askep buerger disease-rosdiana.ns
DESCRIPTION
Semoga menginspirasikanTRANSCRIPT
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyakit Burger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit
pembuluh darah artcri dan vena yang bersifat segmental pada anggota gcrak dan
jarang pada alat-alat dalam, berupa peradangan, proliferasi dan non supurasi
serta terjadi penyumbatan oleh trombus pada segmen yang terkena,
terutamamengenai pembuluh darah kecil dan sedang Biasanya mengenai pria
dewasa muda (terbanyak pada umur 20 40 tahun), jarang di atas umur 50 tahun
dan sangat jarang mengenai
Wanita hipersensitif terhadap protein tembakau banyak disebut sebagai
penyebab, namun demikian faktor-faktor seperti : faktorgenetik, ras, hormon,
iklim, trauma dan infeksi merupakan faktor predisposisi Gejala yang klasik
adalah tungkai
terasa berat dan nyeri bila pcndcrita berjalan (klaudikasio intermiten) maupun
pada waktu istirahat (rest pain).
Penyakit Buerger pertama kali dilaporkan oleh Felix von Winiwarter
pada tahun 1879 di Austria. Tidak sampai 1908, bagaimanapun, bahwa penyakit
yang pertama diberi penjelasan patologis yang akurat, oleh Leo Buerger di
Rumah Sakit Mount Sinai di New York City. Buerger menyebutnya "spontan
presenile gangren" setelah mempelajari amputasi pada 11 pasien.
Tromboangitis obliterans merupakan penyakit oklusi khro- nis pembuluh
darah arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang. Terutama mengenai
pembuluh darah periferekstremitas inferior dan superior (3,5,7,8) Akibat iskemi
ujung distal anggota gerak maka terjadi proses patologis seperti atrofi otot-otot
skelet, osteoporosis dan nekrosis tulang, Icmak diabsorpsi diganti dengan
jaringan ikat mengakibatkan jari-jari mengkerut, kulit atrofi dan kering,
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
pertumbuhan kuku lambat dan kuku jadi rusak, saraf mengalami fibrosis
perineural dan perivaskuler. Selanjutnya dapat terjadi ulkus, gangren dan
amputasi ruas jari-jari kaki atau tangan
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Bab II
Tinjauan teori
A. Anatomi Fisiologi
1. Pembuluh Darah Arteri Atau Nadi
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang
berdinding tebal dan kaku.
- Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya
mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
- Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis
yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian
tubuh menuju ke paru-paru.
2. Pembuluh Darah Vena Atau Balik
Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung
yang bersifat tipis dan elastis.
- Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas
tubuh.
- Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian
bawah tubuh.
3. Pembuluh darah kapiler
pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh
arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana
setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah.
B. Definisi
Buergers adalah penyakit oklusi inflammatry yang melibatkan seluruh lapisan
menengah dan kecil dari arteri extremitiles. Terlibat vena superfisial melahirkan
seorang mirip dengan mereka yang berada di arteri yang terkena. Sebagian besar
pasien menderita iskemia tungkai kritis dengan luka trophic distal untuk
pergelangan kaki, yang anklebrachial indeks doppler bisa normal pada tahap
awal. Toe tekanan dapat diukur dan jika kurang dari 30 mm Hg, penyembuhan
ulkus tidak mungkin. Penyakit meskipun dimulai peripherally, mungkin secara
bertahap, apalagi memperpanjang occluding arteri yang lebih besar.
(http://indiandoctors.com/vasupdt/updt3.htm)
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
C. Etiologi
Penyakit Buerger disebabkan oleh vaskulitis, peradangan pembuluh darah,
terutama dari tangan dan kaki. Kapal menjadi terbatas atau total diblokir,
mengurangi aliran darah ke jaringan dan mengakibatkan rasa sakit dan, akhirnya,
kerusakan.
Gangguan ini terjadi pada 6 dari setiap 10.000 orang. Insiden yang tertinggi di
antara laki-laki usia 20-40 yang memiliki riwayat merokok atau mengunyah
tembakau. Ini mungkin terkait dengan riwayat penyakit Raynaud dan mungkin
terjadi pada orang dengan penyakit autoimun.
Merokok sangat erat kaitannya dengan penyakit Buerger dan sejarah merokok
adalah salah satu kriteria untuk mendiagnosa penyakit. Secara umum jika pasien
merokok benar-benar meninggalkan perjalanan penyakit akan selalu jinak, tapi
kalau merokok terus pengobatan apa pun akhirnya akan sia-sia. Meskipun
"merokok pasif" memiliki efek buruk pada sistem kardiovaskular, non perokok
seharusnya tidak mengembangkan penyakit. Perokok aktif dapat indentified
dengan mengukur tingkat continine, metabolit utama dari nikotin di dalam urin.
