demensia alzheimer

28
TATALAKSANA DEMENSIA ALZHEIMER Jessieca Liusen Putri Ingen Setiasih Samuel Liberty Pembimbing: dr. Maisarah Zas, SpKJ

Upload: jessieca-liusen

Post on 24-Jul-2015

454 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

Page 1: Demensia Alzheimer

TATALAKSANA DEMENSIA ALZHEIMER

Jessieca Liusen

Putri Ingen Setiasih

Samuel Liberty

 

Pembimbing:dr. Maisarah Zas, SpKJ

Page 2: Demensia Alzheimer

Pada tahun 2000 umur

harapan hidup antara 65-70 tahun meningkat

menjadi 9,37 persen.

Peningkatan umur harapan

hidup akan menambah

jumlah lansia. Pergeseran

pola penyakit dari penyakit

infeksi ke penyakit

degeneratif.

Menambah populasi

pasien demensia.

Demensia Alzheimer

merupakan tipe

demensia paling sering.

Peningkatan rata-rata DA

di negara berkembang empat kali lebih tinggi

dibandingkan negara maju.

Penulis tertarik untuk membahas

mengenai tatalaksana

demensia Alzheimer.

Page 3: Demensia Alzheimer

Batasan masalah Referat ini membahas tentang demensia Alzheimer meliputi

definisi, etiologi, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, dan lebih menekankan pada tatalaksana demensia Alzheimer.

Tujuan penulisan Memahami tentang tatalaksana pada pasien demensia

Alzheimer. Meningkatkan kemampuan penulis di bidang kedokteran

khususnya di bidang psikiatri Memenuhi salah satu syarat kelulusan kepaniteraan klinik senior

di bagian ilmu psikiatri.

Manfaat penulisan Bagi masyarakat : memberi informasi mengenai tatalaksana

demensia Alzheimer. Bagi ilmu psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Riau :

membuka wacana agar diadakan riset tentang demensia Alzheimer.

Bagi mahasiswa: menambah pengetahuan di bidang psikiatri khususnya mengenai demensia Alzheimer.

Page 4: Demensia Alzheimer

DEFINISI DEMENSIA BERDASARKAN PPDGJ III

Suatu sindrom akibat penyakit otak, biasanya bersifat kronik progresif serta terdapat gangguan fungsi luhur (fungsi kortikal yang multiple), termasuk daya ingat, daya pikir, daya orientasi, daya pemahaman, berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan daya kemampuan menilai.

Page 5: Demensia Alzheimer

Definisi Menurut John W. Santrock

Alzheimer adalah suatu gangguan otak yang progresif dan ireversibel, yang dicirikan dengan kemorosotan secara perlahan dari ingatan, penalaran, bahasa, dan tentunya fungsi fisik.

Demensia Alzheimer adalah demensia yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer, yang berarti demensia yang disertai oleh perubahan patologis di otak pasiennya dengan waktu penyebaran sekitar 5 sampai 20 tahun yang diakhiri dengan kematian.

Page 6: Demensia Alzheimer

Epidemiologi

Penyakit Alzheimer dapat timbul pada semua umur, 96% kasus dijumpai setelah berusia 40 tahun keatas.

Schoenburg dan Coleangus (1987) melaporkan insidensi berdasarkan umur: 4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun, 95,8/100.000 pada usia > 80 tahun.

Angka prevalensi penyakit ini per 100.000 populasi sekitar 300 pada kelompok usia 60-69 tahun, 3200 pada kelompok usia 70-79 tahun, dan 10.800 pada usia 80 tahun.

Page 7: Demensia Alzheimer

Diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk pasien penyakit Alzheimer.

Di Indonesia diperkirakan jumlah usia lanjt berkisar, 18,5 juta orang dengan angka insidensi dan prevalensi penyakit Alzheimer belum diketahui dengan pasti.

Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih banyak tiga kali dibandingkan laki-laki.

Page 8: Demensia Alzheimer

Faktor risiko

UsiaGenetikJenis kelaminPendidikanTrauma kepala

Page 9: Demensia Alzheimer

Teori mengenai patofisiologi dari demensia Alzheimer :Neuropatologi

Observasi makroskopis neuro-anatomik atrofi difus dengan pendataran sulkus kortikal dan pembesaran ventrikel serebral.

