case report ortho humeral fracture icha.doc

37
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI JULI 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FRAKTUR TERTUTUP 1/3 TENGAH HUMERUS KIRI Oleh: Icha Marissa Sofyan C111 08 318 Pembimbing: dr. Dhedie P.Sam dr. Prori Fatwa Noor Konsulen: dr. Jainal Arifin, M.Kes, Sp.OT 1

Upload: icha-marissa-sofyan

Post on 30-Nov-2015

146 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI JULI 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FRAKTUR TERTUTUP 1/3 TENGAH HUMERUS KIRI

Oleh:

Icha Marissa Sofyan

C111 08 318

Pembimbing:

dr. Dhedie P.Sam

dr. Prori Fatwa Noor

Konsulen:

dr. Jainal Arifin, M.Kes, Sp.OT

BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

20131

Page 2: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

Daftar Isi

Case Report

Identitas pasien ...................................................................................................... 1

Anamnesis ............................................................................................................... 1

Status umum ........................................................................................................... 3

Status terlokalisir .................................................................................................... 5

Gambaran klinis ...................................................................................................... 5

Pemeriksaan laboratorium ...................................................................................... 6

Pemeriksaan radiologi ............................................................................................. 6

Penatalaksanaan ...................................................................................................... 7

Resume .................................................................................................................... 7

Referat

BAB I. Pendahuluan ....................................................................... 8

BAB II. Epidemiologi ...................................................................... 10

BAB III. Anatomi .............................................................................. 11

BAB IV. Klasifikasi .......................................................................... 13

BAB V. Mekanisme cedera .............................................................. 16

BAB VI. Evaluasi klinis .................................................................... 17

BAB VII. Pemeriksaan radiologi ........................................................ 18

BAB VIII. Penatalaksanaan ................................................................. 19

BAB IX. Komplikasi ......................................................................... 24

Daftar Pustaka ...................................................................................... 26

Slide …................................................................................................. 26

2

Page 3: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama : Tn. J

Umur : 38 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal masuk RS : 15 Juni 2013

No. MR : 619148

Anamnesis

Keluhan utama : Nyeri pada lengan atas tangan kiri

Anamnesis terpimpin: Dialami sejak 1± jam sebelum masuk Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo karena kecelakaan kerja.

Mekanisme trauma: Galon jatuh ke lengan pasien saat ia mengangkat dan

mencoba untuk memindahkan galon yang penuh air.

.

STATUS UMUM

Primary Survey

A : Patent

B : Simetris, RR: 20 x/min tipe thoracoabdominal

C : HR: 82 x/min, regular

BP : 130/70 mmHg

D : GCS 15, RC +/+ Ø2,5 mm

E : T : 36,8˚C

3

Page 4: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

- Pemeriksaan Fisis

Kepala : Anemis (-), ikterus (-), sianosis (-)

Leher : MT (-), NT (-), DVS R-2 cmH20, deviasi trakhea (-)

Thorax I : Simetris kiri = kanan

P : MT (-), NT (-) VF Kiri = Kanan

P : Sonor kiri = kanan

BPH = ICS VI Kanan Depan

A : BP : vesikuler,

BT: Rh (-) Wh (-)

Jantung I : Ictus cordis tidak tampak

P : Ictus cordis tidak teraba

P : Pekak, batas jantung kanan linea parasternal

kanan, batas jantung kiri 1 jari ke lateral dari linea

midclavicularis kiri ICSV

A : BJ I/II murni reguler

bising (-), murmur (-)

Abdomen I : datar, simetris, ikut gerak nafas

A : Peristaltik (+) kesan normal

P : NT (-), MT (-) H/L tidak teraba

P : Timpani (+), Ascites (-)

Ekstremitas : Edema -/-

4

Page 5: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

STATUS TERLOKALISIR

(Regio Humerus Sinitra)

Inspeksi : Deformitas (+), Edema (+), Hematoma (+)

Palpasi : Nyeri tekan (+)

ROM : Gerak aktif dan pasif pada sendi bahu dan siku terbatas karena nyeri.

NVD : Sensibilitas: normal.

