bab i1 penelitian (autosaved)

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan yang bersifat terus menerus ini menuntut perlunya sistem Pendidikan Nasional, diantaranya adalah penyempurnaan kurikulum untuk menciptakan masyarakat yang mampu dan bisa bersaing serta mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Sebelum membahas pengembangan kurikulum, wajib memahami tiga konsep, yaitu pendidikan, kurikulum dan pengajaran. Sebab, pendidikan, kurikulum, dan pengajaran sangat berhubungan dengan tiga aspek tersebut. Tujuan dari pendidikan adalah untuk menggali potensi- potensi tersebut menjadi aktual. Pendidikan merupakan alat untuk memberikan rangsangan agar potensi- potensi manusia dapat berkembang dengan optimal. Dalam hal ini pendidikan sering diartikan sebagai upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Setiap institusi mempunyai tujuan yang membutuhkan alat atau sarana. Alat tersebut adalah kurikulum untuk mencapai tujuan setiap tujuan lembaga pendidikan. Sedangkan, Inti kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan sekolah sekaligus syarat mutlak dari pendidikan sekolah. Isi dari kurikulum diantaranya adalah pengetahuan ilmiah, kegiatan dan pengalaman belajar yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Berbagai cara dilakukan pemerintah agar mampu menciptakan generasi yang bermutu, berkualitas dan mampu bersaing pada zaman saat ini. Perubahan kurikulum dari masa ke masa merupakan suatu kebijakan pemerintah yang harus dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan. Terdapat beberapa perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia, terbentuknya kurikulum pertama kali pada tahun 1968. Kurikulum pada tahun 1

Upload: jida-almajida

Post on 22-Jul-2015

178 views

Category:

Art & Photos


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i1 penelitian (autosaved)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari

pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan yang bersifat terus

menerus ini menuntut perlunya sistem Pendidikan Nasional, diantaranya

adalah penyempurnaan kurikulum untuk menciptakan masyarakat yang

mampu dan bisa bersaing serta mampu menyesuaikan diri dengan perubahan

zaman.

Sebelum membahas pengembangan kurikulum, wajib memahami tiga

konsep, yaitu pendidikan, kurikulum dan pengajaran. Sebab, pendidikan,

kurikulum, dan pengajaran sangat berhubungan dengan tiga aspek tersebut.

Tujuan dari pendidikan adalah untuk menggali potensi- potensi tersebut

menjadi aktual. Pendidikan merupakan alat untuk memberikan rangsangan

agar potensi- potensi manusia dapat berkembang dengan optimal. Dalam hal

ini pendidikan sering diartikan sebagai upaya manusia untuk memanusiakan

manusia.

Setiap institusi mempunyai tujuan yang membutuhkan alat atau

sarana. Alat tersebut adalah kurikulum untuk mencapai tujuan setiap tujuan

lembaga pendidikan. Sedangkan, Inti kurikulum adalah alat untuk mencapai

tujuan sekolah sekaligus syarat mutlak dari pendidikan sekolah. Isi dari

kurikulum diantaranya adalah pengetahuan ilmiah, kegiatan dan pengalaman

belajar yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan siswa.

Berbagai cara dilakukan pemerintah agar mampu menciptakan

generasi yang bermutu, berkualitas dan mampu bersaing pada zaman saat ini.

Perubahan kurikulum dari masa ke masa merupakan suatu kebijakan

pemerintah yang harus dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan.

Terdapat beberapa perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia,

terbentuknya kurikulum pertama kali pada tahun 1968. Kurikulum pada tahun

1

Page 2: Bab i1 penelitian (autosaved)

ini dikenal dengan kurikulum 1968, terdapat perubahan kurikulum pada tahun

1975 yang dikenal dengan kurikulum 1975, revisi terdapat kurikulum 1984,

diubah lagi dengan adanya kurikulum 1999, kemudian dikembangkan lagi

dengan adanya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004,

pada tahun 2006 kurikulum diubah lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan

pendidikan (KTSP). Perubahan kurikulum ini dimaksudkan agar pendidikan

di Indonesia ini dirasakan lebih berhasil dalam mencetak kader yang

berkualitas, apabila dengan adanya perubahan kurikulum ini kurang bisa

mengena pada peserta didik, maka pemerintah akan merubah kurikulum

dengan kurikulum yang lebih baik dari sebelumnya. Pada tahun 2013 terdapat

perubahan kurikulum yang mana perubahan ini dimasudkan sebagai

penyempurna kurikulum sebelumnya, kurikulum ini dikenal dengan

kurikulum 2013. Kurikulum ini dirasa masih asing dan hanya beberapa

sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013. Pada ajaran baru tahun

2014 kini diharapkan semua lembaga pendidikan menerapkan kurikulum

2013.

