akut agitasi
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Akut Agitasi
1/12
7. Penatalaksanaan
Pengelolaan pasien agitasi didasarkan pada empat prinsip utama yaitu tindakan
keselamatan, intervensi verbal, pengekangan fisik dan farmakologis.
A. Tindakan keselamatan
Tujuannya adalah untuk menjaga keamanan pasien, staf, keluarga, orang sekitar.
Tindakan yang dilakukan saat dokter untuk melakukan pendekaan terhadap
pasien, yaitu :
a. Pastikan kehadiran penjaga keamanan (di rumah, kamar atau rumah sakit saat
konsultasi). Pasien harus diberitahu tentang situasi tersebut. ehadiran
penjaga keamanan akan men!egah pasien melakukan tindakan agresif.
b. "ika pasien berada di dalam ruang konsultasi atau ruang kerja, jalan keluar
harus diren!anakan dalam kasus perilaku kekerasan. #uangan sebaiknya harus
lebar, dengan dua pintu keluar dan pintu tersebut tidak bisa dikun!i dari
dalam. "ika memungkinkan, bel alarm harus tersedia dekat dengan dokter.
Pasien tidak boleh ditempatkan pada sudut atau tempat yang jauh. $iperlukan
tindakan pen!egahan dengan menjauhkan benda%benda yang dapat digunakan
sebagai senjata, termasuk pensil dan asbak.
!. &indari kontak dekat dengan pasien. Pasien tidak ditempatkan diantara dokter
dan pintu keluar.
d. &indari tindakan membelakangi pasien.
e. 'uat suasana setenang mungkin, menghindari rangsangan eksternal, seperti
musik, berteriak, lampu terang
f. aspadai tanda%tanda tindakan yang tiba%tiba
'. ntervensi verbal
ntervensi pertama yang dilakukan yaitu dengan mengembangkan dialog dengan
pasien. $alam fase ini, seorang anggota keluarga atau pendamping dapat
dilibatkan. Tindakan ini efektif dalam kasus%kasus ringan sampai sedang, dan
terutama dengan pasien gangguan ji*a. +angkah%langkah yang dilakukan yaitu :
a. emperkenalkan diri sebagai dokter
b. &ormati ruang pribadi pasien dengan klinisi
• inimum jarak - lengan
• 'ila pasien memiliki gejala paranoid, jarak lebih diperlebar
!. emberikan informasi. Pasien harus diinformasikan mengenai tindakan yang
diambil. &indari an!aman dan pemberian harapan.
d. 'ersikap meyakinkan tetapi tegas (tampak tenang dan mengendalikan situasi).
• unakan suara yang monoton
• ajah dan sikap tubuh tenang ( tidak menyilangkan kaki atau tangan)
-
8/19/2019 Akut Agitasi
2/12
e. unakan per!akapan yang tenang, pertanyaan pendek dan diulang hingga
dapat dimengerti oleh pasien, aktif mendengarkan pasien, menghindari
konfrontasi atau perla*anan terhadap ide atau sikap pasien.
f. enghindari kontak mata berkepanjangan.
g. en!oba untuk mena*arkan sesuatu (makan atau minum) yang dapat
mendukung dialog
h. aspadai tanda%tanda perilaku kekerasan seperti peningkatan volume suara,
penggunaan bahasa yang kasar, ketegangan otot (men!engkeram kursi),
gugup, hiperaktif (menggosok tangan, berjalan mondar%mandir). Tanda yang
paling penting dari perilaku kekerasan adalah aktivitas motorik pasien.
i. ehadiran anggota keluarga harus dipertimbangkan. eluarga dapat
memberikan informasi mengenai pasien seperti ri*ayat pasien , ri*ayat
penyalahgunaan /at, keadaan keluarga pasien, kehidupan sosial pasien dan
keadaan pasien sekarang.
0. Pengekangan 1isik
Pengekangan fisik digunakan sebagai pilihan terakhir ketika tindakan lain gagal.