Arteri radialis teraba,

Capillary refill time < 2”

GAMBAR KLINIS

5

Page 6: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Leukocyte 15,0× 10 3 /µL

Eritrocyte 4,57 × 10 3 /µL

Hemoglobin 14,4 g/dL

Hematocrit 43,9%

Trombocyte 411× 10 3 /µL

HbSAg Negative

BT 3’00”

CT 7’30”

GAMBARAN RADIOLOGI

PENATALAKSANAAN

6

Page 7: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

Analgetik

apply U-slab

Rencana: Open reduction internal fixation

RESUME

Seorang laki-laki berumur 38 tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan utama nyeri

pada lengan kiri atas karena kecelakaan kerja. Dialami sejak 1± jam yang lalu sebelum

masuk ke Rumah Sakit.. Lengan kiri atas pasien memperlihatkan deformitas, edema,

hematoma, dan nyeri tekan pada perabaan. Gerak aktif dan pasif sendi bahu dan siku

terbatas karena nyeri, tidak terdapat defisit neurologis. Gambaran radiografi menunjukkan

fraktur pada 1/3 tengah humerus kiri.

DIAGNOSIS

Fraktur Tertutup 1/3 Tengah Humerus Kiri

FRAKTUR SHAFT HUMERUS7

Page 8: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

BAB I

Pendahuluan

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang. Fraktur biasanya tidak lebih berupa

retakan, peremasan, atau pecahnya kortex; lebih sering patah tulang yang komplit dan

fragment tulang berada di posisi yang salah. Apabila kulit yang berada di atas patahan

tulang masih intak disebut faktur tertutup, dan apabila kulit dan jaringan lunak di

sekitar patahan tulang juga rusak disebut sebagai fraktur terbuka, fraktur ini

cenderung terkontaminasi dan terinfeksi. Fraktur dapat terjadi akibat peristiwa trauma

tunggal, tekanan yang berulang-ulang, atau kelemahan abnormal pada tulang (fraktur

patologik). (1)

Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan,

yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau

penarikan. Fraktur dapat disebabkan trauma langsung atau tidak langsung. Trauma

langsung berarti benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur di tempat itu.

Trauma tidak langsung bilamana titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur

berjauhan.(4)

Tekanan yang berulang-ulang dapat menyebabkan keretakan pada tulang.

Keadaan ini paling sering ditemui pada tibia, fibula, atau metatarsal. Fraktur dapat

pula terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor)

atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget).(4)

Gambar 1. Tipe fraktur(3)

Fraktur shaft humeri adalah kejadian yang umum terjadi, lebih dari 70.000 kasus

terhadi dalam setahun di Amerika Utara, dan mewakili sekitar 3% sampai 5% dari

8

Page 9: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

semua jenis fraktur. Sebagian akan sembuh dengan perawatan konservatif, meskipun

dalam jumlah kecil namun sebagiannya lagi akan memerlukan tindakan operasi untuk

hasil yang lebih optimal, mengingat karena banyaknya gerakan pada sendi bahu dan

siku, dan memberikan efek minimal seperti pemendekan tulang, berbagai malunion

pada gambaran radiografi sering didapatkan disertai dengan sedikit defisit fungsional.

Saat ini penelitian di bidang ini berfokus pada bagaimana kejadian dan sumber daya

kesehatan yang dibutuhkan untuk mengobati cedera ini, penyempurnaan indikasi

untuk tindakan intervensi bedah, mengurangi tingkat kegagalan pembedahan dengan

cara penggunaan implan dan teknik yang baru serta meminimalkan durasi dan

besarnya disabilitas postinjury. Keberhasilan pengobatan pada fraktur shaft humeri

kadang tidak berakhir pada bone union. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk

mengenali jenis cedera ekstremitas seperti pada fraktur akibat osteoporosis pada

pasien usia lanjut sehingga harus meminta rujukan untuk mendapatkan hasil

diagnostik, agar diketahui kondisi osteoporosislah yang mendasari kondisi tersebut.

Sama halnya pada fraktur akibat penyalahgunaan obat / kecanduan alkohol. seperti

kebanyakan cedera pada bidang ortopedi, tingakat keberhasilan pengobatan fraktur

shaft humeri menuntut akan pengetahuan tentang anatomi, indikasi bedah, teknik dan

implan, serta fungsi dari bagian tubuh pasien yang cedera.(6)

Pembedahan umumnya diindikasikan untuk pasien dengan open fraktur,

multipletrauma, ipsilateral shaft humeri dan fraktur lengan bawah, dan kasus-kasus di

mana terjadi kegagalan untuk mentolerir atau menjaga keselarasan brace fungsional.

