daft stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf ·...

25
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi Semua perusahaan baik itu perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa, agar dapat terus berjalan dengan baik dan teratur sehingga dapat terus menghasilkan keuntungan memerlukan manajemen operasi. Manajemen operasi sendiri diperlukan untuk mengatur faktor-faktor produksi pada sebuah perusahaan agar segala bidang operasional pada perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar mulai dari hulu ke hilir. Menurut Heizer dan Render (2014), Manajemen Operasi adalah sebuah kegiatan yang dapat menciptakan nilai, baik itu dalam bentuk barang maupun jasa dengan cara merubah input menjadi output. Menurut Stevenson (2009), Manajemen Operasi adalah Sistem manajemen atau serangkaian proses dalam pembuatan produk atau penyediaan jasa. Menurut Daft (2009), Manajemen Operasi adalah Bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat dan teknik khusus untuk memecahkan masalah produksi.

Upload: nguyendung

Post on 05-Jul-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Manajemen Operasi

Semua perusahaan baik itu perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa,

agar dapat terus berjalan dengan baik dan teratur sehingga dapat terus menghasilkan

keuntungan memerlukan manajemen operasi. Manajemen operasi sendiri diperlukan

untuk mengatur faktor-faktor produksi pada sebuah perusahaan agar segala bidang

operasional pada perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar mulai dari hulu ke

hilir. Menurut Heizer dan Render (2014), Manajemen Operasi adalah sebuah

kegiatan yang dapat menciptakan nilai, baik itu dalam bentuk barang maupun jasa

dengan cara merubah input menjadi output.

Menurut Stevenson (2009), Manajemen Operasi adalah Sistem manajemen

atau serangkaian proses dalam pembuatan produk atau penyediaan jasa.

Menurut Daft (2009), Manajemen Operasi adalah Bidang manajemen yang

mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat dan teknik khusus

untuk memecahkan masalah produksi.

Page 2: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

9

Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli di atas, maka pengertian

Manajemen Operasi yang sesuai dengan penelitian ini adalah serangkaian proses

yang dapat menghasilkan produk maupun jasa dengan cara merubah input menjadi

output.

2.1.2 Keputusan Utama Manajemen Operasi

Menurut Heizer dan Render (2014),terdapat 10 keputusan utama manajemen

operasi :

1. Design of Goods and Services

Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian besar proses transformasi

yang akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas dan sumber daya manusia

bergantung pada keputusan perancangan.

2. Managing Quality

Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan, peraturan dan

prosedur dibakukan untuk mengidentifikasi serta mencapai standar kualitas

tersebut.

3. Process and Capacity Design

Keputusan proses yang diambil membuat manajemen mengambil komitmen

dalam hal teknologi, kualitas, penggunaan sumber daya manusia dan

pemeliharaan yang spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan

menentukan struktur biaya dasar suatu perusahaan.

Page 3: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

10

4. Location Strategy

Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa menentukan kesuksesan

perusahaan.

5. Layout Strategy

Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat karyawan, keputusan

teknologi dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak.

6. Human Resources and Job Design

Manusia merupakan bagian yang penting dan sangat berharga dari

keseluruhan rancangan sistem. Karena itu harus disesuaikan dengan kualitas

lingkungan kerja, bakat, dan keahlian yang harus dimiliki harus sebanding

dengan upah yang harus ditentukan dengan jelas.

7. Supply-Chain Management

Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa yang harus dibeli

dan berhubungan dengan input dari hulu ke hilir.

8. Inventory Management

Keputusan persediaan dapat dioptimalkan dengan cara memperhitungkan

kepuasan pelanggan, pemasok, perencanaan produksi dan sumber daya

manusia.

9. Scheduling

Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus dikembangkan agar

terus dapat bersaing.

Page 4: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

11

10. Maintenance

Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan stabilitas yang

diinginkan.

