buku panduan hasil penelitian geotek

112
Daftar Abstrak Presentasi Oral Topik I “Geodinamika, Energi, Perubahan Iklim dan Lingkungan (GBPL)” GBPL 01 Pengembangan Konsep Kajian Resiko Bencana 2 Berdasarkan Potensi Bahaya Alam Dan Kerentanan-Kapasitas Masyarakat Sebagai Basis Untuk Pengelolaan Bencana Dan Penyusunan Tataruang: Studi Kasus Di Kabupaten Cilacap Herryal Z. Anwar, Sunaryo Wibowo, Commaluddin, Yunarto, Wawan H.N. dan Bambang Irianta GBPL 02 Potensi Likuifaksi Di Daerah Sanur – Benoa, Bali 4 Selatan, Berdasarkan Studi Geologi Bawah Permukaan Eko Soebowo, Yugo Kumoro, M.Ruslan dan Dwi Sarah GBPL 03 Pengaruh Perubahan Iklim Pada Kerentanan 6 Longsoran Di Kabupaten Bandung, Jawa Barat Khori Sugianti, Sukristiyanti, Rahmawati Rahayu GBPL 04 Karakteristik Bawah Permukaan Cekungan 8 Bandung-Garut Dengan Metode Magneto Telurik Lina Handayani, Kamtono, Dadan D. Wardhana, Karit L. Gaol, Yayat Sudrajat, Sunardi GBPL 05 Mencari Sumber Air Lumpur Panas Sidoarjo : 10 Sebuah Pendekatan Geofisika Untuk Menemukan Aliran Air Bawah Permukaan Ke Lokasi Semburan Lumpur Panas Di Wilayah Porong, Provinsi Jawa Timur Iskandar Zulkarnain, Karit Lumban Gaol, Yayat Sudrajat GBPL 06 Studi Pendahuluan Evolusi Cekungan Laut Dalam 12 Busur Belakang Di Bagian Barat Pulau Jawa 1

Upload: rahmawati-rahayu

Post on 27-Jun-2015

874 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Daftar Abstrak Presentasi Oral Topik I“Geodinamika, Energi, Perubahan Iklim dan Lingkungan (GBPL)”

GBPL 01 Pengembangan Konsep Kajian Resiko Bencana 2Berdasarkan Potensi Bahaya Alam Dan Kerentanan-Kapasitas Masyarakat Sebagai Basis Untuk Pengelolaan Bencana Dan Penyusunan Tataruang: Studi Kasus Di Kabupaten CilacapHerryal Z. Anwar, Sunaryo Wibowo, Commaluddin, Yunarto, Wawan H.N. dan Bambang Irianta

GBPL 02 Potensi Likuifaksi Di Daerah Sanur – Benoa, Bali 4Selatan, Berdasarkan Studi Geologi Bawah PermukaanEko Soebowo, Yugo Kumoro, M.Ruslan dan Dwi Sarah

GBPL 03 Pengaruh Perubahan Iklim Pada Kerentanan 6Longsoran Di Kabupaten Bandung, Jawa BaratKhori Sugianti, Sukristiyanti, Rahmawati Rahayu

GBPL 04 Karakteristik Bawah Permukaan Cekungan 8Bandung-Garut Dengan Metode Magneto TelurikLina Handayani, Kamtono, Dadan D. Wardhana,Karit L. Gaol, Yayat Sudrajat, Sunardi

GBPL 05 Mencari Sumber Air Lumpur Panas Sidoarjo : 10Sebuah Pendekatan Geofisika Untuk Menemukan Aliran Air Bawah Permukaan Ke Lokasi Semburan Lumpur Panas Di Wilayah Porong, Provinsi Jawa TimurIskandar Zulkarnain, Karit Lumban Gaol, Yayat Sudrajat

GBPL 06 Studi Pendahuluan Evolusi Cekungan Laut Dalam 12Busur Belakang Di Bagian Barat Pulau JawaHaryadi Permana, Purna Sulastiya Putra, Ahmad FauziIsmayanto, Iwan Setiawan dan Marfasran Hendrizan

GBPL 07 Peran Karakteristik Bencana Geologi Dalam 14Penyusunan Tata Ruang Wilayah Garut SelatanHilda Lestiana, Dedi Mulyadi, Igna Hadi, Hendra Bakti

GBPL 08 Pemodelan Hidrologi Menggunakan R.Sim.Water 16& Terraflow Untuk Pendugaan Banjir Bandung SelatanAfnindar, Dedi Mulyadi dan Igna Hadi

GBPL 09 Potensi Erosi Tanah Dengan Menggunakan 18Data Penginderaan Jauh Skala Menengah Di DAS Bodri Hulu – Jawa TengahSukristiyanti

1

Page 2: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PENGEMBANGAN KONSEP KAJIAN RESIKO BENCANA BERDASARKAN POTENSI BAHAYA ALAM DAN KERENTANAN-

KAPASITAS MASYARAKAT SEBAGAI BASIS UNTUK PENGELOLAAN BENCANA DAN PENYUSUNAN TATARUANG: Studi

Kasus di Kabupaten Cilacap

Herryal Z. Anwar 1, Sunaryo Wibowo 1, Commaluddin 1, Yunarto 1, Wawan H.N. 1 dan Bambang Irianta 1

1 Pusat peneltian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593

Sari

Risiko suatu bencana sangat ditentukan oleh adanya potensi bahaya alam yang mengancam, kerentanan masyarakat terhadap bahaya alam tersebut. Untuk dapat terjadinya suatu risiko bencana maka kedua faktor tersebut haruslah hadir. Jika tidak terdapat salah satu faktor tersebut maka tidak akan terjadi risiko. Oleh karena itu dalam kajian ini dikembangkan suatu metode dan konsep pengkajian bencana banjir dan longsor serta konsep pengkajian kerentanan masyarakat, agar risiko bencana dapat terpetakan. Selain itu dilakukan pula kajian terhadap kapasitas masyarakat dalam meminimalisir dampak bahaya alam tersebut. Kapasitas masyarakat ini pada dasarnya akan mengurangi tingkat kerentannya, sehingga risiko bahaya alam yang akan yang diterima akan semakin kecil. Kajian ini dilakukan di Kabupaten Cilacap dengan memetakan potensi bahaya banjir dan tanah longsor serta memetakan kerentanan dan kapasitas masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pengelolaan bencana. Kajian bahaya alam banjir dilakukan berdasarkan pemodelan potensi banjir di Kabupaten Cilacap. Untuk kemudian ditentukan potensi dampak berdasarkan klasifikasinya. Sedangkan untuk bahaya longsor mengacu kepada peta bahaya longsor yang pada saat ini sudah dipublikasikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi – Badan Geologi Indonesia. Untuk pemahaman terhadap kerentanan masyarakat dilakukan berdasarkan survai kuestiner dan FGD baik pada masyarakat maupun kepada aparat terkait di Kabupaten Cilacap. Kajian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan metodologi dan konsep kajian risiko bencana sebagai dasar dalam penyusunan buku panduan kajian risiko bencana bagi Pemerintah Daerah.

Kata kunci : kerentanan, kapasitas, bahaya alam dan resiko bencana.

2

Page 3: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Abstract

The natural disaster risk is influenced by factors 1) natural hazard and 2) communities vulnerability. These two factors must exist and integrate to create a disaster risk. Disaster risk may not be occurred when only a part of the two factors exist. Therefore in this study will be assessed and developed an assessment method and concept of the flood and landslide hazard and the communities vulnerability in order to develop a multi risk map. In conjunction of this study is also conducted a community capacity assessment which contribute to the degree of the disaster risk.This study was carried out at Kabupaten Cilacap by developing of the flood and landslide hazard map and the community vulnerability and capacity map. The flood hazard assessment is carried out base on flood modeling to determine the flood potential and impact in Kabupaten Cilacap. While landslide hazard is developed base on the published landslide hazard map of Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi – Badan Geologi Indonesia. The understanding of community vulnerabilities are carried out based on Questionnaire interviewed and Focus Group Discussion both to the community and related local government official. The aim of this study to develop a methodology and conceptual as a base to develop a disaster risk guideline for local government.

Keywords : vurnerability, capacity, and dissaster risk

3

Page 4: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

POTENSI LIKUIFAKSI DI DAERAH SANUR – BENOA, BALI SELATAN, BERDASARKAN STUDI GEOLOGI BAWAH

PERMUKAAN

Eko Soebowo1, Yugo Kumoro1, M.Ruslan1 dan Dwis Sarah1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593Email : [email protected], [email protected]

Sari

Ancaman geologis khususnya peristiwa likuifaksi saat gempabumi besar pada jalur rawan gempabumi di Bali Selatan merupakan sesuatu yang dapat terjadi, dan dapat menimbulkan kerusakan yang luas pada bangunan dan sarana infrastruktur. Wilayah Sanur - Pendungan – Serangan – Benoa, Bali Selatan telah dilakukan kajian sifat ketenikan lapisan tanah bawah permukaan kaitannya dengan potensi bahaya likuifaksi dan penurunannya berdasarkan pemboran teknik, pengujian Cone Penetration Test (CPT), dan Cone Penetration Test with pore water measurement (CPTu). Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa endapan Kuarter terdiri dari material pasir, lanau, lempung setempat pasir kasar pada lingkungan fluviatil, meander, swamp, alluvium yang mempunyai ketebalan mencapai 25 – 30 meter, dengan batuan dasarnya berupa batugamping dari Formasi Selatan dengan kedalaman muka airtanah dangkal sekitar 0.25 sampai 4 meter dan dibeberapa lokasi lebih dari 4 meter. Analisa potensi likuifaksi dan penurunan di daerah ini menunjukkan bahwa hampir semua titik pengujian mengindikasikan terjadinya likuifaksi dan penurunan. Zona likuifaksi terkonsentrasi di bagian tengah daerah studi pada kedalaman kisaran 0,2 - 15 m. Sedangkan konsentrasi penurunan yang tinggi terutama di Sanur (CPTu-01,10 dan 12), Serangan (CPTu – 02), Benoa (CPTu-15), Bualu (CPTu-06) dan Tanjungbenoa (CPTu-07), yang perlu mendapat perhatian dalam upaya mitigasi bahaya likuifaksi di wilayah ini.

Kata kunci : gempa bumi, likuifaksi, penurunan, endapan kuarter

Abstract

The threat of geological events, especially the occurrence of liquefaction during large earthquakes on earthquake prone area in South Bali can cause extensive damage to buildings and infrastructures. Engineering geological investigation

4

Page 5: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

was conducted in Sanur Area - Pendungan - Serangan - Benoa, South Bali to understand subsurface engineering properties in relation to the potential of liquefaction hazards and settlement. Investigation consisted of geotechnical drilling, Cone Penetration Test (CPT), and Cone Penetration Test with pore water measurement (CPTu).The investigation showed that the Quaternary sediments consisting of sand, silt, coarse sand,clay and coarse sand deposited in fluvial environment, meanders, swamp, alluvium of thickness 25-30 meters. The base rock is limestone of the South formation with shallow groundwater depths of 0.25 up to 4 meters and more than 4 meters. Analysis of liquefaction potential and settlement in this region showed that almost all test points indicate the potential of liquefaction and settlement. Liquefaction zones are concentrated in the center area of study with the depth range of 0.2 to 15 m. The highest settlement is found mainly in Sanur (CPTu-01, 10 and 12), Serangan (CPTu - 02), Benoa (CPTu-15), Bualu (CPTu-06) and Tanjungbenoa (CPTu-07), which require greater attention for the liquefaction hazard mitigation efforts in the region.

Keywords : earthquake, liquefaction, settlement, quaternary deposit

5

Page 6: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM PADA KERENTANAN LONGSORAN DI KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT

Khori Sugianti 1, Sukristiyanti 1, Rahmawati Rahayu 1, Adrin Tohari1, Heru Santoso1, Dwi Sarah1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593

Sari

Perubahan iklim yang terjadi menyebabkan perubahan pada berbagai variabel iklim, termasuk curah hujan. Curah hujan yang berubah dari waktu ke waktu mempengaruhi kerentanan tanah terhadap bahaya longsor. Pada penelitian ini dilakukan prediksi kerentanan longsoran untuk tahun 2020, 2050, dan 2080 untuk wilayah Kabupaten Bandung yang memiliki kerentanan longsor yang tinggi. Pemodelan kerentanan longsoran dilakukan dengan menggunakan software TRIGRS versi 1.0. Nilai curah hujan masing-masing tahun tersebut merupakan hasil prediksi berdasarkan intermodel presipitasi B2BBRCM yang ada dalam software MAGICC/SCENGEN versi 5.3. Pemodelan kerentanan longsoran ini menggunakan DEM dengan resolusi 100m x 100m dan sifat-sifat tanah yang dibedakan berdasarkan satuan geologi di daerah penelitian. Heterogenitas curah hujan secara spasial juga dipertahankan dalam pemodelan ini, dengan penghitungan hujan wilayah menggunakan metode Isohyet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan curah hujan mengakibatkan kenaikan tingkat kerentanan longsoran di tahun 2020, 2050, 2080.

Kata kunci: perubahan iklim, curah hujan, dan kerentanan longsoran

Abstract

The climate change causes a change on many climate variables, including rainfall. The rainfall which changes time to time gives affect on landslide susceptibility. In this research, a landslide susceptibility prediction for 2020, 2050, and 2080 in Bandung Regency was conducted. The landslide susceptibility modeling used TRIGRS 1.0 program. The rainfall for 2020, 2050, and 2080 is a prediction resulted by intermodel precipitation, HAD295 model, included in the software MAGICC/SCENGEN version 4.1. This landslide susceptibility model involved DEM in 100m x 100m resolution and soil properties of each geological unit in the research area. The heterogenity of rainfall spasially was kept in this

6

Page 7: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

model, by calculating the regional reainfall by using Isohyet method. The research result said that the rainfall increase causes the increase on landslide susceptibility level in 2020, 2050, and 2080.

Keywords: climate change, rainfall, and landslide susceptibility

7

Page 8: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

KARAKTERISTIK BAWAH PERMUKAAN CEKUNGAN BANDUNG-GARUT DENGEN METODE MAGNETO TELURIK

Lina Handayani 1, Kamtono 1, Dadan D. Wardhana1, Karit L. Gaol 1, Yayat Sudrajat 1, Sunardi +1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593Email : [email protected]

Sari

Cekungan Bandung-Garut dikelilingi oleh pegunungan dengan endapan aliran piroklastik dan terpisahkan oleh deretan pegunungan dengan tutupan berupa endapan lava yang lebih muda. Selain itu, data anomali gayaberat Bouguer menunjukkan bahwa Cekungan Bandung-Garut dikelilingi oleh anomali tinggi dan terdapat beberapa tutupan (closure) anomali rendah berada di tengah Cekungan Bandung dan Cekungan Garut. Kondisi demikian menunjukkan bahwa kedua cekungan tersebut dapat merupakan satu sistim dalam proses perkembangan geologinya. Untuk mempelajari dengan lebih baik kedua cekungan tersebut, perlu dilakukan pemodelan bawah permukaan. Dalam penelitian ini, pemodelan didasarkan pada hasil pengukuran magnetotelurik yang melintasi dua tutupan (closure) anomali rendah . Pengukuran magnetotelurik dilakukan pada 15 titik dalam satu lintasan sepanjang 45 km berarah Barat-Timur (Pangalengan – Garut). Data hasil pengukuran dan model bawah permukaan menunjukkan formasi bertahananjenis tinggi yang membentuk dua cekungan di bawah lintasan pengukuran. Selain itu, terdapat tiga lokasi bertahananjenis rendah pada kedalaman kurang dari 1000 m. Perlu dilakukan lagi pengukuran pada beberapa lintasan, terutama yang memotong lintasan ini untuk dapat menyusun model bawah permukaan yang lebih baik.

Kata kunci :Cekungan Bandung-Garut, magnetotelurik, pemodelan bawah permukaan, anomali Bouguer.

Abstract

The Bandung-Garut Basin is surrounded by mountain range with pyroclastic sediment and separated by mountain range with younger lava sediment. Furthermore, Bouguer gravity anomaly shows that the Bandung-Garut Basin is surrounded by high anomaly with several low anomaly closures within. The

8

Page 9: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

condition might indicate that Bandung and Garut Basins are in one system of geological development. Sub surface modeling is needed for analyzing the characteristic of these basins. In this research, the modeling was based on magnetotelluric data. Magnetotelluric observations were done at 15 points in a 45 km West-East section line (Pangalengan – Garut). Resulting data and model indicate the existence of two basin-like structures in the depth of 2 – 3 km subsurface. Three clusters of low resistivity are present within 1000 m below the surface. Further analysis needs more data, most importantly in section lines that cross this current section.

Keywords : Bandung-Garut Basin, magnetotelluric, subsurface modeling, Bouguer anomaly.

9

Page 10: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

MENCARI SUMBER AIR LUMPUR PANAS SIDOARJO: SEBUAH PENDEKATAN GEOFISIKA UNTUK MENEMUKAN ALIRAN AIR BAWAH PERMUKAAN KE LOKASI SEMBURAN

LUMPUR PANAS DI WILAYAH PORONG, PROVINSI JAWA TIMUR

Iskandar Zulkarnain 1, Karit Lumban Gaol 1, Yayat Sudrajat 1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593

Sari

Sejak semburan lumpur panas pertama kali yang terjadi pada 29 Mei 2006 di Sidoarjo, maka setidaknya sudah 18 desa yang tenggelam atau terendam lumpur, yang meliputi: Desa Renokenongo, Jatirejo, Siring, Kedung Bendo, Sentul, Besuki, Glagah Arum, Kedung Cangkring, Mindi, Ketapang, Pajarakan, Permisan, Ketapang, Pamotan, Keboguyang, Gempolsari, Kesambi, dan Kalitengah. Kerugian yang timbul berkisar antara 34 hingga 45 Triliun Rupiah per tahunnya dan lebih 60% nya diderita oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan sumber pemasok air ke danau lumpur karena diasumsikan bahwa volume air pembentuk lumpur yang sudah lebih dari 75 juta meter kubik haruslah berasal dari luar wilayah tersebut. Air laut dari Selat Madura sebagai salah satu kemungkinan sumber, harus dikesampingkan karena data isotop air lumpur tersebut menunjukkan bahwa air itu tidak berasal dari air laut. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan untuk mengetahui struktur bawah permukaan wilayah sebelah barat dan selatan danau lumpur dengan menggunakan metoda gayaberat, Audio Magnetotellurik (AMT) dan Magnetotellurik (MT).Hasil pengukuran dan interpretasi data gayaberat berupa anomaly Bouguer dan data AMT dan MT menunjukkan bahwa terdapat suatu struktur patahan berarah NE-SW yang membentang dari daerah desa Watukosek di kaki Gunung Penanggungan ke arah danau lumpur, yang diinterpretasikan sebagai zona permeable yang membentuk saluran air tanah sebagai pemasok air yang menyebabkan semburan lumpur terus berlangsung.Bila intervensi teknologi dapat dilakukan untuk mengubah zona permeable ini menjadi impermeable, maka pasokan air akan terhambat dan dengan demikian semburan lumpur akan dapat dihentikan.

