clostridium tetani

21
BAB II PEMBAHASAN A . DEFENISI CLOSTRIDIUM TETANI Clostridium tetani adalah bakteri berbentuk batang lurus,langsing,berukuran panjang 2-5 mikron dan lebar 0,4-0,5 mikron. Bakteri ini membentuk eksotoksin yang disebut tetanospasmin. Kuman ini terdapat di tanah terutama tanah yang tercemar tinja manusia dan binatang. Clostridium tetani termasuk bakteri gram positif anaerobic berspora, mengeluarkan eksotoksin. Costridium tetani menghasilkan 2 eksotosin yaitu

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 25-May-2015

1.947 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Clostridium tetani

BAB II

PEMBAHASAN

A . DEFENISI CLOSTRIDIUM TETANI

Clostridium tetani adalah bakteri berbentuk

batang lurus,langsing,berukuran panjang 2-5

mikron dan lebar 0,4-0,5 mikron. Bakteri ini

membentuk eksotoksin yang disebut

tetanospasmin. Kuman ini terdapat di tanah

terutama tanah yang tercemar tinja manusia dan

binatang. Clostridium tetani termasuk bakteri gram

positif anaerobic berspora, mengeluarkan

eksotoksin. Costridium tetani menghasilkan 2

eksotosin yaitu tetanospamin dan tetanolisin.

Tetanospaminlah yang dapat menyebabkan

penyakit tetanus. Perkiraan dosis mematikan

minimal dari kadar toksin (tenospamin) adalah 2,5

nanogram per kilogram berat badan atau 175

nanogram untuk 70 kilogram (154lb) manusia.

Clostridium tetani tidak menghasilkan lipase maupun lesitinase, tidak memecah protein dan tidak memfermentasi sakarosa dan glukosa juga tidak menghasilkan gas H2S. Menghasilkan gelatinase, dan indol positif.

Page 2: Clostridium tetani

Spora dari Clostridium tetani resisten terhadap panas dan juga biasanya

terhadap antiseptis. Sporanya juga dapat bertahan pada autoclave pada suhu

249.8°F (121°C) selama 10–15 menit. Juga resisten terhadap phenol dan

agen kimia yang lainnya.

Cara Penularan

Tetanus terutama ditemukan di daerah tropis dan merupakan penyakit

infeksi yang penting baik dalam prevalensinya maupun angka kematiannya

yang masih tinggi . Tetanus merupakan infeksi berbahaya yang biasa

mendatangkan kematian. Bakteri ini ditemukan di tanah dan feses manusia

dan binatang. Infeksi ini muncul (masa inkubasi) 3 sampai 14 hari. Di dalam

luka yang dalam dan sempit sehingga terjadi suasana anaerob. Clostridium

tetani berkembang biak memproduksi tetanospasmin suatu neurotoksin yang

kuat. Toksin ini akan mencapai system syaraf pusat melalui syaraf motorik

menuju ke bagian anterior spinal cord.

Jenis-jenis luka yang sering menjadi tempat masuknya kuman Clostridium

tetani sehingga harus mendapatkan perawatan khusus adalah:

a) Luka-luka tembus pada kulit atau yang menimbulkan kerusakan luas

bLuka baker tingkat 2 dan 3

cFistula kulit atau pada sinus-sinusnya

d) Luka-luka di bawah kuku

e) Ulkus kulit yang iskemik

Page 3: Clostridium tetani

f) Luka bekas suntikan narkoba

g) Bekas irisan umbilicus pada bayi

h) Endometritis sesudah abortus septic

i) Abses gigi

j) Mastoiditis kronis

k) Ruptur apendiks

l) Abses dan luka yang mengandung bakteri dari tinja

. GEJALAH

Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3-12 hari, namun dapat singkat 1-2 hari dan kadang lebih satu bulan; makin pendek masa inkubasi makin buruk prognosis. Terdapat hubungan antara jarak tempat masuk kuman Clostridium tetani dengan susunan saraf pusat, Dengan interval antara terjadinya luka dengan permulaan penyakit; makin jauh tempat invasi, masa inkubasi makin panjang.