Proposal ini membahas tentang analisa implementasi kurikulum 2013

dalam Madrasah Tsanawiyah dan Aiyah di Kabupaten Sidoarjo. Kurikulum

merupakan suatu usaha yang menjembatani tercapainya Pendidikan Nasional

maka perlu dilakukan sebuah penelitian dalam penerapan kurikulum tersebut,

diantaranya adalah kurikulum 2013.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran Bahasa

Arab di Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah di Kabupaten Sidoarjo?

2. Apa saja problematika Implementasi kurikulum 2013 dalam

pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah

Aliyah di Kabupaten Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

2

Page 3: Bab i1 penelitian (autosaved)

Tujuan Penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum 2013 dalam

pembelajaran Bahasa Arab di Kabupaten Sidoarjo.

b. Untuk mengetahui problematika implementasi Kurikulum 2013 dalam

pembelajaran Bahasa Arab di Kabupaten Sidoarjo.

c. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari implementasi

Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Bahasa Arab di Kabupaten

Sidoarjo.

A. Landasan Teori

1. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan

dalam dunia olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat

berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus

ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk

memperoleh medali atau penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut

diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran

(subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir

program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.

Dari pengertian tersebut, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok,

yang pertama yaitu adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh

siswa, yang kedua adalah tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh

3

Page 4: Bab i1 penelitian (autosaved)

ijazah. Dengan demikian, implikasi terhadap praktik pengajaran yaitu

setiap siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan

menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting dan menentukan.

Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran tersebut

dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah

mengikuti suatu tes atau ujian.

Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran di sekolah atau

di akademi yang harus ditempuh oleh siswa untuk mencapai suatu tingkat

atau ijazah. Menurut Harold b. Alberty. Al. Mendefenisikan kurikulum

yakni semua aktivitas yang dilakukan oleh sekolah terhadap para

siswanya.1

Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum,

para ahli mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan

tradisional (klasik), kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di

suatu sekolah (Hilda Taba, 1962; Zais, 1976; Nana Sudjana, 1996; Nana

S. Sukmadinata, 1997). Pelajaran- pelajaran apa yang harus ditempuh di

sekolah, itulah kurikulum. Sedangkan dalam pandangan modern, arti

kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang

nyata terjadi dalam proses pendidikan (J. Galen Saylor & William M.

Alexander,1956; Ronald Doll, 1974).

1Oemar Hamalik. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm: 7

4

Page 5: Bab i1 penelitian (autosaved)

Dalam hal ini, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa

untuk mencari rumusan kurikulum dapat ditinjau dari empat dimensi,

yaitu:

1. kurikulum sebagai suatu ide;

2. kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari

kurikulum sebagai suatu ide;

3. kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari

kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dan

4. kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari

kurikulum sebagai suatu kegiatan.2

Dalam konteks pendidikan nasional, secara formal kurikulum

lebih diartikan sebagai suatu rencana atau dokumen tertulis. Hal ini bisa

dilihat dari pengertian kurikulum sebagaimana tercantum dalam Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yang berbunyi

bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

2. Implikasi Kurikulum

2ibid, hlm: 11

5

Page 6: Bab i1 penelitian (autosaved)

Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary dinyatakan

bahwa implikasi memiliki arti implicating or being implicated, dan what is

implied; something hinted at or suggested, but not expressed.3 Dengan

demikian, yang dimaksud dengan implikasi pelaksanaan kurikulum

berbasis kompetensi bagi sekolah atau madrasah, siswa, dan orang tua

adalah anjuran atau usulan apa sajakah yang bisa diberika kepada sekolah

atau madrasah, siswa, dan orang tua sebagai dampak diberlakukannya

kurikulum berbasis kompetensi.

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan,

sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum

mencerminkan falsafah atau pandangan hidup bangsa ke arah mana dan

bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum

yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang.

Kurikulum dapat memberikan sebuah hasil dari pendidikan atau

pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus

dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik. Jika

kurikulum di rubah, pastinya akan terdapat sebuah permasalahan yang

akan terbeban.