Kata kunci: semburan lumpur panas Sidoarjo, metoda gayaberat, AMT dan MT, zona permeable, intervensi teknologi

10

Page 11: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Abstract

Since the first hot mud flow occurred on May 29, 2006 in Sidoarjo, at least there are 18 villages already covered by the mud flow, including Renokenongo village, Jatirejo, Siring, Kedung Bendo, Sentul, Besuki, Glagah Arum, Kedung Cangkring, Mindi, Ketapang, Pajarakan, Permisan, Ketapang, Pamotan, Keboguyang, Gempolsari, Kesambi, and Kalitengah villages. Economical disadvantage of the disaster ranges from 34,000 to 45,000 billion Rupiahs per year and more than 60% are experienced by the local civil society.The aim of this research is to find out sources of water supply to the mud lake because it is assumed that the volume of water in the mud lake is so big (more than 75 million cubic meter) and it has to be coming from the surrounding regions of the mud lake. Sea water from the Madura strait has to be skipped out as an option due to its water isotope data showing that the water does not derive from sea water. Therefore, this research focuses on mapping subsurface structures using Gravity, Audio Magnetotelluric (AMT) and Magnetotelluric (MT) methods in regions of southern and western of the mud lake.Measurement and data interpretation of Gravity in form of Bouguer anomaly together with analysis of AMT and MT data, show that there is a NE-SW subsurface fault structure striking from Watukosek village area at foot of Penanggungan Hill to the mud lake area that is interpreted as a permeable zone forming supply water channels for continuing the mud flow.If technological intervention can be carried out to transform the permeable zone to impermeable zone then the water supply can be blocked, so the hot mud flow could be stopped.

Key words: Sidoarjo hot mud flow, Gravity method, AMT and MT, permeable zone, technological intervention

11

Page 12: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

STUDI PENDAHULUAN EVOLUSI CEKUNGAN LAUT DALAM BUSUR BELAKANG DI BAGIAN BARAT PULAU JAWA

Haryadi Permana1, Purna Sulastiya Putra1, Ahmad Fauzi Ismayanto1, Iwan Setiawan1 dan Marfasran Hendrizan 1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593Email : [email protected]

Sari

Cekungan di antara busur yang berada di dalam lingkungan zona cekungan laut dalam busur belakang atau zona kompresi Majalengka – Banyumas terbentuk akibat peregangan patahan regional Bogor – Banyumas yang kemudian terpotong oleh pasangan patahan geser Gabon dan Pamanukan-Karangbolong yang berarah baratlaut-tenggara pada Miosen Awal. Pasangan zona patahan tersebut mengontrol terbukanya sub-sub cekungan kawasan Majalengka-Banyumas. Di dalam zona tersebut diendapkan endapan arus gravitasi epiklastik berumur Miosen Akhir – Pliosen yang ditafsirkan berada pada posisi proximal dalam suatu kipas bawah laut. Endapan tersebut diduga berasal dari volkanik busur belakang terisolasi, yang tumbuh di dalam zona patahan tersebut atau memisahkan sub-sub cekungan. Tubuh volkanik tersebut terletak jauh lebih di utara dibanding jalur busur volkanik Miosen Ahir – Pliosen. Studi rinci pola struktur geolog, anomali gayaberat dan kinematika struktur geologi yang berkembang di Zona Majalengka – Banyumas, prpses sedimentasi dan stratigrafi endapan arus gravitasi kipas bawah laut, serta hasil analisa petrologi dan kimia batuan piroklastik dan epiklastik di dalam zona ini memberikan bukti kuat terbentuknya suatu sub-sub cekungan di antara busur di wilayah cekungan laut dalam busur belakang di bagian barat Pulau Jawa.

Kata kunci : cekungan di antara busur, cekungan laut dalam, peregangan, endapan arus gravitasi, kipas bawah laut, busur volkanik

Abstract

An intra-arc basin within back arc deep sea basin zone or Majalengka - Banyumas compressional zone has developed relate to trans-tensional of regional fault of Bogor - Banyumas which later it was cutted in Early Miocene by pair of NW-SE strike slip fault of Gabon and Pamanukan-Karangbolong

12

Page 13: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

fault zone. This fault pair is responsible in sub-basin opening of Majalengka-Banyumas zone. In this zone deposited epiclastic gravitational sediment by Late Miocene-Pliocene and it’s interpreted as proximal deposit of submarine fan. This deposit source suggest an isolated volcanic of back arc that developed in this zone or separated sub-basins. The volcanic edifice located northward of Late Miocene-Pliocene volcanic arc.Detail study of geology structural pattern, gravity anomaly and kinematic had developed in Majalengka - Banyumas zone, sedimentation process and gravitational sediment submarine fan stratigraphy and combining with petrology and geochemistry characteristic of pyroclstic and epiclastic rocks could be gave an evident the present of intra-arc basin in deep sea basin of back arc of western of Java

Keywords: intra-arc basin, deep sea basin, ekungan laut dalam, transtensional , peregangan, gravitational sediment, submarine fan, volkanic arc

13

Page 14: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PERAN KARAKTERISTIK BENCANA GEOLOGI DALAM PENYUSUNAN TATA RUANG WILAYAH GARUT SELATAN

Hilda Lestiana1, Dedi Mulyadi1, Igna Hadi1, Hendra Bakti1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593

Sari

Rencana pemekaran Kabupaten Garut menjadi Kabupaten Garut dan Garut Selatan telah lama dicanangkan, bahkan pada saat ini telah di buat Rancangan Tata Ruang Wilayah. Kabupaten Garut selain memiliki potensi aneka ragam sumber daya alam, juga memiliki potensi bencana (longsor, banjir dan tsunami). sehingga perlu dipersiapkan perencanaan tata ruang berbasiskan kebencanaan agar tidak akan terjadi kesalahan dalam penyusunan kebijakan. Sebagai langkah awal dalam penyusunan kebijakan perlu dilakukan upaya mitigasi dan pengurangan dampaknya yaitu dengan cara mengidentifikasi karakteristik bencana di Garut Selatan.Tulisan ini bertujuan memberikan kontribusi pemikiran dalam masalah tata ruang terutama yang berkaitan dengan kebencanaan. Dengan menggunakan hasil analisis citra satelit, pengumpulan data lapangan, serta data penunjang, kajian karakteristik bencana Geologi ini memberikan informasi penyebab, mekanisme, parameter, tingkat kerawanan serta upaya mitigasi dan pengurangan bencana dari bencana geologi di wilayah Garut Selatan.

Kata kunci: Pengembangan Garut Selatan, bencana Geologi, penyusunan tata ruang

Abstract

Seperation plans into district Garut and the South has long been planned, even when this has been made draft Spatial. Garut Regency has the potential for a variety of other natural resources, also has the potential for disaster (landslides, floods and tsunamis). so be prepared based on spatial planning for disaster will not happen mistakennes in policymaking. As a first step in preparing the policy needs to be done to mitigate and reduce the impact that is by identifying the characteristics of disasters in South Garut.This paper aims to give contributions in spatial issues mainly related to the disaster. By using satellite imagery analysis, field data collection, as well as

14

Page 15: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

supporting data, studies the characteristics of geological disaster is to provide information on the causes, mechanisms, parameters, level of vulnerability and disaster reduction and mitigation of geological disasters in the region of South Garut.

Keywords: South Garut Development, Geological disasters, spatial planning

15

Page 16: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PEMODELAN HIDROLOGI MENGGUNAKAN R.SIM.WATER & TERRAFLOW UNTUK PENDUGAAN BANJIR BANDUNG SELATAN

Afnindar 1, Dedi Mulyadi 1 dan Igna Hadi 1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 – 2504593Email : [email protected]

Sari

Majalaya merupakan derah paling rendah rendah di bandingkan daerah yang lainnya di cekungan Bandung Banjir pada tahun tahun 2010 mengakibatkan 150 buah rumah terendam dengan ketinggian air 1,5 meter. selain banyak mengalami banyak kerugian banjir majalaya menyisakan banyak persoalan, salah satunya bahwa daerah Majalaya merupakan sentra industri tekstil yang menjadi komoditi nasional.Upaya penanggulangan telah banyak dilakukan, diantaranya menggunakan sekenario pemodelan/simulasi hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perkiraan jika curah hujan meningkat kembali. Dengan menggunakan metode r.terraflow yang menghitung arah aliran, akumulasi aliran dangan didukung dengan data topografi dari model raster elevasi digital (DEM) dan r.sim water yaitu untuk mengetahui aliran permukaan didasarkan dari konsep duality particle (SIMWE)..Hasil yang diharapkan dapat memberikan gambaran dari arah aliran dan masuknya air ke dalam lapisan tanah, jika terjadi curah hujan yang sangat tingggi, sehingga dapat menjadi peringatan dini untuk antisipasi banjir Daerah Majalaya.

Kata Kunci : Banjir Majalaya, r terra Flow, r.sim water curah hujan tinggi

Abstract

Majalaya area is derah lowest low in comparison to other areas in Bandung basin, flood at of 2010 resulted in 150 houses inundated with water height of 1.5 meters. besides many experienced many flood losses Majalaya leaves many issues, one that Majalaya area is the center of textile industry into commodity nasional.Upaya prevention have been carried out, including using scenario modeling / simulation it is meant to know the approximate if rainfall increases again.

16

Page 17: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

By using a method that calculates r.terraflow flow direction, flow accumulation view is supported by data raster digital elevation model (DEM) and r.sim water that is to know the surface flow is based on a concept of Particle Duality (SIMWE) .Results are expected to provide an overview of the flow direction, flow accumulation, filling the inundation areas and surface water simulation models in case of a very tingggi rainfall, so it can be an early warning to anticipate floods Majalaya Region (not material to the spatial concept? .)

Keywords: Flood Majalaya, r terra Flow, water r.sim high rainfall

17

Page 18: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

POTENSI EROSI TANAH MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH SKALA MENENGAH DI DAS BODRI HULU – JAWA TENGAH

Sukristiyanti 1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593Email: [email protected]

Sari

Erosi tanah menyebabkan berbagai dampak negatif dengan berimbas buruk pada lahan pertanian, sedimentasi, hingga menyebabkan dan mempercepat eutrofikasi. Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai suatu unit yang tepat untuk kajian erosi dengan cakupan wilayah yang cukup luas membuat peran data Penginderaan Jauh resolusi menengah semakin penting. Daerah yang diteliti dalam penelitian ini adalah DAS Bodri Hulu dengan luas wilayah 501,81 km2

yang mencakup 17 kecamatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi kerapatan vegetasi, penggunaan lahan, dan kemiringan lereng; dan analisis spasial untuk evaluasi potensi erosi tanah dengan metode kualitatif dan validasi peta kelas erosi tanah hasil evaluasi. Hasil evaluasi potensi erosi menunjukkan bahwa kelas potensi erosi yang berat mendominasi Kecamatan Tretep. Tingginya tingkat potensi erosi di Kecamatan Tretep ini disebabkan karena daerah tersebut didominasi oleh perkebunan sayur yang sistem penanamannya berlawanan dengan garis kontur. Validasi pada peta kelas potensi erosi dengan kerapatan alur yang diperoleh dari foto udara skala 1:50000 dan data SRTM 30 m tidak dapat dilakukan. Hal ini disebabkan peta alur sebagai input peta kerapatan aliran, tidak seimbang tingkat kedetailannya dengan peta kelas potensi erosi. Oleh karena itu validasi dilakukan dengan menggunakan data hasil survai lapangan. Hasil validasi menunjukkan bahwa peta kelas potensi erosi tanah hasil evaluasi dengan metode kualitatif representatif terhadap kondisi di lapangan. Ini menunjukkan bahwa metode kualitatif yang cukup mudah dan efisien mampu memetakan potensi erosi tanah dengan baik.

Kata kunci: potensi erosi tanah, Derah Aliran Sungai (DAS), Penginderaan Jauh, analisis spasial

18

Page 19: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Abstract

Soil erosion causes various negative impacts on agricultural area, sedimentation, and speeds eutrofication up. Watershed as an appropriate unit for erosion study which covers large area, makes the middle resolution of remote sensing data has a significant role. The research area was Upper Part of Bodri Watershed having 501.81 sq km and covering 17 subdistrics. The methods used in this research were vegetation density, landuse and slope gradient extractions, and spatial analysis for potential soil erosion evaluation and result validation. The result said that the severe potential soil erosion dominated Tretep Subdistrict. It is caused by the misapplied landuse there. The area is dominated by a vegetable plantation which its planting system against the contour line. Drainage density derived from aerial photograph at the scale of 1: 50,000 and SRTM 30 m (Shuttle Radar Topography Mission) could not be used to validate the potential soil erosion class map. It is due to there is no equal on the scale between the potential soil erosion class map and the drainage density map. Therefore the validation was executed by using field survai data. Validation result showed that the potential soil erosion class map evaluated by the qualitative method was representative toward the field condition. It means that the qualitative method which relatively is easy and efficient is able to map the potential soil erosion appropriately.

Keywords: potential soil erosion, watershed, remote sensing, spatial analysis

19

Page 20: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Daftar Abstrak Presentasi Oral Topik II“Sumber Daya Mineral , Energi, Air dan rekayasa Mineral (SMAR)”

SMAR 01 Pengolahan Mineral Bersifat Adsorban Bersurfaktan 21Sebagai Preservasi Mikroorganisme Penghancur Phenol; Karakterisasi Dan InterkalasiHappy Sembiring, Eko Tri Sumarnadi, T. Sembiring,Mutia Dewi Y. Atet Saepuloh, R. Amelia

SMAR 02 Pengolahan Mineral Silikat Alam Sebagai Bahan Dasar 23Antiseptik AnorganikDewi Fatimah, Lenny M. Estiaty

SMAR 03 Pembuatan Prototip SMAC (Surfactant Modified 25Activated Carbon) Metoda Batch Sebagai Adsorban Chromium Hexavalent (Cr+6) Limbah Cair Industri Penyamakan KulitEko Tri Sumarnadi Agustinus, Happy Sembiring, Ulum A.Gani, Harijanto Soetjio1, Mutia Dewi Yuniati , Lina Nur Listyowati

SMAR 04 Identifikasi dan Karakter Hidrokimia Keluaran Airtanah 27Lepas Pantai, Pulau Lombok, Indonesia.Hendra Bakti, Robert Delinom , Wilda Naily, RachmatFajar Lubis, Wahyu Purwoko

SMAR 05 Tipe Air Dan Indikasi Perubahan Kualitas Air Tanah Di Kota 29 Semarang Dan Sekitarnya : Hasil Penelitian PendahuluanSudaryanto, Robert M Delinom, Dadan Suherman, Rachmat Fajar Lubis

SMAR 06 Pengolahan Di Tempat (In-Ground Treatment) Air 31Tanah Tercemar Ion Besi Dan ManganNyoman Sumawijaya, Sudarjanto, Dadan Suherman

SMAR 07 Kontrol Struktur Regional Daerah Garut Dan Sekitarnya 33Kaitannya Dengan Potensi Panas BumiAhmad Fauzi Ismayanto, Eddy Z Gaffar

SMAR 08 Kemungkinan adanya perangkap hidrokarbon 36berdasarkan interpretasi data gravitasi : studi kasus cekungan jawa barat utara di bagian paling selatanKamtono, Karit Luban Gaol, Lina Handayani, Dadan Dany Wardhana, Yayat Sudradjat

SMAR 09 Genesa Endapan Emas Di Daerah Bombana: Studi 38Pendahuluan Berdasarkan Pengamatan Lapangan Dan PetrografiIwan Setiawan, Iskandar Zulkarnain, Sri Indarto, Sudarsono dan Ahmad Fauzi

20

Page 21: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PENGOLAHAN MINERAL BERSIFAT ADSORBAN BERSURFAKTAN SEBAGAI PRESERVASI MIKROORGANISME PENGHANCUR

PHENOL; KARAKTERISASI DAN INTERKALASI

1Happy Sembiring, 1Eko Tri Sumarnadi, 2T. Sembiring,1Mutia Dewi Y. 1Atet Saepuloh, 1R. Amelia

1Puslit Geoteknologi LIPI, Jl. Cisitu No.21, Bandung 401352 Puslit Fisika Terapan LIPI, Jl. Cisitu No.21, Bandung 40135

Email : [email protected]

Sari

Penanganan limbah phenolik, dapat dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme. Sediaan preservasi mikroorganisme dalam bentuk kultur cair mempunyai waktu simpan yang singkat (3-6 bulan), sedangkan dalam bentuk serbuk menimbulkan infeksi saluran pernafasan. Untuk itu perlu diupayakan sediaan lain dalam bentuk tablet yang dapat mengatasi permasalahan diatas serta dapat ditujukan untuk keamanan dan kemudahan transportasi. Data sekunder, menunjukkan bahwa mikroorganisme , mempunyai peluang untuk hidup dan berkembang dalam mineral-mineral yang bersifat adsorban( sembiring, dkk 1996,1997).Agar sediaan dalam bentuk tablet dapat digunakan sebagai preservasi mikroorganisme, maka terlebih dahulu harus dilakukan seleksi mineral-mineral yang bersifat adsorban dan mengoptimalkan pembesaran rongga. Hasil karakterisasi menunjukkan, mineral yang sesuai sebagai bahan baku preservasi mikroorganisme adalah Na bentonit, karena memiliki rongga bukaan terbesar yaitu: 14,31583 Ao.Dengan memberi perlakuan : pemurnian, aktivasi kimia/ fisika serta adsorpsi EDA, maka interkalasi Na bentonit dapat meningkatkan pembesaran rongga secara bertahap , sebagai berikut : Pemurnian (14,79908); Aktivasi kimia HCl 0,8 N (18,37514 Ao); Aktivasi fisika 200oC (19,11529 Ao); Adsorpsi EDA 20 ppm, pH 5, waktu kontak 60 menit dan RPM 150, (28,15977 Ao). Dengan terjadinya pembesaran rongga seperti diatas, diharapkan mikroorganisme dapat hidup dan berkembang dalam mineral Na bentonit dan sesuai sebagai preservasi mikroorganisme.

