bab ii hmpir lgkap
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia di dunia ini dalam kehidupannya sehari-hari membutuhkan listrik, oleh
karena itu listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting dan
sebagai sumber daya ekonomis yang paling utama dibutuhkan dalam suatu kegiatan
usaha.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, pembangunan teknologi
industry berkaitan erat dengan tenaga listrik yang merupakan salah faktor penting yang
sangat mendukung perkembangan pembangunan khususnya sektor industry.
Generator sinkron 3 phase merupakan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam usaha menciptakan pembangkit tenaga listrik berkapasitas besar.
Penggunaan generator sinkron 3 phase ini banyak kita jumpai di kapal-kapal,
generator yang biasa digunakan untuk menyupplay kebutuhan pelayanan listrik dikapal.
Kebutuhan dari penggunaan generator sinkron 3 phase sebagai berikut :
1. Listrik yang di hasilkan lebih mudah diubah dari AC menjadi DC
2. Tegangan yang dihasilkan dapat dinaikkan ataupun diturunkan sesuai
kebutuhan listrik pada beban.
3. Konstruksinya lebih sederhana dibandingkan generator DC
4. Efesiennya lebih baik dari pada generator DC.
LAPORAN TUGAS AKHIR
2
Untuk memenuhi kebutuhan listrik pada kapal, maka kapal tersebut juga
menggunakan generator cadangan yang menghemat waktu dan tenaga dari awak
kapal. Penggunaan generator cadangan ini dengan system otomatif untuk
mengoperasikan generator cadangan tersebut.
B. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan yang dibahas dalam penyusun dan penulis
Tugas Akhir ini agar tidak meluas ke hal-hal yang lain maka pembatasan masalah dibatasi
pada hal-hal yang meliputi :
A. Generator, meliputi :
1. Prinsip kerja generator
2. Konstruksi generator
3. Pengaturan putaran
4. Pengaturan tegangan
5. AVR ( Automatic Voltage Regulator )
6. System pengaman generator
7. System pendingin generator
B. Mesin penggerak generator meliputi :
1. Pengertian mesin penggerak generator
2. Prinsip kerja mesin penggerak generator
3. Sistim pereduksi putaran
C. Rangkaian panel mcb pada generator, meliputi :
1. Komponen- komponen yang digunakan
LAPORAN TUGAS AKHIR
3
2. Prinsip kerja
3. Cara kerja dan gambar rangkaian
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusun dan penulisan Tugas Akhir dengan judul PANEL MCB PADA
GENERATOR DI KAPAL TUG BOAT OSAM CIVET 08217726 adalah sebagai berikut
:
1. Tujuan Akademi.
Penulisan laporan tugas akhir ini bertujuan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan jenjang pendidikan Diploma III pada Akademi Teknik Perkapalan
Veteran Semarang.
2. Tujuan Ilmiah.
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini diharapkan Taruna-Taruni mampu
untuk menerapkan beberapa teori-teori dan praktek selama masa perkulihan tentang
listrik kapal khususnya.
3. Tujuan pembangunan.
Tujuan penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah menggunakan panel mcb pada
generator di kapal tug boat.
D. Kengunaan Penulisan
Penulisan laporan Tugas Akhir ini mempunyai beberapa kegunaan diantaranya
sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis.
LAPORAN TUGAS AKHIR
4
Secara teoritis laporan tugas akhir ini sebagai sumber bacaan maupun bahan
refrensi tentang panel mcb pada generator.
2. Kegunaan Praktis.
Secara praktis diharapkan perancang biasa mencoba dan mempraktekkan teori-
toeri serta penjelasan yang ada dalam laporan tugas akhir ini, sehingga dapat
dibuktikan dan dirasakan manfaatnya dalam dunia perkapalan.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam Pembuatan Tugas Akhir ini kami menggunakan beberapa metode, Adapun
metode- metode tersebut adalah :
1. Metode Observasi (Pengamatan).
Yaitu metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan cara
mengamati secara langsung dilapangan untuk mendapatkan data-data primer.
2. Metode Interview.
Yaitu metode pengumpula data dengan cara wawancara atau kalkulasi langsung
kepada dosen pembimbing dan pihak-pihak terkait yang berpengalaman dalam
bidangnya.
3. Metode Pustaka.
Yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang jelas, penulis
menggunakan metode literatur sebagai penunjang dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
4. Metode Eksperimen
Yaitu pengumpulan data-data yang berdasarkan pada eksperimen atau percobaan
pada benda kerja.
LAPORAN TUGAS AKHIR
5
F. Sistematika Penulisan.
Dalam penyusun Tugas Akhir ini, penyusun memakai sistematika penulisan yang
di bagi dalam tiga bagian, yaitu :
1. Bagian awal
Terdiri dari :
Halaman judul
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Halaman Moto dan Persembahan
Abstraksi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
2. Bagian Tengah Materi Pokok
Terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, penegasan judul, pembahasan
masalah, tujuan, metode penyusun, metode pelaksanaan.
BAB II LANDASAN TEORI
LAPORAN TUGAS AKHIR
6
Bab ini berisi tentang dasar teori dari peralatan / komponen yang digunakan
pada umumnya, toeri generator, pengertian dan prinsip kerja generator, pengatur
putaran, pengatur tegangan generator dan AVR (Automatic Voltage Regulator), sistem
pengaman generator, system pendingin generator dengan mesin penggerak generator,
prinsip kerja, system peredeksi putaran,
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang rancangan rangkaian, cara kerja dari benda jadi
(rangkaian) baik secara blok atau perbagian maupun secara keseluruhan.
BAB IV PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
3. Bagian Akhir
Terdiri dari :
Daftar Pustaka
Lampiran – lampiran
Riwayat Hidup Penulis
LAPORAN TUGAS AKHIR
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. GENERATOR
Generator adalah Salah satu bagian besar dari sistem tenaga listrik adalah stasiun
pembangkit tenaga listrik. Stasiun pembangkit tenaga listrik tersebut dapat berupa
generator yang digerakkan dengan tenaga gas, tenaga air, tenaga diesel dan lain
sebagainya.
1. Prinsip Kerja Generator
Generator serempak (sinkron) adalah suatu penghasil tenaga listrik dengan
landasan hukum Faraday. Jika pada sekeliling penghantar terjadi perubahan medan
magnet, maka pada penghantar tersebut akan dibangkitkan suatu gaya gerak listrik
(GGL) yang sifatnya menentang perubahan meda tersebut. Untuk dapat terjadinya
gaya gerak listrik (GGL) tersebut diperlukan dua kategori masukan, yaitu:
a. Masukan tenaga mekanis yang akan dihasilkan oleh penggerak mula (prime
mover).
b. Arus masukan (If) yang berupa arus searah yang akan menghasilkan medan
magnet yang dapat diatur dengan mudah.
Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi
tenaga listrik arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga
LAPORAN TUGAS AKHIR
8
seabagai alternator, generator AC (alternating current), atau generator sinkron.
Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Generator arus bolak-balik 1 fasa
2. Generator arus bolak-balik 3 fasa
1) Generator 1 phase
Generator yang dimana dalam system melilitannya hanya terdiri dari
satu kumpulan yang hanya dilukiskan dengan satu garis dan dalam hal ini tidak
di perhatikan banyaknya lilitan. Ujung kumparan atau phase yang satu
dijelaskan dengan huruf besar X dan ujung yang satu lagi dengan huruf U.
Gambar. 2.1
Konstruksi generator arus bolak- balik
2) generator 3 phase
Generator yang dimana dalam system melilitanyaterdiri dari tiga
kumpulan kumparan yang mana kumparan tersebut masing- masing dinamakan
LAPORAN TUGAS AKHIR
9
lilitan phase. Jadi pada statornya ada lilitan phase yang yang ke satu unjungnya
diberi tanda U- X. lilitan phase yang ke dua unjungnya diberi tanda dengan
huruf V- Y dan akhirnya unjung lilitan phase yang ke tiga diberi tanda dengan
huruf W – Z.
