3.3 telaahan renstra bappeda provinsi jawa barat
TRANSCRIPT
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 1
Bab 3
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung
Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Bappeda yang berkaitan
dengan penyusunan dokumen perencanaan, perencanaan tata ruang, penyediaan support
berupa statistik skala kota dan pelayanan bidang penanaman modal dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut :
1. Belum optimalnya aplikasi Dokumen Perencanaan maupun hasil kajian yang disusun
Bappeda baik oleh internal Bappeda maupun oleh Dinas Teknis terkait;
2. Optimalisasi koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang otoritas
penganggaran, untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran,
sehingga program dan kegiatan yang telah direncanakan tidak tereduksi di dalam proses
penganggaran;
3. Masih kurangnya SDM yang memiliki skill dan kompetensi sesuai dengan tugas dan
kewajiban utama-nya;
4. Belum adanya sistem pengelolaan knowledge yang dapat menghimpun seluruh produk
Bappeda secara terintegrasi sehingga informasi mengenai dokumen hasil kajian maupun
dokumen perencanaan tidak mudah didapatkan, implikasi lebih jauhnya kemungkinan
duplikasi kajian atau dokumen perencanan menjadi lebih besar;
5. Belum terkelolanya sumber data dan informasi yang mendukung proses perencanaan
sehingga sumber data masih bergam;
6. Belum tersusunnya standar kinerja yang terukur bagi setiap jabatan struktural maupun
fungsional serta pelaksana di lingkungan Bappeda;
7. Kebijakan Pemerintah yang belum mendukung terbentuknya jabatan fungsional
Perencana dan Peneliti di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 2
8. Belum optimalnya alokasi anggaran untuk pengembangan SDM.
9. Belum optimalnya koordinasi dan sinkronisasi proses perencanaan pembangunan
daerah antara Bappeda dengan SKPD lain;
10. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang menyebabkan
kurang efektifnya proses perencanaan Bottom Up;
11. Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data pembangunan yang tersusun
secara sistematis dan akurat, teknologi informasi dan komunikasi, serta pengendalian
perencanaan pembangunan.
12. Belum adanya unit cost sehingga standar biaya dokumen perencanaan belum tersedia.
Hal tersebut menyebabkan, kedalaman output kegiatan tidak bisa diukur.
13. Informasi tentang potensi penanaman modal dan peluang investasi di Kota Bandung
belum akurat dan tersedia secara optimal
14. Iklim investasi di Kota Bandung yang masih belum kondusif
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah
Sesuai dengan Visi dan Misi Kota Bandung yang tercantum dalam Revisi RPJMD Kota
Bandung Tahun 2009 – 2013 yaitu :
Visi : Memantapkan Kota Bandung sebagai Kota Jasa Bermartabat.
Kota Bermartabat diartikan sebagai kota yang mempunyai jati diri, harga diri dan
kebanggaan bagi seluruh warganya, memiliki pelayanan publik prima tanpa membedakan
status. Arah visi tersebut adalah memerankan Kota Bandung sebagai Kota Jasa. Kota
Bandung sebagai pusat pertumbuhan sektor jasa yang memberikan manfaat bagi warga
Bandung khususnya, Jawa Barat dan Nasional pada umumnya.
