biografi walter elias disney

Upload: indah-nurul-mutiah

Post on 10-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Biografi Walter Elias Disney - Pendiri Walt DisneyKehidupan Walt Disney dapat diringkas dalam pedoman yang diikuti oleh semua orang kaya. Barang siapa ingin suskes, harus bekerja berat, pantang menyerah, dan lebih mengikuti kegandrungan. Walter Elias Disney dilahirkan di Chicago pada tanggal 5 Desember 1901. Ibunya, Flora Call, adalah wanita Jerman, sedangkan ayahnya, Elias Disney, seorang keturunan Irlandia Kanada. Namun ada satu gagasan yang selalu mengusik pikiran Walt Disney gagasan bekerja sendiri terutama karena ia telah mendengar bahwa sebagian karyawan akan tidak diperlukan bila musim sibuk berlalu.

Ia gembira dengan prospek itu karena dua hal. Pertama, ia ingin berdiri sendiri, dan kedua, ia sangat ingin melakukan sesuatu yang baru dan orisinil, tidak hanya memenuhi keinginan bos dan para pelanggan. Disney, bersama dengan seorang teman, Ube Iwerks, mendirikan agen seni periklanannya yang pertama. Pelanggannya yang pertama adalah suatu rangkaian restoran. Disney dan temannya berhasil membuat kesepakatan dengan restoran untuk membangun bengkel kerjanya di bangunan restoran baru itu tanpa membayar sedikit pun. Sebagai imbalan, mereka harus membuat poster-poster iklan untuk restoran itu.

Di samping bekerja untuk memenuhi kontrak ini, mereka bebas untuk mengerjakan proyek lain. Untuk menarik pelanggan, Walt merancang suatu rencana khusus. Ia akan pergi ke suatu toko atau perusahaan dan mencari tahu apakah mereka mempunyai suatu bagian seni. Orang yang memegang pimpinan mungkin menjawab bahwa bagian itu tidak diperlukan. Lalu Walt akan menawarkan jasanya atas dasar freelance, hubungan lepas. Kalau perusahaan itu tidak mempunyai pekerjaan yang harus dikerjakannya, tidak apa-apa. Tetapi kapan pun ada pekerjaan semacam itu yang harus dikerjakan, Walt dan temannya siap memberikan jasanya. Dalam waktu singkat, cara kerja semacam itu memungkinkan Walt dan temannya menabung cukup banyak uang yang tak mungkin dikumpulkannya andaikan mereka bekerja pada satu perusahaan saja.

Bisnis ini tampak memberikan harapan besar, tetapi pada suatu hari Walt menemukan suatu iklan dalam koran yangmenyatakan bahwa Kansas City Film Ad Company memerlukan seorang kartunis. Ia menghadapi dilema: Apakah ia akan mempertahankan bisnisnya dengan Ube atau akan mencoba memenuhi impian sejak masa kanak-kanaknya untuk membuat animasi kartun? Sekali ia telah menguasai kemahiran baru, tak ada yang akan menghalangi dia memulai usahanya sendiri kembali.

Pertimbangan ini mendorong dia memberatkan menerima pekerjaan itu. Pada tahun 1920, Disney akhirnya memasuki dunia animasi kartun. Ia akan segera menciptakan sebuah nama bagi dirinya di bidang itu, dan tokoh-tokoh perannya akan menjadi populer di seluruh dunia.

KC Film Ac Company memegang tanggung jawab atas segala aspek iklan film dan tak berapa lama menyadari kemampuan kartunis muda ini. Tak lama sesudah mulai, Walt diberi tugas membuat poster seorang pria yang mengenakan topi menurut mode mutakhir. Walt menggambar poster itu, tetapi hidung orang itu digantikan dengan gambar bohlam! Ketika poster itu ditampilkan di layar, bos berseru: akhirnya muncul sesuatu yang baru di tempat ini: Saya sudah bosan dengan wajah-wajah cantik ini.

