askep aritmia

30
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ARITMIA 1. Definisi Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996). 2. Etiologi Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :

Upload: priscayanuar

Post on 02-Jan-2016

135 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep aritmia

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Aritmia

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ARITMIA

1. Definisi

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi

pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan

irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis

(Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel

miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk

potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama

jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk

gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996).

2. Etiologi

Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :

1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard

(miokarditis karena infeksi)

2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri

koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.

3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat

anti aritmia lainnya

4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)

Page 2: Askep Aritmia

5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi

kerja dan irama jantung

6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.

7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)

8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)

9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung

10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem

konduksi jantung)

2. Pathofisiologi

Terlampir

Manifestasi klinis

1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak

teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,

denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema;

haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.

2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung,

letargi, perubahan pupil.

3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan

obat antiangina, gelisah

Page 3: Askep Aritmia

4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan;

bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada

menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung

kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal;

hemoptisis.

5. demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema

(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

Pemeriksaan Penunjang

2. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.

Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit

dan obat jantung.

3. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk

menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien

aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi

pacu jantung/efek obat antidisritmia.

4. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung

sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup

5. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan

miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu

gerakan dinding dan kemampuan pompa.

6. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan

yang menyebabkan disritmia.

7. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium

dapat mnenyebabkan disritmia.

Page 4: Askep Aritmia

8. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat

jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.

9. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum

dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.

10. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut

contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.

11. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi

disritmia.

Penatalaksanaan Medis

12. Terapi medis

Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :

1. Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker

Kelas 1 A

Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk

mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.

Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang

menyertai anestesi.

Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang

Kelas 1 B

Page 5: Askep Aritmia

Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel

takikardia.

Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT

Kelas 1 C

Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi

2. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)

Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan

hipertensi

3. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)

Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang

4. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)

Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia

13. Terapi mekanis

1. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk

menghentikan disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya

merupakan prosedur elektif.

2. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan

gawat darurat.

3. Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk

mendeteksi dan mengakhiri episode takikardi ventrikel yang

Page 6: Askep Aritmia

mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi

ventrikel.

4. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus

listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi

jantung.

Pengkajian

1. Riwayat penyakit

Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi

Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung,

hipertensi

Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan

untuk terjadinya intoksikasi

Kondisi psikososial

15. Pengkajian fisik

1. Aktivitas : kelelahan umum

2. Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi

mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur,

bunyi ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban

berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin

menruun bila curah jantung menurun berat.

Page 7: Askep Aritmia

3. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,

menolak,marah, gelisah, menangis.

4. Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran

terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan,

perubahan kelembaban kulit

5. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,

bingung, letargi, perubahan pupil.

6. Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat

hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah

7. Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan

kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels,

ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan

seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena

tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.

8. Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi,

eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus

otot/kekuatan

Diagnosa keperawatan dan Intervensi

Resiko tinggi penurunan curah jantung

berhubungan dengan gangguan konduksi

elektrikal, penurunan kontraktilitas

miokardia.

Page 8: Askep Aritmia

Kriteria hasil :

1. Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang

dibuktikan oleh TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin

adekuat, nadi teraba sama, status mental biasa

2. Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia

3. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.

Intervensi :

4. Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi,

keteraturan, amplitudo dan simetris.

5. Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya

denyut jantung ekstra, penurunan nadi.

6. Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi

jaringan.

7. Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi;

disritmia atrial; disritmia ventrikel; blok jantung

8. Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas

selama fase akut.

9. Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres

misal relaksasi nafas dalam, bimbingan imajinasi

10. Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor

penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh

wajah mengkerut, menangis, perubahan TD

11. Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi

12. Kolaborasi :

Page 9: Askep Aritmia

13. Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit

14. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

15. Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi

16. Siapkan untuk bantu kardioversi elektif

17. Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

18. Masukkan/pertahankan masukan IV

19. Siapkan untuk prosedur diagnostik invasif

20. Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilator

Kurang pengetahuan tentang penyebab

atau kondisi pengobatan berhubungan

dengan kurang informasi/salah

pengertian kondisi medis/kebutuhan

terapi.

