bagan materi: tenaga geologi · skema proses geologi yang berupa proses endgenik dan eksogenik ......

31
Geo-Science 2 nd 1 (lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com) SMAN 8 Pekanbaru 085265229696 rudi sis BAGAN Materi: Skema proses geologi yang berupa proses endgenik dan eksogenik TENAGA GEOLOGI TENAGA ENDOGEN TENAGA EKSOGEN TEKTONISME VULKANISME SEISME PELAPUKAN PENGIKISAN SEDIMENTASI MASSWASTING

Upload: vunhi

Post on 02-Mar-2019

607 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Geo-Science 2nd 1

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

BAGAN Materi:

Skema proses geologi yang berupa proses endgenik dan eksogenik

TENAGA GEOLOGI

TENAGA ENDOGEN TENAGA EKSOGEN

TEKTONISME

VULKANISME

SEISME

PELAPUKAN

PENGIKISAN

SEDIMENTASI

MASSWASTING

Geo-Science 2nd 2

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Skema proses endogenik dan eksogenik beserta dampak bencana alam yang ditimbulkan

TENAGA ENDOGEN Adalah tenaga geologi yang berasal dari dalam bumi yang membentuk bangunan baru di

permukaan bumi Tenaga endogen terbagi 3: – Tektonisme – Vulkanisme – Seisme (Gempa Bumi)

A. TEKTONISME Tektonisme adalah tenaga yang

berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan letak lapisan batuan secara mendatar atau vertikal, peristiwa pergeseran dan perubahan letak kerak bumi ini dalam skala besar, yang pada umumnya meliputi lipatan, patahan dan tektonik lempeng

Teori tektonik lempeng, menyatakan bahwa litosfer terdiri dari beberapa lempeng pejal yang bergerak relatif lambat

Konsep isotasi menyatakan bahwa material kerak bumi mengapung karena keseimbangan antara berat material dengan gaya ke atas yang dikerjakan oleh lapisan fluida.

TEKTONISME

EPIROGENESA OROGENESA

LIPATAN

NEGATIF

POSITIF

PATAHAN

Geo-Science 2nd 3

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Tenaga Tektonik dapat menyebabkan terjadinya diastropisme, yaitu proses yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi, dan terdiri atas Orogenesa dan Epirogenesa

Orogenesa : proses pembentukan pegunungan pada daerah yang relatif sempit dan waktu yang relatif singkat akan menghasilkan lipatan dan patahan, contoh Pegunungan Mediteranea

Epirogenesa : pengangkatan dan penurunan benua daerah yang luas dan waktu yang lambat.

a. Epirogenesa Positif : peristiwa turunnya daratan karena pembebanan (misalnya sedimentasi) tanah bergerak turun dan air laut relatif naik. .Contohnya Pantai Stockholm naik rata-rata 1m/100 tahun, Kep. Maluku dan Banda, Pantai Barat Afrika

b. Negatif : peristiwa naiknya daratan sehingga air laut relatif turun contoh Pantai Pangandaran, Pulau Buton dan Timor

Teori Tektonisme lempeng menerangkan peristiwa perubahan kedudukan lapisan permukaan bumi ke arah mendatar ataupun vertikal. Gerak relatif lempeng-lempeng bumi adalah divergen (saling menjauh), konvergen (saling mendekat) dan geseran.

Batas antara dua lempeng yang divergen terjadi pelebaran dasar samudra. Material lebur panas dari mantel akan mengisi celah yang terbentuk, mendingin di permukaan bumi membentuk dasar samudra.

Tumbukan antara lempeng samudra dan lempeng benua akan menyebabkan lempeng samudra menggeser ke bawah dan terbentuk palung laut. Daerah persentuhannya disebut subduction zone.

Apabila dua lempeng samudra saling bertumbukan akan menimbulkan pegunungan berapi di dasar samudra. Pegunungan berapi yang muncul dipermukaan laut disebut busur-busur pulau (island arcs).

Bila dua lempeng benua saling bertumbukan, maka pada ujung kedua lempeng akan terbentuk lekukan membentuk suatu jalur pegunungan, misalnya pegunungan Himalaya.

Untuk geseran lempeng akan menimbulkan tranformasi fault. Gempa bumi umumnya terjadi disepanjang tranformasi fault ini.

Pada tahun 1968 ditetapkan bahwa litosfer terdiri atas enam lempeng utama yaitu lempeng Afrika, lempeng Amerika, lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, lempeng India (lempeng Australia) dan lempeng Antartika.

Lipatan terjadi oleh pergerakan perlahan dan kontinyu, berlawanan dengan pergerakan mendadak pada fault. Pada lipatan, bagian yang naik dinamakan antiklin sedangkan yang turun dinamakan sinklin.

Tenaga endogen yang lebih cepat dapat menyebabkan lapisan kerak bumi yang kaku atau rapuh tidak dapat membentuk lipatan, melainkan terputus-putus membentuk patahan.

Epirogenesa Positif Epirogenesa negatif

Geo-Science 2nd 4

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Secara mikro, gejala tekonisme meliputi:

1. LIPATAN (Fold) Terjadi oleh gerakan yang perlahan dan kontinyu, gejala yang terlihat adalah

permukaan daratan yang bergelombang, bagian yang naik dinamakan antiklin dan yang turun dinamakan sinklin. Misalnya pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik. Pergerakan lapisan yang tiba-tiba dinamakan fault. Gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi pegunungan. Daerah lembah (sinklinal) yang sangat luas dinamakan geosinklinal,

Ada beberapa lipatan, yaitu

a. lipatan tegak : lipatan dengan bidang poros vertikal b. Lipatan miring: lipatan dengan bidang poros miring c. Lipatan rebah: lipatan yang bidang porosnya sudah

mendekati horizontal d. Lipatan menggantung: lipatan yang kemiringan sayap dan

kecuramannya sudah melalui poros vertikal e. Lipatan isoklin lipatan dengan posisi keuda sayap hampir sejajar, bidang porosnya

bisa tegak lurus maupun miring f. Lipatan monoklin : pencuraman di suatu daerah yang umumnya ditandai dengan

kemiringan yang sanagt landai g. Lipatan terbuka : lipatan yang masih memiliki potensi untuk lebih melengkung lagi.

Geo-Science 2nd 5

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Proses perlipatan menyebabkan terbentuknya pegunungan lipatan, misalnya sirkum Pasifik, sirkum Mediterania yang memanjang mulai dari pegunungan Atlas (Afrika Utara) berlanjut ke pegunungan Alpen (Eropa Selatan) ke pegunungan Himalaya (Asia) hingga ke rangkaian pegunungan yang ada di Indonesia (Sumater, Jawa dan Nusa Tenggara) berakhir di Maluku.

Di Indonesia Sirkum Mediterania terbagi menjadi dua, yaitu: a. Busur Dalam, yaitu pegunungan yang bersifat vulkanik (kegunung apian); termasuk

disini adalah Bukit Barisan (Sumatera), Pegunungan di Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Kep. Banda dan berakhir di Pulau Saparua

b. Busur Luar, yaitu pegunungan yang bersifat non vulkanik (tidak menampakkan kegunungapian). Termasuk disini Pulau Simulue, Pulau Nias, Kep. Mentawai, Pulau Enggano, kemudian tenggela di sepanjang bagian selatan Pulau Jawa, kemudian muncul sebagai Pulau Sawu, Pulau Roti, Pulau Timor, Pulau Babar, Kep. Kai, Pulau Seram dan berakhir di Pulau Buru.

Pegunungan Sirkum Pasifik dimulai dari pegunungan Andes (Amerika Selatan) ke

pegunungan Rocky Mountain (Amerika Utara) kemudian berbelok ke Kep. Jepang, ke Pegunungan di Kep. Filipina dan ke Indonesia bercabang dua, yaitu

a. Cabang pertama dimulai dari Pulau Luzon (Filipina) ke pegunungan yang ada di pulau Kalimantan melalui Pulau Palawan dan Kep. Sulu

b. Cabang kedua dimula dari Pulau Luzon berlanjut ke Pulau Samar, Pulau Mindanao, Kep. Sangihe dan berakhir di Kep. Sulawesi.