Dari 10 keputusan manajemen operasi di atas, penelitian ini berfokus pada

keputusan yang ke-delapan, yaitu Inventory Management. Penelitian ini berguna

untuk menentukan berapa persediaan optimal pada toko untuk mengurangi biaya

pemesanan dan biaya persediaan.

2.1.3 Definisi Persediaan dan Manajemen Persediaan

2.1.3.1 Definisi Persediaan

Jika sebuah perusahaan memiliki persediaan yang tepat, maka perusahaan

tersebut dapat meminimalisir biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Maka dari itu

perusahaan merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan sebuah

perusahaan.

Menurut Koher (2006), persediaan adalah bahan baku dan penolong, barang

jadi dan barang dalam proses produksi dan barang-barang yang tersedia, yang

dimiliki dalam perjalanan dalam tempat penyimpanan atau konsinyasikan kepada

pihak lain pada akhir periode.

Sedangkan menurut Rangkuti (2007), persediaan adalah bahan-bahan, bagian

yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan

Page 5: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

12

untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk

memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu.

Mengacu pada beberapa pengertian di atas, maka pengertian inventory yang

sesuai dengan penelitian ini adalah material baik itu bahan baku, barang setengah

jadi, ataupun barang jadi yang disimpan dalam suatu tempat, menunggu untuk proses

selanjutnya. Sebuah perusahaan akan berjalan dengan resiko tidak dapat memenuhi

kebutuhan para pelanggannya jika tidak memiliki sama sekali persediaan. Namun jika

sebuah perusahaan memiliki terlalu banyak persediaan akan terjadi peningkatan biaya

penyimpanan yang menyebabkan turunnya profit yang diperoleh perusahaan. Oleh

karena itu, jumlah persediaan yang ada harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh

perusahaan dan keinginan dari para pelanggan agar perusahaan dapat berjalan dengan

lancar dan meminimalisir kerugian.

2.1.3.2 Pengertian Manajemen Persediaan

Menurut Harsanto (2013) Manajemen Persediaan adalah Serangkaian

keputusan atau kebijakan perusahaan untuk memastikan perusahaan mampu

menyediakan persediaan dengan mutu, jumlah dan waktu tertentu.

Sedangkan menurut Keown, dkk (2000), Manajemen Persediaan adalah

Manajemen persediaan adalah pengontrolan aset yang digunakan dalam proses

produksi atau diproduksi dijual dengan jalan normal dalam operasi perusahaan.

Page 6: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

13

2.1.3.3 Tujuan Persediaan

Alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan menurut Assauri

(2008) adalah:

1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk memindahkan

produk dari satu tingkat proses ke proses yang lain yang disebut persediaan dalam

proses dan pemindahan.

2. Alasan organisasi untuk memungkinkan suatu unit atau bagian membuat skedul

operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lainnya

Sedangkan tujuan persediaan menurut Rangkuti (2007) adalah:

1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang/bahan yang dibutuhkan

perusahaan.

2. Menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas tidak baik sehingga

harus dikembalikan.

3. Untuk mengantisipasi bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat

digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus

produksi

5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan sebaik-baiknya, dengan

memeberikan jaminan tersedianya barang jadi.

Page 7: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

14

7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau

penjualannya.

Sedangkan menurut Jacobs & Chase (2014) tujuan dari persediaan adalah:

1. Untuk mempertahankan independensi dari operasi.

2. Untuk menemukan variasi pada permintaan produk.

3. Fleksibilitas penjadwalan produksi.

4. Untuk berjaga-jaga jika terjadinya keterlambatan dalam pengantaran material.

2.1.3.4 Fungsi Persediaan

Menurut Yamit, (2003), ada empat faktor yang dijadikan fungsi dari

persediaan, yaitu:

1. Faktor waktu, menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi sebelum

barang jadi sampai kepada konsumen.

2. Faktor ketidakpastian waktu datang dari supplier, menyebabkan perusahaan

memerlukan persediaan agar tidak menghambat proses produksi maupun

keterlambatan pengiriman kepada konsumen.

