abses

15
bses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal Abses hati dahulu lebih banyak terjadi melalui infeksi porta, terutama pada anak muda, sekunder pada peradangan appendicitis, tetapi sekarang abses piogenik sering terjadi sekunder terhadap obstruksi dan infeksi saluran empedu. GAMBARAN KLINIK Dicurigai adanya AHP apabila ditemukan sindrom klinis klisik berupa nyeri spontan perut kanan atas, yang di tandai dengan jalan membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan di atasnya. Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling utama, keluhan lain yaitu nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, dan disertai dengan keadaan syok. Apabila AHP letaknya dekat digfragma, maka akan terjadi iritasi diagfragma sehingga terjadi nyeri pada bahu sebelah kanan, batuk ataupun terjadi atelektesis, rasa mual dan muntah, berkurangnya nafsu makan, terjadi penurunan berat badan yang unintentional. DIAGNOSIS Penegakan diagnosis dapat ditegakan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, serta pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik Ditemukan nyeri perut kanan atas dan Hepatomegali sebesar tiga jari sampai enam jari arcus-costarum disertai nyeri tekan. Pemeriksaan biakan

Upload: sugasetya

Post on 08-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

abses Hati Adalah Bentuk Infeksi Pada Hati Yang Disebabkan Karena Infeksi Bakteri

TRANSCRIPT

Page 1: Abses

bses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal

Abses hati dahulu lebih banyak terjadi melalui infeksi porta, terutama pada anak muda, sekunder pada peradangan appendicitis, tetapi sekarang abses piogenik sering terjadi sekunder terhadap obstruksi dan infeksi saluran empedu.

GAMBARAN KLINIK

Dicurigai adanya AHP apabila ditemukan sindrom klinis klisik berupa nyeri spontan perut kanan atas, yang di tandai dengan jalan membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan di atasnya. Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling utama, keluhan lain yaitu nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, dan disertai dengan keadaan syok. Apabila AHP letaknya dekat digfragma, maka akan terjadi iritasi diagfragma sehingga terjadi nyeri pada bahu sebelah kanan, batuk ataupun terjadi atelektesis, rasa mual dan muntah, berkurangnya nafsu makan, terjadi penurunan berat badan yang unintentional.

DIAGNOSIS

Penegakan diagnosis dapat ditegakan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, serta pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan fisik

Ditemukan nyeri perut kanan atas dan Hepatomegali sebesar tiga jari sampai enam jari arcus-costarum disertai nyeri tekan.

Pemeriksaan biakan

Kuman yang sering ditemukan adalah kuman gram negatif seperti proteus vulgaris, aerobacter aerogenespseudomonas aeruginosa, sedangkan kuman anaerob micro anaerophilic streptococci, bacteroides,fusobacterium.

Pemeriksaan penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium di dapatkan leukositosis yang tinggi dengan pergeseran ke kiri, anemia, peningkatan laju endap darah, peningkatan alkalin   fosfatase, peningkatan enzim transaminase dan serum bilirubin, berkurangnya kadar albumin serum dan waktu protrombin yang memanjang menunjukan bahwa terdapat kegagalan fungsi hati yang disebabkan AHP.

Pada foto polos abdomen kadang-kadang didapatkan kelainan yang tidak spesifik seperti peninggian diafragma kanan, efusi pleura, atelektasis basal paru, empiema.

PENGOBATAN

Page 2: Abses

Pencegahan merupakan cara yang efektif untuk mengurangi mortalitas abses piogenik, seperti pemberian antibiotik pada sepsis intra-abdominal, dekompresi pada obstruksi bilier. Antibiotik yang digunakan adalah penisilin atau sefalosporin untuk coccus gram positif dan untuk kuman gram negatif yang sensitif.

Penatalaksanaan secara konvensional adalah dengan drainase terbuka secara operasi dan antibiotik spektrum luas oleh karena bakteri penyebab abses terdapat didalam cairan abses yang sulit dijangkau dengan antibiotik tunggal tanpa aspirasi cairan abses. Penatalaksanaan saat ini, adalah dengan menggunakan drainase perkunancus abses intra abdominal dengan tuntunan abdomen ultrasound atau tomografi komputer, komplikasi yang bisa terjadi adalah perdarahan, perforasi organ intra abdominal, infeksi, ataupun terjadi kesalahan dalam penempatan kateter untuk drainase.

KOMPLIKASI

Komplikasi dengan faktor mortalitas tinggi dapat terjadi pada keadaan sepsis abses subfrenik atau subhepatik, ruptur abses ke rongga peritoneum, ke pleura, atau ke paru, disamping komplikasi kegagalan hati, hemobilia, perdarahan ke dalam abses hati.