2amun, pengekangan fisik menjadi tindakan pertama dalam kasus agitasi ekstrim
dengan risiko agresi atau per!obaan bunuh diri. Pengekangan fisik juga
diindikasikan pada pasien yang perilakunya gelisah dan menghambat tindakan
terapeutik. 3ebelum menerapkan pengekangan fisik, pasien harus diberitahu
tentang alasan dan pilihan terapi yang diambil, memberikan pilihan terapi
farmakologi.
etode pengekangan mekanis fisik
a. Prinsip dasar adalah tindakan pengekangan fisik merupaka indakan
professional, dokter sebagai pengarah tindakan (pemimpin) dan bertanggung
ja*ab terhadap pasien.
b. enentukan ren!ana, satu orang berada di belakang kepala pasien dan staf
lain akan memegang anggota tubuh pasien. 3emua staf harus memakai
sarung tangan.
!. Pasien diturunkan ke lantai, menghadap ke atas. $okter memberikan
instruksi, memegang dan melindungi kepala pasien. 3taf lain menahan
anggota badan pasien (ambar -) dan memastikan imobilitas bahu, siku dan
lutut (ambar 4 dan 5) serta pada saat yang sama mengurangi risiko !edera,
terutama patah tulang. "ika pasien gelisah, pasien diangkat melalui lutut dan
siku dan didukung di ba*ah bahu, kemudian ditempatkan di tempat tidur.
Pergelangan tangan dan pergelangan kaki diikat.'eberapa penulis
-
8/19/2019 Akut Agitasi
3/12
merekomendasikan posisi de!ubitus lebih baik daripada posisi terlentang
karena menghindari trauma kepala terhadap permukaan keras dari tempat.
$. Terapi farmakologis
Tidak ada jenis obat yang dianggap terbaik untuk semua kasus agitasi, tetapi
tiga kelas umum obat paling sering diteliti dan digunakan untuk agitasi yaitu
antipsikotik generasi pertama, generasi kedua antipsikotik, dan ben/odia/epin.
• Antipsikotik enerasi Pertama
-
8/19/2019 Akut Agitasi
4/12
Antipsikotik generasi pertama atau tipikal (1A) memiliki sejarah
panjang penggunaan untuk pengobatan agitasi. ekanisme 1As untuk
menurunkan gejala tidak diketahui pasti tetapi diperkirakan 1As
menghambat transmisi dopamin pada otak manusia yang dapat mengurangi
gejala psikotik yang mendasari penyebab agitasi. 3elain itu, beberapa 1As
se!ara struktur memiliki kemiripan dengan neurotransmitter inhibisi asam
gammaaminobutira (A'A) dan berinteraksi dengan A'A reseptor pada
manusia dalam dosis tinggi.
1enotia/in merupakan kelas obat antipsikotik dengan potensi rendah
seperti klorproma/in (Thora/ine). 1enotia/in merupakan 1A pertama yang
disetujui dan dipasarkan oleh 63 1ood and $rug Administration (1$A) dan
memiliki ke!enderungan untuk menyebabkan hipotensi, antikolinergik, dan
menurunkan ambang kejang dibandingkan dengan 1As seperti haloperidol.
$engan demikian, fenotia/in tidak dipilih untuk pengobatan agitasi akut.
&aloperidol merupakan 1A dengan potensi tinggi. &aloperidol
merupakan turunan butirophenone yang bekerja sebagai antagonis selektif
pada reseptor dopamin%- ($-). &aloperidol disetujui 1$A untuk penggunaan
oral atau intramuskular pada ski/ofrenia, efektif dan aman untuk pengobatan
agitasi akut. &aloperidol merupakan 1A yang paling umum digunakan saa
ini untuk mangatasi agitasi akut. $roperidol, turunan butirophenone lain yang
bekerja menghambat reseptor $- belum disetujui untuk digunakan dalam
pengobatan psikiatri tetapi disetujui sebagai pengobatan pra%anastesi untuk
mengurangi mual dan muntah yang berhubungan dengan anestesi. $roperidol
juga telah digunakan se!ara luas untuk mengobati agitasi.
&aloperidol dan droperidol memiliki efek minimal aktivitas
antikolinergik dan memiliki interaksi minimal dengan obat nonpsikiatri lain.