3. Faktor ketidakpastian penggunaan dari dalam perusahaan, disebabkan oleh

kesalahan dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin, keterlambatan operasi,

bahan cacat dan berbagai aspek lainnya.

Page 8: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

15

4. Faktor ekonomis, adalah adanya keinginan perusahaan untuk mendapatkan

alternatif biaya rendah dalam memproduksi atau membeli item dengan

menentukan jumlah yang paling ekonomis.

Sedangkan menurut Rangkuti (2007) menyebutkan bahwa fungsi-fungsi persediaan

adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat

memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan

bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak sepenuhnya tergantung pada

pengadaannya dalam kuantitas dan waktu pengiriman.

2. Fungsi Economic Lot Sizing. Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan

penghematan atau potongan pembelian, serta biaya pengangkutan per unit

sehingga menjadi lebih murah. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan

pembelian dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya yang timbul

karena besarnya persediaan (antara lain biaya sewa gudang, investasi, dan resiko).

3. Fungsi Antisipasi. Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang

dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa

lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan

persediaan musiman (seasonal inventories). Di samping itu, perusahaan juga

sering menghadapi ketidakpastian jika waktu pengiriman dan permintaan barang-

barang dilakukan selama periode tertentu. Dalam hal ini perusahaan memerlukan

persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety stock).

Page 9: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

16

2.1.3.5 Biaya Persediaan

Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut Harsanto

(2013) adalah :

a) Harga Barang (item cost). Harga barang adalah harga murni material yang

akan dibeli oleh perusahaan. Untuk barang dengan kuantitas besar biasanya

pemasok akan memberikan harga berbeda.

b) Biaya Simpan (carrying/holding cost). Biaya simpan adalah biaya yang

dikeluarkan untuk menyimpan persediaan meliputi biaya sewa atau beli fasilitas

penyimpanan, biaya penanganan persediaan, pajak, biaya untuk mitigasi risiko

kehilangan, risiko rusak dan berbagai jenis biaya yang berkaitan dengan

penyimpanan. Bila perusahaan menghadapi biaya penyimpanan yang tinggi

maka tingkat persediaan akan menjadi rendah.

c) Biaya pemesanan (ordering/setup cost). Biaya pemesanan adalah biaya yang

diperlukan untuk melakukan pemesanan meliputi berbagai detil termasuk hal-

hal administratif.

d) Biaya kehabisan persediaan (stockout cost). Konsep dari biaya ini adalah

biaya yang muncul ketika perusahaan dihadapkan pada situasi permintaan lebih

besar daripada penawaran. Biaya ini sangat sukar diukur bila hendak dikatakan

tidak mungkin diukur secara presisi, oleh karenanya lebih bersifat pendekatan.

Page 10: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

17

2.1.3.6 Tujuan Manajemen Persediaan

Menurut Heizer dan Render (2014) tujuan dari management inventory

adalah untuk menentukan keseimbangan antara investasi inventory dan pelayanan

pelanggan.

Menurut Yamit (2003) tujuan dari Manajemen Persediaan adalah Tujuan

manajemen persediaan adalah meminimumkan biaya, oleh karena itu perusahaan

perlu mengadakan analisis untuk menentukan tingkat persediaan yang dapat

meminimumkan biaya atau paling ekonomis.

Jadi manajemen persediaan digunakan perusahaan agar persediaan dalam

perusahaan tidak mengalami kelebihan maupun kekurangan karena hal tersebut dapat

menimbulkan kerugian jika terjadi kelebihan atau kehilangan kesempatan jika

kehabisan persediaan.

