buku laporan tahunan · dalam empat pilar tema rbtk kemenkeu yaitu tema sentral, penerimaan,...

153
Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan BUKU LAPORAN TAHUNAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Upload: others

Post on 28-May-2020

26 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi KelembagaanK e m e n t e r i a n K e u a n g a n

BUKU LAPORAN TAHUNAN

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 2: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Kata Pengantar

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Organisasi, Birokrasi, dan

Teknologi Informasi selaku Ketua Pelaksana Harian TRBTKP

Dalam menjalankan program Reformasi Birokrasi dan Transformasi

Kelembagaan (RBTK), Kementerian Keuangan saat ini telah memasuki

tahap Transformasi Digital yang merupakan tahapan kelima dari proses

RBTK yang telah dijalankan sejak tahun 2002.

Tahap pertama, dari tahun 2002 hingga 2006, merupakan periode

reformasi pengelolaan keuangan negara. Dalam tahap ini, disahkan tiga

paket Undang-Undang yang mengatur keuangan negara, Perbendaharaan

Negara, dan Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara.

Tahap kedua, dari tahun 2007 hingga 2012, merupakan periode

reformasi birokrasi secara masif melalui tiga pilar, yang meliputi penataan

organisasi, penyempurnaan proses bisnis, dan peningkatan disiplin dan

manajemen SDM.

Tahap ketiga, dari tahun 2013 hingga 2016, adalah periode

transformasi kelembagaan sebagai penguatan reformasi birokrasi melalui

penetapan cetak biru RBTK yang memuat 87 inisiatif dan sembilan arah

kebijakan transformasi serta penetapan visi Kemenkeu: “menjadi penggerak

utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif di abad ke-21”.

Tahap keempat, dari tahun 2017 hingga 2018, merupakan periode

dilakukannya perubahan mendasar terhadap rumusan inisiatif strategis

RBTK. Dalam tahap ini, disusun 20 inisiatif strategis baru dengan

karakteristik terobosan yang bersifat nasional dan connecting the dots, yaitu

fokus pada inisiatif yang memerlukan sinergi antar unit eselon I atau K/L.

2

Page 3: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Sebagai respon terhadap disrupsi digital dan tantangan Revolusi

Industri 4.0, Kemenkeu mulai mengintegrasikan inisiatif ke dalam konteks yang

lebih modern melalui Transformasi Digital dengan menggunakan Enterprise

Architecture framework.

Untuk memberikan gambaran komprehensif atas pelaksanaan program

RBTK di sepanjang tahun 2019, Central Transformation Office menyusun Buku

Laporan Tahunan Program RBTK 2019. Buku ini diantaranya memuat capaian

inisiatif strategis, program manajemen perubahan, dan inisiatif pendukung

seperti Workshop Duta Transformasi, diseminasi informasi transformasi secara

periodik, serta Festival Transformasi.

Semoga Buku Laporan Tahunan Program RBTK 2019 ini dapat

bermanfaat serta menjadi bahan evaluasi dan bahan pembelajaran dalam

implementasi Program RBTK Kementerian Keuangan selanjutnya.

Jakarta, Mei 2020

Staf Ahli Menkeu Bidang OBTI selaku

Ketua Pelaksana Harian TRBTKP/CTO

Sudarto

3

Page 4: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Sambutan Sekretaris Jenderal

Selaku Ketua Tim Pengelola RBTKP

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya

Buku Laporan Kegiatan Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi

Kelembagaan (RBTK) tahun 2019 ini. Buku ini merupakan salah satu bentuk

akuntabilitas atas pelaksanaan kegiatan Program RBTK yang telah

dilaksanakan sepanjang tahun 2019, yang merupakan upaya kita bersama

dalam mendorong perbaikan dan penyempurnaan Kementerian Keuangan

untuk menjadi pengelola keuangan negara yang berstandar internasional.

Program RBTK di Kementerian Keuangan saat ini telah memasuki

fase kelima yaitu Fase Transformasi Digital yang merupakan tahapan krusial

untuk membentuk organisasi yang modern dan agile dalam menghadapi era

disrupsi digital serta tantangan Revolusi Industri 4.0.

Proses Transformasi Digital telah kita jalankan melalui

pembangunan Enterprise Architecture (EA) Kementerian Keuangan yang

dimulai di tahun 2018 dengan membangun repository arsitektur organisasi

dalam empat domain yaitu bisnis, data, aplikasi, dan teknologi. Di tahun

2019, implementasi EA dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan yang

meliputi penyusunan EA Playbook, EA Metamodel, Business and IT

Capability Model, Blueprint EA, penyiapan roadmap implementasi blueprint

EA, pembangunan repository arsitektur dalam tools EA, serta pelaksanaan

program capacity building dan pelatihan teknis bagi para arsitek EA. Selama

proses tersebut, kita telah memperoleh lessons learned yang menjadi bekal

untuk memperkuat pondasi bagi pengembangan EA kedepannya.

Selain proses Transformasi Digital, Kementerian Keuangan

sepanjang tahun 2019 juga telah mendorong proses RBTK yang

komprehensif melalui implementasi 11 Inisiatif Strategis, dimana kita telah

4

Page 5: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

mencapai hasil yang menggembirakan dengan tercapainya 96% dari target 80%

tahun 2019. Selain itu, kita patut berbahagia pula bahwa progress reformasi juga

dinilai on track oleh berbagai pihak. Berdasarkan evaluasi reformasi birokrasi

nasional yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN-RB, pelaksanaan reformasi

birokrasi di Kementerian Keuangan di 2019 adalah 87,70 yang merupakan

peningkatan dari nilai sebelumnya di 2018 yaitu 85,68.

Kami selaku Ketua Tim Pengelola Program RBTK Kementerian

Keuangan menyampaikan ucapan terima kasih atas bimbingan dan arahan

Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan, serta dukungan dan sinergi

segenap Pimpinan Unit Eselon I beserta seluruh pejabat dan pegawai di unitnya,

Para Staf Ahli juga Staff Khusus Menteri Keuangan, para Duta Transformasi dan

Project Management Office Unit Eselon I, serta jajaran Central Transformation

Office. Semua yang telah dicapai di tahun ini harus kita jadikan sebagai sarana

pembelajaran untuk mendorong program RBTK menjadi lebih baik lagi dan

mencapai milestones penting di tahun 2020. Buku laporan ini diharapkan dapat

bermanfaat sebagai bahan acuan untuk pelaksanaan Program RBTK

selanjutnya, serta sebagai lesson learned yang dapat dimanfaatkan oleh semua

pihak yang berkepentingan untuk mendorong proses reformasi dan transformasi.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan petunjuk dan

kekuatan tekad bagi kita untuk terus memantapkan komitmen bersama untuk

membangun sinergi dalam mengimplementasikan Program RBTK demi

mewujudkan Kementerian Keuangan dan Indonesia yang lebih baik.

Jakarta, Mei 2020

Sekretaris Jenderal Selaku Ketua Tim

Pengelola RBTK Kementerian Keuangan

Hadiyanto

5

Page 6: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi KelembagaanK e m e n t e r i a n K e u a n g a n

Ringkasan Eksekutif

6

Page 7: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan

(RBTK) Kementerian Keuangan merupakan program strategis Kementerian

Keuangan dalam upaya merespon dan mengantisipasi perubahan,

peluang, dan tantangan yang terjadi baik dalam skala nasional, regional,

maupun global untuk mewujudkan Kementerian Keuangan yang lebih

efektif dan efisien serta mampu meningkatkan pelayanan dan kepuasan

stakeholders.

Sejak tahun 2002 hingga tahun 2019, Kementerian Keuangan telah

melalui lima tahap periode reformasi pengelolaan keuangan negara yang

ditandai dengan ditetapkannya tiga paket undang-undang keuangan negara

pada tahun 2002. Tahap kedua adalah Reformasi Birokrasi secara masif

yang dilaksanakan melalui 3 Pilar Utama yaitu Pilar Organisasi, Pilar Proses

Bisnis dan Pilar Sumber Daya Manusia. Tahap selanjutnya adalah upaya

untuk mempertajam program reformasi birokrasi dengan penetapan cetak

biru program Transformasi Kelembagaan yang meliputi 87 Inisiatif Strategis

(IS) transformasi dan terbagi dalam 5 tema, serta perumusan sembilan arah

kebijakan transformasi organisasi. Tahap keempat, adalah periode

dilakukannya perubahan mendasar terhadap rumusan IS RBTK, yaitu yang

berdampak langsung terhadap pencapaian strategic outcomes serta

merupakan terobosan yang bersifat nasional dan connecting the dots atau

memerlukan sinergi antar unit eselon I atau K/L. Seiring perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi, Kementerian Keuangan mulai

mengintegrasikan inisiatif transformasi ke dalam konteks yang lebih modern

menuju transformasi digital melalui framework Enterprise Architecture.

Untuk menuju arah transformasi digital, Kementerian Keuangan

merumuskan Inisiatif Strategis yang sesuai dengan misi #5 yaitu:

“Mengembangkan proses bisnis inti berbasis digital dan pengelolaan

SDM yang adaptif sesuai kemajuan teknologi”

7

Page 8: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

8

Secara garis besar implementasi 11 IS RBTK tahun 2019 berjalan

sesuai rencana/on-track dengan capaian utama diantaranya:

1. Tema Sentral: Pelaksanaan piloting ABW, registrasi Digital Signature

pejabat di seluruh UE I, Rapim Pendalaman Peta Jalan Organisasi

Pasca Arahan Presiden, dan realisasi implementasi full e-learning.

2. Tema Penerimaan: Pembangunan dashboard Unified Revenue Account

Management, penetapan Procurement Agent, penyusunan KAK dan

RUP untuk System Integrator, Jasa Konsultansi Project Management

and Quality Assurance, dan Jasa Konsultansi Change Management

untuk Pembaruan Core Tax Administration System, sosialisasi piloting

validasi PIB pada aplikasi e-faktur, dan Implementasi integrasi dokumen

BC 4.0 dengan FP.07 (faktur pajak) secara mandatory check pada

Kawasan Berikat Jawa Barat.

3. Tema Perbendaharaan: Penetapan Blueprint Shared Service Center dan

government payment platform, pelaksanaan rekonsiliasi database terkait

kepegawaian di berbagai aplikasi seperti HRIS, PBNopen, dan Tukin,

serta pelaksanaan uji coba dan revieu implementasi teknologi integrasi

dan komunikasi data di 102 Pemda..

4. Tema Penganggaran: hasil kajian mengenai pelimpahan sebagian

kewenangan Kementerian Keuangan kepada Kementerian/Lembaga

yang telah dimasukkan dalam draft RPMK tentang Revisi Anggaran

2020, dan presentasi simulasi reformasi program pensiun yang baru

kepada Menteri Keuangan.

Selain implementasi 11 IS RBTK, pada tahun 2019 dilakukan

pembangunan Enterprise Architecture (EA) yang merupakan metode

strategis yang mendefinisikan, memetakan, menyelaraskan, dan

mengintegrasikan empat domain, yaitu bisnis, data, aplikasi, dan teknologi.

Pembangunan EA tahun 2019 dilakukan dengan beberapa kegiatan

diantaranya penyusunan EA Playbook, EA Metamodel, Business and IT

Capability Model, pembahasan dan penyusunan Blueprint EA

Page 9: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

penyiapan roadmap implementasi blueprint EA, pembangunan repository

arsitektur dalam tools EA.

Capaian Implementasi Program RBTK yang di atas target tersebut

tidak terlepas dari pelaksanaan program change management, monitoring,

dan langkah-langkah strategis lainnya baik yang dilakukan oleh pemilik

inisiatif, Project Management Office (PMO), Central Transformation Office

(CTO), maupun pimpinan Kementerian Keuangan.

Selain melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan

Program RBTK, CTO juga mengoordinasikan kegiatan Penilaian Mandiri

Program Reformasi Birokrasi (PMPRB) dan Evaluasi RB Nasional yang

dilaksanakan oleh Kementerian PAN-RB. Nilai indeks reformasi birokrasi

Kementerian Keuangan yang selalu meningkat setiap tahunnya

mengindikasikan upaya Kementerian Keuangan dalam melaksanakan

reformasi di berbagai aspek birokrasi, layanan publik, dan inovasi secara

optimal. Mulai tahun 2019, PMPRB dilaksanakan sampai ke unit-unit Eselon

I untuk menunjukkan pentingnya peran unit Eselon I dalam mendukung

pelaksanaan program reformasi birokrasi. Hal ini menunjukkan keseriusan

pemerintah dalam mewujudkan birokrasi yang efisien, efektif, inovatif, dan

akuntabel. Hasil evaluasi pelaksanaan RB di Kementerian Keuangan

berdasarkan penilaian Kemenpan RB tahun 2019 adalah 87,70 yang

merupakan peningkatan dari indeks RB sebelumnya di tahun 2018 yaitu

85,68.

Dari 11 IS RBTK yang dilaksanakan pada tahun 2019, terdapat 5 IS

RBTK yang akan dilanjutkan di tahun 2020 dan 6 IS RBTK yang

mendapatkan penajaman. Selanjutnya ditambahkan 3 IS baru sebagai

bagian dari Roadmap EA Kemenkeu serta 1 IS hasil penajaman dari

blueprint Transformasi Kelembagaan tahun 2014. Sehingga Inisiatif Strategis

yang dilaksanakan pada tahun 2020 berjumlah 15 IS.

9

Page 10: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

10

Kata Pengantar Staf Ahli Bidang OBTI 2

Sambutan Sekretaris Jenderal 4

Ringkasan Eksekutif 6

Daftar Isi 10

Daftar Gambar 12

Pengelola Program RBTK 16

A. Tim Pengarah 17

B. Tim Pengelola 18

Bab I. Perjalanan Program RBTK 22

A. Fase Dimulainya Program Reformasi 24

B. Fase Transformasi Kelembagaan 27

C. Fase Penguatan Program RBTK 70

D. Fase Transformasi Digital 84

Daftar Isi

Page 11: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

11

Bab II. Pengelolaan 11 Inisiatif Strategis 88

A. Kinerja 90

B. Change Management 98

Bab III Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 124

A. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 127

B. Hasil Penilaian Pelaksanaan RB Kemenkeu 130

C. Kontribusi Kemenkeu dalam Mendukung RB Nasional 132

Bab IV Enterprise Architecture 136

A. Progress Pembangunan EA Tahun 2019 138

B. Rencana Tindak Lanjut Pembangunan EA Kemenkeu 150

Penutup 152

Page 12: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

12

Daftar Gambar

Gambar 1.1: Framework Reformasi Birokrasi Kemenkeu 26

Gambar 1.2: Ringkasan Capaian Transformasi Kelembagaan 28

Gambar 1.3: Dua Puluh IS RBTK 72

Gambar 1.4: Sebelas IS RBTK 85

Gambar 1.5: Lima Belas IS Transformasi Digital 87

Gambar 2.1: Sebelas IS RBTK 90

Gambar 2.2: Layout Ruang Kerja Sesuai ABW di CTO 91

Gambar 2.3: Interface KLC 2.0 93

Gambar 2.4: Tahapan Proses Change Management 98

Gambar 2.5: Sebaran Change Agent dan Lighthouse 2019 99

Gambar 2.6: Change Agent Berdialog dengan Menteri Keuangan

Pada Pembukaan Workshop Duta Transformasi dan

Kunjungan Duta Transformasi ke Kantor Gojek

101

Gambar 2.7: Roadmap Bincang TK 2019 102

Gambar 2.8: Menteri Keuangan Menyampaikan Arahan pada

Acara Bincang Transformasi

103

Gambar 2.9: Talk Show dalam Acara Bincang Transformasi di

Jakarta

105

Gambar 2.10: Pembukaan Bincang Transformasi di Banjarmasin

dan Talk Show dalam Acara Bincang Transformasi

107

Page 13: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

13

Gambar 2.11: Talk Show dalam Acara Bincang Transformasi 109

Gambar 2.12: Menteri Keuangan dan Sekretaris Jenderal Berfoto

Bersama Pembicara dalam Festival Transformasi

110

Gambar 2.13: Sesi Break Out Bersama para Lighthouse Team 111

Gambar 2.14: Inspirative Talk: Kemenkeu-pun Butuh Patriot 112

Gambar 2.15: One on one Pembahasan Inisiatif Unified Revenue

Account Management

113

Gambar 2.16: Contoh Berita Aktual Transformasi 115

Gambar 2.17: Sharing Session Program RBTK Kemenkeu di KPK 117

Gambar 2.18: Kegiatan Dialog Merawat Kebangsaan, 16 Agustus

2019

118

Gambar 2.19: PMO Informal Meeting I “Towards an Eco-Friendly

Office”

120

Gambar 2.20: Leadership Awareness Program DJPb, 23 Januari

2019

121

Gambar 2.21: Sosialisasi program RBTK oleh Duta Transformasi

DJPPR, 18 Juli 2019

123

Gambar 3.1: Grand Design program reformasi birokrasi 126

Gambar 3.2: Tujuan PMPRB 128

Gambar 3.3: Model Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi

129

Page 14: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

14

Gambar 3.4: Proses Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi

130

Gambar 3.5: Indeks RB Kemenkeu dalam Enam Tahun Terakhir 131

Gambar 3.6: Simulasi Minilab melibatkan K/L/Pemda dalam

Kegiatan Festival Transformasi Tahun 2019

133

Gambar 3.7: Benchmarking Pengelolaan Reformasi Birokrasi

Kementerian Keuangan dari Pemerintah Kabupaten

Bogor, 20 Desember 2019

134

Gambar 3.8: Sharing Pengelolaan Manajemen Perubahan dan

Duta Transformasi Kementerian Keuangan di

Pemerintah Provinsi Bali, 14 Mei 2019

134

Gambar 3.9: Penandatanganan Komitmen Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi oleh Sekretaris Jenderal

Kementerian Keuangan yang Diikuti oleh perwakilan

19 K/L/Pemda dan Duta Transformasi Kemenkeu

135

Gambar 4.1: Pembangunan EA tahun 2019 138

Gambar 4.2: Ilustrasi: EA Metamodel Kementerian Keuangan 141

Gambar 4.3: FGD Pembahasan Arsitektur to be yang Dipimpin

Oleh Staf Ahli Bidang OBTI selaku Ketua Pelaksana

Harian CTO

142

Gambar 4.4: One on one arsitektur to be untuk IS Perencanaan

dan penganggaran dengan Dirjen Anggaran, tanggal

1 Juli 2019

143

Page 15: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

15

Gambar 4.5: Tampilan EA Repository Kementerian Keuangan,

per Desember 2019

144

Gambar 4.6: Kegiatan Capacity Building Tim Arsitek dan Project

Management Office Unit Eselon I

145

Gambar 4.7: Pelatihan Lanjutan EA Tools Kementerian

Keuangan (Orbus iServer)

146

Gambar 4.8: Kegiatan Pelatihan Modul Baru EA Tools

Kementerian Keuangan

147

Gambar 4.9: Benchmarking Implementasi Digital Enterprise

Architecture di Badan Pusat Statistik

148

Gambar 4.10: Kickoff Meeting Persiapan Penyusunan

Implementation Plan, tanggal 21 Oktober 2019

149

Gambar 4.11: FGD Penguatan IS Digital Transformation Existing

dan Evaluasi Kebutuhan IS Digital Baru, tanggal 19-

21 Oktober 2019

149

Page 16: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi KelembagaanK e m e n t e r i a n K e u a n g a n

16

Pengelola Program RBTK

Page 17: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Keberhasilan proses reformasi/transformasi suatu organisasi tidak

bisa dilepaskan dari peran dan komitmen pimpinan. Hasil survei McKinsey

menunjukkan bahwa 70% proses transformasi mengalami kegagalan karena

kurangnya dukungan dan komitmen jajaran manajemen. Oleh karena itu,

untuk memastikan dukungan jajaran manajemen Kementerian Keuangan

terhadap pelaksanaan inisiatif strategis Reformasi Birokrasi dan

Transformasi Kelembagaan (IS RBTK) tahun 2019 dibentuk Tim Pengarah

dan Tim Pengelola RBTK Kemenkeu melalui Keputusan Menteri Keuangan

nomor: 160/KMK.01/2019.

TIM PENGARAH

Tim Pengarah memiliki tugas antara lain:

1. Menetapkan arah, kebijakan, dan program RBTK tahun 2019

2. Menetapkan langkah-langkah strategis dalam menghadapi kendala

dalam pelaksanaan program RBTK

3. Memberikan arahan kepada Tim Pengelola

17

Tim Pengarah

Ketua: Menteri Keuangan

Wakil Ketua: Wakil Menteri Keuangan

Anggota: Seluruh Pejabat Eselon I Kemenkeu

Gambar 1. Tim Pengarah Program RBTK

A

Page 18: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

18

TIM PENGELOLA

Tim Pengelola memiliki tugas antara lain:

1. Merumuskan, menetapkan, mengeskalasi, memonitoring, dan

mengharmonisasi kegiatan program RBTK 2019

2. Mengoordinasikan, memberikan asistensi, dan melakukan monitoring

aktif dalam implementasi program RBTK 2019 yang dilaksanakan oleh

seluruh unit eselon I di lingkungan Kemenkeu

3. Melaksanakan manajemen perubahan dengan melakukan identifikasi

hambatan dan ancaman, serta mengelola dan mensinergikan upaya

dalam rangka mengatasi hambatan dan ancaman yang berkenaan

dengan pelaksanaan program RBTK

4. Mengelola keterlibatan stakeholders internal dan eksternal dalam

mendukung proses perubahan struktur organisasi, bisnis proses, layanan

publik, dan implementasi program RBTK

5. Menyusun laporan konsolidasi pelaksanaan program RBTK dan

menyampaikan kemajuan perkembangan informasi terkini kepada Tim

Pengarah dan pemangku kepentingan lainnya.

Tim Pengelola

Ketua:

Sekretaris Jenderal

Ketua Pelaksana Harian:Staf Ahli Menkeu Bidang OBTI

Anggota: susunan anggota dari tim pengelolaadalah sebagaimana gambar berikut ini

Gambar 2. Tim Pengelola Program RBTK

B

Page 19: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

19

Chief

Reporting Officer

Adelina Sirait

Chief Digital

Transformation

Officer

Deny Agung P.

Reporting

Officer

Dodi Purnomo

Sidi/ F. Eko

Yulianto

Digital

Transformation

Officer I

Herfan

Brillianto

Digital

Transformation

Officer II

Adek R.

Muchtar

Chief Change

Management

Officer II

Herry Hernawan

Change

Management

Officer II

Sekti

Widihartanto

Change

Management

Analyst II

Andin N.

Sofiana

Reporting

Analyst

Aristito

Febrianto

Digital

Transformation

Analyst I

Windasena

Winarno

Chief Change

Management

Officer I

Arief Wibisono

Change

Management

Officer I A

Ari Sulistiyo

Budi

Change

Management

Officer I B

Dheni Wiguna

Change

Management

Analyst I A

I Made Edi

Juliana

Change

Management

Analyst I B

Cahya

Kurniawan

Digital

Transformation

Analyst II

Regina P.

Mboeik

Ketua Pelaksana

Harian

Sudarto

Ketua Tim

Pengelola

Hadiyanto

Gambar 3. Tim Pengelola Program RBTK

(Central Transformation Office)

Page 20: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Ketua PMO Setjen,

Kepala Biro

Organisasi dan

Ketatalaksanaan,

Dini Kusumawati

Ketua PMO DJA,

Sekretaris

Direktorat

Jenderal

Anggaran,

Mariatul Aini

Ketua PMO DJP,

Direktur

Transformasi

Proses Bisnis

DJP,

Hantriono Joko Susilo

Ketua PMO

DJBC, Direktur

Penerimaan dan

Perencanaan

Strategis DJBC,

Sugeng Apriyanto

Ketua PMO

LNSW,

Sekretaris

LNSW,

Kukuh

SumardionoBasuki

Ketua PMO

DJPb, Direktur

Sistem

Perbendaharaan

DJPB,

Agung Yulianta

Ketua PMO

DJKN, Sesditjen.

Kekayaan

Negara,

Dedi Syarif Usman

Ketua PMO

DJPPR,

Sesditjen.

Pengelolaan

Pembiayaan dan

Risiko,

Iyan Rubiyanto

Ketua PMO

DJPK, Sesditjen.

Perimbangan

Keuangan,

Rukijo

Ketua PMO Itjen,

Sekretaris

Inspektorat

Jenderal,

Bambang Karuliawasto

Ketua PMO

BPPK, Sekretaris

BPPK, Kusmanadji

20

PROJECT MANAGEMENT OFFICE

Dalam mengelola implementasi IS RBTK, tim pengelola didukung oleh

tim PMO (Project Management Office) masing-masing unit eselon I

Kemenkeu.

PMO

Unit

Eselon I

Ketua PMO BKF,

Sekretaris Badan

Kebijakan Fiskal,

Basuki Purwadi

Gambar 4. Pimpinan Project Management Office Unit Eselon I

Kemenkeu

Page 21: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

21

PMO pada masing-masing unit Eselon I dan unit non-Eselon yang

bertanggung jawab langsung kepada Menteri Keuangan,

mengoordinasikan dan melaporkan hasil pelaksanaan Program RBTK

kepada CTO. PMO memainkan peran yang lebih aktif atas

implementasi inisiatif dan pelibatan pegawai di lini depan. PMO

bertanggung jawab untuk mendukung dan mengoordinasikan

implementasi inisiatif-inisiatif Program RBTK di masing-masing unit

Eselon I dan II. Serupa dengan CTO, PMO akan memiliki peran dan

tujuan yang berbeda dari pemilik inisiatif program RBTK. PMO

mengelola implementasi IS Program RBTK yang menjadi tanggung

jawab dari unit eselon I besangkutan dan melakukan asistensi secara

komprehensif kepada pemilik inisiatif terkait dengan IS RBTK yang

harus diimplemtasikan, membuat perencanaan terkait implentasi IS

RBTK dalam bentuk Work Breakdown Structure (WBS) atau sering

disebut dengan detail rencana kerja untuk memantau setiap progres

IS RBTK pada unit eselon I terkait. Selain itu, PMO unit eselon I juga

mengelola program manajemen perubahan pada seluruh unit Eselon I

dan unit non-Eselon.

Page 22: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Program Reformasi Birokrasi dan

Transformasi Kelembagaan

K e m e n t e r i a n K e u a n g a n

Perjalanan Program RBTKBab I.

Page 23: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Sebagai sebuah institusi yang senantiasa berkomitmen tinggi untuk

melakukan perbaikan dari waktu ke waktu, sejak tahun 2002 hingga tahun 2019

Kementerian Keuangan telah melalui lima tahap reformasi birokrasi dan

transformasi kelembagaan.

Tahap Pertama merupakan periode reformasi pengelolaan keuangan

negara yang dimulai pada tahun 2002 yang ditandai dengan ditetapkannya tiga

paket undang-undang tentang keuangan negara, perbendaharaan negara, dan

tentang pemeriksaan, pengelolaan, dan tanggung jawab keuangan negara. Tahap

selanjutnya adalah Reformasi Birokrasi secara masif yang dilaksanakan melalui 3

Pilar Utama yaitu Organisasi, Proses bisnis, dan Sumber Daya Manusia.

Dalam upaya memperkuat program reformasi birokrasi, tahun 2014

Kementerian Keuangan menetapkan cetak biru program Transformasi

Kelembagaan yang meliputi 87 inisiatif transformasi dan terbagi dalam 5 tema,

serta dirumuskan pula sembilan arah kebijakan transformasi organisasi.

Tahap keempat, dari tahun 2017 hingga 2018, merupakan periode

dilakukannya perubahan mendasar terhadap rumusan inisiatif strategis RBTK,

yaitu yang berdampak langsung terhadap pencapaian strategic outcomes serta

merupakan terobosan yang bersifat nasional dan connecting the dots atau

memerlukan sinergi antar unit eselon I atau K/L.

26

Page 24: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

24

Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,

Kementerian Keuangan mulai mengintegrasikan inisiatif transformasi ke

dalam konteks yang lebih modern menuju transformasi digital melalui

framework Enterprise Architecture.

Enterprise Architecture merupakan sarana untuk membantu

perencanaan strategis organisasi untuk mencapai visi dan misinya dengan

memberikan kemampuan untuk melihat dan melakukan perbaikan pada

domain bisnis, data, aplikasi dan teknologi.

Kementerian Keuangan senantiasa melakukan reformasi dan

perbaikan berkelanjutan yang dimulai sejak tahun 2002. Reformasi Birokrasi

Kementerian Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Reformasi Nasional yang dipicu oleh krisis ekonomi 1998 yang berimbas

pada seluruh lapisan kehidupan masyarakat. Pada tataran nasional, era

reformasi ditandai dengan diterbitkannya TAP MPR No.XI/1998 tentang

Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme (KKN) dan UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Pada

tataran Kementerian Keuangan, sejak tahun 2002-2006 telah dilakukan

berbagai pembaharuan antara lain:

1. Diterbitkannya Paket UU Keuangan Negara yang terdiri dari UU No. 17

Th. 2003 Tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Th. 2004 Tentang

Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 Tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

2. Pemisahan fungsi penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran;

3. Pembentukan Large Tax Office (LTO) sebagai bagian dari modernisasi

administrasi perpajakan tahap I.

FASE DIMULAINYA PROGRAM REFORMASIA

Page 25: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Pada tahun 2007 Kementerian Keuangan melakukan Reformasi

Birokrasi secara masif melalui 3 pilar yaitu:

1. Pilar Organisasi, antara lain melalui penajaman tugas dan fungsi,

pengelompokan tugas-tugas yang koheren, eliminasi tugas yang

tumpang tindih, dan modernisasi kantor baik di bidang perpajakan,

kepabeanan dan cukai, perbendaharaan, kekayaan negara, dan

fungsi-fungsi keuangan negara lainnya;

2. Pilar Proses Bisnis, antara lain melalui penetapan dan

penyempurnaan Prosedur Standar Operasi yang memberikan

kejelasan dan memuat janji layanan, dilakukannya analisa dan

evaluasi jabatan, penerapan sistem peringkat jabatan, dan

pengelolaan kinerja berbasis balance scorecard serta pembangunan

berbagai sistem aplikasi e-government;

3. Pilar SDM, antara lain melalui peningkatan disiplin, pembangunan

assessment center, diklat berbasis kompetensi, pelaksanaan merit

system, penataan sumber daya manusia, pembangunan SIMPEG, dan

penerapan reward and punishment secara konsisten.

