1. makalah pembiayaan jangka panjang
TRANSCRIPT
Makalah Pembiayaan Jangka Panjang
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan multinasional (MNC) umumnya menggunakan sumber
dana jangka panjang untuk membiayai proyek jangka panjang. MNC
memiliki akses pada sumber dana domestik maupun asing. Akan
bermanfaat bagi MNC untuk mempertimbangkan seluruh kemungkinan
bentuk pembiayaan sebelum membuat keputusan final. Manajer
keuangan harus mengetahui sumber dana jangka panjang sehingga
dapat membiayai proyek internasional dengan cara yang akan
memaksimalkan kekayaan MNC.
MNC dapat mempertimbangkan ekuitas domestik yang dijual
di negara asalnya, dimana dana diperoleh dalm mata uang lokal.
MNC dapat mempertimbangkan penawaran ekuitas global, di mana
MNC menjual saham di negara asal serta di satu atau lebih
negara asing lainnya. MNC akan mempertimbangkan pendekatan ini
untuk memperoleh pendanaan parsial dalam mata uang yang
dibutuhkan untuk membiayai operasi anak perusahaan asing,
Selain itu, penawaran global dapat menjadi pengakuan atas
nama mereka. Ketiga, MNC dapat menawarkan saham secara
tertutup untuk institusi keuangan di negara asalnya. Keempat,
MNC dapat menawarkan saham secara tertutup kepada institusi
keuangan di negara asing tempat MNC akan memperluas usahanya.
Sebagian besar MNC memperoleh pendanaan ekuitas di negara
asal. Sebaliknya pembiayaan utang seringkali dilakukan di
negara asing.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah didalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pertimbangkan pembiayaan jangka panjang dalam
mata uang asing.
2. Menjelaskan bagaimana mengakses kelayakan pembiayaan jangka
panjang dalam mata uang asing.
3. Menjelaskan bagaimana penilaian pembiayaan jangka panjang
dalam mata uang asing. Khususnya bunga mengambang
1.3 Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu
:
1. Mengetahui pertimbangkan pembiayaan jangka panjang dalam
mata uang asing.
2. Mengetahui bagaimana cara mengakses kelayakan pembiayaan
jangka panjang dalam mata uang asing.
3. Mengetahui bagaimana penilaian pembiayaan jangka panjang
dalam mata uang asing.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pertimbangan Pembiayaan Jangka Panjang Dalam Mata Uang
Asing
Untuk mempertimbangkan pembiayaan jangka panjang dalam
mata uang asing perlu dilakukan beberapa hal dibawah ini.
2.1.1 Keputusan Pembiayaan Jangka Panjang
MNC sangat mengandalkan pembiayaan jangka panjang karena
MNC umumnya berinvestasi dalam proyek jangka panjang. Ketika
keputusan telah diambil, MNC harus mempertimbangkan sumber
ekuitas atau utang yang mungkin diperoleh dan biaya serta
resiko yang terkait dengan masing-masing sumber dana.
Sumber Ekuitas
Pertama, MNC dapat mempertimbangkan ekuitas domestik yang
dijual di negara asalnya, dimana dana diperoleh dalm mata uang
lokal. Kedua, MNC dapat mempertimbangkan penawaran ekuitas
global, di mana MNC menjual saham di negara asal serta di satu
atau lebih negara asing lainnya.MNC akan mempertimbangkan
pendekatan ini untuk memperoleh pendanaan parsial dalam mata
uang yang dibutuhkan untuk membiayai operasi anak perusahaan
asing, Selain itu, penawaran global dapat menjadi pengakuan
atas nama mereka. Ketiga, MNC dapat menawarkan saham secara
tertutup untuk institusi keuangan di negara asalnya. Keempat,
MNC dapat menawarkan saham secara tertutup kepada institusi
keuangan di negara asing tempat MNC akan memperluas usahanya.
Sumber Utang
Ketika mempertimbangkan pembiayaan utang, MNC dapat
melakukan penawaran utang publik di negara mereka atau
penwaran utang global. Selain itu, MNC dapat melakukan
penjualan khusus di negara asing tempat MNC mengembangkan
usahanya.
Sebagian besar MNC memperoleh pendanaan ekuitas di negara
asal. Sebaliknya pembiayaan utang seringkali dilakukan di
negara asing.
Nilai pembiayaan utang
Keputusan pembiayaan utang suatu MNC biasanya dipengaruhi
oleh perbedaan suku bunga antarmata uang yang bebeda. Nilai
pembiayaan utang aktual akan berdasarkan baik suku bunga
berlaku maupun persentase perubahan kurs mata uang yang
dipinjam selam periode pinjaman.Seperti juga suku bunga
pinjaman bank jangka pendek akan berbeda antarmata uang,
begitu juga imbal hasil obligasi (bond yield).
Karena obligasi dalam mata uang asing seringkali
memberikan imbal hasil yang kecil, maka perusahaan AS perlu
mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum menjual obligasi
dalam mata uang tersebut. Misalnya, Hewlett-Packard, IBM,
PepsiCo, dan Walt Disney baru-baru ini menjual obligasi dalam
yen Jepang untuk memanfaatkan suku bunga jepang yang rendah.
Karena nilai pembiayaan bagi perusahaan AS yang menjual dalam
mata uang asing akan dipengaruhi oleh nilai mata uang tersebut
relatif terhadap dolar AS selama periode pembiayaan, maka
tidak ada jaminan bahwa obligasi ini akan lebih murah
dibandingkan dalam dolar AS.Perusahaan peminjam harus membayar
bunga dalam mata uang obligasi. Jika mata uang tersebut
menguat terhadap mata uang asal perusahaan, maka akan
dibutuhkan lebih banyak uang untuk membayar bunganya. Untuk
alasan ini, suatu perusahaan tidak selalu meminjam dalam mata
uang yang memiliki suku bunga rendah.
Untuk mengambil keputusan pembiayaan jangka panjang, MNC
harus :
1. Menentukan jumlah dana yang dibutuhkan.
2. Memperkirakan harga penjualan obligasi.
3. Memperkirakan nilai kurs mata uang satuan obligasi secara
berkala.
Mengukur Nilai Pembiayaan
Dari sudut pandang MNC AS, nilai pembiayaan pada mata
uang asing dipengaruhi oleh nilai mata uang tersebut saat MNC
membayar bunga pada pemilik obligasi dan saat MNC melunasi
pokok pinjaman saat obligasi jatuh tempo.