Kota Jasa Bermartabat memiliki dimensi:
1. Pemenuhan kondisi lingkungan hidup yang bersih, sehat, indah, hijau dan berbunga;
2. Pemenuhan kondisi lingkungan sosial yang aman, tertib, stabil dan dinamis;
3. Pemenuhan kondisi lingkungan ekonomi sehingga tercapai kemakmuran ekonomi
warganya;
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 3
4. Pemenuhan kondisi lingkungan keagamaan yang penuh toleransi, berakhlak mulia dan
kesadaran perikehidupan majemuk ;
5. Pemenuhan kondisi tata ruang yang seimbang dan harmonis ;
Misi Kota Bandung Tahun 2009-2013 merupakan penjabaran dari Misi Tahap II dalam RPJPD
Kota Bandung 2005-2025 dan integrasi dari sasaran yang akan dicapai pada Misi Tahap II
tersebut. Adapun Misi tersebut terdiri dari :
1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Sehat, Cerdas, Berakhlak, Profesional,
dan Berdaya Saing;
2. Mengembangkan Perekonomian Kota yang Berdaya Saing dalam Menunjang
Penciptaan Lapangan Kerja dan Pelayanan Publik serta Meningkatkan Peranan Swasta
dalam Pembangunan Ekonomi Kota;
3. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Mengembangkan Budaya Kota yang Tertib,
Aman, Kreatif, Berprestasi dalam Menunjang Kota Jasa Bermartabat;
4. Menata Kota Bandung Menuju Metropolitan Terpadu yang Berwawasan Lingkungan;
5. Meningkatkan Kinerja Pemerintah Kota yang Efektif, Efisien, Akuntabel dan
Transparan dalam Upaya Meningkatkan Kapasitas Pelayanan Kota Metropolitan;
6. Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Keuangan dan Pembiayaan Pembangunan Kota
yang Akuntabel dan Transparan dalam Menunjang Sistem Pemerintahan yang Bersih
dan Berwibawa.
Mengingat eratnya kaitan antara Renstra Bappeda Kota Bandung dengan Dokumen RPJMD
2009-2013, maka dalam penyusunannya harus menjadikan Dokumen Perencanaan Jangka
menengah tersebut sebagai acuan, artinya indikator kinerja Bappeda Kota Bandung harus
diarahkan untuk mencapai target kinerja sesuai dengan kewenangan Bappeda yang telah
dicantumkan dalam target Kinerja RPJMD.
Berdasarkan urusan dan kewenangan yang dimiliki, dalam rangka pencapaian Misi
Pemerintah Kota Bandung, Bappeda berkontribusi untuk mewujudkan seluruh Misi dalam
RPJMD sesuai dengan kewenangan yang dimiliki sebagai berikut:
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 4
A. Misi Ke 1, Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Sehat, Cerdas, Berakhlak,
Profesional, dan Berdaya Saing, dengan indikator kinerja : Perencanaan, Evaluasi dan
pengendalian pencapaian indikator Makro dalam rangka Pengembangan Sumber Daya
Manusia yang Sehat, Cerdas, Berakhlak, Profesional, dan Berdaya Saing yang telah
ditetapkan dalam RPJMD 2009-2013.
B. Misi Ke 2, Mengembangkan Perekonomian Kota yang Berdaya Saing dalam Menunjang
Penciptaan Lapangan Kerja dan Pelayanan Publik serta Meningkatkan Peranan Swasta
dalam Pembangunan Ekonomi Kota, dengan Indikator kinerja : tersusunnya dokumen
perencanaan dalam rangka Pengembangan Perekonomian Kota yang Berdaya Saing
dalam Menunjang Penciptaan Lapangan Kerja dan Pelayanan Publik serta
Meningkatkan Peranan Swasta dalam Pembangunan Ekonomi Kota.
1) Indikator Kinerja Penanaman Modal
Intensitas Pelaksanaan Promosi Investasi, dengan target kinerja setahun
diselenggarakan satu kali Promosi investasi.
Iklim Investasi
– Realisasi investasi, dengan target kinerja tersusunnya dokumen potensi
dan peluang investasi, Grand design penanaman modal dan Data base
potensi dan peluang invenstasi di Kota Bandung.
– Terbentuknya Forum Investasi.
2) Indikator Kinerja Bidang Perencanaan Ekonomi dan Pembiaayaan
Evaluasi dan Kompilasi data base bidang ekonomi dan pembiayaan.
Arah Kebijakan Perencanaan Ekonomi dan Pembiayaan
C. Misi Ke 3, Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Mengembangkan Budaya Kota
yang Tertib, Aman, Kreatif, Berprestasi dalam Menunjang Kota Jasa Bermartabat,
dengan indikator kinerja : tersusunnya dokumen perencanaan dalam rangka
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Mengembangkan Budaya Kota yang Tertib,
Aman, Kreatif, Berprestasi dalam Menunjang Kota Jasa Bermartabat.
