fistum- penentuan tekanan osmosis cairan sel
Post on 08-Feb-2018
363 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
1/22
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Penentuan Tekanan Osmosis airanSel
Nama Kelompok:
Disusun oleh:
Putri Mayang Sari
NIM. 12030244024
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2014
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
2/22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari sering kali kita berhadapan dengan peristiwa
difusi dan osmosis, baik kita sadari maupun tidak kita sadari. Contohmya pada
saat kita menyeduh teh celup dalam kemasan kantong, warna dari teh tersebut
akan menyebar. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi teh dalam gelas lebih kecil
dibandingkan dengan konsentrasi teh yang ada di dalam kantong teh tersebut.
Peristiwa tersebut sering kita sebut sebagai difusi.
Begitu pula pada tumbuhan, yang menyerap air dan zat hara yang diperlukan
dari lingkungan melalui proses difusi, osmosis, maupun imbibisi. Peristiwa
tersebut dapat berlangsung dengan baik jika terdapat perbedaan tekanan potensial
air yang sangat besar antara larutan di luar sel tumbuhan dengan larutan di dalam
sel tumbuhan tersebut.
Tunbuhan mempunyai membran plasma yang jika dimasukkan dalam larutan
dengan konsentrasi tinggi akan mengalami plasmolisis, yaitu tearlepasnya
membran plasma dari dinding sel akibat tekanan osmotik. Pada praktikum kali ini
bertujuan untuk mencari pada konsentrasi berapakah sel bawang merah akan
mengalami plasmolisis dengan prosentase jumlah sel bawang merah yang
terplasmolisis mencapai 50%. Selain itu kita juga akan menghitung tekanan
osmotik dari sel tersebut.
1.2Rumusan Masalah1) Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel daun
Allium cepayang terplasmolisis?
2) Pada konsentasi berapakah larutan sukrosa yang menyebabkan 50% darijumlah sel daunAllium cepamengalami plasmolisis?
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
3/22
3) Bagaimana cara mendapatkan besar tekanan osmosis sel cairan sel daunAllium cepadengan metode plasmolisis?
1.3Tujuan4) Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel
yang terplasmolisis.
5) Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% darijumlah sel mengalami plasmolisis.
6) Menghitung tekanan osmosis sel cairan sel dengan metode plasmolisis.
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
4/22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umbi Lapis Bawang Merah
Bawang merah dikelaskan dalam keluarga Alliaceae dalam order Asparagales.
Nama saintifik adalah Allium cepa var. aggregatum. Bawang merah lebih kecil serta
lebih manis rasanya berbanding bawang besar. Bawang merah merupakan tanaman
semusim. Ia memiliki umbi yang berlapis (bulb), berakar serabut, dan daun berbentuk
silinder berongga. Umbinya terbentuk daripada pangkal daun yang bersatu dan
membentuk batang yang kemudian berubah bentuk dan fungsinya yang seakan-akan
umbi berlapis. Jadi, umbi bawang merah bukanlan ubi sebenarnya seperti ubi kentang
ataupun ubi keledek. Ia terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan
kemudiannya bersatu.
2.2 Perpindahan Molekul pada Jaringan Tumbuhan
Menurut Bidwell (1979) molekul air dan zat terlarut yang berada dalam sel
selalu bergerak. Oleh karena itu terjadi perpindahan terus-menerus dari molekul air,
dari satu bagian ke bagian yang lain.
Perpindahan molekul-molekul itu dapat ditinjau dari dua sudut. Pertama dari
sudut sumber dan dari sudut tujuan. Dari sudut sumber dikatakan bahwa terdapat
suatu tekanan yang menyebabkan molekul-molekul menyebar ke seluruh jaringan.
