bab 1 2 dan 3
DESCRIPTION
proposalTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal, maka harus adanya pelayanan kesehatan yang baik. Salah satu
tempat mendapatkan pelayanan kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit
salah satu pusat kesehatan yang di tuntut untuk meningkatkan mutu di
segala bidang. (Edna K. Huffman, 2003).
Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal tidak lepas
dari adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, untuk itu perlu adanya
sarana penunjang yang memadai antara lain melalui penyelenggaraan sistem
rekam medis pada setiap pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan
peraturan pemerintah No.10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia
kedokteran/lembaran negara tahun 1966 No.21 tambahan lembaran negara
No.2803, sebagai dasar menjamin terlaksananya rekam medis di rumah
sakit.(Depkes,1997)
1
2
Pesaatnya perkembangan intansi saat ini membuat persainggan setiap
intansi semakin meningkat demikian juga dengan intansi bidang kesehatan.
Hal tersebut merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan terutama tenaga
rekam medis sebagai pelayanan terdepan bagi rumah sakit. Oleh karena itu
untuk meningkatkan pelayanan bagi rumah sakit, haruslah disertai dengan
keterampilan dan pengatahuan petugas rekam medis dalam pemberian
layanan serta sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu maka diperlukan
sebuah sistem penyimpanan berkas rekam medis yang terorganisir dengan
baik diman segala informasi, kelengkapan dan kerahsiaannya dapat terjaga
serta dapat memberikan pelayanan secara cepat dan tepat.
Tujuan pengolahan rekam medis di rumah sakit adalah untuk
menunjang tercapainya tertib admistrasi dalam rangka upaya mencapai
tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Pedoman atau petunjuk teknisi pengelolaan rekam medis pada suatu
rumah sakit pada dasarnya mengatur peroses kegiatan yang di mulai pada
saat diterimanya pasien di tempat penerimaan pasien, pencatatan data medis
pasien selama pasien tersebut mendapat pelayanan medis, sampai pada
penanganan berkas rekam medis pasien yang meliputi kegiatan
penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk
melayani peminjaman bila pasien berobat ulang atau keperluan lain .
3
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada
didalam rekam medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan atau pun
pemalsuan data yang ada didalam rekam medis atau dipergunakan oleh
orang yang semestinya tidak di beri izin, dan dalam hal petugas rekam
medis membantu dokter yang merawat dalam mempelajari rekam medis.
(Depkes, 1997:112).
Permintaan rutin akan rekam medis baik dari unit rawat jalan maupun
nit gawat darurat sering mengalami keterlambatan dalam pendistribusian
berkas rekam medis yang disebabkan tidak ditemkanya berkas rekam medis
didalam rak penyimpanan, hal ini terjadi karena adanya salah letak atau
salah simpan dalam melakukan penyimpanan berkas rekam medis, dan
lamanya pengambilan berkas rekam medis dari bagian lain keruangan
penyimpanan berkas rekam medis. Jika petugas petugas rekam medis secara
periodik melakukan pengecekan terhadap pengembalian berkas rekam
medis maka berkas rekam medis tidak terkontrol dengan baik sehingga
keamanan informasi yang ada didalam berkas rekam medis yang bersifat
rahasia tidak dapat dijaga dengan baik
Dari latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan topik masalah “SISTEM PENYIMPANAN
DAN KEAMANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RSUD SELASIH
PANGKALAN KERINCI 2013”
4
B. Rumusan Masalah
Bagaimana sistem penyimpanan berkas rekam medis dan keaman data
berkas rekam medis di RSUD Selasih .