Target yang akan dicapai adalah :
1) Indikator Kinerja Perencanaan Sosial Budaya dan Kesejahteraan Rakyat
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 5
Meningkatnya kualitas kehidupan sosial Budaya Masyarakat di Kota Bandung
Penyusunan Rencana pembangunan Bidang Sosial Budaya
Evaluasi pelaksanaan pembangunan Bidang Sosial Budaya
D. Misi Ke 4, Menata Kota Bandung Menuju Metropolitan Terpadu yang Berwawasan
Lingkungan dengan indikator kinerja : Terwujudnya perencanaan tata ruang kota yang
nyaman, produktif dan berkelanjutan yang sesuai dengan UU penataan ruang. Target
yang akan dicapai adalah :
1) Mewujudkan struktur dan pola ruang yang efektif dan efisien dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara berkelanjutan;
2) Mewujudkan Penataan di Kawasan DAS Cikapundung, dengan target kinerja
tersusunnya Peraturan Walikota Rencana Kawasan Strategis DAS Cikapundung dan
Sosialisasinya.
3) Mewujudkan Penataan di Kawasan Braga, dengan target kinerja tersusunnya
Peraturan Walikota Rencana Kawasan Braga.
4) Mewujudkan perencanaan prasarana transportasi, dengan target kinerja
Tersosilaisasikannya Masterplan Transportasi Kota Bandung 2010-2030
5) Mewujudkan perencanaan sanitasi kota, dengan target kinerja tersusunya
Peraturan Walikota Strategi Sanitasi Kota beserta sosialisasi dan
Pengendaliannnya.
6) Mewujudkan perencanaan drainase banjir, dengan target kinerja tersusunnya
Peraturan Walikota Masterplan Drainase Kota Bandung
7) Mewujudkan perencanaan permukiman, dengan target kinerja Penyusunan Perwal
Strategi Pengembangan Permukiman dan Instrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kota Bandung
beserta sosialisasi dan pengendaliannnya.
E. Misi Ke 5 yaitu Meningkatkan Kinerja Pemerintah Kota yang Efektif, Efisien, Akuntabel,
dan Transparan dalam Upaya Meningkatkan Kapasitas Pelayanan Kota Metropolitan,
dengan beberapa indikator kinerja sebagai berikut:
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 6
a. Aspiratif : dalam proses penyusunan dokumen perencanaan keterlibatan para
pemangku kepentingan (stakeholders) secara aktif pada setiap tahapan
perencanaan pembangunan menjadi suatu keniscayaan. Indikatornya adalah
adanya mekanisme keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan Musrenbang
dengan target persentase kehadiran dan keterwakilan masyarakat (stakeholders)
Kota Bandung sebesar 80 % dengan mengusung usulan perencanaan
pembangunan yang dibutuhkan masyarakat ;
b. Antisipatif : perencanaan yang dihasilkan dapat menjawab kebutuhan yang akan
datang dan yang mungkin terjadi atau berorientasi ke depan (tidak bersifat statis).
Indikatornya adalah Dokumen Perencanaan dapat memproyeksikan permasalahan
pembangunan, kebutuhan masyarakat, dan solusi terhadap permasalahan di masa
depan;
c. Aplikatif : produk perencanaan dengan mudah dapat dijadikan sebagai bahan
acuan dan pedoman bagi SKPD maupun pemangku kepentingan lainnya.
Indikatornya adalah diaplikasikannya dokumen perencanaan yang disusun oleh
Bappeda.
d. Akuntabel : hasil akhir dari perencanaan pembangunan daerah harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan Indikatornya dan targetnya sebagai
berikut :
Penyusunan dokumen perencanaan harus dibuat secara tertulis dan tersedia
bagi setiap warga yang membutuhkan targetnya adalah dokumentasi hasil-
hasil perencanaan diunggah/upload dalam Website Bappeda Kota Bandung
Penyusunan dokumen perencanaan harus memenuhi standar etika dan nilai-
nilai yang berlaku, artinya sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang
benar maupun nilai-nilai yang berlaku di stakeholders, dengan target kinerja
1 (satu) Dokumen LAKIP Pertahun
Adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil, dan sudah sesuai
dengan visi dan misi organisasi, serta standar yang berlaku, dengan target
kinerja kesesuaian antara dokumen perencanaan SKPD (Renstra dan Renja)
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 7
dengan dokumen perencanaan di atasnya, dengan target kinerja penyusunan
1 (satu) Dokumen Renja Bappeda Pertahun.
