10. parasitologi cestoda

Upload: aprilia-puspitasari

Post on 06-Jul-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    1/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    1

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    CESTODA

     Julia Suwandi

    •  Klasifikasi

    •  Sifat-sifat umum

    •  Perbedaan ordo

    •  Daur hidup

    •  Habitat

    •  Patologi dan klinik

    •  Diagnosis

    •  Pengobatan

    •  Epidemiologi

    Klasifikasi cestoda yang penting untuk kedokteran

    FILUM : Platyhelminthes

    KELAS : Cestoidea / Cestoda

    SUBKELAS : Cestoda

    ORDO : Pseudophyllidea

    Cyclophyllidea

    Ordo Pseudophyllidea yang dapat menginfeksi manusia

    •  Species: -Diphyllobothri um latum

    Ordo Cyclophyllidea yang penting di Indonesia

    •  Species: -Taenia saginata

    - Taenia solium

    Ordo cyclophyllidea yang tidak penting di Indonesia

    •  Species :- Echi nococcus granulosus

    - Echinococcus multi locular is

    - M ul ticeps sp. 

    - Hymenolepis nana  

    - H ymenolepis diminuta

    - Dipylidium caninum

    166

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    2/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    2

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    Ordo Pseudophyllidea

    Famili : Diphyllobothriidae

    Genus : Diphyllobothrium

    Species : Diphyllobothrium latum

    Ordo Cyclophyllidea

    Famili Genus Species

    Taeniidae Taenia T. saginata

    T. solium

    Echinococcus E. granulosus

    E. multilocularis

    Multiceps M. multiceps

    Hymenolepididae

    Hymenolepis H. nana

    H. diminuta

    Dilepididae Dipylidium D. caninum

    Sifat-sifat umum dari Cestoda

    •  simetris bilateral

    • 

     biasanya pipih dorso-ventral

    •  tanpa ruang tubuh

    •  tidak memiliki alat cerna (makanan diserap melalui kulit)

    •  tidak memiliki saluran vaskuler

    •  sistem reprodulsi : hermaprodit

    •  sistem ekskretori simetris bilateral dan berakhir dengan flame cell (solenosit)

    •  sistem saraf : - ganglion di kepala

    - saraf longitudinal di laterat

    Morfologi cacing dewasa

    •  skoleks : merupakan alat melekat pada mukosa usus, dilengkapi batil isap / lekuk isap

    •  leher : tempat pertumbuhan badan

    •  strobila : badan yang t.d. segmen-segmen (proglotidlotid)

    Ordo Pseudophyllidea

    Daur hidup : telur dalam air (belum berembrio) ----- 11-15 hari ----- telur berembrio (oncosfer)

    menetas ----- korasidium (larva stad.I) ----- dimakan TP I : gol Copepoda (Cyclops, Diaptomus)

    167

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    3/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    3

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    larva berkembang jadi Procercoid (larva stad.II) ----- TP I dimakan TP II (ikan air tawar

    /kodok) larva berkembang jadi Pleroserkoid/Sparganum (larva stad.III) di dalam otot/visera.

    Manusia terinfeksi dengan makan ikan mentah atau setengah matang yang mengandung larva

    infektif, di usus halus manusia larva berkembang menjadi cacing dewasa dan melekatkan diri di

    mukosa usus halus.

    DIPHYLLOBOTHRIUM LATUM

    ( Taenia lata; Dibothriocephalus latus; broad tapeworm; fish tape worm

    Penyakit : Difilobotriasis

    Daur hidup : lihat ordo pseudophyllidea dan gambar

    168

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    4/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    4

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    Morfologi : 

    •  skoleks : kecil, ±1x 2,5mm, memp. lekuk ventral dan dorsal berbentuk elips (botria)

    •   panjang : 3-10 m t.d. 3000 proglotidlotid

    • 

     proglotid imatur : alat kelamin belum jelas

    •   proglotid matur : alat kelamin sudah jelas

    -  testis : folikel-folikel kecil tersebar luas di lateral dan dorsal

    vas eff.----- vas def. ----- ves.sem -----sirus ----- com.gen.atrium ----- gen.pore