Contoh
Piedmont Co memerlukan pinjaman sebesar $ 1 juta selama
periode 3 tahun. Jumlah ini relatif kecil dan mencerminkan
periode pembiayaan jangka pendek tetapi dapat digunakan
sebagai contoh sederhana. Piedmont memperkirakan bahwa
obligasi dalam dolar tersebut dapat dijual sesuai nilai
nominal jika disertai dengan tingkat bunga sebesar 14 persen.
Piedmont juga memiliki alternatif untuk menjual obligasi dalam
dolar Singapura (S$), di mana Piedmont akan mengonversi dolar
Singapura tersebut menjadi dolar AS sesuai kebutuhan. Lalu
perusahaan tersebut harus membeli dolar Singapura setiap tahun
untuk membayar bunga. Asumsikan bahwa kurs dolar Singapura
saat ini adalah $0,50.Piedmont memerlukan sejumlah S$2 juta
(dihitung dari $1 juta/0,50 perdolar Singapura) untuk
memperoleh $1 juta yang dibutuhkannya. Piedmont memperkirakan
dapat menjual obligasi dalam dolar Singapura sebesar nilai
nominal jika disertai dengan bunga sebesar 10 persen.
Nilai kedua alternatif pembiayaan digambarkan pada
tampilan 21.2 yang menyajikan jadwal pembayaran untuk masing-
masing metode pembiayaan. Pembayaran jika Piedmont dibiayai
oleh obligasi dalam dolar AS dapat diketahui. Selain itu, jika
Piedmont memilih pembiayaan obligasi dalam dolar Singapura,
jumlah dolar Singapura yang diperlukan pada akhir periode
telah diketahui. Namun karena kurs dolar Singapura di masa
depan tidak pasti, maka jumlah dolar yang diperlukan untuk
memperoleh dolar Singapura tiap tahun juga tidak pasti. Jika
kurs tidak berubah, nilai pembiayaan pertahun dengan dolar
Singapura adalah 10 persen, yang lebih kecil dibandingkan
biaya sebesar 14 persen pertahun yang berasal dari
pembiayaandalam dolar AS.
Perbandingan nilai pembiayaan dengan dua mata uang
berbeda dapat dilakukan dengan menentukan biaya pertahun dari
pembiayaan kedua obligasi tersebut dari sudut pandang
Piedmont. Perbandingan ini diperlihatkan pada kolom terakhir
Tampilan 21.2.Nilai pembiayaan pertahun mencerminkan tingkat
diskonto dimana pembayaran masa depan akan didiskonto agar
nilai sekarangnya sama dengan jumlah pinjaman.Nilai ini serupa
dengan yang disebut imbal hasil hingga jatuh tempo ( yield to
maturity) tetapi dinilai dari sudut pandang peminjam, bukan
dari sudu pandang investor. Jika harga penjualan obligasi awal
sama dengan nilai nominal dan tidak ada penyesuaian kurs, maka
nilai pembiayaan pertahun adalah tingkat bunga. Oleh karena
itu, nilaipembiayaan pertahun obligasi dalamdolar AS adalah 14
persen.
2.1.2 Dampak Mata Uang Terhadap Nilai Pembiayaan
Adapun dampak mata uang terhadap nilai pembiayaan yaitu:
Dampak Penguatan Mata Uang Terhadap Nilai Pembiayaan
Jika mata uang pinjaman menguat seiring waktu, suatu MNC
memerlukan lebih banyak dana untuk membayar bunga atau poko
pinjaman. Bentuk perubahan kurs kurs ini meningkatkan nilai
pembiayaan MNC.
Contoh
Tampilan 21.2
Pembiayaan Melalui Obligasi dalam Mata Uang Dolar AS atau
Dolar Singapura
AlternatifPembiayaan
Akhir tahun NilaiPembiayaanpertahun1 2 3
Obligasi dalam dolar AS (bunga 14 %)
$140.000
$140.000
$1.140.000 14%
Obligasi dalam dolar Singapura (bunga 10%)
S$200.000
S$200.000 -
Perkiraan kurs S$ $0,50 $0,50 S$2.200.0
00 -
Pembayaran dalam dolar AS
$100.000
$100.000
$1.100.000 10%
Setelah Piedmont memutuskan untuk menjual obligasi dalam
dolar Singapura, asumsikan bahwa dolar singapura terapresiasi
dari $0,50 menjadi $0,55 pada tahun 1, menjadi $0,60 pada
akhir tahun 2, dan 0,65 pada akhir tahun 3. Dalam kasus ini,
pembayaran Piedmont disajikan pada tampilan 21.3. Dengan
membandingkan arus keluar dolar pada skenario ini dengan arus
keluar yang berasal dari obligasi dalam dolar, maka terlihat
jelas resiko perusahaan yang berasal dari penjualan obligasi
dalam mata uang asing. Jangka waktu pembayaran terakhir sangat
penting bagi pembiayaan obligasi dalam mata uang asing karena
mencakup tidak hanya pembayaran bunga terakhir tetapi juga
pembayaran pokok pinjaman. Berdasarkan perubahan kurs yang
diasumsikan di sini, pembiayaan dalam dolar Singapura lebih
mahal dibandingkan dengan jika pembiayaan dilakukan dalam
dolar AS.
Tampilan 21.3
Pembiayaan dalam Dolar Singapura Selama Periode Menguatnya
Dolar Singapura
Akhir tahun NilaiPembiayaanpertahun1 2 3
Pembayaran dalam dolar Singapura
S$200.000
S$200.000
S$2.200.000 -
Perkiraan kurs dolar Singapura
$0,55 $0,60 $0,65 -
Pembayaran dalam dolar
$110.000
$120.000
$1.430.000 20,11%
Dampak Pelemahan Mata Uang Terhadap Nilai pembiayaan.
Jika mata uang yang terapresiasi meningkatkan pembayaran
arus kas keluar dari penjual obligasi, maka mata uang yang
terdepresiasi akan mengurangi nilai pembiayaan MNC.
Contoh:
Perhatikan kembali kasus piedmont co,hanya asumsikan
bahwa dollar singapura terdepresiasi dari $0,05 menjadi 0,48
pada akhir tahun 1,$0,46 pada akhir tahun 2,dan menjadi $0,40
pada akhir tahun 3.pada kasus ini,pembayaran yang dilakukan
piedmont diperhatikan pada tampilan 21.4.jika dilakukan
perbandigan antara kasuskeluar dalam dollar pada
skenariodengan ini arus keluar jika obligasi dinyatakan dalam
dolar AS,maka terlihat jelas penghematan yang berasal dari
obligasi asing tersebut.
