acara 2, keb air.docx

37
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE Oleh: Atika Faiqoh A1H012030

Upload: atikafaiqoh

Post on 15-Sep-2015

335 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE

Oleh:Atika FaiqohA1H012030

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2014

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNIK IRIGASI DAN DRAINASEPENENTUAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN(CROP WATER REQUIREMENT)

Oleh:Atika FaiqohA1H012030

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2014I. PENDAHULUANA. Latar BelakangKebutuhan air yang terpenuhi dengan baik akan sangat membantu tanaman dalam tumbuh dan perkembangannya. Kebutuhan air tanaman yang tercukupi dengan baik bahkan dapat menghindarkan tanaman dari berbagai jenis penyakit. Iklim/cuaca menentukan tingkat kebutuhan air suatu tanaman. Tanaman yang dapat beradaptasi akan mengurangi tingkat penguapan berlebih ketika musim kemarau dengan menggugurkan daunnya. Sedangkan tanaman yang tidak dapat beradaptasi akan mati kekeringan. Kebutuhan air tanaman yaitu jumlah air yang diperlukan untuk memenuhi kehilangan air melalui evapotransplasi tanaman, tumbuh di yang bebas penyakit, tumbuh di areal pertanian pada kondisi cukup air dari kesuburan tanah dengan potensi pertumbuhan yang baik dan tingkat lingkungan pertrumbuhan yang baik. Cara menghitung kebutuhan tanaman dapat dilakukan dengan cara langsung maupun dengan menggunakan persamaan empiris. Ada juga program software yang membantu untuk bisa menghitung evapotranspirasi, program tersebut yaitu cropwat fidor windows. Perhitungan ini digunakan untuk kebutuhan air tanaman dan penjadwalan irigasi. Program ini menggunakan metode Penman-Monnteith.Dengan menggunakan program ini dapat memudahkan untuk mengetahui kebutuhan air tanaman dan penjadwalan irigasi sehingga membuat hasilnya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh petani, produk hasil pertanian pun menjadi lebih maksimal.Praktikum teknik irigasi dan drainase tentang kebutuhan air tanaman, memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang software Cropwat. Namun dalam praktikum ini lebih banyak diperkenalkan tentang cara perhitungan evapotranspirasi dengan metode Penman. Pengenalan metode tersebut melatih mahasiswa untuk membandingkan nilai ET0 perhitungan manual dengan data yang sudah ada pada software Cropwat.

B. Tujuan 1. Menentukan besarnya kebutuhan air tanaman refrensi (crop water requirement) dengan beberapa metode.2. Mampu mengoperasikan software cropwat untuk menghitung kebutuhan air tanaman dan penjadwalan pemberian air irigasi.3. Membandingkan metode-metode penghitungan evapotranspirasi tanaman refrensi.

