2007-1-00207-si bab 2

39
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.2 Teori Umum 2.1.1 Definisi Visi, Misi dan Strategi Menurut Gaspersz (2003, p14), visi adalah suatu pernyataan menyeluruh mengenai gambaran ide yang ingin dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan definisi misi, masih menurut Gaspers (2003, p14), adalah suatu pernyataan mengenai konsep bisnis dan tujuan-tujuan yang bersifat strategis termasuk manfaat- manfaat yang diberikan kepada pelanggan dari pasar. Berikut ini beberapa pandangan para ahli mengenai definisi kata strategi: 1. Menurut McNichols (Salusu, 2005, p92-93), strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. 2. Menurut Shirley (Salusu, 2005, p90), strategi adalah faktor yang menentukan. Keputusan- keputusan dalam bertindak diarahkan dan keseluruhannya diperoleh untuk mencapai tujuan organisasi. 2.1.2 Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2001, p419) adalah penentuan secara  periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan  berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Upload: rudi-irawan

Post on 18-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    1/39

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.2 Teori Umum

    2.1.1 Definisi Visi, Misi dan Strategi

    Menurut Gaspersz (2003, p14), visi adalah suatu pernyataan menyeluruh

    mengenai gambaran ide yang ingin dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang.

    Sedangkan definisi misi, masih menurut Gaspers (2003, p14), adalah suatu pernyataan

    mengenai konsep bisnis dan tujuan-tujuan yang bersifat strategis termasuk manfaat-

    manfaat yang diberikan kepada pelanggan dari pasar.

    Berikut ini beberapa pandangan para ahli mengenai definisi kata strategi:

    1. Menurut McNichols (Salusu, 2005, p92-93), strategi adalah suatu seni

    menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai

    sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam

    kondisi yang paling menguntungkan.

    2. Menurut Shirley (Salusu, 2005, p90), strategi adalah faktor yang

    menentukan. Keputusan- keputusan dalam bertindak diarahkan dan

    keseluruhannya diperoleh untuk mencapai tujuan organisasi.

    2.1.2 Pengukuran Kinerja

    Pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2001, p419) adalah penentuan secara

    periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan

    berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    2/39

    Menurut Anderson dan Clancy pengukuran kinerja adalah feed back from the

    accountant to management that provide information about how well the actions

    represent the plans; it also identifies where managers say need to make corrections or

    adjustments in future planning and controlling activities (Yuwono, Sukarno, Ichsan,

    2004, p21).

    Sedangkan definisi pengukuran kinerja menurut Anthony, Banker, Kaplan, dan

    Young adalah kegiatan pengukuran kinerja dari sebuah aktivitas atau keseluruhan

    aktivitas pada rantai nilai. (Yuwono, Sukarno, Ichsan, 2004, p23).

    Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah

    tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang

    ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan

    balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan

    titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas

    perencanaan dan pengendalian.

    Menurut Lynch dan Cross (Yuwono, Sukarno, Ichsan, 2004, p29) manfaat

    pengukuran kinerja yang baik adalah sebagai berikut:

    1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa

    perusahaan lebih dekat dengan pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam

    organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggannya.

    2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai

    pelanggan dan pemasok internal.

    3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya

    pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of wastes).

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    3/39

    4. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih

    konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.

    5. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi

    rewardatas perilaku yang diharapkan tersebut.

    2.1.3 Teknologi Informasi

    Menurut Senn (1998, p12), definisi teknologi informasi adalah suatu istilah yang

    digunakan untuk mengacu pada berbagai macam bagian dan kemampuan yang

    digunakan luas di dalam penciptaan, penyimpanan dan penyebaran informasi. Tiga

    komponen utama dalam teknologi informasi adalah komputer (yang terdiri dari

    hardware dansoftware), jaringan komunikasi dan pengetahuan.

    Menurut OBrien (2003, p7) teknologi informasi adalah seperangkat hardware,

    software, telekomunikasi, manajemen basis data dan teknologi pemrosesan informasi

    yang digunakan berdasarkan CBIS (Computer Base Information System).

    Menurut Alter (1999, p42), teknologi informasi adalah hardware, dan software

    yang digunakan oleh sistem informasi. Secara umum, teknologi informasi adalah:

    i. Teknologi membentuk (creation) yang terdiri atas komputer (hardware dan

    software).

    ii. Teknologi penyimpanan data yang terdiri dari teknologi media dan teknologi

    data.

    iii. Teknologi yang terdiri dari teknologi komunikasi dan teknologi penyampaian

    informasi.

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    4/39

    2.1.4 BalancedScorecard

    Kaplan dan Norton (Yuwono, Sukarno, Ichsan, 2004, p7) mendefinisikan

    balanced scorecard sebagai seperangkat pengukuran yang memberikan pandangan

    bisnis yang cepat dan komprehensif bagi manager puncak, termasuk pengukuran

    keuangan yang menjelaskan hasil dari kejadian yang telah terjadi, pengukuran keuangan

    tersebut dilengkapi dengan pengukuran operasional pada kepuasan pelanggan, proses

    bisnis internal, inovasi organisasi dan perbaikan aktivitas operasional yang mengarah

    pada kinerja keuangan di masa depan.

    Menurut Tunggal (2002, p1), balanced scorecard adalah kumpulan ukuran

    kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari strategi perusahaan yang mendukung

    strategi perusahaan secara keseluruhan.

    Sementara Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (Yuwono, Sukarno, Ichsan,

    2004, p8) mendefinisikan balanced scorecard sebagai suatu pengukuran dan sistem

    manajemen yang menampilkan hasil unit-unit bisnis dari empat perspektif yaitu

    keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa balanced scorecard merupakan

    suatu pengukuran kinerja yang cepat, tepat dan komprehensif yang memberikan

    pandangan dan pemahaman bagi manager tentang performa bisnis yang ada. Pengukuran

    kinerja tersebut dilihat dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif

    pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan

    pertunbuhan seperti terlihat pada gambar 2.1.

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    5/39

    Gambar 2.1Balanced ScorecardSebagai Suatu Sistem Manajemen Kinerja

    (Gaspersz, 2003, p3)

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    6/39

    2.1.5 PerspektifBalancedScorecard

    2.1.5.1 Perspektif Keuangan

    Menurut Kaplan dan Norton (Kaplan, Norton, 2000, p41), scorecard harus

    menjelaskan strategi perusahaan dimulai dengan tujuan keuangan jangka panjang, dan

    kemudian mengaitkannya dengan berbagai urutan tindakan yang harus diambil

    berkenaan dengan proses keuangan, pelanggan, proses internal bisnis, dan para pekerja

    serta sistem untuk menghasilkan kinerja ekonomis jangka panjang yang diinginkan.

    Ukuran kerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi

    dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba

    perusahaan.