PROGNOSIS

Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan diagnosis dan pengobatan, jika hasil kultur darah yang memperlihatkan penyebab becterial organisme multiple, tidak dilakukan drainase terhadap abses, adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleural atau adanya penyakit lain.

ANESTESI UMUM

Posted Kamis, 16 Desember 2010 by Ike Mega Irawati

PENDAHULUAN

Page 3: Abses

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit dengan penggunaan obat dalam prosedur pembedahan telah dilakukan sejak jaman kuno, termasuk dengan pemberian ethanol dan opium (opiate) secara oral. Pembuktian ilmiah pertama dari penggunaan obat anestesi untuk pembedahan dilakukan oleh William Morton di Boston pada tahun 1846 dengan menggunakan diethyl eter. Sedangkan istilah anestesi dikemukakan pertama kali oleh O.W. Holmes yang artinya tidak ada rasa sakit. Anestesi yang dilakukan dahulu oleh orang Mesir menggunakan narkotik, orang Cina menggunakan cannabis Indica, dan pemukulan kepala dengan tongkat kayu untuk menghilangkan kesadaran. Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu : (1) anestesi umum dan (2) anestesi lokal. Berikut ini akan dijelaskan mengenai anestesi umum dan anestesi lokal.

DefinisiAnestesi umum adalah hilang rasa sakit disertai hilangnya kesadaran. Anestesi digunakan pada pembedahan dengan maksud mencapai keadaan pingsan , merintangi rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi refleks terhadap manipulasi pembedahan serta menimbulkan pelemasan otot (relaksasi). Anestesi umum yang kini tersedia tidak dapat memenuhi tujuan ini secara keseluruhan, maka pada anestesi untuk pembedahan umumnya digunakan kombinasi hipnotika, analgetika, dan relaksansia otot.

Cara Pemberian Anestesi UmumAnestesi umum dapat diberikan secara inhalasi atau injeksi intravena.1. Anestesi inhalasi: halotan, enfluran, isofluran, sevofluran, desflurane, dan methoxyflurane merupakan cairan yang mudah menguap. Obat-obat ini diberikan sebagai uap melalui saluran napas. Cara pemberian anestesi inhalasi:• Open drop method: zat anestesi diteteskan pada kapas yang diletakkan di depan hidung penderita sehingga kadar zat anestesi yang dihisap tidak diketahui dan pemakaiannya boros karena zat anestesi menguap ke udara terbuka.• Semiopen drop method: cara ini hamper sama dengan open drop, hanya untuk mengurangi terbuangnya zat anestesi maka digunakan masker.• Semiclosed method: udara yang dihisap diberikan bersamaan oksigen yang dapat ditentukan kadarnya. Keuntungan cara ini adalah dalamnya anestesi dapat diatur dengan memberikan zat anestesi dalam kadar tertentu dan hipoksia dapat dihindari dengan pemberian O2.• Closed method: hamper sama seperti semiclosed, hanya udara ekspirasi dialirkan melalui NaOH yang dapat mengikat CO2, sehingga udara yang mengandung anestesi dapat digunakan lagi. Cara ini lebih hemat, aman, dan lebih mudah, tetapi harga alatnya cukup mahal.

Page 4: Abses

Jenis-jenis anestesi inhalasi generasi pertama seperti ether, cyclopropane, dan chloroform sudah tidak digunakan lagi di negara-negara maju karena sifatnya yang mudah terbakar (misalnya ether dan cyclopropane) dan toksisitasnya terhadap organ (chloroform).2. Anestesi Intravena. Beberapa obat digunakan secara intravena ( baik sendiri atau dikombinasikan dengan obat lain) untuk menimbulkan anestesi, atau sebagai komponen anestesi berimbang (balanced anesthesia), atau untuk menenangkan pasien di unit rawat darurat yang memerlukan bantuan napas buatan untuk jangka panjang. Untuk anestesi intravena total biasanya menggunakan propofol.

Klasifikasi Obat- obat Anestesi Umuma. Anestesi InhalasiHalotan, enfluran, isofluran, sevofluran, desflurane, dan methoxyflurane merupakan cairan yang mudah menguap.

Halothane

Bau dan rasa tidak menyengat , Khasiat anestetisnya sangat kuat tetapi khasiat analgetisnya dan

daya relaksasi ototnya ringan, yang baru adekuat pada anestesi dalam

Halotan digunakan dalam dosis rendah dan dikombinasi dengan suatu relaksans oto, seperti galamin atau suksametonium.