Kata kunci : limbah phenol, bentonit, karakterisasi, interkalasi, adsorpsi surfaktan EDA

21

Page 22: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Abstract

Phenolic waste , can be done by using microorganisms . Preservation of microorganisms in liquid culture only have a short shelf life (3 - 6 months), whereas in the form of powder causing respiratory infections. For it is necessary that the other preservation in the form of a tablet that can overcome the above problems and can be devoted to security and ease of transportation such microorganisms. Secondary data, showed that phenol destruction of microorganisms, have the opportunity to live and thrive in the minerals that are adsorban.For preparation in tablet form can be used as a preservation mikroorganis, the first selection must be made of minerals that are adsorban and optimize the enlarged cavity. From the characterization results of minerals found suitable as raw material for preservation of microorganisms are Na bentonite, because it has the largest opening cavity is: 14.31583 Ao.by giving treatment: purification, activation chemistry / physics and the adsorption of EDA, the intercalation of sodium bentonite to improve cavity enlargement gradually, as follows: Purification (14.79908); chemical activation of HCl 0.8 N (18.37514 Ao); Activation physics 200oC (19.11529 Ao); Adsorption EDA 20 ppm, pH 5, contact time of 60 minutes and RPM 150, (28.15977 Ao). With the enlargement of the cavity as above, is expected microorganisms can live and thrive in the mineral sodium bentonite, and suitable as a preservation of microorganisms.

22

Page 23: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PENGOLAHAN MINERAL SILIKAT ALAM SEBAGAIBAHAN DASAR ANTISEPTIK ANORGANIK

 Oleh :

Dewi Fatimah 1, Lenny M. Estiaty 1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593 Sari

Ketersediaan bahan baku farmasi merupakan faktor penting bagi industri farmasi nasional. Sampai saat, Indonesia masih mengandalkan sumber impor bahan baku farmasi tersebut dari Cina dan India. Impor bahan baku farmasi mencapai lebih dari 90%, dan kandungan impor bahan baku obat berkisar sekitar 98%.  Tingginya kandungan impor bahan baku obat membuat harga produk farmasi di Indonesia termasuk paling mahal di Asia.  Menurut (Deperin), koordinasi kalangan industri dengan lembaga riset seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dinilai punya peran strategis melepaskan ketergantungan ini.  Sehingga Geoteknologi-LIPI melakukan riset untuk memberdayakan mineral tekto silikat alam (zeolit) sebagai anti-septik carrier (antiseptik anorganik).Indonesia  merupakan daerah volkanik yang kaya akan bahan galian industri terutama kelompok mineral alumino tekto silikat seperti zeolit.  Secara geologi  sumberdaya mineral tersebut tersebar hampir di setiap propinsi di Indonesia mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan,  hingga Sulawesi.  Sehingga perkiraan jumlah cadangan zeolit alam Indonesia sangatlah melimpah.  Menurut KADIN Indonesia (2008), perkiraan cadangan di daerah Selatan, Jawa Barat saja,  yakni Sukabumi,  Bogor, Cianjur dan Tasikmalaya, perkiraan sebesar 315 juta ton.Kristal zeolit mempunyai sifat cation reversible dapat berfungsi sebagai antiseptic carrier, dimana bahan aktif akan disimpan di dalam struktur kristal zeolit dan pada kondisi tertentu akan berfungsi atau keluar dari kerangka struktur induknya. Zat aktif tersebut berupa logam inhibitor Cu, dengan konsentrasi yang sangat rendah mampu bersifat toksik terhadap plasma sel mikroba. Jumlah inhibitor yang dikonsumsi oleh mikroba, equivalent dengan  kebutuhan kation dalam sel (tidak akan terjadi kelebihan inhibitor), sehingga material anti-septik berbasis zeolit ramah lingkungan.Pengolahan melalui lima tahapan,  yakni  tahapan karakterisasi, tahapan pemurnian, tahapan modifikasi, tahapan impregnasi dan tahapan pengujian produk terhadap mikroba patogen. Pada penelitian ini,  sampel berasal dari Cimade, Tasikmalaya, yang diproses dengan metoda batch pada ukuran butir -325 mesh.  Konsentrasi Cu tertinggi 2475 ppm dicapai dengan waktu proses 8 jam dan material secara signifikan

23

Page 24: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

dapat menghambat pertumbuhan jamur patogen dan bakteri patogen, yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli  > 80% dan jamur Candida Albicans > 90%. Kata kunci : Impregnasi, metoda batch,-325 mesh, E.coli, albicans  Abstract 

For national pharmacy industry, raw material is very important. In Indonesia, pharmacy raw material still import from Cina and India. Import of pharmacy raw material reaches more than 90%. This condition causes medicine price at Indonesia, most expensive in Asia. According to Deperin, coordination of industry community by research institute like Research Center for Geotechnology  (LIPI)  have strategic role. To break one of dependable link import, Geotecnology-LIPI  has conducted research to process  natural tecto silicate  as antiseptic carrier. Indonesia is area volkanik, that rich in materials of industry  for example alumino tecto silicate like zeolite. Zeolite is disseminated at Java, Sumatera, Kalimantan and   Sulawesi.  According to KADIN Indonesia (2008), in West Java such as Sukabumi,  Bogor, Cianjur and Tasikmalaya, zeolite amount it's 315 million tons.  Crystal of zeolite have characteristic of cation reversible, molecular sieve and adsorption, those characteristics can be exploited as an anti-septic. Zeolite with its characteristic of crystal structure can be functioned as antiseptic carrier, where active materials will be kept in structure of zeolite crystal and at some stage will be functioned or exit from its framework of mains structure. Active substance is metal inhibitor Cu, with very low concentration can have the character of toxic to plasma of microbe cell. the amount of inhibitor that consumed by microbe, equivalent with intracellular cation need (not will happen the excess of inhibitor), So this is a green anti-septic. Processing pass by five phases,  that is caracterization, purification,  modification,  impregnation and product testing to microbe patogen. At this research,  utilized zeolite from cimade Tasikmalaya ,that processed by batch method at  particle size -325 mesh. The highest concentration from Cu is 2475 ppm, that is with process time 8 hour. Product that produced can pursue microbe patogen growth . For  bacterium  Escherichia coli  > 80% and fungi Candida Albicans > 90%.

 Keywords : Impregnation, batch method, -325 mesh, E coli, Candida albicans 

24

Page 25: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PEMBUATAN PROTOTIP SMAC (SURFACTANT MODIFIED ACTIVATED CARBON) METODA BATCH

SEBAGAI ADSORBAN CHROMIUM HEXAVALENT (Cr+6) LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Eko Tri Sumarnadi Agustinus 1, Happy Sembiring 1, Ulum A. Gani 1, Harijanto Soetjio 1, Mutia Dewi Yuniati 1, Lina Nur Listyowati 1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593

Sari

Industri penyamakan kulit di Desa Sukaregang Garut disatu sisi dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat, namun disisi lain masyarakat masih kurang memperhatikan aspek perlindungan lingkungan karena efeknya tidak langsung terlihat. Limbah cair industri tersebut pada umumnya mengandung ion logam kromium, dibuang langsung ke badan sungai dengan / atau tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Badan sungai yang mengandung partikel logam kromium yang melebihi baku mutu dapat membahayakan bagi kesehatan manusia. Kromium yang ditemukan pada badan sungai berupa kromium (Cr+3) dan kromium (Cr+6). Namun bagi badan sungai dengan pH > 5, kromium yang terbentuk berupa kromium (Cr+6). Kromium (Cr+6) ini memiliki toksisitas lebih tinggi dibandingkan kromium (Cr+3), karena kromium (Cr+3) terserap ke dalam partikulat sedangkan kromium (Cr+6) tetap berada dalam bentuk larutan (Effendi, 2003). Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan melalui penyerapan ion kromium (Cr+6) limbah cair sebelum dibuang ke badan sungai. Penelitian bertujuan untuk memperoleh cetak biru (blueprint) teknologi proses dan prototip produk SMAC (Surfactant Modified Activated Carbon) sebagai bahan penyerap (adsorban). Sementara target dalam penelitian ini adalah memperoleh parameter dasar yang berperan dalam pembentukan prototip SMAC melalui eksperimen di laboratorium dengan menggunakan parameter kimia dan fisika. Parameter tersebut meliputi konsentrasi (EDA), temperatur, pH, ratio: berat Karbon aktif / volume Surfaktan (EDA) dan waktu kontak yang dirancang melalui disain faktorial dengan 3 replikasi. Eksperimen dilakukan melalui intrudusir surfaktan kelompok kationik (ethylenediamine, EDA) ke dalam karbon aktif dengan metoda batch. Sementara untuk mengetahui tingkat penyerapan karbon aktif terhadap EDA, dilakukan analisis COD (chemical oxygen demand), FTIR (forier transmiten infra red) dan UVS sebagai indikator eksperimen ini. Hasil penelitian diperoleh parameter dasar : konsentrasi [EDA]:

25

Page 26: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

45.000 mg/l, [ pH ]: 7 (normal), [Temp.]: 25 oC (temperatur kamar), ratio : berat KA / volume EDA: 1gr/200 ml dan waktu kontak selama 8 jam diterapkan dalam proses pembentukan prototip SMAC.

Kata kunci: parameter dasar, prototip SMAC, adsorban, Cr+6, limbah cair, industri penyamakan kulit.

Abstract

The leather tanning industry which lies in Sukaregang village, Garut-West Java has given economic benefits significantly to community. Meanwhile, public concern for the environment impact is less because cannot be seen directly. The wastewater of leather tanning industry contain chromium metal ions generally that discharged directly into river without proceed by wastewater treatment processing. Content of chromium metal particles has exceeded the standard hazardous to human health in both chromium trivalent (Cr3+) and chromium hexavalent (Cr6+). Chromium trivalent will change to chromium hexavalent in alkali condition (pH>5) where Cr6+more toxic than Cr3+ because Cr3+ is absorbed into particulate whereas Cr6+ remain in the form of solution.This problem can be reduced through absorption of Cr6+ contained in wastewater before being discharged into river. The aims of research is to find a blueprint process technology and product prototypes SMAC (Surfactant Modified Activated Carbon) as an absorbent material. While the goal of research is to find the basic parameters that were most responsible in the SMAC prototype formation. The research is done by laboratories experimental using chemical and physical parameters. These parameters include concentration (EDA), temperature, pH, ratio of activated carbon weight and volume of surfactant (EDA), and contact time that designed by the factorial design with 3 replications. The experiments were done through introducer cationic surfactant groups (ethylenediamine or EDA) into the activated carbon using the batch method. While to know level of EDA absorption is done by analyzing COD (chemical oxygen demand), FTIR (forier transmiten infra red) and Uvs as an indicator of experiment. This research obtained the following basic parameters: the concentration of [EDA] = 45,000 mg/L; pH = 7 (normal); temperature = 25C (room temperature), ratio of KA weight and volume EDA = 1 gr/200 ml; and 8 hours contact time is applied in process of SMAC prototypes formation.

Keywords: fundamental parameters, prototypes SMAC, adsorbent, Cr+6, wastewater, leather tanning industry.

26

Page 27: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

IDENTIFIKASI DAN KARAKTER HIDROKIMIA KELUARAN AIRTANAH LEPAS PANTAI, PULAU LOMBOK, INDONESIA

Hendra Bakti1, Robert Delinom 1, Wilda Naily1, Rachmat Fajar Lubis1, Wahyu Purwoko1

1Pusat Penelitian GeoteknologiLembaga Ilmu Pengetahuan IndonesiaJl. Cisitu Sangkuriang Bandung 40135.

Ph: +62-22-2503654, Fax: +62-22-2504593email: [email protected]

Sari

Pemahaman mengenai interaksi sumberdaya air di daratan dan lepas pantai merupakan suatu ilmu yang relatif baru berkembang di dunia ilmu kebumian. Dengan kontrol gravitasi, air didaratan baik air permukaan maupun airtanah akan mengalir menuju titik terendah yaitu lautan.Keluaran airtanah di daerah lautan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu di wilayah pesisir sebagai mata air atau di lepas pantai. Keluaran air di lepas pantai inilah yang saat ini merupakan kajian baru dan dikenal dengan istilah submarine groundwater discharge (SGD).Makalah ini mencoba membahas mengenai upaya identifikasi keluaran airtanah di lepas pantai Pulau Lombok, Indonesia. Melalui survey lapangan dan pendekatan hidrokimia dapat diidentifikasi adanya indikasi keluaran airtanah lepas pantai di wilayah Pantai Krakas, Lombok.

Kata Kunci: Keluaran airtanah lepas pantai, Hidrokimia, Lombok

Abstract

Pulled by gravity, fresh groundwater will comes in contact with seawater at the downstream end of its flow system. The groundwater, however, will come out to the surface as a coastal springs or than predicted by the law, giving rise to freshwater flows even below the bottom of the sea. The event of freshwater flows from the bottom of the sea or submarine is named submarine groundwater discharge (SGD).

27

Page 28: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

This paper reviews the scientific significance of SGD evidence in Lombok Island, Indonesia. The field assessment using hydrogeochemistry identify the indication of this phenomenon at Krakas Beach.

Keyword: Submarine Groundwater Discharge, Hydrogeochemistry, Lombok island.

28

Page 29: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

TIPE AIR DAN INDIKASI PERUBAHAN KUALITAS AIR TANAHDI KOTA SEMARANG DAN SEKITARNYA:

HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN

Sudaryanto1, Robert M Delinom1, Dadan Suherman1, Rachmat Fajar Lubis1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593

Sari

Pengambilan air tanah yang berlebihan dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan menurunnya muka airtanah, sehingga terjadi kerucut depresi airtanah yang disebabkan oleh tidak seimbangnya antara pengambilan dengan pengisian. Penurunan muka airtanah akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan hidrostatis yang mengakibatkan terjadinya migrasi polutan dalam airtanah, sehingga di beberapa tempat telah mengalami penurunan kualitas. Analisis mengenai fenomena tersebut dilakukan dengan cara penentuan tipe air. Untuk keperluan itu , telah dilakukan pengambilan conto airtanah pada 15 sumur pantau dan 13 sumur dangkal yang tersebar di wilayah Semarang. Analisis kimia dilakukan dengan metode spektrofotometri serapan atom (AAS), volumetri dan turbidimetri. Berdasarkan kandungan kation/anion, diagram tri linear, dan diagram stiff, airtanah di Semarang diklasifikasikan bertipe Ca(HCO3)2, NaCl, Mg(HCO3)2, NaHCO3, CaMix dan Na2CO3. Tipe air NaCl mengindikasikan bahwa sumur dangkal SMR-6 PRPP telah dipengaruhi oleh air laut. Sedangkan tipe air NaCl di sumur pantau SMR-3, SMR-8, SMR-29, dan SMR-30 nampaknya dipengaruhi oleh kandungan garam yang terdapat dalam batuan (garam purba). Hasil ini mengindikasikan airtanah di Wilayah Kota Semarang belum terkontaminasi khususnya air laut kecuali di PRPP Semarang.

Kata Kunci : Contoh air, tipe air, kualitas air, Semarang, air laut.

Abstract

The excessive groundwater abstraction within long period will decrease groundwater level which is caused cone of depression due to groundwater input and output is unbalanced. Groundwater decrement has changed hydrostatic pressure and creating pollutant migration in groundwater and caused water quality decrement in some area. This phenomenon was analysed by defining

29

Page 30: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

water type of some collected water samples. For this necessity, 15 water samples from monitoring wells and 13 water samples from dug wells in Semarang Area had been collected. The samples were analysed using atomic absorbance spectrophotometer (AAS), volumetric, and turbidimetry. Based on cation/anion content, trilinear diagram, and stiff diagram, the groundwater of Semarang can be classified as Ca (HCO3)2, NaCl, Mg (HCO3)2, NaHCO3, CaMix, and Na2CO3 water types. NaCl water type indicates that dug well in PRPP Semarang (SMR-6) has been influenced by sea wate, while NaCl type that were found in some monitorning wells (SMR-3, SMR-8, SMR-29, and SMR-30) are influenced by paleo salt from formation. This result indicates that groundwater in Semarang Area has no contamination yet, except sample in PRPP Semarang.

Keywords: water samples, water type, water quality, Semarang, sea water

30

Page 31: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PENGOLAHAN DI TEMPAT (IN-GROUND TREATMENT) AIRTANAH TERCEMAR ION BESI DAN MANGAN

Nyoman Sumawijaya 1, Sudarjanto 1, Dadan Suherman 1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593E-mail : [email protected]; [email protected]

Sari

Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam pemanfaatan air tanah sebagai sumber pemenuhan air ruamhtangga bagi masyarakat perkotaan adalah kandungan Fe dan Mn yang melebihi ambanga batas menurut Kepmenkes No. 907/MENKES/SK/VII/2002 (Fe=0,3 mg/L; Mn = 0,1 mg/L). Pengolahan ditempat merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kualitas air yang mengandung ion Fe dan Mn melebihi ambang batas. Cara ini selain dapat memperbaiki kualitas airtanah juga dapat menambah volume airtanah dan mengurangi potensi banjir. Curah hujan yang berkisar antara 1800 mm s/d 3000 mm/tahun dan kandungan oksigen air hujan yang mencapai 7,8 mg/L sangat ideal dilakukan pengolahan ditempat air tanah mengandung ion besi dan mangan. Untuk menurunkan kandungan ion besi dan mangan cara ditempat (in-ground), telah dibuat 3 sumur imbuhan pada tahun 2009 dan 2 sumur imbuhan tahun 2010 di Cimahi dengan memanfaatkan air hujan cucuran atap sebagai air imbuhan. Penelitian diawali dengan pendataan kondisi kimiawi airtanah dan potensi air hujan cucuran atap dan kandungan oksigen air hujan, kemudian pembuatan sumur imbuhan. Selanjutnya dilakukan pemantauan kandungan ion besi dan mangan pada sumur pantau. Pada salah satu sumur pantau pemantauan kandungan ion besi dan mangan dilakukan pada 3 kedalaman : dasar sumur, tengah dan 1 meter dari muka air tanah. Hasil penelitian menunjukkan pada saat awal terjadi penurunan kandungan ion besi dan mangan dari 1.586 mg/L menjadi 0.657 mg/L untuk Fe dan untuk Mn dari 1.333 mg/L menjadi 0.835, mg/L namun kemudian terjadi fluktuasi. Pada salah satu sumur pantau terjadi gradasi kandungan ion besi dan mangan men, pada kedalaman 24 m kandungan ion Fe 0,364 mg/L dan Mn 0,424 mg/L sedangkan pada kedalaman 17 m dan 0,4 m kandungan ion Fe sama yaitu 0,066 mg/L dan untuk ion Mn menjadi 0,099 mg/L. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa untuk kondisi di Cimahi pengolahan ditempat dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas air tanah.