Sudah terdengar jelas di telinga kita bahwa perubahan

kurikulum akan datang, perubahan ini akan dilaksanakan pada tahun 2013,

tanpa disadari perubahan ini membawa dampak negatif terhadap para

3Oxford Advanced Learner’s Dictionary. 2007. hlm:203

6

Page 7: Bab i1 penelitian (autosaved)

sisawa karena perubahan ini tidak disepakati terlebih dahulu dan

cenderung dipaksakan.

Jika perubahan kurikulum ini tetap dilaksanakan, mungkin

banyak siswa atau para wali murid yang akan terbebankan. Hal ini

disebabkan karena memicu banyak persyaratan diantaranya harus membeli

buku baru untuk memenuhi persyaratan tersebut. Adapun penambahan

jadwal dan jam pelajaran yang semakin panjang, dan itu harus

dipersiapkan betul- betul.

Kurikulum baru yang mulai diberlakukan Juli 2013 akan

berdampak pada beberapa hal. Diantaranya adalah:

1. Soal anggaran perubahan senilai Rp 2,49 triliun.

2. Soal pelatihan guru.

3. Soal sosialisasi kurikulum baru.

4. Akan banyak guru yang kehilangan pekerjaan.

5. Soal peminatan siswa di jenjang SMA.

6. Perubahan kurikulum akan mengakibatkan perubahan buku pelajaran

yang biasa digunakan guru dan siswa di sekolah.4

4http://www.majalahgontor.net/index.php?option=com_content&view=article&id=646:dampak- perubahan-kurikulum-2013&catid=40:laporan&Itemid=103, situs di akses pada hari senin, 17 maret 2014 pukul 06:17 wib

7

Page 8: Bab i1 penelitian (autosaved)

3. Komponen Kurikulum

Kurikulum adalah suatu alat atau sistem yang ada dlam

pendidikan, sebagai alat pendidikan kurikulum mempunyai komponen-

komponen yang saling mendukung satu sama lain.5 Para pemikir

pendidikan mempunyai ragam dalam menentukan jumlah komponen

kurikulum, meskipun dari beberapa pendapat akan tetapi pemahaman dan

pengertiannya hampir sama. Subandijah membagi komponen kurikulum

menjadi lima yaitu Tujuan, Isi, Strategi, Media, dam Proses. Sedangkan

menurut Nasution komponen kurikulum ada empat yaitu Tujuan, Bahan

Pelajaran, Proses, dan Penilaian. Berikut ini akan di uraikan secara

singkat mengenai komponen- komponen tersebut.

1. Komponen Tujuan

Tujuan merupakan hal paling penting dalam proses

pendidikan.yaitu hal yang ingin dicapai secara keseluruhan, yang

meliputi:

a. Tujuan domain kognitif yaitu tujuan yang mengarah pada

pengembangan akal dan intelektual peserta didik.

b. Tujuan domain afektif yaitu tujuan yang mengarah pada

penggerakan hati nurani para peserta didik.

c. Tujuan domain psikomotor yaitu tujuan yang menngarah pada

pengembangan ketrampilan jasmani peserta didik.6

Pengkajian terhadap rumusan-rumusan tujuan pendidikan itu

akan menunjukkan bahwa pada dasarnya tujuan pendidikan itu tidak

berdiri secara mandiri.

5Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung, Bumi Aksara, 1994, hlm: 9

6Dakiir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, yogyakata, PT Rhineka Cipta, 2004, hlm: 23

8

Page 9: Bab i1 penelitian (autosaved)

Pernyataan ini berarti bahwa tujuan pendidikan yang satu

selalu berhubungan dengan tujuan pendidikan yang lain. Bila

diurutkan tata tingkat tujuan pendidikan itu sebagai berikut:

a. Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan pendidikan yang ingin

dicapai pada tataran nasional. Dalam pencapaiannya dapat

berwujud sebagai warga negara berkepribadian nasional yang

bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat, bangsa dan

tanah air.

b. Tujuan institusional yaitu yang ingin dicapai pada tingkat

lembaga pendidikan, dalam pencapainnya dapat berwujud sebagai

tamatan sekolah yang mampu didikan lebih lanjut menjadi tenaga

profesional dalam bidang tertentu dan pada jenjang tertentu.

c. Tujuan kurikulum yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai

pada tingkat tataran mata pelajaran atau bidang studi, dalam usaha

pencapaiannya dapat berwujud sebagai siswa yang menguasai

disiplin mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang dipelajari.

