bab 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2012-2-00853-mc bab2001.pdf13...

25
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori umum 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Definisi komunikasi Terdapat berbagai macam definisi komunikasi yang dikemukakan para ahli untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi, masing-masing definisi tersebut ada benarnya dan tidak salah karena di sesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing. Berikut ini terdapat beberapa dari definisi tersebut untuk melihat keanekaragamannya yang berguna untuk menarik pengertian yang umum dari komunikasi Definisi singkat dari Harold D. Lasswell dalam bukunya yang berjudul Ilmu komunikasi suatu pengantar (Deddy Mulyana,2006:5) ia menyatakan bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan , apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”. Definisi lain dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia bahwa :

Upload: doanthuan

Post on 03-Mar-2019

264 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori umum

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Definisi komunikasi

Terdapat berbagai macam definisi komunikasi yang dikemukakan para

ahli untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan

komunikasi, masing-masing definisi tersebut ada benarnya dan tidak salah

karena di sesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing.

Berikut ini terdapat beberapa dari definisi tersebut untuk melihat

keanekaragamannya yang berguna untuk menarik pengertian yang umum dari

komunikasi

Definisi singkat dari Harold D. Lasswell dalam bukunya yang

berjudul Ilmu komunikasi suatu pengantar (Deddy Mulyana,2006:5) ia

menyatakan bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan

komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “siapa yang

menyampaikan , apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa

dan apa pengaruhnya”. Definisi lain dibuat oleh kelompok sarjana

komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar

manusia bahwa :

9

Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubugan antarsesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

Everett M. Roger dalam Ilmu komunikasi suatu pengantar (Deddy

Mulyana,2006:8), seorang ahli Sosiologi pedesaan Amerika yang telah

banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi , khususnya dalam

hal penyebaran inovasi menyatakan bahwa :

Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Brent D.Ruben dalam Ilmu komunikasi suatu pengantar (Deddy

Mulyana,2006:10) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia

yang lebih komprehensif sebagai berikut :

Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubunganya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakan menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain.

Pada definisi inipun komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses

yaitu suatu aktivitas yang memiliki berbagai tahap yang terpisah satu

sama lain tetapi berhubungan.

10

Dari definisi di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa

komunikasi adalah pertukaran pesan yang bersifat verbal ataupun

nonverbal antara pengirim dan penerima pesan untuk mengubah tingkah

laku. Perubahan tingkah laku maksudnya dalam pengertian yang luas

yaitu perubahan yang terjadi didalam diri individu mungkin dalam aspek

kognitif atau psikomotor. Dihubungkan dengan penelitian ini, komunikasi

amat dibutuhkan oleh Public Relation PT. Intersa dalam melakukan

upaya membangun citra positif kosmetik merek Lioele.

2.1.1.2 Model komunikasi

Model komunikasi merupakan sebuah gambaran yang sederhana

dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu

komponen dengan komponen lainnya. Penyajian model dalam bagian ini

dimaksudkan untuk mempermudah memahami proses komunikasi dan

melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi. Metode

yang digunakan oleh penulis adalah Model Schramm, Wilbur Schramm

memberikan model proses komunikasi yang agak sedikit berbeda (Arni

muhammad,2007:20). Dia memperlihatkan pentingnya peranan

pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang pengalaman akan

menentukan apakah pesan yang dikirimkan diterima oleh si penerima

sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan. Schramm

mengungkapkan apabila jika tidak ada kesamaan dalam bidang

pengalaman, bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan

yang sama, maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima

11

diinterpretasikan dengan benar. Berikut gambar komunikasi Schramm

satu arah :

Gambar 2.1 (Model Schramm dalam Arni Muhammad,2007:21)

Schraumn menyadari adanya timbal balik dalam komunikasi sangatlah

penting. Akhirnya menyempurnakan model ini menjadi model dua arah.

Proses timbale balik sangat penting dalam proses komunikasi karena akan

menceritakan kepada kita bagaimana pesan yang dikirimkan diinterpretasikan

oleh yang menerima pesan. Berikut gambar model komunikasi Schraumn

yang berbentuk sirkuler :

12

Gambar 2.2 (Modifikasi Gambar 2.1 Model Schramm dalam Arni

Muhammad,2007:22)

Model Schramm menurut peneliti merupakan model komunikasi yang sesuai

dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini, kita meneliti bagaimana umpan

balik dari penerima pesan penting adanya. Disini kita ingin mengetahui

apakah upaya-upaya PR PT. Intersa dalam membangun citra dapat

mempengaruhi brand awareness dengan melihat umpan balik dari

masyarakat.