Kata kunci : pencemaran, airtanah, pengolahan ditempat, besi , mangan

31

Page 32: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Abstract

One of the problem in using groundwater for domestic purposes is its iron and manganese content. In many locations, groundwater contain iron and manganese above the maximum limit (Kepmenkes No. 907/MENKES/SK/VII/2002 (Fe=0,3 mg/L; Mn = 0,1 mg/L). In- ground treatment is one of the many methods that can be applied to improve groundwater of high iron and manganese concentration. With this method, not only water quality will be improved but also groundwater volume increase and also contribute to minimize flood potential. With annual rainfall 1800 mm to 3000 mm and oxygen concentration in rainwater up to 7.8 mg/L make Bandung region ideal for in-ground treatment application. To improve groundwater quality in Cimahi area 3 artificial recharge wells was constructed during the 2009 fiscal year and another two are constructed in this 2010 fiscal year. Experiment is started by collecting secondary data of iron and manganese ion of groundwater in the targeted area. And then artificial recharge is constructed on the site that the groundwater having iron and manganese concentration above maximum limit and the water level more than two meters. After well construction, iron and manganese concentration of groundwater in the monitoring wells is monitored periodically. In one monitoring well, sampling monitoring is made in three depths : 0.4 m, below groundwater surface, 17 m depth and on the 24 m depth. From this experiment it found that iron concentration in the monitoring well decrease from 1.586 mg/L to 0.657 mg/L and for the manganese ion decrease from 1.333 mg/L to 0.835, mg/L. Decreasing iron and manganese concentration with depth is found in the monitoring well. At the 24 m depth iron concentration is 0,364 mg/L and Mn is 0,424 mg/L whilst at 17 m and 0,4 m depth Fe ion is 0.056 and 0.066 respectively and manganese concentration is 0,099 mg/L and 0.096 mg/L respectively. It can be concluded that in case of Cimahi condition, in-ground treatment is successfully applied to improve groundwater quality.

Keywards : contamination, groundwater, in-ground treatment, iron, manganese

32

Page 33: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

POTENSI PANAS BUMI DI DAERAH GARUT DAN SEKITARNYA BERDASARKAN KONTROL STRUKTUR REGIONAL

Ahmad Fauzi Ismayanto1, Eddy Z Gaffar1 1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPI

Kompleks LIPI, Jl. Sangkuriang BandungTlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593

Email : [email protected], [email protected]

Sari

Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar. Tercatat sumberdaya panas bumi Indonesia mencapai 27 GWe yang tersebar di lebih dari 244 lokasi panas bumi di indonesia. Dari keseluruhan potensi yang ada baru sekitar 1.196 MWe yang telah diusahakan sebagai energy atau 4 % dari keseluruhan total konsumsi energy Indonesia. Pencanangan kenaikan penggunaan energi panas bumi sebesar 18% dari keseluruhan penggunaan sumber energy di tahun 2018 oleh pemerintah Republik Indonesia merupakan tantangan serta memberikan urgensi dalam kegiatan eksplorasi lapangan panas bumi lainnya. Salah satu area yang menarik dalam hal potensi panas bumi yaitu daerah Jawa Barat. Dari keseluruhan lokasi panas bumi yang ada di Indonesia, empat puluh lima (45) lokasi diantaranya terdapat di daerah Jawa Barat termasuk di dalamnya daerah Garut dan sekitarnya. Di daerah Garut, potensi panas bumi yang telah diusahakan seperti di daerah Kamojang oleh Pertamina dan Darajat oleh Chevron merupakan contributor penting dalam penggunaan potensi energy panas bumi di Indonesia. Selain kedua lokasi tersebut terdapat sekitar 8 lokasi lain dan beberapa sedang di eksplorasi baik oleh pemerintah ataupun perusahaan. Dalam kegiatan eksplorasi panas bumi, kontrol struktur merupakan faktor penting dimana kontrol struktur merupakan media bagi fluida yang dapat melokalisir keterdapatan manifestasi panasbumi serta berperan dalam pembentukan permeabilitas sekunder pada reservoir panas bumi. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui kontrol struktur regional daerah garut dan sekitarnya terutama sintesa struktur yang berperan dalam mendelineasi lokasi keterdapatan lapangan panasbumi atau lokasi keterdapatan manifestasi panas bumi. Pendekatan yang dilakukan dari kajian ini adalah memanfaatkan peta gravitasi (gaya berat) dalam bentuk peta anomaly bouger yang telah dipublikasikan yang selanjutnya dilakukan proses filtering anomaly sisa (residual) serta vertical derivative. Hasil penarikan kelurusan dari peta gaya berat selanjutnya di kombinasikan dengan interpretasi struktur dari penarikan kelurusan pada citra landsat. Kombinasi yang diharapkan dari kedua pendekatan tersebut adalah untuk mengetahui kombinasi struktur bawah permukaan yang bersifat deep seated yang diwakili oleh data gaya berat dengan struktur

33

Page 34: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

permukaan yang diwakili oleh citra landsat dimana struktur permukaan tersebut bersifat thin skinned. Dari hasil kajian diketahui bahwa struktur geologi yang berkembang serta kemungkinan mengontrol potensi panas bumi didaerah garut dan sekitarnya, merupakan struktur rim structure yang diindikasikan oleh daerah low densitas (1 – 45 mgal) dari peta anomaly bouger. Struktur ini masih terlihat pada peta anomaly sisa serta peta vertical derivative. Dari kelurusan regional, lokasi-lokasi panas bumi yang ditunjukan oleh lokasi manifestasi panas bumi di daerah garut dan sekitanya berada pada kelurusan yang sangat bervariasi yang pada umumnya pada perpotongan-perpotongan kelurusan-kelurusan tersebut dengan struktur melingkar (rim structure).

Kata Kunci: Kontrol struktur, panas bumi, gaya berat, kelurusan

Abstract

Indonesia is well known as one of country whose has the large geothermal potency. The geothermal resources of Indonesia are approximate up to 27 GWe, distributed at 244 locations from Sumatra to Papua. From all geothermal potency, only 1,196 Mwe geothermal resources have been utilized and consumed. This utilization is only 4 % from the total energy used in Indonesia. The utilization of geothermal energy has been targeted to be increased up to 18 % in the year 2018 by Indonesia government. The target and large potency background of Indonesia geothermal energy built the challenge and opportunity in geothermal exploration. West Java is one of interesting area to be explored for geothermal. There are 45 location of geothermal area in West Java, which are a few of them is concentrated in Garut and surrounding area. There are 2 large geothermal field have utilized in Garut and surrounding area e.g. Kamojang operated by Pertamina and Darajat operated by Chevron. Beside those area, there are approximated 8 location of geothermal potency are occur in Garut and surrounding area and few of them are being explored by government and private company. Geological structure control is one of important exploration key in geothermal. The structure is hold important role in delineating the geothermal surface manifestation and also for giving the permeability condition in geothermal reservoir. The objective of this study is to delineate and to figure out the regional structure at Garut and Surrounding area especially the structure whose control the geothermal occurrences. Gravity and landsat interpretation is used as approaching methods in this study. There are several advanced data processing have been conducted e.g. residual and first vertical derivative for gravity interpretation. The available published bouger anomaly map is the bases for such analysis.The lineament of inferred fault have been delineated from gravity and landsat imagery. These methods were applied

34

Page 35: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

base on assumption that gravity is represent for deep seated structure where landsat interpretation is represent the thin skinned structure. The structure of Garut and surrounding area is inferred to be affected by some rim structure indicated from gravity analysis. The low gravity (1-45 mgal) is visualized as circular feature from regional anomaly bouger. This circular feature structure also identified at residual and vertical derivative map. The geothermal manifestation in garut and surrounding have various trend of structure but most of them was located at cross structure with the circular feature.

Keyword : Structure control, geothermal, gravity, lineament

35

Page 36: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

KEMUNGKINAN ADANYA PERANGKAP HIDROKARBON BERDASARKAN INTERPRETASI DATA GRAVITASI : STUDI KASUS CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA DI BAGIAN PALING SELATAN

Kamtono1, Karit Luban Gaol1, Lina Handayani1, Dadan Dany Wardhana1, Yayat Sudradjat1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593Email : [email protected]

Sari

Bagian yang paling selatan dari Cekungan Jawa Barat Utara sebagian besar tertutup oleh produk vulkanik, menyebabkan eksplorasi dengan metode seismik sulit dan dapat mengurangi resolusi gambar seismik. Untuk mengidentifikasi dan menafsirkan struktur bawah permukaan dan perangkap hidrokarbon telah dilakukan pengukuran gravitasi. Berdasarkan distribusi anomali rendah dan tinggi yang dihasilkan dari peta anomali Bouguer dapat membantu untuk menafsirkan struktur bawah permukaan dan kemungkinan perangkap hidrokarbon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anomali gravitasi dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok: Anomali rendah (<34 mGal), anomali menengah (34-50 mGal) dan anomali tinggi (> 50 mGal). relatif Berdasarkan analisis Bouguer anomali menunjukkan bahwa anomali rendah terkonsentrasi di wilayah Jonggol, dan ditafsirkan sebagai bagian dari sub cekungan Ciputat. Berdasarkan konsep eksplorasi baru dengan menggunakan metode gravitasi menunjukkan bahwa perangkap hidrokarbon yang paling mungkin adalah di tinggian Cibinong - Cileungsi dan tinggian Pangkalan - Tambun. Daerah penelitian masih diperlukan pengukuran geofisika lainnya ( MT atau AMT) untuk membuktikan adanya struktur tinggian dan rendahan sebagai indikasi adanya perangkap hidrokarbon. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan untuk melakukan eksplorasi yang lebih rinci.

Kata kunci : struktur bawah permukaan, anomali Bouguer, hidrokarbon

Abstract

The most southern part of the northwest Java Basin mostly covered by volcanic products, cause exploration by seismic methods is difficult and can reduce the resolution of seismic images. To identify and interpret the subsurface structure

36

Page 37: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

and hydrocarbon trap have been carried out gravity measurements. Based on the distribution of low and high anomalies resulting from the Bouguer anomaly map can help to interpret the subsurface structure and probability of hydrocarbon trap. The result of study shows that the gravity anomalies could be categorized into three groups : the low Anomaly (< 34 mgal), the middle anomaly ( 34 - 50 mgal) and the high anomaly (> 50 mgal). Based on the analysis of Bouguer anomaly indicates that the low anomaly is concentrated in the Jonggol Area, and interpreted as part of a Ciputat sub basin. Based on the new exploration concept with using gravity method shows that the most probable hydrocarbon trap is in the Cibinong - Cileungsi and Pangkalan - Tambun high. Area of research is still needed other geophysical measurements (MT/ AMT) to prove the existence of structural highs and low as an indication of a hydrocarbon trap.The results of this study is expected to be a reference for the stakeholders to conduct a more detailed exploration.

Keyword : subsurface structure, hydrocarbon, Bouguer anomaly

37

Page 38: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

GENESA ENDAPAN EMAS DI DAERAH BOMBANA: STUDI PENDAHULUAN BERDASARKAN PENGAMATAN LAPANGAN DAN

PETROGRAFI

Iwan Setiawan, Iskandar Zulkarnain, Sri Indarto, Sudarsono dan Ahmad Fauzi

Kelompok Penelitian Mineralisasi Hidrotermal - Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI

Sari

Ditemukannya cebakan emas letakan di daerah sungai Tahi Ite Bombana pada akhir tahun 2008, telah menarik penambang tradisional, perusahaan multinasional untuk mengeksplorasi dan menambang di daerah ini. Wilayah Bombana secara geologi dikenal sebagai daerah potensi cebakan nikel dan cobalt, sehingga dengan ditemukannya cebakan emas di dareah ini telah menarik sejumlah penelitian untuk mengungkap genesa cebakan emas di daerah ini, namun belum ada yang mampu menjelaskan genesa cebakan emas tersebut, dalam hal ini adalah apa batuan sumbernya dan bagaimana proses pembentukkannya ?. Pembentukkan cebakan emas ini dapat dianggap tidak lazim, karena tidak pernah dilaporkan sebelumnya ada volkanisme di daerah ini, selain terdapatnya manifestasi air panas. Daerah Bombana dan sekitarnya disusun oleh batuan-batua malihan seperti peridotit, gneiss, metabatugamping, sekis amfibol, amfibolit yang termalihkan dengan derajat rendah-menengah membentuk facies greenschist-zeolit. Pada studi Awal ini, hanya akan didiskusikan hasil pengamatan lapangan dan analisa petrografi, sementara hasil yang lebih detail masih menunggu hasil analisa geokimia dan K-Ar dating. Kehadiran batuan volkanik yang selama ini belum pernah dilaporkan, telah ditemukan pada penelitian ini, batuan ini dinamakan meta andesite dan basalt porfiri. Ditemukannya batuan volkanik penting untuk dapat memahami karakter batuan sumber dan proses pembentukkan mineralisasi. Proses mineralisasi sementara diduga berawal dari pembentukkan batuan volkanik teralterasi dan termineralisasi, kemudian mengalami proses metamorfisme. Aktifitas hidrotermal yang baru ditunjukkan oleh boulder breksi hidrotermal, urat kuarsa-kalsit yang memotong foliasi kuarsa, memiliki potensi untuk pengendapan emas primer hidrotermal, seperti yang dilakukan penambangan di Anjing Mate, Padang Bilah, SP2 dan SP 8.

Kata kunci : Bombana, emas, sekis hijau, batuan volkanik

38

Page 39: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Abstract

The gold placer deposit recently founded at Tahi Ite river Bombana area by the end of year 2008, has interest for traditional miner, multinational company to explore and mining into this area. Bombana area geologically known as nikel and cobalt potency of deposit. Some research that has been conducted to know the nature aspect of this gold formation, in case source of mineralized rock and its formation process, but so far there is no explanation clear yet. Formation of this gold deposits is unusual, because there is no volcanisme reported before in this area, except hotspring manifestation.Bombana and its surroundings consists of complex metamorphic rocks such as peridotite, gneiss, meta limestone, aphibolite schist, amphibholite which have had metamorphosed into low to medium metamorphic grade of metamorphisme to form zeolite-greenschist facies. By this preliminary study, hence will only discuss field observation and petrography analysis, while more detail analysis is waiting for geochemistry and K-Ar dating.The present of volcanic rocks that has not been reported before, has been found by this research, they are namely andesite meta and porphyry basalt. These volcanic rocks are important whether to know character of source rock and also nature of mineralization process. Mineralization process is suggest started by formation of altered and mineralized volcanic rocks and metamorphosed. The newer hydrothermal (post metamorphisme) activities shows by floated hydrothermal breccias (boulder), and formation of quartz -calcite veinlets cross cutted the quartz foliation are also has potential for primary hydrothermal gold deposition, as well as mining activity at metamorphic quartz veinlets system at Anjing Mate, Padang Bilah, SP 2 and SP 8.

39

Page 40: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Daftar Abstrak Presentasi Poster Topik I“Geodinamika, Energi, Perubahan Iklim dan Lingkungan (GBPL)”

GBPL 10 Banjir Bandung Selatan Tahun 1985- 2010 Ditinjau 41Dari Perubahan Tutupan Lahan Dan Fluktuasi Curah HujanDedi Mulyadi, Igna Hadi, Andarta F. Khoir, Afnindar

GBPL 11 Identifikasi Patahan di Lereng Perbukitan Serayu Utara, 43Daerah Purbalingga, Jawa Tengah, Berdasarkan Geomorfologi Tektonik.Edi Hidayat, T. Hartono, S. Winduhutomo, P.D. Raharjo,dan K. Widianto

GBPL 12 Aplikasi Mikoriza Dalam Remediasi Lahan Tercemar 45Limbah Industri TekstilArief Rachmat, Asep Mulyono, Intan Ratna Dewi, Ana Fadilah Rusydi

GBPL 13 Pemodelan Geologi Teknik Amblesan Tanah (Land 47Subsidence) Di Kota SemarangDwi Sarah, Fajar Lubis, Yugo Kumoro, Arifan Jaya Syahbana, Sukristiyanti

GBPL 14 Pengembangan Dan Pengelolaan Daerah Penyangga 49Kawasan Jalan Cagak Di Subang Bagian SelatanRizka Maria, Hilda Lestiana, Dedi Mulyadi, Afnindar, Sukristiyanti, Asep Muljono

GBPL 15 Pengetahuan Perubahan Iklim Bagi Petani Untuk 51Mengatasi Gagal Panen Di Daerah Subang Bagian SelatanRizka Maria, Hilda Lestiana, Dedi Mulyadi, Asep Muljono, Afnindar

GBPL 16 Pengelolaan Lahan Pascatambang : Kajian Implikasi 53Kuari Terhadap Lingkungan Kawasan Batugamping Di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa BaratAchmad Subardja DJ, Nyoman Sumawijaya, Dedi Mulyadi

GBPL 17 Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan 55Timur Berdasarkan Kesesuaian Lahan Dan Daya Dukung LingkunganYuliana Susilowati, Bambang Edhi Leksono danEko Harsono

GBPL 18 Mikrozonasi Daerah Potensi Gerakan Tanah Berbasis 57Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Wilayah Cianjur Bagian Selatan, Jawa BaratYugo Kumoro, Yunarto dan M. Ruslan

GBPL 19 Karakteristik Longsoran Aktif Pasir Munjul Berdasarkan 59Pendekatan Geofisika Dan GeoteknikAdrin Tohari, Dadan Dani Wardana dan Arief Rachmat

40

Page 41: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

BANJIR BANDUNG SELATAN TAHUN 1985- 2010 DITINJAU DARI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN FLUKTUASI CURAH HUJAN

Dedi Mulyadi1, Igna Hadi1, Andarta F. Khoir1, Afnindar1

1Puslit Geoteknologi – LIPIJl. Sangkuriang Gd # 70, Bandung 40135e-mail ; [email protected]

Sari

Perubahan luasan banjir di Bandung Selatan sangat memprihatikan, bukan saja pertambahan luasan tapi tinggi permukaan banjir pun bertambah. Salah satu penyebabnya adalah perubahan tataguna lahan di daerah hulu sungai Citarum, dan Perubahan Tata guna lahan di bagian Cekungan Bandung, yang merupakan daerah perkotaan dan Industri. Pada tahun 2010, beberapa Industri tekstil terpaksa menghentikan produksinya dikarenakan curah hujan yang tinggi dan menyebabkan banjir hingga memasuki pabrik, hal ini menimbulkan kerugian sarana dan prasarana maupun moril dan menjadikan trauma bagi pekerja maupun pelaku Industri.Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan perubahan luasan banjir. Metode yang digunakan dengan mengoverlay peta banjir 1985 – 2010 yang didapat dari hasil survey dan interpretasi dari peta DEM. Pendekatan yang digunakan adalah interpretasi dari citra satelit temporal dan data DEM untuk mengetahui daerah limpasan banjir, peta kemiringan lereng dan peta penggunaan lahan serta grafik curah hujan sejak tahun 1985-2010 pada beberapa stasiun di daerah Bandung Selatan. Hasil nya dapat diketahui sebaran banjir terbaru serta luasannya dan hubungannya dengan dengan pola curah hujan

Kata kunci : Banjir Bandung Selatan, perubahan tataguna lahan, Pola Curah Hujan

Abstract

Changes in extent of flooding in South Bandung very concerned, not only added a high surface area but also increased flooding. One reason is the change in land use in the headwaters of the river Citarum, and Changes in land use in the Bandung Basin, which is the urban and industrial.In 2010, several textile industry was forced to stop production due to heavy rains and caused flooding up to enter the factory, this causes loss of facilities and infrastructure as well as morale and make the trauma for the worker and industry players.