Reformasi Birokrasi yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan

tersebut telah memberikan dampak positif bagi peningkatan kinerja

pelaksanaan tugas, dan peningkatan pelayanan dan kepercayaan

masyarakat, serta mendorong dan menginspirasi Kementerian lainnya

untuk melakukan hal yang sama.

Pada skala nasional, melalui Peraturan Presiden Nomor 81

Tahun 2010 ditetapkan Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025,

yang ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Peraturan Menteri PAN-RB

Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-

2014.

25

Page 26: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

26

Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut, Reformasi

Birokrasi Kementerian Keuangan diintegrasikan dengan Reformasi

Birokrasi Nasional yang dilakukan melalui 8 Area Perubahan dan

pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi.

Gambar 1.1: Framework Reformasi Birokrasi Kemenkeu

Kepercayaan

Publik

R e f o r m a s i P e n g e l o l a a n K e u a n g a n N e g a r a

Penataan

Organisasi

Penataan

Probis

Peningkatan

disiplin dan

Manajemen

SDM

Peningkatan Kinerja

Pelayanan Publik

Good Governance

Indikator Kinerja Utama

Remunerasi

Page 27: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

27

Pada tahun 2012, Indonesia diprediksi berpotensi menjadi negara

dengan perekonomian terbesar ketujuh di dunia, mengalahkan Jerman

dan Inggris dan hanya berada di bawah China, Amerika Serikat, India,

Jepang, Brazil dan Rusia (dalam The Archipelago Economy: Unleashing

Indonesia’s Potential – McKinsey).

FASE TRANSFORMASI KELEMBAGAANB

8 Area

Perubahan

RB Nasional

1 Pola Pikir dan Budaya Kerja (Manajemen Perubahan

2 Penataan Perundang-undangan

3 Penataan dan Penguatan Organisasi

4 Penataan Tata Laksana

5 Penataan Sistem SDM dan Aparatur

6 Penguatan Pengawasan

7 Penguatan Akuntabilitas Kinerja

8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Monev 9 Monitoring dan Evaluasi

Page 28: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

28

MPN G2Sistem penerimaan

negara menggunakan

surat setoran elektronik.

SPANSistem Perbendaharaan dan Anggaran

Negara (SPAN) merupakan sistem

terintegrasi seluruh proses yang terkait

dengan pengelolaan anggaran.

Bond Stabilization FrameworkSalah satu kerangka kerja Crisis Management

Protocol untuk menstabilkan pasar surat

berharga negara.

SIMAN Upaya untuk menertibkan

pengelolaan dan portofolio

aset melalui digitalisasi.

Tema Kepabeanan dan Cukai

Kantor pelayanan modern 2.0Penurunan dwelling time, implementasi

penyampaian dokap online,

Implementasi HiCO Scan untuk

penyederhanaan pemeriksaan fisik

barang,

Customs Call CenterPembentukan Bravo Bea Cukai

1500225 dengan konsep single point of

contact

CEISA TPBOtomasi Sistem Perijinan, Layanan,

dan Pengawasan di Tempat

Penimbunan Berikat

Tema Perbendaharaan

ADIKArsitektur dan Informasi Kinerja:

arsitektur anggaran yang berorientasi

pada kinerja (PMK 143/2015, dan PMK

196/2015)

SMART dan OM SPANUntuk memperkuat monitoring dan

evaluasi pada outcome anggaran

dengan mengurangi duplikasi dalam

monev anggaran melalui Single Point

of Contact (SPOC)

Tema Penganggaran

Gambar 1.2: Ringkasan Capaian Transformasi Kelembagaan

Page 29: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

29

Pedoman SOP RASCI Melalui PMK Nomor 131/PMK.01/2015

tentang Pedoman Penyusunan Proses

Bisnis, Kerangka Pengambilan

Keputusan, dan Prosedur Standar

Operasional di Lingkungan Kemenkeu

Penguatan OrganisasiBiro Umum sebagai Sekretariat Setjen, Penggabungan Biro

Perlengkapan dan Pusat LPSE menjadi Biro Manajemen BMN dan

Pengadaan, refocusing BPPK menjadi Corporate University, penyatuan

cakupan regional DJPb dan DJKN melalui layanan co-location,

mengurangi rentang kendali Ditjen Pajak dengan pembentukan jabatan

Staf Ahli di DJP.

Better Practice GuideMenyelaraskan strategi,

perencanaan dan kinerja

melalui penganggaran

berbasis kinerja

Tema Perpajakan

Migrasi wajib pajak

ke e-filingUntuk mempercepat dan

memudahkan pelaporan

SPT

Membenahi sistem

administrasi PPNImplementasi e-Tax

Invoice, e-Faktur

Segmentasi wajib pajak dan

coverage modelPembayaran pajak menggunakan Mini

ATM, implementasi e-Billing System

pada Bank/Pos Persepsi

Tema Sentral

Menyusun model manajemen

kepatuhan wajib pajak berbasis

risikoImplementasi Compliance Risk

Management dalam kegiatan

Ekstensifikasi, Pengawasan,

Pemeriksaan, dan Penagihan di DJP

Page 30: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Sebagai pelaku utama penggerak pertumbuhan perekonomian,

Kemenkeu menilai tantangan ini hanya bisa dilakukan dengan terobosan

yang lebih besar. Untuk itu Kemenkeu meluncurkan program

Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan (Tahun 2013-2025)

yang terdiri dari rumusan 87 inisiatif-inisiatif transformasi yang

dikelompokkan kedalam 5 tema yaitu: tema sentral, tema penganggaran,

tema perpajakan, tema kepabeanan dan cukai, serta tema

perbendaharaan. Selain itu, dirumuskan pula sembilan arah kebijakan

transformasi organisasi serta penetapan visi Kemenkeu, yaitu menjadi

penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif di abad

ke-21. Adapun ringkasan dari capaian pada lima tema tersebut dapat

dilihat pada gambar 1.2.

1. Tema Sentral

Tema Sentral dikelola dan dikoordinasikan oleh Sekretariat

Jenderal dan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan, serta

didukung oleh seluruh unit eselon I di Lingkungan Kementerian

Keuangan.

Ringkasan capaian inisiatif strategis Tema Sentral adalah

sebagai berikut:

a. Memperkuat Organisasi dan Tata Kelola Kemenkeu

Salah satu capaian dari inisiatif Memperkuat organisasi dan

tata kelola Kemenkeu adalah disetujuinya tugas CTO dan

dilaksanakan melalui KMK Nomor 460/KMK.01/2014 tentang

Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi

Kelembagaan Pusat (Central Transformation Office) Kementerian

Keuangan. Selanjutnya tahun 2015, telah ditetapkan pedoman

Standard Operating Procedure (SOP) berbasis Responsible, Approval,

Support, Consult, dan Informed (RASCI) melalui PMK Nomor

30

Page 31: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

131/PMK.01/2015 tentang Pedoman Penyusunan Proses Bisnis,

Kerangka Pengambilan Keputusan, dan SOP di Lingkungan

Kemenkeu.

Selain melalui pembentukan CTO, implementasi dari inisiatif

untuk memperkuat organisasi dan tata kelola Kementerian Keuangan

juga dilakukan melalui berbagai rekomendasi transformasi organisasi

Kementerian Keuangan lainnya, yaitu:

• Merampingkan Pusat Korporat menjadi dua unit terpisah (melalui

penggabungan Sekretariat Jenderal dan BPPK dengan kemudian

membentuk dua cluster organisasi menjadi fungsi strategis dan

layanan korporat);

• Mengurangi rentang kendali Pajak (melalui pembentukan Deputi

Dirjen Pajak);

• Mengurangi rentang kendali Bea & Cukai (melalui pembentukan

Deputi Dirjen Bea dan Cukai);

• Menggabungkan DJPb, DJPU dan DJKN menjadi Ditjen Eselon I

tunggal;

• Menyatukan cakupan regional DJPb dan DJKN (Penggabungan

Kanwil DJPb dan DJKN);

• Membuat unit Special Missions (Pengelolaan Special Mission

dalam satu unit Eselon I yang sama);

• Menggabungkan DJA dan DJPK ke dalam Ditjen Eselon I tunggal;

• Membuat Ditjen Penerimaan yang baru (dengan menggabungkan

fungsi pajak, penerimaan cukai, dan PNBP).

31

Page 32: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

32

Namun perjalanannya, implementasi sejumlah rekomendasi

inisiatif transformasi organisasi tersebut mengalami beberapa

penyesuaian sesuai dengan arahan dalam Rapat Pimpinan

Kementerian Keuangan (baik dalam Steering Committee Meeting

maupun Leaders’ Offsite Meeting) maupun sesuai pertimbangan

strategis lainnya, sebagaimana ditetapkan terakhir dalam Lampiran IV

KMK Nomor 302/KMK.01/2019 sebagai berikut:

• Penataan organisasi ke-Setjenan (Pusat Korporat) dilaksanakan

secara terbatas melalui:

i. Penataan Biro Umum sebagai Sekretariat Setjen;

ii. Penggabungan Biro Perlengkapan dan Pusat Layanan

Pengadaan Secara Elektronik menjadi Biro Manajemen BMN

dan Pengadaan;

iii. Refocusing BPPK menjadi Corporate University dan

transformasi STAN menjadi PKN STAN.

• Mengurangi rentang kendali Ditjen Pajak telah dilakukan dengan

pembentukan 3 (tiga) jabatan Staf Ahli di bidang Perpajakan yang

ditugaskan sebagai span-breaker di Ditjen Pajak.

• Penataan Ditjen Bea dan Cukai dilakukan dengan pembentukan

Direktorat Penerimaan dan Perencanaan Strategis;

• DJPb, DJKN, dan DJPPR tetap sebagai unit Eselon I mandiri

dengan upaya penguatan sinergi dan koordinasi dalam

pelaksanaan tugas;

Page 33: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

• Penyatuan cakupan regional DJPb dan DJKN dilaksanakan melalui

layanan co-location yang memiliki konsep layanan satu atap

kepada Satuan Kerja di daerah sebagaimana ditetapkan dalam

KMK 669/KMK.01/2015 dan KMK 834/KMK.01/2016 tentang

Layanan Bersama Terkait Dengan Pelaksanaan Fungsi

Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Keuangan negara

Lainnya di Daerah serta penyiapan portal layanan yang dapat di

akses melalui url www.kemenkeu.go.id/layanan/layanan-bersama/.

• Pengelolaan special mission secara terintegrasi dilaksanakan

melalui pembentukan Komite Pengarah dan Pengelola Kebijakan

Special Mission Vehicles di Kementerian Keuangan sebagaimana

ditetapkan dalam KMK-808/KMK.01/2018.

• DJA dan DJPK tetap sebagai unit Eselon I mandiri dengan upaya

penguatan sinergi dan koordinasi dalam pelaksanaan tugas;

• Penggabungan fungsi pajak, penerimaan cukai, dan PNBP ke

dalam satu Ditjen Penerimaan belum menjadi prioritas dan

dilaksanakan melalui inisiatif strategis joint program yang

melibatkan DJP, DJBC, dan DJA (PNBP).

Sejalan dengan implementasi transformasi organisasi

Kementerian Keuangan tersebut, upaya untuk melaksanakan validasi

terhadap existing organisasi dan proses bisnis Kementerian Keuangan

dilakukan melalui pembangunan Enterprise Architecture (EA).

Pembangunan EA diharapkan dapat memberikan penguatan

assessment dan rekomendasi terhadap penataan organisasi

Kementerian Keuangan di masa mendatang.

33

Page 34: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

34

b. Memfokuskan Organisasi Sekretariat Jenderal

Untuk mewujudkan organisasi Sekretariat Jenderal yang lebih

fokus agar pelaksanaan fungsi strategis menjadi lebih efektif dan

layanan korporat menjadi lebih efisien, telah dilakukan penataan

Organisasi Term I (Pembentukan Sekretariat Setjen dan refocusing

fungsi utama Setjen melalui PMK Nomor 234/PMK.01/2015), Penetapan

PMK Nomor 175/PMK.01/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis

Beban Kerja (Workload Analysis) di Lingkungan Kementerian

Keuangan, Penetapan KMK-305/KMK.01/2016 Tentang Uraian Jabatan

Struktural di Lingkungan Sekretariat Jenderal, serta penyampaian

laporan ABK Kementerian Keuangan dan Sekretariat Jenderal Tahun

2015.

c. Merevitalisasi Manajemen Kinerja

Dalam rangka membuat proses penetapan IKU yang ramping

untuk menjamin kuantitas dan kualitas IKU yang lebih memadai serta

membuat proses dialog kinerja organisasi sesuai best practice, telah

dilaksanakan inisiatif “Merevitalisasi manajemen kinerja”, dengan

capaian signifikan, diantaranya: telah dilaksanakan penetapan kebijakan

dan SOP proses penetapan IKU efektif dan dialog kinerja. Output dari

inisiatif ini adalah pada tahun 2014 telah ditetapkan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor KMK 467/KMK.01/2014 Tentang Pengelolaan Kinerja

di Lingkungan Kementerian Keuangan. Hal ini dilakukan untuk

menyempurnakan kebijakan pengelolaan kinerja sebelumnya, salah

satunya terkait ketentuan jumlah maksimal Indikator Kinerja Utama

dalam Kontrak Kinerja, yang dinilai terlalu banyak. Selanjutnya dalam

rangka meningkatkan kualitas dan target Indikator Kinerja Utama pada

Tahun 2016 ditetapkan KMK No 590/KMK.01/2016 Tentang Pedoman

Dialog Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan dan Penetapan

KMK 234/KMK.01/2016 tentang Pedoman Penghitungan Nilai Kinerja

Pegawai Berdasarkan Kualitas Kontrak Kinerja di Lingkungan

Kementerian Keuangan.

Page 35: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

d. Menyelaraskan Strategi, Perencanaan dan Kinerja melalui

Penganggaran Berbasis Kinerja

Untuk memastikan bahwa Kementerian Keuangan berada pada

garis terdepan implementasi reformasi anggaran dengan menjamin

keselarasan antara strategi, program dan perencanaan outcome dan

alokasi anggaran secara keseluruhan, dilaksanakan inisiatif

“Menyelaraskan strategi, perencanaan dan kinerja melalui

penganggaran berbasis kinerja” dengan capaian signifikan diantaranya:

pada tahun 2014 telah disusun buku Better Practice Guide serta Kep

SJ-370/2014 tentang Roadmap Penganggaran Berbasis Kinerja.

Selanjutnya, tahun 2015 telah dibuat Better Practice Guide (BPG)

proses penganggaran dan roadmap implementasi Penganggaran

Berbasis Kinerja untuk tahun 2015-2019.

e. Memperkuat Pengadaan dan Pengelolaan Aset

Terdapat 3 (tiga) inisiatif yang dilaksanakan dalam rangka

memperkuat pengadaan dan pengelolaan aset, antara lain: Secara

sistematis menjelaskan ownership atas item pengadaan, Menciptakan

e-catalogue untuk seluruh produk standar, dan Menerapkan model TCO

(Total Cost Ownership) untuk 5 (lima) kategori pengeluaran utama.

Capaian signifikan dari inisiatif-inisiatif ini diantaranya: sejak

tahun 2014, telah tersedia kebutuhan produk IT infrastruktur pada

sistem e-Catalogue LKPP untuk produk standar (Laptop, Desktop dan

Printer) dan pengembangan aplikasi pengadaan langsung secara

elektronik (SIMPEL). Pada tahun 2015, telah diterbitkan SE-

24/MK.1/2015 tentang Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa di

Lingkungan Kementerian Keuangan. Selanjutnya pada tahun 2016 telah

diselesaikan kajian penerapan analisis TCO di lingkungan Kementerian

Keuangan, telah diusulkan katalog mesin kapal (Non-IT), dan produk IT

Infrastruktur ke LKPP.

.

35

Page 36: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

36

f. Memperkuat Proses Hukum

Untuk meningkatkan efisiensi dan tingkat kesigapan layanan

hukum di seluruh Kemenkeu, pada tahun 2015 telah dilakukan

digitalisasi dan otomasi dari proses-proses repetitif, salah satunya

dengan membangun Aplikasi Pencetakan Dokumen (Cendok). Fungsi

aplikasi ini adalah untuk mencetak dokumen template nota dinas terkait

pencegahan, pencabutan pencegahan dan perpanjangan pencegahan

penanggung pajak ke luar negeri, serta izin membuka rekening dan data

perpajakan Wajib Pajak.

g. Memperkuat TI

Terdapat delapan inisiatif strategis yang dilaksanakan dalam

rangka memperkuat teknologi informasi, antara lain: meluncurkan

arsitektur end-state untuk data dan aplikasi, membentuk struktur

organisasi TI dan proses tata kelola, menetapkan proses penganggaran

TI dengan tanggung jawab yang jelas, membuat arsitektur keamanan

end-state dan mengembangkan langkah-langkah penanganan ancaman

utama, menetapkan organisasi Disaster Recovery dan prosedur

pengoperasiannya, membuat e-Catalogue untuk semua produk TI

standar, mengonsolidasikan semua kontrak pemeliharaan di bawah

Pusintek, dan memperkenalkan program pelatihan bertarget guna

memenuhi kebutuhan TI Kemenkeu.

Adapun capaian-capaian signifikan dari implementasi inisiatif-

inisiatif tersebut diantaranya:

1. Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor Kep-269/SJ/2014 tentang

Pembentukan Kelompok Kerja Komite Pengarah TIK Kemenkeu.

2. Kebijakan Standard Platform Pengembangan Aplikasi dan Basis

Data dan Kebijakan tentang Baseline Konfigurasi Keamanan

Perangkat TIK Kemenkeu melalui Keputusan Staf Ahli Bidang OBTI

sebagai Chief Information Officer nomor KEP-01/SA.5/2015 dan

KEP-02/SA.5/2015.

Page 37: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

3. Sejak tahun 2015 telah disediakan perangkat keamanan untuk

perangkat end-user.

4. Selaras dengan inisiatif pengelolaan aset, sejak tahun 2014, telah

tersedia kebutuhan produk IT infrastruktur pada sistem e-Catalogue

LKPP untuk produk standar (Laptop, Desktop dan Printer).

5. Telah dilaksanakan Program Pelatihan TIK bagi Pegawai Baru

dalam bidang TIK, dan melakukan evaluasi program pelatihan atas

pelatihan yang telah dilakukan.

h. Memperkuat SDM

Terdapat 5 (lima) inisiatif untuk memperkuat SDM Kemenkeu,

yaitu: melakukan standardisasi dan melembagakan mekanisme

perencanaan pegawai yang dikendalikan oleh Unit Eselon 1, rekrutmen

eksternal untuk jabatan strategis, melembagakan mekanisme end-to-

end appraisal yang menyertakan manajemen rewards dan

konsekuensi, mendesain dan melembagakan program pengembangan

end-to-end talent pool, serta rencana transisi menuju organisasi SDM

terintegrasi, dengan pemberdayaan Unit Eselon 1.

Beberapa capaian signifikan dari implementasi inisiatif-inisiatif

tersebut di antaranya:

1. Penetapan KMK Nomor 352/KMK.01/2016 tentang Pedoman

Perencanaan SDM yang dilanjutkan dengan bimbingan teknis

pengisian e-Formasi dan Diklat Perencanaan SDM.

2. Penyelesaian kebijakan terkait implementasi metode baru dalam

pengelolaan risiko Kementerian Keuangan (PMK.12/PMK.09/2016).

3. BSC Awareness and Strategy Mapping Training untuk level Menteri,

Wakil Menteri, dan Pejabat Eselon I; Strategy Cascading Refresh

Training untuk Pimpinan Unit Eselon I dan II; dan OSM

Enhancement Training untuk Pushaka dan Manajer Kinerja

Organisasi.

37

Page 38: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

38

4. Penetapan KMK terkait Pemberian Penghargaan kepada PNS

(KMK-7/KMK.01/2016).

5. Penetapan PMK Nomor 60/PMK.01/2016 tentang Manajemen

Talenta Kementerian Keuangan pada tanggal 12 April 2016 dan

penetapan KMK Nomor 1227/KMK.1/2016 tentang Pedoman

Pengembangan Talent dan Mekanisme Mentoring.

6. Telah dihasilkan standar basis data kepegawaian Kemenkeu;

Konsep Identifikasi Unit Organisasi SDM Terintegrasi;

7. Konsep Kerangka Pengambilan Keputusan (RASCI) dalam

Organisasi SDM Terintegrasi;

8. Konsep Proses Bisnis dan Mekanisme Tata Kelola Organisasi

SDM Terintegrasi.

9. Terkait inisiatif Rekrutmen eksternal untuk jabatan strategis

mengacu pada Peraturan Pemerintah RI nomor 11 Tahun 2017

tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.

i. Memperkuat Manajemen Risiko

Dalam rangka membuat risiko operasional menjadi terukur,

transparan, dan memiliki langkah mitigasi, telah diimplementasikan

inisiatif: Memperkuat Manajemen Risiko dengan beberapa capaian

signifikan sebagai berikut: telah diterbitkan PMK 12 tahun 2016

tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Kementerian

Keuangan, yang ditindaklanjuti dengan pembentukan Komite

Manajemen Risiko melalui KMK 208 Tahun 2016. Terkait dengan

perbaikan tata kelola pengawasan internal di Kementerian Keuangan,

telah diterbitkan PMK 237 Tahun 2016 tentang Tata Kelola

Pengawasan Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan. Selain itu,

terkait penerapan Internal Audit Capability Model (IACM) yang

dicanangkan pada tahun 2016, telah dilakukan kegiatan seperti

penyusunan rancangan kebijakan terkait Pedoman Perencanaan

Pengawasan Berbasis Risiko Inspektorat Jenderal Kementerian

Keuangan serta rancangan Komite Audit.

Page 39: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

2. Tema Penganggaran

Dalam implementasi Transformasi Kelembagaan Kemenkeu,

Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) berfokus kepada perbaikan outcome

dalam penganggaran di Indonesia. Perbaikan tersebut dilakukan melalui

implementasi reformasi penganggaran serta penguatan sistem monitoring

dan evaluasi guna memastikan alokasi anggaran yang lebih efektif.

Keberhasilan dari transformasi DJA juga bergantung pada kesiapan DJA

dalam bekerja sama dengan beberapa stakeholder termasuk Direktorat

Jenderal Perbendaharaan (DJPb), Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional (BAPPENAS) dan Kementerian/Lembaga serta institusi lain

yang terkait.

Ringkasan capaian inisiatif strategis Tema Penganggaran adalah

sebagai berikut:

a. Menerapkan Arsitektur Anggaran yang Terfokus pada Outcome

Dalam rangka mewujudkan penganggaran yang strategis dan

berorientasi kepada output dan outcome, telah ditetapkan ketentuan

yang mencakup arsitektur anggaran yang berorientasi pada kinerja

melalui PMK 143/MK.02/2015 tentang Petunjuk Penyusunan RKA-KL

dan Pengesahan DIPA dan PMK Nomor 196/PMK.02/2015 tentang

Perubahan atas PMK Nomor 143/PMK.02/2015 tentang Petunjuk

Penyusunan dan Penelaahan RKAKL dan Pengesahan DIPA.

Ketentuan tersebut mencakup kebijakan penataan Arsitektur dan

Informasi Kinerja (ADIK) yang digunakan untuk melihat hubungan

logis antara input-output-outcome (logic model). Sebagai tindak lanjut

dari implementasi ADIK, telah juga ditetapkan Peraturan Direktur

Jenderal Anggaran Nomor PER-3/AG/2015 yang ditetapkan pada

tanggal 7 Juli 2015 yang mengatur mengenai pedoman pelaksanaan

penelitian dan penelaahan informasi kinerja hasil penataan ADIK

Kementerian Negara/Lembaga. Penelitian dan penelaahan

39

Page 40: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

40

tersebut untuk memastikan bahwa informasi kinerja yang disusun K/L

dengan menggunakan aplikasi ADIK telah lengkap dan sesuai dengan

konsep logic model. Dengan implementasi arsitektur anggaran

terfokus pada outcome, anggaran tidak lagi berorientasi pada input

saja dan penyusunannya tidak hanya dilakukan dalam rangka

pemenuhan terhadap ketentuan (compliance based budgeting),

namun lebih berorientasi kepada kinerja (performance based

budgeting). Pada tahap awal telah dilaksanakan implementasi ADIK

pada RKA K/L tahun 2016.

b. Memperkuat monitoring dan evaluasi pada outcome anggaran

Salah satu prinsip desain utama dalam memperkuat monitoring

dan evaluasi (monev) pada outcome anggaran adalah mengurangi

duplikasi dalam monev anggaran melalui Single Point of Contact

(SPOC). SPOC merupakan suatu upaya untuk menyediakan satu

tempat yang menjadi tujuan satker untuk menyampaikan data dan

laporan monev, serta menjadikan tempat tersebut sebagai sumber

bagi pelaksana monev dalam memperoleh data dan laporan monev

sesuai kebutuhannya. Terkait dengan hal tersebut, Kemenkeu telah

menetapkan Aplikasi SMART dan OM-SPAN sebagai embrio dari

sistem SPOC. DJA juga telah menggunakan hasil monitoring DJPb

melalui OM SPAN dalam melakukan monev anggaran. Ke depannya,

diharapkan terdapat aplikasi dan laporan tunggal terkait monitoring

dan evaluasi sehingga diharapkan proses pelaporan hasil monev

anggaran menjadi lebih sederhana, terupdate secara online dengan

data yang lebih akurat. Hasil monev tersebut juga diharapkan dapat

menjadi masukan pada penganggaran berikutnya dan berfungsi

menjadi bagian dari early warning system.

Page 41: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

c. Merampingkan proses anggaran end-to-end

Sejalan dengan implementasi ADIK yang berfokus pada kualitas

perencanaan penganggaran, DJA juga telah menginisiasi perubahan

proses bisnis proses perencanaan penganggaran yang lebih efektif,

efisien, dan kolaboratif melalui sistem penelaahan online dalam

aplikasi RKAKLDIPA Online. Melalui aplikasi tersebut, DJA dapat

melakukan penelaahan secara online, tanpa adanya pertemuan

langsung dengan Kementerian/Lembaga (Unit Eselon I dari K/L) dan

juga Bappenas selaku stakeholder. Saat ini proses revisi anggaran

juga telah dilaksanakan secara online melalui aplikasi satuDJA.

d. Memperkuat efektivitas interaksi dengan stakeholder eksternal

Dalam proses penganggaran, pembahasan dengan DPR yang

kedua dilakukan pada bulan Oktober dan difokuskan pada

pembahasan program. Untuk format persetujuan DPR juga telah

diseragamkan sesuai dengan PMK Juksunlah RKA K/L. DJA juga

telah menghimpun data warehouse penganggaran untuk akuntabilitas

dan analisis, yang meliputi: data RKAKL/DIPA, data Realisasi Belanja,

data PNBP (Simponi), data Makroekonomi. Dalam rangka

memanfaatkan tools, business intelligence, telah dibangun DSS

(Decision Support System) dan EIS (Executive Information System)

untuk mengakses dan menganalisis data-data di atas melalui tools

Business Intelligence (bi.anggaran.depkeu.go.id). Dalam

hubungannya dengan Bappenas, DJA telah menginisiasi Identifikasi

Pedoman Teknis Interaksi Eksternal (Trilateral Meeting) yang telah

disampaikan secara formal kepada Bappenas.

41

Page 42: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

42

e. Membangun kapabilitas K/L

Dalam rangka membangun kapabilitas K/L selaku stakeholder

DJA, telah disusun Petunjuk Proses Penganggaran yang dapat

menjadi pedoman bagi K/L dalam proses perencanaan penganggaran.

Selanjutnya, telah dilakukan juga penguatan saluran-saluran tanya

jawab DJA melalui pusat layanan maupun secara online, telah

dibentuk task force penganggaran untuk melakukan troubleshooting

proses penganggaran. Untuk lebih memperkuat kapabilitas K/L, DJA

juga melakukan bimbingan teknis perencanaan dan penganggaran

untuk K/L.

f. Meningkatkan kapabilitas internal DJA

Sebagai konsekuensi dari implementasi ADIK, terdapat tuntutan

baru mengenai peran pegawai DJA dari budget administrator menjadi

budget analyst (analis anggaran). Oleh karenanya, semenjak tahun

2015 telah dilakukan pembahasan mengenai pembentukan jabatan

fungsional analis anggaran, yang kemudian ditetapkan melalui

Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 21 Tahun 2016 mengenai

Jabatan Fungsional Analis Anggaran. Ketentuan turunannya juga telah

ditetapkan melalui PMK Nomor 61/PMK.02/2017 tentang Petunjuk

Teknis Jabatan Fungsional Analis Anggaran dan PMK Nomor

103/PMK.02/2017 tentang Standar dan Uji Kompetensi Serta

Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Analis Anggaran, serta

Perdirjen Anggaran No. 4 Tahun 2017 Tentang Pedoman Seleksi

Penyesuaian (Inpassing) Jabatan Fungsional Analis Anggaran.

Ketentuan tersebut menjadi dasar pembentukan Jabatan Fungsional

Analis Anggaran pada tahun 2018.

g. Reformulasi kebijakan pengalokasian transfer ke daerah

Untuk mewujudkan peningkatan pemerataan kemampuan

keuangan antar daerah, kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan

masyarakat telah ditetapkan PMK Nomor 130/PMK.07/2019 tentang

Page 43: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Pengelolaan DAK Fisik untuk mendukung DAK Fisik berbasis usulan

daerah yang lengkap dan komprehensif. Selain itu untuk meningkatkan

efektivitas administrasi DAK Fisik, pengajuan proposal dan pelaporan

dilakukan secara elektronik melalui aplikasi KRISNA dan OM SPAN.