d. Tujuan instruksional yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat

tataran pengajaran yang dapat berwujud sebagai bentuk watak,

kemampuan berfikir dan berketerampilan teknologinya secara

bertahap. Pada dasarnya tujuan ini merupakan perincian lebih

lanjut dari tujuan intruksional menjadi sub bidang studi sehingga

menjadi tujuan kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Komponen Isi dan Struktur Progam atau Materi

Komponen Isi dan struktur Progam atau materi merupakan

bahan yang diprogamkan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Uraian bahan pelajaran inilah yang dijadikan dasar

pengambilan bahan dalam setiap belajar mengajar dikelas oleh pihak

9

Page 10: Bab i1 penelitian (autosaved)

guru. Penentuan pokok-pokok dan sub-sub pokok bahasan didasarkan

pada tujuan instruksional.7

Isi atau materi tersebut berupa materi-materi bidang studi,

seperti matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan sebagainya.

Bidang-bidang tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun

jalur pendidikan yang ada. Bidang-bidang tersebut biasanya telah

dicantumkan dalam struktur program kurikulum sekolah yang

bersangkutan.

3. Komponen Media atau Sarana dan Prasarana

Media merupakan sarana perantara dalam mengajar. Sarana

dan prasarana atau media merupakan alat bantu untuk memudahkan

pendidik dalam mengaplikasikan isi kurikulum agar lebih mudah

dimengerti oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Menurut subandijah, ketepatan memilih alat media merupakn

suatu hal yang penting dikarenakan akan mempengaruhi daya tangkap

peserta didik.

4. Komponen Strategi Belajar Mengajar

Dalam proses belajar mengajar,seorang pendidik perlu

memahami suatu Strategi. Strategi menujuk pada sesuatu pendekatan

(approach), metode (method), dan peralatan mengajar yang

diperlukan. Strategi pengajaran lebih lanjut bisa dipahami sebagai cara

seorang pendidik dalam mengajar. Dengan demikian, strategi disini

mempunyai arti komprehensif yang mesti dipahami dan diupayakan

untuk pengaplikasiannya oleh seorang pendidik sejak dari

mempersiapkan pengajara sampai proses evaluasi.8

Dengan menggunakan strategi yang tepat dan akurat proses

belajar mengajar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik

7Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta : BPF, 1985, hlm: 10

8Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta, Rajawali Pers, 2008, hlm: 114-118

10

Page 11: Bab i1 penelitian (autosaved)

khususnya pada proses transfer ilmu yang dapat bditangkap para

peserta didik. Akan tetapi penggunaan strategi yang tepat dan akurat

sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi pendidik.

5. Komponen Proses Belajar Mengajar

Komponen ini sangatlah penting dalam suatu proses

pendidikan. Tujuan akhir proses mengajar adalah terjadinya perubahn

tingkah laku peserta didik menjadi manusia yang lebih baik.

Komponen ini erat kaitannya dengaan susasana belajar di dalam

ruangan kelas maupun di luar kelas.upaya seorang pendidik untuk

menumbuhkan motivasi dan kreatifitas dalm belajar merupakan

langkah yang tepat. Komponen proses ini juga berkaitan dengan

kemampuan pendidik dalam menciptkan suasana pengajaran yang

kondusif agar efektivitas tercipta dalam proses pembelajaran.

Menurut Subandijah guru perlu memusatkan pad

kepribadiannya dalam mengajar, menerapkan metode yang tepat, dan

memusatkan pada proses dengan produknya, dan memusatkan pada

kompetensi yang relevan. Pada intinya guru harus mengoptimalkan

perannya sebagai educator, motivator, manager, dan fasilitator.9

6. Komponen Evaluasi atau Penilaian

Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dalam

pelaksanaan kurikulum, maka diperlukan evaluasi. Mengingat

komponen evaluasi ini sangat berhubungan erat dengan semua

komponen lainnya, maka denagan cara evaluasi atau penilaian ini akan

mengetahui tingkat kebeerhasilan dari semua komponen.

Dalam mengevaluasi, biasanya pendidik akan mengevaluasi

dengan materi atau bahan pelajaran yang sudah diajarkan atau paling

tidak yang ada kaitannya dengan materi yang sudah diajarkan.

9Abdulloh, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Yogyakarta, Ar-ruzz Media, 2010, hlm: 56

11

Page 12: Bab i1 penelitian (autosaved)

Komponen evaluasi ini tidak hanya memperlihatkan

sejauhmana prestasi peserta didik saja, tetapi juga sebagai sumber

input bagi sekolahan sebagai upaya perbaikan dan pembaharuan suatu

kurikulum.