Kelarutannya dalam darah relative rendah induksi lambat, mudah digunakan, tidak merangsang mukosa saluran napas

Bersifat menekan refleks dari paring dan laring, melebarkan bronkioli dan mengurangi sekresi ludah dan sekresi bronchi

Famakokinetik: sebagian dimetabolisasikan dalam hati bromide, klorida anorganik, dan trifluoacetik acid.

Efek samping: menekan pernapasan dan kegiatan jantung, hipotensi, jika penggunaan berulang, maka dapat menimbulkan kerusakan hati.

Dosis: tracheal 0,5-3 v%.

Enfluran

Anestesi inhalasi kuat yang digunakan pada berbagai jenis pembedahan, juga sebagai analgetikum pada persalinan.

Memiliki daya relaksasi otot dan analgetis yang baik, melemaskan otot uterus

Tidak begitu menekan SSP Resorpsinya setelah inhalasi , cepat dengan waktu induksi 2-3

menit

Page 5: Abses

Sebagian besar diekskresikan melalui paru-paru dalam keadaan utuh, dan sisanya diubah menjadi ion fluoride bebas

Efek samping: hipotensi, menekan pernapasan, aritmi, dan merangsang SSP. Pasca bedah dapat timbul hipotermi (menggigil), serta mual dan muntah, dapat meningkatkan perdarahan pada saat persalinan, SC, dan abortus.

Isofluran (Forane)

Bau tidak enak Termasuk anestesi inhalasi kuat dengan sifat analgetis dan

relaksasi otot baik Daya kerja dan penekanannya thdp SSP = enfluran Efek samping: hipotensi, aritmi, menggigil, konstriksi bronkhi,

meningkatnya jumlah leukosit. Pasca bedah dapat timbul mual, muntah, dan keadaan tegang

Sediaan : isofluran 3-3,5% dlm O2; + NO2-O2 = induksi; maintenance : 0,5%-3%

Desfluran

Dessfluran merupakan halogenasi eter yang rumus bangun dan efek klinisnya mirip isofluran. 

Desfluran sangat mudah menguap dibandingkan anestesi volatil lain, sehingga perlu menggunakan vaporizer khusus  (TEC-6).

Titik didihnya mendekati suhu ruangan (23.5C). Potensinya rendah Bersifat simpatomimetik menyebabkan takikardia dan hipertensi Efek depresi napasnya seperti isofluran dan etran Merangsang jalan napas atas, sehingga tidak digunakan untuk

induksi anestesi

Sevofluran

Merupakan halogenasi eter Induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat dibandingkan dengan

isofluran Baunya tidak menyengat dan tidak merangsang jalan napas Efek terhadap kardiovaskular cukup stabil, jarang menyebabkan

aritmia Efek terhadap sistem saraf pusat seperti isofluran dan belum ada

laporan toksik terhadap hepar Setelah pemberian dihentikan sevofluran cepat dikeluarkan oleh

badan

Page 6: Abses

b. Anestesi gas1. Potensi ringan 2. Sukar larut dalam darah3. N2O

gas tdk berwarna, tdk berbau, lbh brt dp udara, dikombinasi dg O2 potensi anestetik lemah, induksi cepat efek analgesik baik (N2O 20%) penggunaan lama : mual, muntah, lambat bangun

Yang termasuk dalam golongan ini adalh siklopropan. Siklopropan

Anestesi gas yang kuat, berbau spesifik, tidak berwarna Lebih berat daripada udara dan disimpan dalam bentuk cairan

bertekanan tinggi. Mudah terbakar dan meledak oleh karena itu, anestesi gas hanya

digunakan pada closed methode.

c. Anestesi IntravenaTermasuk golongan ini adalah: barbiturate (thiopental, methothexital); benzodiazepine (midazolam, diazepam); opioid analgesic (morphine, fentanyl, sufentanil, alfentanil, remifentanil); propofol; ketamin, suatu senyawa arylcylohexylamine yang dapat menyebabkan keadaan anestesi disosiatif dan obat-obat lain ( droperianol, etomidate, dexmedetomidine).

Barbiturat

1. Blokade sistem stimulasi di formasi retikularis2. Hambat pernapasan di medula oblongata3. Hambat kontraksi otot. jantung, tdk timbulkan sensitisasi jantung

thd ketekolamin4. Dosis anestesi : rangsang SSP; dosis > = depresi SSP5. Dosis : induksi = 2 mg/kgBB (i.v) dlm 60 dtk; maintenance = ½

dosis induksi

o Na tiopental :

Induksi : dosis tgt BB, keadaan fisik dan peny Dws : 2-4ml lar 2,5% scr intermitten tiap 30-60 dtk ad capaian

o Ketamin

sifat analgesik, anestetik, kataleptik dg kerja singkat

Page 7: Abses

analgesik kuat utk sistem somatik, lemah utk sistem viseral relaksasi otot polos lurik (-), tonus meninggi tingkatkan TD, nadi, curah jantung Ketamin sering menimbulkan takikardi, hipertensi, hipersalivasi,

nyeri kepala, pasca anestesi dapat menimbulkan mual-muntah, pandangan kabur, dan mimpi buruk.

