analisis pelaksanaan internal audit pada pt. indosat
TRANSCRIPT
ANALISIS PELAKSANAAN INTERNAL AUDIT PADA
PT. INDOSAT (PERSERO), Tbk JAKARTA
Harry Kachfi Universitas Gunadarma
Dr. Masodah Universitas Gunadarma
ABSTRAKSI Berkembangnya suatu perusahaan berimplikasi pada timbulnya aktivitas dan
permasalahan baru bagi perusahaan. Oleh karena itu, maka pihak perusahaan sangat memerlukan suatu system pengawasan internal yang efektif dan terpadu. Penelitian ini dilakukan untuk menilai system pengendalian internal perusahaan dilihat dari sisi fungsi kedudukan internal audit dan proses pelaksanaan audit itu sendiri dengan pendekatan metode COSO, data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh dari kuesioner. Kuesioner yang digunakan bersifat tertutup dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak dan disebarkan kepada karyawan kantor pusat PT. INDOSAT. Penghitungan data kuesioner diolah dengan Metode Champion (1990;302). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan kedudukan internal audit sudah memadai dengan diperkuat oleh adanya SK. Direksi PT. INODSAT yang menyatakan bahwa divisi internal audit bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Sedangkan untuk komponen internal audit juga sangat memadai hal ini dilihat dari dilaksanakannya kebijakan perusahaan oleh orang-orang yang berkompeten, dan adanya penaksiran risiko. Kata Kunci : Pengendalian Internal PENDAHULUAN
Berkembangnya suatu perusahaan berimplikasi pada timbunya aktivitas dan permasalahan baru bagi perusahaan. Oleh karena itu maka pihak perusahaan sangat memerlukan suatu sistem pengawasan yang efektif dan terpadu. Para auditor perusahaan harus membantu pihak manajemen dalam memberi kepastian agar catatan-catatan keuangan dan laporan-laporan yang ada dalam perusahaan dilaksanakan dengan benar dan dibuat untuk menunjukkan kemajuan perusahaan, dan manajemen pun merasa perlu untuk mengetahui
bahwa pengendalian berjalan memuaskan di semua bidang kegiatan.
Perusahaan didalam melakukan pengawasan dapat dilaksanakan secara langsung oleh unit organisasi yang ada di perusahaan dan dapat pula melalui suatu sistem yang disebut Sistem Pengawasan Intern (SPI), atau Internal Control System. Umumnya SPI dilakukan oleh perusahaan yang memiliki skala operasi yang cukup besar, SPI didalam perusahaan bertujuan untuk melindungi harta kekayaan perusahaan dengan cara cepat dan terpercaya, serta meningkatkan efisien dan efektif usaha. Agar tujuan dari
1
sistem tersebut dapat tercapai, bilamana unsur yang terdapat dalam SPI tersebut dapat memenuhi tujuan dari perusahaan. Pada pelaksanaan SPI perusahaan, aparatur Internal Audit sangat diperlukan untuk membantu Direktur Utama dalam mengadakan penilaian atas system pengendalian dan pelaksanaanya pada badan yang bersangkutan serta memberikan saran-saran perbaikan pada Direktur Utama.
TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pengendalian Internal
Sistem Pengendalian Internal, merupakan kumpulan dari dari pengendalian internal yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lain. Di lingkungan perusahaan, pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan manajemen secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan.
Model-model Pengendalian Internal
Dulunya auditor internal menggunakan serangkaian fungsi kontrol internal untuk menentukan kecukupan fungsi kontrol organisasi, lalu selanjutnya muncul pertanyaan apakah pola elemen-elemen control telah memadai. Hasil pembahasan tersebut adalah pengembangan model control terbaru, kerangka control terintegrasi dibuat di Amerika Serikat oleh pendukung organisasi dari komisi Treadway (Committee of Supporting Organizations) COSO (Habiburochman,2006) dan kelompok CoCo di Kanada (Criteria of Control) yang juga membuat model control yang
serupa, juga terdapat komisi Cadbury (Cadbury Commission) di Inggris.
