matematika
berkarakter berbasis metode tutor sebaya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yakni RPP matematika berkarakter berbasis
metode tutor sebaya dan karakter bersahabat/komunikatif.
3.4.1 Instrumen pengumpulan data
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti cermat, lengkap dan sistematis (Arikunto, 2006: 160). Instrumen dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Angket/kuesioner
Instrumen angket digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan metode
angket. Metode angket atau kuesioner (questionnaire) adalah penyelidikan
mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum (orang
banyak), dengan jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan, diajukan secara
tertulis kepada sejumlah subyek, untuk mendapatkan jawaban (tanggapan,
37
respons) tertulis seperlunya (Kartono, 1990: 2). Menurut Narbuko dan Achmadi
(2007: 76), instrumen angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Instrumen
angket/kuesioner yang digunakan adalah instrumen angket untuk mengetahui
respon peserta didik terhadap penerapan RPP yang dikembangkan.
Penyusunan instrumen angket dibuat sebanyak 25 item pernyataan dengan
lima pilihan alternatif jawaban yang disajikan dalam bentuk check list dengan
menggunakan skala Likert. Dalam skala Likert alternatif jawabannya adalah
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Tahu (TT), Tidak Setuju (TS), dan Sangat
Tidak Setuju (STS). Skor untuk pernyataan positif adalah SS = 5, S = 4, TT = 3,
TS = 2, dan STS = 1. Sedangkan skor untuk pernyataan negatif yaitu SS = 1, S =
2, TT = 3, TS = 4, dan STS = 5.
b. Tes
Instumen tes digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan metode tes.
Instrumen tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk
yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk
(Sutikno, 2008: 117). Pada penelitian ini, tes bertujuan untuk menilai
ketercapaian kompetensi dan hasil belajar kognitif peserta didik pada
pembelajaran. Tes yang digunakan berupa tes uraian sebanyak lima soal.
c. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan metode
observasi. Menurut Sutrisno Hadi sebagaimana dikutip Sugiyono (2014: 203)
metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks dengan jalan
pengamatan dan ingatan. Observasi digunakan bila penelitian berkaitan dengan
perilaku manusia, gejala-gejala alam, proses kerja, dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian
ini berupa lembar check list untuk mengamati karakter bersahabat/komunikatif
peserta didik dan keterterapan RPP oleh guru selama proses pembelajaran.
d. Lembar validasi ahli
Lembar validasi ahli adalah lembar penilaian yang diberikan kepada ahli
untuk menilai RPP matematika berkarakter berbasis metode tutor sebaya yang
dikembangkan peneliti.
38
3.4.2 Definisi konseptual
a. RPP matematika berkarakter berbasis metode tutor sebaya
RPP matematika berkarakter berbasis metode tutor sebaya merupakan
seperangkat rencana atau acuan bagi guru matematika dalam melaksanakan
proses pembelajaran untuk mengarahkan pencapaian kompetensi dasar dengan
menerapkan metode tutor sebaya, disertai dengan memproyeksikan karakter
yang akan ditanamkan kepada peserta didik.
b. Karakter bersahabat/komunikatif
Karakter bersahabat/komunikatif adalah sebuah sikap atau tindakan
terbuka, senang berbicara, bergaul, bekerja sama, dan berkomunikasi dengan
orang lain secara efektif.
3.4.3 Definisi operasional
a. RPP matematika berkarakter berbasis metode tutor sebaya
RPP matematika berkarakter berbasis metode tutor sebaya adalah skor
total yang diperoleh dari jawaban instrumen lembar validasi ahli, lembar
observasi keterterapan RPP oleh guru, tes hasil belajar dan angket respon peserta
didik.
b. Karakter bersahabat/komunikatif
Karakter bersahabat/komunikatif adalah skor total yang diperoleh dari
hasil lembar observasi karakter peserta didik selama proses pembelajaran.