Karena semua perokok tidak mengembangkan penyakit yang dianggap
immunopathogenesis mungkin. Telah diusulkan di Jepang bahwa kehadiran
sebuah gen terkait dengan beberapa antigen HLA dapat mengendalikan
kerentanan terhadap penyakit.
Kondisi sosial ekonomi, lingkungan kerja juga berperan dalam etiologi sebagai
penyakit dipandang lebih di luar pintu dan pekerja manual. Hypercoagulable
negara telah diamati dalam hubungannya dengan penyakit. Hepatitis B Virus dan
rickettssiosis dapat berkontribusi pada patogenesis, tetapi peran ini tidak pasti.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
D. Tanda dan gejala
a) Tangan atau kaki mungkin pucat, merah, atau kebiru-biruan
b) Tangan atau kaki mungkin terasa dingin
c) Sakit di tangan dan kaki
d) Akut, parah
e) Terbakar atau kesemutan
f) Sering terjadi pada saat istirahat
g) Sakit di kaki, pergelangan kaki, atau kaki ketika berjalan (klaudikasio
intermiten)
h) Sering terletak di lengkungan kaki
i) Perubahan kulit atau bisul pada tangan atau kaki
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
E. Patofisiologi
Peradangan arteri perifer
Oklusi arteri
Lesi thrombosis atau tromboflebitis
Obstruksi vaskuler (terhentinya aliran darah secara local)
Ischemic jaringan local
Lemerahan /sianosis bila ekstermitas digantung
Perubahan mengenai 1 ekstermitas/beberapa jari
Ulkus
Gangren
Amputasi
Kerusakan integritas kulit
CEMAS
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
F. Pemeriksaan Penunjang
Tangan atau kaki dapat menunjukkan membesar, merah, lembut pembuluh
darah. nadi di tangan atau kaki yang terkena mungkin rendah atau tidak ada.
Tes berikut mungkin menunjukkan penyumbatan pembuluh darah di tangan atau
kaki yang terkena dampak:
Sebuah angiography / arteriography dari ujung
Sebuah Doppler USG dari ujung
Tes darah penyebab lain vaskulitis dan peradangan dapat dilakukan. Jarang,
dalam kasus di mana diagnosis tidak jelas, sebuah biopsi dari pembuluh darah
dilakukan.
G. Komplikasi
a) Amputasi
b) Gangrene (kematian jaringan)
c) Kehilangan sirkulasi luar ekstremitas yang terkena ketika ke kontak profesional
medis
H. Pencegahan
Sangat mendesak pasien untuk berhenti merokok untuk meningkatkan efektivitas
pengobatan. Gejala dapat hilang jika dia berhenti nya penggunaan tembakau.
Jika perlu, merujuk ke sebuah kelompok swadaya untuk berhenti merokok.
Peringatkan pasien untuk menghindari menimbulkan faktor-faktor, seperti stres
emosional, pemaparan ke suhu yang ekstrem, dan trauma. Ajarkan pasien
perawatan kaki yang tepat, terutama pentingnya memakai sepatu yang baik dan
kaus kaki katun atau wol. Tunjukkan kepadanya cara untuk memeriksa kakinya
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
setiap hari untuk luka, lecet, dan tanda-tanda kerusakan kulit, seperti kemerahan
dan nyeri. Mengingatkan dia untuk mencari bantuan medis segera setelah setiap
trauma. Jika pasien ulkus dan gangren, menegakkan istirahat dan menggunakan
kaki ranjang atau tempat tidur empuk cradle untuk mencegah tekanan dari seprai.
Lindungi kaki dengan lembut padding. Cuci mereka dengan lembut dengan
sabun dan air hangat, bilas secara menyeluruh, dan tepuk keringkan dengan
handuk lembut.
Memberikan dukungan emosional. Jika perlu, merujuk pasien untuk konseling
psikologis untuk membantunya mengatasi pembatasan yang dipaksakan oleh
penyakit kronis ini. Jika ia telah mengalami amputasi, menilai kebutuhan
rehabilitasi, terutama mengenai perubahan dalam citra tubuh. Merujuknya ke ahli
terapi fisik, okupasi terapis, dan lembaga-lembaga pelayanan sosial, seperti yang
diperlukan. Orang-orang dengan riwayat penyakit Raynaud atau thromboangiitis
obliterans harus menghindari semua penggunaan tembakau.