2.1.4 Analisis ABC

2.1.4.1 Pengertian Analisis ABC

Menurut Senator Nur Bahagia (2006), dalam suatu unit usaha, jenis dan

jumlah barang yang dikelola tidak hanya satu jenis, tapi dapat mencapai ribuan jenis

dan lebih banyak lagi. Dibutuhkan sistem pengelolaan persediaan untuk mengatasi

hal tersebut, sebab tidak semua barang mempunyai tingkat kepentingan dan

penggunaan yang sama. Cara pemilihan yang umum adalah berdasarkan tingkat

kepentingannya. Barang yang termasuk kategori penting akan mendapat perhatian

Page 11: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

18

yang lebih sehingga akan dikendalikan secara lebih intensif bila dibandingkan dengan

barang yang tidak penting.

Heizer & Render (2014) menyatakan bahwa Analisis ABC adalah penerapan

persediaan dari Prinsip Pareto, dimana prinsip ini mengatakan bahwa ada “beberapa

hal sangat penting dan banyak hal sepele”. Maka analisis ABC ini terletak pada

sebuah ide untuk membuat kebijakan persediaan yang memfokuskan persediaan pada

bagian-bagian persediaan yang penting namun sedikit dan bukan kepada bagian

persediaan yang banyak namun tidak penting. Karena dikatakan akan tidak realistis

untuk memantau barang-barang murah dengan intensitas yang sama dengan barang-

barang yang mahal.

Untuk menentukan biaya tahunan dalam analisis ABC, diukur dengan cara

mengalikan permintaan tahunan dari setiap barang persediaan dengan biaya per unit.

Barang Kelas A yaitu barang-barang yang total pemakaian tahunannya

rendah, sekitar 15% dari total persediaan tetapi biayanya sekitar 70-80% dari total

biaya tahunan.

Barang kelas B yaitu barang-barang yang total pemakaiannya sedang, sekitar

30% dari total persediaan dan biayanya sekitar 15%-20% dari total biaya tahunan.

Barang kelas C yaitu barang-barang yang total pemakaian tahunannya besar,

menggunakan sebagian besar total persediaan yaitu 55%. Tetapi hanya menggunakan

5% dari total biaya tahunan.

Keuntungan perusahaan membagi-bagi barang persediaan ke dalam kelas-

kelas untuk menetapkan berbagai kebijakan dan pengendalian pada setiap kelasnya.

Page 12: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

19

Heizer & Render (2014) mengungkapkan dari dilakukannya Analisis ABC

maka perusahaan setidaknya memiliki 3 kebijakan

• Kebijakan untuk membeli sumber daya yang ditujukan pada pengembangan

pemasok harus jauh lebih tinggi untuk barang kelas A dibandingkan kelas

lainnya.

• Kebijakan untuk melakukan pengendalian fisik yang lebih ketat untuk barang-

barang kelas B, barang kelas B mungkin ditempatkan di tempat yang lebih

aman dan keakuratan catatan persediaan untuk barang kelas B harus lebih

sering diverifikasi.

• Kebijakan untuk memberikan perhatian lebih kepada barang kelas C

dibandingkan barang kelas lainnya, karena jumlahnya banyak.

2.1.5 Model Persediaan

Menurut Heizer & Render (2014) ada dua model dalam persediaan, yaitu

persediaan independen dan dependen. Model persediaan independen berarti

permintaan untuk barang tersebut tidak terpengaruh dengan permintaan barang lain,

contoh permintaan untuk meja makan independen terhadap permintaan kaus kaki.

Sedangkan model persediaan dependen berarti permintaan untuk barang tersebut

terpengaruh permintaan barang lain, contohnya yaitu permintaan terhadap garam,

lada, telur, dependen terhadap permintaan berbagai jenis makanan pada suatu restoran

Page 13: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

20

2.1.5.1 Model Deterministik

Heizer & Render (2014) mengatakan bahwa ada tiga model persediaan yang

bisa digunakan untuk permintaan independen, yaitu:

1) Model Kuantitas Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity)

Menurut Heizer & Render (2014), kuantitas pesanan ekonomis

(Economic Order Quantity, EOQ model) adalah suatu model pengendalian

persediaan yang meminimalkan total biaya pemesanan dan penyimpanan.

