2012-2-01170-mc bab2001.doc
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu hal terpenting, namun juga sangat
rumit dalam kehidupan manusia. Walaupun komunikasi dapat dilakukan
oleh siapapun, belum tentu dia dapat melakukan komunikasi dengan baik.
Komunikasi tanpa kita sadari, kita melakukannya setiap menit bahkan
setiap detik baik dengan manusia lain maupun dengan dirinya sendiri.
Pengertian komunikasi menurut Weaver pada buku Communication
Theories: Perspectives, Processes, and Contents,” [communication is] all
of the procedures by which one mind can effect another” (Miller, 2005, p.
4) Sedangkan menurut Berelson and Steiner pada buku yang sama
“Communication: The transmission of information, ideas, emotions, skill,
etc., by the use of symbols-words, pictures figures, graphs, et. It is the act
or process of transmissionthat is usually called communication. (Miller,
2005, p. 4)
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa komunikasi adalah sebuah proses penyaluran informasi dan ide
yang disampaikan dari komunikan kepada audience atau komunikator
(receiever) dengan tujuan agar komunikator mengerti dan menerima
informasi atau ide yang disampaikan dan terpengaruh.
Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia namun sangat
kompleks juga, karena tidak hanya untuk berkomunikasi dengan orang
7
8
lain, tetapi setiap menit ataupun detik kita berkomunikasi, ini dapat
terlihat dari mimik muka, gerak tubuh, bahkan terhadap apa yang kita
pikirkan. (Morrisan, 2010, p. 37)
2.1.2 Public Relations
Menurut John “Istilah Public Relations sering diartikan menjadi
“Hubungan Masyarakat (Humas)”. Sebenarnya penggunaan istilah
Hubungan Masyarakat ini tidak tepat. Arti kata “Public” dalam Public
relations berbeda dengan kata “masyarakat” dalam Hubungan
Masyarakat. Istilah masyarakat terlalu luas, sedangkan publik hanyalah
bagian dari masyarakat yang luas itu. Publik merupakan sekumpulan
orang atau kelompok dalam masyarakat yang memiliki kepentingan atau
perhatian yang sama terhadap sesuatu hal. Kepentingan yang sama itulah
yang mengikat anggota publik satu sama lain”. (Kriyantono, 2008, p. 3)
“Public Relations adalah fungsi manajemen dalam melaksanakan
kegiatan komunikasi, maka pada dasarnya tujuan Public Relations adalah
tujuan-tujuan komunikasi. Tujuan tersebut diimplementasikan ke dalam
program-program Public Relations.” (Kriyantono, 2008, p. 6). Dengan
adanya public relations diharapkan seorang public relations mampu
membuat dan menjembatani jalur komunikasi yang baik antara
perusahaan dengan publik internal dan eksternalnya.
Menurut Cutlip&Center dalam buku Rachmat Kriyantono yang
berjudul Public Relations Writing: Teknik Produksi Media Public
Relations dan Publisitas Korporat menjelaskan fungsi Public Relations
adalah: (Kriyantono, 2008)
9
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan
menyalurkan opini publik kepada perusahaan.
3. Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan
perusahaan untuk kepentingan umum.
4. Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan publik,
baik internal maupun eksternal.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Strategi
Menurut Ahmad A. Adnanputra dalam buku yang berjudul
Humas Pemerintahan, pengertian strategi adalah bagian terpadu dari
suatu rencana, sedangkan rencana merupakan produk dari suatu
perencanaan, yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi
dari manajemen. (Sari, 2012, p. 26)
Manajemen strategi sering disebut pula rencana strategis atau
rencana jangka panjang perusahaan. Dalam suatu rencana strategis,
perusahaan menetapkan garis-garis besar tindakan strategis yang akan
diambil dalam kurun waktu tertentu ke depan. (Nurjaman & Umam,
2012, p. 118) .
Dapat ditarik kesimpulan bahwa, definisi strategi adalah
rencana-rencana yang sudah terpadu dan menjadi rencana jangka
10
panjang perusahaan atau sampai jangka waktu yang sudah ditentukan
atau disepakati bersama.
