bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil ... iv.pdfpdf filemateri masa penjajahan belanda...
Post on 06-Apr-2019
215 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora yang
beralamatkan di Jalan Raya Randublatung Km 1,5 Mendenrejo Blora 58383. Unit
Penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora
yang terdiri dari:
Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Unit Penelitian
KelasJumlah Siswa
Total KeteranganLaki-Laki Perempuan
V A 11 13 24 Kelompok eksperimen
V B 10 14 24 Kelompok kontrol
Jumlah unit penelitian 48
SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru,
4 wc siswa, 1 wc guru, 1 gudang, 1 lapangan olahraga, dan 1 perpustakaan. Latar
belakang sosial siswa mayoritas sama yaitu dari keluarga petani dan pedagang,
tetapi sebagian besar mata pencaharian mereka yaitu petani karena mereka tinggal
di daerah persawahan.
Pelaksanaan penelitian dimulai dari mengidentifikasi masalah di lapangan
dengan melakukan wawancara kepada guru kelas V. Setelah menemukan
permasalahan di lapangan, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun
proposal penelitian, membuat surat ijin penelitian, membuat instrumen penelitian,
menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol, serta melakukan uji coba terhadap instrumen penelitian yang akan
digunakan.
Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan pengambilan
data awal untuk mengetahui hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
dalam keadaan setara dengan menggunakan hasil pengerjaan tes I dengan materi
36
kegiatan ekonomi di Indonesia. Jika kedua kelompok tersebut terbukti homogen,
maka tahapan selanjutnya adalah memberi perlakukan kepada kedua kelas tersebut.
Pembelajaran yang biasa dilakukan di SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora pada
kelas V B yang menggunakan pembelajaran konvensional. Namun, dalam
penelitian ini akan diberikan model pembelajaran yang berbeda terhadap kedua
kelas tersebut tersebut, yaitu memberi perlakuan pembelajaran jigsaw dengan
permainan puzzle untuk kelas VA dan memberikan pembelajaran konvensional
seperti yang dilakukan oleh guru sebelumnya. Materi pembelajaran yang digunakan
adalah sama yaitu tentang masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia.
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan pengamatan
kegiatan penggunaan model pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle di
kelompok eksperimen. Pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi yang
di dalamnya memuat panduan dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran
yang disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran jigsaw dengan
permainan puzzle. Observasi ini digunakan untuk melihat keefektifan dari
penggunaan model pembelajaran jigssaw dengan permainan puzzle Observasi ini
meliputi observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.
Pemberian nilai pada setiap aktivitas siswa dinamakan sebagai penilaian
proses oleh peneliti, sedangkan penilaian hasil diperoleh dari nilai tes formatif.
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran dapat diketahui
dengan melihat nilai proses dan nilai hasil yang dinamakan oleh peneliti dengan
hasil belajar (Tes ke2).
Setelah proses eksperimen selesai, dilakukan analisa statistik dari data yang
telah terkumpul yang merupakan hasil belajar selama pembelajaran untuk
kemudian disusun dalam bentuk laporan penelitian.
Hasil Observasi Implementasi RPP Aktifitas Guru
Peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama kegiatan
pembelajaran. Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktifitas guru dan
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan dalam setiap
pertemuan. Dalam penelitian ini terdiri dari dua kali pertemuan, sehingga hasil
observasi yang diperoleh mencakup aktifitas guru dalam pembelajaran selama dua
37
kali pertemuan. Observasi pertama yakni observasi tentang aktifitas guru dalam
pembelajaran. Hasil observasi aktifitas guru meliputi kemampuan guru dalam
melakukan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Indikator dalam kegiatan awal guru selalu memberikan salam pembuka
dalam setiap pertemuan sehingga guru mencapai prosentase 100% pada indikator.
Pada indikator ke dua Guru melakukan apersepsi dan motivasi dalam setiap
pertemuan, prosentase perolehan 100%. Pada pertemuan 1 guru tidak menjelaskan
tujuan pembelajaran tetapi pada pertemuan 2 guru menjelaskan tujuan
pembelajaran kepada siswa, sehingga prosentase perolehan sebesar 50%. Pada
indikator 3, guru hanya memperoleh prosentase 50% karena pada pertemuan 1
guru tidak menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan, guru
baru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran saat pertemuan 2.