Grafik persediaan untuk model ini berbentuk gigi gergaji (Gambar 2.1),

hal ini disebabkan oleh permintaan yang dianggap konstan. Pada saat tingkat

persediaan mencapai angka nol, pesanan barang baru bisa diterima sehingga

tingkat persediaan naik kembali sampai Q. Proses ini akan terus berlanjut

sepanjang waktu.

Sumber: Heizer & Render (2014)

Page 14: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

21

Gambar 2.1 EOQ dalam Grafis

Tujuan dari digunakannya model persediaan ini diantaranya adalah:

a. Meminimalkan Biaya

Menurut Heizer & Render (2014) tujuan dari mayoritas model

persediaan adalah untuk meminimalisi total biaya. Biaya yang berpengaruh

adalah biaya penyimpanan dan biaya pemasangan (pemesanan). Maka dengan

menurunkan atau meminimalkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan,

maka juga akan meminimasi biaya secara keseluruhan.

Dengan model EOQ, kuantitas pesanan optimal akan muncul di titik

dimana total biaya pemasangan sama dengan total biaya penyimpanan (lihat

Gambar 2.2). Sesuai hal di atas, maka langsung dapat dicari persamaan lalu

dicari kuantitas optimal atau Q*.

Sumber: Heizer & Render (2014)

Gambar 2.2 Grafik Total Biaya

Page 15: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

22

Dengan menggunakan variabel-variabel di bawah ini, dapat ditentukan

biaya pemesanan dan penyimpanan, sehingga didapatkan nilai Q*:

Q = Jumlah barang setiap pemesanan

Q* = Jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ)

D = Permintaan tahunan barang persediaan, dalam unit

S = Biaya pemasangan atau pemesanan untuk setiap pesanan

H = Biaya penahanan atau penyimpanan per unit per tahun

1. Biaya pemesanan tahunan = (jumlah pesanan yang dilakukan pertahun)(biaya

pemasangan atau pemesanan setiap kali pesan).

=(𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛)(𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛)

=(𝐷

𝑄)(S)

= 𝐷

𝑄S

2. Biaya penyimpanan tahunan = (tingkat persediaan rata-rata)(biaya

penyimpanan per unit per tahun)

=(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛

2)(𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)

= 𝑄

2H

3. Jumlah pesanan optimal ditemukan pada saat biaya pemesanan tahunan sama

dengan biaya penyimpanan tahunan, yaitu

Page 16: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

23

= 𝐷

𝑄S =

𝑄

2H

4. Untuk mendapatkan nilai Q*, maka samakan kedua persamaan menjadi :

2DS = Q2H

Q2 = 2𝐷𝑆

𝐻

Q* = √2𝐷𝑆

𝐻

Selanjutnya dapat ditetapkan jumlah pemesanan yang ingin dibuat sepanjang

tahun yang bersangkutan (N) dan waktu yang diinginkan antar-pemesanan (T),

sebagai berikut:

Jumlah pemesanan yang diinginkan = N = 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛 =

𝐷

𝑄∗

Jumlah waktu antar-pemesanan yang diinginkan = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖

𝑁

Biaya persediaan tahunan merupakan penjumlahan biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan:

Biaya tahunan total = biaya pemesanan + biaya penyimpanan

Dengan konteks variabel-variabel yang ada di model EOQ, dapat dikalkulasi biaya

total sebagai :

TC = 𝐷

𝑄S +

𝑄

2H

Page 17: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

24

b. Titik Pemesanan Ulang

Selanjutnya menurut Heizer & Render (2014), setelah menentukan

berapa kuantitas yang akan dipesan, maka muncul pertanyaan yaitu kapan

pesanan akan dilakukan. Model-model persediaan mengasumsikan bahwa

perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediaanya mencapai nol sebelum

perusahaan memesan lagi. Akan tetapi, waktu antara dilakukannya pemesanan,

disebut lead time atau waktu pengiriman, bisa dalam hitungan jam, hari, atau

bahkan bulan. Maka keputusan kapan akan memesan biasanya ditentukan dengan

titik pemesanan ulang.