Menurut buku Komunikasi dan Public Relation, dalam
memberikan kontribusi atau rencana dalam jangka panjang ini, seorang
public relations dapat mengambil langkah-langkah berikut. (Nurjaman
& Umam, 2012, p. 119)
1. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar di dalam
maupun di luar perusahaan. Bahan-bahan dapat diperoleh dari
kliping media massa dalam kurun waktu tertentu dengan
melakukan penelitian terhadap naskah pidato pimpinan, bahan yang
dipublikasikan perusahaan, serta melakukan wawancara tertentu
dengan pihak yang berkepentingan atau dianggap penting.
2. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan
yang terjadi secara historis. Perubahan ini pada umumnya disertai
dengan perubahan sikap perusahaan terhadap publiknya, dan
sebaliknya.
3. Melakukan analisis SWOT (Strengths = kekuatan, Weakness =
kelemahan, Opportunities = peluang, Threats = Ancaman).
Meskipun tidak perlu menganalisis hal-hal yang berada di luar
jangkauannya, seorang praktisi public relations perlu melakukan
analisis yang berbobot mengenai persepsi dari luar dan dalam
perusahaan atas SWOT yang dimiliki.
11
2.2.2 Strategi Komunikasi
Dalam buku Dinamika komunikasi menjelaskan bahwa srategi
komunikasi didefinisikan sebagai panduan perencanaan komunikasi
dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Strategi komunikasi harus mampu
menunjukkan bagaimana operasional praktisnya harus dilaksanakan.
(Effendy, 2009, p. 29)
Strategi komunikasi (communication strategy) harus
mendukung program aksi (action program) yang meliputi serangkaian
tindakan sebagai berikut: (Morrisan, 2010, p. 187)
a) Memberi tahu khalayak sasaran, internal dan eksternal,
mengenai tindakan yang akan dilakukan.
b) Membujuk khalayak sasaran untuk mendukung dan
menerima tindakan dimaksud
c) Mendorong khalayak yang sudah memiliki sikap
mendukung atau menerima untuk melakukan tindakan.
2.2.3 Citra (Image)
Dalam buku Metode Penelitian untuk Public Relations Kualitatif
dan kuantitatif , menurut Rakhmat citra adalah dunia menurut persepsi.
Sedangkan menurut Canton, citra adalah kesan, perasaan, gambaran
diri publik terjadap perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari
suatu objek, orang atau organisasi. (Ardianto, Metodologi Penelitian
untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, 2011, p. 99)
12
Menurut Katz dalam buku Komunikasi dan Public Relations, citra
adalah cara pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang,
komite, atau aktivitas. (Nurjaman & Umam, 2012, p. 125)
Berdasarkan penelitian para ahli yang penulis kutip dari kedua buku
penulis menarik kesimpulan bahwa terkadang citra tidak selalu
menggambarkan hal yang sebenarnya yang terjadi, tetapi citra dibentuk
dari persepsi masyarakat.
Pada proses pembentukkan citra pada akhirnya akan menghasilkan
sikap, pendapat, tanggapan, atau perilaku tertentu, sehingga perlunya
dilakukan penelitian mengenai citra. Pentingnya penelitian mengenai
citra, menurut H. Frazier Moore, dalam Danusaputra, penelitian citra
menentukan sosok institusional dan citra perusahaan dalam pikiran
publik dengan mengetahui secara pasti sikap masyarakat terhadap
sebuah organisasi, bagaimana mereka memahami dengan baik, apa
yang mereka sukai dan tidak sukai tentang organisasi tersebut.
(Soemirat & Ardianto, 2008, p. 116) sehingga perusahaan dapat
mengetahui bagaimana pandangan publik terhadap citra perusahaan.
Dalam buku Dasar-Dasar Public Relations menjelaskan menurut
Frank Jefkins, didalam bukunya Public Relations dan buku lainnya
Essential of Public Relations mengemukakan jenis-jenis citra, yaitu:
(Soemirat & Ardianto, 2008, p. 117)
1. The mirror Image
Bagaimana pandangan publik internalnya dalam melihat citra
perusahaannya.
13
2. The current image
Citra ini berasal dari publik eksternal. Citra ini didapat karena
berdasarkan pengalaman pribadi atau kurangnya informasi
sehingga menciptakan citra tertentu.
3. The wish image
Citra ini diaplikasikan untuk sesuatssu hal yang baru, sebelum
publik eksternalnya mempunyai data atau informasi yang
lengkap, karena perusahaannya mengharapkan prestasi tertentu.
4. The multiple image
Sejumlah individu atau cabang dari perusahaan tersebut dapat
menerima citra yang belum tentu citra yang didapat oleh kantor
cabang tersebut sesuai dengan citra utama perusahaan.