Mikroskopis klasik dan patognomonik bercak- bercak senilis, kekusutan neurofibriler, hilangnya neuronal (kemungkinan sebanyak 50 % di korteks), degenerasi granulovaskular pada neuron.

Kekusutan neurofibriler bercampur dengan elemen sitoskeletal (protein berfosforilasi).

Plak senilis (plak amiloid) indikatif untuk penyakit Alzheimer.

Page 10: Demensia Alzheimer

Kelainan neurotransmiterDegenerasi spesifik pada neuron kolinergik di nukleus basalis Meynerti.

Penurunan konsentrasi asetilkolin dan kolin asetiltransferase di dalam otak.

Penurunan somatostatin dan kortikotropin.

Page 11: Demensia Alzheimer

Penyebab potensial lainnyakelainan dalam pengaturan metabolisme fosfolipid membran menyebabkan membran yang kekurangan cairan yaitu lebih kaku dibandingkan normal.

Toksisitas aluminium dihipotesiskan sebagai faktor kausatif (kadar aluminium yang tinggi ditemukan dalam otak beberapa pasien dengan penyakit Alzheimer)

Page 12: Demensia Alzheimer

KLASIFIKASI F00.0 DA Onset Dini

Pedoman diagnosis: onset sebelum usia 65 tahun, perkembangan gejala cepat dan progresif. Ada riwayat keluarga dengan penyakit Alzheimer.

F00.1 DA Onset Lambat

Pedoman diagnosis: onset sesudah usia 65 tahun dan biasa pada akhir 70-an atau sesudahnya, perjalanan penyakit kemerosotan yang lamban dan biasanya dengan gangguan daya ingat merupakan gambaran utamanya6

  F00.2 DA Tipe Tak Khas atau Campuran

Pedoman diagnosis: demensia yang tidak cocok dengan gambaran dan pedoman untuk F00.00 atau F00.16

  F00.9 Demensia pada Penyakit Alzheimer YTT

Page 13: Demensia Alzheimer

STADIUM PERKEMBANGAN DA

Stadium I (lama penyakit 1-3 tahun)o Memori : defek pembelajaran hal-hal baru, defek ringan pada daya recallo Kemampuan visuospasial: disorientasi tempat, poor complex contructionso Bahasa : miskin pembicaraan, anomiao Personal : indifference,occasional irritabilityo Psychiatry feature : sadness, or delution in some

Page 14: Demensia Alzheimer

STADIUM I (LAMA PENYAKIT 1-3 TAHUN)

o Kesulitan membuat keputusano Kehilangan inisiatif dan motivasio Menunjukkan gejala depresi dan agitasio Kehilangan minat dalam hobi dan aktivitaso Motorik,EEG,CT /MRI : normalo PET /SPECT : bilateral posterior hipometabolism/hiperfusion

Page 15: Demensia Alzheimer

STADIUM II (LAMA PENYAKIT 3-10 TAHUN)

o Memori : gangguan memori jangka segera dan recall yang berat

o Kemampuan visuospasoal : disorientasi ruang, poor contructions

o Bahasa : fluent aphasia o Kalkulasi : akalkulasi o Personal : indifference, irritability o Psychiatry feature : delution in some, dan

dapat berhalusinasi o Tidak dapat lagi mengelola kehidupan

sendiri o Tidak dapat lagi masak-memasak,

membersihkan rumah atau berbelanja

Page 16: Demensia Alzheimer

STADIUM II (LAMA PENYAKIT 3-10 TAHUN)

o Menjadi sangat bergantung pada orang lain o Membutuhkan bantuan untuk kebersihan

diri o Tersesat di rumah sendiri o Motorik : lemah, pacing o EEG : slow background rhythm o CT/MRI : normal or pembesaran ventrikular

and sulkal o PET/SPECT : hipometabolism/hiperfusion

bilateral parietal and frontal

Page 17: Demensia Alzheimer

STADIUM III (LAMA PENYAKIT 8-12 TAHUN)