Tekanan ini disebut dengan tekanan difusi. Dari sudut tujuan dapat dikatakan bahwa
ada sesuatu kekurangan (defisit akan molekul-molekul. Hal ini dibandingkan dengan
istilah daerah surplus molekul dan minus molekul. Ini bararti bahwa di sumber itu ada
tekanan difusi positif dan ditinjau adanya tekanan difusi negatif. Istilah tekanan difusi
negatif dapat ditukar dengan kekurangan tekanan difusi atau defisit tekanan difusi
yang disingkat dengan DTD (Dwijo, 1985).
Difusi adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi
ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya sendiri
sampai terjadi keseimbangan dinamis (Indradewa, 2009). Senada dengan itu, Agrica
(2009) menjelaskan bahwa difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
5/22
zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat
laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi
dalam udara.
Prinsip dasar yang dapat kita pegang mengenai peristiwa difusi ini adalah
difusi terjadi sebagai suatu respon terhadap perbedaan konsentrasi. Suatu perbedaan
terjadi apabila terjadi perubahan konsentrasi dari suatu keadaan ke keadaan lain.
Selain perbedaan konsentrasi, perbedaan dalam sifat dapat juga menyebabkan difusi.
Proses pertukaran gas pada tumbuhan yang terjadi di daun adalah suatu contoh proses
difusi. Dalam proses ini gas CO2 dari atmosfir masuk ke dalam rongga antar sel pada
mesofil daun yang selanjutnya digunakan untuk proses fotosintesis.
Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan)
medium. Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat
berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih
lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara
melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses
fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan
konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke udara luar melalui
stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam jaringan menurun (karena digunakan
untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui stomata. Penguapan
air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses difusi. Di alam, angin,
dan aliran air menyebarkan molekul lebih cepat dibanding dengan proses difusi
(Anonymous a, 2009).
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini
dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel
(Fetter, 1998).
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan
dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi
melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang
dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
6/22
selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan
tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat
ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri (Agrica,2009).
2.2 Tekanan Osmosis Cairan Sel
Tekanan yang diberikan pada air atau larutan, akan meningkatkan
kemampuan osmosis dalam larutan tersebut. Tekanan yang diberikan atau yang
timbul dalam system ini disebut potensial tekanan, yang dalam tumbuhan potensial
ini dapat timbul dalam bentuk tekanan turgor. Nilai potensial tekanan dapat positif,
nol, maupun negatif.
Selain potensial air (PA) dalam potensial tekanan (PT) osmosis juga dipengaruhi
tekanan osmotic (PO). Potensial osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan sebagai
status larutan. Status larutan biasa kita nyatakan dalam bentuk satuan konsentrasi,
satuan tekanan, atau satuan energi. Hubungan antara potensial air (PA) dan potensial
tekanan (PT), dan potensial osmotic (PO) dapat dinyatakan dengan hubungan sebagai
berikut:
PA = PO + PT
Dari rumus di atas dapat terlihat bahwa apabila tidak ada tekanan tambahan (PT),
maka nilai PA = PO
Untuk mengetahui nilai potensial osmotic cairan sel, salah satunya dapat
digunakan metode plasmolisis. Jika potensial air dalam suatu sel lebih tinggi dari
pada potensial air yang ada di sekitar sel atau di luar sel, maka air akan meninggalkan
sel sampai potensial air yang ada dalam sel maupun di luar sel sama besar. Protoplas
yang kehilangan air itu menyusut volumenya dan akhirnya dapat terlepas dari dinding
sel, peristiwa tersebut biasa kita kenal dengan istilah plasmolisis.
Metode plasmolisis dapat ditempuh dengan cara menentukan pada konsentrasi
sukrosa berapakah yang mengakibatkan jumlah sel yang terplasmolisis mencapai
50%. Pada kondisi tersebut dianggap konsentrasinya sama dengan konsentrasi yang
dimiliki oleh cairan sel. Jika konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
7/22
terplasmolisis diketahui, maka tekanan osmosis sel dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4 x M x T
273
Dengan : TO = Tekanan Osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + tC)
(Tim fisiologi tumbuhan. 2014).