2.2.4 Brand Image
Menurut Aaker dalam buku Aura Merek: 7 Langkah Membangun
Merek Kuat, Brand Image adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin
diciptakan atau dipelihara para pemasar. Asosiasi-asosiasi itu
menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang dijanjikannya
kepada konsumen. (Simamora, 2003, p. 96)
Pada buku yang ditulis oleh Johannes Supranto dan Nandan
Limakrisna yang berjudul Pemasaran Untuk Pimpinan Sektor Publik
dan Organisasi Nirlaba yang Visioner menjelaskan bahwa brand image
adalah apa yang konsumen pikir dan rasakan ketika mendengar atau
14
melihat suatu merek dan apa yang konsumen pelajari tentang merek.
(Supranto & Limakrisna, 2007, p. 132)
Kesimpulan dari definisi brand image adalah seperangkat asosiasi
unik yang ingin diciptakan dan dipelihara oleh perusahaan untuk
mempengaruhi apa yang konsumen atau publik inginkan ketika publik
itu mendengar atau melihat brand kita.
2.2.5 Consultant Public Relations
Semakin berkembangnya dunia public relations, membuat
munculnya perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang konsultan.
Banyak perusahaan-perusahaan besar bekerja sama dengan konsultan
public relations untuk memperkuat divisi public relations mereka agar
semakin dikenal oleh masyarakat.
Dalam buku yang berjudul Public Relations: Strategies and Tactics,
perusahaan konsultan public relations bertanggung jawab atas public
relations kliennya, yaitu: (Wilcox & Cameron, 2009, p. 112)
1. Marketing communications
Komunikasi pemasaran meliputi promosi dari produk melalui
news releases, feature stories, special events, brosur, dan
media tours.
2. Executive Speech Training
Pihak eksekutif dalam perusahaan dilatih dalam aktifitas
public affairs, termasuk penampilan personal.
15
3. Research and Evaluation
Penelitian dan evaluasi ini berdasarkan survei ilmiah
dilakukan untuk mengukur perilaku dan opini publik.
4. Crisis Communication
Manajemen diberikan arahan mengenai apa yang harus
dikatakan dan dilakukan dalam keadaan darurat atau krisis.
5. Media Analysis
Menganalisis media yang sesuai dengan media yang telah
diteliti agar pesan menjadi spesifik kepada audiens yang
dituju.
6. Community Relations
Manajemen diarahkan bagaimana cara mencapai dukungan
publik.
7. Event Management
Dalam manajemen acara mencakup konferensi pers,
anniversary celebration, rallies, symposiums, dan konferensi
nasional yang telah direncanakan dan dilaksanakan.
8. Public Affairs
Bahan material dan testimoni yang dipersiapkan untuk
mendengarkan perusahaan dan pengaturan struktur, serta
pengarahan latar belakang yang telah dipersiapkan.
9. Branding and Corporate Reputation
Memberikan saran dalam wujud program yang membangun
brand perusahaan serta reputasinya agar memiliki kualitas
yang lebih baik lagi.
16
10. Finansial Relations
Memberikan saran mengenai menghindari pengambil alihan
dari perusahaan lain dan kompetitior dam memberikan saran
bagaimana melakukan komunikasi yang efektif dengan
stockholders, analisis pengaman, dan institutional investors.
2.2.6 Crisis Management
Dalam buku Public Relations, Profesi dan Praktik menjelaskan
definisi dari komunikasi krisis adalah terkait dengan penggunaan
semua peralatan public relations yang ada, dalam rangka
memelihara dan memperkuat reputasi organisasi dalam jangka
panjang serta pada waktu ketika organisasi berada dalam kondisi
bahaya. Krisis berbeda dengan masalah sehari-hari, di mana krisis
sering menarik minat dan menjadi perhatian publik melalui liputan
media. (Lattimore, 2010, p. 434)
Menurut buku Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi
Humas Profesional menjelaskan kesalahan yang sering dilakukan
praktisi humas pada saat timbulnya krisis adalah (Morrisan, 2010, p.