Akhirtahun
Nilaipembayaran pertahun
1 2 3Pembayaran dalamdollarsingapur
a
S$200.000
S$200.000
S$2.200.000
_
Perkiraan kursdolar
singapura
$0,48 $0,46 $0,040 _
Pembayaran dalamdolar
$96.000 $92.000 $880.000 2,44%
Tampialn 21.5
membandingkan
dampak mata
uang yang lemah
Akhirtahun
Nilaipembiayaan pertahun
Skenariokurs
1 2 3
Skenario1: Tidakada perubahan nilai S$1
$100.000
$100.000
$1.100.000
10,00%
Scenario2: S$ yang menguat
$110.000
$120.000
$1.430.000
20,11%
Scenario3: yang melemah
$96.000
$92.000
$880.000
2.44%
terhadap niali pembiayaan hingga dampak dari mata uang yang
stabil atu menguat.MNC yang menjual obligasi dalam mata uang
asing dapat memperoleh pengurangan biaya yang besar,namun
dapat terkena biaya yang tinggi jika mata uang obligasi
terapresiasi sepanjang waktu.
Stuasi Utang Negara ketika anak perusahaan MNC meminjam
dana lokal,maka tingkat pembiayaan akan terpengaruh dengan
suku bunga bebas resiko pada saat pinjaman diberikan. Suku
bunga bebas resiko di masa depan sebagian dipengaruhi oleh
stusi utang Negara tersebut.infornasi mengenai situasi utang
tiap negar dapat di lihat pada http://biz.yahoo.com/ifc.
Klik pada Negara dalam daftar.lalu klik county
Risk ,selanjutnya klik debt outlook.peningkatan defisit
penggangaran mempengaruhi permintaan pinjaman dana oleh
pemerintah dan dapat mendorong naik suku bunga.
2.2 Mengakses Kelayakan Pembiayaan Jangka Panjang Dalam Mata Uang
Asing.
Mengakses kelayakan pembiayaan jangka panjang dalam mata
uang asing dengan cara :
2.2.1 Menilai Risiko Kurs Pembiayaan Utang
Dengan mempertimbangkan pentingnya kurs saat menjual
obligasi dalam mata uang asing, suatu MNC memerlukan metode
yang andal untuk memperhitungkan dampak fluktuasi kurs.MNC
dapat menggunakan perkiraan kurs mata uang obligasinya pada
satu waktu tertentu untuk tiap periode pembayaran bagi pemilik
obligasi.Namun perkiraan satu titik tidak memperhitungan
ketidakpastian peramalan,yang berbeda tergantung dari tingkat
volatilitas mata uang. Dari sudut pandang peminjam AS
misalnya,obligasi dalam dolar kanada memiliki risiko kurs yang
lebih rendah dibandngkan dengan obligasi dlam sebagian besar
satuan mata uang asing lainya (jika diasumsikan bahwa peminjam
tidak memiliki posisi kompensasi bagi mata uang terkait).dolar
kanada memperhatikan lebih sedikit fluktuasi terhadap dolar AS
sepanjang waktu dan karenanya kecil kemungkinan akan
menyimpang jauh dari perkiraan kurs di masa
depan.Ketidakpastian peramalan satu titik dapat diatasi dengan
menggnakan probabilitas atau simulasi.
Menggunakan Probabilitas Kurs
Salah satu pendekatan untuk menggunakan prediksi kurs
masa depan pada suatu waktu adalah dengan mengembangkan
distribusi probablitas suatu kurs pada tiap periode pembayaran
untuk pemilik obligasi. Taksiran nilai atau nilai yang
diharapkan (expected value) suatu kurs pada tiap periode dapat
dihitung dengan megalihkan setiap kemungkinan nilai kurs
dengan probabilitas terkait denga menjumlahkan
hasilnya.Selanjutnya,taksiran niali kurs dapat digunakan untuk
memperkirahkan arus kas yang diperlukan untuk membayar pemilik
obligasi tiap periode. Taksiran nilai kurs dapat berbeda
antara satu periode dengan periode lain.setelah membuat
probabilitas distribusi dan menghitug taksiran nilai, MNC
dapat mengestimasi perkiraan nilai pembiayaan dan
membandingkannya dengan nilai pembiayaan obligasi dalam mata
uang asal.
Dengan pendekatan ini,perkiraan arus kas tunggal dihitung
untuk tiap periode pembiayaan,dan suatu perkiraan tunggal
dihitung untuk nilai pembiayaan per tahun selama periode
berlaku obligasi. namun pendekatan ini tidak memberikan
kisaran kemungkinan hasil yang mungkin terjadi,sehingga
pendekatan ini tidak dapat mengukur probabilitas suatu
obligasi dalam mata uang asing akan menjadi lebih mahal
dibandingkan dengan obligasi dalam mata uag asal.
Menggunakan Simulasi
Setelah MNC mengembangkan distribusi probalitas atas kurs
mata uang pada akhir tiap periode, seperti telah dibahas, MNC
dapat menggunkan distribusi probabilitas tersebut dalam
program similasi computer.program ini akan mengambil satu
kemungkinan nilai secara acak dari distribusi kurs pada tiap
akhir tahun dan menentukan membiayaan berdasarkan kurs
tersebut.dengan cara itu ditentukan nilai pembiayaan.prosedur
yang dijelaskan tersebut mencerminkan satu iterasi.
Selanjutnya, program akan mengulangi prosedur tersebut
dengan kembali memilih satu kemungkinan nilai secara acak dari
distribusi kurs pada akhir tiap tahun.cara tersbut akan
mengehasilkan skedul pembayaran baru dengan menggunakan kurs
yamg dipilih secara terus-menerus akan mengulang prosedur
ini,hingga mungkin 100 kali atau lebih (sebanyak yang
diinginkan).
Setiap iterasi merupakan scenario kurs masa depan yang
mungkin terjadi,yang lalu digunakan untuk menentukan nilai
pembiayaan per tahun jika scenario tersebut terjadi.
karenanya,simulasi menghasilkan distribusi probabilitas nilai
pembiayaan per tahun yang kemudiaan dapat dibandingkan dengan
nilai pembiayaan jika obligasi dijual dalam dolar AS (mata
uang asal) yang telah diketahui.dengan perbandingan ini, MNC
dapat menentukan probabilitas mengeluarkan obligasi dalam mata
uang asing akan lebih murah dibandingkan dengan obligasi dalam
dolar AS.
2.2.2 Mengurangi Risiko kurs
Risiko kurs yang berasal dari pembiayaan obligasi dalam
mata uang asing dapat dikurangi dengan menggunakan salah
satu strategi alternatif berikut.
