berkelana 03 tanjung bira

36
Catatan perjalanan dari seseorang yang suka jalan-jalan Edisi: Vol 03/JUNE/2011 Tanjung Bira: Dengan air kritasnya dan pasir sutranya - patut di kunjungi Pulau Selayar: Pintu surga bawa laut, dimana anda bisa mengun- jungi berbagai keindahan. Pulau Liukang: Menghilangkan kesunyian dan bersahabat dengan alam dan sosial penghuni pulau. SURGA DUNIA DI SULAWESI PULAU SELAYAR - PANTAI TANJUNG BIRA - PULAU LIUKANG

Upload: jurnal-berkelana

Post on 31-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ini adalah awal jurnal berkelana mandiri - menurut cerita sendiri dalam suatu perjalanan.Berkelana mengunjungi tempat inda di selatan sulawesi. Tanjung Bira is cool.

TRANSCRIPT

Page 1: Berkelana 03 Tanjung Bira

1 vol. 03

Catatan perjalanan dari seseorang yang suka jalan-jalan

Edisi:Vol 03/JUNE/2011

Tanjung Bira:Dengan air kritasnya dan pasir sutranya - patut di kunjungi

Pulau Selayar:Pintu surga bawa laut, dimana anda bisa mengun-jungi berbagai keindahan.

Pulau Liukang:Menghilangkan kesunyian dan bersahabat dengan alam dan sosial penghuni pulau.

surga DuNIaDI suLaWEsIPULAU SELAYAR - PANTAI TANJUNG BIRA - PULAU LIUKANG

Page 2: Berkelana 03 Tanjung Bira

2 vol. 03

03Volume

Ada yang pernah merasakan mati suri? Berkelana pernah. Yah jurnal ini pernah mati suri ketika lepas landas di edisi ke 2, bagi

saya terlalu dini untuk membunuh janin sebuah karya pribadi. Travelling terus berjalan, mengahasilkan cerita suka-cita yang perlu di rekam untuk dibuka kembali nanti, begitupun banyak

foto-foto baik alam dan kenarcisan diri yang perlu di pamerkan – biar dunia tau negeri kita indah, dan begitupun saya *mak-

sudnya?.

Maka di kesibukan kerja dan trip yang tiada henti, saya masih menyisihkan waktu luang dengan berkutak katik dalam men-

ciptakan edisi berkelanan berikutnya. Harap mahlum, saja bila ada sesuatu cerita yang terlalu jujur hingga terkesan vurgar bin seronok hingga tidak pantas untuk di baca atau ada foto tera-

mat narcis untuk di tampilkan, itu semata propertis materi tulisan dan foto hasil dari dokumentasi pribadi.

Ini hanya jurnal biasa, jurnal pribadi si orang yang kakinya gatel-an. Gak bisa diem. Pengenya kesana – kemari. Dan juga sebagai oleh-oleh bentuk lain, yang lebih ringat untuk di bawa

dan di beri, serta bisa di nikmati kapan pun anda ingin. Jadi selamat menikmati – keapadaan jurnal ini.

CATATAN BERKELANA

Curhatcolongan

Page 3: Berkelana 03 Tanjung Bira

3 vol. 03

dua anak pantai yang menemani saya. memberikan saya pembelayaran tentang

kebersamaanCover :

Model :2 anak PantaiLocation : Tanjung Bira - Sulawesi

Photographed by : ichur

come back ...IchurNakal

by:Pertama yang saya lakukan hanya minta cuti kerja, dan melanjutkan

perjalanan dari menyelesaikan kerja rodi di daerah kalimantan.

Pada volume ini mungkin berbeda dengan sebelumnya, dikarenakan untuk mengumpulkan materi dari teman-teman, dikalahkan dengan kesibukan kerja yang menggila. jadilah berkelana volume ini hanya fokus pada perjalanan saya semata.

Memiliki waktu 4 hari 3 malam, berlayarlah saya ke Pulau selayar, menikmati kejernihan air laut di Pantai Tanjung Bira, serta merasakan kedamaian warga setempat di Pulau Liukang, 3 tempat ini bak surga dunia dengan sisi keindahannya, dan pengalaman yang tidak akan saya lupakan dalam tulisan kali ini.

Sekali lagi - berkelana hanyalah catatan singkat - yang di kerjakan oleh seseorang yang gak tau harus mengerjakan apa di sela waktu luangnya. semua materi seadanya, jangan anda harap mendapat lebih komplit dari informasi lain. karena penulis sedang belajar menjadi orang seadanya, Yah !!! seadanya waktu yah seadanya bikin jurnal, seadanya biaya yah seadanya berpergian.

Sebagai awal kembali hidupnya jurnal ini, diharapkan saran dan sum-bangsi para penikmat untuk memberikan gagasan atau saran pikiran untuk penulis.

besar harapan penulis, jurnal ini dipandang dari sudut yang tidak seadanya, selamat menikmati...

Page 4: Berkelana 03 Tanjung Bira

4 vol. 03

Daftar

MENU

Tiga malam Empat Hari berkelanan di ujung pulau sulawesi tepatnya di Sulawesi Selatan meliputi : Makas-sar - Pulau Selayar - Tanjung Bira

- Pulau Liukang.

Cerita perkelanaan

SENJAFAJAR

Warnanya memberi keindahan tersendiri - pada sudut laut

yang biru - pada kesepian kala berkelana di kala senja.

MataMemandang

Begitu banyak keunikan tentang tempat ini, walau terlampau

jauh jarak yang harus di tem-puh, pesona nya menghilang-

kan rasa letih yang ada.

Bagaimana caranya ketempat indah - dan jenis transportasi apa saja yang harus di gunakan.

BERBAGAIAKOMODASI

Dari mulai tidur di balai kayu tepi pantai - sampe hotel .Dari Tidur sendirian sampai berkum-pul bersama keluarga Pak Kapten penghuni Pulau

03Volume

10

26

24

transportasi

34

32

The Journal 06

Laut BIru 08

Take My Home 28Music Soundtrack 30

Contribution :Tulisan - ichurNAKALFoto - Original file from Canon D10Design - beberapa berasal dari google, maaf dikarenakan tidak menampilkan sumbernya.

Page 5: Berkelana 03 Tanjung Bira

5 vol. 03

gADgeT TRAVelBARANG YANG WAJIB DI BAWA DALAM SETIAP BERPERGIAN

MENGANTISIPASI DARI HAL-HAL YANG TIDAK DIINGINAN, APALAGI DALAM KONDISI JALAN SENDIRI -

SIAP BT, SIAP KESEPIAN, BERTEMAN GANGET BAWAAN DAPAT MENAM-

BAH ASIK LIBURAN KITA.

Tas EigEr:Isi tas harus pas, kebutuhan vs lama kita berpergian. pilih tas yang nyaman, jangan pernah bawa barang yang tidak fungsi. Usun rapi barang bawaan ke masing-masing saku. Bila sudah full, dan tidak ada cela untuk oleh-oleh, jadi siap-siap bawa tas cadangan yang bisa di lipat.

iPhoNE:Alat komunikasi yang satu ini sudah bisa jadi temen sejati dikala trip sendiri, isi dengan aplikasi bermutu, seperti google map, game, music, and movie.