C. Tujuan Proposal Karya Tulis Lmiah
1. Tujuan Umum
bagaimanakah sistem penyimpanan berkas rekam medis dan
keaman berkas rekam medis di RSUD Selasih Pangkalan Kerinci Tahun
2013
2. Tujuan Khusus
a. mengetahui sistem penyimpanan berkas rekam medis yang di
gunakan di ruang rekam medis di RSUD Selasih.
b. mengatahui sitem pengambilan berkas rekam medis di RSUD
Selasih.
c. mengetahui pendistribusian berkas rekam medis di RSUD Selasih.
d. Mengatahui sumber daya manusia (SDM) di ruangan penyimpanan
berkas rekam medis di RSUD Selasih.
e. mengetahui keamanan berkas rekam medis di RSUD Selasih.
5
D. Manfaat Penulisan Peroposal Karya Tulis Ilmiah
1. Bagi Penulis
Sebagai perbandingan dari hasil studi yang di pelajari, dengan
observasi langsung kelapangan tentang penyimpanan dan keamanan
rekam medis, serta menambah wawasan untuk membuat suatu proposal
yang baik dan benar.
2. Bagi STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Sebagi referensi dan perbandingan antara teori yang didapat selama
mengikuti perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan dan
sebagai sumbangn pikiran yang kiranya berguna sebagai data dan
informasi dan bahan bacaan bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian
lanjutan yang relevan.
3. Bagi RSUD Selasih Pkl.kerinci
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat menjadi evaluasi dan
masukan bagi RSUD Selasih Pangkalan Kerinci untuk menyusun
kebijakan dalam meningkatkan mutu pelayanan rekam medis sesuai
dengan pedoman rekam medis yang telah ditetapkan.
6
E. Sistem Penulisan Peroposal KTI
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan Masalah
c. tujuan penulisan proposal krya tulis ilmiah
d manfaaat penulisan proposal karya tulis ilmiah
e. sistem penulisan peroposal karya ilmiah
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a. landasan tiori
b.kerangka konsep.
3. BAB III METODOLOGI
a. jenis penelitian
b. lokasi dan waktu penelitian
c. informasi penelitian
d. difinisi oprasional
e. teknik pengumpulan data
1) instrumen pengumpulan data
2) ruang lingkup penelitian
3) metode pengumpulan data
7
4) sumber data
f. teknik pengolahan dan analisi data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan tiori
1. pengertian rekam medis
Pengertian rekam medis sangat luas karena merupakan suatu
sistem. Sistem penyelenggaraan rekam medis di mulai dari pendaftaran
pasien sampai rekam medis tersebut menjadi sbuah informasi.
Catatan medis adalah kumpulan fakta-fakta sejarah kehidupan dan
kesehatan manusia, termasuk penyakit lama dan sekarang, serta
pengobatannya, ditulis oleh propesional kesehatan yang ikut mengasuh
pasien tersebut. Catatan medis harus selesai pada waktunya dan berisi
data yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, menkong diaknosa atau
alasan dengan asuhan kesehatan,membenarkan pengobatan,dan
mendokumentasikan hasil. (Enda K Huffman,2011 : 18)
Rekama medis adalah keterangan baik yang tertukis maupun yang
terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik, laboraturium,
diagnosa serta segala pelayanan dan indakan medis yang diberikan
kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan
maupun yang mendapat pelayanan gawat darurat. (Depkes RI. 2006:11)
8
9
2. Tujuan Rekam Medis
Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan
dirumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis
yang baik dan benar, tidak akan tercipta tertib administrasi rumah sakit
sebagai mana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi
merupakan salah satu faktor yang menentukan didalam upaya pelayanan
kesehatan dirumah sakit. (Depkes,RI 2006 : 13)
3. Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan Rekam Medis terdiri dari beberapa aspek, yaitu :
a. Aspek Medical (Medis)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis karena catatan
tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan
atau perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
b. Aspek Administration
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab
sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan.
10
c. Aspek Hukum (Legal)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan , dalam rangka usaha menegakan hukum serta penyedian
hukum tanda bukti untuk menegakan keadilan.
d. Aspek Keuangan (Financial)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai
aspek keuangan.
e. Aspek Penelitian (Riset)
Suatu berkas rekam medis mempunayai nilai penelitian karena isinya
menyangkut data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai
aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang
kesehatan.
f. Aspek Pendidikan (Education)
Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai pendidikan karena
isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembangan
kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada
pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau
referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai.