Mengompensasi kas yang Diterima
Beberapa perusahaan mungkin memiliki penerimaa kas dalam
mata uang tertentu, yang dapat mengompensasi pengeluaran kas
mereka terkait pembiayaan obligasi. oleh karena itu,suatu
perusahaan mungkin dapat memperoleh pembiayaan berupa obligasi
dalam mata uang asing dengan bunga lebih rendah tanpa terkena
risiko kurs. Namun,jarang sekali perusahaan dapat memasangkan
secara sempurna waktu dan jumlah arus keluar dalam mata unag
asing yang digunakan dalam obligasi dengan arus kas dalam mata
uang tersebut.oleh karena itu,tetap ada babarapa eksposur
terhadap fluktuasi kurs.namun,eksposur ini dapat jauh
berkurang jika perusahaan menerima kas pada mata uang sama
yang digunakan dalam obligasi.
Mengompensasi Arus Kas dengan Imbal Hasil Utang yang Tinggi.
MNC AS yang menghasilkan laba di Negara di mana imbal
hasil (yield)dari utang tinggi dapat mengompensasi eksposur
terhadap risiko kurs dengan menjual obligasi dalam mata uang
setempat.sebagai contoh adalah penjualan obligasi dalam mata
uang beberapa Negara berkembang,seperti
Brasil,Indonesia,Malaysia,dan Thailand.Jika MNC AS menjual
obligasi dalam mata uang lokal di salah satu Negara
tersebut,maka akan terdapat dampak kompensasi alami yang akan
mengurangi eksposur MNC terhadap risiko kurs karena MNC dapat
menggunakan arus kas masuk dalam mata uang yang sama untuk
melunasi utang.
Alternatif lain,MNC dapat memperoleh pembiayaan utang
dalam dolar dengan bunga rendah tetapi tidak dapat
mengompensasika pendapatan dalam mata uang asing.juga
pertimbangan bahwa mata uang di Negara dengan inflasi relatif
tinggi cenderung melemah.oleh karena itu .MNC AS dapat terkena
eksposur tinggi terhadap risiko kurs saat menggunakan utang
dalam dolar utuk membiayaai usaha di Negara dengan utang lokal
yang tinggi karena MNC tersebut harus megomversi arus kas
masuk yang dihasilkan dalam mata uang yang berpotensi
terdepresiasi untuk melunasi utang.
Implikasi Euro dalam Pembiayaan untuk Mengompensasi Penerimaan
Kas
Keputusan beberapa Negara eropa untuk menggunaka euro
untuk mata uang mereka memiliki implikasi penting untuk MNC
yang memerlukan pembiayaan jangka panjang dan ingin
mengompensasi kas yang diterima dengan pelunasan utang. MNC
yang memiliki penerimaan di beberapa Negara eropa
Sebelum digunakan euro, suatu MNC mungkin memilih
pembiayaan dalm mata uang setiap Negara eropa dimana MNC
melakukan usaha sehingga dapat menutup pembiayaan dengan
penerimaan mata uang yang sama. Strategi ini akan dapat
mengurangi kemampuan MNC untuk menggunakan oblogasi karena MNC
tidak memiliki kebutuhan pembiayaan disetiap Negara yang cukup
besar untuk menjual obligasi pada tiap Negara tersebut. MNC
dapat menjual obligasi dalam euro untuk mencukupi kebutuhan
pembiayaan diseluruh Negara pengguna eoro dimana MNC
beroprasi, lalu mendistribusikan kas yang diperoleh untuk
digunakan di Negara-negara tersebut, dan selanjutnya
mengumpulkan uang yang diterima di Negara tersebut untuk
melunasi pembayaran pembiayaan. Dengan cara ini, pembiayaan
bagi MNC yang beropersi di eropa.
Kontrak Forward
Jika obligasi dalam mata uang asing memiliki suku bunga
yang lebih rendah dibandingkan mata uang asal perusahaan, maka
perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menjual oblogasi dalam
mata uang asing tersebut dan secara simultan melakukan lindung
nilai atas resiko kurs melalui pasar forward, karena pasar
forward sering kali meminta jangka waktu lima tahun atau
lebih, maka pendekatan tersebut mungkin dilakukan. Perusahaan
dapat memperoleh perjanjian untuk menjual mata uang asing
secara forward disetiap saat pembayaran harus dilakukan. Namun
kurs forward untuk setiap jangka waktu biasanya di atas kurs
spot. Oleh karena itu, lindung nilai pembayaran ini mungkin
tidak lebih murah dibandingkan dengan pembayaran yang
dibutuhkan jika menjual obligasi dalam dollar. Hubungan ini
mencerminkan konsep peritas suku bunga, yang dibahas dalam bab
sebelumnya.
Pertukaran Mata Uang
Pertukaran mata uang (swap) memungkinkan perusahaan
untuk menukar mata uang untuk periode tertentu. Ford Motor
Co., Johnson & Johnson, General Motors, dan beberapa MNC lain
menggunakan pertukaran uang.
Contoh:
Miller Co., suaru perusahaan AS yang ingin menjual
obligasi dalam euro karena Miller dapat membayarnya dengan
penerimaan eoro yang berasal dari operasinya saat ini. Namun
Miller Co., tidak dikenal oleh investor yangakan membeli
oblogasi dalam euro. Sementara Beck Co, dari jerman ingin
menjual oblogasi dalam dollar karena uang yang diterimanya
sebagian besar dalam dollar. Namun Beck juga tidak dikenal
oleh investor yang ingin membeli obligasi tersebut.
Jika Miller cukup dikenal dalam pasar berbasis dolla
sementara Beck dikenal di pasar berbasis euro, maka transaksi
berikut dapat dilakukan. Miller menjual obligasi dalam dollar,
sementara Beck menjual obligasi dalam euro. Miller akan
melunasi pembiayaan dalam euro untuk Beck sebagai ganti
pembayaran dalam bentuk dollar. Pertukaran mata uang ini
memungkinkan perusahaan untuk melunasi pembayaran dalam
pemilik obligasi masing-masing tanpa mengkhawatirkan risiko
kurs.
Pertukaran yang baru dijelaskan berhasil menghilangkan
risiko kurs baik untuk Miller Co., maupun Beck Co. Miller Co.,
akan mengirim euro yang diterima dari usahanya saat ini
melalui Beck dan mengirim dollar yang diterima dari Beck untuk
investor obligasi dalam dollar. Karenanya meskipun Miller
menerima euro dari usahanya saat ini Miller dapat membayar
investor dalam dollar tanpa perlu khawatir mengenai risiko
kurs. Hal yang sama juga diperoleh Beck pada sisi transaksi
lainnya.