KaCaMaTa:Cahaya matahari di pantai sangat menyengat dan menyilaukan. butuh perlindungi buat mata kita, itulah manfaat kita membawa kaca mata - dan pilih yang bisa meredam sinar UV dan juga gaya

BUKU BaCaaN:Disaat semua ganget elektronik habis batray, buku adalah salah satu teman yang bisa di-andalkan untuk mengusir kejenuhan di kala berpergian. bawa bacaan yang ringan saja.

MP3 PlayEr:Download berbagai jenis lagu mp3, sangat berfungsi untuk menyeimbangkan mood disaat kita sedang berpergian. seperti saya, ketika dipantai lagu wajib yang perlu di dengar adalah lagu “anak pantai”

CaMEra:somebondy say ;“sumpah gw habis traveling” buktinya? - makanya jangan lupakan barang bawaan yang satu ini. selain ber-guna untuk narcis, kengan gambar yang kita jepret kelak akan menjadi nostagila perjalanan yang tidak terlupakan bila ingin melihat kembal

CHECK PACKING

UPDATE CERITA BERKELANA DI WWW.IChUR.CoM

Page 6: Berkelana 03 Tanjung Bira

6 vol. 03

Kenapa harus kembali Trip?

Saya pernah berkata kepada salah satu teman, untuk saya berniat menggantung tas rangsel saya – tutup catatan – untuk saya berkelana dan fokus pada ke-hidupan menetap. Tapi yang namanya kaki gatel tetap saja harus di garuk.

Begitupun kehidupan sedari kecil saya tidak bisa bertahan lebih lama di satu tempat. Entah harus seperti apa cara untuk mengingat kaki saya untuk tidak

pergi kesana-kesini.

Rasa lelah pastilah selalu ada, dan rasa sepi di perjalan tidak perlu di

tanya. Namun semua nya adalah resiko, begitupun hal-hal lain dalam hidup ini. Dan entah apa sebab-akibatnya yang pasti itulah kehidupan. Yang membuat saya harus berpikir, untuk menarik uca-pan saya kepada teman saya tadi. Bukan kan bila saya menjalani peran menetap akan jauh dari resiko lain-nya? Apakah kebahagian akan timbul bila saya menghilangakn lain sisi da-lam hidup saya yang sudah tertanam di jauh usia saya kemarin, atau apakah bila saya menyembuhkan “kaki ga-tal” saya untuk tidak berpergian akan mendapatkan kesenangan baru yang akan membuat kebahagian baru? Bisa jadi klau itu saya jalani – penyakit lain akan datang dalam bentu berbeda...bisa jadi nanti saya jadi “tangan ga-tal” yang colek sana colek sini. Hayooo pilih mana?

Seperti tahun – tahun sebelumnya, se-tiap perkelanaan saya selalu dijalani sesuai tema yang ada. Saya menco-ba mengingat tema-tema yang sudah saya buat di tahun sebelum, seperti pada di tahun 2008 “dari gunung lari ke pantai” dengan target hanya da-

lam seminggu saya telah menjalankan pengembaraan dari gunung bromo sampai harus mengakhiri trip di pantai kepulauan seribu. Kemudian di tahun 2009 “ trip 3 kota Negara tetangga” saya selalu menghadikan perkelanaan untuh hari lahir saya, maka di septem-ber 2009 saya menajalani trip dari Ja-karta-Bangkok- Penang – Kuala Lum-pur seorang diri, berbagai hal menarik dan tampa hambatan saya lalu dalam perjalan ini. Belum lagi di tahun 2010 kemarin, tema yang saya jalani ada-lah “sabang – marauke” dimana saya harus menginjakkan kaki di titik nol ki-lometer negeri pertiwi, dan berakhir di pulau irian dalam satu tahun perjalan-an, syukurlah walau tidak berurutan setidaknya saya telah menginjakkan kaki dari kepulauan Indonesia.

Saatnya untuk saya membuat tema di tahun 2011 ini, entah apa. Yang pasti niat saya untuk menggantung tas ran-sel belum lah pantas di tahun ini, masih banyak tempat yang saya ingin datan-gi, masih perlu banyak pembelajaran dari alam yang menjadikan guru bagi saya menempuh kehidupan dalam per-jalanan ini yang harus saya temui, dan yang pasti – masih cukup waktu saya

dan tenaga saya untuk menggaruk ‘kaki – yang – gatel ‘ ini. Sampai ka-pan saya harus berhenti? Jangan tan-yakan itu.

Dan tema 2011 kali ini adalah sebuah perjalanan “timur Indonesia” rasanya belum banyak yang saya ketahu ten-tang ketimuran negeri ini, dimana saya sebagai orang ‘timur’ sudah sepatasnya saya memahami lebih dalam lagi adat dan isti-adat yang ada. Bukakah itu menarik? Dan dengan ini saya ber-harap ada sesuat hal yang bisa saya dapat di tahun ini. Ada yang mau join berkelana dengan saya?

2009Kado perjalanan seminggu di Bangkok - Penang - Kuala Lumpur - seorang diri belajar memahami sesuatu hal yang sedikit berbeda

THEJOURNAL

Page 7: Berkelana 03 Tanjung Bira

7 vol. 03

Dibeberapa tahun terakhir telah saya ciptakan tema berkela-na, dari mulai sabang - sampai marauke, ku lari kegunung lalu kepantai, sampai trip beberapa negara asia dalam sepekan perjalanan.

Percayalah, tak cukup mata ini memandang keindahan yang terhampar dari ciptaan sang Pencipta, dan tak kan cukup pula wa-dah untuk menampung rasa keingin tahuan kita untuk merasakan apa yang telah kita rasakan. bukan mata - hati dan telingan anda, untuk setiap perjalan adalah sebuah harta yang tak ternilai harganya.

2008

2010

Kado Perjalanan Sabang - Marauke :Sumatera - jawa - kalimantan -

Sulawesi dan irian dalam satu tahun perjalanan.

Melarikan diri dari gunung bromo di Jawa Timur dan kemudian lari ke

Pantai di kepulauan seribu dalam satu minggu perjalanan.

Tersadar apa yang telah dicapai dan mensyukuri atas apa yang

telah di nikmati adalah mimpi yang terwujud ““

Page 8: Berkelana 03 Tanjung Bira

8 vol. 03

Tak perlu saya repot dengan urusan internery dan budget, bagi saya

melakukan perjalan hanya butuh dua hal, “waktu” dan “tekat nekat”, itu sudah. Dimana waktu berpen-garuh terhadap kesempatan liburan disela-sela kerja rodi yang menggila di “negerWARIA” (*WArna-warni ceRIA sebutan lokasi kerja saya yang membuat banyak pekerja menjadi gila karena pressure pekerjaan) serta tekat nekat yang terkaid dengan tujuan dan tenaga yang saya miliki, ah untuk tujuan saya tidak pernah benar-benar mempertimbangkan, apa yang saya Destination adalah proses mencapai tempat itu, bukan tempat itu yang menjadi hal utama saya berkelana, dan tenaga yang saya miliki harus-lah benar-benar full battray, saya tidak berani melakukan perkelanaan dengan kondisi bada n yang tidak sehat, di karenakan saya berjalan sendiri, saya harus menanggun beban tas yang berat dan langkah yang tak tentu arah. Jadi itulah modal saya dalam setiap perjalanan.