    - ovarium: (2 lobus) ----oviduk----ootip (dikelilingi kel. mehlis) ---- vagina ----genitalpore (di

    ventral)

    - uterus : berpangkal dari ootip, berkelok-kelok dan berakhir pada porus uterinus ( letak di

    ventral)

    kelenjar vitelin tersebar luas di lateral----duktus vit.----- ootip (fertilisasi terjadi di ootip)

    •   proglotid gravid : penuh dengan uterus yang berisi telur dan berkelok-kelok (bentuk

    roset)

    •  telur : 40-60 x 60-80 , bentuk oval, beroperkulum berwarna kuning emas, sering

    mempunyai knob pada ujung aboperkuler

    Habitat : usus halus 

    TP I :  Cyclops, Diaptomus

    TP II : Ikan air tawar (salem), kodok, ular

    169

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    5/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    5

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    Patologi dan klinik: 

    - penderita dapat asimptomatik/ menunjukkan gejala G.I.T : diare, sakit perut, nafsu makan

    turun.

    - cacing mengisap vit. B12, menyebabkan anemia megaloblastik (anemia perniciosa)

    - cacing dalam jumlah banyak dapat menyebabkan obstruksi usus

    Diagnosis :  menemukan telur dalam tinja, proglotid jarang dikeluarkan.

    Pengobatan: 

    - niklosamid (yomesan) : 2 g oral single dose.

    - paromomycin : 2 x 1,5 g selang 15 menit, 1,5 jam kemudian diberi garam pencahar.

    - Praziquantel : 10-20 mg/kg dosis tunggal.

    - asam folat diberikan untuk anemianya.

    Epidemiologi : Penyakit ini tidak ditemukan di Indonesia tetapi banyak terdapat di negara yang

     banyak konsumsi ikan salem mentah.

    H.R : anjing, kucing, babi

     pencegahan : - hindari makan ikan mentah

    - hindari b.a.b. di kolam ikan

    - mengobati orang yang terinfeksi

    larva dapat dibunuh: - pendinginan -10oc (24 jam)

    - memasak sampai 500c (10 menit)

    - pengeringan dan pengasinan

    SPARGANOSIS

    Infeksi larva pleroserkoid (larva stadium III/ sparganum) atau proserkoid dari beberapa species

    cacing Diphyllobothrium binatang (non human) misalnya: D. mansoni atau Spirometra pada

    tubuh manusia (ekstraintestinal) disebut sparganosis.

    Manusia terkena sparganosis dengan cara menempelkan daging kodok /ular mentah yang

    mengandung larva pleroserkoid (stadium infektif) ke luka yang terbuka, larva mengembara ke

     jaringan otot dan fasia, tetapi larva tidak dapat menjadi dewasa. Cara lain yaitu manusia minum

    air yang ada Cyclops infektif (mengandung larva prosercoid), larva lepas menembus diding usus

    dan plerosercoid mengembara ke jaringan subcutan, otot, fasia, conjungtiva, kel. limfe dll.

    170

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    6/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    6

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    Patologi dan klinik: 

     biasanya terlihat benjolan subcutis yang tumbuh lambat, gejala tergantung lokasi, menyebabkan

    nyeri dan reaksi inflamasi. Pada mata menyebabkan konjungtivitis/bengkak.

    Diagnosis : 

    menemukan larva dengan biopsi di lokasi kelainan. Untuk identifikasi diperlukan binatang

     percobaan

    Pengobatan : pembedahan / pengangkatan larva

    Epidemiologi : 

     penyakit ini terdapat di Jepang, Indocina, Afrika, Eropa, Australia, Amerika Utara dan

    Selatan, Indonesia.

    Di daerah endemis air minum harus dimasak sempurna dan jangan menggunakan daging kodok/

    ular sebagai obat luar

    ORDO CYCLOPHYLLIDEA

    Daur hidup:

    Tak perlu hospes perantara :

    Telur----- onkosfer menembusvilus sistiserkoid

     cacing dewasa ----- telur

    contoh : Hymenolepis nana

    Perlu hospes perantara :

    Telur ----- onkosfersirkulasi ke

    sistiserkus; soenurus;seluruh tubuh

    kista hidatid

    contoh : Taenia saginata; Taenia solium; Multiceps sp.; Echinococcus granulosus

    TAENIA SAGINATA 

    Penyakit : Taeniasis saginata; infeksi cacing pita sapi.