Pengobatan operatif dapat dilakukan melalui fiksasi eksternal, intramedullary nail,

atau plat and screw constructs, dengan setiap metode memberikan hasil union yang

baik. Meskipun telah banyak dikenal teknik dalam pembedahan, plate fiksasi tetap

menjadi standar emas untuk fiksasi humeri pada fraktur shaft humerus.(6)

BAB II

9

Page 10: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

Epidemiologi

Fraktur shaft humerus merupakan tipe fraktur tulang panjang yang sering

ditemukan oleh dokter bedah ortopedi. Dalam penelitian, dinyatakan bahwa fraktur

humerus memiliki presentase 3% - 5% dari semua fraktur. Ditemukan ada beberapa

variasi distribusi dari fraktur humerus, yaitu dengan puncak 25/100.000 populasi per

tahun, pada usia muda, lebih banyak ditemukan pasien pria dengan rentang usia 21-

30, dan dengan puncak 100/100.000 populasi per tahun, banyak ditemukan pada

pasien wanita dengan rentang isua 60-80 tahun. Menurut penelitian yang telah

dilakukan, kekuatan yang besar lebih berpengaruh menyebabkan fraktur humerus

pada usia muda. Sedangkan pada wanita usia tua, terjatuh juga dapat menyebabkan

terjadinya fraktur humerus.(2)

\

Gambar 2. Distribusi umur dan jenis kelamin fraktur shaft humerus pada

249 pasien dari Edinburg (2)

Brinker et al memeriksa data prospektif yang dikumpulkan dari kontrak asuransi

capitated yang melayani dibidang ortopedi untuk 135.000 (pendaftar rata-rata tiap

tahun) orang muda (usia rata-rata 28,9 tahun) yang diberikan oleh 62 dokter ahli

bedah ortopedi. Insiden keseluruhan dari fraktur adalah 847 per 100.000 orang per

tahun, dengan insiden fraktur humerus menjadi 13,1 per 100.000 orang per tahun.

Seperti yang diharapkan pada populasi yang muda, laki-laki mendominasi pada semua

kelompok fraktur. Data ini berguna dalam memperkirakan biaya yang diperlukan

untuk pelayanan orang muda yang aktif pada populasi Amerika Utara.(2)

BAB III

Anatomi Humerus

Humerus adalah satu-satunya tulang di lengan atas dan tulang terpanjang dan

terbesar di tungkai atas. Kepala hemisfernya merupakan bagian superior, terletak di

medial, berhubungan langsung dengan cavitas glenoid scapula yang lebih kecil. Leher

10

Page 11: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

anatomi, terletak dibawah kepala tersebut, berfungsi sebagai kapsul dari bahu. Leher

surgical terletak dibawahnya, dan lebih sering terjadi fraktur pada daerah tersebut.

Tuberositas atas, yang terletak lebih lateral dari kepala, merupakan tempat untuk

supraspinatus, infraspinatus, dan otot teres minor. Tuberositas bawah, terletak lebih di

anterior, hanya memilik satu insersi otot. Terdapat juga badan humerus, kemudian

distal humerus. Distal humerus memiliki bagian condyles, supracondyles,

epicondyles, dan trochlea. (2)

Gambar 3. Humerus (3)

Lengan atas terdiri dari dua kompartemen, yaitu: anterior dan posterior

Kompartemen anterior: kompartemen anterior lengan atas terdiri dari otot

brachialis, biceps brachii, dan coracobrachialis. Arteri pada kompartemen ini

adalah arteri brachial, dan saraf yang berada di kompartemen ini adalah saraf

musculocutaneus, media, dan radial. (3)

Kompartemen Posterior: terdiri dari otot triceps brachii. Saraf yang terdapat di

dalam kompartemen ini adalah saraf radial dan ulnar (3)

11

Page 12: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

Gambar 4. Kompertemen pada lengan atas

Pada lengan bawah terdapat dua tulang yaitu radius dan ulna. Kedua tulang

lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh

ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius di proksimal, dan di distal

oleh sendi radioulnar yang mengandung fibrokartilago triangularis (triangular

fibro cartilage complex = TFCC).Membrana interossea memperkuat hubungan

ini sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat. Oleh karena itu

patahan yang hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi atau jika patahnya

hanya mengenai satu tulang hampir selalu disertai dislokasi sendi radioulnar yang

dekat dengan patahan tersebut.(5)

BAB IV

Klasifikasi (2)

Tulang12

Page 13: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

Sejumlah faktor yang penting untuk menjelaskan klasifikasi fraktur shaft humerus.

