bab iv hasil penelitian -...
TRANSCRIPT
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den’s yang berlokasi di jalan
Surapati nomor 109 Bandung, dimana perusahaan bergerak pada bidang konveksi
yang memproduksi dan menjual berbagai jenis pakaian jadi berdasarkan pesanan
(Job Order). Maka pada bab ini penulis akan melakukan perhitungan harga pokok
produksi dari beberapa produk yang telah dihasilkan oleh Tunas Den’s pada
periode Maret 2013.
Selama periode Maret 2013 perusahaan konveksi Tunas Den’s telah
menghasilkan beberapa produk dengan total produksi sebanyak 3.310 pieces
pakaian, dalam rangka memenuhi pesanan yang telah diterima. Berikut rincian
data produksi Tunas Den’s pada periode Maret 2013:
Tabel 4.1 Rincian Data Produksi Tunas Den’s Periode Maret 2013
No Produk Kuantitas (pieces) Persentase
1 Kaos Wangki 2.500 75,53 %
2 Sweater 750 22,66 %
3 Jaket 60 1,81 %
TOTAL 3.310 100 %
Sumber: Hasil Penelitian
41
4.1 Unsur-Unsur Pembentuk Harga Pokok Produksi Periode Maret 2013
pada Tunas Den’s
Sebelum melakukan perhitungan harga pokok produksi pada suatu
perusahaan, terlebih dahulu diidentifikasi dengan baik unsur-unsur biaya yang
menentukan harga pokok produksi tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperoleh
perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan akurat. Berdasarkan teori
akuntansi biaya, unsur-unsur biaya tersebut terdiri dari biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Berdasarkan hasil penelitian, berikut unsur-unsur pembentuk harga pokok
produksi periode Maret 2013 pada Tunas Den’s:
4.1.1 Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya bahan baku langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh bahan utama atau bahan langsung yang
membentuk keseluruh bagian pada suatu produk dan dapat ditelusuri langsung
pada barang yang dihasilkan. Bahan baku langsung merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari suatu produk. Berikut disajikan harga perolehan bahan baku
langsung yang digunakan dalam proses produksi pada periode Maret 2013:
42
Tabel 4.2 Harga Perolehan Bahan Baku Langsung Tunas Den’s
Periode Maret 2013
No Nama Bahan Baku Satuan Harga per Satuan
1 Bahan katun combed Kg Rp 75.000,00
2 Bahan fleece Kg Rp 66.000,00
3 Bahan taslan M Rp 25.000,00
4 Puring M Rp 9.000,00
5 Benang polyester Gulung Rp 17.000,00
6 Benang katun (kaos wangki) Gulung Rp 16.500,00
7 Benang katun (jaket) Gulung Rp 22.000,00
8 Benang bordir Gulung Rp 17.000,00
9 Resleting badan Piece Rp 6.000,00
10 Resleting saku Piece Rp 1.500,00
11 Kerah Kg Rp 52.000,00
12 Kancing Lusin Rp 6.500,00
13 Perepet Roll Rp 30.000,00
14 Tali kur Pak Rp 20.000,00
15 Cat sablon Kg Rp 42.000,00
16 Rip Sweater Kg Rp 45.000,00
Sumber: Hasil Penelitian
Berikut ini penjelasan mengenai bahan baku langsung yang digunakan
oleh Tunas Den’s dalam proses produksi pada periode Maret 2013:
43
1. Bahan katun combed
Bahan katun combed adalah jenis kain katun yang diproduksi dengan
disisir (combed) pada proses finishingnya. Katun combed memiliki
serat kapas yang lebih panjang, lurus, rata, dan memiliki sedikit nap
(sambungan kapas pada pilinan benang).
2. Bahan fleece
Bahan fleece merupakan jenis kain yang sifatnya mudah menyerap
tinta. Biasanya digunakan untuk produksi pakaian jenis fullprint yang
disablon pada bagian badan dan bagian tangan seperti sweater.
3. Bahan taslan
Bahan taslan adalah jenis kain yang digunakan untuk produksi jaket.
Bahan taslan memiliki tekstur tebal dengan permukaan agak licin,
memiliki kerapatan serat bahan yang tinggi dan bersifat waterproof.