I. Penyembuhan luka
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai
kegiatan bio-seluler, bio-kimia terjadi berkisanambungan. Penggabungan
respons vaskuler, aktivitas seluler dan terbentuknya bahan kimia sebagai
substansi mediator di daerah luka merupakan komponen yang saling terkait pada
proses penyembuhan luka. Besarnya perbedaan mengenai penelitian dasar
mekanisme penyembuhan luka dan aplikasi klinik saat ini telah dapat diperkecil
dengan pemahaman dan penelitian yang berhubungan dengan proses
penyembuhan luka dan pemakaian bahan pengobatan yang telah berhasil
memberikan kesembuhan.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik
terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
Berdasarkan kedalaman dan luasnya, luka dapat dibagi menjadi:
1. Luka superfisial; terbatas pada lapisan dermis.
2. Luka “partial thickness”; hilangnya jaringan kulit pada lapisan epidermis dan
lapisan bagian atas dermis.
3. Luka “full thickness”; jaringan kulit yang hilang pada lapisan epidermis,
dermis, dan fasia, tidak mengenai otot.
4. Luka mengenai otot, tendon dan tulang.
Terminologi luka yang dihubungkan dengan waktu penyembuhan dapat dibagi
menjadi:
1. Luka akut; luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep
penyembuhan yang telah disepakati.
2. Luka kornis; luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan,
dapat karena faktor eksogen atau endogen.
Setiap kejadian luka, mekanisme tubuh akan mengupayakan mengembalikan
komponen-komponen jaringan yang rusak tersebut dengan membentuk struktur
baru dan fungsional sama dengan keadaan sebelumnya. Proses penyembuhan
tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga sangat
dipengaruhi oleh faktor endogen (seperti: umur, nutrisi, imunologi, pemakaian
obat-obatan, kondisi metabolik).
Pada dasarnya proses penyembuhan ditandai dengan terjadinya proses
pemecahan atau katabolik dan proses pembentukan atau anabolik. Dari
penelitian diketahui bahwa proses anabolik telah dimulai sesaat setelah terjadi
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
perlukaan dan akan terus berlanjut pada keadaan dimana dominasi proses
katabolisme selesai.
Setiap proses penyembuhan luka akan terjadi melalui 3 tahapan yang dinamis,
saling terkait dan berkesinambungan serta tergantung pada tipe/jenis dan derajat
luka. Sehubungan dengan adanya perubahan morfologik, tahapan penyembuhan
luka terdiri dari:
1. Fase inflamasi. Eksudasi; menghentikan perdahan dan mempersiapkan tempat
luka menjadi bersih dari benda asing atau kuman sebelum dimulai proses
penyembuhan.
2. Fase proliferasi/granulasi; pembentukan jaringan granulasi untuk menutup
defek atau cedera pada jaringan yang luka.
3. Fase maturasi/deferensiasi; memoles jaringan penyembuhan yang telah
terbentuk menjadi lebih matang dan fungsional.
Tahap-Tahap Penyembuhan Luka
1. Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang terjadi akibat
perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah
menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel
mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada
awal fase ini, kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet
yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot)
dan juga mengeluarkan substansi “vasokonstriksi” yang mengakibatkan
pembuluh darah kapiler vasokonstriksi, selanjutnya terjadi penempelan endotel
yang yang akan menutup pembuluh darah.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Periode ini hanya berlangsung 5-10 menit, dan setelah itu akan terjadi
vasodilatasi kapiler stimulasi saraf sensoris (local sensoris nerve ending), local
reflex action, dan adanya substansi vasodilator: histamin, serotonin dan sitokins.
Histamin kecuali menyebabkan vasodilatasi juga mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah
dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi edema jaringan dan keadaan
lokal lingkungan tersebut asidosis.
Eksudasi ini jugamengakibatkan migrasi sel lekosit (terutama netrofil) ke ekstra
vaskuler. Fungsi netrofil adalah melakukan fagositosis benda asing dan bakteri di
daerah luka selama 3 hari dan kemudian akan digantikan oleh sel makrofag yang
berperan lebih besar jika dibanding dengan netrofil pada proses penyembuhan
luka.
Fungsi makrofag disamping fagositosis adalah:
a. Sintesa kolagen
b. Pembentukan jaringan granulasi bersama-sama dengan fibroblas
c. Memproduksi growth factor yang berperan pada re-epitelisasi
d. Pembentukan pembuluh kapiler baru atau angiogenesis
Dengan berhasilnya dicapai luka yang bersih, tidak terdapat infeksi atau kuman
serta terbentuknya makrofag dan fibroblas, keadaan ini dapat dipakai sebagai
pedoman/parameter bahwa fase inflamasi ditandai dengan adanya: eritema,
hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau
hari ke-4.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
2. Fase Proliferasi
Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan
menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat
besar pada proses perbaikan, yaitu bertanggung jawab pada persiapan
menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses
rekonstruksi jaringan.
Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas
sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah
terjaid luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam
daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan
beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan
profeoglycans) yang berperan dalam membangun (rekonstruksi) jaringan baru.
Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membnetuk cikal bakal jaringan baru
(connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannnya subtrat oleh fibroblast,
memberikan tanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas
sebagai satu kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka.
Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam di dalam jaringan baru
tersebut disebut sebagai jaringan granulasi, sedangkan proses proliferasi
fibroblas dengan aktifitas sintetiknya disebut fibroblasia. Respons yang
dilakukan fibroblas terhadap proses fibroplasia adalah:
a. Proliferasi
b. Migrasi
c. Deposit jaringan matriks
d. Kontraksi luka
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Angiogenesis suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru didalam luka,
mempunyai arti penting pada tahap proleferaswi proses penyembuhan luka.
Kegagalan vaskuler akibat penyakit (diabetes), pengobatan (radiasi) atau obat
(preparat steroid) mengakibatkan lambatnya proses sembuh karena terbentuknya
ulkus yang kronis. Jaringan vaskuler yang melakukan invasi kedalam luka
merupakan suatu respons untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup di
daerah luka karena biasanya pada daerah luka terdapat keadaan hipoksik dan
turunnya tekanan oksigen. Pada fase ini fibroplasia dan angiogenesis merupakan
proses terintegrasi dan dipengaruhi oleh substansi yang dikeluarkan oleh platelet
dan makrofag (grwth factors).
Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblas mengeluarkan
“keratinocyte growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel
epidermal. Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan akhirnya membentuk
barrier yang menutupi permukaan luka. Dengan sintesa kolagen oleh fibroblas,
pembentukan lapisan dermis ini akan disempurnakan kualitasnya dengan
mengatur keseimbangan jaringan granulasi dan dermis. Untuk membantu
jaringan baru tersebut menutup luka, fibroblas akan merubah strukturnya
menjadi myofibroblast yang mempunyai kapasitas melakukan kontraksi pada
jaringan. Fungsi kontraksi akan lebih menonjol pada luka dengan defek luas
dibandingkan dengan defek luka minimal.
Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah
terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth
factor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.
3. Fase Maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang
lebih 12 bulan. . Tujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan
terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan garunalasi, warna
kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan
serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut.
Kekuatan dari ajringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10
setelah perlukaan. Sintesa kolagen yang telah dimulai sejak fase proliferasi akan
dilanjutkan pada fase maturasi. Kecuali pembentukan kolagen juga akan terjadi
pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase. Kolagen muda ( gelatinous collagen)
yang terbentuk pada fase proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih
matang, yaitu lebih kuat dan struktur yang lebih baik (proses re-modelling).
Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara
kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan
akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi
yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu
terbuka.
Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan
ajringan kulit mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktivitas yang
normal. Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun
outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung dari kondisi biologik masing-
masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan
mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, disertai dengan
penyakit sistemik (diabetes melitus).
Konsep Baru
Studi tentang lingkungan yang optimal dan berperan dalam proses penyembuhan
luka telah dimulai 30 tahun yang lalu oleh Winter. Penelitian dasar klinik
mengenai perawatan luka berbasis suasana lembab (moist) telah memberikan
pandangan yang berbeda diantara para pakar. Saat ini perawatan luka tertutup
untuk dapat tercapai keadaan yang lembab telah dapat diterima secara universal
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
sebagai standar baku untuk berbagai tipe luka. Alasan yang rasional teori
perawatan luka dalam suasana lembab adalah:
1. Fibrinolisis
Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dengan cepat dihilangkan
(fibrinolitik) oleh netrofil dans el endotel dalam suasana lembab.
2. Angiogenesis
Keadaan hipoksi pada perawatan tertutup akan lebih merangsang lebih cepat
angiogenesis dan mutu pembuluh kapiler. Angiogenesis akan bertambah dengan
terbentuknya heparin dan tumor necrosis factor-alpha ( TNF-alpha).
3. Kejadian infeksi
Lebih rendah dibandingkan dnegan perawatan kering (2,6% vs 7,1 %)
4. Pembentukan growth factor
Yang berperan pada proses penyembuhan dipercepat pada suasana lembab.