    Tujuan finansial biasanya berhubungan dengan peningkatan laba, ROCE (Return

    on Capital Employed) atauEVA (Economic Value Added), yang juga merupakan contoh

    ukuran yang dipakai untuk mengevaluasi kinerja bisnis perusahaan. Tujuan keuangan

    lainnya biasanya berupa pertumbuhan penjualan yang cepat atau terciptanya arus kas.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa perspektif keuangan dapat memungkinkan

    terciptanya keterkaitan yang diperlukan antara keempat perspektif balanced scorecard.

    2.1.5.2 Perspektif Pelanggan

    Dalam perspektif pelanggan, perusahaan melakukan identifikasi pelanggan dan

    segmen pasar dimana unit bisnis tersebut akan bersaing. Bagi beberapa perusahaan,

    perspektif pelanggan juga memperhatikan pemeliharaan hubungan dengan pelanggan

    dengan mengoptimalkan pelayanan bagi mereka. (Kaplan, Norton, 2000, p55)

    Perspektif pelanggan memiliki kelompok ukuran pelanggan utama seperti terlihat

    pada gambar 2.2 yaitu:

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    7/39

    1. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction); mengukur tingkat kepuasan atas

    kriteria kinerja tertentu di dalam proposisi nilai yang menunjukkan apakah

    perusahaan telah memenuhi harapan pelanggan.

    2. Retensi pelanggan (customer retention); mengukur bagaimana cara perusahaan

    meningkatkan pangsa pasar dengan terlebih dahulu mempertahankan pelanggan

    pelanggan yang ada pada segmen tersebut.

    3. Akuisisi pelanggan (customer acquisition); mengukur, dalam bentuk absolut dan

    relatif, kekuatan unit bisnis dalam menarik dan memenangkan pelanggan atau

    bisnis baru.

    4. Profitabilitas pelanggan (customer profitability); mengukur keuntungan bersih

    yang diperoleh dari pelanggan atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai

    pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.

    5. Pangsa pasar (market share); mengukur proporsi bisnis yang dijual oleh sebuah

    unit bisnis dipasar tertentu dalam bentuk jumlah pelanggan, uang yang

    dibelanjakan atau volume satuan yang terjual. (Kaplan, Norton, 2000, p59).

    Gambar 2.2 Perspektif Pelanggan Ukuran Utama

    (Kaplan, Norton, 2000, p60)

    PANGSA PASAR

    RETENSI

    PELANGGAN

    PROFITABILITAS

    PELANGGANAKUISISI

    PELANGGAN

    KEPUASAN PELANGGAN

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    8/39

    Selain kelompok utama, terdapat kelompok kedua yang merupakan pendorong kinerja

    hasil pelanggan. Semua ukuran ini akan menjawab pertanyaan apa yang harus diberikan

    perusahaan kepada pelanggan agar tingkat kepuasan, retensi, akuisisi, dan pangsa pasar

    yang tinggi dapat tercapai. Ukuran faktor pendorong kinerja menawarkan proporsi nilai

    yang diberikan perusahaan kepada pelanggan dan segmen pasar sasarannya seperti

    model generik pada gambar 2.3. Proporsi nilai tersebut disusun atas beberapa atribut

    sebagai berikut:

    1. Atribut produk dan jasa; mencakup fungsionalitas produk atau jasa dan mutu.

    2. Hubungan pelanggan; mencakup penyampaian produk atau jasa kepada

    pelanggan yang meliputi dimensi waktu tanggap dan penyerahan, serta

    bagaimana perasaan pelanggan yang telah membeli produk atau jasa dari

    perusahaan tersebut.

    3. Citra dan reputasi; mencakup faktor-faktor yang tidak berwujud yang membuat

    pelanggan tertarik kepada suatu perusahaan. (Kaplan, Norton, 2000, p64).

    Gambar 2.3 Proporsi Nilai Pelanggan

    (Kaplan, Norton, 2000, p65)

    Model Generik

    + + HubunganNilai CitraAtribut Produk/Jasa

    Fungsio

    nalitas

    Mutu Harga Waktu

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    9/39

    2.1.5.3 Perspektif Proses Bisnis Internal

    Menurut Kaplan dan Norton (Kaplan, Norton, 2000, p80) balanced scorecard

    dalam perspektif proses bisnis internal memungkinkan para manager untuk

    mengidentifikasi berbagai proses internal penting yang harus dikuasai dengan baik oleh

    perusahaan. Proses ini memungkinkan unit bisnis untuk:

    i. Memberikan proporsi nilai yang akan menarik perhatian dan mempertahankan

    pelanggan dalam segmen pasar sasaran, dan

    ii. Memenuhi harapan keuntungan finansial yang tinggi dari para pemegang saham.

    Ukuran proses bisnis internal berfokus pada berbagai proses internal yang

    berdampak pada kepuasan pelanggan dan pencapaian tujuan finansial perusahaan.

    Faktor pendukung keberhasilan jangka panjang mungkin mensyaratkan perlunya

    perusahaan menciptakan produk dan jasa yang baru untuk memenuhi kebutuhan yang

    terus bertumbuh dari pelanggan peusahaan saat ini dan yang akan datang. Model rantai

    nilai generik pada perspektif ini dapat dilihat pada gambar 2.4.

    Gambar 2.4 Perspektif Proses Bisnis Internal Model Rantai Nilai Generik

    (Kaplan, Norton, 2000, p84)

    Kebutuh

    Pelangg

    Terpuask

    Kebutuhan

    Pelanggan

    Diidentifikasi

    Kenali

    Pasar

    Ciptakan

    Produk

    / Jasa

    Bangun

    Produk

    / Jasa

    Luncurkan

    Produk

    / Jasa

    Layani

    Pelanggan

    Proses Inovasi

    Proses

    Layanan

    Purna jualProses O erasi

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    10/39

    2.1.5.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

    Menurut Kaplan dan Norton (Kaplan, Norton, 2000, p109) perspektif terakhir

    pada balanced scorecard mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong

    pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif

    keuangan, pelanggan dan proses bisnis internal mengidentifikasikan apa yang harus

    dikuasai perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang istimewa. Sedangkan tujuan

    dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang

    memungkinkan tujuan dalam tiga perspektif lain dapat tercapai dengan baik. Kelompok

    pengukuran utama yang dipakai dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,

    seperti terlihat pada gambar 2.5, yaitu:

    Kepuasan pekerja; menyatakan bahwa moral pekerja dan kepuasan kerja secara

    keseluruhan merupakan pra-kondisi bagi meningkatnya produktivitas, daya

    tanggap, mutu dan layanan pelanggan.

    Retensi pekerja; tujuannya adalah untuk mempertahankan selama mungkin para

    pekerja yang diminati perusahaan. Para pekerja yang lama dan loyal membawa

    nilai perusahaan, pengetahuan tentang berbagai proses organisasional dan

    diharapkan sensitivitasnya terhadap kebutuhan para pelanggan.

    Produktivitas pekerja; untuk mengukur suatu hasil, dampak keseluruhan

    mengenai usaha peningkatan moral dan keahlian pekerja, inovasi, proses internal

    dan kepuasan pelanggan.

