auditing kecurangan

18
AUDITING KECURANGAN Disusun Oleh : Moch.Rangga.B.M (0111U216) Rina Christina (0111U219) Monika K.Suwita (0111U197) Nadya Septia.F (0111U149) Jasmine Azizah (0111U098) KELAS : G FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI SI UNIVERSITAS WIDYATAMA

Upload: ranggabintang

Post on 28-Dec-2015

160 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Audit

TRANSCRIPT

Page 1: Auditing Kecurangan

AUDITING KECURANGAN

Disusun Oleh :

Moch.Rangga.B.M (0111U216)

Rina Christina (0111U219)

Monika K.Suwita (0111U197)

Nadya Septia.F (0111U149)

Jasmine Azizah (0111U098)

KELAS : G

FAKULTAS : EKONOMI

JURUSAN : AKUNTANSI SI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

2013/2014

Page 2: Auditing Kecurangan

Jenis-jenis Kecurangan

Sebagai konsep legal yang luas,kecurangan menggambarkan setiap upaya penipuan

yang disengaja,yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau hak orang atau pihak

lain.dalam konteks audit atas laporan keuangan,kecurangan didefinisikan sebagai salah saji

laporan keuangan yang disengaja. Dua kategori yang utama adalah pelaporan keuangan yang

curang dan penyalahgunaan aktiva, yang sudah dibahas ketika menjelaskan tanggung jawab

auditor untuk mendeteksi salah saji yang material dalam bab 6.

Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau

pengungkapan yang sengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan itu. Sebagian

besar kasus melibatkan salah saji jumlah yang disengaja,bukan pengungkapan. Sebagai

contoh, wordcom diberitakan telah mengkapitalisasi miliar dollar sebagai aktiva tetap,yang

seharusnya dibebankan. Pengabaian jumlah kurang lazim dilakukan,tetapi perusahaan dapat

saja melebih sajikan laba dengan mengabaiakan utang da kewajiban lainnya.

Meskipun kebanyakan kasus pelaporan keuangan yang curang melibatkan upaya

melebih sajikan laba-entah dengan melebih sajikan aktiva dan laba atau dengan mengabaikan

kewajiban dan beban,perusahaan juga sengaja merendah sajikan laba. Dalam perusahaan

tertutup,hal ini mungkin dilakukan dalam upaya mengurangi pajak penghasilan.perusahaan

juga mungkin sengaja merendahsajikan laba ketika laba itu tinggi untuk membentuk

cadangan laba atau “cookie jar reserve” yang dapat digunakan untuk memperbesar laba

dalam periode mendatang.

Praktik semacam ini disebut income smoothing (peralatan laba) dan earnings

management (pengaturan laba). Pengaturan laba (earning management) menyangkut

tindakan manajemen yang disengaja untuk memenuhi tujuan laba. Peralatan laba (income

smoothing) merupakan salah satu bentuk pengaturan laba dimana pendapatan dan beban

ditukar-tukar diantara periode-periode untuk mengurangi fluktuasi laba.

Penyalahgunaan (misappropriation) aktiva adalah kecurangan yang melibatkan

pencurian aktiva entitas. Dalam banyak kasus,tetapi tidak semua,jumlah yang terlibt tidak

material terhadap laporan keuangan. Akan tetapi,pencurian aktiva perusahaan sering kali

mengkhawatirkan manajemen,tanpa memerhatikan materialitas jumlah yang terkait,karena

pencurian bernilai kecil menggunung seiring dengan berjalannya waktu.

Page 3: Auditing Kecurangan

Kondisi-kondisi Penyebab Kecurangan

Tiga kondisi kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang curang dan

penyalahgunaan aktiva diuraikan SAS 99(AU 316). Ketiga kondisi ini disebut sebagai

segitiga kecurangan(fraud triangle).

1. Insentif/tekanan. Manajemen atau pegawai lain merasakan insetif atau tekanan untuk

melakukan kecurangan.