171)
a) Sikap ragu-ragu (Hesitation)
Hal ini menimbulkan persepsi pada khalayak bahwa pratisi
humas bingung, tidak kompeten, tidak memiliki persiapan, tidak
berperasaan dan sebagainya.
b) Menghindari Pertanyaan (Equivation)
17
Hal ini menimbulkan masalah yang lebih besar karena tidak ada
yang bersedia menceritakan kebenaran sehingga isu dan rumor
terus berkembang dan tak terkendali.
c) Sikap konfrontasi
Hal ini menyebabkan isu yang menjadi perhatian masyarakat
justru mendapat pengakuan. Isu akan terus berkembang karena
mendapat tempat berpijak justru dari praktisi humas perusahaan
itu sendiri.
d) Menyerang balik (retaliation)
Hal ini justru akan meningkatkan ketegangan dan emosi
daripada menguranginya.
e) Sikap menyombongkan diri (pontification)
Membuka kelemahan diri sendiri karena bersikap arogan,
cenderung untuk cepat menolak isu, tidak berupaya untuk
meneliti terlebih dahulu sebelum menangani isu yang ada di
tangan.
5 hal tersebut merupakan hal yang fatal, yang kerap dilakukan oleh
praktisi humas, sehingga diperlukan strategi khusus untuk menghadapi
krisis agar nantinya tidak menjadi boomerang terhadap perusahaan.
Menurut buku Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas
Profesional menjelaskan panduan untuk menghadapi krisis, yaitu
(Morrisan, 2010, p. 175)
a) Persiapan rencana krisis (crisis plan). Hubungi orang-orang
yang ahli (experts) untuk memberikan analisis dan
18
penjelasannya mengenai krisis yang terjadi.
b) Laporan ke manajemen puncak. Beri tahu manajemen puncak
mengenai krisis yang terjadi serta rencana komunikasi yang
telah dipersiapkan. Minta manajemen untuk memperhitungkan
dampak yang ditimbulkan akibat adanya krisis guna
menggantikan pertanyaan dari karyawan, badan pemerintah dan
media.
c) Menunjuk juru bicara. Salurkan seluruh pertanyaan kepada juru
bicara yang ditunjuk, yaitu orang-orang yang sudah dilatih
terlebih dahulu.
d) Mendirikan News Center. Pusat pelayanan media atau news
center hendaknya berada di tempat yang berjauhan dari lokasi
krisis. Berikan keterangan kepada wartawan secepat mungkin
begitu tersedia informasi terbaru. Sediakan informasi tambahan
yang dibutuhkan untuk media menulis laporannya secara akurat
seperti latar belakang perusahaan (company profile) dan
keterangan lainnya.
e) Bersikap terbuka dengan menceritakan apa adanya tanpa ada
bagian yang disembunyikan atau orang lain yang akan berserita.
Wartawan akan mencari sumber lain, salah staunya kepada
pengamat, untuk mendapatkan jawaban yang tidak
diperolehnya. Jika hal ini yang terjadi, praktisi humas akan
19
kehilangan kontrolnya terhadap media. Jangan pula member
keterangan secara mencicil. Berikan informasi secara lengkap
dan menyeluruh.
f) Jangan berspekulasi dan jangan mudah terpancing dengan
pertanyaan wartawan yang menginginkan keterangan yang
bersifat spekulatif.
g) Jangan mengecilkan masalah atau menganggap enteng masalah
yang sebenarnya serius. Media akan terus mencari tahu dan
kebenaran akan segera terungkap.
h) Jangan mengatakan “no comment” atau membuat komentar,
namun tidak untuk diberitakan atau off-the-record. Jika
informasi betul-betul tidak tersedia, katakan demikian. Juru
bicara harus meyakinkan wartawan untuk menghubungi mereka
secepat mungkin jika sudah tersedia informasi yang mereka
butuhkan.
i) Tunjukkan keprihatinan organisasi atas krisis yang terjadi dan
juga kepada orang-orang yang terlibat atau terpengaruh oleh
krisis yang terjadi. Pada saat yang sama jelaskan apa yang
tengah dilakukan dan apa yang akan direncanakan perusahaan
atau organisasi untuk mengatasi masalah yang terjadi.
j) Jangan memilih-milih media atau wartawan. Semua media harus
dianggap sama.
k) Jangan mencari keuntungan atas liputan media massa terhadap
perusahaan pada saat krisis dengan mempromosikan perusahaan,
20
produk atau jasa. Jangan melakukan hal-hal yang dapat
dianggap melakukan iklan gratis dengan memanfaatkan
kehadiran media pada saat perusahaan tengah disorot terkait
dengan krisis yang terjadi.