2amun, kedua obat memiliki efek samping yang penting. $roperidol dan
haloperidol berpotensi menganggu kerja jantung yaitu dengan memperpanjang
interval T!. Penggunaan haloperidol dan droperidol harus dipantau terutama
bagi pasien yang meminum obat lain yang dapat memperpanjang interval
T!, pasien yang sudah memilik kelainan jantung sebelumnya, atau pasien
yang memiliki predisposisi perpanjangan interval T! seperti
ketidakseimbangan elektrolit (terutama hipokalemia dan hipomagnesemia),
atau hipotiroidisme. Penggunaan haloperidol yang diberikan se!ara intravena,
-
8/19/2019 Akut Agitasi
5/12
harus dilakukan pembatasan dosis menjadi 8 sampai 9 mg ; hari dan
diberikan dalam pemantauan
-
8/19/2019 Akut Agitasi
6/12
antipsikotik atipikal bekerja pada reseptor jenis lain, seperti histamin,
norepinefrin reseptor. iprasidon memiliki afinitas tinggi untuk reseptor
serotonin dibandingkan dengan reseptor $-. @lan/apin dan Cuetiapin
memiliki afinitas yang relatif lebih tinggi untuk reseptor histamin. 3e!ara
umum, 3As memiliki risiko efek samping distonia atau akatisia yang rendah
(9=).
3ejumlah studi yang membandingkan kombinasi antipsikotik oral.
ombinasi risperidone dan lora/epam memiliki efek yang sama dengan
haloperidol dan lora/epam yang diberikan se!ara injkesi intramus!ular.
#isperidone oral meiliki efek yang sama dengan haloperidol intramuskular.
• 'en/odia/epin
'en/odia/epin seperti dia/epam , lora/epam dan !lona/epam bekerja
sebagai inhibisi reseptor neurotransmitter A'A utama pada otak manusia .
@bat%obat ini memiliki keberhasilan untuk mengatasi agitasi dan dipilih pada
pasien agitasi dengan intoksikasi atau ketika etiologi agitasi belum ditentukan.
2amun pada agitasi dengan psikosis , ben/odia/epin hanya bekerja sementara
dan tidak mengobati penyakit yang mendasari agitasi . 3elain itu, obat%obat ini
memiliki dampak sedasi yang tinggi dan memiliki potensi depresi pernapasan
atau hipotensi bila digunakan se!ara parenteral pada pasien dengan gangguan
pernapasan dan diberikan dengan kombinasi obat%obat yang memiliki efek
depresi 33P.
-
8/19/2019 Akut Agitasi
7/12
Pedoman husus untuk Penatalaksanaan Agitasi
• #ekomendasi 6mum
. Penggunaan obat%obatan yang digunakan sebagai pengendalian (membatasi
gerakan). $okter harus menentukan diagnosa penyebab dari agitasi dan
menentukan obat sesuai penyebab agitasi.. Pendekatan nonfarmakologis seperti intervensi verbal dan mengurangi stimulasi
lingkungan ( ruangan yang tenang, pen!ahayaan yang rendah) harus dilakukan
sebelum memulai terapi farmakologi.
. @bat harus digunakan untuk menenangkan pasien, tidak untuk membuat pasien
tidur.
D. Pasien harus dilibatkan dalam proses pemilihan obat (misalnya oral atau
intramuskular).
D. $isarankan penggunaan obat oral jika pasien kooperatif
• Agitasi arena ntoksikasi
9. @bat
6ntuk intoksikasi terkait obat%obatan digunakan ben/odia/epin sebagai
pengobatan lini pertama. Pengobatan lini kedua pada pasien ini menggunakan
antipsikotik atipikal.
-. Alkohol
@bat untuk mengobati agitasi terkait dengan intoksikasi alkohol harus digunakan
sesuia indikasi. Penggunaan ben/odia/epin harus dihindari karena potensi untuk
depresi pernapasan. Pengguaan antipsikotik dipilih untuk kasus ini. &aloperidol
memiliki keamanan dan memiliki efektifitas yang baik sertia dan memiliki efek
samping minimal terhadap pernapasan. Antipsikotik generasi kedua, seperti
olan/apine dan risperidone belum diteliti dengan baik untuk intoksikasi alkohol.
• Agitasi pada angguan Psikiatri
9. Pada agitasi dengan gangguan psikiatri (misalnya, ski/ofrenia,gangguan
ski/oafektif, gangguan bipolar) digunakan antipsikotik daripada ben/odia/epin
untuk mengobati gengguan psikiatri yang mendasari.