Pinjaman Paralel
Perusahaan juga dapat memperoleh pembiayaan dalam mata
uang asing melalui pinjaman paralel (back to back), yang terjadi
ketika dua pihak memberikan pinjaman secara simultan dengan
perjanjian untuk pelunasan kembali pada suatu waktu di masa
depan.
Menggunakan Pinjaman Paralel sebagai Lindung Nilai Resiko Kurs
pada Proyek Asing
Kemampuan untuk mengurangi atau menghapuskan resiko kurs
juga memengaruhi nilai proyek di Negara asing, sering kali
pinjaman parallel dapat berfungsi sebagai alternative
pengganti kontrak forward atau futures yang bermanfaat sebagai
sarana untuk membiayai proyek asing. Penggunaan pinjaman
paralel terutama akan menarik jika MNC yang melakukan proyek
di Negara asing akan menerima arus kas dalam mata uang asing,
dan khawatir bahwa mata uang asing tersebut akan mendepresiasi
cukup besar.
C0ntoh: Schnell, inc, telah di minta oleh pemerintah
Malaysia untuk menjalankan proyek di sana tahun depan.
Investasi di proyek tersebut bernilai total 1 juta ringgit
Malaysia (MR) dan di perkirakan akan menghasilkan arus kas
sebesar MR 1,4 juta tahun depan proye kbisa berakhir kapan
pun
Kurs ringgit saat ini adalah $0.25, tetapischnell
memperkirakan bahwa rinngit akan terdepresiasi cukup besar
tahun depan. Schnell secara khusus memperkirakan bahwa nilai
ringgit akan mencapai $0,20 atau $0,15 tahun depan selain itu
schnell harus meminjam dana yang dibutuhkan untuk menjalankan
proyek tersebut dan akan menimbiulkan nilai pembiayaan sebesar
13 persen.
Jika schnell melaksanakan proyek tersebut maka
pengeluaran bersih schnell adalah MR 1.000.000 x $0,25 =
$250.000. tahun depan, schnell harus melunasi beban pembiayaan
sebesar $250.000 x13% = $32.500. jika ringgit terdepresiasi
menjadi $0,20 maka schnell akan menerima sejumlah MR1.400.000
x $0,20 = $280.000 tahun depan jika ringgit terdepresiasi
menjadi $0,15 maka schnell akan menerima MR1.400.000 x $0,15 =
$210.000 tahun depan. Arus kas per tahun dirangkum sebagai
berikut.
Scenario 1: Ringgit terdepresiasi hingga $0,20
Tahun 0 Tahin 1Investasi -250.000Pembayaran bunga -
$32.500Arus kas dari proyek 0 $280.000Jumlah bersih -$250.000 $285.000
Dengan mengabaikan nilai waktu dari uang, maka arus kas
gabungan selama 2 tahun adalah sebesar -$2.500.
Scenario 2: Ringgit terdeprasiasi menjadi $0,15
Tahun 0 Tahin 1Investasi -250.000Pembayaran bunga -532.000Arus kas dari proyek
0
$210.000
Jumlah bersih -$250.000 $177.500Dengan mengabaikan nilai waktu dari uang arus kas
gabungan adalah -$72.500. meskipun contoh ini memasukkan
pembayaran bunga pada arus kas dan mangabaikan diskonto untuk
tujuan ilustrasi, tetapi jelas bahwa proyek ini tidak menarik
bagi schnell. Selain itu tidak ada kontrak future maupun forward
untuk ringgit,sehingga schnell tidak dapat melindung nilai
arus kasnya dari resiko kurs.
Sekarang Asumsi bahwa pemerintah Malaysia menawarkan
pinjaman paralel untuk schnell. Berdasarkan perjanjian
pinjaman pemerintah Malaysia akan memberikan MR1.000.000 untuk
schnell untuk di tukar dengan pinjaman dalam dollar dengan
kurs saat ini jumlah yang sama akan di lunasi oleh kedua belah
pihak pada akhir proyek. Tahun depan schnell akan membayar
pemerintah Malaysia bunga sebesar 15 % atas dana sebesar
MR1.000.000 Dan Pemerintah Malaysia akan membayar bunga 7 %
pada schnell atas Pinjaman dalam dollar.
Dengan menggunakan pinjaman parallel schnell dapat
mengalami penurunan arus kas bersih dalam ringgit Malaysia
yang akan di terima selama satu tahun perhatikan arus kas
dollar maupun ringgit berikut:
Arus kas schnell
Arus kas dalam dollarTahun0
tahun1
Pinjaman untuk Malaysia -250.000
Beban bunga -32.500Bunga yang di terima dari pertukaran ($250.000 x 7%) $17.500
Pelunasan pinjaman $250.000Arus kas bersih $250.000 $235.000
Arus kas dalam dollarTahun0
Tahun1
Pinjaman untuk Malaysia MR1.000.000
Beban bunga MR1.000.000
Bunga yang di terima dari pertukaran (MR1.000.000 x 15%)
-MR150.000
-MR1.000.000
Arus kas dari proyek MR1.400.000
Arus kas bersih 0 MR 250.000Skenario 1: ringgit terdepresiasi hingga $0,20
Arus kas bersih pada satu tahun sebesar MR250.000 di
konversi menjadi dollar dengan kurs spot sebesar $0,20 dan
menghasilkan MR250.000 x $0.20 = $50.000 oleh karena itu total
arus kas dalam dollar dengan menggunakan pinjaman parallel
adalah senagai berikut:
Tahun0
Tahun1
Arus kas dalam dollar -$250.000 $235.000Arus kas dalam ringgit yang telah di konversi $50.000
$285000Arus kas bersih -$250.000
Sakali lagi dengan mengabaikan nilai waktu dari uang
arus kas gabungan selama dua tahun kini mencapai $35.000
Skenario 2: Ringgit Terdepresiasi hingga $0,15
Arus kas bersih pada tahun 1 sebesar MR250.000
dikonversi menjadi dollar dengan kurs spot sebesar $0,15 untuk
menghasilkan MR250.000 x $0,15 =$37.500. oleh karena itu total
arus kas dalam dollar dengan menggunakan pinjaman parallel
adalah sebagai berikut:
Tahun0
Tahun1
Arus kas dalam dollar -$250.000 $235.000Arus kas dalam ringgit yang telah dikonversi $37.500
Arus kas bersih -$250.000 $272.000
Arus kas gabungan selama dua tahun menurut skenario ini
adalah $22.500.
