demensia (autosaved)
TRANSCRIPT
Studi Kasus- Mary
Mary, 79 tahun, adalah seorang buruh pabrik dan hidup sendiri
setelah suaminya meninggal 3 tahun yang lalu. Mary kini khawatir akan
memorinya. Baru-baru ini dia belanja dan meninggalkan troli belanjanya
di perpustakaan saat ingin mengembalikan buku pinjamannya. Pada saat
lainnya dia lupa nomor PIN nya ketika hendak mengambil gaji pensiun
dari kantor pos.
Dia pergi ke dokter karena dia berpikir menderita Alzheimer. Dr
Thomas memperhatikan dengan seksama masalah yang dia utarakan
kemudian memberikan beberapa tes. Hasilnya menunjukkan Mary tidak
menderita demensia. “Ketika kita beranjak tua, ingatan kita akan
memburuk”, kata Dr Thomas padanya. “Tetapi problem ingatan sendiri
bukan berarti seseorang menderita Alzheimer atau penyakit demensia
lainnya”.
Topik ini akan menerangkan apa itu demensia, ringkasan tipe-tipe demensia, serta
kondisi yang menyerupai demensia.
DEFINISI
Demensia merupakan suatu istilah yang digunakan untuk bermacam-
macam kondisi yang mempengaruhi otak. Seperti kata ‘artritis’ yang mengacu
pada bermacam penyebab dari nyeri sendi, ada beberapa macam tipe demensia,
dengan gejala yang berbeda-beda. Penyebab paling sering demensia adalah
Alzheimer, selain itu masih banyak penyebab yang lain.
Berbagai jenis demensia memiliki gejala yang sama, meliputi:
Kehilangan memori
Masalah pada berpikir dan berencana
Kesulitan berbahasa
Kegagalan mengenali seseorang atau suatu obyek
Perubahan kepribadian
Otak kita (jika kita berpikir apa yang dikerjakan otak) mempunyai fungsi
yang berbeda-beda. Membuat secangkir teh tampak sebagai suatu pekerjaan yang
mudah, namun kenyataannya ini merupakan pekerjaan yang cukup sulit dan
memberi contoh fungsi otak yang berbeda-beda:
1. Membayangkan secangkir teh (pikiran abstrak) dan memutuskan
membuatnya (motivasi)
2. Kita mungkin bertanya siapa saja yang menginginkan teh (bahasa)
3. Berencana membuat teh memastikan bahwa semuanya dikerjakan secara
tepat, meletakkan teh dahulu ke dalam cangkir sebelum menuang air panas
(fungsi eksekutif)
4. Mengingat dimana teh, gula, dan susu disimpan (memori)
5. Meletakkan ketel dan menjadikan satu bahan-bahannya (fungsi motorik)
6. Mendengarkan suara ketel (pendengaran), memastikan bahwa kita tidak
mengalihkan perhatian dengan pekerjaan lainnya (atensi dan konsentrasi)
7. Menuang secara hati-hati (koordinasi) dengan takaran air yang tepat ke dalam
teh (penatalaksanaan)
8. Ingin menambahkan susu dan gula ke dalam gelas dengan tepat
(perencanaan)
9. Menunggu sampai tehnya dingin (penatalaksanaan) dan menikmati teh (rasa)
10. Segala yang kita miliki mungkin diutarakan dan dikerjakan dengan perilaku
yang sama seperti yangb biasa kita lakukan (kepribadian)
Banyak orang yang membaca buku ini membuat kesalahan ketika
membuat teh. Contohnya meletakkan kemasan teh di dalam kulkas dan susu di
almari, pergi ke kamar sebelah menanyakan siapa yang menginginkan teh dan
benar-benar lupa apa yang ingin anda minta, atau anda membuat secangkir teh dan
lupa meminumnya.
Ini bukan berarti anda menderita demensia. Ketika seseorang menderita
demensia, biasanya beberapa fungsi otak yang berbeda-beda seperti diungkapkan
di atas mulai salah, dan bukan hanya sekali namun berulang-ulang.
Jadi demensia dapat diartikan sebagai suatu gangguan pada lebih dari satu
aspek fungsi otak (bahasa, perencanaan, motivasi, memori, dan kepribadian) yang
persisten dan progresif.
The International Classification of Disease mengartikan demensia sebagai
suatu keadaan seseorang dengan tanpa gangguan kesadaran mengalami hal-hal
berikut, yang berlangsung minimal enam bulan:
Penurunan daya ingat
Penurunan kemampuan kognitif lainnya, seperti penatalaksanaan, berpikir,
perencanaan
Penurunan kontrol emosi (contohnya iritabel) dan motivasi
GEJALA
Pada beberapa tipe demensia, gangguan memori dan berpikir komplek
merupakan gejala pertama. Kehilangan memori biasanya untuk memori segera.
Jadi seseorang mungkin ingat kejadian yang terjadi beberapa tahun yang lalu,
namun lupa akan sesuatu yang terjadi beberapa jam atau hari yang lalu.
Demensia harus dibedakan dengan penyebab bingung. Demensia terjadi
dalam hitungan bulan atau tahun. Jika seseorang menjadi bingung dalam waktu
jam atau hari, ini bukan merupakan demensia.
Bingung/ konfusi akut biasanya merupakan akibat dari sebab organik yang
lain seperti:
Infeksi (contohnya ISK atau infeksi pernafasan)
Reaksi dari obat-obatan
Nyeri atau konstipasi
Stroke
Penyebab organik lain
Demensia merupakan faktor risiko menderita status konfusi akut. Namun
dalam beberapa kasus, jika seseorang mendadak bingung, dia harus segera
menghubungi dokter untuk menemukan penyebab dari status konfusi itu.
Seseorang dengan demensia juga dapat menjadi lebih bingung jika ada
perubahan kebiasaan, seperti saat liburan atau pergi ke rumahsakit.
TIPE DEMENSIA
Ada banyak tipe dan penyebab demensia, namun yang sering diderita
pasien adalah:
1. Alzheimer
2. Demensia vaskuler
3. Demensia Lewy body
4. Demensia frontotemporal
Kita akan membahas empat tipe ini. Alzheimer dan demensia vaskuler
menyebabkan sekitar 90% dari semua kasus demensia.
Scan otak dan tes khusus untuk fungsi otak (tes kognitif) dapat membantu
dokter mendiagnosis tipe demensia. Bagaimanapun, diagnosis pasti untuk
mengetahui tipe demensia adalah dengan biopsi otak (mengambil jaringan otak
dan dilihat di bawah mikroskop). Namun cara ini jarang dilakukan.