11
g. Aspek Dokumentasi (Dokumentation)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan
dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
4. Nilai Guna Rekam Medis
Menurut rustiyanto (2009) nilai guna rekam medis terdiri atas tiga bagian
yaitu :
a. Bagi pasien
1) menyediakan bukti asuhan keperawatan/tindakan medis yang
diterima oleh pasien.
2) menyediakan data bagi pasien jika pasien datang untuk kedua kali
dan seterusnya.
3) menyediakan data yang dapat mellindungi kepentingan hukum
pasien dalam kasus-kasus kopensasi pekerja kecelakan peribadi
atau mal praktek.
b. Bagi Fasilitas Layanan Kesehatan
1) memiliki data yang dipakai unntuk pekerjaan prefisional kesehatan
2) sebagai bukti atas biaya pembayaran pelayanan medis pasien
3) mengevaluasi penggunaan sumberdaya
12
c. Bagi Pemberi Pelayanan
1) menyediakan informasi untuk membantu seluruh tenaga
perefisional dalam merawat pasien
2) membantu doktor dalam menyediakan data perawatan yang bersifat
berkesinambungan pada berbagai tigkat pelayanan kesehatan.
3) menyediakan data-data untuk penelitian dan pendidikan
5. Sistem Penyimpanan
Cara pengurusan penyimpanan dalam penyelenggaraan rekam medis
yaitu :
a. Sentralisasi
Sentralisasi ini diartikan menyimpan rekam medis seorang
pasien dalam satu kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik maupun
catatan selama seorang pasien dirawat.
Kebaikannya :
1) Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan
penyimpanan rekam medis.
2) Mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan
ruangan
3) Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis
mudah di standarisasikan.
4) Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan.
5) Mudah menerapkan sistem unit record.
13
Kekurangannya :
1) Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat
jalan dan unit rawat inap.
2) Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 24 jam.
b. Desentralisasi
Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahaan antara rekam
medis poliklinik dengan rekam medis penderita dirawat. Rekam medis
disimpan disatu tempat penyimpanan, sedangkan rekam medis
penderita dirawat disimpan dibagian pencatatan medis.
Kebaikannya :
1) Efisien waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat
2) Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan
Kekurangannya :
1) Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis
2) Biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak
Secara teori cara disentralisasi lebih baik dari pada
desentralisasi, tetapi pada pelaksaannya tergantung pada situasi dan
kondisi masing-masing rumah sakit. Hal-hal yang mempengaruhi
yang berkaitan dengan situasi dan kondisi tersebut antara lain :
14
a. Karena terbatasnya tenaga yang terampil, khususnya yang
menangani pengelolaan rekam medis.
b. Kemampuan dana rumah sakit terutama rumah sakit yang dikelola
oleh pemerintah daerah.
Sistem penyimpanan menurut nomor yang sering
dipraktekkan yaitu :
1. Sistem Nomor Langsung ( Straight Numeral Filling System)
2. Sistem Angka Akhir (Terminal Digit Filling System)
3. Sistem Angka Tengah ( Middle Digit Filling System)
1. Sistem Nomor Langsung ( Straight Numeral Filling System)
Penyimpanan dengan sistem nomor langsung ( Straight
Numeral Filling System) adalah penyimpanan rekam medis dalam
rak penyimpanan secara berturut sesuai dengan urutan nomornya.