Di Indonesia, jalur ini sebenarnya bercabang tiga, namun cabang ketiga ini seolah

merupakan jalur pegunungan lipatan tersendiri yaitu lipatan busur Australia; yang dimulai dari Pulau Luzon, Pula Mindanao (Filipina), pulau Halmahera, Pulau Papua dan bersambung ke Peg. Alpen di Australia.

2. PATAHAN Ditandai oleh bidang pergeseran (escarpment), pergeseran itu dapat berupa vertikal, mendatar, miring, bergantung kepada arah tenaga penyebabnya seperti tarikan atau tekanan. Bentuk-bentuk patahan disebabkan oleh: a. Tektogenesa yang bergerak horisontal dan memusat, akan menyebabkan kerak

bumi terdorong naik membentuk horst atau turun membentuk slenk/graben dengan lereng yang terjal sekali.

b. Tektogenesa yang bergerak horizontal dan menyebar, sehingga bagian kerak bumi makin menjauh sehingga bagian yang ditinggalkan akan merosot kebawah membentuk slenk/graben

c. Tektogenesa yang bergerak vertikal, akan menyebabkan munculnya graben dan horst

d. Tektogenesa yang horizontal dan tidak frontal (sesar). Sesar ini terdiri dari Dekstral yaitu sesar didepan pengamat bergerak kekanan, Sinistral yaitu sesar didepan kita bergerak kekiri. Fleksur yaitu bentuk pergeseran vertikal yang merupakan bentuk peralihan dari bentuk lipatan ke bentuk patahan. Block Mountain yaitu kumpulan pegunungan-pegunungan patahan yang terdiri dari bermacam-macam horst, slenk dan lain-lain.

Geo-Science 2nd 6

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

3. REKAHAN = Kekar (Joint) Terdiri atas rekahan yang disebabkan oleh tekanan (Shear atau compression Joint) yang berbentuk paralel dengan gejala sesar; dan rekahan yang disebabkan oleh tarikan (Tension joint) yang bentuknya tidak teratur dan tidak rata serta terbuka. Kekar tarikan biasanya berbentuk tidak teratur dengan bidang-bidang tidak rata dan selalu terbuka. Sedangkan kekar tekanan terlihat paralel dengan gejala sesar. Adanya rekahan ini memungkinkan terjadinya pelapukan dan pengendapan. Bahan tambang kerap dijumpai di daerah rekahan ini, karena biasanya rekahan dijadikan tempat pengendapan bahan-bahan tambang.

SISTEM SESAR (FAULT SYSTEM) Batas lempeng dalam skala yang lebih kecil dikenal sebagai sesar yang merupakan

suatu batas yang menghubungkan 2 Blok tektonik yang berdekatan. Bidang sesar (fault plane) adalah sebuah bidang yang merupakan bidang kontak antara 2 blok tektonik. Pergeseran bidang sesar dapat berkisar dari antara beberapa meter sampai mencapai ratusan kilometer. Sesar merupakan jalur lemah, dan lebih banyak terjadi pada lapisan yang keras dan rapuh. Bahan yang hancur pada jalur sesar akibat pergeseran, dapat berkisar dari gouge (suatu bahan yang halus/lumat akibat gesekan) sampai breksi sesar, yang mempunyai ketebalan antara beberapa centimeter sampai ratusan meter (lebar zona hancuran sesar)

Bagian sebuah sesar terdiri dari : a. hanging Wall (atap sesar) Yaitu bongkah sesar yang terdapat di bagian atas bidang

sesar; b. Foot Wall (alas sesar); adalah bongkah sesar yang berada di bagian bawah bidang

sesar. c. Gawir yaitu bidang atau sisa dari suatu bidang rekahan; d. Garis Sesar (fault line) yaitu perpotongan bidang sesar dengan permukaan tanah; e. Bidang sesar yaitu bidang rekahan pada sesar yang terbentuk akibat adanya rekahan

yang mengalami pergeseran.

Geo-Science 2nd 7

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Secara geologi di wilayah indonesia akan banyak dijumpai sesar (fault) yang merupakan daerah yang rawan terhadap terjadinya gempa bumi. Contoh sesar yang lazim bagi bidang penelitian kebumian adalah sesar Sumatera (Great Sumatran Fault), Sesar Palu Koro di Sulawesi Tengah, Sesar Cimandiri dan Sesar Lembang di Jawa Barat. Fakta memperlihatkan sudah banyak catatan bencana alam gempa bumi di sekitar daerah sesar Sumatera seperti gempa Liwa tahun 1932,1994, gempa Kerinci 1909, 1995 yang meninggalkan kerugian jiwa dan materi yang cukup besar. Dengan adanya kenyataan ini maka studi potensi gempa bumi dalam rangka upaya mitigasi jelas penting sekali untuk dilakukan di Indonesia.

Ditinjau dari kedudukan sesar terhadap struktur batuan sekitarnya (biasanya diterapkan pada sesar dalam batuan sedimen) (Asikin, 1978 dalam Puspito 2000), sesar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Sesar Strike, adalah sesar yang arah jurusnya sejajar dengan jurus batuan

sekitarnya. 2) Sesar Dip, adalah jurus dari sesar searah dengan kemiringan lapisan batuan

sekitarnya 3) Diagonal atau Sesar Oblique, adalah sesar

yang memotong struktur batuan sekitarnya. 4) Sesar Longitudinal, adalah arah sesar paralel

dengan arah utama struktur regional. 5) Sesar Traverse, adalah sesar memotong tegak

lurus/ miring terhadap struktur regional (biasanya dijumpai pada daerah terlipat, memotong sumbu terhadap antiklin)

Ditinjau dari genesanya, sesar dapat

digolongkan menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut: 1. SESAR NORMAL terbentuk karena atap sesar

bergeser relatif turun terhadap alas sesar, dengan sudut mencapai 450 atau lebih, ciri-cirinya: Kemiringan yang besar yaitu antara 450 - 700

, sehingga mudah terpengaruh oleh longosoran

Bidang-bidang goresan Biasanya dijumpai sebagai sesar yang

berpasangan Contohnya Sesar Semangko (sumatera),

Lembah Rhein (Eropa) 2. SESAR NAIK (Reverse Fault) terbentuk ketika

atas sesar bergeser relatif ke atas terhadap alas sesar, sudut kemiringan kecil dari 450; atau Hanging Wall (atap sesar) bergerak relatif naik terhadap Foot Wall (alas sesar).

Geo-Science 2nd 8

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

3. SESAR MENDATAR (sesar Geser/sesar strike slip), sesar yang memiliki arah

gerakan domonan horizontal Strike (Jurus) merupakan suatu

perlapisan batuan adalah arah dari garis yang dibentuk oleh perpotongan lapisan batuan tsb dengan bidang horisontal (permukaan bumi)

Dip (Kemiringan) merupakan suatu

perlapisan batuan adalah sudut yang di bentuk oleh perlapisan batuan tsb dgn bidang horisontal, dan diukur pada bidang vertikal yang arahnya tegak lurus jurus (strike)

Apparent Dip (Kemiringan semu) suatu perlapisan batuan adalah sudut yang dibentuk oleh perlapisan batuan tsb dgn bidang horisontal, diukur dibidang vertikal yg arahnya tidak tegak lurus jurus.

