bab iii matriks & solusi persamaan linear · pdf file3. menjelaskan perilaku metode...

21
˜fisika-komputasi ˚ 47 MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR Pada bab ini dibahas konsep dasar dan metode di dalam menyelesaikan persamaan linear dengan pendekatan matriks terutama berkaitan dengan kasus-kasus khusus dalam fisika. Disajikan beberapa metode komputasi numerik, meliputi metode eliminasi Gauss dengan pivoting, metode Gauss-Seidel, dan matriks Tridiagonal yang cukup familiar di terapkan dalam masalah nilai eigen dalam fisika kuantum, sebagai stimulan untuk pemahaman yang lebih intensif terhadap metode- metode yang lain menyangkut solusi fenomena fisis dalam formulasi persamaan linear. A. SASARAN UMUM Sasaran umum dari perkuliahan ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai proses penyelesaian kasus fisika dalam formulasi persamaan linear secara komputasi numerik, dan memberikan keleluasaan wawasan tentang beberapa metode dari sekian banyak metode yang bisa diimplementasikan. B. SASARAN KHUSUS Setelah perkuliahan selesai dilaksanakan, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memformulasikan fenomena fisis bentuk persamaan linear ke dalam formula iteratif komputasi numerik. 2. Menyebutkan beberapa metode komputasi numerik dalam kasus penyelesaian persamaan linear 3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks Tridiagonal di dalam menangani kasus persamaan linear yang ditangani. 4. Mengembangkan pemahaman dengan menggunakan karakteristik metode-metode komputasi numerik yang lain. 3

Upload: lambao

Post on 01-Feb-2018

253 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

47

MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN

LINEAR

Pada bab ini dibahas konsep dasar dan metode di dalam menyelesaikan

persamaan linear dengan pendekatan matriks terutama berkaitan dengan kasus-kasus

khusus dalam fisika. Disajikan beberapa metode komputasi numerik, meliputi

metode eliminasi Gauss dengan pivoting, metode Gauss-Seidel, dan matriks

Tridiagonal yang cukup familiar di terapkan dalam masalah nilai eigen dalam fisika

kuantum, sebagai stimulan untuk pemahaman yang lebih intensif terhadap metode-

metode yang lain menyangkut solusi fenomena fisis dalam formulasi persamaan

linear.

A. SASARAN UMUM

Sasaran umum dari perkuliahan ini adalah memberikan pemahaman kepada

mahasiswa mengenai proses penyelesaian kasus fisika dalam formulasi persamaan

linear secara komputasi numerik, dan memberikan keleluasaan wawasan tentang

beberapa metode dari sekian banyak metode yang bisa diimplementasikan.

B. SASARAN KHUSUS

Setelah perkuliahan selesai dilaksanakan, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Memformulasikan fenomena fisis bentuk persamaan linear ke dalam formula

iteratif komputasi numerik.

2. Menyebutkan beberapa metode komputasi numerik dalam kasus penyelesaian

persamaan linear

3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks

Tridiagonal di dalam menangani kasus persamaan linear yang ditangani.

4. Mengembangkan pemahaman dengan menggunakan karakteristik metode-metode

komputasi numerik yang lain.

3

Page 2: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

48

5. Meng-implementasikan metode komputasi numerik bercirikan matriks untuk

persamaan linear dalam program komputer.

C. URAIAN MATERI

Tinjau sistem linear Ax=b, yang mempunyai satu dan hanya satu

penyelesaian untuk setiap sisi kanan b, dan batasi perhatian pada sistem yang

mempunyai jumlah persamaan tepat sama dengan jumlah variabelnya, yakni untuk

matriks yang koefisiennya A dan dapat diinvers-kan.

Suatu uji coba yang seringkali dikutip untuk meneliti dapat tidaknya suatu

matriks diinverskan, didasarkan pada konsep determinan. Teorema penting yang

bersangkutan menyatakan bahwa matriks A dapat diinverskan, jika hanya jika

det(A)≠0 sebagaimana Dalil Cramer yang menyatakan penyelesaian dari Ax=b

dalam determinan. Nsmun demikian, determinan tidak penting untuk praktek

penyelesaian sistem linear, karena perhitungan determinan biasanya mempunyai

kesulitan yang sama dengan penyelesaian sistem linear. Karena alasan tersebut tidak

digunakan determinan dalam penyelesaian sistem linear dan juga tidak perlu

mendefinisikan determinan itu sendiri.