Model COSO : a Lingkungan Pengendalian
Komponen ini meliputi sikap manajemen di semua tingkatan terhadap operasi secara umum dan konsep control secara khusus. Hal ini mencakup : etika, kompetensi, serta itegritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Juga tercakup struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen. b Penaksiran Resiko
Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal yang terus berkembang. Penentuan resiko mencakup resiko di semua aspek organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi resiko. COSO juga menambahkan pertimbangan tujuan di semua bidang operasi untuk memastikan bahwa semua bagian organisasi bekerja secara harmonis. c Aktivitas Pengendalian
Komponen ini mencakup aktivitas-aktivitas yang dulunya dikaitkan dengan konsep control internal. Aktivitas-aktivitas ini meliputi persetujuan, tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas, pendokumentasian, rekonsiliasi, pemeriksaan internal. d Informasi dan Komunikasi
Komponen ini merupakan bagian penting dari proses manajemen. Manajemen tidak dapat berfungsi tanpa informasi. Komunikasi informasi tentang operasi control internal memberikan substansi yang dapat digunakan manajemen untuk mengevaluasi efektivitas control dan mengelola operasinya.
2
e Pemantauan
Pemantauan merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen control. Pengertian Internal Audit
Pemeriksaan Intern merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh satuan pengawsan intern perusahaan untuk membantu manajamen agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efisien dan efektif. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut pemeriksaan intern menyajikan analisa-analisa, penilaian-penilaian, saran-saran, dan rekomendasi serta informasi yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang telah ditelaah, dipelajari dan dinilainya agar dapat tercapai pengembangan pengawsan yang efektif dengan biaya yang wajar.
Fungsi Internal Audit
Fungsi pemeriksaan intern dalam satuan usaha adalah untuk memantau efektifitas pelaksanaan kebijakan dan prosedur lain yang berkaitan dengan pengendalian. Agar fungsi pemeriksaan intern menjadi efektif, keberadaan staff pemeriksaan intern langsung di bawah pihak yang memiliki kewenangan yang tinggi dalam organisasi.
Kedudukan Internal Audit
Kedudukan organisasi pemeriksa intern dalam perusahaan mempunyai kaitan yang erat dengan independensi pemeriksa. Pemeriksaan intern dikatakan independen apabila pemeriksa dapat melaksanakan pekerjaanya dengan bebas, objektif, serta tidak memihak.
Oleh karena itu masalah independensi pemeriksa intern berkaiatan erat dengan kedudukannya di dalam organisasi, hal ini adalah tepat jika pimpinan menempatkanya pada posisi yang tinggi.
Menurut D. Hartanto (1996 : 294) pada umumnya kedudukan pemeriksa intern dalam struktur organisasi perusahaan dapat berada dibawah : a. Dewan Komisaris
Biasanya ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan perbankan dan asuransi. Di bawah perusahaan internal audit merupakan penjaga (watch dog) bagi dewan komisaris, sehingga seluruh organisasi termasuk direktur utama dapat diteliti oleh pemeriksa intern. b. Direktur Utama
Sebenarnya cara ini jarang diopakai mengingat bahwa direktur dengan tugas-tugasnya yang berat biasanya tidak mempunyai waktu untuk mempelajari laporan internal audit dan kemudian melakukan tindakan-tindakan koreksi berdasarkan laporan tersebut. c. Controller, Direktur Keuangan,
atau Bendahara Ini yang paling sering digunakan
dimana internal audit bertanggung jawab pada fungsionaris keuangan yang tertinggi. Fungsionaris tersebut bertanggung jawab atas koordinasi dari persoalan-persoalan keuangan dan akuntansi.
