bab ii tinjauan teoritis a. industri 1. definisi dan...

30
Afrizal Fadhilah,2013 Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan Pengertian Industri Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. (Godam, 2006) Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. (UU No.5 Tahun 1986 Tentang Perindustrian) Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting. Ia menghasilkan berbagai kebutuhan hidup manusia dari mulai makanan, minuman pakaian dan perlengkapan rumah tangga sampai perumahan dan kebutuhan lainnya. Selain menghasilkan keperluan hidup, industri juga merupakan nafkah sebagian penduduk. (Idris dalam Erik, 2007) Suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. (BPS) Industri adalah usaha untuk memproduksi barang-barang jadi dan bahan baku atau bahan mentah melalui suatu proses barang-barang itu bias diperoleh dengan harga satuan yang serendah mungkin, tetapi tetap dengan mutu setinggi mungkin. (Sandi dalam Erik, 2007) Pengertian industri secara luas, yaitu sebagai kegiatan manusia memanfaatkan sumberdaya, sedangkan dalam arti sempit industri adalah suatu

Upload: phambao

Post on 07-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Industri

1. Definisi dan Pengertian Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah

untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga

reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,

tetapi juga dalam bentuk jasa. (Godam, 2006)

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang

lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan

perekayasaan industri. (UU No.5 Tahun 1986 Tentang Perindustrian)

Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting. Ia

menghasilkan berbagai kebutuhan hidup manusia dari mulai makanan, minuman

pakaian dan perlengkapan rumah tangga sampai perumahan dan kebutuhan

lainnya. Selain menghasilkan keperluan hidup, industri juga merupakan nafkah

sebagian penduduk. (Idris dalam Erik, 2007)

Suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang

dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang

jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang

lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. (BPS)

Industri adalah usaha untuk memproduksi barang-barang jadi dan bahan

baku atau bahan mentah melalui suatu proses barang-barang itu bias diperoleh

dengan harga satuan yang serendah mungkin, tetapi tetap dengan mutu setinggi

mungkin. (Sandi dalam Erik, 2007)

Pengertian industri secara luas, yaitu sebagai kegiatan manusia

memanfaatkan sumberdaya, sedangkan dalam arti sempit industri adalah suatu

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kegiatan ekonomi yang mengolah barang jadi atau setengah jadi (Nursid dalam

Erik, 2007)

Jadi pengertian industri dapat disimpulkan yaitu, suatu kegiatan mengolah

bahan mentah dengan harga serendah mungkin menjadi barang yang memiliki

nilai yang lebih tinggi nilainya baik itu dalam bentuk barang ataupun juga berupa

jasa.

2. Jenis Jenis Industri

Jenis industri adalah bagian suatu cabang industri yang mempunyai ciri

khusus yang sama dan hasilnya bersifat akhir dalam proses produksi. (UU No.5

Tahun 1986 Tentang Perindustrian)

Jenis industri menurut Godam (2006), yaitu dibedakan atas berdasarkan

tempat bahan baku, besar kecil modal, jumlah tenaga kerja dan produktifitas

perorangan.

a. Jenis / Macam Macam Industri Berdasarkan Tempat Bahan Baku

1) Industri Ekstraktif

2) Industri Nonekstraktif

3) Industri Fasilitatif

b. Golongan / Macam Industri Berdasarkan Besar Kecil Modal (Godam, 2006)

1) Industri padat modal

2) Industri padat karya

c. Jenis / Macam Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja (Godam, 2006)

1) Industri rumah tangga

2) Industri kecil

3) Industri sedang atau industri menengah

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4) Industri besar

d. Pembagian / Penggolongan Industri Berdasakan Pemilihan Lokasi (Godam,

2006)

1) Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented

industry)

2) Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor

(man power oriented industry)

3) Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply

oriented industry)

e. Macam / Jenis Industri Berdasarkan Produktifitas Perorangan (Godam, 2006)

1) Industri primer

2) Industri sekunder

3) Industri tersier

Jenis indsutri menurut SK Menteri Perindustrian No. 19/M/I/1986, yaitu

dibedakan berdasarkan klasifikasi dan penjenisannya

a. Jenis / Macam Industri Berdasarkan Klasifikasi atau Penjenisannya

1) Industri kimia dasar contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas dan

pupuk.

2) Industri mesin dan logam dasar misalnya seperti industri pesawat terbang,

kendaraan bermotor dan tekstil.

3) Industri kecil Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan,

es dan minyak goreng curah.

4) Aneka industri misal seperti industri pakaian, industri makanan dan

minuman.