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    11/39

    Ukuran Inti

    Faktor yang mempengaruhi

    Gambar 2.5 Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan

    (Kaplan, Norton, 2000, p112)

    2.2 Teori Khusus

    2.2.1 IT Balanced Scorecard

    Konsep IT Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Wim Van

    Grembergen pada tahun 1997 sebagai pengembangan Balanced Scorecard. Pendekatan

    IT Balanced Scorecardhadir ketika minat terhadap teknologi informasi (TI) meningkat

    sehingga muncul masalah tentang bagaimana mengevaluasi fungsi teknologi informasi

    perusahaan. IT Balanced Scorecardmemberikan gambaran kinerja keseluruhan unit TI

    berdasarkan visi, misi dan strategi TI perusahaan. Grembergen membagi IT Balanced

    Scorecard menjadi empat perspektif yaitu perspektif yaitu perspektif kontribusi

    perusahaan, perspektif orientasi pengguna, perspektif penyempurnaan operasional, dan

    perspektif orientasi masa depan. [http1]

    HHAASSIILL

    Kepuasan

    Peker a

    Retensi

    Pekerja

    Kom etensi Staf Iklim untuk

    Bertindak

    Infrastruktur

    Teknologi

    Produktivitas

    Pekerja

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    12/39

    2.2.1.1 Perspektif Kontribusi Perusahaan

    Sangat penting untuk membedakan dua jenis evaluasi pada TI yaitu evaluasi

    keuangan jangka pendek dan jangka panjang dari proyek dan fungsi TI. Yang termasuk

    evaluasi jangka pendek adalah mengendalikan pengeluaran TI dan menjual produk atau

    layanan TI kepada pihak ketiga, sementara nilai bisnis dari proyek TI baru dan nilai

    bisnis dari fungsi TI adalah pengukuran yang memerlukan waktu yang lama. [http1].

    Contoh tujuan dan ukuran yang digunakan Grembergen dalam mengukur

    perspektif kontribusi perusahaan adalah sebagai berikut:

    1. Mengendalikan pengeluaran IT. Ukuran yang digunakan:

    i. Persentase diatas atau dibawah anggaran TI

    ii. Pengalokasian dari anggaran yang lain

    iii. Anggaran TI sebagai penyajian pengembalian

    iv. Beban TI per anggota karyawan

    2. Nilai bisnis dari proyek TI yang baru. Ukuran yang digunakan:

    i. Evaluasi keuangan dengan ROI, NPV, IRR, PB

    ii. Evaluasi bisnis berdasarkan informasi ekonomi

    3. Nilai bisnis dari fungsi TI. Ukuran yang digunakan;

    i. Persentase pengembangan kemampuan yang disatukan dalam proyek yang

    strategis

    ii. Hubungan antara pengembangan yang baru atau investasi infrastruktur atau

    penempatan investasi

    4. Menjual kepada pihak ketiga. Ukuran yang digunakan:

    i. Keuntungan finansial dari penjualan produk atau layanan

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    13/39

    2.2.1.2 Perspektif Orientasi Pengguna

    Pengguna dari divisi TI yang utama adalah end-user, yaitu staf internal

    perusahaan. Penggunanya yang lainnya adalah pelanggan perusahaan yang terhubung

    dengan sistem perusahaan. Persentase dari aplikasi yang dikelola dan didistribusikan

    oleh divisi TI secara spesifik sangat tergantung pada situasi dan kondisi perusahaan.

    Melakukan survei kepada pengguna merupakan hal yang penting dalam evaluasi

    fungsi TI, khususnya pengguna yang memiliki keterkaitan. Jika kehilangan pengguna

    yang terkait, penelitian secara detail untuk menemukan hasil alasan-alasan yang

    dibutuhkan, maka pasti tidak akan diperoleh. [http1]

    Contoh tujuan dan ukuran yang digunakan Grembergen dalam mengukur

    perspektif orientasi pengguna adalah sebagai berikut:

    1. Penyedia TI. Ukuran yang digunakan yaitu:

    i. Persentase aplikasi yang diatur oleh TI

    ii. Persentase aplikasi yang dihasilkan oleh TI

    2. Kerjasama dengan pengguna. Ukuran yang digunakan adalah:

    i. Indeks keterlibatan pengguna dalam penghasilan aplikasi

    ii. Indeks keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru

    3. Kepuasan pengguna. Ukuran yang digunakan:

    i. Indeks kemudahan penggunaan aplikasi (user friendliness)

    ii. Indeks kepuasan pengguna

    iii. Indeks ketersediaan aplikasi dan sistem

    iv. Indeks fungsionalitas aplikasi

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    14/39

    2.2.1.3 Perspektif Penyempurnaan Operasional

    Perspektif ini fokus kepada pengukuran dan peningkatan dua proses dasar

    divisi TI yaitu pengembangan sistem informasi baru dan operasi komputer. Pengukuran

    juga memfokuskan pada proses lain seperti persediaan PC, manajemen masalah,

    pelatihan penguna, manajemen staf TI, dan penggunaan saluran komunikasi yang

    efisien. [http1]

    Contoh tujuan dan ukuran yang digunakan Grembergen dalam mengukur

    perspektif penyempurnaan operasional adalah sebagai berikut:

    1. Efisiensi pengembangansoftware. Ukuran yang digunakan yaitu:

    i. Persentase biaya yang dibuat untuk pengembangan yang berbeda

    ii. Jumlah kerusakan yang terjadi dalam tahun pertama pembuatannya

    iii. Rata-rata hari keterlambatan dalam mendistribusikansoftware

    iv. Persentase rata-rata kenaikan anggaran yang tidak diharapkan

    v. Persentasesource codeyang dapat digunakan kembali

    vi. Persentase aktivitas perawatan

    2. Efisiensi operasional. Ukuran yang digunakan yaitu:

    i. Persentase tidak dapat digunakannya komputerserver

    ii. Persentase tidak dapat digunakannya jaringan

    iii. Persentase pekerjaan dapat diselesaikan dalam suatu waktu

    iv. Waktu rata-rata antara kerusakan sistem

    v. Kecepatan waktu respon perangkat TI tiap kategori user

    3. Pengelolaan masalah. Ukuran yang digunakan yaitu:

    i. Persentase kecepatan waktu respon dari help desk

    ii. Persentase kecepatan waktu dalam menjawab atau memberikan solusi

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    15/39

    4. Pendidikan pengguna. Ukuran yang digunakan yaitu:

    i. Persentase pengguna yang telah menerima pendidikan teknologi atau

    aplikasi TI

    ii. Indeks kualitas pendidikan

    5. Pengelolaan staf TI. Ukuran yang digunakan yaitu:

    i. Jumlah man-hours yang dapat dibayar baik internal maupun eksternal

    ii. Persentase man-hoursyang dapat dibayar dalam suatu proyek

    iii. Indeks kepuasan staf TI

    6. Penggunaansoftwarekomunikasi. Ukuran yang digunakan yaitu:

    i. Persentase staf TI yang dapat mengakses fasilitas jaringan

    ii. Persentase staf TI yang dapat menggunakan fasilitas jaringan secara efektif

    2.2.1.4 Perspektif Orientasi Masa Depan

    Pengukuran atas peluang masa depan yang dimiliki oleh divisi TI berhubungan

    dengan persiapan staf TI untuk masa depan, menyiapkan aplikasi portfolio untuk masa

    depan, dan mengembangkan usaha untuk melakukan penelitian atas teknologi yang

    muncul. Kemampuan untuk menyampaikan layanan TI yang berkualitas dalam 3 sampai

    5 tahun harus dipersiapkan sekarang. Teknologi informasi juga harus menilai tren yang

    akan datang dan mengantisipasinya. [http1]

