bab i pendahuluan · mtz cheesecake menjual cheesecake in jar dalam 5 (lima) varian rasa yakni,...

15
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, perkembangan bisnis di bidang kuliner semakin pesat dan kompetitif sehingga pelaku usaha dituntut untuk berinovasi dalam mengembangkan usahanya. Sudah ada beberapa pelaku usaha yang meraup untung dari bisnis di bidang kuliner. Namun ada juga beberapa pelaku usaha yang bangkrut karena strategi pemasaran yang digunakan kurang tepat dan efektif. Artinya, keberhasilan bisnis di bidang kuliner dalam memenangkan sebuah persaingan ditentukan oleh penerapan strategi pemasaran yang tepat dan efektif. Salah satu bisnis di bidang kuliner yang berpotensi untuk berkembang cukup besar dan meraup keuntungan yang tidak sedikit adalah bisnis cheesecake. Cheesecake dikenal sebagai makanan pencuci mulut yang mudah didapatkan di mana saja, mulai dari toko kue yang sudah berkembang dan terkenal sampai dengan penjual online di internet. Seperti yang telah penulis jelaskan di awal bahwa perkembangan bisnis di bidang kuliner semakin pesat dan kompetitif sehingga pelaku usaha dituntut untuk berinovasi dalam mengembangkan usahanya. Begitu juga dengan bisnis cheesecake, tidak hanya sekedar menjual cheesecake tetapi harus membuat inovasi sebagai nilai jual lainnya. MTZ Cheesecake, sebagai salah satu pelaku usaha di bidang kuliner, melakukan inovasi dengan menjual cheesecake in jar. Pada umumnya cheesecake dijual dalam loyang atau dalam kemasan yang besar namun konsumen yang hendak membeli cheesecake biasanya merasa kesulitan membawa cheesecake

Upload: others

Post on 19-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era modern ini, perkembangan bisnis di bidang kuliner semakin pesat

dan kompetitif sehingga pelaku usaha dituntut untuk berinovasi dalam

mengembangkan usahanya. Sudah ada beberapa pelaku usaha yang meraup

untung dari bisnis di bidang kuliner. Namun ada juga beberapa pelaku usaha yang

bangkrut karena strategi pemasaran yang digunakan kurang tepat dan efektif.

Artinya, keberhasilan bisnis di bidang kuliner dalam memenangkan sebuah

persaingan ditentukan oleh penerapan strategi pemasaran yang tepat dan efektif.

Salah satu bisnis di bidang kuliner yang berpotensi untuk berkembang

cukup besar dan meraup keuntungan yang tidak sedikit adalah bisnis cheesecake.

Cheesecake dikenal sebagai makanan pencuci mulut yang mudah didapatkan di

mana saja, mulai dari toko kue yang sudah berkembang dan terkenal sampai

dengan penjual online di internet. Seperti yang telah penulis jelaskan di awal

bahwa perkembangan bisnis di bidang kuliner semakin pesat dan kompetitif

sehingga pelaku usaha dituntut untuk berinovasi dalam mengembangkan

usahanya. Begitu juga dengan bisnis cheesecake, tidak hanya sekedar menjual

cheesecake tetapi harus membuat inovasi sebagai nilai jual lainnya.

MTZ Cheesecake, sebagai salah satu pelaku usaha di bidang kuliner,

melakukan inovasi dengan menjual cheesecake in jar. Pada umumnya cheesecake

dijual dalam loyang atau dalam kemasan yang besar namun konsumen yang

hendak membeli cheesecake biasanya merasa kesulitan membawa cheesecake

2

dengan ukuran besar. Konsumen membutuhkan cheesecake dengan kemasan yang

simple, prakis atau mudah dibawa. Oleh karena itu MTZ Cheesecake berinovasi

dengan kemasan yang praktis dan mudah dibawa yakni dengan menggunakan

toples kaca bening. MTZ Cheesecake berharap agar cheesecake yang dibuat dapat

dinikmati di mana saja dan dapat dibawa ke mana saja tanpa perlu khawatir akan

tumpah maupun rusak.