Metode komputasi numerik untuk penyelesaian sistem persamaan linear

dapat dibagi dalam dua jenis, langsung (direct) dan iterasi(iterative). Metode

langsung adalah metode dengan tidak adanya kesalahan pembulatan atau lain-

lainnya, akan memberikan penyelesaian yang tepat dalam jumlah operasi aritmetika

elementer yang terbatas banyaknya. Metode dasar yang digunakan adalah eliminasi

Gauss dan ada berbagai pilihan metode yang bervariasi dalam efisiensi dan

kecermatan hitungan. Metode iterasi adalah dimulai dengan pendekatan permulaan

menggunakan algoritma yang sesuai, untuk mendapatkan hasil pendekatan yang

lebih baik. Metode iterasi bervariasi dalam algoritma dan kecepatan konvergensi.

Kelebihan metode iterasi adalah kesederhanaan dan keseragamannya dari operasi

yang dilakukan.

Matriks yang berkaitan dengan sistem linear juga digolongkan dalam padat

(dense) atau longgar (sparse). Matriks padat mempunyai sedikit sekali unsur-unsur

nol, dan orde matriks itu cenderung menjadi relatif kecil– mungkin berorde 100 atau

lebih kecil. Biasanya lebih efisien untuk menangani masalah yang melibatkan

Page 3: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

49

matriks semacam itu dengan metode langsung. Matriks longgar mempunyai sedikit

sekali unsur-unsur tak nol. Biasanya timbul dari usaha -usaha untuk menyelesaiakan

persamaan diferensial dengan metode selisih terhingga. Tingkat matriks semacam ini

mungkin besar sekali, dan secara ideal sangat cocok untuk penyelesaian dengan

metode iterasi.

Berikut ini adalah beberapa metode di dalam menyelesaikan persamaan linear

dengan pendekatan matriks, antara lain:

a. Kaidah Cramer

b. ÄEliminasi Gauss (dengan pivoting)

(Stability:– ,Precision:Affected by Round-off error, Breadth of

Application:General, Programming Effort:Moderat)

c. Gauss Jordan

d. ÄDekomposisi LU (Matriks Spesial–Tridiagonal)

(Stability:– ,Precision:Affected by Round-off error, Breadth of

Application:General, Programming Effort:Mode rat)

e. ÄGauss Seidel

(Stability:may not converge if not diagonally dominant,

Precision:Excellent, Breadth of Application:Appropriate only

for diagonally dominant system, Programming Effort:Easy)

3.1 Eliminasi Gauss (dengan pivoting)

Matriks menjadi skema yang efisien ketika semua koefisien sistem linear

Ax=b berada dalam deret berorde Nx(N+1). Koefisien-koefisien b disimpan dalam

kolom N+1 dari deret ( yaitu ai,N+1=bi ). Tiap baris memuat semua koefisien yang

diperlukan untuk menyatakan satu persamaan dalam sistem linear. Matriks lengkap

dinyatakan oleh [A,b] dan sistem linear itu dinyatakan sebagai berikut:

=

NNNNN

N

N

baaa

bbaa

baaa

bA

...

...............

...............

...

...

],[

21

222221

111211

(3.1)

Page 4: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

50

Sistem Ax=b, dapat diselesaikan dengan melakukan OBE (operasi-operasi

baris elementer) pada matriks lengkap [A,b]. Var iabel-variabel xk adalah pemegang

posisi untuk koefisien-koefisien dan dapat dihilangkan sampai akhir perhitungan.

Operasi berikut merupakan operasi baris elementar yang dapat diterapkan

pada matriks lengkap dan menghasilkan sistem yang setara, meliputi:

(a) Pertukaran : urutan dua baris dapat ditukar

(b) Penskalaan : Perkalian sebuah baris dengan tetapan tidak nol

(c) Penggantian : Sebuah baris dapat digantikan oleh jumlah baris itu dengan

kelipatan sebarang baris lainnya.

Tumpuan (pivoting) adalah salah satu bentuk penyelesaian eliminasi Gauss

dengan menentukan bilangan akk pada posisi (k,k) untuk mengeliminasi xk dalam

baris k+1,k+2,…,N. Jika akk=0, maka baris k tidak dapat dipakai untuk

menghilangkan elemen-elemen pada kolom k, dan baris k harus ditukar dengan baris

lainnya di bawah diagonal untuk memperoleh elemen tumpuan yang tidak nol. Jika

ini tidak dapat dilakukan maka sistem persamaan tidak mempunyai selesaian tunggal.