Tapi pada akhirnya nanti saya akan tetap menjadi seseorang seperti pada umumnya, yang ingin menikmati keindahan alam itu sendiri, dan memi-nimalkan budget yang di keluarkan serta memperhitungkan besar ruginya apa yang telah saya dapat. Dan ke-mudian seperti sakarang saya bercer-ita kepada anda semua, hanya untuk sebuah oleh-oleh yang saya maksud-dikarenakan bagi saya sovener atau bingkisan barang bawaan yang akan saya berikan kepada orang-orang

Saya hanya ingin nyantai – jadi saya akan ke pantai

terdekat pada akhirnya akan sebagai sampah saja, lebih baik saya bercerita, mendorong anda untuk lebih bisa menerima apa yang telah saya nikmati, besar-kecilnya cerita ini, atau senang dan duka nya didalam perjalanan ini hanya sebuah hal menarik dari sebuah pembelajaran hidup, dan bagi saya itu penting dan perlu.

Maka dari itu ijinkan saya memberi sedikit oleh-oleh ini untuk anda, silakan mencicipinya, mohon maaf apabila kurang berkenan, asal tahu saja ; tas ransel saya sudah hampir rusak dengan beban isi tas seperti baju, sandal, sleeping bag, tenda, alat snorkel dan lainnya, yang selalu saya bawah disetiap per-jalanan saya, dan apakah anda rela untuk menitipkan oleh-oleh apabila saya trip dengan titipan seperti : baju, pernak-pernik, atau makanan khas setempat yang saya kunjungi atau apalah bentuknya itu ? oleh sebab itu, saya berharap anda menikmati oleh-oleh yang saya beri dengan bentuk lain.

Ferry dari pulau selayar memasuki pelabuhan di Tanjung Bira

LAUT

BIRU

Page 9: Berkelana 03 Tanjung Bira

9 vol. 03

BIRU LAUT KU INDAH NEGERI

photo by ichurnakalcanon D10

Page 10: Berkelana 03 Tanjung Bira

10 vol. 03

A n a k P a n t a i S u k a N y a n t a i

Pantai tanjung Bira

asik nya main dengan mereka adalah tampa beban , tawa dan canda - mencari cumi, ikan

dan sebagainya yang bisa di komsumsi bersama nantinya.

CERITA

BERKELANA

Page 11: Berkelana 03 Tanjung Bira

11 vol. 03

Sebuah perjalanan

Ini bukan tempat kali pertama saya trip tahun ini, tapi ini adalah tempat pertama yang saya kunjungi di area timur Indonesia dalam tujuan memenuhi tema perjalanan ini, walau pada tahun 2008 saya sempat mengunjungi airport Hassanudin dan kemudian melanjutkan perjalanan ke daerah Sorowako, dan mampir berenang di salah satu danau terdalam di Indone-sia. Tidak banyak orang tahu mung-kin, nama danau itu adalah...... , dan berenang di dalamnya memiliki sensasi tersendiri, serem – takut – tapi seru.

Ok, back to point of view. Jadi untuk mengunjungi kota Makassar memang saya kali pertama, tapi tujuan saya kali ini bukanlah kota ini, karena saya hanya ingin ke pantai karena saya bi-lang “saya ingin santai maka itu saya ingin jadi anak pantai” hahaha lebay memang, tapi benar saya memang ingin melalukan ibadah kelautan – bahasa teman saya. Berkunjung kelaut walau hanya menyapa “apa kabar?” kepada ikan-ikan warna-warni dan menikmati birunya air laut.

Maka tujuan awal saya adalah pantai di ujung pulau berbentuk hurup “K” – Sulawesi di bagian selatannya, yakni Pantai Tanjung Bira. Sempat bingung

antara memilih wakatobi atau pantai itu. Namun waktu yang saya miliki kali ini hanyalah liburan 4 hari saya. Jadi tidak cukup waktu kalau saya berkun-jung lebih jauh lagi dari Jakarta. Maka dari itu saya memutuskan hanya sekedar melaut di daerah timur Indo-nesia tak apalah ke pantai ini toh ini awal dari perjalanan tahun ini di tema yang saya ciptakan. Dan ini lah in-ternery dari sebuahperjalanan 4 hari saya di 4 tempat yang saya kunjungi . berkesan ? tentu saja.

Sebuah tema perjalanan 2011

Page 12: Berkelana 03 Tanjung Bira

12 vol. 03

Saya memulai perjalan dari Balikpapan, dikarenakan setelah melakukan per-jalanan 10 jam malam hari dari dan ke Melak – Balikpapan, yang pastinya san-gat melelahkan. Saya keluar daerah Melak – pukul 9 malam dan sampe di Kota Balikpapan jam 7 Pagi. Dilanjutkan packing di Bandara – sambil hunting tiket Balikpapan-Makassar. Untungnya saya dapat penerbangan di Jam 11. Maka saya bisa beristirahat di Bandara sepinggan - Balikpapan. Sepertinya delay-pesawat menjadikan saya kembali lelah menunggu – 2 jam menanti keberang-katan, ah pesawat macam apa ini. Bisa gawat rasanya karena saya tidak ada tujuan sesampainya di Makassar nanti, keinginan saya hanya di butakan oleh informasi yang minim untuk mencapai pantai Tanjung Bira, jadi apa bila sudah sore menjelang tidak ada angkutan umum ke Pantai yang letaknya 3-4 jam dari Kota Makassar, kata pemberi informasi di google.

Jadi keterlambatan penerbangan ini mengakibatkan saya lelah mencari ide – apa yang akan saya lakukan nanti. Tapi inilah cara saya, yang tidak pernah memperhitungkan internery dari sebuah perjalanan, bagi saya apa yang terjadi yah terjadilah. Maka pesawat yang mengantarkan saya sampai ke Bandaran Hassanudin – Makassar sudah jam 3 sore, butuh waktu untuk ke terminal dalam kota dan rasanya memperhitungkan waktu yang tersisa sudah terlalu sore, maka saya mengambil langkah menggunakan taxi bandara untuk ke pusat kota, dan bermalam dahulu di kota. Toh kondisi saya sedikit menurut setelah melakukan perjalanan malam tadi. Pantas lah apabila saya memberikan tubuh saya untuk beristirahat. Dan saya pun meminta taxi itu mengantarkan saya ke salah satu hotel di pusat kota.

Saya memilih penginapan di jalan ... “Pondok Ruby” dengan minimalis design dan fasilitas free wifi dapat membantu saya mengakses informasi untuk trip nanti - Nice. Di sebelah penginapan ada kedai kopi yang selalu ramai di kunjungi, saya pun penasaran untuk mencicipi kopi di kedai itu. – dan sepertinya kota ini ,memiliki banyak kedai kopi yang di jadikan tempat berkumpul walau hanya untuk berbincang sejenak antar kerabat. *enak kopinya – sambil di temani buku bawaan saya bisa berjam-jam di kedai itu, sampai waktu sudah menunjukkan jam 1 malam baru lah saya kembali ke penginapan untuk beristirahat.

hari PErTaMa

Tersadar klau perjalanan kali ini adalah tanpa planning dan target. hanya ingin menikmati

apa yang nanti di temukan di jalan. tampa harus ada tujuan pasti

CERITA

BERKELANA

Page 13: Berkelana 03 Tanjung Bira

13 vol. 03

Info semalam – hasil browsing

pas check out sempat tanya tujuan ke satpam, masalahnya adalah tidak ban-yak yang yakin klau jarak tempuh past-inya antara Makassar – Tanjung Bira. Dikarena tidak banyak orang yang kesana. Jadi kembali ke prinsip awal saja, apa yang terjadi yah terjadilah. Tidak ada kata nyasar dalam kamus perjalanan saya, jadi tanya sana – tanya sini, sampai lah saya di terminal yang dimaksud - . dan rasanya ada bus yang menuju Pulau Selayar yang pasti dan mesti melewati perabuhan Bira – ah sudah dekat itu pantai Tanjung Bira dari pelabuhan itu, kata si kenek bus. Yah sudah lah saya naik bus ini saja, katanya dengan jarak tempuh 4-5 jam kita akan sampai ke tujuan. Tapi kok saya kurang yakin yah, sepanjang itu-kah perjalanan yang akan saya laku-kan. Ah sudahlah, toh kembali lagi saya tidak punya tujuan pasti.