3.4.4 Kisi-kisi instrumen
Kisi-kisi instrumen ini dibuat untuk dijadikan acuan oleh peneliti dalam
menyusun instrumen pengumpulan data (IPD). Berikut ini adalah kisi-kisi
instrumen angket dan tes.
39
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Angket
Variabel Definisi
Konseptual
Definisi
Operasional Dimensi Indikator
Jenis
Pernyataan Total
+ -
Sikap peserta
didik terhadap
pembelajaran
matematika
menggunakan
metode tutor
sebaya.
Sikap peserta
didik terhadap
pembelajaran
matematika
menggunakan
metode tutor
sebaya
merupakan
perasaan peserta
didik dalam
mendukung/
memihak
(favorable)
maupun perasaan
tidak
mendukung/
tidak memihak
(unfavorable)
pada
pembelajaran
matematika
menggunakan
metode tutor
sebaya.
Sikap peserta
didik terhadap
pembelajaran
matematika
menggunakan
metode tutor
sebaya
merupakan skor
total dari sikap
siswa terhadap
butir-butir
pernyataan
yang disusun
berdasarkan
kisi-kisi.
Self-
confidence
(Keperca-
yaan Diri)
Percaya pada
kemampuan
sendiri
- 2, 14 2
Berani
menjadi diri
sendiri
11 20 2
Mempunyai
pengendalian
diri yang baik
24 8 2
Tidak
mudah
menyerah
- 18 1
Optimis 4 - 1
Value
(Nilai)
Menyadari
pentingnya
pembelajaran
matematika
6 - 1
Mempunyai
keinginan
untuk
meningkatkan
kemampuan
matematika
13 - 1
Menyadari
kegunaan
pembelajaran
matematika
16 - 1
Enjoyment
(Kesenang-
an)
Suka
menyelesai-
kan masalah
baru
3,
10 - 2
Nyaman
berpartisipasi
dalam
pembelajaran
matematika
5 22 2
40
Variabel Definisi
Konseptual
Definisi
Operasional Dimensi Indikator
Jenis
Pernyataan Total
+ -
Merasa
senang belajar
1,
19 9 3
Motivation
(Motivasi)
Adanya sifat
ingin tahu 21 - 1
Adanya
keinginan
untuk selalu
maju
12 25 2
Adanya
keinginan
untuk
memperbaiki
kegagalan
7 - 1
Adanya
keinginan
untuk
menguasai
materi
15,
23 17 3
Total 16 9 25
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Dimensi Kognitif Jumlah
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
Memahami
sifat-sifat
kubus, balok,
prisma,
limas, dan
bagian-
bagiannya,
serta
menentukan
ukurannya
Menghitung
luas
permukaan
dan volume
kubus, balok,
prisma dan
limas
Menemukan
rumus luas
permukaan
kubus dan
balok
C4
1
Menghitung
luas
permukaan
kubus dan
balok
C2
1
Menentukan
rumus
volume
kubus dan
balok
C4
1
Menghitung
volume kubus
dan balok
C2 C2 2
Total 5
41
3.4.5 Validasi instrumen
Sebelum menggunakan instrumen pengumpulan data, instrumen yang telah
dibuat oleh peneliti divalidasi terlebih dahulu oleh dua orang validator yaitu Bapak
Widodo Winarso, Mpd. (validator 1/V1) dan Bapak Arif Muchyidin, M.Si.
(validator 2/V2).
a. Validasi RPP
Untuk mengetahui dan mengukur kelayakan RPP sebelum digunakan, juga
untuk mengetahui kesesuaian RPP dengan tujuan yang ingin dicapai, maka RPP
divalidasi oleh validator dengan menggunakan lembar validasi RPP berupa
lembar check list. Dalam lembar validasi RPP tersebut terdapat 10 aspek yang
dinilai dan disajikan dalam 26 item pernyataan.