Keorisinilan dan visi Walt tentang barang-barang di sekelilingnya membuat beberapa teman dan atasan kurang senang. Mereka sebenarnya iri dan menganggap dia pengacau. Oleh sebab itu, mereka tidak mau membiarkan dia mencoba suatu teknik baru untk menyempurnakan kartun-kartunnya. Ia mempunyai gagasan cemerlang membuat beberapa lukisan dan seluloid, lalu memotretnya dan menumpuknya dan akhirnya memfilmkannya. Pimpinan tidak mau mendengar hal semacam itu. Mereka merasa bahwa cara kerja mereka yang lama sudah cukup memberikan hasil sampai saat itu. Mereka tidak melihat alasan untuk mengubah teknik-teknik mereka, karena dengan cara itu pun para pelanggan sudah puas. Walt Disney tahu bahwa dia benar. Setelah berbulan-bulan membujuk bosnya, Walt akhirnya diperbolehkan membawa pulang salah satu kamera perusahaan untuk melakukan beberapa percobaan. Sejak saat itu, Walt Disney tidak pernah lagi berpaling ke belakang.

Di sebuah garasi kosong yang sudah dirombak jadi studio, ia mulai membuat film-film animasi pendek dengan menggunakan teknik hasil rekaannya. Ia kemudian memperlihatkan hasilnya kepada seorang pemimpin bisokop terkenal. Orang itu sangat terkesan. Sketsa-sketsa dan teknik film Walt sangat berbeda dengan yang sudah-sudah. Film kartunnya yang pertama segera diputar di bioskop-bioskop.

Pada mulanya kartun-kartun ini dimaksudkan untuk menggantikan iklan-iklan agar penonton terus menikmati apa yang muncul di layar selama selang waktu. Walt menyebut film-film itu Laugh-O-Grams. Film-film kartun Walt disenangi penonton dan sejak itu di Kansas City Walt Disney tidak lagi diejek sebagai si orang muda eksentrik tetapi disegani. Gajinya naik. Dalam waktu singkat Disney menjadi orang terkenal di kota itu.

Ia mengembalikan kamera yang dipinjamnya dan membeli kamera sendiri dengan uang simpanannya. Film-film kartun menjadi semakin populer. Walt Disney menyewa ruang kantor yang lebih luas untuk usaha kecilnya, Laugh-O-Grams Corporation dengan modal awal sebesar $15.000. Ia mempekerjakan beberapa magang dan seorang salesman untuk mempromosikan Laugh-O-Grams di New York City. Impiannya untuk mandiri menjadi kenyataan pada waktu ia baru berumur 20 tahun.

Ia kemudian memutuskan untuk keluar dari KC Film untuk bekerja sendiri sepenuhnya. Tetapi sukses tidak terjadi dengan sendirinya. Biaya produksi tinggi dan sikap perfeksionis Walt Disney (yang membuat dia menanamkan kembali semua uang hasilnya untuk memperbaiki hasilnya), disamping pasaran yang sangat terbatas, segera mengakibatkan kebangkrutan.

Ini merupakan masa suram dalam hidupnya; ia telah beranggapan bahwa masa sulitnya akhirnya berlalu. Ia tidak beruang sedikitpun dan terpaksa tinggal di bengkel dengan makan dan tidur di sebuah bangku kecil, satu-satunya perabot yang dia miliki. Lebih jelek lagi, sekali seminggu ia harus pergi ke stasiun kereta api untuk mandi.

Akhirnya ia berhasil mendapatkan kontrak pembuatan kartun animasi untuk mendidik anak-anak pentingnya menyikat gigi. Pada suatu malam, dokter gigi yang memesan kartun ini datang menemuinya dan mengajak dia ke kantornya. Tidak bisa, jawab Disney. Mengapa? tanya dokter itu. Karena saya tidak punya sepatu. Satu-satunya sepatuku ada di tempat tukang sepatu untuk direparasi, dan saya tidak punya uang untuk mengambilnya.

Walaupun menghadapi keadaan yang serba menyusahkan. Walt Disney tidak putus asa. Ada sebuah gagasan di otaknya. Pada suatu malam bulan Juli 1923, dengan membawa semua uang di dalam saku baju setelan tuanya dari kain minyak berwarna abu-abu, pemuda kurus kering ini naik kereta api menujuHollywood. Ia bertekad kuat untuk menjadi orang penting dalam dunia perfilman.

Ketika tiba di Hollywood, Walt Disney hanyalah satu di antara banyak orang yang mengharapkan mewujudkan cita-citanya. Kakaknya Ray telah tinggal di California beberapa waktu lamanya, dan ia dengan senang hati mengundang adiknya tinggal di rumahnya. Walt mulai mengunjungi studio-studio film satu per satu. Ia bersedia bekerja apa saja asal ada hubunganya dengan berfilman.