Perhatikan bahwa arus kas meningkat secara drastis
menggunakan pinjaman parelelseperti di perlihatkan pada table
berikut:
Skenario 1 Skenario 2Arus kas total tanpa pertukaran (swop) -$2.500 -$72.500
Arus kas total dengan pertukaran $35.000 $22.500
Schnell tidak hanya dapt mengirurangi risiko kurs dengan
membiayai proyek pinjaman ini, tetapi juga dapat menghasilkan
total arus kas positif. Penyebab hal ini adalah adanya
taksiran persentase depresiasi ringgit yang sangat besar (20%
atau 40 %) yang lebih tinggi dibandingkan nilai tambahan
pembiayaan (15% - 7% = 8%). Dengan pinjaman parallel, schnell
telah mengutrangi jumlahringgit yang harus di konersi menjadi
dollar pada saat proyek berakhir dari MR 1,4 juta menjadi
hanya MR250.000. Kerana Schnell dapat mengurangijumlah arus
kas yang akan terkena perkiraan depresiasi ringgit.
Pemerintah malausia juga memperoleh keuntungan dari
pinjamna ini karena menerima pembayaran bunga tambahan sebesar
8 % dari perjanjian ini. Tentunya pemerintah Malaysia
mengeluarkan biaya implikasi dari depresiasi ringgitkarena
harus menukar ringgit menjadi dolar setelah satu tahun. Namun
pemerintah mungkin menawarkan pinjaman tersebut jika perkiraan
nilai ringgitnya berbeda dengan perkiraan Schnell atau dengan
kata lain Pemerintah memperkirakan apresiasi atau depresiasi
ringgit tidak sebesar perkiraan Schnell selain itu pemerintah
mingkin tidak mempunyai pilihan lain untuk menyelesaikan
proyek Jika perusahaan local tidak memiliki keahlian untuk
melakukan pekerjaan tersebut.
Diversifikasi Mata Uang
Suatu perusahaan AS dapat menjual obligasii dalam
beberapa mata uang bukan hanya satu mata uang asing, sehingga
apresiasi tinggi atas suatu mata uang tidak secara drastis
meningkatkan jumlah dolar yang diperlukan untuk melunasi
pembayaran pembiayaan.
Contoh :
Nevada Inc,, MNCAS sedang mempertimbangkan empat
elternatif untuk menjual obligasi guna mendukung aktivitas
operasional di AS:
1. Menjual oblogasi dalam dolar AS
2. Menjual obligasi dalam yen jepang
3. Mrnjual obligasi dalam dolar kanada
4. Menjual beberapa obligasi dalam yen jepangdan
beberapa obligasi dalam dolar kanada
Nevada, Inc.,tidak memiliki eksposur baik dalan yen
jepang maupun dolar kanada. Suku bunga obligasi dalam dolar AS
adalah 14 % sementara untuk obligasi dalam yen jepang maupun
dalam dolar kanada adalah 8 %. Nevada memperkirakan bahwa
obligasi ini dapat di jual dengan harga nimonal.
Jika dolar kanada terapresiasi terhadap dolar AS nilai
pembiayaan aktual Nevada dari penjualan obligasi dalam dolar
kanada mungkin akan lebih tinggi di bandingkan dengan
obligasi dalam dolar AS. Jika yen jepang terapresiasi cukup
tinggi terhadap dolar AS, nilai pembiayaaan aktual Nevada dari
penjualan obligasi dalam yen jepang dapat lebih tinggi di
bandingkan obligasi dalam dolar AS. Jika kurs dolar kanada
dalam yen jepang bergerak dalam arah berlawanan terhadap dolar
AS, maka ke dua obligasi tidak akan secara simultan lebih
mahal di bandingkan obligasi dalam dolar AS, oleh karena itu
pembiayan dalam kedua jenis obligasi akan memastikan bahwa
nilai pembiayaan Nevada secara keseluruhan akan lebih kecil di
bandingkan jika menjual obligasi dalam dolar AS.
Tidak ada jaminan bahwa kurs dolar kanada dan yen jepang
akan bergerak dengan arah yang berlawanan. Namun perubahan
kedua mata uang ini tidak memiliki korelasi tinggi, sehingga
kecil kemungkinan kedua mata uang akan secara simultan
terapresiasi hingga menghilangkan keuntungan dari suku
bunganya yang rendah. Oleh karena itu, oleh karena itu
pembiyaan dalam lebih dari satu mata uang asing dapat
meningkatkan probabilitas bahwa biaya kesuluruhan dari
pembiyaan asnig akan lebih kecil dibandingkan pembiyaan dalam
dolar. Nevada memutuskan untuk menjual obligasi dalam dolar
kanada dan dalam yen.
Obligasi Gabungan Mata Uang
suatu perusahaan dapat melakukan pembiayaan dalam
beberapa mata uang tanpa perlu megeluarkan berbagi obligasi
dengan membuat obligasi gabungan mata uang .Gabungan mata uang
yang merupakan rekening dalam berbagi mata uang .Beberapa
gabungan mata uang telah dikembangkan uantuk digunakan sebagai
satuan obligasi.Salah satu gabungan mata uang yang paling
terkenal adalah Special Drawing Right (SDR) yang awalnya digunakan
sbagai alternative cadangan set namun kini digunakan sebagai
satuan obliges dan deposito bank serta berbagai jasa pelayanan
lainnya.Dengan dibuatanya euro, penggunaan obligasi gabungan
mata uang di eropa menjadi terbatas karena bebagi Negara di
eropa kini menggunakan satu mata uang.
2.3 Penilaian Pembiayaan Jangka Panjang Dalam Mata Uang Asing
Penilaian pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
2.3.1 Mempertimbangkan Risiko Suku Bunga dari Pembiayaan
Utang
Tanpa memerhatiak mata uang yang digunakan MNC uantuk
membiayai operasi internasionalnya. MNC juga harus menentukan
waktu jatuh tempo yang digunakan atas utangnya.Tujuan MNC
adalah menggunaka waktu jatuh tempo yang meminimalkan
pembayaran total dari utang yang dibutuhkan oleh setiap unit
usahanya.umumnya.MNC tidak menggunakan jatuh tempo yang
melebihi pekiraan jangka waktu usahanya di Negara tersebut.
Jika menggunakan tenggat waktu yang relative singkat,MNC
akan terkena eksposur risiko suku bunga,atau risiko bahwa suku
bunga akan naik sehingga memaksa MNC melakukan pembiayaan
ulang dengan suku bunga yang lebih tinggi.Kerugian dari
strategi ini adalah bahwa suku bunga jangka panjang dapat
turun dalam waktu singkat,tetapi MNC wajib untuk tetap
membayar utangnya dengan bunga yang lebih tinggi.