Epidemi grwoth factor/EGF, fibroblast growth factor/FGF dan Interleukin
1/Inter-1 adalah substansi yang dikeluarkan oleh makrofag yang berperan pada
angiogenesis dan pembentukan stratum korneum. Platelet-derived growth
factor/PDGF dan transforming growth factor-beta/TGF-beta yang dibentuk oleh
platelet berfungsi pada proliferasi fibroblas.
5. Percepatan pembentukan sel aktif
Invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit, dan limfosit ke daerah luka
berfungsi lebih dini.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Kesimpulan
1. Tenaga kesehatan diharapkan memahami konsep penyembuhan luka serta
aplikasi perawatan luka yang dihubungkan dengan jenis luka serta bahan yang
diperlukan.
2. Perawatan luka dengan suasana lembab (occlusive dressing) perlu
dikembangkan implementasinya di klinik dalam meningkatkan angka
kesembuhan secara kuantitatif maupun kualitatif.
J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Sirkulasi
Tanda: riwayat hipertensi (efek vasospasme), perubahan warna pada bagian yang
sakit pada pemajanan dingin (timbul pada dewasa awal)
Gejala: warna kulit jari/bagian yang sakit( tergantung pada fase observasi)
tampak putih pucat kemudian sianotik, kemudian hiperemik (merah), tanda
lambat/progersif : kulit putih atau tidak berwarna, mengkilat halus, tegang, nadi
radial dan ulnar dapat normal dini atau tak ada, kuku tabuh/deformitas dapat
terjadi (lanjut), ulserasi pada daerah ganggren
Integritas ego
Gejala: strees dan reaksi emosi kuat (pencetus)
Neurosensori
Gejala: parestesia, kebas pada jari, sakit kepala berulang (vasospasme/efek
hormonal), tanda : hilangnya koosdinasi motorik
Nyeri / kenyamanan
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Gejala: nyeri berddenyut selama fase kemerahan perubahan warna (vasodilatasi),
sensitf terhadap tekanan bagian yang sakit, tanda : hati-hati, gellisah, fookus
pada jari
Pernapasan
Gejala: penggunaaan tembakau
Keamanaan
Gejala: tindakan yang melibatkan pengguanaan alat vibrasi atau memerlukan
gerakann / tekanan berulang contoh : mekanik, petani, pengetik, dll, Tanda : lesi
pada area ujung jari ukuran peniti sampai seluruh jari (sangat luas)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul yaitu :
1. Nyeri akut/kronis b.d vasospasme / gangguan perfusi jaringan yang skait,
iskemik/ kerusakan jaringan
2. Perfusi jaringan, perubahan : perifer b.d penghentian aliran darah arteri,
3. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar mengenai kondisi, kebutuhan
pengobatan b.d kurang pengetahuan / tidak mengenal sumber informasi,
salah persepsi / salah mengerti
3. Intervensi keperawatan
Diagnosa I
1. Catat karakteristik nyeri dan parestesia
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
2. Diskusikan dengan pasien begaimana dan mengapa nyeri ditimbulkan
3. Bantu pasien mengidenntifikasikan factor pencetus atau situasi contoh
merokok, terpajan pada dingin dan penangananya
4. Dorong penggunaan teknik menajemen strees, aktivitas hiburan
5. Rendam area yang sakit pada air hangat
6. Berikan ruangan hangat, bebas aliaran udara contoh ventilasi, pendingin
ruangan, pertahankan pintu tertutup sesuai indikasi
7. Pantau efek obat dan tindakan
8. Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi, siapkan intervensi bedah bila
diperlukan
Diagnosa II
1. Observasi warna kulit bagian yang sakit
2. Catat penururnan nadi
3. Evaluasi sensasi bagian yang sakit, contoh tajam/ dangkal, panas/dingin
4. Lihat dan kaji kulit untuk ulserasi, lesi, area ganggren
5. Dorong nutrisi dan vitamin yang tepat
6. Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi ( vasodilator), ambil contoh drainase
lesi untuk kultur atau sensitivitas
Diagnosa ke III
1. Dorong menghindari pemajanan pada dingin
2. Pertahankan ligkungan pada suhu diatas 20,9 C hilangkan aliran dingin
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
3. Diskusikan kemungkinan berpindah ke iklim yang lebih hangat, berganti
pekerjaan sesuai indikasi
4. Tekankan pentingnya menghentikan rokok, berikan informasi pada klinik
local / kelompok pendukung
5. Banntu pasien untuk membuat metode menghindari atau mengubah stress
diskusikan teknik relaksasi
6. Tekankan pentingnya melihat tiap hari da melakukan perawatan kulit yang
benar
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
ASUHAN KEPERAWTAN KLIEN TN Y
FORMAT PENGKAJIAN
Identitas klien:
Nama : Tn. Y
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 44 tahun
Suku bangsa : Jawa
Tanggal masuk : 25 oktober 2009
Ruangan : LT V Bedah RSPAD Gatot Soebroto DITKESAD
Aktivitas /istirahat
Gejala (subyektif)
Tanda (obyektif)
Pekerjaan TNI (hobi : bulu tangkis, status mental :
sadar/aktif, tidur siang jarang, klien tidak pernah
insomnia , klien selalu segar ketika bangun karena
rutin olahraga sebelum sakit
pernapasan klien regular, pengkajian neuromuscular
: massa otot normal (5555), postur tubuh tidak tegap,
klien menggunakan tongkat, klien tidak tremor,
rentang gerak terbatas, klien tidak mengalami
deformitas
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Sirkulasi
Gejala (subyektif)
Tanda (obyektif)
Klientidak menderita hipertensi, klien tidak
kesemutan, klien tidak batuk, jumlah urine 400 cc/6
jam.