2.2.7 Media Relations
Menurut Wardhani dalam bukunya yang berjudul Media
Relations: Membangun Reputasi Organisasi menjelaskan media
relations adalah kegiatan komunikasi PR untuk menjalin pengertian
dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian
publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang. (Wardhani, 2008,
p. 9)
Menurut Iriantara dalam buku yang berjudul Handbook of
Public Relations: Pengantar Komprehensif menjelaskan bahwa Media
Relations merupakan bagian dari Public Relations external yang
membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa
sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk
mencapai tujuan organisasi. (Ardianto, 2011, p. 264)
Dapat disimpulkan bahwa media relations adalah kegiatan
komunikasi public relations yang bertujuan untuk menjalin hubungan
baik dengan media massa untuk mencapai tujuan tertentu.
2.3 Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan 5 jurnal internasional sebagai
acuar dasar dari penelitian ini.
21
1. Nama Jurnal : Journal of Technology Management in China 4. 2
Judul Artikel : Exploring the impact of brand image on customer
loyalty and commitment in China.
Nama Peneliti : Ike-Elechi Ogba; Tan, Zhenzhen
Tahun Penenlitian : 2009
Halaman Jurnal : 132-144.
“Brand image represents an important aspect of marketing activities; branding and market offering with varied definition and approaches to its conceptualisation A widely accepted view is that brand image represents customers' perceptions of abrand as reflected by the brand associations held in consumer memory argued that these associations could originate from customers direct experience or from information obtained on a market offering or due to the impact a pre-existing associations with an organisation had on consumer. Brand image is, therefore, the mental picture or perception of a brand or a branded product or service and includes symbolic meanings that consumers associate with the specific attributes of a product or service “ (Ike & Tan, 2009)
Persamaan antara penelitian jurnal diatas dengan penelitian ini adalah
sama-sama meneliti mengenai brand image, dimana dalam kutipan
penelitian diatas menjelaskan bahwa brand image adalah aspek
terpenting dari kegiatan pemasaran. Menurut kutipan jurnal diatas, ada
sebuah pandangan yang diterima secara luas bahwa brand image
merupakan sebuah persepsi dari pelanggan yang tercermin dari asosiasi
merek yang berada diingatan konsumen. Asosiasi mereka ini berasal dari
pengalaman pelanggan secara langsung atau informasi-informasi yang
dia terima dari lainnya.
Sedangkan perbedaan dengan jurnal tersebut adalah jurnal ini meneliti
kaitannya antara dampak brand image terhadap perilaku loyalitas
22
konsumen. Sementara dalam peneliti meneliti strategi meningkatkan dan
mempertahankan brand image.
2. Nama Jurnal : International Journal of Business and Management
7. 6
Judul Artikel : An Analysis of Brand Image, Perceived Quality,
Customer Satisfaction and Re-purchase Intention in Iranian Department
Stores.
Nama Peneliti : Ranjbarian, Bahram; Sanayei, Ali; Kaboli, Majid
Rashid; Hadadian, Alireza
Tahun Penelitian : March 2012
Halaman Jurnal : 40 - 48
The company brand image is a valuable intangible capital that is hard to imitate and it can help an organization to achieve a sustainable and superior financial performance. A general theory related to Store Brand Image is that a good mentality about brand will have positive effects on consumer behavior such as preferential pricing opportunities to manage Premium Prices, more faithful buyers, and more positive verbal advertisings. Probably in retail business deals with the store image, store satisfaction, and store loyalty. Research conducted by Huber and Herman has proven a significant and positive relationship between Store Brand Image and customer loyalty. (Ranjbarian, Sanayei, Kaboli, & Hadadian, 2012)
Persamaan antara penelitian jurnal diatas dengan penelitian ini adalah
sama-sama meneliti mengenai brand image, dimana dalam kutipan
penelitian diatas menjelaskan bahwa brand image adalah sebuah modal
yang sangat berharga, namun sangat sukar untuk ditiru oleh pesaing kita.
23
Disamping itu menurut penelitian Huber dan Herman membuktikan
adanya hubungan signifikan dan positif antara Store Brand Image
dengan tingkat loyalitas konsumen. Jadi jika mempunyai brand image
yang bagus, bahkan jika brand image yang kita miliki terus meningkat,
maka tingkat loyalitas dari konsumen juga meningkat. Sebagaimana kita
ketahui tujuan utama jika brand image kita meningkat, maka tingkat
loyalitas konsumen pun semakin meningkat.
