cr forensik penganiayaan (1)

Upload: angga-n

Post on 12-Oct-2015

122 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

kac

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

Luka merupakan salah satu kasus tersering dalam kedokteran Forensik. Luka bisa terjadi pada korban hidup maupun korban mati. Dalam sebuah survey di sebuah rumah sakit di selatan tenggara kota London dimana didapatkan 425 pasien yang dirawat oleh karena kekerasan fisik yang disengaja. Kekerasan yang mengenai tubuh seseorang dapat menimbulkan efek pada fisik maupun psikisnya. Efek fisik berupa luka, perdarahan dan/atau skar atau hambatan dalam fungsi organ. Agen penyebabnya dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara, antara lain kekuatan mekanik, aksi suhu, agen kimia, agen elektromagnet, asfiksia dan trauma emboli.2

Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. Didalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibat kekerasan pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari permasalahan dan kewajiban dokter didalam membuat Visum Et Repertum hanyalah menentukan secara objektif adanya luka , dan bila ada luka dokter harus menentukan derajatnya. Berdasarkan derajat luka, luka dibedakan menjadi luka ringan (luka derajat pertama), yaitu luka yang tidak mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan atau jabatan untuk sementara waktu, luka sedang (luka derajat kedua), yaitu luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan atau jabatan untuk sementara waktu, dan luka berat yaitu luka yang termasuk dalam pengertian hukum luka berat (pasal 90 KUHP). Berdasarkan Pasal 352 disebutkan: (1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya. (2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Pada pasal 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayat (1) KUHAP dijelaskan bahwa penyidik berwenang meminta keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli tersebut adalah Visum et Repertum, dimana di dalamnya terdapat penjabaran tentang keadaan korban, baik korban luka, keracunan, ataupun mati yang diduga karena tindak pidana. Bagi dokter yang bekerja di Indonesia perlu mengetahui ilmu kedokteran Forensik termasuk cara membuat Visum et Repertum. Seorang dokter perlu menguasai pengetahuan tentang mendeskripsikan luka, tujuannya untuk mempermudah tugas-tugasnya dalam membuat Visum et Repertum yang baik dan benar sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti yang bisa meyakinkan hakim untuk memutuskan suatu tindak pidana. Pada kenyataannya dalam praktek, dokter sering mengalami kesulitan dalam membuat Visum et Repertum karena kurangnya pengetahuan tentang luka. Padahal Visum et Repertum harus di buat sedemikian rupa, yaitu memenuhi persyaratan formal dan material, sehingga dapat dipakai sebagai alat bukti yang sah di sidang pengadilan. Dengan demikian, jelas bagi kita bahwa sebagai kalangan medis, penting untuk mengetahui dan mendeskripsikan berbagai hal mengenai luka dan trauma..1,2,3

BAB IIILUSTRASI KASUS

Identitas KorbanNama: Rena AbdullahUmur: 22 TahunJenis Kelamin: PerempuanKewarganegaraan: IndonesiaAgama : IslamAlamat: Jl. Sanjaya II No.89 Desa Bumi Sari, Natar, Lampung Selatan

RiwayatKorban datang dalam keadaan sadar, keadaan umum baik. Korban mengaku dianiaya oleh seorang laki-laki yang dikenal (suami korban/ RANDI) pada tanggal satu Juli tahun dua ribu empat belas sekira jam dua puluh waktu Indonesia barat, di Jalan Sanjaya II No. 89 Desa Bumi Sari, Natar, Lampung Selatan (di rumah kontrakan).

PEMERINTAH PROPINSI LAMPUNGVisum Et Repertum nomor : 353/1174/5.13/V/2013Halaman pertama dari dua halaman

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEKJl. Dr. Rivai No. 6 Telp. 0721-703312 Fax. 703952BANDAR LAMPUNGNomor : 353/ 1174/5.13/V/2013 Bandar Lampung. 1 Juli 2014Lamp:Perihal: Hasil pemeriksaan lukaAtas Nama RENA ABDULLAH

PRO JUSTITIAVISUM ET REPERTUMYang bertanda tangan di bawah ini Hema Anggika Pratami, dokter spesialis Forensik pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, atas permintaan tertulis dari Angga Nugraha, pangkat AKP, NRP. 80031060, jabatan Kepala kepolisian Sektor Natar, Lampung Selatan dengan suratnya nomor B/ 02/1/ 2013/ Reskrim, tertanggal satu Juli tahun dua ribu empat belas. Maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal satu Juli tahun dua ribu empat belas, bertempat di Ruang Instalasi Forensik RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, telah melakukan pemeriksaan korban dengan nomor register 55 70 46, dengan indentitas yang menurut surat permintaan tersebut adalah : ------------------------------------------------------------------------------