Keuntungan :
a. Mudah melatih petugas-petugas yang harus melaksanakan
pekerjaan penyimpanan tersebut
b. Memudahkan di dalam pengambilan kembali rekam medis
untuk keperluan riset dan memilih rekam medis in-aktif
15
Kelemahan :
a. Pada saat penyimpanan rekam medis, petugas harus
memperhatikan seluruh angka dari nomor rekam medis,
sehingga mudah terjadi salah penyimpanan
b. Makin besar angka yang diperhatikan makin besar
kemungkinan membuat kesalahan, hal yang menyebabkan
kesalahan tersebut adalah tertukarnya urutan nomor, misalnya
rekam medis nomor 547623 tersimpan pada tempat
penyimpanan nomor 547723.
c. Hambatan yang lebih serius dalam sistem ini adalah terjadinya
pekerjaan paling sibuk terkonsentrasi pada rak penyimpanan
untuk nomor besar, yaitu rekam medis dengan nomor terbaru.
d. Beberapa orang petugas penyimpanan yang bekerja bersamaan
kemungkinan akan saling menghalangi (berhimpitan) satu
sama lainnya secara tidak sengaja.
e. Pengawasan kerapian sangat sukar dilakukan, karna tidak
memungkinkan memberikan tugas bagi seorang staf untuk
bertanggung jawab pada rak-rak penyimpanan tertentu.
2. Sistem Angka Akhir (Terminal Digit Filling System)
Penyimpanan dengan sistem akhir lazim disebut terminal
digit filliing system. Disini di gunakan nomor-nomor dengan 6
angka, yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok masing-masing
terdiri dari 2 angka. Angka pertama adalah kelompok 2 angka yang
16
terletak paling kanan, angka kedua adalah angka yang ditengah dan
angka ketiga adalah kelompok 2 angka yang terletak paling kiri.
00 77 96
Angka ketiga Angka kedua Angka pertama
(Tertiary digits) (Secondary digits) (Primary digiits)
Dalam penyimpanan dengan sistem akhir adalah kelompok angka
pertama yaitu 00 sampai 99
Contoh :
46-
52-
02
47-
52-
02
48-
52-
02
49-
52-
02
98-05-26
99-05-26
00-06-26
01-06-26
98-99-30
99-99-30
00-00-31
01-00-31
Sistem penyimpanan angka akhir lebih dianjurkan untuk dipilih
karna umum dipakai, lebih mudah, efisien, dan efektif.
Keuntungan:
a. Pertambahan jumlah rekam medis selalu tersebar merata ke 100
section didalam rak penyimpanan. Petugas-petugas
penyimpanan tidak akan terpaksa berdesak-desak disatu tempat ,
dimana rekam medis harus disimpan dirak.
17
b. Petugas-petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah
section tertentu misalnya ada 4 petugas masing-masing
diserahi : section 00-24, section 25-49, section 50-74, section
75-79.
c. Pekerjaan akan terbagi rata mengingat setiap petugas rata-rata
mengerjakan jumlah rekam medis yang hampir sama setiap
harinya untuk setiap section.
d. Setiap section, pada saat ditambahnya rekam medis baru
disection tersebut.
e. Jumlah rekam medis untuk tiap- tiap section terkontrol dan bisa
dihindarkan timbulnya rak- rak kosong.
f. Dengan terkontrolnya jumlah rekam medis, membantu
memudahkan perencanaan peralatan penyimpanan (jumlah rak).
g. Kekeliruan penyimpanan (missfile) dapat dicegah, karena
petugas penyimpanan hanya memperhatikan dua angka saja
dalam memasukkan rekam medis kedalam rak, sehingga jarang
terjadi kekeliruan membaca angka.
3. Sistem Angka Tengah ( Middle Digit Filling System)
Istilah yang dipakai adalah penyimpanan dengan sistem
angka tengah (Midle Digit Filling System). Disini penyimpanan
rekam medis diurut dengan pasangan angka-angka, sama halnya
dengan sistem angka akhir. Namun angka pertama, angka kedua,
18
angka ketiga, berbeda letaknya dengan sistem angka akhir. Dalam
hal ini angka yang terletak ditengah- tengah menjadi angka
pertama, pasangan angka yang terletak paling kiri menjadi angka
kedua dan pasangan angka paling kanan menjadi angka ketiga.