Hasil validasi dari validator 1 (V1) diperoleh 7 item dengan nilai 5 yang
berarti “Sangat Baik”, 15 item dengan nilai 4 yang berarti “Baik”, dan 4 item
dengan nilai 3 yang berarti “Cukup Baik”. Hasil validasi dari validator 2 (V2)
diperoleh 5 item dengan nilai 5 yang berarti “Sangat Baik”, dan 21 item dengan
nilai 4 yang berarti “Baik”.
b. Validasi angket
Validasi angket dilakukan untuk mengetahui kesesuaian dimensi dan
indikator dengan pernyataan-pernyataan dalam angket. Dalam angket terdapat 4
dimensi yaitu self-confidence (kepercayaan diri) dengan 5 indikator, value (nilai)
dengan 3 indikator, enjoyment (kesenangan) dengan 3 indikator, dan motivation
(motivasi) dengan 4 indikator. Keempat dimensi tersebut dikembangkan menjadi
25 item pernyataan dengan 16 item pernyataan positif dan 9 item pernyataan
negatif.
Angket divalidasi dengan dua macam validasi, yaitu validasi isi dan
validasi bahasa. Hasil validasi dari validator 1 (V1) dan validator 2 (V2)
diperoleh semua item pernyataan bernilai 3 yang berarti “Langsung bisa
digunakan” baik pada validasi isi maupun validasi bahasa.
c. Validasi tes
Validasi tes dilakukan untuk mengetahui kesesuaian standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator dengan pertanyaan-pertanyaan dalam soal tes.
Dalam soal tes terdapat empat indikator yang dikembangkan menjadi 5 soal tes
42
uraian. Tes divalidasi dengan dua macam validasi, yaitu validasi isi dan validasi
bahasa.
Hasil validasi dari validator 1 (V2) dan validator 2 (V2) diperoleh semua
item pertanyaan bernilai 3 yang berarti “Langsung bisa digunakan” baik pada
validasi isi maupun validasi bahasa.
d. Validasi lembar observasi
Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini terdapat dua jenis
lembar observasi yaitu lembar observasi karakter peserta didik dan lembar
observasi keterterapan RPP oleh guru. Kedua lembar observasi tersebut tidak
divalidasi karena lembar observasi karakter peserta didik termasuk bagian dari
RPP sehingga validasinya termasuk ke dalam validasi RPP. Lembar keterterapan
RPP oleh guru tidak divalidasi karena komponen pengamatan dalam lembar
observasi guru ini merupakan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang telah tercantum dalam RPP matematika berkarakter.
Sebelum tes dan angket digunakan dalam penelitian, perlu diketahui validitas
butir angket dan tes untuk mengetahui syarat terpenuhi atau tidaknya instrumen
yang baik. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2014: 173). Validitas untuk butir
soal tes hasil belajar dan angket siswa menggunakan validitas internal. Instrumen
yang mempunyai validitas internal adalah jika kriteria yang ada dalam instrumen
secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur atau dengan kata lain
kriterianya ada dalam instrumen tersebut (Sugiyono, 2014: 174). Pengujian
validitas internal yaitu berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh dari expert
judgment yaitu dua orang dosen ahli.
Hasil yang diperoleh dari expert judgment kemudian dianalisis menggunakan
CVR (Content Validity Ratio) untuk setiap komponen. Penskoran terdiri dari 3
alternatif yaitu skor 3 untuk kategori langsung digunakan tanpa revisi, skor 2 untuk
kategori revisi/perbaiki, dan skor 1 untuk kategori buang/ganti. Penskoran
dilakukan pada setiap item pernyataan angket dan pertanyaan dalam soal tes.
Setelah semua item mendapat skor, kemudian skor tersebut diolah dengan cara:
43
Keterangan:
CVR = rasio validitas konten
= jumlah validator yang memberikan nilai 3
= jumlah semua validator
(Hendryadi, 2014: 4)
Hasil perhitungan CVR ini kemudian dibandingkan dengan nilai minimum
CVR yang telah disajikan oleh Lawshe, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.4
Nilai Minimum CVR
Number of Panelists Minimum Value
2 1
5 0,99
6 0,99
7 0,99
8 0,75
9 0,78
10 0,62
11 0,59
12 0,56
13 0,54
14 0,51
15 0,49
20 0,42
25 0,37
30 0,33
35 0,31
40 0,29
Berikut ini adalah tabel persiapan perhitungan CVR untuk angket.
