cover fistum i
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugassTRANSCRIPT
RESPON FISIOLOGI TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescent L) TERHADAP STRESS GARAM
Disusun oleh : Atina Istiqomah Hadi Mukharomatul Afsoh Tri Yulia Ningsih Ilham B1J011006 B1J011024 B1J011056 B1J011074
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN I
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO
2012
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN I
Disusun oleh : Atina Istiqomah Hadi Mukharomatul Afsoh Tri Yulia Ningsih Ilham Kelompok : 6 Rombongan : IV B1J011006 B1J011024 B1J011056 B1J011074
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir praktikum mata kuliah Fisiologi Tumbuhan I pada Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Menerima dan menyetujui Purwokerto, Desember 2012 Asisten
Hety Sartika B1J010188
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum Fisiologi Tumbuhan I sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian responsi dan ujian akhir mata kuliah Fisiologi Tumbuhan I di Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan praktikum Fisiologi Tumbuhan I tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen Fisiologi Tumbuhan I yang telah memberikan bimbingan. 2. Asisten praktikum yang telah membantu pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan ini. 3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan praktikum Fisiologi Tumbuhan I. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Purwokerto,
Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii PRAKATA .................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................. iv I. PENDAHULUAN................................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Tujuan .............................................................................................. 4 II. MATERI DAN METODE ................................................................... 5 A. Materi ............................................................................................. 5 B. Metode ............................................................................................ 5 III. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 6 A. Hasil ................................................................................................ 6 B. Pembahasan ..................................................................................... 11 IV. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 13 A. Kesimpulan ..................................................................................... 13 B. Saran ............................................................................................... 13 DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 14
RESPON FISIOLOGI TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescent L) TERHADAP STRESS GARAM
Oleh : Tri Yulia Ningsih B1J011056
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN I
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2012
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman yang diikuti oleh peningkatan berat kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, perbesaran sel dan diferensiasi sel. Pada umumnya keberadaan garam-garam terlarut dalam medium dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan dua cara. Pertama konsentrasi tinggi ion-ion tertentu dapat meracuni dan menginduksi gangguan fisiologis (misal Na+, borat), kedua garam-garam terlarut menekan potensi air dari medium dan berakibat terbatasnya penyerapan air oleh akar. Konsentrasi garam yang lebih tinggi di medium, cenderung meningkatkan penyerapan ion dan menurunkan potensial air dalam akar tanaman yang akan menstimulir penyerapan air dan akan meningkatkan turgor sel dan turgiditas jaringan tanaman. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan air yang dikenal dengan penyesuaian osmotik. Pada praktikum kali ini varietas cabai yang digunakan adalah jenis cabai rawit (Capsicum frutescent). Beberapa tanaman mengembangkan mekanisme untuk mengatasi cekaman tersebut di samping ada pula yang menjadi teradaptasi. Mayoritas tanaman budidaya rentan dan tidak dapat bertahan pada kondisi salinitas tinggi; atau sekalipun dapat bertahan tetapi dengan hasil panen yang berkurang. Tanaman yang toleran terhadap cekaman garam Na disebut tanaman natrofilik (halophyta), sedangkan yang tidak toleran disebut tanaman natrofobik (glycophyta). Salinitas dapat berpengaruh menghambat pertumbuhan tanaman dengan dua cara yaitu : a. Dengan merusak sel-sel yang sedang tumbuh sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. b. Dengan membatasi jumlah suplai hasil-hasil metabolisme esensial bagi pertumbuhan sel melalui pembentukan tyloses. Salinitas menekan proses pertumbuhan tanaman dengan efek yang menghambat pembesaran dan pembelahan sel, produksi protein serta penambahan biomass tanaman. Tanaman yang mengalami stres garam umumnya tidak
menunjukkan respon dalam bentuk kerusakan langsung tetapi pertumbuhan yang tertekan dan perubahan secara perlahan.
B. Tujuan 1. Memahami bahwa pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (lingkungan). 2. Memahami bahwa kondisi lingkungan yang ekstrim (cekaman) merupakan kondisi yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. 3. Menentukan konsentrasi garam yang masih dapat ditoleransi oleh tanaman cabai (Capsicum frutescent). 4. Menjelaskan perubahan-perubahan fisiologi dan anatomi tanaman cabai (Capsicum frutescent) akibat cekaman garam tinggi.