II. TINJAUAN PUSTAKACrop Wat for Windows adalah program yang menggunakan metode FAO Penman-Monteith (1992) untuk menghitung evapotranspirasi tanaman refrensi. Perhitungan ini digunakan dalam menghitung kebutuhan air tanaman dan penjadwalan air irigasi. Metode ini menggantikan metode FAO Paper No. 24 tahun 1997. Metode yang dipublikasikan dalam FAO Paper No. 24 ini tidak lagi direkomendasikan untuk digunakan karena terjadi kelebihan perhitungan evapotranspirasi. Program ini sama-sama menggunakan metode Penman-Monteith seperti pada software Cropwat versi sebelumnya yaitu versi 5.7 dan 7.0, serta menggunakan data yang sama seperti yang dibuat oleh software CLIMWAT untuk data klimatologi dan curah hujan. Program ini menggunakan menu-menu yang sistematik dan dilengkapi dengan icon-icon grafis sebagai shortcut pengganti menu.Data-data input yang dapat dipersiapkan meliputi data iklim, data hujan, data tanaman, data tanah, data pola tanam dan kriteria penjadwalan untuk irigasi. Dari data-data tersebut dapat ditampilkan grafik berupa iklim dan hujan, pola tanam, kebutuhan air tanaman dan juga grafik hasil perhitungan beruupa kebutuhan air tanaman, soil moisture deficit (defisit kelembaban tanah). Selain gambar, data tersebut juga dapat disimpan dalam bentuk table atau repot (dengan format file *.txt). beberapa icon ynag langsung dapat diakses dikelompokkan dalam icon untuk input data, icon untuk menampilkan table, icon untuk menampilkan grafik dan kelompok icon option yang terdiri dari icon untuk menentukan metode perhitungan yang akan digunakan, icon unutk menentukan lokasi fie yang akan disimpan dan icon untuk menghidupkan/mematikan suara serta text editor. Dengan mencoba mengklik icon satu persatu dari kiri ke kanan dan mengikuti apa yang harus diisikan pada tiap window, maka pengguna akan terbiasa menggunkan software ini. Selain itu pada setiap awal software ini dibuka, akan terdapat window Data Status yang akan memberitahukan data apa yang seharusnya diisikan apabila kita ingin menghitung kebutuhan air tanaman dan penjadwalan irigasi. Pada record terakhir dari tabel data status akan terdapat tulisan Can calculate now? yang berarti apakah dengan data yang telah tersedia perhitungan evapotranspirasi dan penjadwalan irigasi bisa dilakukan. Beberapa bentuk tampilan yang ada pada Cropwat:Data Climate/ETo

Data Hujan

Data Crop

Kebutuhan air tanaman yaitu jumlah air yang diperlakukan untuk memenuhi kehilangan air melalui evapotranspirasi tanaman yang bebas penyakit, tumbuh di areal pertanian pada kondisi cukup air dari kesuburan tanah dengan potensi pertumbuhan yang baik dan tingkat lingkungan pertumbuhan yang baik..Faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi yaitu faktor meteorogis, jenis tumbuhan dan jenis tanah. Penentuan besarnya nilai kebutuhan air tanaman bisa dihitung berdasarkan persamaan empiris yang telah dikembangkan oleh beberapa peneliti maupun pengukuran secara langsung di lapangan. Modifikasi formula empiris tersebut banyak dilakukan oleh peneliti dengan mempertimbangkan ketersediaan data klimatologi, ketelitian hasil perhitungan, tujuan pemanfaatan, nilai kebutuhan tanaman tersebut dan lain-lain. Pendugaan evapotranspirasi didapat dengan persamaan empiris yaitu metode Blaney Criddle, Metode radiasi, dan Metode Penman, yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.a) Metode Blaney-CriddlePersamaan asli Blaney-Criddle (1950) memasukkan perhitungan faktor kebutuhan air konsumtif (f) dari temperatur rata-rata (T), and persentase (p) dari total jam penyinaran cerah tahunan dalam periode yang diinginkan (f = p . T/100). Kemudian sebuah konstanta yang diperoleh secara empiris untuk kebutuhan konsumtif tanaman tertentu (K) juga diterapkan dalam perhitungan untuk memperoleh kebutuhan air konsumtif (CU), sehingga diperoleh rumus CU = K . f = K (p.T/100) dimana T dalam oF. CU didefinisikan sebagai jumlah air yang secara potensial dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan evapotranspirasi. Namun karena pengaruh iklim terhadap kebutuhan air tidak cukup hanya dengan mempertimbangkan temperatur dan panjang hari, maka digunakan perhitungan yang masih menggunakan faktor T dan f, metode ini digunakan untuk menghitung Evapotranspirasi refrensi tanaman (ETo).ETo = c [p. (0.46 T + 8)], mm/ haridimana : ETo= Evapotranspirasi refrensi tanaman dalam mm/hari untuk bulan yang diperhitungkan.T=Temperatur harian rata-rata dalam oC dalam bulan yang diperhitungkan.p= Persentase rata-rata harian dari total jam siang yang diperoleh dari tabel 1 untuk tiap bulan dan lintang yang diketahui.c= Adjustment faktor yang tergantung dari kelembaban relatif (RH) minimum, jam hari cerah dan angin sepanjang siang.Setelah menghitung ETo, maka dapat ditentukan ET crop dengan mengalikan ETo dan koefisien tanaman (kc), atau dirumuskan :ETcrop= Kc. ETob) Metode Penman-MonteithUntuk daerah dimana tersedia data-data temperature, kelembaban, angin dan durasi hari cerah, atau radiasi, maka adaptasi dari metode Penmann sangat disarankan. Metode Penman pertama kali diintroduksi pada tahun 1948. Namun dalam perkembangannya, metode ini disempurnakan oleh Monteith. Metode Penman-Monteith yang diadaptasi oleh FAO dipertahankan sebagai standar untuk menghitung ETo dari data meteorologi.ETo = , mm/hariDimana :ETo= Evapotranspirasi refrensi tanaman dalam mm/hari untuk periodeyang diperhitungkan.Rn= Radiasi matahari Net pada permukaan tanaman (MJ/m.hari)G= Kerapatan flux panas pada tanah (MJ/m.hari)T= Temperatur udara pada ketinggian 2 m (oC)u2= Kecepatan angin pada ketinggian 2 m dari permukaan (m/detik)es= Tekanan uap jenuh (kPa)ea= Tekanan uap aktual (kPa)es-ea= Defisit tekanan uap jenuh (kPa)= Kemiringan kurva tekanan uap (kPa/oC)= Konstanta psikrometrik (kPa/oC)

