bab 1, bab 2 ,bab 3 dan daftar pustaka - copy.doc

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi mata merupakan kondisi mata yang merah dan bengkak disebabkan oleh agen mikrobiologi seperti virus atau bakteri.Konjungtivis (mata merah muda atau merah) merupakan infeksi mata yang paling sering terjadi. Inflamasi konjungtiva mata yang disebabkan oleh proses infeksi, iritasi fisik, atau respons alergi dikenal sebagai konjungtivitis. Pada inflamasi, konjungtiva menjadi merah, bengkak, dan nyeri ditekan. Konjungtivitis akibat infeksi bakteri kadang-kadang disebut mata merah (pink eye) adalah peradangan konjungtiva dan bagian dalam permukaan kelopak mata, biasanya akibat infeksi virus atau bakteri. Terkadang konjungtivitis juga dikarenakan kondisi alergi bawaan.Bintil di tepi kelopak mata juga merupakan bentuk infeksi lainnya yang sering terjadi akibat infeksi folikel rambut di bulu mata. Umumnya terlihat seperti jerawat atau bisul kecil. Jika infeksi lebih parah, maka 1

Upload: nanda-hutabarat

Post on 21-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

KATA PENGANTAR Ucapan syukur alhamdulillah adalah kata yang layak penulis persembahkan kepada Allah SWT. Dengan kasih sayang-Nya, Dia masih memberikan kesempatan kepada kami untuk berkarya. Makalah ini dapat lahir berkat Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya. Shalawat dan salam mari kita hadiahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang mana semua kita harapkan mendapatkan safaatnya di akhir kelak. Amin. Makalah yang berjudul “Hormon dan Metabolisme” yang disusun sesuai kebutuhan kurikulum mahasiswa. Makalah ini lebih di khususkan untuk kalangan sendiri kepada Fakultas Kedokteran, namun tidak tertutup juga bagi para pembaca yang ingin menambah keilmuannya dalam bidang Kedokteran. Terima Kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, baik materil maupun dukungannya kepada kami. Kami tak mampu membalas semua ini. Hanya untaian doa yang dapat penulis sampaikan, semoga semua ini menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT. Saran dan keritik senantiasa kami harapkan dari pembaca. Akhirnya kami berharap makalah yang kami sampaikan ini bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya kami. Dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ini. Semoga Allah memberikan Hidayah kepada kita semua.Medan, 04 November 2013 SGD 23 DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ..........................................................................................iDAFTAR ISI .......................................................................................................iiPENDAHULUAN BAB I Latar Belakang Masalah .........................................................................1 Tujuan Penulisan.....................................................................................2 Step 1..................................................................................................... .2 Step 2.......................................................................................................3 Step 3.......................................................................................................3 Step 4.......................................................................................................4 Step 5.......................................................................................................5PEMBAHASAN BAB II 2.1 Defenisi Diabetes Melitus ...................................................................6 2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus.................................................................6 2.3 Etiologi Diabetes Melitus.....................................................................8 2.4 Patofisiologi Diabetes Melitus..............................................................8 2.5 Manifestasi Klinis Diabetes Melitus....................................................14 2.6 Diagnosa dan Pemeriksaan Diabetes Melitus....................................15 2.7 Penatalaksanaan Diabetes Melitus.....................................................17 2.8 Komplikasi Diabetes Melitus...............................................................20 2.9 Prognosa Diabetes Melitus................................................................ 22PENUTUP BAB IIIKesimpulan .............................................................................................23DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi mata merupakan kondisi mata yang merah dan bengkak disebabkan oleh

agen mikrobiologi seperti virus atau bakteri.Konjungtivis (mata merah muda atau merah)

merupakan infeksi mata yang paling sering terjadi. Inflamasi konjungtiva mata yang

disebabkan oleh proses infeksi, iritasi fisik, atau respons alergi dikenal sebagai

konjungtivitis. Pada inflamasi, konjungtiva menjadi merah, bengkak, dan nyeri ditekan.