MTZ Cheesecake menjual cheesecake in jar dalam 5 (lima) varian rasa

yakni, Matcha, Blueberry, Choc-Nutella, Oreo, dan Red Velvet. Tidak hanya

dijual dalam kemasan in jar, MTZ Cheesecake juga menjual dengan ukuran besar

yang berdiameter 18 cm dan tinggi 6 cm dengan varian rasa Strawberry New York

Cheesecake dan Oreo New York Cheesecake.

Walaupun berinovasi dengan keunikan dan kepraktisan kemasannya, MTZ

Cheesecake tetap memperhatikan kualitas dari home-made cheesecake yang

dibuat. Cream cheese yang digunakan sebagai bahan baku cheesecake tersebut

diimpor langsung dari Australia dengan kualitas terbaik sehingga menghasilkan

cheesecake yang sangat lezat. Tidak hanya itu, topping yang digunakan dalam

cheesecake-nya menggunakan bahan-bahan yang asli dan berkualitas tinggi.

Dalam memasarkan cheesecake-nya, MTZ Cheesecake telah melakukan

beberapa kegiatan promosi yakni endorse di beberapa akun makanan di

Instagram, Google Ads, Facebook Ads, Instagram Ads, Path dan Website, serta

diliput oleh El-shinta TV, Binus TV, dan Harian Kontan. MTZ Cheesecake juga

bekerja sama dengan beberapa koperasi mahasiswa di Universitas Indonesia, Go-

Food dan Grab Food untuk penjualan cheesecakenya. MTZ Cheesecake pun

mempunyai situs sendiri serta akun instagram (@mtzckry) dengan 2.761 followers

3

untuk mempermudah konsumen dalam mencari informasi mengenai cheesecake in

a jar serta mempermudah konsumen untuk membeli cheesecake tersebut.

Namun kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh MTZ Cheesecake

belum bisa membantunya dalam memasarkan produknya. Kegiatan pemasaran

tersebut dirasa kurang efektif karena masih banyak masyarakat di luar sana yang

belum mengetahui mengenai MTZ Cheesecake serta tidak meningkatkan

penjualan cheesecake secara signifikan.

Keunikan kemasan MTZ Cheesecake sebagai inovasi yang dilakukan oleh

pelaku usaha serta penggunaan bahan-bahan yang sangat berkualitas bahkan

diimpor langsung dari luar negeri membuat penulis tertarik membahas MTZ

Cheesecake tersebut karena penulis yakin bisnis cheesecake tersebut dapat

berkembang dengan pesat. Namun sayangnya kegiatan pemasaran yang telah

dilakukan oleh MTZ Cheesecake kurang efektif padahal produk yang dijual

sangatlah menarik. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa periklanan, penulis

tertarik untuk membantu bisnis MTZ Cheesecake dengan melakukan perancangan

kreatif guna meningkatkan brand awareness masyarakat terhadap produk MTZ

Cheesecake melalui Integrated Marketing Communcations (IMC) dengan judul

“PERANCANGAN KREATIF KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU

GUNA MENINGKATKAN BRAND AWARENESS DARI MTZ

CHEESECAKE SEBAGAI CHEESECAKE IN A JAR DENGAN KUALITAS

PREMIUM, HARGA TERJANGKAU, SERTA KEMASAN YANG HIGIENIS

DAN PRAKTIS”

4

1.2 Rumusan Permasalahan

Bagaimana perancangan kreatif untuk komunikasi pemasaran terpadu guna

meningkatkan brand awareness dari MTZ Cheesecake sebagai cheesecake in a

jar dengan kualitas premium, harga terjangkau, serta kemasan yang higienis dan

praktis?

1.3 Tujuan Perancangan

Untuk meningkatkan brand awareness dari MTZ Cheesecake sebagai

cheesecake in a jar dengan kualitas premium, harga terjangkau, serta kemasan

yang higienis dan praktis.