METODE PENELITIAN
Objek penelitian dalam penulisan ini adalah karyawan PT. INDOSAT , Tbk di Jakarta
Data dalam penelitian ini dikumpulkan sejak bulan Juni sampai awal Juli 2009. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan memberikan pertanyaan kepada responden seputar
3
pelaksanaan Internal Audit pada PT. INDOSAT, Tbk di Jakarta.
Kuesioner didistribusikan kepada responden, yakni Karyawan Kantor Pusat PT. INDOSAT, Tbk dengan cara penulis mendatangi Kantor Pusat di JL.Medan Merdeka Barat No.21.
Metode penelitian dalam penulisan ini adalah menggunakan studi empiris berdasarkan survei pada Karyawan PT. INDOSAT, Tbk. Penelitian menggunakan 2 (dua) variabel, dan pertanyaan bersifat tertutup dengan alternatif jawaban ya dan tidak, karenanya data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh melalui kuesioner. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan memberikan pertanyaan kepada responden mengenai pelaksanaan internal audit di dalam perusahaan.
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan perhitungan Champion. Data penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner bersifat tertutup dengan diberikan alternative jawaban ya dan tidak. Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan metode Champion yaitu dengan menghitung jumlah jawaban “Ya”.
Sumber : Basic Statistic For Social Research, Jean D Champion (1990)
4
Tabel 3.1 Tabel Variabel Penelitian, Indikator dan Skala Pengukuran NO Nama
Variabel Definisi Operasional Indikator / Dimensi Skala
Pengukuran
Daftar pertanya
an 1 Variabel
(X1) Fungsi
dan Keduduk
an Internal Audit
Fungsi internal audit adalah untuk memantau pelaksanaan kebijakan dan membantu semua tingkatan manajemen yang dibentuk oleh program pemeriksaan, dan laporan audit yang harus ditindak lanjuti oleh manajemen. (Internal Audit Sawyer’s 2005) Kedudukan merupakan posisi dan peranan internal audit di dalam perusahaan yang dibentuk oleh independensi, kompetensi,compliance dan evaluasi terhadap pelaksanaan pemeriksaan itu sendiri. (Internal Audit Sawyer’s 2005)
1. Kualifikasi Independensi Internal Auditor
2. Kualifikasi kompetensi Internal Auditor
3. Program Audit 4. Laporan Hasil audit 5. Tindak Lanjut Atas Laporan
Internal Audit 6. Verifikasi, Compliance, dan
Evaluasi
Nominal
No.22-24 No.25-28 No.29-34 No.25-40 No.41-42 No.43-48
2 Variabel (X2)
Komponen Internal
Audit
Komponen internal audit COSO merupakan model kontrol yang terintegrasi dan terstruktur sehingga dapat digunakan sebagai pendekatan audit. Komponen COSO dibentuk oleh Lingkungan Pengendalian, Penaksiran Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan komunikasi serta Pemantauan.
1. Lingkungan Pengendalian 2. Penaksiran Resiko 3. Aktivitas Pengendalian 4. Informasi dan Komunikasi 5. Pemantauan (monitoring)
Nominal
No.1-7 No.8-10 No.11-13 No.14-19 No.20-21
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus slovin (1960) yang dikutip sevilla (1994) sbb:
N n = 1 + N e2
n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran Diketahui : N = 275 Karyawan PT.INDOSAT Kantor Pusat e = 5% Jawab : 275 n = 1 + 275 ( 0.05)2
n = 162,8
Penulis menyebarkan 162
kuesioner dengan cara menitipkan ke bagian Ekspedisi. Kemudian bagian ekspedisi menyebarkan quesioner tersebut kepada beberapa bagian secara acak. Gambaran Umum Responden a Usia
Dalam penelitian ini, usia dikelompokkan menjadi empat bagian. Berdasarkan pengelompokkan tersebut ternyata usia 26 tahun sampai dengan 35 tahun mendominasi dan paling sedikit adalah usia diatas 46 tahun.