Sitoplasma biasanya bersifat hipertonis (potensial air tinggi), dan cairan di luar sel
bersifat hipotonis (potensial air rendah), karena itulah air bisa masuk ke dalam sel
sehingga antara kedua cairan bersifat isotonus. Apabila suatu sel diletakkan dalam
suatu larutan yang hipertonus terhadap sitoplasma, maka air di dalam sel akan
berdifusi ke luar sehingga sitoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel, hal ini
disebut plasmolisis. Bila sel itu kemudian dimasukkan ke dalam cairan yang
hipotonus, maka air akan masuk ke dalam sel dan sitoplasma akan kembali
mengembang hal ini disebut deplasmolisis.
Pada dasarnya pengangkutan membran sel dapat terjadi secara pasif maupun
secara aktif. Pengangkutan secara pasif terjadi jika mengikuti arah gradien
konsentrasi, artinya dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggi menuju larutan
yang memiliki konsentrasi rendah tanpa memerlukan energi hasil metabolisme karena
prosesnya searah gradien konsentrasi. Sedangkan pada proses pengangkutan secara
aktif memerlukan energy hasil metabolisme seperti ATP (Adenosin Tri Phospat)
kerena prosesnya melawan gradien konsentrasi.
Difusi dan osmosis merupakan contoh proses pengangkutan secara pasif. Difusi
adalah pergerakan partikel dari daerah tempat partikel itu lebih pekat ke daerah yang
partikelnya kurang pekat, lalu terjadi sebaliknya hingga partikel-partikel tersebut
tersebar merata.(loveles, 1987).
Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium.
Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
8/22
lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat
pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara melalui
stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses
fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan
konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke udara luar melalui
stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam jaringan menurun (karena digunakan
untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui stomata. Penguapan
air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses difusi. Di alam, angin,
dan aliran air menyebarkan molekul lebih cepat disbanding dengan proses difusi.
Osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeable secara differensial dari
satu tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah.
Maksud dari konsentrasi adalah konsentrasi pelarutnya yaitu air dan bukan
konsentrasi dari zat terlarut (molekul atau ion) dalam air itu. Oleh karena itu, osmosis
juga bisa diartikan sebagai perpindahan molekul air dari konsentrasi air yang tinggi
ke konsentrasi air yang rendah melalui membran semi permeabel. Membran semi
permeabel adalah membran yang hanya mengijinkan lalunya air dan menghambat
lalunya zat-zat terlarut.
Osmosis pada Jaringan TumbuhanPada struktur sel tumbuhan, ditengah protoplasma terdapt vakuola yang dilapisi
oleh lapisan protoplasma yang sifatnya semipermeabel, di sebelah luar terdapat
dinding sel. Cairan sel tumbuhan pada umunya merupakan larutan hipertonis
dibandingkan dengan cairan disekelilingnya, misalnya pada bulu akar dibandingkan
dengan air tanah. Cairan ini sebagaian besar menempati vakuola.
Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran.
Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi
tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang
diperlukan untuk mencegah osmosis.
Sel tumbuhan mengambil air dari sekelilingnya dengan cara osmosis. Air masuk
vakuola dan menekan protoplasma, protoplasma menekan dinding sel, tekanan pada
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
9/22
dinding sel ini disebut tekanan turgor. Karena tekanan turgor dinidng sel sedikit
mengembang pada saat tekanan turgor dinding sel mengembang secara maksimum
dikatakan sel mempunyai turgor penuh atau turgid penuh. Jika tumbuhan kekurangan
air akan terjadi plasmolisis pada sel-selnya, makan tumbuhan akan menjadi layu. Di
dalam kehidupan sehari-hariperistiwa terjadinya plasmolisis jika tanaman layu karena
kekurangan air, sedangkan tegaknya tumbuhan muda atau daun disebabkan sel-selnya
dalam keadaan turgor penuh.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Potensial Osmotik
Meskipun potensial osmotik tidak dipengaruhi oleh tekanan, tetapi ada faktor lain
yang dapat mempengaruhinya, yaitu :
a. KonsentrasiMeningkatnya konsentrasi suatu larutan akan menurunkan nilai potensial
osmotiknya. Bila zat terlarut buka elektrolit dan molekulnya tidak mengikat air
hidrasi, maka potensial osmotik larutan tersebut akan sebanding dengan
konsentrasi molalnya.