Selanjutnya dalam mendukung efektivitas dana desa, telah ditetapkan

PMK Nomor 193/PMK.07/2018 tentang Pengelolaan Dana Desa di

mana di dalamnya telah dimuat tahapan dan besaran penyaluran Dana

Desa, roadmap alokasi Dana Desa, penyaluran Dana Desa berbasis

kinerja, dan monitoring & evaluasi Dana Desa. Dengan ditetapkannya

ketentuan tersebut mendorong pencapaian Williamson Index sesuai

dengan target dalam Renstra (2017: 0.597; 2018: 0.557; dan 2019:

0.53).

h. Optimalisasi Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Dalam rangka mendukung optimalisasi pemungutan pajak daerah

dan retribusi daerah, DJPK telah melakukan kajian terkait Identifikasi

Variabel-variabel Penghitungan Potensi Pajak Daerah, melakukan

penyusunan model penghitungan potensi Pajak Daerah, bimbingan

teknis Pajak Daerah, dan penyusunan buku pedoman umum

Modernisasi Administrasi Perpajakan Daerah. Melalui kegiatan tersebut

Pemda diharapkan dapat meningkatkan rasio Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

i. Peningkatan Pemanfaatan Sistem Informasi Keuangan Daerah

Melalui PMK Nomor 74/PMK.07/2016 tentang Penyelenggaraan

Sistem Informasi Keuangan Daerah, Menteri Keuangan menetapkan

bahwa SIKD Nasional dilaksanakan dalam rangka mewujudkan SIKD

Nasional yang real time-online dan terintegrasi dengan Sistem Informasi

Keuangan Negara. SIKD merupakan suatu sistem yang

mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data

pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi

informasi yang disajikan kepada masyarakat, dan sebagai bahan

43

Page 44: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

44

pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan

pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah. Inisiatif ini

dilanjutkan pada tahun 2020 melalui Inisiatif 12 (Harmonisasi Belanja

APBN dengan Belanja APBD Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas

Keuangan Nasional).

j. Peningkatan Efektivitas Monitoring dan Evaluasi Transfer ke Daerah

yang Penggunaannya Sudah Ditentukan

Untuk meningkatkan kualitas penyusunan kebijakan HKPD

(Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah) terutama dalam upaya

peningkatan efektivitas monitoring dan evaluasi transfer ke daerah yang

penggunaannya sudah ditentukan, telah ditetapkan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 112/PMK.07/2017 tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 Pengelolaan Transfer ke

Daerah dan Dana Desa, dimana di dalamnya diatur mengenai

pemantauan dan evaluasi Kemenkeu terhadap transfer ke daerah dan

dana desa. Dengan adanya ketentuan tersebut, terdapat mekanisme

yang memadai dan komprehensif dalam monitoring dan evaluasi TKDD.

k. Peningkatan Kapasitas Aparatur Pengelola Keuangan Daerah

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pengelola keuangan

daerah, DJPK telah melaksanakan program bimbingan teknis tahun

2016 s.d. 2018 yang difokuskan pada bimbingan teknis eksekutif,

bimbingan teknis reguler non perpajakan, dan bimbingan teknis

perpajakan dengan center beberapa perguruan tinggi di Indonesia.

Selain itu, DJPK juga telah mengembangkan e-Learning perpajakan

yang dimulai sejak tahun 2017. Dengan kegiatan bimbingan teknis

tersebut, kemampuan SDM Pemda semakin baik yang ditandai dengan

meningkatnya jumlah LKPD yang memperoleh opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) dari BPK. Pada tahun 2019, terdapat 443 (82%)

LKPD yang mendapatkan opini WTP.

Page 45: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

3. Tema Perpajakan

Tema Perpajakan memiliki 16 inisiatif yang dikoordinasikan oleh

Direktorat Jenderal Pajak, adapun ringkasan capaian inisiatif strategis

Tema Perpajakan adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan segmentasi wajib pajak dan coverage model

Pada Tahun 2015, telah dilaksanakan peluncuran piloting

pembayaran pajak menggunakan Mini ATM di 15 KPP, peluncuran

Mobile Tax Unit di KPP Ketapang Barat, Implementasi e-Billing

System pada Bank/Pos Persepsi, serta reorganisasi Kanwil/KPP

melalui penambahan 2 Kanwil dan 10 KPP. Mulai bulan Juni 2016

seluruh Kantor Pelayanan Pajak telah mengimplementasikan

pembayaran pajak melalui mini ATM/mesin EDC secara nasional.

b. Menjangkau ekonomi informal melalui pendekatan end-to-end

Pada Tahun 2015, telah dilaksanakan uji coba penanganan

UKM melalui bentuk penyuluhan Business Development Service

(BDS) yang diadakan di 8 kota dengan fokus pada sektor

perdagangan e-commerce. DBS adalah kegiatan penyuluhan yang

dilakukan terhadap para pelaku UKM dengan memberikan materi

yang berisi cara-cara yang mendorong perkembangan usaha para

pelaku UKM.

c. Membenahi sistem administrasi PPN

Pada Tahun 2015, proyek percontohan Aplikasi Client e-Tax

Invoice telah diujicobakan pada PKP tertentu di KPP LTO, Khusus dan

Madya, selanjutnya penerapan e-Tax Invoice di Jawa-Bali. Untuk

memperkuat data perpajakan sekaligus untuk memberikan

kemudahan pada wajib pajak, mulai Juli 2016 seluruh Pengusaha

Kena Pajak (PKP) diwajibkan untuk menggunakan e-Faktur.

45

Page 46: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

46

d. Mengembangkan model kepatuhan yang prediktif, berbasis-risiko

terkait dengan proses bisnis

Pada tahun 2015, telah dilaksanakan piloting Compliance Risk

Management (CRM) pada 9 Kanwil dan 16 KPP. Pada tahun 2016

telah ditetapkan KEP-60/PJ/2016 tentang Penyuluhan CRM DJP, dan

menyempurnakan risk-engine pemeriksaan dan pengawasan. Pada

tahun 2019 telah diterbitkan SE-24/PJ/2019 tentang Implementasi

Compliance Risk Management dalam kegiatan Ekstensifikasi,

Pengawasan, Pemeriksaan, dan Penagihan di Direktorat Jenderal

Pajak.

e. Meningkatkan efektivitas pemeriksaan dan penagihan

Pada tahun 2015, Pendekatan berbeda untuk pemeriksaan

dan penagihan diluncurkan melalui pembentukan tim khusus untuk

Pemeriksaan dan Penagihan, Batas pemeriksaan kelebihan bayar

ditingkatkan melalui penetapan PMK dan SE terkait pengembalian

tanpa proses pemeriksaan. Pada tahun 2016 telah didistribusikan

laptop dalam rangka pengembangan aplikasi dekstop pemeriksaan,

serta perenbitan SE-06/PJ/2016 tentang Kebijakan Pemeriksaan.

f. Memastikan kualitas dan konsistensi penegakan hukum

Dalam rangka meningkatkan efektivitas pemeriksaan dan

penagihan, pada tahun 2015 telah dilakukan penyeragaman format

laporan hasil pemeriksaan (LHP) dan penyempurnaan prosedur

pemeriksaan oleh petugas Pemeriksa Pajak (non fungsional). Untuk

memaksimalkan dampak dari upaya penegakan hukum yang

dilakukan DJP, telah dilaksanakan Gizjeling dan tahun pajak

pembinaan.

Pada tahun 2016 telah diselesaikan modul pemeriksaan pada

Case Management dan aplikasi administrasi, serta inventarisasi

dokumen dalam rangka integrasi modul penegakan hukum melalui

DMS.

Page 47: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

g. Meluncurkan strategi komunikasi terintegrasi

Pada tahun 2016, telah dilaksanakan Memorandum of

Understanding (MoU) Kementerian Keuangan dengan Kementerian

Ristek dan Pendidikan Tinggi tentang inklusi materi kesadaran pajak

pada Mata Kuliah Wajib Umum untuk perguruan tinggi. Selain itu juga

telah disusun buku “Pajak itu Gampang Loh” untuk pendidikan dasar

dan menengah. Selain itu, Dit. P2 Humas DJP telah memanfaatkan

media komunikasi dalam publikasi Penegakan Hukum melalui

kegiatan Media Gathering, dan meyiapkan grand strategy edukasi

perpajakan dan inklusi kesadaran pajak dalam kurikulum pendidikan

nasional.

Selain itu, telah dilaksanakan integrasi materi kesadaran pajak

dalam buku mata kuliah wajib umum di perguruan tinggi (mata kuliah

Bahasa Indonesia, Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan, dan

dan Aagama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Konghucu).

h. Secara sistematis melibatkan pihak ketiga untuk data, penegakan dan

penjangkauan wajib pajak

Tercapainya target rasio pihak ketiga pemberi data terhadap

total pihak ketiga yang wajib memberi data sebesar 90% (target 30%)

pada tahun 2014, dan 93,7% pada tahun 2015. Rasio data yang

berhasil dibersihkan dari total perolehan data adalah 55% target 70%

pada tahun 2014, dan 77% pada tahun 2015. Rasio kasus menang

dari total kasus yang dinyatakan sebagai P21 oleh Jaksa Agung

sebesar 100% target 70% pada tahun 2014 dan 2015. Dalam rangka

memperkuat fungsi pengawasan DJP, selama tahun 2015 telah dijalin

kerjasama dengan 61 instansi, lembaga, asosiasi, dan pihak lain untuk

penyediaan data dan informasi yang diperlukan oleh DJP.

47

Page 48: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

48

i. Menyempurnakan KPP

Guna memperkuat KPP dalam melaksanakan fungsinya, pada

tahun 2015 telah dilakukan penyempurnaan pengelolaan arsip

substantif dan penerapan sistem pengarsipan secara elektronik, Surat

Edaran Dirjen Pajak terkait standarisasi TPT telah ditandatangani,

serta SPT (1170 SS) yang diterima di setiap KPP dikirim langsung ke

Data Processing Center (DPC). Pada tahun 2017, telah ditetapkan

PER-4/PJ/2017 tentang Bentuk, Isi, Tata Cara Pengisian dan

Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 23

dan/atau Pasal 26 Serta Bentuk Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan

Pasal 23 dan /atau Pasal 26, yang mengatur penggunaan Bukti

Pemotongan PPh Pasal 23/26 secara elektronik.

j. Secara selektif memperluas jangkauan DPC dan meningkatkan

kapabilitas perolehan data

Pada tahun 2015 telah dilakukan pengolahan SPT 1770 SS

melalui DPC, yaitu perubahan mekanisme pengolahan SPT jenis 1770

SS dimana pengolahannya dilakukan di DPC bukan di KPP. Dengan

perubahan dimaksud, beban kerja administratif KPP dapat berkurang

sehingga KPP dapat fokus dalam kegiatan pengamanan penerimaan.

Dalam rangka memperbaiki kecepatan, akurasi, dan

keamanan dalam proses SPT pada tahun 2016 telah dilakukan uji

coba sistem untuk meng-upgrade Kantor Pengolahan Data dan

Dokumen Perpajakan (KPDDP) agar memiliki proses bisnis penuh

(Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan/PPDDP), serta

penyusunan SOP KPDDP yang memiliki proses bisnis penuh.

Page 49: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

k. Migrasi wajib pajak ke e-filing

Pada tahun 2015, tercapainya target 700.000 pengguna e-

filing orang pribadi, dan pada akhir tahun mencapai 2,64 juta target 2

juta e-filers, dan tahun 2016 telah mencapai 8.091.464 SPT elektronik

dari target 7 juta. Implementasi e-filing telah menurunkan waktu

proses SPT hingga 57,3% (dari 360 hari di 2012 menjadi 154 hari di

2015).

Pada Tahun 2016 juga telah diimplementasikan pre-populated

SPT Tahunan PPh melalui e-filing secara terbatas, pengembangan

aplikasi untuk penyampaian SPT OP Pensiunan, serta pengembangan

aplikasi untuk pihak ketiga penyedia layanan SPT elektronik,

implementasi loader SPT elektronik untuk SPT Tahunan WP Badan

1771, SPT Tahunan WP OP 1770, SPT Masa PPh Pasal 21, dan SPT

Masa PPh Pasal 4.

Pada tahun 2019, telah ditetapkan PER-2/PJ/2019 tentang

Tata Cara Penyampaian, Penerimaan, dan Pengolahan Surat

Pemberitahuan, yang mengatur Penyampaian SPT oleh Wajib Pajak

melalui e-Filing. Selain itu, pada tahun 2019 ini juga telah dilakukan

sosialisasi SE-24/PJ/2019 tentang Implementasi Compliance Risk

Management dalam rangka peningkatan kapasitas peran AR dan

pemeriksa pajak guna memenuhi kebutuhan dan mendukung proses

bisnis DJP.

l. Secara drastis meningkatkan kapasitas call centers

Pada tahun 2015, 112 pegawai call center DJP telah direkrut,

piloting sistem interactive voice response (IVR) telah selesai

dilaksanakan, dan pelaksanaan program kampanye standar

komunikasi call center, sehingga berhasil meraih penghargaan

Platinum dan Gold untuk Kring Pajak.

49

Page 50: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

50

m. Memperluas fungsionalitas website

Dalam rangka Mengembangkan website yang user friendly,

cepat dan mudah diakses serta memperbaiki/meningkatkan fitur

layanan dan penyuluhan, pada tahun 2015 telah dilakukan redesain

dan launching website DJP. Didalamnya terdapat pembaharuan

konten, diantaranya melalui segmentasi konten berdasarkan jenis

wajib pajak dan disediakan juga beberapa fasilitas layanan elektronik.

Selain itu, telah dilakukan peningkatan infrastruktur dengan

penambahan server website.

n. Menyelaraskan kembali staf fungsional dan secara selektif

meningkatkan kapasitas

Dalam rangka memperjelas peranan fungsional Account

Representative (AR) dan membuat peranan atau bagian yang

menangani fungsi layanan atau pemeriksaan pada tahun 2015 telah

dilakukan pemisahan fungsi AR untuk mengawasi dan melayani wajib

pajak. Selanjutnya, pada tahun 2016 dilakukan sinkronisasi peran AR

dan Pemeriksa Pajak dengan pengembangan CRM pada 24 KPP.

o. Restrukturisasi organisasi

Pada tahun 2015, DJP telah menyelesaikan desain organisasi

DJP keseluruhan (sampai dengan tingkat eselon 4), yang dilanjutkan

dengan pembentukan 2 direktorat baru (Dit. Pajak Internasional dan

Dit. Intelijen). Dalam rangka mengoptimalkan span of control Dirjen

Pajak pada tahun 2015 juga telah ditetapkan tiga Staf Ahli Menteri

Keuangan untuk membantu pelaksanaan tugas Dirjen Pajak.

p. Menjamin adanya otonomi yang diperlukan untuk transformasi

Guna menjamin bahwa DJP memiliki fleksibilitas lebih dalam

rangka transformasi, pada tahun 2015 telah dilaksanakan perbaikan

sistem remunerasi bagi pegawai DJP sebagai upaya memperkuat DJP

Page 51: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

dalam mengamankan penerimaan negara. Selain itu, DJP juga telah

menerima pendelegasian mandat di bidang kepegawaian melalui

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 465/KMK.01/2015.

4. Tema Kepabeanan dan Cukai

Tema Kepabeanan dan Cukai memiliki 12 inisiatif yang

dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, adapun

ringkasan capaian inisiatif strategis Tema Kepabeanan dan Cukai adalah

sebagai berikut:

a. Memperbaiki sistem manajemen kinerja

Dalam rangka meningkatkan manajemen kinerja di DJBC

perlu penyelarasan dan mengurangi IKU E1-E3 serta merancang

sebuah sistem manajemen kinerja yang andal. Sehubungan dengan

hal tersebut telah dilaksanakan inisiatif Memperbaiki sistem

manajemen kinerja, dengan capaian utama, diantaranya: Telah

ditandatanganinya IKU Tahun 2014 Dirjen Bea dan Cukai oleh Menteri

Keuangan, IKU Tahun 2014 Para Pejabat Eselon 2 dan Eselon II

Ditjen Bea dan Cukai oleh Direktur Jenderal dan Pejabat Eselon II

terkait. Pada tahun 2016, telah dilaksanakan UAT sistem otomasi

kinerja organisasi di DJBC.

b. Piloting kantor pelayanan modern 2.0 untuk mengurangi dwelling time

Inisiatif Strategis ini telah dilaksanakan semenjak akhir tahun

2013, dengan menunjuk Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai

(KPUBC) Tipe A Tanjung Priok sebagai tempat untuk piloting kantor

modern 2.0. Hal ini mengingat KPUBC Tipe A Tanjung Priok

merupakan salah satu kantor pelayanan modern DJBC dalam

melakukan pengawasan dan pelayanan kepada pengguna jasa di

pelabuhan Tanjung Priok dengan aktifitas kegiatan ekspor impor

terbesar di dalam periode waktu 2014 s.d. 2017. Beberapa wujud

implementasi inisiatif ini adalah:

51

Page 52: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

52

i. Penerbitan beberapa kebijakan pendukung seperti PMK-

175/PMK.04/2014 tentang Penggunaan Dokumen Pelengkap

Pabean Dalam Bentuk Elektronik, PMK-176/PMK.04/2014

tentang Percepatan Pemeriksaan Pabean di KPUBC Tipe A

Tanjung Priok, Kep Dirjen BC Nomor KEP-145/BC/2014 Tentang

Pelaksanaan Uji Coba Penyampaian Pemberitahuan Pabean

Dokumen Cukai dan Dokumen Pelengkap Pabean Dalam Bentuk

Data Elektronik Melalui Sistem Pertukaran Data Elektronik (PDE)

pada KPUBC Tipe A Tanjung Priok.

ii. Launching implementasi penyampaian dokumen pelengkap

online pada 10 Oktober 2014.

iii. Implementasi HiCO Scan untuk penyederhanaan prosedur

pemeriksaan fisik barang.

iv. Penurunan dwelling time dari 7.91 hari (Januari 2013), 5.69 di

bulan Desember 2014, 4,65 hari pada bulan Desember 2015,

dan 4,07 hari pada tahun 2016.

v. Penyelesaian aplikasi mobile CEISA untuk penggunaan tablet

dalam melaksanakan pemeriksaan fisik jalur merah.

c. Meluncurkan Customs call center

Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan

informasi dengan memperbaiki interaksi verbal kepada customers

DJBC melalui pembentukan Customs Call Center. Capaian utama

inisiatif ini pada tahun 2014 s.d. 2016 diantaranya: meluncurkan

Customs Contact Center Bravo DJBC 1500225, integrasi layanan

Contact Center dengan KPPBC SH dan KPPBC yang memiliki

bandara internasional, integrasi layanan Contact Center dengan

PUSKI dan KPU Tanjung Priok, layanan Dwi Bahasa (Bahsa

Indonesia dan Inggris), penggunaan Customer Relationship

Management (CRM) untuk kantor vertikal, penerapan ISO untuk

inbound call, dan piloting layanan 24/7.

Page 53: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Pembentukan Bravo Bea Cukai 1500225 dengan konsep

single point of contact diharapkan dapat memberikan informasi terkini

maupun menerima keluhan atas layanan yang diberikan oleh DJBC

kepada masyarakat dan pengguna layanan.

d. Memulai lab stakeholder external untuk mengurangi waktu impor

Dilatarbelakangi oleh lamanya waktu impor di Indonesia pada

tahun 2013 mencapai 23 hari (hampir 3X waktu impor Malaysia),

dilaksanakan inisiatif Memulai lab stakeholder eksternal untuk

mengurangi waktu impor, dengan tujuan untuk menginisiasi kerjasama

yang efektif antar stakeholder yang relevan melalui lab stakeholder

guna menurunkan waktu impor. Inisiatif ini telah dilaksanakan, dan

selesai pada tahun 2015 dengan capaian berupa dilakukannya

pertemuan (Megalab) dengan beberapa K/L terkait dengan hasil akhir

berupa penandatanganan Charter oleh 11 pimpinan K/L terkait dalam

penurunan waktu impor.

e. Future proofing kawasan berikat

Dalam rangka memberikan layanan yang cepat dan

predictable bagi penerima fasilitas Kawasan Berikat sekaligus

melakukan pengawasan secara efisien, diimplementasikan inisiatif

Future proofing kawasan berikat, dengan capaian:

i. Pada tahun 2014 telah diimplementasikan Monitoring Room untuk

6 KPPBC Tipe AA dan A. selanjutnya pada tahun 2015,

implementasi monitoring room diperluas untuk 36 KPPBC Type B,

Type C dan Type D.

ii. Pada Tahun 2016, telah dilakukan otomasi Sistem Perizinan,

Layanan, dan Pengawasan di Tempat Penimbunan Berikat

(CEISA TPB). Selanjutnya pada Tahun 2017, Dirjen Bea dan

Cukai meminta untuk penerapan secara penuh Sistem Otomasi

Pemberitahuan Pabean TPB melalui Keputusan Dirjen Bea dan

Cukai nomor 351/BC/2017.

53

Page 54: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

54

iii. Beberapa Perdirjen BC juga telah ditetapkan dalam rangka

menyusun SOP untuk layanan dan perijinan diantaranya:

Perdirjen No 13/BC/2016, Perdirjen No 14/BC/2016, Perdirjen no

15/BC/2016, Perdirjen No 20/BC/2016, Perdirjen No 26/BC/2016,

Perdirjen No 27/BC/2016, dan Perdirjen No 28/BC/2016.

f. Memperbaiki layanan dan mengoptimasi pengawasan impor melalui

kantor pos

Dalam rangka meningkatkan kepastian pelayanan dan

optimalisasi pengawasan terhadap barang kiriman dengan

penyederhanaan prosedur pelayanan berbasis teknologi informasi,

dilaksanakan inisiatif Memperbaiki layanan dan mengoptimasi

pengawasan impor melalui kantor pos. Capaian utama inisiatif ini

diantaranya diterbitkannya PMK Nomor 182/PMK.04/2016 tentang

Ketentuan Impor Barang Kiriman, Perdirjen Bea dan Cukai Nomor

PER-02/BC/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Impor Barang

Kiriman, Implementasi Sistem Aplikasi Barang Kiriman, dan Sistem

Tracking Barang Kiriman. Dengan disusunnya PMK, Perdirjen, dan

aplikasi-aplikasi ini dapat meningkatkan kepastian pelayanan dan

optimalisasi pengawasan terhadap barang kiriman.

g. Otomasi proses pelayanan dan pengawasan

Otomasi merupakan hal yang sangat fundamental dalam

reformasi dan modernisasi organisasi DJBC, untuk itu inisiatif ini

dilaksanakan dalam rangka modernisasi pelayanan dan pengawasan

kepabeanan dan cukai melalui otomasi proses bisnis utama, dengan

beberapa kegiatan dan capaian utama, diantaranya:

i. Otomasi tata naskah dinas dengan pengembangan aplikasi tata

naskah dinas DJBC

ii. Pengembangan sistem aplikasi proofing dan integrasi dengan

sitem pelayanan dengan pengembangan dan implementasi sistem

kepatuhan pengguna jasa terintegrasi, yang sampai saat masih

terus disempurnakan.

Page 55: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

iii. Informasi elektronik melalui Portal Pengguna Jasa bagi

pengguna jasa.

iv. Pengembangan sistem otomasi cukai, sistem otomasi Kawasan

Berikat, dan sistem otomasi Barang Kiriman melalui Sistem

aplikas Cukai (SAC) Sistem aplikasi CEISA TPB, dan CEISA

Barang Kiriman.

h. Meningkatkan citra dengan mengoptimasi kegiatan kehumasan

Dalam rangka memperbaiki layanan informasi dan

mengotimalkan publikasi media guna membantu meningkatkan citra

DJBC, telah diimplementasikan inisiatif Meningkatkan citra dengan

mengoptimasi kegiatan kehumasan, capaian roll out website baru

yang telah melalui alamat www.beacukai.go.id. Pada website ini

terdapat perluasan sarana publikasi, diantaranya melalui penggunaan

sosial media.

i. Mengintegrasikan sistem manajemen risiko

Dalam rangka membangun sistem manajemen risiko yang

terintegrasi dan andal untuk menyeimbangkan pelayanan dan

pengawasan, telah dilaksanakan inisiatif Mengintegrasikan sistem

manajemen risiko. Beberapa capaian inisiatif ini diantaranya Pada

tahun 2014-2015 telah disusun desain risk engine dan diselesaikan

kajian terkait monitoring dan evaluasi risk engine secara keseluruhan.

Pada tahun 2018 telah diselesaikan risk engine/analysis tools audit

dengan terbentuknya Risk Engine Targetting Audit (RETA) untuk

penentuan objek audit dan dasboard analysis yang dimanfaatkan

untuk keperluan joint analysis DJBC-DJP. Kedua sistem ini melekat

pada CEISA DJBC.

Pada tahun 2018, telah diselesaikan peraturan terkait integrasi

NPPBKC dan NPWP, yaitu PMK No 66/PMK.04/2018, ketentuan

terkait SKPJ dan single profile pengguna jasa, serta pelaksanaan

simulasi profile pengguna jasa. Ditahun yang sama juga telah disusun

dan dilaksanakan piloting Risk Engine Pengguna Jasa Reguler.

55

Page 56: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

56

Risk Engine KB saat ini telah disatukan dengan single profile

pengguna jasa pada komponen rekam jejak (disobedience

accumulative ratio), dan dilanjutkan penyelesaiannya pada inisiatif

joint program.

j. Menyelaraskan fondasi dengan mandat

Untuk mencapai penyelarasan Organisasi, SDM dan

Infrastruktur (OSI) dengan mandat, telah dilaksanakan inisiatif

Menyelaraskan fondasi dengan mandat, dengan caaian utama

diantaranya: pemetaan mandat DJBC berdasarkan UU Kepabeanan

dan Cukai serta penetapan fungsi utama DJBC melalui Kepdirjen BC

nomor KEP-105/BC/2014 tentang visi, misi dan fungsi utama DJBC,

Penetapan tema prioritas/program strategis implementasi

penyelarasan Organisasi, SDM, dan Infrastruktur (OSI) melalui

Kepdirjen BC Nomor KEP-359/BC/2016 tentang Strategi

Penyelarasan OSI, dan Pemenuhan program prioritas melalui PMK-

234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Keuangan beserta aturan tindallanjutnya PMK-188/PMK.01/2016,

PMK-144/PMK.02/2016, PMK-145/PMK.02/2016, PER-16/BC/2015,

PER-11/BC/2016, KEP-628/BC/2016.

k. Pusat Logistik Berikat sebagai Alternatif Solusi Logistik Nasional

Inisiatif Strategis Pusat Logistik Berikat (PLB) bertujuan agar

tersedianya pusat logistik untuk memenuhi kebutuhan industri yang

tepat sasaran, memberikan akses pemenuhan bahan baku impor dan

akses ekspor pada Industri Kecil dan Menengah (IKM), dan menjadi

hub logistic di Asia Pasifik. Selain PLB juga menjadi perhatian

pimpinan mengingat PLB masuk ke dalam Paket Kebijakan Ekonomi

dan memiliki peran yang penting bagi penurunan biaya logistik.

Capaian signifikan yang berhasil diraih yaitu Pemberian izin PLB

terhadap 112 perusahaan pada 167 lokasi.

Page 57: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

l. Revitalisasi Fungsi Pengawasan Laut

Inisiatif Strategis ini bertujuan sebagai penguatan fungsi

pengawasan laut DJBC dalam rangka menanggulangi penyelundupan

impor/ekspor dan barang ilegal/yang dibatasi lainnya serta

meminimalisir potensi kebocoran penerimaan negara. Capaian

signifikan yang berhasil diraih yaitu penetapan PMK terkait

pengawasan laut melalui PMK No 179 tahun 2019 Tentang Patroli

Laut DJBC Dalam Rangka Penindakan di Bidang Kepabeanan dan

Cukai.

5. Tema Perbendaharaan

Dalam implementasi Transformasi Kelembagaan Kemenkeu,

Tema Perbendaharaan dilaksanakan secara sinergi oleh Direktorat

Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, dan

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko. Tema

Perbendaharaan difokuskan pada:

- penciptaan sistem pencairan dan penerimaan yang efisien, akurat

serta berbiaya rendah,

- pengintegrasian pengelolaan likuiditas untuk memastikan ketersediaan

kas dengan mengoptimalkan cost of funds,

- pembangunan pasar obligasi dalam negeri yang likuid dan dalam,

- penjaminan pengelolaan Sovereign Risk yang transparan dan aktif,

- optimalisasi aset Indonesia,

- rasionalisasi fungsi “special mission”, dan

- akuntabilitas dan transparansi.

Ringkasan capaian inisiatif strategis Tema Perbendaharaan

adalah sebagai berikut:

57

Page 58: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

58

a. Sistem pembayaran, pengumpulan yang terpusat, dan verifikasi yang

bersifat elektronik serta dengan saluran pembayaran modern

Dalam mewujudkan inisiatif ini telah diluncurkan aplikasi

Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) oleh Presiden

Republik Indonesia pada tanggal 29 April 2015. SPAN merupakan

sistem terintegrasi seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan

anggaran yang meliputi penyusunan anggaran, manajemen dokumen

anggaran, manajemen komitmen pengadaan barang dan jasa,

manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara,

manajemen kas, dan pelaporan. Dengan adanya SPAN maka

Pemerintah dapat memantau dan mengatur belanja, serta

meningkatkan akuntabilitas belanja dan pelaporan keuangan.

b. Basis data penerimaan yang terintegrasi dengan saluran pengumpulan

modern

Data penerimaan telah diintegrasikan melalui Modul

Penerimaan Negara Generasi Kedua (MPN G2), yaitu sebuah sistem

penerimaan negara yang menggunakan surat setoran elektronik. Surat

setoran elektronik sendiri adalah surat setoran yang berdasarkan pada

sistem billing. Penerimaan negara dapat meliputi penerimaan pajak,

penerimaan negara bukan pajak (PNBP) maupun penerimaan bea dan

cukai, yang harus masuk ke kas negara melalui sistem MPN. MPN G2

secara bertahap mulai diterapkan melalui bank/pos persepsi sejak

bulan Februari 2014 yang dimulai pilotingnya pada satu bank persepsi

yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Saat ini MPN G2

telah dikembangkan menjadi MPN G3, yang mampu melayani setoran

penerimaan negara hingga 1.000 transaksi per detik.