TD : 120/80 mmHg, N : 78x/menit, bunyi jantung :
reguler , bunyi nafas : vesicular
RR : 22x/mnt
Intergitas Ego
Gejala (subyektif)
Tanda (obyektif)
Factor stress yang menjadi beban klien yaitu tidak
dapat melakukan aktivitas seperti biasa lagi, cara
menangani stress dengan diskusi bersama isteri, klien
tidak mengalami masalah finansial dalam
keluarganya, agama yang dianut klien islam, ,
walaupun sakit klien tetap tegar dan berusaha
menyerahkan semua masalah kepada Tuhan status
emosional: klien tenang dalam menyampaikan
keluhan nya.
Klien dapat menceritakan masalahnya dengan orang
terdekat secara baik
Eliminasi
Gejala (subyektif)
Pola BAB : dirumah 1x/hari, klien tidak
menggunakan laksatif, karakter feses : lembek, BAB
terakhir : tadi pagi, klien jaran mengalami konstipasi,
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Tanda (obyektif)
tidak ada riwayat hemoroid,
Pola BAK : klien mengatakan selalu lancar
mengeluarkan urine, tidak ada masalah dengan
perkemihan.
Bising usus dalam keadaan normal, 12x/mnt tidak
ada hemoroid, tidak terjadi pembesaran pada vesica
urinaria klien.
Makanan /cairan
Gejala (subyektif)
Tanda (obyektif)
Diet makan dirumah 3x/hari, klien tidak pernah
mengalami masalah dalam makan, tidak ada nyeri ulu
hati, klien juga tidak ada alergi terhadap makanan,
tidak ada keluhan dalam mengunyah, gigi dalam
keadaan baik, berat badan sebelum sakit 52 kg, berat
badan setelah sakit 50kg, klien tidak menggunakan
diuretic. Di rumah sakit klien mengatakan nafsu
makan.
Turgor kulit teraba lembab, kering pada daerah
ekstermitas bawah, tidak terjadi pembesaran tiroid,
edema : tidak ada.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Hygiene
Gejala (subyektif)
Tanda (obyektif)
Aktivitas sehari-hari dibantu keluarga
Penampilan baik, kondisi kulit kepala klien tidak
berkutu, bersih
Neurosensori
Gejala (subyektif)
Tanda (obyektif)
Klien mengatakan tidak pusing, klien tidak pernah
menderita stroke, mata klien simetris, lapang
pandang baik, telinga pendengaran baik, kondisi
telinga bersih.
Status mental : kesadaran compos mentis, klien
dalam kondisi baik, tidak menggunakan kaca mata,
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala (subyektif)
Tanda (obyektif)
Klien mengatakan nyeri pada bagian operasi
Klien tampak tidak nyeri
Pernafasan
Gejala (subyektif)
Tanda (obyektif)
Kien mengatakan sebelum sakit merokok dari tahun
1986 frekuensi 1 bungkus /hari Pernapasan reguler,
klien tidak menggunakan cuping hidung, RR :
22x/menit, bunyi napas ronchi ,
dada simetris
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Keamanan
Gejala (subyektif)
Tanda (obyektif)
Klien tidak pernah alergi, klien mengatakan tidak
mengalami kesulitan saat berhubungan seksual
dengan isteri, klien pernah dilakukan tranfusi
Suhu klien 37 C, integritas kulit klien baik,teraba
lembab, klien tidak mengalami kelainan kulit
Seksualitas
Gejala (subyektif)
Tanda (obyektif)
gangguan saat berhubungan seksual
__
Interaksi sosial
Gejala (subyektif)
Tanda (obyektif)
Klien sudah menikah, mempunyai 3 orang anak,
klien mengatakan jarang bertengkar dengan isterinya
karena sabar,
Klien dapat berkomunikasi dengan baik
Penyuluhan
Gejala (subyektif)
Klien sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia,
klien juga dapat membaca dengan jelas,
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
RESUME KLIEN
Klien masuk ke RSPAD dengan keluhan nyeri pada jari kaki kanan, luka pada kaki
kanan tidak sembuh dan semakin membesar, timbul bruntus-bruntus kecil pada
daerah labia berisi cairan, nyeri, demam. Klien riwayat terdahulu perokok berat
selama 23 tahun sudah 6 x megalami penyakit ini.