Penyakit ini khas dengan adanya tonik pada ototv seran lintang, biasanya

dimulai dari daerah sekitar perlukaan, kemudian otot-otot pengunyahan,

sehingga akan mengalami kesukaran dalam mengunyah mulut.

Secara bertahap kejang tersebut akan melibatkan semua otot seran lintang

sehingga akan terjadi kejang tonik. Adanya ransang dari luar dapat memacu

timbulnya kekejangan. Kesadaran penderita tetap baik dan penyakit terus

berlanjut. Kematian biasanya terjadi akibat kegagalan fungsi pernafasan,

yang umumnya 50%.

Secara klinis tetanus dibedakan menjadi :

1. TETANUS LOKAL

Ditandai dengan rasa nyeri dan spasmus otot di bagian proksimal luka;

gejala ini dapat terjadi selama beberapa minggu dan menghilang tanpa

gejala sisa. Bentuk ini dapat berkembang menjadi bentuk umum; kasus fatal

kira-kira 1%.

2.TETANUS UMUM

Page 4: Clostridium tetani

Merupakan bentuk tetanus yang paling banyak dijumpai, dapat timbul

mendadak, trismus merupakan gejala awal yang paling sering dijumpai.

Spasmus otot maseter dapat terjadi bersamaan dengan kekakuan otot leher

dan kesukaran menelan, biasanya disertai kegelisahan dan iritabilitas.

Trismus yang me-netap menyebabkan ekspresi wajah yang karakteristik

berupa risus sardonicus. Kontraksi otot meluas, pada otot-otot perut

menyebabkan perut papan dan kontraksi otot punggung yang menetap

menyebabkan opistotonus; dapat timbul kejang tetani bermacam grup otot,

menimbulkan aduksi lengan dan ekstensi ekstremitas bawah. Selama periode

ini penderita berada dalarn kesadaran penuh

3. TETANUS SEFALIK

Jenis ini jarang dijumpai; masa inkubasi 1-2 hari, biasanya setelah luka di

kepala, wajah atau otitis media; banyak kasus berkembang menjadi tipe

umum.Tetanus tipe ini mempunyai prognosis buruk

Diagnosis

Diagnosis tetanus ditegakan berdasarkan gejala-gejala klinik yang khas.

Secara bakteriologi biasanya tidak diharuskan oleh karena sukar sekali

mengisolasi Clostridium tetani dari luka penderita , yang kerap kali

sangat kecil dan sulit dikenal kembali oleh penderita sekalipun.

Diagnosis tetanus dapat diketahui dari pemeriksaan fisik pasien sewaktu

istirahat,

berupa :

1.Gejala klinik

1. Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus sardonicus ( sardonic smile ).

2. Adanya luka yang mendahuluinya. Luka adakalanya sudah dilupakan.

3. Kultur: C. tetani (+).

4. Lab : SGOT, CPK meninggi serta dijumpai myoglobinuria.

Page 5: Clostridium tetani

Obat

Antibiotika :

Diberikan parenteral Peniciline 1,2juta unit / hari selama 10 hari, IM.

Sedangkan tetanus pada anak dapat diberikan Peniciline dosis 50.000 Unit /

KgBB/ 12 jam secafa IM diberikan selama 7-10 hari. Bila sensitif terhadap

peniciline, obat dapat diganti dengan preparat lain seperti tetrasiklin dosis

30-40 mg/kgBB/ 24 jam, tetapi dosis tidak melebihi

2 gram dan diberikan dalam dosis terbagi ( 4 dosis ). Bila tersedia Peniciline

intravena, dapat digunakan dengan dosis 200.000 unit /kgBB/ 24 jam, dibagi

6 dosis selama 10 hari.