13

2.1.2 Komunikasi Organisasi 2.1.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi

Pengertian komunikasi organisasi menurut Wiryanto dalam buku yang

berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi” adalah sebagai berikut, “Komunikasi

organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam

kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi”.(Wiryanto, 2004 : 54).

Sedangkan definisi komunikasi Komunikasi organisasi menurut Dedy

Mulyana dalam buku yang berjudul “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”,

adalah :

“Komunikasi organasasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gosip”.(Mulyana, 2003 :75).

Dengan pengertian komunikasi organisasi menurut beberapa ahli yang

telah dijelaskan diatas diambil kesimpulan tentang komunikasi organisasi, yaitu:

komunikasi antara individu yang terjadi dalam konteks organisasi, komunikasi

tersebut dapat bebentuk komunikasi formal ataupun komunikasi informal.

14

2.1.2.2 Arus Komunikasi Organisasi

Menurut Wiryanto dalam buku yang berjudul “Pengantar Ilmu

Komunikasi” arus komunikasi organisasi yaitu sebagai berikut:

1. komunikasi ke atas

2. komunikasi ke bawah

3. Komunikasi lateral (Wiryanto, 2004 : 65).

Komunikasi ke atas adalah pesan yang dikirm dari tingkat hierarki yang

lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya, dari direktur ke manajernya.

Jenis komunikasi ini mencakup, antara lain :

1. Kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, yang berarti bahwa apa

yang sedang terjadi dalam pekerjaan, seberapa jauh pencapainnya,

apa yang masih harus dilakukan, dan masalah lain yang serupa.

2. Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang masih

belum terjawab.

3. Berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran perbaikan.

4. Perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi,

pekerjaan itu sendiri, pekerjaan lainnya, dan masalah lain yang serupa.

Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat

hierarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Sebagai contoh, pesan

yang dikirim oelh manajer kepada karyawanya. Bersamaan dengan pemberian

pesan tersebut, biasanya diikuti dengan penjelasan prosedur, tujuan, dan

sejenisnya. Para manajer juga bertangggung jawab memberikan penilaian

kepada karyawannya memotivasi mereka.

15

Komunikasi lateral adalah pesan antara sesama, yakni dari manajer ke

manajer, karyawan ke karyawan. Pesan semacam ini bisa bergerak dibagian

yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian. Komunikasi lateral

ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah.

Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan

memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan

kerja.

2.1.2 Public Relations

2.1.2.1 Definisi Public Relations

Menurut Elvinaro Ardianto (2009:2), Public Relations (PR) adalah

salah satu sub bidang Ilmu Komunikasi, kendati secara praktis, komunikasi

adalah backbone (tulang punggung) kegiatan PR. Konsep lainnya dari PR

adalah sebagai “jembatan” antara perusahaan atau organisasi dengan

publiknya, terutama tercapainya mutual understanding (saling pengertian)

antara perusahaan dengan publiknya.

Menurut Jefkins, Public Relations (PR) adalah semua bentuk

komunikasiyang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu

organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan

yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. PR senantiasa

berkenan dengan kegitan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan

melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang

berdampak (Jefkins, 2004:10).

16

Berdasarkan pengertian di atas, seorang Public Relatons memiliki

peran dalam mengatur aktivitas komunikasi antara perusahaan dengan

publiknya agar tercipta kesepakatan dan kejelasan di antara mereka

sehingga mencegah salah pengertian. Selain itu mencegah adanya isu-isu

negatif yang berkembang akibat kurangnya kejelasan komunikasi antara

mereka.