Kalau harus diberikan sebaiknya sebelumnya diberikan sedasi mdasolam (dormikum) atau diazepam (valium) dengan dosis 0.1 mg/kg intravena dan untuk mengurangi salivasi diberikan sulfas atropin 0.001 mg/kg.

Dosis bolus untuk induksi intravena adalah 1-2 mg/kg dan untuk intramuskular 3-10 mg. 

Ketamin dikemas dalam cairan bening dengan kepekatan 1% (1ml=10mg), 5% (1ml=50 mg) dan 10 % (1ml=100 mg)

Fentanil dan droperidol

Analgesik & anestesi neuroleptik Kombinasi tetap Aman diberikan pd px yg alami hiperpireksia ok anestesi umum lain Fentanil :masa kerja pendek, mula keja cepat Droperidol : masa kerja lama & mula kerja lambat

Propofol

Propofol dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifat isotonik dengan kepekatan 1% (1 ml=10 mg).

Suntikan intravena sering menyebabkan nyeri, sehingga beberapa detik sebelumnya dapat diberikan lidokain 1-2 mg/kg intravena.

Dosis bolus untuk induksi 2-2.5 mg/kg, dosis rumatan untuk anestesi intravena total 4- 12 mg/kg/jam dan dosis sedasi untuk perawatan intensif 0.2 mg/kg. 

Pengenceran propofol hanya boleh dengan dekstrosa 5%. Pada manula dosis harus dikurangi, pada anak <3 tahun dan pada

wanita hamil tidak dianjurkan.

Diazepam

Suatu benzodiazepine dengan kemampuan menghilangkan kegelisahan, efek relaksasi otot yang bekerja secara sentral, dan bila diberikan secara intravena bekerja sebagai antikejang. Respon obat bertahan selama 12-24 jam menjadi nyata dalam 30-90 mnt stlah pemberian scra oral dan 15 mnt slah injeksi intravena.

Kontraindikasi: hipersensitif terhadap benzodiazepine, pemberian parenteral dikontraindikasikan pada pasien syok atau koma

Page 8: Abses

Cause tidur dan penurunan kesadaran disertai nistagmus, bicara lambat

Analgesik (-) Sedasi basal pada anestesia regional, endoskopi, dental

prosedure, induksi anestesia pd pasien kardiovaskuler Efek anestesia < ok mula kerja lambat, masa pemulihan lama • Utk

premedikasi (neurolepanalgesia) & atasi konvulsi ok anestesi lokal • Dimetab mjd metabolit aktif • T½ > seiring bertambahnya usia

ESO : henti napas,flebitis dan trombosis (+) (rute IV) Dosis : induksi = 0,1-0,5 mg/kgBB  

Opioid

Opioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil) untuk induksi diberikan dosis tinggi.

Opioid tidak mengganggu kardiovaskular, sehingga banyak digunakan untuk induksi pasien dengan kelainan jantung. 

Untuk anestesi opioid digunakan fentanil dosis induksi 20-50 mg/kg, dilanjutkan dengan dosis rumatan 0.3-1 mg/kg/menit.

Tahapan Anestesi

1. Stadium 1 (analgesia)

Penderita mengalami analgesi, Rasa nyeri hilang, Kesadaran berkurang

2. Stadium II (delirium/eksitasi)

Penderita tampak gelisah dan kehilangan kesadaran Penderita mengalami gerakan yang tidak menurut kehendak

(tertawa, berteriak, menangis, menyanyi) Volume dan kecepatan pernapasan tidak teratur Dapat terjadi mual dan muntah Inkontinensia urin dan defekasi sering terjadi Midriasis, hipertensi

3. Stadium III (anestesia,pembedahan/operasi)

Pernapasan menjadi dangkal, cepat, dan teratur, seperti pada keadaan tidur (pernapasan perut)

Gerakan mata dan refleks mata hilang / gerakan bola mata tidak menurut kehendak

Page 9: Abses

Otot menjadi lemas, misal; kepala dapat digerakkan ke kanan dan ke kiri dengan bebas; lengan diangkat lalu dilepaskan akan jatuh bebas tanpa ditahan

4. Stadium IV (paralisis medula oblongata)

Kegiatan jantung dan pernapasan spontan terhenti. Terjadi depresi berat pusat pernapasan di medulla oblongata dan

pusat vasomotor. Tanpa bantuan respirator dan sirkulasi, penderita akan cepat meninggal. Maka taraf ini sedapat mungkin dihindarkan.