Dalam perjalan awal saya duduk den-gan bapak tua, yang ingin ke Pulau Selayar, sedikit info yang di dapat

tentang pulau selayar dari nya mem-buat saya berubah pikiran, sepertinya boleh juga pulau itu di kunjungi , tapi eh tetapi, harus menambah waktu tem-puh dengan 2 jam ferry, menurut saya tak masalah, toh saya tidak punya tu-juan dan punya banyak waktu, dan lagi saya membayar full tarif Marekeng, Makassar – Benteng, Pulau Selayar sebesar 100ribu, sayang baginya klau saya hanya setengah perjalanan den-gan biaya full.

Di setengah perjalan ternyata bangku sebelah berganti orang lelaki muda, asli makassar yang bertugas dan berkelu-arga di pulau selayar, membuka per-cakapan dengan maksud mencari info lebih lanjut tentang pulau itu, saya bi-lang kepada nya bahwasannya saya hanya ingin kepantai – biar nyantai, melakukan ibadah kelautan dengan cara saya dan kemudian menikmatinya dan menyapa para ikan-ikan disana

dengan snorkel ria, kata dia ada tem-pat menarik tapi harus menyebrang beberapa pulau lagi, wow... suatu tan-tangan buat saya, langsung lah gadget

bawaan saya gunakan untuk browsing kepulauan yang dimaksud, yap kata kunci “ TAKABONE RATE” ahhh sebuah kepulauan atol terbesar ketiga dunia setelah...

Dengan hanya menambah waktu tem-puh 6 -7 jam bermalam di perahu, tidak apa lah, selagi perhitungan waktu yang saya miliki masih cukup untuk bisa sampai kesana dan kemudian kembali. Baiklah, saya akan mengubah haluan tidak hanya sampai Tanjung Bira – dan tidak hanya pemberhentian bus terakh-ir di Pulau Selayar, saya akan melanjut-kan perjalan ke pelabuhan di Bentang (kota di Pulau Selayar) dan melanjut-kan perjalanan malam ke kepulauan Taka-bone-rate. Mantap.

Sesampainya di pelabuhan bira sudah jam 5 sore, dan itu bearti saya akan menikmati senja di ferry penyebrangan Bira – Pettaya, di tengah perjalan laut ini saya bertemu segerombolan lumba-lumba yang asik berenang, dan senja memberikan salam perpisahan hari kepada saya. Malam pun tiba- terang bulan kala itu, dan berhujan bintang-bintang dilangit. Namun masih belum tahu saya akan mengapain di perjalan-an berikut, informasi yang saya dapati toh hanya berdasarkan kabar angin perkenalan sejenak. Tapi satu hal yang saya pikirkan hanyalah “saya lapar” ti-tik. Maka niat dalam hati sesampainya di terminal pemberhentian bus harus dan kudu cari makan. Butuh waktu 1 jam dari dan ke pelabuhan – terminal, dan itu harus di lanjutkan naik ojek dari terminal bentang ke pusat kota.

Page 14: Berkelana 03 Tanjung Bira

14 vol. 03

Yang tersaji hanya keindahan semata

penginapan SeLaYaR ReSORTDengan faSiLiTaS Yang aDa pan-TaS unTuk Di nikmaTi

SELaYar rESOrt

Page 15: Berkelana 03 Tanjung Bira

15 vol. 03

Sesampainya di pusat kota bentang – tepatnya di alun-alun, saya langsung mencari rumah makan, ojek mengantar saya ke rumah makan padang samping alun-alun, kenyang lah saya di tempat itu, berbagai lauk saya pesan untuk memenuhi rasa lapar yang teramat sangat. Setelah makan, rupanya kera-maian alun-alaun malam ini diakibat-kan karena ada acara penutup ulang tahun kota ini. Ah saya masih perlu in-formasi kapal penyebrangan ke kepu-lauan Takabonerate, dan kebetulan ada stan-stan yang tercipta dari acara di alun-alun tersebut, stan pariwisata yang saya cari, dan untungnya ketemu, informasi yang saya dapat kumplit su-dah tentang kepulauan takabonerate, beserta waktu tempuh yang ternyata tidak seperti info awal, tapi kali ini adalah dua kali lipatnya, 12-14 jam dengan perahu kecil, whattttttttt? Dan kabar buruk berikut yang saya dapat tidak ada perahu malam kesana, dan lagi kalau menyewa speedboat kesana pastilah harga sewa nya berpuluh-pu-luh juta, aduhhhh duit dari mana saya?.

Yang tersaji hanya keindahan semataTak akan kenal waktu

Untuk bersama di nikmati

Page 16: Berkelana 03 Tanjung Bira

16 vol. 03

Pagi – disaat matahari masih malu-ma-lu muncul saya sadah bergegas melipat sleeping bag dan mencari ojek motor untuk bisa mengantar saya ke pelabu-han yang dimaksud. Namun sepertinya lokasi pelabuhan itu memang cukup jauh, bisa dilihat dari penawaran para tukang ojek yang sangat tinggi kesana, ditawar setengah harga pun tidak bisa. Mencari angkutan umum untuk kesana? Tidak tau, dan mungkin bukan ide ba-gus, karena kalau naik ojek saja sudah 2 jam apalagi naik mobil umum, itu hanya menambah waktu di perjalanan saja.

Dan saya putuskan untuk mencari ho-tel serta bisa menitipkan sebagaian barang bawaan saya dan cara motor rental, karena salah satu kemudahan untuk kita menyewa transportasi dis-uatu tempat adalah bila kita memiliki tempat singgah tetap untuk bisa di per-tanggung jawabkan keberadaan kita, penyewa sepeda motor pun tidak mau mengambil resiko toh motor atau ken-daraanya di bawa kabur, maka dari itu saya sering mengambil langkah ini, menyewa kamar untuk menaruh barang dan mencari sewaan transportasi. – pagi itu juga – kamar pun dapat dan begitu pun sepeda motor. Jadi plan berikutnya adalah mencoba menuju pelabuhan di maksud.

Dalam perjalanan menuju pelabuhan banyak pemandangan dan tempat-tempat menarik yang membuat saya harus berhenti untuk bisa menikmati, pantai, goa, pedesaan yang unit, serta udara segar yang bikin saya bisa be-bas sendiri merasakan hal-hal indah dari sebuah perjalanan. Inilah pe-nyebab saya lupa memperhitungkan

Saya tidak mudah percaya, maka set-elah dari stan tersebut saya pun lang-sung ke pelabuhan malam itu juga, dan mendekati kapal-kapal yang sedang menyender di pelabuhan, dan benar adanya – kapal dengan tujuan yang saya maksud memang tidak ada yang berangkat malam – hanya ada satu kapal ke kepulauan itu, dah itu pun su-dah berangkat jam 3 siang hari. Pupus sudah impian saya kesana, dan waktu sudah menunjukan 12 malam, ahhh, kota apa ini, mencari hotel di brows-ing lewat iphone saya pun tak ada list yang muncul, maka saya berniat meng-gelar sleeping bag saya di kursi kayu pinggir pelabuhan, untungnya masih ada “kasur kayu” itu.