1.4 Ruang Lingkup Perancangan

Sejauh ini MTZ Cheesecake telah melakukan beberapa kegiatan

pemasaran, antara lain:

1. Dijual secara online melalui akun Instagramnya (@mtzckry) yang memiliki

2.761 followers

2. Membuka toko offline di beberapa daerah di Jakarta dan Depok

3. Endorse di beberapa akun makanan di Instagram

4. Google Ads

5. Facebook Ads

6. Instagram Ads

7. Path

8. Website

9. Diliput oleh El-shinta TV, Binus TV, dan Harian Kontan

5

10. MTZ Cheesecake juga bekerja sama dengan Koperasi Mahasiswa FEB UI,

Go-Food dan Grab Food.

Melihat kurang efektifnya kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh

MTZ Cheesecake, penulis akan melakukan perancangan kegiatan komunikasi

pemasaran terpadu guna meningkatkan brand awareness masyarakat terhadap

cheesecake in jar milik MTZ Cheesecake dengan membatasi pembuatan beberapa

karya, yakni:

1. Kegiatan word to mouth

2. Brosur

3. X- Banner

4. Social Media

5. Iklan BTL (Below The Line): Brand Activation dengan membuat suatu

acara/kegiatan terkait produk MTZ Cheesecake, Bonus reseller, dll

6. Merchandise dalam kegiatan Brand Activition: sticker, pin, paperbag

7. Iklan transportasi (dalam commuter line)

8. Point of sales berupa display material (iklan di belakang jok motor)

9. Ambient media

1.5 Manfaat Perancangan

Perencanaan komunikasi pemasaran terpadu dibuat agar dapat

membuahkan dampak positif atau bermanfaat, bagi client, masyarakat, dan

penulis. Berikut manfaat perancangan yang didapat:

Adapun manfaat dari perencanaan komunikasi pemasaran terpadu ini bagi

client MTZ Cheesecake yang awalnya tidak mengetahui informasi mendalam

6

tentang pemasaran dan kegiatan promosi yang sesuai dengan kebutuhan

perusahaannya. Client dapat memaksimalkan perencanaan komunikasi pemasaran

terpadu ke arah yang lebih baik, sehingga dapat menghasilkan kegiatan promosi

yang efektif. Selain itu client akan dapat mengetahui pasar yang tepat untuk

penjualan cheesecakenya.

Adapun manfaat perancangan komunikasi pemasaran terpadu ini bagi

masyarakat adalah masyarakat akan menjadi tahu akan keberadaan brand MTZ

Cheesecake. Masyarakat bisa menjadikan MTZ Cheesecake menjadi salah satu

pilihan untuk makanan pencuci mulut ataupun makanan pelengkap suatu acara

seperti acara ulang tahun, pernikahan, arisan dan acara lainnya, agar suatu acara

menjadi sedikit berbeda dengan sentuhan hidangan yang unik yaitu cheesecake in

a jar.

Setelah bagi client dan masyarakat ada pula manfaat perancangan

komunikasi pemasaran terpadu ini bagi penulis, yaitu penulis dapat memperkaya

ilmu komunikasi tentang konsep perencanaan komunikasi pemasaran terpadu, dan

menjadikan laporan penelitian dapat menjadi referensi & masukan bagi penelitian

selanjutnya.

1.6 Metode Perancangan

Dalam penulisan perancangan kreatif untuk komunikasi pemasaran

terpadu ini, penulis menggunakan penulisan yang bersifat deskriptif. Metode

deskriptif berarti menulis perancangan kreatif dengan membuat deskripsi secara

sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat dari suatu objek

tertentu. Dengan metode deskriptif, penulis menggambarkan konsep dari

7

perancangan kreatif secara lebih jelas, detail dan teliti dengan memperhatikan

permasalahan yang dimiliki oleh klien serta keadaan pasar yang ada untuk

mendukung efektifitas perancangan kreatif tersebut.