Titik pemesanan ulang (reorder point) (lihat Gambar 2.3) dicari dengan cara :

ROP = (permintaan perhari)(Lead Time untuk pemesanan baru dalam hari)

= d x L

Persamaan di atas mengasumsikan apabila permintaanya sama dan

bersifat konstan. Bila tidak seperti demikian, harus ditambah persediaan

tambahan, sering kali disebut persediaan pengamanan (safety stock). Permintaan

per hari, d, dicari dengan membagi permintaan tahunan, D, dengan jumlah hari

kerja pertahun :

Page 18: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

25

d = 𝐷

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

Sumber: Heizer & Render (2014)

Gambar 2.3 Grafik Titik Pemesanan Ulang

2.1.5.2 Model Probabilistik

Model persediaan deterministik menggunakan asumsi bahwa permintaan

untuk sebuah produk bersifat konstan dan pasti. Ada kalanya ketika permintaan

produk tidak diketahui, Untuk mengatasinya dapat digunakan model probabilistik.

Menurut Heizer & Render (2014) model probabilistik adalah sebuah model

statistik yang dapat digunakan ketika permintaan produk atau variabel lainnya

tidak diketahui, tetapi dapat ditentukan dengan menggunakan distribusi

probabilitas.

Page 19: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

26

Hal penting yang harus diperhatikan oleh manajemen suatu perusahaan

adalah menjaga tingkat pelayanan yang cukup dalam menghadapi permintaan yang

tidak pasti. Tingkat pelayanan (service level) adalah pelengkap dari kemungkinan

habisnya persediaan, contoh apabila kemungkinan habisnya persediaan adalah

0.04 maka tingkat pelayanannya adalah 0.96.

Tingkat Pemesanan Ulang = ROP = d x L

Permintaan yang tidak pasti meningkatkan kemungkinan kehabisan

persediaan. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengurangi kehabisan

persediaan adalah menyimpan unit-unit tambahan dalam persediaan atau disebut

pengaman persediaan (safety stock). Dengan disertakan persediaan pengaman (ss)

maka persamaan ROP menjadi:

ROP = d x L + ss

2.1.6 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan ringkasan jurnal-jurnal yang akan digunakan

sebagai referensi serta acuan dalam penelitian yang akan dilaksanakan.

Jurnal pertama yang dijadikan acuan merupakan jurnal nasional yang

berjudul Analisis Pengendalian Persediaan POS dan Scanner pada Bisnis Retail IT

Solution di PT. KAHAR DUTA SARANA Cabang Bandung pada Tahun 2013

yang diteliti oleh Diana Perwita Sari hasil dari penelitian ini adalah seharusnya PT.

KAHAR DUTA SARANA menggunakan metode EOQ untuk melakukan

Page 20: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

27

pemesanan. Sebelumnya perusahaan melakukan pemesanan rutin setiap bulan,

namun setelah dilakukan penelitian pemesanan akan lebih ekonomis jika

menggunakan ROP ketika jumlah barang mencapai jumlah minimum. Biaya

persediaan dari perusahaan juga lebih kecil ketika persediaan melakukan metode

EOQ. Jurnal ini dijadikan acuan utama karena menjadikan perusahaan retail

sebagai objek penelitiannya dan menggunakan metode EOQ .

Jurnal kedua yang dijadikan acuan merupakan jurnal nasional yang

berjudul Analisis Pengendalian Persediaan Barang berdasarkan Metode EOQ di

Toko Era Baru Samarinda (2015), dari eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2015,

yang diteliti oleh Rudi Wahyudi. Hasil dari penelitian ini adalah seharusnya Toko

Era Baru Citra Niaga Samarinda melakukan pemesanan dengan menggunakan

metode EOQ. Hasil yang didapat dari penggunaan metode EOQ adalah total biaya

persediaan yang dihitung lebih rendah dibandingkan dengan metode yang

sebelumnya digunakan oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan model EOQ

dan ROP untuk menghitung total biaya persediaan. Perusahaan yang diteliti juga

merupakan perusahaan ritel. Kesamaan dari jurnal penelitian ini adalah sama-sama

menggunakan metode EOQ dan ROP dalam pengerjaan nya.