    Contoh tujuan dan ukuran yang digunakan Grembergen dalarn mengukur

    perspektif orientasi masa depan adalah sebagai berikut:

    1. Pendidikan staf TI. Ukuran yang digunakan yaitu:

    i. Jumlah hari pendidikan per staf divisi TI

    ii. Persentase anggaran pendidikan TI dari total anggaran TI

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    16/39

    2. Keahlian staf TI. Ukuran yang digunakan yaitu:

    i. Lama tahun pengalaman TI dari setiap stafTI

    ii. Rata-rata usia dari staf TI

    3. Penelitian untuk teknologi baru. Ukuran yang digunakan yaitu:

    i. Persentase anggaran untuk penelitian TI dari total anggaran TI

    4. Usia dari tiap aplikasi. Ukuran yang digunakan yaitu:

    i. Jumlah aplikasi yang berusia kurang dari lima tahun

    ii. Jumlah aplikasi dari tiap kategori usia

    Dalam mengukur penelitian terhadap teknologi yang muncul ukuran yang

    digunakan adalah persentase anggaran TI yang dikeluarkan dalam penelitian. Ukuran

    yang digunakan dalam mengukur umur dari portfolio aplikasi adalah jumlah aplikasi

    perkategori masa, dan jumlah aplikasi yang lebih muda dari 5 tahun. [http1]

    Misi dan objektif pada balanced scorecard dan IT balanced scorecard dapat

    dilihat pada tabel 2.1

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    17/39

    Tabel 2.1 Misi dan ObjektifBalanced ScorecarddanIT Balanced Scoreca

    Perspektif Pelanggan Perspektif Keuangan

    Bagaimana cara pandang

    pelanggan terhadap perusahaan?

    Bagaimana cara pandang

    pemegang saham terhadap

    perusahaan?

    Misi: Untuk menyajikan hasilterbaik untuk pelanggan

    Objektif:

    - Produk baru

    - Hubungan dengan pelanggan

    Ukuran:

    - Persentase produk baru dari

    total keseluruhan usaha

    pengembangan bersama

    Misi: Meyakinkan hasil terbaikpada pemegang saham baik

    dalam jangka pendek maupun

    jangka panjang

    Objektif

    - Bertahan

    - Kemakmuran

    Ukuran:

    - ROIdan cashflow

    - Market share

    Proses Bisnis InternalPerspektif Pembelajaran dan

    Pertumbuhan

    Bagaimana perusahaanmeningkatkan operasi internal

    untuk meningkatkan servispelanggan?

    Bagaimana seharusnyaperusahaan tetap sukses dimasa

    depan?

    Misi: Secara efisien

    memproduksi dan mengirim

    produk dan servis

    Objektif:

    - Handal dalam produksi

    - Handal dalam pengiriman

    Ukuran:

    - Harga perunit

    - Rata-rata dari waktu untukorder

    Misi: Terus berinovasi,

    meningkat dan belajar untuk

    pencapaian maksimal

    Objektif:

    - Kepemimpinan teknologi

    - Fokus opada produk

    Ukuran:

    - Keperluan waktu untuk

    mengembangkan produk baru- Jumlah produk lama

    dibanding jumlah produk baru

    Orientasi Pengguna

    Bagaimana pengguna

    memandang divisi TI?

    Misi: Menjadi penyedia aplikasipilihan dan menggali peluang

    bisnis secara maksimal melalui

    TI

    Objektif:

    - Hubungan dengan pengguna

    - Kepuasaan pengguna

    Penyempurnaan Operasional

    Seberapa efektif dan efisien

    proses TI?

    Misi: Secara efisien memberikan

    produk dan layanan TI

    Objektif:

    - Pengembangan software

    yang efisien

    - Operasi yang efisien

    - Penggantian PC dan

    software PC

    - Kesulitan Manajemen

    - Pelatihan pengguna

    - Manajemen dari personel TI

    - Pengunaan softwarekomunikasi

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    18/39

    2.2.2 Analisa BCG

    Matriks analisa pertumbuhan BCG adalah suatu model perencanaan portfolio

    yang dikembangkan oleh Bruce Henderson dari BostonConsultingGroup (BCG) pada

    awal tahun 1970-an [http2]. Matriks ini berdasarkan dari observasi bahwa unit bisnis

    perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori yang berasal dari kombinasi

    pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif sampai pesaing terbesar, adalah awal dari

    nama pertumbuhan pangsa. Model matriks analisa BCG dapat dilihat pada gambar 2.6.

    Gambar 2.6 Matriks Analisa BCG

    Sumber: [http2]

    Frameworkpada gambar 2.6 mengasumsikan bahwa kenaikan pangsa pasar akan

    berpengaruh pada pertumbuhan kas. Henderson berpendapat bahwa kas dibutuhkan oleh

    unit bisnis yang berkembang dapat didapatkan dari unit bisnis perusahaan yang lain

    dimana sudah berada di tingkat yang lebih mapan dan menghasilkan kas yang signifikan.

    Dengan berinvestasi untuk menjadi pemimpin pangsa pasar dalam pasar yang

    bertumbuh kembang, unit bisnis harus berjalan dengan kurva pengalaman dan

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    19/39

    mengembangkan keuntungan biaya. Dengan alasan ini, matriks pertumbuhan pangsa

    BCG tercipta.

    Empat kategori matriks BCG adalah:

    i. Dogs. Dogsmemiliki pangsa pasar yang rendah dan pertumbuhan yang rendah

    juga tak menghasilakn ataupun membutuhkan kas dalam jumlah besar.

    Bagaimanapun, dogs terperangkap dalam kondisi keuangan karena uang yang

    ada dalam bisnis mempunyai sedikit potensi untuk menjadikannya berkembang.