ALZHEIMER
Studi kasus- Gordon
Gordon berusia 74 tahun ketika isterinya, Liz, mulai melihat
sesuatu yang aneh pada diri Gordon. Awalnya Liz mengamati Gordon
tidak melakukan pekerjaannya dengan baik. Dia adalah seorang tukang
kebun yang handal, sering memenangkan lomba kebun. Baru-baru ini,
Gordon sering membuat kesalahan, menanam benih tidak tepat waktunya,
lupa menyiram, dan membiarkan rumput-rumput tumbuh. Tetangganya
mengatakan bahwa pekerjaannya kacau.
Awalnya Liz berpikir Gordon hanya bosan dengan pekerjaannya,
namun sesuatu yang lain terjadi. Gordon mengendarai mobil saat pulang
dari supermarket, tiba-tiba dia mengambil jalan yang salah. Beberapa
minggu kemudian dia kesulitan menangani keuangannya dan mengamuk,
sesuatu yang sangat jarang dilakukan oleh Gordon.
Liz mencoba mengajak Gordon ke dokter namun dia tidak
menyadari ada suatu masalah pada dirinya. Akhirnya Liz meminta Dr.
Blunt, namun dia hanya mengatakan bahwa ini mungkin faktor ketuaan,
dan tidak perlu khawatir.
Tahun berikutnya segala sesuatu menjadi lebih buruk. Gordon
mulai kesulitan memakai baju, kadang-kadang memakai baju yang sama
sampai Liz mengingatkan untuk mengganti bajunya. Dia juga mulai
mengulang-ulang pembicaraan dan sering bertanya hal yang sama pada
Liz.
Dia menyerah dan bisa duduk berjam-jam tanpa berbuat apa-apa.
Liz mengajak Gordon ke dokter, dan saat itu dia pergi bersama Gordon.
Dokter mendengarkan seksama cerita dari Gordon, kemudian memberi
penatalaksanaan pada memori lokalnya..
Setelah mengunjungi Gordon dan Liz di rumahnya serta
melakukan beberapa tes, dokter mendiagnosis Gordon menderita
Alzheimer.
Alzheimer merupakan tipe demensia yang paling sering. Sekitar dua
pertiga penderita demensia adalah penderita Alzheimer. Penyakit ini pertama kali
dijelaskan lebih dari 100 tahun yang lalu oleh Alois Alzheimer yang melaporkan
kondisi dari seorang wanita usia 51 tahun. Penjelasannya menunjukkan gejala-
gejala yang ada pada keadaan ini:
Satu dari gejala awal dari penyakit yang diderita oleh wanita usia 51 tahun
ini adalah perasaan cemburu berat terhadap suaminya. Segera setelah itu dia
menunjukkan gangguan memori yang progresif, dia tidak dapat mengingat jalan
ke rumahnya, menyeret sesuatu bolak-balik, mengumpat diri sendiri, dan kadang
berpikir bahwa orang sekitarnya ingin membunuhnya, kemudian dia akan
berteriak sangat keras. Dari waktu ke waktu dia menjadi sangat kacau,
memanggil-manggil suami dan anaknya, dan tampak mengalami halusinansi
auditori. Dia sering berteriak berjam-jam dengan suara yang sangat keras.
Umumnya alzheimer diawali dengan gejala yang sangat ringan. Gejala
awal adalah kehilangan memori yang ringan, sulit dibedakan dengan
forgetfullness yang merupakan suatu proses penuaan.
Konfusi ringan (misalnya dalam mengatur keuangan) dan problem dalam
penggunaan bahasa bisa terjadi pada stadium awal. Alzheimer biasanya bermula
sangat pelan dan dengan gejala yang sangat ringan. Jarang ditemukan penderita
alzheimer pada onset penyakit yang tepat, sedangkan penderita dapat menjalani
kondisi seperti ini selama 1-2 tahun sebelum terdiagnosis.
Keadaan Otak pada Alzheimer
Ilmuwan sekarang mengetahui banyak tentang apa yang terjadi pada otak
penderita alzheimer. Otak tersusun dari jutaan sel saraf (neuron) yang membuat
manusia mampu untuk berpikir dan mengingat sesuatu.
Pada otak seorang alzheimer, terbentuk protein abnormal yang disebut
amiloid. Sejumlah amiloid terhampar pada lapisan luar otak dan membentuk plak.
Plak amiloid ini mempengaruhi neuron. Neuron mengandung protein yang disebut
tau, yang ikut mempertahankan bentuk neuron. Neuron yang terganggu akan
membentuk tau yang abnormal. Bentuk tau yang abnormal ini dianggap sebagai
hasil dari perubahan struktur sel.
Beberapa neuron mati, kolaps, dan menyusut membentuk gumpalan.
Gunpalan dan plak dari protein amiloid ini tampak pada pemeriksaan
mikroskopis, ini merupakan cirikhas dari penyakit alzheimer.
Bagian tertentu dari otak, khususnya lobus temporalis (tempat menyimpan
memori), menyusut sebagai akibat kematian neuron. Penyusutan ini dapat dilihat
pada scan otak. Gambaran ini dapat membantu diagnosis.
Neuron otak menggunakan suatu neurotransmitter untuk berkomunikasi
antar neuron. Pada penderita alzheimer didapatkan penurunan jumlah
neurotransmitter. Sehingga beberapa terapi alzheimer ditujukan untuk
meningkatkan level neurotransmitter.
Etiologi
Sedikit yang tahu tentang apa yang memicu proses seseorang dapat
menderita alzheimer. Alzheimer dapat diturunkan dari keluarga, namun hal ini
sangat jarang, hanya jika ditemukan penderita alzheimer usia muda.
Faktor Risiko
Faktor risiko artinya faktor-faktor yang dapat meningkatkan seseorang
menderita demensia. Satu-satunya faktor risiko utama seseorang menderita
alzheimer adalah bertambahnya usia. Usia lebih dari 70 tahun meningkatkan
risiko kejadian alzheimer.
Kata Kunci Alzheimer
Penyebab utama demensia Sedikit lebih sering diderita oleh wanita Menyerang 26 juta orang di seluruh dunia Pada 90% penderita, dimulai pada usia > 70 tahun Diawali dengan gejala yang sangat ringan Gangguan sering berawal dari gangguan memori Progresif lambat, sering dalam beberapa tahun Sering dapat bertahan hidup 10 tahun/ lebih setelah terdiagnosis, dan
sering meninggal karena sebab lain
Faktor risiko lain, seperti jenis kelamin wanita, trauma kepala berulang
(misal pada petinju), hipertensi, overweight, kurang olahraga, sedikit
meningkatkan risiko kejadian alzheimer.
Riwayat Keluarga pada Alzheimer
Sangat sedikit seseorang menderita alzheimer pada usia muda. Jika ada,
hal ini mungkin disebabkan oleh gen abnormal yang diturunkan secara familial.