Ketika saya siap menggelar sleeping bag yang saya bawa, seorang boca sekitar 12 tahun menghampiri balai dan duduk di tepi balai sambil takhenti me-nelpon, rupanya sedang pacaran jarak jauh sepertinya.dia pun tak terlalu per-duli keberadaan saya di balai itu,dan begitupun saya. Tapi setelah dia menu-tup pembicaraan di HP nya, baru dia menyapa saya, “sendirian Mas..?” – loh meurut lue...-hentak saya dalam hati. Sampai akhirnya ada pertanyaan dari dia, “emang mau kemana mas?” dan saya pun jawab dengan asal, “ mau ke Takabonerate” saya pikir tahu apa dia tentang tempat yang membuat saya penasaran ini. Sialnya anak ini adalah masyarakat di salah satu kepulauan Takabonerate yang sedang menutut ilmu di kota bentang, karena di pulau nya hanya ada sekolah sampe SLTA maka dia harus hijrah ke pulau yang lebih besar dan ada tingkat sekolah yang lebih tinggi.

Berbagi informasilah dia dan saya, katanya ada satu pelabuhan di pulau selayar yang lebih dekat ke pulau tak-abonerate hanya butuh 2-3 jam per-jalanan laut dari pelabuhan tersebut, tapi dari kota bentang ke pelabuhan tersebut butuh 2 jam perjalanan darat. Dan malam begini tidak ada angkutan atau ojek yang kesana. Oke - ada info baru yang saya dapat dan harapan baru untuk bisa mencapai lokasi tujuan. Walaupun saya kurang yakin, tapi tidak ada salahnya untuk dicoba, toh menurut perhitungan waktu yang saya miliki saya masih bisa menjalani tujuan ini, kalau hanya jarak tempuh 2 jam darat dan 3 jam laut. Dan anak itu pun pamit sudah terlalu malam katanya, dan saya pun tidur di balai itu – balai kayu di tepi pelabuhan.

Pelabuhan Tanjung Bira saat berangkat ke pulau selayar

Senja di ferry bersama lumba-lumba yang tidak tertangkap kamera

CERITA

BERKELANA

Page 17: Berkelana 03 Tanjung Bira

17 vol. 03

waktu tempuh yang seharusnya hanya dua jam mesti saya capai – menjadi jam 12 belas belum sampai –sampai ketempat tujuan, rasa lapar menghan-tui, dan sialnya saya pun tidak sarapan pagi, dan tidak membeli makanan, di sepanjang jalan tidak ada rumah ma-kan, yang ada hanyalah perkampun-gan –hutan- perkampungan – hutan- dan seterusnya.

Akhirnya saya pun sampai di pelabu-han ditujuan, berkat sebuah peta yang saya ambil di stan pariwisata semalam, dan bertanya-tanya kepada penduduk sekitar. Kekecewaan terakhir adalah sesampainya saya disana, ternyata ferry yang menuju salah satu pulau di takabonerate sudah berangkat jam 10 pagi tadi, dan itu hanya 1 kali ferry saja dalam satu minggu, rute ferry tersebut adalah menuju labuan bajo, maka akan kembali ke pelabuhan ini di hari jumat berikutnya. Dan tidak mungkin saya melakukan penyebarang ini secara perhitungan waktu pun su-dah overtime. Pupus sudah harapan ke takabonerate di tempat ini, dan saya harus kembali dengan perjalanan pan-jang ke kota bentang. Tapi sudah lah saya toh masih menikmati perjalanan ini, makan. Saya pun kembali ke kota bentang dan kembali fokus ke perut saya, dengan tujuan “rumah makan” karena saya teramat lapar, Titik.

Kembali lah saya ke kota bentang dengan waktu tempuh yang lumayan cepat karena rute yang sama dan tan-pa tanya sana sini karena sesi itu sudah saya lakukan pas perginya, letih mulai terasa – namun saya tetap fokus pada perut, jadi kembali saya berkunjung ke rumah makan padang semalam, dan kembali memesan menu bermacam-macam. Setalah itu saya mencoba kem-bali ke hotel dan merencanakan plan berikutnya. Motor yang saya sewa tadi saya kembalikan malam itu, kar-ena saya hanya membutuhkan motor itu untuk dan ke Kota bentang – pelabu-han, untuk berjalan-jalan di dalam kota ini saya cukup berjalan kaki, karena kota ini tidak terlalu besar. Jadi malam ini saya hanya menikmati sajian tepi pelabuhan dengan hotel dan kedai kopi pinggir pantai.

Gerbang pelabuhan patubukang yang tidak terurus

Ferry Bira - Selayar sangat nyaman dan bersih

Ketika anda melewati jalan menuju Tanjung bira - ada penjual jagung rebut - cicip dan nikmati rasanya

Coto Makasar - Mantap - hanya dengan 28rb rupiah anda bisa menikmati ini -

Akses jalan yang harusnya 3-4 jam karena ada perbai-kan jalan jadi 5 jam lebih Makasar - Tanjung bira

Page 18: Berkelana 03 Tanjung Bira

18 vol. 03

Saya bukan tipekal orang yang percaya apa kata orang, karena itulah saya jauh-jauh dari ketem-

pat yang mungkin kata orang begini-begitu hanya semata-mata ingin membuktikan apakah benar - kata orang seperti itu.

Dan harus saya akui - mungkin kata sebagian orang bahwasannya Tanjung Bira di Sulawesi

Selatan memang BAGUS TOP BGT.

HARI KEDUA

Hanya ingin menikmati !!! Pada dasarnya teman saya merekomendasikan ke Pan-tai Tanjung bira saja, disana juga banyak penginapan dan bagus pantainya. karena saya rada kepala batu - makanya saya melanjutkan perjalanan ke pulau selayar - dari pelabuhan Bira - sehari sebelumnya.

Kecewa atas tujuan yang tidak tercapai ke Takabonerate, namum masih bersyukur bisa menikmati keindahan sisi Selayar da-lam porsinya. jadilah saya kembali dengan ferry menuju pelabuhan tanjung bira. saya pikir saya akan kembali ke kota saja, dikar-enakan saya masih punya satu hari untuk kembali ke Jakarta. tapi bermalam di kota Makassar pastilah sangat membosankan. dengan keramaian kota - secara saya kan anak pantai yang suka nyantai. kalau jadi anak kota pastilah tidak nyantai.

Masih ada satu destination rekomen yang bisa saya kunjungi, yakni pantai Tanjung Bira. ihhh sebagus apa seh pantai itu ? sep-erti kata teman saya *pesimis karena beda mata pasti beda sudut penilaian.

Sesampainya di Pelabuhan saya lansung menuju Pantai Tanjung Bira, dengan me-nyewa ojek, tidak terlalu jauh jarak tem-puhnya.