Jurnal selanjutnya yang dijadikan acuan adalah jurnal internasional yang

berjudul Determination of Economic Order Quantity and Reorder Point Inventory

Control Model for XYZ Retail Enterprises yang diteliti oleh Ganesh Prasad Shukla

dan Prashant Kumar Jangde dan diterbitkan pada tahun 2017. Dalam jurnal ini

masalah yang dihadapi oleh XYZ Retail Enterprises adalah penggunaan forecast

Page 21: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

28

yang kurang efektif sehingga menyebabkan kehabisan stock dan kehilangan

penjualan. Metode yang sebelumnya digunakan oleh XYZ Enterprises adalah

rolling average method dimana mereka menggunakan data dari permintaan

sebelumnya dan menghitung rata-rata untuk forecasting periode selanjutnya,

variability tidak diperhitungkan sama sekali sehingga menyebbabkan peramalan

kurang akurat. Perusahaan dapat menghemat sekitar 55.89% dan memotong biaya

sebesar Rs.17719.4. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tidak digunakan nya

metode forecasting.

Jurnal selanjutnya dijadikan acuan adalah jurnal nasional yang berjudul

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Melalui Penerapan EOQ pada PT

Andini Megah Sejahtera Cabang Bogor. Hasil dari penelitian yang dilakukan

adalah pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan PT. Andini Megah

Sejahtera kurang efektif karena masih adanya kelebihan stock yang besar pada

persediaan bahan baku dan total biaya persediaan. Metode EOQ yang digunakan

dapat mengurangi biaya jika dibandingkan dengan metode yang sebelumnya

digunakan oleh perusahaan. Perbedaan yang ada pada jurnal ini adalah perusahaan

yang diteliti bukan toko ritel, melainkan perusahaan manufaktur dan barang yang

diteliti adalah bahan baku. Sebelumnya perusahaan menggunakan perhitungan

persediaan tradisional dimana tidak adanya perhitungan persediaan yang optimal

dan ekonomis, kepala gudang hanya berasumsi bahwa jika setiap melakukan

produksi, maka akan dilakukan pemesanan bahan baku. Penelitian ini digunakan

Page 22: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

29

sebagai acuan karena penelitian ini menggunakan metode EOQ untuk

menyelesaikan masalah yang dialami pada perusahaan.

Jurnal terakhir yang digunakan sebagai acuan adalah jurnal nasional yang

berjudul Penggunaan Analisis ABC Untuk Pengendalian Persediaan Barang Habis

Pakai : Studi Kasus di Program Vokasi UI yang diteliti oleh Titis Wahyuni pada

tahun 2015. Jurnal ini dijadikan acuan karena menggunakan metode analisis yang

sama yaitu Metode ABC untuk pengendalian persediaan barang habis pakai. Hasil

penelitian jurnal ini mengatakan bahwa analisis ABC digunakan untuk membagi

jenis produk kedalam kategori A, B, dan C, kriterianya dapat dilihat dari volume

dan harga. Analisis ABC dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi

masalah pada persediaannya sehingga dapat membantu untuk menyelesaikan

masalah dengan cepat. Jurnal ini dijadikan jurnal acuan karena sama-sama

menggunakan metode ABC untuk menganalisis persediaan barang yang habis

pakai.

2.2 Kerangka Pemikiran

Manajemen operasi merupakan fungsi bisnis yang mencakup perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan terhadap seluruh sumber

daya sehingga dapat mengubah input menjadi output dalam bentuk barang ataupun

jasa yang bernilai bagi konsumen dan perusahaan. Fokus utama dari manajemen

operasi adalah kegiatan produksi yang efektif dan efisien. Dengan efektif dan

efisien nya sebuah perusahaan maka dapat meningkatkan daya saing perusahaan.