Gen terbentuk dari DNA, disimpan dalam kromosom, dan dapat
ditemukan di setiap sel. Gen mengirimkan informasi (misal karakteristik seperti
kulit dan warna mata) dari satu keturunan keluarga. Tiap orang memiliki sepasang
gen untuk tiap karakteristik. Beberapa gen mengalami kelainan (mutasi), gen
abnormal ini selanjutnya dapat mewariskan penyakit.
Mutasi gen pada kromosom yang berbeda (kromosom 1, 14, dan 21) telah
dilaporkan dapat menyebabkan alzheimer. Jika seseorang memiliki salah satu dari
gen yang mutasi ini, ia akan menurunkan kelainan ini pada separo anaknya.
Faktor Risiko Alzheimer
Usia tua
Jenis kelamin wanita
Genetik
Trauma kepala
Pendidikan rendah
Tekanan darah tinggi
Kolesterol tinggi
Diabetes
Obesitas
Seseorang yang mewarisi salah satu dari gen ini, kemungkinan besar ia
akan menderita alzheimer, sering pada usia 40-50 tahun. Namun kejadian ini
sangat jarang. Alzheimer karena abnormalitas gen terjadi pada kurang dari 1
dalam tiap 1000 kasus.
Jika ada riwayat keluarga menderita alzheimer sebelum usia 60 tahun,
dokter dapat menilai apakah anggota yang sehat membawa gen alzheimer.
Sebagian besar penderita alzheimer tidak memiliki tipe gen (gen tunggal) yang
diturunkan kepada keluarganya.
Pada alzheimer ‘yang tidak diwariskan’ ini, risiko untuk keluarga dekat
lebih tinggi daripada pada seseorang dengan usia sama yang tidak memiliki
riwayat keluarga menderita alzheimer. Misalnya, seseorang yang tidak memiliki
riwayat keluarga alzheimer memiliki risiko 1 dari 50 menderita alzheimer pada
usia 17 tahun. Risiko ini akan meningkat sekitar 1 dari 20 pada seseorang dengan
keluarga dekat menderita alzheimer. Risiko lebih tinggi lagi jika dua anggota
keluarga dekat menderita alzheimer.
DEMENSIA VASKULER
Studi kasus -Frank
Namaku Frank, usia 69 tahun, bekerja puluhan tahun sebagai
sopir taksi. Saya pertama kali mengamati ada sesuatu yang salah pada
saya ketika saysa berkendara di rute yang salah ketika bekerja. Saya
selalu merasa bangga dengan kelihaianku di jalan, hal ini membuatku
khawatir.
Suatu hari saya merasa sedikit pusing dan punya problem dalam
menemukan kata yang tepat saat berbicara. Hal ini hanya berlangsung
sekitar 20 menit, namun saya merasa sangat terganggu. Saya pergi ke
dokter umum. Saat itu memori saya masih cukup baik. Dokter
menyarankan saya segera pergi ke dokter spesialis, akhirnya saya pergi ke
dokter spesialis.
Setelah dokter spesialis mengerjakan beberapa pemeriksaan, dia
memberitahu saya bahwa hasil scan otak saya menunjukkan suplai
oksigen ke otak berkurang, dan terjadi stroke kecil (dia menyebutnya
sebagai ‘infark’). Saya tidak menyadari hal ini terjadi pada saya.
Dokter juga memeriksa memori saya dan dikatakan bahwa saya
menderita demensia vaskuler stadium awal. Saya memiliki kolesterol
tinggi dan hipertensi, juga dalam pengobatan aspirin dan obat-obat
hipertensi. Saya merasa tidak terlalu sakit, namun dokter menyarankan
saya untuk istirahat bekerja.
Penyebab terbanyak kedua dari demensia adalah demensia vaskuler. 1 dari
4 penderita demensia mengalami kondisi ini, baik primer atau campuran dengan
alzheimer (terkadang disebut demensia campuran).
Demensia vaskuler (terkadang dikenal sebagai demensia multiinfark atau
gangguan kognitif vaskuler) merupakan demensia yang terjadi karena suplai darah
ke otak berkurang.
Otak membutuhkan suplai darah yang cukup banyak untuk membawa
oksigen ke neuron, dan menerima ± 1/5 dari darah yang dipompa ke seluruh
tubuh. Darah dipompa dari jantung melalui arteri. Pembuluh darah arteri terbagi
menjadi pembuluh yang lebih kecil (arteriol). Tiap arteriol memberi nutrisi sel-sel
otak.
Normalnya dinding arteri dan arteriol rata. Namun bisa menebal karena
penumpukan lemak yang disebut ateroma. Pada keadaan ini pembuluh arteri
menyempit dan dindingnya kasar. Darah lebih sedikit melalui arteri yang sempit
ini, bahkan dapat terbentuk gumpalan darah di dalam arteri sehingga menyumbat
seluruh permukaan arteri. Jika hal ini terjadi pada otak dapat menyebabkan stroke/
infark.
Terkadang berkurangnya suplai darah ke otak hanya dapat berefek
sementara, hal ini yang dinamakan TIA (Transient Ischemic Attack). Sedangkan
stroke berefek pada kerusakan yang lama.
Jika sumbatan yang menyebabkan stroke berada pada arteriol, maka akan
terjadi serangan stroke ringan dengan gejala yang sangat ringan. Namun apabila
sumbatan ini terjadi pada arteri yang besar akan mengakibatkan kematian sel-sel
otak yang luas, timbul gejala mayor -seperti paralisis, afasia, kebutaan-, atau
bahkan kematian.
Demensia vaskuler dapat terjadi karena suplai darah ke otak berkurang
sebagai akibat pembuluh arteri yang menyempit karena ateroma atau karena
stroke. Sering seseorang memiliki riwayat TIA atau stroke ringan sebelum ia
mengalami demensia vaskuler.
Demensia vaskuler bisa bermula lebih mendadak daripada alzheimer dan
lebih buruk perjalanannya. Seseorang yang menderita demensia vaskuler,
khususnya pada stadium awal, memiliki lucid interval (panjang atau pendek),
ketika dia merasa keadaannya lebih baik.
Gejala
Gejala demensia vaskuler bervariasi tergantung bagian otak yang
kekurangan suplai oksigen. Scan otak dapat menunjukkan bagian otak yang
terkena.
Faktor Risiko
Perokok
Diabetes
Tekanan darah tinggi
Obesitas
DEMENSIA LEWI BODI
Studi kasus- Roy
Roy berusia 75 tahun dan hidup sendiri. Dia mulai kesulitan
beraktivitas sejak tiga tahun yang lalu. Gejala awal yang ia rasakan
adalah melihat sesuatu yang beberapa detik kemudian dia menyadari
bahwa sesuatu itu tidak ada. Dia sering mengatakan bahwa dia melihat
kucing duduk di atas kursi di ruang tamunya, namun ketika ia melihatnya
lagi, kucing itu tidak ada.