Mencakup mekanisme cedera (energi rendah, energi tinggi, berhubungan dengan luka

tembak), lokasi fraktur (proksimal, tengah-poros, distal) bersama dengan potensial

ekstensi peri-atau intra-artikular, seiring dengan jaringan lunak yang luka atau terjadi

lesi , terkait saraf atau pembuluh darah yang cedera (saraf radial paling sering), sifat

tulang yang mendasarinya (normal, osteopenik, patologis), dan ada tidaknya

prostesis. Istilah deskriptif seperti ini berguna dalam memberikan gambaran

keseluruhan dari fraktur sahft humerus, meskipun mereka tidak mungkin

meminjamkan diri dengan baik dalam kategori cedera untuk uji penelitian atau klinis.

Untuk alasan ini, banyak skema klasifikasi telah dikembangkan untuk membantu

dalam upaya tersebut.

Klasifikasi yang populer saat ini dan sangat berguna adalah skema klasifikasi dari

Fraktur Trauma ortopedi Association dan Kompendium Dislokasi, pertama kali

diterbitkan pada tahun 1996 . Sistem ini didasarkan pada Klasifikasi Tulang AO /

ASIF Komprehensif Panjang, menambahkan patah tulang sebelumnya unclassified

dan menata ulang dalam sistem alpha-numeric. Tulang Humerus dibagi menjadi

proksimal, diaphyseal, dan distal segmen. Fraktur dibagi menjadi tiga jenis: Simple

fraktur dari dua fragmen utama, proksimal dan distal (fragmen kortikal kurang dari

10% dari lingkar diabaikan), atau faraktur di mana terdapat satu atau lebih fragmen

fraktur menengah tapi, setelah pengurangan, ada kontak antara fragmen proksimal dan

distal utama, dan fraktur Complex, di mana terdapat satu atau lebih fragmen antara

seperti itu, setelah reduksi, tidak ada kontak antara fragmen utama. Jenis utama ini

kemudian dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan pola fraktur (spiral,

miring, transversal) dan subkelompok berdasarkan zona proksimal, tengah, atau distal

dari diaphysis tersebut. Sistem ini dirancang untuk mencerminkan keparahan fraktur

sebagai salah satu kemajuan dari A ke tipe C, dan untuk membantu dalam

pengobatan, prognosis, dan penelitian. Keandalan dan kemampuan skema ini belum

sepenuhnya kritis untuk menilai shaft humerus tetapi untuk melihat kedua segmen

proksimal dan distal dari tulang.

13

Page 14: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

Gambar 5. Klasifikasi Penomoran Menurut AO untuk lokasi anatomi fraktur

dalam tiga segmen tulang (8)

Gambar 6. Fraktur Shaft Humerus(3)

Soft tissue

14

Page 15: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

Lesi soft tissue diklasifikasikan oleh salah satu dari dua skema. Klasifikasi Gustilio

(populer di Amerika Utara) membagi luka menjadi tiga kelas. Grade I adalah luka

kurang dari 1 cm (biasanya rendah-energi luka yang disebabkan oleh tusukan dalam-

keluar dari ujung fragmen). Luka grade II lebih besar dari 1 cm dan energi yang lebih

tinggi. Luka kelas III yang dihasilkan oleh energi tinggi, adalah 10 cm atau lebih dan

sering memiliki luas soft tissue dan / atau periosteal stripping. Tergantung pada

tingkat keparahan, lesi pengupasan kelas III yang subclassified menjadi A, B, C dan

jenis, dengan C menggambarkan cedera arteri terkait yang memerlukan perbaikan

bedah untuk kelangsungan hidup anggota gerak. Skema Tscherne (populer di Eropa)

memiliki keuntungan seperti berbagai derajat kontusio soft tissue dan juga

komptemen sindrom. Fraktur type O yaitu kekerasan tidak langsung (misalnya, torsi)

dan memiliki minimal soft tissue injury. Tipe I cedera memiliki abrasi yang dangkal

atau memar yang disebabkan oleh tekanan dari dalam. Tipe II memiliki abrasi yang

dalam dengan kulit kontusio kulit dan / atau otot, dan mungkin akan terjadi

kompartemen sindrom. Tipe III cedera memiliki kontusio yang luas atau otot yang

hancur, avulsio subkutan, cedera pembuluh darah dan kompartemen sindrom.