Page 59: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

c. Fungsi back office “Shared service” untuk seluruh K/L dipusatkan di

Kemenkeu

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-

2/PB/2018 mengatur mengenai pelaksanaan pembayaran gaji dengan

menggunakan database gaji terpusat. Dengan adanya mekanisme

pembayaran gaji terpusat diharapkan dapat mempermudah

administrasi belanja pegawai dengan tingkat akurasi tinggi.

Kedepannya, sedang disusun ketentuan mengenai shared service

terkait belanja operasional dan perjalanan dinas.

d. Meningkatkan proses pengelolaan likuiditas yang bersifat end-to-end

Untuk mewujudkan pengelolaan kas negara yang optimal salah

satunya dilakukan dengan mengintegrasikan perencanaan kas setiap

unit eselon I melalui Aplikasi CPIN (Cash Planning Information

Network). Aplikasi CPIN berbasis web dapat diakses pada alamat:

www.cpin.djpbn.depkeu.go.id. Oleh karenanya, setiap Unit Eselon I

Kemenkeu diharapkan dapat menyampaikan dan melakukan

pemutakhiran data pendapatan, belanja, dan pembiayaan sesuai

dengan tugas dan fungsinya kedalam aplikasi CPIN sebagaimana

diamanatkan oleh PMK Nomor 154/PMK.05/2014 tentang

Pelaksanaan Perbendaharaan dan Anggaran Negara.

e. Meninjau kapabilitas TDR dan memastikan prudensi dalam operasional

Sebagai salah satu bentuk modernisasi perencanaan kas,

Menteri Keuangan melalui PMK Nomor 206/PMK.01/2014 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, telah membentuk

Subdirektorat Treasury Dealing Room (TDR) dan Manajemen Risiko

yang bertugas untuk melaksanakan kebijakan terkait TDR. Untuk

mempermudah operasionalisasinya, telah disusun MoU berupa

perjanjian kerja sama tentang operasionalisasi TDR yang

ditandatangani oleh Deputi Gubernur BI dan Direktur Jenderal

Perbendaharaan pada tanggal 17 Desember 2015.

59

Page 60: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

60

MoU ini merupakan salah satu dasar untuk penyusunan roadmap

TDR. Menteri Keuangan dan Gubernur BI telah menyepakati

penempatan dana TDR sebesar Rp 5 Triliun untuk 5 tahun. Selain itu

telah ditetapkan dengan PMK Nomor 3/PMK.05/2014 mengenai

penempatan TDR di bank umum.

f. Panduan perencanaan kas dengan target saldo cadangan terdefinisi

Sebelumnya perencanaan kas dilakukan dengan target saldo

cadangan Rekening Kas Umum Negara yang ditetapkan sebesar Rp 2

triliun untuk mengoptimalisasi kepemilikan kas dan memastikan

likuiditas pencairan, tanpa target kas secara keseluruhan. Melalui

inisiatif ini, DJPb telah melakukan kajian mengenai reserve

management, untuk mengetahui besaran cadangan kas yang mampu

menjamin likuiditas pemerintah dengan biaya pengelolaan yang

efisien. Berdasarkan kajian tersebut, telah ditetapkan batasan saldo

kas yang mencakup Saldo Kas Minimal (SKM), Lower Cash Balance

(LCB), Target Cash Balance (TCB), dan Upper Cash Balance (UCB).

g. Memperbaiki prakiraan belanja dari para satker

Untuk menjaga ketersediaan dana belanja pemerintah dan

meningkatkan optimalisasi penempatan idle cash pemerintah ke

dalam instrumen investasi jangka pendek untuk menghasilkan imbal

hasil yang optimal, telah dikembangkan Aplikasi Renkas G2. Aplikasi

ini merupakan aplikasi perencanaan kas satker yang dibangun dalam

rangka pengelolaan likuiditas keuangan pemerintah. Aplikasi mulai

efektif dipergunakan satker di seluruh Indonesia sejak Juli 2015.

h. Mempererat koordinasi pengelolaan likuiditas dengan Bank Indonesia

Sejalan dengan implementasi Inisiatif Strategis #5, beberapa

aktivitas terkait pengelolaan likuiditas sudah dimasukkan dalam MoU

dengan Bank Indonesia. PMK penempatan kas di bank umum juga

telah ditetapkan melalui PMK Nomor 3/PMK.05/2014.

Page 61: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

i. Memperluas jangkauan TSA

Treasury Single Account (TSA) atau Rekening Tunggal

Perbendaharaan adalah suatu rekening yang digunakan untuk

melakukan pengelolaan penerimaan dan pengeluaran negara, dimana

saldo kas penerimaan dan pengeluaran tersebut dikonsolidasikan

dalam rangka transaksi keuangan pemerintah. Pada tanggal 23

Desember 2015, DJPb telah memperluas penerapan TSA dengan

memasukkan kas yang ada pada rekening Bendahara Pengeluaran.

Berdasarkan Perdirjen Perbendaharaan Nomor 37 Tahun 2015,

perluasan TSA diterapkan pada rekening Bendahara Pengeluaran

untuk satker KPPN Sumedang, KPPN Kuningan, KPPN Karawang,

dan KPPN Rangkasbitung. Dengan diimplementasikannya TSA,

pemerintah dapat mengelola berbagai risiko terkait dengan

penyimpanan kas secara lebih baik dan mengambil keputusan tentang

keuangan publik secara keseluruhan, khususnya yang terkait dengan

defisit dan surplus kas.

j. Menetapkan strategi dan pedoman pengelolaan valuta asing jangka

pendek untuk pengelolaan likuiditas

Kementerian Keuangan telah menetapkan PMK Nomor

203/PMK.08/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 43/PMK.08/2013 tentang Lelang Surat Utang

Negara dalam Mata Uang Rupiah dan Mata Uang Asing di Pasar

Perdana Domestik. Ketentuan tersebut memuat pengelolaan valuta

asing dalam pengelolaan likuiditas pemerintah.

k. Pengenalan platform perdagangan elektronik

Urgensi implementasi Platform perdagangan elektronik

(electronic trading platform/ETF) adalah transparansi dan likuiditas

perdagangan Surat Berharga Negara. Melalui inisiatif ini,

61

Page 62: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

62

pasar perdagangan obligasi Indonesia beralih dari sistem OTC manual

ke ETP sehingga pasar lebih efisien karena pembaharuan informasi

dapat diperoleh secara lebih cepat oleh investor (real time). ETP yang

diluncurkan pada 6 April 2014 di Bursa Efek Indonesia merupakan

hasil sinergi dari Kemenkeu, Otoritas Jasa Keuangan, dan PT BEI.

l. Meluncurkan sistem baru primary dealer

Berdasarkan hasil kajian terkait Efektivitas Sistem Dealer

Utama, dihasilkan rekomendasi bahwa sistem dealer utama (primary

dealer) yang berjalan saat ini sudah berjalan dengan efektif sehingga

tidak perlu diimplementasikan sistem yang baru. Sistem tersebut

sejauh ini dapat meningkatkan efektivitas lelang di pasar perdana dan

membawa tren positif terhadap pasar sekunder SUN.

m. Meningkatkan kerangka kerja stabilisasi obligasi secara berkelanjutan

Sebagai salah satu langkah mitigasi Pemerintah, Kemenkeu

menetapkan BSF (Bond Stabilization Framework) yang berfungsi

sebagai salah satu kerangka kerja Crisis Management Protocol untuk

menstabilkan pasar surat berharga negara. Langkah jangka pendek

dalam kerangka stabilisasi ini berupa pembelian SBN di pasar

sekunder. Berdasarkan hasil kajian, pembentukan Bond Stabilization

Fund berpotensi menimbulkan dampak negatif dan menolong aksi

spekulasi untuk mengukur kekuatan Pemerintah. Pada tahun 2015,

telah dilaksanakan full-dress simulation implementasi BSF, dengan

Kementerian BUMN, Kemenkeu, BPJS Ketenagakerjaan, BPJS

Kesehatan, 10 BUMN Asuransi dan Penjaminan, serta 4 perusahaan

sekuritas berlaku sebagai arranger. Selain itu, pada tahun 2017 telah

ditetapkan KMK nomor 960/KMK.08/2017 tentang Penunjukan Unit-

Unit terkait di Lingkungan Kemenkeu untuk Melaksanakan Koordinasi

Dalam Rangka Stabilitas Pasar Berharga Negara. KMK tersebut

sebagai landasan bagi penambahan partisipan baru BSF yaitu BLU

dan BUMN di bawah Kemenkeu.

Page 63: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

n. Pengelolaan utang: Konsolidasi benchmark SBN domestik

Dalam meningkatkan likuiditas SBN dimana salah satunya

dilakukan dengan mengkonsolidasi beberapa utang dalam beberapa seri

on-the-run, telah dilakukan debt switching dengan menggunakan fasilitas

Ministry of Finance Dealing System (MOFiDS) dengan mekanisme many

to many (penukaran beberapa seri obligasi yang tidak likuid yang

ditawarkan dengan beberapa seri benchmark sebagai obligasi penukar)

dan staple bond.

o. Memperkuat Hubungan Investor (IR)

Dalam rangka membangun strategi dan perencanaan, memperdalam

dan memperluas basis investor serta menyediakan informasi yang

lengkap, akurat dan komprehensif, Kemenkeu membentuk suatu unit

yang secara spesifik melaksanakan tugas terkait hubungan investor dan

hubungan publik di lingkungan DJPPR yaitu Subdirektorat Hubungan

Investor, Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan. Sebagaimana

diamanatkan dalam PMK nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kemenkeu, unit tersebut bertugas untuk melakukan

pemetaan, pengembangan dan pendalaman basis investor, melakukan

koordinasi dalam hal kegiatan diseminasi Informasi, edukasi dan

sosialisasi kepada investor, pengelolaan basis data investor serta

kegiatan hubungan investor dan masyarakat lain termasuk pameran,

eksibisi, kunjungan delegasi dan lain-lain.

p. Mendukung OJK dalam mengembangkan pasar repo yang likuid

dan dalam

Inisiatif ini salah satunya dilatarbelakangi oleh likuiditas pasar

repo yang cukup rendah. Oleh karena itu Kementerian Keuangan melalui

Direktorat SUN DJPPR terlibat aktif dalam pembahasan dalam Tim

Pengembangan Pasar Surat Utang (TPPSU) sehingga pada tanggal 25

Juni 2015 telah ditetapkan Peraturan OJK Nomor POJK-

9/POJK.04/2015 tentang Pedoman Transaksi Repurchase Agreement

63

Page 64: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

64

bagi Lembaga Jasa Keuangan. Dengan adanya pedoman tersebut

transaksi repo dapat mengacu pada standar transaksi yang berlaku

secara umum dan menjamin adanya kepastian hukum.

q. Meningkatkan partisipasi domestik dari investor-investor utama

Untuk mendorong partisipasi domestik, telah ditetapkan

Peraturan OJK Nomor POJK-1/POJK.05/2016 mengenai Investasi

Surat Berharga Negara bagi Jasa Keuangan Non-Bank. Dengan

ditetapkannya ketentuan tersebut, maka industri asuransi dan dana

pensiun dapat berperan dalam pembiayaan pembangunan nasional

melalui investasi SBN.

r. Tata kelola risiko untuk keseluruhan sovereign risk

Sejalan dengan penyusunan kerangka kerja risiko yang

bersifat holistik, telah disusun kerangka kerja komite Asset Liability

Management (ALM) dengan tujuan untuk mewujudkan APBN yang

kredibel melalui pengelolaan risiko fiskal yang efektif, dan sebagai

early warning system terhadap krisis keuangan dan dampaknya

terhadap Neraca Pemerintah. Tiga pilar kerangka kerja ALM adalah

organisasi, proses bisnis, dan dukungan teknis.

s. Kerangka kerja risiko yang bersifat holistik

Dalam rangka mengagregasi risiko fiskal, telah dilakukan

beberapa upaya diantaranya penyusunan SOP mengenai

pengembangan konsep neraca negara dan kerangka kerja

pengelolaan risiko berbasis Sovereign Asset and Liability

Management (SALM), penandatanganan MoU antara Kemenkeu dan

BI tentang koordinasi dalam rangka Penyusunan Kerangka Kerja

SALM Indonesia, serta pengembangan prototype dan format SRBSA.

Dengan dilaksanakannya beberapa milestones tersebut diharapkan

dapat mempertajam kualitas asesment dan mitigasi risiko fiskal dalam

pelaksanaan APBN.

Page 65: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

t. Mengaktifkan pengelolaan risiko pada area-area risiko utama

Untuk mengelola risiko secara komprehensif diperlukan

pengelolaan risiko fiskal yang mendalam pada beberapa area utama

diantaranya pengembangan macro test model risiko BUMN, pengelolaan

risiko special mission vehicle Kemenkeu, dampak penganggaran SJSN,

risiko pelemahan ekonomi melalui penugasan khusus ekspor, dan

pengelolaan risiko keuangan negara dengan mengembangkan

pembiayaan pemanfaatan sumber daya alam terbarukan. Melalui

kegiatan tersebut, Kemenkeu telah memiliki tools untuk memitigasi

beberapa risiko area utama diantaranya risiko BUMN, risiko belanja

kesehatan, dan risiko penurunan ekspor.

u. Membuat kebijakan terkait inventarisasi dan penilaian

Inisiatif ini dipecah menjadi dua sub inisiatif yaitu pertama

Penyusunan Kebijakan Penilaian SDA yang memiliki tujuan untuk

memperbaiki kebijakan penilaian untuk meningkatkan akurasi pencatatan

SDA, kedua Penyusunan sistem pelporan potensi fiskal SDA yang

memiliki tujuan membangun sistem pelaporan potensi fiskal SDA. Saat

ini DJKN telah berhasil menyusun 8 pedoman penilaian SDA, dan telah

melakukan uji coba penilaian SDA sub akun timah serta menyelesaikan

laporan experimental potensi SDA timah dan batubara. Dengan

ditetapkannya PP No 46 Tahun 2017 tentang Instrumen Ekonomi

Lingkungan Hidup, DJKN berperan dalam membantu penilaian SDA.

v. Membuat pengelolaan aset dan portofolio dalam bentuk digital

Pada tahun 2015 DJKN telah mengembangkan SIMAN yang

berbasis internet sebagai salah satu upaya untuk menertibkan

pengelolaan dan portofolio aset melalui digitalisasi. SIMAN merupakan

aplikasi yang digunakan untuk membantu kegiatan pengelolaan BMN

mulai dari perencanaan, penggunaan, pemeliharaan, penatausahaan,

pemanfaatan, pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan sampai

dengan pengawasan dan pengendalian BMN. Untuk mendukung kinerja

65

Page 66: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

66

SIMAN, DJKN juga mengembangkan SMARt sebagai aplikasi yang

ditujukan untuk mewujudkan e-Corporate di DJKN dengan

mengintegrasikan semua aplikasi internal DJKN seperti aplikasi

persuratan, portal keuangan, sistem informasi kepegawaian, perjalanan

dinas, presensi digital serta diklat. Saat ini, SMARt sedang dalam proses

harmonisasi dengan NADINE sebagai aplikasi persuratan Kemenkeu.

w. Menegakkan regulasi, panduan dan proses untuk memastikan aset

teroptimalkan secara penuh oleh K/L

Untuk mendukung upaya optimalisasi aset oleh K/L, sebagai

pendukung terbitnya PP Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaam

BMN/D, telah terbit PMK 4/PMK.06/2015 tentang Pendelegasian

Wewenang dan Tanggung Jawab tertentu dari Pengelola Barang kepada

Pengguna Barang dengan nilai sampai dengan 100 Juta. Selanjutnya

untuk melengkapi aturan tersebut, telah ditetapkan PMK Nomor

76/PMK.06/2015. Selain itu juga telah ditetapkan PMK Nomor

71/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pengelolaan BMN yang Tidak

Digunakan untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian

Negara/Lembaga. Dengan ketentuan tersebut, K/L diharapkan dapat

bertanggung jawab dalam mengelola aset yang dimilikinya.

x. Mengoptimalkan jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab

Kemenkeu langsung

Dalam rangka optimalisasi aset tertentu di bawah Kemenkeu,

telah ditetapkan Kepdirjen Nomor 171/KN/2017 tentang Pedoman Teknis

Penatausahaan Pemeliharaan, dan Pengamanan Aset Eks-BPPN, Eks

PT PPA, dan Eks BDL di Lingkungan DJKN.

y. Memaksimalkan pemanfaatan aset dan return on asset

Untuk mendorong pemanfaatan aset khususnya aset BUN, telah

dibentuk Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) sebagai Badan

Layanan Umum (BLU) melalui Keputusan Menteri Keuangan nomor

KMK-1319/KMK.05/2015 tanggal 30 Desember 2015. LMAN memiliki

tugas diantaranya melaksanakan pelayanan pengembangan usaha,

Page 67: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

analisis pasar properti, pengembangan strategi bisnis jasa penilaian

dan konsultasi manajemen aset, penelitian di bidang properti,

pemanfaatan dalam bentuk pendayagunaan dan kerjasama

operasional aset negara termasuk pinjam pakai, pemindahtanganan,

serta pelaporan, monitoring dan evaluasi manajemen aset negara.

z. Melaksanakan kajian portofolio aset setiap tahun

Dalam rangka optimalisasi aset, DJKN perlu melakukan

evaluasi struktur portofolio aset secara keseluruhan untuk kemudian

dapat mengambil kebijakan terkait penambahan/divestasi aset.

Hingga tahun 2019, telah terbit KMK Nomor 349/KM.6/2018 tanggal

31 Desember 2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja

Barang Milik Negara, sebagai langkah awal dalam melaksanakan

kajian portofolio aset. Di tahun 2019 sendiri, telah dilakukan uji coba

penerapan portofolio aset pada masing-masing KPKNL sebanyak 3

nup serta pengembangan aplikasi portofolio aset. Inisiatif ini

dilanjutkan untuk dilaksanakan pada tahun 2020 dalam Inisiatif #10

“Penyempurnaan Sistem Manajemen Aset Negara”.

aa. Memperjelas mandat dan strategi dari setiap unit special missions

dan meningkatkan kinerja mereka

Dalam rangka penguatan dan optimalisasi pengelolaan

BUMN, BLU dan beberapa unit dengan mandat sebagai fiscal tools di

Kementerian Keuangan (disebut dengan special mission vehicles atau

SMV), telah ditetapkan 3 (tiga) inisiatif strategis dalam tema

Perbendaharaan sebagai berikut: (1) Memperjelas mandat dan

strategi dari setiap unit special missions dan meningkatkan kinerja

mereka, (2) Menerapkan tata kelola, pelaporan, dan struktur hukum

yang jelas, dan (3) Menempatkan proses-proses yang tepat.

Terkait dengan implementasi Inisiatif “Memperjelas mandat

dan strategi dari setiap unit special missions dan meningkatkan kinerja

mereka”, telah dilaksanakan klarifikasi mandat, strategi pengelolaan

67

Page 68: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

68

dan arahan terkait kebijakan pemindahan SMV sebagaimana dituangkan

dalam Berita Acara Leaders Offsite Meeting (LOM) Kementerian

Keuangan tahun 2015.

ab. Menerapkan tata kelola, pelaporan, dan struktur hukum yang jelas

Terkait dengan implementasi Inisiatif ini telah dibentuk Komite

SMV sejak tahun 2018 sebagaimana diamanatkan dalam KMK Nomor

808/KMK.01/2018 tentang Pembentukan Komite Pengarah dan

Pengelola Kebijakan SMV di lingkungan Kementerian Keuangan.

ac. Menempatkan proses-proses yang tepat

Implementasi Inisiatif “Menempatkan proses-proses yang tepat”

dilaksanakan melalui monitoring kinerja yang dilakukan secara konsisten

melalui monitoring terhadap IKU mandat sebagaimana telah disetujui

dalam Berita Acara LOM Tahun 2015 oleh Pokja yang telah ditetapkan

melalui Kep.Sekjen Nomor 135/SJ/2017 tentang Pembentukan Tim

Monitoring Kinerja Unit Special Mission di lingkungan Kemenkeu.

ad. Pengimplementasian road map strategi akuntansi akrual

Sejak ditetapkannya PP 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah, DJPb terus menyusun aturan turunan dari PP

tersebut untuk mendukung implementasi berbasis akrual. Dengan

pelaporan berbasis akrual, dapat dipantau posisi keuangan pemerintah

dan perubahannya, termasuk juga kemampuan pendanaannya sehingga

kapasitas pemerintah dapat diukur dengan lebih akurat.

ae. Pengintegrasian sistem akuntansi antara pemerintah pusat dan daerah

Sebagai prasyarat terintegrasinya informasi keuangan

pemerintah pusat dan daerah, DJPK telah mengembangkan SIKD

(Sistem Informasi Keuangan Daerah). Nantinya akan dikembangkan

aplikasi yang dapat mengintegrasikan informasi keuangan pusat dari

SPAN dan informasi keuangan daerah dari SIKD dengan bagan akun

yang standar. (Inisiatif ini dilanjutkan di tahun 2020 dalam inisiatif #12

dan #13).

Page 69: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

af. Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN

Dalam meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan terutama

dalam hal pelaporan, DJPb telah mengembangkan aplikasi e-Rekon &

LK. Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis web yang dikembangkan

dalam rangka proses rekonsiliasi data transaksi keuangan dan

penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

Dengan digunakannya aplikasi ini, data menjadi lebih kredibel karena

bila terdapat perbedaan data dapat segera diketahui semua pihak

terkait, proses konsolidasi laporan keuangan pada tingkat Wilayah,

Eselon 1 dan K/L menjadi lebih mudah, dan monitoring data menjadi

lebih cepat, mudah dan simpel karena Aplikasi e-Rekon dan LK juga

dilengkapi dengan fitur-fitur yang mendukung analisis dan telaah

laporan keuangan. DJPb juga telah melakukan pelatihan pengelolaan

keuangan termasuk monitoring audit kepada pengelola keuangan

satker dalam rangka peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan

K/L dan BUN. Dengan berbagai upaya tersebut, Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat Tahun 2016, 2017, dan 2018 berhasil memperoleh

predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pada tahun 2018,

terdapat 81 Laporan Keuangan K/L dan Laporan Keuangan BUN yang

mendapat predikat WTP.

ag. Meningkatkan sistem pengendalian internal

Kemenkeu telah mendorong BPKP untuk meningkatkan

kualitas sistem pengendalian internal pemerintah pada pengelolaan

dan pertanggungjawaban keuangan negara. Hal tersebut kemudian

ditindaklanjuti melalui penetapan PMK Nomor 14/PMK.09/2017

tentang Pedoman Penerapan, Penilaian, dan Reviu Pengendalian

Intern atas Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana telah

dicabut dengan PMK Nomor 17/PMK.09/2019 tentang Pedoman

Penerapan, Penilaian, dan Reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan

Keuangan Pemerintah Pusat. DJPb bersama Itjen juga telah secara

aktif melaksanakan edukasi terkait PMK tersebut untuk meningkatkan

sistem pengendalian internal satuan kerja.

69

Page 70: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

70

Seiring dengan perubahan kebijakan pimpinan, penyesuaian

terhadap kondisi eksternal, dan pemenuhan kebutuhan pemangku

kepentingan internal dan eksternal, pelaksanaan Program Reformasi

Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan mengalami perubahan dengan

dirumuskannya sejumlah inisiatif strategis baru yang mulai dilaksanakan

pada tahun 2017. Rumusan inisiatif baru yang berjumlah dua puluh tersebut

menandai fase baru perjalan Program RBTK Kementerian Keuangan (Tahap

Keempat).

Dengan dirumuskannya dua puluh inisiatif strategis baru tersebut,

beberapa inisiatif strategis yang milestone dan acceptance criteria-nya

belum diselesaikan namun telah tercakup (carry on) dalam Inisiatif Strategis

Program RBTK tahun 2017, dapat dinyatakan selesai (Diktum Keenam

Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor 438/SJ/2019). Sedangkan terhadap

inisiatif strategis yang milestone dan acceptance criteria-nya belum

diselesaikan dan tidak tercakup (carry on) dalam Inisiatif Strategis Program

RBTK tahun 2017 maka akan diselesaikan dalam program rutin oleh Unit

Eselon II terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

Tahap keempat, dari tahun 2017 hingga 2018, merupakan periode

dilakukannya perubahan mendasar terhadap rumusan inisiatif strategis

RBTK, yaitu yang berdampak langsung terhadap pencapaian strategic

outcomes serta merupakan terobosan yang bersifat nasional dan connecting

the dots atau memerlukan sinergi antar unit eselon I atau K/L. Dalam rapat

Steering Committee Program RBTK pada tanggal 19 September 2016,

Menteri Keuangan menegaskan bahwa dalam rangka mewujudkan

Indonesia yang adil dan makmur, Kementerian Keuangan dituntut

menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal baik dari sisi pendapatan

negara, belanja negara, dan pengelolaan keuangan negara.

FASE PENGUATAN PROGRAM RBTKC

Page 71: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Dalam kesempatan dimaksud, Menteri Keuangan menyampaikan

agar pegawai Kemenkeu peka terhadap tuntutan stakeholders untuk

mewujudkan Kementerian Keuangan yang lebih baik. Arah Transformasi

Kelembagaan Kemenkeu diminta agar fokus pada aspirasi pertama (budaya

akuntabilitas berbasis outcome) dan aspirasi kelima (terobosan nasional).

Untuk itu, 87 Inisiatif Strategis (IS) Program TK sebagaimana dalam KMK

36/KMK.01/2014 dan usulan penambahan 7 IS pada tema penganggaran

dan tema kepabeanan dan cukai tetap dilaksanakan oleh masing-masing

unit eselon I. Pada level pusat, Central Transformation Office diminta untuk

mendesain IS Program RBTK baru pada 4 tema utama yaitu Tema

Penerimaan, Tema Penganggaran, Tema Perbendaharaan, dan Tema

Sentral untuk mencapai strategic outcome Kementerian Keuangan

“Terjaganya kesinambungan fiskal melalui pendapatan negara yang

optimal, belanja negara yang efisien dan efektif, dan pengelolaan

keuangan negara yang akuntabel untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi yang inklusif, berkualitas, dan sustainable”.

Usulan 20 IS RBTK hasil koordinasi dan kalibrasi CTO, Staf Ahli,

Sekretaris Jenderal, dan para PMO unit eselon I selanjutnya dibahas dalam

Leaders Offsite Meeting (LOM) pada tanggal 2-3 Desember 2016 yang

dipimpin oleh Menteri Keuangan dan dihadiri oleh Wakil Menteri Keuangan

dan seluruh pejabat eselon I. Duapuluh IS RBTK sebagai fokus

Kementerian Keuangan dalam Program RBTK yang ditujukan untuk

mencapai Strategic Outcomes Kementerian Keuangan terbagi dalam tiga

outcomes tematik (sesuai dengan KMK Nomor 974/KMK.01/2016 tentang

Implementasi IS Program RBTK Kementerian Keuangan Tahun 2017-2019),

yaitu:

1. Tema Penerimaan “Pendapatan negara yang optimal”, yang akan

dicapai melalui 5 Inisiatif.

2. Tema Perbendaharaan “Pengelolaan Keuangan Negara yang

Akuntabel”, yang akan dicapai melalui 7 Inisiatif.

3. Tema Penganggaran “Belanja Negara yang Efektif dan Efisien”, yang

akan dicapai melalui 4 Inisiatif.

71

Page 72: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

72

4. Tiga outcomes tematik tersebut didukung oleh 4 IS RBTK Tema Sentral

yang menjiwai, mendukung, dan menggerakkan pencapaian seluruh IS

RBTK pada masing-masing tema.

Gambaran ringkas mengenai Inisiatif-Inisiatif pada keempat tema

tersebut di atas sebagaimana gambar berikut:

Adapun capaian signifikan dari inisiatif-inisiatif Program RBTK tahun

2017-2018 diantaranya:

#1. Penguatan

BudayaKemenkeu

#13. Penjaminanobligasi

infrastruktur

#11. LikuiditasKeuangan Negara

#12. SBN ritel online

#14. Optimalisasipengelolaan aset

#10. Pengelolaan keuangan terintegrasi

#16. SinergiPengawasan

Anggaran BUN dan ICOFR

#15. Optimalisasiinvestasi

pemerintah

#7. Joint program

DJBC – DJP

#5. Pengamanan pajak atas

belanja pemerintah

#8. Sistem kepatuhan

pengguna jasa terintegrasi

#6. Modernisasi Sistem

informasi DJP

#9. Optimalisasi

PNBP

#17. Belanja negara efisien

& efektif#18. Belanja

pendidikan dan kesehatan

#20. Pengelolaan

dana pensiun #19. Sinkronisasi

penganggaran pusat & daerah

Gambar 1.3: Dua Puluh IS RBTK

Page 73: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

1. Tema Sentral

a. Penguatan Budaya Organisasi Kementerian Keuangan

Dalam rangka mewujudkan perbaikan budaya organisasi

Kementerian Keuangan guna mendorong reformasi birokrasi dan

menjadi branding Kemenkeu secara nasional melalui pengelolaan APBN

yang kredibel, berkeadilan, dan berkelanjutan, telah dilaksanakan inisiatif

Penguatan Budaya Organisasi dengan capaian signifikan diantaranya:

pada tahun 2017 telah dilaksanakan diagnostik budaya yang melibatkan

97% Pegawai Kemenkeu dan hasil Gerakan Efisiensi (IMK 346/IMK.01/

2017) sebesar Rp 345,8 M, dilanjutkan pada tahun 2018 ditetapkan

Surat Edaran nomor SE-12/MK.1/2018 tentang Penerapan Nilai-Nilai

Kementerian Keuangan dan Kode Etik sebagai Early Warning System di

Lingkungan Kementerian Keuangan, serta reviu pelaksanaan IMK

efisiensi yang dikoordinasikan oleh Itjen.

b. Penguatan SDM melalui Kementerian Keuangan Corporate University

Dalam rangka mewujudkan SDM yang mampu mencapai target

kinerja organisasi melalui proses pembelajaran yang relevan, aplikatif,

mudah diakses, dan berdampak nyata telah diimplementasikan inisiatif

Penguatan SDM melalui Kemenkeu Corporate University (Corpu)

dengan capaian signifikan diantaranya: pada tahun 2017 dilaksanakan

launching portal Knowledge Management System (KMS), dengan jumlah

video pembelajaran mencapai 631 video termasuk executive knowledge

capture tentang APBN 2016 dan Tax Amnesty. Selanjutnya pada tahun

2018, ditetapkan dan diimplementasikan regulasi pendukung Corpu

(blueprint, standar kompetensi teknis manajemen pelatihan, analisis

kebutuhan pembelajaran, standar smart classroom, desain

pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan video pembelajaran).