41

Page 42: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

This study aimed to compare changes in the flood area. The method used to map flood overlaid 1985 - 2010 obtained from the survey results and interpretation of the DEM map. The approach used is the temporal interpretation of satellite image and DEM data to determine local flood runoff, slope map and land use maps and charts of rainfall since the year 1985-2010 at several stations in the area south of Bandung. His results can be known recent flooding and the area of distribution and its relation to rainfall patterns

Keywords : Flood South Bandung, land use change, Rainfall Pattern

42

Page 43: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

IDENTIFIKASI PATAHAN DI LERENG PERBUKITAN SERAYU UTARA, DAERAH PURBALINGGA, JAWA TENGAH,

BERDASARKAN GEOMORFOLOGI TEKTONIK

E. Hidayat1, T. Hartono1, S. Winduhutomo1, P.D. Raharjo1, dan K. Widianto1

1Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung – LIPIEmail: [email protected].

Sari

Daerah penelitian termasuk wilayah Kabupaten Purbalingga bagian utara dan merupakan jalur dari Pegunungan Serayu Utara. Dari peta topografi dan citra lansat daerah penelitian, memperlihatkan adanya perbedaan topografi yang mencolok ditandai dengan adanya lereng perbukitan berbentuk segitiga (triangular facet). Penelitian ini dilakukan untuk mencoba menganalisis pengaruh tingkat aktivitas tektonik terhadap kenampakan topografi di daerah tersebut. Analisis yang dilakukan adalah dengan pendekatan morfotektonik. Data yang digunakan adalah peta topografi, peta geologi, citra landsat, SRTM dan DEM. Semua data diproses dan dikompilasi dengan menggunakan sistem informasi geografi (SIG). Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi tektonik aktif adalah ini terdiri dari pengukuran Indeks Gradien Panjang Sungai (stream length – gradient index - SL), Perbandingan Lebar Dasar Lembah dan Tinggi Lembah (ratio of valley floor width to valley height - Vf) dan Lengkungan Muka Pegunungan (mountain front sinuosity - Smf). Analisis morfotektonik memperlihatkan nilai SL yang sangat dipengaruhi oleh aktivitas tektonik. Nilai Smf menunjukan nilai 1.4 – 1.6 atau masuk kategori kelas 1, artinya daerah ini dipengaruhi oleh tektonik aktif. Hasil perhitungan Vf dan Smf menunjukkan bahwa muka perbukitan yang berbentuk segitiga (triangular facet) adalah sangat dipengaruhi oleh aktivitas tektonik daripada erosi. Aktivitas tektonik yang menghasilkan topografi berupa kelurusan perbukitan segitiga (triangular facet), menandakan adanya struktur sesar pada daerah tersebut yang kemungkinan sesar tersebut masih aktif.

Kata Kunci: Morfotektonik, mountain front Smf, SL, Vf, sesar aktif.

Abstract

Research area is located on northern part of Purbalingga Regency, which a part of Northern Serayu Mountain (van Bemellen, 1949). Based on topographic map

43

Page 44: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

and landsat image of this area, could be seen a difference of topography, particularly is characterized by triangular facet at a slope of the hills. This research is conducted to analyze the influence of tectonic activity to form topography features in this area. This study was done in some stage, mainly morphotectonic approach. Specific datas include topographic map, geological map, landsat image, SRTM, and DEM. These datas are processed and integrated using Geographic Information Sistems (GIS). These analysis consisting of the measurement of stream length – gradient index (SL), ratio of valley floor width to valley height (Vf), and mountain front sinuosity (Smf).Based on morphotectonic processing and analysis shown that SL values was highly influenced by tectonic activity. The results of Vf and Smf analysis shown that the slopes of the hills which visible today is strongly influenced by tectonic activity rather than erosion process. SMF value shown the value of 1.4 - 1.6 or included category class 1, that means this area is influenced by active tectonics. Tectonic activity in this area probably was influenced by fault structure, which topographically shown triangular facet. Based on these datas, tectonic activity in this area was controlled by fault which still active.

Keywords: morphotectonic, mountain front Smf, SL, Vf, active fault.

44

Page 45: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

APLIKASI MIKORIZA DALAM REMEDIASI LAHAN TERCEMAR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL

Studi Kasus : Pesawahan di kawasan industri Rancaekek

Arief Rachmat1, Asep Mulyono2, Intan Ratna Dewi3, Ana Fadilah Rusydi1

1 Puslit Geoteknologi LIPI2 UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana Liwa LIPI

3 Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Sari

Peningkatan luas kawasan industri yang secara langsung mengurangi lahan-lahan produktif yang imbasnya muncul lahan-lahan marginal atau terkontaminasi limbah industri. Ratusan hektar lahan sawah di kawasan Rancaekek tidak dapat digarap karena terpapar oleh limbah sebagai dampak pembuangan limbah industri tekstil melalui sungai Cikijing yang merupakan sumber pengairan lahan pesawahan. Salah satunya adalah peningkatan kandungan Natrium dalam tanah sebagai akibat pengairan dari sungai Cikijing. Menurut data penelitian Puslittanak tahun 2002, tanah di persawahan Rancaekek mengandung Natrium mencapai 12,97 me/100g tanah (tergolong sangat tinggi). Usaha remediasi lahan dari kandungan Natrium yang tinggi sangat peru dilakukan sehingga kualitas tanah menjadi lebih baik.Penelitian remediasi lahan telah dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, UNPAD. Aplikasi teknologi remediasi lahan yang diterapkan adalah dengan aplikasi Mikoriza pada lahan yang tercemar limbah. Penelitian diawali dengan pengambilan conto tanah di lahan tercemar yang kemudian ditempatkan pada plot-plot yang ditanami padi sawah. Plot aplikasi Mikoriza dibedakan menjadi 10 plot aplikasi diantaranya plot tanpa aplikasi dan plot 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 g Mikoriza. Analisis tanah dilakukan pada saat sebelum dan setelah aplikasi khususnya kandungan Natrium dalam tanah.Hasil analisis tanah sebelum diterapkannya Mikroriza pada plot percobaan menunjukkan kandungan Natrium dalam tanah sebesar 7,42 me/100g tanah. Setelah dilakukan aplikasi Mikroriza terlihat bahwa penurunan kandungan Natrium dalam tanah menurun 22 - 46 % dengan aplikasi pemberian Mikoriza pada lahan tercemar. Hasil analisis tanah setelah aplikasi menunjukkan kandungan natrium dalam tanah berkisar antara 4.03 – 5,79 me/100g tanah.

Kata Kunci : Natrium, Mikoriza, Tanah, Rancaekek

45

Page 46: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Abstract

Increased industrial area which directly reduces the productive lands that receive the effects appear marginal lands or contaminated with industrial waste. Hundreds of hectares of paddy lands in Rancaekek, can not be tilled because of exposure to the waste as the impact of industrial waste disposal through Cikijing river which is the source of irrigation. One is the increased sodium content in the soil as a result of irrigation from Cikijing river. According to Puslittanak in 2002, paddy lands contain Sodium reached 12.97 me/100g soil (classified as very high). Land remediation from the high of sodium content is consider to be done so that the soil quality changes better. Land remediation research has been conducted in greenhouse Faculty of Agriculture, Padjadjaran University. Application of land remediation technology that is applied is by application Mycorrhiza on contaminated land. The research was initiated by taking soil samples at contaminated land that was placed on plots planted to paddies. Application plots divided into 10 plots which divided into plot without Mycorrhiza and 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 and 100 g of Mycorrhiza in plots. Soil analysis done at the time before and after application particularly sodium content in the soil. The result of soil analysis before applying Mycorrhiza on experimental plots show sodium content in the soil amounted to 7.42 me/100g soil. After the application Mycorrhiza seen that the reduction in sodium content in the soil decreased 22-46% with the application of Mycorrhiza on contaminated land. Results of analysis showed the content of the soil after application of sodium in soil ranges from 4:03 - 5.79 me/100g soil.

Keywords: Sodium, Mycorrhiza, Land, Rancaekek

46

Page 47: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PEMODELAN GEOLOGI TEKNIKAMBLESAN TANAH (LAND SUBSIDENCE) DI KOTA SEMARANG

Dwi Sarah1, Fajar Lubis1, Yugo Kumoro1, Arifan Jaya Syahbana1, Sukristiyanti1

1 Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPIJl.Sangkuriang Bandung 40135Email: [email protected]

Sari

Perkembangan pembangunan kota- kota besar telah menimbulkan berbagai dampak lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi keberlangsungan daya dukungnya. Peristiwa amblesan tanah (land subsidence) telah menjadi masalah besar di berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung dan Semarang. Kota Semarang diketahui telah mengalami bencana amblesan tanah yang terjadi secara berkala yang berdampak terhadap kondisi lingkungan fisiknya. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan kajian dampak lingkungan bawah permukaan di wilayah kota Semarang akibat bencana amblesan tanah (land subsidence). Survai lapangan, pengujian laboratorium geoteknik dan pemodelan telah dilakukan pada penelitian ini. Survai lapangan telah dilakukan untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi daerah-daerah rawan amblesan. Pada survai ini juga dilakukan pengambilan sampel tanah tak terganggu dan pengukuran muka air tanah. Pemodelan geologi teknik dilakukan untuk mendapatkan gambaran mekanisme dan karakteristik bencana amblesan di kota Semarang. Perhitungan penurunan tanah dilakukan menggunakan simulasi berbasis elemen hinggga dengan perangkat lunak Plaxis. Daerah-daerah yang rawan bencana amblesan umumnya terdapat di wilayah Semarang bagian utara antara lain Tanjung Mas, Tanah Mas, Bandarharjo, Stasiun Tawang, kecamatan Genuk. Didapatkan bahwa penurunan tanah bervariasi antara 10-20 cm. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap amblesan tanah adalah konsolidasi tanah lempung, pengambilan airtanah dan beban permukaan.

Kata kunci : amblesan tanah, Semarang, konsolidasi, airtanah, dampak lingkungan.

Abstract

The development of mega cities has brought about considerable impacts towards the physical environment which influence its sustainability. The

47

Page 48: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

occurrence of land subsidence has become a significant problem in big cities like Jakarta, Bandung and Semarang. Semarang city is known to experience on going land subsidence problem over the time which affects its physical environment. This study is aimed to assess the subsurface environmental impact of Semarang city due to land subsidence. Field survey, geotechnical laboratory testing and modeling had been carried out for this study. Field survey was conducted to identify the subsidence area and to obtain undisturbed soil samples and water level measurements. Modelling was performed to understand the mechanism and characteristics of land subsidence in Semarang city. Subsidence calculation was performed by finite element simulation using Plaxis software. The subsidence prone area generally occupies the northern part of Semarang city,such as Tanjung Mas, Tanah Mas, Bandarharjo, Stasiun Tawang, kecamatan Genuk. The settlement obtained is varied between 10-20 cm. The consolidation of clay, exploitation of groundwater and surface loading contribute towards the land subsidence process in Semarang.

Keywords : land subsidence, Semarang, consolidation, groundwater, environmental impact.

48

Page 49: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA KAWASAN JALAN CAGAK DI SUBANG BAGIAN SELATAN

Rizka Maria1, Hilda Lestiana1, Dedi Mulyadi1, Afnindar1, Sukristiyanti1, Asep Muljono1

1Puslit Geoteknologi – LIPIJl. Sangkuriang Gd # 70, Bandung 40135

Sari

Daerah penyangga berperan penting bagi kawasan pelestarian alam dengan memadukan kepentingan konservasi dan perekonomian masyarakat. Kecamatan-kecamatan yang berada pada Wilayah Pengembangan (WP) Jalancagak kabupaten Subang merupakan kawasan-kawasan yang penting dimana beberapa kecamatan termasuk ke dalam kawasan resapan air, kawasan lindung, kawasan cagar alam, kawasan suaka margasatwa, kawasan taman wisata alam, kawasan lindung sempadan sungai dan kawasan sumber mata air. Namun di sisi lain kawasan ini akan dikembangkan menjadi sektor pendukung ekonomian masyarakat. Hal ini tentu harus mendapat perhatian yang lebih, agar kawasan tersebut dapat di optimalkan peruntukannya tanpa menguranngi daya dukung lahan. Fungsi daerah penyangga dapat diwujudkan secara optimal dengan pengelolaan pemanfaatan jasa lingkungan, nilai ekonomi dan konservasi lahan masyarakat. Model pengembangan dan pengelolaanya di dasarkan pada aspek ekologi, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat. Pembagian daerah model dibedakan dalam bentuk zonasi yang terbagi menjadi tiga yaitu jalur hijau, jalur interaksi dan jalur kawasan budidaya. Pemanfaatan lahan di setiap zonasi berbeda- beda tergantung nilai ekonomis dan ekologisnya untuk menunjang konservasi sumber daya alam.

Kata kunci : daerah penyangga, nilai ekonomis dan ekologis, zonasi

Abstract

Buffer zone has a main role for natural preservation zone which combines conservation interest and society economy. Subdistricts located in Jalan Cagak Development Zone are the crucial zones whereas some of them belong to protected forest, natural, and water conservation zones, and support the society economy. Buffer zone can be optimally used by a management on environmental service utilization, economical value, and society land conservation. The balance of buffer zone in the research area is bothered due to there are land

49

Page 50: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

opening especially for the building of settlement. This case needs the more concern in order to optimize the utilization of the zone without reducing the land capability. An alternative to optimize the buffer zone is dividing the buffer zone into three zones as green zone, interaction zone, and cultivation zone. Every zone has a different land utilization depends on economical and ecological value to support natural resource conservation. The applying of this buffer zone is expected as an input for the local government in determining a policy on land management in southern part of Subang Regency.

Keywords: buffer zone, land opening, green zone, interaction zone, cultivation zone

50

Page 51: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PENGETAHUAN PERUBAHAN IKLIM BAGI PETANI UNTUK MENGATASI GAGAL PANEN DI DAERAH SUBANG BAGIAN

SELATAN

Rizka Maria1, Hilda Lestiana1, Dedi Mulyadi1, Asep Muljono1, Afnindar1

1Puslit Geoteknologi – LIPIJl. Sangkuriang Gd # 70, Bandung 40135

Sari

Kabupaten Subang merupakan salah satu sentra kantong produksi beras nasional.Namun akibat anomali perubahan iklim akhir – akhir ini maka produksi padi menurun menjadi hingga 15 persen. Sementara itu, rencana produksi padi di kabupaten Subang untuk tahun ini sebesar 1 juta ton gabah kering giling terancam panen. Hujan yang turun tidak menentu terutama pada musim kemarau mengakibatkan cahaya matahari yang dibutuhkan untuk menyinari padi berkurang dan pengisian padi kurang optimal sehingga produktivitas padi terus mengalami penurunan.Gagal panen di subang selatan diperkirakan karena petani dan pemerintah daerah tidak paham pentingnya informasi iklim. Selain sulit dimengerti, informasi iklim masih bersifat umum dan tidak cepat tersedia, sehingga petani sulit memperhitungkan berbagai persoalan iklim. Sedangkan informasi ramalan akhir musim hujan atau awal musim kemarau, sangat diperlukan untuk menentukan musim tanam berikutnya. Untuk itu diperlukan pengenalan pelajaran iklim bagi petani dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Para petani hendaknya diajarkan cara mengenal curah hujan, kecepatan dan arah angin, kelembaban, juga suhu udara. Selain itu dikenalkan perulangan periode hujan untuk mengetahui anomali yang terjadi. Kondisi ini hendaknya didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai dari pemerintah setempat. Dengan adanya pengetahuan ini petani tidak memaksakan menanam padi kedua jika curah hujan diramalkan kecil atau sangat tinggi dan peralih ke tanaman lain. Dengan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan mutu petani dan menanggulangi gagal panen.