II. MATERI DAN METODE A. Materi Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, timbangan analitik, oven, mikroskop, gelas ukur, gelas beaker, mortar dan pestle, gunting, object glass dan cover glass, penggaris, kertas label, kamera, dan kertas bujur sangkar. Bahan yang digunakan adalah tanaman cabai (Capsicum frutescent), larutan NaCl (konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50), akuades dan aseton 80%. B. Metode 1. Cara Kerja Pengukuran Luas Daun 1. Data luas daun diperoleh dengan cara mengukur luas daun ke dua (fully expanded leaf) dan dinyatakan dalam cm2 2. Pengukuran luas daun dilakukan dengan metode gravimetric a) Dengan menggunakan kertas HVS 70 gram, dibuat kotak bujur sangkar berukuran 4 x 4 cm. b) Kertas bujusangkar ditimbang dengan timbangan analitik c) Dibuat pola daun kedua tanaman sampel. Kertas bujursangkar dipotong sesuai pola yang dibuat, untuk kemudian ditimbang dengan timbangan analitik . 3. Luas daun ke-2 dihitung dengan rumus : Luas daun= AC/B cm2 A : Luas kertas bujur sangkar B : Berat kertas bujur sangkar C : Berat pola sampel daun Pengukuran Tinggi Tanaman 1. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh apical tanaman. 2. Pertambahan tinggi tanaman dihitung dengan rumus (h= ht-ht-1). Pengukuran Berat Basah dan Berat Kering
1. Memisahkan media dari akar tanaman, dilakukan dengan cara menyobek polybag . 2. Memotong/ memisahkan bagian akar, batang, dan daun tanaman. 3. Menimbang masing-masing bagian tanaman dan hasilnya sebagi berat basah. 4. Mengkeringkan masing-masing bagian tanaman dengan cara mengoven sampai dengan diperoleh berat yang konstan sebagai berat kering. Pengukuran Kandungan Klorofil 1. Memotong daun segar dengan ukuran 1 x 1 cm dan dilumatkan dalam mortal dengan pelarut aseton sampai semua pigmen terlarut. 2. Setelah daun lumat, pigmen terlarut dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan sisa daun disaring dengan kertas penyaring. 3. Dengan menggunakan spektrofotometer, baca absorbansi filtrat pada panjang gelombang 470 nm, 646 nm, dan 663 nm.4. Kandung klorofil dapat ditentukan dengan menggunakan formulasi :
2.Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola perlakuan petak terpisah (split plot design). Petak utama yang dicobakan adalah cabai (Capsicum frutescent) yang diduga tidak tahan cekaman lingkungan abiotik. Sebagai anak petak adalah konsentrasi garam NaCl yang diberikan yaitu 0 mM, 10 mM, 20 mM, 30 mM, 40 mM dan 50 mM. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang paling sedikit 3 kali.
II.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
Tabel Data Pengamatan Tabel 1. Tinggi Pohon cabai (Capsicum frutescent) A. Tinggi tanaman minggu pertamaPerlakua n 1 K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM) 22.8 22.5 17.9 15.5 22.4 25.6 2 22.4 23.5 17 17.6 19.3 19.5 Ulangan 3 10.2 17 14 18 16.5 17 4 15.5 16 16 18.5 17.4 15 5 10 22.6 15 15 23 20 Jumla h 80.9 101.6 79.9 84.6 98.6 97.1 Rataa n 16.18 20.32 15.98 16.92 19.72 19.42
B. Tinggi tanaman minggu keduaPerlakua n 1 K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM) 23 23 18.9 17.1 25.5 25.8 2 23 24 18 21 21.3 24.8 Ulangan 3 11.5 20.1 18.4 21 18 19.5 4 15.5 17 17 19 20 17.5 5 11 23 17 16.8 24 20.5 Jumla h 84 107.1 89.3 94.9 108.8 108.1 Rataa n 16.8 21.42 17.86 18.98 21.76 21.62
