dkm think pair share
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 DKM Think Pair Share
1/3
MEMINIMALISASI KEJENUHAN DI KELAS; dengan Think, Pair, and Share !
Ketika pelajaran sudah mau berakhir seorang guru berkata kepada murid-
muridnya,Baik anak-anak sekalian, kita akhiri kegiatan pembelajaran bersama saya
hari ini dengan membaca alhamdulillah!. Spontan murid-muridnyaberteriak,Alhamdulillah dan bersorak sorai pertanda gembira dengan berakhirnya
kegiatan belajar hari itu.
Sebagian guru mungkin tidak merasa ada yang bermasalah dengan suasana
tersebut, karena setelah proses pembelajaran berakhir dia akan mengerjakan tugas
yang lain. Namun guru yang peka terhadap kebutuhan muridnya, peristiwa tersebut
-apa lagi terjadi secara rutin- perlu mendapat perhatian untuk mencari tahu apa
penyebab siswa terlihat gembira setelah proses pembelajaran dinyatakan berakhir.
Jika peristiwa ini tidak terjadi secara berulang, bisa jadi disebabkan oleh kondisi
siswa yang sedang capek secara fisik karena hari sebelumnya ada kegiatan yang
menguras tenaga.
Berbeda halnya ketika peristiwa itu terjadi secara berulang dan khusus terjadi pada
guru-guru tertentu, ada kemungkin pembelajaran yang dikelola oleh guru yang
bersangkutan memang membosankan. Sehingga berakhirnya proses pembelajaran
yang diampu oleh guru tersebut, menyebabkan siswa merasa bebas dari kebosanan
yang terjadi mulai awal pembelajaran. Oleh sebab itu seorang guru perlu memiliki
berbagai model pembelajaran yang memungkin suasana kelas dapat dikelola
dengan pola yang berbeda dari waktu ke waktu (paling tidak dalam satu tahun
pelajaran).
Berikut ini salah satu model pembelajaran yang dapat dipilih guru untuk melatihsiswa saling bekerjasama dan menciptakan suasana kelas menjadi lebih dinamis,
yaitu model pembelajaran Think, Pair, and Share. Sudah tentu tulisan ini tidak
akan menjelaskan secara konseptual apa keuntungan dan kerugian model ini, tetapi
lebih pada tataran aplikatif yang secara langsung dapat diaplikasikan oleh guru.
Memang topic/bahasan yang dijadikan contoh pada saat ini adalah pembelajaran
matematika, tetapi guru-guru dapat mengikuti langkah-langkah yang ada dengan
mengganti topic dan permasalahannya.
Model pembelajaran Think, Pair, and Share, sesuai dengan namanya Think
(berpikir), Pair (berpasangan), dan Share (berbagi), memberi waktu kepada para
siswa untuk berfikir dan merespons serta saling membantu. Seyogyanyapermasalahan yang akan diberikan kepada siswa, prinsip-prinsip dasar
pemecahannya sudah difahami oleh siswa atau paling tidak permasalahan yang
akan diangkat sudah relative familier dengan lingkungan siswa, karena model ini
akan meminta siswa untuk berpikir mandiri pada tahap awalnya.
Pada contoh berikut ini akan dipilih KD (Kompetensi Dasar): Menjelaskan arti
pecahan dan urutannya, dengan indikator: jika disediakan dua bilangan pecahan
-
8/3/2019 DKM Think Pair Share
2/3
yang berbeda, siswa dapat memilih bilangan yang lebih besar atau lebih kecil.
Sebelum memasuki pembelajaran ini, sebenarnya siswa sudah pernah belajar
tentang arti pecahan, dan membandingkan pecahan sederhana.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang diterapkan dalam TPS (Think-Pair-Share):
Tahap 1: Think (berfikir).
Pada tahap ini guru memberikan permasalahan, yang alternative pemecahanya
akan dipikirkan sendiri-sendiri oleh setiap siswa, aturan ini sudah harus diketahui
siswa sebelum permasalahan disampaikan. Seperti dalam kasus ini, guru dapat saja
mengatakan,Anak-anak sekalian jawabanmu tulis dibukumu masing-masing, dari
dua bilangan pecahan berikut ini mana yang lebih besar atau 5/8? . Setiap anak
diberi kesempatan untuk berpikir beberapa saat (5 menit, tergantung tingkat
kesulitan permasalahan yang dibahas) dan menuliskan jawabannya dibuku masing-
masing.
Tahap 2: Pairing (berpasangan). Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa
yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama. Pada
tahap ini siswa dapat berdiskusi secara berpasangan, agar terjadi dialog yang
terkelola (dikhawatirkan saling diam dan menunggu), maka salah seorang siswa
diminta untuk menjelaskan alasan pemilihan terhadap salah satu jawaban. Jika
alasan ini sudah dapat diterima, dan tidak ada yang perlu didiskusikan lagi, maka
hasil ini akan dibawa pada tahap berikutnya.
Jika terjadi perbedaan jawaban, maka pasangannya juga menyampaikan alasanpemilihannya. Selanjutnya didiskusikan samapi diperoleh titik temu, antara
keduanya untuk dinaikkan pada forum selanjutnya (diskusi berpasangan ini juga
akan berlangsung sekitar 5 menit, tergantung tingkat kesulitan permasalahan yang
dibahas).
Tahap 3: Sharing (berbagi). Pada tahap ini, sekitar 3-4 pasangan bergabung untuk
mendiskusikan hasil kerja dari setiap pasangan, sehingga diperoleh kesepakatan
alternative jawaban. Pada akhir sesi setiap kelompok diminta untuk presentase
secara pleno didepan kelas. Jika jawaban setiap kelompok sudah cenderung sama,
maka ditawarkan kepada semua siswa apakah semua kelompok harus presentasiatau tidak, sebab jika hasil diskusi kelompok sudah cenderung sama maka suasana
kelas akan cenderung monoton dan menjemukan.
Sudah tentu akan menarik jika siswa memberikan jawaban yang sama dengan cara
yang berbeda atau siswa memberikan jawaban yang berbeda dengan cara kerja
yang berbeda pula. Guru sebagai pemandu, harus berperan mengarahkan agar
setiap siswa dapat memahami berbagai cara yang mungkin dilakukan, dan
-
8/3/2019 DKM Think Pair Share
3/3
sekaligus siswa dapat mengetahui secara pasti cara-cara yang tidak dibenarkan
secara prosedur. Pada posisi ini guru harus bijak dalam menyampaikannya, agar
siswa yang bekerja diluar prosedur tidak minder dan siswa yang bekerja sesuai
dengan prosedur tidak sombong (meremehkan temannya yang lain). Selamat
mencoba!