Antibiotika ini hanya bertujuan membunuh bentuk vegetatif dari C.tetani,

bukan untuk toksin yang dihasilkannya. Bila dijumpai adanya komplikasi

pemberian antibiotika broad spektrum dapat dilakukan.

2. Antitoksin

Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus Immunoglobulin ( TIG) dengan

dosis 3000-6000 U, satu kali pemberian saja, secara IM tidak boleh diberikan secara

intravena karena TIG mengandung "anti complementary aggregates of globulin ",

yang mana ini dapat mencetuskan reaksi allergi yang serius. Bila TIG tidak ada,

dianjurkan untuk menggunakan tetanus antitoksin, yang berawal dari hewan, dengan

dosis 40.000 U, dengan cara pemberiannya adalah : 20.000 U dari antitoksin

dimasukkan kedalam 200 cc cairan NaC1 fisiologis dan diberikan secara intravena,

pemberian harus sudah diselesaikan dalam waktu 30-45 menit. Setengah dosis yang

tersisa (20.000 U) diberikan secara IM pada daerah pada sebelah luar.

3.Tetanus Toksoid

Pemberian Tetanus Toksoid (TT) yang pertama,dilakukan bersamaan dengan

pemberian antitoksin tetapi pada sisi yang berbeda dengan alat suntik yang berbeda.

Pemberian dilakukan secara I.M. Pemberian TT harus dilanjutkan sampai imunisasi

dasar terhadap tetanus selesai

4. Antikonvulsan

Penyebab utama kematian pada tetanus neonatorum adalah kejang klonik

Page 6: Clostridium tetani

yang hebat, muscular dan laryngeal spasm beserta komplikaisnya.

Dengan penggunaan obat – obatan sedasi/muscle relaxans, diharapkan

kejang dapat diatasi. Contohnya :

- Diazepam 0,5 – 1,0 mg/kg Berat badan / 4 jam (IM)

- Meprobamat 300 – 400 mg/ 4 jam (IM)

- Klorpromasin 25 – 75 mg/ 4 jam (IM)

- Fenobarbital 50 – 100 mg/ 4 jam (IM)

Pencegahan

Pencegahan merupakan tindakan paling penting, yang dapat dilakukan

dengan cara :

1. imunisasi aktif dengan toksoid

2. perawatan luka menurut cara yang tepat

3. penggunaan antitoksi profilaksis

Namun sampai pada saat ini pemberian imunisasi dengan tetanus toksoid

merupakan satu-satunya cara dalam pencegahan terjadinya tetanus. Pencegahan

denganpemberian imunisasi telah dapat dimulai sejak anak berusia 2 bulan, dengan

cara pemberian imunisasi aktif( DPT atau DT )

Tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw [1], merupakan penyakit yang

disebakan oleh tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi

oleh Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga

saraf dan otot menjadi kaku (rigid).[1] Kitasato merupakan orang pertama

yang berhasil mengisolasi organisme dari korban manusia yang terkena

tetanus dan juga melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan

antibodi yang spesifik.[1] Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu

tetanos dari teinein yang berarti menegang.[2] Penyakit ini adalah penyakit

infeksi di saat spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus

(lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus),

spasme glotal, kejang, dan paralisis pernapasan.[3]

Page 7: Clostridium tetani

B. KARAKTERISTIK CLOSTRIDIUM TETANI

Clostridium tetani C. tetani termasuk dalam bakteri Gram positif, anaerob obligat, dapat

membentuk spora, dan berbentuk drumstick.[4] Spora yang dibentuk oleh C.

tetani ini sangat resisten

terhadap panas dan antiseptik.[3] Ia dapat tahan walaupun telah diautoklaf

(1210C, 10-15 menit) dan juga resisten terhadap fenol dan agen kimia

lainnya.[3] Bakteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di tanah, kotoran

manusia dan hewan peliharaan dan di daerah pertanian.[1][5] Umumnya, spora

bakteri ini terdistribusi pada tanah dan saluran penceranaan serta feses dari

kuda, domba, anjing, kucing, tikus, babi, dan ayam.[3] Ketika bakteri tersebut

berada di dalam tubuh, ia akan menghasilkan neurotoksin (sejenis protein

yang bertindak sebagai racun yang menyerang bagian sistem saraf).[1] C.