Apabila generator digunakan untuk melayani beban, pada kumparan
jangkar generator akan mengalir arus. Untuk generator 3 fasa, setiap belitan
jangkar akan memilki beda fasa sebesar 120°.
Gambar. 2.2
Kumparan 3 fasa
Besar kecepatan putaran generator dapat dihitung melalui persamaan berikut:
dimana:
n = kecepatan putaran (rpm)
LAPORAN TUGAS AKHIR
10
f = frekuensi (Hz)
p = jumlah kutub
Tegangan dan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh generator umumnya
mempunyai frekuensi diantara 50 Hz – 60 Hz. Untuk menentukan jumlah pasang
kutub (p) atau kecepatan putar rpm (n), besarnya frekuensi harus sebanding dengan
jumlah kutub dan kecepatan putarannya. Di bawah ini akan dijelaskan secara
sederhana cara pembangkitan listrik dari sebuah generator.
Gambar 2.1a 2.1b.
Sistem Generator Sinkron 3 phase
Jika kumparan kutub diberi arus searah maka permukaan kutub akan timbul
medan magnet gaya-gaya fluks yang berputar, kecepatannya sama dengan kutub.
gaya-gaya fluks yang berputar tersebut akan memotong kumparan jangkar yang ada
LAPORAN TUGAS AKHIR
11
pada stator. Sehingga pada kumparan tersebut timbul (Elektro Magnetic Force) atau
EMF. dan (gaya gerak listrik) atau GGL tengangan induksi.
Telah diketahui bahwa dalam suatu penghantar atau kumparan dapat
dibangkitkan GGL bila pemghantar tersebut berada pada medan magnet yang
mempunyai kecepatan nominal terhadapnya. Dalam hal ini tidak penting apakah
penghantar yang bergerak dan medan magnet kedudukanya tetap didalam ruang, dan
medan magnet bergerak. Terlihatlah pada gambar 2,1a kumparan bekerja pada stator
dan gambar 2,1b kumparan medan bekerja pada rotor. jika ujung-ujung penghantar
dihubungkan ke beban maka timbullah arus beban didalam penghatar tersebut.
dimana:
If : Arus medan
U – S : Kutub generator
Sumbu Putar : Poros Generator
Φ : Fluks medan
Apabila rotor generator diputar pada kecepatan nominalnya, dimana putaran
tersebut diperoleh dari putaran penggerak mulanya (prime mover), kemudian pada
kumparan medan rotor diberikan arus medan sebesar If, maka garis-garis fluks yang
dihasilkan melalui kutub-kutub inti akan menghasilkan tegangan induksi pada
kumparan jangkar stator sebesar:
Ea = C. n. Ф
LAPORAN TUGAS AKHIR
12
dimana:
Ea : Tegangan induksi yang dibangkitkan pada jangkar generator
C : Konstanta
n : Kecepatan putar
Ф : Fluksi yang dihasilkan oleh arus penguat (arus medan)
Cacatan :
Dalam menentukan arah arus dan tegangan yang timbul pada penghantar setiap
detik seperti pada hukum tangan kanan ( fleming ) seperti terlihat pada gambar
dibawah ini :
Gambar 2,2
Hukum tangan kanan ( fleming )
Keterangan :
a. Ibu jari mengatakan arah gerak ( F ) atau perputaranpenghantar
LAPORAN TUGAS AKHIR
13
b. Jari telunjuk mengatakan arah medan magnet dari kutub utara dan selatan
( arah B kecepatan kutub )
c. Jari tengah mengatakan arah arus dan tegangan
d. Ketiga arah tersebut samping tegak lurus seperti contoh diatas
2. Konstruksi Generator
Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan konstruksi
motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron. Ada dua struktur
kumparan pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu
kumparan yang mengalirkan penguatan DC (membangkitkan medan magnet biasa
disebut eksitasi) dan sebuah kumparan ( biasa disebut jangkar) tempat
dibangkitkannya GGL arus bolak-balik.
Menurut konstruksi generator sinkron tiga fasa mempunyai bagian- bagian yang
utama yaitu:
1) Bagian yang diam ( stator )
2) Bagian yang berputar ( rotor)
LAPORAN TUGAS AKHIR
14
Gambar. 2,3
Inti Stator
1. Bagian yang diam (Stator sinkron)
Stator sinkron pada generator merupakan gulungan kawat penghantar yang
disusun sedemikian rupa dan ditempatkan pada alur-alur inti besi. Pada penghantar
tersebut adalah tempat terbentuknya GGL induksi yang diakibatkan dari medan
magnit putar dari rotor yang memotong kumpakaran penghantar stator.
Kuparan yang ditempatkan pada alur-alur tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) grup,
sehingga menjadi keluaran 3 phase dan biasanya disambung system bintang (Y).
Bagian (stator sinkron) terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
a. Inti besi stator terdiri dari laminasi-laminasi plat besi yang satu dan lainnya
terisolasi dengan vernis atau kertas isolasi (implegnated paper). Tujuan dari
laminasi-laminasi tersebut adalah untuk mengurangi besarnya arus pusar (Eddy
Current), karena arus pusar ini dapat menimbulkan panas pada inti stator dan
akhirnya dapat merusak isolasi kumparan penghantar.
b. Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat di
dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot dihubungkan
untuk mendapatkan tegangan induksi.
LAPORAN TUGAS AKHIR
15
c. Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator
ditempatkan.
d. Rumah Stator
Terbuat dari besi tuang dan ini merupakan rumah dari semua bagian-bagian
generator, kutub utama beserta belitannya, kutub-kutub pembantu beserta
belitannya dan bantalan-bantalan poros.
2. Bagian yang bergerak (Rotor)
Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara rotor
dan stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor terdiri dari dua bagian
umum, yaitu:
a. Inti kutub
b. Kumparan medan
Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi
sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan.
Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar
sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi. Isolasi pada bagian
ini harus benar-benar baik dalam hal kekuatan mekanisnya, ketahanannya akan
suhu yang tinggi dan ketahanannya terhadap gaya sentrifugal yang besar.
Konstruksi rotor untuk generator yang memiliki nilai putaran relatif tinggi
LAPORAN TUGAS AKHIR
16
Gambar 2.4
Kontruksi rotor kutub silindris
Untuk putaran generator yang relatif rendah atau sedang (kurang dari 1000
rpm), dipakai konstruksi rotor dengan kutub menonjol atau ”salient pole” dengan
jumlah kutub kutub yang relatif banyak.
LAPORAN TUGAS AKHIR
17
Gambar 2.5
Konstruksi generator kutub menonjol
Apabila suatu sistem pembangkit terganggu, maka seluruh sistem tenaga
listrik akan terhenti pengoperasiannya.
Penyebab gangguan pada sistem generator terdiri atas tiga bagian yaitu:
1. Gangguan dari luar generator, yaitu gangguan dalam sistem yang dihubungkan
generator.
2. Gangguan di dalam generator.
3. Gangguan pada mesin penggerak generator.
Dari ketiga jenis gangguan di atas, bila salah satu generator yang bekerja
secara paralel mengalami gangguan, kemungkinan besar generator yang sedang
beroperasi tidak sanggup lagi untuk memikul beban keseluruhannya. Oleh sebab itu
diperlukan perhitungan besarnya beban yang harus diputuskan secara tiba-tiba agar
dapat diperoleh kestabilan sistem. Dalam hal ini, pemutusan beban diusahakan
berlangsung secara otomatis dan dengan waktu yang relatif singkat.
