biologi forensik

19
BIOLOGI FORENSIK BIOLOGI FORENSIK

Upload: wahyudi-oetomo

Post on 14-Jun-2015

874 views

Category:

Education


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biologi forensik

BIOLOGI FORENSIKBIOLOGI FORENSIK

Page 2: Biologi forensik

PENGANTARPENGANTAR

Kata forensik biasanya selalu digunakan Kata forensik biasanya selalu digunakan dalam hal-hal yang berkaitan dengan dalam hal-hal yang berkaitan dengan hukum atau pengadilan. Forensik adalah hukum atau pengadilan. Forensik adalah cabang ilmu kedokteran yang berkaitan cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan pembuktian secara fisik suatu dengan pembuktian secara fisik suatu perkara yang sedang diadili, terutama perkara yang sedang diadili, terutama perkara kriminal baik pembunuhan perkara kriminal baik pembunuhan maupun penganiayaan.maupun penganiayaan.

Page 3: Biologi forensik

Pembuktian dengan pengamatan biologi, Pembuktian dengan pengamatan biologi, kimia dan fisikakimia dan fisika

Biologi: kerusakan jaringan; penyebab Biologi: kerusakan jaringan; penyebab kematian korbankematian korban

Kimia: bahan-bahan apa saja yang terdapat Kimia: bahan-bahan apa saja yang terdapat pada badan korbanpada badan korban

Fisika:berhubungan dengan gerak peluruFisika:berhubungan dengan gerak peluru

Page 4: Biologi forensik

BIDANG KERJA FORENSIKBIDANG KERJA FORENSIK

Bidang kerja ahli forensik adalah memberi Bidang kerja ahli forensik adalah memberi penjelasan ilmiah tentang suatu perkara penjelasan ilmiah tentang suatu perkara kriminal berdasar bukti fisik. Bila yang kriminal berdasar bukti fisik. Bila yang dihadapi adalah peristiwa pembunuhan dihadapi adalah peristiwa pembunuhan maka yang dijelaskan adalah identitas maka yang dijelaskan adalah identitas korban, sebab-sebab kematian, cara korban, sebab-sebab kematian, cara matinya, dan waktu terjadinya kematian. matinya, dan waktu terjadinya kematian.

Page 5: Biologi forensik

1. Identifikasi1. Identifikasi

Tujuannya untuk mengenal jati diri Tujuannya untuk mengenal jati diri seseorang.seseorang.a. melihat dokumena. melihat dokumen g. gigig. gigib. metode visualb. metode visual h. serologih. serologic. pakaianc. pakaian i. eksklusii. eksklusid. perhiasand. perhiasane. sidik jarie. sidik jarif. medisf. medis

Page 6: Biologi forensik

1.2. Penentuan jenis kelamin1.2. Penentuan jenis kelamin

Melihat tanda kelamin sekunderMelihat tanda kelamin sekunder Memeriksa tanda kelamin primerMemeriksa tanda kelamin primer Memeriksa anatomi tulangMemeriksa anatomi tulang Pemeriksaan sitologiPemeriksaan sitologi

Page 7: Biologi forensik

1.3. Memperkirakan usia1.3. Memperkirakan usia

1.4. Memperkirakan tinggi badan1.4. Memperkirakan tinggi badan

Page 8: Biologi forensik

2. Prinsip Biologi Dalam 2. Prinsip Biologi Dalam ForensikForensik

2.1. Ciri-ciri kehidupan2.1. Ciri-ciri kehidupan

- suhu tubuh di atas suhu lingkungan - suhu tubuh di atas suhu lingkungan (37(3700C)C)

- sistem peredaran darah masih berfungsi- sistem peredaran darah masih berfungsi

- sistem pernapasan masih berfungsi - sistem pernapasan masih berfungsi

- sistem saraf masih berfungsi- sistem saraf masih berfungsi

Page 9: Biologi forensik

2.2. Tanda-tanda kematian2.2. Tanda-tanda kematian

Kebalikan dari tanda-tanda Kebalikan dari tanda-tanda kehidupankehidupan

yaitu: …..yaitu: …..

2.3. Asfeksia da hipoksia2.3. Asfeksia da hipoksia

Suatu keadaan yang menyebabkan Suatu keadaan yang menyebabkan sel sel kekurangan oksigen.kekurangan oksigen.

Page 10: Biologi forensik

AsfeksiaAsfeksia adalah terjadinya gangguan pada adalah terjadinya gangguan pada pertukaran udara pernafasan karena pertukaran udara pernafasan karena terjadi sumbatan pada saluran terjadi sumbatan pada saluran pernafasan, atau dapat juga disebabkan pernafasan, atau dapat juga disebabkan oleh karena terhentinya peredaran darah. oleh karena terhentinya peredaran darah.

Kedua keadaan tersebut akan Kedua keadaan tersebut akan menyebabkan berkurangnya kadar menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah, disertai oksigen dalam darah, disertai meningkatnya kadar karbon dioksida. meningkatnya kadar karbon dioksida.