Keputusan Jatuh Tempo Utang
Sebelum mengambil keputusan jatuh tempo utang,MNC dapat
menilai kurva imbal hasil di Negara tempat MNC membtuhkan
dana.
Beberapa MNC dapat menggunakan kurva imbal jasa suatu
Negara untuk membandingkan suku bunga per tahun pada berbagai
tenggat jatuh tempo uatang,sehingga mereka dapat memilih
tenggat waktu dengan suku bunga relatif rendah.MNC lain
menggunakan kurva imbal hasil untuk menilai permintaan dan
penawaran dana dari pergerakan suku bunga di masa depan.Benuk
informasi ini dapat menbantu MNC menentukan apakah akan
menetapkan suku bunga jangka panjangatau meminjam untuk
periode jangka pendek lalu melakukan pembiayaan ulang dalam
jangka dekat.
2.3.2 Keputusan Untuk Memilih Tingkat Bunga Tetap atau
Mengambang
MNC yang ingin menggunakan utang dengan jangka waktu
panjang tetapi ingin menghindati suku bunga yang berlaku dapat
mempertimbangkan obligasi suku bunga mengambang . Pada kasus
ini,suku bunga akan berfluktuasi sepanjang waktu sesuai dengan
suku bunga.Misalnya,suku bunga sering kali diikatkan dengan
Suku Bunga Antarbank London (London Interbank Offer Rate-LIBOR),yang
merupakan suku bunga pinjan antarbank.jika LIBOR naik,maka
suku bunga mengambang obligasi juga naik.Suku bunga mengambang
dapat menguntungkan penjual obligasi pada periode di mana suku
bunga turun,sehingga perusahaan tidak harus tetap bertahan
pada suku bunga tinggi sepanjang periode obligasi.Suku bunga
mengambang merugian pada periode saat suku bunga meningkat.Di
beberapa Negara,seperti di Amerika Utara,sebagian besar utang
jangka panjang memiliki suku bunga mengambang.
Lindung Nilai Dengan Pertukaran Suku Bunga
MNC mengeluarkan Obligasi dengan mengeluarkan eksposur
terhadap risiko suku bunga. MNC dapat menggunakan pertukaran
(swap) suku bunga sebagai lindung nilai risiko tersebut. Para
penjual obligasi menggunakan pertukaran suku bunga karena
mereka dapat menyusun ulang arus kas masa depan sedemikian
rupa sehingga mengurangi jumlah pembayaran untuk pemilik
obligasi. Dengan cara ini, MNC dapat mengurangi eksposurnya
terhadap perubahan suku bunga.
Institusi keuangan seperti bank komersial dan bank
investasi serta perusahaan asuransi sering kali berperan
sebagai agen dalam pertukaran suku bunga. Institusi keuangan
juga dapat perperan sebagai pialang dalam pasar pertukaran
suku bunga. Sebagai pialang, institusi keuangan hanya mengatur
pertukaran suku bunga antara dua pihak, dengan menerima
komisi dari pelayanan tersebut, tetapi tidak mengambil posisi
dalam pertukaran tersebut. MNC sering kali terlibat dalam
pertukaran suku bunga untuk lindung nilai atau untuk
mengurangi nilai pembiayaan.
Pertukaran Sederhana
Pertukaran sederhana (plan vanilla swap) merupakan suatu
kontrak standar tanpa tambahan kontrak yang tidak biasa. Pada
pertukaran sederhana, pihak pembayar suku bunga mengambang
umumnya sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga dan
berusaha mengurangi risiko suku bunga. Suatu perusahaan yang
memiliki aset yang sensitif terhadap suku bunga tinggi dalam
jumlah besar mungkin ingin menukar dengan pembayaran suku
bunga mengambang tersebut dengan pembayaran berbunga tetap.
Umumnya, pembayaran suku bunga mengambang memperkirakan bahwa
suku bunga akan turun. Sebaliknya pembayaran suku bunga tetap
pada pertukaran sederhana, memperkirakan suku bunga akan naik
dan memilih untuk membayar dalam suku bunga tetap. Pembayaran
suku bunga tetap dapat terdiri atas perusahaan dengan
kewajiban yang sensitif terhadap suku bunga dalam jumlah besar
atau aset dengan suku bunga tetap dalam jumlah rekatif besar.
Contoh
Dua perusahaan merencanakan untuk menjual obligasi.
Quality Co. Merupakan perusahaan berperingkat tinggi
yang ingin meminjam dengan suku bunga
mengambang.
Risky Co. Merupakan perusahaan berperingkat rendah yang ingin
meminjam dengan suku bunga tetap.
Asumsikan bahwa suku bunga yang akan dibayar oleh
perusahaan untuk menjual obligasi baik dengan suku bunga
mengambang atau tetap adalah sebagai berikut:
LIBOR
berubah seiring
waktu .
berdasarkan
informasi
diatas ,
Cuality Co.
Memilih keuntungan saat menjual baik obligasi suku bunga tetap
maupun suku bunga mengambang, tetapi suku bunga tetap lebih
menguntungkan. Quality Co. Dapat menjual obligasi dengan suku
bunga tetap, sementara Risky Co. Dapa menjual obligasi dengan
suku bunga mengambang lalu Quality Co. Akan memberikan
Nama
Perusahaan
Obligasi
suku bunga
tetap
Obligasi suku
bunga mengambang
Qualit
y Co.9%
LIBOR +
0,5%
Risky
Co.10,5% LIBOR + 1%
pembayaran dengan suku bunga mengambang untuk Risky Co.
Sebagai ganti atas pembayaran suku bunga tetap.
Asumsikan bahwa Quality Co. Sepakat dengan Risky Co.
Untuk menyediakan pembayaran dengan suku bunga mengambang
sebesar LIBOR persen untuk ditukar dengan suku bunga tetap
sebesar 9 persen.
Menentukan Pertukaran Pembayaran
Pembayaran dalam pertukaran suku bunga biasanya
ditentukan dengan menggunakan nilai nasional yang disepakati
pihak-pihak yang terlibat pertukaran dan dinyatakan dengan
kontrak. Yang penting adalah bahwa nilai nasional sendiri
tidak akan digunakan dalam pertukaran, tetapi digunakan untuk
menentukan pembayaran pertukaran. Setelah pembayaran
pertukaran ditentukan berdasarkan nilai nasional, pihak
terkait secara berkala hanya menukar jumlah terutang bersih
bukan total pembayaran. Penukaran pambayaran biasanya
dilakukan setiap tahun atau setiap semester.