Metode eliminasi Gauss memerlukan dua tahap di dalam menyelesaikan

sua tu sistem persamaan linear. Pertama, tahap eliminasi maju (forward elimination)

bertujuan mengubah matriks koefisien menjadi matriks segitiga atas. Kedua, adalah

subtitusi balik (back subtitution).

Contoh 3.1

Sistem persamaan umum dengan n=3, dituliskan sebagai berikut

3333232131

2223222121

1313212111

bxaxaxa

bxaxaxa

bxaxaxa

=++=++=++

)3(

)2(

)1(

P

P

P

(3.2)

selesaikan persamaan linear silmultan diatas menggunakan metode eliminasi Gauss

Solusi

Tahap Pertama: Eliminasi Maju

langkah pertama, adalah eliminasi xi dari P(2) dan P(3) dengan asumsi a11≠0.

Definisikan 11

2121

a

aP = dan

11

3131

a

aP =

Page 5: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

51

lakukan operasi-operasi berikut P(2) – P21* P(1) dan P(3) – P31* P(1), maka

persamaan linear pada (3.2) menjadi:

'''

'''

3333232

2223222

1313212111

bxaxa

bxaxa

bxaxaxa

=+=+=++

)3(

)2(

)1(

P

P

P

(3.3)

koefisien-koefisien aij’ didefinisikan oleh

11

11

'

'

bPbb

aPaa

iii

jiijij

−=

−=

3,2

3,2,

==

i

ji

Langkah kedua adalah eliminasi x2 dari P(3). Asumsikan bahwa a22’≠0

Definisikan '

'

22

3232

a

aP =

lakukan operasi-operasi berikut P(3) – P32* P(2) maka persamaan linear pada (3.3)

menjadi:

""

'''

3333

2223222

1313212111

bxa

bxaxa

bxaxaxa

==+=++

)3(

)2(

)1(

P

P

P

(3.4)

koefisien-koefisien yang baru didefinisikan oleh

23223

23323333

'"

''"

bPbb

aPaa

−=−=

3,2

3,2,

==

i

ji

Tahap Kedua: Subtitusi Balik

Dengan subtitusi balik, secara beruntun didapatkan x1,x2 dan x3:

1131321211

2232322

3333

/)(

'/)''(

"/"

axaxabx

axabx

abx

−−=−=

= (3.5)

Contoh 3.2

Gunakan eliminasi Gauss untuk menyelesaikan

4,71102,03,0

3,193,071,0

85,72,01,03

321

321

321

=+−−=−+

=−−

xxx

xxx

xxx

)3(

)2(

)1(

P

P

P

(3.6)

bawa 6 angka signifikan selama komputasi

Page 6: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

52

solusi

Tahap Pertama: Eliminasi Maju

Operasi-operasi eliminasi adalah P(2)–0,1/3*P(1) dan P(3)–0,3/3*P(1) akan

memberikan perubahan pada persamaan 3.6 menjadi:

6150,700200,10190000,0

5617,19293333,000333,7

85,72,01,03

32

32

321

=+−−=−

=−−

xx

xx

xxx

)3(

)2(

)1(

P

P

P

(3.7)

Untuk melengkapi eliminasi maju, x2 harus dihilangkan dari P(3) dengan operasi

P(3)–0,19000/7,00333*P(2), sehingga sistem tereduksi menjadi bentuk segitiga atas

sebagai berikut:

0843,700200,10

5617,19293333,000333,7

85,72,01,03

3

32

321

=−=−

=−−

x

xx

xxx

)3(

)2(

)1(

P

P

P

(3.8)

Tahap Kedua: Subtitusi Balik

00003,70200,10

0843.703 ==x

50000,200333,7

)00003,7(293333,05617,192 −=+−=x

00000,33

)00003,7(2,0)50000,2(1,085,71 =+−+=x

Langkah-langkah untuk n=3 pada contoh 3.1 dan 3.2 secara mudah dapat

diimplementasikan untuk sistem n persamaan linear yang tidak singular, dimana

matriks segitiga atas karena proses eliminasi dituliskan,

)1()1(

33333

22223222

11313212111

...

...

""..."''...''

...