Untuk maju dalam suatu bidang keahlian khusus, orang harus masuk ke dalamnya apa pun pengorbanannya. Disney segera menyadari betapa sulitnya masuk ke studio-studio film Hollywood. Banyak orang lain sebelum dia telah melamar kerja, tetapi ditolak. Walt Disney tidak menjadi patah semangat karenanya. Kalau ada orang lain yang berhasil masuk, mengapa ia tidak? Di matanya, ada dua macam orang: Mereka yang merasa kalah dan terlantar bila mereka tak dapat menemukan pekerjaan dan mereka yang dapat mencari penghasilan dengan cara apa pun dalam masa sulit. Disney selalu berusaha keras agar termasuk dalam golongan kedua.

Pengalaman mengajar dia bahwa orang harus sepenuhnya mengandalkan diri sendiri. Ia kembali ke papan gambar dengan kemauan keras untuk mencari tempat bagi dirinya. Ia menggambar film-film komik dengan maksud dijual kepada pengusaha bioskop. Ia hanya menggunakan kembali pengalaman yang sudah diperolehnya di Kansas City dengan Laugh-O-Grams. Ada seorang pemilik gedung bioskop yang begitu tertarik sehingga ia membeli berseri-seri film komik. Ia bahkan memesan rangkaian cerita Alice in Wonderland yang telah mulai dibuat oleh Walt Disney di Kansas. Kepada Disney ditawarkan uang $1.500. Jumlah sebesar itu jauh lebih besar daripada yang diharapkan. Rangkaian seri Alice in Wonderland ini diputar berurutan sampai tiga tahun. Dengan hasil penjualannya Walt Disney bisa membeli rumah dan bahkan membangun studio filmnya sendiri. Sesudah film-film Alice in Wonderland, Walt ingin menciptakan sesuatu yang baru dan yang benar-benar orisinil. Maka lahirlah makhluk kecil cerdik yang disebutnya Mickey Mouse, nama yang diberikan oleh istri Disney, Lillian Bounds. Mickey Mouse dengan cepat menjadi bintang tenar di seluruh dunia, dan bahkan lebih terkenal daripada banyak bintang Hollywood. Walaupun demikian, pada mulanya para produser menyambut kedatangan Mickey dengan kurang bersemangat.

Kira-kira pada waktu itu, film berbicara mulai muncul dan orang mulai memboikot film bisu. Disney pun bereaksi. Dengan kelompok pembantunya, ia memperkenalkan suatu metode baru untuk mensikronkan suara dan animasi. Walt terus mencari teknik-teknik baru untuk memperbaiki kemahirannya. Ia menerapkan pula proses: teknikolor yang baru. Dengan teknik baru ini ia tidak perlu lagi menggunakan kombinasi dua warna. Dalam film Bambi, ia menggunakan 46 rona warna hijau untuk hutannya. Kartun berwarnanya yang pertama, Silly Symphony, membuat para penggemar film kegirangan.

Disney makin menyadari bahwa kalau ia mau terus berkarya dengan skala yang lebih besar, ia harus membangun suatu kelompok berotak cerdar, artinya ia harus mengelilingi dirinya dengan asisten-asisten orang pintar yang mampu menawarkan produk bermutu. Untuk memantapkan diri, kami tahu bahwa kami harus melatih sendiri para asisten.

Disney merasa bahwa para kartunis yang bekerja padanya terlalu sering menggunakan cara-cara tipu daya kuno. Ia tahu bahwa satu-satunya cara mengubah keadaan ini adalah dengan mengadakan kursus-kursus latihan bagi mereka. Tujuannya sederhana: memperbaiki mutu lukisan dan teknik animasi. Ketika perusahaannya terus bertambah besar, ia memutuskan pada tahun 1930 untuk mendirikan sekolahnya sendiri, tempat ia akan mengajarkan segala teknik animasi kartun kepada calon-calon kartunis. Sekolah itu segera mulai tampak seperti kebun binatang. Soalnya, untuk membuat tokoh-tokoh kartunnya lebih realistic Disney telah mengubah ruang kelasnya menjadi laboratorium biologi kehidupan nyata dengan berbagai binatang yang diamati oleh para siswa dalam aneka perilaku dan sikapnya selagi tidur, jaga, makan, dan lain-lain. Pengamatan ini akan membantu dia pula untuk membuat film-film dokumenter tentang keajaiban alam pada waktu yang akan datang. Pada tahun 1938, Disney memperkenalkan film animasi panjang tajuk karangannya yang pertama, Snow white. Untuk membuat film ini ia membutuhkan waktu dua tahun penuh kerja keras. Film tersebut merupakan salah satu karya besarnya.