Sedangkan perbedaanya adalah jurnal ini menganalisa brand image,
persepsi mutu, kepuasan konsumen dan pembelian kembali konsumen
tersebut di department store di Iran, sementara peneliti mengenai startegi
meningkatkan brand image.
3. Nama Jurnal : Public Relations Quarterly 52. 4
Judul Artikel : The PR Counselor vs. PR Executive: What Skill Sets
Divide Them?
Nama Peneliti : McCleneghan, J Sean
Tahun Penelitian : 2009
Halaman Jurnal : 15 - 17
Some of the independent PR counselors participating in this small group study have gone on record nationally about their ideas and what trends they see down the line. Their opinions are expressed within the "Top 5" ranked skill sets in Table 2 for this 2008 survey. (McCleneghan J. S., 2009)a. Critical Thinking
Roger Bridgeman of Bridgeman Communications, Boston, said "critical thinking, and the ability to communicate these views, is the chief difference between being a counselor and a practitioner.""You are dead in the deep waters of the tsunamis of business and politics if you don't or can't communicate your PR message," said Wes Pedersen, the principal, Wes Pedersen Communication and Public Relations, Chevy Chase, MD.
24
b. Judgment / Decision-Making"Blogs travel at the speed of light to reach, inform people. At that speed, communications can encounter rough air. Policies and plans have to be in place to handle situations immediately. Being right sometimes doesn't matter in the Web 2.0 world," said G. A. "Andy" Marken, president of Marken Communications Inc., Santa Clara, CA.
c. Writing Competency"Most public relations is about writing. I find this an area that, by and large, could use improvement. You've got to have the basics," said Joann Killeen, Killeen Furtney Group, Los Angeles."You must know the media outlet and understand what a news story is and what a reporter wants to see as the components of a story," said Howard J. Rubenstein, president of Rubenstein Associates, New York City.
d. Technology"Search engine optimization (SEO), an activity previously reserved primarily for websites, may be the most important technique for the 'new' news release. Without SEO, a release will be buried -and anything lower than top ten on a Google News search, is buried," said A. C. Croft, management consultant specializing in conceptual thinking for public relations firms, Sedona, AZ.
e. Active Listening"All consultants need to understand the problem and the challenge that a client is facing. We need to listen to our clients to better understand their culture as well as their specific business challenges," said Amy Binder, CEO, RF / Binder Partners, Inc., New York.
Persamaan antara penelitian jurnal diatas dengan penelitian ini adalah
sama-sama meneliti mengenai konsultan public relations, menurut jurnal
ini beberapa konselor/consultant yang berpartisipasi dalam sebuah group
penelitian kecil. Mereka beranggapan bahwa terdapat 5 kemampuan yang
harus dimiliki oleh seorang konselor/konsultan, yaitu yang pertama
adalah berpikir kritis, dapat mengambil keputusan, mampu membuat
tulisan, mengetahui perkembangan teknologi yang terbaru serta memiliki
kemampuan mendengar yang baik. Peneliti setuju dengan tanggapan para
peneliti terdahulu diatas karena, seorang konsultan harus mampu
25
membuat kliennya percaya bahwa dia mampu untuk berperan sebagai
consultant yang dapat dipercaya.
Perbedaan antara jurnal ini dengan penelitian ini adalah jurnal ini
meneliti mengenai kemampuan apa yang membedakan antara konsultan
public relations dengan eksekutif public relations. Sedangkan penelitian
ini meneliti strategi sebuah perusahaan konsultan public relations
mempertahankan dan meningkatkan brand image kliennya.
4. Nama Jurnal : Asian Social Science 9. 3
Judul Artikel : The Mediating Effects of Brand Association, Brand
Loyalty, Brand Image and Perceived Quality on Brand Equity
Nama Peneliti : Severi, Erfan; Ling, Kwek Choon
Tahun Penelitian : Maret 2013
Halaman Jurnal : 125 - 137
Brand image could be defined as a brand that is brought to the consumer's mind by the brand association. Brand image can be also defined as consumer's thoughts and feelings about the brand. Aaker asserts that brand image could be a set of association which is significant to the consumers. Based on Bearden and Etzel as well as Park and Arinivasan arguments, brand image is closely related to the uniqueness of a particular product classification. According to Hsieh and Li , strong brand image does create a superior brand messages of a particular brand over the rivalry brand. Consequently, customer's behaviour will be affected and determined by brand image. Consumers employ a product's brand image in deriving overall perceptions of the specified product, a product with higher brand image may be inferred by consumers as product of superior quality and value. Furthermore, Jacoby et al. conduct an experiment research and have discovered that consumers' perception of quality and value are significantly affected by brand image. (Severi & Ling, 2013)
Persamaan antara penelitian jurnal diatas dengan penelitian ini adalah
sama-sama meneliti mengenai brand image di salah satu variabelnya.