Sekitar 6 bulan sebelumnya, Roy merasa tangan kirinya sering
gemetar dan kesulitan berjalan. Dokternya mendiagnosis ia menderita
parkinson.
Ketika saudara perempuannya menjenguknya, saudaranya merasa
khawatir. Dia melihat Roy bangun di malam hari dan menatap pintu
depan. Ketika dia mencoba berbicara dengan Roy, dia tampak tidak
menyadari bahwa saudaranya di dekatnya serta tidak ingat apa-apa pada
hari berikutnya. Dia juga mengatakan bahwa Roy saat itu tampak
bingung, namun seperti normal lagi hanya beberapa jam setelah itu.
Saudaranya membawa Roy ke dokter, dan dokter mengatakan bahwa Roy
menderita demensia lewi bodi.
Demensia lewi bodi merupakan 1 dari 20 kasus demensia. Ini cukup
berbeda dari alzheimer atau demensia vaskuler. Pada awalnya, seorang penderita
demensia lewi bodi biasanya mempunyai gejala parkinson (tremor, -khususnya
tangan-, kekakuan, dan mobilitas berkurang). Mereka juga mengalami halusinasi,
sering melihat sesuatu yang tidak ada (seperti orang atau binatang).
Kesulitan berpikir dan mengingat sama seperti pada alzheimer, namun
dapat bervariasi dari jam ke jam. Seorang penderita demensia lewi bodi cenderung
ingin jatuh dan tidak bisa istirahat di malam hari karena ia banyak bergerak.
Kata Kunci Demensia Lewi Bodi
Penyebab utama ketiga demensia di Inggris
Lebih sering dialami oleh laki-laki
Penderita mengalami kebingungan yang fluktuatif –sering sebentar kemudian normal kembali
Mempunyai gejala parkinson dan halusinasi
Risiko tinggi untuk jatuh dan mobilitas berkurang
Seseorang yang telah menderita parkinson selama bertahun-tahun berisiko
lebih tinggi mengalami demensia lewi bodi. Seperti demensia yang lain, usia tua
merupakan risiko menderita demensia lewi bodi. Faktor risiko lain meliputi jenis
kelamin laki-laki dan riwayat keluarga menderita demensia ini.
Sangat sedikit diketahui tentang penyebab demensia lewi bodi. Jika
peneliti mengamati otak penderita demensia lewi bodi, mereka menemukan
gumpalan protein di neuron otak yang dinamakan badan lewi (lewy body).
Simpanan protein ini merusak fungsi normal dari neuron.
DEMENSIA FRONTOTEMPORAL
Studi kasus- Adam
Adam, 56 tahun, cerai dengan istrinya dan hidup sendiri. Dia
seorang pengusaha sukses di sebuah perusahaan periklanan. Sekitar
empat tahun yang lalu sejawatnya mengamati Adam membuat keputusan
yang berani dan aneh sekali.
Adam, yang selalu bangga dengan kedisiplinannya, mulai lupa
jadwal rapat dan terlambat dalam bekerja. Dia mulai sering menyumpahi
dan berkata kasar kepada orang lain, suatu hal yang tidak pernah
dilakukannya.
Ketika Adam berkomentar masalah seksual yang tidak sopan
kepada teman wanitanya, beberapa temannya menganggap perilakunya
sebagai ‘menopause pria’. Namun salah seorang temannya khawatir,
sehingga ia berkunjung ke rumah Adam. Ia mendapati rumah Adam
sangat berantakan dana sampah berserakan.
Adam tampak tidak terganggu dengan keadaannya dan tampak
bingung ketika temannya menyatakan kekhawatiran. Akhirnya temannya
mengajak Adam pergi ke dokter. Pada anamnesis diketahui bahwa Adam
menderita demensia frontotemporal.
Sekitar 1 dari 50 penderita demensia adalah tipe demensia frontotemporal.
Seseorang dengan demensia frontotemporal cenderung berusia lebih muda
dibandingkan demensia yang lain. Dari semua tipe demensia, demensia
frontotemporal adalah yang paling sulit untuk untuk diketahui, biasanya karena
penyakit ini menyerang seseorang di usia 50an tahun dimana diagnosis demensia
sangat jarang ditegakkan.
Regio otak yang terkena adalah lobus frontalis, berakibat perubahan
kepribadian, motivasi, serta timbul perilaku yang tidak terkontrol. Seseorang yang
terserang demensia ini mempunyai masalah dalam berkonsentrasi dan menjadi
agresif. Kadang memiliki masalah dalam menemukan kata-kata yang tepat, atau
pembicaraan mereka berulang-ulang dan tidak ada artinya.
Regio otak yang mengurus memori/ ingatan diserang lebih lambat,
sehingga awalnya tampak tidak ada gangguan memori. Gejala demensia
frontotemporal awalnya tidak menonjol, kemudian dapat berkembang dalam
kurun waktu yang lama. Gejalanya dapat disebut ‘krisis pertengahan usia’ atau
menopause.
Demensia frontotemporal umumnya didiagnosis setelah scan otak, yang
menunjukkan penipisan (atrofi) lobus frontalis, sementara regio otak yang lain
tampak normal. Tes kognitif menunjukkan kesulitan spesifik terhadap tes latihan
yang tergantung pada lobus temporal, seperti konsentrasi atau respon mengubah
pola informasi.
Beberapa demensia frontotemporal diturunkan secara genetik, sekitar
separo dari penderitanya memiliki riwayat keluarga demensia frontotemporal.
Tidak diketahui penyebab non-genetik dari demensia ini.
DEMENSIA KARENA ALKOHOL
Minum sedikit alkohol dianggap dapat mengurangi risiko demensia.
Namun minum alkohol yang banyak (alkoholik) dapat meningkatkan risiko
demensia.
Kondisi spesifik yang berhubungan dengan alkoholik dinamakan sindroma
Korsakoff. Sindroma Korsakoff biasanya memiliki onset yang akut, sering terjadi
setelah periode konfusi akut. Pada kondisi seperti ini, seorang peminum alkohol
tidak mampu mengingat, meskipun memori untuk peristiwa-peristiwa sebelum
terjadinya penyakit ini tidak terpengaruh.
Akibatnya adalah amnesia, tetapi tanpa gejala demensia yang lain
(misalnya kesulitan bahasa dan berpikir, perubahan kepribadian). Sindroma
Korsakoff dianggap sebagai akibat dari defisiensi vitamin yang disebut Tiamin.