Apa yang terjadi di setelah saya sampai di pantai tersebut? tahjub. kaget. bercam-pur nyesel. *coba bayangkan bagaimana rasanya seperti itu. tahjub untuk keinda-han dan berkata dalam hati - loh emang masih ada pantai seindah ini?. dan kaget bahwasannya begitu bersih dah jernih lautan yang ada di hadapan saya saat itu. dan rasa berikut adalah nyesel - yah menyesal *sedikit seh, atas ajuran yang saya pandang sebelah mata. tapi kem-bali lagi. saya telah sampai dan berada di sini, mungkin memang ini ending yang harus saya nikmati, denan keindahan yang ada di hadapan saya. so... mari kita orang tidak usah banyak cerita, datang kesini dah nikmati keindahan yang tersaji.

CERITA

BERKELANA

Page 19: Berkelana 03 Tanjung Bira

19 vol. 03

AIR LAUTNYA SEBENING KRISTALPASIR PANTAINYA SELEMBUT SUTRA

KagaK percaya? buKtiKan sendiri

Pantai tanjung Bira

Page 20: Berkelana 03 Tanjung Bira

20 vol. 03

Tak terhenti kamera saya mengabadi-kan keindahan tempat ini, secara pada

saat saya mencari info tentang Tanjung Bira - hanya beberapa foto standar yang menarik tapi tidak mendorong saya untuk kesini, tapi sekarang - memang tempat ini membuat saya foto sana - foto sini. saya seperti anak desa yang datang ke kota, mencoba mengejar waktu untuk merekam-nya disatu mesin camera. dan hasilnya sep-erti apa yang anda lihat.

Jadi di lembar halaman ini - saya tidak ingin mencemari keindahan yang masih terbayangkan dengan tulisan cerita yang lebay alay bin jablay saya. silakan anda melihat sendiri dan bayangkan - apakah tulisan lain atau cerita terkait dengan Tan-jung Bira ini benar adanya - atau hanya hiperbol kata semata.

ThE PhoTo:Salah satu derita berkelana seorang diri

adalah ketika kita ingin mengabadi-kan kenarcisan diri. siapa yang mau

menjepret kita?

CaMEra:Canon D10 UnderwaterLocation : Pantai Tanjung BiraModel : Anak Pantai & Anak ilang (it’s Me?)

CERITA

BERKELANA

Page 21: Berkelana 03 Tanjung Bira

21 vol. 03

CaMEra:Canon D10 UnderwaterLocation : Pantai Tanjung BiraModel : Anak Pantai & Anak ilang (it’s Me?)

ThE NarCis:Hanya butuh sepersepian menit untuk meminta bantuan orang di sekitar kita untuk mengabadikan diri kita di satu

lokasi indah ini. Dan jadilah saya berteman dengan

anak pantai ini - dengan imbalan you , i foto - tapi nanti you foto in i juga

yah ... begini caranya. Klik.klik...klik.

dan jadilah foto seperti ini ...

BIRU LAUT BIRA

Page 22: Berkelana 03 Tanjung Bira

22 vol. 03

Pulau liukang

Harapan saya masih ada keindahan lain yang bisa saya nikmati di berkelanan sulawesi kali ini. be-

nar saja - tak lama ketika saya beristirahat sambil ngopi ada seorang nelayan mengajak saya untuk berkunjung ke salah satu pulau di depan pantai Tanjung Bira.

coba nikmati karang dan ikan yang ada di bawah laut ini” wow... ternyata bergitu indah.bersama saya dan dia snorkel ria. me-nikmati keindahan bawah laut pulau liu-kang. rasanya tak mau naik ke kapal - sampai pada perut kita berbunyi minta di isi, saya pun naik ke kapal dan untung-nya saya memberi sekilo buah mangga di pelabuhan penyebrangan. makan lah kami seadannya di perahu kecil sambil berbagi cerita.

Setelahnya kami pun menyenderkan pera-hu ke tepi pulau, mengunjungi Rumah nya, dan berkenalan dengan anggota rumah - ijin bahwasannya saya akan bermalam di rumah mereka. kehangatan mulai terasa, Pak Kapten punya seorang jagoan. jadi saya tidak merasak kesepian lagi. begitu-pun seorang paman beliau yang bekerja di labuan bajo sedang mudik ke pulau terse-but. jadi lah kami berbagi cerita tentang berbagai tempat indah di negeri pertiwi ini.Rupanya istri Pak Kapten suka membuat cinderamata dari kerang, beruntung saya sore itu - ada kerang yang mau di olah un-tuk di jadikan sovenir nantinya - dan me-mang alam meberi semuanya untuk kita, cangkang kerang bisa di gunakan untuk hiasan, dan isi kerang bisa di makan. ka-

Pulau Liukang namanya, tak jauh jarak dari bibir pantai Tanjung Bira - terlihat

jelas sejauh mata memandang. Kala di warung saya sedang bingung - mau bermalam dimana, secara saya masih ingin menikmati lautan. dan saya mulai dilanda kesepian. kalau saja Pak Kapten (nelayan yang mengantarkan saya ke pulau) tidak memberi informasi bahwa ada satu pengi-napan di pulau tersebut saya pasti tidak tahu.Tapi kali itu saya ingin hemat, tapi tidak mau kesepian.saya putuskan untuk bernegosiasi dengan Pak Kapten, saya sewa kapal Anda pergi dan pulang - tapi saya bisa tidur di kapal Anda untuk malam ini? - tidak ada gam-baran bermalam tidur di perahu nelayan kecil. soal tidur seperti saya bilang - selagi sleeping bag yang saya bawa bisa meng-hangatkan - dimana pun jadi.Pak Kapten mencegah saya tidur di perahu kecilnya... kenapa tidak tidur di rumah saya saja “kan saya tinggal di pulau itu - kasian klau air surut pasti perahu miring” jadi lah saya ambil pilihan itu tidur di rumahnya walau di ruang tamu tak apalah.

siang itu, berangkatlah saya ke pulau. sebelum sampai pulau - pak Kapten me-lepas jangkar di laut yang dangkal. dan menyuru saya turun : “ Pakai snorker u, dan

tanya enak. Kami pun bersama - mengolah kerang tersebut. memisahkan isi dari cangkang-nya yang keras, dan nantinya semua dari kerang tersebut akan benar bermanfaat.

Malam tlah tiba.

Rasa lapar mulai memanggil, sudah waktu-nya makan malam. saya pun sudah bersih-bersih. siap makan malam bersama. benar adanya - kerang yang tadi kami siangi di buat tumis, dan rasanya jauh lebih enak dari rasa cumi-cumi yang pernah saya ma-kan.

sambil bercanda dan menonton tv di ru-ang tamu - saya dan keluarga pak kapten merasa dekat. hingga tak terasa waktu sudah malam. dan penerangan di pulau sudah harus di padamkan. tidurlah kami - dan saya pun berharap besok adalah hari terindah yang pernah saya rasa di pulau ini.

Pagi menjelang.

saya anak pantai dan saya suka nyatai, dengan segelas kopi hitam yang tersaji saya langsung menuju pantai - tak jauh dari rumah pak Kapten, hanya berberapa lang-

CERITA

BERKELANA

Page 23: Berkelana 03 Tanjung Bira

23 vol. 03

kah kaki, sudah ada air laut. ikan-ikan. dan perahu di depan saya. menikmati matahari terbit. dan sekaligus untuk terakhir kali da-lam trip kali ini, saya sempatkan bersnork-erl di pagi hari meyapa “apa kabar dunia laut” serta berpamitan karena saya kem-bali ke habitan saya - kembali ke jakarta dengan segala rutinitasnya.