2. Kesempatan. Situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk

melakukan kecurangan.

3. Sikap/rasionalisasi. Ada sikap,karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang

membolehkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur,

atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka

merasionalisasikan tindakan yang tidak jujur.

Salah satu pertimbangan penting yang dilakukan auditor dalam mengungkap

kecurangan adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang meningatkan risiko

kecurangan.contohnya faktor risiko (fraud risk factors) tersebut untuk masing-masing dari

ketiga kondisi kecurangan bagi pelaporan keuangan yang curang.dalam segita

kecurangan ,pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva berbagi tiga

kondisi yang sama,tetapi faktor-faktor risikonya berbeda.

Insentif/tekanan insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi laporan

keuangan adalah menurunnya prospek keuangan perusahaan. Contoh, penurunan laba

mungkin mengancam kemampuan perusahaan untuk memperoleh dan

pembiayaan.perusahaan juga mungkin memanipulasi laba untuk memenuhi prakiraan atau

tolak ukur para analisis seperti laba tahun sebelumnya,untuk memenuhi batasan akad

utang,atau untuk secara semu menaikkan harga saham.

Kesempatan meskipun laporan keuangan semua perusahaan mungkin saja menjadi sasaran

manipulasi,risiko bagi perusahaan yang berkecimpung dalam industri yang melibatkan

pertimbangan dan estimasi yang signifikan jauh lebih besar.contoh, penilaian persediaan

mengandung risiko salah saji yang lebih besar bagi perusahaan yang persediaannya tersebar

dibanyak lokasi.risiko persediaan ini semakin meningkat jika persediaan itu menjadi utang.

Page 4: Auditing Kecurangan

Sikap/rasionalisme sikap manajemen puncak terhadap pelaporan keuangan merupakan

faktor resiko yang sangat dalam menilai kemungkinan laporan keuangan yang curang.jika

CEO atau manajer puncak lainnya sangat tidak peduli pada proses pelaporan keuangan,

seperti terus mengeluarkan perkiraan yang terllu optimistik,atau terlalu cemas mengenai

pencapaian perkiraan laba yang dibuat analis,pelaporan keuangan nilai-nila entitas juga

mungkin terjadi.

Ketiga kondisi yang sama juga berlaku untuk penyalahgunaan aktiva.namun,dalam menilai

faktor-faktor risiko,penekanan yang lebih besar diberikan pada insentif dan kesempatan bagi

individu untuk melakukan pencurian.contoh faktor resiko kecurangan bagi masing-masing

dari ketiga kondisi kecurangan untuk penyalahgunaan.

Insentif/tekanan tekanan keuangan adalah dorongan atau insentif yang umum bagi pegawai

yang menyalahgunakan aktiva.pegawai yang memiliki kewjiban keuangan yang besar,atau

yang menghadapi masalah pnyalahgunaan obat-obatan atau jadi,mungkin mencuri untuk

memenuhi kebutuhan pribadinya.

Kesempatan kesempatan untuk mencuri ada di semua perusahaan. Akan tetapi,kesempatan

itu jauh lebih besar diperusahaan yang memiliki kas yang bisa diakses,atau persediaan atau

aktiva yang bernilai lainnya.contoh, kasino menangani kas dalam jumlah yang sangat besar

dengan sedikit sekali catatan formal atas kas ata uang yang diterima.

Sikap/rasionalisasi sikap manajemen terhadap pengendalian dan perilaku etis dapat

membuat pegawai serta manajer merasionalisasi pencurian aktiva. Jika manajemen menipu

pelanggan dengan membebankan harga yang terlalu tinggi untuk barang atau terlibat dalam

taktik penjualan yang sangat agresif,pegawai itu mungkin merasa bahwa mereka boleh saja

bersikap yang sama dengan memanipulasikan laporan beban atau absensi.