Menurut Sajo (2009), klasifikasi indsutri dibedakan berdasarkan bahan

mentah, lokasi unit usaha, proses produksi barang yang dihasilkan, subjek

pengelola dan cara pengorganisasian.

a. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Mentah

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Industri pertanian

2) Industri pertambangan

3) Industri jasa

b. Klasifikasi Industri Berdasarkan Lokasi Unit Usaha

1) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry)

2) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry)

3) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry)

4) Industri berorientasi pada bahan baku

5) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry)

c. Klasifikasi Industri Berdasarkan Proses Produksi

1) Industri hulu

2) Industri hilir

d. Klasifikasi Industri Berdasarkan Barang yang Dihasilkan

1) Industri berat

2) Industri ringan

e. Klasifikasi Industri Berdasarkan Subjek Pengelola

1) Industri rakyat

2) Industri negara

3. Teori Lokasi Industri

Pertimbangan utama dalam menentukan alternatif lokasi industri yaitu

ditekankan pada biaya transportasi yang rendah. Pada prinsipnya beberapa teori

lokasi tersebut untuk memberikan masukan bagi penentuan lokasi optimum, yaitu

lokasi yang terbaik dan menguntungkan secara ekonomi. Berikut ini merupakan

penjelasan mengenai beberapa teori lokasi :

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Theory of Industrial Location (Teori Lokasi Industri) dari Alfred Weber

Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri dengan

mempertimbangkan risiko biaya atau ongkos yang paling minimum, dengan

asumsi sebagai berikut:

1) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki: topografi, iklim dan

penduduknya relatif homogen.

2) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai.

3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu, seperti Upah Minimum

Regional (UMR).

4) Hanya ada satu jenis alat transportasi.

5) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.

6) Terdapat persaingan antarkegiatan industri.

7) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.

Persyaratan tersebut jika dipenuhi maka teori lokasi industri dari Alfred

Weber dapat digunakan. Weber menggunakan tiga faktor (variabel penentu)

dalam analisis teorinya, yaitu titik material, titik konsumsi, dan titik tenaga kerja.

Ketiga titik (faktor) ini diukur dengan ekuivalensi ongkos transport. Berdasarkan

asumsi tersebut di atas, penggunaan teori Weber tampak seperti pada gambar

berikut ini :

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(a) (b) (c)

Gambar 2.1. Segitiga Weber

Segitiga Weber dalam menentukan lokasi industri (Sumber: Ilmu Pengetahuan

Populer, 2000)

Keterangan:

M = pasar

P = lokasi biaya terendah.

R1, R2 = bahan baku

Gambar

(a) : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak.

(b) : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri.

(c) : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri.

b. Teori Lokasi Industri Optimal (Theory of Optimal Industrial Location) dari

Losch

Teori ini didasarkan pada permintaan (demand), sehingga dalam teori ini

diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau industri yaitu apabila

dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas, sehingga dapat dihasilkan

pendapatan paling besar. Untuk membangun teori ini, Losch juga berasumsi

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bahwa pada suatu tempat yang topografinya datar atau homogen, jika disuplai

oleh pusat (industri) volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin jauh

dari pusat industri semakin berkurang volume penjualan barang karena harganya

semakin tinggi, akibat dari naiknya ongkos transportasi. Berdasarkan teori ini,

setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah pasar

seluas-luasnya. Di samping itu, teori ini tidak menghendaki wilayah pasarannya

akan terjadi tumpang tindih dengan wilayah pemasaran milik pabrik lain yang

menghasilkan barang yang sama, sebab dapat mengurangi pendapatannya. Karena

itu, pendirian pabrik-pabrik dilakukan secara merata dan saling bersambungan

sehingga berbentuk heksagonal.

c. Teori Susut dan Ongkos Transport (Theory of Weight Loss and Transport

Cost)

Teori ini didasarkan pada hubungan antara faktor susut dalam proses

pengangkutan dan ongkos transport yang harus dikeluarkan, yaitu dengan cara

mengkaji kemungkinan penempatan industri di tempat yang paling

menguntungkan secara ekonomi. Suatu lokasi dinyatakan menguntungkan apabila

memiliki nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah dan biaya

transport yang paling murah. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:

1) Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan maka makin besar

kemungkinan untuk penempatan industri di daerah sumber bahan mentah

(bahan baku), dengan catatan faktor yang lainnya sama.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang jadi

maka makin besar kemungkinan untuk menempatkan industri di daerah

pemasaran.

d. Teori Tempat yang Sentral (Theory of Cental Place) dari Walter Christaller

Teori ini didasarkan pada konsep range (jangkauan) dan threshold

(ambang). Range (jangkauan) adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk

mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan threshold (ambang)

adalah jumlah minimal anggota masyarakat yang diperlukan untuk menjaga

keseimbangan suplai barang. Menurut teori ini, tempat yang sentral secara

hierarki dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Tempat sentral yang berhierarki 3 (K = 3), merupakan pusat pelayanan

berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi daerah

sekitarnya, atau disebut juga kasus pasar optimal.

2) Tempat sentral yang berhierarki 4 (K = 4), merupakan situasi lalu lintas yang

optimum. Artinya, daerah tersebut dan daerah sekitarnya yang terpengaruh

tempat sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang

paling efisien.

3) Tempat sentral yang berhierarki 7 (K = 7), merupakan situasi administratif

yang optimum. Artinya, tempat sentral ini mempengaruhi seluruh bagian

wilayah-wilayah tetangganya.

Untuk menerapkan teori ini, diperlukan beberapa syarat di antaranya

sebagai berikut:

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Topografi atau keadaan bentuk permukaan bumi dari suatu wilayah relatif

seragam sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh lereng atau

pengaruh alam lain dalam hubungannya dengan jalur angkutan.