III. METODOLOGIA. Alat dan Bahan1. Komputer2. Software Crop Wat3. Alat tulis4. Kertas A45. KalkulatorB. Prosedur Kerja1. Menyalakan laptop/netbook/komputer dan menginstall software Cropwat 2. Melakukan perhitungan yang tersedia pada aplikasi Cropwat3. Menghitung evapotranspirasi dengan metode empiris4. Membandingkan hasil perhitungan

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. HasilBulan DesemberTmin = 16,6 0CTmaks = 30,3 0CTmean = = 23,45 0C = = = 0,1 x 10-4 = 0,174 xX = 0,17396 kPa / 0CZ = 281 m = = = -0,19 = 6,5 100x100x = 6,519X = 0,06519 kPa / 0CU2 = 69 km / day = 69 x = 0,7986 m/s x U2 = x 0,7986 + (1 + 0,34 U2) = 0,17396 + 0,06519 (1 + 0,34 . 0,7986)= 0,17396 + 0,08289= 0,25685 Tmin = 16,6 0C = e0T = = = 0,0472 = 1,936 x X = 1,8888 kPaTmaks = 30,3 0C = e0T = = = 0,05 = 4,368 x X = 4,318 kPaes = = = 3,1034 kPaRH = 51%ea = es . = 3,1034 . = 1,582734es ea = 3,1034 1,582734 = 1,520666 kPaRadiasi Latitude = 15,80 0N

Bulan Desember, n = 8,4 hours = = -0,1 = 27,9 RaRa = 28 Mj / m2 dayN = interrpolasiLatitude = 15,80 0C = = -0,01 = 11,1 NN = 11,11 hours = = 0,756RS = (0,25 + 0,50 n/N) Ra= (0,25 + 0,50 (0,756)) (0,28)= 0,628 . 28= 17,584 Mj / m2 dayRSO = (0,75 + 2 ) Ra= 0,75562 . 28= 21,15736 Mj / m2 day = = 0,8311RnS = 0,77 RS= 0,77 . 17,584= 13,53968 Mj / m2 dayTmaks = 30,3 0C = Tmak K4 = = = 0,112 = 41,69 x X = 41,578 Mj / m2 dayTmin = 16,6 0C = Tmin K4 = = = 0,184 = 34,75 x X = 34,566 Mj / m2 day