Selanjutnya, telah diidentifikasi crucial job Kemenkeu dan disusun

learning journey untuk beberapa crucial job, pelaksanaan e-learning

melalui portal KMS (klc.kemenkeu.go.id). Dengan peralihan diklat

konvensional ke e-learning terdapat potensi penghematan biaya

pelatihan sebesar 88.07%

73

Page 74: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

74

c. Optimalisasi Kemenkeu Leaders Factory untuk mendukung

pengelolaan keuangan negara yang kredibel

Inisiatif ini dilaksanakan dalam rangka mengoptimalkan peran

SDM Kementerian Keuangan sebagai talent/leaders dalam bidang

keuangan negara. Adapun capaian signifikan dari inisiatif ini

diantaranya: pada tahun 2017 telah dilaksanakan program

secondment antara BKF-DJP-DJBC serta MoU dengan BI, OJK, dan

LPS. Selanjutnya, capaian tahun 2018 di antaranya:

- Pilot project Leaders Factory lingkup eksternal, melalui

penempatan lulusan PKN STAN pada 26 K/L.

- Program mutasi leaders pimpinan antar unit eselon I Kemenkeu

- Program secondment pegawai DJP dan DJBC, secondment

pegawai Kemenkeu ke Bank Indonesia dan sebaliknya,

secondment pegawai Kemenkeu ke ADB, dan secondment

pegawai Biro Advokasi ke law firm swasta; Pegawai yang

dipekerjakan ke BAWASLU, BEKRAF, BNN, Kemenko

Perekonomian, Kementerian PUPR, KPK, KSP, dan PPATK.

- Penetapan PMK 191/PMK.01/2018 tentang Leaders Factory dan

aturan pendukung lainnya (leadership framework dan development

framework sebagai infrastruktur Leaders factory).

- Implementasi Jabatan Fungsional berupa pengangkatan Jabatan

Fungsional Analis Keuangan Pusat dan Daerah serta pembentukan

Jabatan Fungsional Analis Anggaran dan Penilai Pemerintah.

d. Perumusan Kebijakan Fiskal yang Terintegrasi

Inisiatif ini bertujuan untuk menghasilkan rumusan kebijakan

fiskal dan penganggaran yang optimal sebagai dasar penyusunan

APBN yang berkelanjutan dan berdampak nyata dengan tetap

menjaga iklim perekonomian yang kondusif. Capain inisiatif ini

diantaranya: pada tahun 2017 format dan standar KEMP-PKF telah

disusun dan disampaikan kepada DPR, selanjutnya pada tahun 2018

Page 75: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

telah disusun proses bisnis perencanaan dan penganggaran APBN yang

meliputi penyusunan KEM-PPKF. Pelaksanaan evaluasi kebijakan

penerimaan negara yang terdiri dari Evaluasi Ekspor Jasa 0%, Kajian

Pengenaan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Produk Benang Kapas

Selain Benang Jahit yang selanjutnya ditetapkan melalui PMK 14/ PMK.010/

2018, Kajian evaluasi Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indonesia-

Singapura, dan Indonesia-Jepang. Hasil kesepakatan pembahasan KEM-

PPKF 2019 antara pemerintah dan DPR telah menjadi dasar yang mengikat

dalam penyusunan NKRAPBN 2019, dan APBN 2019. Utilisasi hasil

spending review dan strategi peningkatan ruang fiskal melalui artikel

dukungan APBN terhadap kajian pengembangan energi terbarukan dalam

media publikasi “Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal” (TEKF), dan

penerbitan artikel kajian EBTKE pada TEKF, serta penyusunan laporan

Fiscal Review pada TEKF.

2. Tema Penerimaan

a. Pengamanan Penerimaan Pajak atas Belanja Pemerintah

Sehubungan dengan peningkatan kepatuhan pemenuhan

kewajiban perpajakan bendahara, telah diimplementasikan inisiatif

Pengamanan Penerimaan Pajak Atas Belanja Pemerintah yang memiliki

target waktu penyelesaian dari tahun 2017-2020. Capaian signifikan

yang telah dicapai diantaranya: pemanfaatan SIKD yang sudah

menampung DTH-RTH (Data Transaksi Harian – Rekapitulasi Transaksi

Harian) yang dibutuhkan oleh DJP untuk memastikan Bendahara telah

menjalankan kewajiban perpajakan, Penetapan PMK-85/PMK.03/2019

tentang Mekanisme Pengawasan Pemotongan/Pemungutan dan

Penyetoran Pajak atas Belanja yang Bersumber dari APBD (revisi PMK

Nomor 64/PMK.05/2013), Penetapan Inpres 4/2018 tentang

Pengawasan Penerimaan Pajak atas Belanja Pemerintah dan PNBP,

Pemutakhiran database bendahara dalam rangka pembentukan basis

data bendahara dan belanja yang terpusat, penyusunan kajian tentang

Redesain Proses Bisnis Perpajakan Bendahara, termasuk

penyederhanaan formulir SPT (BEND 17) untuk pelaporan pemotongan/

75

Page 76: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

76

pemungutan pajak oleh Bendaharawan selain PPh Pasal 21/26,

pengembangan dashboard Penganggaran, Realisasi, Pelaporan, dan

Penerimaan Pajak, dalam rangka pengawasan pajak belanja

pemerintah melalui pemanfaatan Sistem Layanan Data Kemenkeu.

b. Modernisasi Sistem Informasi DJP untuk Optimalisasi Penerimaan Pajak

Dalam rangka menyediakan Sistem Informasi DJP dengan

platform teknologi baru, yang mencakup keseluruhan fungsi inti

administrasi perpajakan yang terintegrasi, serta peningkatan jumlah

layanan, keamanan, keandalan, stabilitas dan kemudahan akses

layanan elektronik DJP pada tahun 2017 telah dimulai implementasi

inisiatif Modernisasi Sistem Informasi DJP Untuk Optimalisasi

Penerimaan Pajak. Adapun capaian utama dari inisiatif ini diantaranya:

implementasi multichannel e-Services berupa MoU smartcard Kartin1

dengan 4 Bank telah dilaksanakan dan telah implementasi di Kantor

Wilayah DJP Malang, Implementasi Aplikasi e-Form 1771 SPT

Tahunan Badan, dan implementasi tahap 2 Aplikasi e-Bupot PPh Pasal

23, pengembangan Predictive Analytic (Obyek Faktur Pajak),

Penetapan Perpres No 40 Tahun 2018 tentang Pembaruan Sistem

Administrasi Perpajakan dan Revisi PMK nomor 238/PMK.02/2015

tentang Tata Kontrak Tahun Jamak sebagai dasar hukum pengadaan

core tax system. Pada Tahun 2019, inisiatif ini dilanjutkan dalam 11

inisiatif Transformasi Digital yang capaiannya dibahas pada Bab II.

c. Joint Program Optimalisasi Penerimaan

Inisiatif ini dilaksanakan dalam rangka mengoptimalkan

penerimaan negara dan penegakan hukum di bidang perpajakan dan

kepabeanan dan/atau cukai. Capaian utamanya diantaranya penetapan

PMK Nomor 120/PMK.04/2017 tentang Perubahan Atas PMK No

47/PMK.04/2012 Tentang Tata Laksana Pemasukan dan Pengeluaran

Barang Ke dan Dari Kawasan yang Telah Ditetapkan sebagai Kawasan

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan Pembebasan Cukai.

Penetapan PMK Nomor 29/PMK.04/2018 tentang Percepatan Perizinan

Page 77: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Kepabeanan dan Cukai Dalam Rangka Kemudahan Berusaha, yang

merupakan salah satu joint proses bisnis perizinan TPB antara DJP

dan DJBC, serta telah diselesaikan aplikasi joint analysis tools.

d. Pembangunan Sistem Kepatuhan Pengguna Jasa Terintegrasi untuk

optimalisasi penerimaan kepabeanan dan cukai

Inisiatif yang merupakan kelanjutan dari inisiatif

Mengintegrasikan Sistem Manajemen Risiko (87 IS RBTK) ini

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kepatuhan pengguna jasa

melalui pengawasan yang andal di bidang kepabeanan dan cukai

untuk percepatan pelayanan, dan perluasan fasilitasi serta

optimalisasi penerimaan.

Capaian-capaian utama inisiatif ini diantaranya: pada tahun

2017 telah diintegrasikan Nomor Induk Kepabeanan (NIK) dengan

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sesuai PMK nomor

179/PMK.04/2016, serta penyusunan Risk Engine Pengguna Jasa

Prioritas. Selanjutnya pada tahun 2018 telah diselesaikan peraturan

terkait integrasi Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai dan

NPWP (PMK nomor 66/PMK.04/2018), telah diselesaikan ketentuan

terkait Sistem Kepatuhan Pengguna Jasa dan single profile pengguna

jasa melalui Peraturan Dirjen Bea Cukai nomor 31 Tahun 2018. Selain

itu, telah disusun dan telah dilaksanakan piloting dan simulasi Risk

Engine Pengguna Jasa Prioritas dan Pengguna Jasa Reguler, telah

disusun desain sistem database yang terintegrasi.

e. Optimalisasi PNBP

Dalam rangka peningkatan PNBP melalui Penyederhanaan

Penetapan Jenis dan Tarif, Pemberian Insentif Pengelola PNBP dan

Pemetaan Potensi PNBP, Monev Minerba dan peningkatan efisiensi

dan kualitas biaya operasi KKKS migas pada tahun 2017-2018 telah

dilaksanakan inisiatif Optimalisasi PNBP dengan capaian utama

77

Page 78: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

78

diantaranya: pada tahun 2017 telah dilaksanakan interkoneksi

SIMPONI dengan sistem pemungutan PNBP di beberapa K/L (Kemen

LHK, Kemenkes, dan BATAN) dan proses development dengan

Kemen ESDM, serta komitmen sinergi APIP K/L/Pemda dalam

pengawasan penerimaan perpajakan. Pada tahun 2018 telah

ditetapkan UU 9/2018 tentang PNBP dan penyiapan peraturan

turunan UU PNBP, serta penetapan Inpres 4/2018 tentang

Pengawasan Penerimaan Pajak atas Belanja Pemerintah dan PNBP.

3. Tema Perbendaharaan

a. Pengelolaan Keuangan Negara yang Modern dan Terintegrasi

Dalam rangka membangun pengelolaan keuangan negara

yang modern dan terintegrasi untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas pelaksanaan anggaran, mempermudah pembayaran bagi

wajib pajak/wajib bayar/ wajib setor, dan memperkuat akuntabilitas

pelaporan sejak tahun 2017 telah diimplementasikan inisiatif

Pengelolaan Keuangan Negara yang Modern dan Terintegrasi.

Capaian utama inisiatif ini diantaranya Pada tahun 2018 telah

diselesaikan penyempurnaan sistem penerimaan negara dengan

pelaksanaan UAT Portal Single Sign-On dengan DJA, DJBC dan DJP,

Piloting Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) pada

Satker Kantor Pusat Kementerian Keuangan dan beberapa K/L

(sebagian termasuk modul Anggaran/RKA K/L), interkoneksi SAKTI

dengan Sistem Informasi Manajemen Aset Negara (SIMAN),

interkoneksi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)

dengan LKPP (data Online Monitoring SPAN (OMSPAN) sudah

terkoneksi dengan Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan

(SiRUP), integrasi aplikasi Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

ke dalam SAKTI, interkoneksi SPAN dengan Portal Program K/L

(piloting di 11 K/L), penetapan Perdirjen Perbendaharaan No PER-

2/PB/2018 tentang Pelaksanaan Pembayaran Gaji Menggunakan

Database Gaji Terpusat.

Page 79: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

b. Pengelolaan Likuiditas Keuangan Negara Dengan Instrumen

Keuangan Modern

Inisiatif ini dilaksaakan dalam rangka mewujudkan pengelolaan

likuiditas jangka pendek yang terpadu dan mendorong terciptanya suku

bunga pasar yang rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Capaian utama inisiatif ini diantaranya pada tahun 2017 telah ditetapkan

Perdirjen No. Per-17/PB/2017 tentang Uji Coba Pembayaran Dengan

Kartu Kredit Dalam Rangka Penggunaan Uang Persediaan, dan

pelaksanaan peningkatan size penerbitan SPN tenor kurang dari 3 bulan,

serta penetapan skema pemanfaatan dana BLU untuk likuiditas (PMK

Nomor 98/PMK.05/2017). Pada tahun 2018 telah ditetapkan PMK Nomor

196/PMK.05/2018 tentang Tata Cara Pembayaran dan Pengajuan Kartu

Kredit Pemerintah, pelaksanaan piloting penggunaan Kartu Kredit dalam

rangka penggunaan uang persediaan, penyusunan draft dan publikasi

strategi pengelolaan kas dengan dukungan US Treasury OTA dan IMF,

serta pelaksanaan evaluasi operasionalisasi Treasury Dealing Room dan

Kajian terkait term deposit.

c. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dengan Pengembangan Jalur

Distribusi SBN Ritel secara Online

Inisiatif ini dilaksanakan guna mempermudah akses masyarakat

untuk berinvestasi di SBN Ritel, memperluas basis investor domestik,

dan mendukung terwujudnya keuangan inklusif. Capaian utama inisiatif

ini diantaranya Pembangunan sistem SBN Ritel Online (e-SBN) yang

mencakup sistem pengolah database dan Application Programming

Interface (API), pengembangan Sistem Informasi PNBP Online

(SIMPONI), dan pengembangan aplikasi Mitra Pilot Project. Selain itu,

telah ditetapkan pula PMK No 31/PMK.08/2018 sebagai dasar penerbitan

e-SBN, pelaksanaan public outreach di 10 kota di Indonesia, serta

launching Savings Bond Ritel seri SBR003 melalui e-SBN dengan

capaian nominal penerbitan Rp1.928T (target Rp1 T), perluasan mitra

distribusi, coverage seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah investor

menjangkau 7.642 investor di 34 provinsi.

79

Page 80: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

80

d. Penjaminan Obligasi Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan

Infrastruktur

Untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur

sehingga tercapai pemenuhan layanan publik yang baik dengan biaya

yang efisien dan risiko fiskal yang minimal, pada tahun 2017-2018

telah dilaksanakan inisiatif penjaminan obligasi infrastruktur untuk

percepatan pembangunan infrastruktur dengan capaian signifikan

diantaranya penetapan Perpres 49/2017 yang mengamanatkan

pemberian jaminan atas obligasi PT KAI dalam proyek Light Rail

Transit, penetapan PMK 148/PMK.08/2017 tentang Tata Cara

Pemberian Jaminan Obligasi Infrastruktur, penerbitan Surat Jaminan

Obligasi bagi PT Hutama Karya dalam rangka pembangunan Tol

Sumatera.

e. Pemberdayaan Aset untuk Mendorong Perekonomian Nasional

Dalam rangka melakukan pemberdayaan aset untuk

mendorong perekonomian nasional pada tahun 2017-2018 telah

dilaksanakan inisiatif pemberdayaan aset untuk mendorong

perekonomian nasional dengan capaian signifikan pada tahun 2017

adalah PNBP dari sewa pengelolaan aset sebesar Rp.1.041,35M.

PNBP dari pengelolaan oleh L-MAN Rp250,03M, kontribusi lahan

untuk pembangunan infrastruktur proyek strategis nasional (27 ruas

tol), dan penetapan Perpres Nomor 75/2017 Mengenai Revaluasi

Aset. Pada tahun 2018, capaian revaluasi BMN sebesar 945.460 BMN

dengan nilai wajar sebesar Rp5.728,49T, capaian pengelolaan aset

berupa utilisasi aset pada tahun 2018 sebesar 87,30% (target 80%,

dengan menggunakan nilai hasil revaluasi), manfaat ekonomi dari

pengelolaan aset pada tahun 2018 sebesar Rp 4.083,05 M, dan

pendanaan lahan Proyek Strategis Nasional pada tahun 2018 telah

dilakukan untuk 41 ruas tol, 15 bendungan, dan 5 infrastruktur

transportasi, serta penyelesaian laporan potensi fiskal untuk akun

timah.

Page 81: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

f. Optimalisasi Investasi Pemerintah Untuk Mendukung Pembangunan

yang Berkelanjutan

Dalam rangka mendorong penyelarasan pembiayaan

pembangunan nasional melalui optimalisasi investasi pemerintah pada

tahun 2017-2018 telah dilaksanakan inisiatif optimalisasi investasi

pemerintah untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan

dengan capaian signifikan diantaranya penetapan PP 47/2017 (PT

Inalum sebagai Holding BUMN Pertambangan), dan pada tahun 2018

dilakukan interkoneksi data dengan BUMN di bawah Kementerian

Keuangan, MoU pertukaran data dengan Kementerian BUMN, dan

manfaat ekonomi dari investasi Pemerintah tahun 2018 sebesar

Rp733,25M (target Rp 906,8 M).

g. Sinergi Pengawasan Pelaksanaan Anggaran BUN dan Implementasi

Pengendalian Intern Atas Pelaporan Keuangan Pada LKPP (K/L dan

BUN) (Internal Control Over Financial Reporting–ICOFR)

Inisiatif ini dilaksanakan dalam rangka implementasi dan

penilaian terhadap pengendalian intern atas pelaporan keuangan di

lingkungan APIP K/L dan BUN untuk mendukung pencapaian opini

WTP dari BPK atas seluruh LK Pemerintah. Capain utama inisiatif ini

diantaranya pada tahun 2017 telah dilaksanakan uji coba reviu ICOFR

pada LK BA BUN Tahun 2016 Tingkat UAKPA, UAP, dan

Konsolidasian; LK BA 015 Tahun 2016; dan LKPP (BPKP), yang

dilanjutkan dengan Asistensi ICOFR kepada beberapa K/L yaitu

BPKP, Kemen Kelautan & Perikanan, Kemen PUPR, Kemendiknas,

Kemenkes, Kemenkominfo, Kemensos, Bawaslu dan BPK.

Pada tahun 2018, telah dilaksanakan training of trainers (ToT)

penerapan, penilaian, dan reviu Pengendalian Intern atas Pelaporan

Keuangan Pemerintah Pusat (PIPK) untuk seluruh Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) K/L, yang dilanjutkan dengan

asistensi penerapan, penilaian, dan reviu PIPK untuk seluruh K/L.

81

Page 82: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

4. Tema Penganggaran

a. Mewujudkan APBN Berkualitas melalui Efisiensi dan Efektivitas

Belanja Negara

Dalam rangka mewujudkan efisiensi dan efektivitas belanja

negara guna mendukung pengelolaan APBN yang berkualitas, telah

dilaksanakan inisiatif mewujudkan APBN berkualitas melalui efisiensi

dan efektivitas belanja negara, dengan capaian utama diantaranya

pada tahun 2017, penelaahan Kerangka Pengeluaran Jangka

Menengah dilaksanakan dengan aplikasi serta telah digulirkan inisiatif

efisiensi belanja birokrasi pada lingkup internal Kemenkeu, dan pada

tahun 2018 telah ditetapkan Standar Biaya Masukan (PMK

32/PMK.01/2018) untuk mendorong efisiensi pada K/L, diantaranya

tidak ada kenaikan uang harian perjalanan dinas, pembatasan jumlah

honor tim untuk tim lintas K/L dan yang ditandatangani Presiden,

pemberian kudapan/makan siang rapat diberikan apabila pembahasan

lintas unit eselon II.

b. Meningkatnya Kualitas SDM dan Standar Kesehatan Masyarakat

melalui Perbaikan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan dan Kesehatan

Inisiatif ini dilaksanakan dalam rangka menciptakan kebijakan

perencanaan penganggaran pada bidang pendidikan dan kesehatan

yang terpadu berdasarkan tools, arsitektur dan informasi kinerja

anggaran dan Monev yang andal (reliable). Capaian utama inisiatif ini

pada tahun 2017 diantaranya, telah dilaksanakan sinkronisasi

perencanaan penganggaran dengan aplikasi KRISNA (gabungan

aplikasi renja dan ADIK) yang menjadi referensi dalam RKA K/L, dan

sinergi prototype peta anggaran dan dashboard dalam portal data

APBN, serta pada tahun 2018 data kinerja (output) bidang pendidikan

dan kesehatan telah tersedia melalui K/L dan Transfer ke Daerah

untuk beberapa komponen utama, serta pelaksanaan koordinasi

dengan KSP, Bappenas, DJPK untuk desain monitoring dan evaluasi

pendidikan dan kesehatan yang terintegrasi.

82

Page 83: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

83

c. Menghadirkan Pemerintah pada Seluruh Wilayah Indonesia melalui

Sinkronisasi Penganggaran Pusat dan Daerah

Inisiatif ini disusun dengan tujuan meningkatkan efektivitas

TKDD dalam mendorong percepatan penyediaan layanan publik dasar

yang berstandar nasional dalam rangka mengurangi kemiskinan dan

kesenjangan antar daerah. Adapun capaian utama inisiatif ini

diantaranya pada tahun 2017 telah dilaksanakan penyempurnaan

kebijakan pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa melalui PMK

nomor 50/PMK.07/2017 jo. PMK Nomor 112/PMK.07/2017, perbaikan

pengalokasian DAK Fisik berbasis usulan daerah melalui aplikasi e-

planning dan aplikasi sinkron DAK Fisik dan penguatan peran provinsi

dalam memberikan rekomendasi atas usulan kabupaten/kota. Capaian

DAK fisik TA 2017 antara lain adalah kemantapan jalan provinsi 71,8%,

pembangunan ruang kelas sebanyak 8.156 unit, pembangunan jaringan

irigasi sebanyak 5.000 ha, dan sarana prasarana RS dan Puskesmas

sebanyak 5.512 unit. Pada tahun 2018 diantaranya proses penilaian

proposal Dana Alokasi Khusus (DAK) dan sinkronisasi telah

dilaksanakan melalui aplikasi Kolaborasi Perencanaan dan Informasi

Kinerja Anggaran (KRISNA), launching aplikasi Mobile Dashboard SIKD

dengan inisiasi koordinasi oleh Kantor Staf Presiden.

d. Optimalisasi Kebijakan Penganggaran terkait Pengelolaan Program

Pensiun

Capaian utama inisiatif optimalisasi kebijakan penganggaran

terkait pengelolaan program pensiun diantaranya pada tahun 2018 telah

disusun konsep RPP tentang Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua

ASN bersama dengan instansi terkait antara lain internal Kementerian

Keuangan (BKF, DJA, DJPb, Setjen), Kementerian PAN-RB, BKN,

Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Setneg, PT Taspen, dan

PT Asabri. Serta, pembahasan skema pensiun oleh 4 (empat) Menteri

Koordinator yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Page 84: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

84

Seperti halnya pada tahun 2017, pada tahun 2019 juga terdapat

perubahan kebijakan pimpinan dan faktor-faktor lain yang menyebabkan

terjadinya perubahan pada arah pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi

dan Transformasi Kelembagaan. Perubahan ini ditandai dengan

dirumuskannya sejumlah inisiatif strategis baru, serta penguatan dan

pendalaman terhadap sejumlah inisiatif dari dua puluh inisiatif tahun 2017,

dengan karakteristik lebih berfokus pada tema digital, untuk dilaksanakan

mulai tahun 2020. Rumusan inisiatif baru dan penguatan dari inisiatif tahun

2017 tersebut menghasilkan lima belas inisiatif strategis dan menandai fase

baru perjalan Program RBTK Kementerian Keuangan (Tahap Keempat).

Dengan dirumuskannya lima belas inisiatif strategis baru tersebut

maka sejumlah inisiatif strategis yang milestone dan acceptance criteria-nya

belum diselesaikan namun telah tercakup (carry on) dalam Inisiatif Strategis

Program RBTK tahun 2020, maka inisiatif tersebut termasuk inisiatif yang

mengalami penguatan. Sedangkan terhadap inisiatif strategis yang

milestone dan acceptance criteria-nya tidak mengalami penguatan maka

akan dilanjutkan penyelesaiannya.

Saat ini, sebagai respon terhadap disrupsi digital dan tantangan

Revolusi Industri 4.0, Kemenkeu mulai mengintegrasikan inisiatif

transformasi ke dalam konteks yang lebih modern dengan menerapkan

aspek digitalisasi yang menjadi tahap kelima dari program reformasi

Kemenkeu.

Transformasi digital Kemenkeu dikemukakan untuk mewujudkan

perbaikan layanan yang berfokus pada masyarakat dan stakeholder (citizen-

centric); meningkatkan efisiensi proses bisnis dan operasional;

meningkatkan kualitas layanan melalui digitalisasi; membangun data driven

organization untuk perumusan kebijakan yang lebih efisien; mendorong

budaya kerja yang kolaboratif dan terdigitalisasi; serta meningkatkan

FASE TRANSFORMASI DIGITALD

Page 85: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

85

kolaborasi dengan Kementerian dan Lembaga lain, sehingga mampu

meningkatkan reputasi Kementerian Keuangan sebagai institusi kelas dunia

yang modern.

Transformasi digital Kemenkeu dilaksanakan di tahun 2019 melalui

KMK No.302/KMK.01/2019 yang menetapkan 11 Inisiatif Strategis yang

berfokus pada upaya mengintegrasikan proses Transformasi Digital ke

dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan,

Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut.

Adapun capaian yang telah diraih dari implementasi inisiatif-inisiatif

tersebut akan dibahas secara lebih detail pada Bab II.

S E N T R A L

#2. Office

Automation

#3. Organisasi &

SDM

#4. Modern e-

Learning

#1. The new Thinking of Working

PENERIMAAN

#6Joint Program Optimalisasi Penerimaan

#7.Core Tax System

#5

Unified Revenue

Account Mgmt.

PERBENDAHARAAN

#8.

Simplifikasi

Pelaksanaan

Anggaran

#9.

Penyediaan Data

Transaksi Pemda

PENGANGGARAN

#11.

Pengelolaan Dana

Pensiun

#10.

Integrasi Probis

Perencanaan dan

Penganggaran

Menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia

yang produktif, kompetitif, inklusif, dan berkeadilan di Abad ke-

21

Gambar 1.4: Sebelas IS RBTK

Page 86: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

86

Berdasarkan analisis gap implementasi inisiatif Transformasi Digital

yang telah dilaksanakan selama tahun 2019, diperlukan penguatan dan

penambahan beberapa inisiatif baru yaitu:

• Penguatan New Thinking of Working melalui kajian flexible working

arrangement yang didasarkan pada analisa ABK yang optimal, serta

penyesuaian strategi terkait dampak kebijakan pemindahan Ibu Kota

Negara terhadap rencana pengelolaan kantor pusat;

• Migrasi penuh berbagai aplikasi yang tersebar di UE 1 ke dalam e-

Kemenkeu dengan mempertimbangkan karakteristik masing-masing UE1

dan kesiapan aplikasi e-Kemenkeu.

• Dampak rencana delayering terhadap roadmap organisasi, kebijakan

strategis SDM dan pengembangan SDM serta proses bisnis di dalam e-

Kemenkeu.

• Penguatan kualitas, ketersediaan, dan aliran/akses data dalam

Kementerian Keuangan (khususnya terkait pertukaran data URAM,

integrasi DC DRC Kemenkeu, dan fungsionalitas SLDK.

• Penguatan regulasi terkait joint collection dalam joint program (khususnya

akses DJBC terhadap data rekening koran), PMK untuk mendukung

piloting shared services, revisi PMK 74 sebagai dasar hukum penyediaan

data transaksi Pemda, RPP program pensiun, dan kerangka regulasi

desain perencanaan dan penganggaran.

• Pengembangan HRIS menjadi semakin komprehensif.

• Koordinasi high level dengan K/L terkait untuk mendukung penyelesaian

teknis beberapa inisiatif seperti: Bappenas (IS Integrasi Perencanaan dan

Penganggaran), Kemendagri (SIKD dan shared services), Kemenpan RB

(delayering dan program pensiun), dan BSSN (e-sign e-Kemenkeu).

Page 87: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

87

Dari hasil diskusi pada high level pada kegiatan Leaders’ Offsite Meeting

yang dilaksanakan pada akhir tahun 2019, dan ditindaklanjuti dengan

rangkaian rapat teknis melalui beberapa forum, seperti minilab, forum ketua

PMO, dan rapat one-on-one, maka disepakati 15 inisiatif strategis yang akan

dilaksanakan pada tahun 2020-2024 dengan kerangka sebagai berikut.

Keputusan tentang penyempurnaan inisiatif-inisiatif transformasi digital arah

dan kebijakan pelaksanaan program RBTK Kemenkeu 2020-2024

merupakan referensi untuk penyempurnaan roadmap organisasi

Kementerian Keuangan.