Agar dapat menggambarkan konsep dari perancangan kreatif secara jelas,

detail dan teliti diperlukan data-data yang ada di lapangan terkait dengan

permasalahan yang dihadapi oleh klien serta situasi pasar terhakait produk dan

masalah dari klien. Oleh karena itu, sebelum penulis merancang kegiatan

komunikasi pemasaran terpadu, penulis melakukan pengumpulan data dan

menganalisis data untuk merancang client brief serta creative brief.

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Salah satu proses dari perancangan kreatif adalah mengumpulkan data.

Untuk melakukan kegiatan pengumpulan data diperlukan suatu prosedur atau

teknik atau cara-cara mengumpulkan data yang disebut dengan metode

pengumpulan data. Ada beberapa teknik atau metode pengumpulan data yang

dapat dilakukan oleh seorang penulis.

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik)

menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi

hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan,

ujian (tes), dokumentasi dan lainya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau

gabungan tergantung dari masalah yang dihadapi. Instrumen pengumpulan data

adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya. Instrumen yang diartikan sebagai alat bantu: 1. angket (questionnaire) 2.

8

daftar cocok (checklist) 3. skala (scala) 4. pedoman wawancara (interview guide

atau interview schedule) 5. lembar pengamatan atau panduan pengamatan

(obseration sheet atau observation schedule).

Sebelum melakukan metode pengumpulan data, ada baiknya untuk

mengetahui apa yang dimaksud dengan data itu sendiri. Data merupakan

informasi atau fakta-fakta yang telah ada. Penulis harus menentukan informasi

tambahan apa yang dibutuhkan dan bagaimana mengumpulkannya. Berdasarkan

sumbernya, data dibedakan atas data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau

tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa data perusahaan ataupun

responden atau subjek riset, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara ataupun

obserservasi. Data primer ini termasuk data mentah (row data) yang harus

diproses lagi sehingga menjadi informasi yang bermakna.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber

sekunder ataupun dari data primer penelitian yang terdahulu yang telah diolah

lebih lanjut atau hasil riset pihak lain baik melalui media cetak dan internet atau

dari buku-buku referensi. Data sekunder ini bersifat melengkapi data primer.

Biasanya, data sekunder ini sangat membantu periset bila data primer terbatas atau

sulit diperoleh. Di lapangan, sering dijumpai data primer riset yang satu menjadi

data sekunder riset yang lainnya.

Dalam proses perancangan kreatif ini, penulis menggunakan data primer

maupun data sekunder. Data primer yang digunakan berupa data perusahaan serta

kuesioner. Data perusahaan yang diberikan oleh MTZ Cheesecake adalah jumlah

9

penjualan cheesecake selama 1 tahun terakhir serta business profile MTZ

Cheesecake.

Salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan

tugas akhir ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan

harapan responden akan memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut.

Kuesioner sering disebut juga dengan angket. .

Tujuan penyebaran kuesioner adalah mencari informasi yang lengkap

mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden

memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar

pertanyaan.

Terdapat dua jenis kuesioner yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner

tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang pertanyaannya diformulasikan

untuk dapat memberikan kebebasan responden dalam menjawab bila jawaban

yang diberikan penulis tidak tersedia. Sementara kuesioner tertutup adalah suatu

kuesioner di mana responden telah diberikan alternatif jawaban oleh penulis.

Kochan et al. (2008) menunjukkan berbagai kelebihan dan kekurangan

dari masing-masing metode pengumpulan data. Metode kuesioner, memiliki

kelebihan berupa dapat digunakan di berbagai tempat dan kesempatan. Namun,

metode kuesioner ini memungkinkan terjadinya kesalahan pengisian karena rumit

dan cara pengerjaannya melelahkan.

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan kuesioner.

Kelebihan dari menggunakan kuesioner adalah sebagai berikut: biaya relatif

murah; mempermudah pengumpulan data pada responden yang terpencar-pencar;

10

walaupun sampelnya besar, tapi dapat dilaksanakan serempak; hemat waktu;

dapat menggunakan jasa pos, sehingga tidak terlalu tergantung pada petugas

pengumpul data; dan kalaupun menggunakan petugas pengumpul data, hanya

terbatas pada fungsi menyebarkan dan menghimpun angket dari responden.