2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen dan tidak

memungkinkan adanya produksi primer yang menghasilkan padi-padian, kayu,

dan batubara.

4. Syarat Lokasi Industri

a. Menurut Keppres

Menurut Keppres Nomor 41 Tahun 1996 tentang kawasan industri,

disebutkan bahwa kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan

industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang

dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki

Izin Usaha Kawasan Industri. Salah satu peraturan pemerintah yang telah

ditetapkan untuk mengatur pemilihan lokasi kawasan industri adalah Keppres

Nomor 33 Tahun 1990 dan Keppres Nomor 41 Tahun 1996. Persyaratan

pemilihan lokasi kawasan industri berdasarkan peraturan tersebut adalah :

1) Kawasan industri tidak boleh terletak di kawasan tanaman pangan lahan

basah dengan pengairan dari jaringan irigasi dan tanah yang berpotensi

irigasi.

2) Tidak dilakukan di atas tanah yang mempunyai fungsi utama untuk

melindungi sumber alam dan warisan budaya.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Lahan untuk kawasan industri harus berada di daerah peruntukan industri,

sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah daerah setempat.

4) Pembangunan kawasan industri tidak dilakukan pada kawasan hutan produksi

(kawasan hutan produksi yang eksploitasinya hanya dapat dilakukan dengan

tebang pilih tanam).

5) Tidak dilakukan pada kawasan lindung atau kawasan yang berfungsi lindung,

direncanakan atau ditetapkan oleh wilayah yang bersangkutan.

b. Menurut Griefen

Griefen (1975), salah satu anggota dewan perindustrian ULI Amerika

Serikat, dalam Setyawati (2005), mengemukakan bahwa dalam memilih lokasi

kawasan industri harus memperhatikan beberapa kriteria, yaitu :

1) Perkiraan jumlah luasan lahan yang diperlukan untuk dibangunnya kawasan

industri harus mempunyai luasan minimal tertentu.

2) Pencarian lokasi yang memiliki akses ke rute jalan raya utama atau pusat

transportasi lainnya.

3) Air, gas, listrik, telepon dan bila memungkinkan, selokan harus terjangkau

keberadaannya.

5. Kriteria Penentuan Lokasi Industri

Dalam perkembangan suatu lokasi industri sangat erat kaitannya dengan

pemilihan lokasi industri itu sendiri. Dalam pemilihan lokasi industri sangat dipengaruhi

oleh faktor-faktor yang berada di lokasi industri itu sendiri. Pengembangan suatu

kawasan industri juga memberikan dampak terhdapa fungsi-fungsi yang berada di sekitar

kawasan industri tersebut.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berikut merupakan kriteria dalam pertimbangan pemilihan suatu lokasi kawasan

industri :

Tabel 2.1. Kriteria Pertimbangan Pemilihan Lokasi Kawasan industri

No Kriteria Pemilihan

Lokasi

Faktor Pertimbangan

1 Jarak ke Pusat Kota Minimal 10 km

2 Jarak terhadap

permukiman

Minimal 2 km

3 Jaringan jalan yang

melayani

Arteri primer

4 Sistem Jaringan yang

melayani Jaringan listrik

Jaringan telekomunikasi

5 Prasarana angkutan Tersedia pelabuhan laut sebagai outlet

(export/import)

6 Topografi / kemiringan

tanah

Maksimal 15%

7 Jarak terhadap sungai Maks 5 km dan terlayani sungai tipe C dan

D atau kelas III dan IV

8 Daya dukung lahan Sigma tanah б : 0,7-1,0 kg/cm2

9 Kesuburan tanah Relatif tidak subur (non irigasi teknis)

10 Peuntukan lahan Non Pertanian

Non Permukiman

Non Konservasi

11 Ketersediaan lahan Minimal 50 Ha

12 Harga Lahan Relatif (bukan merupakan lahan dengan

harga yang tinggi di daerah tersebut)

13 Orientasi lokasi Aksesbilitas tinggi

Dekat dengan potensi tenaga kerja

14 Multiplier Effects Bangkitan lalu lintas = 5,5 smp/ha/hari

Kebutuhan lahan industri dan

multipiernya = 2 x luas perencanaan

Kl

Kebutuhan rumah (1.5 TK – 1 KK)

Kebutuhan Fasum - Fasos

(Sumber : Departemen Perindustrian, 2010)

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Penginderaan Jauh

1. Definisi Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan

informasi mengenai objek dan lingkungannya dari jarak jauh tanpa sentuhan fisik.

Biasanya menghasilkan beberapa bentuk citra yang selanjutnya diproses dan

diinterpretasi untuk menghasilkan data yang bermanfaat untuk aplikasi sesuai

dengan kebutuhannya (Lo, 1996), teknik ini menghasilkan beberapa bentuk citra

yang selanjutnya diproses dan diinterpretasi guna membuahkan data yang

bermanfaat untuk aplikasi di bidang pertanian, arkeologi, kehutanan, geografi,

perencanaan, dan bidang-bidang lainnya (Mudhofir,2010)

Penginderaan Jauh adalah teknologi yang dapat menghasilkan data tanpa

harus kontak langsung dengan objeknya Teknologi ini memungkinkan identifikasi

lahan berdasarkan kenampakan pada citra satelit hingga dapat diketahui

penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dengan

cepat dan tepat tanpa harus kontak langsung kelapangan sehingga tidak

membutuhkan banyak waktu dan lebih efektif (Lillesand dan Kiefer, (1994).