Secara geologi di wilayah indonesia akan banyak dijumpai sesar (fault) yang

merupakan daerah yang rawan terhadap terjadinya gempa bumi. Contoh sesar yang lazim bagi bidang penelitian kebumian adalah sesar Sumatera (Great Sumatran Fault), Sesar Palu Koro di Sulawesi Tengah, Sesar Cimandiri dan Sesar Lembang di Jawa Barat. Fakta memperlihatkan sudah banyak catatan bencana alam gempa bumi di sekitar daerah sesar Sumatera seperti gempa Liwa tahun 1932,1994, gempa Kerinci 1909, 1995 yang meninggalkan kerugian jiwa dan materi yang cukup besar. Dengan adanya kenyataan ini maka studi potensi gempa bumi dalam rangka upaya mitigasi jelas penting sekali untuk dilakukan di Indonesia. Gejala-gejala adanya sesar dapat dilihat dari fenomena berikut ini:

a. Ditemui sejumlah lapisan yang terputus atau hilang, lapisan yang hilang tersebut akan bersambung pada bagian yang lainnya

b. Adanya gawir sesar, pembelokan sungai yang tiba-tiba, jalur jalan yang hancur dan perbedaan vegetasi pada bagian yang berhadapan

c. Terdapatnya air terjun karena sesar didaerah yang dilalui sungai d. Adanya goresan pada bidang sesar akibat gesekan pada proses penaikan atau

penurunan e. Adanya batuan yang berumur tua dan berumur muda dalam posisi berdampingan.

Geo-Science 2nd 9

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

VULKANISME Vulkanisme merupakan kegiatan magma dari lapisan dalam litosfer menuju

kepermukaan bumi. Gunungapi itu adalah tempat keluarnya magma ke permukaan bumi membentuk

suatu kerucut raksasa, dibagian atasnya seperti terpancung dan bila didatangi ke puncak biasanya terdapat sesuatu yang berbentuk kubah atau bukit atau sebuah lubang besar yang disebut kawah dan kadang-kadang kawah itu terisi air membentuk suatu danau.

Magma adalah suatu cairan pijar terdapat didalam lapisan kulit bumi dengan suhu yang tinggi (lebih dari 1000oC), mempunyai sifat fisika dan kimia tertentu yang terdiri dari unsur-unsur pembentuk batuan, bila mengalir ke permukaan disebut lava dan bila sudah membeku disebut batuan beku.

Berdasarkan perbedaan susunan mineral yang dikandungnya, magma terdiri

dari: a. Magma asam (granitis):

Magma yang banyak mengandung kuarsa (SiO2) seperti granit dan diorit dan berwarna terang. Magma ini dapat menghasilkan letusan yang hebat karena magmanya yang bersifat kental. Magma tipe ini menghasilkan tipe gunung api komposit (strato) dan gunung api maar.

b. Magma basa (basaltis): magma yang banyak mengandung besi dan magnesium, dan berwarna gelap. Contohnya gabro, muskovit, basalt dan biotit. Karena sifatnya yang cair magma dapat menutupi wilayah yang luas, tetapi lapisannya tipis. Jenis magma ini dapat dijumpai pada pematang samudera dimana kedua lempeng saling menjauh dan berada didataran vulkanik serta plato pada benua. Suhunya lebih tinggi dari magma asam, yaitu sekitar 9000C sampai 12000C, dan mengalir dengan kecepatan yang cukup tinggi. Tipe gunung api yang dihasilkan dari magma ini adalah tipe Hawaii, tipe Pahoehoe dan tipe gunung api perisai.

c. Magma pertengahan (andesitis): magma yang mengandung kuarsa, besi dan magnesium seimbang, dan berwarna kelabu gelap

Berdasarkan kedalaman magma, ada beberapa macam letusan 1. Tipe Hawaii, lavanya merupakan cairan encer, letusan gas yang ringan pada

permukaan magma di kepundan, adanya pancuran lava ke udara dapat mencapai 200 m tingginya

2. Tipe Stromboli, lavanya merupakan cairan encer, hanya dapur magma lebih dalam dan tekanan gas lebih tinggi. Walaupun letusannya seperti kembang api dari batuan pijar yang dilontarkan ke udara mencapai 500 m tidak begitu kuat,namun terus menerus dan banyak melemparkan eflata,

Geo-Science 2nd 10

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

3. Tipe Vulkano, letusannya terdiri atas hembusan gas magmatik dengan bom, lapili dan abu vulkanik. Terbentuk awan bunga kol dan leleran lava yang bercampur antara cair dan kental

4. Tipe Perret, walaupun kekentalan lavanya sama dengan tipe vulkano, namun asal magma sangat dalam dan tekanan gas sangat tinggi

5. Tipe Merapi, St Vincent atau Mt Pelee, magma yang kental dam tekanan yang berubah dari rendah ke tinggi. Kepundan sering tersumbat lava, sehingga terjadi letusan berupa awan pijar (nuee ardente) bersuhu tinggi dan diikuti lawina pijar yaitu pecahan sumbat lava yang masih panas.

Mekanisme dari tiap tipe letusan tersebut tentu berbeda-beda. Misalnya: tipe Hawaian dicirikan oleh adanya pancuran lava ke udara dapat mencapai 200 m tingginya, tipe srombolian seperti kembang api dari batuan pijar yang dilontarkan ke udara mencapai 500 m., tipe volcanian selain batu pijar yang dilontarkan disertai dengan letusan abu, sedangkan tipe Merapi yaitu terjadinya guguran lava pijar dari kubah lava yang runtuh, dan Tipe Sursteyan kekuatan letusannya lebih besar dari tipe Vulkanian yang bersifat eksplosif. Untuk tipe St. Helen letusan disertai dengan adanya longsoran besar dari sebagian tubuh gunungapi akibat tekanan dari letusan yang besar itu bersamaan dengan mengalirnya awan panas, sedangkan letusan eksplosif yang sangat kuat disebut tipe Plinian, dengan ketinggian letusan dapat mencapai > 55 km (letusan ultraplinian).

Gunungapi diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu (1) erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama; (2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya; (3) erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai

beberapa kilometer; (4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan

pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.

Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya

letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi: (1) Tipe Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt,

umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana;

(2) Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua;

(3) Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik.Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar;

Geo-Science 2nd 11

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

(4) Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;

(5) Tipe Ultra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa;

(6) Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampai dasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan sering disertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik;

(7) Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.

Ada dua macam vullkanisme, yaitu

a. Erupsi (ekstrusi magma) Dari dapur magma, melalui diatrema, magma menyusup keatas sampai ke permukaan bumi. Ada erupsi leleran (efusif) dan ada erupsi ledakan (eksplosit). Tenaga pendorong merupakan gas magmatik. Ada tiga macam zat vulkanik 1. Benda cair yang terdiri dari:

Lava, yaitu magma yang telah melelh di permukaan bumi Lahar, leleran lumpur panas yang terjadi dari magma bercampur air dari danau

kepundan Lahar hujan, aliran lumpur yang terjadi dari eflata yang yang dihanyutkan aliran

air hujan di lereng gunung

2. Benda padat (eflata atau piroklastika) Berupa bom (batu-batu besar), slak atau terak (batu yang tidak beraturan dan lebih kecil dari bom), lapili (kerikil), pasir dan debu. Berdasarkan asal pembentuknya eflata dibagi atas: Eflata otogen, dari magma yang terlempar ke atas pada saat erupsi dan

kemudian membeku Eflata alogen (Pyroclastica), bahannya berasal dari batuan litosfer pada dinding

diatrema yang terbawa keluar oleh erupsi eksplosif.

3. Berbentuk gas (ekshalasi) Solfatar berbentuk gas belerang (H2S) Fumarol berbentuk uap air (H2O) Mofet berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi kehidupan

karena bersifat racun dan lebih berat dari oksigen.