Bahan taslan memiliki keunggulan bahan yang nyaman saat dipakai
karena mengikuti bentuk tubuh dan mudah dilipat.
4. Puring
Puring adalah jenis kain tipis yang digunakan untuk lapisan bagian
dalam jaket. Bahan puring memiliki tekstur kasar dan kerapatan serat
yang rendah.
5. Benang polyester
Benang polyester merupakan jenis benang yang digunakan pada
proses obras. Benang jenis ini biasanya dibeli dalam satuan pak
dimana setiap paknya berisi 12 gulung benang polyester.
44
6. Benang katun
Benang katun biasa disebut juga sebagai benang jahit, terbuat dari
serat alami (kapas). Pada perusahaan konveksi biasanya benang katun
dibeli dalam satuan pak yang dalam setiap pak berisi 12 gulung
benang katun.
7. Benang bordir
Benang bordir adalah jenis benang dengan tekstur lebih halus,
digunakan dalam proses bordir agar pakaian terlihat lebih menarik.
8. Resleting
Resleting adalah bahan baku yang digunakan untuk melengkapi
produksi jaket sebagai pengganti kancing.
9. Kerah
Kerah adalah salah satu komponen yang melengkapi pakaian. Kerah
menempel di bagian lingkar leher, sehingga menjadi hiasan untuk
bagian leher pakaian. Kerah digunakan untuk produksi kaos wangki
dan polo shirt.
10. Kancing
Kancing adalah bahan baku yang digunakan untuk produksi kaos agar
produk terlihat lebih menarik.
11. Perepet
Perepet merupakan material tekstil yang digunakan pada sweater,
terdiri dari dua bagian yang dapat menyatu jika dipertemukan. Dua
bagian tersebut memiliki tekstur masing-masing kasar dan halus.
45
12. Tali kur
Tali kur adalah bahan baku yang digunakan dalam produksi sweater.
Biasanya terdapat bada bagian topi dan tangan sweater.
13. Cat sablon
Cat sablon adalah bahan baku berupa tinta yang digunakan pada
proses sablon untuk sweater.
14. Rip sweater
Rip merupakan bahan baku yang digunakan pada bagian pinggiran
lengan dan bagian pinggiran bawah pada sweater. Sehingga jahitan
pada sweater terlihat rapi.
4.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk upah karyawan yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi dan
manfaatnya dapat ditelusuri langsung pada barang yang dihasilkan.
Tunas Den’s menentukan tarif atau upah yang berbeda untuk setiap jenis
pengerjaan dan jenis produknya. Upah yang dibayarkan adalah upah per satuan
produk. Berikut disajikan spesifikasi pekerjaan dan masing-masing upahnya untuk
produksi periode Maret 2013:
46
Tabel 4.3 Tarif Biaya Tenaga Kerja Langsung Tunas Den’s
Periode Maret 2013
No Pengerjaan Upah per Piece
1 Bagian Pemotongan (kaos) Rp 3.000,00
2 Bagian Pemotongan (sweater) Rp 3.000,00
3 Bagian Pemotongan (jaket) Rp 3.500,00
4 Bagian Jahit (kaos) Rp 2.500,00
5 Bagian Jahit (sweater) Rp 7.000,00
6 Bagian Jahit (jaket) Rp 11.000,00
7 Bagian Obras (kaos) Rp 1.500,00
8 Bagian Obras (sweater) Rp 2.500,00
9 Bagian Bordir (kaos) Rp 2.500,00
10 Bagian Bordir (jaket) Rp 6.000,00
11 Bagian Sablon (sweater) Rp 3.500,00
Sumber: Hasil Penelitian
Penentuan upah untuk tenaga kerja langsung dimaksudkan untuk
mempermudah perusahaan dalam pemberian balas jasa. Penentuan upah ini
ditentukan atas dasar keputusan pemilik perusahaan dan perjanjian dengan
karyawan. Upah ini sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan jumlah pesanan
yang diterima setiap periodenya. Semakin banyak seorang pegawai mengerjakan
suatu pesanan dan semakin tinggi tingkat kesulitan pengerjaannya, maka akan
semakin tinggi pula upah yang diberikan.