C. Tinggi tanaman minggu ketigaPerlakua Ulangan
n 1 K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM) Perlakua n 1 K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM) 27.5 25.5 20.3 23.5 36.5 30 2 28.8 33.6 28 28.2 24.2 29.5 26 24 19.5 21 30.4 28.1 2 26.5 28.3 24.5 22 21.5 25.7 3 12.5 22.6 22.3 22.5 19 20 4 18.5 18.5 18 20.5 23.5 20.5 5 12 24 19.5 17.5 26.3 22.5 Jumla h 95.5 117.4 103.8 103.5 120.7 116.8 Rataa n 19.1 23.48 20.76 20.7 24.14 23.36
D. Tinggi tanaman minggu keempatUlangan 3 18.5 29 25.3 27 22 24 4 20 19.5 19 22 27.8 21.5 5 12.4 26.5 21 19.5 27.1 23 Jumla h 107.2 134.1 113.6 120.2 137.6 128 Rataa n 21.44 26.82 22.72 24.04 27.52 25.6
E. Tinggi tanaman minggu kelimaPerlaku an 1 K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) 37.5 33.6 29 32.5 52 2 34.5 39.5 44 23 34 Ulangan 3 34.5 28 40.5 31 22 4 31 22 24.8 33.5 35.2 5 13 29.5 25.5 27.3 27.3 Jumla h 150.5 152.6 163.8 147.3 170.5 Rataa n 30.1 30.52 32.76 29.46 34.1
K5 (50 mM)
37.7
54.5
33
23
24.2
172.4
34.48
F. Tinggi tanaman minggu keenamPerlaku an 1 K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM) 39 36.3 32.5 38 54 40.1 2 35.5 43 46.5 32 35 61 Ulangan 3 40.5 28.5 41 32 23 33 4 31 22 29 38 40.6 30 5 20.8 23.7 26.5 29.6 36 27.2 Jumla h 166.8 153.5 175.5 169.6 188.6 191.3 Rataa n 33.36 30.7 35.1 33.92 37.72 38.26
G. Tinggi tanaman minggu ketujuhPerlaku an 1 K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM) 40 39.2 32.5 38 54 40.1 2 38 46 50 36.8 36 62 Ulangan 3 47.5 28.5 41 33 25 41 4 34.5 23 33.4 40.6 53.5 41 5 29 27 28 35 45 31 Jumla h 189 163.7 184.9 183.4 213.5 215.1 Rataa n 37.8 32.74 36.98 36.68 42.7 43.02
H. Tinggi tanaman minggu kedelapanPerlaku an K0 (0 1 41.3 2 41 Ulangan 3 49 4 50 5 31.8 Jumla h 213.1 Rataa n 42.62
mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM)
42.5 39 42.5 57 44
51 50 40 37 37.5
28.8 41 39 25 46
34 42 45 55 50
28.6 38.1 38 60 46
184.9 210.1 204.5 234 223.5
36.98 42.02 40.9 46.8 44.7
Tabel 2. Luas Permukaan Daun cabai (Capsicum frutescent) A. Luas daun IPerlaku an K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM) Perlaku an K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM) Ulangan 3 0.45 0.22 0.02 0.225 0.225 0.225 Jumla h 3.236 2.701 2.29 2.471 5.975 3.661 Rataa n 0.647 2 0.540 2 0.458 0.494 2 1.195 0.732 2 Rataa n 0.436 2 0.673 2 0.373 0.586 54 2.004 34 0.927 94
1 0.9 1.35 0.9 0.9 0.45 0.45
2 0.68 0.23 0.9 0.67 0.67 0.99
4 0.676 0.451 0.45 0.225 4.51 0.676
5 0.53 0.45 0.02 0.451 0.12 1.32
B. Luas daun II1 0.225 1.12 0.45 0.45 0.45 0.676 2 0.23 0.45 1.13 1.1267 1.1267 1.1267 Ulangan 3 0.45 0.67 0.04 0.68 0.68 0.68 4 0.676 0.676 0.225 0.225 6.76 1.127 5 0.6 0.45 0.02 0.451 1.005 1.03 Jumla h 2.181 3.366 1.865 2.932 7 10.02 17 4.639 7
C. Luas daun III
Perlaku an K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM)
1 0.907 0.9 1.13 0.45 0.9 0.676
2 0.68 0.45 0.45 0.9 0.9 0.45
Ulangan 3 0.45 0.22 0.05 0.45 0.26 0.26
4 0.901 0.676 0.225 0.225 6.76 1.127
5 0.82 0.45 0.02 0.67 1.53 1.05
Jumla h 3.758 2.696 1.875 2.695 10.35 3.563
Rataa n 0.751 6 0.539 2 0.375 0.539 2.07 0.712 6