Geo-Sc

b. IntrusNaiknybumi, 1. ba

suh2. lak

lito3. Sil

lito4. Dik

lito5. Ap6. Di

Berdasark1. Erupsi

bentuka. gun

landenSp

cience 2n

si magmaya magma yang meng

atolit, batuhu yang sakolit, batuosfer dan mlss (kepi

osfer, relatif kes (gas), osfer dengapofisis, gaiatrema, b

kan bentui sentral, jik gunung bnung api p

ndai sekali,ngan tekanerti gunung

nd

a (plutonyang meny

ghasilkan beuan beku yngat lamba

uan beku yembentuk bing intrutipis dan mbatuan ha

n bentuk piang yang rebatuan peng

uk lubangka letusanerapi, yaituperisai, ber terjadi kanan rendag Kilauea, M

isme) yusup ke laentukan: yang terbenat yang berasbentukan ssi),sisipanmelebar asil intrusi ipih atau leelatif kecil, mgisi pipa let

g-nya, erupnya melalu

u ralas luas

arena magmah hampir Mauna di Ke

apisan litosf

ntuk didala

sal dari reseperti lesa n magma y

magma ympeng merupakantusan, berb

psi dapat dui sebuah p

dan berlerma cair ketanpa letuep. Hawai

fer, tetapi t

am dapur m

esapan macembung

yang memb

yang memb

n cabang gaebentuk sil

ibagi atas 3pusat letus

reng eluar usan

idak sampa

magma, ka

gma dianta

beku diant

beku dianta

ang inder

3 bagian, yasan dan me

ai ke permu

arena penu

ara dua la

ara dua la

ara dua la

aitu enghasilka

12

ukaan

runan

apisan

apisan

apisan

n tiga

Geo-Science 2nd 13

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

b. gunung api Mar, gunungnya berupa tanggul di sekeliling danau kawah. Jenis gunung api maar tidak banyak. Gunung berapi ini terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar pada puncak yang di sebut kawah. Gunung api maar memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan jawa Timur dengan kawahnya Klakah.

c. gunung api Strato, berbentuk kerucut dan berlapis-lapis dikarenakan erupsi campuran, efusif dan eksplosif yang berulang kali. Letusan pada gunung api kerucut termasuk letusan kecil.letusan dapat berupa lelehan batuan yang panas dan cair. Seringnya terjadi lelehan menyebabkan lereng gunung berlapis-lapis. Hampir semua gunung api di Indonesia merupakan gunung ini.

2. Erupsi linier, letusan yang melalui celah seperti di tempat pemekaran dasar samudera 3. Erupsi areal, letusan melalui lubang yang sangat luas Bentuk dan bentang alam gunung api, terdiri atas :

(1) bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya; (2) bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti

kubah; (3) kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria; (4) maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat

letusan freatik atau freatomagmatik; (5) plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.

Beda gunungapi, gunung, bukit atau pegunungan tidak berapi?

Gunungapi berbeda dengan gunung, bukit atau pegunungan yang bukan berapi. Pada daerah gunungapi atau bekas gunungapi akan terdapat perbedaan yang dicirikan oleh : adanya mata air panas, adanya suatu kawah (lubang bekas letusan) dan adanya sumber-sumber uap sering berbau belerang dan adanya kerucut (bukit) atau kubah disekitar puncaknya. Pegunungan Tidak Berapi Gunung Api

Geo-Science 2nd 14

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Struktur gunungapi, terdiri atas : (1) struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif atau depresi akibat kegiatan suatu

gunungapi, bentuknya relatif bundar; (2) kaldera, bentuk morfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km.

Kaldera terdiri atas : kaldera letusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat erosi terus menerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi kaldera;

(3) rekahan dan graben, retaka-retakan atau patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang mencapai puluhan kilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan amblasnya blok di antara rekahan disebut graben;

(4) depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat ekspansi volume besar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapai ukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

Letak gunungapi Gunungapi terdapat pada jalur jalur tertentu dimuka bumi ini, yaitu :

1. Pada jalur punggungan tengah samudera, 2. Pada Jalur pertemuan dua buah lempeng kerak bumi 3. Pada titik-titik panas dimuka bumi tempat keluarnya magma di benua maupun di

Samudera. Bumi kita itu bulat sehingga bila kerak bumi bergerak disatu tempat akan terjadi

saling bertumbukan satu sama lain dan disisi lain akan terjadi saling menjauh. Sudah ditakdirkan oleh Allah Subhana Wa Ta’ala bahwa sebagian besar penduduk

Indonesia bertempat tinggal di sekitar gunungapi, yang tanahnya subur dan beriklim sejuk. Indonesia merupakan negara kepulauan dan terkenal sebagai negara yang mempunyai gunungapi terbanyak di dunia, terletak pada pertemuan 3 lempeng kerak bumi, yaitu :

1. lempeng Eurasia, 2. lempeng Indo-Australia dan 3. lempeng Pasifik.

Akibat tumbukan ketiga lempeng itu menimbulkan jalur gunungapi aktif yang memanjang 7000 km dari Aceh sampai Sulawesi Utara, melalui Bukit Barisan (30 buah), P. Jawa (35 buah), P. Bali - Kepulauan Nusa Tenggara (30 buah), Kepulauan Maluku (16 buah), dan Sulawesi (18 buah). Di sepanjang jalur tersebut terdapat hampir 13 % dari gunungapi dunia, yaitu terdapat 129 buah gunungapi yang dikategorikan aktif.

Geo-Science 2nd 15

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua; busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.

Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi mepunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunungapi.

Terbentuknya gunungapi Gunungapi muncul pada jalur-jalur gunungapi yaitu : 1. Terbentuk di daerah punggungan tengah samudera tempat berpisahnya/mekarnya

lempeng kulit bumi yang pecah saling menjauhi antara lempeng yang satu dengan lainnya, terdorong oleh naiknya cairan magma ke permukaan bumi membentuk gunung berapi (di Islandia).

2. Terbentuk pada pertumbukan antara lempeng benua dengan lempeng samudera dan lempeng samudera dengan lempeng samudera. Di Indonesia terbentuk sebagaian besar terjadi kerena pertumbukan antara lempeng benua dengan lempeng samudera.

3. Terbentuk pada titik panas tempat keluarnya magma ke permukaan (di benua

maupun samudera)

Terjadinya Gunung Berapi Gunungapi di Indonesia terjadi sudah ribuan tahun yang lalu malahan ada yang terjadi jutaan tahun lalu. Namun yang aktif hingga sekarang umumnya terbentuk dalam ratus ribuan tahun hingga ribuan tahun yang lalu. Letusan strombolian di G. Anak Krakatau (Foto Igan S. Sutawijaya)

Geo-Science 2nd 16

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Gunungapi yang tumbuh hasil tumbukan lempeng samudera dengan lempeng samudera Gunungapi terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan

tentang gunungapi berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik.

Sebagai contoh banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan Herculanum yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada 79 Masehi. Fosil yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerah Laetoli, Afrika Timur. Penanggalan fosil dari kerangka manusia tertua, Homo babilis berdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapat umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai. Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5 juta tahun di Hadar, Ethiopia, dan penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta tahun ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas. Material yang dihasilkan Gunungapi 1. Lava adalah cairan larutan silika pijar yang mengalir

keluar dari dalam bumi melalui kawah gunungapi atau melalui celah (patahan) yang kemudian membeku menjadi batuan yang bentuknya bermacam-macam. Bila cairan tersebut encer akan meleleh jauh dari sumbernya membentuk aliran seperti sungai melalui lembah dan membeku menjadi batuan seperti: lava ropi atau lava blok. Umumnya di Indonesia membentuk lava blok. Bila agak kental, akan mengalir tidak jauh dari sumbernya membentuk kubah lava dan pada bagian pinggirnya membeku membentuk blok-blok lava tetapi suhunya masih tinggi, bila posisinya tidak stabil akan mengalir membentuk awan panas guguran dari lava.

2. Awan panas (Nue ardentes / aliran piroklastik), terdiri dari batuan yang pijar bersuhu

tinggi (>600 C), awan panas ini dapat dihasilkan langsung dari letusan gunungapi atau akibat gugurnya lava yang masih panas mengalir melalui lembah sungai. Awan panas

Geo-Science 2nd 17

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

ini mengalir bergulung-gulung seperti awan padahal didalamnya batuan pijar dan material vulkanik yang padat bercampur gas yang suhunya tinggi.

Gb.Kiri : Awan panas G. Merapi, Juni 1984 di Kali Krasak (Foto : Panut) Gb. Kanan : Endapan awan panas G. Semeru di Besuk Kobokan, Juli 1995 (Foto : Isa N.