Lihatlah contoh dibawah ini :
58-78-96 99-78-96
58-78-97 99-78-96
58-78-98 99-78-96
58-78-99 99-78-96
59-78-00 99-78-96
59-78-01 99-78-96
Pada contoh ini melihat bahwa kelompok 100 buah rekam medis
(58-78-00 sampai dengan 58-78-99) berada dalam urutan langsung.
Keuntungan :
a. Memudahkan pengambilan 100 buah rekam medis yang
nomornya berurutan
b. Penggantian dari sistem nomor langsung ke sistem angka
tengah lebih mudah dari pada penggantian sistem nomor
langsung ke sistem angka akhir
c. Kelompok 100 buah rekam medis yang nomornya
berurutan,pada sistem nomor langsung adalah sama persis
19
dengan kelompok 100 buah rekam medis untuk sistem angka
tengah
d. Dalam sistem angka tengah penyebaran nomor-nomor lebih
merata dalam rak penyimpanan jika dibandingkan dengan
sistem nomor langsung tetapi tidak menyamai sistem angka
akhir
e. Petugas-petugas penyimpanan dapat dibagi untuk bertugas
pada section penyimpanan tertentu dengan demikian
kekeliruan penyimpanan dapat dicegah.
Kekurangan :
a. Memerlukan latihan dan bimbingan yang lebih lama
b. Terjadi rak-rak lowongan pada beberapa section apabila rekam
medis dialihkan ketempat penyimpanan tidak aktif
c. Sistem angka tengah tidak dapat dipergunakan dengan baik
untuk nomor-nomor yang lebih dari angka.
5. Tata Cara Pengabilan Kembali Rekam Medis
a. Pengeluaran Rekam Medis
Ketentuan pokok yang harus di taati ditempat penyimpanan, adalah:
1) tidak satupun rekam medis boleh keluar dari ruang rekam medis,
tanpa tanda keluar/kartu permintaan. Peraturan ini tidak hanya
20
berlaku bagi orang-orang di luar rekam medis, tetapi juga bagi
petugas-petugas rekam medis sendiri.
2) seorang yang menerima/meminjam rekam medis, berkewajiban
untuk mengembalikannya dalam keadan baik dan tepat waktunya.
Harus dibuat ketentuan berapa lama jangka waktu satu rekam
medis diperboleh tidak berada dirak penyimpanan. Seharusnya
setiap rekam medis kembali keraknya pada setiap akhir hari kerja,
sehinga dalam keadaan darurat staf rumah sakit dapat mencari
informasi yang diperlukan.
3) rekam mesdis tidak hanya di benarkan diambil dari rumah sakit,
kecuali atas perintah keadilan
dokter-dokter atau pegawai rumah sakit yang berkepentingan
dapat meminjam rekam medis untuk dibawa keruang kerjanya selama
jam kerja, tetapi semua rekam medis yang di pinjam harus di
kembalikan ke ruang rekam medis pada akhir jam kerja. Jika rekam
medis diguakan dalam waktu beberapa hari , maka harus disimpan
dalam tempat sementara di ruang rekam medis. Bila rekam medis di
gunakan oleh beberapa orang. Perpindahan berkas dari satu orang
kelainya harus mengisi kartu pindah tangan. Kartu ini berisi : tanggal,
pindah tangan dari siapa, kepada siapa, untuk keperluan apa, dan
digunakan oleh dokter siapa. Kartu ini diletakan sebagai petunjuk
keluar di tempat rekam medis disimpan di dalam rak. (Depkes, 1997,
hal 85).
21
b. Ketentuan Dan Perosdur Penyimpanan Rekam Medis
Ketentuan dasar yang membantu melancarkan pekerjan
pengelolaan rekam medis:
1) saaat berkas rekam medis dikembalikan ke unit rekam medis
harus disortil sebelum di simpan. Hal ini berguna untuk
membantu menemukan kembali berkas rekam medis yang di
perlukan dan memudahkan pekerjaan penyimpanan.