Selanjutnya menurut Lindgren (1985) penginderaan jauh merupakan

teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang

bumi. Informasi itu berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau

dipancarkan dari permukaan bumi. Sedangkan menurut lembaga NASA (National

Aeronautical and Space Administration) yang diterjemahkan oleh Arozaq (2009),

Penginderaan Jauh adalah “Pengambilan atau pengukuran data/ informasi

mengenai sifat dari sebuah fenomena, objek atau benda dengan menggunakan

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sebuah alat perekam tanpa berhubungan langsung dengan bahan study.”

(http:/rst.gsfc.nasa.gov/Intro/etc)

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penginderaan

jauh merupakan ilmu yang dapat diaplikasikan untuk mengkaji berbagai gejala

yang ada dipermukaan bumi secara tepat dan tepat tanpa kontak langsung dengan

objek yang membutuhkan analisis dan penafsiran lebih lanjut.

Keungggulan dari teknologi penginderaan jauh antara lain dapat mencakup

daerah yang luas, biaya yang murah, dapat diperoleh data yang relatif baru dan

berulang dalam periode waktu yang pendek, serta dapat diproses dengan waktu

yang lebih cepat. Identifkasi masing-masing RTH dan penggunaan lahan lainnya

didasarkan pada perbedaan kombinasi dasar nilai digital pixel yang terekam pada

pantulan dan pancaran spektral yang dimilikinya. Dengan memanfaatkan

perbedaan pola spektral dan pola spasial berupa aspek tekstur citra, rona, bentuk

dan ukuran obyek, arah, hubungan serta posisi piksel yang berdekatan, maka suatu

tipe area RTH dapat diidentifikasikan untuk analisis lebih lanjut.

2. Komponen Penginderaan Jauh

Menurut Lillesand dan Kiefer (1990) mengemukakan bahwa komponen

penginderaan jauh merupakan integrasi dari sensor yang ditempatkan di atmosfer

sampai objek di muka bumi, sebagai berikut.

1) Sumber tenaga, menyajikan tenaga pada seluruh panjang gelombang dengan

suatu keluaran tetap, diketahui kualitas tinggi serta tidak bergantung pada

waktu dan tempat.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Atmosfer yang tidak mengganggu, atmosfer yang tidak mengubah tenaga dari

sumbernya dengan cara apapun, baik tenaga dalam perjalanan ke bumi

maupun yang datang dari muka bumi.

3) Serangkaian interaksi yang unik antara tenaga dengan benda di muka bumi,

Interaksi ini akan mengakibatkan pantulan atau pancaran sinyal yang tidak

hanya selektif terhadap panjang gelombang, tetapi juga tidak berubah-ubah

dan unik terhadap setiap jenis dan macam penampakan di muka bumi yang

menjadi perhatian.

4) Sensor sempurna, Sensor merupakan alat yang mempunyai kepekaan tinggi

terhadap seluruh panjang gelombang dan menghasilkan data spasial rinci

dengan kecerahan absolut dari daerah kajian sebagai fungsi panjang

gelombang pada seluruh spektrumnya.

5) Sistem pengolahan data tepat waktu, Data yang diperoleh akan memberikan

informasi tentang keadaan fisik, kimiawi, dan biologi setiap benda yang

diinginkan.

Menurut Lillesand dan Kiefer, 1993, penginderaan jauh meliputi dua

proses utama, yaitu pengumpulan data dan analisis data. Elemen proses

pengumpulan data meliputi: a) sumber energi, b) perjalanan energi melalui

atmosfer, c) interaksi antara energi dengan kenampakan di muka bumi, d) sensor

wahana pesawat terbang dan/atau satelit, dan e) hasil pembentukan data dalam

bentuk piktoral dan/atau bentuk numerik. Sedangkan proses analisis datanya

meliputi: f) pengujian data dengan menggunakan alat interpretasi dan alat

pengamatan untuk menganalisis data piktoral dan/atau komputer untuk

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menganalisis data sensor numerik, g) biasanya dalam bentuk peta, tabel, dan

suatu bahasan tertulis atau laporan, h) yang memanfaatkannya untuk proses

pengambilan keputusan (user).

Gambar 2.2. Penginderaan jauh elektromagnetik

(Sumber: komponenpj/image/google-search.go.id)

3. Data Penginderaan Jauh

Data penginderaan jauh digital (citra digital) direkam menggunakan sensor

non-kamera, antara lain scanner, radiometer, spectometer. Detektor yang

digunakan dalam sensor penginderaan jauh adalah detektor elektronik dengan

menggunakan tenaga elektromagnetik yang luas, yaitu spektrum tampak,

ultraviolet, inframerah dekat, inframerah thermal, dan gelombang mikro. Citra

digital dibentuk dari elemen-elemen gambar atau pixel (picture element) yang

menyatakan tingkat keabuan pada gambar (Purwadhi, 2001).