Terdapat kerusakan pada bagian spesifik otak (mamillary bodies) meskipun pada
scan bagian otak yang lain tidak terpengaruh.
Sebagai tambahan, alkoholik berat dan lama juga menyebabkan demensia
dengan gejala mirip pada alzheimer. Beberapa otoritas memperkirakan bahwa
lebih dari 10% dari semua kejadian demensia berhubungan dengan alkohol.
DEMENSIA YANG JARANG
Ada banyak penyebab demensia yang sangat jarang. Diantaranya:
1. Demensia Parkinson
Ini sama dengan demensia lewi bodi, namun demensia ini muncul
beberapa tahun setelah seseorang menderita parkinson. Sekitar 1 dari 4 orang
penderita parkinson akan mengalami demensia. Ia memiliki sedikit masalah
dengan memorinya, lebih apati, dan sulit berencana dibandingkan dengan
seseorang dengan alzheimer.
2. Penyakit Huntington
Merupakan penyakit herediter yang menyerang seseorang usia 30-50
tahun. Seseorang dengan kondisi ini memiliki masalah dalam gerakan dan sulit
mengontrol anggota geraknya, sering disertai kecemasan dan depresi. Demensia
yang terjadi lebih sering dengan gejala frontal (problem dalam berencana dan
berpikir, perubahan kepribadian) daripada gangguan memori.
3. Penyakit Creutzfeldt-Jacob
Ada beberapa subtipe dari penyakit yang sangat jarang ini, yang
menyerang sekitar 50 orang di Inggris setiap tahun. Penyakit Creutzfeldt-Jacob
tipikal (CJD) umumnya menyerang seseorang usia tua.
Penyakit ini disebabkan oleh protein yang disebut prion, meskipun
penyakit ini dapat berkembang puluhan tahun setelah infeksi. Faktor risiko
penyakit ini belum diketahui, namun sedikit kejadian tampak karena herediter.
Ada progresivitas demensia, sering disertai kebutaan, dan kesulitan yang hebat
dalam bergerak. Kematian biasanya terjadi dalam setahun kemudian.
CJD varian (vCJD) lebih jarang dibanding CJD dan biasanya terjadi pada
usia muda (usia 20an-30an tahun). Varian ini bisa berhubungan dengan bovine
spongiform encephalopathy (BSE atau penyakit sapi gila). Kejadian paling sering
adalah di Inggris. Penderita akan mengalami depresi atau kecemasan serta
problem sensasi dan rasa nyeri sebelum tanda demensia muncul.
4. Demensia- HIV
Sekitar 10% dari pengidap AIDS akan mengalami demensia, sering pada
stadium akhir penyakit. Gejala klinis utama adalah proses kejiwaan yang lambat
dan memori yang memburuk.
5. Palsy Supranuklear Progresif
Pada keadaan ini, neuron yang mengontrol keseimbangan dan gerakan
rusak, mengakibatkan kehilangan koordinasi, ucapan tidak jelas, dan jatuh. Juga
didapatkan perubahan kepribadian. Demensia sering terjadi setelah gejala-gejala
yang lain muncul.
KONDISI YANG MENYERUPAI DEMENSIA
Studi kasus- Anne
Anne, usia 74 tahun. Suaminya meninggal tahun lalu, dan sejak itu
Anne menjadi sangat pelupa. Dia harus berhenti bermain kartu di klub
karena dia tidak dapat berkonsentrasi. Dia juga lupa bahwa dia harus
menyiapkan teh di pertemuan wanita, suatu kesalahan yang sangat
memalukan.
Sejak itu semuanya menjadi lebih buruk. Dia kehilangan energi,
bahkan untuk hal-hal sepele seperti menjemur sulit dikerjakan. Sekian
lama dia menghabiskan waktu hanya untuk duduk-duduk tanpa berbuat
apa-apa. Dia tidak dapat mengingat alur cerita buku yang ia baca dan
juga tidak tertarik lagi dengan TV.
Ketika dokter menyatakan bahwa Anne depresi, dia mengelak. Dia
tidak merasa sedih atau menangis. Dia khawatir menderita alzheimer,
melihat temannya mengalami penyakit ini dua tahun sebelumnya.
Bagaimanapun, setelah menjalani pengobatan depresi, energi dan
konsentrasinya membaik dan memorinya meningkat. Tiga bulan
berikutnya dia kembali bermain kartu dan menyiapkan teh untuk
pertemuan wanita.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan kehilangan memori yang kronik
progresif yang tampak seperti demensia. Beberapa diantaranya dapat diobati. Ini
salah satu alasan mengapa penting bagi seseorang yang memliki gejala seperti
kehilangan memori atau perubahan kepribadian untuk pergi ke dokter guna check-
up menyeluruh.
1. Depresi
Depresi menimpa 1 dari 3 orang dalam hidupnya. Khususnya pada orang
tua, hal ini dapat dianggap sebagai demensia karena beberapa gejalanya sama.
Seseorang dengan depresi merasa rendah atau depresi, hilang energi, atau hilang
rasa senang. Sering tidak ada sesuatu yang menyenangkan dirinya.
Gejala lain meliputi sedikit tidur (bangun awal), hilang nafsu makan,
konsentrasi rendah, dan kurang ingatan. Ini juga merupakan gejala umum
demensia. Sebagai tambahan, pada demensia lebih sering mengalami depresi,
sebagaimana separo penderita demensia mengalami depresi.
Sesuatu yang cenderung merupakan depresi daripada demensia adalah:
Kondisi yang menyerupai Demensia
Depresi
Hipoaktivitas kelenjar tiroid
Parkinson
Status konfusional akut (delirium)
Defisiensi vitamin (misal vitamin B12
Infeksi (misal sifilis)
Jarang, tumor otak menyerupai demensia
Merasa buruk pada pagi hari (seseorang dengan demensia cenderung ceria di
pagi hari)
Ada perasaan bersalah, tidak berharga, atau keinginan bunuh diri
Mood rendah, bertahan hingga beberapa minggu
2. Hipoaktivitas Kelenjar Tiroid
Juga disebut hipotiroidisme, hal ini onsetnya perlahan-lahan dan sulit
untuk diketahui. Seseorang dengan kondisi ini akan merasa dingin setiap saat,
kulit kering, dan sering lelah. Tes darah akan membantu diagnosis.
3. Parkinson
Merupakan gangguan yang sering terjadi pada orang tua. Penderita
parkinson mengalami tremor (sering dimulai oleh satu tangan) saat istirahat, dan
kekakuan pada lengan dan kaki. Penderita parkinson menunjukkan muka tanpa
ekspresi, juga mempunyai problem berjalan.
4. Delirium
Kadang-kadang seseorang mengalami kebingungan dalam beberapa jam
atau hari. Ini bukan demensia tetapi dinamakan delirium atau status konfusional
akut.