Tabel 3.5
Persiapan Perhitungan CVR untuk Item Pernyataan Angket
No
Item
Nilai dari
validator Ne
1 2
1 3 3 2
2 3 3 2
3 3 3 2
4 3 3 2
5 3 3 2
6 3 3 2
7 3 3 2
44
No
Item
Nilai dari
validator Ne
1 2
8 3 3 2
9 3 3 2
10 3 3 2
11 3 3 2
12 3 3 2
13 3 3 2
14 3 3 2
15 3 3 2
16 3 3 2
17 3 3 2
18 3 3 2
19 3 3 2
20 3 3 2
21 3 3 2
22 3 3 2
23 3 3 2
24 3 3 2
25 3 3 2
Jumlah validator untuk menilai item pernyataan angket yaitu sebanyak 2
orang, sehingga 2. Di bawah ini adalah perhitungan CVR untuk item
pernyataan nomor 1.
Hasil perhitungan CVR yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai
minimum CVR (minimum value) yang telah dijelaskan pada tabel 3.4. Berdasarkan
hasil perhitungan, nilai minimum CVR item pernyataan nomor 1 sama dengan nilai
minimum CVR dengan N = 2 yaitu 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
item pernyataan angket nomor 1 mempunyai validitas yang baik, demikian juga
dengan item pernyataan nomor 2 sampai dengan nomor 25. Data lengkap hasil
perhitungan CVR untuk item pernyataan angket dapat dilihat pada lampiran B1.
Adapun tabel persiapan perhitungan untuk butir soal tes dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
45
Tabel 3.6
Persiapan Perhitungan untuk Butir Soal Tes
No Soal Nilai dari Validator
Ne 1 2
1 3 3 2
2 3 3 2
3 3 3 2
4 3 3 2
5 3 3 2
Jumlah validator untuk menilai soal tes hasil belajar yaitu sebanyak 2 orang,
sehingga 2. Di bawah ini adalah perhitungan CVR untuk butir soal nomor 1.
Hasil perhitungan CVR yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai
minimum CVR (minimum value) yang telah dijelaskan pada tabel 3.4. Berdasarkan
hasil perhitungan, nilai minimum CVR butir soal nomor 1 sama dengan nilai
minimum CVR dengan N = 2 yaitu 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
butir soal nomor 1 mempunyai validitas yang baik, demikian juga dengan butir soal
nomor 2 sampai dengan nomor 5. Data lengkap hasil perhitungan CVR untuk butir
soal tes dapat dilihat pada lampiran B2.
Hasil validasi ahli terhadap komponen RPP matematika berkarakter
kemudian dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Persentase skor =
100%
Skor maksimum RPP matematika berkarakter adalah 130.
Hasil perhitungan tersebut kemudian dicocokkan dengan kriteria validitas
berikut:
Tabel 3.7
Kriteria Validitas RPP
Besarnya Persentase Interpretasi
86 – 100 % Sangat Baik
76 – 85 % Baik
60 – 75 % Cukup Baik
55 – 59 % Tidak Baik
54 % Sangat Tidak Baik
46
Adapun hasil penilaian yang diberikan oleh para expert judgment terhadap 26
item penilaian RPP dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.8
Penilaian Expert Judgment terhadap RPP Matematika Berkarakter
No Item Penilaian
V1 V2
1. a. 5 5
2. a. 4 4
b. 4 4
c. 3 4
d. 3 5
3. a. 4 4
b. 4 4
c. 4 4
4. a. 5 5
b. 4 4
5. a. 4 4
b. 4 4
c. 3 4
d. 3 4
6. a. 4 4
b. 4 5
7. a. 5 4
b. 5 4
c. 4 4
d. 4 5
8. a. 5 4
b. 5 4
c. 4 4
9. a. 5 4
10. a. 4 4
b. 4 4
Jumlah 107 99
Persentase (%) 82,31 76,15
Rata-rata
Persentase (%) 79,23
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase skor RPP yang
diperoleh dari V1 sebesar 82,31% yang berarti RPP tersebut bernilai baik,
sedangkan persentase skor RPP yang diperoleh dari V2 sebesar 76,15% yang
berarti RPP tersebut bernilai baik. Dapat disimpulkan jika rata-rata persentase skor
RPP matematika berkarakter sebesar 79,23% yang berarti RPP tersebut bernilai
baik dan dapat langsung digunakan dalam penelitian.