a Gender Berdasarkan gender, jumlah
responden didominasi Laki-Laki hal ini dapat dipahami bahwa Laki-laki lebih banyak mengetahui perihal internal audit daripada Perempuan. b Pendidikan
Responden yang paling banyak mengambil sikap tentang internal audit ternyata lulusan S1 dan paling sedikit adalah lulusan D3 c Lama Bekerja
Berdasarkan data yang ada ternyata responden lebih banyak yang sudah mempunyai pengalaman di perusahaan antara 3 tahun sampai 10 tahun
Uji Validitas
Hasil Uji Validitas
Case Processing Summary
162 100.00 .0
162 100.0
ValidExcluded a
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Dapat dilihat pada Tabel 4.1 dari hasil perhitungan validitas terhadap 162 responden , semua dinyatakan 100% valid. Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
.883 48
Cronbach'sAlpha N of Items
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Primer SPSS Versi.13, 2009
6
Dari Tabel terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari semua items adalah 0,883 ini berarti dapat
disimpulkan bahwa semua pertanyaan adalah sangat reliabel.
Statistika Deskriptif
a Variabel Fungsi dan Kedudukan Internal Audit
Tabel Fungsi dan Kedudukan Internal Audit
Indikator Pertanyaan ‘Ya’ ‘Tidak’ Persentase Ya
Independensi 486 469 17 96% Kompetensi 648 594 54 91%
Program Audit 972 823 149 85% Laporan Audit 972 868 104 89%
Indikator Pertanyaan ‘Ya’ ‘Tidak’ Persentase Ya
Tindak Lanjut 324 299 25 92% Verifikasi 324 316 8 97%
Compliance 324 318 6 98% Evaluasi 324 321 3 99%
Sumber : Data Diolah Dari tabel diatas, dapat diketahui hasil perhitungan delapan indikator dari
variabel Fungsi dan Kedudukan Internal Audit, dalam internal audit, independensi yang memadai sangat dibutuhkan sehingga pelaksanaan audit dapat ditindak lanjuti dengan baik dan mendukung kewajaran informasi, evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh oleh internal auditor menunjukkan kompetensi auditor itu sendiri sehingga pelaksanaan kebijakan perusahaan dapat mengacu pada tujuan organisasi.
Sedangkan dalam variabel ini, terdapat kelemahan yang memang tidak berpengaruh banyak, akan tetapi kompetensi internal auditor akan dipertanyakan apabila dalam pelaksanaan audit, program audit yang dibuat belum atau rata-rata tidak mendapat persetujuan dari manajer yang diaudit,berdasar pada pertanyaan ‘apakah program audit yang dibuat mendapat persetujuan dari manajer yang bersangkutan’ dan dari 162 responden untuk indikator program audit, pertanyaan tersebut merupakan yang paling lemah yaitu 37% menjawab ‘tidak’. Artinya 58 responden menyatakan bahwa program audit yang dibuat tidak mendapat persetujuan dari manajer yang bersangkutan. Sedangkan untuk Laporan Hasil Audit, dari 6 pertanyaan untuk indicator tersebut yang jadi permasalahan adalah pertanyaan ‘apakah penyajian laporan hasil audit internal selalu tepat waktu’. Dari 162 responden, 24% meyatakan ‘tidak’ artinya 38 responden mengeluhkan penyajian laporan hasil audit yang tidak tepat waktu.