Adanya mekanisme untuk menjamin bahwa standar telah terpenuhi, dengan
konsekuensi mekanisme pertanggungjawaban jika standar tersebut tidak
terpenuhi, dengan target kinerja Tersusunnnya Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahunan dan Laporan Akhir Masa Jabatan (AMJ)
5 (lima)Tahun sekali
Konsistensi maupun kelayakan dari target operasional yang telah ditetapkan
maupun prioritas dalam mencapai target tersebut, dengan target kinerja
tersusunnya 4 (empat) Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pertahun
Akses publik pada informasi atas suatu rencana kebijakan setelah dokumen
perencanaan dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat, dengan target
kinerja Diaplikasikannya Sistem Informasi Musrenbang.
Ketersediaan sistem informasi manajemen dan monitoring hasil yang telah
dicapai. dengan target kinerja Penyusunan Bandung Integrated Resources
Management System dan Aplikasinya
e. Indikator Kinerja Pengembangan Statistik adalah Penyusunan Data Bahan
Dokumen Perencanaan yang terdiri dari :
Penyusunan Buku Bandung dalam Angka, dengan target kinerja 1(satu)
Dokumen Pertahun
Penyusunan Buku Profil Kota, dengan target kinerja 1Dokumen/tahun
Penyusunan PDRB, dengan target kinerja 1(satu) Dokumen Pertahun
Penyusunan Suseda, dengan target kinerja 1(satu) Dokumen setiap 3 (tiga)
tahun
Penyusunan IPM, dengan target kinerja 1 (satu) Dokumen Pertahun
f. Indikator Kinerja Pemanfaatan Teknologi Informasi
Penyusunan Bandung Integrated Management Resources System (BIRMS)
Implementasi Bandung Integrated Management Resources System (BIRMS)
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 8
F. Dan Misi Ke 6, yaitu Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Keuangan dan Pembiayaan
Pembangunan Kota yang Akuntabel dan Transparan. Indikator kinerjanya adalah :
Terimplementasikannya instrumen pembiayaan pembangunan Non konvesional
dengan target : Terlaksananya Obligasi daerah dan Road Fund
3.3 Telaahan Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat
Dalam Rencana Strategisnya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
menetapkan Visi Bappeda Provinsi Jawa Barat, yaitu: “Tercapainya Kualitas dan
Akuntabilitas Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat”.
Misi yang dijalankan untuk mencapai Visi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan aparatur Bappeda yang profesional dan memiliki integritas;
2. Meningkatkan pelayanan prima di bidang perencanaan, penelitian, pengembangan,
pengendalian dan evaluasi;
3. Mewujudkan siklus dan kualitas perencanaan pembangunan daerah berdasarkan
prinsip shewhart cycle dan SMART Planning;
4. Meningkatkan kualitas data dan informasi perencanaan pembangunan daerah;
Tujuan yang ingin dicapai adalah :
Dalam upaya mendukung pencapaian visi dan misi Bapeda Provinsi Jawa Barat tersebut,
maka dirumuskan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan dalam kurun waktu lima tahun ke
depan. Sebagai salah satu komponen dari perencanaan strategis, tujuan yang dirumuskan
merupakan gambaran tentang keadaan yang diinginkan oleh Bappeda selama kurun waktu
lima tahun ke depan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya kompetensi dan kapabilitas aparatur Bappeda;
2. Meningkatnya manajemen pelayanan perencanaan pembangunan daerah;
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 9
3. Meningkatnya efektivitas dan efesiensi proses penyusunan perencanaan;
4. Meningkatnya sistem pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan;
Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai pada periode 2008-2013 adalah sebagai berikut:
1. Tercapainya peningkatan kinerja aparatur Bappeda
2. Tersedianya sarana dan prasarana serta SOP pelayanan Bappeda
3. Tercapainya koordinasi dan sinergitas perencanaan
4. Tercapainya satu data dan informasi pembangunan Jawa Barat
Dengan melihat Rencana Strategis Bappeda Propinsi Jawa Barat, adanya penekanan
terhadap ketersediaan data Jawa Barat menempatakan penyediaan data di Bappeda Kota
Bandung pun menjadi prioritas, penyediaan data sebagai basis pegambilan kebijakan dan
dukungan terhadap penyusunan dokumen perencanaan juga menjadi issu strategis di
Bappeda Kota Bandung, beragamnya sumber menyebabkan akurasi dan validitas data
menjadi permasalahan krusial yang dihadapi Bappeda Kota Bandung.