    Habitat : Bagian atas jejunum

    Daur hidup : Lihat gambar

    Morfologi : Panjang cacing dewasa 4-8 m, skoleks 1,5-2 mm, bentuk romboid, mempunyai 4

     batil isap, di bagian apex agak tertekan, tidak punya rostelum dan tidak berkait. Strobila

    mengandung 1000-2000 proglotid.

    Proglotid imatur : alat kelamin belum jelas

    Proglotid matur  – Testis terdiri dari 300-400 folikel tersebar di dorsal, vas eferens-----vas

    deferens ----- rongga kelamin (atr.gen) ----- lubang kelamin (genital pore) yang letaknya selang-

     

    171

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    7/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    7

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    seling pada sisi kanan atau kiri strobila. Ovarium 2 lobus berbentuk kipas, kel.vitelin berbentuk

    lobus dan terletak di belakang ovarium.

    Proglotid Gravid: bercabang 15-30 pada satu sisi, ukuran panjang lebih dari lebar, tiap proglotid

    gravid mengandung 80.000-100.000 telur,dapat bergerak aktif keluar anus, kadang-kadang

     proglotid pecah dan mengeluarkan telur infektif dan cairan putih.

    Telur :

    - berukuran 30-40 x 20-30 l

    - bentuk bulat lonjong, warna kuning coklat

    - kulit telur bergaris-garis radial (embriofor)

    - mengandung onkosfer (embrio hexacanth)

    - sukar dibedakan dengan telur dari T.solium.

    Telur yang keluar bersama tinja mencemari rumput dan termakan sapi, sistiserkus bovis dalam

    tubuh sapi (60-70 hari).

    172

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    8/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    8

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    Patologi dan klinik : 

    Biasanya gejala ringan berupa nyeri epigastrium/perut, mual, muntah, mencret dsb, gejala yang

    lebih berat bila proglotid nyasar masuk ke apendiks atau obstruksi usus oleh strobila cacing dan

    menyebabkan ileus. 

    Diagnosis  :  Ditemukannya proglotid yang aktif bergerak keluar dari anus, atau dengan

    terdapatnya telur dalam tinja/usap anal.

    Pengobatan :

    - niklosamid (yomesan) : 2 g dosis tunggal

    - diclorofen : 6 g dosis tunggal

    - mepakrin : 1 g perut kosong, 2-3 jam kmd diberi pencaha

    - kuinakrin Hcl (atabrin)

    - prazikuantel : 10 mg/kg BB dosis tunggal diberi dlm perut kosong dan 2 jam minum obat

    diberi pencahar

    - mebendazol

    Epidemiologi : 

    Penyakit ini sering ditemukan di negara yang penduduknya banyak konsumsi daging

    sapi/kerbau.

    Cara penduduk memasak dan makan daging.

    Pencegahan dapat dilakukan dengan mengobati penderita secara masal, vaksinasi ternak,

    mendinginkan daging sp -10oC, iradiasi, memasak daging sampai matang dsb.

    TAENIA SOLIUM

    Penyakit : Taeniasis solium; infeksi caci babi.

    Habitat : Bagian atas jejunum

    Daur hidup : Lihat gambar

    Morfologi : 

    Panjang cacing dewasa 3-5 m, mengandung. 800-1000 proglotid. Skoleks bentuk globular,

    11mm, mempunyai 4 batil isap dengan rostelum yang mengandung 2 baris kait-kait (25-30

     buah). 

    Proglotid matur: Ukuran lebar dan panjang hampir sama. Gambaran alat kelamin hampir sama

    dengan T.saginata, kecuali jumlah folikel testis lebih sedikit, yaitu 150-200 buah. Ovarium

     bentuk kipas, 3 lobus (2 lobus besar,1 lobus kecil).

    173

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    9/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    9

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    Proglotid gravid: Ukuran panjang lebih dari lebar, uterus bercabang 7-12 pasang, mengandung.

    30.000-50.000 telur dan dilepaskan berkelompok 5-6 buah. Lubang kelamin letaknya bergantian

     pd sisi kanan/kiri secara tidak beraturan.