BAB V

Mekanisme Cedera

Seperti kebanyakan patah tulang, pengambilan informasi dari anamnesis yang

cermat dan terperinci serta pemeriksaan fisik memberikan informasi penting yang

berfungsi sebagai titik awal untuk pengobatan. Penyebab utama dari fraktur shaft

humeri termasuk jatuh sederhana atau cedera rotasi terutama pada populasi yang lebih

tua sedangkan pada pasien yang lebih muda trauma melibatkan energi yang lebih

tinggi seperti kecelakaan kendaraan bermotor, serangan, jatuh dari ketinggian, dan

cedera melempar. Sebuah riwayat trauma minimal yang menyebabkan fraktur pada

pasien tua mungkin menjadi titik pertama untuk mengingatkan ahli bedah bahwa

fraktur patologis dapat terjadi (baik itu dari penyakit metastasis atau osteoporosis

15

Page 16: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

yang parah) dan meminta riwayat menyeluruh (misalnya, untuk kanker sebelumnya)

dan mungkin sebuah sistemik work-up. Komorbiditas, terutama yang berkaitan

dengan kesesuaian pasien untuk anestesi potensial. Ini juga relevan bahwa jatuh yang

mengakibatkan fraktur. Dengan demikian, sangat penting untuk mengetahui gambaran

yang jelas dari mekanisme cedera.(2)

Mekanisme terjadinya fraktur humerus dapat dibedakan: (4)

Langsung (paling umum): trauma langsung pada lengan dari pukulan atau kecelakaan

kendaraan bermotor yang mengakibatkan fraktur transfersal atau fraktur komunitif.

Tidak langsung: Jatuh out stretch megakibatkan lengan fraktur spiral atau oblique,

terutama pada pasien usia lanjut. Pada kasus yang jarang terjadi, luka akibat

melempar dengan kontraksi otot ekstrim pernah dilaporkan menyebabkan fraktur shaft

humeri.

Pola Fraktur tergantung pada jenis gaya yang diberikan:

- Memutar menyebabkan fraktur spiral

- Kompresi menyebabkan fraktur oblik pendek

 - Hasil Bending pada fraktur dengan segitiga "kupu-kupu" fragmen

- Ketegangan cenderung untuk memecah tulang melintang, namun dalam

beberapa situasi itu hanya dapat menyebabkan avulsi fragmen kecil dari tulang

pada titik ligamen atau tendon penyisipan.

16

Short oblique pattern

(compression) Triangle ‘butterfly’ pattern

Transverse pattern (tension)

Spiral pattern

(twisting)

Page 17: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

BAB VI

Evaluasi Klinis(4)

o Pasien dengan fraktur badan humerus biasanya disertai dengan nyeri, edema, dan

deformitas dari lengan yang bersangkutan.

o Pemeriksaan neurovaskular yang perlu dilakukan harus memperhatikan fungsi dari

saraf radial. Pada kasus dengan edema yang hebat, beberapa tahap pemeriksaan

neruvaskular merupakan indikasi untuk menentukan ada atau tidaknya tekanan

pada kompartemen.

o Luka pada jaringan lunak dan robekan yang kecil harus dibedakan jika terjadi

fraktur terbuka.

17

Page 18: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

Gambar 7. Posisi lokasi fragmen(4)

Penyalahgunaan alkohol, merokok, dan / atau penggunaan narkoba merupakan

faktor-faktor risiko potensial untuk hasil fraktur negatif karena cedera berulang,

ketidakpatuhan, atau banyaknya komponen tulang yang hilang, merupakan

kesempatan untuk meningkatkan hasil. Sebagai contoh, pada pasien modern yang

berhenti merokok memiliki tingkat keberhasilan dari 20% menjadi 60%. Hal ini juga

menjadi jelas bahwa penggunaan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs),

selama bertahun-tahun pengobatan standar untuk rasa sakit dan bengkak setelah

cedera akut, dikaitkan dengan waktu penyembuhan fraktur yang lebih panjang.(2)

BAB VII

Pemeriksaan Radiologi

Selama pemeriksaan radiologi pada fraktur humerus, terdapat beberapa prinsip

yang harus diperhatikan, yaitu: (4)

o Sisi anteroposterior dan lateral humerus seharusnya diperiksa. Termasuk sendi

bahu dan siku pada setiap foto.

o Radiografi dengan traksi bisa dilakukan pada fraktur dengan kasus “displaced”

atau komunitif fraktur.

o Radiografi pada bagian kontralateral humerus harus disertakan jika direncanakan

untuk tindakan operasi.

o CT scan, bone scan, dan MRI jarang digunakan pada kasus fraktur humerus,

kecuali pada kasus yang dicurigai fraktur patologik.