3. Sistem Eksitas
Penguatan medan atau disebut eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk
membuat kutub magnet pada generator. Dengan mengatur besar kecil arus listrik
tersebut, kita dapat mengatur besar tegangan out put generator atau dapat juga
mengatur besar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang parallel
dengan system jaringan besar (infinite bus)
LAPORAN TUGAS AKHIR
18
Ada beberapa jenis sistem yaitu :
a. Sistem Eksitasi Statis
b. Sistem Eksitasi Dinamik
a) System Eksitasi Statistik adalah system eksitasi generator tersebut disuplai dari
eksiter yang bukan mesin bergerak, yaitu dari system penyearah yang
sumbernya disuplai dari output generator itu sendiri atau sumber lain dengan
melalui transformator. Secara prinsip dapat digambarkan sebagai berikut.
Suplai daya listrik untuk eksitasi mengambil dari output generator
melalui excitation transformer, kemudian disearahkan melalui power rectifier
dan disalurkan ke rotor generator untuk eksitasi atau penguat medan dengan
melalui sikat arang.
Untuk pengaturan besaran tegangan output generator diatur melalui DC
regulator dan AC regulator sehingga besaranya arus eksitasidapat diatur sesuai
kebutuhan. Kemudian apabila generator tersebut pada waktu start awal belum
mengeluarkan tegangan, maka untuk suplai arus eksitasi biasanya diambil dari
baterai.
b) Sistem Eksitasi dinamik adalah system eksiatasi yang sumber supalai arus
eksitasi diambil dari mesin yang bergerak, dan mesin yang bergerak tersebut
disebut Eksiter. Biasanya eksiter tersebut sebagai tenaga penggeraknya
dipasang satu poros dengan generator.
Seperti kita ketahui bahwa untuk arus eksitasi adalah arus seearah,
maka sebagai eksitasinya adalah mesin arus searah generator DC atau dapat
LAPORAN TUGAS AKHIR
19
juga dengan mesin arus bolak – balik generator AC kemudian disearahkan
dengan rectifier.
Sistem eksitasi dengan menggunakan eksitasi generator D untuk
menyalurkan arus eksitasi generator utama dengan media sikat arang dan slip
ring serta output arus searah dari generator eksiter melalui sikat arang.
4. Cara memperalel Generator
Bila suatu generator mendapatkan pembebanan yang melebihi dari
kapasitanya. Maka dapat mengakibatkan generator tersebut tidak bekerja atau
bahkan akan mengalami kerusakan. Untuk mengatasinya kebutuhan listrik atau
beban yang terus meningkat tersebut, Biasa diatasi dengan menjalakan generator
lain yang kemudian dioperasikan secara paralel dengan generator yang telah
bekerja sebelumnya, pada satu jaringan listrik yang sama. keuntungan dari
menggabungkan 2 generator atau lebih dalam suatu jaringan listrik adalah bila
salah satu generator tiba- tiba mengalami gangguan.maka generator tersebut dapat
dihentikan serta beban dialihkan pada generator lain, sehingga pemutus listrik
secara total biasa dihindari.
1. Syarat- syarat yang harus dipenuhi untuk memperalel dua buah generator atau
lebih ialah:
a. Polaritas dari generator harus sama dan tidak bertentangan setiap saat terhadap
satu sama lain.
b. Nilai efektif tegangan harus sama.
c. Tegangan Generator yang diparalelkan mempunyai bentuk gelombang yang
sama.
LAPORAN TUGAS AKHIR
20
d. Frekuensi kedua generator atau frekuensi generator dengan jala-jala harus
sama.
e. Urutan phase dari kedua generator harus sama.
5. Slip ring atau cincin geser
Dimana slip ring tersebut Terbuat dari kuningan atau tembaga, dipasang
pada as dengan memakai bahan isolasi, Slip ring berputar bersama-sama dengan
poros dan rotor. Jumlah Slip ring ada 2 buah yang masing- masing adalah sikat
positif dan negatif, digunakan untuk mengalirkan penguat lilitan magnet pada
rotor.
Gambar. 2,5
Slip ring atau cincin geser
6. System penguat
LAPORAN TUGAS AKHIR
21
Generator sinkron tiga phasa dengan penguat sendiri yaitu mengambil
tegangan AC dari sebagian lilitan stator yang diserahkan dengan rangkaian
penyearah elektronik.
Pada umumnya kutub magnet generator sinkron dibedakan atas :
1. Salient pole.
Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol.kontruksi ini dipakai
untuk putaran rendah dengan jumlah kutub yang banyak.
2. Non salient pole.
Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol. Kontruksi ini
dipakai untuk putaran tinggi dengan jumlah kutub sedikit ± 2/3 dari
seluruh permukaan rotor dibuat alur –alur tempat lilitan penguat, dan 1/3
bagian merupakan bagian yang berfungsi sebagai inti kutub.
Gambar 2,6
Mesin sinkron kecil dengan salient pole
LAPORAN TUGAS AKHIR
22
a. stator c. tutup tempat bantalan
b. rotor d. slip ring (cincin geser)
3. Pengaturan Putaran
Putaran adalah salah satu faktor yang penting yang memberi pengaruh besar
terhadap tegangan yang timbul oleh arus bolak-balik (alternating current). Frekuensi
listrik yang dihasilkan oleh generator sinkron harus sebanding dengan kecepatan putar
generator tersebut. Dalam hal ini, rotor sebagai bagian yang bergerak terdiri atas
rangkaian rangkaian elektromagnet dengan arus searah (DC) sebagai sumber arusnya.
Medan magnet rotor akan bergerak sesuai dengan arah putaran rotor. Untuk menjaga
putaran tetap konstan, maka pada penggerak mula (prime mover) dilengkapi governor.
Governor itu sendiri adalah suatu alat yang berfungsi mengatur putaran tetap konstan
pada keadaan yang bervariasi.
4. Pengaturan Tegangan
Tegangan generator sinkron dalam keadaan berbeban akan lebih rendah
nilainya daripada tegangan generator sinkron dalam keadaan tanpa beban. Nilai relatif,
yaitu nilai selisih antara tegangan dalam keadaan berbeban penuh dengan keadaan
tanpa beban biasanya disebut dengan regulasi tegangan atau voltage regulation (VR).
dimana:
LAPORAN TUGAS AKHIR
23
VR = regulasi tegangan (voltage regulation)
VNL = tegangan tanpa beban (no load voltage)
VFL = tegangan beban penuh (full load voltage)
Generator-generator sekarang dirancang dan dibuat untuk tegangan yang
bervariasi akibat dari adanya variasi arus jangkar atau variasi beban yang
menimbulkan turunnya tegangan (voltage drop) pada kumparan jangkar yang
bervariasi pula. Jatuhnya tegangan impedansi tersebut tergantung kepada besar arus
dan faktor daya beban. Dengan pengaturan arus eksitasi, tegangan dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan. Untuk menaikkan tegangan, arus eksitasi dapat ditambah dan
berlaku juga sebaliknya.
Yang dimaksud dengan eksitasi atau biasa disebut sistem penguatan adalah
suatu perangkat yang memberikan arus penguat (If) kepada kumparan medan
generator arus bolak-balik (alternating current) yang dijalankan dengan cara
membangkitkan medan magnetnya dengan bantuan arus searah.
Sistem penguatan dapat digolongkan berdasarakan cara penyediaan tenaganya,
yaitu:
1. Sistem penguatan sendiri.
2. Sistem penguatan terpisah.
Untuk generator berkapasitas besar umumnya digunakan sistem penguatan
sendiri. Sistem penguatan ini digunakan pada generator tanpa sikat (brushless
LAPORAN TUGAS AKHIR
24
alternator). Generator tanpa sikat ini mempunyai exiter yang kumparan jangkarnya
pada rotor dan kumparan medannya pada stator. Arus penguatan didapat dari induksi
magnet sisa (remanensi) pada stator generator utama yang diberikan oleh stator
generator penguat. Arus tersebut diatur terlebih dahulu oleh AVR (automatic voltage
regulator) yang merupakan alat pengatur tegangan yang bekerja secara otomatis.