Kata kunci : produktivitas pertanian, perubahan iklim, gagal panen

Abstract

Subang regency is one of central of production for the national rice. But recently, change of climate anomaly make the rice production will be decrease

51

Page 52: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

to 15 percent. While planning for Rice Production in Subang regency in this year is 1 million ton in dry shell of rice will be threatened to be harvested. The rain comedown uncertain especially at dry season result the sunlight required to illuminate the rice decrease and admission filling of rice less be optimal so that rice productivity always decrease.Subang regency is one of central of production for the national rice. But recently, change of climate anomaly make the rice production will be decrease to 15 percent. While planning for Rice Production in Subang regency in this year is 1 million ton in dry shell of rice will be threatened to be harvested. The rain comedown uncertain especially at dry season result the sunlight required to illuminate the rice decrease and admission filling of rice less be optimal so that rice productivity always decrease.Subang regency is one of central of production for the national rice. But recently, change of climate anomaly make the rice production will be decrease to 15 percent. While planning for Rice Production in Subang regency in this year is 1 million ton in dry shell of rice will be threatened to be harvested. The rain comedown uncertain especially at dry season result the sunlight required to illuminate the rice decrease and admission filling of rice less be optimal so that rice productivity always decrease.That’s way needed recognition of climate lesson for farmer with the simple Ianguage and easy to understood. All farmer shall be taught the way of recognizing rainfall, speed and wind direction, dampness, also air temperature. Others defined restating of rain period to know the anomaly that happened. This condition shall be supported with good facility from local government. With the existence of this knowledge farmer do not force to plant the second rice if rainfall forecasted to minimize or very high and change to other plant. With this study is expected can upgrade the farmer and overcome to fail the crop.

Keywords : agriculture productivity, climate change, fail crop

52

Page 53: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PENGELOLAAN LAHAN PASCATAMBANG : KAJIAN IMPLKASI KUARI TERHADAP LINGKUNGAN KAWASAN BATUGAMPING DI

CITEUREUP, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Achmad Subardja DJ1, Nyoman Sumawijaya1, Dedi Mulyadi1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593

Sari

Beberapa dekade belakangan ini, peningkatan kebutuhan semen di Indonesia telah menyebabkan pengembangan industri semen yang secara otomatis berdampak terhadap perluasan penambangan batu-gamping (kuari). Disisi lain kegiatan manusia dapat menyebabkan dampak negatif terhadap area karst, seperti pembabatan vegetasi penutup, kegiatan pertanian, seperti juga halnya kegiatan penambangan batugamping. Untuk meminimalisasi dampak lingkungan paska tambang, maka perusahaan diwajibkan untuk melakukan upaya reklamasi, untuk mencapai kondisi seperti sebelum ditambang atau kondisi lain yang telah disepakati dalam dokumen amdal. Masalah utama yang timbul akibat kegiatan penambangan batugamping di kuari Citeureup, adalah terjadinya perubahan kondisi lingkungan berupa perubahan morfologi dan topographi akibat kegiatan pertambangan (engineering impact), yang akan diikuti dengan perubahan karakteristik limestone (cascading impact). Bebarapa upaya untuk menelola lahan pascatambang difokuskan untuk memperbaiki siklus hidrologi dan kegiatan revegetasi agar supaya bisa memelihara dayadukung lingkungan seperti kondisi sebelum ditambang. Untuk menganalisis kemungkinan penggunaan lahan pascatambang sebagai penampung air, dilakukan pendataan geologi dan litologi batugamping dan tanah, pengambilan conto, interpretasi petrographi,uji infiltrasi, karakteristik hidrologi, curah hujan,sifat fisik dan kimia air dan tanah. Dengan melakukan rekahan buatan, menggunakan tanaman tertentu dan rekayasa teknik pada lantai bekas tambang, maka diperkirakan sebagian air permukaan dapat dikembalikan sebagai suplai airtanah, yang otomatis akan mengurangi airluah. Dengan upaya ini diharapkan akanakan terjadi proses kartsifikasi secara alamiah pada lantai pascatambang, sehingga dalam jangka panjang, siklus hidrologi didaerah ini akan seperti kondisi sebelum ditambang.

Kata kunci : kuari, batugamping, siklus hidrologi, dampak lingkungan, “engineering impact”, “cascading impact”, pascatambang, rekahan buatan

53

Page 54: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Abstract

Recently decades, the increase of cement demand in Indoensia has caused excalation of cement industries that will automatically impact to the development of limestone mining (quarry). In otherhand, many human activities can negatively impact karst areas, including deforestation, agricultural practices, urbanization, tourism, military activities, water exploitation, as well as mining, and quarrying. To minimize environment impact of mining and quarying, then it is an obligation of the mining industry to carry out reclamation which main objective to rehabilitate environment that is directed to achieve condition like before mined or other condition that agreed with document of Environmental Impact Analysis. The main problem that emerges as an environmental impact of limestone mining in quary Citeureup are morphology and topography changes of land (engineering impact) that will be followed by changes of limestone characteristic knowing as cascading impact. Alternatives of managing the post mining land use are pointed out to rehabilitate water cycle condition and land revegetation in order to manage carrying capacity of land as well as before mined. To analyze the prospect of using the post mining area as water storage, data of geology and lithology both limestone and soil,sampling, infiltratin test, petrographic interpretation, hydrological characteristi, rainfall and water chemistry data have been collected. By constructing artificial cracks, introducing spesific vegetation, and any engineering treatment to the bottom of mined floor, so that a part of surface water can be recharged as undergeround water supply, and it will automatically reduce surface run off. This method is predicted to create a natural process of kartstification on the post mine floord, so in long term process, the hydrolical cycle in this area will be as well as condition before mined.

Keywords : quarry, limestone, , hidrologcal cycle, engineering impact, cascading impact, post mining, artificial crack

54

Page 55: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

BERDASARKAN KESESUAIAN LAHAN DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

Yuliana Susilowati1, Bambang Edhi Leksono2, Eko Harsono3

1 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPIKomplek LIPI Sangkuriang Gd. 70, Bandung 40132, Indonesia.

Telp. 022-2503654, Fax. 022-2504593 Email. [email protected]

2 Kelompok Keahlian Surveying dan Kadaster Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB

Jl. Ganesa 10 Bandung 40132 Indonesia, Telp.: (62)-22-2501116, E-mail: [email protected]

3 Pusat Penelitian Limnologi LIPICibinong, Indonesia

Sari

Penataan ruang dan perencanaan spatial diperlukan untuk mengatasi masalah persaingan dan konflik yang seringkali terjadi antara pemanfaatan untuk area permukiman, komersial, industri, transportasi, rekreasi maupun kegiatan pertanian, dalam suatu wilayah yang terbatas. Tujuan dari pengelolaan wilayah secara terpadu adalah pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan secara sosial maupun secara lingkungan, adanya keselarasan antara ekonomi dan lingkungan. Untuk tujuan ini penataan ruang suatu wilayah haruslah mempertimbangkan kesesuaian lahan serta daya dukung lingkungan wilayah tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan analisis Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Kalimantan Timur (Kaltim) terhadap kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan wilayah tersebut. Berdasarkan penelitian ini teridentifikasi bahwa, penggunaan lahan wilayah Kaltim kondisi saat ini masih didominasi oleh pemanfaatan hutan, yaitu meliputi lebih dari 72% dari seluruh wilayah Kaltim. Namun demikian pada RTRWP justru terjadi peningkatan kawasan Budidaya baik Budidaya Non Kehutanan maupun Budidaya Kehutanan hingga 75% dan hanya menyisakan 25% dari seluruh wilayah Kaltim sebagai Hutan Lindung. Berdasarkan analisis RTRWP Kaltim terhadap peta daya dukung lingkungan wilayah Kaltim, Terdapat 20% lebih wilayah dengan potensi tambang batubara dan 30% lebih wilayah dengan potensi perkebunan terletak di kawasan lahan kritis.

55

Page 56: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Kata kunci: tata ruang wilayah, kesesuaian lahan, daya dukung lingkungan, analisis spasial.

Abstract

The goal of spatial planing is economic growth that is socially and environmentally sustainable, balancing economy and ecology.The natural environment is not only a source of land for future urbanization but also a set of resources to be conserved, natural functions to be maintained, and hazards to be avoided in order to achieve sustainable development. Spatial planing, including landuse, resources, and pollution management is needed to resolve competition and conflict that occur frequently among residential, commercial, industrial, transportation, recreational, and agricultural activities competing within limited space. Spatial planning has to considered the land suitability and land capability of the related area. The purpose of this research is to analyse the spatial planning of Kalimantan Timur (Kaltim) Profince based on the land suitability and land capability of this area. This research identify that 72% of Kaltim land cover is dominated by forest, unfortunately the spatial planning of Kaltim is propose to converse 75% of the entire area to the cultivated area, and 25% of the rest is to be a conservation forest. Base on the land capability analysis, it is identified that 20% of coal mining and 30% of plantation is located in the critical area.

Keywords: spatial planing, land suitability, land capabilty, spatial anaysis.

56

Page 57: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

MIKROZONASI DAERAH POTENSI GERAKAN TANAH BERBASIS PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI

WILAYAH CIANJUR BAGIAN SELATAN, JAWA BARAT

Yugo Kumoro1), Yunarto1) dan M. Ruslan1)

1)Puslit Geoteknologi-LIPIJl. Sangkuriang, Komplek LIPI, Bandung

Sari

Cianjur Selatan merupakan kawasan yang berada pada jalur pegunungan Jawa bagian selatan dengan topografinya berbukit-bukit dan bergunung-gunung. Wilayah ini dijadikan salah satu prioritas utama dalam program pembangunan untuk membuka isolasi dan menggali potensi sumberdaya alam di daerah tersebut. Berdasarkan Peta zona kerentanan gerakan tanah Provinsi Jawa Barat daerah ini dikategorikan zona gerakan tanah menengah dan tinggi. Di wilayah ini peristiwa gerakan tanah dengan korban jiwa dan kerugian yang cukup besar. Hal ini merupakan indikator perlunya pemetaan mikrozonasi kerentanan gerakan tanah dengan pendekatan penginderaan jauh dan analisis spasial dari sistem Informasi geografis. Berdasarkan interpretasi citra satelit dan pengamatan lapangan menunjukkan bahwa konsentrasi daerah potensi gerakan tanah dijumpai di bagian tengah dan utara daerah penelitian. Faktor kemiringan lereng, jenis batuan dan curah hujan merupakan penyebab utama terjadinya gerakan tanah di daerah ini. Wilayah dengan kerentanan gerakan tanah tinggi dijumpai pada daerah yang disusun oleh satuan batupasir tufaan dari Formasi Koloberes dan satuan batuan gunung api berupa lava dan breksi dengan jenis didominasi oleh jatuhan batuan (“rock fall”). Kemudian wilayah dengan kerentanan sedang dijumpai pada satuan batupasir tufaan Formasi Bentang, sedang wilayah dengan kerentanan rendah dijumpai pada satuan aluvial dan endapan lain yang mempunyai morfologi datar hingga bergelombang lemah. Hasil pemetaan dapat digunakan sebagai salah satu parameter perencanaan pada tingkat perencana dan pengambil kebijakan, dapat pula berfungsi pula sebagai data untuk meningkatkan kewaspadaan (awareness) di tingkat daerah pada tingkat kecamatan atau desa, dengan lebih mengenal kondisi daerah yang berpotensi longsor dan letak dimana bencana alam mungkin terjadi.

Kata kunci : gerakan tanah, mikrozonasi, kerentanan, mitigasi, perencanaan

57

Page 58: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Abstract

South Cianjur is a region located in southern Java mountain path with hilly and mountainous topography. This region is identified as one of the main priorities in the development program to open the isolation and the potential of natural resources in the area. Based on maps of landslide susceptibility zones of West Java Province have been designated zone area middle and high ground movement. In this region of landslide events with fatalities and losses are quite large. This is an indicator of the need for mapping of landslide susceptibility microzonation with the approach of remote sensing and spatial analysis of geographic information systems. Based on the interpretation of satellite imagery and field observations show that the concentration of potential landslides are found in central and northern areas of research. Factor slope, rock type and rainfall is a major cause of landslides in this area. Areas with high vulnerability of landslides observed in the area be formed by the unit tuffaceous sandstone of Koloberes Formation and volcanic rock units in the form of lava and breccia with type dominated by falling rocks ("rock fall"). Then the region with the medium vulnerability was observed in tuffaceous sandstone unit of Bentang Formation, while areas with low vulnerability found in the units of alluvial and other deposits that have flat to undulating low morphology. Results of mapping can be used as one parameter of planning at the level planners and policy makers, can also function as well as data to raise awareness at the local level in sub-district or village level, by getting to know the condition of areas prone to landslide and the location where natural disasters may occur.

Keyword : landslides, microzonation, vulnerability, mitigation, planning

58

Page 59: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

KARAKTERISTIK LONGSORAN AKTIF PASIR MUNJUL BERDASARKAN PENDEKATAN GEOFISIKA DAN GEOTEKNIK

Adrin Tohari1, Dadan Dani Wardana1 dan Arief Rachmat1

1 Bidang Geologi Teknik dan Konservasi Kebumian (GTKK)Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung

E-mail: [email protected]

Sari

Keberadaan longsoran aktif di daerah Pasir Munjul, Kabupaten Purwakarta tidak hanya mengancam pemukiman tetapi juga infrastruktur jalan tol Cipularang KM 92. Investigasi geofisika dan geoteknik telah dilakukan untuk memetakan zona air tanah terperangkap dan bidang gelincir di dalam tubuh longsoran. Survei geofisika meliputi 12 (duabelas) lintasan resistivity yang memotong tubuh longsoran, sementara investigasi geoteknik terdiri dari pemboran teknik dan uji dilatometer. Analisis citra resistivity memperlihatkan keberadaan zona resistivity rendah < 5m pada pada kedalaman >5m dari permukaan tanah, yang terasosiasi dengan keberadaan air tanah terperangkap. Sementara itu, hasil investigasi geoteknik mengindikasikan bahwa zona bidang gelincir berada pada kedalaman bervariasi antara 5-10 m pada lapisan batu lempung yang terlapukkan kuat. Dengan demikian, keberadaan air tanah terperangkap pada zona bidang gelincir menjadi faktor pemicu reaktifasi longsoran di daerah ini.

Kata kunci: investigasi geoteknik, longsoran aktif, survey geofisika, tanah lempung, zona bidang gelincir.

Abstract

The presence of active landslide in Pasir Munjul Village, Purwakarta not only have threatened the residents but also the toll road at KM 92. A series of geophysical and geotechnical investigations was carried to map the entrapped pockets of groundwater and identify the possible sliding surface within the landslide body. The geophysical survey consisted of 12 (twelve) resistivity tomography profiles, meanwhile the geotechnical investigations consisted of geotechnical drilling and Dilatometer (DMT) tests. The results of resistivity images analysis shows the presence of low resistivity zone (< 55m) at the depth > 5m from the slope surface, associated with the entrapped pockets of groundwater. Based on the geotechnical investigations, the sliding zones are located within the depths of 5-10 m in highly weathered claystone. Therefore,

59

Page 60: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

the presence of entrapped groundwater within the sliding zone is the factor, which is responsible for reactivation of the landslide in this area.

Keywords: clay soil, active landslide, geotechnical investigation, geophysical survey, sliding zone

60

Page 61: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Daftar Abstrak Presentasi Poster Topik II“Sumber Daya Mineral , Energi, Air dan rekayasa Mineral (SMAR)”

SMAR 10 Perubahan Ekosistem Dalam Pencemaran Perairan di 62Sungai Ciliwung dan Pantai Ancol – Teluk Jakarta Berdasarkan Indikator BiologiAde Suriadarma

SMAR 11 Peningkatan Kualitas Batubara Melalui Pengurangan Abu 64Batubara Sanggo, Bayah dengan Fraksi ButirM. Ulum A. Gani

SMAR 12 Genesa Dan Karakter Zeolit Daerah Padangherang Dan 66Kalipucang, Kabupaten Ciamis, Jawa BaratSri Indarto, Daman Suyadi , Dewi Fatima, Lenny M. Estiaty, Iwan Setiawan

SMAR 13 Penelitian Pendahuluan Batuan Induk Hidrokarbon Di 68Daerah Bogor Dan Cianjur, Jawa BaratPraptisih, Kamtono, Purna Sulistya Putra dan M. Hendrizan

SMAR 14 Pendugaan Kuantitas Komponen Sumberdaya Air di 70Wilayah Pengaliran Sungai Ciliwung CisadaneIda Narulita, M. Djuwansah, Rizka Maria dan Hari Rahyu Wibowo

SMAR 15 Pengembangan Zeokeramik Berbahanbaku Limbah Padat 71Industri Sebagai Bahan Bangunan Ramah LingkunganDanang Nor Arifin dan Priyo Hartanto

SMAR 16 Analisis Daya Tampung Sungai Di Kota Garut Terhadap 73Beban Pencemaran Organik Menggunakan Metoda Streeter-PhelpsAnna Fadliah Rusydi, M. Rahman Djuwansah, dan Dadan Suherman

SMAR 17 Hidrokimia Pulau Nunukan dan Sebatik 75Wilda Naily dan I. Hadi S.

SMAR 18 Konsep Pengelolaan Lingkungan di Kawasan PLTP Ditinjau 77dari Aspek Sumber Daya AirDyah Marganingrum, Eko Tri Sumarnadi, Mutia Dewi Yuniati dan I. Hadi Suparyanto

SMAR 19 Eksplorasi Variabel Indeks Kemiskinan Air sebagai Konsep 79Usaha Pengurangan Kemiskinan (Studi Pendahuluan)Dyah Marganingru, Anna Fadliah Rusydi, Heru Santoso, Dindin Makhfuddin, Didik Prata Wijay1 dan Wawan Hendriawan Nur1

61

Page 62: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PERUBAHAN EKOSISTEM DALAM PENCEMARAN PERAIRAN DI SUNGAI CILIWUNG DAN PANTAI ANCOL – TELUK JAKARTA

BERDASARKAN INDIKATOR BIOLOGI

Ade Suriadarma1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593

Sari

Dalam rangka melihat perubahan ekosistem perairan di sungai Ciliwung dan pantai Ancol Jakarta telah dilakukan pengamatan indikator biologi dalam pencemaran perairan. Berlimpahnya bahan buangan yang terus mengalir ke sungai Ciliwung dan bermuara ke pantai Teluk Jakarta-Ancol akan menurunkan kualitas perairan tersebut karena daya dukungnya sudah terlampaui. Secara ekosistem pencemaran bahan organik dapat menyebabkan ledakan populasi (blooming) dari plankton, yang menyebabkan konsentrasi oksigen di perairan turun drastis dan mengakibatkan kematian ikan secara massalHasil studi menunjukkan bahwa secara keseluruhan kondisi perairan sungai Ciliwung dan pantai Ancol telah mengalami perubahan ekosistem perairan dari mulai tercemar sedang sampai berat. Nilai-nilai parameter kualitas air terutama fosfat dan nitrat serta logam berat menunjukkan di atas baku mutu yang telah ditetapkan. Status mutu kualitas berdasarkan nilai storet air Sungai Ciliwung, mulai dari Stasiun 1(Cibogo, Bogor) s.d. Stasiun 16 (Pantai Indah Kapuk ) berada pada kondisi buruk yaitu dengan nilai > I-31I hampir untuk semua peruntukan yang dianalisis. Adapun parameter yang diprakirakan menjadi penyebab buruknya status mutu kualitas air diantaranya: Hg (0,0154-0,0496 mg/l); Pb (0,156-0,480 mg/l); Ba (17,401-105,71 mg/l); Cr valensi 6(tt - 0,1552 mg/l); N03-N (12,28-53,0 mg/1); N02-N (1,0-8,05 mg/l);NH3-N(1,1-27,0 mg/l); COD (53,6-65,5 mg/l); begitu pula kondisi plankton menunjukkan cenderung mengalami perubahan baik jumlah jenis dan kelimpahan di sekitar sungai Ciliwung dan Ancol-Teluk Jakarta sehubungan meningkatnya bahan organik kaya nutrisi yang masuk ke perairan.Hubungan indikator biologi dengan parameter kualitas air cukup relevan dalam menentukan kondisi kualitas air, baik phytoplankton, zooplankton dan bentos dapat digunakan sebagai parameter DO. Penggunaan model matematis berupa Indeks Kenekaragaman Shannon & Wiener, Indeks Saprobik dan koefisien Kesamaan dapat membantu menetapkan jenis indikator biologi perairan.