2) Haya petugas rekam medis yang di benarkan menangani berkas
rekam medis.
3) Berkas rekam medis yang sampulnya rusak atau lembaran lepas
maka harus segera diperbaiki, untuk mencegah kerusakan lebih
lanjut dan untuk menghindari hilangnya informasi yang bernilai
pada berkas rekam medis itu sendiri.
4) Pengamaan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara teratur,
untuk menemukan berkas rekam medis yang salah simpan dan
mengecek buku pinjaman berkas rekam medis. Yang akan
memberi petunjuk di mana berkas berkas rekam medis yang
belum dikembalikan.
5) Berkas rekam medis yang berkenaan dengan peroses hukum
jangan di simpan di tempat penyimpanan biasanya, tapi harus di
simpan diruag pimpinan yaitu kepala rekam medis.
6) Petugas penyimpanan harus bertanggung jawab memelihara
kerapatan ketepatan dan keakuratan rak rak penyimpanan.
22
7) Berkas rekam medis yang sedang di peroses atau di pakai oleh
petugas bagian rekam medis harus di letakkan di atas meja atau
rak dengan maksut berkas tersebut bisa di gunakan setia saat apa
bila di perlukan.
8) Adanya perosedur tertulis untuk petugas penyimpanan yang berisi
tentang petunjuk pelaksanaan dan peningkatan pengadilan
terhadap berkas rekam medis.
c. Outguides Atau Petunjuk Keluar
Outguides merupakan salah satu alat yang penting untk
mengawasi penggunaan rekam medis. Dalam penggunaannya
“petunjuk ke luar “ ini diletakan sebagai penganti tempat map-map
rekam medis yang di ambil (di keluarkan) dari rak penyimpanan
petunjuk keluar tetap berada di luar rak tersebut. Sampai map rekam
medis yang di ambil (dipinjam) kembali (Depkes RI,1997:85).
d. Distribusi Rekam Medis
Ada beberapa cara untuk mendistribusikan rekam medis. Pada
sebagian rumah sakit pendistribusian dilakukan dengan menual yakni
dengan menggunakan tangan dari suatu tempat ke tempat yang
lainya.Selain itu distribusi berkas rekam medis bisa di lakukan dengan
sistem tabung pneumetic yang dengan cepat mengirimkan rekam
medis ke berbagai bagian. Dumbwaiter (meja atau rak berjalan),atau
23
juga elvalator yang membawa rekam medis naik atau turun dari
berbagai lantai, atau turu dari berbagi lantai, atau conveyer horizontal
(Depkes,1997:87)
e. Keamanan Berkas Rekam Medis
Pengaman berkas rekam medis adalah suatu usaha yang mana
dokumen atau arsip tidak hilang agar isi atau informasinya tidak
sampai diketahui oleh orang lain yang tidak berhak mengatahui.
Petugas harus mengatahui persis dokumen atau arsip yang sangat vital
bagi organisasinya, mana saja yang tidak terlalu penting, mana arsip
yang sangat rahasia, dan sebagainya. Pada dasarnya arsip dinamis
sangat rahasia. Adapun usaha pengamanan berkas atau arsip rekam
medis adalah sebagai berikut:
1) Petugas harus betul-betul orang yang dapat menyimpan
kerahasiaan atau orang yang didasari pendidikan rekam medis.
2) Harus di lakukan pengendalian dalam meminjam arsip atau
dokumen misalnya dapat ditetapkan bahwa pememinjaman
dokumen atau arsip hanya boleh di lakukan oleh petugas atau unit
kerja yang bersangkutan.
3) Diberi larangan bagi semua orang, selain petugas penyimpanan
mengambil arsip atau dokumen dari tempat penyimpanan.
4) Arsip atau dokumen di letak di dalam ruagan yang aman sehingga
terhindar dari tangan orang yang tidak bertanggung jawab.