    Bisnis semacam ini adalah calon keterpurukan.

    ii. QuestionMarks. Questionmarksbertumbuh dengan pesat meskipun memerlukan

    kas yang besar, tetapi karena mereka memiliki pangsa pasar yang rendah mereka

    tidak menghasilkan kas yang cukup. Hasilnya adalah pengeluaran kas dalam

    jumlah yang besar. Questionmarks(biasa juga disebut problemchild) memiliki

    potensi untuk meraih pangsa pasar dan menjadi Star, dan mungkin cash cow

    ketika pertumbuhan pasar sudah melambat. Bila question mark tidak dapat

    menjadi pemimpin pasar, mungkin dalam beberapa tahun konsumsi kas yang

    berlebihan membawanya ke posisi dogsketika pertumbuhan pasar menurun.

    iii. Star. Starmenghasilkan kas yang besar karena pangsa pasar yang cukup besar,

    namun tetap mengeluarkan kas yang besar karena pertumbuhan pasar yang pesat;

    oleh sebab itu kas yang didistribusikan teroptimalisasi untuk mengembangkan

    bisnis. Jika star mempertahankan pangsa pasarnya, dapat menjadi posisi cash

    cowketika pertumbuhan pasar sudah melambat.

    iv. Cashcows Sebagai pemimpin dari pasar yang mapan, cashcowmenghasilkan

    aset yang besar daripada rata-rata pertumbuhan pasar, dan juga menghasilkan kas

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    20/39

    dibandingkan yang dikonsumsinya. Bisnis ini seharusnya mengoptimalkan profit

    dan menginvestasikan kas sedikit mungkin.

    Dibawah model matriks BCG, sebagai industri yang mapan dan pertumbuhan

    yang menurun, unit bisnis dapat menjadi cashcowataupun dogs, hal ini ditentukan dari

    bagaimana perusahaan menjadi pemimpin pasar selama periode pertumbuhan yang

    tinggi.

    Matriks BCG dapat menjadi alat dalam melihat portfolio bisnis korporat secara

    sekilas, dan dapat disediakan sebagai poin awal untuk mendiskusikan alokasi

    sumberdaya dalam strategi unit bisnis.

    2.2.3 Analisa Kompetitif Model Porter

    Menurut Porter (Turban, Rainer, Potter, 2001, p440), seperti yang terlihat pada

    gambar 2.7, ada lima kekuatan persaingan yang menentukan intensitas persaingan dan

    kemampulabaan dalam industri yaitu:

    1. Masuknya pendatang baru (threat of new entrances)

    Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk

    merebut bagian pasar serta seringkali juga sumber daya yang besar. Akibatnya

    harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi

    kemampulabaan perusahaan

    2. Ancaman produk/jasa pengganti (threat of substitute products or services)

    Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk-produk

    yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih

    baik dibanding produk industri yang dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi.

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    21/39

    3. Kekuatan tawar-menawar pembeli (bargaining power of buyers)

    Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar-

    menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta

    berperan sebagai pesaing satu sama lain semuanya dengan mengorbankan

    kemampulabaan industri.

    4. Kekuatan tawar-menawar pemasok (bargaining power of suppliers)

    Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar-menawar terhadap para peserta

    industri dengan mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu

    produk atau jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat karenanya dapat menekan

    kemampulabaan industri yang tidak mampu mengimbangi kenaikan harganya.

    5. Persaingan diantara perusahaan yang ada (rivalry among existing firms)

    Pada kebanyakan industri, gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai

    pengaruh yang besar terhadap para pesaingnya dan dengan demikian dapat

    mendorong perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut, artinya

    perusahaan-perusahaan saling tergantung satu sama lain (mutually dependent).

    Beberapa bentuk persaingan, khususnya persaingan harga, sangat tidak stabil dan

    sangat mungkin membuat keadaan industri memburuk dari sudut pandang

    kemampulabaan.

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    22/39

    Kekuatan

    penawaran dari

    pembeli

    Kekuatan

    penawaran dari

    pemasok

    Ancaman dari

    produk

    pengganti

    Ancaman dari

    pendatang baru

    Gambar 2.7 Model Lima Kekuatan Porter

    (Turban, Rainer, Potter, 2001, p441)

    2.2.4 Analisa SWOT

    Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) menurut

    Rangkuti (2003, p19) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

    menemukan strategi perusahaan.

    Analisis SWOT ini digunakan dalam kerangka balanced scorecard didasarkan

    kepada:

    i. Memaksimalkan kekuatan (Strengths) yang dimiliki oleh perusahaan dengan

    para pesaing, dan peluang (Opportunities) yang dimiliki perusahaan dalam

    Pesaing

    Industri

    Persaingan

    Perusahaan

    Pendatang Baru

    PembeliPemasok

    Produk

    Pengganti

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    23/39

    2. Mendukung

    strategidiversifikasi

    merekrut banyak konsumen dibandingkan dengan pesaingnya. Atau dengan kata

    lainstrengths dan opportunitiesadalah sebagai faktor pendorong.

    ii. Namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses), yang

    ada dalam perusahaan agar dapat disusun suatu strategi untuk menutupi

    kelemahan perusahaan dan ancaman (Threats) yang merupakan kebalikan dari

    peluang. Jika hal ini tidak segera diatasi maka akan menjadi hambatan bagi

    perusahaan baik dimasa sekarang maupun dimasa akan datang. Threats dan

    weaknessmerupakan faktor penghambat.

    Analisa terhadap peluang dan ancaman merupakan analisa terhadap faktor-faktor

    yang berasal dari pihak luar (eksternal) perusahaan, sedangkan kekuatan dan kelemahan

    merupakan analisa terhadap faktor internal perusahaan.

    Menurut Rangkuti (2003, p19), kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh

    kombinasi faktor internal dan eksternal. Dimana analisa SWOT dapat membandingkan

    antara kedua faktor tersebut didalam lingkungan bisnis seperti pada gambar 2.8.

    Gambar 2.8 Analisa SWOT

    (Rangkuti, 2003 , p19)

    4. Mendukung

    strategidefensif

    1. Mendukung

    strategi

    a resif

    3. Mendukung

    strategi turn

    around

    KEKUATAN

    INTERNAL

    KELEMAHAN

    INTERNAL

    BERBAGAI ANCAMAN

    BERBAGAI PELUANG

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    24/39

    Berikut adalah penjelasan terhadap gambar 2.8.

    Kuadran I : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

    tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan

    peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini

    adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented

    strategy)

    Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

    memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus ditetapkan

    adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka

    panjang dengan cara diversifikasi (produk atau pasar)

    Kuadran 3 : Perusahaan mengahadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di

    lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus

    strategi ini adalah meminimalkan masalah masalah internal perusahaan

    sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

    Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan, perusahaan tersebut

    menghadapi berbagi ancaman dan kelemahan internal.

    Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap

    kelangsungan perusahaan. Menurut Rangkuti (2003, p31), tahap selanjutnya adalah

    memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan

    strategi. Salah satunya adalah matriks SWOT (tabel 2.2), dimana matriks ini dapat

    menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi

    perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

    Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    25/39

    IFAS

    EFAS

    Tabel 2.2 Matriks SWOT

    (Rangkuti, 2003, p31)

    STRENGTHS (S)

    Tentukan 5-10

    faktor-faktor kekuatan

    internal

    WEAKNESSES (W)

    Tentukan 5-10 faktor-

    faktor kekuatan internal

    OPPURTUNITIES (O)

    Tentukan 5-10

    faktor peluang

    eksternal

    STRATEGI SO

    Ciptakan strategi yang

    menggunakan kekuatan untuk

    memanfaatkan peluang

    STRATEGI WO

    Ciptakan strategi yang

    meminimalkan kelemahan

    untuk memanfaatkan

    peluang

    THREATS (T)

    Tentukan 5-10

    faktor ancaman

    eksternal

    STRATEGI ST

    Ciptakan strategi yang

    menggunakan kekuatan untuk

    mengatasi ancaman

    STRATEGI WT

    Ciptakan strategi yang

    meminimalkan kelemahan

    dan menghindari ancaman.

    Keterangan:

    EFAS: (External Strategic Factors Summary)

    IFAS: (Internal Strategic Factors Summary)

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    26/39

    Penjelasan tabel 2.2:

    a. Strategi SO

    Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan

    seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya.

    b. Strategi ST

    Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk

    mengatasi ancaman.

    c. Strategi WO

    Strategi ini ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

    meminimalkan kelemahan yang ada.

    d. Strategi WT

    Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan

    kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

    2.2.5 AnalisaCritical Success Factors (CSFs)

    Critical Success Factors (CSFs) menurut Tunggal (2003, p29) merupakan tolak

    ukur dari aspek-aspek kinerja perusahaan yang penting terhadap keunggulan

    kompetitifnya, disamping itu terhadap keberhasilannya.

    Ide untuk mengidentifikasikan CSFs sebagai dasar untuk menentukan informasi

    yang dibutuhkan oleh manajer disusun oleh Daniel (1961) dan dipopulerkan oleh

    Rockart pada tahun 1979. Idenya sangat sederhana: dimana organisasi memperkirakan

    faktor yang kritikal untuk mencapai sukses dalam organisasi. Dari hal tersebut, jika

    tujuan yang berhubungan dengan faktor tersebut tidak tercapai, maka organisasi akan

    gagal, kemungkinan juga mengakibatkan bencana besar. Pendekatan mengenai CSFs

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    27/39

    dikombinasikan dengan konsep value chain oleh Porter tahun 1985 yang mana

    digunakan untuk audit informasi. [http3]

    Ada empat tipe dasar dari CSFs menurut Rockart [http4], yaitu:

    1. CSFs industri yang dihasilkan dari karakteristik spesifik industri

    2. CSFs strategi yang dihasilkan melalui pemilihan strategi kompetitif dari bisnis

    3. CSFs lingkungan yang dihasilkan dari perubahan ekonomi atau teknologi, dan

    4. CSFs sementara (temporal) yang dihasilkan dari kebutuhan dan perubahan

    internal organisasi.

    CSFs dapat di identifikasikan, dapat dimonitor, diukur, dan digabungkan menjadi

    standard. Satu atau beberapa kunci indikator, disediakan pada tabel, yang mana dapat

    mengukur tiap CSF. Kunci indikator pada CSFs dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut.

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    28/39

    Tabel 2.3 Key Performance Indicator in CSFs

    (Turban, Rainer dan Potter, 2001, p442)

    CSFs Key Performance Indicator

    Keuntungan (Profitability) Profitability mengukur untuk setiap departemen.

    produk, daerah, dll. Gabungan antara departemen,

    dan gabungan produk dengan kompetitornya.

    Keuangan (Financial) Rasio keuangan, analisis balance sheet, posisi

    penerimaan kas, rata-rata dari return on

    investment.

    Pemasaran (Marketing) Pangsa pasar, analisis iklan, penghargaan produk,

    hasil penjualan mingguan (harian), potensi

    penjualan pada pelanggan.

    SDM (Human Resource) Rata-rata perputarannya, analisa kemampuan,

    rata-rata kehadiran karyawan.

    Perencanaan (Planning) Kerjasama gabungan perusahaan, pertumbuhan

    atau analisis pertumbuhan.

    Analisis ekonomi (Economic

    analysis)

    Tren pasar, nilai pertukaran uang, trend di

    industri, biaya tenaga kerja.

    Tren pelanggan (Customer trend) Level kepercayaan pelanggan, kebiasaan dalam

    membeli, data demografik.

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    29/39

    2.2.6 InformationSystem(IS)StrategicMatrix

    Salah satu kerangka klasik dari Warren McFarlan yang masih relevan

    dipergunakan sebagai alat analisis adalah McFarlan Strategic Matrix (Indrajit, 2000,

    p57). Secara umum, McFarlan melihat posisi sistem informasi maupun teknologi

    informasi terhadap suatu perusahaan dari dua perspektif utama, yaitu:

    i. Seberapa besar ketergantungan perusahaan terhadap sistem informasi dan

    teknologi informasi; dan

    ii. Seberapa besar potensi sistem informasi dan teknologi dapat memberikan

    keuntungan kompetitif bagi perusahaan.

    GambarIS Strategic Matrix dapat dilhat pada gambar 2.9 berikut.

    HIGH

    LOW

    LOW HIGH

    Gambar 2.9IS Strategic Matrix

    (Indrajit, 2000, p58)

    Pada gambar 2.9, kelompok pertama adalah sistem informasi atau teknologi

    informasi yang hanya berfungsi sebagai penunjang perusahaan dimana kinerja

    perusahaan tidak bergantung pada peranan teknologi informasi dan tidak memiliki

    Tingkatan

    dimana

    pengembangan

    TI akan

    menciptakan

    keuntungankompetitif

    SUPPORT

    TURNAROUND

    FACTORY

    STRATEGIC

    Tingkatan dimana perusahaan secara fungsional

    tidak bergantung kepada SI dan TI saat ini

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    30/39

    potensi yang besar dalam memberikan keunggulan kompetitif perusahaan (McFarlan

    menamakannya support). Contohnya adalah sistem penggajian karyawan di perusahaan

    pabrik sepatu. Kinerja perusahaan tidak tergantung pada kecanggihan teknologi yang

    ada, mengingat yang dijadikan patokan adalah kualitas sepatu yang dihasilkan. Sistem

    yang bersangkutan juga tidak membedakan keunggulan perusahaan dibandingkan

    dengan perusahaan sejenis lainnya.

    Jenis sistem kedua adalah teknologi informasi yang tidak secara langsung

    memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan, namun keberadaannya mutlak

    diperlukan. McFarlan menamakannyafactorymungkin karena sifatnya yang tidak lebih

    sebagai mesin dalam pabrik. Dalam hal ini, sistem informasi pelanggan pada perusahaan

    asuransi bisa dijadikan contoh. Jelas, data lengkap pelanggan harus dimiliki oleh

    perusahaan asuransi karena segala perhitungan, seperti premi dan klaim, sangat

    bergantung pada profil perorangan. Namun sistem ini tidak secara khusus memberikan

    keunggulan kompetitif kepada perusahaan dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.