47
3.4.6 Teknik pengumpulan data
a. Angket
Metode angket atau kuesioner (questionnaire) adalah penyelidikan
mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum (orang
banyak), dengan jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan, diajukan secara
tertulis kepada sejumlah subyek, untuk mendapatkan jawaban (tanggapan,
respons) tertulis seperlunya (Kartono, 1990: 2).Teknik pengumpulan data angket
digunakan untuk mengumpulkan data respon peserta didik setelah proses
pembelajaran matematika menggunakan metode tutor sebaya.
b. Tes
Menurut Baskoro dan Wihaskoro (2013: 28) tes adalah cara atau prosedur
dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk
serangkaian tugas sehingga menghasilkan nilai yang melambangkan tingkah
laku peserta tes. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik
setelah pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya.
c. Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan
(Baskoro dan Wihaskoro, 2013: 40). Observasi yang dilakukan terdapat dua
jenis, yaitu observasi guru dan observasi peserta didik. Observasi guru dilakukan
untuk mengetahui keterterapan RPP matematika berkarakter dalam proses
pembelajaran, sedangkan observasi peserta didik dilakukan untuk mengetahui
karakter bersahabat/komunikatif peserta didik.
d. Validasi ahli
Validasi ahli dilakukan untuk memperoleh data mengenai kelayakan RPP
yang dikembangkan berdasarkan penilaian para ahli yaitu dua orang.
3.5 Teknik Analisis Data
Nasehuddien (2011: 104) mengemukakan bahwa “Analisis data merupakan langkah
yang sangat penting dalam penelitian, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi
makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.” Analisis data dalam
penelitian ini yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.
48
3.5.1 Analisis data kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari langkah-langkah yang
dilakukan peneliti dalam mengembangkan RPP matematika berkarakter, yaitu pada
tahapan analisis, desain, dan pengembangan.
3.5.2 Analisis data kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari tahapan implementasi RPP yang mencakup
angket, tes hasil belajar, observasi guru dan observasi peserta didik selama proses
pembelajaran. Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data
kuantitatif.
a. Analisis angket respon peserta didik
Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran matematika
menggunakan metode tutor sebaya dikelompokkan dalam kategori Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Tidak Tahu (TT), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Skor yang diperoleh perindikator kemudian dihitung menggunakan
rumus di bawah ini.
Tabel 3.9
Rumus Perhitungan Skor Angket Perindikator
No Item Skor Frekuensi
(F) Jumlah skor Presentase
No
Pernyataan
SS Skor F Jml skor SS jml skor 100%
S Skor F Jml skor S jml skor 100%
TT Skor F Jml skor TT jml skor 100%
TS Skor F Jml skor TS jml skor 100%
STS Skor F Jml skor STS jml skor 100%
Jumlah Jml F Jml skor Jumlah persentase
Skor Maksimal jml siswa jml item
Persentase Rata-rata Jml skor skor maks 100
Kemudian data skor tersebut diinterpretasi menggunakan kategorisasi
berikut ini (Riduwan, 2011: 41):
49
Tabel 3.10
Kriteria Interpretasi Skor Angket
Persentase (%) Kriteria
0-20 Sangat Lemah
21-40 Lemah
41-60 Cukup
61-80 Kuat
81-100 Sangat Kuat
b. Analisis tes hasil belajar dan ketuntasan belajar
Nilai tes yang diperoleh dihitung mengunakan rumus berikut:
Nilai =
100 (untuk skala 100) atau
Nilai =
4 (untuk skala 4)
Keterangan: skor maksimum tes hasil belajar dalam penelitian ini adalah 100.