2.1.2.2 Kegiatan Public Relations

Elvinaro Ardianto (2008:71) menyatakan bahwa dalam teori

kehumasan terdapat kegiatan Public Relations yang biasa dilakukan untuk

mencegah atau mengatasi permasalahan. Seperti kegiatan PR yang dapat

juga dikenal dengan sebutan PENCILS atau biasa dapat juga disebut

bauran Public Relations. Bauran Public Relations yang dimaksud antara

lain:

a. Publications (publikasi dan publisitas)

Setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarkan

publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media

tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan/organisasi, yang pantas

untuk diketahui oleh publik. kemudian menghasilkan publisitas untuk

memperoleh tanggapan positif secara lebih luas dari masyarakat.

b. Events (Penyusunan program acara)

PR juga merancang acara tertentu atau peristiwa khusus yang dipilih

dalam jangka waktu, tempat, dan obyek tertentu yang secara khusus

17

untuk mempengaruhi opini public dan obyek tertentu yang secara

khusus untuk mempengaruhi opini publik, event tersebut ada beberapa

jenis. Diantara sebagai berikut:

1. Calender Event yang rutin (regular event) dilaksanakan

pada bulan tertentu sepanjang tahun, seperti menyambut hari

raya Idul Fitri, hari Natal, Tahun Baru, hari ulang tahun dan

sebagainya.

2. Special events, yaitu event yang sifatnya khusus, dan

dilaksanakan pada momen tertentu di luar acara rutin dari

program kerja PR, seperti peluncuran produk baru (product

launching), pembangunan kantor atau pabrik baru, jalan baru,

gedung baru, dan sebagainya.

3. Moment events, yaitu event atau acara yang bersifat

momental, atau lebih khusus lagi, misalnya, seperti

menyambut pesta perak, pesta emas, pesta berlian, dan hingga

menghadapi millenium.

c. News (menciptakan berita)

Menciptakan berita melalui press release, news letter, bulletin, dan

lain-lain yang biasanya mengacu teknis penulisan 5W+1H (Who,

What,Where, When, Why, dan How). Sistematika penulisannya adalah

“piramida terbalik”. Yang paling penting diletakkan di tengah batang

berita. Untuk itulah seorang PR harus mempunyai kemampuan untuk

18

menulis, karena sebagian besar tugasnya untuk tulis menulis.

khususnya dalam menciptakan publisitas.

d. Community Involvement (Kepedulian kepada komunitas),

Mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu, serta

menjaga hubungan baik (community relations and humanity relations)

dengan pihak organisasi atau lemabaga yang diwakilinya.

e. Inform or Image (Memberitahukan atau meraih citra)

Public relations bertugas untuk memberitahukan sesuatu kepada public

atau menarik perhatian, sehingga diharapkan akan memperoleh

tanggapan berupa citra positif. Proses dari “nothing” menjadi

“something”: dari yang tidak tahu menjadi tahu, setelah tahu menjadi

suka, dan diharapkan timbul sesuatu (something), yaitu berupa citra.

f. Lobbying or Negotiating (Pendekatan dan bernegosiasi),

Kemampuan untuk melobi secara personal, dan kemampuan

bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PR, agar semua rencana,

ide, atau gagasan kegiatan suatu lembaga memperoleh dukungan dari

individu dan lembaga yang berpengaruh, sehingga timbul situasi saling

menguntungkan (win-win solution).

g. Social Responsibility (Tanggung jawab sosial),

19

PR tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi lembaga atau

organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian kepada

masyarakat. Hal ini penting, supaya ia memperoleh simpati atau

empati d nnari khalayakanya.

2.1.2.3 Tujuan dan Fungsi Public Relations

Public Relations menjadi kebutuhan utama dalam suatu organisasi atau

lembaga karena peranannya yang kuat dalam memperlihatkan wajah perusahaan

dengan image yang baik dan usaha mencari dukungan masyarakat. Tidak hanya

itu, ada beberapa fungsi penting lainnya seperti berikut ini.

1. Menarik simpati masyarakat agar perusahaan dapat dikenal public

dengan baik (tindakan pencitraan)

2. Menerangkan kepada masyarakat tentang fungsi kelembagaan dan

keuntungan yang akan didapat apabila bergabung dengan

organisasi atau menggunakan jasa perusahaan.

3. Menimbulkan efek persuasive atau pembujukan langsung

sehingga masyarakat mengubah sikapnya dari belum percaya

menjadi percaya terhadap organisasi.

4. Mengevaluasi sikap perusahaan terdahulu dilihat dari tanggapan

public sehingga dapat memperbaiki manajemen perusahaan ke

depannya.

5. Menjadi jembatan penghubung atara masyarakat sebagai

pelanggan dan perusahaan dengan manajemen sebagai penyedia

jasa dan layanan.