47
4.1.3 Biaya Overhead Pabrik
Biaya tidak langsung atau biaya overhead pabrik adalah semua biaya
produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang
menunjang proses produksi. Biaya overhead merupakan biaya yang manfaatnya
tidak dapat ditelusuri langsung pada suatu produk. Biaya overhead pabrik yang
terjadi dalam proses produksi Tunas Den’s pada periode Maret 2013 adalah
sebagai berikut:
a. Biaya bahan tidak langsung (Bahan penolong)
Biaya bahan penolong adalah biaya bahan yang digunakan untuk
membantu penyelesaian suatu produk yang jumlahnya relatif kecil.
Seperti jarum jahit, jarum obras, jarum overdeck, plastik, karung, dan
tali rafia.
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung pada Tunas Den’s tidak ada.
c. Biaya penyusutan mesin
Biaya penyusutan pada Tunas Den’s terdiri dari penyusutan 6 unit
mesin jahit, 4 unit mesin obras, 2 unit mesin overdeck, dan 1 unit
mesin potong. Biaya penyusutan terjadi akibat penurunan nilai
manfaat dari mesin-mesin pabrik.
d. Biaya pemeliharaan
Biaya pemeliharaan merupakan biaya untuk perawatan dan perbaikan
mesin-mesin produksi, seperti penggantian minyak pelumas mesin.
48
e. Biaya lain-lain
Biaya lain-lain merupakan biaya yang digunakan untuk menunjang
proses produk selain biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak
langsung, biaya penyusutan mesin, dan biaya pemeliharaan. Biaya
lain-lain yang terjadi pada Tunas Den’s antara lain yaitu biaya listrik,
biaya telepon (dalam bentuk voucher), dan biaya sewa gedung.
Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den’s mengenai perhitungan
harga pokok produksi. Penulis menyimpulkan bahwa unsur-unsur biaya yang
sebelumnya digunakan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok produksi
belum tepat dan tidak sesuai dengan teori akuntansi biaya. Hal ini dikarenakan
perusahaan hanya menggunakan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung sebagai unsur pembentuk harga pokok produksi.
Menurut penulis, sesuai teori akuntansi biaya seharusnya perusahaan
memasukkan biaya overhead pabrik sebagai salah satu unsur biaya yang
membentuk harga pokok produksi, karena biaya tersebut memiliki peranan dalam
menunjang proses produksi. Menurut Carter (2009:151), “Biaya overhead pabrik
terdiri atas semua biaya yang tidak dapat ditelusuri langsung ke pesanan tetapi
terjadi dalam proses produksi (di luar pemasaran dan administrasi)”.
Berdasarkan uraian penulis diatas dapat diketahui bahwa biaya overhead
pabrik yang seharusnya dialokasikan oleh perusahaan ke setiap produk terdiri dari
biaya bahan penolong, biaya penyusutan mesin, biaya pemeliharaan, biaya listrik,
biaya telepon, dan biaya sewa gedung.
49
4.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Periode Maret 2013 pada
Tunas Den’s
Setelah diidentifikasi dengan baik unsur-unsur biaya yang membentuk
harga pokok produksi, maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan harga pokok
produksi. Pada bab ini penulis akan menghitung harga pokok produksi untuk
setiap produk yang dihasilkan pada periode Maret 2013 antara lain, kaos wangki,
sweater, dan jaket.
Metode yang digunakan dalam menghitung harga pokok produksi adalah
metode harga pokok berdasarkan pesanan (Job Order Cost Method), karena Tunas
Den’s melakukan proses produksi berdasarkan pada pesanan yang diterima.
Menghitung harga pokok produksi berdasarkan pesanan harus mengidentifikasi
pesanan secara terpisah agar dapat dibedakan biaya per unit antara satu pesanan
dengan pesanan lainnya.