b. Ionisasi molekul zat terlarutPotensial osmotik suatu larutan tidak ditentukan oleh macam zatya, tetapi
ditentukan oleh jumlah zat partikel (ion, molekul dan partikel koloid) yangterdapat di dalam larutan tersebut. PO lebih bergantung pada perbandingan
antaraa jumlah pelarut dengan partikel yang dikandungnya.
c. Hidrasi molekul zat terlarutAir yang berionisasi dengan partikel zat terlarut biasanya disebut air hidrasi.
Air dapat berionosasi dengan ion, molekul atau pertikel koloid. Dampak dari air
hidrasi adalah larutan menjadi lebih pekat.
d. SuhuPotensial osmotik suatu larutan akan berkurang nilainya dengan naiknya suhu.
Potensial osmotik suatu larutan yang ideal akan sebanding dengan suhu
absolutnya.
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
10/22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis percobaan yang dilakukan adalah percobaan eksperimental, karena
percobaan dilakukan di laboratorium dan pada percobaan ini terdapat variabel
manipulasi, variabel kontrol dan variabel respon.
3.2 Variabel Penelitian
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam percobaan ini sebagai
berikut:
- Variabel manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa (0,28 M; 0,26 M; 0,24
M; 0,22 M; 0,20 M; 0,18 M; 0,16 M; 0,14 M)
-Variabel kontrol : Jenis sel sama, yaitu sel epidermis alium cepa. Jumlah sayatan epidermisRhoe discolor yaitu selapis sayatan. Perbesaran mikroskop 10x Waktu perendaman sayatan epidermis dalam larutan sukrosa yaitu 30 menit.
-Variabel respon : Persentase sel epidermis bawang merah (aliumcepa)yang terplasmolisis
3.3 Alat dan Bahan
a. Alat
1) Mikroskop2) Kaca arloji dan cawan petri 8 buah3) Kaca benda dan kaca penutup4) Pisau/silet5) Gelas beaker 100 ml6) Pipet
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
11/22
b. Bahan
1) Umbi lapis bawang merah yang jaringan epidermisnya mengandung cairan selyang berwarna.
2) Larutan sukrosa dengan molaritas 0,28 M ; 0,26 M ; 0,24 M ; 0,22 M ; 0,20 M; 0,18 M ; 0,16 M dan 0,14 M.
3.4 Langkah Kerja
1) Menimbang. Buatlah larutan sukrosa dari konsentrasi ang terbesar yaitu 0,28M, dengan cara menimbang sebanyak 95,76 gr Kristal sukrosa dan
melarutkannya dalam aquades sehingga volumenya menajadi 1 liter.
Sedangkan untuk membuat konsentrasi larutan yang lebih rendah, dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
V1.M1= V2.M2
Dengan: V1= volume awal ; M1= konsentrasi awal
V2= volume akhir ; M2= konsentrasi akhir
2) Mengukur. Siapkan 8 buah kaca arloji, isi masing-masing dengan 5 mllarutan sukrosa yang telah disediakan dan beri label pada masing-masing kaca
arloji berdasarkan konsentrasi larutan.
3)
Ambil umbi lapis bawang merah, kemudian sayatlah lapisan epidermis yangberwarna dengan pisau silet. Usahakan menyayat selapis sel.
4) Rendamlah sayatan-sayatan epidermis tersebut pada kaca arloji yang sudahberisi larutan sukrosa dengan konsentrasi tertentu. Setiap konsentrasi diisi
dengan jumlah sayatan yang sama. Catat waktu mulai perendamannya.