−− =

=++=+++=++++

nnn

nnn

nn

nn

nn

bxa

bxaxabxaxaxa

bxaxaxaxa

(3.9)

dan persamaan subtitusi balik,

Page 7: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

53

)1(

)1(

=n

nn

nn

na

bx (3.10)

Hasilnya kemudian disubtitusi balik pada persamaan yang ke (n–1). Prosedurenya

akan berulang untuk mengevaluasi nilai-nilai x, dengan formula:

)1(

1

)1()1(

−+=

−− ∑−=

iij

n

ijj

iij

ii

ia

xab

x untuk 1,...,2,1 −−= nni (3.11)

Algoritma Eliminasi Gauss

Pseudocode untuk implementasi eliminasi Gauss dan proses subtitusi balik

disajikan dibawah ini:

DO k=1,n–1 DO i=k+1,n factor=a i k/ak,k DO j=k+1 to n ai,j=ai,j–factor.ak,j END DO bi=bi–factor.bk END DO END DO xn=b n/an,n DO i=n–1,1,–1 sum=0 DO j=i+1,n sum=sum+ai,j.xj END DO xi=(bi–sum)/a i,j END DO Contoh 3.3

Buatlah program untuk menyelesaikan set persamaan simultan dalam bentuk matriks

berikut dengan eliminasi Gauss !

−−−

1342

0122

0210

Solusi

Page 8: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

54

/* Eliminasi Gauss */ #include <stio.h> #include <stdlib.h> #include <math.h> #define TRUE 1 /* a[i][j] : elemen matriks, a[I,j] n : orde matriks */ main() int i, j, _i, _r; static n=3; static float a_init[10][11]= 0, –1, 2, 0, –2, 2, –1, 0, –2, 4, 3, 1 ; double a[10][11]; void gauss(); static int _aini = 1; printf ( “ Eliminasi Gauss \n\n”); printf (“ Elemen Matriks\n”); for ( i=1; i<=n; i++) for ( j=1; j<= n+1; j++ ) a[i][j]=a_init[i– 1][j– 1]; printf( “ %12.5”, a[i][j] ); printf ( “\n”); gauss ( n, a); printf ( “ Solusi\n”); printf ( “ ----------------------------------------------------------------\n”); printf ( “ i x(i)\n”); printf ( “ ----------------------------------------------------------------\n”); for ( i=1; i<=n; i++ ) printf ( “ %5d %16.6e\n”, i, a[i] [n+1] ); printf ( “ -----------------------------------------------------------------\n\n”);

exit(0); void gauss (n, a) int n; double a[ ] [11]; int i, j, jc, k, kc, nv, pv; r, temp, tm, va; for ( i = 1; i < =(n-1); i++)

for (jr = i+1; jr<=n; jr++) /* eliminasi dibawah diagonal */ if ( a[jr][i] ! = 0 ) r = a[jr][i] / a[i][i]; for (kc = i + 1; kc<= (n+1); kc++) temp = a[jr][kc]; a[jr][kc] = a[jr][kc] – r* a[i][kc];

Page 9: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

55

for ( i=1; i<=n; i++) /* subtitusi balik */

a[n][n+1] = a[n] [n+1]/a[n][n]; for ( nv=n–1; nv >=1; nv– –) va = a[nv][n+1]; for ( k=nv+1; k <= n; k++) va=va–a[nv][k]*a[k][n+1]; a[nv][n+1] = va/a[nv][nv]; return;

Hasil program Elemen matriks 0.00000e+00 –1.0000e+00 2.00000e+00 0.00000e+00 –2.00000e+00 2.00000e+00 –1.00000e+00 0.00000e+00 –2.00000e+00 4.00000e+00 3.00000e+00 1.00000e+00 Solusi -------------------------------------------------------------------------------- I x[i] ---------------------------------------------------------------------------------

1 2.187500e+00 2 1.750000e+00 3 1.250000e–01

--------------------------------------------------------------------------------- 3.2 Metode Gauss-Seidel

Dalam sub-bahasan ini akan dibahas metode penyelesaian sistem persamaan

linear secara tak langsung atau iteratif. Metode perhitungan secara langsung sudah

dibahas dalam sub-bahasan di depan, yaitu eliminasi Gauss. Metode Gauss-Seidel

adalah metode iteratif yang secara luas telah digunakan sebagai alternatif metode

eliminasi.

Tinjau satu set dari n persamaan: [A]X=B, dengan asumsi merupakan

persamaan 3x3. Jika elemen diagonal tidak nol dan nilainya tidak diketahui,

persamaan pertama bisa diselesaikan sebagai x1, persamaan kedua sebagai x2 dan

persamaan ketiga sebagai x3, ditunjukkan berikut ini.