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Data yang diperoleh dari Penginderaan Jauh memungkinkan identifikasi

lahan berdasarkan kenampakan pada citra satelit hingga dapat diketahui

penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dengan

cepat dan tepat tanpa harus kontak langsung kelapangan sehingga tidak

membutuhkan banyak waktu dan lebih efektif.

Menurut Lillesand dan Kiefer (1997) data yang diperoleh melalui

perekaman elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan objek berdasarkan

sistem penginderaan jauh maka hasilnya disebut dengan data penginderaan jauh.

B. Penginderaan Jauh Sistem Quickbird Pankromatik

Satelit Quickbird Diluncurkan pada tanggal 18 Oktober 2001 oleh Digital

Globe, merupakan citra satelit dengan resolusi tertinggi saat ini, yaitu 0.61 meter.

Satelit ini mengorbit bumi sinkron dengan matahari setinggi 450 km. Waktu

revolusinya adalah 93.4 menit. Resolusi spasialnya adalah 3-7 hari, mempunyai

sapuan (swath ) yang lebar, penyimpanan data onboard yang besar, dan resolusi

spasial yang tertinggi dari beberapa satelit 14 komersial pada saat ini. Quickbird

didisain untuk efesiensi dan keakuratan citra untuk area yang luas dengan

kemampuan akurasi terdepan. Quickbird mampu memperoleh lebih dari 75 juta

kilometer per segi data citra satelit tiap perekamannya. (Digital Global, Inc, 2004)

Tabel 2.3. Karakteristik satelit Quickbird

Karakteristik Quickbird

Tanggal peluncuran 18 Oktober 2001

Kendaraan peluncuran Boeing Delta II

Lokasi peluncuran Vandenberg Air Force Base, California

Ketinggian orbit 450 km

Inklinasi orbit 97.2 derajat, sinkron matahari

Kecepatan 7,1 km/detik

Waktu melewati ekuator 10:30 a.m. (descending node)

Waktu orbit 93.5 menit

Waktu merekam kembali

1 – 3.5 hari tergantung pada latitude

(30°off-nadir)

Lebar swath 16.5 km x 16.5 km pada nadir

Digitisasi 11 bits

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Resolusi Pankromatik 61 cm (nadir) s.d. 72 cm

(25° off-nadir)

Multispektral : 2.44 m (nadir) s.d. 2.88

m (25° off-nadir)

Saluran Citra Pan: 450 – 900 nm

Biru: 450 – 520 nm

Hijau: 520 – 600 nm

Merah: 630 – 690 nm

Inframerah dekat: 760 – 900 nm

(Sumber : Digital Globe, Inc, 2004)

Catatan: Maksimum order ukuran polygon tunggal dengan scene 14 km x 14 km

1. Interpretasi Citra

Data penginderaan jauh yang berupa data visual (citra) dan data digital

(numerik) belum memberikan arti dan manfaat meskipun data yang diperoleh

akurat dan mutakhir. (Lillesand dan Kiefer, 1979).

Dalam melakukan interpretasi, maka ada beberapa unsur interpretasi citra

yang harus diperhatikan terlebih dahulu. Unsur interpretasi citra tersebut dibagi

menjadi delapan bagian yaitu: bentuk, bayangan, rona atau warna, tekstur, pola,

lokasi, asosiasi, dan pemusatan bukti (Paine, 1993), sedangkan menurut Lo (1976)

mengemukakan bahwa pada dasarnya kegiatan penafsiran citra terdiri atas dua

tingkat, yaitu tingkat pertama yang berupa pengenalan objek melalui proses

deteksi dan identifikasi. Adapun tingkat kedua yang berupa penilaian atas

pentingnya suatu objek yang telah dikenali tersebut. Tingkat pertama berarti

perolehan data, sedangkan tingkat kedua berupa interpretasi atau analisis data.

Beberapa studi mengungkapkan unsur-unsur interpretasi citra (Lo, 1976;

Lillesand & Kiefer, 1979; Sutanto, 1999) menujukan bahwa

a. Rona atau Warna

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rona atau warna merupakan sebuah tingkat kecerahan pada objek citra

atau tingkat kegelapan dari hitam ke putih ataupun sebaliknya.Sedangkan warna

merupakan sebuah wujud yang terlihat oleh indra penglihat dengan menggunakan

cara kuantitatif. Keduanya menunjukan tingkat kegelapan dari berbagai macam

warna yang ada dengan menggunakan alat sehingga dapat dibedakan secara pasti

dan terukur.

b. Bentuk

Bentuk merupakan sebuah konfigurasi atau kerangka dari suatu objek.

Bentuk juga dapat dikatakan sebagai atribut yang jelas sehingga banyak objek

yang nantinya dapat dikenali sesuai dengan bentuknya sehingga citra tersebut

dapat diidentifikasi secara langsung berdasarkan kriteria tersebut.

c. Ukuran

Ukuran merupakan atribut dari obyek yang antara lain adalah jarak, luas,

tinggi, lereng dan volume. Karena ukuran obyek pada citra tidak lepas dari fungsi

skala, maka perlu diingat bahwa memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi

citra harus memperhatikan skala.

d. Tekstur

Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand and

Kiefer, 1979) atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk

dibedakan secara individual. Kekerasan tekstur beberapa obyek sangat tergantung

pada skala foto udara dan merupakan gabungan dari bentuk, ukuran, pola,

bayangan dan ronanya. Bentuk, ukuran dan tekstur dikelompokan sebagai susunan

keruangan rona sekunder dalam segi kerumitan.