20

Sedangkan menurut Howard Stephenson yang dikutip oleh

Danandjaja (2011:20), fungsi dari PR adalah sebagai berikut:

1. Public Relations merupakan dasar falsafah sosial dari

manajemen

2. Public Relations merupakan dasar falsafah sosial yang

dinyatakan melalui pengambilan keputusan

3. Public Relations itu merupakan hasil kegiatan yang berasal dari

suara kebijaksanaan

4. Public Relations itu adalah komunikasi

Secara teoritis, tujuan Public Relations terbagi menjadi 2, yaitu tujuan

berdasarkan kegiatan internal Public Relations dan tujuan berdasarkan

kegiatan eksternal Public Relations. Berikut tujuan berdasarkan kegiatan

internal Public Relations (Danandjaja, 2011:22) :

1. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan opini

publik terhadap perusahaan.

2. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan

yang sedang dijalankan.

3. Memberikan penerangan kepada karyawan mengenai suatu

kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut

kepada berbagai aktifitas rutin perusahaan, juga menjelaskan tentang

perkembangan perusahaan tersebut.

21

4. Merencanakan bagi pernyusunan suatu staff yang efektif bagi

penugasan yang bersifat internal Public Relations dalam perusahaan

tersebut.

Berikut tujuan Public Relation berdasarkan kegiatan eksternal Public

Relations (Danandjaja, 2011:25)

1. Memperluas pasar

2. Memperkenalkan produk/jasa yang baru saja diproduksi oleh

perusahaan.

3. Mencari dan mengembangkan modal

4. Memperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat masyarakat luas

guna mendapatkan opini public yang positif.

22

2.2. Teori Khusus

2.2.1 Citra

2.2.1.1 Definisi Citra

Citra merupakan cerminan dari perusahaan, jika citra perusahaan positif

maka perusahaan tersebut dinilai baik dan sukses oleh publik, begitu pula

sebaliknya, jika perusahaan negative, maka perusahaan akan dinilai buruk oleh

publik.

Citra adalah peta tentang dunia, tanpa citra kita akan selalu berada dalam

suatu yang tidak pasti. Citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus

selalu sesuai dengan realitas. Citra adalah dunia menurut persepsi kita (Ardianto,

2009: 28). Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri public terhadap

poerusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau

organisasi (Ardianto, 2009: 29)

Pernyataan ini diperkuat oleh Frank Jefkins, dalam bukunya yang

berjudul PR Technique, menyimpulkan bahwa secara umum diartikan sebagai

kesan seseorang atau individu tentang suatu yang muncul sebagai hasil hasil dari

pengetahuan dan pengalamannya (Nova, 2011: 298).

Definisi citra menurut David A.Arker, John G. Mayer Citra adalah

seerangkat anggapan, impresi atau gambaran seseorang atau sekelompok orang

mengenai suatu objek bersangkutan. ( Nova, 2011: 298) .Kesimpulan yang

diambil penulis, citra adalah suatu gambaran yang melekat pada setiap individu

ataupun perusahaan ataupun organisasi, yang dimana public biasanya menilai

23

dari apa yang mereka lihat dengan mata, mendengar dengan telinga, dan

merasakan dengan pikiran yang diselaraskan dengan hati.

2.2.1.2 Manfaat Citra

Citra yang baik tentu saja dapat membawa manfaat yang baik untuk

perusahaan atau organisasi. Manfaat itu sendiri dapat dinikmati baik pada saat

perusahaan mengalami masa krisis atau pun sedang mengalami masa kesuksesan.

Menurut Sutojo dalam buku (Nova, 2011: 303-304) citra perusahaan yang baik

mempunyai manfaat-manfaat yaitu:

1. Daya saing jangka menengah dan jangka panjang yang mantap

(Mid and Long Term Suistainable)

2. Menjadi perisai selama masa krisis (An Insurance for Adverse

Times)

3. Menjadi Daya tarik eksekutif handal (Attraction the Best

Executives Available)

4. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran ( Increasing

Effectiveness of Marketing Instuments).

5. Penghematan biaya operasional (Cost Saving).

2.2.1.3 Proses Pembentukan Citra

Menurut Danasaputra dalam buku Dasar-Dasar Public Relations

(Soemirat dan Ardianto (2010: 114-116) Citra terbentuk berdasarkan

pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.

Komunikasi yang tidak secara langsung dapat menimbulkan perilaku

24

tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan

citra kita terhadap lingkungan.