Pada kegiatan inti terdapat 7 indikator yang diobservasi yaitu memberikan
materi masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia yang akan dibuat
permaianan puzzle, membimbing siswa dalam pembentukan kelompok ahli dan
kelompok asal, membimbing siswa berdiskusi dalam merangkai puzzle,
membimbing siswa dalam melaporkan hasil diskusi/presentasi, membimbing siswa
tanya jawab atau memberikan konfirmasi terhadap hasil presentasi, menentukan
pemenang dari pembelajaran jigsaw dalam permainan puzzle, memberikan hadiah
kepada kelompok yang terbaik dalam permainan puzzle. Indikator pertama pada
pertemuan 1 siswa menyimak materi masa penjajahan Belanda dan Jepang di
Indonesia yang akan dibuat permaianan puzzle tanpa penjelasan yang menyeluruh
dari guru, indikator ini guru hanya memperoleh skor 50%, sedangkan pertemuan 2
siswa menyimak materi masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia serta
mendapat bimbingan dari guru secara detail sehingga guru memperoleh prosentase
100%. Indikator kedua membimbing siswa dalam pembentukan kelompok ahli dan
kelompok asal, pada pertemuan 1 siswa kurang dibimbing guru dalam
pembentukan kelompok, sehingga pembagian kelompok tidak merata akibatnya ada
beberapa siswa yang tidak mendapat kelompok, prosentase guru 50%, pada
pertemuan kedua siswa dibimbing oleh guru dalam pembentukan kelompok ahli
dan kelompok asal prosentase guru 100%. Indikator ketiga membimbing siswa
38
berdiskusi dalam merangkai puzzle, pada pertemuan 1 guru tidak memberikan
penjelasan dalam cara-cara merangkai puzzle, prosentase guru 50%, sedangkan
pada pertemuan 2 guru membimbing dan memfasilitasi dalam kegiatan berdiskusi
prosentasi yang diperoleh guru adalah 100%. memberikan hadiah kepada kelompok
yang terbaik dalam permainan puzzle. Indikator ke empat membimbing siswa
dalam melaporkan hasil diskusi/presentasi prosentase yang diperoleh guru hanya
50% karena pada pertemuan 1 dalam proses pembelajaran guru tidak melibatkan
siswa untuk presentasi atas hasil diskusi kelompok, kemudia pertemuan 2 guru
melibatkan siswa untuk presentasi atas hasil diskusi kelompok dengan penggunaan
tata bahasa yang baku. Indikator ke lima yaitu membimbing siswa tanya jawab atau
memberikan konfirmasi terhadap hasil presentasi prosentase guru yang diperoleh
50%, pada pertemuan 1 guru belum memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk menanggapi presentasi dan tanya jawab, kemudian pada pertemuan 2 guru
memberikan klarifikasi dan memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi
tersebut beserta kelompok lain. Indikator yang ke enam menentukan pemenang dari
pembelajaran jigsaw dalam permainan puzzle guru tidak menentukan pemenang
dalam pembelajaran hanya memberikan kata-kata pujian terhadap siswa yang
terbaik, prosentase yang diperoleh guru 50%, pada pertemuan 2 guru memberikan
kata-kata pujian beserta menentukan pemenang berdasarkan yang paling cepat
menghabiskan potongan puzzle, prosentase yang diperoleh 100%. Indikator ke
tujuh yaitu memberikan hadiah kepada kelompok yang terbaik dalam permainan
puzzle pada pertemuan 1 guru hanya memberikan tanda kejua peraan seperti
gambar bintang dari kertas yang diberikan bagi siswa yang tebaik sehingga
prosentase yang diperoleh guru 50%, pada pertemuan 2 guru memberikan tanda
kejuaraan beserta hadiah kepada siswa yang terbaik sehingga dapat meningkatkan
minat dalam pembelajaran, prosentase guru yang diperoleh 100%.
Pada kegiatan akhir terdapat 2 indikator. Saat pertemuan 1 guru tidak
membimbing siswa untuk membuat rangkuman sehingga rangkuman yang dibuat
siswa kurang teratur, guru baru membimbing siswa membuat rangkuman pada
pertemuan 2. Prosentase peskoran yang diberikan oleh observer yaitu 50%. Guru
tidak lupa membahas hasil penemuan serta melakukan evaluasi, prosentase yang
39
diperoleh sebesar 100%. Tetapi pada pertemuan 1 guru tidak melakukan tindak
lanjut terkait materi pembelajaran, hal ini baru dilakukan guru pada pertemuan 2
sehingga prosentase perolehannya hanya 50%. Pada pertemuan 1 guru juga tidak
melaksanakan tes evaluasi (tes formatif), tes formatif hanya dilakukan pada
pertemuan 2, sehingga prosentase perolehannya 50%. Sesuai dengan hasil observasi
dapat disimpulkan bahwa guru sudah cukup baik sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran. Secara lebih rinci hasil observasi aktifitas guru dalam kegiatan
pembelajaran (2 x per