Sementara kekurangan dari kuesioner adalah sebagai berikut: terbatas pada

responden yang bisa membaca dan menulis; formulasi angket membutuhkan

kecermatan tinggi, sehingga betul-betul mampu mewakili periset dalam

pengumpulan data. Memerlukan uji coba dan merivisi angket tersebut;

menyebabkan periset terlalu banyak tergantung atau membutuhkan kerja asama

dengan objek riset.

Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dari penulis maka penulis

menggunakan kuesioner untuk melakukan riset pasar terkait MTZ Cheesecake.

Sebelum menyebarkan kuesioner, penulis melakukan penyusunan kuesioner yang

mana terdiri dari beberapa tahap yakni perumusan masalah periklanan dengan

client, membuat pertanyaan terkait masalah periklanan yang dihadapi client,

membuat pertanyaan yang sekiranya diperlukan oleh client terkait kondisi pasar

saat ini, menentukan media kuesioner yang akan digunakan serta menentukan

calon respondennya.

Setelah bertemu dengan client, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa

terdapat permasalahan periklanan yakni kurangnya brand awareness masyarakat

terhadap produk MTZ Cheesecake. Kemudian, penulis membuat pertanyaan yang

berhubungan dengan MTZ Cheesecake. Untuk mempermudah penyebaran dan

analisis, maka penulis memutuskan untuk menyebarkan kuesioner secara online

melalui Google Form dan nantinya akan diisi oleh responden. Dalam kuesioner

11

yang penulis sebarkan ke responden, semuanya mencakup kuesioner tertutup serta

kuesioner terbuka. Adapun contoh kuesioner tertutup yang penulis sebarkan ke

responden berbunyi “Apakah Anda menyukai dessert (makanan pencuci mulut)?”

yang mana atas pertanyaan tersebut disediakan 2 (dua) pilihan jawaban yakni Ya

atau Tidak. Sementara, contoh kuesioner terbuka yang penulis sebarkan ke

responden berbunyi “Stasiun radio apa yang biasa Anda dengar?” yang mana

disediakan kotak untuk mengisi jawaban pendek dari responden terhadap

pertanyaan tersebut.

Dalam melakukan suatu pengumpulan data dikenal pula dengan adanya

sampling. Terkait sampling terdapat hal yang disebut dengan populasi maupun

sampel. Populasi adalah keseluruhan objek atau fenomena yang dipelajari untuk

kemudian ditarik suatu kesimpulan. Sementara sampel adalah sebagian dari

keseluruhan objek atau fenomena yang akan dipelajari.

Untuk melakukan pemilihan sampel dengan benar, dilakukan dengan

adanya prosedur pemilihan sampel yang disebut teknik sampling. Dalam

penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan teknik sampling dengan sampel

non-probabilitas yaitu sampel melalui teknik random (acak). Penulis

menggunakan sampling kebetulan (accidental sampling) yakni memilih siapa saja

yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel. Teknik ini digunakan karena

topik mengenai brand awareness terhadap produk MTZ Cheesecake bersifat

persoalan umum. Dalam penulisan tugas akhir ini, yang menjadi populasi adalah

semua orang di Indonesia. Namun yang dipelajari dan ditarik kesimpulan oleh

penulis hanyalah sampel yakni mereka yang menjadi responden dalam kuesioner

yang penulis sebarkan.

12

Besarnya sampel atau responden dari kuesioner yang penulis sebarkan

adalah sebanyak 133 orang. Besarnya suatu sample atau responden tidak ada

kententuan yang pasti asalkan dapat merepresentasikan data yang

digeneralisasikan.

1.6.2 Analisis Data

Sebuah data harus melalui proses pengkodingan atau analisis data untuk

mempunyai suatu makna. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan

intepretasi data adalah memberikan arti yang signifikan terhadap analisis,

menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.