Dijelaskan dalam Pasal 7 Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (NNd, 2014: 5) bahwa:
(1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan menggunakan
skala penilaian.
(2) Skala penilaian sikap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
kompetensi sikap menggunakan rentang predikat Sangat Baik (SB),
Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K).
(1) Skala penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan
rentang angka dan huruf 4,00 (A) -1,00 (D) dengan rincian sebagai
berikut:
a. 3,85 4,00 dengan huruf A;
b. 3,51 3,84 dengan huruf A-;
c. 3,18 3,50 dengan huruf B+;
d. 2,85 – 3,17dengan huruf B;
e. 2,51 – 2,84dengan huruf B-;
f. 2,18 – 2,50dengan huruf C+;
g. 1,85 – 2,17dengan huruf C;
h. 1,51 – 1,84dengan huruf C-;
i. 1,18 – 1,50dengan huruf D+;
j. 1,00 – 1,17dengan huruf D;
Adapun ketuntasan belajar menurut Permendikbud Nomor 104 Tahun
2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan
50
pendidikan menengah Pasal 9 (NNd, 2014: 6) dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini:
Tabel 3.11
Ketuntasan Hasil Belajar
Kompetensi Skor Minimal/Predikat
Sikap Baik
Pengetahuan 2,67
Keterampilan 2,67
Adapun implikasi dari adanya persyaratan ketuntasan belajar (Prihartini,
dkk, 2014: 3) tersebut adalah sebagai berikut:
1) Untuk siswa yang memperoleh nilai pada kompetensi pengetahuan dan
keterampilan (KD pada KI-3 dan KI-4) kurang dari 2,67 diberikan remedial
individual sesuai kebutuhan siswa.
2) Untuk siswa yang memperoleh nilai pada kompetensi pengetahuan dan
keterampilan (KD pada KI-3 dan KI-4) 2,67 atau lebih dari 2,67 diberikan
kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya.
3) Apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2,67
diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan.
4) Untuk siswa yang secara umum profil sikapnya (KD pada K-I dan K-2)
belum berkategori baik dilakukan pembinaan secara holistik (paling tidak
oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua).
c. Analisis hasil observasi
1) Hasil observasi keterterapan RPP oleh guru
Data hasil observasi keterterapan RPP matematika berkarakter oleh
guru selama proses pembelajaran dianalisis dengan menggunakan rumus:
Skor akhir =
100
Persentase skor =
100%
Skor maksimum dalam penelitian ini adalah 95.
Persentase skor yang diperoleh kemudian diinterpretasi berdasarkan
kategori berikut:
51
Tabel 3.12
Interpretasi Hasil Observasi Keterterapan RPP oleh Guru
Besarnya Persentase Interpretasi
86 – 100 % Sangat Baik
76 – 85 % Baik
60 – 75 % Cukup Baik
55 – 59 % Tidak Baik
54 % Sangat Tidak Baik
2) Hasil observasi karakter peserta didik
Data hasil observasi karakter peserta didik dihitung dengan
menggunakan rumus berikut.
Persentase skor =
100%
Keterangan: skor maksimum karakter peserta didik adalah 35.
Nilai tersebut kemudian diinterpretasi menggunakan kriteria berikut
(Kunandar, 2013 : 138):
Tabel 3.13
Penilaian Karakter Peserta Didik
Interval (%) Kriteria
91 – 100 SM (Sudah Membudaya)
71 – 90 MB (Mulai Berkembang)
61 – 70 MT (Mulai Terlihat)
0 – 60 BT (Belum Terlihat)