26
Dalam jurnal ini mendefinisikan brand image sebagai citra brand yang
berada di pikiran konsumen, dimana menurut jurnal ini brand image juga
dapat didefinisikan sebagai apa yang konsumen pikirkan dan rasakan .
Berdasarkan Bearden dan Etzel brand image juga memiliki keterkaitan
dengan kualitas produk tersebut.
Perbedaan antara penelitian ini dengan jurnal diatas adalah jurnal ini
meneliti efek mediasi dari asosiasi brand, loyalitas brand, brand image
dan persepsi mutu terhadap brand equity. Sementara itu penelitian ini
hanya meneliti bagaimana meningkatkan dan mempertahankan brand
image saja.
5. Nama Jurnal : Journal of Law and Health (Online) 25. 1
Judul Artikel : The Corporate Profit Motive & Questionable Public
Relations Practices During The Lead-Up To The Affordable Care Act.
Nama Peneliti : Maher, John N
Tahun Penelitian : 2012
Halaman Jurnal : 1 - 39
Public relations is defined as -the management function that establishes and maintains mutually beneficial relationships between an organization and the publics on whom its success and failure depends.142 -It's about the large scale efforts being made, often with impressive success, to channel unthinking habits, our purchasing decisions, and our thought processes by the use of insights gleaned from psychiatry and the social sciences.143 Public relations practitioners have been referred to as the invisible persuaders.144Wendell Potter shared the first line of his job description as in-house public relations manager at CIGNA-protect, defend, and enhance the company's reputation.145 He also related that -the best public relations is invisible and practitioners create perceptions without any public disclosure of who is doing the persuading or for what purposes.146 Mr. Potter further explains that -[w]hile it's easy to spot advertising-the stuffthat blatantly urges you to go buy something-public relations subtly
27
convinces you to change the way you think.147 (Maher, THE CORPORATE PROFIT MOTIVE &QUESTIONABLE PUBLIC RELATIONS PRACTICES, 2012)
Persamaan antara penelitian jurnal diatas dengan penelitian ini adalah
sama-sama meneliti mengenai public relations, seperti dapat dilihat salah
satu kutipan jurnal tersebut menjelaskan bahwa public relations adalah
sebuah fungsi manajemen dengan tujuan membangun dan
mempertahankan hubungan antara perusahaan dengan publik. Dalam
kutipan jurnal diatas juga menjelaskan bahwa public relations yang baik
adalah seorang praktisi yang mampu membuat persepsi tanpa
penyingkapan publik yang melakukan pengaruh seperti misalnya lebih
baik mengubah persepsi publik daripada mencoba mempengaruhi
melalui iklan yang membuat masyarakat untuk membeli dalam waktu
singkat.
Perbedaan antara jurnal diatas dengan penelitian ini adalah jurnal
tersebut menjelaskan bahwa motif keuntungan perusahaan dan praktisi
public relations yang dipertanyakan selama menjelang aktivitas
perawatan. Sementara penelitian ini meneliti mengenai strategi konsultan
public relations untuk meningkatkan dan mempertahankan brand image
klien dengan menggunakan public relations sebagai salah satu teorinya.
28
2.4 Kerangka Teori
STRATEGI
1. Definisi
KOMUNIKASI
1. Definisi
KomunikasiSTRATEGI KOMUNIKASI
1. Definisi
BRAND IMAGE
1. Definisi Brand Image
PUBLIC
RELATIONS
1. Definisi
Public
Relations
2. Fungsi Public
Relations
CONSULTANT PUBLIC
RELATIONS
1. Definisi Consultant Public
Relations
2. Tanggung Jawab Consultant
Public Relations
CRISIS MANAGEMENT
1. Defini Crisis Management
2. Kesalahan Mengatasi Krisis
3. Langkah Mengatasi Krisis
29
Tabel 2.1 Kerangka Teori
MEDIA RELATIONS
1. Defini Media Relations