Data subyektif :
1. Klien mengatakan nyeri pada daerah post operasi dan jari kaki kanan
2. Klien mengatakan nyeri pada saat berjalan
3. Klien mengatakan ada luka kering pada jari kaki kanan
4. Klien mengatakan sudah 6 kali mengalami hal yang sama seperti sekarang
5. Klien mengatakan bingung dengan lukanya
Data obyektif :
1. Kesadaran compos mentis
2. Kedaan umun baik
3. Terdapat luka post op pada kaki sebelah kanan
4. Kedua jari pada kaki kanan tampak hitam
5. Klien berjalan menggunakan tongkat
6. Klien tampak meringis kesakitan
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Hasil laboratorium :
HB : 14,0
HT : 42
Eritrosit : 4,9
Leukosit : 7000
Trombosit : 366.000
MCV : 85
MCH : 29
MCHC : 34
Hasil X-ray, Tanggal 2 November 2009
Telah dilakukan pemeriksaan DSA ekstermitas inferior kanan dan hasil sbb : arteri
iliaka eksterna, arteri femoralis komunis, arteri femoralis profunda baik, arteri
superfisialis femoralis bagian distal tampak oklusi dan tampak kolateral – kolateral
yang mengisi arteri tibialis aterior dan arteri proneus , pada bagian distal tampak
arteri proneus mengisi arteri tibialis posterior, arteri plantaris baik, arteri tibialis
anterior baik, tampak oklusi di sistal, arteri dorsalis pedis, arteri arkuata dan arteri
digitalis kecil mendapat suplai dari arteri plantaris cabang dari arteri tibialis dorsal
Terapi obat:
Ciproploxacin 2x500mg , Rantin 2x1 tab
PCT 3x1 tab, Pronalges k/p
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
ANALISA DATA
No Data Masalah etiologi
1.
2.
Ds :
- Klien mengatakan
nyeri pada daerah
post operasi
- Klien mengatakan
nyeri berat jika
berjalan
Do :
- Kesdaran klien
compos mentis
- Terdapat luka post
op pada
ekstermitas bawah
( kanan )
- Klien tampak
meringis kesakitan
Ds :
- Klien mengatakan
luka terdapat pada
jari kaki kanan
Do :
- Terdapat luka
Gangguan
rasa nyaman
nyeri
Kerusakan
integritas
kulit
Penurunan suplai darah jaringan
sekunder dan adanya oklusi
penbuluh darah perifer
Ulkus, akibat terhentinya aliran
darah ekstermitas
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
3.
kering pada jari
tangan dan jari
kaki
- Jari tampak
berwarna hitam
- Turgor kulit kering
pada jari kaki dan
jari tangan
Ds :
- Klien mengatakan
sudah 6 kali
mengalami luka
seperti ini
Do :
- Klien terlihat
bingung tentang
kondisi
penyakitnya
Kurang
pengetahuan
kebutuhan
belajar
mengenai
kondisi,
kebutuhan
pengobatan
kurang pengetahuan / tidak
mengenal sumber informasi,
salah persepsi / salah mengerti
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Tanggal
ditemukan
masalah
Tanggal
teratasi
masalah
Paraf dan
nama
jelas
1.
2.
3.