D. Luas daun IVPerlaku an K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM) 1 0.676 0.9 0.9 0.67 0.9 0.9 2 0.45 0.23 0.45 0.9 0.9 0.9 Ulangan 3 0.67 0.22 0.02 0.45 0.45 1.13 4 1.577 0.901 0.676 0.901 0.901 0.901 5 0.23 0.45 0.45 0.45 0.68 0.23 Jumla h 3.603 2.701 2.496 3.371 3.831 4.061 Rataa n 0.720 6 0.540 2 0.499 2 0.674 2 0.766 2 0.812 2
Tabel 4. Total klorofil Cabai (Capsicum frutescents) dengan umur tanaman 7 minggu.Perlaku an K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM) 1 -0.904 0.333 14.70 4 0.767 2 0.42 0.11 2 0.86 5.01 2.51 7.4 5.585 2 0.439 Ulangan 3 2.26 0.63 1.433 2 1.34 1.69 3.03 4 1.29 1.09 0.868 4 0.927 2 3.19 1.8 5 0.93 2.729 0.910 8 3.509 2 0.696 0.768 Jumla h 4.436 9.792 20.42 64 13.94 36 11.58 12 6.147 Rataa n 0.887 2 1.958 4 4.085 28 2.788 72 2.316 24 1.229 4
Tabel anova kandungan klorofilNo 1 2 3 Sumber ragam Perlakuan Galat Total dB 5 24 29 JK 33.19 218.1 8 251.3 6 KT 6.6375 53 9.0907 13 Fhitung 0.7301 47ns
FTabel 0.05 2.62 0.01 3.9
Kurva kandungan klorofil
Tabel 5. Bobot basah Cabe (Capsicum frutescents) dengan umur tanaman 8 mingguPerlakua n 1 K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM) 28.96 9.41 7.68 17.99 26.02 23.9 2 9.8 13.88 33.69 15.43 14.27 44.36 Ulangan 3 6.76 8.02 30.27 17.29 5.91 14.45 4 10.23 12.12 9.91 28.05 16.07 12.51 5 23.9 5.7 3.99 6.88 6.3 46.65 Jumla h 79.65 49.13 85.54 85.64 68.57 141.8 7 Rataa n 15.93 9.826 17.10 8 17.12 8 13.71 4 28.37 4
Tabel 6. Bobot kering Cabai (Capsicum frutescents) dengan umur tanaman 8 mingguPerlakua n 1 K0 (0 mM) K1 (10 mM) K2 (20 mM) K3 (30 mM) K4 (40 mM) K5 (50 mM) 18.08 5.43 3.01 9.45 15.75 10.23 2 4.2 6.4 21.67 7.09 4.75 30.58 Ulangan 3 3.32 4.31 18.31 8.19 1.55 20.77 4 5.52 6.01 1.65 4.73 10.56 7.56 5 14.93 2.38 0.9108 2.02 1.69 29.52 Jumla h 46.05 24.53 45.55 08 31.48 34.3 98.66 Rataa n 9.21 4.906 9.110 16 6.296 6.86 19.73 2
Tabel 7. Uji Anova A. Uji Anova RGR INo 1 2 Sumber ragam Perlakuan Galat dB 5 24 JK 0.00 0.00 KT 8.94E05 0.0001 Fhitung 0.8777 04ns
FTabel 0.05 2.62 0.01 3.9
02 3 Total 29 0.00
B. Uji Anova RGR IINo 1 2 3 Sumber ragam Perlakuan Galat Total dB 5 24 29 JK 0.00 0.00 0.00 KT 6.37E05 9.86E05 Fhitung 0.6459 84ns
FTabel 0.05 2.62 0.01 3.9
C. Uji Anova RGR IIINo 1 2 3 Sumber ragam Perlakuan Galat Total dB 5 24 29 JK 0.00 0.00 0.00 KT 5.67E05 0.0001 49 Fhitung 0.3792 35ns
FTabel 0.05 2.62 0.01 3.9
D. Uji Anova RGR IVNo 1 2 3 Sumbe r ragam Perlaku an Galat Total dB 5 24 29 JK 0.00 0.02 0.02 KT 0.0007 22 0.0007 54 Fhitung 0.9574 75 FTabel 0.05ns
0.01 3.9
2.62
E. Uji Anova RGR VNo 1 2 3 Sumbe r ragam Perlaku an Galat Total dB 5 24 29 JK 0.00 0.01 0.01 KT 0.0003 23 0.0003 08 Fhitung 1.0514 47 FTabel 0.05ns
0.01 3.9
2.62
F. Uji Anova RGR VINo 1 Sumbe r ragam Perlaku dB 5 JK 0.00 KT 0.0001 Fhitung 0.7338ns
FTabel 0.05 2.62 0.01 3.9
an 2 3 Galat Total 24 29 0.00 0.01
43 0.0001 95
08
G. Uji Anova RGR VIINo 1 2 3 Sumbe r ragam Perlaku an Galat Total dB 5 24 29 JK 0.00 0.02 0.02 KT 0.0001 02 0.0006 48 Fhitung 0.1582 06 FTabel 0.05ns
0.01 3.9
2.62
Grafik RGR A. RGR I
B. RGR II
C. RGR III
D. RGR IV
E. RGR V
F. RGR VI
G. RGR VII
Gambar 1. Tanaman Minggu ke-1
Gambar 2. Tanaman minggu ke-2
Gambar 3. Tanaman Minggu ke-3
Gambar 4. Tanaman Minggu ke-4