Dana)

3. Abu /pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan keudara saat terjadi suatu letusan, terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus, yang berukuran besar (bongkah - kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5 – 7 km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km bahkan ribuan km, dari kawah karena dapat terpengaruh oleh adanya hembusan angin. Sebagai contoh letusan G. Krakatau 1883 dapat mengitari bumi berhari-hari, juga letusan G. Galunggung 1982 dapat mencapai Australia.

4. Hujan lumpur terjadi bila di kawah terdapat danau, maka bila terjadi suatu letusan

dapat menghasilkan hujan lumpur. 5. Lahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah seperti di G.

Kelut, saat letusan tahun 1966, banyak korban di daerah Blitar karena adanya lahar letusan yang bersuhu diatas 100 C melanda daerah tersebut.

6. Aliran lahar terjadi pada suatu gunungapi yang baru meletus sehingga banyak material lepas hasil letusan disekitar puncak terhanyutkan oleh air hujan, sehingga aliran sungai itu terdiri dari larutan material vulkanik mulai dari halus sampai kasar (bongkah) bercampur dengan batuan lama disekitar lembah dan mengalir serta merusak semua tempat yang dilewatinya dan, yang kemudian diendapkan pada daerah lebih landai atau diendapkan di laut.

Geo-Science 2nd 18

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Gb. Kiri : Bekas banjir lahar di Besuk Kobokan, tampak bebatuan yang mengambang dalam pasir

dan tampak pula tanggul chek dam (Foto : I.N. Dana) Gb. Kanan : Rumah yang terkubur lahar G. Galunggung 1982, foto tahun 1983 tampak sudah

tumbuh rerumputan (Foto : Igan S. Sutawijaya)

Bentuk dan Struktur gunungapi Bentuk dari suatu gunungapi itu bermacam-macam yaitu : 1. Bentuk kerucut

Tersusun dari batuan hasil letusan gunungapi yang menumpuk dan sumber letusan biasanya tidak berpindah (tetap).

2. Bentuk Kubah

Tersusun dari batuan aliran lava yang menumpuk, karena masih agak cair bentuknya menyerupai kubah.

3. Bentuk campuran (stratovulkano) Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis da ri beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali.

4. Bentuk perisai Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (c uram), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. contoh bentuk gunungapi ini terdapat di kepulauan Hawai.

5. Bentuk maar Adalah bentuk dari kawah yang dihasilkan oleh suatu letusan yang kuat akibat letusan freatik, yaitu letusan yang disebab kan oleh uap dan gas vulkanik yang terbentuk karena adanya persentuhan magma yang sedang menembus lapisan batuan dengan air tanah, sehingga terjadilah suatu letusan dari uap dan gas tadi yang cukup kuat membentuk suatu lubang kawah. Contoh bentuk maar ini antara lain terdapat di sekitar G. Lamongan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Geo-Science 2nd 19

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

6. Kaldera Adalah bentuk kawah yang sangat besar, terjadi akibat letusan yang sangat besar, biasanya dengan volume hasil letusan sangat besar, sehingga saat letusan atau setelah letusan terjadi suatu penurunan dari bagian tubuh gunungapi (bagian puncak) dan amblas membentuk suatu lubang raksasa, dengan diameter lebih dari 2 km bahkan dapat mencapai puluhan km. Contoh kaldera diantaranya di G. Karakatau, G. Bromo, G. Batur di Bali.

PEMBENTUKAN GUNUNGAPI Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda : 1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan

kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera.

2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.

3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.

4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.

Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunungapi terjadi akibat

tumbukan kerak Samudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatra penunjaman lebih kuat dan dalam sehingga bagian akresi muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai, dll. (Modifikasi dari Katili, 1974).

PENGARUH GUNUNGAPI TERHADAP LINGKUNGAN Sudah dijelaskan bahwa gunungapi membentuk suatu kerucut raksasa yang

mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim disekitarnya sehingga merupakan tempat

Geo-Science 2nd 20

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

berkumpulnya awan yang kemudian berubah menjadi hujan, menandakan bahwa lingkungan disekitar gunungapi akan menjadi sangat subur karena batuan dan mineral yang membentuk komposisi tanah gunungapi itu sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan yang membuat tanah itu sendiri sering basah terkena air hujan yang mengakibatkan tanah itu lapuk dan menjadi subur, selain itu air adalah merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini.

Bila air meresap dan mengalir didalam tanah bersentuhan dengan sumber panas dari magma, maka akan terbentuklah suatu sumber mataair panas yang keluar ke permukaan, bila tidak bersentuhan tetap akan meresap dan mengalir dibawah permukaan dan muncul kembali pada bagian tanah yang lebih rendah sebagai mataair biasa.

Dengan banyaknya mataair disekitar gunungapi dan lebatnya hutan dan tumbuh-tumbuhan lainnya akan membentuk suatu lingkungan yang segar indah dan menyejukan khas di sekitar gunungapi, serta dibagian dataran yang makin rendah tempat berladang dan bertani penduduk yang hidup disekitarnya, membentuk perkebunan dan pesawahan, akan menambah indahnya pemandangan dan bertambah segarnya lingkungan yang alami.

Dengan demikian lingkungan gunungapi ini merupakan modal dasar yang tidak ternilai harganya sebagai anugerah Allah Subhana Wa Ta’ala bagi manusia terutama bangsa Indonesia yang berada tinggal di sekitar gunungapi tersebut. Gunungapi umumnya membentuk suatu daratan yang menjulang tinggi atau hanya sebuah pulau gunungapi. Di daerah itu mempunyai keadaan cuaca dan iklim yang sejuk dengan udara yang segar, merupakan tempat berkumpulnya awan, kemudian berubah menjadi hujan Binatang pemakan rumput berkumpul di daerah yang hutannya lebat. Bila di kaki gunungapi hutannya lebat dan tidak jauh terdapat mata air, maka daerah itu merupakan tempat berkumpulnya binatang.Tanah di sekitar gunungapi umumnya sangat subur sehingga tumbuh-tumbuhan lebat membentuk hutan, dan pada ketinggian tertentu dapat dijadikan daerah perkebunan yang subur dengan hasil yang baik, pada bagian yang lebih rendah terdapat kebun dan pesawahan serta beberapa pemukiman dan perkampungan dan kebagian lebih rendah lagi terdapat pemukiman perkotaan yang padat penduduknya. Keadaan itu memperlihatkan suatu panorama yang indah, sejuk dan menyegarkan.

Hujan di sekitar gunungapi sering terjadi sehingga daerah itu selalu sejuk dan segar serta membuat tanahnya menjadi sangat subur banyak tetumbuhan membentuk hutan. Air mengalir dipermukaan membentuk sungai dan sebagian meresap kedalam tanah kemudian muncul menjadi mataair dan akan mengalir kembali menuju laut. Sehingga pada daerah itu mulai banyak kehidupan berupa perkampungan tradisional di sepanjang sungai itu. Air hujan meresap kedalam tubuh gunungapi dan mengalir didalamnya kemudian keluar kembali menjadi mataair pada ketinggian tertentu. Bila kawah berisi air akan membentuk danau kawah dan airnya ada yang netral dengan derajat keasamannya 7 atau bersifat asam dengan derajat keasaman kurang dari 7 , ada pula yang sangat asam dengan derajat keasaman kurang dari 3. Air kawah yang asam mengalir dan bercampur dengan air sungai, maka air sungai tersebut tidak dapat dipergunakan untuk keperluan irigasi, minuman ternak, terlebih lagi untuk keperluan manusia. Penduduk yang tinggal di sekitar gunungapi aktif sering mengalami gangguan kesehatan, seperti kerusakan gigi, dimana gigi para penduduk berwarna hitam dan lama kelamaan patah, contohnya dapat ditemukan di sebagian besar penduduk yang tinggal di daerah Lembang di kaki G. Tangkuban Parahu atau di daerah Banyuwangi sepanjang sungai Banyupahit sampai ke Asembagus di kaki G.Ijen. Hal ini disebabkan

Geo-Science 2nd 21

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

mengkonsumsi air yang mengandung Fluor (F) sangat tinggi dan bila kekurangan Iodium (I) akan mengakibatkan penyakit gondok. Air kawah yang asam dapat mencemari air tanah dan lingkungan disekitarnya, bila unsur flournya tinggi akan merusak gigi (a) dan bila kekurangan Iodium dapat mengakibatkan penyakit gondok SUMBERDAYA GUNUNGAPI DAN PEMANFAATANNYA

Dalam keadaan tenang (saat tidak meletus) wilayah gunungapi ini harus dieksploitasi dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan manusia, sebagai bukti kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan anugerah dan merupakan pengaruh positif dari keberadaan suatu gunungapi.