Page 11: Biologi forensik

HipoksiaHipoksia adalah keadaan ketika sel gagal adalah keadaan ketika sel gagal melakukan metabolisme secara efisien. melakukan metabolisme secara efisien. Keadaan ini terjadi karena sel tidak Keadaan ini terjadi karena sel tidak memiliki oksigen yang cukup. memiliki oksigen yang cukup.

Asfeksia menjelaskan terjadinya Asfeksia menjelaskan terjadinya gangguan pertukaran udara pernafasan, gangguan pertukaran udara pernafasan, sedang hipoksia menjelaskan menurunnya sedang hipoksia menjelaskan menurunnya metabolis sel sehingga menjadi tidak metabolis sel sehingga menjadi tidak efisien. efisien.

Page 12: Biologi forensik

Hipoksia terjadi karena gabungan Hipoksia terjadi karena gabungan dari dari 4 peristiwa:4 peristiwa:

1.1. Hipoksik-hipoksia Hipoksik-hipoksia yaitu gagalnya oksigen yaitu gagalnya oksigen masuk ke sistem peredaran darah.masuk ke sistem peredaran darah.

2.2. Anemik-hipoksia Anemik-hipoksia yaitu peristiwa kurangnya yaitu peristiwa kurangnya oksigen dalam darah sehingga tidak cukup untuk oksigen dalam darah sehingga tidak cukup untuk melakukan metabolismemelakukan metabolisme

3.3. Stagnan-hipoksia Stagnan-hipoksia yaitu peristiwa terganggunya yaitu peristiwa terganggunya peredaran darahperedaran darah

4.4. Histotoksik-hipoksia Histotoksik-hipoksia yaitu bila oksigfen dalam yaitu bila oksigfen dalam darah tidak dapat digunkan oleh sel atau darah tidak dapat digunkan oleh sel atau jaringan, misalnya karena oksigen dalam darah jaringan, misalnya karena oksigen dalam darah terikat poleh suatu zat kimia sehingga tidak dapat terikat poleh suatu zat kimia sehingga tidak dapat berdifusi ke dalam sel atau jaringan.berdifusi ke dalam sel atau jaringan.

Page 13: Biologi forensik

2.4. Jenis-jenis kematian2.4. Jenis-jenis kematian

Ada 3 jenis kematian:Ada 3 jenis kematian:

a). a). Mati somatik/mati badanMati somatik/mati badan

Keadaan tidak berfungsinya sistem Keadaan tidak berfungsinya sistem peredaran darah, sistem pernafasan, dan peredaran darah, sistem pernafasan, dan sistem saraf secara tetap.sistem saraf secara tetap.

b). b). Mati suriMati suri

Keadaan terganggunya sistem Keadaan terganggunya sistem peredaran darah, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, dan sistem saraf, tetapi pernafasan, dan sistem saraf, tetapi gangguannya tidak tetap.gangguannya tidak tetap.

c). c). Mati selulerMati seluler

Page 14: Biologi forensik

2.5. Luka2.5. Luka

a. luka memara. luka memar

b. luka lecetb. luka lecet

c. luka robek akibat benda tumpulc. luka robek akibat benda tumpul

d. luka robek akibat benda tajamd. luka robek akibat benda tajam

e. luka bakare. luka bakar

f. luka akibat tembakanf. luka akibat tembakan

Page 15: Biologi forensik

3. Penyebab dan Cara Kematian3. Penyebab dan Cara Kematian

3.1. Penjeratan3.1. Penjeratan

a. Pencekikana. Pencekikan

b. Penjeratan dengan alatb. Penjeratan dengan alat

3.2. Penggantungan3.2. Penggantungan

3.3. Pembekapan3.3. Pembekapan

3.4. Penyumbatan3.4. Penyumbatan

3.5. Tenggelam3.5. Tenggelam

3.6. Keracunan3.6. Keracunan

Page 16: Biologi forensik

4. 4. Memperkirakan Saat KematianMemperkirakan Saat Kematian

SuhuSuhu Kaku mayatKaku mayat Lebam mayatLebam mayat Isi LambungIsi Lambung Perubahan pada MataPerubahan pada Mata PembusukanPembusukan AdiposereAdiposere MumifikasiMumifikasi

Page 17: Biologi forensik

77. Laporan Keadaan Mayat. Laporan Keadaan Mayat

8. Laporan Forensik8. Laporan Forensik

Page 18: Biologi forensik

5. 5. Pengambilan Sampel pada Korban Pengambilan Sampel pada Korban yang Tewas yang Tewas Lambung dan isinyaLambung dan isinya Seluruh usus dan isinyaSeluruh usus dan isinya DarahDarah HatiHati Ginjal, otak, otot dan jaringan lainGinjal, otak, otot dan jaringan lain Air seniAir seni EmpeduEmpedu Jaringan lainJaringan lain

Page 19: Biologi forensik