    Bila telur infektif dimakan babi, onkosfer keluar menembus dinding usus, ikut peredaran

    drh/limfe ke otot---- sistiserkus selulosa. Cacing gelembung ini biasanya berukuran 0,6-1,8 cm

    dan sering ditemukan pada otot lidah, punggung, dan pundak babi.

    Patologi dan klinik : 

    Biasanya ringan berupa gejala saluran pencernaan yaitu sakit perut, diare dsb.

    Darah tepi dapat menunjukkan eosinofili/ lekositosis

    Diagnosis : Ditegakkan dengan menemukan telur/proglotid dalam tinja.

    Pengobatan : Sama seperti T. saginata.

     Niklosamid dan paromomycin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan lisis proglotid dan

    melepaskan telur dalam jumlah banyak di usus dan menyebabkan sistiserkosis ekstra intestinal.

    174

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    10/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    10

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    Epidemiologi : 

    Penyakit ini terdapat di Indonesia, terutama pd daerah yang banyak kosumsi daging babi,

    misalnya di Bali, Tapanuli Utara, Irian Jaya dsb.

    Pencegahan melalui pendidikan kesehatan, cara pelihara ternak yang baik, kandang yang bersih,

    makanan ternak tidak tercemar tinja manusia. Masak daging sampai matang, hal yang lain sama

    seperti pada T. saginata. 

    SISTISERKOSIS

    Penyakit yang disebabkan oleh terdapatnya stadium larva Taenia solium  di dalam tubuh

    manusia.

    Daur hidup : Manusia mendapat infeksi karena menelan telur T.solium atau karena regurgitasi

    Proglotid gravid ke lambung waktu mual/muntah (retro infeksi).

    Patologi dan klinik : 

    Gejala klinik tergantung lokalisasi larva. Bila terkena S.S.P., gejala berkisar dari ringan sampai

    serangan epileptiform tipe Jackson atau grandmal. Gejala dapat juga disebabkan oleh tekanan

    intrakranial yang meninggi atau meningoensefalitis, hidrosefalus dsb. Tempayak dapat pula

    menghinggapi jaringan subkutis, mata, otot, otot jantung, hati, paru, dan rongga perut .

    Diagnosis : 

    Biopsi benjolan di kulit/otot.

    Secara radiologis dengan x-foto otak, C.T.Scan.

    Tes serologis :- Komplemen fiksasi tes dengan cairan serebrospinal lebih spesifik daripada

    dengan serum.

    - I.E.P. (Imunoelektrophoresis)

    - D.D.T. (Double diffusion test).

    Pengobatan : Untuk sistiserkosis digunakan obat :

    - prazikuantel 50mg/kg/hr dibagi 3 dosis (15 hari)

    - albendazol 15mg/kg/hr dibagi 2-3 dosis (8-28 hr)

    - atau pembedahan.

    Epidemiologi :Penyakit ini ada di Indonesia.

    Pencegahan dengan menghindari pemakaian tinja sebagai pupuk, pemeliharaan ternak yang

     baik, pendidikan kesehatan dsb.

    175

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    11/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    11

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    ECHINOCOCCUS GRANULOSUS 

    Penyakit : Echinococcosis; echinococciasis ; hydatidosis; penyakit hidatid; penyakit hidatid

    unilokuler.

    T.R.D. : Anjing dan kanivora lain.

    T.R.P. : Biri-biri; ternak dan herbivora lain; manusia.

    Daur hidup : Lihat gambar.

    Morfologi : 

    Cestoda terkecil dengan ukuran 3-6 mm, terdiri dari 3-4 proglotid, hidup di usus halus anjing.

    Skoleks bulat dengan 4 batil isap, rostelum dengan 2 baris kait (30-36 buah).

    Proglotid matur (lihat gambar).

    Proglotid gravid letak di terminal mengandung uterus yang berkelok dan penuh dengan telur.

    Telur yang keluar bersama tinja anjing/kanivora bila tertelan oleh T.R.P. akan menetas di

    duodenum, menembus dinding usus --- saluran darah/limfe --- alat-alat dalam tubuh, terutama

    hati, paru, otak, ginjal, limpa, otot, tulang dll. dan terbentuk kista hidatid. Perkembangan kista

    lambat dapat sampai sebesar kelapa dalam 10-20 tahun.