7
b Variabel Komponen Internal Audit
Tabel Komponen Internal Audit
Indikator Pertanyaan ‘Ya’ ‘Tidak’ Persentase Ya
Lingkungan Pengendalian 1134 1093 41 96% Penaksiran Resiko 486 301 185 62%
Aktivitas Pengendalian 486 424 62 87% Informasi dan Komunikasi 972 821 151 84%
Pemantauan 324 309 15 95%
Sumber : Data Diolah Table diatas merupakan indikator komponen internal audit melalui
pendekatan metode COSO, dari keseluruhan indicator penentuan risiko adalah yang paling lemah yaitu 62% artinya untuk perusahaan yang memiliki aktivitas yang besar seperti PT. IDOSAT hal tersebut pasti mempengaruhi kebijakan manajemen dalam control terhadap risiko, setiap entitas menghadapi berbagai risiko baik dari luar maupun dari dalam yang harus ditentukan. Persyaratan awal untuk penentuan risiko adalah adanya penetapan tujuan, yang dihubungkan pada tingkat-tingkat yang berbeda dan konsisten di dalam organisasi. Penentuan risiko adalah identifikasi dan analisis risiko-risiko yang relevan untuk mencapai tujuan, yang membentuk suatu dasar untuk menentukan cara pengelolaan risiko. Penentuan risiko merupakan tanggung jawab yang tak terpisahkan dan terus-menerus dari manajemen, karena manajemen tidak dapat menetapkan tujuan dan dengan mudah mengasumsikan bahwa tujuan tersebut akan tercapai.
Metode Champion Hasil perhitungan diatas berguna untuk mengembangkan kesimpulan seperti yang telah dikemukakan oleh Champion (1990;302) dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel Kriteria Metode Champion Presentase Variabel Audit
Internal
26 % - 50% Kurang Memadai 51% - 75% Cukup Memadai 75% - 100% Sangat Memadai
0 - 25% Tidak Memadai Sumber : Data Diolah
8
a Variabel X1, Fungsi dan Kedudukan Internal Audit
Jumlah Pertanyaan = 4.372
Jumlah Jawaban ‘Ya’ = 4.006
Jumlah Jawaban ‘Tidak’ = 366
Persentase =
4.006
4.372
X
100%
Persentase = 91% Sesuai dengan perhitungan di atas, dari data yang diperoleh untuk variabel fungsi dan kedudukan menunjukkan angka 91%, artinya dilihat dari fungsi internal audit serta kedudukannya sudah sangat memadai dalam pelaksanaan audit di PT. INDOSAT. Mengingat Internal Audit PT. INDOSAT merupakan aparatur pengawas intern yang langsung bertanggung jawab kepada Direktur Utama sehingga berhak untuk melakukan pengujian dan pemeriksaan yang menyangkut dengan pemeriksaan akuntansi dan keuangan serta pemeriksaan operasional yang apabila dalam pemeriksaan dan penilaian tersebut ditemukan penyimpangan dan kelemahan baik dalam system maupun pelaksanaanya, maka internal auditor akan memberikan rekomendasi atau saran perbaikan kepada Direktur Utama untuk dipertimbangkan dan pengambilan keputusan atas kelemahan tersebut. Hal tersebut diperkuat dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 pasal 46 dan Nomor 21 Tahun 1984 pasal 37 yang menyebutkan bahwa internal auditor bertugas membantu Direktur Utama dalam mengadakan penilaian atas system pengendalian
pengelolaan dan pelaksanaannya pada badan yang bersangkutan serta memberikan saran-saran perbaikan pada Direktur Utama. Peraturan Pemerintah tersebut diterjemahkan dengan ditetapkannya SK. Direksi PT. INDOSAT (PERSERO), Tbk Jakarta No. 25/DIR/1998 tanggal 7 Oktober 1998 yang menyatakan bahwa Divisi Internal Audit bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama Namun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti rendahnya persentase indikator program audit sebesar 85% dan laporan audit 89%, persentase ini tidak rendah secara signifikan tetapi jika kita melihat tabel indikator variabel Fungsi dan Kedudukan Internal Audit, indikator-indikator inilah yang merupakan kelemahan dari fungsi dan kedudukan itu sendiri. Apabila perusahaan ingin menilai internal audit dilihat dari fungsi dan kedudukannya, haruslah memberikan prioritas kepada program audit dan laporan audit sehingga Fungsi dan Kedudukan Internal Audit menjadi satu bagian yang utuh dalam pelaksanaan pengawasan internal yang memadai.