24
Upaya pengamanan dan pemeliharaan arsip atau dokumen pada
dasarnya menyangkut dua aspek.
1) Pemeliharaan terhadap arsip atau dokumen yang secara langsung
bersentuhan dengan berbagai faktor perusak
2) Pemeliharaan dan pengamanan terhadap arsip atau dokumen
terhadap lingkungan penyimpanan .
Jadi adapun tujuan dari perlindungan arsip atau dokumen ialah
penjagaan agar arsip tersebut :
1) Tidak hilang
2) Tidak jatuh ketangan orang yang tidak berkepentingan
3) Tidak disalah gunakan oleh orang atau pihak-pihak untuk mencari
keuntungan atau kepentingan peribadi.
4) Tidak cepat mudah rusak (Sugiarto,a,wahyono,T,2005;87)
f. Sumber Daya Manusia
sumber adalah segala sesuatu, baik yang berwujud maupun tidak
berwujud, yang di gunakan untuk mencapai hasil, misalnya peralatan,
persediaan, waktu, dan tenaga (http://www.artikata.com).
Daya adalah kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan
bertindak. Daya manusia adalah potensi manusia yang dapat di
kembang untuk proses produksi (http://www.artikata.com)
25
Manusia dapat diartikan sebagai sebuah konsep atau sebuah
fakta, sebuah gagasan atau sebuah raalitas, kelompok atau induvidu.
Sumber daya manusia (SDM) kesehatan adalah tenaga
kesehatan profesi termasuk tenaga kesehatan yang setra tegis dan
tenaga kesehatan non profesi serta tenaga pendukung/penunjang
kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya seperti
dalam upaya dan manejemen kesehatan (Depkes RI, 2009)
Adapun jenis jenis dari tenaga kesehatan terdiri dari :
1) Tenaga medis : dokter dan dokter gigi
2) Tenaga keperawatan : bidan dan perawat
3) Tenaga kefarmasiaan : apoterker analisis farmasi dan asisten
apoteker
4) Tenaga kesehatan masyarakat : penyuluhan kesehatan, sanitasi
5) Tenaga gizi : nutrisionis dan dietisien
6) Tenaga teknisi medis : perekam informasi kesehatan
B. Kerangka Konsep
Untuk menciptakan suatu penyimpanan berkas rekam medis yang
baik, benar dan aman di perlukan berbagai penunjang yaitu : adanya
prosedur atau pedoman yang di jadikan patokan atau acuan dalam
melaksanakan kegiatan, dan peroses pelaksanaan kegiatan apakah telasesuai
denag prosedur dan pedoman yang berlaku, adanya SDM yang berkualitas
dan adanya sarana dan prasarana yang memadai.
26
Gambar 1
Kerangka Konsep
Keterangan Diteliti
Tidak Di Teliti
BAB III
METOD PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kulitatif, yaitu
mengatahui persetase dan gambaran lebih jelas tentang sistem
penyimpanan berkas rekam medis dan keamanan berkas rekam medis di
rumah sakit RSUD Selasih Pangkalan Kerinci tahun 2013
Keamanan berkas rekam medis
Berkas rekam medis
SDM SOP
Input
Pelaksanaan penyimpanan berkas rekam medis
Pendistribusian Pengambilan
kembali
Output Proses
27
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di RSUD Selasih Pangkalan Kerinci
pada bagian rekam medis. Penelitian ini di mulai pada bulan juli /agustus.