Kebijakan Bappeda Propinsi Jawa Barat yang dituangkan dalam Renstra dan memberikan
pengaruh terhadap Bappeda Kota Bandung adalah yang berkaitan dengan koordinasi dan
sinergitas perencanaan pembangunan. Koordinasi perencanaan pembangunan berkaitan
dengan permasalahan perencanaan yang melibatkan Kabupaten/Kota lain terutama yang
secara geografis posisinya berbatasan dengan Kota Bandung. Penyelesaian masalah
penanggulangan sampah menjadi contoh dimana mantapnya koordinasi dengan Kab/Kota
yang berbatasan menjadi kata kunci dalam penyelesaian masalah. Sinergitas perencanaan
pembangunan yang dikoordinasikan oleh Bappeda Propinsi Jawa Barat menjadi faktor
pendorong dalam mendukung keberhasilan perencanaan pembangunan di Kota Bandung.
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 10
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Tujuan penataan ruang kota yaitu mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif,
efektif, efisien, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan
industri kreatif yang bertaraf nasional.
RTRWK berfungsi sebagai:
a. penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi dan Kota; serta
b. acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk
mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program pembangunan yang berkaitan
dengan pemanfaatan ruang kota.
Kedudukan RTRWK yaitu sebagai pedoman bagi:
a. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), rencana rinci
tata ruang kota, dan rencana sektoral lainnya;
b. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kota;
c. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar sektor, antar daerah,
dan antar pemangku kepentingan;
d. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
e. penataan ruang kawasan strategis kota.
Kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud terdiri atas:
a. kebijakan dan strategi struktur ruang;
c. kebijakan dan strategi pola ruang; dan
d. kebijakan dan strategi kawasan strategis kota.
Kebijakan struktur ruang kota terdiri atas:
a. perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam menunjang
perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang didukung industri
kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan
Nasional;
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 11
b. pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana transportasi
berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali; dan
c. peningkatan kualitas, kuantitas, keefektifan dan efisiensi pelayanan prasarana kota
yang terpadu dengan sistem regional.
Strategi untuk perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam
menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang didukung
industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat
dan Nasional meliputi:
a. mengembangkan 2 (dua) PPK untuk wilayah Bandung Barat dan wilayah Bandung Timur
b. membagi kota menjadi 8 (delapan) SWK, masing-masing dilayani oleh 1 (satu) SPK;
c. mengembangkan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata;
d. menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan sesuai skala
pelayanannya; dan
e. menyerasikan sebaran fungsi kegiatan pusat-pusat pelayanan dengan fungsi dan
kapasitas jaringan jalan.
Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana
transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali meliputi:
a. membuka peluang investasi dan kemitraan bagi sektor privat dan masyarakat dalam
menyediakan prasarana dan sarana transportasi;
b. mengawasi fungsi dan hirarki jalan;
c. meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan pelebaran jalan,
manajemen dan rekayasa lalu lintas serta menghilangkan gangguan sisi jalan;
d. memprioritaskan pengembangkan sistem angkutan umum massal yang terpadu;
e. menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terpadu dengan pusat-pusat kegiatan;
f. mengembangkan sistem terminal dalam kota serta membangun terminal di batas kota
dengan menetapkan lokasi yang dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah yang
berbatasan; dan
g. mengoptimalkan pengendalian dan penyelenggaraan sistem transportasi kota.