Page 10: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

56

11

31321211

a

xaxabx

−−= (3.12a)

22

32312122

a

xaxabx

−−= (3.12b)

33

23213133

a

xaxabx

−−= (3.12c)

Tahap selanjutnya dimulai proses penyelesaian dengan memilih nilai coba

untuk x. Langkah sederhana untuk menentukan nilai coba dengan mengasumsikan

bahwa semua nilai awal adalah nol. Jika disubtitusikan pada persamaan (3.12a),

maka didapatkan nilai baru untuk x1=b1/a11. Kemudian kita subtitusikan nilai baru x1

dan nilai awal bernilai nol untuk x3 pada persamaan (3.12b) untuk menghitung nilai

baru x2. Proses diulang pada persamaan (3.12c) untuk mendapatkan nilai baru x3.

Kemudian kembali diulang untuk persamaan dan prosedur berulang sampai

penyelesaian konvergen cukup rapat untuk nilai kebenaran. Konvergensi bisa dicek

menggunakan kriteria

sji

ji

ji

ia ex

xxe <

−=

%1001

,

untuk semua i, dimana j dan j– 1 adalah iterasi saat itu dan sebelumnya.

Contoh 3.4

Pandang suatu sistem persamaan

4,71102,03,0

3,193,071,0

85,72,01,03

321

321

321

=+−−=−+=−+−

xxx

xxx

xxx

(3.15)

solusi acuan yang benar adalah x1=3, x2=–2,5 dan x3=7

Solusi

pertama, selesaikan setiap persamaan untuk diagonal yang belum diketahui

3

2,01,085,7 321

xxx

++= (3.13a)

7

3,01,03,19 312

xxx

+−−= (3.13b)

Page 11: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

57

10

2,03,04,71 213

xxx

+−= (3.13c)

dengan asumsi x2 dan x3 adalah nol, maka (3.13a) menjadi

616667,23

0085,71

=++=x

nilai ini dan asumsi x3=0, disubtitusikan pada (3.12b) memberikan hitungan

794524,27

0)616667,2(1,03,192

−=+−−=x

iterasi pertama dilengkapi dengan subtitusi hasil perhitungan nilai x1 dan x2 ke

dalam persamaan (3.12c) berikut

005610,710

)794524,2(2,0)61667,2(3,04,713 =−+−=x

Untuk iterasi kedua, proses yang sama berulang dan memberikan hasil berikut:

990557,23

)005610,7(2,0)794524,2(1,085,71 =+−+=x %31,0=te

499625,27

)005610,7(3,0)990557,2(1,03,192

−=+−−=x %015,0=te

000291,710

)499625,2(2,0)990557,2(3,04,713 =−+−=x %042,0=te

metode ini, lebih jauh, konvergen pada nilai benar. Kelanjutan iterasi akan

memberikan jawaban yang lebih tepat.

Algoritma Gauss-Seidel

Pseudocode untuk implementasi metode Gauss-Seidel disajikan dibawah ini:

SUBROUTINE Gseid(a,b,n,x,imax,es,lambda) DO i=1,n dummy =ai,i DO j=1, n ai,j=ai,j /dummy END DO bi=bi /dummy END DO

DO i=1,n sum= bi DO j=1,n

Page 12: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

58

IF i≠j THEN sum=sum–ai,j.xj END DO xi=sumj

END DO iter=1 DO sentinel=1 DO i=1,n old=xi sum=bi DO j=1,n IF i≠j THEN sum=sum– ai,j.xj

END DO xi=lambda*sum+(1,–lambda)*0ld IF sentinel= 1 AND xi ≠ 0. THEN ea=ABS((xi–old)/xi)*100. IF ea>es THEN sentinel=0 END IF END DO iter=iter+1 IF sentinel=1 OR (iter ≥ imax) EXIT END DO

END Gseid

3.3 Matriks spesial Tridiagonal & Nilai Eigen

Banyak masalah terapan melibatkan matriks dengan kebanyakan elemennya

nol. Salah satu bentuk matriks yang elemen nolnya berpola adalah matriks pita

(banded matrix). Lebar pita adalah maksimum banyaknya elemen taknol pada baris-

baris suatu matriks pita. Matriks pita yang terkecil adalah yang lebar pitanya tiga

atau dikenal sebagai matriks tridiagonal, seperti ditunjukkan pada persamaan (3.12)

sebagai Sistem linear tridiagonal NxN.