Konjungtivitis akibat infeksi bakteri kadang-kadang disebut mata merah (pink eye) adalah

peradangan konjungtiva dan bagian dalam permukaan kelopak mata, biasanya akibat infeksi

virus atau bakteri. Terkadang konjungtivitis juga dikarenakan kondisi alergi bawaan.Bintil di

tepi kelopak mata juga merupakan bentuk infeksi lainnya yang sering terjadi akibat infeksi

folikel rambut di bulu mata. Umumnya terlihat seperti jerawat atau bisul kecil. Jika infeksi

lebih parah, maka kondisi ini disebut blefaritis, atau infeksi kelopak mata. Insidensi

konjungtivitis relative kecil, yaitu sekitar 0,1% – 0,5% dari pasien dengan masalah mata yang

berobat, dan hanya 2% dari semua pasien yang diperiksa di klinik mata Mediterania.

Penyakit ini perlu mendapatkan penekanan khusus. Penyakit ini sering menyerang anak-anak

dan dewasa muda yang berusia sekitar 3 -25 tahun dan berlangsung selama 5-10 tahun

penyakit ini lebih banyak terdapat pada anak-anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. sering mengenai bagian kelopak mata dan tepi

kelopak mata.

1

Page 2: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata. bisanya

melibatkan folikel dan kelenjar rambut.Blefaritis biasanya dilaporkan sekitar 5% dari

keseluruhan penyakit mata yang ada pada rumah sakit (sekitar 2-5% penyakit blefaritis ini

dilaporkan sebagai penyakit penyerta pada penyakit mata). Blefaritis lebih sering muncul

pada usia tua tapi dapat terjadi pada semua umur. Dalam banyak kasus, Kebersihan dan rajin

membersihkan kelopak mata bisa mencegah blefaritis. Termasuk sering keramas dan

mencuci muka. Pada beberapa kasus yang disebabkan karena bakteri, penggunaan antibiotic

dapat digantikan dengan hanya menjaga kebersihan kelopak mata. Pentinganya

membersihkan kelopak mata sebelum tidur, karena proses infeksi terjadi saat sedang tidur.

1.2 Tujuan

1.1.1 Tujuan umum

Untuk lebih mengetahui dan memberikan gambaran secara lebih dalam mengenai

infeksi mata khususnya penyakit blefaritis dan konjungtivitis.

1.2.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam makalah ini, adalah mahasiswa mengetahui:

1. Pengertian konjungtivitis

2. Etiologi konjungtivitis

3. Patofisiologi konjungtivitis

4. Tes diagnostik konjungtivitis

5. Manifestasi klinis konjungtivitis

2

Page 3: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

6. Pemeriksaan penunjang konjungtivitis

7. Penatalaksanaan konjungtivitis

8. Pengertian blefaritis.

9. Etiologi blefaritis.

10. Patofisiologi blefaritis

11. Tes Diasnostik

12. Manifestasi klinis blefaritis

13. Pemeriksaan penunjang blefaritis

14. Penatalaksanaan blefaritis

3

Page 4: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Konjungtivitis

Pengertian konjungtivitis

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva akibat suatu proses infeksi atau

respon alergi. (Corwin, 2001).Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai

dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivis mata nampak merah, sehingga sering

disebut mata merah. (Brunner & Suddarth,2001)Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye,

yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening

yang menutupi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata.

Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar

begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis konjungtivitis dapat

hilang dengan sendiri, tetapi ada juga yang memerlukan pengobatan. (Effendi, 2008).

Inflamasi konjungtiva mata yang disebabkan oleh proses infeksi, iritasi fisik, atau

respons alergi dikenal sebagai konjungtivitis. Pada inflamasi, konjungtiva menjadi merah,

bengkak, dan nyeri ditekan. Konjungtivitis akibat infeksi bakteri kadang-kadang disebut mata

merah (pink eye). Mata merah dapat terjadi sendiri, atau dapat terjadi bersamaan dengan

infeksi telinga. Konjungtivitis viral sering disebabkan oleh infeksi adenovirus. Konjungtivitis

bakterial dan viral sangat menular. Konjungtivitis alergi terjadi sebagai bagian dari reaksi

inflamasi terhadap alergen lingkungan. Stimulasi fisik oleh benda asing di mata juga akan

mengiritasi dan menginflamasi konjungtiva sehingga menyebabkan inflamasi dan nyeri.