Karena menggunakan metode pengumpulan data secara kuesioner yang

mana datanya berbentuk angka-angka, maka analisisnya berupa perhitungan

secara statistik. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan statistik

deskriptif yakni statistik yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa,

perilaku atau objek tertentu lainnya secara deskriptif tanpa menjelaskan

hubungan-hubungan yang ada.

Teknik yang termasuk kategori statistik deskriptif yang digunakan oleh

penulis untuk menganalisis data adalah distribusi frekuensi. Kegunaaan dari

distribusi frekuensi adalah membantu peneliti untuk mengetahui bagaimana

distribusi frekuensi dari data penelitian. Misanya pada pertanyaan “Stasiun radio

apa yang biasa Anda dengar?” didapatkan hasil yang beraneka macam. Dari hasil

yang beraneka macam tersebut atau data mentah tersebut diubah ke dalam tabel

frekuensi yakni dengan melihat stasiun yang didengar, frekuensinya beserta

persentasenya.

13

Dalam Google Form, data-data dalam pertanyaan kuesioner tertutup akan

otomatis dibuat dalam grafik lingkaran (pie) dengan keterangan jawaban,

frekuensi beserta persentasenya. Sementara terhadap jawaban responden pada

pertanyaan kuesioner terbuka, akan dihitung ulang oleh penulis dan dibuat ke

dalam tabel frekuensi dengan mencatat jawaban, frekuensi beserta persentasenya,

kemudian diubah ke dalam bentuk grafik agar lebih mudah dibaca.

1.7 Skematika Perancangan

Proses mendapatkan semua data tersebut bermulai dengan penulis bertemu

dengan klien, dimana dipertemuan ini penulis meminta klien untuk menyiapkan

semua data mengenai perusahaannya. Mulai dari sejarah perusahaan, profil bisnis,

dan juga data manejemen berupa laporan hasil penjualan selama setahun

belakangan, dan terumuslah masalah yang akan dijadikan dalam judul Tugas

Akhir Penulis. Perumusan masalah selesai barulah data dapat di rangkum dalam

format client brief.

Setelah client brief selesai dan disepakati oleh klien, penulis melakukan

seleksi metode pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner adalah daftar

pertanyaan yang dikirim kepada responden baik secara langsung maupun tidak

langsung. Jenis pertanyaannya pun terbagi menjadi dua jenis yaitu terbuka dan

tertutup. Kuesioner yang terbuka dapat diisi dengan pilihan jawaban yang tertera

pada kuesioner sedangkan kuesioner terbuka dapat mengisi dengan pilihan

jawaban yang tertera ataupun alasan yang dapat ditulis secara bebas oleh

responden. Penulis memilih kuesioner sebagai metode pengumpulan data karena

terdapat beberapa kelebihan yaitu, tidak memerlukan kehadiran penulis secara

14

langsung, kuesioner dapat dibagikan secara bersamaan kepada seluruh responden,

penggunaan waktu yang fleksibel, bergantung responden mempunyai waktu

senggang, kuesioner dapat dibuat anonim (tanpa nama) sehingga responden tidak

malu ketika menjawab pertanyaan. Kuesioner yang penulis buat melalui media

Google Form dan terdari enam bagian yaitu berawal dari pembukaan, data

responden, media habit, data psikografis dan behavioral responden, brand

awareness MTZ Cheesecake, dan data untuk hadiah bagi yang mengisi kuesioner.

Setelah kuesioner sudah disebar luaskan akan menghasilkan data dari responden

yang akan dianalisis dan dibuat kesimpulannya agar terbentuknya creative brief.

Sesudahnya mengolah data untuk menjadi creative brief penulis membuat

anggaran dan waktu kampanye iklan agar iklan yang dibuat dapat ditempatkan di

media yang tepat agar kampanye iklan dapat bekerja dengan maksimal. Semua

hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah creative brief dan media planing

harus didiskusikan kembali dengan klien dan menyepakati semua ide kreatif yang

sudah dirancang untuk masuk ke tahap produksi semua karya.

15

Gambar I.1. Skematika Perancangan