9
b Variabel X2, Komponen Internal Audit
Jumlah Pertanyaan = 3.402
Jumlah Jawaban ‘Ya’ = 2.948
Jumlah Jawaban ‘Tidak’ = 454
Persentase =
2.948
3.402
X 100%
Persentase = 86% Dari perhitungan di dapat persentase sebesar 86% dalam kriteria perhitungan Champion, hal itu menunjukkan bahwa komponen Internal Audit sangat memadai untuk menunujang palaksanaan pengendalian internal di PT. INDOSAT. Seperti penjelasan, bahwa pada variabel ini ada beberapa indikator yang mempengaruhi persentase hanya 86 % yaitu penaksiran resiko. Penaksiran risiko diartikan sebagai proses identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko atau hambatan yang relevan dalam pencapaian tujuan organisasi. Penaksiran risiko membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola dalam lingkungan, meliputi data-data penjualan, distribusi, dan kinerja keuangan. Manajemen bisa menggunakan data kinerja tersebut
untuk mendeteksi apakah kesalahan atau kecurangan yang mungkin terjadi disebabkan oleh kelemahan kontrol. Apabila terjadi kelemahan control maka harus langsung diperbaiki karena dalam jangka yang panjang hal tersebut dapat menyebabkan kerugian. Faktor inilah yang mungkin menjadi kelemahan manajemen INDOSAT saat ini. Yaitu adanya kelemahan kontrol terhadap kebijakan yang diambil, atau standar-standar operasi yang ada di beberapa bagian organisasi. Sehingga perlu ditinjau ulang agar dapat mengikuti tujuan manajemen yang dinamis. Kecermatan professional mencakup kontrol terhadap resiko yang ditetapkan dalam penentuan pengelolaan resiko yang relevan untuk tujuan organisasi.
Rangkuman Hasil Penelitian Dengan melihat hasil perhitungan pada dua variabel. Variabel fungsi dan kedudukan mempunyai kriteria sangat memadai, persentase sebesar 91% menunjukkan bahwa tidak ada hambatan yang besar dalam pelaksanaan audit, karena secara struktur organisasi berada langsung di bawah Direktur Utama dan hal ini diperkuat dengan adanya SK Direksi PT. INDOSAT yang menyatakan bahwa internal audit
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Variabel yang kedua yaitu komponen Internal Audit. Persentase sebesar 86% dengan pendekatan metode COSO yang meliputi Lingkungan Pengendalian, Penaksiran Resiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta Pemantauan menjelaskan bahwa pengendalian intern PT. INDOSAT sangat memadai, hal ini dilihat dari
10
dilaksanakannya kebijakan perusahaan oleh orang-orang yang berkompeten, adanya penaksiran risiko dan pengawasan terhadap kantor-kantor cabang, juga terdapat sistem informasi yang mendukung catatan keuangan dan dilakukannya aktivitas pemantauan untuk menilai pangendalian internal itu sendiri. Perhitungan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan internal audit pada PT. INDOSAT dengan mengacu pada variabel tersebut diatas
sudah sangat memadai untuk menunjang kegiatan pengendalian internal perusahaan. Sebagaimana definisi yang diberikan Arens (2002) mengenai kegiatan audit intern adalah suatu kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan memajukan kegiatan suatu organisasi dengan membantu organisasi tersebut mencapai tujuannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan evaluasi dan
pembahasan yang telah penulis kemukakan mengenai pelaksanaan internal audit dilihat dari fungsi dan kedudukan serta komponen internal audit maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a Fungsi dan Kedudukan Divisi
Internal Audit dalam melakukan pengawasan dan penilaian atas system pengendalian internal yang dijalankan perusahaan sudah sangat memadai, karena secara organisasi fungsi dan kedudukan internal audit langsung bertanggung jawab kepada Direktur Utama serta diperkuat dengan adanya SK Direksi PT. INDOSAT yang menyatakan bahwa internal audit bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Hal tersebut memungkinkan Divisi Internal Audit dapat menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya secara maksimal, karena memiliki kedudukan yang independen terhadap unit kerja atau kegiatan yang menjadi objek auditnya.