Nama: RENA ABDULLAH---------------------------------------------Umur: 22 tahun------------------------------------------------------------Jenis Kelamin: Perempuan---------------------------------------------------------Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga------------------------------------------------Alamat: Jl.Sanjaya II No.89 Desa Bumi Sari, Natar, Lampung Selatan--------------------------------------------------------------Agama :Islam----------------------------------------------------------------

Korban datang dalam keadaan sadar, keadaan umum baik. Korban mengaku dianiaya oleh seorang laki-laki yang dikenal (suami korban/ RENDI) pada tanggal Satu Juli tahun dua ribu empat belas sekira jam dua puluh waktu Indonesia barat, di Jalan Sanjaya II No. 89 Desa Bumi Sari, Natar, Lampung Selatan (di rumah kontrakan) ---------------------------------------------------------------HASIL PEMERIKSAAN : ----------------------------------------------------------------1. Luka luka : ---------------------------------------------------------------------------------Visum Et Repertum nomor : 353/1174/4.13/III/2013Halaman kedua dari dua halaman

1. Pada tangan kanan sisi belakang, mulai dari siku, terdapat luka lecet gores (kulit ari terkelupas) yang berjalan ke arah bawah, ukuran enam senti meter kali dua senti meter-----------------------------------------------------------1. Pada telapak tangan kanan terdapat luka lecet berwarna merah, berbentuk garis sepanjang satu koma lima senti meter--------------------------------------1. Pada pelipis kiri, dua belas senti meter dari garis pertengahan depan, dua senti meter di atas liang telinga, terdapat luka memar berwarna kehitaman ukuran tiga senti meter kali tiga senti meter--------------------------------------1. Pada kepala belakang kiri tujuh senti meter dari garis pertengahan belakang setinggi liang telinga, terdapat memar berwarna biru kehijaauan, ukuran dua senti meter kali satu senti meter--------------------------------------1. Pada leher kanan belakang, enam koma lima senti meter dari garis pertengahan belakang, empat sentimeter dibawah liang telinga, terdapat memar berwarna kehitaman ukuran dua senti meter kali satu senti meter---

KESIMPULAN: -----------------------------------------------------------------------------Pada pemeriksaan terhadap seorang korban perempuan berumur dua puluh satu tahun ini ditemukan luka lecet pada tangan kanan dan telapak tangan, serta ditemukan memar pada pelipis kiri, kepala belakang kiri dan leher kanan belakang akibat kekerasan tumpul. Luka-luka tersebut dapat menimbulkan penyakit atau halangan dalam melaksanakan aktivitas sehari hari (luka sedang) --------------------Demikian Visum et Repertum ini dibuat dengan sebenar-benarnya dengan menggunakan keilmuan saya yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai pada waktu menerima jabatan---------------------------------------------------------------------

Dokter tersebut di atas,

dr. Hema Anggika Pratami, Sp. FNIP. 0918011094

BAB IIIPEMBAHASAN

Pemeriksaan korban ini sudah sesuai dengan prosedur medikolegal yaitu dengan adanya permintaan dari penyidik dalam hal ini permintaan tertulis dari Angga Nugraha, pangkat AKP, NRP. 80031060, jabatan Kepala kepolisian Sektor Natar, Lampung Selatan dengan suratnya nomor B/ 02/1/ 2013/ Reskrim, tertanggal satu Juli tahun dua ribu empat belas. Ditujukan kepada Kepala Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek Provinsi Lampung, atas korban yang merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga. Permintaan dilakukan secara tertulis yang sesuai dengan pasal 133 KUHAP ayat 2. 1

Dalam hal hasil pemeriksaan pada korban ini sudah memuat hasil pemeriksaan yang objektif sesuai dengan apa yang diamati terutama dilihat dan ditemukan pada korban atau benda yang diperiksa. Pemeriksaan juga dilakukan dengan baik secara sistematis dari atas ke bawah sehingga tidak ada yang tertinggal. Deskripsinya juga tertentu yaitu mulai dari letak anatomisnya, koordinatnya (absis adalah jarak antara luka dengan garis tengah badan, ordinat adalah jarak antara luka dengan titik anatomis permanen yang terdekat), jenis luka atau cedera, karakteristiknya serta ukurannya. 2

Pada korban ini ditemukan luka lecet gores pada tangan kanan sisi belakang dan telapak tangan. Ditemukan juga memar pada pelipis kiri, kepala belakang dan leher kanan belakang akibat kekerasan benda tumpul. Karena benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka ini adalah benda yang memiliki permukaan tumpul. Dan luka yang terjadi dapat berupa memar, luka lecet dan luka robek.4