Menilai risiko kecurangan

SAS 99 memberikan pendoman bagi auditor dalam menilai risiko kecurangan,auditor

harus mempertahankan tingkat skeptisisme profesional ketika mempertimbangkan

serangkaian informasi yang luas,termasuk faktor-faktor risiko kecurangan,untuk

mengindentifikasi dan menganggapi risiko kecurangan.

Page 5: Auditing Kecurangan

SAS 1 menyatakan bahwa,dalam melaksanakan skeptisisme profesional (professional

skepticisme), auditor “tidak mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur tetapi juga tidak

mengasumsikan kejujuran absolut”.

Pikiran yang selalu mempertanyakan SAS 99 menekankan agar mempertimbangkan

kerentakan klien terhadap kecurangan, tanpa mempedulikan bagaimana keyakinan auditor

tentang kemungkinan kecurangan serta kejujuran dan integritas manajemen.

Evaluasi kritis atas bukti audit ketika mengungkapkan informasi atau kondisi lan yang

mengindikasikan bahwa mungkin telah terjadi salah saji yang material akibat

kecurangan,auditor harus menyelidiki permasalahannya secara mendalam,memperoleh bukti

tambahan sebagaimana yang diperlukan,dan berkonsultasi dengan anggota tim lainnya.

Auditor juga harus berhati-hati jangan sampai merasionalisasikan atau mengasumsikan salah

saji itu adalah kejadian yang berdiri sendiri. Contoh, katakanlah auditor mengungkapkan

penjualan tahun berjalan yang seharusnya dicantumkan sebagai penjualan tahun berikutnya.

Komunikasi di anatara tim audit SAS 99 mewajibkan tim audit mengadakan diskusi untuk

berbagi wawasan di antara anggota tim audit yang lebih berpengalaman serta untuk “curah

pendapat” menyangkut hal-hal berikut:

1. Bagaimana dan dimana menurut keyakinan mereka laporan keuagan entitas mungkin

rentan terhadap salah saji yang material akibat kecurangan.ini harus mencakup

pertimbangan tentang faktor-faktor eksternal yang sudah diketahui yang

mempengaruhi entitas dan mungkin:

Menimbulkan insentif atau tekanan bagi manajemen untuk melakukan kecurangan

Membuka kesempatan dilakukannya kecurangan

Mengindikasikan budaya atau lingkungan yang memungkinkan manajemen

merasionalisasi tindakan kecurangan

2. Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi pelaporan keuangan yang

curang.

3. Bagaimana seseorang dapat menyalahgunakan aktiva entitas.

4. Bagaimana auditor menanggapi kerentanan terhadap salah saji yang material akibat

kecurangan.

Page 6: Auditing Kecurangan

Pengajuan pertanyaan kepada manajemen SAS 99 mengharuskan auditor untuk

mengajukan pertanyaan spesifik tentang kecurangan dalam setiap audit. Pengajuan

pertanyaan kepada manajemen dan pihak-pihak lainnya dalam perusahaan akan membuka

kesempatan bagi pegawai untuk menyampaikan kepada auditor informasi yang dalam kondisi

lain mungkin tidak akan disampaikan. Disamping itu, jawaban atas pertanyaan auditor sering

kali mengungkapkan informasi mengenai kemungkinan kecurangan.

Faktor-faktor Risiko SAS 99 mengharuskan auditor mengevaluasi apakah faktor-faktor

risiko kecurangan mengindikasikan adanya insentif atau tekanan untuk melakukan

kecurangan, kesempatan untu berbuat curang, atau sikap atau rasionalisasi yang digunakan

untuk membenarkan tindakan yang curang.

Prosedur Analitis Auditor harus melaksanakan prosedur analitis selama tahap perencanaan

dan penyelesaian audit untuk membantu mengidentifikasi transaksi atau peristiwa tidak biasa

yang mungkin mengindikasikan adanya salah saji yang material dalam laporan keuangan.

Informasi Lain Auditor harus mempertimbangkan semua informasi yang sudah diperoleh

dalam setiap tahap atau bagian audit ketika menilai risiko kecurangan.