Tidak lama sesudah itu, ia membangun studio film modern di Burbank, California. Di tempat itu ia akan mempekerjakan sebanyak 1.500 orang. Sampai di situ ia tampaknya telah mencapai apa yang diimpikannya. Setahap demi tahap ia menjadi apa yang diinginkannya dahulu. Saya hanya bekerja dengan baik kalau ada hambatanm yang harus kuatasi. Saya khawatir bila segala sesuatu berjalan dengan terlalu lancar karena saya takut terjadinya perubahan mendadak dalam situasi ini.

Setelah Perang Duinia II, Ray dan Walt Disney menerima beberapa kontrak dari ketentaraan untuk membuat film dokumenter dan poster perang. Begitu perang selesai, bisnis makin sibuk bagi Disney Studios, dan Walt semakin mencurahkan perhatiannya pada keahlian seninya. Ia sering bekerja sampai larut malam. Konon, ia sering membongkar-bongkar keranjang sampah kertasnya untuk melihat isinya. Pada keesokan harinya ia akan menyuruh aistennya untuk meneliti apa yang ditemukannya; katanya, potongan-potongan kertas ini sering kali mengandung gagasan besar. Pada masa itulah Walt Disney menciptakan kebanyakan film besarnya, antara lain Cinderella, Peter Pan dan Bambi.

Pada tahun 1950-an, impian fantasmagorik Walt Disney-Disneyland mulai berkembang. Pada waktu itu, semua temannya, terutama bankir-bankirnya, menyatakan bahwa proyek ini gila-gilaan. Sekali lagi, Disney akan menunjukkan bahwa impian manusia dapat menjadi kenyataan.

Gagasan menciptakan Disneyland muncul, ketika ia berjalan-jalan di taman dengan kedua putrinya, Sharon dan Diana. Ia membayangkan sebuah taman wisata sangat luas tempat anak-anak dapat bertemu dengan tokoh kartun yang mereka sayangi. Ketika Walt Disney akhirnya memutuskan untuk proyek tersebut, tidak ada seorang pun atau apa pun dapat mengubah keputusannya.

Disneyland akhirnya terwujud di Anaheim, California, pada tahun 1955. Hari itu hari besar bagi Walt Disney. Ia berkata: Andaikata saya mendengarkan saya sendiri, tamanku ini tidak akan selesai. Inilah, akhirnya, sesuatu yang dapat saya sempurnakan terus-menerus. Pada tahun 1985, Disneyland menyambut pengunjungnya yang ke-250 juta. Ketika Walt Disney meninggal pada tahun 1966, bioskop kehilangan salah seorang penciptanya yang paling besar. Dua prinsip penting telah memotivasi seluruh hidupnya: melakukan apa yang dia nikmati dan percaya akan gagasan-gagasannya. Tanpa prinsip-prinsip ini, ia tak akan pernah menjadi Walt Disney yang besar: penerima 900 tanda kehormatan, 32 Oscar, lima Emmy, dan lima doktor honoris causa, perintis sejarah animasi dan salah seorang manusia terkaya di dunia. Ia telah mewujudkan impian-impiannya jauh melebihi harapannya yang paling muluk.

Referensi :

- http://yapono.wordpress.com/2008/06/07/walt-disney-membangun-kerajaan-hiburan-keluarga/