Salah satu perbedaannya adalah bahwa delirium mulai sangat akut.
Seseorang dengan delirium sering mengantuk, sering berubah perasaan dengan
cepat -misalnya ia tampak tenang dan sangat depresi, tiba-tiba menjadi agitasi
atau agresif-, sering berhalusinasi (melihat sesuatu yang nyatanya tidak ada), serta
gangguan perilaku pada malam hari.
Banyak hal yang menyebabkan delirium, umumnya adalah infeksi saluran
pernapasan atau saluran kemih, diabetes, obat-obatan, alkohol, atau stroke. Jika
seseorang mengalami delirium, dia harus segera pergi ke dokter.
Kata Kunci
Demensia adalah suatu penyakit, bukan merupakan proses penuaan fisiologis
Alzheimer merupakan tipe demensia yang paling sering, meskipun ada banyak penyebab lainnya
Ada beberapa kondisi yang menyerupai demensia. Seseorang yang mengalami gejala-gejala konfusi harus segera ke dokter
GEJALA DEMENSIA
Mula Demensia
Demensia sering mulai sangat perlahan, ketika seseorang dengan demensia
dan keluarganya mengingat-ingat gejala awal, sering merasa kesulitan.
Terkadang seseorang menyadari ada masalah pada dirinya ketika dia
mengalami perubahan kebiasaan, misalnya saat pergi berlibur atau sakit.
Kematian teman terkadang dapat memicu demensia pada temannya yang hidup.
Perasaan duka tidak menyebabkan demensia namun dapat memicunya.
Di Inggris diperkirakan hanya 1 dari 3 orang dengan demensia pergi ke
dokter dan mendapat diagnosis yang tepat. Butuh waktu satu hingga dua tahun
antara mulainya gejala dengan mengunjungi dokter. Ini waktu yang terlalu lama.
Kami sarankan jika anda merasa anda atau teman/ kerabat dekat anda mengalami
demensia, segera konsultasi ke dokter. Ketepatan diagnosis demensia memberi
kemungkinan akan dapat mengobati kondisi berbeda seperti depresi yang
menyerupai demensia. Hal ini juga memungkinkan penderita demensia untuk
merencanakan dan menyiapkan masa depan yang lebih baik, serta pengobatan dan
manajemen penyakit yang lebih dini.
Perjalanan penyakit Demensia
Demensia merupakan penyakit progresif, menyerang seseorang dengan
gejala yang berlainan. Hal ini karena gejala yang muncul adalah gangguan
kepribadian, gaya hidup, interaksi, serta kesehatan fisik dan mental.
Gejala bervariasi pada tiap tipe demensia, namun ada kesamaan umum
diantaranya, yaitu hilang ingatan/ memori dan kehilangan ketrampilan motorik
yang mengakibatkan ketergantungan pada orang lain, dan ini mempengaruhi
interaksi sosial mereka.
Model dari penyakit ini sangat bervariasi. Seseorang dapat hidup lebih dari
20 tahun atau mungkin lebih pendek. Pada akhir hidupnya, penderita demensia
umumnya meninggal karena beberapa kondisi, seperti seraangan jantung atau
infeksi, yang tidak terlalu berhubungan dengan demensia.
Dalam beberpa tahun ini, perhatian dan pemahaman yang lebih baik dapat
meningkatkan harapan dan kualitas hidup yang lebih tinggi pada penderita
demensia.
Meskipun perjalanan demensia berlainan pada tiap individu, namun dapat
menjelaskan perjalanan penyakit pada stadium awal maupun akhir, hanya sebagai
panduan secara kasar. Tidak ada yang memiliki semua gejala seperti yang
diterangkan, namun daftar ini dapat membantu penderita demensia dan
keluarganya untuk memahami harapan mereka dan membantu mereka
merencanakan masa depan.
1. Stadium awal
Studi kasus- Richard
Ketika Richard dan Bave mengingat-ingat, ada beberapa petunjuk
selama setahun ini. Hobi berkebunnya lenyap, kadang dia bertingkah
tidak jelas, berhenti mengerjakan teka-teki silang. Awal mula yang mereka
ingat adalah bahwa Richard kesulitan berbicara saat menelepon. Dia
baik-baik saja jika dia menelepon, namun menjadi bingung jika orang lain
meneleponnya.
Onset demensia umumnya sangat perlahan sehingga sulit untuk
mengetahui waktu mulai/ onset yang tepat. Gejala pada stadium ini sering
diabaikan, hanya jika seseorang dibantu untuk mengingat kapan dia menyadari
gejala itu muncul namun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi atau mereka
menganggapnya sebagai suatu proses penuaan.
‘Ini seperti syok. Dia berperilaku aneh, namun saya tidak percaya bahwa dia
menderita alzheimer.’
Seseorang pada stadium awal akan mengalami hal-hal berikut:
Menjadi pelupa, khususnya pada sesuatu yang baru saja terjadi.
Sering melewatkan suatu janji atau lupa membayar tagihan
Tampak kehilangan minat dan konsentrasi buruk
Kehilangan motivasi
Menjadi lebih grogi
Problem dalam berbahasa, ditandai kesulitan menemukan kata-kata yang
tepat
Menunjukkan perilaku yang aneh
‘Lapangan golf adalah tempat dimana gejala awal penyakitnya tampak. Dia
mulai melanggar aturan permainan, dan teman-temannya mulai menghindar
bermain dengannya’
Kesulitan membuat keputusan
Kurang berinteraksi dengan keluarga/ pekerjaan
‘Dia berubah, menjadi sedikit bicara dan pendiam. Awalnya saya mengira dia
mengalami depresi’
Menjadi ‘berbeda’ dari masa tuanya
Menunjukkan perubahan mood dan menjadi depresi atau sensitif
‘Sebelum didiagnosis, saya bingung dengan problem lupa, lemah, dan depresi
saya. Awalnya saya tidak percaya dengan isteri saya karena saya berpikir ini
kesalahan saya, sehingga saya menerima kondisi ini
2. Stadium Tengah
Merupakan periode dimana seseorang jelas mengalami demensia, dimana
dijumpai kesulitan untuk hidup independen. Ditandai adanya perubahan perilaku,
sering frustasi, dan kurang pengertian.
Seseorang dengan demensia pada stadium ini mengalami hal-hal berikut:
Menjadi lebih pelupa -lupa nama keluarga dan sahabatnya, serta kejadian
baru- yang membutuhkan pertanyaan berulang.