Hasil pertanian yang berlimpah di sekitar gunungapi

Dengan adanya gunungapi itu jelas akan mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim di sekitarnya. Maka dengan keberadaan suatu gunungapi itu akan banyak sekali sumberdaya alam yang terdapat di dalamnya. Sumberdaya alam itu dapat berupa tanah subur yang ditumbuhi hutan alam sehingga menghasilkan hasil hutan yang berlimpah, serta dengan segala isinya berupa makhluk hidup, sebagai sumberdaya flora dan fauna. Sumberdaya air yang ada di sekitar gunungapi yang dapat diubah menjadi sumber energi listrik, sumberdaya alam bahan galian yang membentuk tubuh gunungapi tersebut serta sumberdaya alam lainnya. Pemanfaatan Sumberdaya Gunungapi

Pemanfaatan sumberdaya gunungapi secara langsung ataupun tidak langsung sebenarnya sudah dilakukan oleh sebagian besar penduduk Indonesia yang berada di sekitar gunungapi atau oleh organisasi baik pemerintah maupun swasta, namun pemanfaatan tersebut belum maksimal, masih perlu pengembangan-pengembangan dan penataan yang lebih baik sehingga tidak merusak lingkungan secara alami. Sumberdaya yang dapat dikelola itu seperti

1. pemanfaatan sumberdaya air menjadi tenaga listrik, untuk pengairan di perkebunan dan di pesawahan.

2. Pemanfaatan sumberdaya hutan industri dan perkebunan tanaman keras yang dapat menghasilkan bahan hasil bumi yang bersifat dapat dibarukan lagi (renewable) dan sebagai hasil produksi untuk eksport non migas.

3. Pemanfaatan bahan galian batuan dan mineral untuk bahan bangunan atau untuk industri.

4. Pemanfaatan sumberdaya panas bumi untuk energi listrik yang ramah lingkungan, keperluan rumahtangga dan Industri Pariwisata.

5. Pemanfaatan komoditi gunungapi sebagai objek wisata, yang perlu ditangani secara lebih baik oleh pemerintah maupun swasta, yang tentu akan sangat bermanfaat bagi penduduk, terutama penduduk setempat khususnya dan bangsa Indonesia umumnya. Wisata alam gunungapi ini sangat penting, karena Indonesia jelas mempunyai gunungapi terbanyak di dunia dan tidak perlu merusak lingkungan gunungapi, malahan sebaliknya. Maka dalam pemanfaatan semua sumberdaya yang terdapat di gunungapi dan

sekitarnya, harus memperhatikan pula keadaan dampak lingkungannya secara keseluruhan agar lingkungan gunungapi tersebut terjaga dengan baik, karena bila tidak diperhatikan kemungkinan besar akan timbul suatu bencana yang disebabkan oleh pemanfaatan yang salah yang tidak mengikuti teknik pengelolaan yang baik dengan memperhatikan lingkungan yang alami. Bila tidak mengikuti cara yang baik kemungkinan besar akan mengakibatkan bencana yang disebabkan ulah manusia, seperti:

Geo-Science 2nd 22

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Adanya penebangan hutan yang tidak teratur, penanaman perkebunan bukan tanaman keras pada daerah yang berlereng terjal (lahan miring) sehingga terjadi erosi kuat yang dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor pada saat musim penghujan. Pengambilan bahan galian yang tidak memperhatikan teknik pertambangan yang ramah lingkungan.

Untuk menghindari hal itu maka sangat diperlukan adanya hutan lindung pada setiap daerah kawasan gunungapi, terutama pada daerah yang berlereng terjal, umumnya ke tempat yang lebih tinggi. Sumberdaya bahan galian dan mineral

Selain tanahnya sangat subur, tentu bahan galian batuan dan mineral yang terdapat didalamnya dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan industri, seperti bahan galian batu pasang untuk pondasi bangunan, batu apung, mineral kaolin, teras gunungapi (puzolan), belerang dan bahan galian lainnya untuk keperluan industri. Sumberdaya panas bumi

Sumberdaya tenaga panas bumi tentu akan terdapat di daerah gunungapi yang dapat dimanfaatkan langsung untuk keperluan wisata atau tenaga panas bumi itu dimanfaatkan untuk pemanas ruangan dirumah atau di hotel, serta tenaga panasbumi ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik. Sumberdaya wisata gunungapi

Sumberdaya alam lainnya yang tidak ternilai harganya adalah pemanfaatan keadaan alam gunungapi yang mempunyai panorama dan pemandangan yang indah merupakan modal dasar atau suatu komoditi yang dimiliki untuk dimanfaatkan dalam industri pariwisata atau untuk kepentingan lainnya, yang akan banyak manfaatnya bagi kehidupan masyarakat disekitar gunungapi khususnya dan bangsa Indonesia umumnya.

PENGARUH NEGATIF GUNUNGAPI DAN BAHAYANYA Bila gunungapi itu meletus (terbangun dari tidurnya), berarti gunungapi dalam

keadaan aktif akan marah dan tentu merusak semua yang ada disekitarnya. Besar kecilnya kerusakan itu tergantung dari jenis letusannya, dan setiap gunungapi mempunyai sifat- sifat atau tipe letusan yang berbeda. Maka bila terjadi letusan yang besar akan menimbulkan suatu bencana cukup besar akibat letusan gunungapi tersebut. Penduduk di sekitar gunungapi lari ketakutan karena adanya letusan yang dahsyat, dan pesawat terbang harus menghindar dari gumpalan asap gunungapi karena bila masuk kedalamnya dapat mematikan mesin pesawat Bahaya Letusan Gunungapi

Pada umumnya gunungapi yang telah mengalami masa istirahat sangat lama (ratusan atau bahkan ribuan tahun) dapat meletus sangat kuat sehingga menimbulkan bencana sangat besar dan luas, misalnya : Letusan G. Tambora 1815 dan G. Krakatau 1883. Letusan gunungapi yang mempunyai masa istirahat antara 30 -100 tahun menimbulkan bencana bersekala menengah, misalnya G. Galunggung (1982). Sedangkan gunungapi yang pada saat ini sering meletus seperti G. Marapi di Sumatera Barat, G. Merapi di Yogyakarta-Jawa Tengah, G. Semeru di Jawa Timur dan G. Karangetang di Sangihe mempunyai derajat potensi bencana relatif kecil dan daerah yang rawan bencana terlokalisir.

Geo-Science 2nd 23

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Bencana dan bahaya letusan gunungapi itu berpengaruh secara langsung dan tidak langsung serta dapat merusak bagi kehidupan. 1. Bahaya langsung adalah bahaya yang diakibatkan oleh material yang dikeluarkan

secara langsung oleh gunungapi itu, misalnya karena terlanda aliran lava, aliran awan panas, tertimpa lontaran batu (pijar), lahar letusan, gas beracun, hujan abu, dan hujan lumpur panas atau lahar letusan bagi gunungapi yang di kawahnya terisi air (danau kawah). Daerah rawan bencana yang akan terlanda oleh pengaruh langsung ini mencakup daerah sekitar puncak (kawah) dan berkembang ke daerah lereng (lembah sungai) yang berhulu dari sekitar kawah, dengan jangkauan yang terlanda dapat mencapai lebih 10km. Sedangkan Lontaran abu gunungapi pada saat letusan juga mengancam keselamatan penerbangan karena abu letusan itu mengganggu penglihatan dan merusak mesin pesawat. Sebaran dampak letusan gunungapi ini akan sangat luas dari beberapa kilometer sampai ratusan kilometer serta tidak mengenal batas wilayah administrasi pemerintahan. Dapat pula menimbulkan dampak bencana letusan gunungapi berjangka panjang, seperti timbulnya berbagai jenis penyakit, (penyakit gondok dan pertumbuhan fisik terganggu atau cacat fisik, rusaknya gigi akibat air yang tercemari belerang dan unsur merusak dari kawah gunungapi). Bahaya langsung dari hasil letusan gunungapi berupa awan panas, jatuhan batuan, pasir dan abu yang mengancam dan membahayakan, sehingga penduduk berhamburan menyelamatkan diri.