tetani menghasilkan dua buah eksotoksin, yaitu tetanolysin dan

tetanospasmin.[6] Fungsi dari tetanoysin tidak diketahui dengan pasti, namun

juga dapat memengaruhi tetanus.[1] Tetanospasmin merupakan toksin yang

cukup kuat.[6]

Patogenesis dan Patofisiologi

Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteri Gram

positif anaerob, Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu

setelah inokulasi bentuk spora ke dalam darah tubuh yang mengalami cedera

(periode inkubasi).[4][7] Penyakit ini merupakan 1 dari 4 penyakit penting

Page 8: Clostridium tetani

yang manifestasi klinis utamanya adalah hasil dari pengaruh kekuatan

eksotoksin (tetanus, gas ganggren, dipteri, botulisme).[2] Tempat masuknya

kuman penyakit ini bisa berupa luka yang dalam yang berhubungan dengan

kerusakan jaringan lokal, tertanamnya benda asing atau sepsis dengan

kontaminasi tanah, lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang

terkontaminasi tanah, trauma pada jari tangan atau jari kaki yang

berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan.[5]

Pada keadaan anaerobik, spora bakteri ini akan bergerminasi menjadi sel

vegetatif.[3] Selanjutnya, toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh

bagian tubuh melalui peredaran darah dan sistem limpa.[3] Toksin tersebut

akan beraktivitas pada tempat-tempat tertentu seperti pusat sistem saraf

termasuk otak.[3] Gejala klonis yang ditimbulakan dari toksin tersebut adalah

dengan memblok pelepasan dari neurotransmiter sehingga terjadi kontraksi

otot yang tidak terkontrol.[3] Akibat dari tetanus adalah rigid paralysis

(kehilangan kemampuan untuk bergerak) pada voluntary muscles (otot yang

geraknya dapat dikontrol), sering disebut lockjaw karena biasanya pertama

kali muncul pada otot rahang dan wajah.[8] Kematian biasanya disebabkan

oleh kegagalan pernapasan dan rasio kematian sangatlah tinggi.[3]

Pengobatan

Untuk menetralisir racun, diberikan immunoglobulin tetanus.[7] Antibiotik

tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih

lanjut, supaya raccun yang ada mati.[7]

Obat lainnya bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan

kejang dan mengendurkan otot-otot.[7] Penderita biasanya dirawat di rumah

sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang tenang.[7] Untuk infeksi menengah

sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu

pernapasan.[7]

Makanan

Makanan diberikan melalui infus atau selang nasogastrik.[9] Untuk membuang

kotoran, dipasang kateter.[9] Penderita sebaiknya berbaring bergantian miring ke

Page 9: Clostridium tetani

kiri atau ke kanan dan dipaksa untuk batuk guna mencegah terjadinya

pneumonia.[9]

Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein.[9] Obat lainnya bisa diberikan

untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah sembuh,

harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan

kekebalan terhadap infeksi berikutnya.

Prognosis

Tetanus memiliki angka kematian sampai 50%.[2] Kematian biasanya terjadi

pada penderita yang sangat muda, sangat tua dan pemakai obat suntik.[2] Jika

gejalanya memburuk dengan segera atau jika pengobatan tertunda maka

prognosisnya akan menjadi buruk.[2]

Pencegahan

Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada

mengobatinya.[10] Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian

dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus).[10] Bagi yang sudah dewasa

sebaiknya menerima booster.[10]

Pada seseorang yang memiliki luka, jika[10]:

1. Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak

perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut

2. Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir,

segera diberikan vaksinasi

3. Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap,

diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari

vaksinasi 3 bulanan.

Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara

seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan

bakteri Clostridium tetani [10]

Page 10: Clostridium tetani

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, telah selesai makalah yang berjudul

standar praktek pelayanan keperawatan.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah,

khususnya Dosen mata kuliah MIKROBIOOGI, yang telah memberikan kesempatan

kepada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu

saran pembangun sangat kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta

pencari materi tentang etika keperawatan, khususnya bagi kami untuk pemenuhan

tugas kami.

Akhirnya kami mengucapkan terimakasih atas perhatiannya.

Raha, 12 Februari 2012

Penulis

Page 11: Clostridium tetani

DAFTAR ISI

Halaman sampul......................................................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Tujuan..........................................................................................................................1

C. Batasan Masalah.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Clostridium Tetani........................................................................................5

B. Karakteristik Clostridium Tetani.............................................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................7

B. Saran.............................................................................................................................7

Page 12: Clostridium tetani

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, http://www.pediatrik.com/perawat_pediatrik/061031-joiq163.doc., diakses tanggal 28 april 2008

Anonim, 2008, http://en.wikipedia.org/wiki/Tetanus, diakses tanggal 28 april 2008

Anonim, 2008, http://en.wikipedia.org/wiki/Tetanus/clostridium_tetani, diakses tanggal 28 april 2008

Page 13: Clostridium tetani

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tetanus yang sungguh sudah dikenal oleh orang-orang yang dimasa lalu, yang

dikenal karena hubungan antara luka-luka dan kekejangan-kekejangan otot fatal. Pada

tahun 1884, Arthur Nicolaier mengisolasi toksin tetanus yang seperti strychnine dari

tetanus yang hidup bebas, bakteri lahan anaerob. Etiologi dari penyakit itu lebih lanjut

diterangkan pada tahun 1884 oleh Antonio Carle dan Giorgio Rattone, yang

mempertunjukkan sifat mengantar tetanus untuk pertama kali. Mereka

mengembangbiakan tetanus di dalam tubuh kelinci-kelinci dengan menyuntik syaraf

mereka di pangkal paha dengan nanah dari suatu kasus tetanus manusia yang fatal di

tahun yang sama tersebut. Pada tahun 1889, C.tetani terisolasi dari suatu korban

manusia, oleh Kitasato Shibasaburo, yang kemudiannya menunjukkan bahwa

organisme bisa menghasilkan penyakit ketika disuntik ke dalam tubuh binatang-

binatang, dan bahwa toksin bisa dinetralkan oleh zat darah penyerang kuman yang

spesifik. Pada tahun 1897, Edmond Nocard menunjukkan bahwa penolak toksin

tetanus membangkitkan kekebalan pasif di dalam tubuh manusia, dan bisa digunakan

untuk perlindungan dari penyakit dan perawatan. Vaksin lirtoksin tetanus

dikembangkan oleh P.Descombey pada tahun 1924, dan secara luas digunakan untuk

mencegah tetanus yang disebabkan oleh luka-luka pertempuran selama Perang Dunia

II.

B. TUJUAN

1. Agar dapat mengetahui tanda dan gejalah clostridium tetani

2. Agar dapat mngetahui proses pncegahan clostridium tetani

C. BATASAN MASALAH

1. Menjelaskan mengenai karakeristik clostridium tetani

Page 14: Clostridium tetani

2. Menjelaskan cara pencegahan clostridium tetan

Tugas Makalah Mikobiologi

Dosen Titi Purnama S.si

CLOSTRIDIUM TETANI

OLEH

KELOMPOK VI

1. ZAINAL 5. WARGA ALFAOZAN

2. WD. JULIANTI 6. BATHAMIN

3. YUNI RISKWATI 7. NYOMN SUDIARJANE

4. WD. SITI HARNIATI 8. RAHMAT RIADI HAWA

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)

PEMKAB. MUNA

Page 15: Clostridium tetani

2012