Gambar 5. Tanaman Minggu ke-5
Gambar 6. Tanaman Minggu ke-6
Gambar 7. Tanaman Minggu ke-7
Gambar 8. Tanaman Minggu ke-8
Gambar 9. Luas Daun I
Gambar 10. Luas Daun II
Gambar 11. Luas Daun III
Gambar 12. Luas Daun IV
B. Pembahasan Berdasarkan dari tabel pertambahan tinggi tanaman, hasil yang didapat menunjukkan bahwa stress garam tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman cabai (Capsicum frutescent), hal ini tidak sesuai dengan pustaka yang mana menurut Zoko (2009), konsentrasi NaCl yang tinggi sangat mengurangi pertumbuhan, cara tumbuhan dalam mengatasi salinitas dengan cara menurunkan tekanan turgor sehingga menyebabakan menurunnya kemampuan pertumbuhan pada batang. Salinitas menekan proses pertumbuhan tanaman dengan efek menghambat pembesaran dan pembelahan sel, produksi protein serta penambahan biomasa tanaman (Sipayung, 2003). Hasil yang didapat dari tabel berat basah tanaman menunjukan bahwa stress garam tidak berpengaruh terhadap berat basah tanaman dan tidak menyebabkan berat basah tanaman menurun. Hal ini tidak sesuai dengan pustaka. Penurunan berat basah tanaman diakibatkan adanya pemberian larutan NaCl pada media tanah yang menyebabkan kepekatan larutan tanah lebih besar sehingga jumlah air yang masuk keakar tanaman akan berkurang. Adanya garam-garam dalam tanah berpengaruh terhadap penurunan kemampuan tanaman untuk mengabsorbsi air sehingga jumlah air dalam sel tanaman semakin berkurang dan dapat menaikkan titik layu tanaman (Hakim, 1986). Hal ini didukung oleh Pangaribuan (2001) yang menyatakan bahwa adanya NaCl mengakibatkan peningkatan transpirasi. Peningkatan laju transpirasi akan menurunkan jumlah air tanaman sehingga tanaman menjadi layu. Hasil yang diperoleh dari tabel berat kering tanaman menunjukkan bahwa pemberian stress garam tidak berpengaruh terhadap berat kering, hal ini tidak sesuai dengan pendapat Manurung (2001), bahwa berat kering pada pemberian NaCl 78,48 mg/pot menurun dikarenakan semakin meningkatnya ion Na di dalam tanah sehingga perkembangan tanaman akan menjadi tertekan akibat akumulasi ion Na disekitar komplek serapan. Hasil yang diperoleh dari tabel luas daun menunjukkan bahwa pemberian stress garam tidak berpengaruh terhadap luas daun tanaman cabai. Luas daun menjadi kecil karena membran plasma menjadi menyempit dan lebih tertekan,
sehingga menyebabkan daunnya lebih mengecil dari sebelumnya karena telah kehilangan tekanan yang merupakan pengaruh dari salinitas (Widari, 2007).Penurunan berat kering tajuk tanaman pada perlakuan yang tidak menggunakan salinitas awal sangat terkait dengan penurunan jumlah daun, luas daun, dan klorofil. Penurunan parameter daun menyebabkan intensitas cahaya yang mampu diterima tanaman berkurang sehingga mengganggu proses fotosintesis. dalam kondisi salin, ketersediaan air juga berkurang tetapi laju respirasi tanaman cenderung meningkat. Hal ini yang kemudian mendorong terjadinya penurunan berat kering tanaman. Pengaruh NaCl terhadap pertumbuhan tanaman terjadi akibat penghambatan baik oleh Na+ maupun Cl-. Pada tanaman graminae, Na + merupakan ion penyebab utama yang merusak pertumbuhan tanaman. Perlu adanya perhatian kita terhadap kontribusi stomata dalam toleransi tanaman terhadap salinitas. Pada tanaman nonhalophita, fungsi stomata dirusak oleh ion natrium sehingga terjadi perusakan proses transpirasi 2011). dan hal ini memberikan kontribusi yangbesar terhadap ketidakmampuannya untuk tumbuh normal dalam kondisi salin (Suwignyo et al.,