S E N T R A L

PENGANGGARANPENERIMAAN

#4. e-Kemenkeu #5 Organisasi & SDM #6. Modern e-Learning

#1. The new Thinking of Working

#8

Joint Program

Optimalisasi Penerimaan

#9

Core Tax System

#7

Unified Revenue

Account Management

#15

Pengelolaan dana

pensiun

#14

Integrasi Probis

Perencanaan dan

Penganggaran

#2. Satu Data SLDK

#3. Layanan Digital Kemenkeu

PERBENDAHARAAN

#11

Simplifikasi

Pelaksanaan

Anggaran

#12

Penyediaan Data

Transaksi Pemda

#10

Penyempurnaan

Pengelolaan Aset

Negara

#13

Pengintegrasian

Informasi Keuangan

Pemerintah Pusat

dan Pemda

Menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang produktif, kompetitif,

inklusif dan berkeadilan di Abad ke-21

Gambar 1.5: Lima Belas IS Transformasi Digital

Page 88: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Program Reformasi Birokrasi dan

Transformasi Kelembagaan

K e m e n t e r i a n K e u a n g a n

Pengelolaan 11 Inisiatif Strategis

Bab II.

Page 89: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Dalam rangka mengantisipasi tantangan Industri 4.0 dan perkembangan

ekonomi digital yang pesat beberapa tahun mendatang, Kementerian Keuangan

perlu memperkuat program Reformasi dan Transformasi Kelembagaan yang

berfokus pada tema digital. Untuk mewujudkan komitmen transformasi digital

Kementerian Keuangan tersebut dalam Leaders’ Offsite Meeting (LOM) pada

tanggal 14-15 Desember 2018 telah ditetapkan 11 (sebelas) Inisiatif Strategis

Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan (IS RBTK) yaitu:

1. Penguatan Budaya Kementerian Keuangan: New Thinking of Working

2. Implementasi Office Automation dalam Rangka Membangun Digital Workplace

3. Pengembangan Organisasi dan SDM Kemenkeu

4. Modern e-learning Sebagai Alat Utama Dalam Pengembangan SDM

5. Unified Revenue Account Management

6. Joint Program Optimalisasi Penerimaan

7. Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan (Core Tax System)

8. Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran Melalui Penggunaan Teknologi Digital/

Shared Service

9. Penyediaan Data Transaksi Pemerintah Daerah untuk Mendukung Perumusan

Kebijakan Fiskal

10. Integrasi Proses Bisnis Perencanaan dan Penganggaran

11. Optimalisasi Kebijakan Penganggaran Terkait Pengelolaan Program Pensiun

92

Page 90: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

KINERJA

S E N T R A L

#2. Office

Automation

#3. Organisasi &

SDM

#4. Modern e-

Learning

#1. The new Thinking of Working

PENERIMAAN

#6Joint Program Optimalisasi Penerimaan

#7.Core Tax System

#5

Unified Revenue

Account Mgmt.

PERBENDAHARAAN

#8.

Simplifikasi

Pelaksanaan

Anggaran

#9.

Penyediaan Data

Transaksi Pemda

PENGANGGARAN

#11.

Pengelolaan Dana

Pensiun

#10.

Integrasi Probis

Perencanaan dan

Penganggaran

Menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang

produktif, kompetitif, inklusif, dan berkeadilan di Abad ke-21

Gambar 2.1: Sebelas IS RBTK

IS RBTK transformasi digital tersebut disetujui pada Steering

Committee Meeting bulan Januari 2019 dan kemudian ditetapkan melalui

Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-438/SJ/2019 tentang

Implementasi Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan

Transformasi Kelembagaan.

90

Secara garis besar implementasi 11 IS RBTK 2019 berjalan sesuai

rencana/on-track capaian sebesar 96% dari target 80% dengan rincian

sebagai berikut:

A

Page 91: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

1. Penguatan Budaya Kementerian Keuangan:

New Thinking of Working

IS ini memiliki key outcomes meningkatkan Indeks Persepsi

Kesehatan Organisasi (MOFIN/ SFO), meningkatkan produktivitas dan

kinerja pegawai, dan piloting open space pada masing-masing Unit

Eselon I (UE I). Penanggung jawab IS ini adalah Sekretariat Jenderal

yang didukung oleh seluruh UE I. Adapun capaian signifikan yang

berhasil diraih pada tahun 2019 adalah:

a. Piloting Activity Based Workplace (ABW) yang dilakukan di seluruh

UE I.

b. Penetapan pedoman review gerakan efisiensi di lingkungan

Kemenkeu.

c. Pelaksanaan Culture Re-assessment Kemenkeu 2019.

d. Penyempurnaan Integrity Framework Kemenkeu.

e. Pelaksanaan pelatihan dan sertifikasi Penyuluh Antikorupsi

91

Gambar 2.2: Layout Ruang Kerja Sesuai ABW di CTO

Capaian 99%

Page 92: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

92

2. Implementasi Office Automation dalam

Rangka Membangun Digital Workplace

IS ini memiliki key outcomes: Digitalisasi proses bisnis

administrasi perkantoran yang menuju digital workplace, efisiensi proses

bisnis dan operasional unit; memungkinkan flexy working hours,

compress working hours dan remote working, dan green organization.

Penanggung jawab IS ini adalah Sekretariat Jenderal yang didukung oleh

Seluruh Unit Eselon I. Adapun capaian signifikan yang berhasil diraih

pada tahun 2019 adalah:

a. Penyelesaian Grand Design dan roadmap Implementasi e-Kemenkeu

(Office Automation/OA).

b. Implementasi OA modul Nadine pada seluruh UE I Kemenkeu pusat

termasuk beberapa kantor vertikal, dan piloting modul kolaboratif

mencakup platform chat, video conference, drive, serta email.

c. Implementasi digital signature pada seluruh UE I

3. Pengembangan Organisasi dan SDM

Kementerian Keuangan

IS ini memiliki key outcomes Kemenkeu yang semakin efisien,

efektif, produktif, dan berbasis digital; Kajian transformasi fungsi: (1)

pengelolaan kas dan pengelolaan utang antara DJPb dan DJPPR (2)

alokasi dan pengawasan ke daerah antara DJA, DJPK, dan DJPb (3)

Lembaga NSW (4) Menteri Keuangan sebagai Ketua KSSK (5)

Peningkatan peran/kontribusi SMV terhadap proyek strategis nasional.

Penanggung jawab IS ini adalah Sekretariat Jenderal yang didukung oleh

Seluruh UE I. Adapun capaian Signifikan yang berhasil diraih pada tahun

2019 adalah:

a. Mutasi antar UE I pada level eselon II sampai dengan pelaksana

b. Penyelesaian 7 kajian alignment dari empat tema Transformasi fungsi

c. Rekomendasi EA Kemenkeu untuk perumusan IS Digital yang

berdampak pada penyesuaian pengembangan organisasi dan SDM

Kemenkeu di era Transformasi Digital.

Capaian 100%

Capaian 100%

Page 93: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

4. Implementasi Modern e-learning sebagai

Alat Utama Dalam Pengembangan SDM

IS ini memiliki key outcomes pemenuhan gap kompetensi individu

secara mudah; penghematan biaya penyelenggaraan pelatihan hingga

70%; menekan anggaran perjadin pelatihan sebesar 70%; pegawai dapat

mengakses kebutuhan kompetensi jabatan dan kompetensi individu yang

harus dipenuhi dalam HRIS; implementasi full e-learning 2019: 30%,

2020: 50%, dan 2021: 70%. Penanggung jawab IS ini adalah BPPK dan

Sekretariat Jenderal yang didukung oleh Seluruh UE I. Adapun capaian

signifikan yang berhasil diraih pada tahun 2019 adalah:

a. Pengembangan KLC generasi 2 sesuai kebutuhan user.

b. Integrasi SEMANTIK dengan HRIS terkait input history pelatihan,

data kompetensi, dan fitur untuk e-certificate.

c. Penyelenggaraan 139 program pelatihan full e-learning dengan

jumlah peserta sebanyak 144.538 orang.

93

Capaian 100%

Gambar 2.3: Interface KLC 2.0

Page 94: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

94

5. Pengelolaan Akun Penerimaan Terpadu

(Unified Revenue Account Management)

IS ini memiliki key outcomes tersedianya join proses bisnis end-

to-end yang dilakukan oleh sistem digital; tersedianya data/informasi

WP/Wajib Bayar/Pengguna Jasa terkait perpajakan, kepabeanan dan

cukai, serta PNBP yang komprehensif, valid, dan terkini; meningkatkan

kepatuhan WP/Wajib Bayar/Pengguna Jasa. Penanggung jawab IS ini

adalah DJP, DJBC, dan DJA. Adapun capaian signifikan yang berhasil

diraih pada tahun 2019 adalah:

a. Pemetaan data/informasi perpajakan dan non perpajakan single

stakeholders information dan joint profile perpajakan.

b. Penyusunan dashboard URAM v.1.0

c. Penetapan KMK No. 866/KMK.01/2019 terkait pertukaran data

internal Kemenkeu (DJP, DJBC, DJA, LNSW).

d. Finalisasi konsep integrasi DC/DRC DJP.

e. Uji coba JPP pada FTZ Batam tanggal 12 Desember 2019.

f. Penyusunan Joint Profile Perpajakan v.1.0.

6. Joint Program Optimalisasi Penerimaan

IS ini memiliki key outcomes tambahan penerimaan negara dari

sinergi DJP, DJBC, dan DJA; menurunnya persentase piutang macet;

meningkatnya kepatuhan bendahara pemda. Penanggung jawab IS ini

adalah DJP, DJBC, dan DJA. Adapun capaian signifikan yang berhasil

diraih pada tahun 2019 adalah:

a. Telah dilaksanakan Joint Analysis terkait PNBP Minerba.

b. Mekanisme pengawasan Pot/Put dan penyetoran pajak atas belanja

yang bersumber dari APBD.

c. Pelaksanaan Joint Analysis DJA, DJP, dan DJBC terkait optimalisasi

penerimaan PNBP. Perluasan join audit DJP - DJBC di kantor

vertikal.

d. Piloting validasi data PIB ke dalam SPT Masa PPN dan Piloting

integrated data dokumen BC pemasukan ke Kawasan Berikat dengan

faktur pajak.

Capaian 95%

Capaian 99%

Page 95: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

7. Pembaruan Sistem Inti Administrasi

Perpajakan (Core Tax System)

IS ini memiliki key outcomes terwujudnya proses bisnis inti

administrasi perpajakan yang efektif, efisien, dan akuntabel; Terwujudnya

sistem informasi administrasi perpajakan yang terpercaya, handal, dan

terintegrasi dengan proses bisnis inti administrasi perpajakan.

Penanggung jawab IS RBTK ini adalah DJP yang didukung oleh Setjen,

DJBC DJA, DJPb, dan Itjen. Adapun capaian signifikan yang berhasil

diraih pada tahun 2019 adalah:

a. Penunjukan agen pengadaan oleh Tim Pengadaan Core Tax System.

b. Penetapan regulasi dalam rangka pengadaan Core Tax System.

c. Penetapan KAK dan RUP pengadaan dalam rangka Core Tax

System.

8. Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran Melalui

Penggunaan Teknologi Digital

IS ini memiliki key outcomes penurunan clerical works di Satker,

KPPN, Kanwil DJPb, DJA, DJPK, dan DJKN yang signifikan;

Penghematan administration cost untuk pembayaran gaji, utility, kartu

kredit, perjalanan dinas, belanja barang operasional (less

invoice/SPP/SPM/SP2D/BAST); Kepastian pembayaran belanja

operasional pemerintah; Penggunaan kartu kredit akan membantu

pengelolaan likuiditas pemerintah; K/L/Satker lebih fokus pada tusi utama.

Penanggung jawab IS RBTK ini adalah DJPb yang didukung oleh Setjen.

Adapun capaian signifikan yang berhasil diraih pada tahun 2019 adalah:

a. Peluncuran aplikasi SAS, SILABI, SAIBA, OM SPAN, dan SAKTI

untuk mendukung implementasi KKP.

b. Penyelesaian desain dan arsitektur shared service untuk common

expenses.

c. Piloting pengadaan sederhana di DJPb dengan marketplace tertutup

dan koordinasi dan penyiapan pengadaan sederhana dengan

marketplace terbuka.

95

Capaian 88%

Capaian 95%

Page 96: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

96

d. Peluncuran modul untuk mendukung implementasi Kartu Kredit

Pemerintah.

e. Implementasi dan sosialisasi pemakaian Kartu Kredit Pemerintah

kepada K/L.

f. Telah diselesaikannya kajian awal pembayaran gaji fortnightly.

9. Penyediaan Data Transaksi Penda untuk

Mendukung Perumusan Kebijakan Fiskal

IS ini memiliki key outcomes tersedianya informasi keuangan

pemerintah daerah pada level Bagan Akun Standar dan level LKPD;

tersedianya data transaksi pemda: 271 pemda/13.550 satker SKPD, 542

pemda/27,100 satker SKPD; integrasi informasi keuangan pemerintah

daerah pada level transaksi: 542 pemda; dan peningkatan efektivitas dan

efisiensi dalam penggunaan dana alokasi yang tepat sasaran.

Penanggung jawab IS RBTK ini adalah DJPK yang didukung oleh Setjen,

DJP, dan DJPb. Adapun capaian signifikan yang berhasil diraih pada

tahun 2019 adalah:

a. Telah dilakukan review atas pelaksanaan uji coba dalam Bimtek

Evaluasi Pelaksanaan Penyediaan Data Transaksi dengan 102

daerah uji coba.

b. Perjanjian kerja sama antara DJPK dan BPKP terkait interkoneksi

SIKD dan SIMDA.

c. Uji coba implementasi teknologi integrasi dan komunikasi data di 102

pemda, dengan jumlah data 101 juta record, menggunakan aplikasi

agen SINERGI SIKD versi 5.0.0.

10. Integrasi Proses Bisnis Perencanaan

dan Penganggaran

IS ini memiliki key outcomes peningkatan efektivitas dan efisiensi

dalam perencanaan dan penganggaran dengan fokus kepada output;

peningkatan user experience bagi K/L (SAKTI akan menjadi

Capaian 96%

Capaian 96%

Page 97: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

aplikasi yang bersifat single point of contact bagi K/L terkait pengelolaan

Keuangan Negara); Single database sebagai single source of truth.

Penanggung jawab IS RBTK ini adalah DJA yang didukung oleh DJPb,

BKF, DJPK, DJKN. Adapun capaian signifikan yang berhasil diraih pada

tahun 2019 adalah:

a. Penyelesaian RPMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan

dalam Proses Integrasi Planning dan Budgeting.

b. Penyelesaian desain dan arsitektur integrasi planning dan budgeting.

c. Penguatan monev atas outcome anggaran.

d. Otomasi KEM PPKF melalui portal BKF.

e. Implementasi SAKTI terintegrasi dengan RKAKL.

f. Mock Up Prototype Reporting Dashboard untuk Integrasi Planning

dan Budgeting.

g. Momentum penyusunan redesign sistem penganggaran melalui

restrukturisasi 12 program menjadi 5 program atau sub program.

11. Optimalisasi Kebijakan Penganggaran

Terkait Pengelolaan Program Pensiun

IS ini memiliki key outcomes Perbaikan dasar hukum pengelolaan

program pensiun PNS; Perbaikan lembaga penyelenggara program

pensiun Pegawai Negeri; Efisiensi belanja dana pensiun dan

kesejahteraan pegawai. Penanggung jawab IS RBTK ini adalah DJA yang

didukung oleh DJKN, DJPb, DJPK, dan BKF. Adapun capaian signifikan

yang berhasil diraih pada tahun 2019 adalah:

a. Penyelesaian konsep RPP Skema Program Pensiun dan Jaminan

Hari Tua oleh DJA dan kelembagaannya oleh DJKN.

b. Menteri Keuangan, Menteri PAN RB, dan Mendagri telah membahas

skema pensiun dan THT dengan opsi skenario waktu implementasi

2020 atau 2021. Pertemuan ini ditindaklanjuti dengan analisis

tambahan atas variasi skema pensiun.

97

Capaian 83%

Page 98: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

CHANGE MANAGEMENT

98

Change management (CM) memiliki peranan yang sangat penting

dalam mendukung keberhasilan proses perubahan/transisi dalam sebuah

organisasi. Resistensi terhadap perubahan sering kali muncul karena

pegawai merasa keberadaanya terancam oleh perubahan tersebut. Jika

kondisi lingkungan internal sedang mengalami resistensi dan perubahan

terus dipaksakan, hal itu justru akan menciptakan “boiled frog phenomenon”

yang akan membawa proses perubahan kepada kegagalan. Atas dasar itu,

CM perlu dilakukan untuk meminimalisasi resistensi dan mengurangi risiko

kegagalan dalam proses perubahan. CM dapat membantu pegawai untuk

memahami dengan lebih baik mengapa perubahan dilakukan, akan seperti

apa bentuk perubahannya, dan manfaat apa saja yang dapat diperoleh oleh

pegawai sebagai dampak dari perubahan. Dengan pemahaman yang baik

terhadap perubahan, pegawai akan lebih terbuka dan lebih engage dalam

setiap proses perubahan. Ketika pegawai telah merasa engage dengan

perubahan, proses transisi dalam organisasi dapat dilakukan secara lebih

cepat, efektif, dan efisien.

Komunikasi yang terbuka melalui berbagai kanal/saluran komunikasi

menjadi kunci keberhasilan program CM dalam mewujudkan proses

perubahan. Tahapan proses CM di Kemenkeu melalui berbagai saluran

komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:

menciptakan

kesadaran terkait

program RBTK

kepada pegawai

memberikan

dukungan bagi

program RBTK dan

implementasi inisiatif

membuat

pegawai tertentu

tertarik untuk

terlibat dalam

program RBTK

memberikan

kesempatan bagi

setiap pegawai untuk

terlibat aktif dan

membangun

kapabilitas yang

dibutuhkan dalam

Program RBTK

wwwBERAKSI, Flash report,

laporan, SE, KMK, PMK,

kompetisi, buklet

Website, medsos, video

conference, video pimpinan,

forum online, survei

Sosialisasi, festival

transformasi, open forum,

FGD, minilab, one on one

Inform1Support2

Excite3Enable4

Gambar 2.4: Tahapan Proses Change Management

B

Page 99: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

515

107

1021

53 5335

110

42

216

25

118

25

07 9

67

411

8 7

Selama tahun 2019, program CM yang telah dilakukan dalam rangka

mengomunikasikan perubahan kepada pegawai Kemenkeu antara lain

adalah:

1. Program Duta Transformasi Kementerian Keuangan

Duta Transformasi Kemenkeu tahun 2019 ditetapkan melalui

Keputusan Menteri Keuangan nomor 250/KMK.01/2019. Duta

transformasi Kemenkeu tahun 2019 adalah sebanyak 945 orang yang

terdiri dari gabungan antara 206 orang change agent, yang merupakan

pejabat eselon III, dan 739 orang lighthouse team yang merupakan

pejabat eselon IV dan pelaksana. Pemilihan duta transformasi dilakukan

oleh masing-masing unit eselon I yang kemudian ditetapkan melalui KMK.

Secara rinci, sebaran change agent dan lighthouse team Kemenkeu

tahun 2019 adalah sebagai berikut:

99

Sebaran Change Agent dan Lighthouse Team Kementerian Keuangan Tahun 2019

Jumlah Change Agent Jumlah Lighthouse Team

Setjen DJA DJP DJBC DJPb DJKN DJPK DJPPR Itjen BKF BPPK

Gambar 2.5: Sebaran Change Agent dan Lighthouse 2019

Sesuai KMK 250/2019, duta transformasi memiliki tugas antara lain:

1. Melakukan sosialisasi dan membantu terlaksananya proses perubahan

dalam kaitannya dengan implementasi Program RBTK.

2. Mengumpulkan umpan balik, baik dari pemangku kepentingan internal

maupun eksternal Kemenkeu terkait implementasi Program RBTK.

3. Berpartisipasi dalam kegiatan RBTK, baik yang diselenggarakan oleh

CTO maupun PMO.

Page 100: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

100

Untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan duta transformasi

terkait perubahan, diselenggarakan workshop duta transformasi. Pada

tahun 2019, workshop Duta Transformasi dilaksanakan pada awal tahun

2019 dalam rangka:

1. meningkatkan kapasitas change agent terutama dalam peranannya

sebagai role model,

2. sebagai saluran komunikasi terkait 11 Inisiatif Strategis Progam RBTK

tahun 2019, dan

3. sebagai sarana implementasi integrity framework terutama dalam

rangka penguatan integritas bagi change agent.

Kegiatan Workshop Duta Transformasi dilaksanakan pada tanggal

19 dan 20 Maret 2019 di Aula Djuanda, Gedung Djuanda I lantai

Mezzanine, dan dihadiri oleh 208 peserta yang terdiri dari change agent,

perwakilan PMO, dan perwakilan unit yang menangani kehumasan di unit

eselon I. Setelah para duta kembali ke unitnya masing-masing baik di

kantor pusat maupun di unit vertikal, para duta transformasi diberikan

tugas untuk melakukan sosialisasi dan ikut membantu terlaksananya

proses perubahan Program RBTK di unit kerja masing-masing.

Selanjutnya, para duta transformasi dapat mengumpulkan umpan balik

terkait implementasi Program RBTK baik dari pemangku kepentingan

internal maupun eksternal.

4. Menjadi penghubung antara CTO dan PMO dengan pegawai

Kemenkeu dalam menyampaikan pesan perubahan dan pelaksanaan

Program RBTK.

5. Menjadi panutan (role model) bagi pegawai di lingkungan Kemenkeu

dengan menerapkan inisiatif dan menunjukkan pola pikir yang

semakin berfokus pada layanan pelanggan sebagai bentuk dukungan

terhadap Program RBTK .

6. Menjadi panutan (role model) bagi pegawai di lingkungan Kemenkeu

dengan menerapkan nilai-nilai Kemenkeu sebagai perwujudan budaya

Kemenkeu .

Page 101: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Topik-topik yang diangkat dalam kegiatan workshop duta

transformasi meliputi:

1. “Managing Stakeholder Expectations” disampaikan oleh Wiweko Adi

Nugroho, Managing Director Lead & Beyond,

2. “Service Focus Orientation and Collaborative Working Space”

disampaikan oleh tim dari Mercedes-Benz Indonesia,

3. “New Way of Working Space” disampaikan oleh Erich Hirawan, Chief

Operating Officer CoHive,

4. “Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan”, disampaikan oleh tim

dari SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi),

5. “Gojek: Inside The Unicorn”, disampaikan oleh tim dari Gojek

Workshop duta transformasi diakhiri dengan experiential learning

melalui kunjungan ke kantor Gojek, Mercedes-Benz, dan CoHive.

101

Gambar 2.6: (kiri) Change Agent Berdialog dengan Menteri Keuangan

Pada Pembukaan Workshop Duta Transformasi

(Kanan) Kunjungan Duta Transformasi ke Kantor Gojek

Page 102: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

102

a. Bincang Transformasi: Digital Culture

Bincang Transformasi: Digital Culture merupakan bincang

transformasi pertama yang diselenggarakan di tahun 2019 yang

mengangkat tema Memperkuat Budaya dan Mindset Digital dalam

2. Bincang Transformasi

Bincang Transformasi merupakan kegiatan yang diselenggarakan

untuk mengomunikasikan program perubahan yang sedang dilakukan

oleh Kemenkeu. Berbeda dengan workshop duta transformasi yang

khusus diselenggarakan untuk para duta transformasi, Bincang

Transformasi terbuka untuk seluruh pegawai Kemenkeu. Selama tahun

2019 telah dilakukan Bincang Transformasi sebanyak 4 kali, dimana 2

Bincang Transformasi diselenggarakan di Jakarta dan sisanya

diselenggarakan di Banjarmasin dan Manado.

R o a d m a p B i n c a n g T K 2 0 1 9

Bincang TK I Bincang TK IVBincang TK II Bincang TK III

membangun awareness dan peningkatan

engagement para stakeholders dalam

penerapan dua IS RBTK 2019 yaitu:

o IS #2 Office Automation dan

o IS #8 Shared Service and Government

Platform

Jakarta

membangun awareness dan

peningkatan engagement para

stakeholders dalam penerapan

o nilai-nilai Kementerian Keuangan

o IS #3 Organisasi & SDM

o IS #4 e-Learning

Jakarta

membangun awareness dan

peningkatan engagement para

stakeholders dalam penerapan

o IS#1 The new Thinking of Working,

o IS #6 Joint Program,

o IS #5 URAM

Banjarmasin dan Manado

bagian dari manajemen

perubahan dalam

Program Transformasi

Digital dan showcase

output/outcome IS

Digital.

Jakarta

Gambar 2.7: Roadmap Bincang TK 2019

Page 103: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

103

Transformasi Kemenkeu. Bincang Transformasi Digital Culture

diselenggarakan di Jakarta bertempat di Aula Djuanda, Lantai Mezzanine

Kementerian Keuangan pada tanggal 12 Februari 2019. Kegiatan ini

dihadiri oleh para undangan yang terdiri dari Sekretaris Unit Eselon I,

pejabat/pegawai unit pengelola proses bisnis dan IT unit eselon I, anggota

PMO, dan Change Agent/Duta Transformasi Kelembagaan di wilayah

Jakarta, dan non undangan yang terbuka bagi pegawai Kementerian

Keuangan melalui jalur pendaftaran.

Secara paralel dengan penyelenggaraan acara, juga diadakan

digital payment mini exhibition pada area foyer Aula Djuanda, Lantai

Mezzanine. Kegiatan exhibition ini terkait erat dengan pelaksanaan acara

dan diharapkan mampu meningkatkan experience peserta terhadap materi

terkait shared services. Sebagai narasumber, dihadirkan Direktur IT dan

Operasional BRI, Senior Advisor AU Tax Office, dan PR Director

Traveloka.

Dalam paparannya, Indro Utoyo, Direktur IT dan Operasional BRI

menyampaikan bahwa speed dan agility dapat dicapai melalui perubahan

budaya organisasi dengan menerapkan teknologi digital.

Gambar 2.8: Menteri Keuangan Menyampaikan Arahan pada Acara

Bincang Transformasi

Page 104: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

104

Collaborative technologies memungkinkan iterasi respon dan improvement

dilakukan lebih cepat. Oleh karena itu, budaya digital yang dibutuhkan

harus mencakup output-focused, risk taking, sinergi, dan growth mindset.

Selanjutnya, Benson Ong, selaku Senior Advisor AU Tax Office

(ATO), menyampaikan bahwa Transformasi digital ATO berangkat dari

obsesi untuk meningkatkan client/user experience. Hal ini pada akhirnya

mendorong organisasi menjadi lebih connected. Terkait work life balance,

pemanfaatan teknologi memungkinkan smart working melalui dukungan

data analysis.

Safintri Rahayu, selaku PR Director Traveloka juga memaparkan

bahwa Aplikasi Traveloka berangkat dari motivasi untuk menjawab social

problems dan kebutuhan konsumen. Traveloka percaya bahwa teknologi

perlu di-humanize untuk dapat memberikan solusi. Kolaborasi dengan

start-up lain adalah sesuatu hal yang di-embrace oleh Traveloka untuk

terus berinovasi.

b. Bincang Transformasi: Unlocking The Future of Learning

Bincang Transformasi yang kedua mengangkat tema Unlocking the

Future of Learning, diselenggarakan di Jakarta bertempat di Aula Nagara

Dana Rakca DJPK, Kementerian Keuangan, pada tanggal 25 April 2019.

Acara ini dihadiri oleh 290 orang peserta yang terdiri dari perwakilan

lighthouse team dari masing-masing unit Eselon II, PMO unit Eselon I,

perwakilan unit yang menangani organisasi, SDM dan teknologi informasi,

perwakilan pejabat Pusdiklat di BPPK, perwakilan pejabat PKN-STAN, dan

perwakilan pejabat LPDP. Disamping itu, dalam acara ini juga diundang

para agen perubahan dari beberapa Kementerian/Lembaga seperti dari

KemenPAN-RB, BPS, ANRI, Kominfo, BKN, LAN, serta agen perubahan

dari Pemda DKI.

Workshop dilaksanakan dengan konsep talkshow dan terbagi

dalam dua sesi. Sesi Pertama mengangkat tema Digital Transformation

through e-learning dan dimoderatori oleh Marissa Anita.

Page 105: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

105

Sesi I menghadirkan empat pembicara yaitu:

1. Bapak Tengku Mohd. Khairal Abdullah, PhD (Head of Program MM

Blended Learning Binus University Business School),

2. Bapak Yusuf Kurniawan (Department Head of Learning Technology,

Mandiri University),

3. Ibu Retno W Wijayanti (Chief Learning Officer, BRI Corporate

University), dan

4. Ibu Heni Kartikawati (Kapusdiklat Keuangan Umum BPPK Kemenkeu).

Acara dilanjutkan pada Sesi II dengan mengangkat tema Digital Learning:

effective or overrated? dengan Budi Sulis dari Biro KLI Kemenkeu sebagai

moderator. Sesi II ini menghadirkan dua pembicara yaitu:

1. Alvin Adam (Founder Alvin Adam School of Communication), dan

2. Tyovan Widagdo (Founder Hi App dan Bahaso).

Gambar 2.8: Menteri Keuangan Menyampaikan Arahan pada Acara

Bincang Transformasi

Gambar 2.9: Talk Show dalam Acara Bincang Transformasi di Jakarta

Page 106: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

106

c. Bincang Transformasi: Tema Penerimaan

dan Dialog Penguatan Kebangsaan di Banjarmasin

Bincang Transformasi ketiga tahun 2019 mengangkat tema

Penerimaan dan Dialog Penguatan Kebangsaaan diselenggarakan di

Banjarmasin dan bertempat di Aula Kantor Wilayah DJP Kalimantan

Selatan dan Tengah pada tanggal 22 Agustus 2019. Acara dihadiri oleh

para pimpinan satuan kerja, para Change Agent dan Lighthouse Team,

dan juga para pegawai Kemenkeu yang berada di Banjarmasin dan

sekitarnya dengan jumlah peserta kurang lebih 70 orang. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan konsep talkshow dalam tiga sesi, yaitu:

Sesi Pertama: Pengenalan IS RBTK 2019

Sesi ini dipandu oleh Adelina Sirait, selaku Chief Reporting Officer,

CTO dan membahas pengenalan inisiatif strategis tahun 2019. Sesi ini

menghadirkan pembicara dari beberapa anggota PMO, antara lain:

1. Sugeng Satoto, Kepala Bagian Teknologi Informasi dan Komunikasi

Sekretariat BPPK. Beliau membawakan materi e-learning

2. Moudy Hermawan, Kepala Subdit Transformasi Kelembagaan DSP,

DJPb. Beliau membawakan materi shared services

3. Nelly Gustiarti, Kepala Subdit Teknologi Informasi Dit EPIKD, DJPK.

Beliau membawakan materi Penyediaan Data Transaksi Pemda

4. Nuryani, Kepala Subdirektorat Pengembangan Aplikasi, Dit. TIK, DJP.

Beliau membawakan materi Unified Revenue Account Management.