Kebijakan pola ruang kota terdiri atas:
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 12
a. perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung;
b. optimalisasi pembangunan wilayah terbangun.
Strategi untuk perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung meliputi:
a. menjaga keseimbangan proporsi kawasan lindung khususnya di Kawasan Bandung
Utara;
b. mempertahankan dan menjaga hutan lindung sebagai kawasan hutan kota;
c. mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang
berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dan kesuburan
tanah serta melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi;
d. mengembangkan kawasan jalur hijau pengaman prasarana dalam bentuk jalur hijau
sempadan sungai, jalur tegangan tinggi, dan jalur rel kereta api;
e. mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada dan tidak memberi izin alih fungsi
ke fungsi lain didalam mencapai penyediaan ruang terbuka hijau;
f. melestarikan dan melindungi kawasan dan bangunan cagar budaya yang telah
ditetapkan, terhadap perubahan dan kerusakan struktur, bentuk, dan wujud
arsitektural;
g. meminimalkan dampak resiko pada kawasan rawan bencana.
Penyusunan rencana pembangunan harus disesuaikan dengan perencanan tata ruang
sebagai wadah dimana perencanan tersebut akan diimplementasikan, sehingga lokasi
dimana kegiatan akan dijalankan dapat diarahkan.
Dalam kebijakan Kebijakan struktur ruang kota untuk mewujudkan pusat pelayanan kota
yang efektif dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota
perdagangan dan jasa yang didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan,
perencanaan yang berkaitan dengan pengembangan Bandung sebagai kota jasa menjadi
perhatian penting.
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 13
3. 5. Penentuan Issu-Issu Strategis Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Bandung
Analis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses
penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah
dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan
akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika
birokratis dapat dipertanggungjawabkan dan menjawab persolan nyata yang dihadapi
dalam pembangunan.
Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar layanan SKPD senantiasa mampu
menyelaraskan diri dengan lingkungan dan aspirasi pengguna layanan. Oleh karena itu,
perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan
perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi yang menjadi perhatian
dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa
datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila
tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal
tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada
masyarakat dalam jangka panjang.
Berdasarkan hasil analisis terhadap isu strategis dalam perencanaan pembangunan daerah
di Kota Bandung dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut :
Isu Strategis Berdasarkan Tupoksi Bappeda Kota Bandung dan Dinamika Lingkungan Strategis
No. Tupoksi Isu Strategis
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan daerah dan penanaman modal
1. Aplikasi dokumen perencanan pembangunan dan penanaman modal daerah
2. Peningkatan peran jabatan fungsional dalam perumusan kebijakan teknis
2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah
3. Penguatan kerja sama lembaga baik horizontal maupun vertikal
4. Pemantapan peran Bappeda selaku pengambilan keputusan, koordinator, serta think tank perencanaan dan
Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2009-2013
III- 14
No. Tupoksi Isu Strategis pelaksanaan pembangunan
5. Optimalisasi pengendalian dan evaluasi dalam menyusun perencanaan dan merumuskan kebijakan pembangunan.
3. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan daerah di bidang penanaman modal
6. Ketersediaan dan validasi data/ informasi pendukung penyusunan dokumen perencanaan dan kebijakan penenaman modal
4. Pembinaan dan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah dan penanaman modal yang meliputi perencanaan tata ruang dan fisik, perencanaan ekonomi dan pembiayaan, perencanaan sosial budaya dan kesejahteraan rakyat, pemerintahan, penelitian pengembangan dan statistik serta penanaman modal
7. Ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan
8. Ketersediaan data statistik untuk pendukung perencanaan pembangunan
5. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif Badan
9. Bappeda Kota Bandung sebagai lembaga yang bersih, transparan dan akuntabel, serta Learning Organization
10. Masih kurangnya SDM yang memiliki skill dan kompetensi sesuai dengan tugas dan kewajiban utama-nya