Mengawasi Tata Kelola Korporasi Untuk Mengurangi Risiko Kecurangan

Manajemen bertanggung jawab mengimplementasikan tata kelola korporasi dan

prosedur pengendalian untuk meminimalkan risiko kecurangan yang dapat dikurangi melalui

kombinasi antara tindakan mencegah, menghalangi, dan mendeteksi.

Tiga unsur untuk mencegah, menghalangi, dan mendeteksi kecurangan:

1. Budaya jujur dan etika yang tinggi

2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko kecurangan

3. Pengawasan oleh komite audit

Mengurangi kecurangan dalam audit:

Menetapkan Tone at the Top

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif

Page 7: Auditing Kecurangan

Mempekerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat

Pelatihan

Konfirmasi

Disiplin

Kecurangan tidak mungkin terjadi tanpa adanya kesempatan untuk melakukannya dan

menyembunyikan perbuatan itu. Diantaranya mengetahui langkah – langkah berikut:

Mengidentifikasi dan Mengukur Risiko Kecurangan

Pengawasan yang efektif atas kecurangan dimulai dengan pengakuan manajemen

bahwa kecurangan mungkin terjadi dan hampir semua pegawai sanggup melakukan

perbuatan tidak jujur bila situasinya memungkinkan.

Mengurangi Risiko Kecurangan

Manajemen bertanggung jawab untuk merancang dan mengimplementasikan program

serta pengendalian untuk mengurangi risiko kecurangan dan dapat mengubah aktivitas

serta proses bisnis yang rentan terhadap kecurangan untuk mengurangi insentif dan

kesempatan untuk melakukan kecurangan.

Memantau Program dan Pengendalian Pencegahan Kecurangan

Manajemen harus mengevaluasi secara periodik apakah program dan pengendalian

anti kecurangan yang tepat telah di implementasikan serta berjalan efektif. Audit

internal memainkan peran yang penting dalam memantau aktivitas untuk memastikan

bahwa program dan pengendalian anti kecurangan telah berjalan efektif. Auditor

internal akan membantu menghalangi kecurangan dengan memeriksa dan

mengevaluasi pengendalian internal yang mengurangi risiko kecurangan.

Pengawasan oleh komite audit juga berfungsi sebagai penghalang dilakukannya

kecurangan oleh manajemen senior. Untuk meningkatkan kemungkinan bahwa setiap upaya

oleh manajemen senior untuk melibatkan pegawai dalam melakukan atau menutupi

kecurangan dapat segera terungkap, pengawasan harus mencakup:

Pelaporan langsung temuan – temuan penting oleh audit internal kepada komite audit.

Laporan periodik oleh pejabat etika tentang whistle-blowing.

Laporan lain tentang tidak adanya perilaku etis atau kecurangan yang dicurigai.

Page 8: Auditing Kecurangan

Merespons Risiko Kecurangan

Tanggapan auditor terhadap resiko kecurangan meliputi:

a. Mengubah cara melakukan audit secara menyeluruh.

Auditor dapat memilih berbagai tindakan seperti menugaskan personil yang lebih berpengalaman,

bahkan bisa menugaskan Spesialis Kecurangan. MenurutS AS 99, auditor dapat memasukkan

ketidakpastian dalam rencana audit.

b. Merancang dan melakukan prosedur audituntuk mengatasi resiko kecurangan.

Prosedur audit yang sesuai digunakan untuk mengatasi resiko kecurangan spesifik tergantung dari

akun yang diaudit dan tipe resiko kecurangan yang diidentifikasi.

c. Merancang dan melakukan prosedur untuk menemukan pengabaian manajemen terhadap

pengendalian.

Tiga prosedur harus dilakukan di setiap audit :

1. Memeriksa catatan jurnal dan penyesuaian lain untuk bukti kemungkinan salah saji karena

kecurangan.