Tepat ketika pulang

pas jam 8 pagi saya di antar kembali ke tanjung bira - hanya satu-satunya akses saya menuju kota makassar - penerban-gan saya sore hari ke balikpapan lanjut ke Jakarta. butuh perhitungan dan ketepatan waktu tempuh. bersyukur tidak ada halan-gan. ketikan kami menyebrangi laut. hanya ketika menunggu mobil ke kota, ternyata tak ada satu mobil pun yang ingin mengantarkan saya - tidak banyak uang untuk saya bisa merental 1 mobil dengan jarak temu 5 jaman. bearti saya harus berusaha kerasa mencari tumpangan. saya baru dapat tumpangan mobil dengan super yang tak pernah lepas dari HP, selalu menelpon di saat menyentir, tidak aman itu :( - tapi mau dikata apa, saya hanya pen-umpang - kali ini rasa toreransi bertaruh nyawa saya serahkan kepada Nya. intinya saya sampai ke kota Makassar dan lang-

sung menuju airport.sesampai kota - saya masih harus menuju airport Hassanudin. jarak tempuh yang tidak pendek - dengan kemacetan. saya putuskan naik ojek. dan memberi tahu tukang ojek untuk secepatnya ke bandara. karena waktu terdesak. benar saja- sesampainya di bandara saya langsung check in, dan tanpa ada waktu luang untuk duduk saya langsung masuk ke pesawat. dan terbang ke Balikapapan. dalam perjalanan pulang ke Jakarta, hanya rasa bersyukur dan beristirahat memandang isi kamera asil jepretan selama perjalanan kali ini

Semua berjalan di luar planning - dan harapan - tapi sangat menyenangkan.

enjoy travelling.

Page 24: Berkelana 03 Tanjung Bira

24 vol. 03

ThE PhoTo:foto disini adalah rekaman perjalanan saya di pulau selayar, jalan yang sepi, perkampungan yang rapih serta ferry yang mengantarkan saya pulang dan pergi ke pulau ini, penginapan, sampai perahu yang memberikan momentum

suatu pulau indah yang ada di ujung sulawesi. walau terlampau jauh dan panjang perjalanan tapi tetap saya menikmatinya.

Selayang pandang tentang pulau selayar

MEMANDANGMATA

Page 25: Berkelana 03 Tanjung Bira

25 vol. 03

ThE PhoTo:foto disini adalah rekaman perjalanan saya di pulau selayar, jalan yang sepi, perkampungan yang rapih serta ferry yang mengantarkan saya pulang dan pergi ke pulau ini, penginapan, sampai perahu yang memberikan momentum

suatu pulau indah yang ada di ujung sulawesi. walau terlampau jauh dan panjang perjalanan tapi tetap saya menikmatinya.

Selayang pandang tentang pulau selayartersisa memori dalam perjalanan :

ini yang saya sukai dalam sebuah per-jalanan, dimana setiap momentum yang terekam oleh kamera bisa saya muncul-kan kembali ketika saya membuka kenan-gan itu lewat sebuah foto.

dan selayar island adalah kenangan yang tak terlupakan oleh detik yang telah saya lalui, biru laut, awan, serta kesunyian pu-lau yang merindu untuk saya kembali.

tak ada yang tergantikan oleh apa pun - dan tak akan cukup suara untuk men-ceritakan kenangan yang telah terlewat - nikmati - dan rasakan apa yang telah tercipta - karena kamu akan mensyukuri apa yang telah kamu dapat.

Page 26: Berkelana 03 Tanjung Bira

26 vol. 03

Bila senja tlah menyingsih, ijinkan saya mesyukuri apa yang telah saya peroleh dari perjalan selama ini - sendiri sepi - dan berharap sesuatu. bukan untuk siapa dan bagaimana. tapi untuk hidup yang telah termakan maktu kemarin dan nanti yang tak bisa saya lepas belenggu nya.Dan teruntuk engkau senja laut ini. saya pun berterima atas apa keindahan yang telah kau beri. ku rasakan dan kan terjaga nanti.Menutup hari ini, dengan biru yang kuning dan akan timbul kelam berlanjut gelap dalam kehangatan ciptaan Nya.

SENJA

ThE PhoTo:senja dan fajar di pulau selayar dan

pulau Liukang

MENDEKAP SENJA MENghArAP FAJAr

RiTual lauTDuduk di tepi pantai - menanti datanganya fajar atau munutup

hari denga senja adalah salah satu aktivitas wajib saya bila di Melaut.

Page 27: Berkelana 03 Tanjung Bira

27 vol. 03

Bagi ku - hanya satu kehangatan abadi - ca-hanya nya pun bersinar kan cerah - mewarnai hari yang selalu ku nanti, hadir dalam meny-

ibak gunda malam tadi. Mendoa lah saya, untuk ketidak pastian hari

ini. hari dimana akan saya jalani - dengan atau tampa siapa pun. sendiri - sepi. itu hal biasa.

Sekali ijinkan lah saya - untuk mendoa dan me-nikmati kehangatan mentari pagi yang timbul di

ufuk laut sana, meninggi - dan meninggi men-erangi gelap yang ada di hari semalam.

FAJAR

MENDEKAP SENJA MENghArAP FAJAr

Page 28: Berkelana 03 Tanjung Bira

28 vol. 03

Setelah memperoleh kerang dari ne-layan, dengan harga 1000 rupiah per

kerang, para ibu memasaknya kurang leb-ih 1 jam sampai kerang tersebut berubah warna dan daging kerang lunak. alat-alat yang perlu di siapkan seperti : kompor, wajan, palu (buat apa?) dan wadah bersih untuk isi daging kerang.

Proses 01Pemasakan

Proses 02Pembedahan

Bukan hal yang mudah untuk memisah-kan daging kerang dari cangkangnya

yang keras. maka dari itu perlu alat pe-mecah untuk melubangi cangkakng kerang dan kemudian mengambil isinya.

Pada dasarnya kerang yang sudah ma-sak masih terbalut dengan lumut laut,

oleh sebab itu pembersihan cangkang dari luput yang menempel harus segera dibersihkan.

Proses 03Selektif

Membiarkan cangkang kerang di laut - untuk arus yang membersihkan dari lumut yang menempel

Alam memberikan segalanya untuk kita - manfaatkan yang anda - demi kelangsungan

hidup bersama. Dalam bentuk ke-

sahajaan antar sesama mahluk lainnya

MANFAAT ALAM UNTUK-PARA PENGHUNI PULAU

Take

MY HOME

Page 29: Berkelana 03 Tanjung Bira

29 vol. 03

01

02

03

04

0506

Tak cukup waktu untuk membersih-kan cangkang dari lumut hijau yang

menempel, kerang yang sudah diambil dagingnya, bisa di taruh di tepi pantai - biarkan deburan ombak yang membersi-hkan nya, dijamin, seharian di taruh di tepi pantai lumut bandal yang menempel di cangkang karang lenyap.

Proses 04Selektif

Lupakan sejenak cangkang kerang - saatnya untuk memproses isi kerang

yang akan kita masak - kalau anda suka dengan seafood - isi kerang ini bisa di masak dengan berbagai cara.