Pergi dari rumah dan menghilang
Tidak mampu membedakan siang dan malam, serta sulit tidur
Kesulitan memahami pembicaraan
Kesulitan berbicara
Problem dengan pekerjaan rumah, seperti bersih-bersih dan memasak
Butuh bantuan dalam berpakaian, mencuci, dan pergi ke toilet
Kehilangan sesuatu dan menyalahkan orang lain
Agresif
Halusinasi
3. Stadium Lanjut
Hal ini terjadi pada penderita demensia dengan gangguan memori berat
dan tergantung orang lain secara total dalam pemeliharaan dirinya.
Mereka mengalami:
Sangat kesulitan dalam berkomunikasi
Tidak mengenal keluarga atau sahabatnya
Tidak memahami apa yang dikatakan kepada mereka dan apa yang terjadi di
sekitar mereka
Butuh bantuan saat makan
Tidak dapat menahan BAB dan BAK
Kesulitan berjalan
Kesulitan menelan
Harus diikat di kursi atau tempat tidur
Stadium ini dapat bertahan beberapa bulan atau tahun tergantung keadaan
fisik penderita dan kualitas perawatan yang ia terima. Kematian dapat disebabkan
karena infeksi, stroke, atau serangan jantung
4. Stadium Akhir
Pada stadium ini penderita demensia tidak mampu bicara atau bertindak
dengan tepat, dia butuh perhatian penuh termasuk makan dan minum karena nyeri
telan. Bahkan pada stadium ini ia memiliki perhatian terhadap lingkungan dan
orang lain di sekitarnya. Hampir pasti ia bisa mampu merasakan nyeri (misalnya
sakit gigi atau konstipasi) dan juga merasa tidak nyaman jika lapar atau haus.
Dahulu beberapa dokter menangani penderita demensia berbeda-beda. Ini
tidaklah tepat. Penderita demensia harus mendapat penanganan yang sama dari
dokter spesialis.
Penting bagi seorang penderita demensia untuk merencanakan
kematiannya. Jika anda menderita demensia, hal ini dapat membantu untuk
mendiskusikan perawatan yang anda inginkan atau tidak anda inginkan jika
mencapai stadium akhir.
Merupakan ide yang bagus untuk menulis pikiran dan harapan anda,
misalnya menggunakan pengarahan. Dapat juga meminta advokad yang bisa
membuatkan keputusan ketika anda tidak mampu lagi.
Keputusan yang ingin anda buat termasuk apakah anda ingin meninggal di
rumah atau di rumahsakit, juga apakah anda ingin dilakukan resusitasi jika anda
mengalami henti jantung.
Ketika menulis arahan, dokter harus menuruti kemauan anda jika anda
ingin menghentikan perawatan, namun anda tidak dapat memaksa mereka untuk
merawat anda jika menentang etika kedokteran profesional. Misalnya, anda dapat
mengatakan bahwa anda tidak menginginkan antibiotik jika mengalami infeksi
saluran nafas, namun anda tidak dapat meminta dokter mempercepat kematian
anda dengan memberikan morfin.
DIAGNOSIS
Mengenali gejala demensia merupakan langkah awal dalam mendiagnosis
dan memberikan terapi yang tepat. Jika anda atau teman anda khawatir anda
depresi, mudah lupa, atau menunjukkan tanda-tanda seperti yang dijelaskan di
atas, langkah pertama yang harus dilakukan adalah pergi ke dokter.
Diagnosis dini dan tepat berguna untuk beberapa alasan berikut:
1. Memberi penjelasan tentang gejala dan perilaku aneh yang dialami penderita
demensia, sehingga membantu dia atau keluarganya untuk mengantisipasi
penyakit ini, dan tahu apa yang diharapkan seiring berjalannya waktu.
2. Memungkinkan penderita untuk memahami keadaan mereka dan memiliki
kontrol dalam hidup. Misalnya mereka dapat membuat keputusan dalam
berobat, menuliskan keinginan, pergi berlibur, berkunjung ke sahabat, dan
mengatur keuangan lewat advokad
3. Dukungan yang tepat dan bantuan finansial dapat membantu mereka
merencanakan masa depan
4. Memberi keyakinan bahwa masalah lain yang dapat memicu hilang ingatan,
seperti depresi dapat ditangani dengan tepat
5. Untuk beberapa penderita demensia, belum dapat diprediksi dengan pasti
pengobatan memungkinkan proses penyakit berjalan perlahan. Jika diagnosis
tidak dibuat untuk alasan apapun, ini tidak mungkin untuk memberikan
pengobatan
Membuat Diagnosis
Tidak ada tes yang praktis untuk mendiagnosis demensia. Diagnosis dibuat
dengan mengambil penatalaksanaan secara seksama terhadap pasien maupun
keluarga atau sahabatnya.
1. Pergi ke dokter
Langkah pertama mendapatkan diagnosis adalah pergi ke dokter. Hal ini
sering membutuhkan keberanian. Penderita demensia sering tidak menyadari
dirinya mempunyai masalah, jadi penting bagi orang lain menemaninya ke dokter.
Jika mereka menolak pergi ke dokter, berbicaralah langung dengan dokter
umum mereka. Dokter biasanya akan bertanya beberapa pertanyaan tentang
memori dan kesulitan-kesulitannya menggunakan tugas harian. Mereka mungkin
mengatur sendiri beberapa tes, namun bisa juga langsung merujuk pasien ke
dokter spesialis.
2. Rujukan Dokter Spesialis
Biasanya kepada:
a. Psikiater geriatri (dokter spesialis menangani gangguan mental pada orang
tua)
b. Neurolog (dokter spesialis menangani penyakit sistem saraf)
c. Spesialis geriatri (dokter spesialis yang menangani penyakit usia tua)
Kepada siapa penderita dirujuk ke dokter spesialis tergantung usia mereka,
gejala yang muncul, dan ketersediaan layanan. Terkadang bagi penderita penting
mengunjungi lebih dari satu dokter spesialis, misalnya seorang neurolog meminta
psikiater sebagai opsi kedua jika muncul gejala depresi.
Dokter spesialis mungkin menemui pasien di ‘klinik memori’, rumahsakit,
atau ke rumahnya. Utamanya psikiater sering menemui pasien di rumahnya.
Menemui pasien di rumahnya tidak hanya lebih nyaman buat pasien namun juga
memungkinkan dokter menilai lingkungan rumahnya dan mempertimbangkan
sejauh mana pasien dapat terkontrol di rumah.
Meskipun dokter hampir pasti meminta orang lain (tetangga atau teman)
untuk menceritakan keadaan mereka, mereka ingin berbicara dengan pasien
sendiri untuk awalnya.
Ketika mengunjungi dokter, akan sangat membantu jika menyiapkan
beberapa catatan tentang apa-apa yang menjadi perhatian anda, gejala yang anda
temukan, dan kapan mula terjadinya. Penatalaksanaan ini bisa berlangsung satu
hari atau mungkin selama beberapa minggu.