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e. Pola

Pola ialah hubungan susunan spasial objek atau susunan keruangan

merupakan kunci yang memadai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi

beberapa objek alamiah sehingga memberikan suatu pola yang membantu penafsir

untuk mengenali objek pada citra.

f. Bayangan

Bayangan selain bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada

di daerah gelap, tetapi juga merupakan kunci pengenalan yang penting bagi

beberapa obyek yang justru lebih tampak dari bayangannya. Pola, tinggi dan

bayangan dikelompokan ke dalam tingkat kerumitan tersier.

g. Situs

Situs bukan merupakan ciri objek secara langsung, melainkan dalam

kaitannya dengan lingkungan sekitarnya atau lokasi objek dalam hubunganya

dengan objek yang lain.

h. Asosiasi

Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dengan

yang lain pada citra yang sering menjadi petunjuk bagi adanya objek lain.

C. Interpretasi Objek Perkotaan dari Citra Penginderaan Jauh

Pada saat proses interpretasi citra diperlukan pemahaman dalam mengenal

objek-objek yang ada dalam citra, sehingga nantinya dalam proses interpretasi

dapat dipahami secara visual mengenai citra tersebut dan dapat di lakukan proses

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengklasifikasian menurut objek-objek yang ada pada citra. Berikut merupakan

tabel interpretasi objek perkotaan :

Tabel 2.4. Interpretasi Objek Perkotaan

A. Pemukiman

1. Pemukiman Padat

Bentuk persegi, limas, dengan rona

cerah dan menggerombol

2. Pemukiman Kurang Padat Bentuk persegi, limas, dengan rona

cerah, dan pola kurang teratur

3. Pemukiman Jarang Bentuk: Persegi, limas, dengan rona

cerah, letak/situs tidak teratur dan

jarak antar rumah berjauhan

4. Pemukiman Campuran Bentuk Persegi, limas, dengan rona

hijau, letak/situs tidak teratur dan

terdapat vegetasi yang lebih banyak

dibanding pemukimannya

B. Komersial & Pelayanan

1. Retail dan Jasa

Tekstur teratur, menggerombol,

bentuk persegi panjang

2. Gudang Bentuk persegi panjang dengan rona

cerah, pola teratur

3. Perkantoran Tekstur kasar, menggerombol

dengan rona cerah

4. Hotel dan Motel Bentuk persegi panjang limas, rona

cerah, tekstur kasar

5. Taman Budaya Area luas, rona cerah, terdapat lahan

kosong ditengahnya

6. Campuran Tekstur kasar, area kecil,

bervegetasi, rona agak gelap

C. Industri

1. Industri

Rona coklat kekuningan, bentuk

memanjang,ukuran besar, tekstur

kasar

D. Institusi

1. Pendidikan

Bentuk huruf U / O ditengah terdapat

lapangan dengan rona cerah

Tabel lanjutan 2.4. Interpretasi Objek Perkotaan

2. Keagamaan Tekstur kasar, rona cerah, letak tidak

teratur

3. Lembaga Bentuk persegi panjang limas, area luas,

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Permasyarakatan rona agak gelap, tekstur kasar, ditengah

terdapat lapangan

4. Rumah Sakit Bentuk persegi panjang limas, area cukup

luas, rona agak gelap, tekstur kasar

5. Fasilitas Militer Rona agak gelap, ukuran kecil, bentuk

persegi panjang, situs mudah dijangkau

6. Pemerintahan Rona agak gelap, area kecil, bentuk

persegi panjang, pola memanjang

7. Kuburan Rona gelap, area kecil, tekstur halus, situs

mudah dikenali

E. Transportasi

1. Lapangan Terbang

Rona cerah, area luas, pola memanjang,

situs jarang

2. Kereta Api Bentuk memanjang dengan lebar yang

sempit, warna hitam,dengan pola teratur

3. Jalan Raya Bentuk memanjang, ukuran cukuplebar,

warna hitam, dengan pola teratur

4. Terminal Rona terang, tekstur kasar, pola

melingkar, dengan ukuran yang cukup

besar

F. Rekreasi

1. Lapangan Olahraga

Area cukup luas, rona cerah, bentuk

persegi, situs berpencar

2. Taman Area cukup luas, rona agak gelap, bentuk

persegi, situs berpencar

G. Pertanian

1. Sawah

Rona cerah, tekstur halus, area luas, situs

berpencar

2. Kebun Campuran Tekstur kasar, rona gelap, situs berpencar,

pola terputus-putus

H. Lahan Kosong

1. Lahan Kosong

Seluruh kenampakan lahan terbuka tanpa

vegetasi

I. Sungai

1. Sungai

Rona gelap, teksturhalus, area

memanjang.