ILUSTRASI PERTUKARAN SUKU BUNGA
QualityCo.Investor Obligasi dengan Suku bunga tetap yang
diterbitkan oleh Quality CoInvestor Obligasi dengan Suku Bunga Mengambang yang
Diterbitkan oleh Risky Co.RiskCo.Pembayaran Suku Bunga Tetap
Sebesar 9½%Pembayaran Suku Bunga Tetap
Sebesar 9%Pembayaran Suku Bunga Mengambang
LIBOR + 1%Pembayaran Suku Bunga Mengambang sebesar
LIBOR + ½ %Contoh :
Meneruskan contoh sebelumnya yang melibatkan quality Co.
Dan Risky Co., asumsikan bahwa nilai nosional yang disepakati
kedua belah pihak adalah $50 juta dan bahwa kedua perusahaan
akan menukar pembayaran setiap tahun.
Dari sudut pandang Quality Co., perjanjian pertukaran
lengkap tersebut kini menghasilkan pembayaran sebesar LIBOR +
½ persen setipa tahun, berdasarkan nilai nosional sebesar $50
juta. Dari sudut pandang Risky Co., perjanjian pertukaran
melibatkan pembayaran dengan suku bunga tetap 9 ½ persen
setiap tahun berdasarkan nilai nosional sebesar $50 juta.
Tabel berikut menggambarkan ilustrasi pembayaran berdasarkan
LIBOR seiring waktu.
Tahun LIBOR
PembayaranQualityCo.
PembayaranRisky Co.
Pembayaran Bersih
1 8% 8,5% x $ 50 juta = $4,25 juta
9,5% x $550 juta = $4,75 juta
Risky membayar pada Qualitysebesar 50,5juta
2 7,0% 7,5% x $50juta = $3,75 juta
9,5% x $550 juta = $4,75 juta
Risky membayar pada Qualitysebesar $1 juta
3 5,5% 6,0% x $50juta = $3 juta
9,5% x $550 juta = $4,75 juta
Risky membayar pada Qualitysebesar $1,75 juta
4 9,0% 9,5% x $50juta = $4,75 juta
9,5% x $550 juta = $4,75 juta
Tidak ada pembayaran
5 0,0% 10,5% x $50 juta = $5,25 juta
9,5% x $550 juta = $4,75 juta
Risky membayar pada Qualitysebesar $0,5juta
Terdapat dua keterbatasan pada pertukaran yang perlu
dibahas. Pertama, terdapat biaya waktu dan sumber daya terkait
dengan pencarian kandidat pertukaran yang cocok dan melakukan
negosiasi perjanjian pertukaran. Kedua, setiap partisipan
pertukaran menghadapi risiko bahwa pihak lainnya akan
mengalami gagal bayar. Untuk alasan tersebut, biasanya
perantara keuangan akan terlibat dalam perjanjian pertukaran.
Mereka memasangkan partisipan dan juga mengambil alih risiko
gagal bayar yang terkait. Untuk peranan tersebut, mereka
mengenakan biaya, yang akan mengurangi perkiraan manfaat dalam
contoh sebelumnya, tetapi keterlibatan merekapenting untuk
secara efektif mencocockan partisipan pertukaran dan
mengurangi kekhwatiran risiko gagal bayar.
Ashland, Inc., Campbell Soup Co., Intel Corp., Johnson
Controls, Union Carbide dan beberapa MNC lain sering kali
menggunakan pertukaran suku bunga. Ashland , Inc., menerbitkan
utang dengan bunga tetap dan menggunakan pertukaran suku bunga
untuk memperoleh biaya pinjaman yang lebih rendah dari utang
dengan bunga mengambang. Campbell Soup Co. Menggunakan
pertukaran suku bunga untuk meminimalkan nilai pembiayaan
totalnya dan memperoleh proporsi utang dengan bunga tetap
dibandingkan bunga mengambang yang dinginkan. GTP ( sekarang
merupakan bagian dari varison ) menggunakan pertukaran suku
bunga untuk mengonversi lebih dari $500 juta utang dengan suku
bunga mengambang menjadi suku bunga tetap.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Beberapa MNC mungkin mempertimbangkan pembiayaan jangka
panjang dalam mata uang asing untuk mengompensasi arus kas
masa depan dalam mata uang tersebut dan karenanya mengurangi
eksposur terhadap resiko kurs. MNC lain dapat mempertimbangkan
pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing untuk
mengurangi nilai pembiayaan. Jika suku bunga asing relatif
rendah atau mata uang asing yang dipinjam terdepresiasi selama
periode pembiayaan,maka pembiayaan jangka panjang dalam mata
uang tersebut dapat menghasilkan nilai pembiayaan yang rendah.
Suatu MNC dapat menilai kelayakan pembiayaan dalam mata
uang asing dengan memperhitungkan taksiran kurs atas
pembayaran bunga berkala dan pokok pinjaman. Dengan cara ini,
MNC menentukan jumlah mata uang asal yang dibutuhkan untuk
melunasi pembayaran setiap periode. Nilai pembiayaan setiap
tahun dapat diestimasikan dengan menentukan tingkat diskonto
yang menyamakan pembayaran periodik atas pembiayaan asing
dengan jumlah pinjaman awal yang dinyatakan dalam mata uang
domestik.nilai pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing
tergantung dari kurs mata uang tersebut selama periode
pembiayaan dalam mata uang asing dengan suku bunga yang
rendah, karena kesalahan peramalan kurs kerap terjadi.
Untuk obligasi denagn suku bunga mengambang, pembayaran
bunga bagi investor tidak pasti. Ketidakpastian ini dapat
diperhitungkan dengan memperkirakan jumlah pembayaran bunga
yang dibutuhkan berdasarkan berbagai skenario suku bunga
sepanjang waktu sehingga jumlah mata uang domestik perusahaan
yang diinginkan untuk melunasi pembayaran dapat diperkirakan
berdasarkan berbagai skenario kurs.
3.2 Saran
Jika MNC mengambil keputusan pembiayaan jangka panjang,
maka MNC harus (1) menentukan jumlah dana yang dibutuhkan (2)
memperkirakan harga penjualan obligasi dan (3) memperkirakan
nilai kurs mata uang satuan obligasi secara berkala.Informasi
ini dapat digunakan untuk menentukan nilai pembiayaan
perusahaan jika menggunakan mata uang asal.