RnL = () (0,34 0,14 ) (1,35 . RS/RSO 0,35) = () (0,34 0,14 ) (1,35 . 0,8311 0,35)= 38,072 . 0,164 . 0,772= 4,82 Mj / m2 dayRn = RnS RnL= 13,53968 4,82= 8,71968 Mj/m2 dayMencari GTmonth (Desember) = 23,45 0CTmonth (November) = 25,1 0CGmonth = 0,14 (Tmonth Tmonth-1)= 0,14 (23,45 25,1)= -0,231Rn G = 8,71968 (-0,231)= 8,95ET0 = = = = 3,407 mm/day B. PembahasanEvapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air (vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal). Evaporai terjadi pada berbagai jenis permukaan seperti danau, sungai lahan pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang basah. Transpirasi adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal). Pada transpirasi, vaporisasi terjadi terutama di ruang antar sel daun dan selanjutnya melalui stomata uap air akan lepas ke atmosfer. Hamper semua air yang diambil tanaman dari media tanam (tanah) akan ditranspirasikan, dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan tanaman. Metode-metode perhitungan yang digunakan untuk menghitung evapotranspirasi: 1. Metode Blaney-CriddleMetode Blaney-Criddle adalah metode teoritis yang digunakan apabila data dari metode pengukuran langsung tidak didapatkan, perhitungannya menggunakan periode selama sebulan.Penggunaanya sederhana, karena hanya menggunakan data temperature udara.Namun metode ini tidak cukup akurat (dengan kesalahan 15 %) disebabkan hanya memberikan gambaran secara umum.Rumus empirisnya sebagai berikut:Eto = c [ p (0,46t + 8,13)} mm/hariETo: evapotranspirasi tanaman referensic: faktor koreksip: presentase lama penyinaran harian rata2T: suhu rata2 harian(oT)Dalam praktek perhitungannya menggunakan tabel-tabel, gambar dan grafik.2. Metode Penman-MonteithPertemuan para ahli dan peneliti di FAO Mei 1990 meninjau kembali metode ini untuk menentukan kebutuhan air tanaman. Para ahli merekomendasikan menggunakan metode Panman-Monteith untuk mencari referensi evapotranspirasi (ETo). Metode ini merupakan perkembangan dari metode Penman, berikut persamaanya;