Metode penentuan harga pokok produksi yang digunakan adalah metode
full costing, yaitu metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri
dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
Berikut perhitungan harga pokok produksi pada Tunas Den’s untuk setiap
produk yang dihasilkan pada periode Maret 2013, disertai dengan laporan harga
pokok produksi masing-masing produk:
50
4.2.1 Kaos Wangki
a. Biaya bahan baku langsung
Biaya bahan baku langsung yang digunakan oleh Tunas Den’s dalam
proses memproduksi 2.500 pieces kaos wangki dihitung dengan cara
mengalikan kuantitas (Q) tiap bahan baku yang dibutuhkan dengan
harga per satuannya, kemudian hasil tersebut ditotalkan. Berikut
rincian biaya bahan baku langsung untuk 2.500 pieces kaos wangki:
Tabel 4.4 Biaya Bahan Baku Langsung Kaos Wangki Tunas Den’s
Periode Maret 2013
No Jenis Bahan Baku Q Satuan Harga per
Satuan Jumlah Biaya
1 Bahan katun combed 625 Kg Rp 75.000,00 Rp 46.875.000,00
2 Kerah 4,5 Kg Rp 52.000,00 Rp 234.000,00
3 Benang polyester 5 Gulung Rp 17.000,00 Rp 85.000,00
4 Benang katun 5 Gulung Rp 16.500,00 Rp 82.500,00
5 Benang bordir 6 Gulung Rp 17.000,00 Rp 102.000,00
6 Kancing 15,5 Lusin Rp 6.500,00 Rp 100.750,00
Total Biaya Bahan Baku Langsung Rp 47.479.250,00
Sumber: Hasil Penelitian
Jadi, total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk produksi
2.500 pieces kaos wangki adalah sebesar Rp 47.479.250,00.
51
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan Tunas Den’s untuk
memproduksi 2.500 pieces kaos wangki dihitung dengan cara
mengalikan kuantitas produksi dengan upah per piece nya, kemudian
hasilnya ditotalkan. Berikut rincian biaya tenaga kerja langsung untuk
produksi 2.500 pieces kaos wangki:
Tabel 4.5 Biaya Tenaga Kerja Langsung Kaos Wangki Tunas Den’s
Periode Maret 2013
No Pengerjaan Q Upah per Piece Jumlah Biaya
1 Bagian Pemotongan 2.500 Rp 3.000,00 Rp 7.500.000,00
2 Bagian Jahit 2.500 Rp 2.500,00 Rp 6.250.000,00
3 Bagian Obras 2.500 Rp 1.500,00 Rp 3.750.000,00
4 Bagian Bordir 2.500 Rp 2.500,00 Rp 6.250.000,00
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 23.750.000,00
Sumber: Hasil Penelitian
Jadi, total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk produksi
2.500 pieces kaos wangki adalah sebesar Rp 23.750.000,00
52
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik pada Tunas Den’s terdiri dari biaya bahan
penolong, biaya penyusutan mesin, biaya pemeliharaan, biaya listrik,
biaya telepon, dan biaya sewa gedung. Sebelum menghitung biaya
overhead pabrik yang dibebankan pada kaos wangki, pada tabel 4.6
dan tabel 4.7 disajikan rincian biaya bahan penolong dan biaya
penyusutan mesin (metode garis lurus):
Tabel 4.6 Biaya Bahan Penolong Tunas Den’s Periode Maret 2013
No Jenis Bahan
Penolong Q Satuan
Harga per
Satuan Jumlah Biaya
1 Jarum jahit 2 Lusin Rp 12.000,00 Rp 24.000,00
2 Jarum obras 2 Lusin Rp 12.000,00 Rp 24.000,00
3 Jarum overdeck 1,5 Lusin Rp 10.500,00 Rp 15.750,00
4 Plastik pembungkus 8 Kg Rp 7.500,00 Rp 60.000,00
5 Karung 4 Pak Rp 51.500,00 Rp 206.000,00
6 Tali rafia 5 Pak Rp 42.000,00 Rp 210.000,00
Total Biaya Bahan Penolong Rp 539.750,00
Sumber: Hasil Penelitian
Jadi, total biaya bahan penolong yang digunakan untuk produksi pada
periode Maret 2013 adalah sebesar Rp 539.750,00.