Kurikulum yang akan dilaksanakan atau diimplementasikan

terlebih dahulu diuji cobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum

akhirnya diputuskan untuk didesiminasikan ke semua lembaga

pendidikan. Berbagai upaya perlu dilakukan selama fase

pengembangan kurikulum dilakukan, termasuk kedalamnya adalah

evaluasi dan revisi. Evaluasi yang signifikan dan berkelanjutan sangat

diperlukan untuk mendukung terwujudnya suatu pengembangan

kurikulum secara efektif dan bermakna.

Dengan evaluasi juga dapat diperoleh informasi yang akurat

tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa.

Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum

itu sendiri, pembelajaran, kesulitan, dan upaya bimbingan yang perlu

dilakukan. Evaluasi kurikulum membutuhkan pengumpulan,

pemroresan, dan interpretasi mengenai data terhadap program

pendidikan.

Aspek-aspek yang harus dievaluasi, menurut Arich Lewy

sesuai dengan tahap-tahap dalam pengembangan kurikulum, yaitu:

1. Problematika Metodologis pembelajaran bahasa Arab

Kendala dan hambatan selalu ada dalam kegiatan seseorang,

demikian juga pendukung atau sesuatu yang membantunya. Demikian

pula dalam masalah pembelajaran.

12

Page 13: Bab i1 penelitian (autosaved)

Problem Metodologis adalah salah satu dari tiga problema dalam

mempelajari bahasa Asing. Yang mencakup dari problem metodologi

yakni :

a. Problem siswa

Keragaman latar belakang pendidikan siswa juga

menjadi salah satu problem yang dihadapi dalam pengajaran.

Perbedaan latar belakang pendidikan ini pada gilirannya

menyebabkan pengetahuan siswa akan bahasa Arab sangat

heterogen.

b. problem tenaga pengajar

Idealnya, seorang guru bahasa Arab memiliki

kopentensi yang sesuai dengan bidang tugasnya. Berdasarkan

UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, seorang

guru harus memiliki kualifikasi akademik SI atau diploma IV

dan memiliki kopetensi pedagogis, profesional, kepribadian

dan sosial. Oleh karena itu, itu secara formal, seorang gutu

bahasa Arab juga memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud

dalam UU tersebut.

c. Problem materi pembelajaran

Problem ketiktercapaian tujuan pengajaran bahasa Arab

di madrasah juga erat kaitannya dengan materi kurikulum yang

13

Page 14: Bab i1 penelitian (autosaved)

derencanakan. Nampaknya, materi kurikulum yang ditetapkan

belum sepenuhnya mendukung ketercapaian tujuan.10

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang

datanya diperoleh dengan melakukan survey di lapangan atau lokasi

penelitian. Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci

tentang Analisis implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran

Bahasa arab di madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di

Kabupaten Sidoarjo, maka penulis mengadakan penelitian di lapangan

untuk mengumpulkan data yang merupakan sumber primer, sedangkan

data sekundernya bersumber dari penggalian dan penelusuran atas

buku, surat kabar, majalah, internet, dan catatan lainnya yang dinilai

memiliki hubungan serta dapat mendukung pemecahan masalah dan

pencarian kebenaran dalam skripsi ini.11

E. Sistematika Pembahasan

10 Syamsuddin Asyrofi, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, ( Yogyakarta : Idea Press, 2010), hlm. 60-74

11 . Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bina Aksara, 1996),hlm.28

14

Page 15: Bab i1 penelitian (autosaved)

Untuk membentuk suatu pembahasan yang utuh dan terarah maka

dalam penulisan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu :

BAB I : Berisi tentang pendahuluan yang memuat gambaran umum

penelitian yang mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan

sistematika pembahasan.

BAB II : Berisi tentang gambaran umum asrama takhasus putri MA

Wahid Hasyim Yogyakarta yang mencakup tentang letak geografisnya,

sejarah berdirinya, keadaan guru dan siswa serta sarana dan prasarana yang

menunjang.

BAB III : Berisi tentang gambaran kegiatan di asrama takhasus putri

MA Wahid Hasyim Yogyakarta yang mencakup tentang Implementasi metode

Gramatika-Terjemahan dalam pembelajaran mahārah al- qirā’ah di kelas ulā.

BAB IV : Berisi tentang penutup meliputi kesimpulan dari dari hasil

penelitian yang peneliti lakukan, masukan dan saran dari peneliti dan sebagai

penutup pada bab ini disertakan kata penutup.

15

Page 16: Bab i1 penelitian (autosaved)

16