Profile Raja Sapta OktohariRaja Sapta Oktohari, pemimpin muda inspiratif kelahiran Jakarta 15 Oktober 1975 adalah putra kedua dari lima bersaudara dari pasangan Oesman Sapta Odang dan Serviati Oesman.OKTO yang menjabat sebagai komisaris OSO GROUP, sebuah grup perusahan besar dan ternama serta bergerak di hampir semua bidang lini bisnis di Indonesia, adalah tokoh muda yang inspiratif dan produktif didalam nama besar OSO group. Namun geliat mudanya yang energic memungkinan OKTO membangun grup kerajaan bisnis dari kreatifitas dan kristalisasi keringatnya sendiri. Aktualnya terbukti dari life achievement yang menempatkan nama seorang RAJA SAPTA OKTOHARI dalam spirit kewirausahaan di Indonesia.Sedari belia, OKTO The Next Future Giant ini, sudah mengasah geliat naluri bisnis nya dari usaha sampingan ketika SMU, salah satunya adalah usaha garmen di Pasar Tanah Abang. Hal yang cukup berkesan bagi Ibunda OKTO,Ibu Serviati Oesman: Ketika SMA Okto kerap membawa pulang kantong kresek yang berisi barang dagangan, yang dijual ke teman-temannya Kenang Ibunda bangga. Bagi seorang putra pengusaha sukses, naluri dagang dan ide-ide kreatif serta kesederhanaan OKTO, membuat setiap sahabat-sahabat RSO respect, dan banyak belajar darinya. Nama besar ayahanda bukanlah alasan orang untuk berbisnis dengan OKTO, tetapi oleh karena bakat wirausaha, ketekunan, kemampuan manajemen yang teruji, serta aura persahabatan merupakan kharisma OKTO yang paling menonjol.Sepulangnya dari menyelesaikan studi di Amerika, dengan segala pengalaman hidup dan ilmu ketika merantau, OKTO belajar bahwa hasil yang prima tidak dihasilkan oleh ikhtiar yang instant.Langkah tepat OKTO untuk memilih memulai usaha dari nol dengan hijrah ke ibukota provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. OKTO tidak khawatir memutuskan jauh dari ibukota Jakarta, dengan menjalankan usaha perdagangan beras. Dari kota Angin Mamiri itu bisnisnya merambah hingga ke Pare-Pare, bahkan sampai ke tanah leluhurnya di Kalimantan.Pengetahuan tentang bisnis dan manajemen yang didapatnya dari studi di negeri Abang Sam ditunjang bakat dan keuletannya dalam menjalankan roda usaha membuat Okto semakin percaya diri mengembangkan usahanya ke berbagai bidang yang belum pernah ia sentuh sebelumnya. Usaha yang dimulai dengan keringatnya sendiri kini menggurita.Bidang property, ayah dari seorang putra Sultan Sapta Bandaro mendirikan perusahaan Mahkota Kayong yang bergerak di bidang perhotelan dan pengembangan kawasan wisata. Sebuah hotel megah bernama Mahkota Kayong berdiri di bibir pantai di kota Sukadana. Bukan hanya di kampung halaman Ayahndanya, usaha property tersebar dari Jakarta sampai ke Bali.Bidang perikanan, OKTO bersama PT. Perikanan Teluk Batang yang memiliki jenis usaha fishery dan cold storage. Perusahaan ini telah membangun sarana dan fasilitas penangkapan ikan termodern dan terbesar di Kalimantan Barat.Dengan armada sebanyak 17 kapal berkapasitas penampungan 300 ton perhari, perusahaan ini memilliki faslitas coldstorage seluas 3000m2, dan pengolahan ikan kaleng.Di bidang transportasi udara OKTO bersama teman-teman kongsinya mengibarkan bendera Enggang Air Service, sebuah perusahaan penerbangan yang melayani penerbangan eksklusif. Perusahaan ini memiliki berbagai jenis dan tipe pesawat antara lain 4 pesawat Jet, Legacy dengan 16 dan 12 penumpang, serta 2 pesawat Cessna Citation. Tahun ini Enggang Air Service berencana menambah 4 pesawat Cessna Turboprop dengan kapasitas 8-12 penumpang untuk melayani rute penerbangan Kalimantan dan Papua. Perusahaan ini juga mengelola Enggang Lounge Halim Perdana Kusumah di Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta.Sementara di bidang Sekuritas, OKTO menancapkan kukunya lewat perusahaan PT. Reinverstama Surya Optima yang sudah tersebar dibanyak beberapa kota besar di Indonesia.Di bidang Energy, OKTO bersama PT. Rennaisasance Sinergi Optima yang bergerak dalam jenis usaha Investment, Mining dan Trading tersebut, kini sedang mengakuisisi PT.Tianito sejahtera untuk pengembangan lahan Tambang Manag di Pualau Sabu, Nusa Tenggara Timur. Tahun 2012 mendatang rencananya perusahaan ini akan mengoperasikan tambang batu bara di Propinsi Riau, dan Binuang, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.Kiprah semakin menggeliat, di dunia olahraga dan hiburan ditandai dengan berdirinya Mahkota Promotion. Event organizer inilah yang menjadi rumah bagi Okto dalam menjalankan misinya menghadirkan pertandingan tinju kelas dunia yang menghibur, internasional Formula Drift Asia, ESPN Asia 9ball Competition dan mendatangkan artis-artis terkenal dunia ke tanah air, konser David Foster and Friends, Janet Jackson, maupun Justin Bieber di Jakarta.OKTO, The Young leader sedang ditempa untuk menjadi The Incoming Giant, kesiapanya di asah layaknya permata, yang ditempa agar kelak menghasilkan permata kualitas terbaik. Tampaknya ia siap, momentum itu mendekat, karena OKTO adalah sosok pemimpin muda yang sangat layak menakhodai HIPMI.Penggemar sepeda ini mengawali karir organisasi HIPMI, ia memulainya dengan duduk di kepengurusan daerah asalnya Kalimantan Barat, kemudian dalam periode selanjutnya OKTO, diminta untuk duduk dalam kepengurusan BPP HIPMI di bawah komando Erwin Aksa. Selain itu, OKTO juga aktif sebagai Wakil Ketua Komite Tetap KADIN Indonesia, salah seorang founder Bike to Work dan menjabat sebagai ketua ISSI DKI Jakarta. Kerap menjadi pembicara dalam seminar-seminar nasioanl bertajuk wirausaha dan issu-issu aktual dalam dunia bisnis, OKTO mejadi tokoh muda dalam spirit entrepreneurship yang membanggakan.Biografi Houtman Zainal Arifin Office Boy Yang Menjadi Vice President Citibank Indonesia