5) Mengamati. Setelah 30 menit, sayatan diambil dan diperiksa denganmenggunakan mikroskop.
6) Menghitung. Hitung jumlah seluruh sel pada satu lapang pandang, jumlah selyang terplasmolisis dan prosentase jumlah sel terplasmolisis terhadap jumlah
sel seluruhnya.
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
12/22
3.5 Alur Kerja
Membuat larutan sukrosa dari konsentrasi yang terbesar 0,28 M hingga yang
terkecil 0,14 M
Mengisi kaca arloji dengan 5 ml larutan sukrosa, masing-masing dengan
konsentrasi yang berbeda
Buatlah sayatan tipis daunAllium cepa
Rendam sayatan kedalam maing-masing larutan dengan konsentrasi yang
berbeda (setiap konsentrasi diisi sayatan yang sama)
Catat waktu mulai perendaman
Setelah 30 menit, amati dengan mikroskop
Menghitung jumlah sel 1 lapang pandang sel yang terplasmolisis
(presentase) terhadap jumlah sel seluruhnya
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
13/22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
4.1 Hasil
Pada praktikum yang kami lakukan, dapat diketahui bahwa jumlah sel daun
Allium cepa yang terplamolisis terus bertambah seiring dengan meningkatnya
konsentrasi larutan sukrosa. (tabel 1)
Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi Larutan Sukrosa terhadap Persentase Sel
yang Mengalami Plasmolisis pada Bawang Merah (Al li um cepa)
Konsentrasi sukrosa (M) Seluruh sel Sel terplasmolisis % Sel terplasmolisis
0,14 328 43 13,10
0,16 245 63 25,710,18 110 37 33,63
0,20 145 50 34,48
0.22 118 42 35,59
0,24 226 117 51,80
0,26 303 238 78,54
0,28 96 90 93,75
Dengan :
Suhu ruangan ( t ) = 280C
M = 0,237 M
TO sel = 5,85 atm
4.2 Analisis Data
Berdasarkan data diatas, dapat dianalisis bahwa konsentrasi larutan sukrosa
mempengaruhi jumlah sel dan persentase sel Allium cepa yang mengalami
plasmolisis. Pada konsentrasi larutan sukrosa yang tinggi, persentase sel yang
terplasmolisis banyak. Hal ini dapat dilihat pada data yang menunjukkan bahwa pada
konsentrasi 0,28 M persentase sel yang terplasmolisis sebesar 93,75%, sedangkan
pada konsentrasi larutan sukrosa yang rendah, jumlah sel yang terplasmolisis juga
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
14/22
rendah, hal ini dapat dilihat pada konsentrasi 0,14 M persentase sel yang
terplasmolisis sebesar 13,10 %.
Sedangkan pada konsentrasi 0,26 jumlah sel yang terplasmolisis 78,54%,
konsentrasi 0,24 jumlah sel yang terplasmolisis 51,80%, konsentrasi 0,22 jumlah sel
yang terplasmolisis 35,59%, konsentrasi 0,20 jumlah sel yang terplasmolisis 34,48%,
konsentrasi 0,18 jumlah sel yang terplasmolisis 23,63%, dan konsentrasi 0,16 jumlah
sel yang terplasmolisis 25,71%.
Persentase sel yang terplasmolisis didapatkan dengan rumus :
Dengan : n = jumlah sel terplasmolisis
N = jumlah sel keseluruhan
Dari hasil yang didaptkan diatas kemudian dibuat grafik untuk mencari
konsentrasi yang mneyebabkan 50% sel terplasmolisis.
