dkm think pair share

Upload: khoirul-anam

Post on 06-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 DKM Think Pair Share

    1/3

    MEMINIMALISASI KEJENUHAN DI KELAS; dengan Think, Pair, and Share !

    Ketika pelajaran sudah mau berakhir seorang guru berkata kepada murid-

    muridnya,Baik anak-anak sekalian, kita akhiri kegiatan pembelajaran bersama saya

    hari ini dengan membaca alhamdulillah!. Spontan murid-muridnyaberteriak,Alhamdulillah dan bersorak sorai pertanda gembira dengan berakhirnya

    kegiatan belajar hari itu.

    Sebagian guru mungkin tidak merasa ada yang bermasalah dengan suasana

    tersebut, karena setelah proses pembelajaran berakhir dia akan mengerjakan tugas

    yang lain. Namun guru yang peka terhadap kebutuhan muridnya, peristiwa tersebut

    -apa lagi terjadi secara rutin- perlu mendapat perhatian untuk mencari tahu apa

    penyebab siswa terlihat gembira setelah proses pembelajaran dinyatakan berakhir.

    Jika peristiwa ini tidak terjadi secara berulang, bisa jadi disebabkan oleh kondisi

    siswa yang sedang capek secara fisik karena hari sebelumnya ada kegiatan yang

    menguras tenaga.

    Berbeda halnya ketika peristiwa itu terjadi secara berulang dan khusus terjadi pada

    guru-guru tertentu, ada kemungkin pembelajaran yang dikelola oleh guru yang

    bersangkutan memang membosankan. Sehingga berakhirnya proses pembelajaran

    yang diampu oleh guru tersebut, menyebabkan siswa merasa bebas dari kebosanan

    yang terjadi mulai awal pembelajaran. Oleh sebab itu seorang guru perlu memiliki

    berbagai model pembelajaran yang memungkin suasana kelas dapat dikelola

    dengan pola yang berbeda dari waktu ke waktu (paling tidak dalam satu tahun

    pelajaran).

    Berikut ini salah satu model pembelajaran yang dapat dipilih guru untuk melatihsiswa saling bekerjasama dan menciptakan suasana kelas menjadi lebih dinamis,

    yaitu model pembelajaran Think, Pair, and Share. Sudah tentu tulisan ini tidak

    akan menjelaskan secara konseptual apa keuntungan dan kerugian model ini, tetapi

    lebih pada tataran aplikatif yang secara langsung dapat diaplikasikan oleh guru.

    Memang topic/bahasan yang dijadikan contoh pada saat ini adalah pembelajaran

    matematika, tetapi guru-guru dapat mengikuti langkah-langkah yang ada dengan

    mengganti topic dan permasalahannya.

    Model pembelajaran Think, Pair, and Share, sesuai dengan namanya Think

    (berpikir), Pair (berpasangan), dan Share (berbagi), memberi waktu kepada para

    siswa untuk berfikir dan merespons serta saling membantu. Seyogyanyapermasalahan yang akan diberikan kepada siswa, prinsip-prinsip dasar

    pemecahannya sudah difahami oleh siswa atau paling tidak permasalahan yang

    akan diangkat sudah relative familier dengan lingkungan siswa, karena model ini

    akan meminta siswa untuk berpikir mandiri pada tahap awalnya.

    Pada contoh berikut ini akan dipilih KD (Kompetensi Dasar): Menjelaskan arti

    pecahan dan urutannya, dengan indikator: jika disediakan dua bilangan pecahan

  • 8/3/2019 DKM Think Pair Share

    2/3

    yang berbeda, siswa dapat memilih bilangan yang lebih besar atau lebih kecil.

    Sebelum memasuki pembelajaran ini, sebenarnya siswa sudah pernah belajar

    tentang arti pecahan, dan membandingkan pecahan sederhana.

    Berikut ini adalah langkah-langkah yang diterapkan dalam TPS (Think-Pair-Share):

    Tahap 1: Think (berfikir).

    Pada tahap ini guru memberikan permasalahan, yang alternative pemecahanya

    akan dipikirkan sendiri-sendiri oleh setiap siswa, aturan ini sudah harus diketahui

    siswa sebelum permasalahan disampaikan. Seperti dalam kasus ini, guru dapat saja

    mengatakan,Anak-anak sekalian jawabanmu tulis dibukumu masing-masing, dari

    dua bilangan pecahan berikut ini mana yang lebih besar atau 5/8? . Setiap anak

    diberi kesempatan untuk berpikir beberapa saat (5 menit, tergantung tingkat

    kesulitan permasalahan yang dibahas) dan menuliskan jawabannya dibuku masing-

    masing.

    Tahap 2: Pairing (berpasangan). Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa

    yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama. Pada

    tahap ini siswa dapat berdiskusi secara berpasangan, agar terjadi dialog yang

    terkelola (dikhawatirkan saling diam dan menunggu), maka salah seorang siswa

    diminta untuk menjelaskan alasan pemilihan terhadap salah satu jawaban. Jika

    alasan ini sudah dapat diterima, dan tidak ada yang perlu didiskusikan lagi, maka

    hasil ini akan dibawa pada tahap berikutnya.

    Jika terjadi perbedaan jawaban, maka pasangannya juga menyampaikan alasanpemilihannya. Selanjutnya didiskusikan samapi diperoleh titik temu, antara

    keduanya untuk dinaikkan pada forum selanjutnya (diskusi berpasangan ini juga

    akan berlangsung sekitar 5 menit, tergantung tingkat kesulitan permasalahan yang

    dibahas).

    Tahap 3: Sharing (berbagi). Pada tahap ini, sekitar 3-4 pasangan bergabung untuk

    mendiskusikan hasil kerja dari setiap pasangan, sehingga diperoleh kesepakatan

    alternative jawaban. Pada akhir sesi setiap kelompok diminta untuk presentase

    secara pleno didepan kelas. Jika jawaban setiap kelompok sudah cenderung sama,

    maka ditawarkan kepada semua siswa apakah semua kelompok harus presentasiatau tidak, sebab jika hasil diskusi kelompok sudah cenderung sama maka suasana

    kelas akan cenderung monoton dan menjemukan.

    Sudah tentu akan menarik jika siswa memberikan jawaban yang sama dengan cara

    yang berbeda atau siswa memberikan jawaban yang berbeda dengan cara kerja

    yang berbeda pula. Guru sebagai pemandu, harus berperan mengarahkan agar

    setiap siswa dapat memahami berbagai cara yang mungkin dilakukan, dan

  • 8/3/2019 DKM Think Pair Share

    3/3

    sekaligus siswa dapat mengetahui secara pasti cara-cara yang tidak dibenarkan

    secara prosedur. Pada posisi ini guru harus bijak dalam menyampaikannya, agar

    siswa yang bekerja diluar prosedur tidak minder dan siswa yang bekerja sesuai

    dengan prosedur tidak sombong (meremehkan temannya yang lain). Selamat

    mencoba!