62

Page 63: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Kata kunci : Perubahan ekosistem, pencemaran perairan, s. Ciliwung, Ancol, indikator biologi.

Abstract

In order to indicate the change of aquatic ecosystem in Ciliwung River and Ancol Beach, biological indicator investigation was executed. The abundant of wasting material in both locations have decreased the aquatic quality as the carrying capacity has been exceeded. Eco-systemly, organic material pollution can create blooming of plankton population, that caused oxygen concentration decrease drastically and fish died massively. The result study showed generally condition of Ciliwung River and Ancol Beach have polluted from medium to very pollute. Quality status based on water storet value, Ciliwung River, from Cibogo (Bogor) to Pantai Indah Kapuk has been classified as bad, with value of 1 – 311 for all analysed parameters. The parameters that influence this condition were estimated to be Hg (0,0154-0,0496 mg/l); Pb (0,156-0,480 mg/l); Ba (17,401-105,71 mg/l); Cr6+(tt - 0,1552 mg/l); N03-N (12,28-53,0 mg/1); N02-N (1,0-8,05 mg/l);NH3-N(1,1-27,0 mg/l); COD (53,6-65,5 mg/l). Plankton condition showed a tendency have been changed either type or abundant. In Jakarta Bay, as organic material increased, nutrition is richer.The relationship between biology indicator and water quality parameters is quite relevance in determining water quality condition as phytoplankton, zooplankton, and benthonic can be used as DO parameters. The use of mathematical model such as Shannon & Wiener Diversity Index, Saprobic Index, and similarity coefficient can help in determining aquatic biology indicator type.

Key words: ecosystem changed, water pollution, Ciliwung River, Ancol Beach, biology indicator

63

Page 64: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA MELALUI PENGURANGAN ABU BATUBARA SANGGO, BAYAH

DENGAN FRAKSI BUTIR

M. Ulum A. Gani 1)

1) Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-LIPIJl. Cisitu-Sangkuriang, Bandung 40135 , Tlp: 2507771, Fax: 2504593

Email:; [email protected], [email protected]; ulum @geotek.lipi.go.id

Sari

Analisa proksimat batubara Sanggo, Bayah menunjukkan bahwa kandungan abu batubara tersebut adalah cukup tinggi , sehingga pada pemanfaatan batu bara dengan pembakaran (combustion) , maka abu batubara tersebut dapat menimbulkan dampak negatip terhadap lingkungan, dapat mengurangi panas batubara, pembakaran batubara lebih cepat disamping itu juga dapat merusak tungku pembakaran batubara. Untuk mengurangi dampak negatif terhadap pemanfaatan batubara tersebut, maka dilakukan pengurangan kandungan abu batubara dengan fraksi butir.Metode penelitian yang dilakukan untuk mengurangi kandungan abu batubara tersebut berdasarkan ukuran fraksi butir, adalah dengan karakterisasi dan fraksi butir . Karakterisasi dilakukan dengan berbagai macam analisis yang terdiri dari analisis proksimat, ultimat, petrografi dan XRD, sedangkan fraksi butir dilakukan dengan pengecilan ukuran yang menggunakan ball mill , kemudian diayak dengan waktu pengayakan selama 10, 20, 30 dan 40 menit dari berbagai macam ukuran yang terdiri dari ukuran: -3 +7 ; -7+12 ; -65+80; -80+100 dan -100 mesh , selanjutnya dianalisis kandungan abu tiap-tiap fraksi.Berdasarkan karakteristik dari batubara tersebut dengan analisis proksimat menunjukkan kandungan abu yang cukup tinggi yaitu sebesar 27, 42% yang didukung oleh analisis petrografi dengan kandungan mineral matter sebesar 29,2 % yang didominasi oleh mineral : kuarsa , pirit dan nakrit. Disamping itu juga berdasarkan analisis petrografi dengan vitrinite reflectance sebesar 0,46 yang dikaitkan dengan klasifikasi batubara menurut Cock, 1982 maka batubara tersebut diklasifikasikan sebagai batubara peringkat subbituminous. Sedangkan berdasarkan analisis kandungan abu dari setiap fraksi butir menunjukkan bahwa semakin halus ukuran batubara, maka terlihat kecenderungan kandungan abu yang semakin besar, sebaliknya semakin kasar ukuran butir batubara, maka semakin kecil kandungan abunya. Kandungan abu yang lebih besar ditunjukkan oleh waktu pengayakan 30 menit pada fraksi butir -65 + 80 mesh dengan kandungan abu rata-rata sebesar 41 % dan kandungan abu yang lebih kecil ditunjukkan oleh fraksi butir -3+7 dengan kandungan abu rata-rata 13 %.

64

Page 65: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Kata Kunci:abu batubara, karakteristik, fraksi butir, dampak negatif, klasifikasi batubara, pembakaran

Abstract

Proximate analysis to Sanggo coal, Bayah indicates that it has a high content of ash. In the utilization of this coal as acombustion , its ash content create an environmental negative- impact such as : decrease the coal heat, the short combustion as well as to destroy of combusttion furnace.To decrease this negative impact to its utilization, the research had been carried out by the particle size fraction method.The research method for increasing its ash content based on particle size fraction method which consisting of characterization and sizing of particle size. Characterization is carried out by some analysis consisting of proximate, ultimate, XRD and petrographycal analysis; while the particle zize fraction is carried out by comminution using ball mill, sizing with sizing time of 10, 20, 30 and 40 minutes to particle size of -3+7; -7+2; -65+80; -80+100 and -100 meesh. After that , each of this particle size fraction is analyzed its ash contentBased on the characteristic of this coal by proximate analysis indicates that it has a high content of ash of 27.42 % which is supported by petrographycal analysis with mineral matter content of 29.20 %, dominated by minerals of pyrite and nacrite. In addition to, based of petrographycal analysis with vitrinite reflectance of 0.46 related to coal classification of Cock, 1982 that this coal is classified as sub bituminous rank.While based of its ash content of each particle size fraction indicates that the finer particle size, the higher content of ash, in the other hand the coarser particle size, the lower of ash content. The higher of ash content is shown by sizing time of 30 minutes of particle size of -65+80 mesh by its ash content on an average of 41 % and the lower of ash content is indicated by particle size of -3+7 with ash content on an average of 13 %.

Key words : coal ash, characteristic, particle size fraction, environmental negative-impact, , coal classification, combustion.

65

Page 66: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

GENESA DAN KARAKTER ZEOLIT DAERAH PADANGHERANG DAN KALIPUCANG, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

Sri Indarto1, Daman Suyadi 2 , Dewi Fatimah1, Lenny M. Estiaty1, Iwan Setiawan 1

1 Puslit Geoteknologi LIPI, Kompleks LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung.Telp. 022-2503654, fax. 022-2504593, email : [email protected]

2 UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon – LIPI, Jl. Cihaur No.2Desa Kertajaya, Kec. Simpenan, Sukabumi, telp. 0266 490533, Fax.

(0266)490544.

Sari

Zeolit di Padaherang dan Kalipucang, Kabupaten Ciamis terjadi dari ubahan tufa gelas anggota Formasi Jampang, yang disebabkan oleh proses diagenesa.Hasil analisis petrografi, dan X Ray Diffraction (XRD) menunjukkan zeolit yang dapat terdeteksi di dalam batuan tufa gelas adalah jenis mordenit. Analisis kimia terutama dari nilai LOI(Loss Of Ignition) dan penghitungan KTK (Kapasitas Tukar Kation) keduanya menunjukkan hasil yang sesuai, jika LOI dan KTK tinggi dapat menunjukkan bahwa kandungan zeolit di dalam batuan tufa gelas tinggi, dan sebaliknya jika LOI dan KTK rendah maka zeolit di dalam batuan tersebut akan rendah. Nilai Loss Of Ignition (LOI) dari masing-masing conto batuan : CMS 1-1 ( 7,11 %), CMS 1-2 (15,38%), CMS 3b (10,91%), CMS 4c (13,16%), dan nilai KTK : CMS1-1 (54,1 Meq/gr), CMS 1-2 (139,34 Meq/gr), CMS 3b (90,39 Meq/gr), CMS 4c (108,50 Meq/gr),Zeolit Ciamis berdasarkan ukuran butir dapat dibedakan menjadi dua, yaitu zeolit berbutir halus yang didapatkan di Babakan Jaya, Padangherang dan zeolit berbutir kasar di Tunggilis, Kalipucang. Zeolit berbutir halus mempunyai nilai KTK > 100 meq/gr, sedangkan zeolit berbutir kasar mempunyai nilai KTK < 100 meq/ gr.

Kata kunci : Zeolit, Ciamis, diagenesa, tufa gelas, mordenit, LOI, KTK

Abstract

Zeolite in Padaherang and Kalipucang, Ciamis Region formed by altered of vitric tuff as Jampang Formation Member becaused of diagenesis processes. Result of petrography and X Ray Diffraction analysis to indicate of mordenite content in vitric tuff. Chemically analysis especially of LOI (Loss Of Ignition) value and account of CEC (Cation Exchange Capacity) both indicate to

66

Page 67: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

suitable, if high of LOI and CEC its meant high content of zeolite, if LOI and CEC low this meant zeolite is low content also. The value LOI of rocks sample code CMS 1-1 ( 7.11 %), CMS 1-2 (15.38%), CMS 3b (10.91%), CMS 4c (13.16%), and CEC value : CMS1-1 (54.1 Meq/gr), CMS 1-2 (139.34 Meq/gr), CMS 3b (90.39 Meq/gr), CMS 4c (108.50 Meq/gr).Zeolite from Ciamis based on grain size can be differenced in two kinds, that is fine grain founded in Babakan Jaya, Padaherang, and coarse grain zeolite in Tunggilis, Kalipucang. Fine grain zeolite had value of CEC>100 meq/gr, and coarse grain zeolit had CEC< 100meq/gr.

Keyword : Zeolite, Ciamis, diagenesis, vitric tuff, mordenite, LOI, CEC.

67

Page 68: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PENELITIAN PENDAHULUAN BATUAN INDUK HIDROKARBON DI DAERAH BOGOR DAN CIANJUR, JAWA BARAT

Praptisih1, Kamtono1, Purna Sulistya Putra1 dan M. Hendrizan1

1 Puslit Geoteknologi LIPI. Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang Gd. 70 Bandung.Telp : (022) 2503654, email : [email protected]

Sari

Kajian yang dilakukan di daerah Bogor dan Cianjur bertujuan untuk memperoleh data permukaan endapan klastik berbutir halus serta karakteristik litofasies yang diduga sebagai batuan induk hidrokarbon. Metode yang dipakai adalah penelitian lapangan dan laboratorium. Penelitian lapangan meliputi pengamatan stratigrafi detil dan pengambilan conto batuan, sedang analisa laboratorium terdiri dari analisa kandungan TOC dan analisa Pirolisis Rock Eval.Hasil analisa TOC terhadap 10 conto batulempung yang diambil dari Formasi Jatiluhur dan Formasi Citarum menunjukkan nilai berkisar antara 0,04 - 1,28 %. Berdasarkan hasil tersebut, didapatkan 6 conto berpotensi sedang untuk dapat membentuk hidrokarbon, sedangkan 4 conto lainnya berpotensi rendah. Pyrolisis rock Eval dilakukan terhadap 6 conto yang berpotensi membentuk hidrokarbon dan memperlihatkan T max sebesar 431 - 451 oC . Nilai yang menunjukkan tingkat kematangan thermal sebanyak 4 conto dinyatakan matang, sedang 2 conto lainnya belum matang. Nilai HI berkisar antara 21 – 101 mg HC/g TOC. Berdasarkan nilai parameter evaluasi batuan induk (Waples, 1985), conto tersebut berada dalam fasies CD. Batuan induk tersebut dapat menghasilkan gas dalam kuantitas kecil.

Kata Kunci: batulempung, batuan induk, hidrokarbon, Formasi Jatiluhur, Citarum.

Abstract

The purpose of the study which has been carried in the Bogor and Cianjur areas, was wheter the surface samples of fine grain clastic sediments, including their lithofacies characteristics, posses source rock potential. The method used is the field and laboratory research. Field research includes detailed stratigraphic observations and taking rock samples, laboratory analysis is composed of TOC content analysis and Rock Eval Pyrolysis analysis.

68

Page 69: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

The TOC analysis on ten samples claystone taken from the Jatiluhur dan Citarum Formation showing values ranging between 0.04 % to 1.28%. The analyses indicate that six samples showing moderate potential and the remaining four samples as having low potential to generated hydrocarbon.Rock Eval Pyrolysis was conducted on 6 samples with potential hydrocarbon generating characteristic, with Tmax value between 431 - 451 oC. The value showed that 4 samples are categorized mature level, while the rest are immature. HI values varying between 21 – 101 mg HC/g TOC. Based on those analyses the source rock is potentially suggested to generate a small quantity of gas.

Key word : claystone, source rock, Jatiluhur , Citarum Formation.

69

Page 70: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PENDUGAAN KUANTITAS KOMPONEN SUMBERDAYA AIR DI WILAYAH PENGALIRAN SUNGAI CILIWUNG CISADANE

Ida Narulita1, M. Djuwansah1, Rizka Maria1 dan Hari Rahyu Wibowo1

1Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022 – 2507771, 2503654, Fax. 022 - 2504593

Sari

Studi Pendugaan Komponen Sumberdaya Air di Wilayah Pengaliran Sungai Ciliwung Cisadane telah dilakukan untuk menduga ketersediaan sumberdaya air di wilayah pengaliran Sungai Ciliwung Cisadane. Komponen sumberdaya air yang diduga adalah curah hujan, air larian, evapotranspirasi, imbuhan air tanah dangkal dan imbuhan air tanah dalam. Data yang digunakan dalam studi meliputi data curah hujan dari 13 stasiun yang tersebar di daerah kajian, cita satelit Aster tahun 2008, peta topografi skala 1 : 25.000, peta Tanah skala 1 : 100.000 dan peta geologi skala 1: 100.000. Pendugaan komponen sumberdaya air didasarkan pada metoda CN (SCS/NRCS), distribusi tegangaton airtanah (pF) dan perbedaan konduktifitas hidraulik serta memanfaatkan Sistem Informasi Geografi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12,995,3 juta m3air hujan yang turun di WPS Ciliwung Cisadane telah dapat dikuantifikasi ke dalam bentuk air larian, evapotranspirasi, imbuhan airtanah dangkal dan imbuhan airtanah dalam.

Abstract

Study of water resources component estimation have been carried out in order to estimate the availability of water resources in Ciliwung and Cisadane catchment area. Components of water resources are rainfall, surface runoff, evapotranspiration, shallow and deep ground water recharge. The data use in the study were rainfall data from 13 stations spread over the study area, Aster images satellite in 2008, topografi map scale 1: 25.000, Soil map scale 1: 100,000 and geological maps scale 1: 100,000. Estimation of water resources components was carried out using CN(SCS/NRCS), distribution of soil water tension (pF) and hydraulic conductivity (k) difference and Geographical Information System. The results showed that 12,995,3 million m3 of rainfall in WPS Ciliwung Cisadane have been quantified into a form surface runoff, evapotranspiration, shallow and deep groundwater recharge.

70

Page 71: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

PENGEMBANGAN ZEOKERAMIK BERBAHANBAKU LIMBAH PADAT INDUSTRI SEBAGAI BAHAN BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

Danang Nor Arifin1 dan Priyo Hartanto1

1 UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon - LIPI E-mail : [email protected]

Sari

Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI telah memperoleh formula komposit keramik yang disebut zeokeramik. Namun, formula tersebut belum diterapkan pada masyarakat industri. Bahan baku utama (sebagai matrik), yaitu: zeolit (Zeo) limbah industri pertambangan zeolit di Sukabumi dan samod (SM) limbah industri genteng di Palimanan yang digunakan sebagai bahan pembanding. Sebagai bahan pengisi yaitu fly ash (FA) dari limbah PLTU Suralaya dan abu sekam padi (RHC) limbah dari industri penggilingan padi di Majalaya. Metode pembuatan produk prototip dengan tahapan: persiapan bahan, formulasi dan pencampuran, pencetakan, pengeringan dan pemanasan dalam oven. Enam jenis formula (komposisi bahan), yaitu: komposisi A (Zeo, FA, Rhc), komposisi B (Zeo, FA), komposisi C (SM, FA), komposisi D (BC, FA, RHC), E komposisi (BC, FA, Rhc), dan komposisi F (Zeo, FA, Rhc). Keenam komposisi dicetak menggunakan alat tekan secara manual dengan bentuk dan ukuran standar matras yang digunakan. Kemudian dikeringkan dan dipanaskan pada suhu 150oC dalam oven selama 24 jam. Pengamatan visual dari produk prototip, menunjukkan bahwa produk berbahan baku zeolit memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan produk yang terbuat dari samod. Kelebihan produk berbahan baku zeolit terutama dalam hal estetika dan berat jenis rendah atau relatif lebih ringan dan kemampuan untuk menyerap dan lulus air (permeabilitas tinggi). Penambahan volume RHC sekitar 50-10% dapat meningkatkan kuat tekan, tetapi jika lebih dari 10% dapat mengakibatkan perubahan presisi, bahkan retak atau rusak. Mengingat prototip produk menggunakan bahan baku limbah padat industri, sehingga dapat dianggap sebagai bahan bangunan ramah lingkungan.