2. Bahaya tidak langsung adalah diakibatkan oleh aliran lahar dan banjir karena bahan

letusan yang tertimbun di lereng bagian atas cukup berpotensi dan terhanyutkan air hujan, sehingga melanda bagian hilir sungai dan daerah dataran di sekitarnya. Jangkauan bencana oleh lahar ini sangat jauh dapat mencapai muara (pantai) pada sungai yang berhulu dari sekitar kawah gunungapi yang baru meletus, serta jauhnya jangkauan lahar ini tergantung pula pada curah hujan yang terjadi.

Tanda-tanda gunung api akan meletus:

a. Temperatur disekitar kawah naik b. Banyak sumber air mengering c. Sering timbul gempa gunung api d. Binatang banyak yang pindah e. Sering terdengar suara gemuruh

Gejala pasca vulkanik (selesai meletus) : a. Muncul ekshalasi (sumber gas) misalnya di Dieng, Jawa Tengah b. Muncul mata air panas misalnya di Cimelati, Jawa Barat c. Adanya mata air makdani, yaitu mata air panas yang mengandung mineral seperti

belerang, contohnya di Maribaya (Jawa Barat), Baturaden dan Dieng (Jawa Tengah)

d. Adanya Geyser, yaitu mata air panas yang disemburkan ke udara.

Geo-Science 2nd 24

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

CARA PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNGAPI Dalam penanggulangan bencana letusan gunungapi terbagi menjadi tiga bagian yaitu : Persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan sesudah terjadi letusan. a. Sebelum terjadi letusan perlu dilakukan/disediakan :

1. Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunungapi aktif ; 2. Pembuatan dan penyediaan Peta kawasan rawan bencana letusan Gunungapi,

peta zona risiko bahaya gunungapi, dengan pendukung lainnya seperti peta geologi gunungapi;

3. Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunungapi; 4. Melakukan pembimbingan dan informasi gunungapi; 5. Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di

gunungapi; 6. Melakukan peningkatan sumberdaya manusia dan pendukungnya seperti

peningkatan sarana dan prasarananya.

b. Saat terjadi krisis / letusan gunungapi 1. Membentuk tim gerak cepat 2. Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung oleh penambahan

peralatan yang lebih memadai; 3. Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan menurut alur dan frekwensi pelaporan

sesuai dengan kebutuhan; 4. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai Prosedur.

c. Setelah terjadi letusan

1. Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan; 2. Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya; 3. Memberikan saran penanggulangan bahaya; 4. Memberikan saran penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang; 5. Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak; 6. Menurunkan status tingkat kegiatan, bila keadaan sudah menurun; 7. Melanjutkan pemantauan rutin;

Direktorat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi adalah instansi yang bertugas

dalam melakukan pemantauan kegiatan gunungapi di Indonesia dan untuk melaksanakan penanggulangan bencana itu bekerjasama di dalam suatu organisasi yang disebut Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (BAKORNAS PB).

Sebelum terjadi letusan dilakukan pemantauan terus-menerus pada setiap gunungapi aktif secara visual dan instrumental dari pos Pengamatan Gunungapi. Pada saat krisis/letusan Gunungapi maka petugas harus segera melaporkannya ke atasan langsung, kepada pimpinan pemerintah daerah setempat dan ke instansi yang berhubungan, untuk segera melakukan penanggulangan bencana letusan gunungapi, serta memberikan saran kepada pemerintah daerah agar memberitahukan kepada masyarakat setempat yang kemungkinan terlanda bencana untuk segera mengungsi/menghindar ke daerah yang aman.

Bila letusan terjadi, Direktur Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkannya kepada Direktur Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral, kepada Bapak Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral dan akhirnya sampai kepada Bapak Presiden Republik Indonesia serta menginformasikan kejadian letusan itu kepada seluruh lapisan masyarakat dan langsung kepada Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana.

Geo-Science 2nd 25

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

GEMPA BUMI Gempabumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar

lempeng bumi , patahan aktif aktivitas gunungapi atau runtuhan batuan. Kekuatan gempabumi akibat aktivitas gunungapi dan runtuhan batuan relatif kecil sehingga kita akan memusatkan pembahasan pada gempabumi akibat tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif. Teori Tektonik Lempeng

Menurut teori tektonik lempeng, permukaan bumi ini terbagi atas kira-kira 20 pecahan besar yang disebut lempeng. Ketebalannya sekitar 70 km. Ketebalan lempeng kira-kira hampir sama dengan litosfer yang merupakan kulit terluar bumi yang padat. Litosfer terdiri dari kerak dan selubung atas. Lempengnya kaku dan lempeng-lempeng itu bergerak diatas astenosfer yang lebih cair.

BATAS - BATAS LEMPENG Daerah tempat lempeng-lempeng itu bertemu disebut batas lempeng. Pada batas lempeng kita dapat mengetahui cara bergerak lempeng-lempeng itu. Lempeng bisa saling menjauh, saling bertumbukan, atau saling menggeser ke samping. Pada zona konvergen biasanya terjadi penghancuran lempeng, pusat gempa tektonik dan vulkanik. Daerah pita subduksi terutama pada daerah sirkum mediterania dan sirkum pasifik. Pada zona divergen (zona konstruktif) terbentuk kerak bumi yang ditandai dengan adanya punggung tengah samudera, dimana sepanjang punggung ini terdapat lembah besar dan curam yang disebut retak tengah samudera, umumnya terjadi dibawha samudera. Sesar transform yang biasanya dekstral sering menimbulkan gempa berskala dangkal. Pada zona sesar mendatar (konservatif) terdapat gempa tektonik dangkal. Kekuatan gempa yang tidak besar tetapi berkedalaman rendah dapat menjadi gempa yang merusak; misalnya sesar San Andreas yang disebabkan oleh lempeng Pasifik bergerak kearah utara dan lempeng Amerika Utara bergerak ke selatan.

Geo-Science 2nd 26

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Penyebab Gerakan Lempeng Arus konveksi memindahkan panas melalui zat cair atau gas. Gambar poci kopi menunjukkan dua arus konveksi dalam zat cair. Perhatikan, air yang dekat dengan api akan naik, saat dingin di permukaan air kembali turun. Para ilmuwan menduga arus konveksi dalam selubung itulah yang membuat lempeng-lempeng bergerak. Karena suhu selubung amat panas, bagian-bagian di selubung bisa mengalir seperti cairan yang tipis. Lempeng-lempeng itu bergerak seperti ban berjalan berukuran besar.

Proses Gempabumi Lempeng samudera yang rapat massanya lebih besar ketika

bertumbukkan dengan lempeng benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini menimbukan getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempabumi.

Kepulauan Indonesia terletak pada

pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia bertumbukan di lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan pulau Jawa, lepas pantai Selatan kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku sebelah selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi tumbukan di sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar pertemuan 3 lempeng itu sering terjadi gempabumi.

Berikut ini adalah 25 Daerah Wilayah Rawan Gempabumi Indonesia yaitu: Aceh, Sumatera Utara (Simeulue), Sumatera Barat - Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten Pandeglang, Jawa Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan, Kepala Burung-Papua Utara, Jayapura, Nabire, Wamena, dan Kalimantan Timur.