Proses 05Isi Perut

Mulut memang tidak peranh boong, terbukti bahwasanya daging kerang

ini teramat sangat lezat. padahal malam itu hanya dimasak dengan bumbu seder-hana tapi rasa yang tercipta begitu tak terlupakan.

Proses 05Rasakan kelezatannya

Tidak butuh modal besar, dan tidak butuh keahlian khusus untuk

menciptakan suatu karya.

Page 30: Berkelana 03 Tanjung Bira

30 vol. 03

Anak pantai by Imanez

Bangun pagi sinar mentari hangat di hatiseiring Bob marley nyanyikan lagu cinta

aku belum mandi dan gosok gigi,aku sudah di airDengan segelas kopi kupandang lautan lepas

ngak kenal waktungak kenal hari

yang ku tahu hanyalah sunset dan sunrice…

ooo……anak pantaiooo……Suka damaiooo……anak pantaiooo……hidup santai

mulai petang dengan mata redupaku rebah di atas pasir

memandang gadis-gadis cantik kulitnya merah terbakargairahku memuncak waktu kan tiba

kuambil gitar teriakkan isi hatimengundang orang-orang di sekitarku

Berbagi rasa bersama

ngak kenal waktuparty selalu

yang ku suka hanyalah sunset dan sunrice…

ooo……anak pantaiooo……Suka damaiooo……anak pantaiooo……hidup santai

MusicSOUNDTRACK

Page 31: Berkelana 03 Tanjung Bira

31 vol. 03Anak pantai Anak pantai

Pantai tanjung bira

Anak pantai by Imanez

Page 32: Berkelana 03 Tanjung Bira

32 vol. 03

Transportasi dari dan ke Jakarta - Makassar

akomodasi selama sulawesi selatan.

Menuju Tanjung Bira dan Pulau Selayar Anda bisa menaiki Bus AC dari terminal bus dalam kota Makassar.Dengan tarif 100 ribu rupiah dan lama perjalanan mulai berangkat pukul 9 Pagi sampe ke Pelabuhan Tanjung Bira jam 4:30 sore dan melanjutkan ferry 1 jam lebih ke Pelabuhan Pamatata di pulau Selayar. terakhir bus akan mengantar anda sampai terminal pada pukul 7 malam.

Rute perjalanan Kota Makassar - Pulau SelayarPondok Ruby Hotel - Angkot ke Terminal Bus Bulu Kumba - Bus AC (Terminal Dalam

Kota - Pelabuhan Bira - Pelabuhan Pamatata- Terminal Selayar)

Berhubung ini trip bersupsidi - saya memanfaatkan sebagaian fasilitas yang ada, sebenarnya bisa langsung Jakarta - Makasar dengan berbagai penerbangan. hanya apa salahnya setelah urusan kantor selesai saya lanjutkan dengan urusan pribadi tanpa harus pulang dulu dan kemudian pergi lagi.Hemat - dengan begitu saya hanya membeli tiket pener-bangan Balikpapan - Makassar - Balikpapan. dengan total 800rb PP.

Rute perjalanan Jakarta - MakassarGaruda Jakarta - Balikpapan , Batavia Air Balikpapan - Makassar, Lion Air Makassar

- Balikpapan, Garuda Balikpapan - Jakarta (*pasti bingungkan)

Penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Hasanuddin berlangsung selama dua setengah jam, dan bisa dengan Garuda Air, Batavia Air, Lion Air, Merpati Air.

INFORMASI

Page 33: Berkelana 03 Tanjung Bira

33 vol. 03

Saya yakin banyak penginapan di kota ini, jangan takut untuk tidak bisa tidur, untuk urusan badget mending atur sendiri sesuai keinginan anda.karena saya baru pertama kali ke kota ini, saya pun tidak mau repot untuk urusan tidur. Karena sudah teramat capek yang penting saya dapat tempat nyaman untuk beristirahat.

Penginapan Di MakassarPondok Ruby Hotel

Tempatnya di tepat kota Bentang - dengan view laut, serta akses mudah ke pasar. ada beberapa penginapan lain di kota ini, hanya sesuai selera.

Jangan lewatkan suasana pagi pasar ikan di dekat hotel, serta warung pinggir jalan yang

menjual khas minuman khas (kopi campur telur) - hanya buka malam hari.

Penginapan Di Pulau SelayarSelayar Beach Hotel

SELAYAR RESORTHanya 15 menit dari kota bentang, dan hanya tersedia 7

kamar dengan berbagai tipe dan harga

Page 34: Berkelana 03 Tanjung Bira

34 vol. 03

PoNDoK rUByhoTEl:

NICE & COFFE !!! Minimalis rooms, saya suka tinggal disini, selain di tengah kota dan disekitar hotel adalah tempat nongkrong anak mudah makasar. satu tempat disamping hotel yakni kedai kopi - menarik - selalu ramai, kopi khas setempat.

Untungnya soal tidur saya ter-maksud orang yang tidak repot.

asal capek dan tidak ada nyamuk nakal bisa tidur di mana dan kapan saja. Tetapi saat Berkelana saya lebih suka tidur di alam terbuka, bila desti-nation jelas, saya lebih persiapkan Tenda dan sleeping bag

AKOMODASI

Page 35: Berkelana 03 Tanjung Bira

35 vol. 03

My slEEPiNg Bag:SEDIA PAYUNG SEBELUM HUJAN!! Kata

itulah yang selalu saya pegang di setiap packing di rumah, bukan payung tapi sleeping bag. kantong tidur yang bisa bikin saya nyenyak dan siap disegala

medan. kalau sudah lelah - tidur dimana pun sama rasanya/. seperti pada saat

saya bermalam di salah satu balai di tepi pelabuhan Bentang - Pulau Selayar.

hoME swEET hoME:SAYA BUTUH TEMAN TIDUR!! Berkelana seorang diri bukan bearti selalu merasa kesepian kan?. ini-lah cara saya agar mengusir rasa kesepian di ten-gah perjalanan. menumpang di rumah penduduk sekitar adalah hal menarik, membaur kebersamaan dan tidak akan pernah kesepian.

sElayar rEsorT:HARGA EMANG TIDAK BOONG!! Kalau cukup badget

untuk trip memang saya merekomendasikan tempat - selain viewnya tidak kalah dengan bali, limited edi-tion. hanya tersedia beberapa kamar saja, sekitaran up 750rb an. soal kenyamanan jangan di tanya, ang-gap saja bila anda di sini serasa punya pulau sendiri.

sElayar BEaCh hoTEl:ANTARA NELAYAN DAN WISATAWAN!! Bisa jadi karena tidak ada pilihan lain saya harus menginap disini, setelah semalam asik tidur di alam terbuka - saatnya membantu badan agar tetap segar. dengan view salah satu pulau kecil di depan kota bentang - letaknya strategis di tengah kota, di setiap senja jangan lewatkan matahari terbenam dari bilik kamar anda.

Dari tidur di Balai bambu sampe di Hotel

berbintang

Page 36: Berkelana 03 Tanjung Bira

36 vol. 03

copyright@2010

berKelanaCatatan perjalanan dari seseorang yang suka jalan-jalan

Info dan foto terupdate seputaran trip diFacebook.com/Si nekat

Ngobrol soal Trip di : [email protected]

Yang suka follow @berkelana

Sponsors by :Sponsors by :

Jurnal -jurlna dalam bentuk PDF. bisa di download di : www.evolitera.co.id/berkelana

Copyright@2011