Sumber : (Pengembangan dari Unsur interpretasi visual Sutanto dalam Dian,

2007)

Tujuan utama dari penginderaan jauh yaitu untuk mengumpulkan data

sumberdaya alam dan lingkungan. Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan

untuk kajian industri karena berbagai macam alasan sebagai berikut :

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Menentukan arah pengembangan suatu wilayah industri

2. Menentukan lokasi pembangunan industri

3. Menentukan model pengembangan suatu wilayah industri

4. Sebagai pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan industri jangka

panjang

5. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan

antarwilayah industri, serta keserasian antarsektor

6. Menentukan penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi

Pada proses interpretasi citra untuk industri, bangunan industri terdiri atas

pabrik dan gudang. Pabrik dapat dikenali dari atapnya yang memiliki rona cerah

karena terbuat dari seng atau asbes. Pada atap yang telah lama memiliki rona yang

gelap. Pabrik memiliki ukuran yang sangat besar jika dibandingkan dengan

ukuran rumah, bentuknya bervariasi, tetapi umumnya persegi panjang, dan

polanya sejajar, terdapat areal parkir dan dekat dengan jalan raya, ada beberapa

yang terlihat cerobong asapnya. (Lili, 2008)

Bangunan gudang hampir sama dengan pabrik, tetapi gudang hanya

memiliki satu atau beberapa bangunan. Hal ini karena fungsi gudang hanya

sebagai tempat penyimpanan barang. Gudang umumnya memiliki lahan parkir

yang luas untuk tempat parkir kendaraan barang dan selalu berasosiasi dengan

jalan raya untuk kemudahan keluar masuk barang. (Lili, 2008)

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 2.3. Kenampakan kawasan pabrik pada citra Quickbird dan hasil survei lapangan

(Posisi kawasan pabrik X = 785,019,54 mT Y= 9,232,390,33 mU, Lili, 2008)

D. Rencana Tata Ruang Wilayah

1. Tata Ruang

Tata ruang atau dalam bahasa Inggrisnya land use adalah wujud struktur

ruang dan pola ruang disusun secara nasional, regional dan lokal. Secara nasional

disebut Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan ke dalam

Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

(RTRWK).

Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut,

dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,

tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara

kelangsungan hidupnya. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

(UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang)

a. Struktur ruang

Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem

jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial

ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. (UU

No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang)

b. Pola ruang

Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang

meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk

fungsi budi daya. (UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang)

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Tata ruang kota

Tata ruang perkotaan lebih kompleks dari tata ruang perdesaan, sehingga

perlu lebih diperhatikan dan direncanakan dengan baik. Kawasan/zona di wilayah

perkotaan dibagi dalam beberapa zona sebagai berikut:

1) Perumahan dan permukiman

2) Perdagangan dan jasa

3) Industri

4) Pendidikan

5) Perkantoran dan jasa

6) Terminal

7) Wisata dan taman rekreasi

8) Pertanian dan perkebunan

9) Tempat pemakaman umum

Dampak dari rencana tata ruang di wilayah perkotaan yang tidak diikuti

adalah kesemrawutan kawasan mengakibatkan berkembangnya kawasan kumuh

yang berdampak kepada gangguan terhadap sistem transportasi, sulitnya

mengatasi dampak lingkungan yang berimplifikasi kepada kesehatan, sulitnya

mengatasi kebakaran bila terjadi kebakaran.

2. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota disingkat RTRWK disebut juga

sebagai Urban Planning atau Urban Land use Plan dalam bahasa Inggrisnya

adalah dukumen rencana tata ruang wilayah kota yang dikukuhkan dengan

Peraturan Daerah.

a. Tujuan penyusunan RTRWK

Tujuan penyusunan rencana tata ruang adalah:

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan

berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;

2) Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan

kawasan budidaya;

3) Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

a) mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas, berbudi luhur, dan sejahtera

b) mewujudkan keterpaduan dalam penggunaaan sumber daya alam dan sumber

daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia

c) meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia

d) mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi

dampak negatif terhadap lingkungan (contoh yang paling sering kita alami

adalah banjir, erosi dan sedimentasi)

e) mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

3. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Di Indonesia, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah arahan

kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan

untuk perencanaan jangka panjang.

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional merupakan:

1) Pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional

2) Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional

4) Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan

antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor

5) Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi

6) Penataan ruang kawasan strategis nasional

7) Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota

E. Penelitian Sebelumnya

Berikut ini merupakan beberapa penelitian sebelumnya yang sesuai dengan

penelitian ini :

Tabel 2.5. Penelitian Yang Dilakukan Peneliti Sebelumnya

Nama dan

Tahun

Penelitian

Judul

Penelitian Tujuan Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Tono Junaidi

1986 (Skripsi)

Analisis

Kawasan

Industri Di

Kabupaten

Dati II

1. Mengidentifik

asi lokasi

potensial

untuk

kawasan

Analisa

data

sekunder

Kecamatan yang

mempunyai skor

tertinggi dan

penjumlahan semua

variabel maka

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kulonprogo industri

2. Untuk

mengetahui

kebijaksanaan

-

kebijaksanaan

pemerintah

dalam

menentukan

kawasan

industri

kecamatan tersebut

cocok untuk didirikan

sebagai kawasan

industri dan

mengevaluasi

kebijaksanaan

pemerintah dalam

menentukan kawasan

industri. Setelah

cocok kecamatan

mana paling potensial

sebagai kawasan

industri

Sidik

Purnomo

1997 (Skripsi)

Studi Potensi

Daerah Untuk

Industri

Pedesaan di

Kabupaten

Dati II

Boyolali

Propinsi Jawa

Tengah

1. Mengidentifik

asi lokasi

potensial

industri

2. Menilai

kesesuaian

antara

persebaran

industri

dengan

potensi ditiap

kecamatan

Analisa

data

sekunder

Lokasi potensial

untuk industri

pedesaan produk

pangan dan industri

pedesaan produk non

pangan di kabupaten

Dati II Boyolali

berada di kecamatan

Boyolali, Ngemplak,

Teras dan

Banyudono.