    Bentuk unilokuler oleh E.granulosus.

    Bentuk multilokuler /alveoler oleh E. multilokularis.

    Patologi dan klinik : 

    Gejala tergantung lokalisasi dan desakan kista hidatid. Bila kista pecah sehingga cairan kista

    masuk peredaran darah, dapat menimbulkan syok anafilaktik yang mungkin menyebabkan

    kematian.

    Diagnosis : 

    Ditegakkan dengan.menemukan skoleks yang dikeluarkan dari cairan kista.

    Tes intradermal (tes Casoni) hanya positif pada 65% kasus.

    Tes imunologi : - komplemen fiksasi tes

    - indirek haemaglutinasi tes

    - Elisa (enzym link immuno sorbent assay)

    - tes spesifik antigen-antibodi (90-95%)

    - tes imunoblot (100%)

    Dibantu dengan pemeriksaan X foto, C.T. Scan, MRI, USG, gejala klinik dsb.

    176

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    12/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    12

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    177

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    13/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    13

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    Pengobatan : 

    Pembedahan hanya berhasil dengan kista unilokuler di tempat yang dapat dioperasi.

    Obat-obatan :

    - mebendazol : 40mg/kg/hari selama 1-6 bulan.

    - albendazol : 400mg BID (28 hari), ulangi bila perlu.

    Epidemiologi : 

    Hidatidosis penting di daerah dengan ternak domba dan berhubungan erat dengan anjing

    misalnya di Australia dan Selandia Baru.

    Pencegahan :

    - mencegah anjing makan sisa alat dalam yang mengandung kista.

    - pengobatan massal pada anjing

    - hindari hubungan erat dengan anjing/kanivora

    - hindari makan sayur mentah yang tercemar tinja anjing

    - orang yang tinggal di daerah endemis dan berhubungan erat dengan anjing harus diperiksa

    secara periodik zat anti dengan tes serologis.

    178

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    14/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    14

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    ECHINOCOCCUS MULTILOKULARIS

    Cacing ini mempunyai bentuk sama dengan E.granulosus, ttp, ukurannya lb kecil 1,2-3,7mm.

    Hal-hal yang lain sama dengan E. granulosus. Kista hidatid ini berbeda karena tumbuhnya

    seperti tumor ganas, sehingga gejalanya lebih berat dari pada E. granulosus.

    HYMENOLEPIS nana (dwarf tapeworm; cacing pita kerdil) 

    Penyakit : himenolepiasis nana

    T.R.D. : manusia dan tikus

    T.R.P. : tidak ada

    Habitat : usus halus

    Morfologi dan daur hidup : Cestoda terkecil pada manusia, cacing dewasa 25-40x1mm, terdiri

    dari 200 seg.

    Skoleks bulat kecil, mempunyai 4 batil isap dan rostelum yang pendek dengan 1 baris kaitan

    (20-30 buah).

    Bagian leher panjang dan halus.

    Proglotid imatur : pendek dan sempit, lebih ke distal menjadi lebih lebar dan luas.

    Proglotid matur : lebar lebih dari panjang, mempunyai3 testis bulat yang letaknya berdekatan.

    Ovarium 2 lobus letak di sebelah kiri kanan kel vitelin.

    Telur : bentuk lonjong, berukuran 30-47mikron, terdiri dari 2 lapis kulit, lapisan luar jernih dan

    lapisan dalam mempunyai 2 kutub, dari tiap kutub keluar 4-8 filamen, di dalam telur ada

    embrio hexakan dengan 6 kait (onkosfer).

    Infeksi terjadi bila telur infektif tertelan melalui makanan/minuman yang tercemar, menetas di

    usus halus, onkosfer menembus mukosa usus, tumbuh jadi larva sistiserkoid, lalu keluar ke

    rongga usus dan dewasa dalam 2 minggu atau lebih. Proglotid gravid pecah di usus dan telur

    keluar bersama tinja. Kadang kala telur dapat menetas di rongga usus sebelum dilepaskan

     bersama tinja. Keadaan ini yang disebut autoinfeksi interna. Hal ini mungkin terjadi infeksi

     berat sekali yang disebut hiperinfeksi. 