Sesi Kedua: Joint Program Optimalisasi Penerimaan

Sesi ini dipandu oleh Arief Wibisono selaku Chief Change

Management Officers I, CTO dan membahas perkembangan program

sinergi melalui inisiatif strategis joint program Optimalisasi Penerimaan.

Sesi ini menghadirkan pembicara antara lain:

1. Ambang Priyonggo, Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan

Kapasitas dan Kinerja Organisasi DJBC.

2. Pontas Pane, Direktur Intelijen Perpajakan, DJP.

3. Fajariyanto, Analis Data dan Dukungan Teknis PNBP Junior, DJA

Page 107: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Sesi Ketiga: Penguatan Kebangsaan

Sesi ketiga mengambil tema Penguatan Kebangsaan, yang

dipandu oleh Arief Wibisono dan menghadirkan Iman Hasiholan Sirait

selaku Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP sebagai pembicara. Dalam sesi

ini dijelaskan mengenai fenomena pada masa modern ini, berupa

globalisasi, distorsi informasi, viral, maupun hoax yang dapat menggerus

ekosistem kebangsaan Negara Indonesia. Hal seperti ini yang harus

diwaspadai dan diatasi dengan memperkuat rasa kebangsaan terhadap

seluruh rakyat Indonesia.

Gambar 2.10: (atas) Pembukaan Bincang Bincang Transformasi di Banjarmasin

(bawah) Talk Show dalam Acara Bincang Transformasi

107

Page 108: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

108

d. Bincang Transformasi: Tema Penerimaan

dan Dialog Penguatan Kebangsaan di Manado

Serupa dengan kegiatan di Banjarmasin, kegiatan ini dilaksanakan

di Ruang Serbaguna Gedung Keuangan Negara Manado pada tanggal 5

September 2019. Peserta kegiatan ini terdiri dari perwakilan dari Kanwil

DJP SulutTengGoMalut, Kanwil DJBC SulBagUt, Kanwil DJPb SulUt,

Kanwil DJKN SulUtTengGoMalut, KPP Pratama Manado & Bitung, KPPBC

TMP C Manado & Bitung, KPPN Manado & Bitung, KPKNL Manado, BDK

Manado, KP2KP Tomohon & Tondano, serta para Duta Transformasi di

wilayah Manado dan sekitarnya. Acara diawali dengan sambutan dari

Kepala Perwakilan Kemenkeu provinsi Sulawesi Utara, Bapak Muhdi,

sambutan Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Organisasi, Birokrasi dan

Teknologi Informasi, Bapak Sudarto, dan overview program RBTK oleh

Chief Change Management Officer II CTO, Bapak Herry Hernawan.

Bincang Transformasi dilaksanakan dengan konsep talkshow dan dibagi

menjadi tiga sesi yaitu:

Sesi Pertama

Sesi pertama dipandu oleh Arief Wibisono selaku Chief Change

Management Officers I, CTO dan membahas inisiatif strategis Joint

Program Optimalisasi Penerimaan. Sesi ini menghadirkan Staf Ahli

Menkeu Bidang Penerimaan Negara, Bapak Robert Marbun, sebagai

pembicara.

Sesi Kedua

Sesi kedua dipandu oleh Herry Hernawan selaku Chief Change

Management Officer II, CTO dan membahas materi terkait digital

workplace. Sesi ini menghadirkan pembicara antara lain:

1. Herfan Brilianto (Digital Transformation Officer I, CTO). Beliau

berbicara terkait New Thinking of Working.

Page 109: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

2. Yusuf Nurrohman (Kepala Bidang Manajemen Layanan TIK, Pusintek,

Setjen). Beliau berbicara terkait Office Automation

3. Wawan Ismawandi (Kepala Bidang Penyelenggaraan Pusdiklat

Keuangan Umum, BPPK) . Beliau berbicara terkait modern e-learning.

Sesi Ketiga

Sesi ketiga Penguatan Kebangsaan dipandu oleh Arief Wibisono

selaku Chief Change Management Officers I, CTO dan menghadirkan

Brigjen TNI DR Paula Theresia (Tenaga Pengkaji Madya Bidang

Pemantapan Nilai Kebangsaan dan Sumber Kekayaan Lemhanas) selaku

pembicara. Pembicara menekankan bahwa untuk mewujudkan Indonesia

4.0, diperlukan perubahan transformasional dimensi kepemimpinan,

transformasi membangun SDM yang mempunyai kapasitas open mind

(Intellectual competence), open heart (emotional competence) dan open

will (action-oriented competence).

Gambar 2.11: Talk Show dalam Acara Bincang Transformasi

109

Page 110: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

110

e. Bincang Transformasi (Festival Transformasi)

Festival Transformasi 2019 dilaksanakan pada tanggal 29 hingga

30 Oktober 2019 di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan. Festival

Transformasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hari

Oeang Republik Indonesia ke-73. Kegiatan ini dihadiri oleh ±500 orang

yang terdiri dari pejabat/pegawai Kementerian Keuangan yang meliputi

jajaran pimpinan eselon I, Ketua PMO setiap unit eselon I, Kepala

Perwakilan Kementerian Keuangan di daerah, duta transformasi

Kementerian Keuangan, anggota lighthouse team, anggota PMO, nominasi

pemenang kompetisi video pendek, dan perwakilan dari Kementerian

Lembaga/Pemerintah Provinsi.

Dalam acara ini hadir pula Menteri Keuangan sebagai keynote

speaker. Dalam arahannya, Menteri Keuangan berpesan kepada generasi

muda Kemenkeu agar selalu berpikir kreatif dan berinovasi, karena

merekalah yang mampu menerjemahkan ide dan inovasi menjadi sebuah

aksi. Festival Transformasi ini juga disiarkan secara live melalui video

streaming dan video conference sehingga dapat disaksikan oleh kantor

perwakilan Kementerian Keuangan di seluruh penjuru Indonesia. Festival

Transformasi dilaksanakan dengan konsep talkshow dan diskusi yang

terdiri dari empat sesi.

Gambar 2.12: Menteri Keuangan dan Sekretaris Jenderal Berfoto

Bersama Pembicara dalam Festival Transformasi

Page 111: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Sesi pertama Festival Transformasi mengangkat tema kebangsaan

dengan topik Karya Nyata Untuk Bangsa pembicara William Tanoewidjaya

selaku founder Tokopedia, Gita Gutawa, musisi muda Indonesia, dan James

Prananto, founder Kopi Kenangan, serta Maggie Calista, news anchor

sebagai moderator.

Sesi kedua mengangkat tema Membangun Resilient Team melalui

Komunikasi Multigenerasi dengan pembicara Josef Bataona, HR Executive

Coach dan Nina Moran, Engage and Business Coach serta Zivanna Letisha,

Certified Coach and Anchor sebagai moderator. Sesi II ditutup dengan

Booth Visit yang diikuti oleh K/L/Pemda, dan Change Agent Kemenkeu

Sesi III dilaksanakan tanggal 30 Oktober dan terdiri dari dua

kegiatan yaitu break out dan simulasi minilab. Kegiatan break out

dilaksanakan untuk membekali para lighthouse team dengan pengetahuan

yang berguna dalam mengemban tugasnya sebagai change agent.

111

Gambar 2.13: Sesi Break Out Bersama para Lighthouse Team

Page 112: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Kegiatan simulasi minilab dilaksanakan dalam rangka sharing

knowledge dan sharing best practice kepada para pelaksana reformasi

birokrasi baik di tingkat Kementerian Lembaga, Pemerintah Daerah, dan

Change Agent Kementerian Keuangan terkait metodologi strategik dalam

perumusan inisaitif mulai dari identifikasi masalah, penyusunan strategi,

komitmen pimpinan, dan penyusunan project management. Peserta dibagi

dalam sejumlah kelompok dengan peran dan topik diskusi yang telah

ditentukan.

Sesi IV menjadi penutup Festival Transformasi yang mengangkat

tema patriotisme dengan topik Inspirative talk: Kemenkeu-pun butuh

patriot. Sesi ini diharapkan dapat membangkitkan rasa kepedulian pegawai

untuk terlibat dalam inisiatif-inisiatif strategis Kementerian Keuangan

dan menanamkan kembali rasa cinta kepada tanah air sehingga dapat

memantapkan peran change agent sebagai pembaharu di Kementerian

Keuangan. Narasumber yang hadir dalam sesi ini adalah BumiLangit

Production selaku production house komik/film superhero Indonesia yang

salah satunya adalah Gundala The Movie. Dalam sesi ini peserta

diharapkan dapat termotivasi untuk menyebarluaskan semangat

patriotisme melalui cara-cara baru sesuai dengan kemajuan jaman namun

tetap berpegang pada kekayaan kearifan lokal.

Gambar 2.14: Inspirative Talk: Kemenkeu-pun Butuh Patriot

112

Page 113: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

3. One on One Meeting

Kegiatan one-on-one meeting dilakukan secara rutin antara

CTO, PMO, dan pemilik inisiatif untuk memastikan bahwa inisiatif

strategis berjalan secara efektif, efisien, dan optimal. Kegiatan ini

bertujuan untuk memantau perkembangan implementasi inisiatif strategis

oleh masing-masing pemilik inisiatif serta membahas isu-isu maupun

kendala terkait implementasi inisiatif program RBTK. Beberapa contoh

kegiatan one-on-one meeting yang telah dilaksanakan pada tahun 2019

diantaranya:

1. One-on-one meeting finalisasi rencana kerja IS RBTK Transformasi

Digital, pada tanggal 6 Maret 2019. Kegiatan ini dilaksanakan untuk

memonitor penyelesaian implementasi inisiatif core tax system dan

inisiatif Unified Revenue Account Management. Pemilik inisiatif,

bersama-sama dengan PMO DJP, PMO DJBC, dan CTO,

melakukan pembahasan penyelesaian Work Breakdown Structure

agar jadwal implementasi inisiatif ini dapat terlaksana sesuai waktu

yang telah disepakati

2. One-on-one meeting dengan PMO dan Pemilik Inisiatif Direktorat

Jenderal Anggaran tanggal 23 Mei 2019. Kegiatan ini dilaksanakan

dalam rangka monitoring guna menggali informasi terkait

perkembangan Manual Implementasi Program IS RBTK 2019.

113

Gambar 2.15: One on one Pembahasan Inisiatif Unified Revenue

Account Management

Page 114: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

114

4. Publikasi Berita Aktual Transformasi (BERAKSI)

Berita Aktual Transformasi (BERAKSI) merupakan salah satu

kanal informasi yang digunakan untuk menyampaikan perkembangan

program reformasi birokrasi dan transformasi kelembagaan (RBTK)

Kemenkeu. BERAKSI terbit setiap akhir bulan dan disampaikan kepada

seluruh pegawai Kemenkeu melalui nota dinas, email kedinasan,

website Kemenkeu dan media sosial. BERAKSI terdiri dari tiga segmen

informasi yaitu “Apa yang Telah Kita Capai” yang menyajikan informasi

capaian program RBTK pada periode satu bulan terakhir, “pesan

Menteri Keuangan”, dan “Fokus Beraksi” yang menyajikan informasi

tentang perkembangan pelaksanaan program RBTK yang perlu

memperoleh perhatian lebih dari pegawai.

5. Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)

Untuk memperoleh masukan atau informasi terkait beberapa

isu yang bersifat spesifik, telah dilaksanakan Focus Group Discussion

(FGD), baik pada tataran teknis maupun tataran pimpinan unit eselon I.

Beberapa contoh pelaksanaan FGD yang telah dilakukan pada tahun

2019 diantaranya:

1. Focus Group Discussion yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal

Kementerian Keuangan, tanggal 13 Maret 2019 dengan topik

identifikasi hal-hal yang perlu dilakukan guna mengakselerasi

pengadaan dalam rangka pembangunan core tax system.

2. Focus Group Discussion dipimpin oleh Chief Reporting Officer,

CTO, tanggal 22 Februari 2019 dengan narasumber dari perwakilan

Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) dalam rangka

pembahasan Konsep Collaborative Environment.

Page 115: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

115

Gambar 2.16: Contoh Berita Aktual Transformasi

Page 116: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

116

6. Sharing Session Program RBTK 2019

Dampak positif keberhasilan program Reformasi Birokrasi

Kementerian Keuangan bagi peningkatan kinerja pelaksanaan tugas,

peningkatan pelayanan, dan kepercayaan masyarakat telah

menginspirasi kementerian/instansi lain dan pemda untuk melakukan

reformasi di instansinya masing-masing. Sebagai konsekuensinya, CTO

Kemenkeu sering diminta oleh kementerian/instansi lain untuk

menyampaikan sharing session program RBTK yang telah

dilaksanakan. Beberapa kegiatan sharing session yang telah dihadiri

oleh CTO pada tahun 2019, antara lain:

a. Studi Banding Pemerintah Kota Surakarta

Pada tanggal 13 Maret 2019 Pemerintah Kota Surakarta

mengunjungi kantor CTO di Gedung Djuanda I lantai 6 dalam rangka

studi banding pembentukan agen perubahan di instansi pemerintah.

Beberapa perwakilan pegawai Pemkot Surakarta yang hadir antara lain

adalah Asisten Administrasi Umum Sekda selaku Ketua Tim Agen

Perubahan; Kepala BKPPD Kota Surakarta; Kabid Pembinaan,

Kesejahteraan dan Kinerja Aparatur BKPPD; Kasubdit Disiplin dan

Status Pegawai BKPPD; Anggota Agen Perubahan; dan Pelaksana

Teknis Agen Perubahan.

b. Sharing Session bersama Komisi Pemberantasan Korupsi

Pada tanggal 12 Maret 2019 CTO berkesempatan memberikan

sharing session terkait Change Story dan upaya peningkatan Integritas

pegawai Kementerian Keuangan di Gedung ACLC, KPK Jakarta

kepada para delegasi dari lembaga anti korupsi Afganistan (MEC, AIC,

dan ACJC) dan Norwegian Anti-Corruption Resource Center.

Page 117: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

117

d. Sharing Session bersama Pemerintah Daerah

Pada tanggal 17 Juni 2019 CTO diminta untuk memberikan

paparan di hadapan pejabat Pemerintah Daerah, yang merupakan

perwakilan dari unit Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(BPKAD), Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), dan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kab/Kota, dengan

bertempat di DJPK. CTO berbagi pengalaman mengelola proyek

perubahan antara lain: membuat initiative charter, memonitor

penyelesaian proyek perubahan, dan manajemen perubahan.

e. Sharing Session bersama Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang Jasa Pemerintah (LKPP)

Pada tanggal 20 Juni 2019 CTO diberikan kesempatan untuk

menyampaikan pengalaman terkait reformasi dan penguatan change

agent di Kantor Pusat LKPP Jakarta.

f. Sharing Session bersama ANRI

Pada tanggal 20 Juni 2019, CTO memberikan sharing session

terkait pengelolaan transformasi kelembagaan dan penguatan change

agent sebagai bagian dari manajemen perubahan di Kantor Pusat

ANRI.

Gambar 2.17: Sharing Session Program RBTK Kemenkeu di KPK

Page 118: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

118

7. Dialog Merawat Kebangsaan

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari program penguatan

budaya Kemenkeu dan sebagai bentuk usaha untuk menanamkan

kembali konsep dan pemahaman tentang kebangsaan dalam konteks

kekinian. Hal ini perlu dilakukan mengingat lebih dari 62% pegawai

Kemenkeu, dengan instansi tersebar di seluruh Indonesia, saat ini adalah

generasi milenial yang berpotensi memiliki gap pemahaman terhadap

konsep kebangsaan masa lalu. Acara ini diharapkan menjadi pembuka

dari acara dengan tema serupa yang lebih besar yang diselenggarakan di

Kemenkeu. Dialog ini diselenggarakan pada tanggal 16 Agustus 2019 di

Ruang CTO Gedung Djuanda I lantai 6.

Acara diawali dengan sambutan dari Staf Ahli Menkeu Bidang

OBTI selaku Ketua Pelaksana Harian TRBTKP. Beberapa narasumber

yang hadir dalam acara ini antara lain adalah Philips J. Vermonte,

Executive Director CSIS yang menyampaikan materi bagaimana menjaga

gagasan dan inovasi oleh generasi muda dalam konteks ke-Indonesia-an

masa kini dan Suprianto Haseng, aktivis perbatasan, yang

menyampaikan materi semangat nasionalisme yang kuat di daerah lintas

batas Indonesia. Acara ini diakhiri dengan pengambilan rekaman dari

narasumber oleh Kemenkeu Corpu TV untuk disiarkan melalui podcast

pada perayaan hari Kemerdekaan ke-74 tanggal 17 Agustus 2019.

Gambar 2.18: Kegiatan Dialog Merawat Kebangsaan, 16 Agustus 2019

Page 119: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

119

8. Change Management pada Unit Eselon I Kemenkeu

Keberhasilan program manajemen perubahan juga tidak

dapat lepas dari dukungan PMO dari unit eselon I. Dalam mendukung

program RBTK Kemenkeu, PMO unit eselon I juga aktif melakukan

berbagai kegiatan sebagai bagian dari manajemen perubahan. Beberapa

kegiatan tersebut diantaranya:

a. PMO Informal Meeting I “Towards an Eco-Friendly Office”

Untuk mendukung salah satu inisiatif strategis reformasi

birokrasi dan transformasi kelembagaan, khususnya yang terkait

dengan konsep “The New Thinking Of Working”, serta sebagai bagian

dari penguatan budaya Kementerian Keuangan, Project Management

Office (PMO) Sekretariat Jenderal berinisiasi untuk mendukung

terobosan green office yang mendukung efisiensi dan friendly

environment. Hal ini diperlukan mengingat salah satu penyumbang

terbesar masalah lingkungan adalah pencemaran yang berasal dari

aktivitas operasional perusahaan/institusi. Untuk itu, sistem

manajemen lingkungan yang baik bagi perusahaan sangatlah penting,

di mana salah satu cara penerapan budaya ramah lingkungan adalah

melalui penerapan green office.

PMO Informal Meeting I dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal

3 Mei 2019 di Selasar Gedung Djuanda I lantai G. Kegiatan ini

dilaksanakan guna menginternalisasi budaya ramah lingkungan pada

area perkantoran dan diharapkan dapat memberi insight bagi seluruh

pegawai Sekretariat Jenderal tentang konsep ramah lingkungan,

dengan mengundang narasumber dari PT Astra dan Waste4Change.

Masing-masing narasumber memaparkan praktik-praktik yang

dilakukan dalam hal penerapan green office serta sistem manajemen

sampah perkantoran.

Page 120: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

120

b. Leadership Awareness Program DJPb

Kegiatan ini dilaksanakan oleh PMO DJPb dalam rangka

meningkatkan dukungan, kesiapan, dan awareness dari pegawai

DJPb terkait implementasi IS RBTK tahun 2019 sebagai langkah

Kemenkeu dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Kegiatan

dilaksanakan di Gedung Jusuf Anwar Kementerian Keuangan pada

tanggal 23 Januari 2019 dan mengangkat tema “With The New

Thinking of Working, ready for leadership 4.0”. Hadir sebagai

pembicara utama adalah Sudarto, Staf Ahli Menkeu Bidang OBTI

selaku Ketua Pelaksana Harian TRBTKP Kemenkeu yang

menyampaikan materi New Thinking of Working. Peserta yang hadir

dalam acara ini antara lain adalah Dirjen Perbendaharaan, seluruh

pejabat Eselon II di lingkungan Ditjen Perbendaharaan, serta para

pejabat Eselon III dan beberapa perwakilan Kepala KPPN. Acara ini

ditutup dengan materi motivasi yang disampaikan oleh Elsa Christine,

Psi. CPC-Seasoned HR Professional dengan materi “Are you

ready for leadership 4.0?”

Gambar 2.19: PMO Informal Meeting I “Towards an Eco-Friendly Office”

Page 121: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

121

c. Town Hall Meeting “Penguatan Integritas Ditjen

Perbendaharaan”

Dalam rangka menyosialisasikan hasil survei persepsi

integritas di lingkungan Kementerian Keuangan tahun 2018 dan

sebagai upaya penguatan integritas pegawai Ditjen

Perbendaharaan secara masif, Bagian Kepatuhan Internal

Setditjen Perbendaharaan bersinergi dengan PMO Ditjen

Perbendaharaan menyelenggarakan kegiatan Town Hall

Meeting “Penguatan Integritas Ditjen Perbendaharaan”.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 April 2019 di

Gedung Yusuf Anwar Kementerian Keuangan yang diikuti oleh

pejabat dan pegawai dari Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan

serta para Kepala Kanwil beserta jajarannya dari kantor

masing-masing di seluruh wilayah Indonesia melalui fasilitas

video conference.

Acara dengan host Direktur Jenderal Perbendaharaan

tersebut menghadirkan dua orang narasumber, yaitu Inspektur

Jenderal Kementerian Keuangan dan Ketua Pelaksana Harian

Gambar 2.20: Leadership Awareness Program DJPb, 23 Januari 2019

Page 122: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

122

TRBTKP. Untuk menarik perhatian, acara dibuka dengan

pertunjukan lakon singkat Rahwana dan Shinta bertajuk

“Integritas Dewi Shinta” dengan desain/layout ruang acara

dibuat lebih santai “ala kedai kopi”.

d. Open Day DJPK

Dalam rangka mengisi waktu liburan sekolah dan

memperkenalkan dunia kerja orang tua kepada anak-anak

pegawai, Duta Transformasi DJPK mengadakan kegiatan Open

Day. Acara ini dihadiri oleh 60 anak-anak pegawai DJPK.

Selain diisi dengan permainan, acara juga diisi dengan

pengenalan tugas fungsi DJPK yang dikemas dengan

pendekatan permainan.

e. Program Peningkatan Keterampilan Pegawai DJBC

Program Peningkatan Keterampilan Pegawai (P2KP)

merupakan kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap bulan di

DJBC untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

pegawai terkait hal-hal baru termasuk di dalamnya program

transformasi Kementerian Keuangan.Pada tanggal 21

Novemeber 2019, P2KP mengangakat tema "Pemahaman

Activity-based Workplace (ABW) dan Office Automation (OA)

Kementerian Keuangan" yang juga merupakan bagian dari

inisiatif Penguatan Budaya: New Thinking of Working. Kegiatan

ini dilaksanakan di Auditorium Sabang, Gedung Sumatera

Kantor Pusat DJBC dan dihadiri oleh pegawai di lingkungan

Direktorat Audit Kepaebanan dan Cukai, DJBC. Hal ini

dilakukan mengingat Direktorat Audit KC merupakan unit yang

ditunjuk menjadi unit piloting ABW di lingkungan DJBC.

Diharapkan dengan acara ini dapat memberikan bekal yang

cukup kepada pegawai Direktorat Audit KC sebelum mereka

benar-benar menggunakan ruang kerja ABW.

Page 123: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

123

f. Sosialisasi oleh Duta Transformasi DJPPR

Pada tanggal 18 Juli 2019 telah diadakan kegiatan sosialisasi

oleh Duta Transformasi DJPPR. Kegiatan dilakukan dengan

menyampaikan kilas transformasi yang telah dijalankan di

Kementerian Keuangan serta materi tentang inovasi. Inovasi erat

kaitannya dengan perubahan, dan sejalan dengan program RBTK

yang dijalankan Kemenkeu. Acara ditutup dengan permainan Bourse

Game berupa simulasi transaksi Surat Berharga Negara (SBN). E-

SBN merupakan salah satu inovasi Kementerian Keuangan dalam

pengelolaan SBN dan menjadi salah satu inisiatif strategis dalam

program RBTK.

Gambar 2.21: Sosialisasi program RBTK oleh Duta Transformasi

DJPPR, 18 Juli 2019

Page 124: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Penilaian Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi

Bab III.

Page 125: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Reformasi Birokrasi merupakan program nasional yang dilaksanakan

dalam rangka mempercepat tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik di

seluruh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.

Program reformasi berangkat dari kondisi krisis ekonomi yang dialami

Indonesia tahun 1997, yang kemudian berkembang menjadi krisis multidimensi

pada tahun 1998. Kondisi tersebut memunculkan tuntutan terhadap pemerintah

untuk segera mereformasi berbagai aspek penyelenggaraan kehidupan berbangsa

dan bernegara. Sejak itu, telah terjadi berbagai perubahan penting yang menjadi

tonggak dimulainya era reformasi di bidang politik, hukum, ekonomi, dan birokrasi,

yang dikenal sebagai reformasi gelombang pertama. Perubahan tersebut dilandasi

oleh keinginan sebagian besar masyarakat untuk mewujudkan pemerintahan

demokratis dan mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat yang didasarkan

pada nilai-nilai dasar sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Namun demikian, dalam perjalanan pelaksanaan reformasi gelombang

pertama tersebut, reformasi di bidang birokrasi relatif tertinggal dibandingkan

reformasi di bidang lainnya (politik, ekonomi, dan hukum). Berdasarkan kondisi

tersebut, pada tahun 2004, pemerintah menegaskan kembali akan pentingnya

penerapan prinsip-prinsip clean government dan good governance yang diyakini

sebagai elemen penting untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Atas dasar hal tersebut, pemerintah menjadikan pembangunan aparatur negara

sebagai program utama melalui penerapan reformasi birokrasi baik di tingkat

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Tahun 2004 ini kemudian yang

dikenal sebagai gelombang pertama reformasi birokrasi.

128

Page 126: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

126

Tahapan Grand Design program reformasi birokrasi adalah sebagai berikut:

Reformasi birokrasi dapat dimaknai sebagai upaya untuk

melaksanakan sebuah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola

pemerintahan Indonesia. Selain itu, reformasi birokrasi juga bermakna

sebagai sebuah upaya untuk mempersiapkan bangsa Indonesia dalam

menyongsong tantangan abad ke-21. Jika reformasi birokrasi dapat

terlaksana dengan baik, diharapkan dapat mencapai beberapa tujuan,

diantaranya:

1. mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan

kewenangan publik oleh pejabat di instansi yang bersangkutan;

2. menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy;

3. meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat;

4. meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program

instansi;

2011: komitmen

seluruh kementerian dan

lembaga (K/L) serta

pemerintah daerah

(Pemda) diharapkan

telah memiliki komitmen

dalam melaksanakan

proses reformasi

birokrasi

2014: kekuatan reformasi

K/L dan Pemda telah memiliki

kekuatan untuk memulai

proses reformasi birokrasi

secara bertahap dan

berkelanjutan

2025: birokrasi

profesional dan

berintegritas tinggi

Mewujudkan birokrasi

pemerintahan yang

profesional dan berintegritas

tinggi

Gambar 3.1: Grand Design Program Reformasi Birokrasi

Page 127: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

127

5. meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua

segi tugas organisasi;

6. menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif, dan efektif dalam

menghadapi globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan strategis.

Reformasi birokrasi merupakan sebuah pekerjaan besar. Reformasi

birokrasi berkaitan dengan upaya menyederhanakan ribuan proses tumpang

tindih (overlapping) antar fungsi-fungsi pemerintahan, melibatkan jutaan

pegawai di pusat dan daerah, dan membutuhkan anggaran yang tidak

sedikit. Oleh karena itu, reformasi birokrasi nasional perlu merevisi dan

membangun berbagai regulasi, memodernkan berbagai kebijakan dan

praktek manajemen pemerintah pusat dan daerah, dan menyesuaikan tugas

fungsi instansi pemerintah dengan paradigma dan peran baru.

Untuk melihat sejauh mana instansi pemerintah, baik pusat maupun

daerah, melaksanakan program-program reformasi dalam rangka mencapai

tujuan tersebut di atas, setiap tahun dilaksanakan evaluasi pelaksanaan

reformasi birokrasi oleh Kementerian PAN-RB. Tahap awal dari evaluasi

pelaksanaan reformasi birokrasi tersebut dimulai dari Penilaian Mandiri

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB).

Guna menilai kemajuan pelaksanaan program reformasi birokrasi di

masing-masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah sesuai

dengan Grand Design dan Road Map yang telah digariskan, Kementerian

PAN dan RB menggunakan instrumen self-assessment yang dikenal dengan

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB).

PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN

REFORMASI BIROKRASIA

Page 128: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

128

Secara umum, PMPRB mencakup penilaian terhadap dua

komponen yang mendukung tercapainya reformasi birokrasi di masing-

masing K/L dan Pemda, yaitu: komponen Pengungkit (Enablers) dan

komponen Hasil (Results). Komponen Pengungkit mencerminkan seluruh

upaya yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam menjalankan

fungsinya, sedangkan komponen Hasil meliputi capaian-capaian atau

kinerja yang dihasilkan dari komponen pengungkit. Hubungan sebab-

akibat antara komponen Pengungkit dan komponen Hasil dapat

mewujudkan proses perbaikan bagi instansi melalui inovasi dan

pembelajaran, di mana proses perbaikan ini akan meningkatkan kinerja

instansi pemerintah secara berkelanjutan. Komponen Pengungkit sangat

menentukan keberhasilan tugas instansi, sedangkan komponen Hasil

berhubungan dengan kepuasan para pemangku kepentingan.

memudahkan Kementerian/Lembaga

dan Pemda dalam menyediakan

informasi mengenai perkembangan

pelaksanaan reformasi birokrasi dan

upaya-upaya perbaikan yang perlu

dilakukan oleh kementerian/Lembaga

dan Pemda yang bersangkutan

menyediakan data/informasi bagi

Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi dalam rangka menyusun

profil nasional pelaksanaan reformasi

birokrasi

menyediakan Informasi dan

Upaya Perbaikan menyusun profil nasional

pelaksanaan reformasi

Gambar 3.2: Tujuan PMPRB

Page 129: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mulai tahun 2019

PMPRB dilaksanakan tidak hanya pada level Kementerian/Lembaga,

melainkan juga terhadap unit-unit Eselon I. Hal ini menunjukkan

pentingnya peran masing-masing unit Eselon I di Kementerian Keuangan

untuk mendukung pelaksanaan program reformasi birokrasi di unitnya

masing-masing, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada

pencapaian keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi pada level

Kementerian Keuangan. Di samping itu, model penilaian baru ini juga

menunjukkan keseriusan Pemerintah dalam mewujudkan birokrasi yang

efisien, efektif, inovatif, dan akuntabel.