53
Tabel 4.7 Biaya Penyusutan Mesin Pabrik Produksi Tunas Den’s
Periode Maret 2013
No Mesin Pabrik Unit Harga
Perolehan
Masa
Manfaat
(Tahun)
Biaya
Penyusutan
Per Tahun
1 Mesin Jahit 1 2 Rp 3.000.000,00 8 Rp 750.000,00
2 Mesin Jahit 2 4 Rp 3.500.000,00 8 Rp 1.750.000,00
3 Mesin Obras 4 Rp 2.200.000,00 8 Rp 1.100.000,00
4 Mesin Overdeck 2 Rp 5.000.000,00 8 Rp 1.250.000,00
5 Mesin Potong 1 Rp 3.000.000,00 8 Rp 375.000,00
Total Biaya Penyusutan Mesin per Tahun Rp 5.225.000,00
Total Biaya Penyusutan Mesin per Bulan Rp 435.417,00
Sumber: Hasil Penelitian
Biaya penyusutan mesin produksi dihitung dengan menggunakan
metode garis lurus. Jadi, total biaya penyusutan per bulan untuk
mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi periode Maret
2013 adalah sebesar Rp 435.417,00.
Biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-masing produk
dihitung dengan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan
jumlah unit yang diproduksi, yaitu dengan menggunakan rumus
berikut:
54
BOP = Jumlah Produksi
Total Seluruh Produksi Periode Maret 2013 × Biaya
Berikut rincian biaya overhead pabrik untuk produksi 2.500 pieces
kaos wangki:
Tabel 4.8 Biaya Overhead Pabrik Kaos Wangki Tunas Den’s
Periode Maret 2013
No Jenis Biaya Q Total Produksi
Maret 2013 Biaya Jumlah Biaya
1 Bahan penolong 2.500 3.310 Rp 539.750,00 Rp 407.666,00
2 Penyusutan mesin 2.500 3.310 Rp 435.417,00 Rp 328.865,00
3 Listrik 2.500 3.310 Rp 495.300,00 Rp 374.094,00
4 Telepon 2.500 3.310 Rp 200.000,00 Rp 151.057,00
5 Pemeliharaan 2.500 3.310 Rp 150.000,00 Rp 113.293,00
6 Sewa gedung 2.500 3.310 Rp 1.700.000,00 Rp 1.283.988,00
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 2.658.963,00
Sumber: Hasil Penelitian
Jadi total biaya overhead pabrik untuk produksi 2.500 pieces kaos
wangki adalah sebesar Rp 2.658.963,00
55
Setelah dilakukan perhitungan atas unsur-unsur biaya produksi, maka
selanjutnya dapat dihitung harga pokok produksi untuk pesanan kaos wangki
sebanyak 2.500 pieces, dengan cara mengakumulasikan seluruh unsur biaya
produksi tersebut. Berikut harga pokok produksi kaos wangki yang disajikan
dalam laporan harga pokok produksi kaos wangki pada Tunas Den’s untuk
periode Maret 2013:
56
Tabel 4.9 Laporan Harga Pokok Kaos Wangki
Tunas Den’s
Laporan Harga Pokok Produksi Kaos Wangki
Periode Berakhir 31 Maret 2013
Bahan Baku Langsung
Persediaan awal Rp 0
Pembelian Rp 47.479.250,00 +
Bahan baku yang tersedia Rp 47.479.250,00
Persediaan akhir Rp 0 -
Bahan baku langsung yang terpakai Rp 47.479.250,00
Tenaga Kerja Langsung Rp 23.750.000,00
Overhead Pabrik
Biaya bahan penolong Rp 407.666,00
Biaya penyusutan mesin Rp 328.865,00
Biaya listrik Rp 374.094,00
Biaya telepon Rp 151.057,00
Biaya pemeliharaan Rp 113.293,00
Biaya sewa gedung Rp 1.283.988,00 +
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 2.658.963,00 +
Total Biaya Produksi Rp 73.888.213,00
Persediaan awal barang dalam proses Rp 0 +
Total Biaya Produksi Rp 73.888.213,00
Persediaan akhir barang dalam proses Rp 0 -
Harga Pokok Produksi Rp 73.888.213,00
Sumber: Hasil Penelitian
57
Harga Pokok Produksi per piece Kaos Wangki
= Biaya Produksi Periode Maret 2013
Jumlah Produksi Periode Maret 2013
= Rp 73.888.213,00
2.500 pieces
= Rp 29.555, 29 per piece
Jadi, harga pokok produksi untuk 2.500 pieces kaos wangki pada Tunas
Den’s periode Maret 2013 adalah sebesar Rp 73.888.213,00. Sehingga diperoleh
harga pokok produksi untuk setiap piece kaos wangki pada bulan Maret 2013
adalah sebesar Rp 29.555, 29/pcs atau dibulatkan menjadi Rp 29.555,00/pcs.