Page 23: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

30

Daya saing sendiri berhubungan langsung dengan kekuatan perusahaan untuk terus

bertahan di zaman yang terus berkembang.

Dalam menjalankan sebuah perusahaan, biasa terjadi kekurangan atau

kelebihan persediaan, dan hal ini sering menjadi hal yang merugikan perusahaan.

Dengan menggunakan pengendalian persediaan diharapkan dapat membantu

perusahaan menghilangkan resiko barang terlambat, tertumpuk, kekurangan, dan

lainnya. Tugas dari pengendalian persediaan adalah menjawab pertanyaan kapan,

dimana, dan berapa banyak barang yang perusahaan butuhkan. Dengan

terjawabnya pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan perusahaan akan

mendapatkan keuntungan maksimal. Keuntungan maksimal inilah yang dapat

meningkatkan daya saing sebuah perusahaan.

Pengendalian persediaan harus dilakukan sesuai dengan jenis barang yang ada

di persediaan, apakah barang tersebut saling bergantung dengan barang yang lain.

Dalam perusahaan ritel permintaan suatu barang tidak bergantung pada barang lain

sehingga disebut permintaan independen. Selain itu hal lain yang harus

diperhatikan adalah permintaan konsumen yang tidak menentu.

Untuk mengatasi permintaan yang tidak menentu akan dilakukan peramalan

tingkat permintaan suatu produk pada periode selanjutnya. Setelah melakukan

peramalan, maka sistem pengendalian dihitung dari metode persediaan yang

independent yaitu permintaan yang tidak bergantung dengan barang lain, selain itu

pada penelitian ini tidak ada tingkat produksi harian karena perusahaan yang

diteliti adalah perusahaan ritel sehingga metode yang akan digunakan yaitu

Page 24: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

31

Economic Order Quantity, Safety Stock, dan Reorder Point. Setelah dilakukan

perhitungan maka perusahaan dapat mengetahui total biaya persediaan yang

dibutuhkan dan selanjutnya akan dibandingkan tingkat efisiensi persediaan

sebelum dan sesudah menggunakan metode tersebut, sehingga perusahaan akan

mengetahui metode terbaik untuk melakukan pemesanan. Untuk menentukan

produk yang dipilih akan digunakan metode ABC untuk menganalisis jenis produk

yang paling berpengaruh pada pengeluaran perusahaan, dan akan dipilih 20 produk

yang akan dipilih lagi menggunakan metode ABC menjadikan masing-masing

terdiri dari 2 fast moving, 2 moderate moving, dan 1 slow moving. Adapun alas an

mengapa produk slow moving dipilih hanya satu dan tidak dua seperti produk

yang fast moving dan moderate moving karena jumlah produknya relatif lebih

sedikit. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Page 25: Daft Stevenson - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120127_2_2004.pdf · 2.1.3.5 Biaya Persediaan Biaya-Biaya persediaan barang yang perlu diperhatikan menurut

32

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Manajemen Persediaan

Masalah yang Dihadapi

Masalah yang dihadapi oleh NINDI adalah

pengaturan persediaan yang masih belum

optimal sehingga keuntungan yang didapat

masih belum maksimal

Metode ABC

Dengan pengaplikasian metode ABC

diharapkan dapat diketahui mana barang

yang penting dan kurang penting agar

penggunaan EOQ lebih tepat guna

Heizer & Render (2014)

Aplikasi EOQ

Dengan pengaplikasian metode EOQ

diharapkan dapat menurunkan biaya

persediaan dan biaya pemesanan yang

dibutuhkan oleh minimarket NINDI

Heizer & Render (2014)

Total Biaya Persediaan

Setelah dilakukan penghitungan dengan

metode EOQ dilakukan perbandingan Total

Biaya Persediaan sebelum dan sesudah

pengaplikasian metode EOQ