Page 13: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

59

−−−

NN

NNN

fe

gfe

gfe

gfe

gf

111

333

222

11

......

......

......

N

N

x

x

x

x

x

1

3

2

1

.

.

.=

N

N

r

r

r

r

r

1

3

2

1

.

.

. (3.12)

Jika eliminasi Gauss langsung diterapkan pada sistem (3.12) maka banyak

operasi yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Agar metode lebih efisien diperlukan

modifikasi. Pivoting tidak diperlukan, karena pada umumnya persamaan (3.12) yang

dijumpai dalam praktek bersifat dominan secara diagonal. Setelah eliminasi akan

dihasilkan matriks bidiagonal atas.

Beberapa metode bisa digunakan untuk menyelesaikan sistem tridiagonal,

diantaranya adalah Secant, Gauss Seidel dan lainnya tergantung dari korelasi

perilaku elemen matriks tridiagonal. Di fisika seringkali dijumpai kasus penyelesaian

nilai eigen dan fungsi eigen dari suatu fungsi keadaan. Akhir bahasan pada studi

kasus akan disinggung tentang nilai eigen dan fungsi eigen untuk partikel yang

berada dalam sumur potensial.

Metode yang efisien untuk menyelesaikan sistem tridiagonal diantaranya

adalah algortima Thomas (Thomas Algorithm). Seperti pada dekomposisi konvensial

LU, algoritma terdiri dari tiga langkah yaitu dekomposisi, subtitusi maju dan

subtitusi balik.

Berikut ini adalah algoritma Thomas:

(a) Dekomposisi DO k=2,n ek=ek/fk–1 fk=fk–ek.gk–1 END DO (b) Subtitusi Maju DO k=2,n rk=rk–ek.rk–1 END DO (c) Subtitusi Balik xn=rn/fn DO k=n–1,1,–1

Page 14: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

60

xk=(rk–gk.xk+1)/fk END DO

Contoh 3.4

Selesaikan sistem tridiagonal berikut dengan algoritma Thomas

−−−

−−−

04,21

104,21

104,21

104,2

=

4

3

2

1

T

T

T

T

8,200

8,0

8,0

8,40

(3.13)

Solusi

Pertama, dekomposisi diimplementasikan sebagai berikut

323,1)1)(717,0(04,2

717,0395,1/1

395,1)1)(645,0(04,2

645,0550,1/1

550,1)1)(49,0(04.2

49,004,2/1

4

4

3

3

2

2

=−−−=−=−=

=−−−=−=−=

=−−−=−=−=

f

e

f

e

f

e

kemudian matriks bertransformasi menjadi

−−−

−−−

323,1717,0

1395,1645,0

1550,149,0

104,2

dan dekomposisi LU memberikan

]][[][ ULA = =

−−

1717,0

1645,0

149,0

1

−−

323,1

1395,1

1550,1

104,2

Subtitusi maju memberikan perhitungan:

996,210221,14)717,0(8,200

221,148,20)645,0(8,0

8,208,40)49,0(8,0

4

3

2

=−−==−−=

=−−=

r

r

r

Page 15: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

61

dan modifikasi vektor

996,210

221,14

8,20

8,40

yang kemudian digunaka n dalam konjungsi dengan matriks U dalam subtitusi balik

dan memberikan solusi,

970,65040,2/]778,93)1(800,40[1

778,93550,1/]538,124)1(800,20[2

538,124395,1/]48,159)1(221,14[3

480,159323,1/996,2104

=−−==−−=

=−−===

T

T

T

T

Jawaban dari algoritma Thomas ini bisa dicek dengan menggunakan software

komputasi populer, dalam hal ini dipilih MATLAB (MATrix LABoratory ) sebagai

fasilitas manipulasi matriks, dan sistem tridiagonal pada persamaan (3.13)

diselesaikan dengan sangat akurat, seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3. 1 proses MATLAB dalam menyelesaikan sistem tridiagonal

::: Studi Kasus Fisika:::

Page 16: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

62

Arus dan Tegangan dalam Rangkaian Resistor

Untuk menentukan besar arus dan tegangan pada rangkaian kombinasi

resistor, digunakan kaidah Kirchoff tentang arus dengan formulasi: ∑ = 0i dan

kaidah Kirchoff tentang tegangan dalam loop: ∑ ∑ =− 0iRξ , dimana ξ adalah

gaya gerak listrik dari sumber tegangan.