b Komponen pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan dengan pendekatan metode COSO sudah sangat memadai, Lingkungan Pengendalian, Penaksiaran Resiko, Aktvitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta Pengawasan sebagai bagian dari Sistem Pengendalian Internal itu sendiri sehingga sebagai Divisi yang Independen dapat lebih lugas dalam pengungkapan masalah-masalah yang timbul pada operasi perusahaan serta memberikan saran kepada pihak manajemen atas system yang dijalankan oleh perusahaan.
11
Saran
a Kedudukan Internal Audit tetap dipertahankan sebagai staf Direktur Utama. Hal ini dimaksudkan agar terjamin independensi dan lebih banyak kontribusi yang diberikan kepada perusahaan karena bagian ini dapat memeriksa semua kegiatan dalam perusahaan.
b Perlu diberikan pengertian kepada semua unit kerja dalam perusahaan bahwa Fungsi Internal Audit ditujukan bukan untuk mencari kesalahan melainkan membantu pimpinan dalam memberikan informasi terkini yang berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan serta mengawasi Sistem Pengendalian Internal dapat berjalan dengan sangat baik. Selain itu Internal Audit dapat juga dijadikan sebagai tempat dimana bagian lain dalam perusahaan meminta saran yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Hal ini diperlukan agar iklim kerja dapat terjaga dengan baik dan harmonis.
c Internal Auditor harus dapat mengendalikan diri untuk tidak memberikan komentar-komentar yang sifatnya premature yang dapat menyesatkan dan menimbulkan hubungan yang tidak baik dengan unit kerja yang diaudit.
d Internal Auditor harus lebih cepat tanggap dan meningkatkan antisipasinya dalam menghadapi masalah-msalah yang terjadi di unit kerja yang ada di perusahaan agar temuan dan rekomendasi audit tidak terlambat dan bermanfaat bagi pihak manajemen.
e Manajemen Divisi Internal Audit hendaknya memberikan perhatian yang lebih serius terhadap pengembangan kearir staf Internal Audit. Divisi Internal Audit perlu menyusun rencana pengembangan karir staf melalui penugasan, program pendidikan, penilaian prestasi pribadi dan pemantauan atas perkembangannya. Demikian juga perlu disusun program pengembangan karir yang berkesinambungan untuk mendukung terciptanya staf internal audit yang berkualitas.
12
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Soekrisno, (2004), AUDITING (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik, Jilid 1, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Arens, Alvin A, Elder, Randal J,
Beasley, Mark S, (2004), AUDITING dan Pelayanan Verivikasi, jilid 1, edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
(2001), SISTEM AKUNTANSI, Jakarta, Penerbit Salemba Empat
Sawyer B, Lawrence, Dittenhofer,
Mortimer A, Scheiner, James H, (2005), SAWYER’S Internal Auditting, Buku 1, Jakarta, Penerbit Salemba Empat
Sekaran, Uma, (2006) RESEARCH
METHODS FOR BUSINESS, Buku 1, Jakarta, Penerbit Salemba Empat
Champion, Dean J, Black, James A,
(1999) METODE DAN MASALAH PENELITIAN SOSIAL, Bandung, Penerbit PT. Refika Aditama
Champion, Dean J, (1990), Basic
Statistic For Social Research, San Francisco, Chandler Publisher
Habiburrochman, (2006), Evaluasi
Peran Auditor Internal Dalam Menilai Risiko Bisnis Perbankan Di BPR Syariah, Universitas Airlangga
Martadi, Faris, (2003), Peranan Auditor
Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Pemberian Kredit, Bandung
Arvita, (2005), Peranan Auditor
Internal Dalam Menunjang Penerapan Sistem Manajemen Kualitas, Bandung
13
14