Mekanisme Kerjaa. Anestesi inhalasiAnestesi inhalasi bekerja secara spontan menekan dan membangkitkan aktivitas neuron berbagai area di dalam otak. Sebagai anestesi inhalasi digunakan gas dan cairan terbang yang masing-masing sangat berbeda dalam kecepatan induksi, aktivitas, sifat melemaskan otot maupun menghilangkan rasa sakit. Untuk mendapatkan reaksi yang secepat-cepatnya, obat ini pada permulaan harus diberikan dalam dosis tinggi, yang kemudian diturunkan sampai hanya sekadar memelihara keseimbangan antara pemberian dan pengeluaran. Keuntungan anestesi inhalasi dibandingkan dengan anestesi intravena adalah kemungkinan untuk dapat lebih cepat mengubah kedalaman anestesi dengan mengurangi konsentrasi dari gas / uap yang diinhalasi.

b. Anestesi intravenaObat-obat intravena seperti thiopental, etomidate, dan propofol mempunyai mula kerja anestetis yang lebih cepat dibandingkan terhadap senyawa gas inhalasi yang terbaru, misalnya desflurane dan sevoflurane. Senyawa intravena ini umumnya digunakan untuk induksi anestesi. Kecepatan pemulihan pada sebagian besar senyawa intravena juga sangat cepat.

FarmakokinetikaDalamnya anestesi ditentukan oleh konsentrasi anestesi di dalam susunan saraf pusat. Kecepatan pada konsentrasi otak yang efektif (kecepatan induksi anestesi) bergantung pada banyaknya farmakokinetik yang mempengaruhi ambilan dan penyebaran anestesi. Faktor tersebut menentukan perbedaan kecepatan transfer anestesi inhalasi dari paru ke dalam darah serta dari darah ke otak dan jaringan lainnya. Faktor-faktor tersebut juga turut mempengaruhi masa pemulihan anestesi setelah anestesi dihentikan.

Page 10: Abses

Dipengaruhi / tek parsial zat anestetik dlm otak. Faktor penentu tekanan  parsial :1. Tekanan parsial anestetik gas yang diinspirasi

Untuk mempercepat induksi : kadar gas yang diinspirasi harus lebih tinggi daripada tekanan parsial yang diharapkan di jaringan

Setelah tercapai, diturunkan untuk pertahankan anestesi

2. Ventilasi paru

Hiperventilasi dapat percepat masuknya gas anestetik ke sirkulasi & jaringan

Zat larut dalam darah : halothan

3. Pemindahan gas anestetik dr alveoli ke aliran drh

Membran alveoli mudah dilewati gas anestetik secara difusi dari alveoli ke aliran darh

4. Pemindahan gas anestetik dari aliran dareh ke sel jaringan tubuh

Jaringan yang mempunyai aliran darah cepat, keseimbangan tekanan parsial lebih mudah tercapai sehingga anestetik gas lebih mudah berpindah.

FarmakodinamikaAnestesi inhalasi bekerja secara spontan menekan dan membangkitkan aktivitas neuron berbagai area di dalam otak. Untuk mendapatkan reaksi yang secepat-cepatnya, obat ini pada permulaan harus diberikan dalam dosis tinggi.Senyawa intravena ini umumnya digunakan untuk induksi anestesi. Kecepatan pemulihan pada sebagian besar senyawa intravena juga sangat cepat.

Efek sampingHampir semua anestesi inhalasi yang mengakibatkan sejumlah efek samping dan yang terpenting adalah :

1. Menekan pernapasan yang pada anestesi dalam terutama ditimbulkan oleh halotan, enfluran dan isofluran. Efek ini paling ringan pada N2O dan eter.

2. Menekan system kardiovaskuler, terutama oleh halotan, enfluran dan isofluran. Efek ini juga ditimbulkan oleh eter, tetapi karena eter juga merangsang sistem saraf simpatis, maka efek keseluruhannya menjadi ringan.

Page 11: Abses

3. Merusak hati dan ginjal, terutama senyawa klor, misalnya kloroform.

4. Oliguri (reversibel) karena berkurangnya pengaliran darah di ginjal, sehingga pasien perlu dihidratasi secukupnya.

5. Menekan sistem regulasi suhu, sehingga timbul perasaan kedinginan (menggigil) pasca-bedah.