Houtman Zainal Arifin

Houtman Zainal Arifin adalah salah seorang CEO terkemuka di Indonesia. Beliau menduduki jabatan sebagai Vice President Citibank Indonesia yaitu jabatan tertinggi di Citibank Indoensia. Sebelumnya Houtman bukanlah siapa-siapa, beliau hanyalah seorang pedagang asongan, anak jalanan dan seorang office boy yang hanya lulusan SMA.

Bagaimana bisa orang lulusan SMA dan tak punya pengalaman memimpin menjadi orang nomor satu di Citibank Indonesia, berikut penuturannya.

Biografi Houtman Zainal Arifin

Houtman Zainal Arifin dilahirkan pada tanggal 27 Juli 1950 di Kediri Jawa Timur. Pada tahun 60-an Houtman hijrah dari desa ke kota dengan harapan ia dapat merubah nasib dirinya di Jakarta agar lebih baik, minimal ia bisa mendapatkan pekerjaann yang layak di ibu kota. Namun apa mau dikata ternyata bayangan kehidupan ibu kota yang manis dan enak ternyata tinggallah harapan semua itu tak seperti yang dikiranya.Sesampainya di Jakarta ia harus menghadapi hidup yang begitu keras dan sulit.

Pekerjaan sangat sulit diperoleh. Houtman yang saat itu hanya lulusan SMA tak punya pilihan banyak dalam memilih pekerjaan. Ia akhirnya menjadi pedagang asongan untuk bertahan hidup. Houtman sering menghabiskan harinya dari jalan raya ke lampu merah kemudian ke kolong jembatan untuk menjajakan dagangannya. Panas terik tak dihiraukannya demi menjaga agar perut dapat terisi.

Namun hidup yang sulit tak lantas melunturkan tujuannya untuk hidup lebih layak di kota. Suatu hari ketika Houtman beristirahat di kolong jembatan sehabis menjajakan dagangannya, ia melihat kendaraan bagus berseliweran dihadapannya, penumpangnya berpakaian necis, bermobil yang ada pendinginnya dan tentunya punya banyak uang. Dalam hati Houtman ingin seperti mereka, saat itulah tekadnya bulat. Ia harus bisa mencapai kehidupan seperti mereka.

Tekad yang bulat untuk merubah nasib membuatnya berfikir tentang jalan apa yang harus ia tempuh untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya yaitu hidup layak dan berkecukupan. Segera ia membuat lamaran pekerjaan yang kemudian dikirimkannya di tiap gedung perkantoran yang ia ketahui. Setiap rupiah yang ia hasilkan dari menjajakan dagangan, ia sisihkan untuk membiayai lamaran pekerjaannya.

