bab 4 modul sekrap

7
Alpin Wisely (13113055) Proses Sekrap Analisis Prosedur Praktikum: 1. Menggunakan peralatan keamanan standar ( jaslab, kacamata dan sarung tangan). 2. Cek dan pastikan kondisi mesin dan persiapkan alat-alat yang akan digunakan. 3. Ukur dimensi benda kerja sebelum diproses, berikan tanda pada bagian yang ingin dikerjakan , lalu pasanglah benda kerja di ragum (pencekam), pada bagian bawah benda kerja diberikan parallel pad . Lalu kencangkan ragum, sambil memukul-mukul benda kerja dengan palu plastik agar memastikan bagian alas dari benda kerja menempel rata pada parallel pad. 4. Pasangkan pahat pada tool post sesuai dengan proses yang diinginkan. Dalam praktikum, pahat telah terpasang dan praktikan dapat langsung menggunakannya. 5. Atur kecepatan gerak potong dengan mengatur kombinasi antara gigi yang digunakan dan range kecepatan sesuai petunjuk yang tertera. 6. Nyalakan mesin dengan menekan tombol start , kemudian tarik tuas kopling kearah in. 7. Setting Zero mesin sekrap dengan menyentuhkan pahat pada permukaan benda kerja dengan mengatur ketinggian meja. Lalu tandai nol pada skala tuas untuk menaik/turunkan meja tersebut. 8. Atur ketinggian meja hingga mencapai kedalaman potong yang kita inginkan. Lakukan pengaturan ketinggian meja saat pahat melakukan langkah mundur. 9. Masukkan pena rachet pada gigi rachet untuk menggeser meja secara melintang (baik ke kiri maupun ke kanan).

Upload: alpin-wisely

Post on 02-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Proses Sekrap

TRANSCRIPT

Alpin Wisely (13113055)Proses SekrapAnalisis Prosedur Praktikum:1. Menggunakan peralatan keamanan standar ( jaslab, kacamata dan sarung tangan).2. Cek dan pastikan kondisi mesin dan persiapkan alat-alat yang akan digunakan.3. Ukur dimensi benda kerja sebelum diproses, berikan tanda pada bagian yang ingin dikerjakan , lalu pasanglah benda kerja di ragum (pencekam), pada bagian bawah benda kerja diberikan parallel pad . Lalu kencangkan ragum, sambil memukul-mukul benda kerja dengan palu plastik agar memastikan bagian alas dari benda kerja menempel rata pada parallel pad.4. Pasangkan pahat pada tool post sesuai dengan proses yang diinginkan. Dalam praktikum, pahat telah terpasang dan praktikan dapat langsung menggunakannya.5. Atur kecepatan gerak potong dengan mengatur kombinasi antara gigi yang digunakan dan range kecepatan sesuai petunjuk yang tertera.6. Nyalakan mesin dengan menekan tombol start , kemudian tarik tuas kopling kearah in.7. Setting Zero mesin sekrap dengan menyentuhkan pahat pada permukaan benda kerja dengan mengatur ketinggian meja. Lalu tandai nol pada skala tuas untuk menaik/turunkan meja tersebut.8. Atur ketinggian meja hingga mencapai kedalaman potong yang kita inginkan. Lakukan pengaturan ketinggian meja saat pahat melakukan langkah mundur.9. Masukkan pena rachet pada gigi rachet untuk menggeser meja secara melintang (baik ke kiri maupun ke kanan).10. Ulangi proses di atas hingga mendapatkan benda kerja sesuai dengan dimensi yang diinginkan.11. Matikan mesin dengan mendorong tuas kopling kearah out dan menekan tombol stop.12. Amati dan ukur benda yang telah diproses.

Analisis Hasil Benda KerjaPada saat praktikum, digunakan berbagai variasi kecepatan potong benda kerja, yakni kecepatan tinggi dan rendah. Pada saat menggunakan kecepatan rendah , hasil permukaan yang didapat lebih halus dari pada kecepatan tinggi karena proses pemotongan lebih sempurna dan seluruh geram dapat terbuang secara lebih merata. Selain itu, permukaan yang dihasilkan cukup merata dikarenakan kecepatan gerakan makan kesamping yang halus pula (secara perlahan), meskipun praktikan tidak mengatur baut pengatur feeding. Analisis Parameter Proses1. Kecepatan PotongKecepatan potong yang semakin tinggi menghasilkan permukaan yang tidak begitu halus dibandingkan pada kecepatan rendah, hal ini dikarenakan pada kecepatan potong rendah proses pemotongan lebih baik dan geram-geram terbuang secara baik.2. Kecepatan MakanKecepatan makan yang tinggi akan menghasilkan permukaan yang kurang merata karena pergeseran melintang yang terlalu cepat yang dapat menyebabkan adanya bagian dari permukaan yang tidak terpotong.3. Panjang Langkah/StrokePanjang langkah menentukan seberapa besar langkah pemotongan, semakin panjang langkah , dapat menyebabkan keausan pada pahat, namun tergantung kembali pada dimensi benda yang diproses.4. Kedalaman PotongKedalaman potong yang dalam akan menyebabkan permukaan yang kasar serta laju penghasilan geram yang besar pula. Selain itu dapat mempercepat ausnya pahat. Fenomena pada praktikum1. Geram yang dihasilkan berbentuk serpihan kecil yang melengkung. 2. Fenomena lain yang terjadi adalah proses quick return mechanism yang menghasilkan langkah maju yang lebih lambat daripada langkah mundur.