    Patologi dan klinik : 

    Biasanya tidak menimbulkan gejala. Pada infeksi berat mungkin timbul toksemia umum karena

     penyerapan sisa metabolit parasit, timbul gejala GIT seperti sakit perut, muntah, diare, anoreksi,

    kadang-kadang menyebabkan keluhan neurologis seperti kejang-kejang, insomnia, gelisah, dan

     pusing.

    179

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    15/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    15

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    Dianosis : Menemukan telur di dalam tinja.

    Pengobatan : 

    - niklosamid : 80mg/kg/h selama 5-7 h

    - prazikuantel : 25mg/kg/h dosis tunggal.

    Epidemiologi : 

    Penyakit ini terdapat di Indonesia.

    Kebersihan perorangan dan keluarga besar panti asuhan harus diperhatikan.

    Makanan/minuman harus dihindari dari konta-minasi tinja tikus.

    HYMENOLEPIS diminuta

    Penyakit : himenolepiasis diminuta

    T.R.D. : tikus; mencit dan kd2 manusia

    T.R.P. : pinjal dan kumbang tepung

    Habitat : usus halus

    Morfologi dan daur hidup : 

    Cacing dew beruku. 20-60cm dengan 800-1000 proglotidlotidSkoleks bulat kecil dengan 4 batil

    isap dan

    rostelum tanpa kait.

    Proglotidlotidmatur dengan 3 lobus testis yang ltknya berjauhan dan terdapat 2 lobus ovarium.

    Proglotidlotid gravid lepas dari strobila dan menjadi hancur,telur keluar bersama tinja.

    Telur : - bentuk agak bulat,berukuran 72-86 , memp. 2 lapis kulit, lap.luar jernih dan lap.dlm

    dengan penebalan pd kedua kutub tanpa filament,di dalam telur terdapat onkosfer dengan 6

    kaitan.

    Bila serangga (TRP) dengan sistiserkoid tertelan TRD, maka larva tumbuh menjadi cacing

    dewasa di rongga usus halus.

    Patologi dan klinik : Sering tidak menimbulkan gejala, kadang-kadang menimbulkan gejala

    GIT.

    Diagnosis : Menemukan telur dalam tinja

    Pengobatan : sama seperti Hymenolepis nana

    Epidemiologi : Penyakit ini kosmopolitan, juga ditemukan di Indonesia.

    180

  • 8/16/2019 10. PARASITOLOGI CESTODA

    16/16

    [Type text] [Type text] [Type text]

    16

    KAPITA SELEKTA

    BLOK

    9-10 SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGICESTODA 

    Perbedaan H.nana dan H. diminuta

    H. nana H. diminuta

    TRP tidak ada pinjal, kumbang tepung

    Morfologi ukuran 2-4cm 20-60cm

    skoleks berkait tidak berkait

    Telur ukuran 30-47 µ, lonjong 72-86 µ, bentuk agak bulat

    kedua kutub : 4-8 filamen tidak ada filamen

    DIPYLIDIUM caninum

    Tiap proglotid matur mempunyai 2 perangkat genital dan 2 lubang genital di pinggir lateral.

    Proglotid gravid mengandung telur dalam satu paket/kapsul yang.berisi 15-25 butir telur.

    Bila telur tertelan pinjal anjing, maka terbentuk larva sistiserkoid yang tumbuh dalam rongga

    tubuh serangga, bila serangga tertelan TRD, skoleks akan keluar dan dewasa di usus halus.

    Patologi dan klinik : Biasanya tidak menimbulkan gejala. Pada anak-anak mungkin timbul

    ganguan GIT atau urtikaria dan demam

    Diagnosis : Menemukan proglotid gravid atau paket telur dalam tinja.

    Pengobatan : Sama seperti yang lain.

    Larva cestoda

    - kista hidatid : E. granulosus

    - sistiserkus selulosa : T. solium

    - sistiserkus bovis : T. saginata

    - sparganum/pleroserkoid : D. latum

    - sistiserkoid : H.nana; H.diminuta; D. caninum

    - senurus : Multicep spp.

    181