Gangguan rasa nyaman nyeri
b.d Penurunan suplai darah
jaringan sekunder dan
adanya oklusi pembuluh
darah perifer, post operasi
Kerusakan integritas kulit b.d
Ulkus, akibat terhentinya
aliran darah ekstermitas
Kurang pengetahuan
kebutuhan belajar mengenai
kondisi, kebutuhan
pengobatan b.d kurang
pengetahuan /tidak mengenal
sumber informasi, salah
persepsi / salah mengerti
16 november 2009
16 november 2009
16 november 2009
Rosdiana
Rosdiana
Rosdiana
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
CATATAN KEPERAWATAN/ IMPLEMENTASI
Tanggal/wa
ktu
No DX Tindakan keperawatan & hasil Nama jelas
16
november
2009
17
november
2009
1, 2, 3
1,2,3,
2
1
1
Melakukan BHSP dengan klien
H : klien kooperatif
Melakukan pengkajian pada klien
H : klien mengalami burger disease
Karena merokok aktif selama 23
tahun, dan sudah 6 kali mengalami
penyakit yang sama
Melakukan TTV pada klien
H :TD : 120/80mmHG, S :37ºC, N :
80x/mnt, RR : 20x/mnt
Observasi tingkat nyeri klien
H : klien mengtakan nyeri sedang
Anjurkan klien teknik relaksasi napas
dalam
H : klien kooperatif, mengatakan agak
nyaman
Rosdiana
Rosdiana
Rosdiana
Rosdiana
Rosdiana
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
18
november
2009
2
2
3
1,2,3
1,2,3
3
3
Menganjurkan klien untuk
memberikan lotion pada ekstermitas
bawah yang kering
H : klien mengatakan akan mencoba
melakukanya
Mengganti balutan klien dengan
menggunakan Nacl 0,9 %
H : luka tampak kering, klien
mengatakan nyaman
Memberikan penjelasan tentang
bahaya rokok
H : klien mengatakan tidak akan
merokok lagi
Mengobservasi TTV klien
H : TTV dalam batas normal
Mengobservasi keadaan umum klien
H : dalam keadaan baik
Mengkaji skala nyeri klien
H : klien mnegatakan nyeri berkurang
Memberikan motivasi klien untuk
sabar dan tetap menjalankan proses
pengobatan
Rosdiana
Rosdiana
Rosdiana
Rosdiana
Rosdiana
Rosdiana
Rosdiana
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
3
1
1
H : klien mengatakan senang
Memberikan penkes tentang bahaya
Rokok
H : klien mendengarkan
Memberikan penjelasan tentang
perawatan luka dirumah
H : klien kooperatif mendengarkan
perawat
Melakukan perawatan luka sebelum
klien pulang
H : luka kering, klien mengatakan
tidak nyeri lagi
Rosdiana
Rosdiana
Rosdiana
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
CATATAN PERKEMBANGAN
No
DX
Hari/tanggal/jam Evaluasi (SOAP) mengacu
pada tujuan dan criteria hasil
Paraf dan nama
jelas
1.
Senin, 16 nov 2009
Jam 19.00
S : klien mnegatakan nyeri
pada daerah luka post op
O : terdapat luka post op,
klien tampak meringis
A : masalah belum teratasi,
tujuan belum tercapai
P : tindakan keperawatan
dilanjutkan
1. Catat karakteristik nyeri
dan parestesia
2. Diskusikan dengan
pasien begaimana dan
mengapa nyeri ditimbulkan
3. Bantu pasien
4. mengidenntifikasikan
factor pencetus atau
situasi contoh merokok,
terpajan pada dingin dan
penangananya
5. Dorong penggunaan
Rosdiana
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
3
Selasa, 17 nov
2009
Jam 19.30
teknik menajemen
strees, aktivitas hiburan
6. Rendam area yang sakit
pada air hangat
7. Berikan ruangan hangat,
bebas aliaran udara
contoh ventilasi,
pendingin ruangan,
pertahankan pintu
tertutup sesuai indikasi
8. Pantau efek obat dan
tindakan
S : klien mengatakan bingung
tentang penyakitnya
O : klien tampak bingung
A : masalah belum teratasi,
tujuan belum tercapai
P : tindakan keperawtan
dilanjutkan
1. Diskusikan kemungkinan
berpindah ke iklim yang
lebih hangat, berganti
pekerjaan sesuai
indikasi
2. Tekankan pentingnya
menghentikan rokok,
berikan informasi pada
klinik local / kelompok
Rosdiana
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
1
Rabu, 18 nov 2009
Jam 17.30
pendukung
3. Bantu pasien untuk
membuat metode
menghindari atau
mengubah stress
diskusikan teknik
relaksasi
4. Tekankan pentingnya
melihat tiap hari da
melakukan perawatan
kulit yang benar
S : klien mengatakan nyeri
berkurang
O : klien tampak rilex
A : masalah teratasi, tujuan
tercapai
P : tindakan keperawatan
dilanjutkan dirumah dengan
memberikan penkes bahaya
Rokok
Rosdiana
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –
Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
3
Jam 17.40 S : klien mengatakan mengerti
tentang Rokok
O : klien kooperatif
A : masalah teratasi
P : tindakan keperawtan
dilanjtukan
Rosdiana