ETo: evapotranspirasi tanaman referensiG: tanah panas kerapatan fluks (MJ/m2hari)Rn: radiasi bersih pada permukaan tanaman (MJ/m2hari)U2: kecepatan angin pada ketinggian 2 meter (m/s)\y: pshycrometric konstan (KPa/C)T: suhu pada tinggi 2 m (oC)es-ea: uap tekanan deficit (KPa)delta: kemiringan kurva tekanan uap (KPa/oC)Dengan menggunakan metode ini, dapat juga untuk menghitung koefisien tanaman (Kc) dengan cara membandingkan evapotranspirasi tanaman (Etc) dan ETo (Metode Panman-Monteith) yang dihitung, atau dengan rumus :Kc = ET c / ETo3. Metode RadiasiMetode ini disarankan untuk daerah dimana iklim yang suhu udara dan sinar mataharinya dalam keadaan mendung atau radiasi. Kecepatan angin dan kelembaban udara tidak diukurETo = c (W.Rs) mm/hariETo: referensi evapotranspirasi (mm/hari)C: faktor koreksi berdasarkan kelembaban udaraW: faktor pemberat (ketinggian tempat dan suhu rata2)Rs: radiasiNilai Rs dipengaruhi oleh lamanya penyinaran dan jumlah radiasi yang diterima oleh permukaan bumi.4. Metode Panci EvaporasiMetode ini dilakukan dengan cara pengukuran langsung menggunakan alat (panci). Metode ini cukup akurat (kesalahan 10 % saat musim panas) karena data-data yang diperoleh menggunakan pengukuran langsung tanpa perkiraan.Data-data yang diperoleh dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, kecepatan angin dan sinar matahari.Panci yang digunakan ada beberapa tipe yang dapat digunakan, tipe A (berbentuk bulat/silinder tutup terbuka) dengan Kp (koefisien panci 0,70) dan tipe Colorado Sunken (berbentuk persegi) dengan Kp 0,80.Prinsip metode ini adalah panci yang sudah terisi air diletakan di lapangan terbuka, setelah 24 jam ketinggian air diukur, kemudian selisih antara ketinggian air awal dengan ketinggian setelah 24 jam yang disebut Epanci, dimasukan kedalam rumus:Eto = Kp. Epanci mm/hariETo: evapotranspirasi tanaman referensiKp: koefisien PanciEpanci: Evaporasi panci mm/hariFaktor yang mempengaruhi evapotranspirasi adalah: a. Radiasi surya (Rd): Komponen sumber energi dalam memanaskan badan-badan air, tanah dan tanaman. Radiasi potensial sangat ditentukan oleh posisi geografis lokasi. b. Kecepatan angin (v): Angin merupakan faktor yang menyebabkan terdistribusinya air yang telah diuapkan ke atmosfir, sehingga proses penguapan dapat berlangsung terus sebelum terjadinya keejenuhan kandungan uap di udara, c. Kelembaban relatif (RH): Parameter iklim ini memegang peranan karena udara memiliki kemampuan untuk menyerap air sesuai kondisinya termasuk temperatur udara dan tekanan udara atmosfit.d. Temperatur: Suhu merupakan komponen tak terpisah dari RH dan Radiasi. Suhu ini dapat berupa suhu badan air, tanah, dan tanaman ataupun juga suhu atmosfir.Pengukuran evapotranspirasi/evapotranspirasi potensial adalah dengan mempergunakan alat yang disebut evapotranspirometer atau disebut juga Lysimeter. Alat ini berupa sebuah bejana yang cukup besar diisi tanah dan ditanami. Lysimeter adalah alat untuk mengukur evapotranspirasi sebidang tanah bervegetasi secara langsung. Lysimeter adalah berupa wadah besar di dalam tanah dengan ada tanaman yang tumbuh di atasnya yang mana dapat dihitung air yang masuk dan keluar dari dalamnya. Lysimeter dikuburkan di dalam tanah. Pengukuran evapotranspirasi potensial meliputi penguapan yang berasal daritanaman dan tanah. Bila tanah tersebut terjaga lembabnya (atau hampir mendekati kapasitas lapang sehingga airnya tak terbatas) oleh penambahan air dan tertutup penuh oleh vegetasi (idealnya petakan rumput). Dikarenakan vegetasi dan tanah terkurung dalam lysimeter, maka pengukuran evapotranspirasi dapat dilakukan dengan air yang masuk dari : curah hujan (rainfall) dan air yang ditambahkan (water added). Sedangkan air yang keluar dari air perkolasi dari air yang telah diterima.Lysimetri merupakan suatu metode yang memberikan informasi yang lengkap seluruh komponen neraca air. Lysimeter bukan hanya dapat digunakan untuk mengukur evapotranspirasi tetapi juga untuk mengecek rumus empiris dari hasil komputasi ET (Evapotranspirasi).