Kata Kunci:Zeokeramik, limbah padat industri, bahan bangunan, ramah lingkungan.

71

Page 72: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Abstract

Research Center for Geotechnology LIPI has obtained ceramic composite formula called zeoceramics. However, this formula has not been applied to industrial society. The main raw material (as the matrix), namely: zeolite (Zeo) which is a waste of zeolite mining industry in Sukabumi and samod (SM) in Palimanan tile industrial waste used as comparative material. As a filler material is fly ash (FA) from Suralaya waste and rice husk ash (RHC) waste from rice milling industry in Majalaya. Method for making prototype products in phases: preparation of materials, formulation and mixing, molding, drying and heating in the oven. Six types of formula (composition), namely: composition A (Zeo, FA, RHC), composition B (Zeo, FA), composition C (SM, FA), composition D (BC, FA, RHC), composition E (BC, FA, RHC), and the composition F (Zeo, FA, RHC). The six compositions are pressured using a press tool manually with the mattress standard shapes and sizes that are used. Then dried and heated at 150oC in the oven for 24 hours. Visual observations of the prototype product, indicating that the zeolite based products give better results when compared to products made from raw samod. The excess of zeolite based products especially in terms of aesthetics and low densityy or relative is lighter and its ability to absorb and pass water (high permeability). Addition of RHC approximately 50-10% volume can increase the compressive strength, but if more than 10% can result in a change of precision, even cracked or broken. Considering the prototype product using raw materials industrial solid waste, so it can be regarded as environmentally friendly building materials.

Keywords: Zeoceramics, , solid waste industry, building materials, eco-friendly

72

Page 73: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

ANALISIS DAYA TAMPUNG SUNGAI DI KOTA GARUT TERHADAP BEBAN PENCEMARAN ORGANIK MENGGUNAKAN METODA

STREETER-PHELPS

Anna Fadliah Rusydi1, M. Rahman Djuwansah1, dan Dadan Suherman1

1Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPIKomplek LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung

Tlp. 022-2507771, 2503654, Fax. 022-2504593e-mail: [email protected]

Sari

Sungai Ciparongpong, Ciwalen, dan Cimanuk di kota Garut merupakan sumber air bersih bagi penduduknya. Di sisi lain penduduk dan industri juga mencemari sungai yang mengakibatkan penurunan kualitas sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan daya tampung sungai Ciparongpong, Ciwalen, dan Cimanuk di kota Garut terhadap pencemar organik menggunakan metoda Streeter dan Phelps. Beban pencemar organik di ketiga sungai tersebut diindikasikan dengan konsentrasi parameter DO (Dissolved Oxygen) dan BOD5 (Biochemical Oxygen Demand). Pengambilan dan analisis parameter di ketiga sungai tersebut dilakukan dalam dua tahap, yaitu bulan April dan Juli 2010. Jumlah sampel yang diambil pada setiap tahap adalah 11 sampel, yaitu masing-masing sebanyak 5 sampel diambil dari Sungai Ciparongpong dan Sungai Ciwalen, dan 1 sampel diambil dari Sungai Cimanuk. Hasil pemeriksaan bulan April dan Juli 2010 menunjukkan bahwa sungai Ciparongpong masih memiliki aliran yang bersih. Sungai Ciparongpong masih dapat menerima beban pencemar organik sampai konsentrasi BOD5 maksimum sekitar 30 mg/L. Sungai Ciwalen memiliki beban pencemar organik yang tinggi. Pada bulan April 2010, nilai BOD5

tertinggi berada di titik GRT11, yaitu 165,68 mg/L dan sungai sudah tidak dapat menampung pencemar organik lagi. Pada bulan Juli 2010 nilai BOD5

tertinggi berada di titik GRT9, yaitu 242,88 mg/L. Pada titik GRT9 sungai tidak dapat menerima pencemar organik lagi. Nilai BOD5 di sungai Cimanuk, yang merupakan muara aliran sungai Ciparongpong dan Ciwalen, sudah menurun menjadi 7,55 mg/L dan 10,40 mg/L, masing-masing untuk bulan April dan Juli 2010.

Kata kunci: sungai Ciparongpong, sungai Ciwalen, sungai Cimanuk, DO, BOD5, beban BOD maksimum

73

Page 74: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Abstract

Ciparongpong, Ciwalen, and Cimanuk rivers in Garut are sources of clean water. On the other hand, societies of suburban and industries contaminate rivers resulting in decrease of quality. The objective of this investigation was to determine rivers’ capacity to gather organic pollutants using Streeter and Phelps method. Organic pollutants in the three rivers was indicated by DO (Dissolved Oxygen) and BOD5 (Biochemical Oxygen Demand) parameters. Investigation period was done in April and July 2010. There were 11 samples were taken each month. Five samples from Ciparongpong and Ciwalen rivers, and one sample from Cimanuk river. The investigation on April and July 2010 showed that Ciparongpong rivers was still uncontaminated. It still able to receive organic pollutants until concentration approximately 30 mg/L. Ciwalen river has a high load of organic pollutants. In April 2010, the highest value was 165.68 mg/L and. From this point, it cannot received more organic pollutants. In July 2010, the highest value was 242.88 mg/L. It cannot received more organic pollutants from this point. BOD5’s value in river Cimanuk, which is the estuary of river Ciwalen and Ciparongpong, had decreased to 7.55 mg/L and 10.40 mg/L, respectively for April and July 2010.

Keywords: Ciparongpong river, Ciwalen river, Cimanuk river, DO, BOD5, load of a BOD maximum

74

Page 75: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

HIDROKIMIA PULAU NUNUKAN DAN SEBATIK

Wilda Naily1 dan I.Hadi S.1 1Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPI

Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang BandungTlp. 022-2507771, 2503654, Fax. 022-2504593

Sari

Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik merupakan sebagian pulau terluar yang terletak di Kalimantan Timur Indonesia berbatasan dengan Malaysia. Penelitian sumberdaya air di daerah tersebut diperlukan untuk mengetahui karakteristik dan ketersediaan airtanah dan airpermukaan sebagai kebutuhan primer masyarakat setempat. Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian tersebut. Untuk itu dilakukan pengambilan conto airtanah dan airpermukaan dilakukan pada beberapa 42 titik terpilih, conto air yang didapatkan kemudian diperiksan kandungan besi, mangan dan ion utamanya dengan metoda spektrofotometri, flamefotometri dan titrasi kompleksometri. Dari hasil pemeriksaan di laboratorium diketahui bahwa karakteristik sumberdaya air disetiap lokasi bersifat khas dan terbatas. Di Pulau Nunukan bagian timur ditemukan airtanah dan airpermukaan dengan kandungan Fe dan Mn yang melewait ambang batas “Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih” menurut Permenkes No.416/1990 yaitu kandungan besi sampai 1,0 mg/l dan kandungan mangan sampai 0,5 mg/l. Kandungan Fe di P.Sebatik adalah 0,005 – 3,48 mg/l dan di P.Nunukan bagian timur 0,12 – 9 mg/l. Sementara kandungan Mn di P.Sebatik adalah 0 – 0,92 mg/l dan di P.Nunukan bagian timur adalah 0 – 3,70 mg/l. Tingginya kandungan Fe dan Mn kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi geologi daerah setempat. Pengamatan terhadap ion utama menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki 2 pola aliran air tanah yang berbeda, yaitu pola airtanah terbuka dengan kandungan ion utama relatif tinggi dan pola aliran tertutup dengan kandungan ion utama relatif rendah. Airtanah dengan pola aliran tertutup memiliki kandungan ion yang hampir sama dengan air hujan yaitu kandungan ion utama bikarbonat < 60 mg/l, dan kandungan ion utama klorida < 9 mg/l. Secara umum potensi sumberdaya air di P.Sebatik dan P.Nunukan bagian timur masih dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

75

Page 76: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

Abstract

Nunukan and Sebatik Islands are some outer island that located in East Kalimantan bordered with Malaysia. Research of water resources is this area are needed to understand the characteristics and availability of groundwater and surface water as primary needs of local communities.This paper is part of that research. For that, Groundwater and surface water samples were taken at 42 selected locate, water samples which obtained then checked the content of iron, manganese and major ions by spectrophotometric, flamephotometri and titration.

From the results of laboratory examinations, the characteristics of water resources in each location is unique and limited. In the east part of Nunukan island is found groundwater and surface water with Fe and Mn content over the threshold "Terms and Water Quality Monitoring" by Permenkes No.416/1990, that iron content up to 1.0 mg/l and manganese content up to 0,5 mg/l. Fe content in Sebatik Island is 0.005 to 3.48 mg/l and in the east part of Nunukan Island is 0.12 to 9 mg/l. While in Sebatik Island, Mn content is from 0 to 0.92 mg/l and in east part of Nunukan Island is from 0 to 3.70 mg/l. The high content of Fe and Mn likely influenced by local geology condition.

Observation of the major ions showed that the study area has 2 different patterns of groundwater flow, which open flow pattern showed groundwater major ions content is relatively high and closed flow pattern with a relatively low content of major ions. Groundwater flow pattern covered with ions contain almost the same as rain water is the major ion content of bicarbonate <60 mg / l, and chloride content of major ions <9 mg/l.

In general, water resource potential in east part of Nunukan and Sebatik Island are still to meet community needs.

76

Page 77: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

KONSEP PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PLTP DITINJAU DARI ASPEK SUMBER DAYA AIR

Dyah Marganingrum1, Eko Tri Sumarnadi1, Mutia Dewi Yuniati1 dan I. Hadi Suparyanto1

1Puslit Geoteknologi LIPIKompleks LIPI, Gd. 70 - Jl. Cisitu-Sangkuriang Bandung

[email protected]

Sari

Tujuan umum penelitian ini adalah konsep pengelolaan lingkungan di kawasan penambangan panas bumi (PLTP) dengan fokus objek pada sumberdaya air. Lokasi penelitian dilakukan di PLTP Salak (Sukabumi) dan PLTP Wayang Windu (Pangalengan-Kab. Bandung). Indonesia memiliki potensi sumber daya panas bumi yang besar dibandingkan dengan potensi panas bumi dunia. Namun, hingga saat ini panas bumi tersebut masih belum dapat dimanfaatkan secara optimal, khususnya sebagai salah satu energi pilihan pengganti bahan bakar minyak. Mengingat sifat sumber energi panas bumi tidak dapat diekspor, pemanfaatannya terutama ditujukan untuk mencukupi kebutuhan energi domestik yang dapat memberikan nilai tambah dalam rangka optimalisasi pemanfaatan aneka ragam sumber energi di Indonesia. Dengan demikian, pemanfaatan panas bumi dapat turut menunjang pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat sejahtera. Perubahan paradigma di sektor penambangan telah merespon prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu manfaat ekonomi dan sosial melalui optimalisasi manfaat keberadaan suatu industri pertambangan dengan tetap memberikan perlindungan kepada lingkungan. Hasil sementara dari penelitian tahun pertama ini menunjukkan bahwa kegiatan ekploitasi panas bumi di PLTP Salak maupun PLTP Wayang Windu tidak menunjukkan dampak pencemaran yang signifikan bagi perairan atau sumber air di sekitarnya. Hal ini ditunjukkan dengan tidak dijumpainya air limbah (wastewater) di lingkungan sekitar PLTP karena hamper semua air yang terlibat dalam proses dimasukkan kembali ke dalam bumi melalui sumur injeksi.

Kata Kunci : panas bumi, energy, air limbah, sumur, sumber air

Abstract

The aim of this research is the concept of environmental management in areas geothermal mining (PLTP) with a focus on water resource object. Location of

77

Page 78: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

the research conducted in PLTP Salak (Sukabumi) and Wayang Windu Geothermal Power Plant (Pangalengan-Kab. Bandung). Indonesia has potential of geothermal resources are large compared to the world's geothermal potential. However, until now geothermal is still not able to be optimally used, particularly as a substitute energy fuel. Given the nature of geothermal energy sources cannot be exported, its use is primarily intended to meet domestic energy needs that can provide added value in terms of optimizing the utilization of energy sources variety in Indonesia. Thus, the utilization of geothermal energy can be contributed to national development to achieve prosperous society. Paradigm shift in the mining sector has responded to the principles of sustainable development i.e. economic and social benefits through optimizing the benefits of a mining industry while providing protection to the environment. Preliminary results from the first year of this study indicate that the exploitation of geothermal activity in PLTP Salak and Wayang Windu geothermal power plants do not show a significant impact for water pollution or water source nearby. This is indicated by not met wastewater in the environment around considering they are almost all water is involved in the process put back into the earth through injection wells.

Keywords: geothermal, energy, waste water, wells, springs

78

Page 79: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

EKSPLORASI VARIABEL INDEKS KEMISKINAN AIR SEBAGAI KONSEP USAHA PENGURANGAN KEMISKINAN

(STUDI PENDAHULUAN)

Dyah Marganingrum1, Anna Fadliah Rusydi1, Heru Santoso1, Dindin Makhfuddin2, Didik Prata Wijaya1 dan Wawan Hendriawan Nur1

1 Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPIKompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Gd. 70 Bandung

2 LPPM – Universitas Padjajaran Bandung, Jl. Sekeloa – BandungEmail : [email protected]

Sari

Tujuan penelitian adalah konsep pengurangan kemiskinan melalui peningkatan ketersediaan air bersih. Metode penelitian dilakukan berdasarkan eksplorasi variabel penyusun indeks kemiskinan air (Water Poverty Index). WPI merupakan suatu indeks komposit yang merupakan gabungan dari indeks komponen resources, access, capacity, use, dan environment. Mengurangi kemiskinan air dapat dilakukan dengan memperbaiki penyebabnya. Penyebab utama kemiskinan air dapat diketahui dari nilai indeks setiap komponen WPI. Pendekatan dengan cara indeks seperti ini memungkinkan untuk membandingkan tingkat kemampuan masyarakat di suatu wilayah dengan wilayah lainnya dan mengidentifikasi masyarakat miskin yang paling rentan terhadap ancaman berkurangnya pasokan air. Dengan demikian dalam penelitian ini ada dua variable yang dihubungkan yaitu kemiskinan dan kemiskinan air. Dimensi kemiskinan akan dilihat berdasarkan komponen capacity (variabel dependent). Sedangkan faktor air dilihat dari keempat komponen lainnya (variabel independent). Metode pengolahan data dilakukan dengan perhitungan matematis WPI, statistik, dan GIS. Sedangkan konsep dibangun berdasarkan hasil regresi antara komponen (indikator) WPI yang memiliki nilai RXY 40%. Sedangkan strategi dalam peningkatan pelayanan ketersediaan air bersih dilakukan berdasarkan hasil analisis setiap indeks komponen WPI. Penelitian dilakukan dalam skala DAS, yaitu DAS Citarum Hulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 71 kecamatan yang terdapat di Cekungan Bandung, ada 4 kecamatan yang memiliki nilai WPI diatas 50%. Keempat kecamatan tersebut adalah kecamatan Cicalengka-Nagreg, Ciwidey-Rancabali, Cililin-Cihampelas, dan Majalaya-Solokanjeruk. Hasil regresi antara nilai kelima indeks komponen WPI dengan nilai WPI memberikan angka yang relatif sama dalam range yang cukup kuat (r = 0,4-0,6). Dengan demikian kelima komponen WPI memiliki bobot yang sama. Sedangkan hasil regresi dari setiap indikator menunjukkan bahwa pendidikan dan mata pencaharian mempengaruhi

79

Page 80: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

pendapatan. Selanjutnya pendapatan mempengaruhi paritas daya beli dan pola konsumsi termasuk konsumsi akan air bersih. Masyarakat miskin akan sangat terganggu manakala ketersediaan air bersih menjadi langka (kuantitas maupun kualitas) sehingga menambah beban pengeluaran yang selanjutnya berimplikasi pada tingkat kesejahteraan. Dengan demikian mengurangi kemiskinan air diharapkan dapat membantu secara tidak langsung dalam mengurangi tingkat kemiskinan.

Kata kunci : kemiskinan, air bersih, indeks, konsep, strategi

Abstract

The aim of this research is the concept of poverty alleviation through increased availability of clean water. The research method is based on exploration of variables making up the water poverty index (WPI). WPI is a composite index which is a combination of index components of resources, access, capacity, use, and environment. Poverty alleviation can be done by improving water availability. The main cause can be ascertained from water poverty index value of each component of WPI. The approach by way of such index allows comparing ability of people in one area to another and identifying poor who are most vulnerable to threat of reduced water supply. Thus in this study there were two variables that are associated poverty and water poverty. The dimensions of poverty would be based on component capacity (dependent variable). While the water factor seen from the four other components (independent variables). Method of data processing use mathematical calculations of WPI, statistical, and GIS. While the concept builds upon the results of regression between the components (indicators) that has coefficient regression ≥ 40%. While strategy in improving water supply services is based on the results of analysis of each index component of WPI. Research conducted in the watershed scale, namely Citarum watershed. The results showed that of 71 districts located in Bandung Basin, there are 4 districts that have a WPI value above 50%. The four districts are Nagreg Cicalengka, Ciwidey-Rancabali, Cililin-Cihampelas, and Majalaya-Solokanjeruk. Results of regression between the value of the five index components of WPI with WPI values provide a relatively equal numbers in the range is quite strong (r = 0.4 to 0.6). Thus the five components of WPI have equal weight. While the regression results of every indicator shows that education and income affect livelihoods. Furthermore, income affects purchasing power parity and consumption patterns, including consumption of clean water. The poor would be very disturbed when the availability of clean water becomes scarce (quantity and quality), thus adding a further burden of

80

Page 81: Buku Panduan Hasil Penelitian Geotek

expenditure implications for the level of welfare. Thereby reducing water poverty is expected to help indirectly in reducing poverty.

Keywords: poverty, clean water, index, concepts, strategies

81