2. Meninjau kembali estimasi akuntansi.

3. Mengevaluasi dasar rasionil untuk tran saksi-transaksi tidak lazim yang signifikan.

Penilaian auditor terhadap resiko salah saji material karena kecurangan harus selama audit

berjalan dan dikoordinasikan dengan prosedur penilaian resiko lainnya auditor.Auditor harus waspada

untuk kondisi berikut selama audit:

a. Ketidak cocokan dalam catatan akuntansi.

b. Bukti audit yang bertentangan atau hilang.

c. Problematika atau hubungan tak lazim antara auditor dengan manajemen.

d. Hasil tinjauan substantif atau akhir, dari tahap prosedur analitis yang menunjukkan resiko

kecurangan yang tidak disadari sebelumnya.

e. Tanggapan atas pertanyaan dibuat di seluruh audit yangtelah samar atau tidak masuk akal atau yang

telah menghasilkan bukti yang tidak konsisten dengan bukti lain.

Page 9: Auditing Kecurangan

Bidang-bidang Risiko Kecurangan yang Spesifik

Resiko Kecurangan dalam Pendapatan dan Piutang Pendapatan dan piutang terkait serta

akun kas secara khusus rentan manipulasi dan pencurian. Hal ini disebabkan karena penjualan

sering kali secara kas atau mudah dikonversi ke kas, yang sangat rentan dicuri.

Tiga tipe manipulasi pendapatan adalah:

1. Pendapatan fiktif

Pelaku berusaha keras untuk menciptakan pendapatan fiktif, dengan menciptakan

kebijakan fiktif, dan melibatkan puluhan karyawan.

2. Pengakuan pendapatan terlalu cepat (prematur)

Perusahaan seringkali mempercepat waktu pengakuan pendapatan untuk mendapatkan

target pandapatan dan penjualan. Misalnya mengakui pendapatan periode berikut pada

periode kini.

3. Manipulasi penyesuaian atas pendapatan

Penyesuaian yang paling umum untuk pendapatan menyangkut retur penjualan dan

alokasi penjualan. Perusahaan menyembunyikan retur dari auditor agar penjualan dan

pendapatan lebih besar. Perusahaan juga biasanya mengecilkan beban tagihan macet,

dengan mengecilkan alokasi piutang ragu-ragu. Karena alokasi tersebut berhubungan

dengan umur piutang, perusahaan mengubah umur piutang menjadi lebih muda.

Dua tanda peringatan kecurangan terhadap pendapatan adalah :

1. ProsedurAnalitis

Prosedur analitis yang sering digunakan untuk menemukan terjadinya kecurangan

adalah “persentase laba kotor” dan “perputaran piutang”.

2. Ketidakcocokan Pembukuan

Transaksi fiktif jarangkali selevel dengan bukti pembukuan sebagai transaksi legal.

Contohnya adalah ketidak-detilan dari transaksi fiktif yang tidak bisa menyamai

transaksi legal dari segi detail bukti pembukuan.

Page 10: Auditing Kecurangan

Tanggung Jawab Bila Dicurigai Ada Kecurangan

Merespon Salah Saji yang Mungkin Ditimbulkan oleh Kecurangan. Selama

berlangsungnya audit, auditor terus mengevaluasi apakah bukti yang dikumpulkan serta

observasi lain yang dilakukan mengindikasikan adanya salah saji yang material akibat

kecurangan.

Jenis-jenis Teknik Pengajuan Pertanyaan Pengajuan pertanyaan dapat menjadi teknik

pengumpulan bukti audit yang efektif. Wawancara juga dapat membantu menidentifikasi

masalah-masalah yang tidak tercantum dalam dokumentasi atau konfirmasi. Pengajuan

pertanyaan sebagai teknik pengumpulan bukti audit harus disesuaikan dengan tujuan

pengguannya.

Pengajuan Pertanyaan Informasional .Untuk memperoleh informasi tentang fakta dan

detail yang belum dimiliki auditor. Biasanya auditor menginginkan informasi dari

terwawancara mengenai peristiwa atau proses di masa lalu atau yang sedang berjalan saat ini.