Suatu hari Houtman mendapat panggilan kerja dari sebuah perusahaan terkemuka di dunia, The First Nasional City Bank (Citibank), sebuah bank yang terkenal asal USA. Ia diterima bekerja sebagai office boy. Kedudukan paling bawah dari hierarki suatu perusahaan, ya... office boy. Tugasnya setiap hari adalah membersihkan ruangan kantor, wc, ruang kerja karyawan, terkadang juga disuruh untuk membelikan ini dan itu di luar kantor.

Namun ia yakin bahwa itu adalah pintu utama yang akan mengantarkannya ke gerbang kesuksesan sesuai dengan keinginannya. Setiap hari Houtman menjalankan pekerjaannya secara iklas dan sungguh-sungguh. Walaupun sering ia mendapatkan perlakuan yang terkesan merendahkan dirinya lantaran hanya menjadi office boy namun Houtman tetap sabar dengan itu semua. Selain dari itu Houtman sering membantu staf lainnya menyelesaikan pekerjaannya secara sukarela. Houtman yakin dengan membantu pekerjaan staf lain ia akan tahu berbagai jenis tugas kantor yang lain sehingga skill nya akan bertambah, selain itu ia juga lebih disenangi teman-temannya karena sangat senang membantu orang lain.

Sewaktu ia membantu staf lainnya, ia semakin memahami pekerjaan lain dikantor. Ia jadi mengetahui istilah-istilah bank yang sedemikian rumitnya walau sering saat bertanya ia menjadi bahan tertawaan karyawan lainnya karena pertanyaannya terkesan aneh.

Seiring waktu ia jadi faham istilah-istilah perbankan seperti kliring, Letter of Credit, Bank Garansi, Transfer, dan lain sebagainya. Ada juga temannya yang sirik sering mengatainya, ngapain OB aja kok ingin tahu hal-hal seperti itu, jadi OB ya OB sajalah gak perlu aneh-aneh. Mendengar itu Houtman tak marah namun ia cuma tersenyum.

Saat itu ada sebuah mesin yang bisa memperbanyak dokumen secara cepat, yang bernama mesin foto copy. Waktu itu mesin foto copy barusan dipasarkan dan harganya masih mahal sehingga sedikit kantor yang memilikinya. Diantara kantor-kantor tersebut, kantor Houtman, Citibank sudah memilikinya, namun yang dapat mengoperasikannya hanya satu orang. Houtman sering mengamati orang tersebut dan ia menawarkan diri untuk diajari selepas jam kerja. Orang tersebut mau menunjukkan cara kerjanya. Houtma akhirnya mahir mengoperasikannya. Suatu hari orang yang bertugas mengoperasikan mesin foto copy sakit dan tidak masuk, pas lah Houtman yang menggantikannya. Karena hanya dia yang bisa melakukan itu. Semenjak saat itu Houtman naik jabatan dari OB menjadi tukang foto copy.

Naiknya jabatan Houtman mebuatnya semakin percaya diri, namun ia tidak cepat berpuas diri. Masih banyak jalan yang harus ia lalui untuk mencapai impiannya sewaktu ia masih menjadi pedagang asongan. Di sela-sela waktunya menjadi tukang foto copy ia sering menawarkan diri membantu karyawan lain mengerjakan pekerjaan kantor yang lebih sulit dan rumit, ia melakukannya dengan Cuma-Cuma karena ingin belajar hal lain. Bener mau bantuin, tapi gak boleh salah lho, ntar aku yang dimarahin bos, begitu celetuk salah seorang karyawan saat Houtman menawarkan dirinya.

Akhirnya Houtman diberi tugas membubuhkan stempel pada Cek, Bilyet Giro dan dokumen lainnya pada kolom tertentu. Houtman melakukannya dengan hati-hati dan tak mau membuat kesalahan. Butuh ber jam-jam menyelesaikan tugas tersebut karena stempel tersebut harus di bubuhkan tepat di kolom tersebut tak boleh melenceng sedikitpun.

Selama mengerjakan tugas itu, Houtman tidak hanya membubuhkan stempel namun ia juga membaca dokumen tersebut yang membuat dirinya tahu akan teknis perbankan. Kelak pengetahuan ini sangat membantu Houtman pada pencapaian karir yang tak pernah terbayangkan olehnya.