-. Antipsikotik generasi kedua lebih dipilih untuk mengaasi agitasi akut daripada
haloperidol. #isperidone oral memiliki keamanan dan memiliki efektifitas untuk
mengatasi agitasi akut. Pada pasien yang tidak kooperatif untuk menerima obat
oral, dipilih /iprasidone intramuskular atau olan/apine intramuskular untuk
mengatasi agitasi akut.
-
8/19/2019 Akut Agitasi
8/12
4. "ika dosis a*al antipsikotik tidak !ukup untuk mengontrol agitasi, penambahan
ben/odia/epin seperti lora/epam lebih dipilih untuk dosis tambahan dari
antipsikotik yang sama atau antipsikotik kedua.
• Agitasi Terkait dengan $elirium9. $elirium adalah sindrom klinis yang berbeda yang sering dikaitkan dengan
psikosis dan agitasi. $elirium merupakan gangguan medis yang mempengaruhi
perubahan fungsi otak se!ara !epat. &al ini dapat terjadi akibat dari penghentian
suatu /at se!ara tiba%tiba (alkohol atau obat%obatan ) atau konsumsi a*al dari obat
atau obat, seperti antikolinergik pada pasien lanjut usia.
-. Pada delirium terjadi penurunan tingkat kesadaran dan gangguan dalam perhatian
dan kognisi (memori) dalam onset akut (jam sampai hari) . Pada delirium terjadi
halusinasi visual atau gangguan persepsi visual
4. "ika penghentian alkohol atau ben/odia/epine adalah penyebab delirium , maka
ben/odia/epin merupakan obat pilihan.0lonidin juga dapat membantu dalam
mengurangi dampak penghentian alkohol atau ben/odia/epin, sehingga dapat
mengurangi delirium dan agitation.
5. "ika penghentian /at lain diduga sebagai penyebab delirium, maka dipilih /at lain
yang memiliki sifat farmakologis serupa dengan /at sebelumnya ( nikotin pada
penghentian nikotin).
8. "ika konsumsi /at baru merupakan penyebab delirium, maka gejala delirium akan
mengilang dengan sendirinya. 2amun, memerlukan terapi farmakologis untuk
mengaasi agitasi.
>. 'ila kelainan medis yang mendasari (hipoglikemia ,ketidakseimbangan elektrolit ,
hipoksia ) maka dilakukan pengobatan pada penyakit yang mendasari untuk
mengatasi delirium dan agitasi
7. Penggunaan terapi farmakologis se!ara langsung diperlukan pada pasien agitasi
dengan delirium bukan karena alkohol , penghentian ben/odia/epine atau
kekurangan tidur. $ipilih penggunaan antipsikotik generasi kedua. &aloperidol
juga dapa digunakan dengan dosis rendah. 'en/odia/epin harus dihindari karena
dapat memperburuk delirium.
• Agitasi dengan Penyebab yang Tidak $iketahui atau +ebih dari 3atu Penyebab
Pada pasien tidak menampilkan gejala psikosis (halusinasi, delusi berpikir, paranoid),
direkomendasikan ben/odia/epin sebagai pengobatan lini pertama. Antipsikotik
dianjurkan pada pasien yang yang menampilkan gejala psikotik.
-
8/19/2019 Akut Agitasi
9/12
-
8/19/2019 Akut Agitasi
10/12
-
8/19/2019 Akut Agitasi
11/12
Should initial treatment fail to produce an
adequate response after 2-4 hours (see table
opposite side for dosing frequency), options
include:
Give another dose of same medication if partially
eective, or a dierent medication if rstmedication ineective
Give a dose of lorazepam if rst medication was
an antipsychotic Give a combination of the same antipsychotic and
lorazepam (except olanzapine)
E.
-
8/19/2019 Akut Agitasi
12/12
F $ukungan dan orientasi tilikan
F Pendekatan individual berdasarkan kondisi klinik, men!etak kemampuan dan
preferen!e Peran serta keluarga
F engikutsertakan keluarga dalam ren!ana terapi, men!apai tujuan dan pelayanan
F enyediakan bimbingan, dukungan, petunjuk dan pelatihan untuk membina
keluarga memenuhi peran mereka sebagai !aregivers F $ukungan kelompok untuk keluarga seharusnya dianjurkan
Terapi kelompok
F psikoterapi dan dukungan kelompok membantu kelangsungan penyelesaian masalah,
ren!ana tujuan, interaksi sosial dan efek samping pengobatan
?. Prognosis