Kriteria hasil :

1. menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan

2. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek

samping obat

Page 10: Askep Aritmia

Intervensi :

3. Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal

4. Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik

pada pasien/keluarga

5. Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh

kelemahan, perubahan mental, vertigo.

6. Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat

diperlukan; bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan

bila dosis terlupakan

7. Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan

berlebihan

8. Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein

9. Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk

dibawa pulang

10. Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat

11. Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu

jantung dan gejala yang memerlukan intervensi medis

12. Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan

karotis/sinus, manuver Valsava bila perlu

DAFTAR PUSTAKA

1. Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis

proses-proses penyakit. Alih bahasa Peter

Page 11: Askep Aritmia

Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta :

EGC ; 1994.

2. Santoso Karo karo. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta :

Balai Penerbit FKUI ; 1996

3. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa

Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk.

Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.

4. Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan

Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan

pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I

Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999

5. Hanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI ; 2001

Diposkan oleh Ners Semarang di 19:41 0 komentar Link ke posting ini

Label: KARDIOVASKULER

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

Page 12: Askep Aritmia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN :

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah

sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar

yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks

terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi,

kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung

bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa

pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami

tindakan operasi dini pada usia muda.

(IPD FKUI,1996 ;1134)

1. Pengertian

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus

aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis

dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut

menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara

anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu.

Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent

Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)

Page 13: Askep Aritmia

Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya

ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri

pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan

mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri

pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235)

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya

duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya

darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam

arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ;

375)

2. Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat

diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga

mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit

jantung bawaan :

1. Faktor Prenatal :

Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.

Ibu alkoholisme.

Umur ibu lebih dari 40 tahun.

Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan

insulin.

Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.

Page 14: Askep Aritmia

2. Faktor Genetik :

Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit

jantung bawaan.

Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.

Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.

Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan

Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ;

109)

3. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh

masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur

(misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban

ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan

PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar

dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF)

Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung

Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian

menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri

atas)

Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi

menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang

lebar (lebih dari 25 mm Hg)

Page 15: Askep Aritmia

Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari

hiperemik

Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah

pulmonal.

Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah

Apnea

Tachypnea

Nasal flaring

Retraksi dada

Hipoksemia

Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan

dengan masalah paru)

(Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236, Betz & Sowden, 2002 ; 376)

4. Pathways

Terlampir

5. Komplikasi

Endokarditis

Obstruksi pembuluh darah pulmonal

CHF

Page 16: Askep Aritmia

Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)

Enterokolitis nekrosis

Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom

gawat nafas atau displasia bronkkopulmoner)

Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit

Hiperkalemia (penurunan keluaran urin.

Aritmia

Gagal tumbuh

(Betz & Sowden, 2002 ; 376-377, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ;

236)

6. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan bemberian

obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi

cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek

kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin

(inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan

duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah

endokarditis bakterial.

Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.

Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan

pada waktu kateterisasi jantung.

(Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ;

236)

Page 17: Askep Aritmia

7. Pemeriksaan Diagnostik

1. Foto Thorak : Atrium dan ventrikel kiri membesar secara

signifikan (kardiomegali), gambaran vaskuler paru

meningkat

2. Ekhokardiografi : Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta

lebih dari 1,3:1 pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0

pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan volume

atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan)

3. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk

mengevaluasi aliran darah dan arahnya.

4. Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat

keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas,

hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.

5. Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi

lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan atau

bila ada kecurigaan defek tambahan lainnya.

(Betz & Sowden, 2002 ;377)

8. Pengkajian

Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis,

aktivitas terbatas)

Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas,

retraksi, bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), edera

tungkai, hepatomegali.

Kaji adanya hipoksia kronis : Clubbing finger

Page 18: Askep Aritmia

Kaji adanya hiperemia pada ujung jari

Kaji pola makan, pola pertambahan berat badan

Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan

anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga

terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian

keluarga terhadap stress.

9. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung.

2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.

3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara

pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.

4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak

adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.

5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan

kalori.

6. Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan.

7. Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak,

kekhawatiran terhadap penyakit anak.