o Intelektual : gangguan berat o Ketidakmandirian total dan inaktif total o Tidak mengenali lagi anggota keluarga o Sukar memahami dan menilai peristiwa o Tidak mampu menemukan jalan di sekitar

rumah sendiri o Bergantung pada kursi roda atau tempat

tidur

Page 18: Demensia Alzheimer

STADIUM III (LAMA PENYAKIT 8-12 TAHUN)

o Motorik: rigiditas anggota gerak dan cenderung fleksi

o Kontrol sfinkter : inkontinensia urinarius dan fekalis

o EEG : diffusely slow o CT/MRI : pembesaran ventrikular and sulkal o PET/SPECT : hipometabolism/hiperfusion

bilateral parietal and frontal

Page 19: Demensia Alzheimer

DIAGNOSIS PPGDJ III

Terdapatnya gejala demensia setidak-tidaknya 6 bulan

Onset tersembunyi dengan deteriorasi lambat.

Tidak adanya bukti bahwa kondisi mental itu disebabkan penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan demensia

Tidak adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologis kerusakan otak fokal

Page 20: Demensia Alzheimer

Tiga tes awal untuk menilai penurunan fungsi kognitif pada awal DA: 10

Mini mental state examination (MMSE) Clock drawing test (CDT) ADL dan Instrumental ADL

Page 21: Demensia Alzheimer

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Neuropatologi: NFT, SP, degenerasi neuron, perubahan vakuoler, lewy body

Neuropsikologi CT dan MRI EEG PET SPECT

Page 22: Demensia Alzheimer

TATALAKSANA

Pengobatan penyakit Alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan patofisiologi masih belum jelas

Pengobatan simptomatik dan suportif

Terdiri dari Psikofarmaka Psikoterapi

Page 23: Demensia Alzheimer

PSIKOFARMAKA

Terapi defisit kognitif Inhibitor kolin esterase: Donepezil, galantamil, dan

Rivastigmin Antagonis NMDA: Memantin

Terapi gangguan perilaku dan moodSesuai gejala yang timbul, di antaranya:

Antipsikotik Antiansetas Mood stabilizer

Page 24: Demensia Alzheimer

PSIKOTERAPI

Keluarga(care giver): terapi kognitifPembekalan ilmu tentang Alzheimer harus diberikan sejak awal diagnosis. Hal ini bertujuan mencegah kesalahpahaman dan penolakan terhadap pasien akibat konsekuensi yang timbul, yang sering tidak menyenangkan bagi care giver (pengasuh pasien) dan keluarga.

Pasien: terapi suportif ADL Perilaku

Page 25: Demensia Alzheimer

PROGNOSIS

Nilai prognostik tergantung pada 3 faktor yaitu: 1. Derajat beratnya penyakit 2. Variabilitas gambaran klinis 3. Perbedaan individual seperti usia, keluarga demensia

dan jenis kelamin

Page 26: Demensia Alzheimer

KESIMPULAN Diagnosis demensia ditegakkan berdasarkan

pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan/disepakati dalam PPGDJ III. Selain itu, diagnosis dapat dibuat secara klinis dan menggunakan beberapa pemeriksaan penunjang lainnya seperti EEG, CT, MRI, dan lain-lain.

Penentuan faktor etiologi merupakan hal yang sangat esensial oleh karena mempunyai nilai prognostik.

Penatalaksanaan demensia secara menyeluruh melibatkan seluruh anggota keluarga terdekat, care giver, dan lingkungan sekitar.

Page 27: Demensia Alzheimer

KESIMPULAN Dengan demikian kepada anggota keluarga

perlu diberikan penyuluhan agar pasien dapat dirawat dengan sebaik-baiknya. Selain itu, dapat juga dipekerjakan seorang caregiver khusus untuk pengasuh pasien tersebut.

Terapi non farmakologis tersebut juga didukung dengan terapi farmakologis dengan menggunakan obat-obatan seperti NMDA dan inhibitor kolinesterase.

Page 28: Demensia Alzheimer

TERIMA KASIH...