Tinjau rangkaian pada gambar 3. 2. Arus dalam rangkaian belum diketahui

baik besar maupun arahnya.Bukan menjadi persoalan yang rumit karena dengan

asumsi yang sederhana, arah dicari pada tiap aliran arus. Jika hasil dari kaidah

Kirchoff negatif, maka asumsi arah tentunya diperbaiki.

[a] [b]

Gambar 3. 2 [a] Rangkaian resistor dievaluasi dengan persamaan linear simultan, dan [b] Asumsi arah arus

Berdasarkan asumsi pada gambar 3.2 [b], kaidah Kirchoff tentang arus pada

setiap node memberikan:

0

0

0

0

4354

3243

545265

325212

=−=−

=−−=++

ii

ii

iii

iii

(3.14)

dan kaidah tegangan pada 2 loop adalah:

0200

0

121252526565

5252323243435454

=−+−−=+−−−

RiRiRi

RiRiRiRi (3.15)

Lebih lanjut sejumlah permasalahan diselesaikan dengan enam set persamaan dimana

terdapat enam besaran arus yang tidak diketahui, seperti terlihat pada pemodelan

10 Ω

10 Ω

5 Ω

20 Ω 15 Ω 5

2 3

4

1

6

5 Ω

V6=0 V

V1=200 V

6

i52

i32

i43

i65 i54

5

2 3

4

1

6

i12

Page 17: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

63

matriks. Disamping tidak praktis diselesaikan dengan tangan, sistem ini amat mudah

ditangani dengan metode eliminasi.

=

−−−−−−

−−−

200

0

0

0

0

0

00200105

515010100

110000

100100

011010

000111

43

54

65

32

52

12

i

i

i

i

i

i

Selanjutnya dalam kasus ini, solusi didapatkan:

1538,6

1538,6

65

12

−==

i

i

5385,1

6154,4

54

52

−=−=

i

i

5385,1

5385,1

43

32

−=−=

i

i

besar dan arah arus dan tegangan pada node dan loop ditunjukkan pada gambar

dibawah:

Gambar 3. 3 Besar dan arah arus dan tegangan pada rangkaian resistor

Lebih lanjut, dengan menggunakan algoritma komputasi numerik dan

pemrograman komputer, tipe kasus seperti ini menjadi lebih sederhana.

Nilai Eigen dan Fungsi Eigen pada Sumur Potensial Solusi Persamaan Schrodinger Dimensi Satu dalam sistem Kuantum

153,85 V

146,15 V

i=6,1538

123,08 V 6

169,23 V

V6=0 V

V1=200 V

i=1,5385

Page 18: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

64

Persamaan Schrodinger tak

tergantung waktu menjadi acuan dalam

kasus ini.

0)()(2)(

2

2

=−+∂

∂xVE

m

x

ψh

(3.16)

dimana )(xψ adalah fungsi eigen, dan

E adalah nilai eigen.

Dilakukan normalisasi dengan

mensubtitusikan:

2

2

2

2

2,

2 mbvV

mbE

hh== λ dan byx = ,

maka diperoleh

0)()()(

2

2

=−+∂

∂yv

y

yψλ

ψ (3.17)

dengan mengubah persamaan (3.17) ke dalam bentuk komputasi numerik,

memberikan persamaan iterasi berikut:

02)( 2112 =+−−+ ψψλψ vho (3.18)

02)( 3222

1 =+−−+ ψψλψ vh (3.19)

dan seterusnya hingga

02)( 112

2 =+−−+ −−− nnnn vh ψψλψ (3.20)

dimana v1 adalah potensial di titik i.

Dengan menerapkan syarat batas 0=oψ pada x=–b atau y=–1 dan

0=nψ pada x=b atau y=1,

maka didapatkan bentuk lain dari persamaan (3.18), (3.19) dan (3.20) yaitu sistem

tridiagonal sebagai berikut,

V=∞ V=∞

Vo

–b –a 0 a b

Page 19: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

65

−−−−

−−−−

−−

2)(1

12)(1

......

12)(1

12)(1

12)(

12

22

32

2

2

12

n

n

vh

vh

vh

vh

vh

λλ

λλ

λ

(3.21)

dengan matriks fungsi sebagai berikut :

1

2

3

2

1

.

n

n

ψ

ψ

ψψ

ψ

(3.22)

Perkalian matriks koefisien dalam sistem tridiagonal dengan matriks fungsi sama

dengan nol.