Proses pembentukan citradalam struktur kognitif yang sesuai dengan

system komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoeno, dalam laporan

penelitian tentang tingkah laku konsumen seperti yang dikutip oleh

Danasaputra (Soemirat dan Ardianto 2010: 114-116) , sebagai berikut:

1. Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan yang

dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan dengan kata lain. Individu

akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan

pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi inilah

yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau

pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan

oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.

2. Kognisi, yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus

keyakinan ini akan timbul apabila individu harus diberikan informasi-

informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

3. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakan respon seperti yang

diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam

pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk

melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

25

4. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan

merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan

prilaku tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan

prilaku tetapi merupakan kecendrungan untuk berprilaku dengan cara-

cara tertentu, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi sikap

menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu,

menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, sikap

mengandung aspek evaluatif artinya mengandung nilai menyenangkan

atau tidak menyenangkan, sikap juga diperhitungkan atau diubah.

26

2.2.1.3 Jenis Citra

Menurut Jefkins (Soemirat dan Ardianto 2010: 117) dalam bukunya

yang berjudul Public Relations (1984) dan buku lainnya yang berjudul

Essential of Public Relations (1998) Citra terbagi menjadi beberapa jenis, dan

citra dikelompokan sebagai berikut:

1. Citra Bayangan ( Mirror Image)

Citra melekat terhadap individu dalam suatu organisasi tersebut,

biasanya pemimpinnya, Citra ini bersifat ilusi dan tidaklah sesuai.

Sebagai akibat dari tidak memadainya informasi pengetahuan

serta pandangan dari pihak-pihak luar.

2. Citra yang Berlaku ( Current Image)

Merupakan citra yang dianut oleh pihak-pihak luar terhadap

organisasi tersebut. Citra tersebut dapat terbentuk semata-mata

terbentuk dari pengetahuan serta pengalaman orang-orang luar

yang sangat terbatas. Sehingga jarang sekali sesuai dengan

faktanya

3. Citra yang Diharapkan (Wish Image)

Suatu citra yang diharapkan oleh perusahaan tersebut terhadapan

sasarannya. Seringkali citra yang diharapkan lebih baik dan

menarik daripada citra yang ada sesungguhnya. Tapi dalam

keadaan tertentu, citra yang terlalu baik cukup dapat menyulitkan

perusahaan.

4. Citra perusahaan (Corporate Image)

27

Citra dari suatu organisasi secara kesluruhan, jadi bukan citra atas

produk dan pelayanannya saja. Citra perusahaan ini terbentuk oleh

banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu

perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup

perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan dibidang

keuangan yang pernah diraihnya, sukses ekspor, hubungan

industry yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja

dalam jumlah yang besar, komitmen mengadakan riset, dan

sebagainya.

5. Citra Majemuk (Multiple Image)

Setiap perusahaan atau organisai pasti memiliki banyak unit dan

pegawai (anggota). Masing-masing unit dan individu tersebut

memiliki perangai dan perilaku tersendiri, sehingga secara sengaja

atau tidak mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu

sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.

Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan juga boleh dikatakan

sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimiliki. Untuk

menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, variasi citra itu

harus ditekan seminim mungkin dan citra perusahaan secara

keseluruhan harus ditegakkan.

28

2.2.2 Event

2.2.2.1 Definisi Event

Event didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk

memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara individu atau

kelompok yang terikat secara adat , budaya, tradisi dan agama yang diselenggarakan

untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang di selenggarakan

pada waktu tertentu ( Noor, 2009:7)

Definisi Event adalah sebuat kejadian penting atau peristiwa khusus, baik yang

terjadi pada acara lokal maupun nasional bahkan berkaitan dengan suatu peristiwa

secara internasional (Ruslan, 2010:227)

2.2.1.2 Tujuan dan Fungsi Event

Menurut Tom Duncan (2003:74), tujuan diadakannya event adalah :

1. Mempengaruhi khalayak sasaran

2. Mengasosiasikan sebuah merek dengan suatu kegiatan, gaya hidup,

atau individu tertentu.

3. Menjangkau target sasaran yang lebih luas

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap merek, produk, atau

perusahaan

5. Mempublikasikan sebuah merek, produk, atau perusahaan yang

nantinya akan meningkatkan pengetahuan khalayak.