Dokter akan menanyakan hal-hal berikut:
Gejala yang muncul, khususnya awal mereka teramati, dan bagaimana
perjalanan penyakitnya
Bagaimana pengaruh penyakit terhadap kehidupan dan pekerjaan harian
mereka
Riwayat dahulu pasien, termasuk riwayat penyakit dan pegobatan
Penjelasan kepribadian pasien
Riwayat keluarga
Pandangan pasien mengenai gejala-gejala yang dia alami
Dokter harus membuat catatan pasien itu, dikenal sebagai riwayat hidup,
supaya pasien dapat melihat kesulitan-kesulitan yang mereka alami.
Penatalaksanaan ini harus meliputi pemeriksaan fisik untuk memastikan
jantung dan paru-parunya bekerja baik, memeriksa adanya tanda-tanda penyakit
susunan saraf, seperti parkinson atau stroke, serta untuk menilai risiko jatuh.
Pemeriksaan psikologi harus dilihat adanya gejala-gejala seperti depresi,
cemas, dan psikosis (misalnya halusinasi)
3. Pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE)
Mini-Mental State Examination (MMSE) merupakan salah satu alat yang
paling banyak digunakan untuk melaksanakan tes memori yang praktis. Tes ini
berlangsung sekitar 10 menit. Dokter bertanya beberapa pertanyaan meliputi
kapan dan dimana pasien itu sekarang, dan tes komprehensi, konsentrasi, dan
memori, serta meminta pasien mengulangi frase, menyalin diagram, dan menulis
kalimat.
MMSE memiliki total nilai 30. Seseorang dengan demensia memiliki skor
di bawah 24, namun beberapa orang dengan skor lebih tinggi masih dapat
mengalami demensia. Jika demensia berlanjut, maka skor MMSE semakin rendah.
Skor di bawah 10 mengindikasikan demensia yang cukup berat.
Dokter juga melakukan tes lain, seperti menamai binatang atau menebak
tinggi sesuatu. Dalam beberapa kesempatan dokter menyarankan tes memori dan
pikiran (neuropsikometri), yang dilakukan oleh seorang psikolog. Tes ini
berlangsung sekitar 1 jam, dapat memberi penjelasan detail tentang perubahan
pada fungsi otak, dan membantu memeta bagian otak (misalnya lobus frontalis)
yang paling banyak terserang. Tes ini juga dapat memperkirakan apakah telah ada
penurunan dibandingkan dengan apa yang diharapkan utuk pasien itu.
4. Terapis Okupasi
Terapis okupasi juga terlibat dalam penatalaksanaan demensia, yakni
menatalaksana di rumah atau di area rumahsakit. Hal ini berguna menilai
ketrampilan melakukan pekerjaan sehari-hari dan tempat kebiasaan dimana
penderita demensia butuh bantuan atau adaptasi. Selain itu juga menilai
lingkungan dan mengidentifikasi perlengkapan apa saja yang dapat digunakan
untuk mempertahankan pasien tetap hidup mandiri dan mengurangi risiko jatuh.
Dalam penatalaksanaannya, harus dicek apakah ada risiko (misalnya jatuh
dari tangga) dan apakah penderita mendapat cukup makanan serta dapat
menyiapkan makanan.
5. Pekerja Sosial
Pekerja sosial bisa terlibat dalam penatalaksanaan demensia. Ia dapat
memberi bantuan terhadap kebutuhan pasien. Seseorang dengan demensia
mempunyai risiko kehabisan finansial. Oleh karena itu keuangannya butuh
perlindungan, bisa melalui asuransi.
Pemeriksaan Lain
Seseorang yang tersangka demensia akan dilakukan pemeriksaan lain oleh
dokter. Diantaranya:
CT Scan (Computed Tomography Scan)
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
PET (Positro Emission Tomography)
EEG (Electro Encephalography)
Pemeriksaan di atas memberikan gambaran otak yang detail dan dapat
menunjukkan penyusutan atau kerusakan seperti yang terlihat pada stroke. Semua
alat scan ini terbentang di atas troli kecil dan bergerak melalui scanner.
MRI menggunakan pulsa magnetik yang kuat untuk memvisualisasikan
struktur otak dan dapat menghasilkan gambar yang sangat detail. MRI memakan
waktu sekitar 30 menit. Pasien berbaring di atas alat, terasa bising dan cukup
klaustrofobik.
CT Scan menggunakan sinar X dosis kecil untu membuat gambaran otak.
Mesipun tidak sedetail pada MRI, gambat yang dihasilkan cukup berguna. CT
Scan hanya butuh waktu beberapa menit.
PET menggunakan sedikit bahan radioaktif yang dimasukkan ke dalam
vena, menghasilkan gambaran kerja dari otak. PET lebih jarang dilakukan
dibanding MRI dan CT Scan, namun digunakan jika diagnosis penyakit belum
jelas.
Hasil dari pemeriksaan scan ini dapat keluar beberapa minggu kemudian.
Hampir pasti dokter akan melakukan pemeriksaan darah untuk mengecek anemia,
inflamasi, level vitamin, kelenjar tiroid, fungsi hati, dan fungsi ginjal.
Pemeriksaan ini hasilnya akan keluar beberapa hari kemudian.
Pemeriksaan lain adalah EEG. EEG menggunakan sesuatu seperti topi
renang dengan banyak kabel di atasnya. Hasil rekamannya dapat untuk
membedakan tipe-tipe demensia, namun ini jarang dilakukan.
Mendiskusikan Hasil Pemeriksaan
Ketika pemeriksaan sudah selesai, dokter harus mendiskusikannya dengan
pasien. Pasien ditemani oleh keluarga atau temannya.
Dokter harus menanyakan apakah pasien ingin mengetahui diagnosis
penyakitya. Jika ya, maka dokter harus menerangkannya secara jelas dan mudah
dipahami. Dokter juga harus mendiskusikan pengobatan, bantuan yang
dibutuhkan dan ketersediaan dukungan pekerjaan sehari-hari, masalah psikis, dan
keuangan. Selain itu penting juga mendiskusikan rencana ke depan.
Biasanya sulit untuk mengambil keputusan segala sesuatunya dalam satu
waktu. Sehingga perlu untuk mengadakan perjanjian tindak lanjut dengan dokter
atau konsulan.
Kata Kunci
Mengetahui diagnosis yang tepat merupakan langkah awal untuk
mendapatkan bantuan dan dukungan
Seseorang dengan demensia harus diberi kesempatan untuk
mengetahui diagnosis penyakitnya
Penatalaksanaannya meliputi pemeriksaan fisik, psikologis, dan sosial
Sekitar 2/3 penderita demensia di Inggris tidak pernah mendapat
penanganan atau diagnosis yang tepat