Hasil dari tabel kandungan klorofil dapat dilihat bahwa stress garam tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kandungan klorofil tanaman. Hal ini tidak sesuai dengan pustaka yang menyatakan bahwa salinitas akan menyebabkan stress ion. Keracunan ion akibat tingginya konsentrasi NaCl akan merusak ikatan kimia klorofil sehingga kadar klorofil akan berkurang (Levit, 1980). Stress merupakan suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Stress garam merupakan salah-satu dari antara enam bentuk stres tanaman yaitu stres suhu, stres air, stres radiasi, stres bahan kimia dan stres angin, tekanan, bunyi dan lainnya. Stres garam termasuk stres bahan kimia yang meliputi garam, ion-ion, gas, herbisida, insektisida dan lain sebagainya. Stres garam terjadi dengan terdapatnya salinitas atau konsentrasi garam-garam terlarut yang berlebihan dalam tanaman. Stres garam ini umumnya terjadi dalam tanaman pada tanah salin. Stres garam meningkat dengan meningkatnya konsentrasi garam hingga tingkat konsentrasi tertentu yang dapat mengakibatkan kematian tanaman. Garam-garam yang menimbulkan stres tanaman antara lain ialah NaCl, NaSO4, CaCl2, MgSO4, MgCl2 yang terlarut dalam air. Dalam larutan tanah, garam-garam ini mempengaruhi pH dan daya hantar
listrik. Tanah salin memiliki pH < 8,5 dengan daya hantar listrik > 4 mmhos/cm. Pada kebanyakan spesies, pengaruh jenis-jenis garam umumnya tidak khas terhadap tumbuhan tanaman tetapi lebih tergantung pada konsentrasi total garam. Salinitas tidak ditentukan oleh garam Na Cl saja tetapi oleh berbagai jenis garam yang berpengaruh dan menimbulkan stres pada tanaman. Dalam konteks ini tanaman mengalami stres garam bila konsentrasi garam yang berlebih cukup tinggi sehingga menurunkan potensial air sebesar 0,050,1 Mpa. Stres garam ini berbeda dengan stres ion yang tidak begitu menekan potensial air. Tanah dengan kadar garam tinggi akan menghambat beberapa aktivitas yang sangat essensial untuk respirasi dan fotosintesis serta terdapat beberapa pengaturan kembali beberapa proses metabolisme guna mengkompensasi perubahan-perubahan osmosis dan konsentrasi ion. Dibawah kondisi kadar garam tinggi, pertumbuhan tumbuhan dibatasi baik oleh stress air (stress osmotik) maupun toksisitas garam (Haryanti, 2009). Garam-garam atau Na+ yang dapat dipertukarkan akan mempengaruhi sifat-sifat tanah jika terdapat dalam keadaan yang berlebihan dalam tanah. Kekurangan unsur Na+ dan Cl- dapat menekan pertumbuhan dan mengurangi produksi. Peningkatan konsentrasi garam terlarut di dalam tanah akan meningkatkan tekanan osmotik sehingga menghambat penyerapan air dan unsurunsur hara yang berlangsung melalui proses osmosis. Jumlah air yang masuk ke dalam akar akan berkurang sehingga mengakibatkan menipisnya jumlah persediaan air dalam tanaman. Dalam proses fisiologi tanaman, Na+ dan Cldiduga mempengaruhi pengikatan air oleh tanaman sehingga menyebabkan