5. AVR (Automatic Voltage Regulator)
AVR ini adalah alat yang digunakan untuk mengatur tegangan keluar pada
generator dan menjaga tegangan agar tetap stabil. Jatuh tegangan pada sumber
tegangan akibat satu phase terhubung ke tanah besarnya 40 % jika tegangan ini sangat
besar keluarannya maka AVR akan bekerja secara efektif.
AVR dalam hal ini melakukan pengaturan tegangan. Arus yang dihasilkan oleh
rotor generator penguat akan disearahkan dengan menggunakan dioda putar (rotating
diode) yang ikut berputar dengan kedua rotor generator yang berputar. Sistem
penguatan sendiri dipasang pada ujung poros generator utamanya.
Sebagai salah satu contoh sistem eksitasi penguatan sendiri yang dipakai
adalah sistem eksitasi penguatan sendiri dengan menggunakan magnet permanen
(permanent magnet generator excited-AVR controlled generators). Dalam hal ini,
generator magnet permanen (PMG) berperan memberikan suplai untuk sistem eksitasi
melalui AVR dimana AVR berperan sebagai alat untuk mengontrol tingkat eksitasi
yang disediakan untuk medan exiternya. AVR akan memberikan respon terhadap
sinyal tegangan yang dirasakannya melalui transformator berisolasi (isolating
LAPORAN TUGAS AKHIR
25
transformer) dari kumparan stator utama. Dengan mengendalikan suplai yang rendah
dari medan eksitasinya, control untuk suplai yang tinggi yang diperlukan pada medan
exiter dapat terpenuhi melalui keluaran penyearah dari stator eksitasi. Sistem ini
menghasilkan sumber eksitasi yang konstan dan mampu menyediakan start motor
yang tinggi dan juga memiliki kekebalan terhadap gangguan berbentuk gelombang
(waveform distortion) pada keluaran stator utama yang dapat terjadi karena adannya
beban yang non linear.
AVR akan merasakan tegangan dua fasa rata-rata mendekati regulasi tegangan
yang diinginkan. AVR ini juga mampu mendeteksi perubahan kecepatan mesin dan
dapat mengatasi tegangan turun sebagai akibat turunnya kecepatan putaran mesin
dibawah frekuensi yang telah ditentukan sehingga dapat menghindari eksitasi berlebih
pada saat kecepatan mesin rendah dan memperhalus dampak dari perubahan beban
(load switching) untuk menghindari kerusakan mesin. Sistem ini juga menyediakan
proteksi untuk eksitasi berlebih yang bekerja dengan waktu tunda tertentu ketika
terjadi lonjakan tegangan medan eksitasi
Bila ada respon dari tegangan lebih besar 1,5 maka daya batas stabilitas
peralihan tidak dapat dinaikkan karena ada gejala kejenuhan waktu bervariasi
tegangan lama. AVR hampir tiak dapat mempengaruhi stabilitas dengan keadaan
namun stabilitas tetap naik bila respon tagangan naik
Jenis AVR menurut cara kerjanya :
a. Jenis kontiyu ( Continous Duty )
LAPORAN TUGAS AKHIR
26
Digunakan untuk mengatur tegangan dalam batas variasi yang kecil tetapi
tidak untuk harga tertentu, jenis ini banyak diterapkan pada generator buatan
tahun- tahun akhir.
b. Jenis terputus ( Intermitten Duty )
Digunakan untuk mengatur tegangan pada harga tertentu dalam bats toleransi
tertentu pula.
Jenis AVR yang lain :
a. Jenis tanpa kontak
Dapat bekerja kontiyu tanpa menggunakan kontak mekanis atau dilakukan
dengan mengatur magnetic amplifier.
b. Jenis vabriasi.
Menggunakan kontaktor untuk mengatur tegangan yang konstan dengan
menghubngkan atau memutuskan ON – OFF seluruh atau sebagian yang
berhubungan dengan rangkaian medan dan tahanan.
c. Jenis Menggunakan tahanan langsung
Pada jenis kontak tahanan yang dipasang pada rangkaian medan magnet dari
tegangan atau bias disebut eksiter dengan diatur sinyal control.
d. Jenis Tidak menggunakan tahanan langsung
Pada tahanan yang sejenis ini dipasang pada rangkaian medan diatur dengan
motor tegangan.
LAPORAN TUGAS AKHIR
27
6. Sistem Pengaman Generator
Fungsi pengaman dari generator adalah untuk menjaga kelangsungan operasional
dari generator tersebut. Ada beberapa macam pengaman pada generator yaitu :
a) Pengaman terhadap arus lebih (Over Current)
b) Pengaman terhadap tegangan jatuh (Under Voltage)
c) Pengaman terhadap tegangan balik.
d) Pengaman terhadap kumparan
a. Pengaman terhadap arus lebih (Over Current)
Arus lebih dari belitan stator dapat menyebabkan kenaikan temperature
dan dapat berakibat menerun kekuatan isolasi belitan stator.
Pengaman terhadap arus lebih terutama dimasukan untuk melindungi
belitan stator terhadap temperature lebih yang disebabkan oleh gangguan yang
berlangsung lama pada system. Pengaman ini juga berfungsi sebagai
pengaman cadangan, jika relay diferensial gagal melakukan tugasnya.
Biasanya pengaman arus lebih diatur untuk bekerja antara 120 sampai 130%
dari arus nominal dengan penundaan waktu 5 sampai 10 detik. Relay harus
bekerja melepas CB dan kadang – kadang sekaligus melepas penguatan medan
Pengaman arus lebih dengan dilengkapi relay tegangan bekerja bila
terjadi hubung singkat pada system jala-jala yang dekat dengan generator,
dimana hubung singkat yang terjadi dapat menyebabkan kenaikan arus dan
sekaligus penurunan tegangan.
LAPORAN TUGAS AKHIR
28
Arus kerja dipilih 1,3 sampai 1,4 kali arus nominalnya sedangkan
tegangan kerja dipilih antara 0,6 sampai 0,75 tegangan nominal. Penundaan
waktu dimaksudkan bila hubung singkat terjadi segera hilang, pelepasan CB
( circuit breaker ) yang tidak perlu terjadi. Kadang dipasang pula pengaman
terhadap beban lebih, dimana arus dapat mencapai 20% sampai 25% diatas
arus minimal.
b. Pengaman terhadap tengangan jatuh (Under Voltage)
Tengangan rendah (Under Voltage) dapat terjadi karena penggerak
mulai turun,atau dapat juga disebabkan kegagalan pada rangkaian
eksistansinya, yang kita ketahui bahwa suatu mesin diesel akan turun
efesiensinya bila putarannya terlalu rendah, mengenai putaran motor diesel
yang telah dikontrol oleh governor, oleh karena itu perlu diperhatikan adanya
tengangan turun yang disebabkan oleh kegagalan eksistasi.