C. Informasi penelitian
Informasi penelitian di dapat dari
1. Kepala Intalasi Rekam Medis RSUD Selasih Pangkalan Kerinci.
2. Petugas Atau Staf Rekam Medis RSUD selasih Pangkalsn Kerinci.
D. Definisi Operasional
definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang
dirumuskan bedasarkan karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati
1. Petugas penyimpanan merupakan seorang yang di beri tugas oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan pelayanan dibagian
penyimpanan rekam medis
2. Pengambilan berkas rekam medis merupakaan proses penerimaan
berkas rekam medis pasien yang sudah mendapat pelayanan rawat
jalan
26
28
3. Pendistribusian berkas rekam medis merupakaan proses
pengambilan dan pendistribusian berkas rekam medis pasien yang
berobat pada unit rawat jalan
4. Sistem penyimpanan berkas rekam medis
a. sistem pengolahan berkas rekam medis adalah cara
penyimpanan/pengolahan berkas rekam medis secara sentralisasi
atau desentralisasi
b. sistem penjajaran adalah cara menempatkan serta menata rekam
medis pada rak penyimpanan .yaitu dengan cara sistem
penjajaran penyimpanan nomor langsung, sistem penyimpanan
angka akhir , sistem penyimpanan angka tengah
5. keamanan berkas rekam medis merupakan suatu usaha untuk
melindungi dan menjaga agar berkas rekam medis tidak rusak atau
hilang dan menjaga supaya isi atau informasi tidak sampai diketahui
oleh orang yang tidak berhak .
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai untuk membantu pengumpulan
data adalah :
a. Lembar Pedoman Wawancara (Interview)
b. Lembar Pedoman Pengamatan (Observasi)
c. Alat Perekam
29
d. Alat Tulis
e. Komputer
2. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini di khususkan di ruanagan penyimpanan rekam
medis di RSUD Selasih Pangkalan Kerinci.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara Mendalam (depth Interview)
melakukan wawan cara mendalam kepada informen
bedasarkan pedoman wawancara yang telah di persiapkan unntuk
mengatahui Sistem Penyimpanan Dan Keamanan Berkas Rekam
Medis.
b. Pengamatan (observasi)
pengamatan langsung di lapangan tentang penyimpanan dan
keaman berkas rekam medis di RSUD Selasih Pangkalan Kerinci
dengan menggunakan pedoman observasI.
4. Sumber Data
a. Data Primer
data perimer dikumpulkan dari informan penelitian
bedasarkan wawancara mendalam dan observasi melalui
30
pengamatan langsung di lapangan dengan menggunakan pedoman
wawancara dan panduan pengamatan.
b. Data Sekunder
data sekunder diperoleh dari data-data yang tersedia di rumah
sakit RSUD Selasih Pangkalan Kerinci seperti gambaran umum
RSUD Selasih Pangkalan Kerinci, struktur organisasi,sarana dan
prasasrana yang ada di RSUD Selasih Pangkalan Kerinci.
F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Data yang di peroleh dari hasil wawancara dan observasi
dikumpulkan dan diolah secara menual, kemudian dianalisa.
Penelitian deskriptif kualitatif ini mengambarkan sistem penyimpanan
dan keamanan berkas rekam medis di RSUD Selasih Pangkalan
Kerinci.
2. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis kulitatif, dalam teknik ini di gunakan proses berfikir
yang induktif di mulai dari keputusan-keputusan khusus (data yang
terkumpul) kemudian diambil kesimpulan secara umnum
(notoatmodjo,2005) teknik ini biasa nya di gunakan untuk
menganalisa data yang di peroleh dari metode wawancara dan
31
observasi. Oleh karena itu data yang akan di sajikan pada penelitian
bentuk kesimpulan deskriptif kualitatif mengenai sistem
penyimpanan dan kaamanan berkas rekam medis di RSUD Selasih
Pangkalan Kerinci.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1997. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Medis
Rumah Sakit Indonesia Revisi I, Jakarta: Ditjen YanMedik
32
Depkes RI, 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Medis
Rumah Sakit Indonesia Revisi II, Jakarta: Ditjen YanMedik
Huffman, E. K, 2001
Healt information manajemen i. Terjemahan oleh erkadius.
Padang.
Notoamojo,S,2005
Metodologi penelitian kesehatan, jakarta
Sugiarto, A, Wahyono,T,2005
Manejemen kearsipan moderen, yogykarta:gava media.
33