Ada beberapa jenis lysimeter di antaranya:1. Lysimeter drainase2. Lysimeter thornwaite3. Lysimeter timbanganEnergi yang diserap oleh permukaan adalah keseimbangan antara radiasi yang masuk dan keluar. Radiasi Bersih (rnet) adalah keseimbangan antara input dan output dari gelombang pendek dan radiasi gelombang panjang, diukur sebagai watt per meter persegi.Water Balance dan Energy BalanceAir terestrial dan contoh Energi Balance, memiliki Albedo rendah dari hutan gugur, dan padang rumput dengan jumlah besar berdiri daun-daun kering memiliki Albedo relatif tinggi. Albedo kanopi kompleks kurang daripada daun individu, karena banyak cahaya yang dipantulkan oleh satu daun diserap oleh daun dan batang lainnya. Untuk alasan ini, kanopi tidak merata dalam hutan konifer memiliki albedo yang rendah. Perubahan ekosistem Albedo menjelaskan sebagian mengapa tinggi-daerah lintang diproyeksikan untuk menghangatkan lebih cepat daripada menghangatkan latitudes.As iklim rendah, salju dan es laut akan mencair lebih awal di musim semi, mengganti permukaan yang tertutup salju reflektif dengan permukaan penyerapan gelap. Proses ini, bersama-sama dengan perubahan suhu yang dihasilkan, disebut sebagai salju (atau es) Albedo umpan balik. Seiring skala waktu yang lebih lama, gerakan utara dari pohon ke tundra menyebabkan pengurangan tambahan dalam Albedo daerah di musim dingin karena masker hutan gelap kanopi surface. Denga salju yang menutupi mendasari sudut matahari yang rendah khas lintang tinggi, efek ini signifikan bahkan dengan kanopi jarang . Sebagai pepohonan bergerak ke utara, permukaan tanah menyerap lebih banyak energi, yang kemudian ditransfer ke atmosfer, menyebabkan umpan balik positif untuk daerah pemanasanManusia saat ini menggunakan setengah dari tersedia air tawar bumi, yaitu sekitar setengah dari limpasan rata-rata tahunan di daerah diakses orang. Penggunaan air diproyeksikan akan meningkat menjadi 70% pada tahun 2050. Lahan perubahan pemanfaatan telah mengubah air darat dan anggaran energi cukup untuk mengubah iklim regional dan global. Akhirnya, aktivitas manusia mengubah kapasitas atmosfer untuk menahan air vapor. Gas rumah kaca terhadap radiasi matahari, tetapi menyerap radiasi gelombang panjang dari bumi dan dengan demikian memberikan selimut termal insulative. Iklim pemanasan yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca lainnya akan meningkatkan jumlah uap air di atmosfer dan oleh karena itu efisiensi dengan mana suasana perangkap radiasi gelombang panjang. Pemanasan mempercepat siklus hidrologi, meningkatkan penguapan dan curah hujan pada skala global. Pemanasan juga menyebabkan permukaan laut naik, terutama disebabkan oleh ekspansi termal dari laut dan sekunder untuk pencairan.Mudahnya saja kita mengumpamakan sepertidalam kehidupan sehari-hari dapat digambarkan padaproses penguapan air. Bila air dipanaskan dalam wadah tertutup rapat, airnya lama kelamaan akan habis berubah menjadi uap air. Tetapi belum sempat habis, uap air yang naik ke atas mengalami kejenuhan sehingga akan jatuh kembali menjadi embun. Apabila dibiarkan terus-menerus, kecepatan menguapnya air akan sama dengan kecepatan mengembunnya uap air menjadi air. Seperti terjadi di atmosfer, apabila uap air banyak terkandung di atmosfer maka akan meningkatkan penguapan dan curah hujan pada skala global. Pemanasan juga menyebabkan permukaan laut naik, terutama disebabkan oleh ekspansi termal dari laut dan sekunder untuk pencairan. Sehingga akan banyak terjadi banjir.Pada praktikum kali ini didapatkan data untuk perhitungan evapotranspirasi yaitu pada bulan Desember sesuai dengan data yang diambil dari Cropwat yaitu Tmin = 16,6 0C; Tmaks = 30,3 0C. Dari data tersebut kemudian mencari nilai Tmean sebesar 23,45 0C dan data yang dicari selanjutnya yaitu = 0,17396 kPa/0C; Z = 281 m; = 0,06519 kPa/0C melalui interpolasi; U2 = 0,7986 m/s; es = 3,1034 kPa; ea = 1,582734 kPa; Ra = 28 Mj/m2day didapat dari interpolasi dengan nilai latitude = 15,80 0N; N = 11,11 hours; RS = 17,584 Mj/m2day; RSO = 21,15736 Mj/m2day; RnS = 13,53968 Mj/m2day; Tmaks K4 = 41,578 Mj/m2day; Tmin K4 = 34,566 Mj/m2day; RnL = 4,82 Mj/m2day; Rn = 8,71968 Mj/m2day; G = -0,231 Mj/m2day. Setelah semua di dapat dari perhitungan, kemudian menghitung nilai evapotranspirasi dengan metode Penman yaitu:ET0 = Akhirnya didapatkan hasil ET0 = 3,407 mm/day. Nilai yang didapat dari perhitungan manual ini mendapatkan hasil yang sama dengan data yang ada di Cropwat. Cara perhitungan manual dilakukan dengan mengambil angka yang ada di kalkulator. Selain itu juga ada angka pembulatan untuk beberapa angka di belakang koma. Ini membuktikan bahwa perhitungan dengan metode Penman memang benar.Kendala-kendala yang dihadapi saat perhitungan evapotranspirasi dengan perhitungan manual menggunakan metode Penman yaitukurang teliti dalam mengambil data yang aa di tabel. Selain itu pengambilan angka di kalkulator juga agak membingungkan agar mendapatkan hasil setidaknya mendekati nilai yang ada di Cropwat. Proses mencari dengan menggunakan rumus yang lumayan banyak juga sedikit membuat lelah apalagi jika nilai tidak terdapat pada tabel sehingga harus menginterpolasi yang semakin menambah banyak perhitungan.