Kegagalan eksistansi disebabkan oleh :
a) Hubungan sikat pada belitan medan
b) Kegagalan supplay dari system untuk medan eksistansi
c) Kontak-kontak yang ada pada sikat kurang baik
d) AVR (Automatic Voltage Regulator) tidak berfunsi
c. Pengaman terhadap tegangan balik
Fungsinya dari pengaman ini adalah untuk menghindari terjadinya tegangan
balik Hal ini dapat disebabkan kurang sempurnanya sistem AVR, biasa juga
disebabkan karena daya yang dibangkitkan oleh penggerak mulai berkurang
karena adanya gannguan pada motor diesel, sehingga menyebabkan daya yang
LAPORAN TUGAS AKHIR
29
dihasilkan berkurang dan putaranya mulai turun perlahan-lahan, maka ada
aliran daya aktif yang masuk dari system jala-jala ke generator, sehingga
generator menjadi motor sinkron. Hal ini dapat menimbulkan ledakan dari
bahan bakar yang belum terbakar sempurna didalam motor diesel.
Tenaga balik terjadi bila generator bekerja sebagai motor maka aka
nada daya aktif yang masuk ke jala-jala sedangkan daya induktif tetap
dihasilkan oleh generator karena kekuatan tetap. Perlu diingat bahwa daya aktif
( KW ) yang keluar dari generator besarnya diatur oleh penggerak mula,
sedangkan daya reaktif ( KVA ) besarnya dikontrol oleh medan eksitasinya.
Untuk menghindari terjadinya tenaga balik maka dipakai sebuah pengaman
yang disebut revers power relay yang merupakan relay daya. Ada penyearah
yang menggunakan peralatan semi konduktor yang bekerja memakai seperti
dioda, tahanan, kondensor.
d. Pengaman kumparan stator
Kemungkinan gangguan yang timbul dalam belitan stator disebabkan
bocor atau ada kerusakan isolasi penghantar dalam belitan – belitan stator
sehingga dapat menimbulkan gangguan antara penghantar dengan Inti besi,
gangguan antara penghantar dapat terjadi antara belitan dalam yang berlainan.
Gangguan antara penghantar dengan Inti besi dapat menyebabkan gengguan ke
tanah. Kerusakan yang terjadi pada isolasi dapat disebabkan tegangan lebih
atau temperature lebih.
Pengaman kumparan stator dibagi menjadi :
a) Pengaman difrensial
LAPORAN TUGAS AKHIR
30
b) Pengaman terhadap gangguan ketanah dalam stator
c) Pengaman terhadap temperature lebih pada stator
7. Sistem pendingin generator
Pada saat generator berputar atau bekerja maka akan timbul proses yang
dihasilkan oleh komponen yang digesekan dan kumparan dialiri arus listrik. Hal ini
dibiarkan tanpa berusaha mencengah, maka panas yang ditimbulkan akan
membahayakan dari kondisi kerja pada generator itu sendiri. Bahwa generator
memerlukan system pendingin untuk menjaga kestabilan system kerja generator
tersebut.
Adapun system pendingin pada generator yang ada dikapal yaitu system
pendingin menggunakan aliran udara terbuka tanpa kompresi sehingga udara luar akan
masuk ke generator melalui lubang yang terdapat pada tutup pengaman generator.
Setelah menyerap panas dari generator udara akan keluar melalui lubang generator
tersebut. Agar sirkulasi udara keluar dengan luas maka pintu dari generator harus
selalu tebuka.
B. MESIN PENGGERAK GENRATOR
1. Pengertian mesin penggerak generator
LAPORAN TUGAS AKHIR
31
Mesin penggerak generator adalah termasuk mesin dengan pembakaran dalam
atau disebut dengan motor bakar (internal combustion engine), ditinjau dari cara
memperoleh energi termalnya (energi panas). Untuk membangkitkan energi listrik,
sebuah mesin diesel dihubungkan dengan generator dalam satu poros atau poros dari
mesin diesel dikopel dengan poros generator dimana mesin diesel bertindak
sebagai prime mover atau penggerak mula untuk memutar rotor generator.
Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak mula:
a. Desain dan instalasi relatif sederhana
b. Peralatan bantu (Auxilary equipment) relatif sederhana
c. Waktu pembebanan relatif singkat
Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Penggerak mula:
a. Mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang
tinggi
b. Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 300 bar (30 Mpa,
4.400 psi)
c. Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula,
hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar
d. Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak fosil yang relatif
lebih mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan bahan
bakar jenis lainnya, seperti gas dan batubara.
LAPORAN TUGAS AKHIR
32
2. Prinsip kerja mesin penggerak generator
generator harus dihubungkan dengan mesin penggerak yang dapat berupa
motor bakar, turbin air, turbin uap, kincir angin, dsb. Agar pembangkit listrik memiliki
kinerja dan efisiensi maksimal, perlu didesain sedemikian rupa sehingga mesin
penggerak maupun generator bekerja pada kecepatan putar ideal ( peak speed )
masing-masing. Untuk mencapai keadaan ideal tersebut, diperlukan jenis penghubung
yang sesuai dengan perbandingan kecepatan antara shaft mesin penggerak dan shaft
generator, adapun perbandingan kecepatan putar tersebut ada 3 alasan yaitu :
a) Kecepatan putar mesin penggerak sama dengan generator
b) Kecepatan putar mesin penggerak lebih rendah dari pada generator
c) Kecepatan putar mesin penggerak lebih tinggi dari pada generator
a. Kecepatan putar mesin penggerak sama dengan kecepatan putar generator.
agar dapat digunakan sambungan langsung dimana poros mesin penggerak
tersambung langsung ( coaxis ) dengan poros generator yang lazim
digunakan pada genset motor bensin portable.
b. Kecepatan putar mesin penggerak lebih rendah dari pada kecepatan putar
generator. Untuk ini, diperlukan sistim multiplikasi putaran sebagai
penghubung. Jika perbedaan kecepatan putar tersebut tidak terlalu jauh
( lebih dari 1 : 3 ), dapat digunakan sistim multiplikasi tunggal yang cukup
sederhana. Adapun sistim multiplikasi tersebut dapat berupa sistim pulley-
belt yang terdiri dari sebuah pulley besar pada shaft mesin penggerak dan
sebuah pulley kecil pada shaft generator yang dihubungkan oleh sebuah belt.
LAPORAN TUGAS AKHIR
33
Alternatif kedua, dapat berupa sistim gear-rantai yang terdiri dari sebuah
gear ( sproket ) besar pada shaft mesin penggerak dan sebuah gear ( sproket )
kecil pada shaft generator yang dihubungkan oleh sebuah rantai.
c. Kecepatan putar mesin penggerak lebih tinggi dari pada kecepatan putar
generator. Untuk keadaan ini, diperlukan sistim pereduksi putaran sebagai
penghubung. Jika perbedaan kecepatan putar tersebut tidak terlalu jauh
( kurang dari 3 : 1 ), dapat digunakan sistim pereduksi tunggal yang cukup
sederhana. Adapun sistim pereduksi tersebut dapat berupa sistim pulley-belt
yang terdiri dari sebuah pulley kecil pada shaft mesin penggerak dan sebuah
pulley besar pada shaft generator yang dihubungkan oleh sebuah belt.
Alternatif kedua, dapat berupa sistim gear-rantai yang terdiri dari sebuah
gear ( sproket ) kecil pada shaft mesin penggerak dan sebuah gear ( sproket )
besar pada shaft generator yang dihubungkan oleh sebuah rantai. Alternatif
ketiga, dapat berupa sistim gear to gear yang terdiri dari sebuah gear kecil
pada shaft mesin penggerak dan sebuah gear besar pada shaft generator yang
saling bersinggungan.
a. b.
LAPORAN TUGAS AKHIR
34
Gambar .2,a5 2,b5
Gear box type helical dan type worm
Jika perbedaan kecepatan putar tersebut cukup jauh ( lebih dari 3 : 1 ),
perlu digunakan sistim pereduksi bertingkat yang cukup rumit. Untuk
keperluan itu, dapat digunakan gear box baik yang type HELICAL maupun
type WORM sebagai salah satu alternatif yang banyak dipakai. Alternatif lain,
dapat juga digunakan sistim pulley-belt bertingkat atau sistim gear-rantai
bertingkat. Adapun banyaknya tingkat, tergantung dari Total Reduction Ratio (
TRR ) yang diperlukan. Pada sebagian besar pembangkit listrik, kecepatan
putar mesin penggerak tidak sama dengan kecepatan putar generator.