tanaman tahan terhadap kekeringan. Sedangkan Cl- diperlukan pada reaksi fotosintetik yang berkaitan dengan produksi oksigen. Sementara penyerapan Na + oleh partikel-partikel tanah akan mengakibatkan pembengkakan dan penutupan pori-pori tanah yang memperburuk pertukaran gas, serta dispersi material koloid tanah. Salinitas akan mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah, yaitu: 1. Tekanan osmotik yang meningkat 2. Peningkatan potensi ionisasi 3. Infiltrasi tanah yang menjadi buruk 4. Kerusakan dan terganggunya struktur tanah
5. Permeabilitas tanah yang buruk 6. Penurunan konduktivitas. Salinitas atau konsentrasi garam-garam terlarut yang cukup tinggi akan menimbulkan stres dan memberikan tekanan terhadap pertumbuhan tanaman. Faktor yang mempengaruhi kandungan klorofil, yaitu gen, cahaya, air, karbohidrat dan mineral (Pardossi et al., 1998). Pertumbuhan tanaman akan berkurang pada kadar salinitas yang tinggi. Penghambatan terhadap pertumbuhan ini akan menyebabkan berat basah dan berat kering tanaman berkurang. Salinitas tinggi akan mengganggu pertumbuhan dengan cara menghambat proses osmotiknya. Salah satu akibatnya adalah tanaman kehilangan tekanan turgor. Tumbuhan merespon stress garam dengan cara mengatur keseimbangan kadar ion Ca2+ (Amirjani, 2010).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan,maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Stress garam tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan berat basah. 2. Stress garam tidak berpengaruh terhadap berat kering,luas daun dan jumlah klorofil. 3. Stress garam pada tinggi tanaman tidak berpengaruh. 4. Stress garam pada berat basah tidak berpengaruh. B. Saran Praktikum Fisiologi Tumbuhan I ini sudah cukup lancar namun perlu ditingkatkan komunikasi antara praktikan dan asisten, serta kordinasi antar asisten sehingga dalam pelaksanaan rangkaian acara praktikam tidak dibuat bingung dengan adanya perbedaan informasi.
DAFTAR REFERENSI Amirjani. 2010. Effect of Salinity Stress on Growth, Mineral Composition, Proline Content, Antioxidant Enzym Of Soyabean. Arak university, Iran. Hakim. 1986. Fisiologi Tanaman. PenerbitBharata Karya Aksara. Jakarta. Haryanti, Sri, T. Meirina. 2009. Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L) merril)Pada Pagi Hari dan Sore. BIOMA. Vol. 11, No. 1, Hal. 18-23. Levit, O.F. dan Clark, G.C. 1980. AnIntroduction to Plant Physiology.McGraw Hill Book Compant. Inc. Manurung. 2001. Pengaruh Cekaman Air Terhadap HasilTanaman. Universitas Sumatra Utara.Medan. Perumbuhan dan
Pangaribuan, N. 2001.Hardening dalam Upaya Mengatasi Efek Salin pada Tanaman Bayam (Amaranthus sp.).h ttp.//www.ut.ac.id/imst/nurmala/hardening.htm. Sipayung, R. 2003. Stres Garam dan Mekanisme Toleransi Tanaman. USU, Medan. Suwignyo, Rujito Agus, Renih Hayati dan Mardiyanto. 2011. Pengaruh Perlakuan Salinitas Awal Rendah terhadap Pertumbuhan dan Toleransi Salinitas Tanaman Jagung. Universitas Sriwijaya, Sumatra Selatan. Widari, T. Sri. 2007. Tanggap Kedelai ( Glycine max. L. ) Terhadap Inokulasi Mikoriza Mesikular Arbuskulas pada Berbagai Tingkat Cekaman Kekeringan. USU, Medan Zoko, G. 2009. Cekaman Kekeringan. Diakses dari gozomora.blogspot.com