129

Ma

na

jem

en

Pe

rub

ah

an

Pe

na

taa

nP

era

tura

n

Pe

run

da

ng

-un

dan

gan

Penguatan

Pengawasan

Penataan dan

Penguatan

Organisasi

Penataan

Tatalaksana

Penataan Sistem

Manajemen SDM

Penguatan

Akuntabilitas

Kinerja

Pe

nin

gka

tan

Ku

alit

as

Pe

laya

na

nP

ub

lik

Peningkatan

Pelayanan Publik

Kapasitas dan

Akuntabilitas

Organisasi

Pemerintahan

yang Bersih dan

Bebas KKN

P E N G U N G K I T ( 6 0 % ) H A S I L ( 4 0 % )

P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N

Gambar 3.3: Model Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Page 130: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

130

Penilaian Mandiri Pelaksanaan RB dilaksanakan sekali setahun

yang dilaksanakan melalui aplikasi yang disediakan oleh Kementerian

PAN-RB melalui proses sebagai berikut:

Hasil penilaian mandiri yang dilaksanakan oleh para assessor

kemudian divalidasi oleh Inspektorat Jenderal untuk selanjutnya

disampaikan kepada Kementerian PAN-RB. Selanjutnya akan dilaksanakan

penilaian oleh Kementerian PAN-RB baik melalui desk-evaluation maupun

field-evaluation melalui survei. Hasil evaluasi pelaksanaan reformasi

birokrasi di Kementerian Keuangan dalam enam tahun terakhir adalah

sebagai berikut:

Inspektur

Inspektur Jenderal

Sekretaris Jenderal

Sekretaris Kementerian

Sekretaris Utama

Sekretaris Daerah

login

update

data profil

1. isi/update form

penilaian

2. Submit (kirim)

login update

data profil

3. Periksa dan

Koreksi

Setuju,

submit (kirim)

ke

Kementerian

PANRB

tidak

Hasil

penilaian

Gambar 3.4: Proses Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Sumber: Permenpan Nomor 8 Tahun 2019

HASIL PENILAIAN PELAKSANAAN

REFORMASI BIROKRASI KEMENKEUB

Page 131: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

131

No Area Perubahan 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Manajemen Perubahan 4,21 4,23 4,54 4,65 4,66 4,67

2 Peraturan Perundang-undangan 3,13 2,71 1,46 2,71 2,71 2,71

3 Penataan Dan Penguatan Organisasi 3,68 4,01 4,34 4,68 4,68 4,70

4 Penataan Tatalaksana 3,97 3,97 3,88 4,42 4,49 4,53

5 Penataan Sistem Manajemen SDM 9,65 13,72 13,70 13,91 14,08 14,12

6 Penguatan Akuntabilitas Kinerja 4,35 4,35 4,57 5,01 5,07 5,09

7 Penguatan Pengawasan 10,83 10,50 8,88 10,25 10,31 10,50

8Peningkatan Kualitas Pelayanan

Publik4,58 5,08 5,15 5,22 5,30 5,38

Total Komponen Pengungkit 44,4 48,57 48,74 50,85 51,30 51,71

Komponen Pengungkit (Enabler): Bobot 60%

Gambar 3.5: Indeks RB Kemenkeu dalam Enam Tahun Terakhir

Komponen Hasil (Results): Bobot 40%

No Area Perubahan 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 11,51 11,61 11,73 11,83 12,19

2 Survei Internal Integritas Organisasi 16,79 5,68 5,55 4,92 4,94 5,16

3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi 5,55 6,44 5,99 6,13 6,49

4 Opini BPK 8,17 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

5 Survei Eksternal Pelayanan Publik 7,95 7,88 8,97 7,92 8,48 9,15

Total Komponen Hasil 32,91 33,62 35,56 33,56 34,38 35,99

Indeks Reformasi Birokrasi 77,31 82,19 84.30 84,40 85,68 87,70

Page 132: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

132

Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa nilai indeks

reformasi birokrasi Kementerian Keuangan selalu meningkat setiap

tahunnya. Peningkatan ini mencerminkan upaya sungguh-sungguh yang

dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dalam melaksanakan reformasi di

berbagai aspek birokrasi, layanan publik, dan inovasi yang dibuat dalam

rangka perbaikan proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas

organisasi. Selain itu, hasil evaluasi tersebut juga merefleksikan proses

pengelolaan reformasi di Kementerian Keuangan telah melalui tata kelola

yang baik di mana terdapat harmonisasi antara perencanaan strategis,

implementasi RBTK, serta monitoring dan evaluasinya.

Dengan capaian indeks reformasi birokrasi tersebut, Kementerian

Keuangan menjadi salah satu tujuan bagi Kementerian/Lembaga/Pemerintah

Daerah yang ingin lebih mendalami mengenai pengelolaan reformasi

birokrasi. Salah satu aspek dalam komponen pelaksanaan reformasi

birokrasi yang sering menjadi acuan bagi K/L dan Pemda adalah

pengelolaan agen perubahan (agent of change) dalam manajemen

perubahan. Duta Transformasi, nama yang diberikan untuk agen perubahan

di Kementerian Keuangan, dikelola oleh Central Transformation Office dan

dinilai berhasil berperan dalam menyampaikan pesan-pesan perubahan.

Keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi nasional memerlukan

sinergi yang kuat antar-Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah.

Keberhasilan reformasi birokrasi sebagaimana ditargetkan dalam Grand

Design Reformasi Birokrasi Nasional akan semakin cepat (accelerated) jika

Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah dapat saling bertukar praktik

terbaik (best practices) di tempat masing-masing agar dapat diadopsi di

tempat lain. Dengan demikian, akumulasi praktik terbaik tersebut dapat

mempercepat proses perbaikan birokrasi di Indonesia.

KONTRIBUSI KEMENKEU DALAM

MENDUKUNG RB NASIONALC

Page 133: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Bertolak dari ide tersebut Kementerian Keuangan dalam tahun 2019

melaksanakan kegiatan sharing experience kepada K/L/Pemda sebanyak 17

kali. Hal menarik bagi K/L/Pemda antara lain: pengelolaan agen perubahan,

pengelolaan kinerja, inovasi layanan, dan pengelolaan program reformasi

birokrasi oleh unit khusus di Kementerian Keuangan (Central Transformation

Office). Di samping itu CTO juga mengundang K/L/Pemda dalam Festival

Transformasi, di mana dalam kegiatan tersebut 41 perwakilan 19 K/L/Pemda

dilibatkan secara langsung dalam simulasi minilab. Minilab adalah salah satu

proses yang dilalui dalam perumusan inisiatif strategis program reformasi

birokrasi dan transformasi kelembagaan. Dengan pelibatan secara langsung

tersebut diharapkan perwakilan yang hadir dapat menerapkannya di tempat

masing-masing.

133

Gambar 3.6: Simulasi Minilab melibatkan K/L/Pemda dalam Kegiatan

Festival Transformasi Tahun 2019

Page 134: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

134

Gambar 3.8: Sharing Pengelolaan Manajemen Perubahan dan Duta

Transformasi Kementerian Keuangan di Pemerintah Provinsi Bali, 14 Mei 2019

Gambar 3.7: Benchmarking Pengelolaan Reformasi Birokrasi Kementerian

Keuangan dari Pemerintah Kabupaten Bogor, 20 Desember 2019

Page 135: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

135

Selain itu, dalam upaya turut mendukung keberhasilan program

Reformasi Birokrasi Nasional dalam kegiatan Festival Transformasi yang

diselenggarakan 30 Oktober 2019 ditandatangani Komitmen Bersama

Penggerak Reformasi. Komitmen dimaksud berisi komitmen para Aparatur

Sipil Negara sebagai berikut:

1. Mendukung pelaksanaan program Reformasi Birokrasi Nasional yang

telah digariskan dalam Road Map Reformasi;

2. Membentuk forum transformasi antar-kementerian, lembaga dan

pemerintah daerah yang akan menjadi forum bersama untuk berbagi

pengalaman praktik-praktik terbaik dalam pelaksanaan program

reformasi.

Gambar 3.9: Penandatanganan Komitmen Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan yang Diikuti oleh

perwakilan 19 K/L/Pemda dan Duta Transformasi Kemenkeu

Page 136: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Enterprise Architecture

Bab IV.

K e m e n t e r i a n K e u a n g a n

Page 137: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Memasuki fase kelima dari program reformasi birokrasi dan

transformasi kelembagaan, yaitu fase transformasi digital,

Kementerian Keuangan telah menyiapkan suatu landasan perubahan

menuju agile organization dengan implementasi Enterprise

Architecture (EA). Pembangunan EA Kementerian Keuangan telah

dimulai sejak tahun 2018 dan pada tahun 2019 ini telah memasuki

tahapan pembangunan repository arsitektur organisasi dalam empat

domain yaitu bisnis, data, aplikasi, dan teknologi. Berbagai kegiatan

pendukung juga telah dilaksanakan antara lain berupa pelaksanaan

program capacity building dan pelatihan teknis bagi para arsitek, serta

pembahasan substansi arsitektur yang melibatkan para business

owner dan unit pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi.

140

Page 138: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

PROGRESS PEMBANGUNAN EA

TAHUN 2019

138

Pembangunan EA Kementerian Keuangan pada tahun 2019

merupakan proses kelanjutan dari perumusan visi digital Kementerian

Keuangan yang diperoleh dari aspirasi pimpinan Kementerian Keuangan

pada tahun sebelumnya. Pembangunan EA tahun 2019 dilaksanakan

melalui serangkaian kegiatan yang meliputi penyusunan EA playbook

(tata kelola implementasi EA), penyusunan EA Metamodel, penyusunan

business and IT capability model, pembahasan dan penyusunan blueprint

EA (termasuk melaksanakan as is assessment), penyiapan draft roadmap

implementasi blueprint EA, pembangunan repository arsitektur dalam

tools EA Kementerian Keuangan, dan pelaksanaan program capacity

building dan pelatihan teknis bagi para arsitek.

penyusunan EA

metamodel

penyusunan EA

playbook (tata kelola

implementasi EA)

pembahasan dan

penyusunan blueprint

EA (termasuk

melaksanakan as is

assessment)

penyusunan

business and IT

capability model

pembangunan

repository arsitektur

dalam tools EA

Kemenkeu

penyiapan

draft roadmap

implementasi

blueprint EA

A

Gambar 4.1: Pembangunan EA tahun 2019

Page 139: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

139

Dalam pelaksanaan berbagai aktifitas pembangunan EA tersebut,

telah ditugaskan para arsitek proses bisnis dan TIK dari 11 unit Eselon I

Kementerian Keuangan dan LNSW (2-3 orang pegawai telah ditunjuk

sebagai arsitek masing-masing unit Eselon I dan LNSW) untuk

berpartisipasi dalam berbagai pembahasan untuk menyusun blueprint EA

dan membangun repository arsitektur pada tools EA Kementerian

Keuangan (Orbus iServer) sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 583/KM.1/2019 tentang Pembentukan Kelompok Kerja The

Enterprise Architecture for the Ministry of Finance yang merupakan

pembaruan dari Keputusan Menteri Keuangan sebelumnya yaitu

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 452/KM.1/2018.

1. Penyusunan EA Playbook (Tata Kelola Implementasi EA)

EA Playbook merupakan suatu pedoman operasional EA yang

akan digunakan di Kementerian Keuangan. EA playbook mencakup

mendokumentasikan pedoman tersebut yang mencakup berbagai hal

yaitu:

a. Rationale for Enterprise Architecture, yang berisi latar belakang,

definisi dasar EA dan tujuan EA;

b. EA Charter and Metrics, yang merupakan dokumen perencanaan

yang berisi high-level plans, pengambilan keputusan, peran dan

tanggung jawab para pihak terkait, serta kriteria kesuksesan suatu

program;

c. EA Principles, yang berisi prinsip-prinsip utama yang menjadi acuan

dalam penerapan arsitektur dalam masing-masing domain;

d. EA Framework, merupakan pedoman kerangka kerja yang digunakan

dalam rangka penyusunan arsitektur;

e. EA Processes and Deliverables, memberikan penjelasan atas proses

yang perlu dilakukan dalam rangka implementasi EA sesuai dengan

framework yang digunakan serta deliverables yang dihasilkan dalam

setiap proses;

Page 140: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

140

f. EA Organization Context, mengatur mengenai pengelolaan

organisasi atau tim pengelola EA Kementerian Keuangan, termasuk

mekanisme pengambilan keputusan, keanggotaan tim dan mandat;

g. EA Metamodel and Viewpoint, memberikan pedoman mengenai

hubungan antar building blocks dalam arsitektur Kementerian

Keuangan;

h. EA repository governance, memberikan panduan umum mengenai

penggunaan tools EA, termasuk pengaturan penamaan object dalam

repository tools EA.

2. Penyusunan EA Metamodel serta Penyusunan Business and

IT Capability Model

EA Metamodel mendeskripsikan klasifikasi dari berbagai object yang

ada dan menggambarkan hubungan antar klasifikasi antar kelompok

object tersebut dalam suatu arsitektur.

EA metamodel Kementerian Keuangan tersebut di atas merupakan

hasil kesepakatan pembahasan antara CTO, Biro Organta dan Pusintek

yang difasilitasi oleh konsultan Ernst and Young. Metamodel tersebut

merupakan panduan bagi para arsitek dalam menggambarkan arsitektur

yang menjadi tanggung jawabnya sehingga memberikan standardisasi

dalam menggambarkan keterhubungan antar object.

Sementara business and IT capability model memberikan panduan

atas kapabilitas yang diperlukan untuk menjalankan fungsi bisnis dan

pengelolaan TIK Kementerian Keuangan. Pembahasan terhadap

business and IT capability model ini juga merupakan hasil kesepakatan

dalam pembahasan antara CTO, Biro Organta dan Pusintek yang

difasilitasi oleh konsultan Ernst and Young.

Page 141: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

141

Gambar 4.2: Ilustrasi: EA Metamodel Kementerian Keuangan

Ilustrasi EA Metamodel Kementerian Keuangan adalah sebagai berikut:

3. Pembahasan dan Penyusunan Blueprint EA Serta Penyiapan

Draft Roadmap Implementasi Blueprint EA

Penyusunan blueprint EA merupakan fase utama dalam satu siklus

iterasi EA Kemenkeu. Fase ini membahas materi substansi dari arsitektur

Kemenkeu yang mencakup (a) Visi Arsitektur, (b) Arsitektur Bisnis, (c)

Arsitektur Sistem Informasi, (d) Arsitektur Teknologi, (d) Peluang dan

Solusi EA, dan (e) Roadmap strategis implementasi solusi..

Page 142: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

142

Pembahasan arsitektur as is dilaksanakan oleh Biro Organta,

Pusintek dan konsultan Ernst and Young dengan melaksanakan

kunjungan pada masing-masing unit pengelola organisasi dan TIK di

masing-masing Eselon I. Sementara pembahasan arsitektur to be untuk

masing-masing inisiatif strategis diantaranya dilaksanakan melalui Focus

Group Discussion yang dipimpin oleh Staf Ahli Bidang OBTI selaku Ketua

Pelaksana Harian CTO dengan melibatkan Biro Organta, Pusintek dan

para arsitek unit Eselon I pada bulan Mei 2019 di Pusdiklat Anggaran dan

Perbendaharaan Bogor.

Gambar 4.3: FGD Pembahasan Arsitektur to be yang Dipimpin Oleh

Staf Ahli Bidang OBTI selaku Ketua Pelaksana Harian CTO

Page 143: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Hasil pembahasan arsitektur to be tersebut kemudian divalidasi

melalui kegiatan pembahasan one-on-one dengan pimpinan Unit Eselon I

terkait untuk mendapatkan arahan strategis dan kesepakatan dari

pimpinan Unit Eselon I selaku pemilik arsitektur (Setjen, Ditjen Anggaran,

Ditjen Perimbangan Keuangan, Ditjen Perbendaharaan, Badan Kebijakan

Fiskal, dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan).

Hasil validasi pembahasan dengan pimpinan unit Eselon I

tersebut kemudian dibahas forum rapat pimpinan Steering Committee

RBTK pada bulan Juli 2019 untuk menyepakati target yang diharapkan

dari arsitektur to be untuk IS yang telah dibangun.

4. Pembangunan Repository Arsitektur

EA Kementerian Keuangan dapat dilihat dalam berbagai object

atau artefak yang tersimpan secara sistematis dalam repository (atau

tempat penyimpanan data) pada EA tools Kementerian Keuangan (Orbus

iServer). Berbagai artefak tersebut terbagi dalam beberapa kelompok

object yang disusun dengan mengacu pada kerangka kerja TOGAF.

143

Gambar 4.4: One on one arsitektur to be untuk IS Perencanaan dan

penganggaran dengan Dirjen Anggaran, tanggal 1 Juli 2019

Page 144: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

144

Repository arsitektur EA Kemenkeu meliputi (1) Architecture Vision, (2)

Baseline (as is) architecture, (3) Target architecture, (4) Opportunities and

solution, (5) Guidance, dan (6) Reference Model. Repository EA

Kementerian Keuangan dapat dilihat melalui portal ea.kemenkeu.go.id

dengan tampilan halaman muka sebagai berikut:

5. Program Capacity Building dan Pelatihan Teknis

a. TEAM Finance Lab

TEAM Finance Lab dilaksanakan sejak bulan Januari sampai

dengan April 2019 dengan dukungan Unit Eselon I yang telah

menugaskan masing-masing para arsitek proses bisnis dan arsitek IT-

nya. Para arsitek EA tersebut telah mengikuti capacity building

pengembangan EA pada tahun sebelumnya. Keterlibatan para arsitek

memberikan kontribusi dalam proses penyusunan EA Blueprint and

roadmap dan juga penyelesaian repository arsitektur EA Kemenkeu

sebagai basis optimalisasi aplikasi ORBUS iServer.

Gambar 4.5: Tampilan EA Repository Kementerian Keuangan, per

Desember 2019

Page 145: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Dalam pelaksanaannya, keterlibatan para arsitek dalam pembahasan

arsitektur secara simultan meningkatkan sinergi dan konsolidasi

pemikiran dalam mengembangkan target state Kementerian Keuangan.

b. Capacity Building Tim Arsitek dan PMO Unit Eselon I

Capacity Building Tim Arsitek dan Project Management Office

(PMO) Unit Eselon I dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2019 di

Bogor dengan tujuan untuk memperkuat sinergi antara para arsitek

dengan pengelola IS RBTK pada masing-masing unit Eselon I. Capacity

building ini dibuka oleh Staf Ahli bidang OBTI selaku Kalakhar

TRBTKP/CTO dan didampingi oleh Staf Khusus Bidang Sistem Informasi

dan Teknologi serta diikuti oleh pihak konsultan Ernst and Young (EY).

Partisipasi EY dalam kegiatan ini dimaksudkan agar engagement dengan

para stakeholder terkait dalam pembangunan EA Kementerian Keuangan

dapat lebih ditingkatkan, khususnya dalam membangun desain arsitektur

yang terkait dengan implementasi berbagai inisiatif strategis.

145

Gambar 4.6: Kegiatan Capacity Building Tim Arsitek dan Project

Management Office Unit Eselon I

Page 146: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

146

Gambar 4.7: Pelatihan Lanjutan EA Tools Kementerian Keuangan

(Orbus iServer)

c. Pelatihan lanjutan Orbus iServer

Pelatihan lanjutan Orbus iServer ini dilaksanakan pada 19-22

Februari 2019 dengan narasumber Mr Joe Kobrianos (iServer Expert dari

Ernst and Young). Workshop ini dilaksanakan dalam rangka knowledge

sharing dan orbus assessment yang dilaksanakan oleh orbus expert

tersebut yang diikuti oleh seluruh arsitek dari masing-masing unit Eselon

I, perwakilan dari Biro Organta, perwakilan dari Pusintek, dan CTO.

Page 147: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

d. Pelatihan modul baru EA tools Orbus iServer

Pelatihan modul baru EA dilaksanakan untuk mempelajari

beberapa modul baru yang dapat digunakan pada EA tools Kementerian

Keuangan yaitu modul (1) live documents, (2) Strategic Portfolio

Management, (3) BI Connect, dan Reporting Services. Pelaksanaan

pelatihan ini dilaksanakan atas prakarsa Pusintek yang bekerjasama

dengan BPPK pada tanggal 26-27 November 2019 di Jakarta. Modul baru

ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan organisasi untuk

meningkatkan fungsi reporting kepada pimpinan dengan penggunaan

dashboard strategic portfolio management serta upaya untuk digitalisasi

SOP melalui utilisasi live document. Pelatihan ini diikuti oleh seluruh

arsitek dari masing-masing unit Eselon I, perwakilan Biro Organta,

perwakilan Pusintek, dan perwakilan CTO, dengan narasumber dari ATD

Solution.

147

Gambar 4.8: Kegiatan Pelatihan Modul Baru EA Tools Kementerian

Keuangan

Page 148: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

148

e. Benchmarking Implementasi EA pada Institusi pemerintahan

lainnya

Pelaksanaan benchmarking implementasi EA pada institusi

pemerintahan lainnya di Indonesia dilaksanakan dengan melakukan

kunjungan pada Badan Pusat Statistik pada tanggal 26 Februari 2019.

Kunjungan benchmarking diikuti oleh pejabat/pegawai terkait dari CTO,

Biro Organta dan Pusintek untuk mempelajari sejauh mana BPS

menerapkan EA dalam mewujudkan BPS sebagai data-driven

organization.

5. Penyiapan Implementation Plan untuk IS Digital Baru dan

Penguatan IS Digital Transformation Existing

Penyiapan implementation plan untuk IS digital baru dan

penguatan IS digital transformation existing mulai dilaksanakan pada

bulan Oktober 2019 dengan bantuan asistensi konsultan Ernst and

Young. Kickoff meeting persiapan penyusunan implementation plan

tersebut dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2019 melalui Forum

Sekretaris yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal dengan melibatkan

Pusintek, Biro Organta, Biro Cankeu dan didukung oleh pihak World Bank

Jakarta dan konsultan Ernst and Young.

Gambar 4.9: Benchmarking Implementasi Digital Enterprise

Architecture di Badan Pusat Statistik

Page 149: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Strategi Penguatan IS digital transformation existing dan evaluasi

kebutuhan IS digital baru sesuai arahan pimpinan selanjutnya dibahas

bersama dengan unit teknis pada tanggal 19-21 November 2019,

bertempat di Hotel Redtop Jakarta Pusat. Kegiatan ini dipandu oleh

konsultan Ernst and Young dan bekerjasama dengan World Bank, serta

dihadiri oleh pimpinan Eselon unit II untuk pemilik proses bisnis sebagai

narasumber. Pada kesempatan dimaksud dilakukan juga pembahasan

implementation plan yang efektif dan feasible.

149

Gambar 4.10: Kickoff Meeting Persiapan Penyusunan Implementation

Plan, tanggal 21 Oktober 2019

Gambar 4.11: FGD Penguatan IS Digital Transformation Existing dan

Evaluasi Kebutuhan IS Digital Baru, tanggal 19-21 Oktober 2019

Page 150: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

150

RENCANA TINDAK LANJUT PEMBANGUNAN

EA KEMENKEU

Implementasi EA Kementerian Keuangan merupakan proses

yang berkelanjutan sehingga perlu dijaga kesinambungan proses

pelaksanaannya. Dengan demikian, diperlukan penguatan koordinasi dan

tata kelola operasional EA Kementerian Keuangan. Hal ini dapat

dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain:

1. Institutionalisasi EA playbook melalui penetapan dokumen tersebut

dalam suatu dokumen legal sehingga dapat dipedomani segenap

pejabat/pegawai pada unit-unit terkait.

2. Bekerjasama dengan para arsitek melalui implementasi Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 583/KM.1/2019 tentang Pembentukan

Kelompok Kerja The Enterprise Architecture for Ministry of Finance

secara konsisten khususnya untuk menyelesaikan dokumentasi

arsitektur pada EA tools dan adaptasi kerangka kerja EA dalam

penyusunan berbagai inisiatif strategis Kementerian Keuangan.

3. Melaksanakan knowledge sharing dan pelatihan secara periodik

untuk menjaga kompetensi para arsitek dalam mengelola artefak EA

Kementerian Keuangan;

4. Mengupayakan penggunaan artefak EA sebagai sumber utama

dalam penyusunan e-SOP melalui koordinasi dengan Biro Organta

dan unit pengelola proses bisnis dan TIK pada masing-masing Unit

Eselon I.

Sebagai lanjutan dari tahun sebelumnya, awal tahun 2020

merupakan bagian dari fase bridging dalam menyempurnakan beberapa

inisiatif strategi dengan cakupan kegiatan sebagai berikut:

B

Page 151: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

151

1. Penyampaian Implementation plan documents yang akan membantu

Kementerian Keuangan untuk mengimplementasikan beberapa

inisiatif strategi utama. Dokumen dimaksud mencakup beberapa hal

berikut, diantaranya:

a. Identifikasi kegiatan, deliverables, dan timelines untuk setiap

Inisiatif Strategis

b. Scope of work, spesifikasi fungsi dan teknis arsitektur dan

perkiraan costing untuk setiap Inisiatif.

c. Identifikasi semua kontrak seperti Perangkat Keras, Perangkat

Lunak, Sistem Integrasi, Manajemen Proyek, Manajemen

Perubahan untuk mengimplementasikan inisiatif strategis terpilih

dalam jadwal waktu yang sudah ditetapkan.

2. Melakukan kegiatan change management untuk mewujudkan Visi

Transformasi Digital dan inisiatif digital Kementerian Keuangan

3. Pengembangan prototype aplikasi baru dengan menggunakan open

source software untuk:

a. interoperability dan pertukaran data antara bagian perencanaan

dan penganggaran sehingga dapat membantu dalam

pengambilan keputusan yang lebih baik

b. operasionalisasi konsep shared service.

4. Melengkapi arsitektur bisnis, data, aplikasi dan teknologi termasuk

semua atribut ke dalam Enterprise Architecture tools Kementerian

Keuangan (Orbus iServer).

Selain berbagai kegiatan di atas, pada tahun 2020 diupayakan

untuk dapat menyelesaikan berbagai arsitektur yang diperlukan terkait

dengan implementasi berbagai inisiatif strategis transformasi digital tahun

2020-2024 sesuai dengan timelines yang telah ditetapkan.

Page 152: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

PENUTUP

Buku Laporan Tahunan 2019 ini bukan hanya sekadar

mendokumentasikan capaian dan perkembangan program Reformasi

Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan (RBTK) dan aktivitas Central

Transformation Office (CTO), namun sekaligus menjadi media komunikasi

dan pembelajaran untuk menyongsong implementasi program RBTK

tahun-tahun berikutnya.

Selama tahun 2019 Kementerian Keuangan telah berhasil

mendorong program RBTK yang ditetapkan melalui 11 Inisiatif Strategis

dengan capaian sebesar 96 persen dari target 80 persen. Terkait

Enterprise Architecture, pembangunan EA di 2019 telah menghasilkan

beberapa capaian seperti EA playbook (tata kelola implementasi EA), EA

Metamodel, business and IT capability model. Selain melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang terkait dengan Program RBTK, pada tahun 2019

CTO juga melaksanakan cultural reassessment Kemenkeu dengan

partisipasi lebih dari 18 ribu pegawai, serta mengoordinasikan kegiatan

Penilaian Mandiri Program Reformasi Birokrasi (PMPRB) dan Evaluasi

Reformasi Birokrasi Nasional yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN-

RB. Berdasarkan evaluasi Kemenpan RB, pelaksanaan reformasi birokrasi

di Kementerian Keuangan di tahun 2018 adalah 85,68 dan di tahun 2019

adalah 87,70.

.

152

Page 153: BUKU LAPORAN TAHUNAN · dalam empat pilar tema RBTK Kemenkeu yaitu Tema Sentral, Penerimaan, Perbendaharaan, dan Penganggaran seperti pada gambar berikut. Adapun capaian yang telah

Tantangan implementasi Program RBTK ke depan semakin besar

seiring dengan komitmen Kementerian Keuangan untuk melanjutkan

program-program yang semakin mendorong perbaikan dan penyempurnaan

kinerja Kemenkeu di masa depan, dan menciptakan organisasi yang modern

dan agile dalam konteks disrupsi digital dan Revolusi Industri 4.0. Di tahun

2020, telah ditetapkan 15 Inisiatif Strategis RBTK dimana 5 diantaranya

merupakan kelanjutan IS 2019, serta 6 IS RBTK 2019 yang mendapatkan

penajaman dan refocusing. Selanjutkan ditambahkan 3 IS baru sebagai

konsekuensi dari Roadmap EA Kemenkeu serta 1 inisiatif strategis hasil

penajaman dari rekomendasi McKinsey tahun 2014.

Dengan tugas yang cukup berat itu, semoga Tuhan Yang Maha Esa

senantiasa memberikan kekuatan agar Kementerian Keuangan dapat

mengimplementasikan program-program strategisnya, untuk membangun

institusi pengelola keuangan negara yang berstandar internasional dalam

rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih baik.

153