Pemeriksaan radiologis dilakukan dengan beberapa prinsip dua:

1. Dua posisi proyeksi; dilakukan sekurang-kurangnya yaitu pada antero-posterior

dan lateral

18

Page 19: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

2. Dua sendi pada anggota gerak dan tungkai harus difoto, di proximal dan distal

sendi yang mengalami fraktur

3. Dua anggota gerak. Pada anak-anak sebaiknya dilakukan foto pada kedua anggota

gerak terutama pada fraktur epifisis

4. Dua trauma, pada trauma yang hebat sering menyebabkan fraktur pada dua

daerah tulang. Misalnya pada fraktur kalkaneus atau femur, maka perlu dilakukan

foto pada panggul dan tulang belakang

5. Dua kali dilakukan foto. Pada fraktur tertentu misalnya fraktur tulang skafoid foto

pertama biasanya tidak jelas sehingga biasanya diperlukan foto berikutnya 10-14

hari kemudian.

BAB VIII

Penatalaksanaan

Fraktur humerus biasanya sembuh dengan cepat. Tidak memerlukan reduksi yang

sempurna maupun imobilisasi. Berat daripada lengan itu sendiri yang disertai dengan

beban tambahan eksternal akan cukup untuk menarik potongan yang fraktur kembali

ke garis lurusnya.(5)

Secara umum prinsip pengobatan fraktur ada 4:

1. Recognition; diagnosis dan penilaian fraktur

Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis,

pemeriksan klinis dan radiologis. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan:

Lokalisasi fraktur

Bentuk fraktur

Menentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan

Komplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan

2. Reduction; reduksi fraktur apabila perlu

Restorasi fragmen fraktur dilakukan untuk mendapatkan posisi yang dapat diterima.

Pada fraktur intraartikuler diperlukan reduksi anatomis dan sedapat mungkin

19

Page 20: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

mengembalikan fungsi normal dan mencegah komplikasi seperti kekakuan,

deformitas, serta perubahan osteoartritis di kemudian hari.

Posisi yang baik adalah :

Alignment yang sempurna

posisi yang sempurna

3. Retention; imobilisasi fraktur

4. Rehabilitation; mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin

Tujuannya adalah untuk membantu unionisasi tulang humerus agar dapat terjadi dan

untuk mengembalikan pasien preinjury pada tingkat fungsional.

Penanganan operatif

Ada beberapa indikasi untuk penanganan secara operatif, yaitu: beberapa luka yang

berat, fraktur terbuka, fraktur segmental, fraktur patologik, ‘floating elbow’, radial

nerve palsy, non-union, dan kesulitan dalam perawatan pada beberapa orang yang

aktif berkegiatan. (4)

Pada fraktur shaft humerus Interlock nailing muncul sebagai standar baku emas

untuk pengobatan operatif, dengan tingginya tingkat penyembuhan fraktur dengan

konsolidasi dan outcome yang baik, tidak ada efek samping langsung pada penopang

berat tubuh pada union fracture atau alignment.(7)

Beberapa teknik operasi yang digunakan dalam penanganan operatif, yaitu:

a. Open Reduction and Plate Fixation (ORIF)

Merupakan tindakan operatif yang paling banyak dipilih dan memberikan hasil

yang terbaik. Cocok untuk reduksi fraktur langsung dan fiksasi yang stabil untuk

badan humerus tanpa merusak jaringan di sekitarnya.

b. Intramedullary Fixation

Indikasi tindakan ‘intramedullary fixation’ meliputi: fraktur segmental yang

membutuhkan pembedahan jaringan lunak, fraktur humerus dengan tulang yang

osteopenik, fraktur humerus patologik.

c. External Fixation

Indikasi tindakan ini adalah sudah terbentuknya non union yang terinfeksi, pasien

dengan luka bakar yang mengalami fraktur, fraktur terbuka dengan hilangnya jaringan

lunak yang luas.

20

Page 21: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

Gambar 8. Fraktur humerus - berbagai metode fiksasi (a, b) Kompresi plate,

dan (c, d, e) fiksasi eksternal.(1)

Rehabilitasi Setelah Operasi(4)

Latihan pergerakan untuk tangan dan pergelangan tangan harus dimulai sesegera

mungkin setelah tindakan bedah. Latihan untuk sendi bahu dan siku juga harus segera

dimulai dengan memeperhatikan nyeri.

Penanganan non operatif

Penanganan non operatif memerlukan:

- dokter terlatih yang ahli

- pasien yang kooperatif

- teknik reduksi yang tepat

Sebagian besar dari kasus fraktur badan humerus ditangani dengan penanganan

non bedah. Dengan 20º angulasi anterior, 30º angulasi varus, dan 3 cm aposisi

bayonet masih dapat diterima dan tidak akan membahayakan fungsi ataupun

bentuknya. Beberapa jenis penanganan non operatif yang digunakan untuk fraktur

badan humerus adalah:

- Hanging cast

o Hanging cast ini menggunakan traksi yang tergantung dengan berat cast dan

lengan untuk memberikan efek reduksi fraktur.