Grafik Pengaruh Konsentrasi Sukrosa terhadap Plasmolisis Sel Bawang
Merah (Al li um cepa)
Konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis adalah
0,237 M, hasil ini di peroleh dengan cara menarik garis lurus pada sumbu Y
13.10
25.71
33.63 34.4835.59
51.8
78.54
93.75
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0,14 0,16 0,18 0,20 0,22 0,24 0,26 0,28
Presentaseselyang
terplasmolisis(%)
Konsentrasi sukrosa (M)
% =
x 100%
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
15/22
(persentase sel terplasmolisis) yaitu pada persentase 50 % dengan sumbu X
(konsentrasi sukrosa) hingga bertemu di titik X=0 yang dilewati grafik. Pada
percobaan ini, didapatkan nilai tekanan osmotik (TO) sel sebesar 5,85 atm.
4.3 Pembahasan
Dari hasil analisa di atas maka dapat diperoleh bahwa semakin pekat
konsentrasi larutan sukrosa yang digunakan untuk merendam sayatan epidermis
Allium cepa maka semakin banyak pula sel epidermis yang terplasmolisis. Hal
tersebut dapat terjadi akibat dari perbedaan potensial air di dalam dan di luar sel.
Potensial air yang ada di dalam sel lebih besar dari pada potensial air yang ada di luar
sel. Oleh karena potensial air berbanding lurus dengan potensial osmosis, maka
potensial osmosis yang ada di dalam sel juga lebih besar dari pada potensial osmosis
yang ada di luar sel. Hal inilah yang menyebabkan berpindahnya molekul air di
dalam sel menuju ke luar sel yang dalam praktikum kali ini molekul air berpindah
dari sel epidermis Allium cepa menuju ke larutan sukrosa, sehingga menyebabkan
protoplas sel epidermis kehilangan air, menyusut volumenya (sel menjadi mengerut)
dan akhirnya terlepas dari dinding sel, peristiwa yang terjadi pada sel epidermis
Allium cepa ini biasa disebut dengan Plasmolisis.
Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,237 M jumlah sel yang mengalami
plasmolisis telah mencapai 50%. Hal tersebut menandakan bahwa dalam kondisi
tersebut merupakan kondisi yang isotonic, dimana dalam kondisi tersebut potential
air yang ada di dalam sel epidermis Allium cepa maupun di luar sel (pada larutan
sukrosa) menjadi sama, sehingga tidak terjadi lagi difusi air karena air yang masuk ke
dalam sel epidermis Allium cepa dan air yang keluar meninggalkannya terdapat
dalam jumlah yang sama atau dapat dikatakan terjadi keseimbangan dinamis. Jika
potensial di dalam sel dan di luar sel sama, maka besarnya potensial osmosis yang
ada di dalam dan di luar sel juga akan sebanding atau sama.
Setelah diketahui bahwa pada konsentrasi M, jumlah sel epidermis Allium
cepamencapai 50%, maka dapat dihitung nilai tekanan osmosis yang ada pada sel
epidermisAllium cepa,
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
16/22
TO = 22,4 x M x T
273
= 22,4 x 0,237 x (273 +28C)
273
= 5,85atm
4.4. Diskusi
1. Jelakan mengapa terjadi proses plasmolisis. Dukung dengan data yang anda
peroleh.
Jawab:
Plasmolisis dapat terjadi karena terlepasnya membran sel dari dinding sel
akibat air yang ada di dalam dinding sel terus keluar sampai terjadi keseimbangan
antara potensial air yang ada di dalam dan di luar sel. Berdasarkan data yang telah
diperoleh maka dapat diketahui bahwa dengan semakin pekat atau tingginya
konsentrasi larutan sukrosa maka semakin banyak pula sel yang mengalami
plasmolisis. Hal tersebut disebabkan oleh potensial air yang ada di dalam sel
epidermis Allium cepa lebih besar dari pada di luar sel (larutan sukrosa), dan oleh
karena potensial air berbanding lurus dengan potensial osmotiknya, maka potensial
yang ada di dalam sel epidermis Allium cepa juga akan lebih besar dibandingkan
dengan potensial osmosis yang ada di luar sel.