58
4.2.2 Sweater
a. Biaya bahan baku langsung
Biaya bahan baku langsung yang digunakan oleh Tunas Den’s dalam
proses memproduksi 750 pieces sweater dihitung dengan cara
mengalikan kuantitas (Q) tiap bahan baku yang dibutuhkan dengan
harga per satuannya, kemudian hasil tersebut ditotalkan. Berikut
rincian biaya bahan baku langsung untuk 750 pieces sweater:
Tabel 4.10 Biaya Bahan Baku Langsung Sweater Tunas Den’s
Periode Maret 2013
No Jenis Bahan
Baku Q Satuan
Harga per
Satuan Jumlah Biaya
1 Bahan fleece 351,6 Kg Rp 66.000,00 Rp 23.205.600,00
2 Benang polyester 7,5 Gulung Rp 17.000,00 Rp 127.500,00
3 Benang katun 7,5 Gulung Rp 16.500,00 Rp 123.750,00
4 Rip sweater 46,9 Kg Rp 45.000,00 Rp 2.110.500,00
5 Tali kur 5 Pak Rp 20.000,00 Rp 100.000,00
6 Cat sablon 5 Kg Rp 42.000,00 Rp 210.000,00
Total Biaya Bahan Baku Langsung Rp 25.877.350,00
Sumber: Hasil Penelitian
Jadi, total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk produksi
750 pieces sweater adalah sebesar Rp 25.877.350,00
59
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan Tunas Den’s untuk
memproduksi 750 pieces sweater dihitung dengan cara mengalikan
kuantitas produksi dengan upah per piece nya, kemudian hasilnya
ditotalkan. Berikut rincian biaya tenaga kerja langsung untuk produksi
750 pieces sweater:
Tabel 4.11 Biaya Tenaga Kerja Langsung Sweater Tunas Den’s
Periode Maret 2013
No Pengerjaan Q Upah per Piece Jumlah Biaya
1 Bagian Potong 750 Rp 3.000,00 Rp 2.250.000,00
2 Bagian Jahit 750 Rp 7.000,00 Rp 5.250.000,00
3 Bagian Obras 750 Rp 2.500,00 Rp 1.875.000,00
4 Bagian Sablon 750 Rp 3.500,00 Rp 2.625.000,00
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 12.000.000,00
Sumber: Hasil Penelitian
Jadi, total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk produksi
750 pieces sweater adalah sebesar Rp 12.000.000,00
60
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik untuk tiap-tiap produk dihitung dengan
pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah unit yang
diproduksi, yaitu dengan menggunakan rumus berikut:
BOP = Jumlah Produksi
Total Seluruh Produksi Periode Maret 2013 × Biaya
Berikut disajikan biaya overhead pabrik untuk produksi 750 pieces
sweater:
Tabel 4.12 Biaya Overhead Pabrik Sweater Tunas Den’s Periode Maret 2013
No Jenis Biaya Q Total Produksi
Maret 2013 Biaya Jumlah
1 Bahan penolong 750 3.310 Rp 539.750,00 Rp 122.300,00
2 Penyusutan mesin 750 3.310 Rp 435.417,00 Rp 98.659,00
3 Listrik 750 3.310 Rp 495.300,00 Rp 112.228,00
4 Telepon 750 3.310 Rp 200.000,00 Rp 45.317,00
5 Pemeliharaan 750 3.310 Rp 150.000,00 Rp 33.988,00
6 Sewa gedung 750 3.310 Rp 1.700.000,00 Rp 385.196,00
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 797.688,00
Sumber: Hasil Penelitian
Jadi, total biaya overhead pabrik untuk produksi 750 pieces
sweater adalah sebesar Rp 797.688,000
61
Setelah dilakukan perhitungan atas unsur-unsur biaya produksi, maka
selanjutnya dapat dihitung harga pokok produksi untuk pesanan sweater sebanyak
750 pieces, yaitu dengan cara mengakumulasikan semua unsur biaya tersebut.