Geo-Science 2nd 27

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Intensitas Dan Kekuatan Gempabumi Intensitas gempabumi adalah tingkat kerusakan yang terasa pada lokasi terjadinya.

Angkanya ditentukan dengan menilai kerusakan yang dihasilkannya, pengaruhnya pada benda-benda, bangunan, dan tanah, dan akibatnya pada orang-orang. Skala ini disebut MMI (Modified Mercalli Intensity) diperkenalkan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Magnituda adalah parameter gempa yang diukur berdasarkan yang terjadi pada daerah tertentu, akibat goncangan gempa pada sumbernya. Satuan yang digunakan adalah Skala Richter. Skala ini diperkenalkan oleh Charles F. Richter tahun 1934. Sebagai contoh, gempabumi dengan kekuatan 8 Skala Richter setara kekuatan bahan peledak TNT seberat 1 gigaton atau 1 milyar ton.

Skala Richter didasarkan pada pengukuran energi gelombang seismik yang diterima pada skala logaritma yang digambarkan sebagai perubahan posisi suatu titik pada skala Richter (I sd VIII). Skala MMI didasarkan pada tingkat intensitas kerusakan yang dialami pada permukaan bumi (I sd XII). Disamping itu ada juga skala Omori yang membuat skala gempa menjadi 7 tingkat kekuatan.

Perbandingan Skala Mercalli dan Skala Richter:

Geo-Science 2nd 28

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Jenis Gempa Bumi Dari faktor-faktor penyebab terjadinya, maka gempa bumi dapat digolongkan

menjadi tiga.

1. Gempa "Tektonik". Gempa Tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting (lunak) dan akhirnya bergerak. Teori dari "Tektonik Plate" menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya Gempa Tektonik.

Keterangan Gambar : Gambar 1 (Paling Kiri) : Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang "L" Gambar 2 (Tengah) : Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang "P" Gambar 3 (Paling Kanan): Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang "S"

2. Gempa Vulkanik Gempa ini jarang terjadi bila dibandingkan dengan gempa tektonik. Gempa vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Ketika gunung berapi meletus maka getaran dan goncangan letusannya bisa terasa sampai dengan sejauh 20 mil. Sejarah mencatat, di Indonesia pernah terjadi letusan gunung berapi yang sangat dahsyat pada tahun 1883 yaitu meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Jawa barat. Letusan ini menyebabkan goncangan dan bunyi yang terdengar sampai sejauh 5000 Km. Letusan tersebut juga menyebabkan adanya gelombang pasang "Tsunami" setinggi 36 meter dilautan dan letusan ini memakan korban jiwa sekitar 36.000 orang.

3. Gempa Runtuhan Gempa ini terjadi karena adanya runtuhan, misalnya atap gua atau terowongan tambang, gempa ini relatif lemah dan terasa di sekitar tempat runtuhan terjadi saja.

Berdasarkan bentuk episentrumnya a. Gempa linier, episentrumnya berbentuk garis, misalnya karena patahan b. Gempa sentral, episentrum berbentuk titik, misalnya gunung berapi atau tanah

runtuh

Geo-Science 2nd 29

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Berdasarkan jarak episentrumnya a. gempa lokal, jaraknya kurang dari 10.000 km b. gempa jauh, jaraknya 10.000 km c. gempa sangat jauh, jaraknya lebih dari 10.000 km

Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya dari permukaan bumi

a. gempa dalam, dalamnya lebih dari 300 km dari permukaan bumi b. gempa intermedier, dalamnya 100 – 300 km c. gempa dangkal, dalamnya kurang dari 100 km

Akibat Gempabumi Akibat utama gempabumi adalah hancurnya bangunan-bangunan karena

goncangan tanah. Jatuhnya korban jiwa biasanya terjadi karena tertimpa reruntuhan bangunan, terkena longsor, dan kebakaran. Jika sumber gempabumi berada di dasar lautan maka bisa membangkitkan gelombang tsunami yang tidak saja menghantam pesisir pantai di sekitar sumber gempa tetapi juga mencapai beberapa km ke daratan.

Korban jiwa terbesar akibat gempabumi Indonesia terjadi di Nias pada bulan Maret 2005 sebanyak 300 jiwa. Sementara korban jiwa gempabumi yang kemudian membangkitkan tsunami terbesar memakan korban jiwa terjadi di Aceh dan Sumut pada Desember 2004, sebanyak 250.000 jiwa.

Tindakan Kita Saat Terjadi Gempabumi Jika gempabumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan pegangan dimanapun anda berada. 1. Didalam Rumah

Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.

2. Di Luar Rumah Lindungi kepala anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.

3. Di Mall, Bioskop, Dan Lantai Dasar Mall

Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.

4. Di Dalam Lift

Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.

Geo-Science 2nd 30

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

5. Di Dalam Kereta Api Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.

6. Di Dalam Mobil

Saat terjadi gempabumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.

7. Di Gunung/Pantai

Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.

8. Beri Pertolongan Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempabumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar anda.

9. Evakuasi Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempabumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki dibawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah. Bawalah barang-barang secukupnya.

10. Dengarkan Informasi

Saat gempabumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.

Istilah Gempa Bumi 1. Hiposentrum, yaitu sumber atau tempat terjadinya gempa bumi, terletak dibagian

dalam lapisan bumi. Dari hiposentrum ini gelombang primer dan sekunder dirambatkan ke segala arah. Jika penyebab gempa adalah berupa patahan, maka hiposentrumnya berupa garis, sedangkan jika penyebabnya adalah gunung berapi atau tanah rubuh maka hiposentrumnya berbentuk titik.

2. Episentrum, yaitu titik atau garis pada permukaan bumi atau permukaan laut yang tegak lurus diatas hiposentrum.

3. Makroseisma, daerah disekitar episentrum yang mendapat getaran dan menimbulkan kerusakan yang hebat

4. Pleistoseista, garis yang membatasi makroseisma atau tempat yang kerusakannya sama

5. Isoseista, garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dipermukaan bumi yang menderita kerusakan yang sama akibat sebuah gempa

6. Homoseista, garis pda peta yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang mencatat gelombang primer pada waktu yang sama

Geo-Science 2nd 31

(lihat di http:www.sepenggal.wordpress.com)

SMAN 8 Pekanbaru

085265229696

rudi sis

Ada tiga macam gelombang gempa 1. Gelombang longitudinal, gelombang yang merambat daru sumber gempa ke segala

arah dengan kecepatan 7 – 14 km/detik, dan pertama kali dirasakan orang didaerah gempa.

2. Gelombang transversal, gelombang yang sejalan dengan gelombang primer dengan kecepatan 4 – 7 km/detik

3. Gelombang permukaan (panjang) gelombang yang paling banyak menimbulkan kerusakan, dengan kecepatan 3,5 – 3,9 km/detik.

Daerah Teduh Seismik

Pada saat gempa, gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S) disebarkan ke segala arah dari hiposentrum dengan jalur yang melengkung. Akibat adanya pembiasan oleh litosfer, hanya gelomban P yang mampu menerobos inti bumi, sedangkan gelombang S tidak; sehingga pada daerah gempa terdapat wilayah yang sama sekali tidak mendapatkan getaran, baik S maupun P; biasanya pada busur 1050 sampai 1450 dari episentrum dan berbentuk gelang di permukaan bumi, daerah ini disebut dengan daerah teduh seismik.

Wilayah yang mengalami getaran P dan S berada di sekitar episentrum sampai sejauh 1050 dan wilayah yang hanya mengalami getaran P saja berada pada jarak 1450 dari episentrum.

Alat Pencatat Gempa Bumi Alat pencatat gempa disebut dengan seismograf. Untuk menghitung jarak

episentrum, digunakan rumus Laska berikut:

= [(S – P) – 1’] x 1 mega meter dimana = jarak episentrum S – P = selisih waktu antara gelombang primer dan sekunder yang dicatat pada seismograf dalam satuan menit 1’ = faktro pengurang 1 menit 1 mega meter = 1000 km

PROSES TERJADINYA TSUNAMI