Sel yang mengalami plasmolisis akan mencapai 50% dari jumlah keseluruhan
sel yang tampak pada satu lapang pandang jika konsentrasi larutan sukrosa 0,237 M,
karena pada kondisi tersebut potensial air yang ada di dalam sel epidermis Allium
cepa maupun di luar selnya menjadi sama atau bias disebut dalam keadaan yang
isotonic.
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
17/22
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1) Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa, semakin tinggi presentase selAllium cepayang terplasmolisis.
2) Konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% sel Allium cepa yangmengalami plasmolisis ialah 0,237 M.
3) Tekanan osmosis sel cairan selAllium cepayang didapatkan sebesar 5,85 atm,dengan menggunakan rumus :
TOsel= 22,4 x M x T
Dengan : M = konsentrasi yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
(0,237 M)
T = suhu ruangan (301 K)
5.2SaranPada praktikum Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel, perlu ditingkatkan
ketelitian dan kehatian-hatian oleh para praktikan dalam setiap langkah kerja yang
dilakukan, karna kesalahan kecil yang dilakukan dapat mempengaruhi hasil yang
diperoleh sehingga nantinya tidak sesuai dengan teori yang ada. Beberapa hal yangperlu diperhatikan adalah dalam membuat sayatan Allium cepa harus selapis sel,
karena jika tidak didapatkan selapis sel maka akan mempersulit praktikan dalam
melakukan pengamatan menggunakan mikroskop. Hal lain yaitu lama waktu
perendaman Allium cepa dalam larutan sukrosa harus benar-benar di control,karena
selisih waktu beberapa menit saja menyebabkan sel yang terplasmolisis lebih banyak
lagi.
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
18/22
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D, Prof. DR. 1989.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia.
Kimball, John W. 1983.BIOLOGI. Jakarta: PT Erlangga.
Loveless. 1991.Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Daerah Tropik. Jakarta: PT Gramedia.
Sasmita, Drajat ; Arbasyah Siregar. 1996.Fisiologi Tumbuhan. Bandung:ITB Press.
Salisbury, Cleon. 1995.Fisiologi TumbuhanJilid 1. Bandung:ITB Press.
Rahayu, Yuni Sri. 2012. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya: Jurusan Biologi
FMIPA UNESA
Bidwell. R.G.S.1979.Plant Physiology edition 2. Macmillion Publishing. Co : New York
Dwidjoseputro. D. 1985.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia : Jakarta
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
19/22
Lampiran 1. Perhitungan
Tabel Pengaruh Konsentrasi Larutan Sukrosa terhadap Persentase Sel yang
Mengalami Plasmolisis pada Bawang Merah (Al li um cepa)
Konsentrasi sukrosa (M) Seluruh sel Sel terplasmolisis % Sel terplasmolisis
0,14 328 43 13,10
0,16 245 63 25,71
0,18 110 37 33,63
0,20 145 50 34,48
0.22 118 42 35,59
0,24 226 117 51,800,26 303 238 78,54
0,28 96 90 93,75
Perhitungan persentase sel terplasmolisis =
Jumlah sel terplasmolisis / jumlah sel x 100 %
Pada konsentrasi 0,14 M =
x 100% = 13,10%
Pada konsentrasi 0,16 M =
x 100% = 25,71%
Pada konsentrasi 0,18 M =
x 100% = 33,63%
Pada konsentrasi 0,20 M =
x 100% = 34,48%
Pada konsentrasi 0,22 M =
x 100% = 35,59%
Pada konsentrasi 0,24 M =
x 100% = 51,80%
Pada konsentrasi 0,26 M =
x 100% = 78,54%
Pada konsentrasi 0,28 M =
x 100% = 93,75%
Jadi tekanan osmotiknya sebesar 6,19 atm
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
20/22
Lampiran 2. Dokumentasi
Konsentrasi
(M)
Keterangan
Sebelum Terplasmolisis Setelah Terplasmolisis
0,14
0,16
0,18
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
21/22
0,20
0,22
0,24
-
7/22/2019 Fistum- Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel
22/22
0,26
0,28
top related