Oleh karena itu, salah satu hal yang harus dilakukan dalam perencanaan
sistim pembangkit listrik adalah menjembatani perbedaan kecepatan putar
( rpm ) ideal antara shaft generator dengan shaft turbin. perlu dibuat desain
suatu sistim pereduksi atau sistim multiplikasi yang berfungsi mentranformasi
kecepatan putar ideal shaft turbin menjadi kecepatan ideal shaft generator
tanpa banyak kehilangan daya. Secara prinsip, sistim pereduksi atau sistim
multiplikasi adalah semua sistim mekanik mulai dari pulley atau gear yang
terpasang pada shaft turbin, kemudian gear box ( jika ada ), sampai dengan
pulley atau gear yang terpasang pada generator.
LAPORAN TUGAS AKHIR
35
Jadi bukan hanya gear box saja yang merupakan bagian dari sistim
pereduksi atau sistim multiplikasi putaran. Demikian juga sebaliknya, sistim
pereduksi atau sistim multiplikasi putaran tidak selalu berupa gearbox.
Adapun perbedaan antara sistim pereduksi dan sistim multiplikasi adalah pada
transformasi kecepatan yang dihasilkannya.
3. Sistem preduksi putaran
Yaitu dapat diterapkan pada jenis pembangkit listrik dikapal yang memerlukan
system pereduksi secara umum. Untuk dapat menentukan jenis pereduksi perlu
diketahui teknis dari mesin penggerak generator antar lain:
a) Kecepatan putar mesin penggerak
b) Kecepatan putar generator
c) Daya yang dihasilkan mesin penggerak
d) Daya yang dihasilkan generator
a. Kecepatan putar mesin penggerak ( rpm ) yang memberikan efisiensi
konversi tertingi ( peak speed ) untuk memperoleh daya output yang lebih
besar namun sedikit efesiensi.
b. Kecepatan putar generator ( rpm ) yang direkomendasikan oleh pabrik.
Kecepatan putar generator musti mengikuti standar dengan toleransi sekitar 2-5
% Jika terlalu tinggi atau terlalu rendah melewati batas toleransinya, maka
kualitas listrik yang dihasilkan akan berkualitas rendah ( tegangan dan
frekuensinya tidak sesuai ).
LAPORAN TUGAS AKHIR
36
c. Daya yang dihasilkan mesin penggerak adalah Watt atau HP pada kecepatan
kerja yang ditetapkan pada bagian diatas
d. Daya yang dihasilkan generator adalah Watt atau HP pada kecepatan kerja
yang direkomendasikan.
a. b.
Gambar. 2, a6 2, b6
Sistim pereduksi sederhana dan 2 tingkat
Jika tidak bisa diperoleh yang betul-betul sama, maka bisa digunakan TRR
aktual sedikit di atas TRR ideal dengan toleransi maksimal 5 %. Adapun pemilihan
jenis sistim pereduksi yang akan digunakan, perlu mempertimbangan besar kecilnya
TRR dengan pedoman sebagai berikut :
LAPORAN TUGAS AKHIR
37
1. bila TRR kurang dari 3, dapat digunakan sistim pereduksi sederhana ( lihat gambar
). Adapun sistim pereduksi tersebut dapat berupa sistim pulley-belt yang terdiri
dari sebuah pulley kecil pada shaft mesin penggerak dan sebuah pulley besar pada
shaft generator yang dihubungkan oleh belt. Alternatif kedua, dapat berupa sistim
gear-rantai yang terdiri dari sebuah gear ( sproket ) kecil pada shaft mesin
penggerak dan sebuah gear ( sproket ) besar pada shaft generator yang
dihubungkan oleh rantai.
2. Bila TRR lebih dari dari 3, perlu digunakan sistim pereduksi bertingkat yang lebih
rumit. Untuk keperluan itu, dapat digunakan sistim pereduksi bertingkat baik
sistim pulley-belt maupun sistim gear-rantai. Adapun banyaknya tingkat,
tergantung dari TRR yang diperlukan.
C. MCB ( Main Circuit Breaker )
MCB pada generator ini bekerja apabila generator utama mengalami trouble atau
ada kerusakan maupun sedang dalam perbaikan sehingga akan dapat mengoperasikan
generator cadangan sehingga dapat beroperasi menggantikan generator utama dan
memenuhi kebutuhan listrik Tujuanya agar generator tersebut beroperasi dengan baik,
generator dapat dikontrol setiap saat keluaran (out put) pengeluaranya. Sedangkan panel
mcb adalah sebagai tempat distribusi keluaran (out put) generator yang kemudian
disalurkan ke beban.
Keluaran (out put) generator yang harus selalu dikontrol adalah :
a. Arus yang dihasilkan oleh generator tersebut (Amper m)
b. Besarnya tegangan listrik maksimum yang dihasilkan (Volt m)
LAPORAN TUGAS AKHIR
38
c. Daya keluaran (out put) yang dihasilkan generator (Watt m)
d. Besarnya factor kerjanya yang dihasilkan (Cos Ø m)
Panel utama berisi tentang rangkaian- rangkaian yang berfungsi sebagai
pembagi sumber listrik dikapal dan mempunyai kegunaan untuk tempat mengontrol
semua rangkaian listrik yang ada dikapal.
Rangkaian- rangkaian pada MCB harus diberi pelindung untuk keamanan dan
kenyamanan pekerja. Bahan dari pelindung MCB terbuat dari plat besi yang dilapisi
cat untuk menghindari terjadinya korosi dan hubung sikat. Dalam pemasangan
rangkaian instalasi harus rapi dan jelas untuk memper mudah perbaikan apabila pada
peralatan tersebut terjadi kerusakan.
Pemasangan body MCB secara umum mengutamakan efesiensi tempat dan
juga ketentuan- ketentuan lain dengan memperhatikan factor keamanan dan
kenyamanan pekerja. Antara lain:
a. MCB dipasang sedemikian rupa sehingga telihat rapi, teratur serta mudah dan
aman sewaktu MCB operasional.
b. Setiap komponen MCB memerlukan tempat yang dapat melayani dengan
mudah tanpa alat bantu.
c. MCB ditempatkan pada tempat yang jelas terlihat, mudah dicapai dan juga
dilengkapi dengan alat penerangan yang cukup.
1. MCB ( Maen Circuit Breaker )
MCB yang adalah mengamankan rangkaian dari arus lebih atau hubung
singkat. MCB dilengkapi dengan pengaman thermis yang berupa logam bimetal
LAPORAN TUGAS AKHIR
39
sebagai pengaman gangguan arus beban lebih dan pengaman elektro magnetic sebagai
pengaman hubung singkat.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah MCB yaitu :
a. Harus mampu menutup dan mampu melakukan arus beban penuh untuk waktu
lama
b. Dibawah kondisi tertentu yaitu jika terjadi gangguan. Kontak membuka secara
otomatis untuk memutuskan beban dengan rangkaian listrik.
c. Tepat dan baik memutuskan arus yang mengalir bila terjadi hubung singkat
disistem.
Gambar 3.1
Main Circuit Breaker
Fungsi MCB:
a. Mengamankan penghantar (kabel) dari arus beban lebih dan arus hubung singkat.
b. Melewatkan arus tanpa pemanasan lebih.
c. Membuka dan menutup sebuah sirkit di bawah arus pengenal
LAPORAN TUGAS AKHIR
40
d. Pengaman terhadap kerusakan (gagal) isolator.