Penyelesaian matriks diatas akan trivial jika determinan matriks paling kiri

tidak sama dengan nol. Agar tidak trivial maka determinan tidak boleh sama dengan

nol. Determinan matriks dapat dihitung dengan cara membuat sub-sub determinan

yang dihitung sebagai berikut:

2)( 1

2

1 −−= vhP λ (3.23)

1.2)( 122

2 −−−= PvhP λ (3.24)

dan seterusnya hingga diperoleh aturan umum untuk mencari setiap sub determinan

ini, yaitu

21

2 .2)( −− −−−= nnnn PPvhP λ (3.25)

Sehingga determinan keseluruhan dari matriks pada persamaan (3.21) adalah

C1

1

0−

==n

iPP (3.26)

Persamaan (3.26) ini merupakan polinom sehingga untuk menyelesaikannya dapat

digunakan metode Secant dalam mencari akar-akar sebuah polinom, sehingga

Page 20: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

66

didapat nilai-nilai λ yang memenuhi persamaan (3.26). Adapun metode Secant dalam

formula iteratifnya adalah

)()(

)(1

11

−+ −

−−=ii

iiiii

PPP

λλλλ

λλλ (3.27)

Nilai-nilai λ yang diperoleh dari persamaan (3.27) merupakan nilai-nilai

eigen dari partikel-partikel pada kasus sumur potensial. Untuk setiap nilai λ

disubtitusikan ke matriks (3.21), dan dengan menggunakan metode Gauss Seidel bisa

diperoleh fungsi eigen gelombang untuk λ terkait. Adapun subtitusi nilai awal untuk

metode Gauss Seidel (sebagaimana lazimnya metode Gauss Seidel) diberikan nilai –1 dan

seterusnya, hingga akhirnya diperoleh satu buah nilai coba yang dapat memberikan nilai

fungsi-fungsi gelombang yang ternornalkan.

Dengan demikian proses penyelesaian secara komputasi numerik memenuhi

persyaratan penyelesaian sebagaimana penyelesaian analitik untuk persamaan Schrodinger.

D. SOAL_SOAL

(3.1) Selesaikan sistem segitiga atas berikut ini:

155

1532

324

823

4

43

432

4321

==+

−=+−=−+−

x

xx

xxx

xxxx

63

102

32

07262

4224

5

54

543

5432

54321

==−

=−−=+++−

=−−+−

x

xx

xxx

xxxx

xxxxx

(3.2) Carilah parabol y=A+Bx+Cx2 yang melalui tiga titik:

(1,4), (2,7) dan (3,14)

(3.3) Menggunakan eliminasi Gauss dengan pivoting selesaikan sistem persamaan

linear berikut:

523

1035

4642

321

321

321

=++=++

−=−+

xxx

xxx

xxx

(3.4) Mulai dengan semua nila i awal nol gunakan iterasi Gauss-Seidel

untukmencari nilai x, y dan z sampai iterasi ke -tiga pada matriks berikut .

Page 21: BAB III MATRIKS & SOLUSI PERSAMAAN LINEAR · PDF file3. Menjelaskan perilaku metode eliminasi Gauss, metode Gauss-Seidel dan matriks ... digunakan determinan dalam penyelesaian sistem

Äfisika-komputasi⊇

67

34

1182

105

=++−=−+

=+−

zyx

zyx

zyx

Apakah iterasi Gauss Seidel akan konvergen ke selesaian?

(3.5) Buatlah program untuk studi kasus pertama dan kedua, dengan metode yang

dimaksud.

E. DAFTAR PUSTAKA

Chapra, S.C., and Canale, R.P., Numerical Methods for Engineers , McGraw-Hill,

1998

James, M.L., G.M. Smith, and J.C. Wolford, Applied Numerical Methods for Digital

Computations, 3rd ed. Harper & Row, 1985

Koonin, S.E., Computational Physics, Addison-Wesley Inc, 1986

Mathews, J.H., Numerical Methods for Mathematics, Science and Engineering ,

Prentice -Hall Inc., 1992

McCracken, D. D., Computing for Engineers and Scientists with Fortran 77, Wiley,

1984

Morris,J.L., Computational Methods in Elementary Numerical Analysis, Wiley, 1983

Nakamura, S., Applied Numerical Methods in C , Prentice-Hall Inc. 1993

Yakowitz, S., and F. Szidarovszky, An Introduction to Numerical Computations,

Macmillan, 1986