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan1. Metode yang dapat digunakan untuk menghitung evaporasi antara lain ada metode Blaney-Criddle, metode Penman-Monteith, metode Radiasi dan metode Panci Evaporasi.2. Langkah dalam pengoperasian software Cropwat untuk menghitung kebutuhan air tanaman yaitu dengan mengklik pada icon Climate dan Crop disebelah kiri dan setelah muncul maka mengklik open, pilih data lalu OK, maka akan muncul data yang diinginkan.3. Dari hasil perhitungan melalui perhitungan manual metode Penman didapat nilai ET0 = 3,407 mm/day. Hasil tersebut sama dengan nilai ET0 yang ada di Cropwat.

B. Saran Sebaiknya pengenalan untuk software Cropwat lebih diperbanyak lagi karena sedikit sekali pengenalan tentang software Cropwat. Selain itu, perlu adanya kunjungan ke tempat-tempat sebagai pusat perhitungan seperti badan klimatologi.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2014. Modul Praktikum Teknik Irigasi dan Drainase. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Clarke, Derek. 1998. Cropwat For Windows : User Guide. FAO, IIDS & Khaled El Askari Publication.Djoko Sasongko. 1985. Teknik Sumber Daya Air, Jilid 1 dan 2. Erlangga, Jakarta.Fauzi & Suripno S. 2010. Maintenance Peralatan Klimatologi Konvensional. disampaikan dalam Koordinasi Implementasi dan Kalibrasi Peralatan MKKUG (17-21 Mei 2010), Jakarta.Hensen, Vaughn. E. et al. 1986. Dasar- Dasar Dan Praktek Irigasi. Erlangga, Jakarta.Kartasapoetra Ir. A. G., et al. 1991. Teknologi Konservasi Tanah Dan Air. Bumi Aksara, Jakarta.Rosadella, Delly. 2012. Air dan Keseimbangan Energi. http://ekologiekosistem.blogspot.com/ . Diakses pada tanggal 22 Maret 2014, pukul 17.00 WIB.