4

Page 5: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

Definisi Mata Merah Mata merah, atau conjunctivitis, adalah kemerahan dan

peradangan dari selaput-selaput (conjuctiva) yang menutupi putih-putih dari mata-mata dan

selaput-selaput pada bagian dalam dari kelopak-kelopak mata. Membran-membran atau

selaput-selaput ini bereaksi pada suatu batasan yang luas dari bakteri-bakteri, virus-virus,

agen-agen yang memprovokasi alergi, pengganggu-pengganggu (irritants), dan agen-agen

racun, begitu juga pada penyakit yang mendasarinya dalam tubuh. Bentuk-bentuk virus dan

bakteri dari conjunctivitis adalah umum pada masa kanak-kanak, namun mereka dapat terjadi

pada orang-orang dari segala umur. Secara keseluruhan bagaimanapun, ada banyak penyebab-

penyebab mata merah. Ini dapat digolongkan sebagai yang infeksius atau tidak infeksius.

Konjungtivitis Gonokokal

Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya

ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata

(biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk

membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal.

Dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual

(misalnya jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis

hanya menyerang satu mata.

Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika

tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk

mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang

mengandung antibiotik.

Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:

5

Page 6: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

Infeksi olah virus atau bakteri

Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang

Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las

listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.

Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:

- Entropion atau ektropion

- Kelainan saluran air mata

- Kepekaan terhadap bahan kimia

- Pemaparan oleh iritan

- Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).

Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan

konjungtivitis.

Etiologi konjungtivitis

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti :

a) infeksi oleh virus atau bakteri.

b) reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang.

c) iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultravioletdari las listrik

atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.

d) pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan

konjungtivitis (Anonim, 2009).

6

Page 7: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-

tahun. Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:

1. entropion atau ektropion.

2. kelainan saluran air mata.

3. kepekaan terhadap bahan kimia.d. pemaparan oleh iritan.

4. infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia) (Medicastore, 2009).

Frekuensi kemunculannya pada anak meningkat bila si kecil mengalami gejala

alergi lainnya seperti demam. Pencetus alergi konjungtivitis meliputi rumput, serbuk bunga,

hewan dan debu (Effendi, 2008).Substansi lain yang dapat mengiritasi mata dan menyebabkan

timbulnya konjungtivitis yaitu bahan kimia (seperti klorin dan sabun) dan polutan udara

(seperti asap dan cairan fumigasi) (Effendi, 2008).2.5 Patogenesis Mekanisme pasti atau

mekanisme bagaimana terbentuknya flikten masih belum jelas. Secara histologis fliktenulosa

mengandung limfosit, histiosit, dan sel plasma. Leukosit PMN ditemukan pada lesi nekrotik.

Bentuk tersebut kelihatannya adalah hasil dari reaksi hipersensitivitas tipe lambat terhadap

protein tuberkulin, Staphylococcuc aureus, Coccidioides immitis, Chlamydia, acne rosacea,

beberapa jenis parasit interstisial dan fungus Candida albicans. Jarang kasusnya idiopatik

(Alamsyah, 2007).

Patofisiologi konjungtivitis

Konjungtiva karena lokasinya terpapar pada banyak mikroorganisme dan faktor

lingkungan lain yang menganggu. Beberapa mekanisme melindungi permukaan mata dari

substansi luar. Pada film air mata, unsur berairnya mengencerkan materi infeksi, mukus

7

Page 8: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

menangkap debris dan kerja memompa dari palpebra secara tetap menghanyutkan air mata ke

duktus air mata dan air mata mengandung substansi antimikroba termasuk lisozim. Adanya

agens perusak, menyebabkan cedera pada epitel konjungtiva yang diikuti edema epitel,

kematian sel dan eksfoliasi, hipertrofi epitel atau granuloma. Mungkin pula terdapat edema

pada stroma konjungtiva ( kemosis ) dan hipertrofi lapis limfoid stroma ( pembentukan

folikel ). Sel –sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel ke permukaan. Sel

– sel ini kemudian bergabung dengan fibrin dan mukus dari sel goblet, membentuk eksudat

konjungtiva yang menyebabkan perlengketan tepian palpebra saat bangun tidur.

Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluh –

pembuluh konjungtiva posterior, menyebabkan hiperemi yang tampak paling nyata pada

forniks dan mengurang ke arah limbus. Pada hiperemia konjungtiva ini biasanya didapatkan

pembengkakan dan hipertrofi papila yang sering disertai sensasi benda asing dan sensasi

tergores, panas, atau gatal. Sensasi ini merangsang sekresi air mata. Transudasi ringan juga

timbul dari pembuluh darah yang hiperemia dan menambah jumlah air mata. Jika klien

mengeluh sakit pada iris atau badan silier berarti kornea terkena.

Tes diagnostik konjungtivitis

Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan sediaan langsung sekret

dengan pewarnaan gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas

untuk perencanaan pengobatan.Untuk diagnosis pasti konjungtivitis gonore dilakukan

pemeriksaan sekret dengan pewarnaan metilen biru, diambil dari sekret atau kerokan

konjungtiva , yang diulaskan pada gelas objek, dikeringkan dan diwarnai dengan metilen biru

1% selama 1 – 2 menit. Setelah dibilas dengan air, dikeringkan dan diperiksa di bawah

8

Page 9: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

mikroskop. Pada pemeriksaan dapat dilihat diplokok yang intraseluler sel epitel dan lekosit,

disamping diplokok ekstraseluler yang menandakan bahwa proses sudah berjalan menahun.

Morfologi dari gonokok sama dengan meningokok, untuk membedakannya dilakukan tes

maltose, dimana gonokok memberikan test maltose (-). Sedang meningokok test maltose

(+).Bila pada anak didapatkan gonokok (+), maka kedua orang tua harus diperiksa. Jika pada

orang tuanya ditemukan gonokok, maka harus segera diobati.

Manifestasi Klinis Konjungtivitis

Konjungtiva merah dan bengkak. Pada konjungtivitis infeksi atau alergi, kedua

mata biasanya terkena. Fotofobia (aversi terhadap cahaya). Rabas purulen adalah karakteristik

konjungtivitis bakterial. Infeksi dan rabas sering dimulai di satu mata dan menyebar ke mata

yang lain. Mata mungkin tertutup oleh selaput kehijauan. Rabas encer dan jernih adalah

karakteristik konjungtivitis viral. Konjungtivitis viral sering menyertai infeksi saluran napas

atas. Rasa panas dan gatal pada mata adalah karakteristik konjungtivitis alergi. Konjungtivitis

akibat benda asing dikaitkan dengan ketidaknyamanan dan perasaan seperti ada pasir atau

kerikil halus pada mata. Biasanya dengan benda asing, hanya satu mata yang terkena.

Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:

a. Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.

b. Produksi air mata berlebihan (epifora).

c. Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan

menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva

bagian atas.

9

Page 10: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

d. Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik

peradangan.

e. Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.

f. Perbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein).

g. Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)

h. Nyeri dan terjadi gangguan tidur.

Komplikasi Konjungtivitis

Infeksi bakteri tertentu (gonore, beberapa jenis konjungtivitas klamidia) dan

infeksi virus dapat menyebabkan kerusakan permanen pada mata jika tidak diobati. Benda

asing di mata dapat menyebabkan abrasi kornea dan pem-bentukan jaringan parut.

Konjungtivitas dapat menjadi gejala awal penyakit sistemik berat, yaitu penyakit Kawasaki.

Penyakit ini adalah salah satu vaskulitis yang tersebar luas yang memengaruhi banyak organ

tubuh, termasuk jantung, otak, sendi, Kati, dan rnata. Penyakit ini dimulai secara akut dengan

demam tinggi, yang diikuti secara singkat dengan konjungtivitis bilateral yang signifikan

karena tidak adanya rabas dan prosesnya yang lama. Ruam dan pembengkakan tangan dan

kaki menyertai gejala awal ini. Diagnosis dini penting untuk mencegah kerusakan pada arteri

koroner. Terapi untuk penyakit Kawasaki mencakup penggunaan aspirin dan globulin gama.

Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan

kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa

komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya:

1. Glaucoma

2. Katarak

10

Page 11: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

3. ablasi retina

4. komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari

blefaritis sepertiekstropin, trikiasis

5. komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea

6. komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah bila

sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea yang dapat

mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta

7. komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat

mengganggu penglihatan.