21

Page 22: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

o Indikasinya mencakup fraktur displaced midshaft humerus shortening, terutama

bentuk spiral atau oblique. Fraktur transversal atau short oblique merupakan kontraindikasi relatif karena berpotensi terjadi distraksi dan memberikan komplikasi gangguan penyembuhan.

o Pasien harus tetap tegak atau semiupright setiap saat dengan cast dalam posisi

tergantung untuk efektivitas. Cast ini sering diganti dengan fungsional bracing 1 sampai 2 minggu setelah cedera. Lebih dari 95% dilaporkan terjadi union.

- coaptation splint

o Coaptation splint ini menggunakan traksi tergantung yang memberikan efek

reduksi pada fraktur, tetapi dengan stabilisasi yang lebih besar dan kurang distraksi dibanding dengan hanging arm cast. Lengan dimasukkan dalam kerah dan manset.

o Hal ini diindikasikan untuk pengobatan akut pada fraktur midshaft humerus

dengan minimal shortening dan untuk short oblique atau fraktur transversal yang dapat diganti dengan hanging arm cast.

o Kekurangannya adalah iritasi pada pasien di daerah ketiak dan berpotensi selip.

o Coaptation splint ini sering diganti dengan fungsional bracing 1 sampai 2

minggu setelah cedera.

- Thoracoabdominal immobilization (Velpeau dressing)

o Imobilisasi Thoracobrachial (Velpeau dress): ini digunakan pada pasien usia

lanjut atau anak-anak yang tidak mampu mentolerir metode lain pengobatan dan yang mengutamakan kenyamanan.

o Hal ini diindikasikan untuk minimal displaced atau nondisplaced yang tidak

memerlukan reduksi.

o Latihan pendahulu bahu secara pasif dapat dilakukan dalam waktu 1 sampai 2

minggu setelah cedera.

o Velpeau dress Ini dapat diganti dengan fungsional bracing 1 sampai 2 minggu

setelah cedera.

- Shoulder spica cast

o Shoulder spica cast: Ini jarang digunakan, karena manajemen operasi biasanya

dilakukan untuk indikasi yang sama.

o Hal ini ditunjukkan ketika pola fraktur memerlukan abduksi yang signifikan

dan eksternal rotasi dari ekstremitas atas.

22

Page 23: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

o Kekurangannya mencakup kesulitan penggunaan cast, cast berat dan besar,

iritasi pada kulit, pasien ketidak nyaman, dan sulit memposisikan nyaman

ekstremitas atas.

- Functional bracing

o Bracing fungsional: Ini menggunakan kompresi jaringan hidrostatik lunak

untuk memberikan efek dan menjaga posisi fraktur untuk sementara waktu pada gerakan sendi yang berdekatan.

o Hal ini biasanya diterapkan 1 sampai 2 minggu setelah cedera, setelah pasien

telah ditempatkan di gips lengan menggantung atau belat coaptation dan pembengkakan telah mereda.

o Ini terdiri dari anterior dan posterior shell held bersama dengan Velcro straps.

o Tingkat kesuksesannya tergantung pada pasien tegak dan brace pengetatan

setiap hari.

o Kontraindikasi meliputi cedera jaringan lunak besar, pasien tidak dapat

dipercaya, dan ketidakmampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan reduksi fraktur.

o Sebuah collar dan manset dapat digunakan untuk mendukung lengan bawah,

tetapi penggunaan sling dapat menyebabkan angulasi varus.

o fungsional brace digunakan selama minimal 8 minggu setelah fraktur atau

sampai pemeriksaan radiografi didapatkan gambaran union.

Gambar 9. Fraktur shaft humerus (a) Memar yang luas. (b, c) fraktur Transversal tertutup dengan moderat displacement. (d) penggunaan U-slab (setelah beberapa hari digunakan shoulder-to-wrist hanging cast). (e) menggunakan braces yang lebih sederhana dan lebih nyaman, meskipun tidak cocok untuk semua kasus. Metode konservatif ini menuntut pengawasan yang lebih karena bisa terjadi angulasi yang berlebihan dan mencegah malunion.