    Kelompok ketiga memperlihatkan suatu fenomena yang cukup aneh, karena yang

    termasuk dalam jenis sistem ini adalah yang secara langsung dapat memberikan

    keunggulan kompetitif bagi perusahaan yang memilikinya. Namun secara prinsip,

    eksistensi perusahaan tersebut tidak tergantung pada sistem informasi yang

    bersangkutan. Contoh yang paling jelas adalah aplikasi sistem telemedicinepada industri

    rumah sakit yang dapat menghubungkan rumah sakit bersangkutan dengan masyarakat

    melalui internet dapat meningkatkan daya saing rumah sakit tersebut dibandingkan

    dengan rumah sakit lainnya. Demikian pula dengan sebuah bank yang memiliki fasilitas

    teleconferencedengan para calon pelanggan di seluruh dunia. Walaupun tanpa sistem ini

    perusahaan dapat tetap berjalan, namun untuk beberapa pelanggan eksekutif atau kelas

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    31/39

    atas, fasilitas ini mendatangkan kepuasan tersendiri (karena orang sepenting mereka

    tidak perlu harus lelah berdiri di antrian agar dapat bertemu customer service). Dengan

    demikian, mereka akan cenderung menabung uangnya di bank tersebut. Untuk

    kelompok yang satu ini, McFarlan menamakannya turnaround.

    Kelompok terakhir adalah yang paling utama, yaitu sistem informasi yang secara

    signifikan memiliki nilai strategis bagi perusahaan. Tanpa sistem ini, perusahaan yang

    bersangkutan dapat gulung tikar di era globalisasi informasi ini. Contoh yang paling

    utama adalah fasilitas ATM bagi sebuah bankatau sistem informasi pergudangan untuk

    perusahaan distribusi. Dengan jaringan ATM yang ada dimana-mana, sebuah bank akan

    menjadi pilihan bagi para calon pelanggan (lebih kompetitif dari bank-bank yang lain).

    Sementara di lain pihak, tanpa dilengkapi dengan fasilitas ATM, akan sulit bagi bank-

    bank dewasa ini untuk memperoleh perhatian calon pelanggan. Demikian pula untuk

    perusahaan distribusi yang sangat tergantung pada pengaturan aliran barang (flow of

    goods)dari satu gudang ke gudang lain. Semakin efisien suatu sistem yang ada, semakin

    turun biaya perusahaan sehingga akan meningkatkan keuntungan perusahaan yang

    bersangkutan atau setidaknya harga pelayanan yang ditawarkan akan lebih murah

    dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Sistem informasi pergudangan yang efektif

    secara langsung juga akan meningkatkan kepuasan pelanggan, terutama dalam hal

    tingkat pelayanan yang tinggi.

    Adalah penting bagi seorang manajemen puncak untuk mengerti benar dan

    mendefinisikan secara jelas peranan masing-masing sistem informasi atau teknologi

    informasi yang dimiliki atau didayagunakan oleh perusahaan. Semuanya untuk

    mencegah terjadinya kelebihan investasi yang dapat membengkakkan biaya overhead

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    32/39

    perusahaan atau kekurangan investasi yang dapat mengakibatkan kehilangan

    kesempatan (opportunity loss).

    2.2.7 FishboneDiagram

    Fishbone diagram adalah suatu alat analisa yang menyediakan cara yang

    sistematis untuk melihat akibat dan sebab yang diciptakan dan dikontribusikan terhadap

    akibat itu sendiri. Contoh gambar fishbone diagram dapat dilihat pada gambar 2.10.

    Desain dari diagram ini menyerupai tulang ikan, karena sebab itu disebut fishbone

    diagram. Fungsi dari fishbone diagram adalah untuk membantu tim dalam

    mengelompokkan banyak sebab yang potensial dari masalah dalam susunan teratur dan

    mengidentifikasi akar sebab tersebut. [http5]

    Fishbonediagramdipakai ketika:

    i. Perlu mempelajari suatu masalah untuk mengetahui akar sebab dari masalah itu

    ii. Ingin mempelajari alasan - alasan yang mungkin mengapa suatu proses mulai

    menghadapi kesulitan,permasalahan, atau krisis

    iii. Perlu untuk mengidentifikasi koleksi data

    iv. Ingin mempelajari mengapa suatu proses tidak berjalan dengan baik atau

    menghasilkan output yang diinginkan

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    33/39

    Member Contract Default

    People - Members Methods

    Materials PoliciesContracts

    Member not aware Fraud

    Member unhappiness F inancial problems

    No automatic

    defaultNo reminder warning customers

    No process t rackingInsufficientincentives

    Enforcement too costly

    Lack of flexibility

    Unreasonable

    pricingLack of enforcement

    Policies inadequate

    Gambar 2.10 FishboneDiagram

    Sumber: [http5]

    2.2.8 StrategyMap

    Strategy map menampilkan bagaimana pengukuran pada konstruksi balanced

    scorecardyang baik menyediakan alat untuk masing-masing strategi. Perusahaan dapat

    memformulasikan dan membicarakan strategi mereka dengan sistem yang terintegrasi

    dari dua atau tiga lusin ukuran yang mengidentifikasi hubungan sebab akibat diantara

    variabel penting pada strategi. Tiap perusahaan menyesuaikan strategy map dengan

    sasaran strategis mereka. Strategy map menyediakan framework visual untuk

    mengintegrasi objektif organisasi dalam empat perspektif balancedscorecard. Strategy

    map mengilustrasikan hubungan sebab akibat yang menghubungkan hasil yang

    diinginkan dalam perspektif pelanggan dan keuangan untuk menonjolkan tampilan

    dalam proses kritis internal manajemen operasional, manajemen pelanggan, inovasi,

    dan pengaturan proses sosial. Proses kritis ini menghasilkan dan membawa rencana nilai

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    34/39

    organisasi dalam menentukan targetkan pelanggan dan juga mempromosikan objektif

    produktifitas organisasi dalam perspektif keuangan. (Kaplan, 2004, p54-55)

    Strategymapdibuat berdasarkan beberapa hal (Kaplan, 2004, p10), yaitu:

    1. Strategi menyeimbangkan dorongan pertentangan

    2. Strategi didasarkan pada proporsi nilai pelanggan yang berbeda

    3. Hasil dibuat melalui proses bisnis internal

    4. Strategi terdiri dari tema atau pokok yang berkesinambungan dan saling

    mengimbangi

    5. Penjajaran strategi menentukan nilai aset intangible

    Strategy map umumnya tersusun dari empat model perspektif balanced

    scorecard (Kaplan, 2004, p9). Strategy map menambah lapisan detail kedua yang

    mengilustrasikan time-base dynamics dari strategi, juga menambah level poin-poin yang

    meningkatkan fokus dan kejelasan. Contoh strategy map yang ada pada gambar 2.8

    menyediakan check list normatif untuk komponen strategi dan antar hubungan. Bila

    hubungan menghilangkan elemen dalam diagram strategy map, strategi tersebut akan

    cacat.