Kesimpulan1. Parameter kecepatan potong, kecepatan makan , kedalaman potong dan langkah akan mempengaruhi kekasaran dan kerataan permukaan benda kerja yang diproses serta juga kecepatan aus pahat.2. Gerak potong dilakukan oleh gerakan pahat dan gerak makan dilakukan oleh pergeseran meja yang menggeser benda kerja.3. Quick Return Mechanism terjadi karena adanya perbedaan busur yang bentuk oleh gerakan maju dan gerakan mundur yang menghasilkan perbedaan kecepatan.Saran1. Dilakukan pengecekan terhadap parallel pad, karena parallel pad memiliki ketinggian yang berbeda sehingga dapat menimbulkan celah.2. Perlunya perawatan mesin secara berkala mengingat usia mesin yang sudah tidak muda lagi.3. Angka-angka dan tanda pada mesin sekrap yang sudah pudar dan tidak kelihatan baiknya agar diperjelas.

Proses BroachingAnalisis Prosedur Praktikum:1. Menggunakan peralatan keamanan standar ( jaslab, kacamata dan sarung tangan).2. Cek dan pastikan kondisi mesin dan persiapkan alat-alat yang akan digunakan.3. Buatlah lubang pada benda kerja sesuai dengan ukuran pahat broaching yang digunakan dengan menggunakan mesin gurdi.4. Pasanglah benda kerja pada mesin broaching.5. Pasang pahat broaching melewati lubang pada benda kerja dan pastikan pahat masuk dengan baik.6. Nyalakan mesin broaching dengan menekan kedua tombol maju secara bersamaan.7. Setelah lubang baru terbentuk, keluarkan benda kerja. Bersihkan benda kerja dari sisa-sisa geram.8. Amati benda yang telah diproses.

Analisis Hasil Benda KerjaProses broaching menggunakan pahat dengan profil spline (bagian dalam gear). Hasil akhir benda kerja tidak begitu baik dan memiliki retak pada dua bagian. Hal ini dikarenakan posisi pengeboran yang terlalu ke pinggir dan proses pengeboran yang kurang baik (tanpa menggunakan ragum) sehingga menimbulkan sedikit cacat. Hal ini menyebabkan pada saat benda kerja kembali diproses menimbulkan retak pada dua bagian dikarenakan proses pengeboran yang kurang baik tersebut. Pada proses ini, kecepatan makan dan potong tidak diatur oleh praktikan.

Analisis Parameter Proses1. Sudut Pahat (hook angle)Sudut pahat yang semakin besar akan membuat kecepatan penghasilan geram semakin besar , akan tetapi membuat pahat menjadi cepat aus.2. Diameter PahatBesar/Kecilnya diameter pahat akan mempengaruhi ukuran lubang hasil broaching. Fenomena pada praktikum1. Geram yang terbentuk dari proses broaching berbentuk sepihan kecil dan berwarna keputihan.2. Terjadi retakan pada benda kerja setelah proses broaching dikarenakan proses pengeboran yang telah dijelaskan pada bagian analisis hasil benda kerja.3. Pada saat menekan tombol maju, terdapat suatu mekanisme yang secara otomatis mengunci pahat sehingga pahat terkunci.

Kesimpulan 1. Pada proses broaching, aspek yang sangat menentukan adalah bagaimana pahat yang digunakan. Semua hasil dan parameter berasal dari jenis pahat yang digunakan, sedangkan mesin broaching hanya digunakan untuk menarik/mendorong pahat.2. Gerakan potong dan makan keduanya dilakukan oleh pahat.3. Benda dapat dihasilkan dalam satu langkah saja secara cepat.4. Proses broaching baiknya dilakukan pada benda kerja dengan material yang tidak terlalu keras agar tidak merusak pahat broaching(yang harganya cukup mahal).Saran1. Untuk material yang bersifat getas(seperti akrilik), praktikan diharapkapkan lebih berhati-hati dalam memproses benda kerjanya terutama dalam proses pengeboran.2. Sebaiknya disediakan ragum/pencekam yang sesuai dengan benda kerja hasil yang dihasilkan dapat lebih baik.3. Diperlukan perawatan mesin secara berkala , mengingat usia mesin yang sudah cukup tua.