Dari pekerjaan sampingannya tersebut ia jadi cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu mengerjakan tugasnya dengan baik.Dia juga semakin terkenal di kalangan karyawan Citibank lainnya karena sangat ringan tangan membantu staf lainnya. Para staf pun tak segan berbagi ilmu padanya. Sampai suatu hari ia diangkat menjadi pegawai bank karena prestasi dan kompetensinya walau ia hanya lulusan SMA.

Pengangkatan Houtman ini banyak mendapat cibiran dari teman-temannya, namun Houtman tak menggubrisnya. Saat memangku jabatan barunya sebagai pegawai bank di Citibank, ia tetap haus akan ilmu. Ia tetap ringan tangan dalam membantu staf lain dengan harapan mendapatkan ilmu lainnya. Houtman tak pernah lama memangku suatu jabatan, karirnya melesat bak anak panah melesat dari busurnya. Hingga suatu hari setelah 19 tahun ia menjadi office boy di Citibank, ia diangkat menjadi Vice President Citibank di Indonesia. Sebuah jabatan puncak Citibank di Indonesia.

Hingga saat ini belum ada yang bisa mengalahkan rekor Houtman dalam berkarir, seorang OB yang hanya lulusan SMA mampu pensiun dengan berbagai jabatan yang pernah diembannya, seperti ia pernah menjadi staf ahli Citibank Asia Pasifik, menjadi penasehat keuangan salah satu Gubernur, menjabat CEO di berbagai perusahaan dan menjadi inspirator bagi banyak orang. Houtman sering diundang di berbagai seminar sebagai narasumber untuk berbagi pengalamannya selama ini sehingga banyak orang terinspirasi oleh kisah hidupnya.

Houtman telah berhasil mewujudkan mimpinya sewaktu muda dulu. Ia kini bisa kemana-mana menaiki mobil mewah yang berpendingin, memakai baju bagus dan banyak uang. Mimpi yang dapat diwujudkannya adalah karunia luar biasa dari Alloh. Saat sebagian orang masih berangan-angan dan bergumul dengan hidupnya, ia bisa keluar menjadi pemenang bagi nasib dan kehidupannya sendiri.

Alloh tidak akan merubah nasib hamba-Nya, sebelum hamba-Nya berusaha sendiri untuk merubah nasibnya.

Houtman Zainal Arifin sang inspirator ini dipanggil Sang Khalik pada tanggal 20 Desember 2012 pukul 14.20. Jenazahnya disemayamkan di Jln. H. Buang 33 Ulujami Kebayoran Lama, Jakarta. Selamat jalan Pak Houtman semoga segala budi baikmu selama ini menjadi amal jariyah yang mengiringimu di alam baka. Amien.

Nasehat Terakhir Houtman Zainal Arifin

Sebelum Houtman berpulang, beliau sempat berbincang dengan salah satu temannya, Indra, namun tak disangka itu adalah nasihat terakhir dari seorang Houtman Zainal Arifin . Inilah nasihat beliau yang ditujukan pada temannya, Indra namun juga bermanfaat bagi kita semua.

"Indra, tanpa bermaksud sombong, saya pernah berdiri di puncak gedung termewah di dunia. Pernah di elu-elukan atas prestasi saya yang hebat, pernah dihormati karena jabatan saya yang tinggi, juga dipuji karena saya dianggap sebagai teladan kemuliaan. Tapi Indra, bukan itu yang jadi kebanggaan saya. Kalau saya diizinkan untuk membanggakan suatu hal dalam hidup saya, maka kebanggaan terbesar saya adalah keluarga saya. Istri dan anak-anak saya. Melihat istri saya setia dan tegar menemani saya kala suka dan duka, melihat anak-anak saya tumbuh mandiri dan berbakti. Indra, tidak ada pemandangan yang lebih indah dari itu. Tidak ada kebanggaan yang lebih besar dari itu. Maka berjuanglah untuk keluargamu. Bangun istanahmu dengan teladan dan kasih sayang. Kemudian pertahankanlah bagaimanapun caranya. Tidak ada satupun di dunia ini yang lebih penting dan berarti dari keluargamu dan apa yang kamu tinggalkan untuk mereka. Saya sengaja menyampaikan ini di hadapan NIna, istrimu, karena kamu tidak akan pernah sanggup tanpa dukungannya."