D. Kontaktor Magnet
Kontaktor Magnetis adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi sebagai saklar
atau penghubung rangkaian yang bekerja berdasarkan daya electromagnetic yang
dihasilkan oleh belitan magnet.
Dalam pemilihan kontaktor yang perlu diperhatikan adalah:
a. Tegangan nominal koil.
Dalam pengoperasian kotaktor, koil harus dicatu dengan suatu sumber
tegangan, jika tegangan yang diberikan lebih besar, akan mengurangi usia kontaktor
bahkan biasa membakar koil tersebut. Tetapi jika tegangan terlalu kecil, tekanan
kontak akan melemah atau bahkan tidak bekerja. memberi toleransi catu daya untuk
kontaktor adalah 85-100% dari tegangan nominal komponen tersebut.
Dan untuk menggerakkan koil magnetnya kita harus terlebih dahulu mengetahui
beberapa voltage (tegangan) yang dibutuhkan koil kontaktor. Koil, koil kontaktor
biasanya diberi tanda yaitu A1 dan A2.
b. Jumlah kontak sesuai yang dibutuhkan baik NO atau NC.
c. Kemampuan arus yang biasa dilewati.
Kontaktor dipilih berdasarkan arus nominal yang akan dilewati kebeban. Agar
didapatkan kerja yang baik dipilih sama dengan atau satu tingkat diatas arus nominal
yang akan dilewatkan.
LAPORAN TUGAS AKHIR
41
Gambar 3.2
simbol kontaktor
Gambar 3.3
Kontaktor magnet
Kontak-kontak pada kontaktor meliputi dua macam kontak, yaitu:
a. Kontak utama (main contact)
LAPORAN TUGAS AKHIR
42
Kontak utama merupakan kontak terbuka (NO) yang banyaknya tiga buah.
Fungsi dari ketiga kontak tersebut adalah untuk menghubungkan jaringan
sumber dengan beban.
b. Kontak bantu (auxiliary contact)
Kontak bantu ini digunakan untuk merangkai rangkaian control, kontak bantu
ini mempunyai dua jenis, yaitu:
1. Kontak normal terbuka (normally open)
Pada saat kumparan magnet tidak dialiri arus listrik, maka kontak NO ini
dalam keadaan terbuka dan bila kumparan mendapat arus listrik maka
kumparan magnet akan menghasilkan medan elektromagnetik yang
menyebabkan kontak-kontak kontaktor tertarik sehingga kontak NO ini
akan menutup.
Gambar 3.4
Kontak normally open
2. Kontak normally tetutup (normally close)
LAPORAN TUGAS AKHIR
43
Pada saat kumparan magnet belum dialiri arus listrik maka kontak NC
dalam keadaaan tertutup, bila kumparan magnet dialiri arus listrik maka
akan timbul medan magnet yang akan menarik kontak-kontak kontaktor
sehingga kontak NC akan terbuka.
Gambar 3.5
Kontak normally close
E. Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat ukur yang diukur yang digunakan untuk mengetahui
besarnya tegangan listrik yang keluar dari generator ataupun dari suplai listrik darat.
LAPORAN TUGAS AKHIR
44
Voltmeter mempunyai kumparan yang lilitannya lebih banyak sehungga mempunyai
impendensi yang besar serta pemasangannya paralel dengan rangkaian.
Gambar 3. 6
Bentuk volt meter model € 350 dengan measured limit 500 V
Cara kerja alat ukur voltmeter adalah jika kumparan tegangan dialiri arus maka
akan terjadi induksi magnet,sehingga akan menarik besi putar diantara kedua ujung
kumparan tersebut sehingga besi putar akan bergerak menyimpang. Pada sumbu besi putar
dipasang jarum penunjuk, maka lintasan arus yang memasuki kumparan akan
menyebabkan jarum penunjuk bergerak menyimpangan, tergantung dari arus yang
mengalir pada kumparan tersebut.
F. Over load
Over load berfungsi sebagai pemutus rangkaian saat terjadi beban lebih yang
disebabkan oleh arus yang mengalir dalam mengalir menjadi besar sehingga melebihi arus
nominal yang telah ditentukan.
LAPORAN TUGAS AKHIR
45
Cara kerja Over load dipasang (dijemper) pada kontaktor dan titik hubungnya
(lidah) dijemper dengan titik hubung pada kontaktor. Untuk mengamankanya rangkaian
(beban) kita dapat menyetting arus (setting ampere) dan menentukan beberapa ampere
yang diperlukan oleh beban, apabila arus yang mengalir lebih dari arus yang kita tentukan
maka rangkaian akan terputus secara otomatis
Gambar 3.8
over load
G. Ampermeter
Ampermeter adalah suatu alat ukur untuk mengetahui besarnya kuat arus listrik
yang di gunakan pada semua peralatan listrik kapal pada saat bekerja.
LAPORAN TUGAS AKHIR
46
Gambar 3.9
Bentuk ampermeter model € 350 dengan measured limit 500 A
Cara kerja dari ampermeter adalah jika kumparan arus pada ampermeter dialiriarus
listrik maka akan terjadi induksi magnet, sehingga akan mematuk besi putar yang ada diporos
(sumbu) kedua ujung kumparan tersebut sehingga sehingga besi putar akan berputar. Karena
pada sumbu putar dipasang jarum penunjuk maka lintasan arus yang memasuki kumparan
akan menyebabkan jarum penunjuk akan menyimpang dan besarnya penyimpangan yang
dihasilkan akan menjadi lebih besar jika arus yang dihasilkan medan magnet bertambah.
Ampermeter dipasang seri dengan rangkaian.
H. Frequensimeter
Frequensimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya
frequensi yang dikeluarkan oleh generator ataupun dari suplay listrik darat.
Frequensimeter dipasang parallel dengan rangkaian.
LAPORAN TUGAS AKHIR
47
Gambar 4. 0
Bentuk frequensimeter model € 352 dengan measured limit 55
I. Saklar
Saklar adalah suatu alat untuk menghubungkan dan memutuskan suatu rangkaian
listrik dalam keadaan berbeban atau tidak berbeban. Saklar dan pemisah harus dipasang
sedemikian rupa sehingga bagian yang bergerak tidak bertegangan dalam keadaan saklar
terbuka dan tidak menutup sendiri oleh gaya berat bagian bergerak tersebut. Saklar dalam
keadaan terbuka harus mempunyai resistansi sangat tinggi sehingga tidak ada arus yang
mengalir ke beban. Pada posisi tertutup saklar mempunyai resistansi tang sangat kecil
sehingga dapat mengalirkan arus ke beban. Dengan demikian maka pemilihan saklar
sangat diperlukan untuk menciptakan keadaan suatu system rangkaian. Beberapa factor
pertimbangan untuk memilih sakral handal, yaitu:
a. Keuatan mekanis
b. Jenis saklar
c. Tegangan maksimum
d. Arus maksimum
e. Resistansi pada saat terbuka
f. Resistansi pada saat tertutup
Macam- macam saklar, antara lain:
1. Saklar pilih
LAPORAN TUGAS AKHIR
48
Saklar pilih (selector Switch) terdiri dari sebuah poros yang berputar dan satu atau
lebih dari piringan. Posisi saklar dibuat dengan membuat knop. Saklar ini
umumnya dilengkapi alat penahan pada saat kedudukannya.
2. Saklar tekan (push buttom)
push buttom atau tombol tekan adalah alat untuk memutuskan dan
menghubungkan rangkaian listrik dalam keadaan berbeban atau tidak berbeban
dengan menekan tombolnya. Tombol tekan terdiri dari dua jenis keadaan mula,
yaitu normally open (NO) pada posisi normal kontak dalam keadaan terbuka dan
kontak normally close (NC) pada posisi normal kontak dalam keadaan tertutup.