2.2 Konsep Dasar Blefaritis

Pengertian blefaritis.

Menurut Brooker Christine (2001) blepharitis adalah inflamasi palpebra.

Blefaritis adalah inflamasi batas kelopak mata dan margo palpebra yang umum. Blefaritis

sering disertai konjungtifitis atau keratitis (Tamsuri Anas, 2010).Blefaritis adalah

peradangan bilateral subakut atau menahun pada tepi kelopak mata (margo palpebra).

Ciri khasnya bersifat remisi dan eksaserbasi. Biasanya, blefaritis terjadi ketika kelenjar

minyak di tempat tumbuhnya bulu mata mengalami gangguan. Ketika kelenjar minyak ini

terganggu, akan terjadi pertumbuhan bakteri yang melebihi biasanya, menyebabkan

peradangan kelopak mata Terdapat dua macam blefaritis yaitu blefaritis ulseratif dan

blefaritis seboreik (Istiqomah, 2004). Blefaritis ulseratif merupakan peradangan tepi

kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus. Pada blefaritis

ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan yang bila diangkat akan terlihat

11

Page 12: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah disekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif

skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan terjadi luka

dngan disertai pendarahan.

Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik sedangkan pada blefaritis

ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Apabila ulseratif

mengalami peluasan, pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi

roboransia. Sedangkan blefaritis seboreik Merupakan peradangan menahun yang sukar

penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun), dengan keluhan

mata kotor, panas, dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar

meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia, dan hipertropi pupil pada

konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis, dan

jaringan keropeng. Pengobatannya adalah dengan membersihkan menggunakan kapas lidi

hangat. Kompres hangat sela 5-10 menit. Kelenjar meibom ditekan dan dibersihkan

dengan shampo bayi. (Danu .2008).

Terdapat 2 jenis blefaritis:

Blefaritis anterior : mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat melekatnya

bulu mata). Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan ketombe pada kulit

kepala.

Blefaritis posterior ; mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak mata

yang lembab, yang bersentuhan dengan mata). Penyebabnya adalah kelainan pada

kelenjar minyak. 2 penyakit kulit yang bisa menyebabkan blefaritis posterior

adalah rosasea dan ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboreik).

12

Page 13: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

Etiologi blefaritis.

Blefaritis ulseratif disebabakan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus atau

stafilikokus epidermidis (Istiqomah, 2004). Blefaritis seboreik/skuamosa (non ulseratif)

merupakan peradangan tepi kelopak mata terutama mengenai kelenjar kulit di daerah

akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang memiliki kulit berminyak.

Penyebabnya adalah kelainan metabolic atau jamur yang kadang-kadang pada penderita

dengan higiene yang buruk akan dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di

daerah margo palpebra. (Tamsuri Anas, 2010). Blefaritis dapat disebabkan infeksi

staphylococcus, dermatitis seboroik, gangguan kelenjar meibom, atau gabungan dari

ketiganya. Blefaritis anterior biasanya disebabkan karena infeksi staphylococcus atau

dermatitis seboroik yang menyerang bulu mata. Pada infeksi staphylococcus aureus,

didapatkan pada 50% pada pasien yang menderita blefaritis, tapi hanya 10% orang yang

tidak memberikan gejala blefaritis namun ditemukan bakteri staphylococcus. Infeksi

staphylococcus epidermidis, didapatkan sekitar 95% pasien.blefarits seboroik serupa

dengan dermatitis seboroik, dan posterior blefaritis (meibomian blefaritis) disebabkan

gangguan kerja kelenjar meibom. Kelenjar meibom yang ada sepanjang batas kelopak

mata, dibelakang batas bulu mata, kelenjar ini menghasilkan minyak ke kornea dan

konjungtiva. Kelenjar ini disekresikan dari lapisan luar air mata, yang bisa menghambat

penguapan air mata, dan membuat permukaan mata menjadi tetap halus, dan membantu

menjaga struktur dan keadaan mata. Sekresi protein pada pasien yang menderita kelainan

kelenjar meibom berbeda komposisi dan kuantitas dari orang dengan mata normal. Ini

menjelaskan kenapa pada pasien dengan kelainan kelenjar meibom jarang menderita

sindrom mata kering. Kelenjar meibom berasal dari glandula sebasea.