Sementara itu

kecamatan yang

mempunyai

perkembangan

industri pedesaan

yang belum sesuai

dengan potensi yang

dimiliki adalah

kecamatan Musuk

dan Andong

Slamet Edi

Prasetyo 2007

(Skripsi)

Evaluasi

Persebaran

Industri Di

Kota

Surakarta

1. Mengetahui

perkembanga

n dan pola

distribusi

sentra industri

kecil,

menengah dan

besar yang

ada di Kota

Surakarta

tahun 1998-

2002

2. Mengevaluasi

faktor-faktor

yang

mempengaruh

i pola

distribusi

industri kecil,

menengah dan

besar yang

Analisa

data

sekunder

Perkembangan

jumlah industri yang

ada di Kota Surakarta

selama tahun 1998 –

2005 adalah untuk

jenis industri kecil

yang mengalami

peningkatan paling

besar dalam jumlah

unit usahanya adalah

industri kecil kain

perca sedangkan yang

menglami

peningkatan paling

kecil adalah industri

kecil sangkar burung.

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ada di Kota

Surakarta

Saiful Bahri

2007 (Tesis)

Evalusai

lokasi lahan

industri di

Kota Kragilan

Kabupaten

Serang

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengevaluasi

penetapan lokasi

lahan industri di

Kota Kragilan

Kabupaten Serang

Deskripsi /

survei

Kota Kragilan cukup

layak ditetapkan

sebagai lokasi atau

area industri.

Meskipun demikian,

berdasarkan

peraturan

penggunaan lahan

(zoning), lokasi

industri yang ada di

Kelurahan Tegalmaja

dan Kragilan tidak

bisa dikembangkan

lagi, karena alokasi

lahan peruntukkan

industri sudah

maksimal.

Betha Patria

Inkantriani

2008 (Tesis)

Evaluasi daya

dukung

lingkungan

zona industri

genuk

Semarang

Mengajukan

usulan

pengembangan

zona industri

Genuk agar

sesuai dengan

karakterisitik

lahannya sebagai

tindak lanjut dari

evaluasi daya

dukung

lingkungan.

Deskriptif Lahan di kawasan

industri ini dapat

dikatakan telah

mengalami degradasi

lahan, yaitu terjadi

karena pemanfaatan

lahan yang tidak

diikuti dengan

tindakan konservasi

tanah dan air,

sehingga terjadi

penurunan kualitas

lingkungan yang

dapat berpengaruh

terhadap daya dukung

lingkungan.

Beberapa hasil penelitian di atas manjadi acuan dan rujukan guna

melakukan penelitian di Wilayah Tegallega untuk mengevaluasi lokasi industri.

Sedangkan perbedaan hasil penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah pada

tujuan akhirnya.

F. Kerangka Penelitian

Saat ini perkembangan suatu wilayah sangat dituntut dengan cepat.

Persaingan antar perkembangan antar wilayahlah yang menyebabkan

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perkembangan suatu wilayah semakin cepat. Ada beberapa sektor yang

menyebabkan suatu wilayah dapat bekembang menjadi sangat pesat. Industri

merupakan salah satu sektor yang dapat mengangkat suatu wilayah menjadi

wilayah dengan perkembangan yang sangat pesat.

Luas wilayah Kota Bandung untuk ukuran sebagai lokasi pengembangan

kawasan industri memang tidak luas. Namun perkembangan di bidang

perekonomian sangatlah pesat. Kota Bandung sudah menjadi pusat perhatian

wisata baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dengan Seiring

perkembangannya Kota Bandung, perkembangan industri di dalamnya pun ikut

berkembang dengan pesat.

Hasil evaluasi lokasi industri di Wilayah Tegallega, muncul setalah adanya

proses interpretasi dari citra Quickbird, yang kemudian dilanjutkan dengan cek

langsung terhadap lokasi industri di lapangan. Sehingga muncul peta sebaran

industri yang nantinya akan di overlay terhadap peta RTRW Wilayah Tegallega

dan akhirnya muncul hasil evaluasi lokasi industri di Wilayah Tegallega yang

sesuai dan tidak sesuai.

Citra Quickbird

Interpretasi

Cek Lokasi Industri Lapangan

Peta Sebaran Industri RTRW Wilayah Tegallega

Overlay

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Industri 1. Definisi dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705517_chapter_ii.pdf · Teori Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan

Afrizal Fadhilah,2013

Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Kesesuaian Antara Lokasi Industri Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Tegallega Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 2.6. Diagram Alur Penelitian

Sumber : Penulis, 2012