Konstruksi Push buttom dapat dilihat pada gambar.
a b
Gambar 4.1a 4.1b
a. Push buttom
b. Lambangnya
Tombol tekan beroperasi sewaktu ditekan dan akan kembali kedalam keadaan semula
bila penekanan dilepas. Adapun kode warna dari tombol tekan dapat dilihat dalam
tabel berikut
LAPORAN TUGAS AKHIR
49
Tabel 2.1 kode warna tombol tekan
Warna Arti Penggunaan
Merah Stop/off -Mematikan bagian mesin
Hijau Star/on- - Mengenergikan rangkaian kontrol untuk
- menstart bagian kontrol
J. Penghantar
Penghantar berfungsi sebagai untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke
titik yang lain dalam suatu rangkaian listrik. Penghantar digunakan dalam resistansi listrik
berupa kawat berisolasi.
K. Penentuan Setelan Kuat Hantar Arus (KHA)
Penentuan penghantar pada rangkaian daya dapat dihitung dengan rumus setelan
KHA = 1,25 x In
Keterangan :
- KHA : Kuat Hantar Arus (A)
- 1,25 : konstanta
- In : Arus nominal (A)
Faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan penghantar, adalah:
a. Kemampuan hantar arus (KHA)
LAPORAN TUGAS AKHIR
50
b. Kemapuan mekanis
c. Kualitas bahan penghantar
d. Tegangan nominal.
Agar tidak berakibat fatal, penggunaan warna harus sesuai dengan ketentuan
dibawah ini:
Table. 2.2 warna penghantar dan fungsinya dalam pemakaian
Warna penghantar Pemakaian
Merah Penghantar L1/ fasa R
Kuning Penghantar L2/ fasa S
Hitam Penghantar L3/ fasa T
Biru Penghantar Netral
Hijau - kuning Penghantar pentanahan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perancangan Alat
Panel MCB Pada Generator dikapal Tug Boat Osam Civet 08217726 dilengkapi
peralatan pengontrol generator dan pengontrol arus dari darat (shore conection) dimana
peralatan ini akan bekerja secara otomatis sewaktu generator operasional atau sewaktu
sumber listrik dari darat dihubungkan. Kedua jenis ini tidak bekerja secara bersamaan
akan tetapi shore conection ini digunakan apabila kapal sedang sandar dipelabuhan,
LAPORAN TUGAS AKHIR
51
Apabila generator utama mengalami trouble atau kerusakaan maupun sedang dalam
perbaikan, sehingga akan dapat mengoperasikan generator cadangan sehingga generator
utama dan dapat memenuhi kebutuhan listrik dikapal, hal ini digunakan untuk menghemat
bahan bakar.
Berdasarkan sasaran yang telah ditetapkan diatas, maka secara umum dapat dibuat
diagram blok sebagai berikut:
Gambar 3.1
LAPORAN TUGAS AKHIR
G G G
MCB MCB MCB
P. KONTROL P. KONTROLP. KONTROL
DISTRIBUSISHORE
CONNECTION BEBAN
52
Diagram panel MCB pada generator dikapal tug boat
B.Panel generator
Suatu alat untuk memutus dan menyambungkan arus dari generator ke distribusi atau beban.
Dengan menggunakan alat main circuit breaker dan sistem control. Di dalam Panel generator
berisi:
1. kontaktor
Prinsip kerja dari kontaktor magnet adalah berdasarkan elektromagnetik,yaitu apabila ada arus
yang mengalir dalam koil,maka akan timbul kemagnetan.
Didalam kontaktor magnet,ada dua macam kontak yaitu:
a. kontak NC (Normaly Close)
kontak NC yaitu apabila dalam keadaan normal,kontak tersebut akan membuka bila di
dalam koil kontaktor dialiri listrik.
b. kontak NO (Normaly Open)
kontak NO yaitu apabila dalam keadaan normal,kontak tersebut akan menutup bila di
dalam koil kontaktor dialiri listrik.
2.over load
Dalam suatu rangkain control selain kontaktor,over load sangat diperlukan. Over load
berfungsi sebagai pengaman dan juga pemutus arus apabila terjadi suatu beban lebih. Untuk
over load kontak –kontaknya ada dua yaitu kontak normali open (NO) dan kontak normali
close (NC),tetapi dalam kontak over load simbul dari kontak normali open (NO) biasa
LAPORAN TUGAS AKHIR
53
ditunjukan dalam angka (95 ke 97dan 98) tetapi jika kontak normali close (NC) biasa
ditunjukan dalam angka (95 ke 96).
3.push bottom
Tombol push bottom atau tombol tekan merupakan saklar manual yang digunakan untuk
menjalankan dan memastikan rangkaian pada saat digunakan. Tombol ini setelah ditekan,
kemudian dilepas, maka kedudukannya seperti semula. Pemasangan tombol ini biasanya
diparalel dengan kontak – kontak NC pada kontaktor magnet.
4.lampu indicator
Lampu indicator ini bertujuan untuk memberi tanda atau petunjuk dimana ada tidaknya aliran
arus listrik. Sebagai tanda bahwa ada sesuatu yang bekerja atau beroperasi seperti halnya
motor listrik sedang bekerja.
5.ampermeter
Ampermeter adalah suatu alat ukur untuk mengetahui besarnya kuat arus listrik yang di
gunakan pada semua peralatan listrik kapal pada saat bekerja.
6.volt meter
Voltmeter adalah suatu alat ukur yang diukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya
tegangan listrik yang keluar dari generator ataupun dari suplai listrik darat.
7.frekuensi meter
LAPORAN TUGAS AKHIR
54
Frequensimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya frequensi yang
dikeluarkan oleh generator ataupun dari suplay listrik darat. Frequensimeter dipasang parallel
dengan rangkaian.
C.MCB (main circuit breaker)
MCB adalah pengaman rangkaian dari arus lebih atau hubung singkat. MCB dilengkapi
dengan pengaman thermis yang berupa logam bimetal sebagai pengaman gangguan arus
beban lebih dan pengaman elektro magnetic sebagai pengaman hubung singkat.
D.rangkain control
Sebagian besar rangkain control yang ada menggunakan sumber listrik satu fasa. Fungsi dari
rangkain control adalah untuk mengontrol atau mengatur sumber tegangan tiga fasa dari
generator ke distribusi atau beban, pada rangkain control ini hanya terdapat kontak – kontak
kontaktor magnet dan tombol tekan atau push bottom, baik tombol stop maupun tombol start.
Adanya hubungan ke coil kontaktor yang mana coil tersebut pada kontak yang satu
dihubungkan dengan fasa yang berbeda dan kontak lain dari coil kontaktor magnet atau yang
satu dapat dihubungkan dengan netral (ground), apabila menggunakan empat kawat.
.cara kerja
1.menjalankan generator
LAPORAN TUGAS AKHIR
55
Pertama mnghidupkan generator 1 dan generator 2, setelah generator hidup sumber tegangan
tiga fasa akan di setabilkan oleh AVR .AVR adalah alat penstabil tegangan dari
generator,apabila putaran rpm generator tidak stabil sumber tegangan keluaran tetep sama
setelah di stabilkan AVR, kemudian masuk ke MCB (main circuit breaker).
2.menghidupkan MCB
Apabila sumber tiga fasa dari generator akan masuk ke rangkain control ,sedangkan MCB
masih dalam keadaan stop,maka rangkain yang ada di belakangnya tidak dialiri sumber
tegangan, setelah MCB di on- kan, maka sumber tegangan masuk ke rangkain control
sehingga lampu fasa R, lampu fasa S dan lampu fasa T menyala.
3.
LAPORAN TUGAS AKHIR