    Setelah adanya penetapan visi, misi, dan strategi perusahaan (Kaplan, 2004,

    p35), dapat dibangun strategy map untuk menyediakan spesifikasi yang dibutuhkan

    dalam pernyataan high-level direction menjadi lebih bermakna dan dapat dijalankan oleh

    karyawan perusahaan.

    Dalam strategy map akan diuraikan bagaimana gambaran perusahaan dengan

    menggunakan empat perspektifBalancedScorecard (Kaplan, 2004, p36-49):

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    35/39

    1. Perspektif Keuangan : Strategi menyeimbangkan dorongan pertentangan jangka

    panjang dan jangka pendek

    Balancedscorecardmemakai perspektif keuangan sebagai objektif utama untuk

    memaksimalisasi keuntungan perusahaan. Ukuran tampilan keuangan menandakan

    apakah strategi perusahaan, termasuk implementasi dan eksekusinya, memiliki

    kontribusi untuk kemajuan. Keadaan keuangan perusahaan dapat meningkat melalui dua

    pendekatan umum yaitu revenue growth dan produktivitas. (lihat gambar 2.11)

    2. Perspektif Pelanggan : Strategi berdasarkan usul nilai yang berbeda

    Dalam perspektif pelanggan padastrategymap, manager mengidentifikasi target

    segmen pelanggan dimana unit bisnis berkompetisi dan pengukuran dari tampilan unit

    bisnis untuk pelanggan dalam segmen yang ditargetkan ini.

    3. Perspektif Proses Bisnis Internal : Nilai didapat melalui proses bisnis internal

    Proses internal mengerjakan suatu komponen utama dari strategi perusahaan: (1)

    mereka menghasilkan dan mengirim usulan hasil kepada pelanggan, dan (2) mereka

    meningkatkan proses dan menurunkan pengeluaran dari komponen produksi dalam

    perspektif keuangan. Proses internal ini terdiri dari 4 bagian, yaitu proses manajemen

    operasi, proses manajemen pelanggan, proses inovasi dan proses sosial dan kebijakan.

    4. Pembelajaran dan Pertumbuhan: Penjajaran strategis dari intangible assets

    Perspektif keempat dari strategy map pada balancedscorecard, pembelajaran

    dan pertumbuhan, menjelaskan mengenai intangible assets perusahaan dan peran

    mereka dalam strategi.

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    36/39

    Customer Value Proposition

    Product / Service Attributes Relationship

    ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Gambar 2.11A Strategy Map (Kaplan, 2004, p11)

    Long-Term Shareholder Value

    Improve Cost Increase Asset Expand

    Production Strate

    Price Quality Availability Selection Functionality Service

    Operations Customer ManagementProcesses

    Innovation Proces

    Human Capital

    Information Capital

    Organizational Capital

    - Supply

    - Production- Distribution

    - Risk Management

    - Selection

    - Acquisition- Retention

    - Growth

    - Opportunity ID

    - R&D Portfolio- Design / Develop

    - Launch

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    37/39

    2.2.9 Kuesioner

    Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan yang telah dirumuskan untuk dijawab

    oleh responden, biasanya dengan alternatif yang mudah dijabarkan. Kuesioner

    merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien ketika peneliti mengetahui

    dengan pasti apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara untuk mengukur variabelnya.

    Kuesioner dapat dibagikan secara personal (langsung), dikirim melalui surat, atau

    disebarkan melalui media elektronik. (Sekaran, 2003, p236)

    Menurut Whitten (2004, p248) kuesioner adalah dokumen dengan tujuan khusus

    yang memungkinkan analis untuk mengumpulkan informasi dan opini dari responden.

    Keuntungan kuesioner:

    i. Kebanyakan kuesioner dapat dijawab dengan cepat. Banyak orang dapat mengisi

    dan mengembalikan kuesioner seseuai dengan keinginan mereka

    ii. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang relatif tidak mahal untuk

    dapat menjaring individu dalam jumlah besar.

    iii. Kuesioner memungkinkan seseorang individu untuk memelihara kerahasiaan.

    iv. Respon dapat ditabulasi dan dianalisa dengan cepat.

    Kerugian kuesioner:

    i. Tidak ada jaminan bahwa seorang akan menjawab seluruh pertanyaan.

    ii. Kuesioner cenderung tidak fleksibel. Tidak ada kesempatan bagi analis untuk

    memperoleh informasi sukarela dari individu atau untuk mengisi kembali

    pertanyaan yang disalahartikan.

    iii. Tidak memungkinkan bagi analis untuk mengobservasi dan menganalisa bahasa

    tubuh responden.

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    38/39

    iv. Tidak ada kesempatan mendadak untuk mengklarifikasi jawaban yang tidak jelas

    atau tidak lengkap.

    v. Pertanyaan yang baik adalah sulit untuk dipersiapkan.

    2.2.10 Digital Dashboard

    Pengertian digital dashboard menurut WebnoxCorporation(2000-2003) adalah

    "A personalized desktop portal that focuses on business intelligence and knowledge

    management. [http6]

    Menurut English (2002), digital dashboard adalah suatu teknologi Microsoft

    yang memungkinkan developer menciptakan portal-portal terpersonalisasi, atau yang

    disebut dashboard. Digital dashboard menyatukan web parts untuk menampilkan

    informasi pada browserpengguna [http7]. Web parts yang dimaksud adalah object yang

    terdiri dari coding yang menampilkan informasi, melakukan sebuah fungsi, atau

    keduanya.

    Digital dashboard juga diartikan sebagai gambar yang merepresentasikan

    sekumpulan ukuran dan gambaran yang merupakan ringkasan dari keadaan perusahaan,

    baik itu finansial, penjualan, atau yang lainnya yang dapat menjadi indikator yang

    membantu untuk mengetahui keadaan dan memutuskan pada bagian mana diperlukan

    tindakan untuk memperbaiki hal-hal yang dapat menghambat pencapaian tujuan. [http7]

    Keuntungan digitaldashboard:

    i. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Kemudahan dalam

    memproses informasi, secara cepat dan tepat akan mampu menghasilkan

    informasi berkualitas.

  • 5/28/2018 2007-1-00207-SI Bab 2

    39/39

    ii. Informasi yang terbaru ketika terhubung ke jaringan knowledgeworkerdapat

    mengakses informasi dari tempat yang berbeda termasuk website favorit

    mereka danfolderumum yang dibagi, baik secara onlinemaupun offline.

    iii. Mendapat informasi yang terintegrasi. Sebuah Digital dashboard akan

    memudahkan dalam mendapatkan informasi yang tepat dan penting dalam

    atau layer. Baik data bisnis, email, tugas kerja tim, maupun berita semuanya

    dapat difokuskan dan ditampilkan pada digital dashboard yang khusus

    didesain untuk personel tersebut.

    iv. Membantu pengguna menentukan prioritas informasi. Digital dashboard

    mengurangi informasi berlebih sehingga informasi penting diproses cepat.