23

Page 24: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

BAB IX

Komplikasi(1)

Cepat

Vascular injury

Jika ada tanda-tanda kegagalan sirkulasi pada lengan, kerusakan arteri brakialis

harus dipikirkan. Pemeriksaan Angiography akan menunjukkan tingkat cedera. Ini

adalah keadaan darurat yang membutuhkan eksplorasi dan perbaikan langsung atau

graft pembuluh darah. Dalam keadaan ini, internal fiksasi merupakan tindakan yang

paling disarankan.

Nerve injury

Radial nerve palsy (drop pergelangan dan kelumpuhan otot-otot ekstensor

metacarpophalangeal) dapat terjadi pada fraktur shaft humerus, terutama patah

oblique di perbatasan sepertiga tengah dan distal humerus (fraktur Holstein-Lewis).

Jika fungsi saraf radialis masih baik sebelum dilakukan manipulasi tetapi terjadi

kerusakan setelah itu, maka harus diasumsikan bahwa saraf radialis tersebut telah

terjepit maka diperlukan tindakan pembedahan. Pergelangan tangan dan tangan

harus selalu dilatih gerakannya melalui berbagai gerakan aktif dan pasif sampai saraf 24

Page 25: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

pulihnya fungsi saraf. Jika tidak ada tanda-tanda pemulihan dengan 12 minggu, saraf

harus dieksplorasi. Untuk mengetahui apakah sudah terjadi neurolysis, jika ada

diskontinuitas pada tampakan saraf normal saraf maka perlu dilakukan grafting.

Hasilnya sering memuaskan, tetapi jika diperlukan, fungsinya dapat pula dipulihkan

dengan menggunakan tendon transfer.

Gambar 10. Fraktur Holstein Lewis. Farktur ini diketahui memiliki insidens

yang tinggi pada radial nerve palsy(6)

Lambat

Delay union dan nonunion

Fraktur Transverse kadang-kadang memerlukan waktu berbulan-bulan untuk

menyatu, terutama jika telah dilakukan traksi yang berlebihan (cast yang

menggantung tidak boleh terlalu berat). Penyesuaian sederhana pada teknik ini dapat

menyelesaikan masalah, asalkan ada tanda-tanda pembentukan kalus itu sudah

sangat baik pada penanganan non-operatif, tapi harus selalu di ingat untuk menjaga

pergerakan bahu. Tingkat non-union pada pengobatan konservatif diperlukan energi

rendah adalah kurang dari 3 persen. Fraktur Segmental dengan energi yang tinggi

dan patah tulang terbuka lebih cenderung untuk delay union dan non-union.

Intramedullary nailing dapat berkontribusi dalam delay union tetapi jika

dilakukan fiksasi kuat dan dapat dipertahankan (jika perlu dilakukan pergantian

nail) tingkat non-union dapat di pertahankan di bawah 10 persen. Komplikasi dari

fiksasi internal yang paling sering adalah infeksi, non-union, cedera pada radial

saraf, cacat berkepanjangan, dan kebutuhan tambahan untuk prosedur kembali

union.

Joint stiffness

25

Page 26: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

Kekakuan sendi sering terjadi. Hal ini dapat diminimalisir dengan memulai

aktivitas tapi pada fraktur tranversal (abduksi bahu tidak boleh dilakukan) gerakan

bahu harus dibatasi selama beberapa minggu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nalyagam S. Principles of Fractures. In: Salomon L. Apley’s System of Orthopaedics

and Fractures. Ninth edition. UK: 2010. p. 687-732

2. Mckee MD. Fracture of The Shaft of The Humerus. In: Rockwood and Green’s

Farctures in Adults. Sixth edition. UK: 2006. Chapter 30

3. Thompson JC. Arm. In: Netter’s Concise Orthopaedic Anatomy. Second edition.

Kansas. p. 111-130

4. Koval KJ. Humeral Shaft Fracture. In: Handbook of Fractures. UK: 2006. p. 173-177.

5. Nalyagam S. Injuries of the shoulder, upper arm and elbow. In: Salomon L. Apley’s

System of Orthopaedics and Fractures. Ninth edition. UK: 2010. p. 733-767

6. Walker M. et al. Humeral shaft fractures. Journal of Shoulder and Elbow Surgery.

2011

7. Sidhu AS. Management of fracture shaft of humerus - open versus closed antegrade

nailing. Pb Journal of Orthopaedics Vol-XII, No.1, 2011

8. W.M Murphy, D. Leu. Fracture Clasifficasion. In : AO Principles Of Fracture

Management.New York:2000. P. 47

26

Page 27: Case Report ortho Humeral Fracture icha.doc

27