13

Page 14: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

Blefaritis karena staphylococcus.Dermatitis seboroik dan rosesea keduanya

mempengaruhi glandula sebassea. Pada dermatitis seboroik, glandula sebasea

memproduksi secret berlebihan. Sedangkan pada rosea glandula sebasea dihambat dan

sekresi ke kulit. Ini menjelaskan hubungan ganguan kelenjar meibom dengan dermatitis

seboroik dan rosea.

Patofisiologi blefaritis

Blefaritis terjadi dimulai dari invasi jamur pitirusporum (b.seboreik) , stafilokokus

(b.ulseratif) di area kelopak mata dan adanya kelainan metabolic (b.seboreik) pada

sekitar kelopak mata yang merusak system imun dan menginfeksi kelopak mata.

Akibatnya pada blefaritis seboreik terjadi pelepasan lapisan tanduk di kulit dan daerah

kelopak mata, gangguan folikel rambut menyebabkan bulu mata cepat jatuh dan terjadi

trikiasis menggesek kornea menyebabkan gangguan kornea. Sedangkan pada blefaritis

ulseratif terjadi hyperemia, pelepasan krusta berwarna kuning kering terasa gatal,

destruksi folikel rambut yang menyebabkan bulu mata cepat jatuh dan tidak diganti

dengan yang baru, dapat pula menyebabkan gangguan pada kornea, serta terbentuk ulkus

kecil-kecil yang mudah berdarah (Istiqomah, 2004).

Tes Diasnostik

Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya.

1. Uji laboratorium

2. Radiolografi

3. Fluorescein angiografi

14

Page 15: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

4. Computed tornografi (CT Scan)

5. Pemeriksaan dengan slit lamp

6. Manifestasi klinis blefaritis

Gambaran Klinik blefaritis

Gejala blefaritis berupa rontok bulu mata, gejalanya yaitu :

a. Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan

keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.

b. Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan

kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan

kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.

c. Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang.

Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng

dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika

bangun kelopak mata sukar dibuka.

Tanda :

a. Skuama pada tepi kelopak

b. Jumlah bulu mata berkurang

c. Obstruksi dan sumbatan duktus meibom

d. Sekresi Meibom keruh

e. Injeksi pada tepi kelopak

f. Abnormalitas film air mata

15

Page 16: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

Gambaran klinis blefaritis

Blefaritis Bakterial

a.) Blefaritis Superfisial

Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan

yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol.

Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis

menahun maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untuk mengeluarkan

nanah dari kelenjar Meibom (Meibormianitis), yang biasanya menyerta.

b.) Blefaritis Seboroik1

Blefaritis seboroik Blefaritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50

Tahun), dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret

yang keluar dari kelenjar Meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan

hipertropi papil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum,

madarosis, poliosis dan jaringan keropeng.

Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya.

Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari

kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat. Kompres hangat selama 5-10

menit. Kelenjar Meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampoo bayi. Penyulit yang

dapat timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum

dan madarosis.

c.) Blefaritis Skuamosa1

Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada

pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit.

16

Page 17: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar bulu

mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak. Blefaritis ini berjalan

bersama dermatitik seboroik.

Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur.

Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada blefaritis skuamosa

terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai madarosis.

Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya mengakibatkan perdarahan.

Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan

shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki

metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis,

konjungtivitis.

d.) Blefaritis Ulseratif.

Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi

staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekunung-kuningan

yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang kecil dan mengeluarkan dfarah di sekitar

bulu mata. Pada blewfaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras,

yang bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat

infeksius. Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut

sehingga mengakibatkan rontok (madarosis).

Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada blefaritis

ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Biasanya disebabkan

stafilokok maka diberi obat staphylococcus. Apabila ulseratif luas pengobatan harus

ditambah antibiotik sistemik dan diberi roboransia. Penyulit adalah madarosis akibat

17

Page 18: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

ulserasi berjalan lanjut yang merusak folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial,

keratitis pungtata, hordeolum dan kalazion. Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan

terjadi tarikan jaringan parut yang juga dapat berakibat trikiasis.

e. ) Blefaritis Angularis.

Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di sudut

kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus

eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum

lakrimal. Blefariris angularis disebabkan Staphylococcus aureus. Biasanya kelainan ini

bersifat rekuren. Blefaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan Seng sulfat.

Penyulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat duktus

lakrimal.

Blefaritis Virus

a) Herpes Zoster

Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri

saraftrigeminus. Biasanya herpes zoster akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila

yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster

pada mata dan kelopak mata atas. Gejala tidak akan melampaui garis median kepala

dengan tanda-tanda yang terlihat pad mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan

badan berasa demam. Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea bila

mata terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf trigeminus superfisial merupakan

gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata.

b) Herpes Simplek

18

Page 19: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat didertai dengan keadaan yang sama

pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal bentuk blefaritis simpleks

yang merupakan radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta kuning basah

pada tepi bulu mata,yang mengakibatkan kedua kelopak lengket.

Blefartis Jamur

a.) Infeksi Superficial

b.) Infeksi Jamur Dalam

Blefaritis pedikulosis Kadang-kadang pada penderita dengan hygiene yang

buruk akan dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.

Komplikasi blefaritis

Komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang paling

sering terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. Mungkin sebaiknya

disarankan untuk sementara waktu menggunakan alat bantu lain seperti kaca mata sampai

gejala blefaritis benar-benar sudah hilang. Syndrome mata kering adalah komplikasi yang

paling sering terjadi pada blefaritis. Syndrome mata kering atau biasa juga ketahui

sebagai keratokonjungtivis sica) adalah kondisi dimana mata pasien tidak bisa

memproduksi air mata yang cukup, atau air mata menguap terlalu cepat. Ini bisa

menyebabkan mata kekurangan air dan menjadi meradang. Syndrome mata kering dapat

terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis, dermatitis seboroik, dan dermatitis rosea,

namun dapat jugadisebabkan karena kualitas air mata yang kurang baik. Gejalanya

ditandai dengan nyeri, atau kering, sekitar mata, dan ada yang menganjal di dalam mata

19

Page 20: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

dengan penglihatan yang buram. Semua gejala syndrome mata kerin ini dapat

dihilangkan dengan baik denan menggunakan obat tetes mata yang mengandung cairan

yang dibuat untuk bisa menggantikan air mata.obat tetes mata ini bisa didapatkan di

apotek atau took oabat tanpa harus dengan mengunakan resep dokter.

20

Page 21: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Infeksi mata merupakan kondisi mata yang merah dan bengkak disebabkan oleh agen

mikrobiologi seperti virus atau bakteri.

Konjungtivis (mata merah muda atau merah) merupakan infeksi mata yang paling

sering terjadi. Ini adalah peradangan konjungtiva dan bagian dalam permukaan kelopak mata,

biasanya akibat infeksi virus atau bakteri. Terkadang konjungtivitis juga dikarenakan kondisi

alergi bawaan.Bintil di tepi kelopak mata juga merupakan bentuk infeksi lainnya yang sering

terjadi akibat infeksi folikel rambut di bulu mata. Umumnya terlihat seperti jerawat atau bisul

kecil. Jika infeksi lebih parah, maka kondisi ini disebut blefaritis, atau infeksi kelopak mata

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. sering mengenai bagian kelopak mata

dan tepi kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata.

bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut.

21

Page 22: Bab 1, Bab 2 ,Bab 3 dan Daftar Pustaka - Copy.doc

DAFTAR PUSTAKA

- Ethel Sloane. 2004. Anatomy and physiology: an easy learner. Anatomi dan fisiologi

untuk pemula. Alih bahasa James Velman. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta

- Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakarta :

Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.

- Suryohudoyo P, 2000. Ilmu kedokteran molekuler. Ed I, Jakarta: Perpustakaan Nasional,

hlm 48-58.

- Buku Saku Patofisiologi Corwin Oleh Elizabeth J. Corwin

- http://fkunhas.com/infeksi-mata-konjungtivitis-20110206985.html

22