Fungsi Event menurut Ruslan (2010:227) adalah sebagai berikut:

1. Menunjang hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik

29

2. Menciptakan komunikasi timbal balik yang dua arah.

3. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi

untuk menciptakan citra dan kepercayaan pada publik

4. Melayani keinginan publiknya.

5. Dapat meningkatkan profit, jika event tersebut adalah event berbayar.

Dari fungsi dan tujuan event tersebut, dapat dilihat manfaat event bagi

sebuah perusahaan, yaitu dapat menunjang kegiatan manajemen dalam

mencapai tujuan organisasi, sehingga event dapat berguna bagi sebuah

organisasi dalam mencapai tujuan organisasi/perusahaan tersebut. Dan

dikaitkan dengan penelitian maka penulis menarik kesimpulan bahwa tujuan

dan fungsi event sejalan dengan tujuan penelitian. Didalam penelitian ini,

event merupakan sebuah suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan

masyarakat terhadap perusahaan atau suatu produk.

2.2.1.3 Kategoti Event

Event terbagi kedalam 4 kategori atau unsur (Noor,2009:60) yaitu:

1. Leisure event

Pada saat ini leisure event yang berkembang banyak bersadarkan

pada kegiatan keolahragaan. Kegiatan yang sama memiliki unsur

pertandingan didalamnya dan mendatangkan banyak pengunjung

pada event tersebut. Berkembangnya kegiatan leisure event karena

perkembagan teknologi telah memberikan warna baru pada setiap

event yang diselenggarakan. Misalnya, pada setiap empat tahun

sekali diselenggarakan olimpiade, selalu muncul ide baru yang tidak

30

ada pada event sejenisnya. Tempat dan temanya pun berbeda. Hal ini

yang menjadikan setiap event yang diselenggarakan selalu memiliki

kekhasan tersendiri.

2. Personal event

Yang termasuk dalam personal event adalah segala bentuk kegiatan

yang didalamnya terlibat anggota keluarga atau teman. Banyak aspek

kehidupan masa kini telah merubah bentuk asli kegiatan personal

event, misalnya pesta ulang tahun, pesta pernikahan bahkan termasuk

pula perayaan-perayaan pribadi lainnya.

3. Cultural event

Budaya selalu identik dengan upacara adat, dan tradisi memiliki nilai

sosial yang tinggi dalam tatanan masyarakat. Seperti contoh upacara

ngaben di Bali.

4. Organizational event

Merupakan kegiatan besar pada setiap organisasi. Pada kategori ini,

bentuk event yang diselenggarakan tentinya disesuaikan dengan

tujuan organisasi. Kegiatan organizational event telah memberikan

banyak inspirasi bagi industri untuk turut serta menggunakan ide ini

sebagai cara meningkatkan pendapatan perusahaannya

31

Menurut Ruslan (2010, 14), terdapat beberapa jenis Event yaitu:

1. Calendar event

Merupakan event yang rutin dilaksanakan pada waktu tertentu sepanjang

tahun.

2. Special events

Merupakan event yang sifatnya khusus dan dilaksanakan pada momen

tertentu diluar acara rutin dari program kerja Public Relations.

3. Moment events

Merupakan event yang bersifat momentum atau lebih khusus lagi.

2.2.3 Event Sponsorship

2.2.3.1 Definisi Event Sponsorship

Definisi event sponsorship menurut Duncan (2005 : 14) yaitu :

“ Financial support of an organization, person, or activity in exchange for brand publicity and association“

Hal di atas dapat diartikan :

“Dukungan keuangan dari sebuah organisasi, orang, atau kegiatan

dalam pertukaran untuk Publisitas merek dan asosiasi”.

Sponsorship merupakan suatu bentuk dari promosi merek dengan cara

memberikan bantuan keuangan dari sebuah organisasi, perorangan, atau

kegiatan yang menghubungkan suatu merek dengan kegiatan olah raga,

hiburan, budaya yang menimbulkan ketertarikan daya tinggi, dengan

memberikan timbal balik untuk mengiklankan perusahaan.

32

2.2.3.2 Fungsi Event Sponsorship

Adapun fungi event sponsorship menurut Jefkins (2004 : 267) adalah :

1. Untuk melancarkan suatu kampanye periklanan melalui publikasi

nama-nama serta produk-produk perusahaan yang seluas-luasnya

oleh media masa yang meliputi jalannya acara yang disponsori

tersebut.

2. Untuk mendukung strategi atau kebijakan pemasaran.

3. Untuk memperlihatkan niat baik organisasi atau perusahaan guna

melaksanakan tanggung jawab sosialnya.