10. Intervensi

1. Mempertahankan curah jantung yang adekuat :

Page 19: Askep Aritmia

Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung,

nadi perifer, warna dan kehangatan kulit

Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral, membran

mukosa, clubbing)

Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi,

tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema,

oliguria, dan hepatomegali)

Kolaborasi pemberian digoxin sesuai order, dengan

menggunakan teknik pencegahan bahaya toksisitas.

Berikan pengobatan untuk menurunkan afterload

Berikan diuretik sesuai indikasi.

1. Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru:

Monitor kualitas dan irama pernafasan

Atur posisi anak dengan posisi fowler

Hindari anak dari orang yang terinfeksi

Berikan istirahat yang cukup

Berikan nutrisi yang optimal

Berikan oksigen jika ada indikasi

1. Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat :

Page 20: Askep Aritmia

Ijinkan anak untuk sering beristirahat, dan hindarkan gangguan

pada saat tidur

Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktivitas ringan

Bantu anak untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan usia,

kondisi dan kemampuan anak.

Hindarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin

Hindarkan hal-hal yang menyebabkan ketakutan / kecemasan

pada anak

1. Memberikan support untuk tumbuh kembang

Kaji tingkat tumbuh kembang anak

Berikan stimulasi tumbuh kembang, kativitas bermain, game,

nonton TV, puzzle, nmenggambar, dan lain-lain sesuai kondisi

dan usia anak.

Libatkan keluarga agar tetap memberikan stimulasi selama

dirawat

1. Mempertahankan pertumbuhan berat badan dan tinggi

badan yang sesuai

Sediakan diit yang seimbang, tinggi zat-zat nutrisi untuk

mencapai pertumbuhan yang adekuat

Page 21: Askep Aritmia

Monitor tinggi badan dan berat badan, dokumentasikan dalam

bentuk grafik untuk mengetahui kecenderungan pertumbuhan

anak

Timbang berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama

dan waktu yang sama

Catat intake dan output secara benar

Berikan makanan dengan porsi kecil tapi sering untuk

menghindari kelelahan pada saat makan

Anak-anak yang mendapatkan diuretik biasanya sangat haus,

oleh karena itu cairan tidak dibatasi.

1. Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi

Hindari kontak dengan individu yang terinfeksi

Berikan istirahat yang adekuat

Berikan kebutuhan nutrisi yang optimal

1. Memberikan support pada orang tua

Ajarkan keluarga / orang tua untuk mengekspresikan

perasaannya karena memiliki anak dengan kelainan jantung,

mendiskudikan rencana pengobatan, dan memiliki peranan

penting dalam keberhasilan pengobatan

Page 22: Askep Aritmia

Ekplorasi perasaan orang tua mengenai perasaan ketakutan,

rasa bersalah, berduka, dan perasaan tidak mampu

Mengurangi ketakutan dan kecemasan orang tua dengan

memberikan informasi yang jelas

Libatkan orang tua dalam perawatan anak selama di rumah sakit

Memberikan dorongan kepada keluarga untuk melibatkan

anggota keluarga lain dalama perawatan anak.

11. Hasil Yang Diharapkan

1. Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah

jantung

2. Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya

peningkatan resistensi pembuluh paru

3. Anaka akan mempertahankan tingkat aktivitas yang

adekuat

4. Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan

berat dan tinggi badan

5. Anaka akan mempertahankan intake makanan dan

minuman untuk mempertahankan berat badan dan

menopang pertumbuhan

6. Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi

7. Orang tua akan mengekspresikan perasaannya akibat

memiliki anak dengan kelainan jantung, mendiskusikan

Page 23: Askep Aritmia

rencana pengobatan, dan memiliki keyakinan bahwa orang

tua memiliki peranan penting dalam keberhasilan

pengobatan.

12. Perencanaan Pemulangan

Kontrol sesuai waktu yang ditentukan

Jelaskan kebutuhan aktiviotas yang dapat dilakukan anak sesuai

dengan usia dan kondisi penyakit

Mengajarkan ketrampilan yang diperlukan di rumah, yaitu :

o Teknik pemberian obat

o Teknik pemberian makanan

o Tindakan untuk mengatasi jika terjadi hal-hal yang

mencemaskan tanda-tanda komplikasi, siapa yang akan

dihubungi jika membutuhkan pertolongan.

DAFTAR PUSTAKA