Memar atau hematomadalah suatu pendarahan dalam jaringan bawah kulit atau kutis akibat pecahnya kapiler dan vena, yang di sebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Luka memar kadang kala memberi petunjuk tentang bentuk penyebabnya, misalnya jejas ban yang sebenarnya adalah suatu pendarahan tepi (marginal haemorrhage). Letak, bentuk dan luas luka memar di pengaruhi oleh berbagai faktor, sepertiBesarnya kekerasan, Jenis benda penyebab (karet, kayu, besi ), Kondisi dan jenis jaringan (jaringan ikat longgar, jaringan lemak), Usia, Jenis kelamin, Corak dan warna kulit, Kerapuhan pembuluh darah (hipertensi, penyakit cardiovascular, diathesis haemoragik). Akibat gravitasi, lokasi hematoma mungkin terletak jauh dari letak benturan, misalnya kekerasanbenda tumpul pada dahi menimbulkan hematoma palbera (kelopak mata) atau kekerasan bendatumpul pada paha, dengan patah tulang paha menimbulkan hematoma pada sisi luar tungkaibawah.4

Umur luka memar secara kasar dapat di perkirakan melalui perubahan warnanya. Pada saattimbul, memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau hitam, setelah 4-5 hariakan berwarna hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning dalam 7-10 hari, dan akhirnyamenghilang, dalam 14-15 hari. Perubahan warna tersebut berlangsung mulai dari tepi danwaktunya dapat bervariasi, tergantung derajat dan berbagai faktor yang mempengaruhinya.4Luka lecet terjadi akibat cidera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing. Luka lecet memiliki ciri-ciri yaitu sebagian atau seluruh epitel hilang, kemudian luka akan tertutup oleh eksudat lalu luka mengering atau terbentuk krusta, terjadi reaksi radang dengan adanya infiltrasi PMN, tidak meninggalkan jaringan parut / sikatriks. Luka lecet gores diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan permukaan kulit (epidermis) didepannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.4

Pembagian derajat perlukaan secara tersirat diatur dalam KUHP pasal 90, 351 dan 352. Hal ini disebabkan karena tidak ada peraturan tentang perlukaan ringan dan sedang, melainkan hanya mengatur ketentuan tentang penganiayaan dan penganiayaan ringan yang diasosiasikan sebagai luka sedang dan luka ringan. Hal ini dapat dilihat dalam pasal 352 (1) KUHP yang memuat ketentuan penganiayaan ringan yaitu penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian. Pidana yang dikenakan dapat berupa pidana penjara paling lama 3 bulan atau denda Rp. 4.500,00. Menurut pasal 351 (1) KUHP penganiayaan diancam dengan penjara paling lama 2 tahun 8 bulan atau denda sebanyak Rp. 4.500,00. Sedangkan ketentuan luka berat ada dicantumkan dalam pasal 90 KUHP yaitu : jatuh sakit, atau yang menimbulkan bahaya maut, tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencaharian, kehilangan salah satu panca indera, mendapat cacat berat, menderita sakit lumpuh, terganggunya daya piker selama empat minggu lebih, gugur atau matinya kandungan seorang perempuan. 1Luka-luka yang dialami korban ini termasuk luka derajat sedang. Karena luka yang dialami korban lebih berat dari luka ringan jika ditinjau dari definisi luka ringan berdasarkan pasal 352 KUHP. Namun luka tersebut tidak termasuk kedalam kriteria luka berat menurut pasal 90 KUHP. 1,2

BAB IVKESIMPULAN

1. Pada pemeriksaan seorang korban wanita berumur kurang lebih dua puluh satu tahun ini terdapat luka lecet gores pada tangan kanan sisi belakang dan telapak tangan kanan, luka memar pada pelipis kiri, kepala belakang dan leher kanan belakang akibat kekerasan benda tumpul.1. Dereah memar tersebut dapat menimbulkan penyakit atau halangan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari (luka sedang).

DAFTAR PUSTAKA

1. Atmadja DS. Simposium Tatalaksana Visum et Repertum Korban Hidup pada Kasus Perlukaan & Keracunan di Rumah Sakit. Jakarta: RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Rabu 10 Juli 2004.2. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.3. Dahlan, Sofwan. 2003. Pembuatan Visum Et Repertum. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.4. Herlambang, Penggalih Mahardika. Mekanisme Biomolekuler Luka Memar 2013. Available at: http://sibermedik.files.wordpress.com/2008/10/biomol-memar_rev.pdf. [cited : 14 Juli 2013.5. Wales J. Visum et Repertum. 2013. Available at Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Visum_Et_Repertum. [cited : 14 Juli 2013].

LAPORAN KASUSPENGANIAYAAN

Oleh :

Angga Nugraha 0918011103Arnia 0918011032Hema Anggika Pratami 0918011094Nirmala Astri Prayogi 0918011123Salman Alfarisi 0918011135

STASE ILMU FORENSIKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGRUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEKBANDAR LAMPUNGJULI 2014