Auditor sering kali menggunakan pengajuan pertanyaan informasional ketika mengumpulkan

bukti tidak lanjut mengenai program dan pengendalian atau bukti lain menyangkut salah saji

atau kecurigaan kecurangan yang terungkap selama audit.

Pengajuan Pertanyaan Penilaian. Untuk menguatkan atau menyangkal informasi

sebelumnya. Salah satu kegunaan pengajuan pertanyaan penilaian yang biasa dilakukan

adalah untuk memperkuat jawaban manajemen atas pengajuan pertanyaan sebelumnya

dengan mengajukan pertanyaan kepada pegawai lainnya.

Pengajuan Pertanyaan Interogatif. Sering digunakan untuk memastikan apakah setiap

individu berbohong atau sengaja tidak mengungkapkan pengetahuan penting tentang fakta,

peristiwa atau situasi penting, terutama bila auditor curiga si terwawancara sedang

mengelabuhi atau menyembunyikan informasi.

Mengevaluasi Respons Atas Pengajuan Pertanyaan. Agar pengajuan pertanyaan efektif,

auditor harus terampil menyimak dan mengevaluasi respons atau pertanyaan yang diajukan.

Page 11: Auditing Kecurangan

Teknik Menyimak. Sangat penting bagi auditor untuk memanfaatkan keterampilan

menyimak yang efektif selama proses pengajuan pertanyaan. Auditor harus terus

memperhatikan dengan mempertahankan kontak mata, mengangguk sebagai tanda setuju,

atau memperlihatkan tanda-tanda pemahaman lain.

Mengamati Petunjuk Perilaku. Auditor yang mahir dalam menggunakan pengajuan

pertanyaan akan mengevaluasi petunjuk lisan dan nonlisan ketika mendengarkan pihak yang

diwawancarai. Petunjuk-petunjuk lisan dapat mengindikasikan kegugupan, ketidaktahuan

atau bahkan kebohongan responden.

Tanggung Jawab Lain Apabila Dicurigai Ada Kecurangan Apabila auditor curiga bahwa

mungkin ada kecurangan, SAS 99 mengharuskan auditor memperoleh bukti tambahan untuk

menentukan apakah kecurangan yang material memang sudah terjadi. Auditor sering kali

menggunakan pengajuan pertanyaan, seperti dibahas sebelumnya sebagai bagian dari proses

pengukuran informasi itu.

Page 12: Auditing Kecurangan

Mengawasi Petunjuk Nonlisan selama Pengajuan Pernyataan

Contoh Petunjuk Nonlisan .

Halangan fisik –pihak yang diwawancarai

mungkin

Menghalangi mulut dengan tangan,pena,

pensil, kertas, dansebagainya .

Menyilangkan lengan atau kaki.

Mengguanakan bunyi-bunyi

pengganggu ,seperti mengetuk –

ngetukkan jari

Mencondongkan badan menjauhi auditor,

biasanya kearah pintu atau jendela, dalam

upaya menciptakan jarak special.

Implikasi

Bila pihak yang diwawancarai merasa

tidak nyaman dengan pengajuan

pernyataan tertentu, dia mungkin

membangun penghalang fisik untuk

mencoba menjauhkan auditor pada jarak

yang membuatnya nyaman.

Tanda-tanda stress-pihak yang diwawancarai

yang merasa stress mungkin

Menunjukkan tanda-tanda mulutnya

kering

Sering menjilat lidah, menelan ludah atau

berdehem.

Terus bergerak-gerak, mengetuk –ngetuk

kan atau menggoyang-goyangkan kaki

Berkeringat atau mukanyamemerah

Menghindari kontak mata

Pada kebanyakan orang, kebohongan

akan menimbulkan stress, yang dapat

mewujudkan diri lewat fisik.

Page 13: Auditing Kecurangan