Berikut harga pokok produksi sweater yang disajikan dalam laporan harga pokok
produksi sweater pada Tunas Den’s untuk periode Maret 2013:
62
Tabel 4.13 Laporan Harga Pokok Produksi Sweater
Tunas Den’s
Laporan Harga Pokok Produksi Sweater
Periode Berakhir 31 Maret 2013
Bahan Baku Langsung
Persediaan awal Rp 0
Pembelian Rp 25.877.350,00 +
Bahan baku yang tersedia Rp 25.877.350,00
Persediaan akhir Rp 0 -
Bahan baku langsung yang terpakai Rp 25.877.350,00
Tenaga Kerja Langsung Rp 12.000.000,00
Overhead Pabrik
Biaya bahan penolong Rp 122.300,00
Biaya penyusutan mesin Rp 98.659,00
Biaya listrik Rp 112.228,00
Biaya telepon Rp 45.317,00
Biaya pemeliharaan Rp 33,988,00
Biaya sewa gedung Rp 385.196,00 +
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 797.688,00 +
Total Biaya Produksi Rp 38.675.038,00
Persediaan awal barang dalam proses Rp 0 +
Total Biaya Produksi Rp 38.675.038,00
Persediaan akhir barang dalam proses Rp 0 -
Harga Pokok Produksi Rp 38.675.038,00
Sumber: Hasil Penelitian
63
Harga Pokok Produksi per piece Sweater
= Biaya Produksi Periode Maret 2013
Jumlah Produksi Periode Maret 2013
= Rp 38.675.038,00
750 pieces
= Rp 51.566,72 per piece
Jadi, harga pokok produksi untuk 750 pieces sweater pada Tunas Den’s
periode Maret 2013 adalah sebesar Rp 38.675.038,00. Sehingga diperoleh harga
pokok produksi untuk setiap piece sweater sebesar Rp 51.566,72/pcs atau
dibulatkan menjadi Rp 51.567,00/pcs.
64
4.2.3 Jaket
a. Biaya bahan baku langsung
Biaya bahan baku langsung yang digunakan oleh Tunas Den’s dalam
proses memproduksi 60 pieces jaket dihitung dengan cara mengalikan
kuantitas (Q) tiap bahan baku yang dibutuhkan dengan harga per
satuannya, kemudian hasil tersebut ditotalkan. Berikut rincian biaya
bahan baku langsung untuk 60 pieces jaket:
Tabel 4.14 Biaya Bahan Baku Langsung Jaket Tunas Den’s
Periode Maret 2013
No Jenis Bahan Baku Q Satuan Harga per
Satuan Jumlah Biaya
1 Bahan taslan 120 M Rp 25.000,00 Rp 3.000.000,00
2 Puring 120 M Rp 9.000,00 Rp 1.080.000,00
3 Benang katun 1 Gulung Rp 22.000,00 Rp 22.000,00
4 Benang bordir 0,5 Gulung Rp 17.000,00 Rp 8.500,00
5 Resleting badan 60 Pieces Rp 6.000,00 Rp 360.000,00
6 Resleting saku 120 Pieces Rp 1.500,00 Rp 180.000,00
7 Perepet 1,8 Roll Rp 30.000,00 Rp 54.000,00
Total Biaya Bahan Baku Langsung Rp 4.704.500,00
Sumber: Hasil Penelitian
Jadi, total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk produksi
60 pieces jaket adalah sebesar Rp 4.704.500,00
65
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan Tunas Den’s untuk
memproduksi 60 pieces jaket dihitung dengan cara mengalikan
kuantitas yang dikerjakan dengan upah per piece nya, kemudian
hasilnya ditotalkan. Berikut rincian biaya tenaga kerja langsung untuk
produksi 60 pieces jaket:
Tabel 4.15 Biaya Tenaga Kerja Langsung Jaket Tunas Den’s
Periode Maret 2013
No Pengerjaan Q Upah per Piece Jumlah Biaya
1 Bagian Potong 60 Rp 3.500,00 Rp 210.000,00
2 Bagian Jahit 60 Rp 11.000,00 Rp 660.000,00
3 Bagian Bordir 60 Rp 6.000,00 Rp 360.000,00
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.230.000,00
Sumber: Hasil Penelitian
Jadi, total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk produksi
60 pieces jaket adalah sebesar Rp 1.230.000,00
66
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik untuk tiap-tiap produk dihitung dengan
pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah unit yang
diproduksi, yaitu dengan menggunakan rumus berikut:
BOP = Jumlah Produksi
Total Seluruh Pesanan Produksi Maret 2013 × Biaya
Berikut rincian biaya overhead pabrik untuk produksi 60 pieces jaket:
Tabel 4.16 Biaya Overhead Pabrik Jaket Tunas Den’s Periode Maret 2013
No Jenis Biaya Q Total Produksi
Maret 2013 Biaya
Jumlah
Biaya
1 Bahan penolong 60 3.310 Rp 539.750,00 Rp 9.784,00
2 Penyusutan mesin 60 3.310 Rp 435.417,00 Rp 7.893,00
3 Listrik 60 3.310 Rp 495.300,00 Rp 8.978,00
4 Telepon 60 3.310 Rp 200.000,00 Rp 3.625,00
5 Pemeliharaan 60 3.310 Rp 150.000,00 Rp 2.719,00
6 Sewa gedung 60 3.310 Rp 1.700.000,00 Rp 30.816,00
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 63.815,00
Sumber: Hasil Penelitian
Jadi, total biaya overhead pabrik untuk produksi 60 pieces jaket
adalah sebesar Rp 63.815,00
67
Setelah dilakukan perhitungan atas unsur-unsur biaya produksi, maka
selanjutnya dapat dihitung harga pokok produksi untuk pesanan jaket sebanyak 60
pieces jaket, yaitu dengan cara mengakumulasikan unsur biaya tersebut. Berikut
harga pokok produksi jaket yang disajikan dalam laporan harga pokok produksi
jaket pada Tunas Den’s untuk periode Maret 2013:
68
Tabel 4.17 Laporan Harga Pokok Produksi Jaket
Tunas Den’s
Laporan Harga Pokok Produksi Jaket
Periode Berakhir 31 Maret 2013
Bahan Baku Langsung
Persediaan awal Rp 0
Pembelian Rp 4.704.500,00 +
Bahan baku yang tersedia Rp 4.704.500,00
Persediaan akhir Rp 0 -
Bahan baku langsung yang terpakai Rp 4.704.500,00
Tenaga Kerja Langsung Rp 1.230.000,00
Overhead Pabrik
Biaya bahan penolong Rp 9.784,00
Biaya penyusutan mesin Rp 7.893,00
Biaya listrik Rp 8.978,00
Biaya telepon Rp 3.625,00
Biaya pemeliharaan Rp 2.719,00
Biaya sewa gedung Rp 30.816,00 +
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 63.815,00 +
Total Biaya Produksi Rp 5.998.315,00
Persediaan awal barang dalam proses Rp 0 +
Total Biaya Produksi Rp 5.998.315,00
Persediaan akhir barang dalam proses Rp 0 -
Harga Pokok Produksi Rp 5.998.315,00
Sumber: Hasil Penelitian
69
Harga Pokok Produksi per piece Jaket
= Biaya Produksi Periode Maret 2013
Jumlah Produksi Periode Maret 2013
= Rp 5.998.315,00
60 pieces
= Rp 99.971,92 per piece
Jadi, harga pokok produksi untuk 60 pieces jaket pada Tunas Den’s
periode Maret 2013 adalah sebesar Rp 5.998.315,00. Sehingga diperoleh harga
pokok produksi untuk setiap piece jaket sebesar Rp 99.971,92/pcs atau
dibulatkan menjadi Rp 99.972,00/pcs.
70
Menurut penulis, harga pokok produksi yang sebelumnya ditentukan oleh
perusahaan untuk tiap-tiap produk tidak tepat. Hal ini dikarenakan sebelumnya
perusahaan menghitung harga pokok produksi dengan cara menjumlahkan biaya
bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, tanpa membebankan biaya
overhead pabrik. Perusahaan seharusnya melakukan perhitungan harga pokok
produksi seperti perhitungan yang penulis sajikan di atas, yaitu dengan
mengakumulasikan seluruh unsur biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Hansen dan Mowen (2009:60) menyatakan bahwa, “Harga pokok produksi
mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan.
Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya
manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik”.